BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Sejarah Polda Metro Jaya Cikal bakal Kepolisian Jakarta dibentuk oleh penjajah Belanda. Ini terjadi sejak pendudukan Belanda terhadap bangsa Indonesia, jauh sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus Setelah kemerdekaan RI, pembentukan Kepolisian Kota Jakarta belum sepenuhnya dapat dilaksanakan bangsa Indonesia. Sebab, saat itu jawatan Kepolisian Negara masih sangat sederhana. Akibatnya, Kepolisian Kota Jakarta masih tetpa melanjutkan sistem kepolisian yang dibentuk pada masa pendudukan Jepang. Inilah yang menyebabkan penulisan sejarah hari jadi Polda Metro Jaya diawali dari sejarah Kepolisian Batavia di tahun 1936 (sesuai Regeerings Almanak halaman 287 Voor Nederlandsch Indie 1941 Tweede Gedeelte yang disusun Belanda selama berada di Indonesia. 38

2 Hari Lahir Polda Metro Jaya Sebelum penyerahan kedaulatan atas wilayah RI kepada bangsa Indonesia melalui penandatanganan naskah perjanjian antara Moh. Hatta dengan Ratu Juliana di Belanda tanggal 27 Desember 1949, badan-badan Kepolisian berangsur-angsur sudah diserah terimakan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia. Sebab itulah pada 6 Desember 1949 Kepala Kepolisian Negara membentuk Kepolisian Komisariat Jaya dan mengangkat Komisaris besar Polisi Tk. I R. Ating Natadikusuma sebagai Kepala Kantor Komisariat Jaya, yang berkantor di jalan Merdeka Barat. Peristiwa ini merupakan tonggak sejarah lahirnya Kepolisian Daerah Jakarta Raya dan sekitarnya (saat ini Polda Metro Jaya). Pada saat itu sebagian besar staf Kepolisian Jakarta masih orang Belanda, sehingga praktis Kepala Kantor Komisariat Jaya belum dapat berbuat banyak sesuai kebijakan Kepala Kepolisian Negara. Selanjutnya untuk menjaga keamanan dan ketertiban Kota Jakarta menjelang penyerahan kedaulatan, Kepolisian Jakarta diperkuat tiga kompi Brimob, masing-masing dari Kepolisian Kota Surabaya, Kepolisian Jawa Tengah, dan Kepolisian Yogyakarta/ Jawa Tengah. Pada waktu itu, Jenderal Polisi Soetjipto Danukusumo sebagai Komandan Mobile Brigade Kepolisian (MBK) turut serta mengantarkan satu kompi MBK. Mereka berangkat pada 15 Desember 1949 dari Surabaya ke Jakarta melalui Semarang. Pasukan ini dipimpin Goentur sebagai komandan kompi. Pada 17 Desember 1949 tiba di Stasiun Gambir. Setelah dilakukan parade penerimaan oleh

3 40 Inspektur Polisi Soetjipto Joedodihardjo, pasukan ini ditempatkan di Kwitang ( sekarangg Markas Brimob Polda Metro Jaya). Setelah muncul satu kompi Brimob Brigade Besar ( MMB) dari Jawa Timur yang dipimpin Koesnadi Notosoedarmo, yang merupakan anak buah Mayjen Moehamad Jasin selaku Komandan MBK di Jawa Timur. Beberapa hari kemudian muncul lagi satu kompi Brimob dari Yogyakarta/ Jawa Tengah dipimpin Inspektur Polisi R Soebroto Darsoprajitno. Ketiga kompi Brimob ini bergabung menjadi satu di bawah pimpinan Komisaris Polisi Soedarsono dan wakilnya Inspektur Polisi Soetjipto Joedodihardjo Perubahan Nama Polda Metro Jaya sebelumnya telah beberapa kali mengalami penggantian nama. Di masa pendudukan Belanda, Kantor Besar Kepolisian Jakarta disebut Hoofdbureau Van Politie. Setelah Jepang mengambil alih pemerintahan, Hoofdbureau Van Politie, Batavia berubah nama menjadi Jakarta Tokubestsu Shi Kaisatsu Sho diambil alih oleh Polisi Republik dan namanya diubah menjadi Kantor Besar Polisi Jakarta. Menjelang Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia, dibentuk kepolisian Jakarta dengan nama Kantor Polisi Komisiarat Jaya ( Kapekomjaya). Kemudian tahun 1965, pada saat Kepala Kepolisian Kantor Polisi Komisariat Jaya dijabat Brigjen Raden Mas Sawarno Tjokodiningrat namanya diganti lagi menjadi Komandan Daerah Kepolisian VII Jaya ( Komdak VII Jaya). Pada tahun 1967 terjadi pergantian pangdak dari Irjen Polisi Drs, Soebroto

4 41 Brotodirjo SH kepada Mayjen Polisi Drs. Soekahar. Saat itu kembali terjadi perggantian nama menjadi Komando Daerah Kepolisian Metro Jaya (Komdak Metro Jaya). Ini dilakukan setelah Gubernur Ali Sadikin menyatakan kota Jakarta sebagai kota metropolitan. Selanjutnya nama Komdak Metro Jaya berubah lagi menjadi Kodak Metro Jaya. Pada saat itu Mayjen Poll Drs. Widodo Budidarmo menjadi Kadapol Metro Jaya rahun 1970 nama Komdak Metro Jaya berubah menjadi Daerah Kepolisian Metro Jaya sampai Tahun 1980 sampai sekarang Daerah Kepolisian Metro Jaya berubah kembali Kepolisian Daerah Metro Jaya ( Polda Metro Jaya) dan sekitarnya Logo Polda Metro Jaya Arti dan Makna Badge Polda Metro Jaya Tugu Nasional berwarna putih yang berarti kekhususan kota Jakarta sebagai revolusi dan proklamasi dilambangkan dengan tugu nasional yang melambangkan kemegahan, daya juang, cipta bangsa dan rakyat Indonesia yang tak kunjung padam.

5 42 Untaian Padi kuning serta kapas berwarna hijau serta putih melambangkan cita-cita daripada perjuangan bangsa Indonesia yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Pita berwarna merah dan putih, yang melingkari dasar Tugu Nasional melambangkan persatuan bangsa Indonesia yang kukuh dan sentosa Visi, Misi Polda Metro Jaya Visi Terwujudnya pelayanan Kamtibnas prima, tegaknya hukumm dan keamanan di wilayah hukum Polda Metro Jaya yang mantap serta terjalinnya sinergi polisional yang proaktif Misi 1. Memperkuat dan meningkatkan kemampuan intelijen Keamanan Polda Metro Jaya guna menjaring informasi untuk pencegahan gangguan keamanan dan pengungkapan kasuskasus secara sistematis dan tuntas. 2. Mengembangkan pelayanan public di setiap lini berbasis pelayanan prima proporsional, tidak disktiminatif, menunjang tinggi Hak Asasi Manusia ( HAM) dan responsive dalam rangka mengurangi tingkat keresahan masyarakat di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

6 43 3. Menggelar Polisi berseragam secara optimal di tengah masyarakat terutama Polisi berseragam dalam rangka meningkatkan pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat. 4. Mengembangkan falsafah dan strategi Perpolisian Masyarakat (Polmas) secara bertahap dan berlanjut guna membangun hubungan Polisi dengan masyarakat yang lebih dekat dan interaktif dalam upaya mewujudkan masyarakat patuh hukum. 5. Memberdayakan seluruh kekuatan dan kemampuan organisasi pengemban fungsi penyelidikan dan penyidikan baik sarana maupun prasarana dalam upaya mewujudkan Polri sebagai penegak hukum terdepan. 6. Meningkatkan kinerja Polri Polda Metro Jaya secara professional, transparan dan akuntabel guna mendukung pelaksanaan tugas Kepolisian dalam memelihara Kamtibmas di wilayah hukum Polda Metro Jaya. 7. Membangun sistem sinergi polisional interdepartemen maupun komponen masyarakat dalam rangka membangun kemitraan dan jejaring kerja ( Partnership Building / Networking) Tugas dan Fungsi Bidang Humas Polda Metro Jaya Berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2010, tanggal 28 September 2010 tentang susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian daerah, sebagai salah satu upaya restrukturisasi organisasi Polri, guna meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat. Secara

7 44 organisasi struktur organisasi Polda Metro Jaya terdiri dalam lima kategori, yakni Unsur Pimpinan, Unsur Pengawas dan Pembantu Pimpinan/Pelayanan, Unsur Pelaksana Tugas Pokok. Unsur Pendukung dan Satuan Kewilayahan. Adapun Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) masuk dalam kategori Unsur Pengawas dan Pembantu Pimpinan/ Pelayanan yang memiliki tugas dan fungsi antara lain 1 : Tugas Humas Polda Metro Jaya Melaksanakan kegiatan hubungan masyarakat melalui pengelolaan dan penyampaian pemberitaan atau informasi dan dokumentasi serta kerja sama dan kemitraan dengan media massa, dan melaksanakan analisa dan evaluasi tugas bidang humas Fungsi Humas Polda Metro Jaya a. Pembinaan terhadap kegiatan Humas yang dilaksanakan di lingkungan Polda b. Penerangan umum dan satuan yang meliputi pengelolaan dan penyampaian informasi serta kerja sama dan kemitraan dengan media massa berikut komponennya c. Pengumpulan dan pengolahan data, serta penyajian informasi dan dokumentasi kegiatan yang berkaitan dengan penyampaian berita di lingkungan Polda 1 Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya. 62 Tahun Melindungi, Mengayomi dan Melayani Masyarakat Serta Menegakkan Hukum. Jakarta :2011

8 45 d. Peliputan, pemantauan, produksi dan dokumentasi informasi yang berkaitan dengan tugas Polri e. Perencanaan dan pengadministrasian umum, penata usahaan urusan dalam, dan pengurusan personel dan logistic di lingkungan bidang Humas f. Pemantauan dan evaluasi ( Anev) kegiatan program Bidang Humas STRUKTUR ORGANISASI POLDA METRO JAYA Sumber : direktorat SDM Polda Metro Jaya

9 46 STRUKTUR ORGANISASI BID HUMAS POLDA METRO JAYA KABID HUMAS UNSUR PIMPINAN KASUBBAG RENMIN KAUR REN KAUR MIN KAUR MIN UNSUR PEMBANTU PIMPINAN/PELAYANAN KASUBBID KASUBBID PID KAUR PENUM KAUR PENSAT KAUR MITRA KAUR PULLAH INFODOK KAUR LIPPROD OK KAUR MONITO R PAUR PENUM PAUR PENSAT PAUR MITRA PAUR PULLAH INFODOK PAUR LIPPROD OK PAUR MONITO R UNSUR PELAKSANA TUGAS POKOK

10 Job Description Bidang Humas Polda Metro Jaya 1. Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Metro Jaya Kabid Humas bertugas melaksanakan kegiatan di bidang humas melalui pengelolaan dan penyampaian pemberitaan atau informasi dan dokumentasi serta kerjasama dan kemitraan dengan media massa, dan melaksanakan anev kegiatan tugas bidang humas. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kabid Humas menyelenggarakan fungsi : a. pembinaan terhadap kegiatan humas yang dilaksanakan di lingkungan Polda; b. penerangan umum dan satuan yang meliputi pengelolaan dan penyampaian informasi serta kerjasama dan kemitraan dengan media massa berikut komponennya; c. pengumpulan dan pengelolaan data serta penyajian informasi dan dokumentasi kegiatan yang berkaitan dengan penyampaian berita di lingkungan Polda; d. peliputan, pemantauan, produksi dan dokumentasi informasi yang berkaitan dengan tugas Polri;

11 48 e. perencanaan dan pengadministrasian umum, penatausahaan urusan dalam dan pengurusan personel dan logistic di lingkungan Bidhumas; dan f. pemantuan dan evaluasi kegiatan program Bidhumas. 2. Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat ( Kasubbid Penmas) Humas Polda Metro Jaya Kasubbidpenmas bertugas menyelenggarakan penerangan umum dan penerangan satuan yang meliputi pengelolaan dan pemyampaian informasi termasuk kerjasama dan kemitraan dengan media massa berikut komponennya. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Kasubbidpenmas menyelengarakan fungsi : a. penerangan umum dan penerangan satuan, pengelolaan dan penyampaian informasi di lingkungan Polda; b. perencanaan dan pelaksanaan kerjasama serta kemitraan daengan media massa berikut komponennya; c. penganalisaan dan pengevaluasian kegiatan Sub bidang Penerangan Masyarakat. 3. Kepala Sub Bidang Produksi, Informasi dan Dokumentasi (Kasubbid PID) Humas Polda Metro Jaya

12 49 Kasubbid PID bertugas menyelenggarakan pengumpulan dan pengelolahan data serta penyajian informasi dan dokumentasi, dan melakukan Anev kegiatan tugas Bidhumas. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Kasubbid PID menyelanggarakan fungsi : a. pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi dan dokumentasi; b. penganalisaan dan pengevaluasian kegiatan Subbid PID; c. peliputan informasi yang berkaitan dengan pemberitaan kegiatan Polda; d. pemroduksian dan pendokumentasian informasi berkaitan dengan kegiatan Polda; dan e. pemantauan hasil peliputan dan penyajian informasi kegiatan Polda. 4. Kepala Sub Bagian Rencana dan Administrasi (Kasubbag Renmin) Humas Polda Metro Jaya Kasubbagrenmin bertugas menyusun perencanaan program kerja dan anggaran, manajemen Sarpras, personel dan kinerja, pelayanan ketatausahaan dan urusan dalam serta membantu administrasi keuangan di lingkungan Bid Humas

13 50 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Kasubbagrenmin menyelenggarakan fungsi : a. pemberian bantuan dalam penyusunan perencanaan jangka sedang dan jangka panjang, antara lain Renstra, Rancangan Renja, renja, Kebutuhan saranan dan prasarana, personel dan anggaran; b. pemeliharaan perawatan dan administrasi personel; c. pengelolaan sarpras dan pemberian bantuan penyusunan laporan SIMAK- BMN; d. pemberian bantuan administrasi keuangan; e. pengelolaan dan pelayanan ketatausahaan dan urusan dalam; dan f. pemberiaan bantuan dalam penyusunan LRA dan pembuatan laporan akuntabilitas kinerja satker meliputi analisis target pencapaian kinerja, program, dan anggaran. 5. Kepala Urusan Rencana (Kaur Ren) Sub Bagian Rencana dan Administrasi Humas Polda Metro Jaya Kaur Ren bertugas memberikan bantuan kepada Kasubbag Renmin dalam :

14 51 a. menyusun Renstra; b. menyusun rancangan Renja / Rengiat; c. menyusun DIPA; d. menyusun Penetapan Kinerja; e. menyusun KAK atau TOR, RAB; dan f. menyusun LAKIP Satker; serta g. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program bidang Humas di lingkungan Polda. 6. Kepala Urusan Administrasi (Kaur Min) Sub Bagian Rencana dan Administrasi Humas Polda Metro Jaya Kaur Min bertugas membantu Kassubag Renmin dalam : a. menyelenggarakan kegiatan administrasi umu; b. menyelenggarakan kegiatan administrasi personel; c. menyelenggarakan kegiatan administrasi materil logistic. 7. Kepala Urusan Tata Usaha (Kaur TU) Sub Bagian Rencana dan Administrasi Humas Polda Metro Jaya Kaur TU bertugas membantu Kassubag Renmin dalam menyelenggarakan kegiatan ketatausahaan dan urusan dalam, yaitu :

15 52 a. melaksanakan administrasi ketatausahaan; b. melaksanakan kegiatan urusan dalam berupa pemeliharaan sarana dan prasarana yang dimiliki Bid Humas Polda; c. memberikan saran dan masukan depada Kasubbag Renmin dalam kelancaran pelaksanaan tugas ketatausahaan dan urusan dalam. 8. Kepala Urusan Penerangan Umum ( Kaur Penum) Sub Bidang Penerangan Masyarakat Humas Polda Metro Jaya Kaur Penum bertugas membantu Kassubid Penmas dalam menyelenggarakan penerangan umum, yaitu : a. melaksanakan kegiatan publikasi kepada masyarakat melalui media massa; b. melaksanakan penyusunan Rencana Kegiatan Subbid Penmas dalam menyelenggarakan penerangan umum; c. melaksanakan kegiatan analisa dan evaluasi penyelenggaran penerangan umum. 9. Kepala Urusan Penerangan Kesatuan (Kaur Pensat) Sub Bidang Penerangan Masyarakat Humas Polda Metro Jaya

16 53 Kaur Pensat bertugas membantu Kasubbud Penmas dalam menyelenggarakan penerangan kesatuan, yaitu : a. melaksanakan pembuatan dan pendistribusian Lembar Pensat dan atau produk-produk penerangan kesatuan; b. Melaksanakan penyusunan Rengiat Subbid Penmas dalam penyelenggaraan Penerangan Kesatuan; c. Melaksanakan analisa dan evaluasi penyelenggaraan Penerangan Kesatauan. 10. Kepala Urusan Kemitraan (Kaur Mitra) Sub Bidang Penerangan Masyarakat Humas Polda Metro Jaya Kaur Mitra bertugas membantu Kassubid Penmas dalam menyelenggarakan kerjasama dan kemitraan dengan media massa berikut komponennya, yaitu : a. melaksanakan kegiatan pendataan terhadap media massa yang melaksanakan tugas jurnalistik di lingkungan Polda; b. melaksanakan penyusunan Rengiat Subbid Penmas dalam menyelenggarakan kerjasama dan kemitraan dengan masyarakat dan media massa; c. melaksanakan analida dan evaluasi terhadap penyelenggaraan kerjasama dan kemitraan.

17 Kepala Urusan Pengumpulan dan Pengolahan Informasi dan Dokumentasi ( Kaur Pullah Infodok) Sub Bidang Produksi, Indormasi dan Dokumentasi Humas Polda Metro Jaya Kaur Pullah Infodok bertugas membantu Kassubid PID dalam menyelenggarakan pengumpulan dan pengelolaan dara serta penyajian informasi dan dokumentasi, yaitu : a. melaksanakan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyajian informasi dan dokumentasi sebagai bahan untuk publikasi kepada masyarakat dan atau media massa; b. melaksanakan penyusunann Rengiat Subbid PID dalam penyelenggaraan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi dan dokumentasi; c. melaksanakan analisa dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi dan dokumentasi. 12. Kepala Urusan Peliputan, Produksi dan Dokumentasi ( Kaur Lipprodok) Sub Bidang Produksi, Indormasi dan Dokumentasi Humas Polda Metro Jaya Kaur Lipprodok bertugas membantu Kassubid PID dalam pelaksanaan peliputan, produksi dan dokumentasi, yaitu :

18 55 a. melaksanakan peliputan, produksi dan dokumentasi setiap kegiatan Pimpinan dan masyarakat, baik dengan camera foto maupun video dan atau peralatan lainnya; b. melaksanakan penyusunan Rengiat Subbid PID dalam penyelenggaraan peliputan, produksi dan dokumentasi; c. melaksanakan analisa dan evaluasi terhadap kegiatan peliputan, produksi dan dokumentasi. 13. Kepala Urusan Monitoring ( Kaur Monitor) Sub Bidang Produksi, Indormasi dan Dokumentasi Humas Polda Metro Jaya Kaur Monitor bertugas membantu Kassubid PID dalam menyelenggarakan monitoring pemberitaan, yaitu : a. melaksanakan kegiatan monitoring setiap pemberitaan yang berkaitan dengan Kamtibmas di wilayah hukum Polda Metro Jaya, baik pemberitaan media massa cetak maupun elektronik ( radio, televisi, internet) sebagai bahan laporan kepada Pimpinan; b. melaksanakan penyusunan Rengiat Subbid PID dalam penyelenggaraan monitoring pemberitaan; c. melaksanakan analisa dan evaluasi terhadap penyelenggaraan monitoring pembertiaan.

19 Pembantu Urusan Penerangan Kesatuan ( Paur Pensat) Sub Bidang Penerangan Masyarakat Humas Polda Metro Jaya Paur Pensat bertugas membantu Kaur Pensat dalam penyelenggaraan Penerangan Kesatuan, yaitu : a. membuat dan mendistribusikan Lembar Pensat dan produk Pensat lainnnya ke seluruh Jajaran Polda; b. membuat Rengiat Subbid Penmas dalam penyelenggaraan Penerangan Kesatuan; c. membuat analisa dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Penerangan Kesatuan. 15. Pembantu Urusan Penerangan Umum ( Paur Penum)Sub Bidang Penerangan Masyarakat Humas Polda Metro Jaya Paur Penum bertugas membantu Kaur Penum dalam penyelenggaraan Penerangan Umum kepada masyarakat melalui media massa, yaitu : a. menghimpun dan mengolah serta menyajikan data dan informasi sebagai bahan publikasi yang akan disampaikan kepada masyarakat melalui media massa; b. membuat analisa dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Penerangan Umum.

20 Pembantu Urusan Kemitraan (Paur Mitra) Sub Bidang Penerangan Masyarakat Bidang Humas Polda Metro Jaya Paur Mitra bertugaas membantu Kaur Mitra dalam penyelenggaraan kerjasama dan kemitraan dengan media massa nerikut komponennya, yaitu : a. membuat perencanaan kegiatan kerjasama dan kemitraan dengan media massa berikut komponennya; b. menginventarisasi media massa dan komponennya yang dapat dilakukan kerjasaman dan kemitraan; c. menjalin hubungan kerjasama dan kemitraan dengan media massa berikut komponennya; d. mengevaluasi dan menganalisa kegiatan kerjasama dan kemitraan dengan media massa yang telah terjalin. 17. Pembantu Urusan Pengumpulan dan Pengolahan Informasi dan Dokumentasi ( Paur Pullah Infodok) Sub Bidang Produksi, Indormasi dan Dokumentasi Humas Polda Metro Jaya Paur Pullah Infodok bertugas membantu Kaur Pullah Infodok dalam penyelenggaraan pengumpulan, pengolahan Informasi dan Dokumentasi, yaitu :

21 58 a. membuat rengiat Subbid PID dalam pengumpulan dan pengolahan informasi dan dokumentasi; b. melaksanakan pengumpulan dan pengolahan informasi dan dokumentasi giat Polda; c. melaksankan analisa dan evaluasi pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan informasi dan dokumentasi. 18. Pembantu Urusan Peliputan, Produksi dan Dokumentasi ( Paur Lipprodok) Sub Bidang Produksi, Indormasi dan Dokumentasi Humas Polda Metro Jaya Paur Lipprodok bertugas membantu Kaur Lipprodok dalam penyelenggaraan liputan, produksi dan dokumentasi, yaitu : a. membuat rencana Subbid PID dalam kegiatan liputan, produksi dan dokumentasi; b. melaksanakan kegiatan liputan, produksi dan dokumentasi; c. melaksankan analisa dan evaluasi kegiatan liputan, produksi dan dokumentasi. 19. Pembantu Urusan Monitoring (Paur Monitor) Sub Bidang Produksi, Indormasi dan Dokumentasi Humas Polda Metro Jaya

22 59 Paur Monitor bertugas membantu Kaur Monitor dalam penyelenggaraan monitoring pemberitaan Kamtibmas di jajaran Polda Metro Jaya, yaitu : a. membuat rencana kegiatan Subbid PID dalam penyelenggaraan kegiatan monitoring pemberitaan media massa; b. membuat kiping pemberitaan media massa; c. membuat analisa dan evaluasi pemberitaan media massa. 4.2 Hasil Penelitian Pada bagian ini akan menguraikan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner yang disebarkan kepada objek penelitian yaitu anggota Polda Metro Jaya sebagai responden, yang berjumlah 90 orang. Penyebaran kuisioner ini dimaksudkan untuk mengetahui efek media internal jurnal jaya dharma sevaka humas Polda Metro Jaya dalam memotivasi kerja anggota polda metro Jaya. Tujuan disebarkan kuisioner ini adalah untuk mengetahui jawabanjawaban yang telah diberikan oleh responden. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada kuisioner erat kaitanya dengan judul penelitian ini, yaitu efek media internal jurnal jaya dharma sevaka humas Polda Metro Jaya dalam memotivasi kerja anggota Polda Metro Jaya.

23 Karakteristik Responden Untuk memoperoleh informasi tentang responden, dibawah ini akan disajikan data mengenai responden yang dijadikan sampel. Adapun gambaran umum responden dibedakan atas masing-masing karakteristik responden. Tabel 4.1 Jumlah Responden dibedakan menurut jenis kelamin No Jenis Kelamin F % 1 Laki-Laki 54 60% 2 Perempuan 36 40% Jumlah % Sumber : Data Hasil Kuisioner No. 1 Berdasarkan table diatas, diperoleh keterangan bahwa jumlahresponden laki-laki sebanyak 60%. Sedangkan responden perempuan sebanyak 40%. Dari table tersebut diketahui bahwa mayoritas responden laki-laki lebih banyak dari pada responden perempuan.

24 61 Tabel 4. 2 Jumlah Responden Dibedakan Menurut Golongan Usia No Golongan Usia (tahun) F % % ,23% % ,77% Jumlah % Sumber : data hasil kuisioner no. 2 Dari table diatas diketahui, bahwa 40% responden bergolong usia tahun dan 32,23% responden bergolong usia tahun, 27,77% responden bergolong usia tahun, Table 4.3 Jumlah Responden dibedakan Menurut Tingkat Pendidikan No Pendidikan F % 1 SMA 40 44,44% 2 S ,55% 3 S2 0 0% Jumlah % Sumber : kuisioner no 3

25 62 Dari tabel diatas diketahui, bahwa 55,55% responden adalah lulusan S1, dan 44,44% responden adalah lulusan SMA. Jadi mayoritas pendidikan responden adalah S1 yaitu sebesar 50 orang, karena pada umumnya lulusan S1 banyak melanjutkan sekolah mereka di PTIK (perguruan tinggi ilmu kepolisian) agar jenjang karir mereka bisa lebih baik lagi. Tabel 4.4 Jumlah Responden Menurut Status Perkawinan No Status Perkawinan F % 1 Belum Menikah 4 12,22% 2 Menikah 79 87,78% Jumlah % Sumber : kuisioner no 4 Berdasarkan table diatas diketahui bahwa 87,78% responden sudah menikah, sedangkan 12,22% adalah responden belum menikah jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar resaponden berstatus sudah menikah

26 63 Table 4.5 Frekuensi Anggota Membaca Media Internal No Pilihan F % 1 Setiap minggu 22 24,44 2 Setiap dua minggu 25 27,78% 3 Setiap bulan 15 16,67% 4 Kadang-kadang 19 21,11% 5 Tidak pernah 9 10% Jumlah % Sumber : soal kuisioner no 1 Berdasarkan dari tabel diatas, telah didapatkan hasil bahwa sebanyak 27,78% responden membaca media internal setiap dua minggu yang dikategorikan dengan baik, 24,44% responden membaca setiap minggu yang dikategorikan dengan sangat baik, 21,11% responden memcaca media internal setiap bulan yang dikategorikan dengan cukup baik, 16,67% responden membaca media internal setiap 3 bulan yang dikategorikan dengan tidak baik, dan 10% responden membacamedia internal kadang-kadang yang dikategorikan sangat tidak baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 27,78% sering membaca media internal dua minggu sekali.

27 64 Tabel 4. 6 Intensitas anggota membaca media internal No Pilihan F % 1 Awal hingga akhir 70 77,78% 2 Bagian awalnya 3 3,33% 3 Bagian tengahnya 17 18,89% 4 Bagian akhirnya Tidak semuannya 0 0 Jumlah % Sumber : soal kuisionar no 2 Berdasarkan dari tabel diatas didapat hasil yaitu sebanyak 77,78% responden membaca berita dimedia internal dari awal hingga akhir yang dapat dikategorikan sangat baik. 18,89% responden membaca media internal pada bagian tengahnya saja dan dapat dikategorikan cukup baik, dan 3,33% responden membaca media internal pada bagian awalnya saja, dan dapat dikategorikan baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang adalah anggota Polda Metro Jaya yang berjumlah 77(77,78%)orang membaca berita media internal dari awal hingga akhir.

28 65 Kuisioner Efek Kognitif Table 4.7 Pengetahuan Responden Tentang Bentuk Media Internal No Pilihan F % 1 Sangat mengetahui 52 68,89% 2 Mengetahui 6 6,67% 3 Ragu-ragu 4 4,44% 4 Tidak mengetahui 5 5,56% 5 Sangat tidak mengetahui 13 14,44% Jumlah % Sumber : kuisioner no 3 Berdasarkan hasil tabel diatas didapat hasil yaitu sebanyak 68,89% responden mengetahui bentuk media internal itu seperti jurnal yang dapat dikategorikan sangat mengetahui karena memang bentuk sebenarnya media internal tersebut adalah jurnal. Sebanyak 6,67% responden mengetahui bahwa bentuk media internal adalah seperti selebaran yang dapat dikategorikan mengetahui. 6,67% responden mengetahui bahwa bentuk media internal adalah seperti pamphlet dan dapat dikategorikan cukup baik tetapi jawaban tersebut kurang tepat. 5,56% responden mengetahui bahwa bentuk media internal seperti majalah. Dan 14,44% responden mengetahui bahwa bentuk media internal adalah dengan tujuan menghibur dan itu mereupakan jawaban yang salah. Jadi dapat

29 66 disimpulkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 68,89% mengetahui bahwa bentuk media internal adalah seperti jurnal. Table 4.8 Pengetahuan Responden TerhadapWaktu diterbitkanya Media Internal No Pilihan F % 1 Sangat mengetahui 30 33,33% 2 Mengetahui 60 66,67% 3 Ragu-ragu Tidak mengetahui Sangat tidak mengetahui 0 0 Jumlah % Sumber : kuisioner no 4 Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil yaitu sebanyak 66,67% responden mengetahui bahwa media internal terbit setiap 1 bulan sekali dan dapat dikategorikan mengetahui, 33,33% responden mengetahui bahwa media internal terbit setiap dua minggu sekali dan dapat dikategorikan sangat mengetahui karena media internal terbit setiap dua minggu. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 66,67% mengetahui bahwa diterbitkanya media internal jurnal Jaya Dharma Sevaka yaitu setiap 1 bulan sekali.

30 67 Table 4.9 Pengetahuan Responden Terhadap Tujuan diterbitkanya Media Internal No Pilihan F % 1 Sangat mengetahui 78 86,67% 2 mengetahui 8 8,89% 3 Ragu-ragu Tidak mengetahui Sangat tidak mengetahui 0 4,44% Jumlah % Sumber : kuisioner no 5 Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil yaitu sebanyak 86,67% responden mengetahui tujuan diterbitkanya media internal untuk memotivasi kerja sekaligus memberikan informasi kepada para anggota yang dikategorikan sangat mengetahui. 8.89% responden mengetahui bahwa tujuan diterbitkanya media internal adalah untuk memberikan informasi saja dan dapat dikategorikan mengetahui. Dan 4,44% responden tidak mengetahui tujuan diterbitkanya media internal, jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yaitu anggota Polda Metro Jaya mengetahui dengan baik tujuan diterbitkanya media internal adalah untuk memotivasi kerja sekaligus memberikan informasi kepada para anggota Polda Metro Jaya.

31 68 Tabel 4.10 Pengetahuan Responden Terhadap Isi Pesan Media Internal Adalah Mengenai Keberhasilan Jajaran Polda Metro Jaya dalam Mengungkap Kasus No Pilihan F % 1 Sangat mengetahui 66 73,33% 2 Mengetahui 18 20% 3 Ragu-ragu 6 6,67% 4 Tidak mengetahui Sangat tidak mengetahui 0 0 Jumlah % Sumber : kuisioner no 6 Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil yaitu sebanyak 73,33% responden mengetahui isi pesan media internal adalah mengenai keberhasilan jajaran polda Metro Jaya dalam mengungkap kasus yang dapat dikategorikan sangat mengetahui. 20% responden mengetahui babahwa isi pesan media internal mengenai pelanggaran hukum dijajaran Polda Metro Jaya. 6,67% responden mengetahui bahwa isi pesan media internal adalah mengenai kejahatan transnasional dan itu merupakan jawaban yang kurang tepat. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mengetahui isi pesan media internal adalah mengenai keberhasilan jajaran Polda Metro Jaya dalam mengungkap kasus.

32 69 Tabel 4.11 Pengetahuan Responden Terhadap Isi Pesan Media Internal adalah Kegiatan yang Terjadi di Jajaran Polda Metro Jaya No Pilihan F % 1 Sangat mengetahui 88 97,78% 2 Mengetahui Ragu-ragu Tidak mengetahui Sangat tidak mengetahui 2 2,22% Jumlah % Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebanyak 97,78% responden mengetahui isi pesan media internal salah satunya adalah mengenai kegiatan dijajaran polda Metro Jaya dan dapat dikategorikan sangat mengetahui. Dan sebanyak 2,22% responden tidak mengetahui isi pesan media internal adalah mengenai kegiatan dijajaran polda Metro Jaya dan dikategorikan sangat tidak mengetahui. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mengetahui isi pesan media internal adalah mengenai kegiatan dijajaran Polda metro jaya yaitu sebnyak 97,78% dari jumlah keseluruhan responden.

33 70 Kuisioner Efek Afektif Tabel 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Sikap Responden Terhadap Isi Pesan Khususnya Berita Apresiasi Kapolres Metro Tanggerang Kota dalam Program Kebugaran No pilihan F % 1 Sangat baik 69 76,67% 2 Baik 15 16,66% 3 Cukup baik Tidak baik Sangat tidak baik 6 6,67% Jumlah % Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 76,67% respponden sangat senang membaca isi pesan media internal, karena dapat memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik yang dengan salah satu caranya meningkatkan kebugaran dan dapat dikategorikan sangat baik. Dan sebanyak 6,67% responden tidak senang membaca media internal karena beritanya tidak berbobot dan hal tersebut dapat dikategorikan sangat tidak baik.

34 71 Tabel 4.13 Tanggapan responden mengenai sikap responden terhadap isi pesan media internal khususnya berita Polantas Ungkap Pencurian mobil Berkat Teknologo GPS No Pilihan F % 1 Sangat baik 45 50% 2 Baik 39 43,34% 3 Cukup baik Tidak baik 3 3,33% 5 Sangat tidak baik 3 3,33% Jumlah % Sumber : Kuisioner no 9 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebanyak 50% responden sangat senang membaca isi pesan media internal karena membuat mereka termotivasi untuk lebih giat berinovasi dalam mengungkap kasus dan dapatdikategorikan sangat baik. 43,34% responden senang membaca isi pesan media internal karena membuat mereka mengerti apa itu GPS dan dapat dikategorikan baik. Dan sebanyak 3,33% responden tidak senang terhadap berita tersebut karena tidak memberikan pengaruh apapun terhadap kinerja mereka, jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden senang dengan berita tersebut dengan alasan membuat mereka lebih termotivasi dalam mengungkap kasus.

35 72 Tabel 4.14 Tanggapan Responden Mengenai Sikap Terhadap Isi Pesan Media Internal Khususnya Berita Bekasi Kota Juara Road Safety Partnership Action 2012 No Pilihan F % 1 Sangat baik 55 61,11% 2 Baik 28 31,11% 3 Cukup baik 7 7,78% 4 Tidak baik Sangat tidak baik 0 0 Jumlah % Sumber : Kuisioner no 10 Dari tabel diatas diketahui bahwa sebanyak 61,11% respondensangat menyukai berita tersebut karena sesuai dengan tujuan acaranya yaitu memotivasi anggota dibidang lalu lintas agar berlomba-lomba untuk meningkatkan kamtibmas dan kelancaran lallu lintas dan dapat dikategorikan sangat baik. 31,1% responden menyukai berita tersebut karena dapat memberikan informasi mengenai perlombaan Road Safety Partnershi Action 2012 dan dapat dikategorikan baik. 7,78% respnden menyukai berita tersebut dengan alasan dapat memberikan pengetahuan tentang lalu lintas dan dapat dikategorikan cukup baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyukai berita tersebut ditandai dengan berita tersebut dapat memotivasi mereka untuk berlomba-lomba meningkatkan kelancaran lalu lintas dan kamtibmas.

36 73 Table 4.15 Tanggapan Responden Mengenai Isi Pesan Media Internal dapat Memotivasi untuk Lebih Giat dalam Mengungkap Kasus No Pilihan F % 1 Sangat setuju 69 76,67% 2 Setuju 20 22,22% 3 Ragu-ragu Tidak setuju 1 1,11% 5 Sangat tidak setuju 0 0 Jumlah % Sumber : Kuisoner no 11 Berdasarkan table diatas diketahui bahwa sebanyak 76,67% responden sangat setuju dengan berita tersebut dapat memotivasi mereka untuk lebih giat dalam mengungkap kasus. 22,22% responden setuju bahwa berita tersebut dapat membuat mereka mengerti apa itu GPS. Dan sebanyak 1,11% responden tidak setuju dengan berita tersebut dapat membuat mereka termotivasi dalam mengungkap kasus. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang merupakan anggota Polda Metro Jaya sangat setuju dengan berita tersebut karena dapat memotivasi mereka dalam mengungkap kasus.

37 74 Tabel 4.16 Tanggapan Responden Mengenai Isi Pesan Media Internal yang dapat Memotivasi Meningkatkan Kamtibmas dan Kelancaran Lalu Lintas No Pilihan Jumlah Responden Persentasi % 1 Sangat setuju 65 72,23% 2 Setuju 21 23,33% 3 Ragu-ragu Tidak setuju 4 4,44% 5 Sangat tidak setuju 0 0 Jumlah % Sumber : Kuisioner no 12 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 72,23% responden sangat setuju bahwa berita tersebut dapat dapat memotivasi mereka untuk berlomba-lomba meningkatkan kamtibmas dan kelancaran lalu llintas. 23,33 % responden setuju bahwa berita tersebut hanya sebatas informasi. Dan sebanyak 4,44% responden tidak setuju bahwa berita tersebut dapat memotivasi mereka dalam bekerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden sangat setuju bahwa berita tersebut dapat memotivasi mereka untuk berlomba-lomba meningkatkan kamtibmas dan kelancaran lalu lintas.

38 75 Tabel 4.17 Tanggapan Responden Mengenai Keseluruhan Isi Pesan Media Internal No Pilihan F % 1 Sangat Baik 21 23,33% 2 Baik 52 57,78% 3 Cukup Baik 3 3,33% 4 Tidak baik 14 15,56% 5 Sangat tidak baik 0 0 Jumlah % Sumber : Kuisioner no 13 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 23,33% responden meranggapan bahwa keseluruhan isi pesan media internal dapat meningkatkan motivasi mereka dalam hal bekerja khususnya dalam mengungkap kasus. 57,78% responden beranggapan bahwa keseluruhan isi pesan media internal dapat meningkatkan motivasi mereka dalam hal bekerja khususnya dalam mengungkap kasus.

39 76 Tabel Akumulasi Data Hasil Penelitian Tabel 4.18 Akumulatif Frekuensi Frekuensi No Pilihan F % 1 Setiap minggu 22 24,44 2 Setiap dua minggu 25 27,78% 3 Setiap bulan 15 16,67% 4 Kadang-kadang 19 21,11% 5 Tidak pernah 9 10% Jumlah % Berdasarkan dari tabel diatas mengenai frekuensi, telah didapatkan hasil bahwa sebanyak 27,78% responden membaca media internal setiap dua minggu yang dikategorikan dengan baik, 24,44% responden membaca setiap minggu yang dikategorikan dengan sangat baik, 21,11% responden memcaca media internal setiap bulan yang dikategorikan dengan cukup baik, 16,67% responden membaca media internal setiap 3 bulan yang dikategorikan dengan tidak baik, dan 10% responden membacamedia internal kadang-kadang yang dikategorikan sangat tidak baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yaitu

40 77 sebanyak 27,78% sering membaca media internal dua minggu sekali dan hasil yang didapat dapat dikatakan positif. Tabel 4.19 Akumulatif Intensitas No Pilihan F % 1 Awal hingga akhir 70 77,78% 2 Bagian awalnya 3 3,33% 3 Bagian tengahnya 17 18,89% 4 Bagian akhirnya Tidak semuannya 0 0 Jumlah % Berdasarkan dari tabel intensitas diatas didapat hasil yaitu sebanyak 77,78% responden membaca berita dimedia internal dari awal hingga akhir yang dapat dikategorikan sangat baik. 18,89% responden membaca media internal pada bagian tengahnya saja dan dapat dikategorikan cukup baik, dan 3,33% responden membaca media internal pada bagian awalnya saja, dan dapat dikategorikan baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang adalah anggota Polda Metro Jaya yang berjumlah 77(77,78%)orang membaca berita media internal dari awal hingga akhir dan hasil yang disapat dapat dikatakan sangat positif.

41 78 Tabel 4.20 Akumulatif Efek Kognitif No Pilihan F % 1 Sangat mengetahui % 2 Mengetahui 92 20,45% 3 Ragu-ragu 10 2,23% 4 Tidak mengetahui 5 1,11% 5 Sangat tidak mengetahui 19 4,22% Jumlah % Dari tabel akumulati efek kognitif diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas respponden sangat mengetahui seluruh pertanyaan yang disuguhkan dalam kuisioner sebelumnya, sebanyak 72% yaitu sebanyak 324 responden yang merupakan anggota Polda Metro Jaya, sangat mengetahui mengenai tujuan maupun isi dari media internal jurnal Jaya Dharma Sevaka humas Polda Metro Jaya, dan berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan berhasil yaitu, secara segi kognitif para anggota sangat positif pengetahuanya mengenai media internal Jurnal Jaya Dharma Sevaka.

42 79 Tabel 4.21 Akumulatif Efek Afektif No Pilihan F % 1 Sangat setuju % 2 Setuju ,40% 3 Ragu-ragu 10 1,85% 4 Tidak setuju 22 4,06% 5 Sangat tidak setuju 9 1,67% Jumlah % Dari tabel akumulasi efek afektif diatas, diketahui bahwa dari 6 pertanyaan terkait efek afektif responden, sebanyak 324 atau 60% responden sangat setuju bahwa media internal jurnal Jaya Dharma Sevaka dapat memotivasi mereka dalam hal bekerja khususnya dalam mengungkap kasus, hal ini dapat dikatakan berhasil terbukti dengan mayoritas anggota Polda Metro Jaya sangat setuju dengan hal tersebut.

43 80 Untuk mengukur efek dari media internal jurnal Jaya Dharma Sevaka Humas Polda Metro Jaya, maka peneliti melakukan pengukuran seperti di bawah ini : 1. Batas Bawah = 90 x 1 x 13 = Batas Atas = 90 x 5 x 13 = Range ( n ) = = Q1 = = Q2 = = Q3 = = 4680 Dari data di atas total skor dari responden berada di antara: Q1 Q2 Q3 = n B = 1170 A= 5850 Berdasarkan data yang dikumpulkan dari penyebaran kuisoner dapat ditarik kesmpulan bahwa apabila total skor yang diperoleh berada di antara batas bawah ( B) s/d Q1 yaitu antara 1170 s/d 2340 maka efek sangat tidak berhasil atau bisa dikatakan negatif, apabila skor yang diperoleh berada diantara Q1 yaitu

44 s/d Q2 yaitu 3510 maka efek yang terjadi tidak berhasil atau bisa dikatakan responya negatif, apabila total skor berada diantara Q2 yaitu 3510 s/d Q3 yaitu 4680 maka efek yang terjadi positif, sedangkan apabila total skor yang diperoleh berada diantara 4680 sampai 6800 maka efek yang terjadi sangat positif. Dari grafik di atas, total skor yang diperoleh adalah 5164, maka dapat disimpulkan bahwa efek yang terjadi sangat berhasil atau bisa dikatakan responya sangat positif karena berada diantara Q3 yaitu 4860 sampai dengan 5850 atau batas atas ( A). 4.3 Pembahasan Humas Polda Metro Jaya menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Menurut frank Jefkins Public Relations adalah sebuah bentuk komunikasi yang terencana dalam suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan, sesuai dengan teori tersebut humas Polda Metro Jaya juga menjalankan hal terseut salah satu caranya dengan menerbitkan media internal yang dalam rangka bertujuan memotivasi kerja para anggota dengan informasi-informasi yang disajikan. Keberadaan sebuah unit kehumasan disebuah lembaga atau instansi milik pemerintahan merupakan keharusan secara fungsional dan operasional dalam upaya menyebarluaskan atau mempublikasikan suatu kegiatan atau aktivitas instansi bersangkutan yang bersifat internal, untuk itulah jurnal Jaya Dharma Sevaka di buat oleh Polda Metro Jaya sebagai salah satu sarana untuk menyebarkan informasi di lingkungan Polda Metro Jaya dan sekaligus meningkatkan motivasi para anggota dalam hal bekerja.

45 82 Media internal adalah saluran yang digunakan untuk mendukung kegiatan Public Relations dalam berkomunikasi dengan public internalnya dalam suatu organisasi. Pada penelitian ini, berkaca pada teori Rosady Ruslan yang menyampaikan bahwa salah satu bentuk media internal adalah jurnal internal, dan bidang humas Polda Metro Jaya menjalankan salah satu fungsinya dengan menerbitkan jurnal internal Jaya Dharma Sevaka setiap dua minggu dengan tujuan untuk dapat memotivasi kerja para anggota di jajaran Polda Metro Jaya. Pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana efek media internal tersebut,apakah sesuai dengan tujuan diterbitkanya media tersebut atau tidak. Menurut Jalaludin Rakhmat efek komunikasi merupakan setiap perubahan yang terjadi didalam diri penerima, karena menerima pesan dari suatu sumber. Perubahan ini meliputi perubahan peengetahuan( perubahan terhadap apa yang diketahui, dipahami, dipersepsi khalayak), sikap( perubahan terhadap apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak) dan perilaku(menggerakan seseorang secara aktif untuk melakukan tindakan). Dalam penelitian ini, penulis meneliti efek media internal jurnal Jaya Dharma Sevaka humas Polda Metro jaya dibatasi pada tingkat efek sikap. Penulis ingin mengetahui bagaimana efek media internal yang terjadi kepada para anggota di lingkungan Polda Metro jaya sesuai dengan tujuan diterbitkanya media internal tersebut yaitu untuk memberikan informasi serta memotivasi kerja kepada para anggota Polda Metro Jaya dengan melakukan survey

46 83 Menurut Malayu Hasibuan, motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, terintegrasi dengan segala upaya mencapai tujuan. Dalam hal ini bidang humas Polda Metro Jaya menerbitkan media internal dengan tujuan memotivasi kerja para anggota polda Metro Jaya dengan menyajikan berita-berita yang dapat memotivasi para anggota misalnya seperti keberhasilan-keberhasilan jajaran Polda Metro Jaya dalam mengungkap kasus, dengan itu diharapkan para anggota termotivasi untuk berlomba-lomba dalam berkinerja lebih baik lagi. Untuk mngetahui efek media internal jurnl Jaya Dharma Sevaka ini, dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti melalui penyebaran kuisioner kepada 90 responden, dalam hal ini anggota kepolisian yang berada di Polda Metro Jaya. Disimpulkan bahwa efek penggunaan media internal Jurna JayaDharma Sevaka dalam memotivasi kerja para anggota Polda Metro Jaya dapat disimpulkan sangat baik dan berhasil. Hal ini dibuktikan dari survey penulis terhadap jawaban responden pada pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Sebagian besar anggota polda Metro jaya mengetahui dengan baik bentuk media internal jurnal jaya Dharma Sevaka, yaitu sebanyak 68.89% responden (55 orang). Dan jika dilihat dari intensitas dan frekuensi para anggota dalam membaca media internal jurnal Jatya Dharma Sevaka sangat baik, terbukti drari jawaban yang dipilih oleh sebagian besar reponden yaitu sebanyak 77,78% membaca media internal Jurnal Jaya Dharma Sevaka minimal setiap dua minggu yaitu setiap terbit media internal Jaya Dharma Sevaka.

47 84 Dari hasil survey juga diketahui bahwa sebagian besar anggota yaitu sebanyak 86.67% (78orang) mengetahui dengan sangat baik tujuan diterbitkanya media internal Jurnal Jaya Dharma Sevaka adalah untuk memberikan informasi sekaligus memotivasi kerja para anggota Polda Metro Jaya baik pejabat atas maupun pejabat yang paling bawah. Penulis melakukan penelitian ini sampai pada tahap efek afektif atau sikap yaitu seperti yang dikatakan oleh Jalaludin Rakhmat efek afektif merupakan perubahan terhadap apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Jika dilihat dari survey berdasarkan hasil kuisioner sebagian besar atau mayoritas anggota Polda Metro Jaya mempunyai sikap senang terhadap isi pesan yang disajikan oleh media internal jurnal Jaya Dharma Sevaka, selain itu hasil survey tingkat afektif terhadap motivasi para anggota juga dikatakan berhasil atau sangat baik atau positif yaitu terdapat pada batas atas (A) dengan skor 5164, hal ini terbukti dengan jawaban para responden yang mayoritas setuju bahwa keseluruhan isi pesan media internal jurnal Jaya Dharma Sevaka Humas Polda Metro Jaya membuat mereka termotivasi untuk bekerja lebih baik lagi.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Lintas Sejarah Polda Metro Jaya 3.1.1 Sejarah Polda Metro Jaya Cikal bakal Kepolisian Jakarta di bentuk oleh penjajah Belanda. Ini terjadi sejak penduduk Belanda terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kepolisisan Batavia pada jaman penjajahan Belanda yang di bentuk pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kepolisisan Batavia pada jaman penjajahan Belanda yang di bentuk pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Perusahaan Kepolisian daerah Metropolitan Jakarta Raya diawali dari kepolisisan Batavia pada jaman penjajahan Belanda yang di bentuk pada tahun

Lebih terperinci

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA A. VISI Bidang Humas Polda DIY mempunyai visi mampu menjadi penjuru untuk mendorong dan membangun kepercayaan masyarakat serta opini positif guna mewujudkan

Lebih terperinci

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA Berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 22 tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Daerah adalah

Lebih terperinci

DIT RESKRIMSUS. Dalam melaksanakan tugas tersebut Dirreskrimsus menyelenggarakan fungsi sbb :

DIT RESKRIMSUS. Dalam melaksanakan tugas tersebut Dirreskrimsus menyelenggarakan fungsi sbb : DIT RESKRIMSUS DIT RESKRIMSUS VISI Mewujudkan Penyidikan yang profesional, proporsional,prosedural, jujur, adil dan akuntabel serta menjunjung tinggi hukum dan hak asasi manusia dalam rangka penegakan

Lebih terperinci

DIREKTORAT LALU LINTAS POLDA D.I.YOGYAKARTA

DIREKTORAT LALU LINTAS POLDA D.I.YOGYAKARTA DIREKTORAT LALU LINTAS POLDA D.I.YOGYAKARTA Visi Terwujudnya Direktorat Lalu Lintas Polda D.I. Yogyakarta yang profesional, unggul, terpercaya, berkepribadian dan semakin dicintai masyarakat guna mendukung

Lebih terperinci

LKIP Biro Rena Polda NTB PENDAHULUAN

LKIP Biro Rena Polda NTB PENDAHULUAN BAB PENDAHULUAN I A. Umum Bahwa sebagai pertanggung jawaban Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam menggunakan anggaran dan pendapatan belanja negara dalam rangka pelaksanaan fungsi, peran dan tugasnya,

Lebih terperinci

INSPEKTORAT PENGAWASAN UMUM DAERAH POLDA D.I.YOGYAKARTA

INSPEKTORAT PENGAWASAN UMUM DAERAH POLDA D.I.YOGYAKARTA INSPEKTORAT PENGAWASAN UMUM DAERAH POLDA D.I.YOGYAKARTA A. VISI DAN MISI ITWASDA POLDA DIY 1. Visi Itwasda Polda D.I. Yogyakarta. Mendorong terwujudnya peningkatan kinerja Satker yang terbatas dari kolusi,

Lebih terperinci

BAB III PROFIL POLRESTA SURAKARTA

BAB III PROFIL POLRESTA SURAKARTA BAB III PROFIL POLRESTA SURAKARTA A. SEJARAH POLRI Kemandirian Polri diawali sejak terpisahnya dari ABRI tanggal 1 April 1999 sebagai bagian dari proses reformasi haruslah dipandang dan disikapi secara

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN Jalan Imam Bonjol 37 Pariaman 25519 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN Pariaman, 02 Januari 2012 2 KEPOLISIAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 1. Sejarah Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Polda Jateng)

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 1. Sejarah Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Polda Jateng) BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Kepolisian Daerah Jawa Tengah 1. Sejarah Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Polda Jateng) Sejarah perjuangan Kepolisian Komando Daerah Jawa Tengah dari masa ke masa, sejak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM HUMAS POLRES SEMARANG. Makna lambang dan tulisan dalam tanda kemampuan fungsi humas polri :

BAB II GAMBARAN UMUM HUMAS POLRES SEMARANG. Makna lambang dan tulisan dalam tanda kemampuan fungsi humas polri : 15 BAB II GAMBARAN UMUM HUMAS POLRES SEMARANG 2.1 Arti Lambang Humas Makna lambang dan tulisan dalam tanda kemampuan fungsi humas polri : 1. Lingkaran luar berwarna hitam bertuliskan objektif, dipercaya

Lebih terperinci

BIDANG HUKUM POLDA D.I. YOGYAKARTA

BIDANG HUKUM POLDA D.I. YOGYAKARTA BIDANG HUKUM POLDA D.I. YOGYAKARTA Berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 22 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Daerah adalah unsur pengawas

Lebih terperinci

BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI POLDA D.I.YOGYAKARTA

BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI POLDA D.I.YOGYAKARTA BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI POLDA D.I.YOGYAKARTA Adalah unsur pelaksana staf khusus Polda yang berada di bawah Kapolda. Bertugas sebagai pembina dan penyelenggara sistem informatika yang meliputi

Lebih terperinci

INISIATIF BAGIAN PERENCANAAN TAHUN 2016 SOP BAGIAN PERENCANAAN POLRES SUMBAWA 1

INISIATIF BAGIAN PERENCANAAN TAHUN 2016 SOP BAGIAN PERENCANAAN POLRES SUMBAWA 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR SUMBAWA DATASOP INISIATIF BAGIAN PERENCANAAN TAHUN 2016 NO JENIS TAHUN TENTANG JUMLAH KET 1 2 3 4 5 6 1 SOP YANG DIBUAT OLEH KABAG

Lebih terperinci

PERTELAAHAN TUGAS SUBDITBARBUK DIREKTORAT TAHANAN DAN BARANG BUKTI POLDA KEPRI

PERTELAAHAN TUGAS SUBDITBARBUK DIREKTORAT TAHANAN DAN BARANG BUKTI POLDA KEPRI PERTELAAHAN TUGAS SUBDITBARBUK 1. BERTUGAS MENYELENGGARAKAN PENGAMANAN DAN ADMINISTRASI BARANG BUKTI. a. PELAKSANAAN ADMINISTRASI DAN REGISTRASI TERHADAP BARANG BUKTI; b. PENGAWASAN BARANG BUKTI, SERTA

Lebih terperinci

BAB III PROFIL DIVISI HUMAS MABES POLRI

BAB III PROFIL DIVISI HUMAS MABES POLRI BAB III PROFIL DIVISI HUMAS MABES POLRI A. Sejarah Polri Tentang Polri Kemandirian Polri diawali sejak terpisahnya dari ABRI tanggal 1 April 1999 sebagai bagian dari proses reformasi haruslah dipandang

Lebih terperinci

JOB DISCRIPTON DIREKTUR TAHANAN DAN BARANG BUKTI POLDA KEPRI PERATURAN KAPOLRI NOMOR 22 TAHUN 2010

JOB DISCRIPTON DIREKTUR TAHANAN DAN BARANG BUKTI POLDA KEPRI PERATURAN KAPOLRI NOMOR 22 TAHUN 2010 JOB DISCRIPTON DIREKTUR TAHANAN DAN BARANG BUKTI 1. MERUPAKAN UNSUR PELAKSANA TUGAS POKOK YANG BERADA DI BAWAH KAPOLDA. 2. BERTUGAS MENYELENGGARAKAN PENGAMANAN, PENJAGAAN DAN PENGAWALAN, PERAWATAN TAHANAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA DAN DOKUMEN INFORMASI

PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA DAN DOKUMEN INFORMASI PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA DAN DOKUMEN INFORMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) BAGIAN PERENCANAAN POLRES MATARAM

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) BAGIAN PERENCANAAN POLRES MATARAM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM 1. Latar belakang STANDART OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) BAGIAN PERENCANAAN POLRES MATARAM BAB I PENDAHULUAN a. Bahwa Institusi

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategi Biro Rena Polda NTB Rencana Strategis Polri Tahun 2015-2019, sedang berjalan ada beberapa keberhasilan yang telah dicapai namun disisi lain tentunya masih

Lebih terperinci

ANALISA BEBAN KERJA BULAN AGUSTUS 2017 DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN POLDA NTB NO URAIAN PEKERJAAN HASIL KERJA

ANALISA BEBAN KERJA BULAN AGUSTUS 2017 DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN POLDA NTB NO URAIAN PEKERJAAN HASIL KERJA KEPOLISIAN NEGARA RPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN ANALISA BEBAN KERJA BULAN AGUSTUS 2017 DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN POLDA NTB I. DIR/WADIR POLAIR KERJA (DOKUMEN/

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA ATAU INSTANSI

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA ATAU INSTANSI BAB III DESKRIPSI LEMBAGA ATAU INSTANSI A. DESKRIPSI INSTANSI 1. Sejarah Instansi Terbentuknya Polri tidak lepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Selain menata keamanan dan ketertiban

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA A. Sejarah Lahirnya Polda Metro Jaya Kepolisian Jakarta dibentuk oleh Bangsa Belanda sejak pendudukan Belanda atas Bangsa Indonesia jauh sebelum Proklamasi Kemedekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi segala hal khususnya dalam dunia kerja. Kemajuan ini dianggap sebagai salah satu cara perusahaan, instansi,

Lebih terperinci

TENTANG PERATURAN KAPOLRI NO. POL: // TAHUN 2007 ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA. i f. ..li

TENTANG PERATURAN KAPOLRI NO. POL: // TAHUN 2007 ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA. i f. ..li ..li I KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR i f PERATURAN KAPOLRI NO. POL: // TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA JAKARTA, ' ' T 2007 i PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENILAIAN KINERJA ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN SISTEM MANAJEMEN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

STANDAR OPERATION PROCEDURE (SOP) BID PROPAM POLDA BENGKULU TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN BERKALA

STANDAR OPERATION PROCEDURE (SOP) BID PROPAM POLDA BENGKULU TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN BERKALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH BENGKULU BIDANG PROFESI DAN PENGAMANAN STANDAR OPERATION PROCEDURE (SOP) BID PROPAM POLDA BENGKULU TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN BERKALA Bengkulu, September 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas di Jakarta periode : Jumlah Pelanggaran Jumlah Kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas di Jakarta periode : Jumlah Pelanggaran Jumlah Kecelakaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemacetan lalu lintas sudah menjadi masalah sehari-hari warga Jakarta. Hal ini disebabkan pertumbuhan jalan dan pertambahan jumlah kendaraan yang tidak seimbang.

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT LOMBOK BARAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) BAGREN POLRES LOMBOK BARAT

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT LOMBOK BARAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) BAGREN POLRES LOMBOK BARAT KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT LOMBOK BARAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) BAGREN POLRES LOMBOK BARAT Gerung, Januari 2016 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II AKTIVITAS HUMAS POLDA JATENG DALAM MENGELOLA TRIBRATANEWS

BAB II AKTIVITAS HUMAS POLDA JATENG DALAM MENGELOLA TRIBRATANEWS 29 BAB II AKTIVITAS HUMAS POLDA JATENG DALAM MENGELOLA TRIBRATANEWS 2.1 Tribratanews Polda Jateng Salah satu cara dalam meningkatkan dan memelihara citra positif polri adalah dengan melalui website yang

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. tidak terlepasnya dari gerak dan dinamika perjuangan Bangsa Indonesia, dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. tidak terlepasnya dari gerak dan dinamika perjuangan Bangsa Indonesia, dan 63 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Polda Lampung Seiring dengan perkembangan dari masa kemasa, serta tumbuh dan berkembangnya Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI), sudah tentu

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUB BIN POLMAS BAB I PENDAHULUAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUB BIN POLMAS BAB I PENDAHULUAN 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT BINMAS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUB BIN POLMAS 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN a. Institusi Polri

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2011

PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2011 PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGUJIAN KONSEKUENSI INFORMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada penelitian ini, peneliti ingin meneliti mengenai tingkat pengetahuan masyarakat pembaca brosur di Surabaya mengenai Surat Izin Mengemudi (SIM) online. Menurut

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN OPERASI KEPOLISIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN OPERASI KEPOLISIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN OPERASI KEPOLISIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PENETAPAN KINERJA DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

BIRO HUMAS SEKRETARIAT PROVINSI SUMATERA BARAT

BIRO HUMAS SEKRETARIAT PROVINSI SUMATERA BARAT BIRO HUMAS SEKRETARIAT PROVINSI SUMATERA BARAT I. KEDUDUKAN Biro Humas merupakan salah satu dari 9 (sembilan) Biro pada Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR RESERSE KRIMINAL KHUSUS KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR RESERSE KRIMINAL KHUSUS KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN DIREKTUR RESERSE KRIMINAL KHUSUS KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG HUBUNGAN TATA CARA KERJA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS KEPOLISIAN DAERAH NUSA

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN) POLRES SIDOARJO. NO Sasaran Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN) POLRES SIDOARJO. NO Sasaran Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR RESORT SIDOARJO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN) POLRES SIDOARJO NO Sasaran Indikator Kinerja Target 1 Terpenuhinya Alpalkam / Almatsus dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Sejarah Polda Metro Jaya Cikal bakal Kepolisian Jakarta di bentuk oleh penjajah Belanda. Ini terjadi sejak penduduk Belanda

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUBDIT KERMA TAHUN 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUBDIT KERMA TAHUN 2017 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT BINMAS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUBDIT KERMA TAHUN 2017 Mataram, 5 Januari 2017 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, BAGIAN DAN SUB BAGIAN SEKRETARIAT DPRD PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG : Bahwa sebagai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Biro Umum dan Hubungan Masyarakat Tahun 2015 di susun dalam bentuk rencana kegiatan Biro Umum dan Hubungan Masyarakat, yang berisi tentang kegiatan dan target

Lebih terperinci

2011, No Menetapkan : Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Undang-Undang No

2011, No Menetapkan : Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Undang-Undang No No.757, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Sistem Informasi Penyidikan. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2015 BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan proses penyusunan rencana

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 13 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 13 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA SELATAN RESOR PRABUMULIH LAPORAN BULAN JULI SUBBAG HUMAS BAG OPS

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA SELATAN RESOR PRABUMULIH LAPORAN BULAN JULI SUBBAG HUMAS BAG OPS LAPORAN BULAN JULI SUBBAG HUMAS BAG OPS POLRES PRABUMULIH PRABUMULIH, JULI 2014 LAPORAN BULANAN HUMAS POLRES PRABUMULIH BULAN JULI TAHUN 2014 I. PENDAHULUAN 1. Umum a. Subbag Humas Bag Ops Polres Prabumulih

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 71 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PEMADAM KEBAKARAN

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM BIRO HUMAS DAN PROTOKOL

BAB II KONDISI UMUM BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BAB II KONDISI UMUM BIRO HUMAS DAN PROTOKOL A. Struktur Organisasi Biro Humas Dan Protokol di bentuk dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

Lebih terperinci

DATA PERATURAN KEPALA DIVISIHUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DATA DAN DOKUMEN INFORMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DATA PERATURAN KEPALA DIVISIHUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DATA DAN DOKUMEN INFORMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DATA PERATURAN KEPALA DIVISIHUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DATA DAN DOKUMEN INFORMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI Menimbang :

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN POLRI PUSAT PEMBINAAN PROFESI I. Pendahuluan 1. Umum STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI Pelayanan publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung hal tersebut berdampak pada masyakrakat

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung hal tersebut berdampak pada masyakrakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan pesat, maka semakin cepat dan mudah sebuah informasi untuk diakses

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI BALI PENDAHULUAN

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI BALI PENDAHULUAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI BALI PENDAHULUAN KATA PENGANTAR Dalam rangka mengantisipasi perkembangan dan dinamika kegiatan masyarakat seirama dengan tuntutan era globalisasi dan otonomi daerah,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA POLDA NTB TAHUN

PERJANJIAN KINERJA POLDA NTB TAHUN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT PERJANJIAN KINERJA POLDA NTB TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) POLRES METRO

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) POLRES METRO RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) POLRES METRO BEKASI TAHUN 2017 CIKARANG, JANUARI 2017 I. KOMPONEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Cikal bakal Kepolisian Jakarta di bentuk oleh penjajah Belanda. Ini terjadi

BAB IV PEMBAHASAN. Cikal bakal Kepolisian Jakarta di bentuk oleh penjajah Belanda. Ini terjadi BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Perusahaan 4.1.1 Sejarah Polda Metro Jaya Cikal bakal Kepolisian Jakarta di bentuk oleh penjajah Belanda. Ini terjadi sejak penduduk Belanda terhadap bangsa Indonesia,

Lebih terperinci

HARKATPUAN PATROLI TERPADU JAJARAN BAHARKAM POLRI DAN KEWILAYAHAN JAKARTA, 3 S.D. 4 OKTOBER 2017

HARKATPUAN PATROLI TERPADU JAJARAN BAHARKAM POLRI DAN KEWILAYAHAN JAKARTA, 3 S.D. 4 OKTOBER 2017 HARKATPUAN PATROLI TERPADU JAJARAN BAHARKAM POLRI DAN KEWILAYAHAN JAKARTA, 3 S.D. 4 OKTOBER 2017 Pelaksanaan Harkatpuan Patroli Terpadu jajaran Baharkam Polri dan kewilayahan dengan metode penyampaian

Lebih terperinci

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA Memaparkan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan, serta pembahasan tentang RENSTRA, tujuan dan Sasaran Visi dan Misi, Penetapan Kinerja,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGGUNAAN SISTEM ONLINE SEBAGAI SARANA PENYEBARLUASAN DATA DAN DOKUMEN INFORMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DIVISI

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif dengan

BAB III METODOLOGI. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif dengan 65 BAB III METODOLOGI 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimana tipe penelitian ini terbatas pada usaha mengungkapkan suatu

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAAN. publiknya baik internal maupun publik eksternal. Dengan pengayatan unit Public

BAB I PENDAHULUAAN. publiknya baik internal maupun publik eksternal. Dengan pengayatan unit Public 1 BAB I PENDAHULUAAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang baik dapat dilihat dari tercapainya maksud dan tujuan yang sesuai dengan apa yang diharapkan dari komunikasi tersebut. Berkaca kembali dari pentingnya

Lebih terperinci

TENTANG WALIKOTA BEKASI,

TENTANG WALIKOTA BEKASI, BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 35 2010 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SERTA RINCIAN TUGAS JABATAN PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA BEKASI DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2012, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2012, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.805, 2012 KEPOLISIAN. Indikator Kinerja Utama. Penyusunan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Negar

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Negar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1810, 2016 POLRI. Pakaian Dinas. Pegawai Negeri. Perubahan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) SATUAN SABHARA POLRES MATARAM DALAM PENANGANAN UNJUK RASA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) SATUAN SABHARA POLRES MATARAM DALAM PENANGANAN UNJUK RASA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) SATUAN SABHARA POLRES MATARAM DALAM PENANGANAN UNJUK RASA I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GARUT Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAWASAN OPERASI KEPOLISIAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 D

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAWASAN OPERASI KEPOLISIAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 D No.909, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN. Operasi. Kepolisian. Pengawasan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN OPERASI

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN I. PENDAHULUAN. 1. Umum

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN I. PENDAHULUAN. 1. Umum KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN STANDART OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG KECEPATAN PELAYANAN TEAM QUICK RESPON DITPOLAIR MENDATANGI TKP GANGGUAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAYANAN INFORMASI

Lebih terperinci

BAB 2 SEJARAH SINGKAT BADAN PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI (BPMP) 2.1 Sejarah Badan Penanaman Modal dan Promosi (BPMP PROVSU) di

BAB 2 SEJARAH SINGKAT BADAN PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI (BPMP) 2.1 Sejarah Badan Penanaman Modal dan Promosi (BPMP PROVSU) di BAB 2 SEJARAH SINGKAT BADAN PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI (BPMP) 2.1 Sejarah Badan Penanaman Modal dan Promosi (BPMP PROVSU) di Sumatera Utara Badan Penanaman Modal dan Promosi adalah unsur penunjang pemerintahan

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka menunjang pelaksanaan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 80 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 41 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 41 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum 3.1.1 Kedudukan Humas dan Fungsi Dalam Struktur Organisasi (Fungsional) Praktikan Dewi Aryanti Gambar 3.1 Struktur pusat informasi dan humas Sumber

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PARIWISATA KOTA SINGKAWANG

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PARIWISATA KOTA SINGKAWANG BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PARIWISATA KOTA SINGKAWANG A. Deskripsi Dinas Pariwisata Kota Singkawang 1. Sejarah Dinas Pariwisata Kota Singkawang Dinas Pariwisata Kota Singkawang berdiri sejak tahun 2007.

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN PENGHARGAAN ADIBAKTI MINA BAHARI.

MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN PENGHARGAAN ADIBAKTI MINA BAHARI. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/212 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN PENGHARGAAN ADIBAKTI MINA BAHARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KATINGAN

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN SATKER ITWASDA SUMSEL TAHUN 2014

RENCANA KEGIATAN SATKER ITWASDA SUMSEL TAHUN 2014 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA SELATAN INSPEKTORAT PENGAWASAN RENCANA KEGIATAN SATKER ITWASDA SUMSEL TAHUN 2014 PRIORITAS SASARAN I II III IV V VI VII VIII I I II ANGGARAN TARGET

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DAERAH

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 PROSES PELAKSANAAN UMUM 3.1.1 KEDUDUKAN HUMAS DAN FUNGSI DALAM STRUKTUR ORGANISASI (FUNGSIONAL) Gambar 2.6 Struktur pusat informasi dan humas Sumber : www.kemenag.go.id

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN DALAM RANGKA OPERASI LILIN 2014 TANGGAL 23 DESEMBER 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian Yang Saya

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN SALINAN BUPATI KATINGAN BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN

Lebih terperinci

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Kata Pengantar Proses demokratisasi telah mengubah paradigma semua Kementerian/Lembaga Pemerintah saat ini dimana transparansi, akuntabilitas dan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 81 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS KEPEMUDAAN DAN

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 134 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 134 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 134 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dokumen Rencana Kerja Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten. tahun yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Dokumen Rencana Kerja Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten. tahun yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dokumen Rencana Kerja Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Bandung merupakan dokumen perencanaan kerja untuk periode 1 (satu) tahun yang digunakan sebagai acuan

Lebih terperinci

PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA

PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA I. Pendahuluan Dalam UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia disebutkan bahwa tugas Kepolisian adalah memelihara

Lebih terperinci