ANALISIS PENERAPAN ISAK 21 TERHADAP PENGAKUAN PENDAPATAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT ALAM SUTERA REALTY TBK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENERAPAN ISAK 21 TERHADAP PENGAKUAN PENDAPATAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT ALAM SUTERA REALTY TBK"

Transkripsi

1 ANALISIS PENERAPAN ISAK 21 TERHADAP PENGAKUAN PENDAPATAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT ALAM SUTERA REALTY TBK Dwi Sartika Oktavia, Armanto Witjaksono Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta Barat 11530, , ABSTRACT The purpose of this study is to look the implementation of ISAK 21 on revenue recognition at Indonesian real estate companies and see the effect of ISAK 21 on the company's financial statement disclosure. Qualitative methods used in this study, using a sample of one real estate companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX), PT Alam Sutera Realty Tbk. The results of this study indicate that when ISAK 21 applied to the real estate industry in Indonesia, the company must recognize that there are two revenue recognized, from the sale of inventory that will be sold and the revenue recognized from the sale of construction in process. When revenue is recognized into two parts, will affect the disclosures in the financial statements, which the company must disclose in financial statements inventory, unearned income, revenue and expense recognition and when ISAK 21 is applied at Alam Sutera company. Conclusions from implementation ISAK 21 are Alam Sutera company should recognize revenue generated from the inventory ready for sale and supply of construction in process, and the company must also disclose the impact of ISAK 21 in the financial statements, like inventory, unearned income, and the recognition of revenue and expense. DSO Keyword: ISAK 21, revenue recognition, disclosure in the financial statements. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat penerapan dari ISAK 21 terhadap pengakuan pendapatan pada perusahaan real estat yang ada di Indonesia serta melihat pengaruh dari penerapan ISAK 21 pada pengungkapan laporan keuangan perusahaan. Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan sampel salah satu perusahaan real estsat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu PT Alam Sutera Realty Tbk. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ketika ISAK 21 diterapkan pada Industri Real estat di Indonesia, perusahaan harus mengakui bahwa ada dua pendapatan yang diakui dari penjualan persediaan yang akan dijual dan pendapatan yang diakui, dari penjualan construction in process. Ketika pendapatan diakui menjadi dua bagian, akan mempengaruhi pengungkapan dalam laporan keuangan, dimana perusahaan harus mengungkapkan pada laporan keuangan persediaan, pendapatan yang diterima dimuka, dan pengakuan pondapatan dan beban ketika ISAK 21 diterapkan di perusahaan Alam sutera. Simpulan dari penerapan ISAK 21 adalah bahwa perusahaan Alam Sutera harus mengakui pendapatan yang diperoleh dari persediaan yang siap dijual dan persediaan construction in process, dan perusahaan juga harus mengungkapkan dampak dari ISAK 21 terhadap laporan keuangan, seperti persediaan, pendapatan diterima dimuka, dan pengakuan akan pendapatan dan beban. DSO Kata Kunci: ISAK 21, Pengakuan Pendapatan, Pengungkapan Laporan Keuangan

2 Pendahuluan Fenomena yang berkembang pada saat ini menggambarkan bahwa sektor real estat merupakan sektor bisnis yang cukup menjanjikan. Hal tersebut dapat dilihat dari pekembangan bisnis properti di Indonesia yang terus meningkat dan tidak terkena imbas krisis Eropa dan Amerika. Krisis Eropa dan Amerika memang berimbas pada pasar global secara umum, namun dari segi bisnis properti dan real estat, Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya seperti China, India, dan Singapura tidak terlalu terkena imbasnya. Negara indonesia merupakan Negara yang padat akan penduduknya, hal itu disebabkan karena tingginya tingkat kelahiran yang mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia setiap tahunnya. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk maka dengan sendirian kebutuhkan pun ikut meningkat khususnya kebutuhan akan tempat tinggal, yang mengakibatkan banyak perusahaan yang bergerak dalam industri real estat. Indonesia, khususnya Jakarta diprediksi akan menjadi pasar real estat terbesar di Asia pada tahun 2013 ini. Hal ini berkaca pada pesatnya pertumbuhan gedung perkantoran serta meningkatnya permintaan properti di beberapa lokasi strategis di Jakarta. Dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa backlog (kekurangan) perumahan hingga tahun 2011 diperkiraan mencapai 13,6 juta unit rumah. Itu artinya ada 13,6 juta keluarga yang belum memiliki rumah, bahkan riil di lapangan angkanya bisa jauh lebih besar. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan mencapai 6,5 persen memicu lonjakan permintaan properti komersial (kantor, ruko, mall, hotel, dan kawasan industri). Bagi para investor, khususnya investor asing, untuk saat ini investasi properti di Indonesia sangat menjanjikan. Karena dibanding dengan negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura, harga properti masih under value. Bisnis properti saat ini memberikan peluang dan kesempatan yang cukup terbuka untuk berkembang. Beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain: pengadaan rumah selalu kurang dibanding kebutuhan rumah masyarakat, tingkat suku bunga KPR relatif rendah dan cendrung tidak stabil. Selain itu, bisnis ini didukung oleh perkembangan suatu daerah dan pertumbuhan ekonomi makro. Terbukanya peluang tersebut, tentunya menjadi suatu kesempatan untuk mengundang para investor asing maupun domestik untuk dapat berinvestasi di dalam negeri, sehingga dana akan mengalir ke Indonesia melalui penanaman modal asing dan dapat memberikan profit untuk membantu pertumbuhan bisnis real estat di Indonesia. Untuk memberikan profit, pengambilan keputusan yang tepat yang dilakukan oleh manajemen dapat menentukan masa depan perusahaan sehingga keputusan yang diambil harus berdasarkan informasi yang dapat dipercaya, tepat sasaran, dan tepat waktu dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan. Salah satu informasi penting yang sangat mempengaruhi pengambilan keputusan bisnis adalah laporan keuangan yang berguna bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Pendapatan adalah salah satu elemen dari laporan keuangan yang berpengaruh terhadap suatu perusahaan. Pendapatan merupakan penghasilan yang timbul dari pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dikenal dengan sebutan penjualan, penghasilan jasa, bunga deviden, royalti, dan sewa. Perusahaan real estat memiliki perlakuan akuntansi pendapatan yang berbeda dengan perusahaan lainnya karena sifat dari aktivitas yang dilakukan berdasarkan penilaian properti atau penilaian tanah yang didasarkan pada nilai pasarnya. Perlakuan akuntansi terhadap real estat diatur oleh PSAK 44, tetapi PSAK 44 telah dicabut oleh DSAK karena SAK tersebut telah diatur dalam SAK lain serta adanya inkonsistensi dengan SAK lain. Dalam beberapa kondisi dan situasi, pengaturan dalam PSAK 44 akan bertentangan dengan pengaturan dalam SAK lain yang bersifat umum (principle-based), misalnya PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan, PSAK 23 (revisi 2010): Pendapatan, PSAK 34: Kontrak Konstruksi, dan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas, Kontijensi, dan Aset Kontijensi. Untuk pengakuan pendapatan yang perusahaan real estat sampai sekarang gunakan adalah pengakuan pendapatan yang diatur dalam PSAK 44 sampai ISAK 21 sudah bisa diterapkan di industri real estat. Isu yang dibahas dalam ISAK 21 yaitu pertama, standar yang berlaku, apakah menggunakan PSAK 34 (revisi 2010) Kontrak Konstruksi atau PSAK 23 (revisi 2010) Pendapatan bila terjadi transaksi di bidang real estat dan sejenisnya. Kedua adalah kapankah pendapatan tersebut diakui. Ketiga apakah ada perbedaaan pengungkapan laporan keuangan ketika ISAK 21 di terapkan di industri real estat. Ruang lingkup ISAK 21 tersebut memang untuk perjanjian konstruksi real estat, dimana komponen untuk konstruksi real estat yang diidentifikasi dalam suatu perjanjian yang melibatkan komponen lainnya. Cara untuk menentukan apakah sebuah transaksi real estat menggunakan PSAK 34 (revisi 2010) atau PSAK 23 (revisi 2010) ditentukan dari apakah pembeli dapat menentukan elemen struktural yang utama dari desain, atau tidak dapat menentukan elemen struktural pada saat konstruksi sedang dalam penyelesaian. Jika pembeli dapat menentukan komponen utama dari konstruksi tersebut, maka

3 diperbolehkan menggunakan PSAK 34 (revisi 2010). Sebaliknya jika pembeli tidak memiliki kekuasaan untuk menentukan elemen struktural pada saat konstruksi sedang dalam penyelesaian, maka itu termasuk kategori dalam PSAK 23 (revisi 2010). Kalau dalam pembangunan mass production (real estat), maka itu termasuk kategori PSAK 23 (revisi 2010) yang berhubungan dengan pendapatan. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis tertarik untuk mengetahui sejauh mana peneraan ISAK 21 terhadap aktivitas perusahaan dibidang real estat dengan judul ANALISIS PENERAPAN ISAK 21 TERHADAP PENGAKUAN PENDAPATAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT ALAM SUTERA REALTY TBK. Apakah penerapan ISAK 21 di Indonesia akan mengakibatkan perubahan signifikan terhadap pengakuan pendapatan dan pengungkapan laporan keuangan perusahaan real estat di Indonesia? Hal ini sangat menarik untuk dibahas, karena kita perlu melihat dampak-dampak apa saja yang akan terjadi, terutama pada pengungkapan suatu laporan keuangan sebagai akibat dari perubahan standar ini. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan permasalahan yang dijadikan pokok pembahasan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Apakah penerapan ISAK 21 berpengaruh terhadap pengakuan pendapatan pada PT Alam Sutera Realty Tbk? 2. Apakah dampak dari penerapan ISAK 21 terhadap pengungkapan pada laporan keuangan dari PT Alam Sutera Realty Tbk? Berkaitan dengan masalah yang muncul, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk memahami karakteristik dari topic penelitian, karena pada saat skripsi ini dibuat belum banyak penelitian untuk bidang terkait yang telah dilakukan. 2. Untuk mengetahui pengakuan pendapatan apa saja yang termasuk dalam ISAK 21, apakah termasuk dalam PSAK 23 (revisi 2010) Pendapatan atau termasuk dalam PSAK 34 (revisi 2010) Kontrak Konstruksi. 3. Mengetahui dan memahami kapan penjualan atas unit real estat diakui sebagai pendapatan ketika ISAK 21 diterapkan pada perusahaan Alam Sutera. 4. Mengetahui dan memahami pengaruh penerapan ISAK 21 Kontruksi Real Estat terhadap pengungkapan dalam laporan keuangan perusahaan Alam Sutera. Metode Penelitian Penentuan Jumlah Sampel Sampel penelitian diambil dengan menggunakan metode purposive sampling berdasarkan kriteria sebagai berikut: 1. Seluruh perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode ; 2. Perusahaan memiliki data yang lengkap (memiliki laporan auditor, menerbitkan laporan keuangan dan laporan tahunan yang lengkap). 3. Perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan (financial distress). Perusahaan yang sedang mengalami financial distress, diantaranya harus memiliki salah satu dari kriteria ini: memiliki saldo laba negatif; memiliki laba operasi negatif; memiliki laba bersih negatif. Metode Pengumpulan Sampel Data dari objek yang penulis gunakan diperoleh dengan studi dokumentasi melalui laporan keuangan perusahaan dari website Bursa Efek Indonesia dan dari website PT Alam Sutera Realty Tbk. Metode Analisis Data Metode analisis data yang penulis gunakan pada skripsi ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, disusun, diinterpretasikan dan dianalisis sehingga menghasilkan keterangan yang lengkap sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Sehingga dengan dianalisisnya data-data yang ada, penulis dapat mengambil suatu kesimpulan. Metode Penyajian Data Data hasil analisis akan ditampilkan dalam bentuk tabel disertai dengan keterangan-keterangan yang akan menjelaskan maksud dari tabel untuk menyajikan hasil analisis yang dapat digunakan untuk memudahkan pemahaman akan data yang disajikan tersebut.

4 Hasil dan Bahasan Pengakuan Pendapatan dari persediaan yang siap dijual Sesuai dengan ISAK 21 apabila pembeli tidak dapat menentukan atau mempengaruhi sedikit dari struktural utama desain real estat, maka pengakuan pendapatan dari penjualan persediaan tersebut mengacu pada PSAK 23 (revisi 2010) sesuai dengan paragraf 13. PT Alam Sutera Realty Tbk mengakui pendapatan dari penjualan persediaan yang siap untuk dijual untuk tahun 2012, yaitu Pengakuan pendapatan untuk persediaan yang siap untuk dijual (seperti tanah kavling, rumah dan ruko, gedung perkantoran, kios), perusahaan mengakui pendapatan penjualan dengan menggunakan metode akrual penuh (full accrual method), jika syarat-syarat berikut terpenuhi: Proses penjualan telah selesei; Harga jual akan tertagih; Tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akaan datang terhadap pinjaman lain yang akaan diperoleh pembeli; dan Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut. Apabila kriteria pengakuan pendapatan dari penjualan dengan metode akrual penuh tidak terpenuhi, maka semua pembayaran dicatat sebagai uang muka dengan metode deposito. Untuk lebih memahami pengakuan pendapatan dari persediaan yang siap untuk dijual, penulis memberikan contoh dengan menggunakan metode full accrual sebagai berikut: Perusahaan PT Alam Sutera Realty menjual satu unit properti dengan nilai jual Pada saat pembeli melakukan kontrak pembelian properti pada perusahaan Alam Sutera, pembeli melakukan pembayaran down payment sebesar 30% dari nilai jual sebesar , atas transaksi tersebut perusahaan mencatat: Dr Cash Cr Unearned Revenue ketika pembeli melakukan pembayaran lunas dari pembelian properti yang dikurangin dengan pembayaran down payment, maka perusahaan mencatat sebagai berikut: Dr Cash Dr Unearned Revenue Cr Revenue Contoh lain Apabila pembeli melakukan pembayaran secara cicilan sesuai dengan kontrak yang telah disetujui oleh perusahaan dan pembeli dengan harga jual sebesar dicicil selama 12 bulan, dengan DP sebesar 30% dari harga jual, bunga 10%, maka pembeli melakukan pembayaran secara cicilan dapat dilihat lampiran 4.1, perusahaan mencatat sebagai berikut: Ketika pembeli melakukan deal untuk membeli suatu unit properti yang di jual, perusahaan melakukan pencatatan sebagai berikut: Dr AR Cr Sales Ketika pembeli melakukan pembayaran down payment 30% dari harga jual, maka perusahaan mencatat sebagai berikut: Dr Cash Cr Unearned revenue Perusahaan menggunakan bunga efektif dan angsuran dengan metode flat dari pembayaran ke 1 sampai ke pembayaran ke 12, yang akan dicatat perusahaan sama setiap bulannya, seperti contoh dibawah ini: Dr Cash ,67 Cr AR ,67

5 Di pembayaran ke 12 yang dilakukan pembeli kepada perusahaan, perusahaan harus mengakui pendapatan yang didapat dari penjualan salah satu unit properti yang mana akan otomatis menghapus unearned revenue yang perusahaan catat pertama kali. Pencatatan sebagai berikut: Dr Cash ,67 Cr AR ,67 Dr Unearned Revenue Cr Revenue Pengakuan Pendapatan dari Persediaan Construction in Process Pengakuan pendapatan yang dimaksud dalam konstruksi yang sedang berjalan (construction in process) adalah apabila pembeli dapat menentukan elemen struktural dari desain real estat maka mengacu pada PSAK 34 (revisi 2010) yang mana pengakuan pendapatannya diakui menggunakan persentase penyelesaian. Perbedaan pengakuan pendapatan pada persediaan yang siap untuk dijual dengan pendapatan yang didapat dari construction in process dapat dilihat dari cara pengakuan pendapatannya. pada persediaan yang siap untuk dijual, perusahaan dapat mengakui pendapatan saat pembeli telah melakukan pelunasan atas pembayaran dari pembelian properti, meskipun pada proses pengerjaan bangunan belum selesei sepenuhnya. Tapi untuk pengakuan pendapatan construction in process, pendapatan diakui ketika bangunan masih dalam pengerjaan yang sesuai dengan persentase penyelesaian yang sudah berjalan yang dimuat di berita acara yang perusahaan keluarkan. Ketika perusahaan belum dapat menentukan berapa persentase penyeleseian dari konstruksi tersebut, perusahaan belum dapat mengakui itu sebagai pendapatan. Contoh PT Alam Sutera Realty Tbk memiliki kontrak untuk membangun properti seharga Rp dengan waktu 3 tahun (mulai dari tahun 2010) dengan total biaya konstruksi sebesar Rp , dengan biaya untuk tahun 2010 sebesar Rp , tahun 2011 sebesar Rp dan tahun 2012 sebesar Rp Pendapatan yang diakui setiap tahunnya sebagai berikut: Year Biaya Total biaya Tabel 4.1 Perhitungan Pendapatan per tahun Persentase penyelesaian Total Pendapatan Perusahaan mengakui sebagai pendapatan sesuai dengan persentase penyelesaian yang telah terjadi. Tagihan yang harus di tagih kepada pembeli juga sesuai dengan persentase penyelesaian dari total pendapatan yang diperoleh perusahaan. Sehingga perusahaan mencatat per tahun sebagai berikut: Tahun 2010 Dr CIP Cr Revenue Dr AR Cr CIP Tahun 2011 Dr CIP Cr Revenue Dr AR Cr CIP Revenue Recognized 2010 Rp 54,000,000 Rp 360,000,000 15% Rp 400,000,000 Rp 60,000, Rp 180,000,000 Rp 360,000,000 50% Rp 400,000,000 Rp 200,000, Rp 126,000,000 Rp 360,000,000 35% Rp 400,000,000 Rp 140,000, % Rp 400,000,000

6 Ketika di tahun terakhir penyelesaian dari properti yang di pesanan oleh pembeli, perusahaan juga harus mengakui ada biaya retensi sebesar 5% (diilustrasikan sesuai dengan kontrak perjanjian kepada kontraktor sebesar ). sehingga perusahaan mencatat sebagai berikut: Tahun 2012 Dr CIP Cr Revenue Dr AR Cr CIP Retention didapat dari 5% dari harga kontrak ke kontraktor sebesar Dr Cash Cr Retention receivable Sesuai dengan PSAK 34 (revisi 2010) paragraf 40 retensi adalah jumlah termin yang tidak dibayar hingga pemenuhan kondisi yang ditentukan dalam kontrak untuk pembayaran jumlah tersebut atau telah diperbaiki. Termin adalah jumlah yang ditagih untuk pekerjaan yang dilakukan dalam suatu kontrak, baik yang telah ataupun belum dibayar oleh pelanggan. Pengungkapan kembali Laporan Keuangan PT Alam Sutera Realty Tbk menggunakan ISAK 21 Konstruksi Real Estat Perbedaan penerapan pengakuan pendapatan menurut ISAK 21 mengharuskan perusahaan untuk mengungkapkan kembali atau memberikan penambahan di laporan keuangan dalam hal pengungkapan, yang mana ketika perusahaan menerapkan ISAK 21 sistem pengakuan pendapatannya juga berubah dan harus di ungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. PT ALAM SUTERA REALTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2012 dan IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING 3i. Persediaan Persediaan dalam pengungkapan kembali laporan keuangan menurut ISAK 21 terdiri dari bukan hanya persediaan yang siap dijual (seperti tanah kavling, rumah dan ruko, gedung perkantoran, kios) tapi ada tambahan karena menggunakan ISAK 21 yaitu construction in process. Dimana ketika persediaan yang siap dijual diakui sebagai persediaan sesuai dengan catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang perusahaan telah ungkapkan. Persediaan untuk construction in process terjadi karena pembeli dapat menentukan elemen struktural dari desain real estat, yang mana ketika perusahaan menjual salah satu unit propertinya pembeli dapat menentukan desain real estat sesuai dengan keinginan dari pembeli. ketika ISAK 21 diterapkan dalam industri real estat maka perusahaan juga harus mengungkapkan bahwa ada beberapa dari unit properti yang dijual ke pembeli, yang dimana pembeli dapat menentukan desain dari real estat tersebut. Jadi bukan hanya perusahaan yang dapat menentukan desain dari real estat, tetapi pembeli juga dapat menentukan desain dari real estat yang dijual oleh perusahaan. Ketika pembeli dapat menentukan elemen struktural dari desain real estat maka mengacu pada PSAK 34 (revisi 2010) tentang Kontrak Konstruksi.

7 Tabel 4.2 Persediaan (Dalam Rupiah) Persediaan Rumah dan Ruko xxxxx xxxxx Tanah Kavling xxxxx xxxxx Gedung Perkantoran xxxxx xxxxx Kios xxxxx xxxxx Jumlah xxxxx xxxxx Construction in Process xxxxx xxxxx Dikurangi: Penurunan Nilai Persediaan xxxxx xxxxx Jumlah xxxxx xxxxx Jumlah xxxxx xxxxx 2l. Pendapatan diterima dimuka Pendapatan yang diterima dalam penyajian kembali laporan keuangan menurut ISAK 21 adalah uang yang diterima pada saat perjanjian tersebut masih berjalan pada akhir periode pelaporan. Pendapatan yang termasuk dalam akun pendapatan diterima dimuka tidak hanya terdiri atas sewa mal, pusat olah raga dan makanan yang diakui sebagai pendapatan berdasarkan periode kontrak, tetapi pendapatan yang diterima ketika bangunan tersebut masih dalam proses pengerjaan yang sedang berjalan sampai akhir periode pelaporan. Tabel 4.3 Pendapatan diterima di muka (Dalam Rupiah) terdiri dari: Mal xxxxx xxxxx Pusat olah raga dan Makanan Xxxxx xxxxx Pembayaran dari kontruksi yang sedang berjalan Xxxxx xxxxx Jumlah Xxxxx xxxxx 3m. Pengakuan pendapatan dan beban i. Pengungkapan untuk Pendapatan ketika perusahaan menerapkan ISAK 21 dibagi menjadi dua bagian, pertama pendapatan yang timbul dari pembayaran atas persediaan yang siap untuk dijual. Pengakuan pendapatan untuk persediaan yang siap dijual mengakui penerimaan kas dan pendapatan diterima dimuka sebelum suatu kontrak diseleseikan (full accrual method) atau pada saat pembeli telah melakukan pembayaran dari down payment yang menyatakan bahwa pembeli membeli salah satu unit properti perusahaan yang dijual walaupun bangunan dari porperti tersebut belum selesei pengerjaannya atau bahkan baru hanya tiang pembatas perusahaan telah mengakui pendapatan dari transaksi tersebut. Kedua pendapatan yang terjadi atas penyelesaian dari consruction in process. Pendapatan pada construction in process diakui ketika perusahaan telah melakukan kewajiban dalam hal membangun unit properti yang dipesan oleh pembeli, ketika construction in process dalam pengerjaan sesuai dengan berita acara yang dibuat, pada saat itu perusahaan baru mencatatnya sebagai pendapatan. Pengakuan pendapatan atas persediaan ini diakui menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method) berdasarkan kemajuan fisik pada tanggal pelaporan, yang dinyatakan dalam PSAK 34 Kontrak Konstruksi (revisi 2010) jika memenuhi kriteria sebagai berikut: Jumlah pendapatan semula yang disetuji dalam kontrak;dan

8 Penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran insentif: (i) sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan; (ii) dapat diukur secara andal. Kemajuan fisik dapat dilihat dari berita acara yang dikeluarkan perusahaan bahwa bener pengerjaan akan konstruksi yang sedang berjalan tersebut baru berjalan misalnya 10%. Ketika pendapatan tersebut benar pengerjaannya sebagaimana yang diungkapkan di berita acara maka perusahaan baru mencatat pendapatan yang diterima sesuai dengan persentase penyelesaian pengerjaan konstruksi tersebut. Pendapatan yang timbul dari penjualan persediaan yang siap untuk dijual diakui dengan menggunakan metode full accrual sesuai dengan pengungkapan yang ada pada catatan atas laporan keuangan perusahaan real estat. Tabel 4.4 Pendapatan (Dalam Rupiah) Rumah dan Ruko xxxxx xxxxx Tanah Kavling xxxxx xxxxx Gedung Perkantoran xxxxx xxxxx Kios xxxxx xxxxx Construction in Process xxxxx xxxxx Jumlah xxxxx xxxxx ii. Beban yang dikeluarkan ketika ISAK 21 diterapkan di perusahaan real estat dibagi menjadi dua bagian, yaitu pertama persediaan yang siap untuk di jual diakui pada saat terjadinya (accrual basis). Dimana setiap unit biaya yang dibebankan sama. Tidak ada perbedaan dari tiap pembebanan yang perusahaan gunakan untuk unit properti yang sama sesuai dengan pengungkapan yang perusahaan real estat ungkapkan di catatan atas laporan keuangan perusahaan. Kedua, beban yang dikeluarkan untuk persediaan yang sedang berjalan (construction in process) perusahaan tidak bisa membebankan biaya yang dikeluarkan untuk tiap unit sama, perusahaan harus membebankan biaya sesuai dengan pesanan yang dilakukan pembeli. Karena tiap pesanan desain real estat dari pembeli mengeluarkan biaya yang berbeda, sesuai dengan pesanan pembeli. Dengan begitu, ketika perusahaan real estat menerapkan ISAK 21 maka sistem akuntansi setiap perusahaan berubah. Dari yang awalnya membebankan biaya untuk setiap unit properti yang dijual sama sekarang harus dibedakan berapa yang menjadi persediaan yang siap untuk dijual dan persediaan untuk construction in process. Jadi beban yang diungkapkan dalam laporan keuangan adalah beban untuk persediaan yang siap dijual dan beban untuk construction in process. Simpulan dan Saran Simpulan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui: 1. Pengakuan apa saja yang terdapat dalam penerapan ISAK 21, yaitu: a) Pendapatan diakui dari penjualan persediaan yang siap untuk dijual menggunakan full accrual method. Dimana uang yang didapat langsung dicatat sebagai pendapatan atau revenue, walaupun bangunan tersebut belum berdiri atau masih dalam proses pengerjaan. b) pendapatan diakui dari penjualan persediaan construction in process. Dimana uang yang diterima dari penjual tidak bisa diakui sebagai pendapatan sebelum bangunan dari unit properti yang dibeli oleh pembeli telah jadi sesuai dengan yang ada dilapangan (fisikal). Pendapatan yang akan diakui oleh perusahaan harus sesuai dengan persentase penyelesaian yang tertera dalam berita acara yang dikeluarkan oleh perusahaan. 2. Untuk mengetahui pengaruh pada catatan atas laporan keuangan, yaitu:

9 a) Yang pertama, perusahaan harus mengungkapkan bahwa ada persediaan yang siap dijual dan ada persediaan construction in process dalam transaksi yang terjadi di perusahaan. b) Yang kedua, perusahaan juga harus mengungkapkan bahwa dari persediaan yang dijual, mengakui pendapatan yang diterima dimuka dari pembayaran atas konstruksi yang sedang berjalan. c) Yang ketiga, perushaaan juga harus mengakui pendapatan dimana ketika persediaan yang dijual dibeli oleh pembeli maka pengakuan pendapatan diakui dengan menggunakan full accrual method. Ketika perusahaan mengakui pendapatan dari persediaan construction in process mengakui pendapatan ketika persentase penyelesaian (percentage of complete method) sudah di muat di berita acara. d) Yang keempat, perusahaan juga harus mengungkapkan biaya yang terjadi untuk persediaan yang siap dijual dan persediaan contruction in process secara terpisah. Saran Setelah melakukan berbagai pengujian statisik, analisis data, dan pembahasan hasil temuan, maka dapat diberikan saran-saran yang menjadi pertimbangan bagi penelitian berikutnya: 1. Saran penulis bagi perusahaan Alam Sutera adalah ketika ISAK 21 sudah diterapkan di Indonesia maka sistem akuntansi perusahaan juga harus berubah. Karena perubahaan dari penerapan ISAK 21 terletak pada sistem akuntansinya. Agar setiap manajemen perusahaan dapat secara profesional memilih dan menggunakan setiap metode yang digunakan oleh suatu standar. 2. Saran penulis terhadap penelitian selanjutnya adalah agar dapat dilakukan penelitian lanjutan yang membahas pengakuan pendapatan lebih mendalam dengan menggunakan metode persentase penyelesaian dengan pendekatan secara cost-to-cost. Penulis juga berharap agar penelitian selanjutnya membahas tentang bukan hanya pengakuan pendapatan tetapi pengakuan akan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Karena ketika ISAK 21 diterapkan maka pengakuan biaya akan berbeda untuk persediaan yang siap dijual dan persediaan yang dalam proses pengerjaan (construction in process). Mengingat masih minimnya penelitian mengenai ISAK 21, maka penulis mendorong dilaksanakannya penelitian yang mendalam untuk topik yang sejenis. REFERENSI Carter, William K. (2009). Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan akuntan Indonesia. IAI Standar Akuntansi Keuangan No. 23 Per 1 Juli Jakarta: Salemba Empat. IAI Standar Akuntansi Keuangan No 34 Per 1 Juli Jakarta: Salemba Empat. IAI Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan No Diacess tanggal 21 Februari Indonesia Stock Exchange Laporan Keuangan dan Tahunan. Diaccess tanggal 22 januari Kieso, Weygandt, Warfield. (2011). Intermediate Accounting vol. 2 (IFRS Edition). Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Lim, Michelle IFRIC 15 and The Malaysian Property Segement with another new standard setting its path towerds the Malaysian property industry, should developers brace? /IFRIC%2015%20and%20the%20Malaysian%20Property%20Segment.pdf. Diacess tanggal 22 april Panjaitan, M.Ikhsan (2009). Pengaruh karakteristik spesifik perusahaan terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan real estate dan properti di Bursa Efek Indonesia. Tesis S2 Tidak Dipublikasikan, Universitas Sumatera Utara, Medan. Diacess tanggal 22 april Priharyadi, Sonnia Miracle Analisis Pengakuan, Pengukuran dan Pengungkapan Pendapatan dan Kesesuaiannya dengan PSAK 23 Pada Industri Pertelevisian Tahun Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Diacess tanggal 21 Februari Quah, Michelle Property companies could be hit by deferred tax provision issues. Diakses tanggal 25 Juni 2011.

10 Sanusi, Anwar Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Stice, E.K., Stice, J. D., & Skousen, K. F. (2010). Intermediate Accounting (17th ed). South Western: Cengage Learning. Widodo, Muhammad Enstein Analisis Penerapan PSAK 34 (revisi 2010) atas Pengakuan Pendapatan dan Biaya pada PT.IKPT. Universitas Bina Nusantara, Jakarta. media=3. Diacess tanggal 21 Februari RIWAYAT PENULIS Dwi Sartika Oktavia lahir di Pekanbaru pada tanggal 28 Oktober Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun Saat ini bekerja sebagai Green Team Audit Aset di Astra International. Penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMA) Universitas Bina Nusantara.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Dalam bab ini penulis akan membahas tentang pengakuan pendapatan dan pengungkapan pada laporan keuangan ketika ISAK 21 diterapkan di PT Alam Sutera Realty Tbk yang menajdi objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perumnas Regional I merupakan salah satu perusahaan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perumnas Regional I merupakan salah satu perusahaan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perum Perumnas Regional I merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak dibidang Real Estate dan bertujuan mewujudkan perumahan dan pemukiman yang

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase penyelesaian (percentage of completion) yang dilakukan PT. TPHE dengan menggunakan pendekatan fisik. Penulis juga akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Salah satu pertimbangan yang paling mendasar bagi pihak yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Salah satu pertimbangan yang paling mendasar bagi pihak yang akan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rerangka Teori dan Literatur 2.1.1 Pendapatan Salah satu pertimbangan yang paling mendasar bagi pihak yang akan mengambil keputusan memasuki sebuah bisnis adalah jumlah pendapatan

Lebih terperinci

ANALISA PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT TUNAS BARU SULAWESI DI MAKASSAR

ANALISA PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT TUNAS BARU SULAWESI DI MAKASSAR ANALISA PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT TUNAS BARU SULAWESI DI MAKASSAR RUSDIAH HASANUDDIN STIE YPUP Makassar ABSTRAK Studi ini bertujuan untuk mengetahui metode pengakuan pendapatan yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 34 (REVISI 2010) ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI PT. TPHE

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 34 (REVISI 2010) ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI PT. TPHE ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 34 (REVISI 2010) ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI PT. TPHE Fina Prayerty Silitonga (1301021324) Universitas Bina Nusantara 081281534320 fina.prayerty@gmail.com

Lebih terperinci

PENDAPATAN. PSAK 23 (revisi 2010) Hari 3 - Sesi 2

PENDAPATAN. PSAK 23 (revisi 2010) Hari 3 - Sesi 2 Departemen Akuntansi dan PPA FEUI Workshop PSAK Terbaru dan Pengajaran Akuntansi FEUI Depok, 6-9 Juni 2011 Hari 3 - Sesi 2 PSAK 23 (revisi 2010) PENDAPATAN Tujuan Penghasilan Pendapatan Keuntungan Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor property dan real estate merupakan sektor bisnis yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. sektor property dan real estate merupakan sektor bisnis yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena yang berkembang pada saat ini menggambarkan bahwa sektor property dan real estate merupakan sektor bisnis yang cukup berkembang. Hal tersebut terbukti

Lebih terperinci

Pencabutan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat

Pencabutan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat exposure draft ED PPSAK No. 7 Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi Keuangan Pencabutan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat 12 Oktober 2010 Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini, pertama penulis akan menjelaskan perbedaan PSAK 34 sebelum revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan dengan penerapan persentase

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK 34 (REVISI 2010) ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA PADA PT. IKPT

ANALISIS PENERAPAN PSAK 34 (REVISI 2010) ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA PADA PT. IKPT ANALISIS PENERAPAN PSAK 34 (REVISI 2010) ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA PADA PT. IKPT Muhammad Enstein Widodo Jalan Mangga Blok D Gang 2 No. 6 Koja, Jakarta Utara, 085692302487, muhammad.enstein@gmail.com

Lebih terperinci

ABSTRAK ENDANG ANALISIS PENERAPAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN N0. 21 (Pengganti PSAK No.44) PADA PT. CIPTA KAWALAN RAJA

ABSTRAK ENDANG ANALISIS PENERAPAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN N0. 21 (Pengganti PSAK No.44) PADA PT. CIPTA KAWALAN RAJA ABSTRAK ENDANG 080420103079 ANALISIS PENERAPAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN N0. 21 (Pengganti PSAK No.44) PADA PT. CIPTA KAWALAN RAJA Skripsi. Ekonomi 2013 Kata kunci : ISAK No. 21, PSAK No.

Lebih terperinci

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS KELOMPOK GOODWILL: Dwi Rahayu 090462201 098 Dedi Alhamdanis 100462201 362 Larasati Sunarto 100462201 107 FAKULTAS EKONOMI UMRAH 2012 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pendapatan 2.1.1.1 Pengertian Pendapatan berikut: Menurut ED PSAK 23 menjelaskan tentang pendapatan adalah sebagai Pendapatan

Lebih terperinci

Pendapatan Kontrak Konstruksi PSAK 34. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Pendapatan Kontrak Konstruksi PSAK 34. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Pendapatan Kontrak Konstruksi PSAK 34 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 3 Metode presentase penyelesaian untuk kontrak jangka panjang

Lebih terperinci

PENGAKUAN PENDAPATAN JASA PT. INFIMEDIA SOLUSI PRATAMA

PENGAKUAN PENDAPATAN JASA PT. INFIMEDIA SOLUSI PRATAMA PENGAKUAN PENDAPATAN JASA PT. INFIMEDIA SOLUSI PRATAMA Carla Gouzman carlagouzman@yahoo.com pembimbing Sunaryo, Drs., Ak., MM. ABSTRAK Kewajiban perusahaan setiap akhir periode adalah melaporkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. properti di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang signifikan sekitar 20% di

BAB I PENDAHULUAN. properti di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang signifikan sekitar 20% di BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan properti cukup berkembang pesat di beberapa negara. Pasar properti di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang signifikan sekitar 20% di tahun

Lebih terperinci

ENTITAS ANAK TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI BERDASARKAN PSAK NO. 23 PERIODE:

ENTITAS ANAK TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI BERDASARKAN PSAK NO. 23 PERIODE: PERLAKUAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA PT DANAYASA ARTHATAMA Tbk. DAN ENTITAS ANAK TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI BERDASARKAN PSAK NO. 23 PERIODE: 2009 s.d. 2013 Viny Alvita viny536@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas perusahaan dalam suatu periode. Pendapatan merupakan hal yang penting karena pendapatan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus pada CV. BB di Surabaya)

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus pada CV. BB di Surabaya) ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus pada CV. BB di Surabaya) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekitar pertengahan hingga akhir tahun 2008, pasar modal Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Sekitar pertengahan hingga akhir tahun 2008, pasar modal Indonesia mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sekitar pertengahan hingga akhir tahun 2008, pasar modal Indonesia mengalami penurunan harga-harga hingga lebih dari lima puluh persen. Hal ini terjadi sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG Ivana Cendra Universitas Bina Nusantara, Jln. KH Syahdan No.9 Palmerah Jakarta Barat 11480, telp (+62-21) 534-5830, fax (+62-21)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah sebuah badan atau organisasi yang didirikan untuk menyediakan barang dan jasa dengan tujuan untuk mencari keuntungan. Globalisasi perekonomian di

Lebih terperinci

PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS)

PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS) PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS) Ruri Destianty Piliang, Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words: Method of recording and accrual-based accounting on a cash basis, revenues, expenses, accounts payable,and accounts receivable

ABSTRACT. Key words: Method of recording and accrual-based accounting on a cash basis, revenues, expenses, accounts payable,and accounts receivable ABSTRACT This study aims to determine the impact of the accrual basis method of recording and how companies can apply the accrual basis method of recording, so companies can find out the current income

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - Teori 1. Pengertian Pendapatan Menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:236) mengemukakan bahwa pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa yang dibebankan kepada pelanggan/pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki laju

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki laju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat terutama

Lebih terperinci

FE-UNILA/FOM/ FEBRUARI Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah 2 SKS : 3 Semester : 4 Kode MK : EBA512041

FE-UNILA/FOM/ FEBRUARI Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah 2 SKS : 3 Semester : 4 Kode MK : EBA512041 Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah 2 SKS : 3 Semester : 4 Kode MK : EBA512041 I. DESKRIPSI Mata ajaran ini membahas perlakuan akuntansi yang berhubungan dengan kewajiban jangka panjang, ekuitas,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. International Accounting Standards (IAS) / International Financial. Reporting Standards (IFRS)

BAB II LANDASAN TEORI. International Accounting Standards (IAS) / International Financial. Reporting Standards (IFRS) BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting Standards (IAS) / International Financial Reporting Standards (IFRS) Menurut Raja Adri Satriawan Surya (2012:4), akuntansi adalah persoalan praktis

Lebih terperinci

Suci Anggreani Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

Suci Anggreani   Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING, Tbk. DAN ENTITAS ANAK TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI BERDASARKAN PSAK NO. 23 & NO. 34 ABSTRAK Suci Anggreani email : sucianggreani17@yahoo.com

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMER 1 DAN 2 (REVISI 2009) UNTUK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010 DAN 2011 PADA PT RA

IMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMER 1 DAN 2 (REVISI 2009) UNTUK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010 DAN 2011 PADA PT RA IMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMER 1 DAN 2 (REVISI 2009) UNTUK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010 DAN 2011 PADA PT RA Cindy Nur Aini Stefanus Ariyanto, SE., M.Ak Universitas Bina

Lebih terperinci

BAB I. Jasa konstruksi adalah sektor industri yang akan terus berkembang selama

BAB I. Jasa konstruksi adalah sektor industri yang akan terus berkembang selama BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Jasa konstruksi adalah sektor industri yang akan terus berkembang selama pembangunan masih berjalan. Saat ini, pembangunan di Indonesia semakin meningkat,

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 13 REVISI 2011 PADA PERUSAHAAN PROPERTI (STUDI KASUS PADA PT IPM) KURNIA IRWANSYAH RAIS University of Indonesia

ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 13 REVISI 2011 PADA PERUSAHAAN PROPERTI (STUDI KASUS PADA PT IPM) KURNIA IRWANSYAH RAIS University of Indonesia ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 13 REVISI 2011 PADA PERUSAHAAN PROPERTI (STUDI KASUS PADA PT IPM) KURNIA IRWANSYAH RAIS University of Indonesia RYNA PANJAITAN University of Indonesia Abstrak Properti investasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK 34 (REVISI 2010) PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI. STUDI KASUS PADA PT WISE

ANALISIS PENERAPAN PSAK 34 (REVISI 2010) PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI. STUDI KASUS PADA PT WISE ANALISIS PENERAPAN PSAK 34 (REVISI 2010) PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI. STUDI KASUS PADA PT WISE MEGA AYU KARTIKA Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk Raya No 27, Telp: (021) 53696969 Email: megaayu.kartika@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan rangkuman kinerja perusahaan untuk melaporkan setiap aktivitas yang dilakukan, mulai dari aktivitas operasional, investasi, dan pembiayaan.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan BAB II DASAR TEORI A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Setiap perusahaan tentunya menginginkan agar usahanya berjalan dengan baik. Oleh karena itu perusahaan dapat memberi kepuasan kepada konsumen melalui

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA PADACV PURIYASA CONTRACO SEKAYU

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA PADACV PURIYASA CONTRACO SEKAYU ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA PADACV PURIYASA CONTRACO SEKAYU Mardiana Dosen Program Studi Akuntansi Politeknik Sekayu Email : diana5339@ymail.com Abstrak Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar

BAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Instrumen keuangan merupakan kontrak yang mengakibatkan timbulnya aset keuangan bagi satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas bagi entitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sebagai badan

BAB I PENDAHULUAN. yang disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sebagai badan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Riset ini dimotivasi oleh terbitnya PSAK No. 13 tentang Properti Investasi yang disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sebagai badan penyusun standar

Lebih terperinci

PERBANDINGAN IFRS FOR SMEs (2015) vs SAK ETAP

PERBANDINGAN IFRS FOR SMEs (2015) vs SAK ETAP PERBANDINGAN IFRS FOR SMEs (2015) vs SAK ETAP Materi ini dipersiapkan oleh Divisi Teknis IAI sebagai bagian yang takterpisahkan dari Discussion Paper Reviu 1 Ruang lingkup Small and medium entities (SMEs),

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kontrak Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kontrak Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini, Pertama penulis akan membahas mengenai apakah pengakuan pendapatan dengan menggunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan pendekatan fisik yang digunakan oleh PT.

Lebih terperinci

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN Novi Nugrahani Politeknik Negeri Malang nugrahani19@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 14 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Akuntansi Keuangan 2 - Departemen

Lebih terperinci

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows Presented by: Dwi Martani LAPORAN ARUS KAS Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR KONTRAK PERKULIAHAN PROGRAM STUDI DIII PERPAJAKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR KONTRAK PERKULIAHAN PROGRAM STUDI DIII PERPAJAKAN Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah 1 SKS : 3 Semester : 3 Kode MK : EBA512031 I. DESKRIPSI Mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa/i yang telah menempuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial asset) dan investasi pada aset-aset riil (real aset).

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial asset) dan investasi pada aset-aset riil (real aset). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi merupakan penempatan suatu dana yang kita miliki saat ini dengan harapan akan memberikan keuntungan dimasa yang akan datang. Ketika kita melakukan investasi

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah I Kode Mata Kuliah : Semester : III SKS : 3 SKS (2-1) Jurusan : Akuntansi Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini menjelaskan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS

PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full adoption) standar akuntansi

Lebih terperinci

PENDAPATAN PSAK 23. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 9. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

PENDAPATAN PSAK 23. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 9. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI PENDAPATAN PSAK 23 Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 9 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Menggunakan prinsip pengakuan pendapatan Memahami

Lebih terperinci

TIALONY. Bina Nusantara University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk - Jakarta Barat MURNIADI PURBOATMODJO

TIALONY. Bina Nusantara University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk - Jakarta Barat MURNIADI PURBOATMODJO ANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA, TBK PERIODE 2008-2010 TIALONY Bina Nusantara University, Jl. Kebon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasca adopsi penuh International Financial Reporting Standards (IFRS) di tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pasca adopsi penuh International Financial Reporting Standards (IFRS) di tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca adopsi penuh International Financial Reporting Standards (IFRS) di tahun 2012, standar akuntansi keuangan direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan

Lebih terperinci

AKTIVITAS AKUNTANSI REAL ESTAT MENURUT PSAK NO. 44 DAN ISAK NO. 21 PADA PT. BANGUN PAPAN SELARAS

AKTIVITAS AKUNTANSI REAL ESTAT MENURUT PSAK NO. 44 DAN ISAK NO. 21 PADA PT. BANGUN PAPAN SELARAS AKTIVITAS AKUNTANSI REAL ESTAT MENURUT PSAK NO. 44 DAN ISAK NO. 21 PADA PT. BANGUN PAPAN SELARAS Hendra Dwi Prasetyo STIE Mahardhika Surabaya ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

ABSTRACT. THE RECOGNITION AND INCOME MEASUREMENT BASED ON PSAK No.23 IN PT.MAIKO BARU SEMARANG. By: Ella Indryani B

ABSTRACT. THE RECOGNITION AND INCOME MEASUREMENT BASED ON PSAK No.23 IN PT.MAIKO BARU SEMARANG. By: Ella Indryani B ABSTRACT THE RECOGNITION AND INCOME MEASUREMENT BASED ON PSAK No.23 IN PT.MAIKO BARU SEMARANG By: Ella Indryani B12.2010.01515 Revenue can be considered as a company product, which means that income is

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat bagi investor untuk mengetahui kondisi perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Selain itu laporan keuangan juga memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di dalam usahanya. Setiap perusahaan yang didirikan baik itu secara perorangan maupun kelompok,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Pendapatan II.1.1. Pengertian Pendapatan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 23, pengertian pendapatan adalah: Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber daya alam, terutama dari sektor pertanian. Sektor pertanian ini mempunyai peran yang

Lebih terperinci

IKATAN AKUNTAN INDONESIA (INSTITUTE OF INDONESIA CHARTERED ACCOUNTANTS)

IKATAN AKUNTAN INDONESIA (INSTITUTE OF INDONESIA CHARTERED ACCOUNTANTS) STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN EFEKTIF PER 1 JANUARI 2017 1 PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan 28 Oktober 2015 2 PSAK 2 Laporan Arus Kas 3 PSAK 3 Laporan Keuangan Interim 28 September 2016 4 PSAK 4 Laporan

Lebih terperinci

SEMINAR KIA III 2016 DAMPAK PENERAPAN IFRS TERHADAP PERPAJAKAN INDONESIA. oleh: Christine Tjen M.Int.Tax 10 Maret 2016

SEMINAR KIA III 2016 DAMPAK PENERAPAN IFRS TERHADAP PERPAJAKAN INDONESIA. oleh: Christine Tjen M.Int.Tax 10 Maret 2016 SEMINAR KIA III 2016 DAMPAK PENERAPAN IFRS TERHADAP PERPAJAKAN INDONESIA oleh: Christine Tjen M.Int.Tax 10 Maret 2016 OUTLINE Kerangka pelaporan akuntansi komersial vs pelaporan akuntansi pajak di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan perusahaan real estate

BAB I PENDAHULUAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan perusahaan real estate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan di sektor real estate dan properti merupakan salah satu sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan perusahaan real estate

Lebih terperinci

PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Ellyn Octavianty

PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Ellyn Octavianty 1 PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa Ellyn Octavianty AGENDA Ruang Lingkup Definisi Sewa Awal Sewa vs Awal Masa Sewa Klasifikasi Sewa Sewa dalam Laporan Keuangan Lessee Sewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam melakukan bisnis perekonomian. Pasar modal menjembatani bertemunya investor yang menginvestasikan dananya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Properti investasi adalah properti berupa tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya yang dikuasai oleh pemilik (lessee) melalui sewa pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut:

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pengertian Laporan Keuangan Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan seharusnya menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan konstruksi adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan konstruksi adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembangunan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan konstruksi adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembangunan dimana pekerjaan mereka secara umum adalah membangun, membuat, memperbaiki, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya. Jasa jasa perbankan memang lebih dahulu dalam membangun

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN PENGAKUAN PENDAPATAN MENGGUNAKAN METODE KONTRAK SELESAI DAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN

ANALISIS PERBEDAAN PENGAKUAN PENDAPATAN MENGGUNAKAN METODE KONTRAK SELESAI DAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN ANALISIS PERBEDAAN PENGAKUAN PENDAPATAN MENGGUNAKAN METODE KONTRAK SELESAI DAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN Alfonsus Herry Susanto Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Darma Cendika

Lebih terperinci

FE-UNILA/FOM/ FEBRUARI Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah 1 SKS : 3 Semester : 3 Kode MK : EBA512031

FE-UNILA/FOM/ FEBRUARI Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah 1 SKS : 3 Semester : 3 Kode MK : EBA512031 Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah 1 SKS : 3 Semester : 3 Kode MK : EBA512031 I. DESKRIPSI Mata kuliah ini menjelaskan (i) konsep-konsep dan prinsip-prinsip akuntansi keuangan seperti definisi,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejak tahun 2010 Indonesia masuk dalam daftar negara yang melakukan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejak tahun 2010 Indonesia masuk dalam daftar negara yang melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2010 Indonesia masuk dalam daftar negara yang melakukan konvergensi standar akuntansi keuangan dengan IFRS (International Financial Reporting Standard).

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan untuk melihat bagaimana implementasi PSAK 33 revisi tahun 2011 serta PSAK 64 pada laporan keuangan 40 perusahaan

Lebih terperinci

Analisis Pengakuan Pendapatan Jasa Konstruksi Pada CV. Samudera Konstruksi Palembang Berdasarkan PSAK No. 34

Analisis Pengakuan Pendapatan Jasa Konstruksi Pada CV. Samudera Konstruksi Palembang Berdasarkan PSAK No. 34 Analisis Pengakuan Pendapatan Jasa Konstruksi Pada CV. Samudera Konstruksi Palembang Berdasarkan PSAK No. 34 Rahayu (rahayuendang803@yahoo.co.id) Kardinal (kardinal@stmik-mdp.net) Jurusan Akuntansi STIE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat terjadi akibat macetnya kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah (KPR) di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS MENURUT PSAK 2 GUNA MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT PAN BROTHERS TBK

PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS MENURUT PSAK 2 GUNA MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT PAN BROTHERS TBK PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS MENURUT PSAK 2 GUNA MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT PAN BROTHERS TBK (Cash Flow Statement Based on PSAK 2 For Investment Decision Making) Oleh/By: Sutarti Dosen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan BAB II LANDASAN TEORI II.1 II.1.1 Kerangka Teori dan Literatur Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) Pada dasarnya, sebuah perusahaan baru akan mengakui pendapatannya pada saat penjualan terjadi (proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang digunakan sebagai kantor atau pabrik, peralatan, kendaraan dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang digunakan sebagai kantor atau pabrik, peralatan, kendaraan dan lainlain. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Dalam mendukung perkembangan usahanya, suatu perusahaan pasti memiliki aset tidak lancar yang berwujud maupun tidak berwujud karena aset merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pendapatan a. Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hal yang penting dalam operasi suatu perusahaan, karena didalam melakukan suatu aktivitas usaha,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada beberapa pilihan yang harus dipilihnya dan laporan keuangan dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada beberapa pilihan yang harus dipilihnya dan laporan keuangan dapat menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi bagi perusahaan untuk mengetahui keadaan keuangannya. Suatu waktu manajemen akan dihadapkan pada beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan bahasa universal untuk bisnis karena akuntansi digunakan hampir di seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia sehingga akuntansi menjadi

Lebih terperinci

PSAK 26 Biaya Pinjaman

PSAK 26 Biaya Pinjaman PSAK 26 Biaya Pinjaman Ikhtisar Perubahan 2011 No Perihal PSAK 26 Rev 2011 PSAK 26 Rev 2008 1 Ruang lingkup Tidak berlaku untuk: aset kualifikasian yang diukur pada nilai wajar; atau persediaan yang dipabrikasi

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK Ruang Lingkup Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum(general purpose financial statemanet) bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini sangat berpengaruh pada dunia usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini sangat berpengaruh pada dunia usaha untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman saat ini sangat berpengaruh pada dunia usaha untuk memasuki pasar bebas dan bersaing dengan perusahaan di seluruh dunia. Hal ini menimbulkan tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan perusahaan mencatat informasi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan digunakan untuk berbagai pihak seperti investor, karyawan,

Lebih terperinci

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2018

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2018 SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP 2017 2018 PERIODE : JANUARI JUNI 2018 1. Kelompok Mata Kuliah : Akuntansi 2. Nama Mata Kuliah : Pengantar Akuntansi 2 3. Kode Mata Kuliah : EKO

Lebih terperinci

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) DAN PMK No. 79 TAHUN 2008 TENTANG ASET TETAP PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) DAN PMK No. 79 TAHUN 2008 TENTANG ASET TETAP PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) DAN PMK No. 79 TAHUN 2008 TENTANG ASET TETAP PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA Evi Maria Staf Pengajar Program Profesional - Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52

Lebih terperinci

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010 Akuntansi Keuangan serta Workshop PSAK Terbaru" 1 PSAK TERBARU Dr. Dwi Martani Tiga Pilar Standar Akuntansi 2 Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) SAK-ETAP Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Standar akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendapatan Akuntansi bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh berbagai pihak, baik pihak eksternal maupun pihak internal yang erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang optimal. Dalam mewujudkan tujuan tersebut perusahaan tidak terlepas dari berbagai masalah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi Berbagai pendapat telah dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian dari koperasi. Berdasarkan ilmu yang dipelajari beserta asumsi masing-masing, pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 Secara umum pendapatan dapat diartikan sebagai peningkatan penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Metode Pengakuan Pendapatan yang Digunakan oleh PT. Mekarindo Mitrasarana PT. Mekarindo Mitrasarana menerapkan metode persentase penyelesaian untuk mengakui pendapatan

Lebih terperinci

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved Ikatan Akuntan Indonesia Tiga Pilar Akuntansi Keuangan: Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) SAK ETAP SAK Syariah SAK ETAP digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP). ETAP adalah entitas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas

Lebih terperinci

Perjanjian Konstruksi Real Estat

Perjanjian Konstruksi Real Estat ED ISAK No. Oktober 0 INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI keuangan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Perjanjian Konstruksi Real Estat Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN SAK ETAP PADA PT AMAN INVESTAMA PERIODE

ANALISA PENERAPAN SAK ETAP PADA PT AMAN INVESTAMA PERIODE ANALISA PENERAPAN SAK ETAP PADA PT AMAN INVESTAMA PERIODE 2010-2011 Taryani Universitas Bina Nusantara Jalan Salam 3 No. 38-39, Sukabumi Utara - Jakarta Barat 11540 085775961936 taryanicandra@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam penyajian informasi laporan keuangan dibutuhkan sebuah aturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam penyajian informasi laporan keuangan dibutuhkan sebuah aturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam penyajian informasi laporan keuangan dibutuhkan sebuah aturan atau standar akuntansi.ifrs (Internasional Financial Reporting Standard) merupakansuatu

Lebih terperinci