IV GAMBARAN UMUM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV GAMBARAN UMUM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS"

Transkripsi

1 IV GAMBARAN UMUM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS 4.1 Sejarah Kelahiran dan Perkembangan Surat Kabar Harian Kompas Kompas sebagai suatu perusahaan media massa yang besar dan prestisius ini merupakan sebuah perusahaan yang paling lama atau mempunyai umur yang lebih lama dari media yang lainnya. Kompas terbit pertama kali pada 28 Juni Pada saat itu tiras Kompas hanya 4800 eksemplar. Kini, tiras Kompas mencapai eksemplar perhari dan telah berkembang sebagai koran berskala nasional terbesar di Indonesia. Situasi politik melatarbelakangi lahirnya Kompas di mana pengaruh dan dominasi komunisme masih cukup kuat di Indonesia. Pada masa itu, media massa dikuasai oleh komunis. Hanya koran-koran pro-komunis yang bisa bertahan dan memiliki ruang hidup lebih longgar, sedangkan koran-koran anti komunis banyak yang bertumbangan karena tidak diberi kesempatan untuk tumbuh. Pengaruh komunis yang sangat kuat telah membuat semangat perlawanan terhadap dominasi komunisme pun bermunculan, salah satunya Jendral Achmad Yani. Jendral Achmad Yani yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat meminta kepada Frans Seda (menteri perkebunan) untuk melawan komunis dengan menerbitkan surat kabar. Hal itu disebabkan karena pada saat itu banyak surat kabar anti komunis yang dibreidel dengan tuduhan tidak revolusioner. Oleh karena itu, tidak ada perlawanan opini yang memadai terhadap opini dominan dari paham komunis. Dengan demikian, terbitnya surat kabar ini diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat yang haus akan informasi di tengah dominasi opini komunis yang menguasai media saat itu. Menindaklanjuti gagasan tersebut, Frans Seda kemudian menemui Kasimo (Ketua Partai Katolik Indonesia), PK Ojong dan Jacob Oetama untuk membahas rencana penerbitan surat kabar tersebut. Dalam pertemuan itu, mereka sepakat untuk menerbitkan surat kabar yang akan diberi nama Bentara Rakyat. Nama Bentara Rakyat sengaja dipilih untuk menandingi keberadaan Harian Rakyat. Mereka juga menyepakati sifat harian yang independen, menggali sumber berita

2 sendiri serta mengimbangi secara aktif pengaruh komunis, namun tetap berpegang pada kebenaran, kecermatan sesuai profesi dan moral pemberitaan. Rencana tersebut secara langsung diajukan kepada Presiden Soekarno. Namun Presiden Soekarno kurang setuju dengan nama Bentara Rakyat dan mengusulkan untuk mengubahnya menjadi Kompas, yang artinya penunjuk arah. Pendirian Kompas ternyata tidak berjalan mulus dan sempat terganjal masalah perijinan. Saat mengajukan ijin ke Panglima Militer Jakarta, Letnan Kolonel Dachja memberi ketentuan bahwa izin akan keluar jika syarat 5000 tanda tangan pelanggan terpenuhi. Menghadapi hal ini, para tokoh Katolik termasuk Frans Seda kemudian lari ke Pulau Flores. Di Flores, mereka mengumpulkan tanda tangan anggota partai, guru sekolah dan anggota-anggota koperasi Kopra di Kabupaten Ende Lio, Kabupaten Sikka dan Kabupaten Flores Timur. Setelah terkumpul 5000 tanda tangan, barulah Kompas bisa terbit. (Republik Blog, 2006) Maka sejak 28 Juni 1965 terbit Kompas nomor percobaan yang pertama. Setelah tiga hari berturut-turut berlabel percobaan, barulah Kompas yang sesungguhnya beredar. Dalam prosesnya, Kompas saat itu diawaki PK. Ojong sebagai pemimpin umum dan Jakob Oetama sebagai pemimpin redaksi. Kantor redaksi Kompas saat itu masih menjadi satu dengan kantor redaksi Intisari. Karena sebelum Kompas lahir, terlebih dulu telah lahir Intisari (1963), dengan personil yang sama, bahkan wartawannya pun merangkap. Saat pertama kali terbit, format Kompas masih sangat sederhana, yakni hanya empat halaman dan dicetak 4800 eksemplar. Edisi perdana Kompas memuat sebelas berita luar negeri dan tujuh berita dalam negeri di halaman pertama. Berita utama edisi perdana Kompas berjudul KAA II ditunda Empat Bulan. Di halaman 1, pojok kiri atas tertulis nama staf redaksi sedangkan di kanan bawah terdapat kata perkenalan Pojok Kompas berbunyi Mari ikat hati mulai hari ini dengan Mang Usil. Di halaman 2 terdapat lima berita luar negeri dan dua berita dalam negeri, ditambah tiga artikel dan satu kolom hiburan Senyum Simpul. Istilah tajuk rencana saat itu belum ada, tetapi di halaman dua ada Lahirnya Kompas sebagai tajuk rencana. Halaman 3 berisi berita luar negeri dan ulasan mengenai penyakit ayan dengan Dr Kompas. Halaman 4 berisi berita dan artikel, dua berita luar negeri dan satu berita dalam negeri. Di halaman ini

3 juga memuat dua berita olahraga, satu diantaranya tentang tim PSSI ke Pyongyang. Surat kabar yang bermotto Amanat Hati Nurani Rakyat itu juga tampil dalam gaya bahasa yang kalem, dan seringkali terlambat dalam menyapa pembacanya akibat antre di percetakan. Sehingga Kompas pernah diejek sebagai Komt Pas Morgen, baru datang esok harinya. Selain itu, Kompas tahun pertama juga seringkali mengalami kesalahan cetak, bahkan hampir setiap hari terjadi kesalahan. Oleh karena itu, redaksi tidak melakukan ralat karena dikhawatirkan dalam ralatnya nanti akan terjadi kesalahan lagi. Hambatan terus datang. Media-media lain (pro-komunis) menuduh Kompas sebagai corong umat Katolik dan oleh karenanya kata Kompas diplesetkan menjadi Komando Pastur. Tuduhan yang terakhir ini tampaknya cukup beralasan karena sejak awal berdirinya Kompas lebih banyak diawaki oleh orang-orang Katolik. Selain itu, pada masa demokrasi terpimpin sejak diberlakukan Peraturan Presiden No.6 tahun 1964 ditetapkan bahwa setiap penerbitan surat kabar harus berafiliasi kepada salah satu partai politik yang ada. Untuk memenuhi aturan ini, Kompas berafiliasi dengan Partai Katolik Indonesia. Hal ini semakin memerkuat tuduhan media pro komunis bahwa Kompas adalah corong umat Katolik. Meskipun demikian, Kompas tetap konsisten pada tujuan awal bahwa keberadaan Kompas semata-mata untuk menyelamatkan rakyat dari opini dan hasutan massa komunis. (Republik Blog, 2006) Ketika terjadi peristiwa G 30 S/PKI, pelaku kudeta mengeluarkan ketentuan bahwa setiap surat kabar yang terbit harus menyatakan kesetiaan. Di saat paling krusial tersebut, Ojong dan Jakob Oetama harus mengambil keputusan antara dibreidel atau memilih untuk berkompromi dengan komunis. Akhirnya Kompas lebih memilih dibreidel daripada berpihak pada komunis. Sehingga sejak tanggal 1 Oktober 1965, Kompas tidak terbit. Harian yang boleh terbit adalah Harian Angkatan Bersenjata, Berita Yudha dan LKBN Antara dan Pemberitaan Angkatan Bersenjata (PAB). Pilihan Kompas benar karena upaya PKI gagal total sehingga Kompas terbit lagi pada 6 Oktober Dalam kondisi langka surat kabar, Kompas mulai dilirik. Bahkan beberapa hari kemudian di saat surat kabar lainnya yang telah mapan terbit kembali, banyak pembaca yang tetap membeli Kompas sehingga tiras Kompas langsung melonjak menjadi eksemplar.

4 Seiring berjalannya waktu, Kompas berhasil merebut pembaca. Iklim politik dan usaha yang lebih longgar di zaman Orde Baru turut menopang keberhasilan surat kabar tersebut. Terlebih lagi setelah terjadi pembersihan besarbesaran terhadap PKI dan simpatisan-simpatisannya di akhir tahun 1965, termasuk Harian Rakyat. Meskipun demikian, Kompas tidak berhenti sampai di sana. Untuk meningkatkan kualitas teknik percetakan, Kompas telah berulang kali ganti percetakan seperti Percetakan Merdeka, Abadi, Suryapraba dan lainnya. Awalnya, Kompas dan saudara tuanya, Intisari dicetak bersama-sama oleh percetakan luar, PT. Kinta. Namun saat tiras kedua produk tersebut semakin meningkat, PT Kinta tidak sanggup mencetaknya sendiri. Para pendiri Kompas kemudian memutuskan untuk mendirikan perusahaan percetakan sendiri, yaitu PT. Gramedia. Percetakan PT. Gramedia secara resmi dibuka pada 25 Nopember 1972 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin. Inilah cikal bakal berdirinya Kelompok Kompas Gramedia (KKG). Bersama Gramedia, Kompas kemudian mengembangkan usahanya di bidang penerbitan media cetak dengan menerbitkan beberapa media, antara lain majalah anak-anak Bobo, majalah remaja Hai, Kawanku dan majalah Kontan serta Info Komputer, juga beberapa tabloid seperti Nova, Citra, Star Nova dan Otomotif. Tabloid Olah raga Bola dan Senior merupakan produk lain dari kelompok usaha yang tergabung dalam Kelompok Medior (Media Olahraga). Tahun 1990-an Percetakan PT. Gramedia mulai mengembangkan percetakan daerah dengan merintis usaha Pers Daerah yang menerbitkan surat kabar daerah seperti Banjarmasin Post, Pos Kupang, Serambi Indonesia, Sriwijaya Post, Bernas, The Jakarta Post dan Surya. Usaha lain KKG adalah Radio Sonora dan PT. Kompas Cyber Media yang bergerak di bidang jasa internet dan multi media serta TV-7. (Wikipedia, 2011) Pada akhirnya, Kompas berkembang menjadi surat kabar dengan gaya halus, dalam arti melakukan kritik secara implisit atau secara tidak langsung. Hal inilah yang membuat Kompas dapat bertahan di tengah kontrol yang sangat kuat oleh pemerintah.

5 4.2 Visi Surat Kabar Harian Kompas Visi Kompas: Menjadi institusi yang memberikan pencerahan bagi perkembangan masyarakat Indonesia yang demokratis dan bermartabat, serta menjunjung tinggi asas dan nilai kemanusiaan Berita adalah sebuah laporan yang hangat, padat dan cermat tentang suatu kejadian. Dalam hal ini, kejadian merupakan hal yang obyektif, namun bagaimana kejadian itu kemudian dipilih menjadi sebuah berita merupakan hal yang subjektif. Hal inilah yang menyebabkan perbedaaan diantara media-media dalam memberitakan suatu kejadian yang sama kepada pembaca. Perbedaaan ini disebabkan oleh visi atau pandangan media yang bersangkutan terhadap suatu permasalahan. Visi ini kemudian dijabarkan menjadi kebijakan editorial dan sekaligus menjadi dasar, pedoman dan kerangka acuan dalam menentukan kejadian atau peristiwa yang dipilih untuk menjadi berita maupun komentar oleh surat kabar yang bersangkutan. Visi pokok yang dijabarkan menjadi kebijakan redaksional, selain menjadi kerangka acuan serta kriteria dalam menyeleksi dan mengolahnya menjadi berita, juga menjadi visi serta seuntai nilai dasar yang dihayati bersama oleh para wartawan yang bekerja dalam media tersebut. Visi ini didukung dengan aktualisasi oleh para wartawan melalui pekerjaan dan pergulatannya dengan realitas dan pemikiran yang mereka olah menjadi bahan berita, laporan maupun komentar. Visi Kompas menempatkan manusia dan kemanusiaan sebagai faktor sentral. Oleh karena itu, manusia dan kemanusiaan senantiasa diusahakan menjadi sumber pemberitaan dan komentarnya. Dengan digerakkannya visi ini, Kompas berusaha pula untuk senantiasa peka akan nasib manusia dan berpegang pada ungkapan klasik jurnalistik: menghibur yang papa, mengingatkan yang mapan. Maka, SKH Kompas berusaha menyajikan nilai-nilai humanis kepada pembacanya melalui artikel-artikel, cerita kehidupan rakyat biasa yang disajikan Kompas dalam liputan setiap harinya. Keberpihakan Kompas pada rakyat tergambar jelas dalam motto Amanat Hati Nurani Rakyat. Judul ini mencerminkan bahwa Kompas lebih mengedepankan kepentingan rakyat serta mengakomodir setiap kepentingan masyarakat. (Republik Blog, 2006)

6 Kompas ingin berkembang sebagai suatu institusi pers yang mengedepankan keterbukaan serta meninggalkan batasan latar belakang suku, agama, ras dan golongan. Kompas juga berusaha menjadi juru bicara kemanusiaan, mengedepankan nasib orang banyak terutama yang terpinggir dan tertinggal. Maka, independensi Kompas adalah ketika Kompas mengambil jarak terhadap pemerintah dan terhadap setiap lembaga kekuasaan. Motto tersebut menunjukkan bahwa Kompas berkomitmen juga menyuarakan hati nurani rakyat. Jargon manusia dan kemanusiaan yang diusung Kompas akan memberikan warna, makna, kekayaan serta jiwa dalam pemberitaan, laporan maupun realitas sosial secara lebih peka. (Republik Blog, 2006) 4. 3 Misi Surat Kabar Harian Kompas Misi Kompas: Mengantisipasi dan merespon dinamika masyarakat secara profesional, sekaligus memberi arah perubahan (trendsetter) dengan menyediakan dan menyebarluaskan informasi yang terpercaya Menurut Jacob Oetama, surat kabar tidak lebih dari sekedar suatu informasi dan peliputan perihal peristiwa, surat kabar adalah juga interaksi. Karena itu, surat kabar mempunyai policy, kebijakan editorial dan juga kebijakan perusahaan. Interaksi antara kebijakan dan liputan lapangan itulah dinamika yang menghasilkan berita, komentar dan opini. Kompas tidak hanya sekedar media cetak yang menyampaikan informasi kepada pembaca, tapi lebih dari itu, ia mengemban sebuah misi yaitu untuk mendidik dan mencerdaskan hati nurani anak bangsa. Hal ini sesuai dengan cita-cita Kompas untuk menjadi sebuah Monumen Nasional Dari Hati Nurani Rakyat. (Republik Blog, 2006) Sesuai misinya tersebut, Kompas berusaha untuk membuat pembacanya tidak hanya cerdas secara kognitif, tetapi juga memiliki kepekaan pada lingkungan sekitarnya. Kompas juga mengajak pembacanya untuk berpikir dan memberikan intepretasi pada sajian teks berita. Tugas redaksi hanya pada proses memberikan informasi yang seimbang antara dua belah pihak tanpa memberikan justifikasi atas permasalahan tertentu. Atas dasar itu, Kompas tidak pernah membuat berita yang sensasional. Artinya tidak ada fakta yang dikemas secara berlebihan dalam rangka mengejar oplah. Kompas juga jarang sekali atau bahkan tidak pernah menggunakan bahasa-

7 bahasa yang kenes, vulgar dan adhiaporis belaka. Karena keprihatinan humanisnya, Kompas tidak ingin menghibur pembacanya, tapi ingin ikut bertanggung jawab untuk mendidik pembacanya menjadi humanis. (Republik Blog, 2006) 4. 4 Kebijakan Redaksional Kompas Kebijakan redaksional menjadi pedoman dan ukuran dalam menentukan peristiwa apa yang mempunyai nilai berita oleh surat kabar bersangkutan. Kompas menerapkan prinsip jurnalistik: liput dua belah pihak yang lain, jangan-jangan masih ada kemungkinan yang lain. Suatu pesoalan besar maupun kecil ditinjau dari berbagai segi, sehingga jelas duduk perkaranya, semakin lengkap seluruh dimensinya dan semakin tercapai proporsinya. Visi dan misi Kompas yang secara praktis menjadi kebijakan yang paling utama adalah: 1. Tidak berpihak pada satu golongan partai dan agama dalam kasus pemberitaan. 2. Tidak membenarkan mengkritik orang secara pribadi. 3. Mengutamakan sistem cek dan ricek dalam proses pemberitaan. 4. Menghargai off the record 5. Menghargai hak jawab balik dalam bentuk berita maupun surat pembaca. 6. Tidak membenarkan wartawan-wartawannya mencari keuntungan pribadi. 7. Tidak membuat berita-berita yang mengandung unsur SARA Rubrikasi Surat Kabar Harian Kompas Pada dasarnya, penerbitan surat kabar berisi tiga komponen, berita sebagai produk utama yang disajikan kepada pembacanya, opini dan iklan. Muatan isi tersebut terkait dengan pola liputan yang memberikan ketentuan mengenai jenis informasi yang disajikan pada tiap-tiap halaman surat kabar Halaman Berita Kompas, setiap hari terbit minimal 48 halaman. Berdasarkan kategori pola liputan, Kompas terbagi menjadi dua, yaitu Kompas reguler (Senin-Sabtu), dan Kompas Minggu. Pembagian ini berdasarkan pada perbedaan rubrikasi yang disajikan dalam tiap-tiap edisinya. Kompas edisi reguler lebih menekankan pada

8 informasi-informasi aktual, sedangkan Kompas Minggu berisi informasi ringan dengan nuansa hiburan. Pola ini merujuk pada fakta bahwa Minggu adalah hari libur di mana pembaca membutuhkan informasi yang sifatnya menghibur dan meninggalkan ketegangan Halaman Opini Masing-masing surat kabar menyediakan rubrik untuk menampung pendapat atau pandangan pembaca (opini). Kompas mengalokasikan dua halaman (6 dan 7) khusus memuat berbagai pendapat dan aspirasi masyarakat, serta pandangan atau sikap media yang bersangkutan. Oleh karena itu, halaman ini kemudian disebut halaman opini. Bentuknya antara lain Tajuk Rencana, artikel atau kolom, Surat Pembaca, pojok (Mang Usil) dan karikatur. Penempatan opini dalam satu rubrik bertujuan membedakan atau memberi batasan yang jelas antara berita dan opini. Berita sumber utamanya adalah faktafakta objektif, sedangkan opini bisa disampaikan secara bebas dan merupakan manifestasi dari kebebasan seseorang dalam berfikir Tajuk Rencana Tajuk Rencana adalah sikap, pandangan atau pendapat media tentang masalah-masalah aktual yang sedang terjadi di masyarakat yang mengarah pada kecenderungan-kecenderungan. Sedangkan tajuk Model Angin Surga bukan untuk menggugat atau mempertanyakan hal-hal tertentu. Tajuk seperti ini ditulis sebagai imbauan serta harapan. Ungkapan yang biasa digunakan seperti kebersamaan, duduk bersama mencari solusi, tanggung jawab bersama, kewajiban moral, kewajiban kita semua dan sebagainya. Untuk tajuk Model Anjing Penjaga, penulis benar-benar bersikap lugas, berani, tajam, kritik-kritik yang ada di dalamnya bahkan ditujukan terhadap pemegang kekuasaan tertinggi di Indonesia. Tajuk seperti ini menjalankan kodrat Kompas sebagai lembaga kontrol dan pemberi informasi yang mendidik dan mencerdaskan pembacanya.

9 Artikel atau kolom Artikel merupakan ulasan tentang suatu permasalahan. Berbeda dengan berita, artikel ditulis lebih panjang dengan menyertakan data dan fakta yang relevan dan sesuai konteksnya. Sedangkan kolom adalah suatu pandangan, penilaian atau penekanan kecenderungan. Kolom hampir sama dengan Tajuk, bedanya kolom disertai dengan nama penulisnya sedang Tajuk tidak, karena mewakili pandangan media yang bersangkutan Redaksi Yth. Rubrik ini merupakan ruang berkomunikasi antarpembaca Kompas. Berbagai macam aspirasi masyarakat diberi saluran untuk dinyatakan kepada pihak-pihak yang bersangkutan Karikatur Karikatur merupakan bentuk opini media yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar khusus berunsur satir, ada kejelian, ada kecenderungan berlebihan, mengemukakan atau mengeksploitasi segi-segi tertentu yang khas dan menarik. Ada unsur kritik, memperolok, mengajak bercanda dan jika berhasil ada faktor surprise. Dalam perkembangannya, karikatur digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan kritik Pojok Pojok adalah opini penerbit yang penyajiannya dilakukan secara humor. Sentilan lucu terhadap sesuatu kejadian yang dimuat dalam penerbitannya. Pojok ditulis sangat singkat, lugas, menohok dan menggelitik, tetapi tidak kehilangan ketepatan dan antisipasi permasalahan yang di pojok kan Halaman Iklan Rubrik iklan di harian Kompas berada di halaman Klasika (Klasifikasi Iklan). Penempatan iklan Kompas dilakukan berdasarkan pengelompokan kategori iklan, yaitu otomotif, property, ragam, karier dan pemberitahuan. Setiap kategori diwakili oleh satu warna khusus.

BAB II DESKRIPSI OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN. masyarakat. Surat kabar sebagai penyalur informasi yang sangat penting perannya

BAB II DESKRIPSI OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN. masyarakat. Surat kabar sebagai penyalur informasi yang sangat penting perannya BAB II DESKRIPSI OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN A. Latar Belakang Surat kabar merupakan salah satu media informasi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Surat kabar sebagai penyalur informasi yang sangat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 31 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tentang kecenderungan ketidakberpihakan (impartiality) media dalam pemberitaan konflik KPK dan POLRI dalam kasus pengadaan simulator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB II OBJEK PENELITIAN. Kasus KPK VS POLRI (Pangesti, 2015: 29-31) menyebutkan bahwa Kompas

BAB II OBJEK PENELITIAN. Kasus KPK VS POLRI (Pangesti, 2015: 29-31) menyebutkan bahwa Kompas BAB II OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Kompas Sejarah Kompas mengutip dari skripsi Pandangan Media Terhadap Kasus KPK VS POLRI (Pangesti, 2015: 29-31) menyebutkan bahwa Kompas diterbitkan pertama kali pada

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Carter, William K., dan Milton F. Usry, Cost Accounting (Akuntansi Biaya),

DAFTAR PUSTAKA. Carter, William K., dan Milton F. Usry, Cost Accounting (Akuntansi Biaya), DAFTAR PUSTAKA Carter, William K., dan Milton F. Usry, 2006. Cost Accounting (Akuntansi Biaya), Alih Bahasa Krista, Buku Satu, Edisi Ketigabelas, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Horngren, Datar, 2006.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 30 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Harian Kompas 1. Sejarah Singkat Kompas Kompas didirikan oleh jurnalis Katolik Jawa dan keturunan Cina ketika situasi politik di Indonesia sedang di

Lebih terperinci

ini lahir di tengah-tengah sikon politik yang dinamakan Sikon Revolusioner,

ini lahir di tengah-tengah sikon politik yang dinamakan Sikon Revolusioner, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Perusahaan dan Perkembangan Harian Kompas "Kompas" diterbitkan untuk pertama kalinya pada tanggal 28 Juni 1965, tepat pada masa dimatikannya koran-koran

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOMPAS. Kompas yang diambil dari beberapa sumber: 66. Menteri/Panglima TNI AD Letjen Ahmad Yani, yang diutarakan

BAB II GAMBARAN UMUM KOMPAS. Kompas yang diambil dari beberapa sumber: 66. Menteri/Panglima TNI AD Letjen Ahmad Yani, yang diutarakan BAB II GAMBARAN UMUM KOMPAS A. DESKRIPSI KOMPAS Berikut merupakan penjabaran sejarah, visi dan misi surat kabar harian Kompas yang diambil dari beberapa sumber: 66 1. Sejarah Kompas Harian Kompas adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak. melengkapi isi dari surat kabar tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak. melengkapi isi dari surat kabar tersebut. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media cetak seperti surat kabar memiliki peranan yang penting dalam memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak hanya berupa fakta

Lebih terperinci

BAB II KOMPAS DALAM DINAMIKA PERS INDONESIA. proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yakni tahun (era

BAB II KOMPAS DALAM DINAMIKA PERS INDONESIA. proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yakni tahun (era BAB II KOMPAS DALAM DINAMIKA PERS INDONESIA Pada perkembangannya di Indonesia, pers memiliki peranan penting dalam perjalanan sejarah di Indonesia. Dimulai dari pasca pembacaan proklamasi kemerdekaan Republik

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Cikal bakal berdirinya Kelompok Kompas Gramedia (KKG) diawali dengan diterbitkannya Majalah Intisari pada Tahun 1963.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karikatur adalah sebuah gambar atau penggambaran suatu objek konkret yang dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut. Karikatur sendiri berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya korban pembunuhan melalui cara penembakan yang dikenal dengan nama penembakan misterius.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat yang dipakai manusia untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi dan dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilu 2014 merupakan kali ketiga rakyat Indonesia memilih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilu 2014 merupakan kali ketiga rakyat Indonesia memilih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemilu 2014 merupakan kali ketiga rakyat Indonesia memilih pemimpinnya secara langsung. Hal ini mempunyai makna yang sangat strategis bagi masa depan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai 9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan komunikasi, lisan maupun tulisan. Seiring perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media menjadi sarana informasi yang dibutuhkan masyarakat. Tujuannya memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dari skala terbatas hingga melibatkan

Lebih terperinci

UNGKAPAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SUARA MERDEKA

UNGKAPAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SUARA MERDEKA UNGKAPAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SUARA MERDEKA SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh: UDI BUDI

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN MEDIA

BAB IV GAMBARAN MEDIA BAB IV GAMBARAN MEDIA Setiap pemberitaan di media massa, secara tidak langsung membentuk sebuah wacana membentuk pola pikir pembacanya. Begitu pula dalam penelitian ini, tentang bagaimana media mewacanakan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. surat kabar harian Suara Pembaruan. Yang pertama adalah deskripsi mengenai

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. surat kabar harian Suara Pembaruan. Yang pertama adalah deskripsi mengenai BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian analisis framing pemberitaan pro-kontra penerbitan SKB aliran Ahmadiyah dalam surat kabar harian

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar BAB V Penutup A. Kesimpulan Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar Kompas dan Republika dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pertama, produksi wacana mengenai PKI dalam berita

Lebih terperinci

PROFIL HARIAN UMUM KOMPAS. Sejarah Harian Umum KOMPAS. Koran KOMPAS terbit pertama kali pada tanggal 28 Juni 1965, tepat pada

PROFIL HARIAN UMUM KOMPAS. Sejarah Harian Umum KOMPAS. Koran KOMPAS terbit pertama kali pada tanggal 28 Juni 1965, tepat pada PROFIL HARIAN UMUM KOMPAS Sejarah Harian Umum KOMPAS Koran KOMPAS terbit pertama kali pada tanggal 28 Juni 1965, tepat pada saat koran-koran nonkomunis terlarang terbit sejak awal 1960-an. Menurut salah

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL SURAT KABAR

BAB IV PROFIL SURAT KABAR BAB IV PROFIL SURAT KABAR 4.1 Harian Kompas 4.1.1 Sejarah 12 Surat Kabar Harian Kompas didirikan pada tanggal 28 Juni tahun 1965, tepat pada saat koran-koran non komunis dilarang terbit pada awal 1960-an.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. sebagai objek penelitian, yaitu SKH Kompas dan Koran Tempo. Berikut di bawah

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. sebagai objek penelitian, yaitu SKH Kompas dan Koran Tempo. Berikut di bawah BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tentang penerapan jurnalisme damai terkait pemberitaan kasus Syiah di Sampang Madura dalam surat kabar nasional. Dalam bab ini penulis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Cikal bakal berdirinya Kelompok Kompas Grameda (KKG) diawali dengan diterbitkannya Majalah Intisari pada tahun 1963. Dua tahun kemudian, tepatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik dia berperan sebagai

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM MAJALAH TEMPO DAN GOENAWAN MOHAMAD

BAB IV GAMBARAN UMUM MAJALAH TEMPO DAN GOENAWAN MOHAMAD BAB IV GAMBARAN UMUM MAJALAH TEMPO DAN GOENAWAN MOHAMAD 1. Goenawan Mohamad Goenawan Mohamad atau GM lahir di Batang, pada tanggal 29 Juli 1941. Saat masih duduk di bangku SMA dalam usia 17 tahun GM menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara sederhana jurnalistik adalah proses kegiatan meliput, membuat, dan menyebarluaskan berita dan pandangan kepada khalayak melalui saluran media massa (Romli: 2009:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan media massa cetak yang menyampaikan informasinya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan media massa cetak yang menyampaikan informasinya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surat kabar merupakan media massa cetak yang menyampaikan informasinya dengan tulisan yang berisi fakta dari suatu peristiwa. Hal ini menyebabkan surat kabar menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar berasal dari istilah pers yang berarti percetakan atau mesin cetak. Mesin cetak

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar berasal dari istilah pers yang berarti percetakan atau mesin cetak. Mesin cetak BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Surat kabar berasal dari istilah pers yang berarti percetakan atau mesin cetak. Mesin cetak inilah yang memungkinkan terbitnya surat kabar, sehingga orang mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa menjadi sebuah kekuatan sosial yang mampu membentuk opini publik dan mendorong gerakan sosial. Secara sederhana, komunikasi diartikan sebagai

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rencana Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bukan lagi menjadi isu baru di Indonesia. Rencana tersebut sudah ada sejak tahun 2010. Dikutip dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa maupun pembelajaran bahasa merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mencermati hasil analisis data dan pembahasan mengenai profesionalisme wartawan / jurnalis pada stasiun televisi lokal

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mencermati hasil analisis data dan pembahasan mengenai profesionalisme wartawan / jurnalis pada stasiun televisi lokal BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mencermati hasil analisis data dan pembahasan mengenai profesionalisme wartawan / jurnalis pada stasiun televisi lokal Batu Televisi (Batu TV) Kota Batu Jawa Timur pada bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita hidup ditengah derasnya perkembangan sistem komunikasi. Media massa adalah media atau sarana penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB II. Deskripsi Obyek Penelitian

BAB II. Deskripsi Obyek Penelitian BAB II Deskripsi Obyek Penelitian Judul penelitian yaitu Pemberitaan Penyataan Mendagri tentang Aspirasi Masyarakat Yogyakarta terkait dukungan penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY dalam sidang paripurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya komunikasi. Antarindividu tentu melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi bisa dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat kepada media massa menjadikan peranan pers semakin penting. Seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat kepada media massa menjadikan peranan pers semakin penting. Seorang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat modern saat ini peran komunikasi sangat terasa. Tidak ada kegiatan dalam masyarakat yang tidak lepas dari komunikasi. Komunikasilah yang menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media

Lebih terperinci

SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009)

SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009) SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009) KARYA BENNY RACHMADI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat Indonesia, khususnya di Jakarta, kemacetan bukan hal yang asing lagi. Hampir setiap hari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama. Sistem pada

BAB 1 PENDAHULUAN. sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama. Sistem pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem simbul lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota masyarakat bahasa untuk komunikasi dan berinteraksi untuk untuk sesamanya, berlandaskan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN MEDIA WARGA

PENGELOLAAN MEDIA WARGA PENGELOLAAN MEDIA WARGA WARGA / Komunitas Pengelolaan dapat juga diartikan sebagai pengaturan. Bagaimana mengatur media? Susahkan mengatur media? Atau bagaimana membuat media yang bagus? Marilah kita bahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan informasi dewasa ini menjadi sebuah kebutuhan yang tidak dapat dikesampingkan. Hal tersebut mendorong manusia untuk mencari informasi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh masyarakat dikarenakan pada era kemajuan teknologi, masyarakat lebih cenderung memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB IV PERUSAHAAN SEBAGAI OBYEK MODEL KOMPETENSI

BAB IV PERUSAHAAN SEBAGAI OBYEK MODEL KOMPETENSI BAB IV PERUSAHAAN SEBAGAI OBYEK MODEL KOMPETENSI 4.1. Gambaran Umum Kondisi Perusahaan Kelompok Kompas Gramedia (KKG) adalah sebuah kelompok dari beberapa kelompok usaha yang sebagian besar bergerak di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Di dalam interaksi tersebut, terjadi adanya proses komunikasi dan penyampaian pesan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan kepentingannya. Seperti yang diibaratkan oleh Djafar Assegaf. sarana untuk mendapatkan informasi dari luar.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan kepentingannya. Seperti yang diibaratkan oleh Djafar Assegaf. sarana untuk mendapatkan informasi dari luar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia akan informasi dewasa ini menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa dikesampingkan. Hal tersebut mendorong manusia untuk mencari informasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 14 PENDAHULUAN Latar Belakang Di Indonesia, perkembangan media massa seperti media cetak merupakan salah satu kebijaksanaan dalam mewujudkan tujuan pembangunan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Bahasa juga dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu lain yang berasal dari daerah atau wilayah lain. Oleh karena itu, bahasa. Indonesia dijadikan sebagai bahasa nasional.

BAB I PENDAHULUAN. individu lain yang berasal dari daerah atau wilayah lain. Oleh karena itu, bahasa. Indonesia dijadikan sebagai bahasa nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan di negara Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi perantara bagi lapisan masyarakat dalam berkomunikasi, khususnya bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan manusia dalam berbagai hal, salah satunya kebutuhan akan informasi. Informasi adalah data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, khususnya terhadap media massa semakin kritis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, khususnya terhadap media massa semakin kritis dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini pandangan masyarakat Indonesia, khususnya terhadap media massa semakin kritis dalam menerima informasi. Media massa lahir sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beragam peristiwa baik yang bersifat lokal, nasional maupun internasional. Salah

I. PENDAHULUAN. beragam peristiwa baik yang bersifat lokal, nasional maupun internasional. Salah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada masa kini tidak terlepas dari kebutuhan untuk memperoleh informasi. Informasi yang tersaji di hadapan masyarakat haruslah memuat beragam peristiwa baik yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penggunaan bahasa yang menarik perhatian pembaca maupun peneliti adalah penggunaan bahasa dalam surat kabar. Kolom dan rubrik-rubrik dalam surat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari pembahasan skripsi yang berjudul Gejolak Politik di Akhir Kekuasaan Presiden: Kasus Presiden Soeharto (1965-1967) dan Soeharto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahan swasta maupun pemerintah diwajibkan memberikan ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, media baru (internet) berkembang dengan pesat setiap tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan ketersediaan infrastruktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media massa yang beredar, baik media cetak seperti: surat kabar, tabloid dan

BAB I PENDAHULUAN. media massa yang beredar, baik media cetak seperti: surat kabar, tabloid dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi, hiburan dan kontrol sosial. Saat ini begitu banyak media massa yang beredar,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT.Kompas Gramedia merupakan salah satu perusahaan besar hingga saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. PT.Kompas Gramedia merupakan salah satu perusahaan besar hingga saat ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT.Kompas Gramedia merupakan salah satu perusahaan besar hingga saat ini, namun perkembangan PT.Kompas Gramedia hingga saat ini bukanlah dengan waktu yang singkat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lisan merupakan ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ragam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. lisan merupakan ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ragam bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial. Dengan bahasa, manusia dapat berhubungan satu sama lain sehingga akhirnya terwujud saling pengertian, kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Esai merupakan suatu ekspresi diri berupa gagasan atau pemikiran seseorang tentang suatu hal yang dituangkan dalam bentuk tulisan yang berupa teks. Esai atau tulisan

Lebih terperinci

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI Pertemuan 4 MODUL Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI POKOK BAHASAN PERKEMBANGAN SURAT KABAR DESKRIPSI Pokok bahasan perkembangan surat kabar. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti pokok

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL INSTANSI

BAB IV PROFIL INSTANSI BAB IV PROFIL INSTANSI 4.1 Sejarah Harian Kompas Ide awal penerbitan harian ini diprakarsai olehjenderalahmad Yani, yang mengutarakan keinginannya kepada Frans Seda untuk menerbitkan surat kabar yang berimbang,

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh,

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA ATRIBUT PRODUK DENGAN KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN SURAT KABAR KOMPAS. (Studi Kasus Pada Masyarakat Kelurahan Kadipiro)

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA ATRIBUT PRODUK DENGAN KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN SURAT KABAR KOMPAS. (Studi Kasus Pada Masyarakat Kelurahan Kadipiro) ANALISIS HUBUNGAN ANTARA ATRIBUT PRODUK DENGAN KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN SURAT KABAR KOMPAS (Studi Kasus Pada Masyarakat Kelurahan Kadipiro) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun ini merupakan tahun demokrasi bagi masyarakat Indonesia. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan bahwa tahun 2014 adalah tahun

Lebih terperinci

BAB II. Bernas Jogja. Berikut merupakan deskripsi kedua media yang diambil. mencatat, Kompas lahir sebagai upaya menyuarakan suara Katolik pada

BAB II. Bernas Jogja. Berikut merupakan deskripsi kedua media yang diambil. mencatat, Kompas lahir sebagai upaya menyuarakan suara Katolik pada BAB II DESKRIPSI MEDIA DAN PARTISIPAN PENELITIAN A. Deskripsi Media Peneliti mengambil dua artikel berita dari dua media yakni Kompas dan Bernas Jogja. Berikut merupakan deskripsi kedua media yang diambil.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam mentransformasikan berbagai ide dan gagasan yang ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan atau tulis. Kedua

Lebih terperinci

Etika Jurnalistik dan UU Pers

Etika Jurnalistik dan UU Pers Etika Jurnalistik dan UU Pers 1 KHOLID A.HARRAS Kontrol Hukum Formal: KUHP, UU Pers, UU Penyiaran Tidak Formal: Kode Etik Wartawan Indonesia 2 Kode Etik Jurnalistik Kode Etik Jurnalistik dikembangkan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan pers merupakan salah satu indikator penting dalam membangun suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Pasca reformasi 1998 media massa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis framing (bingkai), yang dalam penelitian ini selanjutnya menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari model analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya

BAB I PENDAHULUAN. menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kata infotainment merupakan neologisme, atau kata bentukan baru yang menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya infotainment adalah informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 mengakui bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Televisi dibandingkan dengan media massa lainnya seperti radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya, tampaknya memiliki sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negarawan merupakan karakter yang sangat penting bagi kepemimpinan nasional Indonesia. Kepemimpinan negarawan diharapkan dapat dikembangkan pada pemimpin pemuda Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kabar yang bersangkutan. Penyajian sebuah isi pesan dalam media (surat

BAB I PENDAHULUAN. kabar yang bersangkutan. Penyajian sebuah isi pesan dalam media (surat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita merupakan isi utama dalam sebuah media (surat kabar). Isi berita yang baik dan berkualitas akan berdampak baik pula bagi surat kabar yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan yang dibuat agar diketahui masyarakat. Misalnya ; kampanye, seminar,

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan yang dibuat agar diketahui masyarakat. Misalnya ; kampanye, seminar, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap usaha yang berhubungan dengan publik, kepuasan publik senantiasa menjadi patokan utama. Oleh karena itu, segala upaya dilakukan untuk memuaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan seksual ini juga tidak hanya berlangsung di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan seksual ini juga tidak hanya berlangsung di lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kekerasan, pelecehan, dan eksploitasi seksual itu bukan hanya menimpa perempuan dewasa, namun juga perempuan yang tergolong di bawah umur (anakanak). Kejahatan

Lebih terperinci

Kode Etik Jurnalistik

Kode Etik Jurnalistik Kode Etik Jurnalistik KEPRIBADIAN WARTAWAN INDONESIA Pasal 1 Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang dan tidak bertindak buruk. Penafsiran a. Independen berarti

Lebih terperinci

Redaksi : Jln. Soekarno-Hatta No.77 Bandung Pos 1254, Telp. (022) ;

Redaksi : Jln. Soekarno-Hatta No.77 Bandung Pos 1254, Telp. (022) ; BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil PT. Pikiran Rakyat PT. Pikiran Rakyat Bandung adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis media massa. Perusahaan ini didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi manusia. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan perasaan (emosi), imajinasi, ide dan keinginan yang diwujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR.

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir bulan Oktober 2012 media massa ramai memberitakan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang mempublikasikan adanya pemesaran yang dilakukan oleh anggota DPR terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi. Kridalaksana (1984:28) mengatakan bahasa adalah sistem lambang bunyi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam

BAB 1 PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam informasi. Hal itu berkaitan dengan semakin canggihnya industri media informasi dan komunikasi,

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. tentang analisis kebijakan redaksi dalam penentuan headline (judul berita)

BAB III PENYAJIAN DATA. tentang analisis kebijakan redaksi dalam penentuan headline (judul berita) BAB III PENYAJIAN DATA A. Penyajian Data Berikut ini penyajian data berdasarkan penelitian yang dilakukan di harian surat kabar Pekanbaru Pos. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang analisis

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Mohamad (GM), sebagai salah seorang pendiri dan mantan pemimpin Majalah

BAB VI KESIMPULAN. Mohamad (GM), sebagai salah seorang pendiri dan mantan pemimpin Majalah BAB VI KESIMPULAN Sampai pada saat penelitian lapangan untuk tesis ini dilaksanakan, Goenawan Mohamad (GM), sebagai salah seorang pendiri dan mantan pemimpin Majalah Tempo dalam waktu yang relatif lama,

Lebih terperinci

Pemaknaan Karikatur Karya Wahyu Kokkang, Mengkritisi Kehidupan Sosial Masa Kini

Pemaknaan Karikatur Karya Wahyu Kokkang, Mengkritisi Kehidupan Sosial Masa Kini Pemaknaan Karikatur Karya Wahyu Kokkang, Mengkritisi Kehidupan Sosial Masa Kini I Wayan Nuriarta Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain-Institut Seni Indonesia Denpasar Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyajikan berita-berita yang aktual dan up to date yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyajikan berita-berita yang aktual dan up to date yang berkaitan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radar Malang sebagai bagian dari Jawa Pos Group senantiasa berusaha untuk menyajikan berita-berita yang aktual dan up to date yang berkaitan dengan peristiwa

Lebih terperinci

4.1 Gambaran Umum Kompas.com

4.1 Gambaran Umum Kompas.com BAB IV PROFIL PERUSAHAAN KOMPAS.COM DAN DETIK.COM 4.1 Gambaran Umum Kompas.com 4.1.1 Sejarah Kompas.com secara umum Harian Kompas lahir tanggal 28 Juni 1965, tiga bulan sebelum peristiwa politik G 30 S

Lebih terperinci