III. METODE PENELITIAN
|
|
- Suparman Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 III. METODE PENELITIAN 3.. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di dua desa (Desa Sukatani dan Desa Sindangjaya) yang merupakan wilayah kawasan agropolitan Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Penelitian dilaksanakan dari Februari sampai dengan Desember Lokasi penelitian dan pengambilan sampel sebagaimana tertera pada Gambar 7. Gambar 7. Lokasi Penelitian dan Pengambilan Sampel 3.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Peta Rupabumi Digital Indonesia skala :25000 Lembar Cipanas tahun 999 dari Bakorsurtanal Cibinong, Peta Tanah Tinjau Kabupaten Cianjur skala :25000 dari Balittanah Bogor, dan Peta Master Plan Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur dari Dinas Cipta Karya Kabupaten Cianjur, sampel tanah, bahan-bahan kimia untuk analisis tanah di Laboratorium Tanah, Faperta-IPB. 4
2 42 Alat yang digunakan adalah ring sampel, dan form kuesioner serta software Arc.View., SAS (Statistical Analysis System), Minitab, SPSS (Statistical Product and Service Solution), dan Microsoft Excel, serta Microsoft Word Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey melalui wawancara terstruktur menggunakan kuesioner pada petani responden di lokasi penelitian. Penentuan 2 (dua) desa terpilih dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu: Desa Sukatani dan Desa Sindangjaya yang merupakan daerah pengembangan kawasan agropolitan. Penetapan petani responden per desa dilakukan dengan menggunakan stratified random sampling secara proportional sebanyak 90 orang petani responden (Desa Sukatani 35 orang petani, dan Desa Sindangjaya 55 orang petani), yang dikelompokkan menurut 5 (lima) kelas kemiringan lereng lahan usahatani, yaitu: () 0-8% = 9 petani, (2) >8-5% = 63 petani, (3) >5-30% = 5 petani, (4) >30-45% = 3 petani (5) >45% = 0 petani.. Komoditas terpilih ditetapkan didasarkan komoditas yang bernilai ekonomis tinggi dan usia tanaman pendek dan kondisi lahan sesuai, antara lain: wortel, lobak, bawang daun jepang, kailan, dan horinso. Ikhtisar penelitian yang menggambarkan keterkaitan antara tujuan penelitian, metode pengumpulan data, teknik analisis data, sumber data dan output yang diharapkan tertera pada Tabel Analisis Data Analisis Karakteristik Usahatani Untuk mendapatkan gambaran pengelolaan usahatani mencakup berbagai masalah dan kendala yang dihadapi petani serta upaya-upaya yang telah dilakukan petani dalam konteks peningkatan produktivitas lahan usahataninya, maka perlu dilakukan analisis adalah: () Pola penguasaan lahan dan pola tanam, (2) Kelayakan usahatani dan produktivitas, dengan penguasaan lahan, serta peran petani terhadap penerapan teknik konservasi tanah, (3) Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani, dan (4) Tingkat erosi berdasarkan komoditi yang dibudidayakan.
3 Analisis Pola Penguasaan Lahan dan Pola Tanam Analisis Sebaran / Distribusi Kepemilikan Lahan Untuk melihat sebaran / distribusi kepemilikan lahan dilakukan analisis diskriptif secara tabulasi berdasarkan distribusi persentase kepemilikan lahan yang dimiliki masing-masing golongan. Data untuk kepemilikan lahan (dalam hal ini berdasarkan petak lahan) dihitung berdasarkan domisili masing-masing golongan, sebagai berikut: () Jumlah dan persentase kepemilikan lahan dan luas lahan yang dimiliki oleh penduduk yang berdomisili di Desa Sukatani, (2) Jumlah dan persentase kepemilikan dan luas lahan yang dimiliki oleh penduduk yang berdomisili di Desa Sindangjaya, (3) Persentase kepemilikan dan luas lahan yang dimiliki oleh penduduk di Desa Sukatani dan Desa Sindangjaya. Analisis Tingkat Ketimpangan Kepemilikan Lahan Adanya fenomena mayoritas kepemilikan lahan pada luasan yang kecil sedangkan luas lahan yang besar dimiliki oleh sebagian kecil masyarakat, maka untuk melihat fakta ini perlu dilakukan Analisis Rasio Gini Lorentz (RGL), sehingga dapat diketahui tingkat ketimpangan kepemilikan lahan. Disamping itu, Kurva Lorentz juga digunakan untuk memperjelas adanya ketimpangan atau pemerataan dalam kepemilikan lahan. Untuk lebih jelasnya, bentuk Kurva Lorentz sebagaimana tertera pada Gambar % Luas Kepemilikan Lahan Garis Pemerataan I Kurva Lorenz II B 0 % pemilik lahan 00 Gambar 8. Kurva Lorentz dan Perkiraan Koefisien Gini
4 44 Luas kepemilikan lahan dikatakan sempurna jika pada setiap persentase kepemilikan lahan sama dengan persentase luas kepemilikan lahan, misalnya saja 25% pemilik lahan memiliki 25% luas kepemilikan lahan. Dalam Gambar 8 di atas tingkat kepemilikan lahan yang sempurna diwakili oleh garis pemerataan yang dimiliki kemiringan (nilai tangen) satu Kurva Lorentz dibuat berdasarkan data faktual melalui pemerataan. Jika I adalah luas daerah antara garis pemerataan dan Kurva Lorentz II adalah luas daerah di bawah Kurva Lorentz, maka Rasio Gini Lorentz (RGL) dapat dituliskan sebagai berikut: RGL = I I + II n n I = piqi + p + nqi p i= i= I + II = = dengan: i = Golongan luas lahan n = Banyaknya golongan luas lahan pi = % kumulatif pemilik lahan qi = % kumulatif luas kepemilikan lahan Selanjutnya Samuelson (973) mengklasifikasikan Indeks Gini menjadi 3 (tiga) kelas, yaitu sebagai berikut:. IG < 0.30 = Menandakan ketimpangan yang ringan 2. IG = 0.4 = Menandakan ketimpangan yang sedang 3. IG > 0.50 = Menandakan ketimpangan yang berat. i+ q + p q i n Menurut Todaro (998), untuk negara-negara berkembang distribusi yang sangat timpang berkisar antara IG = , sedangkan untuk negara-negara yang pemerataannya relatif seimbang antara Selain itu adanya konsentrasi pada luas kepemilikan lahan yang kecil dengan mayoritas penggunaan lahan tertentu, maka untuk menentukan sebaran dan ketimpangan kepemilikan lahan digunakan konsep Entropy sebagai tool (alat) di dalam analisis Teori
5 45 Informasi Spasial yang dikembangkan oleh Shannon dalam Thomas (98) untuk melihat penyebaran suatu aktivitas/sektor pada suatu wilayah. Analisis ini selain dipakai untuk melihat penyebaran suatu aktivitas atau sektor pada suatu wilayah juga untuk melihat sebaran kepemilikan lahan berdasarkan kelompok luas bidang lahan. m H = pi ln pi i pi = Proporsi kepemilikan lahan H = Entropy Maksimum Entropy dicapai pada saat proporsi untuk semua n kejadian adalah sama atau dalam konteks penelitian ini, maksimum Entropy dicapai pada saat proporsi kepemilikan lahan yang merata di semua wilayah penelitian. Kondisi Entropy maksimum tercapai jika nilai probabilitas atau proprosi memiliki nilai, pi /n. Sehingga rumus H max adalah: H max = - p i ln p i = - /n (ln /n) = -/n ln n - = -/n (-) ln n = /n ln n = ln n Jika nilai entropynya (H) kecil, maka terjadi ketimpangan dalam struktur kepemilikan lahan. Semakin besar nilai H maka struktur kepemilikan lahan semakin merata di seluruh wilayah penelitian. Sedangkan untuk menghitung nilai H relatif (H )menggunakan rumus: H H = H max Analisis Usahatani Analisis usahatani dilakukan untuk melihat keragaan usahatani dari segi pendapatan dan efisiensi usahatani. Untuk menghitung nilai pendapatan terlebih dahulu dicari nilai penerimaan dan biaya usahatani. Rumus untuk mencari masing-masing komponen tersebut adalah:
6 46. Analisis Penerimaan Usahatani Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Karena macam tanaman yang diusahakan lebih dari satu, maka rumus yang digunakan adalah: n TR = i= Y.Py TR = Total Revenue (Rp) Y = Produksi (kg) Py = Harga satuan produksi n = Jumlah jenis tanaman yang diusahakan 2. Analisis Biaya Usahatani Biaya usahatani (TC) dapat dihitung menggunakan rumus : TC = FC + VC TC = Total biaya (Total Cost) FC = Biaya tetap (Fixed Cost) VC = Biaya variabel (Variable Cost) 3. Analisis Pendapatan Usahatani Pendapatan usahatani: Pd = TR TC Pd = Pendapatan TR = Total penerimaan (Total Revenue) TC = Total biaya (Total Cost) 4. Analisis Penerimaan dan Biaya (R/C Ratio) Untuk mengetahui nilai efisiensi usahatani digunakan indikator penerimaan dan biaya atau analisis R/C (Soekartawi, 2002). Usahatani dikatakan efisien, jika nilai R/C >. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
7 47 R/C ratio = Total penerimaan ( dalam Total biaya produksi ( dalam Rp) Rp) Analisis Peran Petani Terhadap Penerapan Teknik Konservasi Tanah Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peran petani terhadap penerapan teknik konservasi tanah dalam meningkatkan produktivitas usahatani di Kawasan Agropolitan digunakan analisis regresi logit. Dalam proses analisis data dicoba berbagai variabel bebas serta berbagai model fungsional regresi. Beberapa tahapan yang dilakukan pada proses analisis data ini antara lain: () Pertama, mencoba manganalisis variabel yang diduga mempengaruhi peran petani terhadap penerapan teknik konservasi tanah dalam meningkatkan produktivitas usahatani di Kawasan Agropolitan dengan berbagai fungsional regresi, (2) Memilih variabel-variabel dan fungsional regresi yang hasil analisisnya rasional dan cocok dengan kenyataan di lapangan. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor tersebut digunakan model analisis limited dependent variable atau lebih dikenal dengan Analisis Regresi Logistik Binari (Gujarati, 2003). Dari beberapa tahapan tersebut, didapat bentuk fungsional regresi yang cocok dengan permasalahan kondisi setempat, yaitu Model Regresi Logistik Binari. Inti dari Model Regresi Logistik Binari adalah mengukur seberapa besar peluang suatu kejadian dibanding dengan kejadian lainnya, yang mana datanya mengikuti sebaran binomial. Sebagai contoh: misalkan suatu kejadian dapat dikategorikan berperan dan tidak berperan (mengikuti sebaran binomial). Dengan Model Regresi Binari dapat dicari beberapa besar peluang berperan dibandingkan tidak berperan. Dalam penelitian ini, yang ingin dicari adalah seberapa besar peluang peran petani terhadap penerapan teknik konservasi tanah dalam meningkatkan produktivitas usahatani (dinotasikan dengan P=), dan berapa besar peluang tidak berperannya petani terhadap penerapan teknik konservasi tanah dalam meningkatkan produktivitas usahatani (dinotasikan dengan P=0).
8 48 Katakan bahwa peluang peran petani terhadap penerapan teknik konservasi tanah dalam meningkatkan produktivitas usahatani dinotasikan dengan Pi. Karena total peluang semua kejadian jumlahnya (satu), maka peluang kejadian lainnya di notasikan dengan -Pi. Dalam Model Logit Pi didefinisikan sebagai berikut: Pi = ; w + e dimana : W i = β 0 + β X + β 2 X 2 + β 3 X 3... β i X i + ε i sehingga Wi Wi + e e - Pi = = W W W + e + e + e Pi Pi = + e e + e Wi Wi Wi e Wi e Pi = e β + β X + β X + β X... β X + β D + β D... β D + ε i Model Regresi Logistik Binari adalah suatu model yang dapat digunakan untuk menganalisis data kategori dimana variabel terikatnya berbentuk dua kategori atau binom atau biner (yaitu: terjadinya suatu kejadian dinyatakan dengan dan kejadian lainnya dinyatakan dengan 0), dan variabel bebasnya bersifat kontinyu atau kategori (Hosmes dan Lemeshow et al., 989). Dalam Model Regresi Logistik Biner, perbandingan antara probabilitas suatu peristiwa dengan probabilitas tidak terjadinya suatu peristiwa dinamakan Odd atau sering disebut sebagai resiko. Kalau diaplikasikan dalam penelitian ini makin besar nilai Odd, maka makin besar kecenderungan terjadinya penurunan peran petani terhadap penerapan teknik konservasi tanah dalam meningkatkan produktivitas usahatani. Dengan kata lain, makin besar nilai Odd, maka resiko terjadinya penurunan peran petani terhadap penerapan teknik konservasi tanah dalam meningkatkan produktivitas usahatani semakin besar. Pengambilan data diperoleh dari hasil wawancara terhadap 90 responden. Analisis menggunakan Software Minitab 4 Model Logitnya sebagai berikut:
9 49 P i = β 0 + β X + β 2 X 2 + β 3 X 3... β 6 X 6 + β D + β 2 D 2... β 4 D 4 + ε i P(i) = ( a+β ) + e xi Pj l n = Logaritma natural dari odds ratio [P j /(-P j )], disebut sebagai logit P j β 0 = Intercept β, β 2, β 3,..., β 9 = Koefisien regresi dari tiap-tiap variabel penjelas X X 2 = Umur (tahun) = Pendapatan (Rp/ha) X 3 = Luas lahan (ha) X 4 D D 2 = Pola tanam (jumlah komoditi) = Pendidikan (SD/SMP atau lainnya) = Status kepemilikan lahan (milik atau lainnya) ε i = Error term Model Regresi Logistik digunakan untuk variabel yang bersifat prediksi (predictor variable) yang mana dapat berupa variabel kategorik. Dengan kata lain, model regresi ini didesain untuk menjelaskan peluang-peluang dengan nilai dari variabel respon (Mattjik A.A. et al., 2002). Berdasarkan tipe peubah kategori peubah Y, analisis regresi logistik dapat dibagi menjadi tiga jenis, sebagai berikut: (i) Regresi logistik biner, (ii) Regresi logistik nominal, (iii) Regresi logistik ordinal. Penggunaan regresi logistik biner pada penelitian ini untuk melihat faktorfaktor yang berpengaruh peran petani terhadap penerapan teknik konservasi tanah dalam meningkatkan produktivitas usahatani. Formula analisis regresi logistik biner dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Peluang ikut berperannya petani terhadap penerapan teknik konservasi tanah dalam meningkatkan produktivitas usahatani. Pj l n P j = β 0 + β X + β 2 X 2 + β 3 X β 9 X 9 + ε i
10 50 Untuk mencari nilai peluang dari peran petani terhadap penerapan teknik konservasi tanah dalam meningkatkan produktivitas usahatani menggunakan rumus sebagai berikut: Pi = Exp (β 0 + β X + β 2 X 2 + β 3 X β 6 X 6 + β D + β 2 D β 4 D 4 ) + ε i + Exp (β 0 + β X + β 2 X 2 + β 3 X 3... β 6 X 6 + β D + β 2 D β 4 D 4 ) + ε i Pi = e (β0 + β X + β 2 X 2 + β 3 X 3... β 6 X 6 + β D + β 2 D 2... β 4 D 4 ) + ε i + e (β0 + β X + β 2 X 2 + β 3 X 3... β 6 X 6 + β D + β 2 D 2... β 4 D 4 ) + ε i Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Usahatani Pola Tanam Tumpangsari Untuk mengetahui nilai produktivitas usahatani, maka dilakukan dengan pendekatan Model Multiple Regression Analysis terhadap faktor-faktor input produksi yang mempengaruhi produktivitas usahatani, dimana faktor kepemilikan lahan dan konservasi tanah merupakan variabel pembatas terhadap pengaruh input produksi yang secara rumus matematis di spesifikasi sebagai berikut: Y = β 0 + β X + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 +β 5 X 5 + β 6 D + β 7 D 2 Y = Produktivitas usahatani (ton/ha) X = Luas lahan garapan (ha) X 2 = Input bibit (Rp/ha) X 3 = Input pupuk (Rp/ha) X 4 = Input tenaga kerja (Rp/orang) X 5 = Input pestisida (Rp/ha) D = Dummy variable mengenai status kepemilikan lahan D = milik sendiri D = 0 bukan milik (sewa, gadai, dan bagi hasil) D 2 = Dummy variable mengenai penerapan teknik konservasi tanah D 2 = menerapkan teknik konservasi tanah D 2 = 0 tidak menerapkan teknik konservasi tanah
11 5 Pengujian Parameter: Untuk menguji model di atas digunakan koefisien determinasi (R 2 ), uji F dan uji t. Koefisien Determinasi (R 2 ) Nilai koefisien determinasi (R) digunakan untuk mengetahui ketepatan model yang dipakai dinyatakan dengan berapa persen variabel dependen dijelaskan oleh variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi. Koefisien determinasi diformulasikan sebagai berikut: 2 R 2 ( Yˆ Y ) = 2 ( Y Y ) i Yˆ = Hasil estimasi nilai variabel dependen Y = Rata-rata nilai variabel dependen Y i = Nilai observasi variabel dependen Kriteria pengujian, apabila koefisien determinasi sama dengan satu atau mendekati satu maka dianggap baik (Gujarati, 2003). Uji F dan Uji t Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan secara simultan antar variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Kaidah pengujian :. Jika F hitung > F tabel, maka tolak H 0 berarti terdapat pengaruh yang nyata (signifikan) antara variabel independen dengan variabel dependen. 2. Jika F hitung < F tabel maka tolak H berarti tidak terdapat pengaruh yang nyata nyata (signifikan) antara variabel independen dengan variabel dependen. Setelah diketahui ada tidaknya perbedaan yang nyata antara variabel independen dengan variabel dependen, berdasarkan uji F di atas maka untuk menguji seberapa besar pengaruh dari masing-masing variabel independen dapat digunakan uji stastistik hitung sebagai berikut:
12 52 t hitung = β, β, β, β se( β, β, β, β ) Se = Standard error Hipotesis: H 0 : β, β 2, β 3, β 4 = 0 H : paling tidak ada satu nilai β, β 2, β 3, β 4 yang tidak sama dengan nol Kaidah Pengujian:. Jika t hitung > t tabel, maka tolak H 0 berarti terdapat pengaruh yang nyata (signifikan) antara variabel independen dengan variabel dependen. 2. Jika t hitung < t tabel, maka tolak H berarti tidak terdapat pengaruh yang nyata (signifikan) antara variabel independen dengan variabel dependen Analisis Tingkat Erosi Prediksi erosi dilakukan pada tiap Satuan Peta Tanah (SPT) untuk menentukan kelayakan setiap jenis pengelolaan pertanian pada masing-masing unit kemampuan lahannya. Prediksi erosi dihitung dengan persamaan USLE (Universal Soil Loss Equation) menurut Wischmeier dan Smith (978) sebagai berikut: A = R x K x L x S x C x P A = Besarnya Erosi (ton/ha/tahun) R = Indeks Erosivitas Hujan K = Faktor Erodibilitas Tanah L = Faktor Panjang Lereng (m) S = Faktor Kemiringan Lereng (%) C = Faktor Pengelolaan Tanaman P = Faktor tindakan konservasi Penentuan Nilai Erosivitas Hujan (R) Erosivitas hujan adalah kemampuan hujan untuk mengerosi tanah yang dicerminkan oleh kombinasi energi kinetik hujan dengan intensitas hujan maksimum 30 menit yang dihitung selama tahun.
13 53 Dikarenakan tidak adanya data hujan harian dari penangkar otomatik, maka nilai erosivitas hujan (R) dihitung berdasarkan persamaan Lenvain (975 dalam Asdak 995): EI 30 EI 30 = 2,2 (CH m ),36 = Intensitas Hujan Maksimum 30 menit (CH m ) = Curah Hujan Bulanan sehingga besarnya faktor erosivitas hujan (R) merupakan penjumlahan nilai-nilai indeks erosi hujan bulanan dan dihitung dengan persamaan berikut: 2 R = Σ (EI 30 ) i i= R = Faktor Erosivitas Hujan Penentuan Nilai Erodibilitas Tanah (K) Faktor erodibilitas tanah merupakan daya tahan tanah baik terhadap penglepasan maupun pengangkutan. Kepekaan erosi tanah ini sangat dipengaruhi oleh tekstur, kandungan bahan organik, permeabilitas dan kemantapan struktur tanah. Komponen-komponen yang ditentukan adalah tekstur tanah (persen pasir halus dan kasar, persen debu dan liat). Kode struktur tanah ditentukan mengacu pada ukuran diameter dan kelas struktur tanah (Lampiran 6a). Kode permeabilitas tanah ditentukan berdasarkan kecepatan atau laju permeabilitas (Lampiran 6b). Nilai kepekaan erosi tanah dapat dihitung dengan menggunakan nomograf Wischmeier dalam sistem matrik (Lampiran 7) atau dengan menggunakan persamaan Wischmeier dan Smith (978): 00K =,292 {2, M,4 (0 4 ) (2 a) + 3,25 (b 2) + 2,5 (c 3)} K = Erodibilitas Tanah M = Kelas Tekstur Tanah (% pasir halus + debu)(00 - % liat) a = % Bahan Organik b = Kode Struktur Tanah c = Kode Permeabilitas Profil Tanah
14 54 Penentuan Nilai Panjang dan Kemiringan Lereng (LS) Faktor panjang lereng (L) dan faktor kemiringan lereng (S) dapat dihitung secara terpisah atau dihitung sekaligus sebagai faktor LS. Faktor LS didefinisikan sebagai nisbah antara besarnya erosi dari sebidang tanah dengan panjang lereng dan kemiringan lereng tertentu terhadap besarnya erosi dari sebidang tanah yang terletak pada lereng dengan panjang lereng 22 m dan kecuraman 9 %. Faktor LS dihitung dengan menggunakan rumus: LS = X ( 0, ,00965 S + 0,0038 S X = Panjang Lereng (m) dan S = Kecuraman Lereng (%) 2 Penentuan Nilai Pengelolaan Lahan dan Tanaman (C) Nilai faktor pengelolaan tanaman (C) merupakan nisbah antara tanah yang hilang pada pengelolaan tanaman tertentu dengan tanah yang hilang tanpa tanaman. Nilai C ditentukan berdasarkan pengamatan lapangan dan wawancara yang meliputi: sistem pertanaman, pemupukan, pemanfaatan sisa tanaman, cara penanaman dan teknik perlakuan terhadap tanah serta penggunaan mulsa dan kompos dengan mengacu pada nilai C hasil-hasil penelitian terdahulu. Daftar nilai C tersebut disajikan pada Tabel Lampiran. Penentuan Nilai Teknik Konservasi Tanah (P) Nilai P merupakan nisbah besarnya erosi dari petak lahan dengan tindakan konservasi tertentu (misalnya teras) terhadap besarnya erosi dari petak standar tanpa penerapan tindakan konservasi. Nilai faktor P ditentukan berdasarkan kondisi lapang dimana tidak saja tindakan konservasi tanah secara mekanik tetapi juga berbagai usaha yang bertujuan mengurangi erosi tanah. Indeks konservasi tanah ditentukan berdasarkan Lampiran 9. Erosi yang dapat ditoleransikan (Tolerable Soil Loss) Erosi yang dapat ditoleransikan dihitung berdasarkan pendekatan Hammer (98) dalam (Arsyad, 200) dengan menggunakan konsep kedalaman ekuivalen
15 55 (Equivalent Depth) dan umur guna tanah (Resources Life). Erosi yang dapat ditoleransikan (ETol) dihitung dengan rumus (Hammer, 98): ETol DE De fd D min UGT LPT DE - D min ETol = + LPT UGT = Erosi yang dapat ditoleransikan (mm/thn) = Kedalaman ekivalen (equivalent depth) = De x fd = Kedalaman efektif tanah (mm) = Faktor kedalaman tanah menurut sub ordo tanah = Kedalaman tanah minimum yang sesuai untuk tanaman (mm) = Umur guna tanah (tahun) = Laju pembentukan tanah (mm/thn) Kedalaman efektif tanah adalah kedalaman tanah sampai suatu lapisan yang menghambat pertumbuhan akar tanaman. Kedalaman ekivalen adalah kedalaman tanah yang setelah mengalami erosi produktivitasnya berkurang dengan 60% dari produktivitas tanah yang tidak tererosi (Hammer, 98). Nilai faktor kedalaman beberapa sub order tanah disajikan pada Lampian 0. Kedalaman tanah minimum yang sesuai untuk beberapa jenis tanaman dan pola tanam disajikan pada Lampiran. Adapun hubungan antara kedalaman efektif tanah (D), kedalaman ekivalen (D e ) dan kedalaman minimum tanah yang sesuai (D min ) disajikan pada Gambar 9. D De Dmin Batas pertumbuhan akar Gambar 9. Batasan nilai D, De, dan Dmin (Sinukaban, 989)
16 56 Perencanaan Penggunaan Lahan Alternatif Perencanaan penggunaan lahan ditentukan untuk setiap unit kemampuan lahan dengan menggunakan dasar nilai CP (faktor tanaman dan pengelolaan tanah) yang dapat diterapkan untuk berbagai jenis pengelolaan lahan melalui simulasi. Kriteria untuk menetapkan CP maksimum yang akan direkomendasikan dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut: A < ETol RKLSCP < ETol CP < ETol RKLS CP rek < CP max Dalam hal ini ditentukan nilai CP untuk setiap jenis penggunaan dan unit kemampuan lahan, nilai RKLS pada setiap Satuan Peta Tanah (SPT) dianggap konstan, maka besarnya prediksi erosi selanjutnya sebanding dengan nilai CP yang dipilih selama simulasi.
BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
18 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2006 - Agustus 2006 di wilayah daerah aliran sungai (DAS) Dodokan (34.814 ha) dengan plot pengambilan sampel difokuskan
Lebih terperinciPRAKTIKUM RSDAL VI PREDIKSI EROSI DENGAN METODE USLE DAN UPAYA PENGENDALIANNYA
PRAKTIKUM RSDAL VI PREDIKSI EROSI DENGAN METODE USLE DAN UPAYA PENGENDALIANNYA Metode prediksi erosi yang secara luas telah dipakai serta untuk mengevaluasi teknik konservasi pada suatu area diantaranya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di DAS Hulu Mikro Sumber Brantas, terletak di Desa
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di DAS Hulu Mikro Sumber Brantas, terletak di Desa Sumber Brantas Kota Batu Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN Pengumpulan data primer penelitian dilakukan di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian dipilih secara
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
35 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Curah Hujan Data curah hujan yang terjadi di lokasi penelitian selama 5 tahun, yaitu Januari 2006 hingga Desember 2010 disajikan dalam Gambar 5.1. CH (mm) 600 500 400
Lebih terperinciMENENTUKAN LAJU EROSI
MENENTUKAN LAJU EROSI Pendahuluan Erosi adalah proses berpindahnya massa batuan dari satu tempat ke tempat lain yang dibawa oleh tenaga pengangkut yang bergerak di muka bumi. Tenaga pengangkut tersebut
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai risiko produksi wortel dan bawang daun dilakukan di Kawasan Agropolitan Cianjur Jawa Barat. Lokasi tersebut dipilih karena merupakan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas wilayah
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Jika dirumuskan dalam suatu persamaan adalah sebagai berikut : R=.(3.1) : curah hujan rata-rata (mm)
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Curah hujan wilayah Menurut Triatmodjo (2010) stasiun penakar hujan hanya memberikan kedalaman hujan di titik di mana stasiun tersebut berada, sehingga hujan pada suatu luasan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
9 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Persiapan : Oktober November 2010 (Bogor). Pelaksanaan lapang (pra survei dan survei) : Desember 2010. Analisis Laboratorium : Januari Februari 2011.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pertanian Bogor (PSP3 IPB) dan PT. Pertani di Propinsi Jawa Timur tahun 2010.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dari survey rumah tangga petani dalam penelitian Dampak Bantuan Langsung Pupuk dan Benih
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup
39 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka dibuat definisi dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian
29 3 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di DAS Krueng Seulimum mulai bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Desember 2012. Lokasi penelitian terletak di Kabupaten Aceh
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data telah dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2011 di Desa Ringgit Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah dengan
Lebih terperinciTeknik Konservasi Waduk
Teknik Konservasi Waduk Pendugaan Erosi Untuk memperkirakan besarnya laju erosi dalam studi ini menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation) atau PUKT (Persamaan umum Kehilangan Tanah). USLE
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Erosi adalah proses terkikis dan terangkutnya tanah atau bagian bagian tanah oleh media alami yang berupa air. Tanah dan bagian bagian tanah yang terangkut dari suatu
Lebih terperinciErosi. Rekayasa Hidrologi
Erosi Rekayasa Hidrologi Erosi adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin. Erosi merupakan tiga proses yang berurutan, yaitu
Lebih terperinciVI. METODE PENELITIAN
VI. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Kentang merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak ditanam oleh petani di Kecamatan Pasirwangi. Namun, pengelolaan usahatani kentang di daerah ini banyak memanfaatkan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian mengenai analisis pendapatan usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi cabai merah keriting ini dilakukan di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Metode USLE
BAB III LANDASAN TEORI A. Metode USLE Metode Universal Soil Loss Equation (USLE) merupakan model empiris yang dikembangkan di Pusat Data Aliran Permukaan dan Erosi Nasional, Dinas Penelitian Pertanian,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Salah satu yang mempengaruhi kualitas penelitian adalah kualitas data yang dikumpulkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode penelitian survai dan menggunakan kuesioner. Kuesioner ini akan dijadikan instrumen pengambilan data primer yang berisi
Lebih terperinciBAB IV. METODE PENELITIAN
BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gapoktan Tani Bersama Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pendapatan Usahatani Suratiyah (2006), mengatakan bahwa usahatani sebagai ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Produksi Penelitian ini akan mengukur bagaimana dampak penggunaan faktorfaktor produksi terhadap risiko produksi yang ditunjukkan dengan adanya variasi hasil produksi.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Nambakan Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan November
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
30 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. daerah yang memiliki luas areal yang cukup potensial dalam pengembangan padi
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga dan Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan dengan
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
31 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi penelitian tersebar di tiga kecamatan yaitu : 1) Kecamatan Sukamakmur, 2) Kecamatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari 2009-Juni 2009 di beberapa wilayah terutama Jakarta, Depok dan Bogor untuk pengambilan sampel responden
Lebih terperinciPEMETAAN TINGKAT BAHAYA EROSI BERBASIS LAND USE DAN LAND SLOPE DI SUB DAS KRUENG SIMPO
PEMETAAN TINGKAT BAHAYA EROSI BERBASIS LAND USE DAN LAND SLOPE DI SUB DAS KRUENG SIMPO Rini Fitri Dosen pada Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Almuslim ABSTRAK Lahan kering di
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013
ANALISIS EFISIENSI USAHATANI KUBIS (Brassica oleracea) DI DESA SUKOMAKMUR KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG Rini Utami Sari, Istiko Agus Wicaksono dan Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Saung Mirwan. Pemilihan PT Saung Mirwan dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PT Saung Mirwan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilaksanakan pada pertengahan bulan Februari hingga April 2010. Lokasi penelitian adalah areal perkebunan inti dan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data untuk keperluan penelitian dilakukan di Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Kawasan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Merode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu penelitian yang merumuskan diri pada pemecahan masalah yang ada
Lebih terperinciANALISIS KOMPARASI USAHATANI UDANG WINDU ORGANIK DAN NONORGANIK (STUDI KASUS: BATANG KILAT KOTA MEDAN PROPINSI SUMATERA UTARA)
Zakwan ANALISIS KOMPARASI USAHATANI UDANG WINDU ORGANIK DAN NONORGANIK (STUDI KASUS: BATANG KILAT KOTA MEDAN PROPINSI SUMATERA UTARA) Zakwan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan, Medan ABSTRAK
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Kemiling. Bandar Lampung pada bulan Januari sampai Februari 2015.
19 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Kemiling Bandar Lampung pada bulan Januari sampai Februari 2015. B. Objek dan Alat
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xiii
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 10 C. Tujuan Penelitian... 10
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Langkah awal yang perlu dilakukan dalam penelitian ini adalah penelusuran
METODE PENELITIAN Kerangka Pendekatan Langkah awal yang perlu dilakukan dalam penelitian ini adalah penelusuran studi literatur terhadap penelitian-penelitian dan kajian-kajian pustaka untuk menjawab dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang
64 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan penelitian.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Erosi Metode yang digunakan pada pendugaan erosi adalah Persamaan 2.1 yaitu metode USLE (Universal Soil Loss Equation) yang dikembangkan oleh Wishchmeier dan Smith (1978)
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat dengan responden para petani yang menggunakan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive). Alasan pemilihan Kabupaten
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan alur berfikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis karakteristik DTA(Daerah Tangkapan Air ) Opak
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis karakteristik DTA(Daerah Tangkapan Air ) Opak 1. Luas DTA (Daerah Tangkapan Air) Opak Dari hasil pengukuran menggunakan aplikasi ArcGis 10.1 menunjukan bahwa luas
Lebih terperinciBAB V ANALISIS SEDIMEN DAN VOLUME KEHILANGAN AIR PADA EMBUNG
V-1 BAB V ANALISIS SEDIMEN DAN VOLUME KEHILANGAN AIR PADA EMBUNG 5.1. Analisis Sedimen dengan Metode USLE Untuk memperkirakan laju sedimentasi pada DAS S. Grubugan digunakan metode Wischmeier dan Smith
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. dengan tujuan tujuan penelitian yang ingin dicapai.
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran dalam sebuah penelitian merupakan struktur pelaksanaan penelitian yang mengaitkan setiap tahapan pelaksanaan penelitian dengan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga,
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara tertuju
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Metode Universal Soil Loss Equation (USLE)
BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Universal Soil Loss Equation (USLE) Metode USLE dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan besarnya erosi untuk berbagai macam kondisi tataguna lahan dan kondisi iklim yang
Lebih terperinciIV METODOLOGI PENELITIAN
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cigedug, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tugu Kelapa Dua Kecamatan Cimanggis Kota Depok dengan memilih Kelompok Tani Maju Bersama sebagai responden.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya
III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yag digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif.
BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Metode yag digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif. Menurut Singarimbun (1989 : 4) metode eksploratif yaitu metode penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Letak dan Ciri-ciri Lintasan Sepeda Gunung Letak lintasan sepeda gunung di HPGW disajikan dalam Gambar 5. Ciricirinya disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9 Keadaan plot penelitian
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT
Jurnal Agrorektan: Vol. 2 No. 2 Desember 2015 92 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT Wahyu Wahyuna 1 1) Fakultas Agrobisnis dan Rekayasa Pertanian,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal-hal lain yang hasilnya dipaparkan dalam
56 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal-hal lain yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Metode Universal Soil Loss Equation (USLE)
BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Universal Soil Loss Equation (USLE) Metode USLE dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan besarnya erosi untuk berbagai macam kondisi tataguna lahan dan kondisi iklim yang
Lebih terperinciI. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya
I. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, artinya adalah metode penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus di Kelurahan Sindang Barang dan Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penentuan
Lebih terperinciKAJIAN EROSI TANAH DENGAN PENDEKATAN WISCHMEIER PADA DAS KALIMEJA SUBAIM KECAMATAN WASILE TIMUR KABUPATEN HALMAHERA TIMUR
KAJIAN EROSI TANAH DENGAN PENDEKATAN WISCHMEIER PADA DAS KALIMEJA SUBAIM KECAMATAN WASILE TIMUR KABUPATEN HALMAHERA TIMUR Adnan Sofyan dan Gunawan Hartono*) Abstrak : Erosi yang terjadi di Sub Das Kalimeja
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar ini dilakukan di Desa Gunung Malang yang berada di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tercapai. Metode yang nantinya akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Yang Digunakan Setiap penelitian yang akan dilakukan, terlebih dahulu harus ditentukan jenis penelitian dan metode yang akan digunakan sehingga tujuan dari penelitian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Erosi
3 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Erosi Erosi berasal dari bahasa latin erodere yang berarti menggerogoti atau untuk menggali. Istilah erosi ini pertama kali digunakan dalam istilah geologi untuk menggambarkan
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
16 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Pertanaman Sayuran Lahan sayuran merupakan penggunaan lahan dominan di Desa Sukaresmi Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Tanaman sayuran yang diusahakan antara lain
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Sukasari Kaler yang berada di wilayah Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi
Lebih terperinci125 permukaan dan perhitungan erosi berasal dari data pengukuran hujan sebanyak 9 kejadian hujan. Perbandingan pada data hasil tersebut dilakukan deng
124 Bab VI Kesimpulan Lokasi penelitian, berupa lahan pertanian dengan kondisi baru diolah, tanah memiliki struktur tanah yang remah lepas dan jenis tanah lempung berlanau dengan persentase partikel tanah
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. konsep efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, serta konsep penerimaan,
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur berfikir dalam menjalankan penelitian. Penelitian ini mencakup fungsi produksi dan elastisitas,
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI TPLA DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III DESKRIPSI TPLA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Balai Pusdalisbang Provinsi Jawa Barat Pusdalisbang (Pusat Data Dan Analisa Pembangunan) adalah unsur pelaksanaan Tugas Teknik Badan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.
ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi ABSTRAK Tanaman pangan yang berkembang di Kabupaten Bekasi adalah padi, jagung, ubi kayu,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Uraian Umum Embung merupakan bangunan air yang selama pelaksanaan perencanaan diperlukan berbagai bidang ilmu guna saling mendukung demi kesempurnaan hasil perencanaan. Bidang
Lebih terperinciRd. Indah Nirtha NNPS. Program Studi Teknik Lingkungn Fakultas Teknis Universitas Lambung Mangkurat
EnviroScienteae 10 (2014) 27-32 ISSN 1978-8096 STUDI TINGKAT BAHAYA EROSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS AIR (TSS DAN TDS) DAS SEJORONG, KECAMATAN SEKONGKANG KABUPATEN SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Belitung Timur Propinsi Bangka
IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Belitung Timur Propinsi Bangka Belitung yang terdiri dari 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Gantung, Kecamatan
Lebih terperinciVII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG
VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG Komoditas pertanian erat kaitannya dengan tingkat produktivitas dan efisiensi yang rendah. Kedua ukuran tersebut dipengaruhi oleh
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian 1. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2014 sampai September 2014 di Dukuh Kaliwuluh, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang,
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan kecamatan Cigombong ini dilakukan secara sengaja
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA Aliran Permukaan
3 2. TINJAUAN PUSTAKA Aliran Permukaan Aliran permukaan merupakan bagian dari hujan yang tidak diserap tanah dan tidak tergenang di permukaan tanah, tetapi bergerak ke tempat yang lebih rendah dan akhirnya
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal yang berdasar pada teori yang digunakan dalam penelitian. Penelitian
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani tomat dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi
Lebih terperinciPENDAHULLUAN. Latar Belakang
PENDAHULLUAN Latar Belakang Tanaman kakao sebagai salah satu komoditas andalan subsektor perkebunan Propinsi Sulawesi Tenggara banyak dikembangkan pada topografi berlereng. Hal ini sulit dihindari karena
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatau metode penelitian dalam meneliti status sekelompok manusia,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara).
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Menurut Travers (1978) dalam Umar menjelaskan bahwa metode ini bertujuan
III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif. Menurut Travers (1978) dalam Umar menjelaskan bahwa metode ini bertujuan untuk mengggambarkan sifat sesuatu
Lebih terperinciFaidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) (Studi Kasus Pada Gapoktan Nusa Bhakti Desa Adinuso Kecamatan Reban Kabupaten Batang) Umi Faidah, Endah Subekti, Shofia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I 1.1. Latar Belakang Pembukaan lahan untuk perumahan dan pemukiman pada daerah aliran sungai (DAS) akhir-akhir ini sangat banyak terjadi khususnya pada kota-kota besar, dengan jumlah dan pertumbuhan
Lebih terperinciBab ini berhubungan dengan bab-bab yang terdahulu, khusunya curah hujan dan pengaliran air permukaan (run off).
BAB VII. EROSI DAN SEDIMENTASI A. Pendahuluan Dalam bab ini akan dipelajari pengetahuan dasar tentang erosi pada DAS, Nilai Indeks Erosivitas Hujan, Faktor Erodibilitas Tanah, Faktor Tanaman atau Faktor
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013
EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI JAGUNG (Zea mays L.) DI LAHAN PASIR DESA KERTOJAYAN KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO Diah Setyorini, Uswatun Hasanah dan Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ambulu, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai risiko produksi cabai merah ini dilakukan di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Lokasi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Sub DAS Ciasem Hulu pada DAS Ciasem. Secara administratif terletak di Kabupaten Subang yang meliputi 5 kecamatan yaitu Kecamatan Sagalaherang,
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat yaitu Desa Purwasari. Pemilihan Kabupaten Bogor dipilih secara
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi jagung manis dilakukan di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor.
Lebih terperinci