BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Transkripsi

1 84 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas di bab sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tidak ditemukan pengaruh indeks keyakinan konsumen daerah dengan industri manufaktur yang besar dan indeks keyakinan konsumen daerah dengan industri manufaktur yang relatif kecil terhadap indeks keyakinan konsumen nasional. Indeks keyakinan konsumen yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia hanya mensurvey ibukota provinsi sedangkan konsentrasi industri manufaktur di beberapa provinsi tersebar di beberapa kota sehingga indeks keyakinan yang di publikasikan tidak menggambarkan sentimen provinsi secara keseluruhan. 2. Tidak ditemukan pengaruh rasio tenaga kerja industri terhadap indeks keyakinan konsumen. Rasio tenaga kerja industri tidak berpengaruh terhadap indeks keyakinan konsumen mungkin terjadi karena data rasio karyawan industri yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik merupakan rasio tenaga kerja provinsi, sedangakn kawasan industri di Jawa Timur tidak terpusat di Surabaya sehingga indeks keyakinan konsumen Surabaya tidak dapat menggambarkan indeks keyakinan konsumen Jawa Timur secara menyeluruh. Menurut data dari website sistem informasi kawasan industri Jawa Jimur, Provinsi Jawa Timur memiliki 5 kawasan yang tidak berada di surabaya yaitu PIER di Pasuruan, MIE di di Gersik, NIP di Mojokerto, SIEB di Sidoarjo, dan Kawasan Industri Gersik. Berdasarkan alasan tersebut, konsumen di Surabaya

2 85 kurang memiliki informasi tentang sinyal awal perubahan ekonomi yang menjadi dasar penilaian mereka tentang tren ekonomi masa depan. 3. Tidak ditemukan pengaruh pasar modal terhadap Indeks Keyakinan Konsumen. Tidak ditemukannya pengaruh bisa jadi disebabkan karena masih kecilnya jumlah investor lokal di pasar modal Indonesia, hal ini menyebabkan ketika terjadi gejolak di pasar modal tidak banyak masyarakat yang merasakan dampak langsung atau bahkan memiliki informasi yang cukup tentang kondisi tersebut. Tidak ditemukan pengaruh pasar modal terhadap Indeks Keyakinan Konsumen juga bisa disebabkan karena Indeks Harga Saham Gabungan terlalu general untuk melihat respon investor terhadap perubahan sentimen konsumen. Perubahan sentimen konsumen hanya direspon investor terhadap sektor-sektor khusus yang terkait langsung seperti saham sektor aneka industri, sektor industri dasar, dan sektor barang konsumsi. 4. Tidak ditemukan pengaruh antara suku bunga Bank Indonesia terhadap Indeks Keyakinan Konsumen. Tidak ditemukannya pengaruh antara suku bunga Bank Indonesia terhadap Indeks Keyakinan Konsumen dapat dijelaskan melalui teori kuantitas uang. Teori kuantitas uang mengatakan bahwa semakin cepat pertumbuhan jumlah uang beredar berarti semakin meningkat harga barangbarang dan jasa dan sebaliknya penurunan jumlah uang beredar berarti menurunnya harga barang-barang dan jasa. 5. Pengaruh indeks keyakinan konsumen terhadap harga saham emiten sektor industri manufaktur terkonfirmasi secara parsial. Saat keyakinan konsumen naik maka harga saham sektor industri manufaktur akan ikut naik karena

3 86 investor memprediksi peningkatan pembelian oleh konsumen yang akan berdampak positif pada performa emiten-emiten sektor industri manufaktur, dan sebaliknya, ketika keyakinan konsumen turun maka investor akan memindahkan modalnya ke sektor lain karena para investor pesimis terhadap kemampuan emiten-emiten sektor industri manufaktur dalam mencapai targetnya. B. Implikasi Manajerial Hasil penelitian ini menemukan pengaruh yang signifikan indeks keyakinan konsumen terhadap harga saham emiten sektor industri manufaktur terkonfirmasi secara parsial. Saat keyakinan konsumen naik maka harga saham sektor industri manufaktur akan ikut naik, dan sebaliknya, ketika keyakinan konsumen turun maka harga saham sektor industri manufaktur akan ikut turun. Berdasarkan hasil tersebut maka perusahaan dapat menentukan strategi dalam melakukan penerbitan saham baru atau pembelian kembali saham. Pada saat indeks kepercayaan konsumen naik maka perusahaan dapat menerbitkan saham karena akan mendapatkan modal yang besar dari penerbitan saham tersebut, sedangkan ketika indeks kepercayaan konsumen turun maka perusahaan sebaiknya melakukan pembeliaan saham kembali karena saham bernilai rendah untuk kemudian diterbitkan kembali ketika harga sudah naik.

4 87 C. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan yang diharapkan dapat disempurnakan oleh peneliti selanjutnya. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini menggunakan data rasio tenaga kerja industri pada tingkat provinsi sehingga kurang akurat dalam menggambarkan rasio tenaga kerja industri di kota pada provinsi yang data sentimen konsumennya diteliti. 2. Data indeks keyakinan konsumen menggunakan data dari tahun 2004 hingga tahyun 2015 sehingga beberapa perusahaan yang yang IPO setelah 2004 tidak dapat masuk sebagai sampel. D. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran oleh peneliti untuk studi kedepan dan juga saran praktis sebagai berikut : 1. Saran untuk studi kedepan a. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan data rasio tenaga kerja industri pada tingkat kota sehingga lebih akurat dalam menggambarkan rasio tenaga kerja industri. b. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan data indeks keyakinan konsumen dengan periode yang lebih baru sehingga beberapa perusahaan yang yang IPO setelah 2004 dapat masuk ke sampel.

5 88 2. Saran praktis a. Investor harus dapat membaca perubahan sentimen konsumen dengan menggunakan indeks kepercayaan konsumen. Saat indeks keyakinan konsumen rendah investor sebaiknya menghindari saham emiten sektor industri manufaktur karena rendahnya keyakinan konsumen akan berdampak pada rendahnya konsumsi masyarakat yang dapat mengakibatkan buruknya performa perusahaan industri manufaktur. b. Perusahaan sektor industri manufaktur harus dapat membaca perubahan sentimen konsumen karena ketika sentimen konsumen baik maka harga saham akan tinggi didorong oleh meningkatnya laba perusahaan yang disebabkan oleh peningkatan konsumsi masyarakat. Pada saat harga saham tinggi inilah perusahaan dapat melakukan penerbitan saham untuk mendapatkan modal yang besar dari investor.