BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kecukupan Gizi Makan Pagi. kudapan dengan waktu makan pagi dimulai dari pukul sampai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kecukupan Gizi Makan Pagi. kudapan dengan waktu makan pagi dimulai dari pukul sampai"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kecukupan Gizi Makan Pagi 1. Pengertian Kecukupan Gizi Makan Pagi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, makan pagi adalah memasukkan makanan pokok ke dalam mulut, mengunyah dan menelannya di waktu pagi. Menurut Soekirman cit. Susanti (2012: 3), makan pagi merupakan hal terpenting dari seluruh jenis hidangan sehari. Makan pagi adalah makanan yang dikonsumsi pada pagi hari sebelum beraktivitas yang terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk atau makanan kudapan dengan waktu makan pagi dimulai dari pukul sampai dengan pukul Makan pagi adalah suatu kegiatan yang penting sebelum melakukan aktivitas fisik seharian. Makan pagi dapat menyediakan karbohidrat yang siap digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah. Bila kadar gula darah normal, maka gairah dan konsentrasi kerja bisa lebih baik sehingga berdampak positif untuk meningkatkan produktivitas. Makan pagi juga memberikan kontribusi penting akan beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral. Ketersediaan zat gizi ini bermanfaat untuk berfungsinya proses fisiologis dalam tubuh (Khomsan, 2010: 103). 8

2 2. Pentingnya Makan Pagi Makan pagi merupakan pasokan energi untuk otak yang paling baik agar dapat berkonsentrasi di sekolah. Saat bangun di pagi hari, gula darah dalam tubuh menjadi rendah karena semalaman tidak makan (Devi, 2012: 31). Tidak makan pagi menyebabkan kekosongan lambung selama jam karena makanan terakhir yang masuk ke tubuh kita adalah makan malam pukul Melewatkan makan pagi dapat menyebabkan tubuh kekurangan glukosa dan hal ini menyebabkan tubuh lemah dan kurang konsentrasi karena tidak ada suplai energi. Jika hal ini terjadi, maka tubuh akan membongkar persediaan tenaga yang ada dari jaringan lemak tubuh (Khomsan, 2010: 103). Menurut Devi (2012: 30), makan pagi memiliki peranan penting bagi anak usia 6-14 tahun antara lain untuk pemenuhan gizi di pagi hari. Anakanak yang terbiasa makan pagi, akan berpengaruh terhadap kecerdasan otak, terutama daya ingat anak, sehingga dapat mendukung prestasi belajar anak lebih baik. Menurut Istiany (2013: 156), makan pagi harus diperhatikan untuk menjaga ketahanan tubuh serta agar anak lebih mudah menerima pelajaran. 3. Zat Gizi dalam Makanan Makanan yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan agar tubuh dapat berfungsi normal. Sebaliknya, makanan 9

3 yang tidak dipilih dengan baik, akan menyebabkan tubuh kekurangan zatzat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial merupakan zat gizi yang harus bersumber dari makanan, meliputi karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan air (Almatsier, 2010: 8). Manusia memperoleh bahan bakar terutama dari karbohidrat, lemak, dan protein yang terdapat dalam makanan. Ketika makan, makanan akan dicerna dan diserap. Produk pencernaan akan diedarkan dalam darah, masuk ke dalam berbagai jaringan dan akhirnya diserap oleh sel dan dioksidasi untuk menghasilkan energi (Mark, 2000: 2). Gambar 1. Konversi Zat Gizi Makanan menjadi ATP (Murray, et al., 2003: 93) Siklus asam sitrat pada gambar 2 berikut ini merupakan jalur katabolisme utama untuk asetil-coa pada organisme aerob. Asetil-CoA yang merupakan hasil katabolisme karbohidrat, protein, dan lemak, lepas bersama dengan H 2 O dan dioksidasi menjadi CO 2 dengan pelepasan 2H. 10

4 Gambar 2. Siklus Asam Sitrat (Murray, et al., 2003: 131) a. Karbohidrat Tiga golongan utama karbohidrat antara lain monosakarida (gula sederhana) yang terdiri dari satu unit polihidroksi aldehida atau keton; oligosakarida yang terdiri dari dua atau lebih unit monosakarida yang diikat dengan ikatan kovalen; dan polisakarida yang terdiri dari ratusan 11

5 hingga ribuan unit monosakarida yang membentuk rantai panjang (Lehninger, 1982: ). Karbohidrat berperan dalam menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh yang selanjutnya diubah menjadi energi. Jaringan tertentu hanya mendapat pasokan energi dari karbohidrat seperti sel darah merah dan sebagian besar otak dan sistem saraf (Almatsier, 2010: 40). Gambar 3. Overview Metabolisme Karbohidrat (Murray, et al., 2003: 123) 12

6 Menurut Tirtawinata (2006: 135), karbohidrat dicerna secara mekanik dan kimiawi dari mulut hingga duodenum, yang menghasilkan monosakarida yaitu glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Monosakarida kemudian diserap ke pembuluh darah kapiler melalui sel-sel vili ileum dan kemudian disalurkan ke hati melalui vena porta hepatis. Galaktosa dan fruktosa kemudian diubah menjadi glukosa di dalam hati. Sebagian glukosa ini disimpan sebagai cadangan yang berupa glikogen hati dan glikogen otot. Glikogen hati memiliki fungsi untuk menjaga kadar gula darah agar tetap normal yaitu kisaran mg/dl. Kadar gula darah akan naik hingga mg/dl setelah kita makan, kemudian turun lagi secara bertahap, dan setelah 2 jam akan kembali menjadi mg/dl. Kadar glukosa darah yang menurun dapat menyebabkan jaringan yang bergantung pada glukosa akan kekurangan energi. Ketika kadar glukosa turun secara mendadak, otak tidak akan mampu membentuk ATP dalam jumlah memadai. Akan timbul pusing dan kepala terasa ringan, diikuti oleh mengantuk dan akhirnya koma. Sel darah merah tidak akan mampu menghasilkan ATP yang cukup untuk mempertahankan integritas membrannya. Hemolisis sel ini akan menurunkan transport oksigen ke seluruh jaringan tubuh, sehingga semua jaringan yang bergantung pada oksigen untuk memperoleh energi akan terganggu fungsi normalnya, dan 13

7 apabila gangguan ini cukup berat akan terjadi kematian (Marks, et al., 2002:464) b. Lipid Lipid atau lemak dalam makanan berupa triasilgliserol dan dalam jumlah yang lebih sedikit yakni fosfolipid. Keduanya merupakan molekul hidrofobik yang harus dihidrolisis dan diemulsifikasi menjadi butiran yang sangat halus (misel) sebelum dapat diserap (Murray, 2006: 496). Beberapa lipida berfungsi sebagai komponen structural membran, atau sebagai bentuk penyimpanan bahan bakar. Asam lemak memiliki jumlah atom karbon yang genap, yang paling banyak dijumpai memiliki 16 atau 18 atom karbon (Lehninger, 1982: 366). Lipida adalah komponen sel atau jaringan yang terdiri atas beraneka ragam senyawa yang sebagian besar hanya larut dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, bensen. Lemak adalah ester antara gliserol dan asam lemak dimana ketiga radikal hidroksil dari gliserol semuanya diesterkan. Jadi jelas bahwa lemak adalah trigliserida. Struktur kimia dari lemak yang berasal dari hewan atau manusia, tanaman maupun lemak sintetik, mempunyai bentuk umum sebagai berikut: O H 2 C O C O R 1 HC O C O R 2 H 2 C O C R 3 14

8 Gambar 4. Struktur Lipid R1, R2, R3 adalah rantai hidrokarbon dengan jumlah atom karbon mulai dari 3 sampai 23, namun yang paling umum adalah 15 atau 17 (Kuswati, et al., 2001: th.) Gambar 5. Overview Metabolisme Asam Lemak (Murray, et al., 2003: 123) Menurut Poedjiaji (2005: th.), lipida mempunyai beberapa fungsi di antaranya ialah: 1) Komponen struktural membran 15

9 2) Sumber energi 3) Lapisan pelindung 4) Vitamin dan hormon 5) Penyekat panas di sekeliling organ tertentu 6) Penyekat listrik, untuk perambatan cepat pada saraf bermyelin Menurut Tirtawinata (2006: 138), pencernaan lemak telah terjadi di duodenum dan menghasilkan gliserol dan asam lemak. Gliserol dapat diserap melalui usus karena larut dalam air, sedangkan asam lemak tidak larut dalam air. Asam lemak berikatan dengan garam empedu terlebih dahulu agar dapat diserap oleh vili usus. Ikatan asam lemak-garam empedu akan terurai kembali setelah melewati dinding usus, kemudian asam lemak akan bersenyawa lagi dengan gliserol dan membentuk molekul lemak. Molekul-molekul lemak ini disebut khilomikron yang berupa butir-butir halus dalam cairan tubuh. Khilomikron dialirkan oleh cairan getah bening (limfe) ke pembuluh limfe usus menuju pembuluh limfe dada (duktus thorasikus) kemudian ke pembuluh balik bawah selangka kiri (vena subklavia). Sebagian lemak dialirkan dari vena subklavia ke hati, yang kemudian dirombak dan dirakit sesuai kebutuhan tubuh. Sebagian lemak lainnya disimpan sebagai cadangan tubuh di bawah kulit. Bila sel-sel tubuh membutuhkan energi, lemak akan dihidrolisis oleh enzim lipase sehingga 16

10 menghasilkan gliserol dan asam lemak yang kemudian akan mengalami metabolism dan menghasilkan energi, karbondioksida, dan air. c. Protein Protein merupakan makromolekul yang paling berlimpah dalam sel. Protein terdiri dari rantai polipeptida panjang yang disusun oleh 100 sampai 1000 unit asam amino yang disatukan oleh ikatan peptida. Sel mengandung ratusan atau ribuan jenis protein, masing-masing dengan fungsi atau aktivitas biologi yang berbeda. Semua terbuat dari susunan 20 asam amino yang sama, tetapi berbeda dalam deret unit asam aminonya (Lehninger, 1982: 160). Gambar 6. Overview Metabolisme Asam Amino (Murray, et al., 2003: 124) 17

11 Menurut Tirtawinata (2006: 136), pencernaan protein berakhir di jejunum dengan hasil akhir asam amino. Asam amino kemudian diabsorbsi di dinding ileum melalui vili ileum secara pasif maupun aktifselektif, yang kemudian diedarkan melalui pembuluh darah. Protein dikenal sebagai bagian dari makanan yang digunakan sebagai pengganti jaringan sel. Protein yang diisolasi dari sel hidup ada beratusratus. Semuanya mengandung unsur-unsur C, H, N dan O dan hampir semua mengandung S. Beberapa protein juga mengandung P, Fe, Zn, dan Cu. Protein yang dihidrolisis dengan bantuan asam maka hasilnya adalah asam amino, yang jumlahnya tergantung dari panjang rantai, berat molekul, dan lain-lain (Martoharsono, 2006: 41). Menurut Poedjiaji (2006: 300), protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan digunakan untuk memproduksi senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti protein dalam jaringan yang mengalami proses penguraian dan untuk mengganti nitrogen yang telah dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea. Ada 20 jenis asam amino yang umum ditemukan di alam. Ada beberapa asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tidak dapat diproduksi oleh tubuh dalam jumlah memadai. Oleh karena itu asam amino tersebut, yang dinamakan asam amino esensial, harus diperoleh dari makanan. Asam-asam amino esensial yang dibutuhkan oleh manusia 18

12 ialah histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, arginin, fenilalanin, treonin, triptofan, valin. Makanan yang mengandung protein hewani, miasalnya daging, susu, keju, telur, ikan dan lain-lain, merupakan sumber asam amino esensial (Poedjiadi, 2006: 300). Adapun beberapa fungsi protein antara lain, 1) Sebagai Enzim Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh enzim, dari reasi yang sangat sederhana seperti reaksi transportrasi CO 2 sampai yang sangat rumit seperti replikasi kromosom. 2) Alat pengangkut dan penyimpan Hemoglobin yang mengangkut oksigen dalam eritrost, sedangkan mioglobin mengangkut osigen dalam otot. 3) Pertahanan tubuh atau imunisasi Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi,yaitu suatu protein khusus yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk kedalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel-sel asing lainnya. 4) Media perambatan impuls saraf Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata. 19

13 5) Pegendali pertumbuhan Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan. Gambar 7. Siklus Asam Sitrat (Krebs) (Murray, et al., 2003: 132) d. Vitamin, Air dan Mineral 20

14 Penyerapan zat gizi lain seperti vitamin, air, serta mineral diserap secara langsung di dinding usus (Tirtawinata, 2006: 138). Vitamin diperlukan hanya dalam jumlah sedikit karena berperan sebagai katalisator yang memungkinkan transformasi kimia makronutrien secara bersamasama pada proses metabolisme (Lehninger, 1982: ). Menurut Lehninger (1982: 308), vitamin adalah senyawa organik dalam jumlah mikro yang esensial pada sebagian besar fungsi kehidupan, tetapi tidak dapat disintesa oleh beberapa organisme dan harus diperoleh dari sumber di luar tubuh. Kebanyakan vitamin larut air berfungsi sebagai komponen berbagai koenzim atau gugus prostetik enzim yang penting dalam metabolisme sel. Tiamin (vitamin B1) merupakan komponen aktif tiamin pirofosfat, suatu koenzim yang dibutuhkan sebagai pembawa sementara asetaldehida di dalam dekarboksilasi enzimatik piruvat, suatu produk utama dari pemecahan glukosa di dalam sel. Riboflavin (vitamin B2) adalah komponen koenzim flavin mononukleotida (FMN) dan flavin adenin dinukleotida (FAD) yang berfungsi sebagai pembawa hidrogen, gugus prostetik enzim oksidatif. Asam nikotinat merupakan komponen nikotinamida adenin dinukleotida (NAD dan NADP) yang berfungsi sebagai pembawa sementara ion hidrida pada beberapa proses dehidrogenase. Asam pentotenat adalah komponen koenzim A yang berfungsi sebagai pembawa sementara gugus asil selama oksidasi enzimatik piruvat dan asam lemak. Piridoksin (vitamin B6) adalah 21

15 prekursor esensial bagi enzim yang mengubah asam amino. Biotin berperan dalam membawa gugus karboksi. Asam folat merupakan prekursor asam tetrahidrofolat, suatu koenzim yang berfungsi dalam transfer enzimatik senyawa 1-karbon. Vitamin B12 berfungsi di dalam pertukaran enzimatik atom hidrogen dan gugus pensubsitusi tertentu di antara atom-atom karbon yang berdekatan. Vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A merupakan prekursor pigmen peka cahaya dalam siklus visual sel pada vertebrata. Vitamin K merupakan kofaktor dalam pembentukan residu γ- karboksiglutamil secara enzimatik pada protombin, suatu protein plasma pengikat Ca 2+ yang penting dalam pembekuan darah. Besi, tembaga, seng, mangan, kobalt, selenium, dan nikel adalah komponen esensial bagi berbagai jenis enzim. Ketersediaan vitamin dan mineral bergantung pada jenis makanan. Vitamin larut lemak diserap dalam misel lipid yang terbentuk saat pencernaan lemak. Vitamin larut air dan sebagian garam mineral diserap dari usus halus melalui transport aktif atau difusi yang diperantai oleh carrier (pembawa), dan disertai oleh pengikatan pada protein intrasel untuk mencapai penyerapan konsentratif (Murray, 2006: 499). 4. Pengertian dan Penilaian Status Gizi 22

16 Menurut Istiany (2013: 28), status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari mengkonsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Metode penilaian status gizi secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu a. Penilaian secara langsung 1) Antropometri 2) Klinis 3) Biokimiawi 4) Biofisik b. Penilaian secara tidak langsung 1) Survei Konsumsi Makanan 2) Statistik Vital 3) Faktor Ekologi B. Konsentrasi Belajar 1. Pengertian Konsentrasi Belajar Menurut Susanto (2006: 46), konsentrasi adalah kemampuan seseorang untuk bisa mencurahkan perhatian dalam waktu yang relatif lama. Anak dikatakan berkonsentrasi pada pelajaran bila anak dapat memusatkan perhatian pada apa yang dipelajari. Dengan berkonsentrasi, anak tidak mudah mengalihkan perhatian pada masalah lain di luar apa yang dipelajarinya. 23

17 Konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa seperti konsentrasi pikiran dan perhatian terhadap suatu pekerjaan yang dilakukan. Ketika belajar diperlukan konsentrasi dalam perwujudan perhatian terpusat pada pelajaran. Kurangnya konsentrasi akan berdampak pada prestasi seseorang (Djamarah, 2008 cit. Singh, 2014: 5). Konsentrasi merupakan salah satu dari fungsi kognitif otak. Menurut Ginsberg (2005: 13), fungsi otak dapat disubklasifikasi menjadi fungsi yang terdistribusi dan fungsi yang terlokasi. Fungsi otak yang terdistribusi berarti tidak terlokasi pada region otak tertentu, namun membutuhkan aksi dari berbagai bagian pada kedua sisi otak. Fungsi otak yang berdistribusi antara lain atensi dan konsentrasi, memori, fungsi eksekutif yang lebih tinggi, konduksi sosial dan kepribadian. Konsentrasi berhubungan dengan atensi. Menurut Hapsari (2014: 111), atensi sebagai proses menyaring (scanning), memfokuskan perhatian atau dikenal dengan istilah konsentrasi (focusing), mempertahankan fokus perhatian pada objek yang relevan dan mengabaikan objek yang tidak relevan dengan tujuan dalam waktu tertentu serta mengubah fokus perhatian dari kegiatan yang satu ke kegiatan selanjutnya. Konsentrasi merupakan kondisi dimana otak mampu memusatkan pada suatu hal. Otak termasuk dalam sistem saraf pusat. Menurut Smith (2003: 881), sistem saraf terdiri dari berbagai tipe sel. Tipe sel yang paling banyak yaitu sel glial yang terdiri atas astrocytes dan oligodendrocytes 24

18 pada sistem saraf pusat, dan sel Schwann pada sistem saraf samping. Selsel tersebut menyokong neuron dan mensintesis selubung myelin yang melindungi akson. 2. Anatomi Konsentrasi Menurut Ikawati (2011: 9), membran sel saraf memiliki banyak kanalkanal ion, seperti natrium (Na + ), kalium (K + ), kalsium (Ca ++ ), dan klorida (Cl - ). Kanal ion bersifat spesifik terhadap ion tertentu, artinya hanya dapat dilewati atau memiliki afinitas hanya terhadap ion-ion tertentu. Ion Na +, Ca ++, Cl - terdapat dalam konsentrasi tinggi di luar sel, sementara ion K + lebih banyak terdapat di dalam sel. Hantaran impuls dapat terjadi saat terdapat perubahan-perubahan muatan di sekitar membran sel saraf. Jika ion Na + masuk ke dalam sel saraf maka akan menyebabkan depolarisasi, yang merupakan pemicu terjadinya hantaran impuls saraf. Sebaliknya, ketika ion K + keluar dari dalam sel atau ion Cl - masuk ke dalam sel, maka muatan di dalam sel akan semakin negatif. Hal tersebut menimbulkan proses hiperpolarisasi yang menyebabkan penghambatan transmisi saraf (Ikawati, 2011: 10). Menurut Ginsberg (2005: 13), anatomi konsentrasi normal tergantung dari dasar anatomis yang sama dengan kesadaran, yaitu sistem aktivasi retikular yang berproyeksi ke thalamus, dan kemudian ke korteks selebri secara difus. 25

19 Menurut (Batticaca, 2008 :17), talamus berfungsi sebagai pusat penerima dan pengirim saraf-saraf sensorik aferen yang berada dalam fosa bagian tengah otak. Talamus bertanggung jawab dalam perjalanan stimulus sensorik menuju korteks selebri (mengirim dan menerjemahkan stimulus sensorik). Reticular Activating System (RAS) atau sistem aktivasi retikular merupakan bagian dari formasio retikularis. Formasio retikularis menghubungkan semua jenis informasi neuronal melalui kolateralnya. Berbagai masukan diterima di sini dan kemudian disebarluarkan serta dilakukan organisasi responnya (Noor, 2011: th). Kesadaran normal pada sistem aktivasi reticular tergantung dari interaksi antara formasio retikularis asendens batang otak dan hemisfer serebri (Ginsberg, 2005: 8) Fungsi normal sistem aktivasi retikular dapat terganggu oleh adanya lesi struktural fokal di otak atau karena proses secara difus. Lesi struktural fokal dapat berupa infratentorial (secara langsung melibatkan batang otak), supratentorial (menekan batang otak), dan penyebab patologis serupa terutama mengenai hemisfer serebri kanan. Proses difus dapat berupa penurunan ketersediaan substansi yang dibutuhkan untuk metabolisme otak (hipoksia dan hipoglikemia), penyakit metabolik (gagal ginjal, gagal hati, hipotermia, defisiensi vitamin), epilepsi yang mempengaruhi aktivitas listrik normal pada batang otak, inflamasi otak 26

20 atau selaput otak, serta pengaruh obat-obatan dan toksin (Ginsberg, 2005: 8). 3. Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar Konsentrasi belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah modalitas belajar (Visual, Audiotorial, Kinestetik) yang menentukan bagaimana siswa memproses setiap informasi yang diterimanya (Susanto, 2006: 46). Ada beberapa aspek penting yang dipertimbangkan terkait konsentrasi belajar. Menurut Nugroho (2007) cit. Singh (2017: 6), aspek aspek konsentrasi belajar adalah seperti yang tertera di bawah ini: a. Pemusatan pikiran: seseorang itu harus mempunyai suasana belajar yang tenang, nyaman dan perhatian penuh untuk memahami isi pelajarannya. b. Motivasi: keinginan atau dorongan yang kuat yang timbul dari diri seseorang itu secara sendirinya untuk menjadi lebih baik agar dapat memenuhi kebutuhannya. c. Rasa khawatir: seseorang itu merasa tidak tenang karena merasakan pekerjaan yang dilakukannya itu tidak optimal. d. Perasaan tertekan: tuntutan dan tekanan daripada orang di sekitarnya. e. Gangguan pemikiran: hambatan yang muncul pada individu yang asalnya mungkin dari individu itu sendiri ataupun dari orang di sekelilingnya. 27

21 f. Gangguan kepanikan: seseorang itu merasa khawatir memikirkan tentang hasil yang akan dilakukan atau sudah dilakukan dan ini menurunkan konsentrasinya. g. Kesiapan belajar: persiapan yang dilakukan oleh individu untuk menerima pelajaran dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Konsentrasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti motivasi untuk belajar, nutrisi, keadaan psikologis serta keadaan fisiologis seperti kualitas tidur, suara, pencahayaan, temperatur, serta desain belajar (Lestari, dkk., 2015: 202). Menurut Slameto (2003) cit. (Singh, 2014: 7) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi konsentrasi di antaranya adalah a. Kurangnya minat terhadap mata pelajaran yang dipelajari b. Perasaan gelisah, tertekan, marah, khawatir, takut, benci dan dendam c. Suasana lingkungan belajar yang berisik dan berantakan d. Kondisi kesehatan jasmani e. Kebosanan terhadap pelajaran atau sekolah Pendapat Hakim (2003: 6) menyebutkan bahwa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi konsentrasi yaitu lingkungan, udara, penerangan, orang-orang sekitar lingkungan, suhu, dan fasilitas. Lingkungan sekitar 28

22 harus cukup tenang, bebas dari suara-suara yang terlalu keras yang mengganggu pendengaran dan ketenangan. 4. Pengukuran Konsentrasi Belajar dengan Bourdon Wiersma Menurut Susetyo (2012: 35), tes Bourdon Wiersma merupakan salah satu tes kognitif yang dikembangkan pada tahun Tes ini digunakan untuk mengevaluasi konsentrasi, perhatian, kecepatan bekerja untuk tugastugas yang rutin dan monoton, ketelitian kerja, dan daya tahan dalam bekerja. Perlengkapan yang diperlukan yaitu blangko kelompok titik-titik dari 3 sampai dengan 5 titik (satu baris berisi 20 kelompok titik-titik dan semuanya berjumlah 30 baris), blangko pencatatan waktu, pensil dan stopwatch. Menurut Singh (2014: 9), test Bourdon adalah tes yang umum digunakan untuk persepsi visual gabungan, kewaspadaan dan konsentrasi. Tes ini telah digunakan dalam evaluasi konsentrasi dimana subjek mendapat instruksi untuk mencoret semua kelompok dari 4 titik pada kertas A4. Tes terdiri dari beberapa baris, dengan masing-masing baris berisi secara acak, delapan kelompok dari 3 titik, delapan kelompok dari 4 titik dan delapan kelompok 5 titik. Diameter rata-rata dari kelompok titiktitik sekitar 5 mm. Subjek harus menandai setiap kelompok empat titik secepat dan seakurat mungkin. Dua baris di bagian belakang lembar tes diilustrasikan prosedur, dengan peneliti melakukan baris pertama untuk 29

23 menunjukkan bagaimana untuk melakukan tugas dan subjek menyelesaikan baris kedua sebagai contoh. Jumlah kelompok uncrossed dari 4 titik, kelompok titik-titik selain 4, dan waktu yang dihabiskan (maksimum 15 menit) akan diambil untuk dievaluasi dan dikategorikan sebagai konsentrasi baik atau konsentrasi buruk. C. Anak Sekolah Dasar 1. Karakteristik Anak Sekolah Dasar Usia antara 6 sampai 12 tahun adalah usia anak yang duduk di bangku sekolah dasar. Pada masa ini anak mulai masuk ke dalam dunia baru, anak mulai banyak berhubungan dengan orang-orang di luar keluarganya dan berkenalan dengan suasana dan lingkungan baru dalam kehidupannya (Mochji, 2003 cit. Syatyawati, 2013: 5). Anak sekolah dasar dengan usia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-masa pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita. Kesehatan yang optimal akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal pula (Istiany, 2013: 152). 30

24 Gambar 8. Diagram Laju Perumbuhan Relatif Beberapa Sistem Organ Selama Perkembangan Manusia (Villee, et al., 1984: 364) Kurva pertumbuhan dari kerangka mengikuti kurva pertumbuhan tubuh secara keseluruhan. Masa anak-anak ditandai dengan otak dan sumsum tulang belakang yang tumbuh relatif secara cepat dan mencapai ukuran dewasa pada umur 9 tahun. Menurut Devi (2012: 15), kekurangan energi ditandai dengan kondisi badan lemah, tidak bersemangat, sulit berkonsentrasi, dan kurus. Salah satu akibat bila anak sekolah kurang energi yaitu tidak optimal saat menerima pelajaran dan berpikir. Otak membutuhkan banyak energi saat berpikir, yakni 20-30% dari total energi dalam tubuh. 2. Kebutuhan Gizi Anak Sekolah Dasar Gizi seimbang untuk anak sekolah harus memenuhi zat gizi makro. Zat tersebut meliputi karbohidrat 45-46% dari total energi, protein 10-25% (perbandingan protein hewani dan nabati = 2:1) dari total energi, lemak 25-40% total energi, serta memenuhi kebutuhan gizi mikro antara lain vitamin dan mineral (Devi, 2012: 4). Kebutuhan kalori anak usia sekolah ditentukan dari berat badan, usia, dan aktivitas anak (Istiany, 2013: 160). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2013, angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia kelompok umur 7-9 tahun tercantum dalam tabel 1, 2, dan 3. 31

25 Tabel 1. Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat dan Air yang Dianjuran untuk Orang Indonesia (perorangan perhari) Kelompok Umur 7-9 tahun (Permenkes RI No. 75 Tahun 2013) BB (kg) TB (cm) Energi (kkal) Protei n (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Serat (g) Air (ml) Total n-6 n ,

26 Tabel 2. Angka Kecukupan Vitamin yang Dianjuran untuk Orang Indonesia (perorangan perhari) Kelompok Umur 7-9 tahun (Permenkes RI No. 75 Tahun 2013) Parameter Angka Kecukupan Vitamin A (mcg) 500 Vitamin E (mg) 7 Vitamin K (mcg) 25 Vitamin B1 (mg) 0,9 Vitamin B2 (mg) 1,1 Vitamin B3 (mg) 10 Vitamin B6 (mg) 1 Folat (mcg) 300 Vitamin B12 (mcg) 1,2 Kolin (mg) 375 Vitamin C (mg) 45 Tabel 3. Angka Kecukupan Mineral yang Dianjuran untuk Orang Indonesia (perorangan perhari) Kelompok Umur 7-9 tahun (Permenkes RI No. 75 Tahun 2013) Parameter Angka Kecukupan Kalsium (mg) 1000 Fosfor (mg) 500 Magnesium (mg) 120 Natrium (mg) 1200 Kalium (mg) 4500 Besi (mg) 10 Iodium (mcg) 120 Seng (mg) 11 33

27 D. Kerangka Berpikir berikut, Skema kerangka berpikir dalam penelitian ini tercantum dalam gambar Faktor Eksternal Lingkungan sekitar Kondisi abiotik Kesehatan tubuh Faktor Internal Kecukupan gizi Kondisi psikologis Konsentrasi Belajar Gambar 9. Skema Kerangka Berpikir E. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kecukupan gizi makan pagi dengan tingkat konsentrasi belajar anak sekolah dasar. 34

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. PROTEIN Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringanjaringan

Lebih terperinci

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati) BIOKIMIA NUTRISI Minggu I : PENDAHULUAN (Haryati) - Informasi kontrak dan rencana pembelajaran - Pengertian ilmu biokimia dan biokimia nutrisi -Tujuan mempelajari ilmu biokimia - Keterkaitan tentang mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kewaspadaan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia agar dapat melaksanakan kegiatannya sehari-hari dengan baik (Guyton & Hall, 2007). Kewaspadaan adalah

Lebih terperinci

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak, asam nukleat dan berbagai senyawa atau unsur anorganik.

Lebih terperinci

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP TUGAS MATA KULIAH NUTRISI TANAMAN FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP Oleh : Dewi Ma rufah H0106006 Lamria Silitonga H 0106076 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008 Pendahuluan Fosfor

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan terhadap makanan

PENDAHULUAN. Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan terhadap makanan GIZI & PANGAN PENDAHULUAN Gizi seseorang tergantung pada kondisi pangan yang dikonsumsinya Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid 2.1.1 Pengertian lipid Lipid adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa organik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan. Komponen ini merupakan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup DASAR-DASAR KEHIDUPAN Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup 1.Reproduksi/Keturunan 2.Pertumbuhan dan perkembangan 3.Pemanfaatan energi 4.Respon terhadap lingkungan 5.Beradaptasi dengan lingkungan 6.Mampu

Lebih terperinci

Gambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 %

Gambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 % BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian yang telah dilakukan yaitu pembuatan alat pemeras madu (Gambar 1 & 2) dan penyaring madu (Gambar 3). Pelaksanaan pembuatan ruang khusus pengolahan madu (Gambar

Lebih terperinci

KONSEP ILMU GIZI DAN PENGELOMPOKAN ZAT-ZAT GIZI. Fitriana Mustikaningrum S.Gz., M.Sc

KONSEP ILMU GIZI DAN PENGELOMPOKAN ZAT-ZAT GIZI. Fitriana Mustikaningrum S.Gz., M.Sc KONSEP ILMU GIZI DAN PENGELOMPOKAN ZAT-ZAT GIZI Fitriana Mustikaningrum S.Gz., M.Sc Tujuan Pembelajaran Mengetahui ruang lingkup gizi Mengetahui hubungan gizi dengan kesehatan Mengetahui Pengelompokan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada setiap sediaan otot gastrocnemius dilakukan tiga kali perekaman mekanomiogram. Perekaman yang pertama adalah ketika otot direndam dalam ringer laktat, kemudian dilanjutkan

Lebih terperinci

SISTEM DIGESTIVA (PENCERNAAN) FISIOLOGI PENCERNAAN

SISTEM DIGESTIVA (PENCERNAAN) FISIOLOGI PENCERNAAN SISTEM DIGESTIVA (PENCERNAAN) FISIOLOGI PENCERNAAN Secara sederhana, sistem pencernaan adalah portal untuk Secara sederhana, sistem pencernaan adalah portal untuk nutrisi untuk mendapatkan akses ke sistem

Lebih terperinci

Metabolisme karbohidrat

Metabolisme karbohidrat Metabolisme karbohidrat Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila PENCERNAAN KARBOHIDRAT Rongga mulut

Lebih terperinci

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN 1 KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN M.K. Pengantar Ilmu Nutrisi Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB Zat makanan adalah unsur atau senyawa kimia dalam pangan / pakan yang dapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mineral Mikro Organik Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makluk hidup. Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu sebagai senyawa

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... Energi kimia menjadi energi gerak Energi cahaya menjadi energi potensial

Lebih terperinci

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME Metabolisme adalah seluruh reaksi kimia yang dilakukan oleh organisme. Metabolisme juga dapat dikatakan sebagai proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan

Lebih terperinci

ENZIM Enzim : adalah protein khusus yang mengkatalisis reaksi biokimia tertentu

ENZIM Enzim : adalah protein khusus yang mengkatalisis reaksi biokimia tertentu ENZIM Enzim : adalah protein khusus yang mengkatalisis reaksi biokimia tertentu terikat pada satu atau lebih zat-zat yang bereaksi. Dengan demikian enzim menurunkan barier energi (jumlah energi aktivasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang panjang sudah lama dikenal di Indonesia, tetapi bukan tanaman asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini tumbuh dan menyebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan telah lama dikenal sebagai sumber vitamin dan mineral. Pada zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan tubuh. Demikian pula

Lebih terperinci

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti yang paling utama) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan A. Protein Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino

Lebih terperinci

Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2

Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2 Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2 Peta Konsep Kofaktor Enzim Apoenzim Reaksi Terang Metabolisme Anabolisme Fotosintesis Reaksi Gelap Katabolisme Polisakarida menjadi Monosakarida

Lebih terperinci

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. BIO210 Mikrobiologi Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. Kuliah 4-5. METABOLISME Ada 2 reaksi penting yang berlangsung dalam sel: Anabolisme reaksi kimia yang menggabungkan bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lipid 1. Definisi Lipid Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik (Widman, 1989) Lemak disebut juga lipid,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukanlah zat yang bisa dihasilkan oleh tubuh melainkan kita harus

BAB I PENDAHULUAN. bukanlah zat yang bisa dihasilkan oleh tubuh melainkan kita harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mineral merupakan unsur kimia yang diperlukan untuk tubuh kita. Mineral bukanlah zat yang bisa dihasilkan oleh tubuh melainkan kita harus mendapatkannya dari luar tubuh

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 Energi cahaya menjadi energi potensial Energi kimia menjadi energi gerak

Lebih terperinci

menyebabkan air dari cairan ekstraseluler masuk ke dalam sel, sehingga tekanan osmotik dari cairan ekstraseluler meningkat. Volume cairan, termasuk

menyebabkan air dari cairan ekstraseluler masuk ke dalam sel, sehingga tekanan osmotik dari cairan ekstraseluler meningkat. Volume cairan, termasuk MINERAL Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan organik dan air. Sisanya terdiri dari unsur-unsur mineral. Unsur mineral dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Dalam proses

Lebih terperinci

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan GIZI Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan Lanjutan Gizi : Arab gizzah : zat makanan sehat Makanan : segala sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa anak-anak terutama usia sekolah merupakan tahapan yang penting bagi kehidupan seseorang. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan fisik, kognitif dan

Lebih terperinci

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel.

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel. BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel. B. KOMPETENSI DASAR 1. Mahasiswa dapat membedakan komposisi kimia anorganik dan organik

Lebih terperinci

Pendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan

Pendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan Metabolisme lemak Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila Pendahuluan Manusia memiliki kebutuhan energi

Lebih terperinci

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010 DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010 DIKTAT 2 METABOLISME Standar Kompetensi : Memahami pentingnya metabolisme pada makhluk hidup Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan fungsi enzim dalam proses

Lebih terperinci

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif.

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif. II. Tujuan : Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif. III. Alat dan bahan : Rak tabung reaksi Tabung reaksi Gelas

Lebih terperinci

Vitamin. Dibawah ini merupakan penjelasan jenis jenis vitamin, dan sumber makanan yang mengandung vitamin

Vitamin. Dibawah ini merupakan penjelasan jenis jenis vitamin, dan sumber makanan yang mengandung vitamin Vitamin Pengertian Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina yang sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena vitamin berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh (vitamin

Lebih terperinci

Metabolisme Karbohidrat. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia

Metabolisme Karbohidrat. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia Metabolisme Karbohidrat Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia LATAR BELAKANG Kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat tergantung pada kemampuannya menghasilkan enzim amilase

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan. Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur SITH, ITB VEDCA - SEAMOLEC

Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan. Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur SITH, ITB VEDCA - SEAMOLEC Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur SITH, ITB VEDCA - SEAMOLEC Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan: 1. Pakan Buatan dalam Industri Akuakultur: Pengenalan 2. Nutrisi

Lebih terperinci

PENGOLAHAN MAKANAN OLEH TUBUH. Dyah Umiyarni Purnamasari,SKM,MSi Jurusan KESMAS FKIK Unsoed

PENGOLAHAN MAKANAN OLEH TUBUH. Dyah Umiyarni Purnamasari,SKM,MSi Jurusan KESMAS FKIK Unsoed PENGOLAHAN MAKANAN OLEH TUBUH Dyah Umiyarni Purnamasari,SKM,MSi Jurusan KESMAS FKIK Unsoed URUTAN PROSES YANG DIALAMI OLEH MAKANAN Bahan makanan Pencernaan Penyerapan Metabolisme PENGGUNAAN (UTILISASI)

Lebih terperinci

FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1)

FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1) FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1) OLEH : PIENYANI ROSAWANTI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2017 METABOLISME Metabolisme adalah proses-proses

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tersebut menunjukan bahwa ayam lokal mempunyai potensi yang baik untuk

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tersebut menunjukan bahwa ayam lokal mempunyai potensi yang baik untuk II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Ayam Lokal Ayam lokal merupakan jenis ayam yang banyak dipelihara orang di Indonesia, terutama di daerah pedesaan. Ayam lokal yang terdapat di Indonesia beragam penempilanya dan

Lebih terperinci

MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK. Oleh : Titian Rahmad S. H

MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK. Oleh : Titian Rahmad S. H MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK Oleh : Titian Rahmad S. H0506010 JURUSAN/PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 MINERAL Mineral merupakan

Lebih terperinci

PENGANTAR BIOKIMIA OLEH : Cerika Rismayanthi, M.Or

PENGANTAR BIOKIMIA OLEH : Cerika Rismayanthi, M.Or PENGANTAR BIOKIMIA OLEH : Cerika Rismayanthi, M.Or PENGERTIAN BIOKIMIA BIOKIMIA : ilmu yang berhubungan dengan berbagai molekul di dalam sel atau organisme hidup sekaligus dengan reaksi kimianya. BIOS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter

Lebih terperinci

tumbuh tumbuhan, madu, sirup jagung, dan tetesan tebu. Pada manusia dan dan laktosa ( Hertog Nursanyoto, dkk, 1992 ).

tumbuh tumbuhan, madu, sirup jagung, dan tetesan tebu. Pada manusia dan dan laktosa ( Hertog Nursanyoto, dkk, 1992 ). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Glukosa Glukosa sering juga disebut gula anggur atau dekstrosa yang banyak tersebar di alam terutama terdapat pada buah buahan, sayur sayuran, getah tumbuh tumbuhan, madu, sirup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang

Lebih terperinci

Kompartemen cairan di dalam tubuh

Kompartemen cairan di dalam tubuh MINERAL definisi Mineral merupakan bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. fungsi

Lebih terperinci

ENZIM. Ir. Niken Astuti, MP. Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, UMB YOGYA

ENZIM. Ir. Niken Astuti, MP. Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, UMB YOGYA ENZIM Ir. Niken Astuti, MP. Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, UMB YOGYA ENZIM ENZIM ADALAH PROTEIN YG SANGAT KHUSUS YG MEMILIKI AKTIVITAS KATALITIK. SPESIFITAS ENZIM SANGAT TINGGI TERHADAP SUBSTRAT

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama

TINJAUAN PUSTAKA. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biologi Nannochloropsis sp. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama hidupnya tetap dalam bentuk plankton dan merupakan makanan langsung bagi

Lebih terperinci

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb.

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb. Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb. Anabolisme = (biosintesis) Proses pembentukan senyawa

Lebih terperinci

Siklus Krebs. dr. Ismawati, M.Biomed

Siklus Krebs. dr. Ismawati, M.Biomed Siklus Krebs dr. Ismawati, M.Biomed Berfungsi dalam katabolisme dan juga anabolisme amfibolik Katabolisme memproduksi molekul berenergi tinggi Anabolisme memproduksi intermedier untuk prekursor biosintesis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Susu Kedelai Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari kedelai. Protein susu kedelai memiliki susunan asam amino yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran segar adalah bahan pangan yang banyak mengandung vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh (Ayu, 2002). Di samping sebagai sumber gizi, vitamin dan mineral,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECUKUPAN GIZI MAKAN PAGI DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK SEKOLAH DASAR

HUBUNGAN KECUKUPAN GIZI MAKAN PAGI DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK SEKOLAH DASAR 291 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 5 tahun 2017 HUBUNGAN KECUKUPAN GIZI MAKAN PAGI DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK SEKOLAH DASAR Oleh: Siska Lipdyaningsih 1, siskalipdya@gmail.com ; Yuliati,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Zat besi Besi (Fe) adalah salah satu mineral zat gizi mikro esensial dalam kehidupan manusia. Tubuh

Lebih terperinci

BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A)

BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A) BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A) PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Jalan Ir. H. Juanda No. 95

Lebih terperinci

A. Respirasi Selular/Aerobik

A. Respirasi Selular/Aerobik UNSYIAH Universitas Syiah Kuala Pendahuluan METABOLISME Pengantar Biologi MPA-107, 3 (2-1) Kuliah 4 SEL: RESPIRASI Tim Pengantar Biologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah ANABOLISME (Pembentukan molekul kompleks

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani menyebabkan semakin meningkatnya konsumsi

Lebih terperinci

Metabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol

Metabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol Metabolisme lipid Transport lipid dalam plasma dan penyimpanan lemak Biosintesis lipid Lemak sebagai sumber energi untuk proses hidup Metabolisme jaringan lemak dan pengaturan mobilisasi lemak dan jaringan

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 24 Sesi NGAN Review IV A. KARBOHIDRAT 1. Di bawah ini adalah monosakarida golongan aldosa, kecuali... A. Ribosa D. Eritrosa B. Galaktosa E. Glukosa C. Fruktosa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah. remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah. remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan perkembangannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan

Lebih terperinci

REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Reaksi Kimia bisa terjadi di manapun di sekitar kita, bukan hanya di laboratorium. Materi berinteraksi untuk membentuk produk baru melalui proses yang disebut reaksi

Lebih terperinci

BAB IV METABOLISME. Proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi.

BAB IV METABOLISME. Proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi. BAB IV METABOLISME Proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi METABOLISME ANABOLISME Proses Pembentukan Contoh: Fotosintesis, Kemosintesis Sintesis

Lebih terperinci

Tingkat Kelangsungan Hidup

Tingkat Kelangsungan Hidup BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup merupakan suatu nilai perbandingan antara jumlah organisme yang hidup di akhir pemeliharaan dengan jumlah organisme

Lebih terperinci

BIOKIMIA adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perubahan molekul atau perubahan struktur kimia

BIOKIMIA adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perubahan molekul atau perubahan struktur kimia KODE MK: IKF 207 DOSEN: DR.dr. BM.WARA KUSHARTANTI MS RUANG LINGKUP BIOKIMIA adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perubahan molekul atau perubahan struktur kimia yang terjadi pada makhluk hidup.

Lebih terperinci

KOENZIM, KOFAKTOR DAN VITAMIN

KOENZIM, KOFAKTOR DAN VITAMIN KOENZIM, KOFAKTOR DAN VITAMIN KOENZIM Bagian bukan protein dari enzim yang terbuat dari bahan organik seperti vitamin. KOFAKTOR Bagian bukan protein dari enzim yang berasal dari molekul anorganik VITAMIN

Lebih terperinci

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan Pakan ternak Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan Melalui proses pencernaan, penyerapan dan metabolisme SUMBER ENERGI (JERAMI,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1

Lebih terperinci

ENZIM 1. Nomenklatur Enzim 2. Struktur Enzim

ENZIM 1. Nomenklatur Enzim 2. Struktur Enzim ENZIM Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel.enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Jika tidak ada enzim, atau

Lebih terperinci

Pertemuan : Minggu ke 7 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Respirasi dan metabolisme lipid Sub pokok bahasan : 1. Respirasi aerob 2.

Pertemuan : Minggu ke 7 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Respirasi dan metabolisme lipid Sub pokok bahasan : 1. Respirasi aerob 2. Pertemuan : Minggu ke 7 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Respirasi dan metabolisme lipid Sub pokok bahasan : 1. Respirasi aerob 2. Respirasi anaerob 3. Faktor-faktor yg mempengaruhi laju respirari

Lebih terperinci

ENZIM PADA METABOLISME LEMAK DI SISTEM PENCERNAAN DAN MEKANISME KERJANYA

ENZIM PADA METABOLISME LEMAK DI SISTEM PENCERNAAN DAN MEKANISME KERJANYA ENZIM PADA METABOLISME LEMAK DI SISTEM PENCERNAAN DAN MEKANISME KERJANYA Pada umumnya lipid merupakan konduktor panas yang jelek, sehingga lipid dalam tubuh mempunyai fungsi untuk mencegah terjadinya kehilangan

Lebih terperinci

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus melalui serangkaian proses pencernaan agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses

Lebih terperinci

ILMU GIZI: Ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal ZAT GIZI ( NUTRIEN ): Ikatan kimia yang dip

ILMU GIZI: Ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal ZAT GIZI ( NUTRIEN ): Ikatan kimia yang dip ILMU GIZI ANAK DIVISI NUTRISI DAN PENYAKIT METABOLIK FK-USU/RS.HAM 1 ILMU GIZI: Ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal ZAT GIZI ( NUTRIEN ): Ikatan

Lebih terperinci

protein PROTEIN BERASAL DARI BAHASA YUNANI PROTOS THAT MEAN THE PRIME IMPORTANCE

protein PROTEIN BERASAL DARI BAHASA YUNANI PROTOS THAT MEAN THE PRIME IMPORTANCE protein A. PENGERTIAN PROTEIN PROTEIN BERASAL DARI BAHASA YUNANI PROTOS THAT MEAN THE PRIME IMPORTANCE ARTINYA : TERUTAMA ATAU PENTING G. MULDER MENEMUKAN BAHWA SENYAWA INI DITEMUKAN PADA SEMUA ORGANISME

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Inventarisasi data mutu produk formula bayi yang terdaftar di BPOM selama tahun 2004 2008 Inventarisasi data dilakukan melalui pengamatan terhadap berkas pendaftaran suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masih ditemukan berbagai masalah ganda di bidang kesehatan. Disatu sisi masih ditemukan penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masih ditemukan berbagai masalah ganda di bidang kesehatan. Disatu sisi masih ditemukan penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masih ditemukan berbagai masalah ganda di bidang kesehatan. Disatu sisi masih ditemukan penyakit akibat infeksi dan sisi yang lain banyak ditemukan masalah

Lebih terperinci

LOGO VITAMIN DAN MINERAL

LOGO VITAMIN DAN MINERAL LOGO VITAMIN DAN MINERAL Widelia Ika Putri, S.T.P., M.Sc Vitamin - Zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil - Pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh - Zat pengatur pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesadaran dapat diartikan sebagai kesiagaan yang terus-menerus terhadap lingkungan atau rentetan pikiran kita. Kewaspadaan dan ketelitian merupakan hal yang penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Karbohidrat merupakan salah satu senyawa yang penting dalam tubuh manusia. Senyawa ini memiliki peran struktural dan metabolik yang penting. 10 Selama proses pencernaan,

Lebih terperinci

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2 Kehidupan 7 karakteristik kehidupan Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi Aspek kimia dalam tubuh - 2 Aspek kimia dalam tubuh - 3 REPRODUKSI: Penting untuk kelangsungan hidup spesies.

Lebih terperinci

Metabolisme : Enzim & Respirasi

Metabolisme : Enzim & Respirasi Metabolisme : Enzim & Respirasi SMA Regina Pacis Ms. Evy Anggraeny August 2014 1 Pengantar Metabolisme Yaitu modifikasi reaksi biokimia dalam sel makhluk hidup Aktivitas sel Metabolit Enzim/fermen Macamnya

Lebih terperinci

Pencernaan dan Penyerapan Makanan

Pencernaan dan Penyerapan Makanan Pencernaan dan Penyerapan Makanan Makanan (KH, Lipid, Protein, Mineral, Vitamin dan Air) energi Makanan diubah molekul2 kecil masuk ke dalam sel Rx kimia energi Proses penguraian bahan makanan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak SD (sekolah dasar) yaitu anak yang berada pada usia 6-12 tahun, memiliki fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan balita, mempunyai sifat individual dalam banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

Gb. 5.12. STRUKTUR FOSPOLIPID (Campbell, 1999:72)

Gb. 5.12. STRUKTUR FOSPOLIPID (Campbell, 1999:72) Gb. 5.12. STRUKTUR FOSPOLIPID (Campbell, 1999:72) Rumus Umum Asam Amino (Campbell, 1999: 73) H H O N C C H R OH GUGUS AMINO GUGUS KARBOKSIL Tabel 5.1 Gambaran Umum Fungsi Protein (Campbell, 1999: 74) JENIS

Lebih terperinci

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan tingkat tinggi merupakan organisme autotrof dapat mensintesa komponen molekular organik yang dibutuhkannya, selain juga membutuhkan hara dalam bentuk anorganik

Lebih terperinci

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI Proses oksidasi Peranan enzim, koenzim dan logam dalam oksidasi biologi Transfer elektron dalam sel Hubungan rantai pernapasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi Oksidasi hidrogen (H) dalam mitokondria

Lebih terperinci

SOAL BIOKIMIA. d. 14 P 6) Pada tahap pertama metabolism karbohidrat akan terjadi pemecahan glukosa menjadi: a. Asam amino

SOAL BIOKIMIA. d. 14 P 6) Pada tahap pertama metabolism karbohidrat akan terjadi pemecahan glukosa menjadi: a. Asam amino SOAL BIOKIMIA 1) Proses pembentukan glukosa baru dari senyawa non karbohidrat disebut: a. Glikogenolisis b. Glukoneogenesis 2) Dimanakah terjadinya proses glikogenesis: a. Liver b. Jantung c. Glikogenesis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok dan Merokok Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. (Kamus

Lebih terperinci

VITAMIN LARUT DALAM AIR. Oleh dr. Sri Utami B.R. MS

VITAMIN LARUT DALAM AIR. Oleh dr. Sri Utami B.R. MS VITAMIN LARUT DALAM AIR Oleh dr. Sri Utami B.R. MS Vitamin B (vitamin B kompleks) Larut dalam air Terdapat pada, ragi, biji-bijian, nasi, sayuran, ikan, daging Diperlukan sebagai ko-enzym dalam metabolisme

Lebih terperinci

organel yang tersebar dalam sitosol organisme

organel yang tersebar dalam sitosol organisme STRUKTUR DAN FUNGSI MITOKONDRIA Mitokondria Mitokondria merupakan organel yang tersebar dalam sitosol organisme eukariot. STRUKTUR MITOKONDRIA Ukuran : diameter 0.2 1.0 μm panjang 1-4 μm mitokondria dalam

Lebih terperinci

BAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

BAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN 7 BAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN A. Kemampuan Psikomotor Bloom dalam Arifin et al., (2000) menyatakan perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam petelur merupakan ternak unggas petelur yang banyak dikembangkan di Indonesia. Strain ayam petelur ras yang dikembangkan di Indonesia antara lain Isa Brown,

Lebih terperinci

A. Judul Praktikum : Uji Keasaman Minyak (Uji Lipid) B. Tujuan Praktikum : untuk mengetahui sifat Asam dan Basa Minyak. C. Latar Belakang : Lipid

A. Judul Praktikum : Uji Keasaman Minyak (Uji Lipid) B. Tujuan Praktikum : untuk mengetahui sifat Asam dan Basa Minyak. C. Latar Belakang : Lipid A. Judul Praktikum : Uji Keasaman Minyak (Uji Lipid) B. Tujuan Praktikum : untuk mengetahui sifat Asam dan Basa Minyak. C. Latar Belakang : Lipid adalah senyawa biomolekul yang tidak larut dalam air, sehingga

Lebih terperinci

PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS)

PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS) PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS) Lipogenesis adalah pembentukan asam lemak yang terjadi di dalam hati. Glukosa atau protein yang tidak segera digunakan tubuh sebagian besar tersimpan sebagai trigliserida.

Lebih terperinci

oksaloasetat katabolisme anabolisme asetil-koa aerobik

oksaloasetat katabolisme anabolisme asetil-koa aerobik Siklus Kreb s Sumber asetil-koa Pembentukan energi pada siklus Kreb s Fungsi amfibolik siklus Kreb s Siklus asam sitrat pada metabolisme karbohidrat, lipid dan protein Proses metabolisme karbohidrat dan

Lebih terperinci

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan didefenisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm.

2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm. 3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Nannochloropsis sp Mikroalga adalah tumbuhan tingkat rendah yang memiliki klorofil, yang dapat digunakan untuk melakukan proses fotosintesis. Mikroalga tidak memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan

Lebih terperinci