BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Kompas Gramedia dirintis pertama kali oleh alm. Bapak PK. Ojong ( ) dan Bapak Jacob Oetama untuk menembus situasi keterbatasan informasi pada saat itu (sekitar tahun 1960-an) dan untuk memberikan informasi berkualitas dan efektif dengan tetap memperhatikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Diawali dengan menerbitkan Majalah Intisari, Kompas Gramedia Group juga mengembangkan usaha di luar bidang informasi dan media komunikasi (diversifikasi usaha) guna mendukung usaha inti dan memperluas lapangan kerja. Kompas Gramedia memiliki visi dan misi yaitu menjadi perusahaan yang terbesar, tersebar, terpadu dan terbaik di Asia Tenggara melalui usaha berbasis pengetahuan yang menciptakan masyarakat terdidik, tercerahkan, menghargai kebhinekaan, dan adil sejahtera. Kompas Gramedia terbagi menjadi beberapa kelompok usaha yaitu: Group of Magazine, Group of Publishings, Group of Regional Newspaper, Group of Printing, Group of Retail Bussiness, Group of Hotel & Resort, Kompas, Kontan, Warta Kota, Surya, Sport & Health Media, Kompas.com, Sonora, Graha Kerindo Utama. 58

2 Sejarah Koran Kompas Harian Kompas datang dari keinginan Jendral Ahmad Yani untuk menerbitkan surat kabar yang berimbang, kredibel dan independen. Keinginan tersebut kemudian diutarakan kepada Frans Seda yang kemudian disampaikan kepada P.K. Ojong ( ) dan Jacob Oetama dimana pada waktu itu keduanya sudah mengelola majalah Intisari yang terbit tahun Pada 28 Juni 1965 lahirlah surat harian Kompas, yang berawal dari ide menerbitkan surat kabar untuk melawan pers komunis. Awalnya harian ini diterbitkan dengan nama Bentara rakyat, kemudian atas usul Presiden Soekarno, nama harian Bentara Rakyat dirubah menjadi Kompas. Penggantian nama menjadi Kompas ini ditujukan agar harian Kompas dapat media pencari fakta dari segala penjuru. Surat kabar Kompas awalnya terbit sebagai surat kabar mingguan dengan 8 halaman, kemudian menjadi 4 kali seminggu, dan kini Kompas terbit setiap hari. Pada awalnya Kompas berkantor di Jakarta Pusat dengan tiras eksemplar, namun sejak tahun 1969, Kompas merajai penjualan surat kabar secara nasional. Pada tahun 2004, tiras Kompas mencapai eksemplar, dimana khusus untuk edisi Minggunya mencapai eksemplar dan pembaca koran Kompas saat ini mencapai 2,25 juta ornag yang tersebar di seluruh Indonesia. Kompas pertama kali di percetakan PT. Kenng Po, namun seiring dengan perkembangan oplah yang semakin meningkat, dan agar menjamin Kompas dapat terbit pagi hari, maka perusahaan perlu memiliki percetakan sendiri. Pada tahun 1971 perusahaan mendirikan percetakan gramedia dijalan Palmerah Selatan, yang mulai beroperasi pada bulan Agustus 1972 dan diresmikan pada tanggal 25 November 1972

3 60 ole Ali Sadikin yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju dan kebutuhkan informassi yang semakin meningkat, pada tahun 1997 dibangunlah sistem cetak jarak jauh (remote printing) sebagai terobosan baru teknologi percetakan untuk mempercepat distribusi korang harian Kompas di daerah-daerah. Awalnya sistem cetak jarak jauh dijalankan di Bawen, dan dilanjutkan di kota-kota lainnya seperti Makasar (Oktober 1998), Surabaya (November 1999), Palembang (Juni 2001), Medan (Juni 2003), Banjarmasin (Agustus 2002), Bandung I (Februari 2006), dan Bali (Maret 2009) 1. Wikipidia Indonesia 2 mencatat bahwa Kompas pernah mengalami penghentian terbit dan beberapa gugatan hukum, sebagai berikut: a. Tahun 1965 Larangan terbit pertama, terkait dengan peristiwa G30S/PKI. Pada tanggal 1 Oktober 1965 malam, pemerintah melarang sejumlah koran yang terbit di Jakarta untuk terbit. Larangan tersebut hanya diberlakukan empat hari. Pada tanggal 6 Oktober 1965 larangan tersebut dicabut, Kompas dan sejumlah koran lainnya kembali terbit. b. Tahun diunduh oleh Ruth Natalia 6 Desember 2014 pukul WIB 2 diunduh oleh Ruth Natalia 6 Desember 2014 pukul WIB

4 61 Larangan terbit kedua, menyusul pemberitaan pencalonan Soeharto sebagai presiden untuk ketiga kalinya. Pada 21 Januari 1978, menyusul pemberitaan pencalonan Soeharto sebagai presiden untuk ketiga kalinya dan demo menentang korupsi yang marak. Tujuh harian (Kompas, Sinar Harapan, Merdeka, Pelita, The Indonesian Times, Sinar Pagi dan Pos Sore) dilarang terbit atas perintah Sudomo. c. Tahun 2006 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Bambang Wisudo dan pembatalannya (2008). Dimana pada tanggal 8 Desember 2006, Bambang Wisudo sebagai wartawan Kompas menerima surat pemecatan. Pada tanggal 12 Desember 2008, sekitar 2 tahun sesudahnya diterbitkan surat pencabutan keputusan PHK Kompas terhadap Bambang Wisudo. d. Tahun 2009 Gugatan perdata Raymond Teddy dimana Raymon melakukan gugatan perdata terhadap sejumlah media (Kompas, RCTI, Republika, Detik.com, Seputar Indonesia, Warta Kota dan Suara Pembaharuan) atas penyebutan dirinya sebagai bandar judi. e. Tahun 2010 Pada tahun 2010 Aburizal Bakrie melaporkan sejumlah media ke polisi dan dewan pers terkait pertemuan Aburizal Bakrie dengan terdakwa mafia pajak Gayus Tambunan di Bali.

5 Visi Kompas Visi koran Kompas menurut Santoso 3 adalah Berpartisipasi dalam membangun masyarakat Indonesia baru. Yaitu masyarakat dengan kemanusiaan yang transcendental, persatuan dalam perbedaan, menghormati individu, dan masyarakat yang adil dan makmur Misi Kompas Misi koran kompas menurut Santoso 4 adalah Menjadi nomor satu dalam semua aspek usaha, diantara usaha-usaha yang sejenis dan dalam kelas yang sama. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan etika usaha yang bersih dan melaksanakan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lain Logo Kompas 3 Santoso, F.A. Sejarah, Organisasi dan Visi-Misi Kompas, Arsip. Kompas Gramedia. Jakarta hal 4 4 Santoso, F.A. Cultip hal 4

6 Desain, Tata Letak dan Ukuran Kompas Wikipedia Indonesia 5 menyatakan bahwa Saat pertama kali terbit sampai 27 Juni 2005, Kompas menggunakan ukuran broadsheet 9 kolom dan tampil dengan warna hitan putih. Pada tanggal 28 Juni 2005 Kompas melakukan perubahan terhadap ukuran kertas yang digunakan, menjadi lebih kecil atau sering juga disebut young broadsheet 7 kolom. Perubahan ukuran kertas dan jumlah kolom yang lebih sedikti berdampak juga pada tata letak tulisan redaksi dan iklan. Perubahan yang paling mencolok adalah pergantian warna pada masthead yang semula berwarna hitam menjadi biru. Pada halaman depannya juga terdapat penggunaan navigasi yang membantu pembaca untuk menuju rubrik atau berita tertentu. Penggunaan warna selain hitam pada tulisan, judul maupun penamaan rubrik juga menjadi perubahan yang sangat terlihat dan terasa. Pada penulisan beritanya Kompas menggunakan byline yang merupakan nama atau kode dari wartawan yang menuliskan berita atau artikel tersebut dan juga firewall yang merupakan tembok pembatas yang menjadi pemisah antara Tulisan karya jurnalistik dengan iklan. Kompas juga menggunakan uppercheck yang merupakan tulisan berwarna merah diatas judul berita yang berfungsi sebagai kata kunci. 5 diunduh oleh Ruth Natalia 6 Desember 2014 pukul WIB

7 Data Perusahaan Kompas 1. Nama Perusahaan : PT. Kompas Gramedia 2. Alamat : Jl. Palmerah Selatan, No , Jakarta Barat Nomor Telepon : (021) Homepage : Susunan Organisasi Kompas Pemimpin Umum Wakil Pimpinan Umum Pemimpin / Penanggung Jawab Redaksi Wakil Pemimpin Redaksi : Jakob Oetama : Lilik Oetama, Rikard Bagun : Budiman Tanuredjo : Tria Kuncahyono, Ninuk Mardianan, James Luhulima Redaktur Senior Redaktur Pelaksana Wakil Redaktur Pelaksana : St. Sularto : Mohammad Bakir : Bambang Sigap Sumantri, Try Harijono, Subur Tjahjono, Sutta Dharmasaputra Sekretaris Redaksi Staff Redaksi : Rusdi Amral, Mohammad Nasir : Jajaran wartawan dan Editor

8 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam periode penelitian Juli 2014 sampai Januari Dimulai dari mengamati objek penelitian sampai pada mendeskripsikan hasil penelitian Hasil Uji Reliabilitas Dalam penelitian ini uji reliabilitas yang dilakukan peneliti terhadap setiap kategori adalah sebagai berikut: 1. Uji reliabilitas terhadap kategori 1 : CR = 2M x 100% = 2 (0) x 100% = 0% n1 + n Dari hasil perhitungan diatas maka kategori pertama tidak reliable sehingga harus dihilangkan dari tabel operasionalisasi kategori 2. Uji reliabilitas terhadap kategori 2 : CR = 2M x 100% = 2 (0) x 100% = 0% n1 + n2 1+1 Dari hasil perhitungan diatas maka kategori kedua tidak reliable sehingga harus dihilangkan dari tabel operasionalisasi kategori 3. Uji reliabilitas terhadap kategori 3 : CR = 2M x 100% = 2 (12) x100% = 77% n1 + n Dari hasil perhitungan diatas maka kategori ketiga reliable.

9 66 4. Uji reliabilitas terhadap kategori 4 CR = 2M x 100% = 2(0) x 100% = 0% n1 + n2 0+0 Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 4 tidak reliable sehingga harus dihilangkan dari tabel operasionalisasi kategori 5. Uji reliabilitas terhadap kategori 5 CR = 2M x 100% = 2(0) x 100% = 0% n1 + n2 5+0 Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 5 tidak reliable sehingga harus dihilangkan dari tabel operasionalisasi kategori 6. Uji reliabilitas terhadap kategori 6 CR = 2M x 100% = 2(0) x 100% = 0% n1 + n2 1+4 Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 6 tidak reliable sehingga harus dihilangkan dari tabel operasionalisasi kategori 7. Uji reliabilitas terhadap kategori 7 CR = 2M x 100% = 2(18) x 100% = 87% n1 + n Dari hasil perhitungan diatas maka kategori ketiga reliable. 8. Uji reliabilitas terhadap kategori 8 CR = 2M x 100% = 2(21) x 100% = 100% n1 + n

10 67 Dari hasil perhitungan diatas maka kategori ketiga reliable. 9. Uji reliabilitas terhadap kategori 9 CR = 2M x 100% = 2(18) x 100% = 94% n1 + n Dari hasil perhitungan diatas maka kategori ketiga reliable. 10. Uji relibilitas terhadap kategori 10 CR = 2M x 100% = 2(13) x 100% = 76% n1 + n Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 10 reliable. 11. Uji reliabilitas terhadap kategori 11 CR = 2M x 100% = 2(10) x 100% = 100% n1 + n Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 11 reliable. 12. Uji reliabilitas terhadap kategori 12 CR = 2M x 100% = 2(11) x 100% 95% n1 + n Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 12 reliable. 13. Uji reliabilitas terhadap kategori 13 CR = 2M x 100% = 2(9) x 100% = 75% n1 + n Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 13 reliable.

11 Uji reliabilitas terhadap kategori 14 CR = 2M x 100% = 2(13) x 100% = 83% n1 + n Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 14 reliable. 15. Uji reliabilitas terhadap kategori 15 CR = 2M x 100% = 2(10) x 100% = 95% n1 + n Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 15 reliable. 16. Uji reliabilitas terhadap kategori 16 CR = 2M x 100% = 2(10) x 100% = 71% n1 + n Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 16 reliable. 17. Uji reliabilitas terhadap kategori 17 CR : 2M x 100% : 2(0) x 100% : 0% n1 + n2 0+0 Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 17 tidak reliable sehingga harus dihilangkan dari tabel operasionalisasi kategori. 18. Uji reliabilitas terhadap kategori 18 CR : 2M x 100% : 2(0) x 100% : 0% n1 + n2 1+0 Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 18 tidak reliable sehingga harus dihilangkan dari tabel operasionalisasi kategori.

12 Uji reliabilitas terhadap kategori 19 CR = 2M x 100% = 2(0) x 100% = 0% n1 + n2 1+1 Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 19 tidak reliable sehingga harus dihilangkan dari tabel operasionalisasi kategori. 20. Uji reliabilitas terhadap kategori 20 CR = 2M x 100% = 2(7) x 100% = 70% n1 + n Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 20 reliable. 21. Uji reliabilitas terhadap kategori 21 CR = 2M x 100% = 2(9) x 100% = 85% n1 + n Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 21 reliable. 22. Uji reliabilitas terhadap kategori 22 CR = 2M x 100% = 2(0) x 100% = 0% n1 + n2 1+0 Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 22 tidak reliable sehingga harus dihilangkan dari tabel operasionalisasi kategori 23. Uji reliabilitas terhadap kategori 23 CR = 2M x 100% = 2(9) x 100% = 85% n1 + n Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 23 reliable.

13 Uji reliabilitas terhadap kategori 24 CR = 2M x 100% = 2(9) x 100% = 75% n1 + n Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 24 reliable. 25. uji reliabilitas terhadap kategori 25 CR = 2M x 100% = 2(10) x 100% : 83% n1 + n Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 25 reliable. 26. Uji reliabilitas terhadap kategori 26 CR = 2M x 100% = 2(10) x 100% = 74% n1 + n Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 26 reliable. 27. Uji reliabilitas terhadap kategori 27 CR = 2M x 100% = 2(3) x 100% = 100% n1 + n2 3+3 Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 26 reliable. 28. Uji reliabilitas terhadap kategori 28 CR = 2M x 100% = 2(2) x 100% = 100% n1 + n2 2+2 Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 28 reliable.

14 Uji reliabilitas terhadap kategori 29 CR = 2M x 100% = 2(2) x 100% = 100% n1 + n2 2+2 Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 29 reliable 30. Uji reliabilitas terhadap kategori 30 CR = 2M x 100% = 2(1) x 100% = 100% n1 + n2 1+1 Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 28 reliable. Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan peneliti dengan menggunakan 2 (dua) koder terdapat 30 kategori yang ditetapkan oleh peneliti, namun 9 kategori dinyatakan tidak reliable karena dari hasil penghitungan dengan menggunakan rumus Hostly kategori tersebut kurang dari 70%, sehingga harus dihilangkan dari tabel operasionalisasi kategori. Sedangkan 21 kategori lainya memiliki persentase lebih dari 70% dan dianggap reliabel untuk penelitian. Kategori yang reliabel tersebutlah yang peneliti gunakan untuk penelitian ini. Kategori yang dinyatakan reliable dan layak untuk diteliti adalah sebagai berikut : Tabel 4.1. Tabel Operasionalisasi Kategori Penelitian VARIABEL DIMENSI INDIKATOR Headline Judul Layout Judul berita mengandung unsur Politik Ukuran font yang digunakan pada

15 72 headline lebih besar dari ukuan font yang di gunakan pada isi berita Warna yang digunakan pada headline lebih tebal daripada isi berita Posisi headline diletakan di tempat yang strategis Penekanan kata atau kalimat dengan menggunakan tanda baca, underline, cetak Lay Out tebal, cetak miring Tulisan dipertegas oleh foto atau gambar yang berkaitan dengan isi berita. Ketokohan Headline menampilkan tokoh-tokoh yang Headline terkenal pada Pemilu Presiden 2014 Terdapat unsur kebaruan pada headline Jarak antara berita dengan pembaca berdekatan Isi Headline Kalimat menggunakan text yang dapat mempengaruhi emosi pembaca Berita mengandung konflik atau pertentangan

16 73 Headline mengandung berita negatif Kecenderungan isi berita tentang pemilu presiden Headline mengandung berita positif tentang pemilu presiden Kategori Berita Straight News : berita menyajikan isi utama atau isi pokok Headline Asas Pemilihan Umum Presiden Berdasarkan Undangundang No 40 tahun 2008 Kategori Berita Langsung Umum Bebas Indepth News : berita diolah secara mendalam dengan cara mengembangkann atau melengkapi berita sebelumnya dan dikemas secara menarik Headline mengangkat berita tentang asas pemilu yang dilakukan secara langsung. Pemilih tidak diwakilkan oleh orang lain Headline mengangkat berita tentang asas pemilu yang dilakukan secara umum atau kegiatan yang secara umum dilakukan pada saat pemilu Headline mengangkat berita tentang asas pemilihan umum dilakukan secara bebas oleh seluruh warga negara Indonesia.

17 74 Headline mengangkat berita tentang asas Rahasia pemilu yang rahasia. Pemilih berhak untuk tidak memberitahukan pilihannya kepada orang lain Headline mengangkat berita tentang asas Jujur Jujur. Pelaksanaan, penghitungan suara dan pengumuman presiden dilakukan secara jujur dan terbuka Headline mengangkat berita tentang asas Adil pemilu dilakukan secara adil untuk seluruh calon presiden dan wakil presiden serta seluruh rakyat Indonesia Tabel Kategorisasi Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian dari data yang diperoleh dengan cara mendeskripsikan data mengenai isi pesan pada Headline Kompas pada pemilu presiden 2014 (periode 1-31 Juli 2014).

18 75 Tabel 4.2 Tema Judul Headline Kompas Periode 1 31 Juli 2014 Tema Judul Sequence Σ % Tema Politik 15 71% Tema diluar Unsur Politik 6 29% Jumlah % Gambar Diagram 4.1 Berdasarkan tabel 4.1, menunjukan headline Kompas selama pemilu presiden periode 1 31 Juli 2014 menggunakan tema politik sebanyak 71%, dan tema lainya diluar tema politik sebanyak 29%.

19 76 Tabel 4.3 Ukuran Font Pada Headline Kompas Periode 1 31 Juli 2014 Ukuran Font Sequence % Lebih Besar dari isi berita % Lebih kecil dari isi berita 0 0% Jumlah % Gambar 4.2 Berdasarkan Tabel diatas, menunjukan bahwa semua judul yang digunakan bahwa seluruh ukuran font yang digunakan pada headline Kompas selama masa pemilu presiden periode 1-31 Juli 2014 lebih besar dari isi berita yaitu 100%.

20 77 Tabel 4.4 Pewarnaan Headline Kompas Periode 1 31 Juli 2014 Pewarnaan Headline Sequence % Warna yang digunakan lebih tebal dari isi berita % Warna yang digunakan tidak lebih tebal dari isi berita 0 0% Jumlah % Gambar 4.5 Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa seluruh headline Kompas pada pemilu presiden 2014 peride 1 31 Juli 2014 menggunkan warna yang lebih tebal dari isi berita.

21 78 Tabel 4.5 Posisi Headline Kompas Periode 1 31 Juli 2014 Posisi Headline Sequence % Ditempatkan ditempat yang strategis % Tidak ditempatkan ditempat yang strategis 0 0% Jumlah % Gambar 4.4 Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa semua headline Kompas pada pemilu presiden 2014 periode 1 31 Juli 2014 ditempatkan di posisi yang strategis

22 79 Tabel 4.6 Penekanan Pada Headline Kompas Periode 1-31 Juli 2014 Penekanan kalimat pada headline Sequence % Terdapat penekanan pada headline Kompas 0 0% Tidak terdapat penekanan pada headline Kompas % Jumlas % Gambar 4.5 Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa 100% headline Kompas pada masa pemilu presiden periode 1 31 Juli 2014 tidak menggunakan penekanan kalimat melalui cetak tebal, garis bawah atau cetak miring.

23 80 Tabel 4.7 Foto Pada Headline Kompas Periode 1 31 Juli 2014 Foto Sequence % Foto berkaitan dengan headline 10 48% Foto tidak berkaitan dengan headline 11 52% Jumlah % Gambar 4.6 Berdasarkan tabel diatas, menyatakan bahwa sebanyak 52% headline Kompas pada pemilu presiden periode 1 31 Juli 2014 tidak menggunakan foto yang ada kaitannya dengan headline, sedangkan sebanyak 48% menggunakan foto yang ada kaitannya dengan headline.

24 81 Tabel 4.8 Ketokohan pada Headline Kompas Periode 1 31 Juli 2014 Ketokohan Sequence % Mengandung tokoh yang terkenal pada Pemilu 7 33% Tidak mengandung tokoh yang terkenal pada Pemilu 14 67% Jumlah % Gambar Grafik 4.2 Berdasarkan tabel diatas, menunjukan pada 67% headline Kompas pada pemilu presiden 2014 periode 1-31 Juli 2014 tidak menggunakan tokoh yang terkenl dan berkaitan dengan pemilu presiden Sedangkan 33% headline Kompas menggunakan tokoh terkenal dan berkaitan dengan pemilu presiden 2014.

25 82 Tabel 4.9 Unsur Kebaruan Pada Headline Kompas Periode 1 31 Juli 2014 Kebaruan Sequence % Terdapat unsur kebaruan pada headline 4 19% Tidak terdapat unsur kebaruan pada headline 17 81% Jumlah % Gambar 4.8 Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa 81% headline Kompas pada pemilu presiden periode 1 31 Juli 2014 tidak mengandung unsur kebaruan, sedangkan 19% headline menggunakan unsur kebaruan.

26 83 Tabel 4.10 Kedekatan dengan pembaca Pada Headline Kompas Periode 1 31 Juli 2014 Ketokohan Sequence % Terdapat kedekatan dengan pembaca 20 95% Tidak terdapat kedekatan dengan pembaca 1 5% Jumlah % Gambar 4.9 Dari tabel diatas, menunjukan bahwa kedekatan dengan pembaca pada headline Kompas pada pemilu presiden periode 1 31 Juli 2014 sebanyak 95%, sedangkan 5% headline lainya tidak memiliki unsur kedekatan dengan pembaca.

27 84 Tabel 4.11 Isi Headline Kompas Periode 1 31 Juli 2014 Isi Headline Sequence % Menciptakan emosi 13 62% Mengandung Konflik 8 38% Jumlah % Gambar 4.10 Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa 62% headline Kompas pada pemilu presiden periode 1 31 Juli 2014 mengandung unsur-unsur yang dapat menciptakan emosi pembaca dan 38% mengandung unsur konflik.

28 85 Tabel 4.12 Kecenderungan Isi Headline Kompas Periode 1 31 Juli 2014 Kecenderungan isi berita Sequence % Positif 12 57% Negatif 9 43% Jumlah % Gambar 4.11 Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa 57% headline kompas pada masa pemilu presiden periode 1 31 Juli 2014 memberitakan berita positif tentang pemilu presiden 2014, sedangkan 43% lainnya memberitakan berita negatif tentang pemilu presiden 2014.

29 86 Tabel 4.13 Kategori Berita Headline Kompas Periode 1 31 Juli 2014 Kategori Berita pada Headline Kompas Sequence % Stright News 1 5% Indepth News 20 95% Jumlah % Gambar 4.12 Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa 95% kategori berita pada headline Kompas pada pemilu presiden 2014 periode 1 31 Juli 2014 merupakan Indepth News, sedangkan 5% lainya adalah Stright News dan 0% yang merupakan Linear News.

30 87 Tabel 4.14 Asas Pemilu 2014 Asas Pemilu 2014 Sequence % 1 5% Langsung 6 29% Umum 5 24% Bebas 1 5% Rahasia 2 10% Jujur 4 19% Adil Tidak memberitakan Asas 2 10% Pemilu % Jumlah Gambar 4.13 Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa 29% headline membahas tentang asas pemilu secara umum, 24% asas pemilu jujur, 19% asas pemilu adil, 10% asas jujur, 5% asas pemilu langsung dan rahasia dan 10% lainya tidak memberitakan tentang asas pemilu.

31 Pembahasan Kecenderungan Judul Headline Kompas Pada Pemilu Presiden 2014 Dari hasil penelitian yang telah didapatkan peneliti, menunjukan bahwa sebanyak 71% judul yang digunakan headline Kompas pada masa pemilu presiden 2014 menggunakan tema politik. Hal ini dirasakan wajar karena memang pada saat itu peristiwa politik terbesar di Indonesia sedang terjadi yaitu pemiliha presiden Indonesia. Tema yang digunakan pada judul headline memiliki kecenderungan netral karena walau terdapat judul yang menggunakan tema Politik yang lebih mengedepankan Jokowi pada saat mengumumkan hasil hitung cepat pemilu presiden 2014, namun hal itu hanya terjadi sekali dari jumlah sampel yang diteliti dan terjadi pada saat pemilu sudah berlangsung. Tabel Analisis Kecenderungan Judul Headline Kompas Pada Pemilu Presiden 2014 No Headline Hasil analisis 1 Jokowi-JK Unggul (4 lembaga survey unggulkan Prabowo-Hatta, 8 unggulkan Jokowi-JK, pengumuman KPU 22 Juli) Dari hasil penelitian terdapat 15 squence judul berita dengan tema politik. Tema politik yang diangkat Kompas sebagian besar membahas peristiwa pemilu dari mulai partisipan pemilu, proses jalanya pemilu, pelaksanaan pemilu, rekapitulasi suara, sampai pengumuman hasil pemilu.

32 89 Peneliti melihat ada satu berita yang dengan tema judul politik yang mengangkat unggulnya suara Jokowi dari survey perhitungan suara. Peneliti melihat hal ini memiliki kencenderungan kepada Jokowi Kecenderungan Layout Headline Kompas Pada Pemilu Presiden 2014 Tabel Analisis Kecenderungan lay out Headline Kompas Pada Pemilu Presiden 2014 No Headline Hasil analisis 1 Ukuran Font Semua ukuran font yang digunakan pada headline Kompas menggunakan font yang lebih besar dari ukuran yang digunakan pada isi berita namun terdapat satu headline Kompas yang menggunakan ukuran lebih besar lagi dari headline lainya yang terbit selama masa pemilu dan menekankan unggulnya Jokowi dari hasil hitungan cepat pemilu

33 90 presiden Warna yang digunakan Seluruh headline Kompas yang terbit selama masa pemilu presiden 2014 menggunakan warna hitam yang lebih tebal dari isi berita. Peneliti tidak melihat adanya kecenderungan pada salah satu calon presiden dalam kategori warna, untuk itu peneliti menyimpulkan bahwa kecenderungan warna yang digunakan pada headline Kompas selama masa pemilu presiden 2014 adalah netral. 3 Penempatan headline Penetapan posisi headline Kompas pada pemilu presiden semua penepatan headline ditempatkan secara strategis yaitu di atas tengah, atas kanan, kiri atas atau tengah. Peneliti tidak melihat adanya kecenderungan dalam peletakan posisi headline yang mendukung salah satu calon presiden, sehingga peneliti menyimpulkan kecenderungan penempatan headline Kompas pada

34 91 pemilu presiden 2014 adalah netral. 3 Penekanan kata Pada headline Kompas 2014 tidak terdapat cetak tebal dengan menggunakan garis bawah, cetak tebal atau cetak miring untuk menekankan salah satu calon presiden, untuk itu peneliti melihat kecenderungan penekanan kata dalam headline Kompas pada pemilu presiden 2014 adalah netral. 4 Foto atau Gambar Utama Terdapat 48% foto atau gambar utama yang digunakan pada headline kompas pada pemilu presiden 2014 yang mempunyai kaitan dengan pemilu. Sebanyak 5 kali foto Jokowi terpampang dalam foto utama, sedangkan Prabowo hanya 3 kali. Dari hasil tersebut kecenderungan foto utama dalam headline Kompas 2014 adalah Jokowi. Dari tabel uraian diatas penelti melihat terdapat 2 kecenderungan kepada salah satu calon presiden yaitu Jokowi, sedangkan netral sebanyak 2 kecenderungan dan

35 92 tidak ada kecenderungan terhadap prabowo. Dari analisis tersebut peneliti menganalisi bahwa berdasarkan lay out headline Kompas pada pemilu presiden 2014 kecenderungan headline Kompas adalah kepada Jokowi Kecenderungan Ketokohan Headline Kompas Pada Pemilu Presiden 2014 Berdasarkan hasil penelitian terdapat 33% headline yang menggunakan tokoh-tokoh terkenal pada masa pemilu presiden Terdapat hanya satu headline yang menyebutkan salah satu calon presiden pada judul headline-nya yaitu Jokowi. Pada headline surat kabar Kompas tertanggal 10 Juli, dimana penyebutan Jokowi pada headline berita ditanggal tersebut berjumlah 11 kali, sedangkan penyebutan Prabowo sebanyak 6 kali. Perbandingan penyebutan kedua tokoh tersebut menunjukan bahwa Jokowi lebih banyak disebutkan oleh Kompas dihari setelah berlangsungnya pemilu presiden Dari hasil penelitian ini peneliti melihat adanya kecenderungan ketokohan headline Kompas pada pemilu presiden 2014 kepada jokowi Kecenderungan Isi Berita Headline Kompas Pada Pemilu Presiden 2014 Dari hasil penelitian terhadap isi berita 19% berita yang mempunyai unsur kebaruan yang membahas tentang lonjakan pemilih dan antisipasi kericuhan pada saat pengumuman pemenang pemilu Sebanyak 95% headline memiliki kedekatan dengan pembaca, hal ini dirasa wajar karena memang pesta besar rakyat yaitu

36 93 pemilihan presiden sedang berlangsung bagi rakyat Indonesia. Disinilah partisipasi seluruh rakyat Indonesia diikutsertakan dalam kegiatan politik pemerintahan Indonesia. Pada masa pemilu presiden 2014 terdapat 62% headline yang menciptakan emosi, 38% headline yang mengandung konflik. 62% headline yang menciptakan emosi lebih banyak mengangkat tentang partisipasi rakyat pada saat pemilu, bagaimana meriahnya pesta rakyat pada pemilu presiden 2014, serta bagaimana suasana rekapitulasi suara pada saat itu. Dari 33% headline yang mengangkat emosi pembaca membahas tentang bagaimana kecurangan-kecurangan terjadi pada pemilu presiden 2014 dan bagaimana suara rakyat ikut berpartisipasi pada pemilu Peneliti tidak melihat adanya kecenderungan terhadap salah satu calon presiden tertentu, maka kecenderungan isi berita headline Kompas pada pemilu presiden 2014 adalah netral Kecenderungan Headline Kompas Pada Pemilu Presiden 2014 dari hasil penelitian terdapat 12% berita pada headline Kompas pada masa pemilu presiden 2014 mengangkat berita positif seputar pemilu presiden 2014 dan 9% berita negatif. Berita positif yang diangkat adalah tentang partisipasi rakyat dan semarak penyelenggaraan pemilu presiden Sedangkan berita negatif yang diangkat adalah seputar kecurangan-kecurangan yang terjadi selama masa pemilu presiden 2014 dan bagaimana riuhnya situasi politik pada masa rekapitulasi suara dan menjelang pengumuman presiden Peneliti tidak melihat adanya kecenderungan terhadap salah satu calon presiden pada kecenderungan positif dan negatifnya headline Kompas pada masa pemilu presiden Menurut hasil analisis peneliti

37 94 kecenderungan positif dan negatifnya headlien Kompas pada pemilu presiden 2014 adalah netral Kecenderungan Kategori Berita Headline Kompas Pada Pemilu Presiden 2014 Dari hasil penelitian sebanyak 90% katogori berita adalah indepth news, dimana headline berita dirancang dan dibuat semenarik mungkin dan disajikan dengan menggunakan sumber lain yang memperkuat isi berita. Terdapat juga 5% berita yang disajikan menggunakan kategori straight news dimana berita disajikan secara langsung menyajikan isi utama tanpa menggunakan sumber pembanding. Dari hasil penelitian peneliti melihat dari berita dengan kategori straght news menyajikan berita yang mengangkat kemenangan Jokowi dari hasil hitung cepat, dimana hal tersebut cenderung menekankan pada Jokowi. Namun karena 90% berita lainya tidak menekankan pada salah satu calon presiden tertentu maka kecenderungan kategori berita headline Kompas pada pemilu presiden 2014 adalah netral Kecenderungan Azas Pemilu dalam Headline Kompas Pada Pemilu Presiden 2014 dari hasil penelitian 67% headline Kompas pada masa pemilu presiden 2014 tidak memberitakan tentang azas pemilu sesuai dengan undang-undang nomor 40 tahun Dan peneliti tidak melihat adanya berita yang berkaitan dengan azas pemilu yang memiliki kecenderungan terhadap salah satu calon presiden tertentu.

38 95 Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana kecenderungan isi headline kompas pada pemilu presiden 2014 periode 1 31 Juli Berdasarkan teori agenda setting yang terdapat pada kajian teori, Elvinaro 6 menyatakan bahwa Dengan teknik pemilihan dan penonjolan, media memberikan test case tentang isu apa yang lebih penting. Pada masa pemilihan presiden hampir seluruh kegiatan seputar pemilu merupakan isu yang dianggap penting dan pemilu presiden merupakan bagian dari kegiatan politik terbesar di Indonesia maka hampir seluruh media massa memberitakan seputar pemilu presiden. Headline kompas selama masa pemilu ini memberitakan 71% peristiwa politik. Kurt Lang dan Gladys Engel Lang (1959) dalam Apriadi Tamburaka 7 Media massa memaksakan perhatian pada isu-isu tertentu. Media massa membangun citra publik tentang figure-figur politik. Dari hasil analisis peneliti pada headline Kompas pada pemilu presiden 2014 terdapat 33% tokoh terkenal yang berkaitan dengan pemilihan umum presiden, dari hasil penelitian ini peneliti melihat Kompas mengangkat headline-nya dengan menggunakan tokoh-tokoh yang terkenal dan berkaitan dengan pemilu presiden, hal ini ditujukan agar konsumen tertarik terhadap surat kabar Kompas melalui tokoh yang diangkat pada headline Kompas selama masa pemilu presiden Namun penokohan yang dilakukan oleh Kompas tidak begitu 6 Elvinaro dan Lukiati. Ibid 74 7 Apriadi Taburaka. Agenda Settings Media Massa. Raja Grafindo Persada. Jakarta hal 22.

39 96 besar melainkan hanya sebesar 33%, dimana tokoh terkenal yang diangkat antara lain presiden Susilo Bambang Yudhoyono, calon presiden Jokowi, para kader politik dari beberapa partai, dll. Dalam penelitian ini kategori diformulasikan dalam pertanyaan serta unsurunsur judul headline, layout, ketokohan, isi headline, kecenderungan isi berita, kategori berita, dan asas pemilu presiden yang diuraikan pada tabel berikut: Tabel 4.17 Kecenderungan Kategori Headline Kompas Periode 1 31 Juli 2014 Kategori Judul berita Lay out Ketokohan Isi Headline Kecenderungan headline Kategori berita Azas Pemilu Kecenderungan Netral Jokowi Jokowi Netral Netral Netral Netral Dari hasil analisis terdapat 7 kategori yang menjadi tolak ukur dalam penelitian ini dimana dari 7 kategori yang diteliti sebanyak 2 kategori yang memiliki kecenderungan terhadap Jokowi, tidak ada kategori yang memiliki kecenderungan terhadap Prabowo dan 5 kategori lainya netral.

40 97 Tabel 4.18 Persentase Kecenderungan Kategori Headline Kompas Pada Pemilu Presiden 2014 Kecenderungan Squence % Jokowi 2 29% Prabowo 0 0% Netral 5 71% Jumlah 7 100% Dari tabel diatas peneliti menganalisis bahwa walaupun sebanyak 29% kategori yang terdapat pada headline Kompas selama masa pemilu presiden 2014 yang memiliki kecenderungan terhadap Jokowi, namun 71% kategori lainya masih netral dan tidak memiliki kecenderungan terhadap salah satu calon presiden. Persentase ini diyakini peneliti masih terlampau kecil untuk menyimpulkan kecenderungan headline Kompas memihak salah satu calon presiden, karena kenetralan dalam kategori lainya masih lebih besar yaitu sebesar 71%.

BAB II DESKRIPSI OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN. masyarakat. Surat kabar sebagai penyalur informasi yang sangat penting perannya

BAB II DESKRIPSI OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN. masyarakat. Surat kabar sebagai penyalur informasi yang sangat penting perannya BAB II DESKRIPSI OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN A. Latar Belakang Surat kabar merupakan salah satu media informasi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Surat kabar sebagai penyalur informasi yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOMPAS. Kompas yang diambil dari beberapa sumber: 66. Menteri/Panglima TNI AD Letjen Ahmad Yani, yang diutarakan

BAB II GAMBARAN UMUM KOMPAS. Kompas yang diambil dari beberapa sumber: 66. Menteri/Panglima TNI AD Letjen Ahmad Yani, yang diutarakan BAB II GAMBARAN UMUM KOMPAS A. DESKRIPSI KOMPAS Berikut merupakan penjabaran sejarah, visi dan misi surat kabar harian Kompas yang diambil dari beberapa sumber: 66 1. Sejarah Kompas Harian Kompas adalah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 31 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tentang kecenderungan ketidakberpihakan (impartiality) media dalam pemberitaan konflik KPK dan POLRI dalam kasus pengadaan simulator

Lebih terperinci

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA BAB V KESIMPULAN Media massa di Indonesia berkembang seiring dengan bergantinya pemerintahan. Kebijakan pemerintah turut mempengaruhi kinerja para penggiat media massa (jurnalis) dalam menjalankan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan akan informasi saat ini berkembang sangat pesat. Setiap harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi mereka. Media menjadi pilihan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. memberikan sekilas gambaran tentang Harian Lampung Post.

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. memberikan sekilas gambaran tentang Harian Lampung Post. BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat orientasi pemberitaan Harian Lampung Post dalam pemberitaan seputar protes Panwascam terhadap kelebihan pencetakan surat suara

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. sebagai objek penelitian, yaitu SKH Kompas dan Koran Tempo. Berikut di bawah

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. sebagai objek penelitian, yaitu SKH Kompas dan Koran Tempo. Berikut di bawah BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tentang penerapan jurnalisme damai terkait pemberitaan kasus Syiah di Sampang Madura dalam surat kabar nasional. Dalam bab ini penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rencana Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bukan lagi menjadi isu baru di Indonesia. Rencana tersebut sudah ada sejak tahun 2010. Dikutip dari

Lebih terperinci

Jakarta, 1 Juli 2009

Jakarta, 1 Juli 2009 Perihal : Permohonan Sebagai Koder Jakarta, 1 Juli 2009 Kepada Yth. Pemred. Satelit News Di Tempat. Dengan hormat, Dalam rangka menyusun skripsi/tugas akhir, sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun ini merupakan tahun demokrasi bagi masyarakat Indonesia. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan bahwa tahun 2014 adalah tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan presiden 2014 cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan presiden 2014 cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan presiden 2014 cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia. Dapat dilihat dari survei Komisi Pemilihan Umum (KPU), seperti dikutip dalam artikel Kompas.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan memiliki lembaga-lembaga khusus berdasarkan tugas masing-masing. Dalam rangka untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Singkat Harian Pagi Radar Bandung. sekarang dipimpin oleh Dahlan Iskan, memiliki sejarah yang sangat panjang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Singkat Harian Pagi Radar Bandung. sekarang dipimpin oleh Dahlan Iskan, memiliki sejarah yang sangat panjang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Singkat Harian Pagi Radar Bandung Berbicara tentang Radar Bandung, ada baiknya kita membicarakan terlebih dahulu JAWA POS sebagai perusahaan induk Radar Bandung. Jawa Pos

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR, DPRD, dan DPD) dan Gubernur Provinsi Lampung. Sedangkan di bulan Juli 2014, masyarakat

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Carter, William K., dan Milton F. Usry, Cost Accounting (Akuntansi Biaya),

DAFTAR PUSTAKA. Carter, William K., dan Milton F. Usry, Cost Accounting (Akuntansi Biaya), DAFTAR PUSTAKA Carter, William K., dan Milton F. Usry, 2006. Cost Accounting (Akuntansi Biaya), Alih Bahasa Krista, Buku Satu, Edisi Ketigabelas, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Horngren, Datar, 2006.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi jurnalis di era globalisasi teknologi informasi memiliki peran penting bagi masyarakat. Peran jurnalis melalui lembaga pers dianggap sebagai penyempurna demokrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan oplah antarpenerbit surat kabar semakin pesat.oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan oplah antarpenerbit surat kabar semakin pesat.oleh karena itu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan oplah antarpenerbit surat kabar semakin pesat.oleh karena itu, penerbit surat kabar harus memiliki strategi khusus agar mampu bersaing dengan penerbit

Lebih terperinci

BAB II 2. GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II 2. GAMBARAN UMUM INSTANSI BAB II 2. GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1. Sejarah Berdirinya PT. Jawa Pos Koran Usaha swasta di bidang media komunikasi massa berbentuk PT yang didirikan oleh The Chung Sen (Suseno Tejo) dan terbit mulai 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang melibatkan rakyat dalam pengambilan keputusan. Rakyat dilibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR.

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir bulan Oktober 2012 media massa ramai memberitakan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang mempublikasikan adanya pemesaran yang dilakukan oleh anggota DPR terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, khususnya terhadap media massa semakin kritis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, khususnya terhadap media massa semakin kritis dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini pandangan masyarakat Indonesia, khususnya terhadap media massa semakin kritis dalam menerima informasi. Media massa lahir sebagai

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. terhadap kinerja Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti dan objek penelitian yaitu Koran

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. terhadap kinerja Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti dan objek penelitian yaitu Koran 27 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Pada bab ini peneliti mendeskripsikan berita tentang kritik seniman terhadap kinerja Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti dan objek penelitian yaitu Koran Tempo. Data diperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407). 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu, peneliti-peneliti komunikasi massa telah menyadari betapa kuatnya peran media komunikasi dalam membentuk pikiran masyarakat. Media komunikasi memiliki

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN MEDIA

BAB IV GAMBARAN MEDIA BAB IV GAMBARAN MEDIA Setiap pemberitaan di media massa, secara tidak langsung membentuk sebuah wacana membentuk pola pikir pembacanya. Begitu pula dalam penelitian ini, tentang bagaimana media mewacanakan

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai 9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya

Lebih terperinci

Headline Berita Hari Ini Periode: 30/05/2014 Tanggal terbit: 30/05/2014

Headline Berita Hari Ini Periode: 30/05/2014 Tanggal terbit: 30/05/2014 Headline Berita Hari Ini Periode: 30/05/2014 Tanggal terbit: 30/05/2014 Sebaran Bidang. Berdasarkan data, bidang Polhukam menjadi bidang yang paling banyak diangkat media terpantau hari ini dengan 16 media

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Cikal bakal berdirinya Kelompok Kompas Gramedia (KKG) diawali dengan diterbitkannya Majalah Intisari pada Tahun 1963.

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MIP No.160 Jelang Rekapitulasi Akhir Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 22/07/2014

Analisis Isi Media Judul: MIP No.160 Jelang Rekapitulasi Akhir Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 22/07/2014 Analisis Isi Media Judul: MIP No160 Jelang Rekapitulasi Akhir Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 22/07/2014 Sebaran Media Media online yang terbanyak memberitakan isu MCA pada Selasa 22 Juli

Lebih terperinci

BAB II 2. GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II 2. GAMBARAN UMUM INSTANSI BAB II 2. GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1. Sejarah Berdirinya PT. Jawa Pos Koran PT. Jawa Pos Koran didirikan pada tahun 1949 dengan nama Djava-Post didirikan oleh The Chung Shen. PT. Jawa Pos Koran merupakan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. tanggungjawab sosial memiliki asumsi utama bahwa di dalam kebebasan terkandung

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. tanggungjawab sosial memiliki asumsi utama bahwa di dalam kebebasan terkandung BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Teori tanggungjawab sosial dapat diterapkan secara luas karena teori ini meliputi beberapa jenis media massa dan lembaga siaran publik, salah satunya yaitu media

Lebih terperinci

Redaksi : Jln. Soekarno-Hatta No.77 Bandung Pos 1254, Telp. (022) ;

Redaksi : Jln. Soekarno-Hatta No.77 Bandung Pos 1254, Telp. (022) ; BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil PT. Pikiran Rakyat PT. Pikiran Rakyat Bandung adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis media massa. Perusahaan ini didirikan

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG SURAT SUARA CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI, DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi memegang peran penting menurut porsinya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi memegang peran penting menurut porsinya masing-masing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi yang merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, yang juga menjadi kebutuhan dasar hidup manusia, telah mengalami banyak perkembangan. Walaupun

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum Proses hubungan kerja di Bidang Redaksi 1. Pemimpin Redaksi Memimpin bagian redaksi Bertanggung jawab terhadap mekanisme dan kegiatan kerja redaksi

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MIP No.07. Rakernas PDIP Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 12/01/2016

Analisis Isi Media Judul: MIP No.07. Rakernas PDIP Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 12/01/2016 Analisis Isi Media Judul: MIP No07 Rakernas PDIP Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 12/01/2016 Sebaran Media Pemberitaan mengenai Rakernas PDIP paling banyak dimuat oleh Detikcom sebanyak sembilan berita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan manusia dalam berbagai hal, salah satunya kebutuhan akan informasi. Informasi adalah data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.23, 2015 PEMERINTAHAN DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

12/10/2012. Politisi Muda di Media Hotel Century, 09 Desember 2012 FFH

12/10/2012. Politisi Muda di Media Hotel Century, 09 Desember 2012 FFH 1/10/01 Politisi Muda di Media Hotel Century, 09 Desember 01 FFH The Founding Fathers House (FFH) adalah lembaga nirlaba yang bergerak di bidang riset dan kajian terhadap kebijakan publik. Lembaga ini

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa berkembang pada tahun 1920-an atau 1930-an (McQuail,

BAB I PENDAHULUAN. Media massa berkembang pada tahun 1920-an atau 1930-an (McQuail, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa berkembang pada tahun 1920-an atau 1930-an (McQuail, 2011:310) dengan radio rumah tangga pada tahun 1920-an. Selanjutnya pada tahun 1940-an diciptakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM MAJALAH TEMPO DAN GOENAWAN MOHAMAD

BAB IV GAMBARAN UMUM MAJALAH TEMPO DAN GOENAWAN MOHAMAD BAB IV GAMBARAN UMUM MAJALAH TEMPO DAN GOENAWAN MOHAMAD 1. Goenawan Mohamad Goenawan Mohamad atau GM lahir di Batang, pada tanggal 29 Juli 1941. Saat masih duduk di bangku SMA dalam usia 17 tahun GM menulis

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MIP. No. 97 Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 05/05/2014

Analisis Isi Media Judul: MIP. No. 97 Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 05/05/2014 Analisis Isi Media Judul: MIP No 97 Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 05/05/2014 Sebaran Media MCA hari ini Senin 5 Mei 2014 teridentifikasi media online terbanyak yang memberitakan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ini berfokus pada bingkai sosok Jokowi sebagai Presiden dalam pemberitaan setahun pemerintahan pasangan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan Jusuf

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan

I. PENDAHULUAN. dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan sistem pemerintahan demokrasi yang dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan jalannya pemerintahan. Warga negara

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. tentang analisis kebijakan redaksi dalam penentuan headline (judul berita)

BAB III PENYAJIAN DATA. tentang analisis kebijakan redaksi dalam penentuan headline (judul berita) BAB III PENYAJIAN DATA A. Penyajian Data Berikut ini penyajian data berdasarkan penelitian yang dilakukan di harian surat kabar Pekanbaru Pos. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang analisis

Lebih terperinci

2013, No.41 2 Mengingat haknya untuk ikut serta dalam kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perw

2013, No.41 2 Mengingat haknya untuk ikut serta dalam kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perw No.41, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA POLITIK. PEMILU. Pengunduran Diri. Cuti. PNS. Pejabat Negara. Kampanye. Tata Cara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5405)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan bahasa pers, merupakan salah satu ragam bahasa kreatif

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan bahasa pers, merupakan salah satu ragam bahasa kreatif 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa jurnalistik atau biasa disebut dengan bahasa pers, merupakan salah satu ragam bahasa kreatif bahasa Indonesia di samping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tiara Ayudia Virgiawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tiara Ayudia Virgiawati, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia mengalami transisi dari masa otoritarianisme ke masa demokrasi pascareformasi tahun 1998. Tentunya reformasi ini tidak hanya terjadi di

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hidup kita tidak akan lepas dari peran media massa, mulai dari bangun tidur sampai mau tidur lagi pikiran kita dipenuhi informasi dari media massa. Betapa media

Lebih terperinci

Yohanes Karol Hakim/ Lukas Ispandriarno PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

Yohanes Karol Hakim/ Lukas Ispandriarno PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA PEMBERITAAN PEMILIHAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR 2013 (Analisis Isi Keberpihakan Media dalam Pemberitaan Masa Kampanye Pemilihan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Putaran Pertama di Harian Pos Kupang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan komunikasi, lisan maupun tulisan. Seiring perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB IV. Profil Perusahaan

BAB IV. Profil Perusahaan BAB IV Profil Perusahaan Dalam bab ini, penulis akan menyajikan ulasan mengenai profil perusahaan. Dengan tujuan untuk memberikan pengenalan mengenai perusahaan ini sendiri. Agar lebih mengenal mengeni

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS

IV GAMBARAN UMUM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS IV GAMBARAN UMUM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS 4.1 Sejarah Kelahiran dan Perkembangan Surat Kabar Harian Kompas Kompas sebagai suatu perusahaan media massa yang besar dan prestisius ini merupakan sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memperoleh suara 20%. Perolehan suara tertinggi dimiliki oleh PDIP

BAB I PENDAHULUAN. yang memperoleh suara 20%. Perolehan suara tertinggi dimiliki oleh PDIP BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilu legislatif 2014 sudah selesai. Hasilnya tidak ada satu partai pun yang memperoleh suara 20%. Perolehan suara tertinggi dimiliki oleh PDIP dengan angka 18,95%,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum di Indonesia sebagai salah satu upaya mewujudkan negara

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum di Indonesia sebagai salah satu upaya mewujudkan negara BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pemilihan umum di Indonesia sebagai salah satu upaya mewujudkan negara yang demokrasi. Secara teoritis pemilihan umum di anggap merupakan tahap paling awal dari berbagai

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sekilas Sejarah dan Profil Majalah Zigma dan Omega Pada bulan November 1997, JAWA POS GROUP menerbitkan majalah baru yang bergerak dalam bidang video game. Majalah ini

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2009 PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak masa reformasi ditandai dengan adanya kebebasan terhadap pers dalam

BAB I PENDAHULUAN. sejak masa reformasi ditandai dengan adanya kebebasan terhadap pers dalam 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan media massa di Indonesia yang berkembang pesat terutama sejak masa reformasi ditandai dengan adanya kebebasan terhadap pers dalam menyajikan beragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilu yang bersifat demokratis di Indonesia terwujud untuk pertama kalinya pada tahun 1999. Di mana rakyat dapat memilih sendiri wakil-wakil lembaga pemerintahan

Lebih terperinci

MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS. Djoko Walujo 1

MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS. Djoko Walujo 1 Tinjauan Buku MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS Djoko Walujo 1 Penulis : Muis, A. Judul Buku : Indonesia di Era Dunia Maya Teknologi Informasi dalam Dunia Tanpa Batas Penerbit : Remaja Rosdakarya,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berakhirnya pemerintahan orde baru, industri pers di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai implementasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu kegatan akademik yang wajib diikuti oleh mahasiswa Desain Produk Universitas Mercu Buana sebagai syarat pengambilan Tugas Akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, media baru (internet) berkembang dengan pesat setiap tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan ketersediaan infrastruktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kabar yang bersangkutan. Penyajian sebuah isi pesan dalam media (surat

BAB I PENDAHULUAN. kabar yang bersangkutan. Penyajian sebuah isi pesan dalam media (surat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita merupakan isi utama dalam sebuah media (surat kabar). Isi berita yang baik dan berkualitas akan berdampak baik pula bagi surat kabar yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.906, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pemilu. Penyelenggara Kode Etik. PERATURAN BERSAMA KOMISI PEMILIHAN UMUM, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, DAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM Sejarah Terbentuknya Biro Humas dan Protokol. Diberlakukannya peraturan daerah Provinsi Lampung Nomor 11 Tahun 2014

BAB IV GAMBARAN UMUM Sejarah Terbentuknya Biro Humas dan Protokol. Diberlakukannya peraturan daerah Provinsi Lampung Nomor 11 Tahun 2014 45 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Biro Humas dan Protokol Provinsi Lampung 4.1.1 Sejarah Terbentuknya Biro Humas dan Protokol Diberlakukannya peraturan daerah Provinsi Lampung Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Singkat Harian Umum Galamedia. pengembangan PT. Galamedia Bandung Perkasa, Juni-Juli Penulis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Singkat Harian Umum Galamedia. pengembangan PT. Galamedia Bandung Perkasa, Juni-Juli Penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Singkat Harian Umum Galamedia Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari bagian penelitian dan pengembangan PT. Galamedia Bandung Perkasa, Juni-Juli 2010. Penulis akan mencoba

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tahun 2014, Jakarta diprediksi akan mengalami kemacetan total.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tahun 2014, Jakarta diprediksi akan mengalami kemacetan total. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2014, Jakarta diprediksi akan mengalami kemacetan total. Perkiraan ini tidak dapat dianggap sebagai perhitungan asal-asalan karena tercatat ada dua situs

Lebih terperinci

Advokasi Kreatif Melalui Media (Sosial) Oleh: Rofiuddin AJI Indonesia

Advokasi Kreatif Melalui Media (Sosial) Oleh: Rofiuddin AJI Indonesia Advokasi Kreatif Melalui Media (Sosial) Oleh: Rofiuddin AJI Indonesia Advokasi Kreatif Melalui Media (Sosial) penelitian Analisis isi Sampel: Suara Merdeka, Wawasan, Jawa Pos Radar Semarang, Koran Sindo

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BERSAMA KOMISI PEMILIHAN UMUM, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, DAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2012 NOMOR 11 TAHUN 2012 NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PENYELENGGARA

Lebih terperinci

-3- MEMUTUSKAN: Pasal I

-3- MEMUTUSKAN: Pasal I -2-3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (L embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4252); 4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA BAGI PEJABAT NEGARA DALAM MELAKSANAKAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA BAGI PEJABAT NEGARA DALAM MELAKSANAKAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA BAGI PEJABAT NEGARA DALAM MELAKSANAKAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar BAB V Penutup A. Kesimpulan Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar Kompas dan Republika dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pertama, produksi wacana mengenai PKI dalam berita

Lebih terperinci

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL oleh : Timbul Hari Kencana NPM. 10144300021 PROGRAM

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. internet,penelitian terdahulu dan buku Kompas Menulis dari Dalam.

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. internet,penelitian terdahulu dan buku Kompas Menulis dari Dalam. BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Dalam bab ini, penulis mendapatkan data-data dari berbagai sumber. Datadata diperoleh dari riset dokumentasi yang dilakukan pada surat kabar, media internet,penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan informasi yang lajunya begitu cepat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan informasi yang lajunya begitu cepat saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan informasi yang lajunya begitu cepat saat ini telah membantu meramaikan aktivitas komunikasi politik dalam masyarakat, terutama

Lebih terperinci

BAB II OBJEK PENELITIAN. Kasus KPK VS POLRI (Pangesti, 2015: 29-31) menyebutkan bahwa Kompas

BAB II OBJEK PENELITIAN. Kasus KPK VS POLRI (Pangesti, 2015: 29-31) menyebutkan bahwa Kompas BAB II OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Kompas Sejarah Kompas mengutip dari skripsi Pandangan Media Terhadap Kasus KPK VS POLRI (Pangesti, 2015: 29-31) menyebutkan bahwa Kompas diterbitkan pertama kali pada

Lebih terperinci

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 OTONOMI. Pemerintah. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam

Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam bahasa Prancis yang berarti hari (day). Asalmuasalnya dari

Lebih terperinci

Peran koran Tionghoa buat Sumpah Pemuda

Peran koran Tionghoa buat Sumpah Pemuda Peran koran Tionghoa buat Sumpah Pemuda Senin, 30 Oktober 2017 06:00Reporter : Rendi Perdana Koran Sin Po. 2017 Merdeka.com/rendi Merdeka.com - Alunan biola di tengah Kongres Pemuda II pada 28 Oktober

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Tanggal 15 Februari 2017 merupakan pesta demokrasi bagi sebagian masyarakat di Indonesia yang melaksanakan pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari peranan media yang menyebarkan visi dan misi mereka dalam kampanye untuk meraih suara pemilih.

Lebih terperinci