BAB I. Diskriminasi terhadap orang dengan orientasi homoseksual (ODOH) 1 masih terjadi di

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I. Diskriminasi terhadap orang dengan orientasi homoseksual (ODOH) 1 masih terjadi di"

Transkripsi

1 BAB I 1.1. Latar Belakang Diskriminasi terhadap orang dengan orientasi homoseksual (ODOH) 1 masih terjadi di berbagai tempat hingga saat ini. Diskriminasi yang dimaksud ialah pembedaan perlakuan terhadap sesama manusia berdasarkan pada orientasi seksual. Homoseksual 2 merupakan suatu rasa ketertarikan perasaan dalam bentuk kasih sayang, hubungan emosional baik secara erotis atau tidak, yang dapat muncul secara menonjol, ekspresif maupun secara eksklusif yang ditujukan terhadap orang berjenis kelamin sama. Hubungan ini bisa hanya bersifat perasaan semata hingga dalam bentuk fisik. 3 Laki-laki maupun perempuan dengan orientasi homoseksual sebenarnya telah lama ada di berbagai belahan dunia, misalnya di Siwah Libya - Afrika, Azande - Sudan, Dahomey - Nigeria, Athena Klasik, masa awal kekaisaran Romawi, Dinaric - Serbia, di Florence pada abad 15, Amerika, Nambikuara - Brazil, Yanomamo - Venezuela, Arunda - Australia, Nambas Besar - Melanesia, Sambia, Cina tahun SM, Jepang abad 16 & 17 dan Pukhtun - Pakistan. Hubungan sejenis biasanya terjadi antara rekan sebaya, saudara ipar, para ksatria, saudara 1 Selanjutnya singkatan ini akan saya gunakan seperlunya dalam tulisan ini. 2 Istilah homoseksual lahir pada tahun 1869, dicetuskan oleh seorang dokter Hungaria bernama Karoli Maria Bekert. Orientasi homoseksual pada waktu itu masuk dalam kajian patologis medis yang disejajarkan dengan berbagai penyakit kejiwaan lainnya seperti gangguan mental dan kegilaan. Hirschfeld dan Havelock Ellis adalah orang pertama yang meluaskan istilah ini dalam dunia psikologi dan seiring berkembangnya analisa patologis maka homoseksual juga dimasukan dalam klasifikasi gangguan psikoseksual. Pada tanggal 17 Mei 1990, World Health Organization (WHO) secara resmi telah menyatakan bahwa homoseksual bukan penyakit atau gangguan kejiwaan. Sebelumnya hal ini telah diperjelas oleh Asosiasi Psikiater Amerika Serikat pada tahun 1972 bahwa homoseksualitas harus dikeluarkan dari kategori gangguan atau kerusakan mental. Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah meratifikasi ketetapan WHO dan mencantumkannya dalam buku Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia edisi II tahun 1983 (PPDGJ II) dan PPDGJ III tahun Hatib Abdul Kadir, Tangan Kuasa dalam Kelamin (Yogyakarta: INSIS Press, 2007), 66. 1

2 sepupu, klien dan anak laki-laki yang dipinjam. Ada yang dipraktikkan secara bersamaan dengan perilaku heteroseksual dan ada juga yang tidak. 4 Di Indonesia, sejak tahun 1962 sebagaimana diamati oleh Benedict Anderson, terdapat banyak anak laki-laki di Jawa yang terbiasa rebahan di pangkuan sahabatnya. Di Bali, anak balita mengisap puting ayahnya ketika ibunya bekerja, dan kaum bangsawan Aceh sering membeli laki-laki terpilih dari Nias untuk dijadikan "kesenangan" di ranjang atau disuruh menari dengan pakaian wanita. Unsur homoseksual juga terdapat dalam lirik puisi yang dinyanyikan dalam tarian Seudati, sistem surau dalam masyarakat Minangkabau, kesenian Ludruk di Jawa Timur, hingga naskah Jawa kuno yakni kitab Serat Centhini. 5 Meskipun unsur homoseksual telah ada dalam catatan budaya Indonesia, namun sebagian besar masyarakat belum dapat menerima bahkan ada juga yang menolak keberadaan ODOH dan penolakan itu berujung pada diskriminasi. Diskriminasi biasanya terjadi karena stigma yang mendominasi pola pikir masyarakat terhadap ODOH dan kurangnya pendidikan seks maupun identitas gender sehingga hal itu berimbas pada cara masyarakat menilai dan memperlakukan mereka. Adapun sebagian besar konselor Kristen yang menilai homoseksual sebagai suatu bentuk penyimpangan dan dosa, telah berupaya melakukan terapi reorientasi sebagai satu jalan keluar dari homoseksualitas. Terapi ini mengacu pada pandangan Kekristenan bahwa hanya ada satu aliran seksualitas yang sesuai dengan rancangan Allah yakni heteroseksual. Allah menciptakan semua orang sebagai pribadi heteroseksual oleh karena itu seksualitas manusia hanya dapat tersalur dengan lawan jenis baik secara fisik, emosional maupun ikatan rohani. 6 Ini berarti 4 Hatib Abdul Kadir, Tangan Kuasa, Hatib Abdul Kadir, William Consiglio, Tidak Lagi Homo: Strategi-strategi Praktis bagi Orang Kristen untuk Mengatasi Homoseksualitas (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1998), 18. 2

3 homoseksualitas dipahami sebagai sesuatu yang salah, berdosa, sebagai suatu kerusakan seksual karena teks Kitab Kejadian Pasal 2 dengan jelas telah menyatakan suatu pemahaman yang komprehensif tentang tubuh, jenis kelamin dan seksualitas manusia, dan hal itu tidak dapat ditawar. 7 Di sini, nyata bahwa institusi agama memiliki otoritas yang kuat untuk menentukan kebenaran tentang seksualitas. Penolakan terhadap ODOH juga terjadi dalam kehidupan masyarakat Kota Kupang (Nusa Tenggara Timur). Hasil survei tentang penerimaan masyarakat terhadap para LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) 8 yang dilakukan oleh Yayasan Tanpa Batas (YTB) di Kota Kupang menunjukan bahwa masih terdapat ketidakadilan dan penolakan masyarakat terhadap para LGBT. Dari segi agama, umumnya mereka dinilai sebagai pendosa, sedangkan dari segi patologis medis mereka dinilai sakit, abnormal dan menyimpang. 9 Saya pun pernah mendengar seorang laki-laki "normal" memukul seorang gay karena ia merasa jijik dengan tingkah laku gay yang dianggapnya meresahkan. Selain dipukul ia juga dihina dengan kata-kata yang tidak pantas dan diancam akan dianiaya jika ia mendekat atau mencoba bergabung dengan kelompok dari si laki-laki "normal" tadi. Seorang teman juga pernah menceritakan kepada saya tentang pengalaman temannya yang dipaksa oleh keluarga untuk menjadi laki-laki "normal". Pemaksaan itu menyebabkan ia sangat tertekan dan merasa bersalah. Dalam konteks Kota Kupang, jika dikaitkan dengan Kekristenan, saya mengamati bahwa salah satu penyebab penolakan masyarakat terhadap LGBT ialah karena kurangnya pendidikan 7 Albert Mohler, "Pernikahan Homoseksual Sebagai Tantangan Bagi Gereja" dalam John Piper & Justin Taylor (ed.), Seks & Supremasi Kristus (Surabaya: Penerbit Momentum, 2008), Lesbi dan gay masuk dalam kategori homoseksual yakni ketertarikan romantik dan seksual terhadap jenis kelamin yang sama. Biseksual adalah ketertarikan romantik dan seksual terhadap dua jenis kelamin (laki-laki dan perempuan). Transgender adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan orang yang melakukan, merasa, berpikir, atau terlihat berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan saat mereka lahir. 9 atau dapat diakses pula di diakses pada 31 Agustus 2013, pkl WIB. 3

4 seks yang memadai di dalam Gereja. Diskusi tentang seksualitas dalam kelas-kelas katekisasi biasanya hanya membahas seputar seks bebas di kalangan remaja heteroseksual dan seksualitas dalam hubungannya dengan pernikahan. Topik tentang homoseksualitas belum pernah didiskusikan, padahal tidak menutup kemungkinan bahwa ada sejumlah anggota jemaat yang mungkin sedang bergumul dengan orientasi homoseksual mereka dan membutuhkan perhatian khusus dari Gereja. Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) sebenarnya tidak menutup mata terhadap persoalan homoseksualitas. Dalam merumuskan ajarannya, GMIT berusaha mempertimbangkan persoalan sosial dan salah satunya ialah homoseksualitas. Terhadap persoalan itu, GMIT menegaskan bahwa "Homoseksualitas adalah perilaku ketertarikan seksual pada orang dengan jenis kelamin yang sama. Bila terjadi antara sesama laki-laki maka gejala ini disebut gay, bila terjadi antara sesama perempuan disebut lesbi. Sikap gereja terhadap homoseksual dibangun berdasarkan keyakinan bahwa Allah menciptakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan. Perilaku seksual yang wajar adalah perilaku heteroseksual yaitu ketertarikan seksual pada manusia yang berbeda jenis kelamin, karena itu heteroseksual adalah sesuai dengan hakikat penciptaan manusia. Akan tetapi bila gejala homoseksual adalah bawaan dan penyimpangan perilaku maka sulit diberikan penilaian moral, kecuali perlu diupayakan terapi untuk itu." 10 GMIT melihat perilaku homosekual sebagai sesuatu yang "tidak wajar" karena tidak sesuai dengan hakikat penciptaan manusia di mana Allah menciptakan laki-laki dan perempuan untuk saling melengkapi dalam suatu ikatan pernikahan. Selanjutnya homoseksual juga dinilai menyimpang oleh karena itu orang dengan orientasi homoseksual perlu diterapi layaknya orang sakit yang harus dirawat dan disembuhkan. Kesulitan GMIT untuk memberikan 10 Majelis Sinode GMIT, Tata GMIT Seri II A - Peraturan Pokok GMIT tentang Pengakuan dan Pengajaran Tahun 2004 (Kupang: Majelis Sinode GMIT, 2004),

5 penilaian moral terhadap homoseksualitas menunjukan bahwa GMIT mencoba berhati-hati dalam menelaah penyebab seseorang memiliki orientasi homoseks, apakah ia dipengaruhi oleh lingkungan ataukah dilahirkan dengan kondisi demikian. Lebih lanjut, istilah "wajar" untuk perilaku heteroseksual dipakai oleh GMIT selain karena alasan teologis, juga disebabkan karena tidak ada satu pun catatan budaya di Nusa Tenggara Timur yang memiliki unsur homoseksualitas. Alam pemikiran masyarakat Nusa Tenggara Timur selalu berpatokan pada budaya yang hanya mengenal dua jenis manusia yaitu laki-laki dan perempuan, tidak ada yang ketiga. Nuban Timo menandaskan bahwa istilah "wajar" untuk perilaku heteroseksual juga dapat berarti bahwa "hal itu berada dalam koridor berpikir mayoritas", sebaliknya perilaku homoseksual yang dianggap sebagai "tidak wajar" dapat berarti bahwa "hal itu berada di luar koridor berpikir mayoritas". Meski pun istilah "wajar" dilekatkan pada orang dengan orientasi heteroseksual, namun bukan berarti GMIT menolak mereka yang memiliki orientasi homoseksual atau menganggap orientasi homoseksual sebagai dosa. Sejujurnya, diakui oleh Nuban Timo bahwa sikap GMIT terhadap ODOH belum pernah dipercakapkan oleh para pendeta dengan semua jemaat. 11 Menurut saya, pengakuan Nuban Timo menunjukan bahwa sebenarnya GMIT belum memiliki perhatian penuh dan sikap yang tegas terhadap persoalan homoseks. Minimnya pengetahuan tentang seksualitas, kemudian memunculkan berbagai penilaian negatif terhadap orang dengan orientasi homoseksual di kalangan anggota jemaat, misalnya mereka dikatakan sebagai makhluk yang kurang sempurna, menjijikan, menyalahi kodrat, orang yang dikutuk, pendosa, najis, sesat, dan sebagainya. Penilaian itu, paling tidak, juga timbul dari cara mereka menafsir teks-teks Kitab Suci, khususnya teks-teks yang secara langsung maupun 11 Pdt. Eben Nuban Timo, Mantan Ketua Sinode Periode sekaligus Tim Perumus Tata GMIT Tahun 2004, wawancara, 10 September 2013, pkl WIB. 5

6 tidak langsung berbicara tentang hubungan sesama jenis. Pertanyaannya ialah apakah dengan berkiblat pada penafsiran tersebut lantas secara otomatis mereka melupakan dan mengingkari kemanusiaan atau hak asasi orang dengan orientasi homoseksual yang juga adalah manusia seperti kebanyakan orang yang mengganggap diri "normal"? Dalam Kitab Perjanjian Lama dapat ditemukan teks-teks yang sering dihubungkan dengan perilaku homoseksual seperti kisah Sodom dan Gomora dalam Kejadian 18:16-33 dan Kejadian 19:1-29, larangan bagi laki-laki untuk tidak tidur dengan laki-laki dalam Imamat 18:22 dan Imamat 20:13, dan kisah persahabatan yang mendalam antara Daud dan Yonatan, yang diduga sebagai hubungan homoseksual namun ternyata hal itu tidak dapat diterima karena tidak ditemukan bukti spesifik cinta erotis di antara keduanya 12 (I Samuel 18:1-5, I Samuel 19:1-7, I Samuel 20:30-42, II Samuel 1:18-27). Dalam Kitab Perjanjian baru pun juga ditemukan beberapa teks misalnya Roma 1:26-27, I Korintus 6:9-10, I Timotius 1:9-11, dan Yudas 1:7. Teks-teks Kitab Suci di atas biasanya dipakai oleh kebanyakan orang Kristen (tidak tertutup kemungkinan juga dipakai masyarakat Kota Kupang yang beragama Kristen) sebagai dasar penolakan terhadap keberadaan ODOH atau untuk menjustifikasi opresi dan diskriminasi terhadap mereka. Dari semua teks yang ada, saya tertarik untuk mempelajari lebih dalam teks Roma 1:18-32 karena hanya teks ini yang secara langsung berbicara tentang homoseksualitas laki-laki dan perempuan (ayat 26-27). Selain itu, teks ini juga sering diperbincangkan oleh orang Kristen untuk menjustifikasi manakah hawa nafsu yang tidak memalukan dan memalukan, juga manakah persetubuhan yang wajar dan tidak wajar. Hawa nafsu yang tidak memalukan dan persetubuhan yang wajar dikenakan pada heteroseksual, sedangkan hawa nafsu yang memalukan dan tidak wajar ditujukan bagi homoseksual. Dikotomi tidak memalukan dan 12 Zehnder, Markus. "Observations On The Relationship Between David And Jonathan And The Debate On Homosexuality." Westminster Theological Journal 69, no. 1 (Spring 2007): Academic Search Complete, EBSCOhost (accessed August 31, 2013). 6

7 memalukan, serta wajar dan tidak wajar ini kemudian diidentikan dengan baik dan buruk. Orientasi heteroseksual dinilai baik dan homoseksual dinilai buruk. Lebih jauh, sepintas teks ini juga mengatakan bahwa perilaku homoseksual baik laki-laki (gay) maupun perempuan (lesbi) adalah penghukuman yang diberikan Allah terhadap manusia yang berdosa. Oleh karena perbuatan manusia telah menyimpang dari kebenaran, tidak menghormati dan menyembah Allah, maka Allah menyerahkan mereka pada hawa nafsu yang memalukan dan persetubuhan yang tidak wajar. Hal ini, oleh penulis Kitab Roma, dilihat sebagai balasan yang setimpal dengan kesesatan manusia. Jika munculnya homoseksual diartikan sebagai sebuah pembalasan atas kesesatan manusia, maka betapa teganya Allah terhadap manusia berdosa. Bukankah Dia adalah Allah yang penuh kasih dan selalu bersedia mengampuni kesalahan manusia? Untuk memperoleh lebih banyak informasi tentang makna teks ini maka saya akan melihat beberapa penafsiran yang sudah ada. Warren Wiersbe melihat tema utama teks Roma 1:18-32 adalah kebenaran Tuhan, tetapi Paulus menyampaikannya dengan cara menunjukkan berbagai ketidakbenaran yang mendatangkan penghakiman Tuhan. Manusia mengenal Tuhan dari alam dan hati nurani (19-20) tetapi menolak untuk menghormati-nya sebagai Tuhan. Mereka hidup bagi ciptaan dan bukan bagi Pencipta serta menjadikan ciptaan sebagai sesembahan mereka, oleh karena itu Tuhan menyerahkan mereka dan membiarkan mereka menanggung konsekuensinya. 13 Hal senada juga disampaikan Tom Jacobs, manusia menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja serta menyembah berhala-berhala. Hal ini terkait dengan agama primitif yang dilihat sebagai bukan ungkapan sikap iman pada Allah tetapi perhatian manusia untuk diri sendiri. Dewa-dewa yang disembah adalah lawan dari Allah dan Paulus tentu 13 Warren Wiersbe, Hidup Bersama Firman: Pasal demi Pasal Seluruh Kitab Roma - Wahyu (Yogyakarta: Yayasan Gloria, 2012), 13. 7

8 mengaitkannya dengan sepuluh Firman dalam Keluaran 20:4-6 yang melarang manusia menyembah berhala. Dengan meninggalkan Allah, manusia menjadi budak dunia. Perbuatan seksual yang tidak wajar bukanlah dosa baru dan bukan juga hukuman dari Allah tetapi akibat dari dosa. Ketika manusia meninggalkan sang Pencipta maka manusia kehilangan kehormatannya sendiri. 14 Barclay pun sependapat dengan Jacobs, Allah tidak menghukum manusia yang berdosa tetapi manusia yang membawa hukuman atas dirinya sendiri dan menjadikannya hamba dosa. 15 Mengenai hawa nafsu yang memalukan (ayat 26 & 27), Barclay berpegang pada data dari para penulis zaman Romawi kuno yang menggambarkan keadaan Romawi pada waktu lampau. Mereka menggambarkan bahwa masa itu adalah masa penyangkalan hukum moral, masa di luar kontrol, masa di mana suara hati nurani tidak mempunyai peranan, masa kemewahan yang tiada bandingnya, masa kemerosotan moral yang tiada bandingnya sehingga Allah membenci mereka. Pada masa itu masyarakat dari golongan atas sampai bawah penuh dengan sifat-sifat buruk yang tidak wajar dan empat belas di antara lima belas kaisar Romawi adalah homoseks. Dunia seperti itu adalah dunia yang membutuhkan kuasa untuk menyelamatkan dan Paulus tahu bahwa kuasa itu hanya ada di dalam Kristus. 16 Penafsiran yang agak berbeda diberikan oleh Spong. Secara khusus ia memaknai teks Roma 1:26-27 sebagai homophobia Paulus. Homophobia adalah respons negatif terhadap gay dan lesbian yang ditunjukkan dengan rasa takut, kebencian, atau kemarahan. 17 Dalam penjelasannya, Spong menduga Paulus adalah seorang gay. Dugaan ini didasarkan pada kenyataan bahwa Paulus tidak menikah, kurang antusias terhadap perempuan dan ia juga 14 Tom Jacobs SY, Paulus: Hidup, Karya & Teologinya (Yogyakarta: Kanisius, 1983), ; A. Sizoo, Dari Dunia Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1972), 164; Donald Guthrie dkk, Tafsiran Alkitab Masa Kini III (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2008), William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari - Surat Roma (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari, diakses pada 31 Agustus 2013, pkl WIB. 8

9 berusaha membenarkan status lajangnya atas dasar pemahaman bahwa hari kiamat sudah dekat. Rasul Paulus menyatakan adalah baik bagi laki-laki untuk tidak menyentuh perempuan (I Korintus 7:1). Banyak teks yang digunakan Spong untuk menguatkan dugaannya. Sebagai contoh Roma 6:19, di mana dalam teks tersebut Rasul Paulus menegaskan bahwa anggota tubuh janganlah dijadikan hamba kecemaran dan kedurhakaan melainkan hamba kebenaran yang membawa manusia kepada pengudusan. Menurut penafsiran Spong, nafsu seksual yang tidak dapat dikendalikan akan membuat tubuh seseorang menjadi hamba kedurhakaan. Selanjutnya Spong menunjukkan beberapa teks lain untuk membuktikan bahwa Paulus pernah berbicara tentang hasrat seksualnya yang tidak dapat dikontrol sehingga membuat dia merasa bersalah bahkan membenci dirinya. Teks yang dimaksud ialah Roma 7:14-15, 7:18, 7:23. Spong menambahkan bahwa ada kemungkinan Rasul Paulus dilanda hasrat yang kuat sehingga ia menuliskannya berulangkali, misalnya dalam teks Roma 7:26, I Korintus 6:13, 18, dan I Korintus 9:27. Dalam Galatia 5:16, Paulus mengatakan janganlah menuruti keinginan daging. Spong mengatakan bahwa yang dimaksudkan Paulus dengan keinginan daging ialah hasrat seksual di luar kontrol. Daging menghasilkan percabulan, kecemaran dan hawa nafsu (Galatia 5:19) tetapi buah Roh adalah pengendalian diri (Galatia 5:23). Spong melihat bahwa tulisan-tulisan Paulus tidak pernah jauh dari pembahasan mengenai hasrat seksual dan keharusan untuk mengendalikan diri. Daging adalah tempat bersemayamnya iblis yang tidak bisa dikontrol oleh Paulus dan hal itu membuatnya menderita, menolak, bahkan membenci dirinya sendiri. Dari kenyataan itu, Paulus memiliki hasrat terhadap kesempurnaan hidup. Inilah alasan mengapa ia bertekun dalam menjalani tradisi-tradisi yang dibuat para pendahulunya. Pencapaian kesempurnaan itu ditempuh melalui Taurat untuk mengontrol kekuatan yang ada dalam tubuh 9

10 dan dagingnya yang tidak bisa dikendalikan pikirannya. Dengan kata lain, ia memakai Taurat untuk mengontrol hasrat seksualnya yang tidak terkendali. Di akhir penafsirannya Spong kembali menegaskan bahwa tradisi agama Paulus memang menganggap laki-laki homo (gay) sebagai orang yang aneh, menyimpang, jahat, bejat dan harus dihukum mati. Teks yang mendukung tradisi tersebut ialah Imamat 18:22, 24, 29; 20:13. Paulus sadar bahwa di bawah Taurat, ia adalah manusia terkutuk, ia pantas dihukum mati dan mungkin inilah yang dimaksud dengan duri dalam daging yang menjadi bahan dalam tulisannya (II Korintus 12:7-9). Pada kesempatan lain Paulus juga menulis: Kamu tahu, bahwa aku pertama kali telah memberitakan Injil kepadamu oleh karena aku sakit pada tubuhku. Sungguhpun demikian keadaan tubuhku itu, yang merupakan pencobaan bagi kamu, namun kamu tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang hina dan yang menjijikkan, tetapi kamu telah menyambut aku, sama seperti menyambut seorang malaikat Allah, malahan sama seperti menyambut Kristus Yesus sendiri (Galatia 4:13-14). Ketika membaca teks ini, banyak penafsir yang menganggap Paulus menderita sakit epilepsi tetapi menurut Spong, epilepsi bukanlah penyebab intensitas perasaan Paulus. Sesuatu yang dapat menyebabkan hal tersebut ialah kenyataan bahwa Paulus adalah seorang homoseksual. Satu peristiwa yang berhasil mengubah pemahaman Paulus tentang Taurat ialah pada pengalaman perjalanannya ke Damaskus. Perjumpaan dengan Yesus telah menyadarkan Paulus bahwa Yesus tidak mendiskriminasinya sebagai gay tetapi justru menerima dirinya sebagaimana adanya, sehingga ia merasa seperti dilahirkan kembali, mampu menerima realitas homoseksualnya yang sebelumnya ia tekan karena ia melihat hal itu sebagai sesuatu yang 10

11 menjijikan. Peristiwa itu pada akhirnya membuat Paulus mengakui bahwa tidak akan ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Roma 8:39). Pada akhirnya, Spong menyimpulkan bahwa teks Roma 1:26-27 tidak cocok dipakai untuk mengatakan bahwa Allah membenci homoseksual. Teks itu hanya mau menunjukan bagaimana seorang gay (Paulus) yang sedang menakut-nakuti gay lainnya agar ia dapat menutupi homoseksualitasnya sendiri dalam disiplin imannya yang kaku. Memang sangat disayangkan apabila sampai saat ini teks tersebut tetap dipakai untuk membenarkan kebencian agama terhadap homoseksualitas. 18 Saya menduga bahwa kelihatannya, Spong ingin memberikan suatu penafsiran yang berbeda dari kaum fundamentalis yang menganggap teks-teks Kitab Suci sebagai kebenaran mutlak dan oleh karenanya tidak dapat ditafsirkan secara berbeda atau melampaui tradisi yang sudah ada. Tafsiran ini mungkin juga digunakan untuk mendukung upaya perlawanan terhadap diskriminasi yang dialamatkan pada ODOH dalam konteks Amerika, sama halnya seperti para aktifis feminis yang menggunakan teks Kitab Suci untuk mendukung perjuangan pembebasan kaum perempuan. Terlepas dari berbagai penafsiran di atas, saya melihat teks Roma 1:18-32 sebagai teks yang dapat memicu penilaian negatif terhadap ODOH karena dalam teks tersebut perilaku homoseksual baik laki-laki maupun perempuan sudah ditempatkan pada posisi yang negatif yaitu sebagai akibat dari kefasikan manusia. Manusia seolah dihukum menjadi pencinta sesama jenis sehingga dari sini, seorang heteroseksual dapat memiliki homophobia dan tidak menutup kemungkinan homophobia itu akan berujung pada diskriminasi terhadap kaum homoseksual. 18 John Shelby Spong, The Sins of Scripture: Exposing the Bible Texts of Hate to Reveal the Love of God (New York: HarperCollins Publishers, 2005), ; Rescuing the Biblefrom Fundamentalism: A Bishop Rethinks the Meaning of Scripture (New York: HarperSanFrancisco, 1991),

12 Menurut saya, diskriminasi adalah salah satu ciri penjajahan, oleh karena itu pengalaman diskriminasi terhadap kaum homoseksual yang masih terjadi sampai hari ini layak mendapatkan perhatian dari studi poskolonial. Studi poskolonial membantu kita untuk mengenal dan memahami segala bentuk pengalaman kolonialisasi pada masa kini. Walaupun pada masa kini kolonialisasi telah berakhir secara politis dengan diperolehnya kemerdekaan bangsa-bangsa terjajah, namun bukan berarti hegemoni kolonial benar-benar berakhir. Menurut Dube, studi postkolonial mempelajari hubungan yang tetap dari kekuasaan dan penindasan; tidak menunjukkan bahwa kolonialisme sudah berakhir; penjajahan adalah suatu kenyataan yang berkelanjutan. 19 Poskolonial melingkupi keadaan kultural, politik dan ekonomi dari tatanan dunia pada masa kini yang dianggap sebagai kelanjutan dari situasi kolonialisme, yang sekarang telah mengalami dekolonisasi namun dalam kenyataannya kolonialisme gaya baru masih tetap berlanjut atau sering disebut neokolonialisme. 20 Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka saya akan mencoba mengkaji teks Roma 1:18-32 dari perspektif poskolonial dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul: MENDOBRAK DISKRIMINASI TERHADAP ORANG DENGAN ORIENTASI SEKSUAL YANG "TIDAK WAJAR" 21 (Studi Hermeneutik Poskolonial terhadap Roma 1:18-32 dalam Perspektif Orang dengan Orientasi Homoseksual di Kota Kupang) 19 Yusak B. Setyawan, Materi Perkuliahan Hermeneutik Poskolonial: Countours of Postcolonial Studies (Salatiga: UKSW - Fakultas Teologi, 2012), Yusak B. Setyawan, Materi Perkuliahan, Istilah "tidak wajar" yang saya pakai pada judul tesis ini disesuaikan dengan pemahaman budaya masyarakat Nusa Tenggara Timur yang menganggap bahwa segala sesuatu diciptakan secara berpasang-pasangan termasuk identitas seksual yakni laki-laki dan perempuan, dilengkapi dengan identitas gender maskulin dan feminin, oleh karena itu sesuatu yang lain atau yang ada di luar pemahaman budaya masyarakat NTT dianggap sebagai tidak wajar. 12

13 1.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah terfokus pada tiga pertanyaan sebagai berikut: 1. Apa pengalaman diskriminasi yang dialami orang dengan orientasi homoseksual di Kota Kupang? 2. Bagaimana konteks sosio budaya dalam Roma 1:18-32? 3. Apa makna Roma 1:18-32 dalam perspektif orang dengan orientasi homoseksual yang mengalami diskriminasi di Kota Kupang? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab tiga persoalan yang telah dirumuskan di atas yakni: 1. Mengetahui pengalaman diskriminasi yang dialami oleh orang dengan orientasi homoseksual di Kota Kupang. 2. Mengetahui konteks sosio budaya dalam Roma 1: Merekonstruksi makna Roma 1:18-32 dalam perspektif orang dengan orientasi homoseksual yang mengalami diskriminasi di Kota Kupang Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan di atas, maka penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis: 1. Secara teoritis, penulisan ini diharapkan dapat memperkaya studi penafsiran Alkitab, khususnya hermeneutik poskolonial. 13

14 2. Penulisan ini kiranya juga dapat memberikan kontribusi bagi Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) dalam menentukan sikap yang lebih jelas, tegas dan terbuka terhadap persoalan homoseksualitas Jenis & Metodologi Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penulisan ini ialah hermeneutik poskolonial. Dalam terminologi historis politis, poskolonial adalah periode yang hadir setelah periode kemerdekaan atau periode setelah negara-negara dunia ketiga memperoleh kemerdekaan. Poskolonial pun dapat diartikan sebagai sebuah kritik terhadap praktik-praktik yang menyimpang. Dalam hal ini poskolonial adalah suatu usaha untuk menganalisa teks dan masyarakat dengan menyediakan kemungkinan opposition readings dan membuka suara dari mereka yang selama ini menjadi korban penjajahan. 22 Poskolonial yang diterapkan dalam pembacaan dan penafsiran Kitab Suci selanjutnya disebut sebagai hermeneutik poskolonial. Hermeneutik poskolonial bertujuan untuk menyelidiki indikasi penjajahan yang ada dalam narasi dan penafsiran teks Kitab Suci yang sarat dengan berbagai isu diskriminasi, dominasi, ekspansi maupun imperialisme. Olah hermeneutik teks Roma 1:18-32 yang akan dilakukan dengan memakai metode ini kiranya dapat menghasilkan suatu penafsiran yang baru demi pembebasan dari diskriminasi terhadap orang dengan orientasi homoseksual. Oleh karena penelitian ini juga bertujuan untuk merekonstruksi suatu perspektif berdasarkan pengalaman diskriminasi terhadap orang dengan orientasi homoseksual di Kota Kupang maka penelitian ini akan memakai pendekatan kualitatif, di mana pendekatan ini akan menolong saya dalam mencari jawaban atas berbagai pertanyaan yang menyoroti pengalaman 22 Yusak B. Setyawan, Materi Perkuliahan, 7. 14

15 diskriminasi, serta mendapatkan makna dari jawaban tersebut. Upaya pencarian jawaban dan makna tersebut ditempuh melalui wawancara dengan 7 orang yang berorientasi homoseksual (5 orang gay dan 2 orang lesbian). Wawancara akan dilakukan dari tanggal 15 Desember Januari Selain wawancara, metode lain yang juga akan digunakan dalam penelitian ini ialah studi kepustakaan yaitu usaha untuk memperoleh data dengan cara mendalami, mencermati, menelaah dan mengidentifikasi pengetahuan yang ada dalam kepustakaan meliputi sumber bacaan, buku referensi atau hasil penelitian lain. 23 Data wawancara dan studi kepustakaan akan dianalisis sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan ide yang disarankan oleh data Sistematika Penulisan Penulisan ini akan dibagi menjadi lima bab. Bab I berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, jenis dan metodologi penelitian serta sistematika penulisan. Dalam bab II, akan dilakukan rekonstruksi perspektif dari pengalaman diskriminasi terhadap orang dengan orientasi homoseksual di Kota Kupang. Rekonstruksi perspektif tersebut akan didahului beberapa teori dan data seperti pengertian poskolonial, hermeneutik poskolonial, gambaran konteks sosial Kota Kupang pada masa penjajahan dan masa kini, serta bentuk-bentuk neokolonisasi yang terjadi akibat pengaruh globalisasi, termasuk di dalamnya ialah persoalan diskriminasi terhadap orang dengan orientasi homoseksual. Pada bab III akan diuraikan konteks sosio budaya dalam teks Roma 1: Tinjauan kritis terhadap penafsiran teks Roma 1:18-32 dalam perspektif orang dengan orientasi homoseksual yang mengalami diskriminasi di Kota Kupang akan dipaparkan dalam bab IV. Kesimpulan dari 2003), M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya (Jakarta: Ghalia Indonesia, 15

16 keseluruhan tesis akan diuraikan dalam bab V, beserta dengan saran-saran yang diharapkan dapat dipakai atau dikembangkan dalam penelitian selanjutnya. 16

UKDW BAB I : PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

UKDW BAB I : PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I : PENDAHULUAN I. Latar Belakang Keberagaman merupakan sebuah realitas yang tidak dapat dipisahkan di dalam dunia. Terkadang keberagaman menghasilkan sesuatu yang indah, tetapi juga keberagaman dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kebebasan merupakan hal yang menarik bagi hampir semua orang. Di Indonesia, kebebasan merupakan bagian dari hak setiap individu, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

LGBT Dari Sudut Pandang Alkitab. Pdm. Antonius Sitompul

LGBT Dari Sudut Pandang Alkitab. Pdm. Antonius Sitompul LGBT Dari Sudut Pandang Alkitab Pdm. Antonius Sitompul HOMOSEKSUAL SUDAH ADA KEJADIAN 19:4-5 SEJAK JAMAN DAHULU 4 Tetapi sebelum mereka tidur, orang-orang lelaki dari kota Sodom itu, dari yang muda sampai

Lebih terperinci

Salam dan doa, a.n Majelis Pekerja Harian PGI

Salam dan doa, a.n Majelis Pekerja Harian PGI No Hal : 360/PGI-XVI/2016 : Pengantar Pernyataan Sikap PGI 17 Juni 2016 Yang terhormat Pimpinan Gereja Anggota PGI Di seluruh Indonesia Salam sejahtera! Sebagaimana kita ketahui bersama, sejak tahun lalu

Lebih terperinci

REKONTRUKSI IDENTITAS PEREMPUAN DALAM 1 KORINTUS 14 : DARI PERSPEKTIF POSKOLONIAL PEREMPUAN KRISTEN JAWA

REKONTRUKSI IDENTITAS PEREMPUAN DALAM 1 KORINTUS 14 : DARI PERSPEKTIF POSKOLONIAL PEREMPUAN KRISTEN JAWA REKONTRUKSI IDENTITAS PEREMPUAN DALAM 1 KORINTUS 14 : 34 40 DARI PERSPEKTIF POSKOLONIAL PEREMPUAN KRISTEN JAWA Tesis Diajukan kepada Program Pasca Sarjana Magister Sosiologi Agama Universitas Kristen Satya

Lebih terperinci

Yesus Adalah Juru Selamat Manusia. pertanyaan : Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? Apa artinya

Yesus Adalah Juru Selamat Manusia. pertanyaan : Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? Apa artinya Pelajaran Kedua Yesus Adalah Juru Selamat Manusia Apabila kita bicara tentang Juru Selamat, mungkin sementara orang mengajukan pertanyaan : Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? Apa artinya diselamatkan?

Lebih terperinci

SEMUA ORANG BERDOSA. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.

SEMUA ORANG BERDOSA. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Lesson 3 for October 21, 2017 SEMUA ORANG BERDOSA Seperti ada tertulis: Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perempuan di berbagai belahan bumi umumnya dipandang sebagai manusia yang paling lemah, baik itu oleh laki-laki maupun dirinya sendiri. Pada dasarnya hal-hal

Lebih terperinci

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.

Lebih terperinci

Kasih Yahuwah Bagi Para Homoseksual

Kasih Yahuwah Bagi Para Homoseksual Kasih Yahuwah Bagi Para Homoseksual Kata-kata yang paling indah yang pernah terdengar oleh manusia adalah kata-kata Yahushua saat berbicara kepada wanita yang tertangkap berzinah: Aku pun tidak menghukum

Lebih terperinci

Status Rohani Seorang Anak

Status Rohani Seorang Anak Status Rohani Seorang Anak PENDAHULUAN Kita yang melayani anak-anak di gereja atau di yayasan gerejawi perlu memiliki keyakinan tentang status rohani seorang anak di hadapan Tuhan, berdasarkan Firman Tuhan.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan BAB V PENUTUP Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari pendahuluan hingga analisa kritis yang ada dalam bab 4. 5.1 Kesimpulan

Lebih terperinci

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia Tujuan: Jemaat memahami bahwa Allah menghendaki umat-nya hidup dalam kekudusan Jemaat bertekad untuk hidup dalam kekudusan Jemaat menerapkan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan Seksualitas merupakan pemberian dari Allah. Artinya bahwa Allah yang membuat manusia bersifat seksual. Masing-masing pribadi merupakan makhluk seksual

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order Bacaan Alkitab hari ini: 1Tesalonika 1 HARI 1 MENJADI TELADAN Mengingat waktu pelayanan Rasul Paulus di Tesalonika amat singkat, mungkin kita heran saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus Kristus, keempat injil ini adalah Injil Matius, Markus, Lukas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan McMullin (1992) (dikutip dalam Siahaan, 2009: 47) mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. dan McMullin (1992) (dikutip dalam Siahaan, 2009: 47) mengungkapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Homoseksual merupakan suatu realitas sosial yang semakin berkembang dalam kehidupan masyarakat. Keberadaan homoseksual telah muncul seiring dengan sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak diciptakannya manusia pertama yang dikenal dengan Adam dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak diciptakannya manusia pertama yang dikenal dengan Adam dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak diciptakannya manusia pertama yang dikenal dengan Adam dan Hawa, sejak saat itu pula orang mengetahui bahwa manusia diciptakan secara berpasang-pasangan.

Lebih terperinci

Kebenaran Yahushua: Satu-satunya Harapan Bagi Orang Berdosa

Kebenaran Yahushua: Satu-satunya Harapan Bagi Orang Berdosa Kebenaran Yahushua: Satu-satunya Harapan Bagi Orang Berdosa Salah satu ayat yang paling serius di dalam Alkitab adalah ketika Yahushua mengucapkan: Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat

Lebih terperinci

Hukum Taurat Atau Anugerah 1/4 Wednesday, 27 July 2011

Hukum Taurat Atau Anugerah 1/4 Wednesday, 27 July 2011 Hukum Taurat Atau Anugerah 1/4 Wednesday, 27 July 2011 Awal dan akhir dari Hukum Taurat Bab Satu Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada dibawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #12 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern dan maju secara tidak langsung menuntut setiap orang untuk mampu bersaing dalam mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Allah Sejati dan Manusia Sejati Tanpa Dosa Kode Pelajaran : SYK-P03 Pelajaran 03 - YESUS ADALAH ALLAH SEJATI

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertanyaan Alkitab (24-26) Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.

Lebih terperinci

KRISTUS TURUN DALAM KERAJAAN MAUT

KRISTUS TURUN DALAM KERAJAAN MAUT KRISTUS TURUN DALAM KERAJAAN MAUT Oleh: Ev. Wiwi Suwanto (1997) Penulis adalah Alumnus Sekolah Tinggi Teologi Reformed Injili Indonesia Ungkapan "Kristus turun dalam kerajaan maut" tidak terdapat di dalam

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi

Lebih terperinci

BAB V REFLEKSI TEOLOGIS

BAB V REFLEKSI TEOLOGIS BAB V REFLEKSI TEOLOGIS Menurut Kejadian 1:27, 1 pada dasarnya laki-laki dan perempuan diciptakan dengan keunikan masing-masing. Baik laki-laki dan perempuan tidak hanya diberikan kewajiban saja, namun

Lebih terperinci

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PENDAHULUAN Allah tertarik pada anak-anak. Haruskah gereja berusaha untuk menjangkau anak-anak? Apakah Allah menyuruh kita bertanggung jawab terhadap anak-anak?

Lebih terperinci

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar Beberapa berkat yang terbesar dalam hidup ini datang kepada orang Kristen yang mengajar. Ketika saudara melihat sukacita yang dialami seseorang karena menerima Yesus

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. Latar Belakang Masalah a) Gambaran GKP Dan Konteksnya Secara Umum Gereja Kristen Pasundan atau disingkat GKP melaksanakan panggilan dan pelayanannya di wilayah Jawa

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seksual kepada sesama jenisnya, disebut gay bila laki-laki dan lesbian bila

BAB I PENDAHULUAN. seksual kepada sesama jenisnya, disebut gay bila laki-laki dan lesbian bila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia orientasi seksual yang umum dan diakui oleh masyarakat kebanyakan adalah heteroseksual. Namun tidak dapat dipungkiri ada sebagian kecil dari masyarakat

Lebih terperinci

1 Tesalonika 1. 1 Tesalonika 2

1 Tesalonika 1. 1 Tesalonika 2 1 Tesalonika 1 Salam 1 Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.

Lebih terperinci

I. A. PERMASALAHAN I. A.

I. A. PERMASALAHAN I. A. BAB I PENDAHULUAN I. A. PERMASALAHAN I. A. 1. Latar Belakang Masalah Dalam bukunya yang berjudul Menyingkap Seksualitas, Anton Konseng menceritakan satu pengalamannya yang menarik terkait dengan seksualitas.

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Kematian merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Siapa saja bisa mengalami hal itu, baik tua atau pun muda, miskin atau pun kaya, baik perempuan atau

Lebih terperinci

Laki-laki yang berdasarkan Alkitab. (1 Korintus 16:13) Rasul Paulus menuliskan kata-kata ini kepada jemaat di Korintus:

Laki-laki yang berdasarkan Alkitab. (1 Korintus 16:13) Rasul Paulus menuliskan kata-kata ini kepada jemaat di Korintus: Laki-laki yang berdasarkan Alkitab (1 Korintus 16:13) Rasul Paulus menuliskan kata-kata ini kepada jemaat di Korintus: Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki!

Lebih terperinci

Yesus Itu Adalah Hakim Agung. ketika dunia ini berakhir, yaitu di akhir zaman, akhir segala sesuatu. " Tetapi

Yesus Itu Adalah Hakim Agung. ketika dunia ini berakhir, yaitu di akhir zaman, akhir segala sesuatu.  Tetapi Pelajaran Empat Yesus Itu Adalah Hakim Agung Menurut Alkitab Allah akan mengadakan suatu hari pengadilan, pada hari kiamat, ketika dunia ini berakhir, yaitu di akhir zaman, akhir segala sesuatu. " Tetapi

Lebih terperinci

Dalam Galatia 5: 13-15, Paulus memperingatkan orang-orang Galatia supaya mereka jangan menggunakan kemerdekaan di dalam Kristus dengan tidak sopan.

Dalam Galatia 5: 13-15, Paulus memperingatkan orang-orang Galatia supaya mereka jangan menggunakan kemerdekaan di dalam Kristus dengan tidak sopan. Lesson 12 for September 16, 2017 Dalam Galatia 5: 13-15, Paulus memperingatkan orang-orang Galatia supaya mereka jangan menggunakan kemerdekaan di dalam Kristus dengan tidak sopan. Persoalan itu mungkin

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian)

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian) (Bahasa Indonesian) INJIL BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

Surat Paulus yang kedua kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang kedua kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang kedua kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman jemaat Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus. Salam

Lebih terperinci

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A.

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Hari ini kita akan melihat mengapa kita harus memberitakan Injil Tuhan? Mengapa harus repot-repot mengadakan kebaktian penginjilan atau

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja

Lebih terperinci

Penelaahan Tiap Kitab Secara Tersendiri

Penelaahan Tiap Kitab Secara Tersendiri Penelaahan Tiap Kitab Secara Tersendiri Mungkin kelihatannya lebih mudah untuk mengandalkan beberapa ayat Alkitab yang kita gemari untuk membimbing dan menguatkan kita secara rohani. Akan tetapi, kita

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia Alkitab mengatakan bahwa kita harus MEMILIH: untuk beribadah kepada Tuhan, atau untuk menolak-nya. Yosua 24:14-15 berbunyi, Oleh sebab itu, takutlah akan Tuhan dan beribadahlah kepada-nya dengan tulus

Lebih terperinci

PENGENALAN AKAN ROH KUDUS

PENGENALAN AKAN ROH KUDUS Sebagai orang yang sudah percaya harus mengetahui kebenaran tentang siapakah Roh Kudus itu maupun pekerjaannya. 1. Jelaskan bagaimanakah caranya supaya kita dapat menerima Roh Kudus? - Efesus 1 : 13-14

Lebih terperinci

Level 2 Pelajaran 11

Level 2 Pelajaran 11 Level 2 Pelajaran 11 PERNIKAHAN (Bagian 2) Oleh Don Krow Hari ini kita akan kembali membahas mengenai pernikahan, dan satu pertanyaan yang muncul adalah, Apakah itu pernikahan? Apakah anda pernah memikirkan

Lebih terperinci

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Banyak negara yang memiliki peribahasa seperti "Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga." Suatu hal yang menarik tentang keluarga ialah kemiripan antara anggotaanggota

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Menurut World Health Organization (WHO) sehat itu

BAB 1 : PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Menurut World Health Organization (WHO) sehat itu BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah elemen terpenting dalam kehidupan yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Menurut World Health Organization (WHO) sehat itu sendiri dapat diartikan

Lebih terperinci

7 Februari 2013 IBADAH PENYEMBAHAN. Written by Administrator Thursday, 07 March :33 - Last Updated Thursday, 07 March :36

7 Februari 2013 IBADAH PENYEMBAHAN. Written by Administrator Thursday, 07 March :33 - Last Updated Thursday, 07 March :36 Kita adalah rumah doa dan tubuh kita yang sudah dibeli dengan darah Yesus juga adalah rumah doa dan tempat dimana kita memuji TUHAN juga disebut rumah doa karena Firman TUHAN menuliskan kalau TUHAN juga

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

Series: Sermon Series. Title: Part: Speaker: Date: Text: Página (Page) 1 LAMPIRAN. Injil dan Homoseksualitas. Dr. David Platt 06/29/08

Series: Sermon Series. Title: Part: Speaker: Date: Text: Página (Page) 1 LAMPIRAN. Injil dan Homoseksualitas. Dr. David Platt 06/29/08 Series: Sermon Series Title: LAMPIRAN Injil dan Homoseksualitas Part: 7 Speaker: Dr. David Platt Date: 06/29/08 Text: Jika anda membawa Alkitab, dan saya harap demikian, saya mengundang anda untuk bersama

Lebih terperinci

Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus

Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus Dalam pelajaran dua kita melihat pentingnya mengajar, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Sejarah pengajaran dalam Alkitab merupakan pedoman bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Nabeel Jabbour menepis pemahaman tentang gereja hanya sebatas bangunan, gedung dan persekutuan yang institusional. Berangkat dari pengalaman hidup Nabeel Jabbour selama

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #7 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #7 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #7 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #7 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Gereja Memberitakan Firman

Gereja Memberitakan Firman Gereja Memberitakan Firman Gereja-gereja yang mengakui kewibawaan Firman Allah memberikan tempat terhormat dan utama kepadanya. Pendeta dalam gereja-gereja seperti ini dengan setia memberitakan Firman

Lebih terperinci

KELAHIRAN KRISTUS YANG AJAIB

KELAHIRAN KRISTUS YANG AJAIB KELAHIRAN KRISTUS YANG AJAIB Pdt. William Liem Matius 1:18-25 18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu- Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus,

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Tesalonika 1:1 1 1 Tesalonika 1:6 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa

Lebih terperinci

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa 301 1 Tesalonika 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius untuk jemaat yang tinggal di Tesalonika, yang ada dalam Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Semoga Allah memberikan berkat dan damai sejahtera kepada

Lebih terperinci

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit Surat-surat Am DR Wenas Kalangit 22 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Ibrani dan Am Catatan Umum Delapan surat terakhir dalam PB disebut juga dengan nama: Surat-surat Am atau Umum. Disebut demikian karena

Lebih terperinci

PEMBAHARUAN KESUCIAN Membangun Kesucian Pribadi dalam dunia yang Amoral

PEMBAHARUAN KESUCIAN Membangun Kesucian Pribadi dalam dunia yang Amoral 1 PEMBAHARUAN KESUCIAN Membangun Kesucian Pribadi dalam dunia yang Amoral I. TIGA PERINTAH UNTUK KESUCIAN PRIBADI (1 Tesalonika 4:3-6a) Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu... (4:3a). Perintah #1

Lebih terperinci

BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat

BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat Dikutip dari buku: UCAPAN PAULUS YANG SULIT Oleh : Manfred T. Brauch Penerbit : Seminari Alkitab Asia Tenggara - Malang - 1997 Halaman 161-168 BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat Sama

Lebih terperinci

Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum?

Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum? Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum? Setan disebut bapa segala dusta. Yahushua sendiri menyatakan bahwa Iblis adalah pembunuh manusia sejak semula, dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

KEMERDEKAAN VANG BARU

KEMERDEKAAN VANG BARU KEMERDEKAAN VANG BARU Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Kemerdekaan dari Dosa Kemerdekaan dari Ketakutan Kemerdekaan dari Kesalahan Kemerdekaan dari Taurat Musa Kemerdekaan dari Kekuatiran Kemerdekaan

Lebih terperinci

Bukit Rimon & Kebun Anggur ( Hakim-Hakim 21 ) - Warta Jemaat - Minggu, 9 Oktober 2011

Bukit Rimon & Kebun Anggur ( Hakim-Hakim 21 ) - Warta Jemaat - Minggu, 9 Oktober 2011 Bukit Rimon & Kebun Anggur ( Hakim-Hakim 21 ) Pasal 21 kitab Hakim-Hakim dalam susunan Tabernakel adalah Tabut Perjanjian yang terdiri dari Tutup Pendamaian dan Peti Perjanjian. Kalau kita merenungkan

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1 Latar Belakang Masalah Merdeka adalah bebas (dari perhambaan, penjajahan); tidak terkena atau lepas dari tuntutan; tidak terikat, tidak bergantung kepada atau pihak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi dan bersosialisasi. Karena manusia dalam banyak hal memiliki kebebasan untuk bertindak di luar

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (3/6)

Seri Kedewasaan Kristen (3/6) Seri Kedewasaan Kristen (3/6) Nama Kursus   : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab untuk Hidup Benar dan Menggunakan                 Karunia-karunia

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

Dahulu Aku Seorang Pemimpin Buta Dari Orang Buta

Dahulu Aku Seorang Pemimpin Buta Dari Orang Buta Dahulu Aku Seorang Pemimpin Buta Dari Orang Buta Nama saya Salvatore Gargiulo. Saya bertobat kepada Injil Tuhan Yesus pada tahun 1977 dan saya sekarang melayani Dia di tempat yang sama di mana saya sebelumnya

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penulis Markus mengawali tulisannya dengan kalimat inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah (Mrk 1:1). Kalimat ini memunculkan kesan bahwa

Lebih terperinci

HUBUNGAN HUKUM TAURAT DENGAN ORANG PERCAYA PERJANJIAN BARU

HUBUNGAN HUKUM TAURAT DENGAN ORANG PERCAYA PERJANJIAN BARU HUBUNGAN HUKUM TAURAT DENGAN ORANG PERCAYA PERJANJIAN BARU SEBUAH KARYA TULIS ILMIAH DITUJUKAN KEPADA: dr. Andrew M. Liauw, M.Div., M.Th DOSEN GRAPHE INTERNATIONAL THEOLOGICAL SEMINARY UNTUK MEMENUHI TUNTUTAN

Lebih terperinci

Seri Iman Kristen (10/10)

Seri Iman Kristen (10/10) Seri Iman Kristen (10/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : Menang Atas Keinginan Daging Kode Pelajaran : DIK-P10 Pelajaran 10 - MENANG ATAS KEINGINAN DAGING DAFTAR ISI Teks Ayat

Lebih terperinci

Mengapa? Karena kehilangan standart kebenaran yang mengatur

Mengapa? Karena kehilangan standart kebenaran yang mengatur Sungguh aneh bin ajaib, pemahaman sebagian masyarakat tentang seks pada dekade terakhir ini. Menurut pengamatan penulis, seks telah dianggap sebagian orang sebagai sesuatu yang tidak sakral lagi. Ada banyak

Lebih terperinci

Kalender Doa Februari 2017

Kalender Doa Februari 2017 Kalender Doa Februari 2017 Berdoa Bagi Pernikahan Dan Pertalian Keluarga Alkitab memberi gambaran mengenai pengabdian keluarga dalam Kitab Rut. Bisa kita baca di sana bagaimana Naomi dengan setia bepergian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Simon Petrus memiliki nama Ibrani Simeon tetapi dalam Terjemahan Baru Indonesia (TBI) semua menjadi Simon. Mungkin, seperti banyak pada orang Yahudi dipakainya juga

Lebih terperinci

Surat Paulus yang kedua kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang kedua kepada jemaat Tesalonika 2 Tesalonika 1:1 1 2 Tesalonika 1:6 Surat Paulus yang kedua kepada jemaat Tesalonika 1 Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman jemaat Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Pada bab IV ini penulis akan menguraikan tentang refleksi teologis yang didapat setelah penulis memaparkan teori-teori mengenai makna hidup yang dipakai dalam penulisan skripsi

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #34 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #34 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #34 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #34 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 J.D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M Z, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2007),

BAB I PENDAHULUAN. 1 J.D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M Z, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2007), BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Pernikahan adalah tahap kehidupan, yang didalamnya laki-laki dan perempuan boleh hidup bersama-sama dan menikmati kehidupan seksual secara sah. 1 Dalam pernikahan Kristen

Lebih terperinci

Level 3 Pelajaran 5. PENGANIAYAAN Oleh Don Krow

Level 3 Pelajaran 5. PENGANIAYAAN Oleh Don Krow Level 3 Pelajaran 5 PENGANIAYAAN Oleh Don Krow Di Matius 10:16-23, Yesus ingin mempersiapkan murid-muridnya untuk menghadapi oposisi (perlawanan); Dia ingin memberitahu mereka bahwa akan muncul perlawanan.

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (6/6)

Seri Kedewasaan Kristen (6/6) Seri Kedewasaan Kristen (6/6) Nama Kursus : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Bersaksi dan Memuridkan Orang Lain Kode Pelajaran : OKB-T06 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Suami Rosa biasa memukulinya. Ia memiliki dua anak dan mereka tidak berani berdiri di hadapan ayahnya karena mereka takut akan

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban) EDISI KEDUA VERSI 2.0 Kata Pengantar Selama bertahun-tahun, umat Allah telah menggunakan sekumpulan pertanyaan dan jawaban untuk membantu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan isu gay di Indonesia meskipun tidak dikatakan pesat, kini

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan isu gay di Indonesia meskipun tidak dikatakan pesat, kini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Perkembangan isu gay di Indonesia meskipun tidak dikatakan pesat, kini masyarakat mulai menyadari akan adanya keberadaan kaum gay disekitar mereka. Data yang dilansir

Lebih terperinci

DOAKAN PARA WANITA DAN PARA GADIS AGAR MEREKA MEMILIH KESUCIAN

DOAKAN PARA WANITA DAN PARA GADIS AGAR MEREKA MEMILIH KESUCIAN KALENDER DOA PROYEK HANA FEBRUARI 2013 DOAKAN PARA WANITA DAN PARA GADIS AGAR MEREKA MEMILIH KESUCIAN Para wanita dan para gadis yang merindukan romantika, cinta, penerimaan, dan keamanan. Akibatnya, berkali-kali

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang Orientasi Seksual a. Pengertian Orientasi Seksual Setiap individu memiliki suatu ketertarikan, baik secara fisik maupun emosional

Lebih terperinci

Keterangan Dasar Tentang Alkitab

Keterangan Dasar Tentang Alkitab Keterangan Dasar Tentang Alkitab Alkitab ditulis untuk segala macam manusia - muda dan tua, tidak terpelajar dan terpelajar, kaya dan miskin. Alkitab adalah pedoman rohani untuk mengajar orang bagaimana

Lebih terperinci

Firman Tuhan Datang Kepada Nabi William Marrion Branham

Firman Tuhan Datang Kepada Nabi William Marrion Branham Firman Tuhan Datang Kepada Nabi William Marrion Branham Yesus Kristus Adalah Tuhan Nah itulah wahyunya: Yesus Kristus adalah Tuhan. Yehova di Perjanjian Lama adalah Yesus di Perjanjian Baru. Tidak peduli

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

DOSA MENURUT TEOLOGI PAULUS

DOSA MENURUT TEOLOGI PAULUS DOSA MENURUT TEOLOGI PAULUS Ir. Eben Munthe, S.Th I. PENGANTAR Dari semua tulisan dalam Perjanjian Baru, pendekatan Paulus dalam surat-suratnya merupakan suatu uraian yang paling dekat dengan apa yang

Lebih terperinci

UKDW BAB I. Pendahuluan

UKDW BAB I. Pendahuluan BAB I Pendahuluan 1.1.Latar Belakang Masalah Kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transjender (LGBT) merupakan kelompok seksual minoritas di Indonesia yang dianggap menyimpang dan melanggar aturan agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tuhan menciptakan jenis manusia menjadi dua yaitu pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tuhan menciptakan jenis manusia menjadi dua yaitu pria dan wanita. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan menciptakan jenis manusia menjadi dua yaitu pria dan wanita. Setiap individu, baik pria maupun wanita memiliki peran masing-masing serta mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

THE WARRIOR S CALL #4 - PANGGILAN PAHLAWAN #4 GRADE A LOYALTY - KESETIAAN GRADE A

THE WARRIOR S CALL #4 - PANGGILAN PAHLAWAN #4 GRADE A LOYALTY - KESETIAAN GRADE A THE WARRIOR S CALL #4 - PANGGILAN PAHLAWAN #4 GRADE A LOYALTY - KESETIAAN GRADE A PEMBUKAAN: Hari ini kita masuk di bagian akhir dari seri khotbah The Warrior s Call. Saya percaya minggu demi minggu, firman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Paham Dosa Kekristenan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Paham Dosa Kekristenan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Paham Dosa Kekristenan Dosa merupakan fenomena aktual dari masa ke masa yang seolah tidak punya jalan keluar yang pasti. Manusia mengakui keberdosaannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seksualitas merupakan salah satu topik yang bersifat sensitif dan kompleks. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan individu

Lebih terperinci

1. Persiapan. A. Sumber. B. Apa yang dikatakan tentang Toleransi. C. Kemanakah Toleransi ini tertuju

1. Persiapan. A. Sumber. B. Apa yang dikatakan tentang Toleransi. C. Kemanakah Toleransi ini tertuju Pelajaran 13 HIDUP DI SINI DAN SEKARANG: TOLERANSI Kebebasan untuk semua? 28 Maret 2015 1. Persiapan A. Sumber Kisah 17:16-34 Yohanes 10:16 Yesaya 56:6, 7 "Di dunia itu disebut Toleransi, tapi di neraka

Lebih terperinci

Apa yang Seharusnya Kita Doakan?

Apa yang Seharusnya Kita Doakan? Apa yang Seharusnya Kita Doakan? Oleh John Piper Desiring God. Website: www.desiringgod.org Apa yang harus kita doakan? Untuk menjawab pertanyaan itu, kita bisa merenungkan semua pokok yang didoakan oleh

Lebih terperinci