ANALISIS DAN PERANCANGAN CONVERTER PENGIRIMAN DATA UNICAST KE MULTICAST DAN FORMAT DATA ASTERIX-21 VERSI 0.26 KE VERSI 0.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DAN PERANCANGAN CONVERTER PENGIRIMAN DATA UNICAST KE MULTICAST DAN FORMAT DATA ASTERIX-21 VERSI 0.26 KE VERSI 0."

Transkripsi

1 ANALISIS DAN PERANCANGAN CONVERTER PENGIRIMAN DATA UNICAST KE MULTICAST DAN FORMAT DATA ASTERIX-21 VERSI 0.26 KE VERSI 0.23 DI BPPT Aditya Putra Prathama Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, , Muhammad Lukmanur Hakim Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, , Samudera Kevin Ganesha Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, , I Made Astawa Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jl. MH. Thamrin No.8, Kebon Jeruk, Jakarta, , ABSTRAK Skripsi ini membahas tentang perancangan dan implementasi program converter untuk sebuah sistem penerbangan yang sedang dikembangkan oleh BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). Tujuan dari skripsi ini adalah untuk membantu pengujian sistem ADS-B (Air Dependent Surveillance Broadcast) yang berada di BPPT. Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode analisis yang dilakukan dengan 3 cara yaitu mencari referensi literatur yang berkaitan, melakukan wawancara dengan dosen pembimbing, dan meninjau langsung sistem ADS-B yang sedang berjalan di BPPT. Analisis yang didapat oleh penulis adalah ADS-B receiver yang berada di BPPT memiliki format data ASTERIX-21 versi 0.26 dan mengirimkan data secara unicast ke ADS-B Data Processor. Sementara kondisi yang diharapkan adalah ADS-B receiver dapat mengirimkan format data ASTERIX-21 versi 0.23 secara multicast ke ADP. Untuk itu, perlu dibuat sebuah program yang akan ditempatkan diantara ADS-B receiver dan ADP dimana program tersebut berfungsi untuk menerima format data ASTERIX-21 versi 0.26 secara unicast dari ADS-B dan kemudian mengirimkan kembali data tersebut ke ADP dengan format data ASTERIX-21 versi 0.23 secara multicast. Kata kunci : ADS-B (Air Dependent Surveillance Broadcast), ASTERIX-21, konversi, unicast, multicast

2 1. Pendahuluan Perkembangan teknologi di dunia industri penerbangan terus bergerak maju dengan sangat pesat. Pada mulanya posisi sebuah pesawat terbang dapat diketahui dengan menggunakan teknologi Radio Detection and Ranging atau yang bisa disebut radar. Namun teknologi ini masih memiliki beberapa keterbatasan sehingga pada akhirnya FAA (Federal Aviation Administration) berusaha untuk menemukan suatu teknologi baru yang dapat memberikan lebih banyak keuntungan pada keselamatan dan efisiensi penerbangan. Akhirnya dikembangkanlah teknologi ADS-B (Air Dependent Surveillance Broadcast) dimana setiap pesawat yang dilengkapi sistem tersebut akan memperoleh posisinya sendiri menggunakan konstelasi GPS (Global Positioning System) (Francis, 2011). Pesawat akan secara terus menerus mengirimkan informasi kepada ground station dan pesawat lain yang juga dilengkapi ADS-B receiver. Informasi yang dikirimkan tidak hanya berisi tentang posisi pesawat tersebut melainkan juga berisi tentang tipe pesawat, tujuan pesawat, negara asal pesawat, ketinggian pesawat, kemiringan pesawat, kondisi cuaca, kecepatan angin, dan informasi informasi lain yang sangat berguna bagi ATC (Air Traffic Control) dan pesawat-pesawat lain (Mayer, 2009). Sesuai dengan rekomendasi ICAO (International Civil Aviation Organization) pada tahun 2002 untuk memilih teknologi ADS-B sebagai prioritas utama untuk diterapkan dalam penerbangan di kawasan Asia/Pasifik, PT. Angkasa Pura dan BPPT terus berusaha untuk menerapkan teknologi ini di wilayah Indonesia. Sebelumnya, dengan menggunakan radar, dibutuhkan waktu kurang lebih 12 detik bagi radar untuk mendapatkan posisi pesawat dengan melakukan putaran 360 derajat. Dengan diterapkannya ADS-B, ATC (Air Traffic Control) akan mendapatkan posisi pesawat dengan lebih cepat dan akurat. Indonesia memulai program ADS-B pada tahun 2006 dalam suatu kemitraan dengan SITA dan Thales yang merupakan produsen dari perangkat keras teknologi ADS-B. Sejak saat itu, Indonesia sudah memiliki 30 ground station yang dilengkapi dengan ADS-B yang siap dioperasionalisasikan untuk mencakup lintasan pesawat di udara dalam radius 250 mil. Hingga saat ini, BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) terus berusaha untuk mengembangkan sistem ADS-B pada penerbangan di Indonesia. Salah satunya adalah sistem yang akan diimplementasikan pada ADP (ADS-B Data Processor). Pengembangan sistem ini bertujuan agar ADP dapat memproses data Asterix-21 yang diterima dari alat ADS-B Receiver yang memiliki beragam versi dan telah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, seperti di Jakarta, Makassar, Sorong dan Natuna. Hingga bulan Maret 2009, data Asterix-21 diketahui telah memiliki 34 versi dengan versi 1.3 sebagai yang terbaru. ADP memiliki fungsi untuk memproses data yang dikirimkan oleh ADS-B Receiver. Data Asterix-21 yang telah diterima oleh ADP kemudian akan kembali diproses untuk diformat ulang menjadi format data Asterix-62 untuk kemudian dikirimkan ke HMI (Human-Machine Interface). HMI inilah yang akan menampilkan berbagai macam informasi tentang setiap pesawat yang terus mengirimkan datanya ke ground station melalui ADS-B Transponder yang mereka miliki. Pesawat akan secara terus menerus mengirimkan semua informasi penerbangan secara broadcast untuk selanjutnya diterima oleh ADS-B Receiver yang terdapat di ground station maupun di pesawatpesawat lainnya. Indonesia dengan lalu lintas udara yang semakin ramai memiliki wilayah geografis yang sangat luas dan masih belum semua terjangkau oleh radar. Karena itu, BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) berusaha untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi ADS-B pada dunia penerbangan di Indonesia. Dalam penerapannya, ADS-B receiver akan menerima data dari ADS-B transmitter dengan format data Asterix-21 untuk selanjutnya diteruskan ke ADP (ADS-B Data Processor). Dengan alat ADS- B receiver yang memiliki beragam versi dari format data Asterix-21 dan tidak memungkinkan untuk pembaharuan piranti lunak, maka BPPT membuat suatu sistem yang terintegrasi dengan ADP dimana sistem tersebut akan mampu menerima berbagai macam versi format data Asterix-21 dari ADS-B receiver untuk selanjutnya diteruskan ke HMI (Human-Machine Interface), salah satunya adalah untuk dapat menerima format data Asterix-21 versi Untuk melakukan pengujian, tentunya BPPT membutuhkan ADS-B receiver yang memiliki format data Asterix-21 dengan versi 0.23, namun ADS-B receiver yang

3 terdapat di BPPT mengirimkan data ke ADP dengan versi Salah satu ADS-B receiver yang mentransmisikan format data Asterix-21 dengan versi 0.23 berada di daerah Makassar, maka apabila pengujian dilakukan dengan langsung mengunjungi daerah tersebut dianggap akan memakan waktu dan biaya yang tidak efisien. Oleh karena itu diperlukan suatu program yang mampu untuk melakukan konversi terhadap format data Asterix versi 0.26 menjadi versi 0.23 untuk memudahkan BPPT dalam melakukan pengujian sistem pada ADP. Menurut Stites, C. (2006), ADS-B (Automatic Dependent Surveillance Broadcast) adalah teknologi yang menyediakan informasi data lalu lintas udara dan cuaca untuk pilot. Setiap detiknya pesawat yang dilengkapi ADS-B akan mem-broadcast data kepada setiap pesawat tentang posisi satu sama lain secara detil. Menurut Ross, J. (2012) ADS-B sudah mampu melampaui teknologi radar yang ada dengan menggunakan konstelasi GPS untuk memberitahu posisi pesawat sekaligus mengirim berbagai informasi ke ground station dan pesawat lain yang juga telah dilengkapi oleh sistem ADS-B. Informasi dari ADS-B receiver akan diproses oleh ADP (ADS-B Data Processor) sebelum akhirnya ditampilkan dalam program HMI (Human Machine Interface). Dari kutipan Syafrizal, M. (2005), unicast adalah metode transmisi data yang tertuju kepada satu host (one to one) sedangkan multicast adalah metode transmisi yang bertujuan kepada banyak host ( tidak semua host) atau juga dikenal sebagai metode transmisi point-to-multipoint (one to many),. Metode untuk mengkonversi unicast menjadi multicast dilakukan dengan cara menyiapkan satu node yang menerima paket unicast dan menentukan apabila paket tersebut telah disertai destination address maka paket unicast tersebut akan diubah menjadi paket multicast dan diteruskan sesuai tujuan, sedangkan apabila tidak disertai destination address maka akan diteruskan ke setiap node yang terhubung (Kish & Charles, 2011). ADS-B receiver menggunakan metode transmisi data unicast dan format data Asterix kategori versi 0.26, sedangkan ADP menggunakan metode transmisi data multicast dan format data Asterix kategori versi 0.23 (ICAO, 2010). ASTERIX (All Purpose STructured Eurocontrol SuRveillance Information EXchange) adalah standar Eurocontrol untuk format data yang digunakan dalam transmisi informasi antara pengawasan dan sistem automasi dalam dunia penerbangan. Asterix mendefinisikan struktur data yang akan dipertukarkan melalui media komunikasi, dari pengkodean setiap bit informasi hingga organisasi dari data dalam blok data tanpa kehilangan informasi selama keseluruhan proses. Menurut Open System Interconnection (OSI) Reference Model (International Standar Organization (ISO) Standar 7498, Asterix bekerja pada layer 6 dan 7, yaitu presentation layer dan application layer. Untuk transmisi data yang terkait dengan aplikasi tertentu, Asterix telah dikelompokkan ke dalam 256 kategori oleh RDE-TF (surveillance Data Exchange Task Force). Transmisi data pada penerbangan komersil menggunakan format data Asterix kategori 21. Asterix terdiri dari blok-blok data dimana setiap blok data terdiri dari : Kategori data (CAT) = 021 adalah field berisi 8 bityang menjelaskan bahwa blok data ini mengandung pesan ADS-B. LEN adalah field berisi 16 bit yang menjelaskan panjang total dari blok data termasuk field CAT dan LEN. FSPEC adalah field berisi 8 bit yang menjelaskan spesifikasi dari field. Pesan ADS-B akan dibuat berdasarkan data items yang disusun berdasarkan urutan yang ditentukan oleh FRN (Field Reference Number). (Icriverzi & Cristea, 2012)

4 2. Metodologi Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi BPPT dalam melakukan pengujian sistem pada ADP tersebut, maka dibutuhkan suatu program converter yang dapat menerima data Asterix-21 versi 0.26 dari ADS-B Receiver. Program ini akan berfungsi untuk melakukan konversi pada data tersebut menjadi data Asterix-21 versi Selain itu program juga harus mampu mengirimkan kembali data tersebut kepada ADP dengan mengubah metode transmisi data dengan menerima data secara unicast dan mengirimkannya kembali secara multicast. Pada implementasinya, program ini akan dijalankan pada komputer yang akan ditempatkan diantara ADS-B Data Receiver dan ADP. 2.1 Perancangan Program Gambar 2.1 Data Flow Diagram Di dalam program ini akan terdapat 3 proses utama yang akan terus berjalan secara simultan dan terus menerus, yaitu proses penerimaan data dari ADS-B Receiver, proses konversi data menjadi data Asterix-21 versi 0.26, dan proses pengiriman kembali data hasil konversi tersebut kepada ADP secara multicast. Berikut ini adalah penjelasan dari ketiga proses tersebut : 1. Penerimaan Data Program akan terus menerus menerima aliran data dari ADS-B Receiver yang akan mengirimkan data Asterix-21 versi 0.23 secara unicast. Proses identifikasi akan terlebih dahulu dilakukan terhadap setiap data yang masuk untuk menentukan awal dari blok data yang akan ditandai dengan oktet yang memiliki nilai desimal 21 dimana oktet tersebut merupakan penanda dari awal blok data Asterix-21. Setelah itu program akan kembali menerima data sesuai dengan panjang dari keseluruhan blok data tersebut hingga didapatkan suatu blok data Asterix-21 yang utuh. Kemudian program akan terus mengulangi proses yang sama untuk mendapatkan setiap blok data yang dikirimkan oleh ADS-B Receiver.

5 2. Konversi Data Setiap blok data yang telah berhasil diterima akan dikonversi menjadi blok data Asterix-21 versi Proses konversi ini akan dilakukan dengan cara menyalin satu persatu isi dari blok data Asterix-21 versi 0.26 ke dalam blok data baru yang akan berisi data Asterix-21 versi Sebelum dipindahkan, data yang memiliki format berbeda akan terlebih dahulu di konversi, sedangkan data yang harus dihilangkan tidak akan ikut disalin kedalam blok data baru tersebut. Proses ini akan dilakukan terhadap setiap blok data yang sudah berhasil diterima dari ADS-B Receiver. 3. Pengiriman Data Setiap blok data yang telah berhasil dikonversi menjadi blok data Asterix-21 versi 0.23 akan kembali dikirimkan kepada ADP. Blok-blok data tersebut akan dikirimkan kembali dengan menggunakan metode pengiriman secara multicast. Proses pengiriman kembali data ini akan berlangsung secara terus menerus beriringan dengan proses penerimaan dan konversi data. 2.2 Sinkronisasi Antar Proses Ketiga proses yang berjalan dalam program ini akan terus berlangsung secara terus menerus dan beriringan. Aliran data yang dikirimkan oleh ADS-B Receiver akan berjalan dengan sangat cepat dan berpotensi untuk menimbulkan masalah pada salah satu proses. Contohnya proses pengiriman kembali data mungkin akan berlangsung lebih lama dari proses penerimaan data karena data tersebut akan terlebih dahulu melewati proses konversi sehingga menimbulkan potensi terjadinya penumpukan data. Untuk itu dibutuhkan sinkronisasi antara proses penerimaan, konversi, dan pengiriman kembali data agar program dapat terus berjalan dengan lancar. Pada ketiga proses tersebut akan terdapat sumber daya yang digunakan secara bersama-sama (shared resources), sehingga suatu mekanisme sinkronisasi mutlak dibutuhkan untuk diterapkan pada program. Mekanisme sinkronisasi akan menjamin ketersediaan sumberdaya yang dibutuhkan dalam masing-masing proses tersebut. Hal ini bertujuan agar setiap proses dapat menggunakan sumberdaya secara bergantian serta menghindari terjadinya konflik yang mungkin terjadi diantara ketiga proses tersebut. Program ini akan menggunakan 2 sistem antrian (Queue) yang berfungsi untuk menampung setiap blok data hasil proses. Masing-masing sistem antrian ini akan berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara setiap blok data hasil proses penerimaan data dan blok-blok data hasil proses konversi. Sistem antrian ini akan dibagi menjadi 2, yaitu satu antrian yang bertugas untuk mengatur alur proses penerimaan dengan proses konversi data dan satu antrian lainnya yang bertugas untuk mengatur alur proses konversi dan proses pengiriman kembali data. Mekanisme sinkronisasi akan terjadi melalui kedua sistem antrian tersebut. Sinkronisasi akan dilakukan dengan cara mengatur akses dari setiap proses terhadap masing-masing sistem antrian tersebut. Suatu proses harus menunggu apabila proses lainnya sedangkan memasukkan atau mengambil data dari sistem antrian. Proses konversi data akan menunggu hingga proses penerimaan data menghasilkan blok data yang siap untuk di konversi dan memasukannya ke dalam antrian. Selain itu proses pengiriman kembali data juga akan menunggu hingga ada blok data hasil dari proses konversi di dalam antrian yang siap untuk dikirimkan. 2.3 Penerapan Multithread Untuk menunjang performa, program ini akan dirancang dengan menggunakan konsep multithread. Ketiga proses yang menjadi proses utama masing-masing akan dijadikan setiap thread yang menjalankan prosesnya sendiri. Hal ini bertujuan agar ketiga proses tersebut dapat berjalan secara cepat dan simultan sehingga dapat mengimbangi kecepatan penerimaan aliran data yang sangat tinggi. Selain itu, penerapan multithread juga diharapkan dapat memaksimalkan penggunaan sumberdaya memori yang dialokasikan oleh CPU. Sesuai dengan tugasnya masing-masing, akan ada 3 thread yang dipanggil oleh thread utama dalam program ini, yaitu thread receiver yang berfungsi untuk menerima data, thread

6 converter yang bertugas melakukan konversi data, dan thread sender yang berfungsi untuk mengirimkan kembali data. Ketiga thread tersebut akan memanggil method-method yang berasal dari 4 class, yaitu class receiver, converter, sender dan queue. Komunikasi antara ketiga thread tersebut akan dijembatani oleh sistem antriannya masing-masing. Dengan perancangan program yang menggunakan konsep multithread, maka diperlukan adanya suatu mekanisme yang dapat melindungi shared resource yang akan diakses oleh ketiga thread. Mekanisme yang dimaksud adalah mutex (mutual exclusion). Mutex akan berfungsi untuk melindungi bagian-bagian dari program yang termasuk dalam critical section. Di dalam program ini, critical section yang dimaksud adalah proses pemasukkan dan pengambilan blok data oleh ketiga thread yang merupakan bagian dari operasi terhadap sistem antrian. Ketika salah satu thread akan memasukkan suatu blok data ke dalam sistem antrian, thread tersebut akan mengunci mutex agar thread lain tidak dapat mengambil blok data dari dalam sistem antrian. Sebagai contoh, apabila thread receiver akan untuk memasukkan blok data ke dalam sistem antrian, maka thread tersebut akan mengunci mutex agar blok-blok data tidak dapat diambil dari dalam sistem antrian. Thread converter yang akan melakukan proses konversi data harus menunggu thread receiver untuk melepaskan kunci mutex nya untuk mengambil blok data dari dalam antrian. Hal ini bertujuan agar blok data akan selalu tersedia ketika sebuah thread ingin 2.4 Metode Konversi Data Konversi Terhadap Field FRN 27 & 28 Pada dasarnya perbedaan FRN 4 pada Asterix-21 versi 0.26 dan versi 0.23 terletak pada panjang data dan derajat yang digunakan. Meskipun demikian, sebenarnya field FRN 4 dari kedua versi tersebut tetap memiliki nilai yang sama karena nilai yang sebenarnya merupakan hasil kali dari nilai desimal 4 oktet latitude atau 4 oktet longitude dengan derajat yang digunakan. Karena itu, untuk melakukan konversi pada FRN 4, nilai sebenarnya dari latitude dan longitude pada Asterix-21 versi 0.26 harus diketahui terlebih dahulu. Setelah nilai itu diketahui baru kemudian nilai itu akan dibagi dengan derajat FRN 4 yang dimiliki Asterix-21 versi Setelah proses tersebut selesai, maka nilai itu akan ditampung dalam variabel n yang bertipe integer untuk kemudian diambil sebanyak 3 oktet menggunakan struktur data bertipe union. Sebuah struktur data bertipe union yang memiliki variabel bertipe integer dan array bertipe unsigned char [4] dibutuhkan dalam proses konversi ini. Nilai yang telah didapat sebelumnya akan dimasukkan ke variabel bertipe integer tersebut. Selanjutnya 3 oktet akan diambil melalui array yang bertipe unsigned char tersebut dengan index [0], [1], dan [2] Konversi Terhadap Field FRN 27 & 28 Proses konversi yang dilakukan terhadap field FRN 27 dan 28 pada data Asterix-21 versi 0.26 dilakukan dengan cara tidak mengikutsertakan nilai dari kedua FRN tersebut ketika proses penyalinan satu persatu oktet pada blok data dilakukan. Dengan tidak diikutsertakannya kedua field ini tetntunya akan berdampak pada perubahan bit penanda kedua field tersebut pada FSPEC. Bit- bit penanda field FRN 27 & FRN 28 pada FSPEC akan di-set menjadi 0 untuk menandakan bahwa kedua field tersebut tidak lagiterdapat di blok data. Selain perubahan pada FSPEC, konversi terhadap dua field ini juga akan berpengaruh pada panjang keseluruhan data. Dengan demikian perubahan pada oktet-oktet LEN di blok data tersebut juga harus dilakukan. Karena field FRN 27 memiliki panjang 2 oktet dan FRN 28 memiliki panjang 1 oktet, maka nilai desimal dari 2 oktet LEN pada blok data harus dikurangi 3. Apabila perubahan yang terjadi pada bit-bit FSPEC menyebabkan salah satu oktet FSPEC tersebut menjadi bernilai 0, maka oktet FSPEC itu juga harus dihilangkan dari blok data. Dengan dihilangkannya oktet FSPEC tersebut, maka nilai desimal dari 2 oktet LEN harus kembali dikurangi dengan 1.

7 3. Hasil dan Bahasan 3.1 Pengujian Proses Konversi Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah proses konversi data Asterix- 21 versi 0.26 menjadi versi 0.23 sudah berjalan dengan benar. Untuk menunjang pengujian tersebut, program akan diatur untuk menampilkan isi setiap blok data pada saat masih berupa versi 0.26 dan ketika sesudah dikonversi menjadi versi Metode yang digunakan untuk pengujian ini adalah dengan cara mengambil 1 sampel blok data Asterix-21 versi 0.26 yang dikirimkan oleh ADS-B Receiver berikut hasil konversinya untuk kemudian dilakukan konversi secara manual terlebih dahulu. Konversi manual yang dimaksud disini adalah konversi yang dilakukan dengan cara perhitungan di atas kertas dan tanpa bantuan komputer. Berikut ini adalah tabel yang akan menjelaskan tentang hasil dari pengujian proses konversi tersebut : Tabel Pengujian Proses Konversi Asterix-21 versi 0.26 [15][00][2D][FB][A3][51][06][00][00][00][20][32][34][0F][FF][EE][9E][4 D][01][2F][91][D4][8A][02][8E][00][07][08][00][2E][FF][7B][02][D9][B1] [34][1C][90][74][C3][98][20][28][4B][4A] Blok Data Asterix-21 versi 0.23 (Hasil Konversi Manual) [15][00][27][FB][A3][50][00][00][00][20][32][34][0F][FB][A7][93][4B][E4 ][75][8A][02][8E][00][07][08][00][2E][FF][7B][02][D9][B1][34][1C][90][7 4][C3][98][20] Asterix-21 versi 0.23 (Hasil Konversi Program) [15][00][27][FB][A3][50][00][00][00][20][32][34][0F][FB][A7][93][4B][E4 ][75][8A][02][8E][00][07][08][00][2E][FF][7B][02][D9][B1][34][1C][90][7 4][C3][98][20] Tabel 3.1 Hasil Pengujian Proses Konversi Dari tabel 3.1 dapat terlihat bahwa sampel blok data Asterix-21 versi 0.23 hasil dari konversi program sama persis dengan blok data versi 0.23 hasil konversi secara manual. Hal ini menunjukkan bahwa program sudah berhasil melakukan proses konversi dengan benar. 3.2 Pengujian Sistem Antrian (Queue) Pengujian ini akan meliputi 2 sistem antrian, yaitu antrian blok data yang akan dikonversi dan antrian blok data yang akan dikirimkan. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk melihat apakah ukuran kedua sistem antrian tersebut bersifat tetap atau semakin membesar. Ukuran antrian yang semakin membesar tentunya dapat terus menyebabkan CPU mengalokasikan memori baru.hal ini dapat menghabiskan memori yang lama kelamaan dapat mengganggu jalannya program. Metode yang diterapkan dalam pengujian ini adalah dengan cara menampilkan isi variabel counter yang akan menunjukkan jumlah blok data yang terdapat dalam antrian. Isi variabel counter tersebut akan ditampilkan sebelum dan setelah proses pengambilan data dari dalam antrian. Pengujian ini akan dilakukan dengan menggunakan program simulator yang dapat mensimulasikan pengiriman data oleh ADS-B Receiver. Program tersebut akan di atur untuk melakukan pengiriman data kepada program converter dengan beberapa delay waktu tertentu. Program simulator dan program

8 converter akan dijalankan dan isi variabel counter akan dilihat setelah 30 detik. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan hasil tentang proses pengujian tersebut : Tabel Pengujian Ukuran Sistem Antrian Data Untuk Dikonversi Delay Pengiriman Data Isi antrian sebelum data diambil Isi antrian sesudah data diambil 1 detik mikrodetik 1 kosong 0.5 detik mikrodetik 1 kosong 0.25 detik mikrodetik 1 kosong 0.1 detik mikrodetik 1 kosong 0.01 detik mikrodetik 1 kosong 0 detik 0 mikrodetik 1 kosong Tabel 3.2 Pengujian Sistem Antrian Data Untuk Dikonversi Dari tabel 3.2 dapat dilihat bahwa isi dari antrian data yang akan dikonversi tidak pernah berjumlah lebih dari satu. Data yang dimasukkan ke dalam antrian akan langsung diambil oleh thread converter untuk diproses. Meskipun waktu delay pada program simulator di-set menjadi 0 yang berarti data dikirimkan tanpa jeda, ukuran dari sistem antrian tetap stabil sehingga program masih dapat terus berjalan dengan baik. Tabel Pengujian Ukuran Sistem Antrian Data Untuk Dikirim Delay Pengiriman Data Isi antrian sebelum data diambil Isi antrian sesudah data diambil 1 detik kosong 0.5 detik mikrodetik mikrodetik 1 kosong 0.25 detik mikrodetik 1 kosong 0.1 detik mikrodetik 1 kosong 0.01 detik mikrodetik 1 kosong 0 detik 0 mikrodetik 1 kosong Tabel 3.3 Pengujian Sistem Antrian Data Untuk Dikirim Sama seperti kondisi pada sistem antrian data yang akan dikonversi, isi dari sistem antrian data yang akan dikirimkan pun tidak pernah berjumlah lebih dari 1. Hal tersebut menunjukkan bahwa operasi pemasukkan dan pengambilan blok data dari dalam antrian berjalan secara teratur sehingga tidak ada penumpukan blok data disalah satu

9 sistem antrian. Selain itu jumlah blok data dalam antrian yang selalu konstan juga menunjukkan bahwa proses sinkronisasi yang terjadi diantara proses penerimaan data, konversi data, dan pengiriman kembali data telah berlangsung dengan sangat baik. 3.3 Pengujian Kemampuan Program untuk Mengirimkan Data Secara Multicast Setiap blok data Asterix-21 versi 0.26 yang diperoleh dari ADS-B Data Receiver setelah melalui proses konversi menjadi versi 0.23 akan langsung dikirimkan kepada ADP secara multicast melalui IP multicast group. Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa blok-blok data tersebut telah dikirimkan kembali oleh program secara multicast menggunakan protokol UDP. Untuk melakukan pengujian ini, dibutuhkan satu perangkat lunak penunjang untuk melihat protokol dan destinasi setiap paket data yang ditransmisikan di dalam jaringan yang dalam pengujian ini menggunakanaplikasi Wireshark. Pengujian ini dilakukan menggunakan aplikasi Wireshark versi Program ini dapat menyaring dan menampilkan setiap paket data yang terkirim menggunakan protokol UDP. Berikut ini adalah hasil tampilan program tersebut dalam pengujian : Pada aplikasi wireshark terlihat bahwa di dalam jarignan terdapatpaket-paket data yang dikirimkan ke IP multicast group dengan protokol UDP. Hal ini membuktikan bahwa blok-blok data Asterix-21 versi 0.23 telah berhasil dikirimkan kembali secara multicast. 3.4 Evaluasi Tampilan Pada HMI Gambar 3.1 Tampilan pada HMI Gambar 3.1 adalah tampilan dari program HMI yang dimiliki oleh BPPT. Pada tampilan tersebut terlihat titik-titik putih yang merepresentasikan setiap pesawat yang mengirimkan data nya ke ADS-B Receiver dan tanda panah yang menunjukkan arah terbang dari setiap pesawat tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa data Asterix-21 versi 0.26 dari ADS-B Receiver berhasil dikonversi menjadi versi 0.23 dan diproses oleh ADP untuk dapat ditampilkan pada HMI.

10 4. Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan 4.2 Saran 1. Program converter sudah dapat berjalan dengan baik dimana hal tersebut dapat dilihat dari : a. Blok data Asterix-21 versi 0.26 sudah berhasil dikonversi menjadi blok data Asterix-21 versi 0.23 dengan modifikasi pada field dengan FRN 4, 27 dan 28. b. Sistem antrian dapat menjaga agar aliran data antar thread tetap stabil. Proses pemasukkan dan pengambilan blok data dari dalam antrian berjalan secara teratur sehingga tidak ada penumpukan blok data disalah satu sistem antrian. c. Data Asterix-21 versi 0.23 hasil konversi telah berhasil dikirimkan kembali ke ADP secara multicast. d. Program HMI dapat menampilkan detil dari setiap informasi yang dikirimkan pesawat ke ADS-B Receiver. Hal tersebut membuktikan bahwa program converter telah berhasil mengirimkan format data yang sesuai ke ADP. 2. Manfaat yang diperoleh adalah dapat membantu pengembangan sistem ADS-B Processor yang sedang dilakukan oleh BPPT dilihat dari efisiensi waktu dan biaya sehingga tidak diperlukan adanya kunjungan kerja ke Makassar untuk melakukan pengujian. Berdasarkan kesimpulan yang telah dijabarkan diatas, berikut ini adalah beberapa saran yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan untuk pengembangan aplikasi serupa : 1. Fasilitas pada program dapat ditambahkan agar pengguna dapat mengatur IP, Port, dan metode pengiriman yang dibutuhkan secara mandiri. 2. Pada saat dalam tahap pengembangan program, untuk memudahkan pengujian sebaiknya menggunakan program simulator yang dapat mensimulasikan ADS-B Receiver, ADP, dan HMI dalam satu komputer sehingga pengujian dapat dilakukan diluar BPPT. 3. Saat ini program hanya dapat dijalankan pada komputer yang menggunakan sistem operasi Linux, maka kedepannya program dapat dikembangkan dengan menggunakan socket yang sesuai agar dapat dijalankan di sistem operasi yang lain dan tidak hanya terbatas pada OS Linux. 4. Program ini dapat dikembangkan lebih jauh lagi untuk melakukan konversi pada Asterix-21 dengan versi lainnya maupun data Asterix dengan kategori yang tidak hanya terbatas pada kategori 21, melainkan kategori 62 dan kategori-kategori lainnya yang dibutuhkan.

11 5. Referensi [1]. EUROCONTROL. (2002). SUR.ET1.ST STD Eurocontrol Standard All Purpose Structured Eurocontrol surveillance Information Exchange `- ASTERIX. [2]. Francis, R. (2011). The Flying Laboratory for the Observation of ADS-B Signals. International Journal of Navigation and Observation, 20(11), pp doi: /2011/ [3]. Grass, J. (2012). FAA to Implement ADS-B Nationwide within a Decade. Alaska Journal of Commerce, 36(8), 9. [4]. Hooper, P. (2002). Privatization of Airport in Asia. Journal of Air Transport Management, 8(5), pp [5]. ICAO. (2010). Fifth Meeting of the Southeast Asia Sub-Regional ADS-B Implementation Working Group (SEA ADS-B WG/5). International Civil Aviation Organization. [6]. Icriverzi, G., & Cristea, V. (2012). A Security Model for System Track Radar Data. Universitatea Politehnica din Bucuresti Scientific Bulletin, 74(3), pp [7]. Kish, W., & Gram, C.A. (2011). Unicast to Multicast Conversion. United States Patent Application Publication. [8]. Mayer, E. (2009). A TIS-B Server for Air Traffic Control. Forschungsbericht der Hochschule Offenburg, pp [9]. Stites, C. H. (2006). ADS-B: The FAA's bold new bid to change the way we fly. Plane and Pilot, 42(8), pp [10]. Syafrizal, M. (2005). Pengantar Jaringan Komputer, Yogyakarta: Andi Offset.

12 6. Riwayat Penulis Aditya Putra Prathama lahir di Jakarta pada tanggal 31 Agustus Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Teknik Informatika pada tahun Saat ini bekerja sebagai Enterprise Application Developer di PT.Cipta Srigati Lestari. Muhammad Lukmanur Hakim lahir di Yogyakarta pada tanggal6 November Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Teknik Informatika pada tahun Saat ini bekerja sebagai Network Engineer. Samudera Kevin Ganesha lahir di Jakarta pada tanggal24 Agustus Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Teknik Informatika pada tahun 2013.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem yang Berjalan Sesuai dengan rekomendasi ICAO (International Civil Aviation Organization) pada tahun 2002 untuk memilih teknologi ADS-B sebagai prioritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota International Civil Aviation Organization (ICAO) terikat dengan

BAB I PENDAHULUAN. anggota International Civil Aviation Organization (ICAO) terikat dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai bagian dari jalur penerbangan sipil internasional dan anggota International Civil Aviation Organization (ICAO) terikat dengan peraturan internasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat mentransmisikan gelombang untuk pendeteksian. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat mentransmisikan gelombang untuk pendeteksian. Dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada suatu badan penerbangan sangatlah penting dengan sejalannya perkembangan teknologi yang ada. Awalnya setiap badan penerbangan dalam pengiriman

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis 3.1.1 Analisis Sistem yang Berjalan Saat ini, BPPT sebagai tempat melakukan penelitian ini sedang mengadakan kerja sama dengan MAATS (Makasar Advanced Air Traffic

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMESTASI DAN EVALUASI. permasalahan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.

BAB 4 IMPLEMESTASI DAN EVALUASI. permasalahan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. BAB 4 IMPLEMESTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi dari hasil analisis permasalahan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Metode Transmisi Data dan broadcast. Metode transmisi data terbagi menjadi 3 cara yaitu unicast, multicast, 2.1.1 Unicast Unicast adalah metode transmisi data dimana server mengirim

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Mekanisme Penayangan Iklan Digital Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun yang memiliki arti informasi. Iklan adalah suatu cara untuk memperkenalkan,

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Pengenalan Komunikasi Data dan Klasifikasi Jaringan By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? Pengertian Komunikasi Data Penggabungan antara dunia komunikasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FITUR MULTICAST YANG TERINTEGRASI DENGAN MODUL MPLS PADA PLATFORM SIMULATOR NS3 DI LABORATORIUM PTIK-BPPT

PENGEMBANGAN FITUR MULTICAST YANG TERINTEGRASI DENGAN MODUL MPLS PADA PLATFORM SIMULATOR NS3 DI LABORATORIUM PTIK-BPPT PENGEMBANGAN FITUR MULTICAST YANG TERINTEGRASI DENGAN MODUL MPLS PADA PLATFORM SIMULATOR NS3 DI LABORATORIUM PTIK-BPPT ADE PUTRA TIO ALDINO Jurusan Teknik Informatika, School of Computer Science, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi udara sebagai media perpindahan barang, orang dan jasa yang cepat

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi udara sebagai media perpindahan barang, orang dan jasa yang cepat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat membutuhkan transportasi udara sebagai media perpindahan barang, orang dan jasa yang cepat dan murah, terbukti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini, dijelaskan pendahuluan dari pengerjaan tugas akhir. Pendahuluan yang dijelaskan meliputi latar belakang topik tugas akhir, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI. Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia. 2.1 Komunikasi Data

KOMUNIKASI. Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia. 2.1 Komunikasi Data KOMUNIKASI Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia 2.1 Komunikasi Data Komunikasi data merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi

Lebih terperinci

MODEL JARINGAN 7 OSI LAYER

MODEL JARINGAN 7 OSI LAYER MODEL JARINGAN 7 OSI LAYER Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi

Lebih terperinci

REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP

REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP A. Dasar Teori Apa itu jaringan komputer? Jaringan Komputer adalah sebuah sistem yang terdiri dari dua atau lebih komputer yang saling terhubung satu sama lain melalui media

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. teknologi informasi belum maksimal diterapkan. Penggunaan Personal Computer

BAB II DASAR TEORI. teknologi informasi belum maksimal diterapkan. Penggunaan Personal Computer BAB II DASAR TEORI 2.1 Gambaran Perusahaan Perusahaan tempat penulis melakukan penelitian ini bergerak dalam bidang penerbitan buku dengan skala perusahaan menengah, dimana pemakaian teknologi informasi

Lebih terperinci

IP Addressing. Oleh : Akhmad Mukhammad

IP Addressing. Oleh : Akhmad Mukhammad IP Addressing Oleh : Akhmad Mukhammad Objektif Memahami struktur IP address dan mampu melakukan konversi angka biner 8-bit dan angka desimal. Mampu mengklasifikasikan tipe IP address dan mengetahui penggunaannya

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA. DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Yuyun Siti Rohmah, ST., MT

KOMUNIKASI DATA. DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Yuyun Siti Rohmah, ST., MT KOMUNIKASI DATA DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Yuyun Siti Rohmah, ST., MT PENGERTIAN KOMUNIKASI DATA Penggabungan antara dunia komunikasi dan komputer, Komunikasi umum antar manusia (baik dengan bantuan alat

Lebih terperinci

Arsitektur Jaringan Komputer Standar dan Arsitektur Model Referensi OSI TCP/IP

Arsitektur Jaringan Komputer Standar dan Arsitektur Model Referensi OSI TCP/IP Arsitektur Jaringan Komputer Standar dan Arsitektur Model Referensi OSI Standar dan Arsitektur Model Referensi TCP/IP Pembangunan suatu jaringan komputer yang baik, harus memiliki kemampuan untuk mendukung

Lebih terperinci

Model Referensi OSI 7 Layer. Pengantar Model Jaringan. Pengantar Model Jaringan. Analogi Model Jaringan

Model Referensi OSI 7 Layer. Pengantar Model Jaringan. Pengantar Model Jaringan. Analogi Model Jaringan Model Referensi OSI 7 Layer Pengantar Model Jaringan Pengantar Model Jaringan Supaya komputer dapat mengirimkan informasi ke komputer lain, dan dapat menerima dan mengerti informasi, harus ada aturan atau

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI AUTOCONFIGURATION ADDRESS IPV4 DENGAN IPV6 TUGAS AKHIR

ANALISIS PERFORMANSI AUTOCONFIGURATION ADDRESS IPV4 DENGAN IPV6 TUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANSI AUTOCONFIGURATION ADDRESS IPV4 DENGAN IPV6 TUGAS AKHIR Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan dalam rangka menyelesaikan pendidikan sarjana strata satu (S1) pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Information Systems KOMUNIKASI DATA. Dosen Pengampu : Drs. Daliyo, Dipl. Comp. DISUSUN OLEH:

Information Systems KOMUNIKASI DATA. Dosen Pengampu : Drs. Daliyo, Dipl. Comp. DISUSUN OLEH: Information Systems KOMUNIKASI DATA Dosen Pengampu : Drs. Daliyo, Dipl. Comp. DISUSUN OLEH: Nama : Muh. Zaki Riyanto Nim : 02/156792/PA/08944 Program Studi : Matematika JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Praktikum Jaringan Komputer

Praktikum Jaringan Komputer Praktikum Jaringan Komputer Pengenalan IP dan Subnetting LABORATORIUM TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2014 Daftar Isi Daftar Isi... i Internet Protocol ( IP )... 1 Sejarah IP Address...

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN MODEL SIMULASI (NS-3) yang dibutuhkan kedalam database MySQL. Data informasi client (NAVAID)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN MODEL SIMULASI (NS-3) yang dibutuhkan kedalam database MySQL. Data informasi client (NAVAID) BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN MODEL SIMULASI (NS-3) 3.1 Perancangan Perangkat Lunak (Software) Untuk melihat informasi yang akan dikirimkan dari client (Navigation Aid, NAVAID) ke server (FIR Jakarta

Lebih terperinci

The OSI Reference Model

The OSI Reference Model The OSI Reference Model Contoh penerapan model OSI : Contoh penerapan model OSI sehari-hari pada proses penerimaan e mail: o Layer 7, Anda memakai Microsoft Outlook yang mempunyai fungsi SMTP dan POP3.

Lebih terperinci

MAKALAH PERBEDAAN TCP/IP DENGAN OSI

MAKALAH PERBEDAAN TCP/IP DENGAN OSI MAKALAH PERBEDAAN TCP/IP DENGAN OSI Oleh : Ery Setiyawan Jullev A (07.04.111.00051) Danar Putra P (07.04.111.00035) M.M Ubaidillah (07.04.111.00090) Fakultas Teknik UNIVERSITAS TRUNOJOYO 2009/2010 1 Protokol

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data Melakukan deteksi adanya koneksi fisik atau ada tidaknya

Lebih terperinci

AMALIA ZAKIYAH 1 D4LJ-TI

AMALIA ZAKIYAH 1 D4LJ-TI Nama : Amalia Zakiyah NRP : 2110165021 Kelas : 1 D4 LJ TI 1. Jelaskan perbedaan antara dua model jaringan komputer : OSI model dan TCP/IP model! Perbedaan anatara model OSI dan model TCP/IP model adalah

Lebih terperinci

Yama Fresdian Dwi Saputro Pendahuluan. Lisensi Dokumen:

Yama Fresdian Dwi Saputro  Pendahuluan. Lisensi Dokumen: OSI LAYER Yama Fresdian Dwi Saputro fds.yama@gmail.com http://from-engineer.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI 3.1 Analisis Sistem Analisis adalah penguraian dari suatu pembahasan, dalam hal ini pembahasan mengenai analisis perbandingan teknik antrian data First

Lebih terperinci

JENIS-JENIS JARINGAN. Jaringan yang memiliki ruang lingkup yang sangat luas, karena radiusnya mencakup sebuah negara dan benua.

JENIS-JENIS JARINGAN. Jaringan yang memiliki ruang lingkup yang sangat luas, karena radiusnya mencakup sebuah negara dan benua. 7 OSI LAYER JENIS-JENIS JARINGAN LAN (Local Area Network) Jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil, namun pada umumnya dibatasi oleh suatu area lingkungan seperti sebuah lab atau perkantoran

Lebih terperinci

Tugas Jaringan Komputer

Tugas Jaringan Komputer Tugas Jaringan Komputer Soal 1. Jelaskan perbedaan antara model jaringan OSI dan TCP/IP 2. Jelaskan fungsi tiap layer pada model TCP/IP! 3. Apa yang dimaksud Protocol? 4. Jelaskan tentang konsep class

Lebih terperinci

lapisan-lapisan pada TCP/IP tidaklah cocok seluruhnya dengan lapisan-lapisan OSI.

lapisan-lapisan pada TCP/IP tidaklah cocok seluruhnya dengan lapisan-lapisan OSI. TCP dan IP Kamaldila Puja Yusnika kamaldilapujayusnika@gmail.com http://aldiyusnika.wordpress.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2013IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan studi literatur dari teori-teori yang

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan studi literatur dari teori-teori yang BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Penelitian Penelitian ini dimulai dengan studi literatur dari teori-teori yang berhubungan dengan CNS/ATM khususnya bagian ADS-B Flight Monitoring. Observasi dan wawancara

Lebih terperinci

MODEL JARINGAN 7 OSI LAYER

MODEL JARINGAN 7 OSI LAYER MODEL JARINGAN 7 OSI LAYER Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu cara berpikir yang dimulai dari menentukan suatu permasalahan, pengumpulan data baik dari buku-buku panduan maupun studi lapangan, melakukan

Lebih terperinci

-KOMUNIKASI DATA- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : Dosen : Leli Safitri

-KOMUNIKASI DATA- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : Dosen : Leli Safitri -KOMUNIKASI DATA- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : 33109332 Dosen : Leli Safitri PROGRAM DIPLOMA MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2010

Lebih terperinci

BAB IV INTERNET PROTOCOL

BAB IV INTERNET PROTOCOL BAB IV INTERNET PROTOCOL IP adalah standard protokol dengan nomer STD 5. Standar ini juga termasuk untuk ICMP, dan IGMP. Spesifikasi untuk IP dapat dilihat di RFC 791, 950, 919, dan 992 dengan update pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Skripsi ini bertujuan untuk menyusun pedoman praktikum untuk mata kuliah Jaringan Komputer dengan mengimplementasikan teknologi IPv6 yang diimplementasikan pada jaringan komputer,

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER DEFINISI

TRANSPORT LAYER DEFINISI TRANSPORT LAYER DEFINISI Transport layer merupakan lapisan keempat pada lapisan OSI layer. Lapisan ini bertanggung jawab menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke tujuan data dengan cara

Lebih terperinci

Konsep Bilangan Biner & Desimal. Contoh :

Konsep Bilangan Biner & Desimal. Contoh : Dasar TCP/IP Konsep Bilangan Biner & Desimal Contoh : Perhatikan bagan berikut : Kemudian bagan berikut : Sekarang anda coba konversikan bilangan biner 00110010 ke bilangan desimal! Selanjutnya mengubah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rochandi Wirawan (2011), bertujuan untuk melakukan perbandingan terhadap kemampuan dari dua buah protokol

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA. Oleh : 1. M. Faisal Risqiansyah Muhammad Ismail Nida Nurvira

KOMUNIKASI DATA. Oleh : 1. M. Faisal Risqiansyah Muhammad Ismail Nida Nurvira KOMUNIKASI DATA Oleh : 1. M. Faisal Risqiansyah 15101022 2. Muhammad Ismail 15101023 3. Nida Nurvira 15101024 HOME Sub Bahasan Komunikasi Data OSI Layer Circuit Switching Packet Switching KOMUNIKASI DATA

Lebih terperinci

Tugas JARINGAN KOMPUTER Application ISO Layer

Tugas JARINGAN KOMPUTER Application ISO Layer Tugas JARINGAN KOMPUTER Application ISO Layer Nama Kelompok : 1. Fauzan Dwiyanto (12110640) 2. Lovina Ramadhani (14110063) 3. Muhamad Syarif Bachtiar (14110614) 4. Nurkhamid Mustaufa (15110177) 5. Rina

Lebih terperinci

TCP dan Pengalamatan IP

TCP dan Pengalamatan IP TCP dan Pengalamatan IP Pengantar 1. Dasar TCP/IP TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekumpulan protokol komunikasi (protocol suite) yang sekarang ini secara luas digunakan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Jaringan komputer memegang peran yang signifikan dalam menghadapi persaingan kompetitif di masa yang akan datang, karena dapat memberikan efisiensi pada penggunaan sumber daya yang ada,

Lebih terperinci

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

TK 2134 PROTOKOL ROUTING TK 2134 PROTOKOL ROUTING Materi Minggu ke-1: Internetworking Devie Ryana Suchendra M.T. Teknik Komputer Fakultas Ilmu Terapan Semester Genap 2015-2016 Internetworking Topik yang akan dibahas pada pertemuan

Lebih terperinci

BAB II PERSYARATAN DAN TARGET RANCANG BANGUN SISTEM REKONSTRUKSI LINTAS TERBANG PESAWAT UDARA

BAB II PERSYARATAN DAN TARGET RANCANG BANGUN SISTEM REKONSTRUKSI LINTAS TERBANG PESAWAT UDARA BAB II PERSYARATAN DAN TARGET RANCANG BANGUN SISTEM REKONSTRUKSI LINTAS TERBANG PESAWAT UDARA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai persyaratan persyaratan yang dibutuhkan dalam rancang bangun sistem rekonstruksi

Lebih terperinci

LAYERED MODEL 9/1/2010. Gambaran Umum Referensi OSI. Pertemuan 6

LAYERED MODEL 9/1/2010. Gambaran Umum Referensi OSI. Pertemuan 6 Gambaran Umum Referensi OSI LAYERED MODEL Pertemuan 6 Sebuah badan multinasional yang didirikan tahun 1947 yang bernama International Standards Organization (ISO) sebagai badan yang melahirkan standar-standar

Lebih terperinci

Gambar 11. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP

Gambar 11. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP Protocol adalah sekumpulan peraturan atau perjanjian yang menentukan format dan transmisi data. Layer n di sebuah komputer akan berkomunikasi dengan layer n di komputer yang lain. Peraturan dan perjanjian

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER Layanan Dari TCP dan UDP Protocol

JARINGAN KOMPUTER Layanan Dari TCP dan UDP Protocol JARINGAN KOMPUTER Layanan Dari TCP dan UDP Protocol Nama : Qonita Al afwa NIM : 09011281520103 Kelas : SK5C Dosen Pengampuh : Deris Stiawan, M.T., Ph.D. SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Interprocess communication atau komunikasi antar proses adalah inti dari sistem terdistribusi dan komunikasi antar proses-proses pada system-sistem

Interprocess communication atau komunikasi antar proses adalah inti dari sistem terdistribusi dan komunikasi antar proses-proses pada system-sistem Pertemuan 4 Interprocess communication atau komunikasi antar proses adalah inti dari sistem terdistribusi dan komunikasi antar proses-proses pada system-sistem komputer yang berbeda dapat terjadi jika

Lebih terperinci

Version untuk menunjukkan versi protokol yang dipakai, Header Length menunjukkan panjang paket header dalam hitungan 32 bit.

Version untuk menunjukkan versi protokol yang dipakai, Header Length menunjukkan panjang paket header dalam hitungan 32 bit. Modul 05 INTERNET PROTOCOL (IP) Dalam melakukan pengiriman data protokol IP memiliki sifat yang dikenal sebagai unreliable, connectionless, datagram delivery service. Unreliable atau ketidakhandalan berarti

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Mata kuliah Jaringan Komputer Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom

PENDAHULUAN. Mata kuliah Jaringan Komputer Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom PENDAHULUAN Mata kuliah Jaringan Komputer Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom Materi : I.1 Konsep Dasar Jaringan Komunikasi I.2 Definisi Jaringan Komunikasi I.3 Jaringan Telekomunikasi I.4 Jaringan Komunikasi

Lebih terperinci

MODEL REFERENSI OSI & TCP/IP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

MODEL REFERENSI OSI & TCP/IP. Budhi Irawan, S.Si, M.T MODEL REFERENSI OSI & TCP/IP 1011101010101011101 Budhi Irawan, S.Si, M.T Pendahuluan Model Referensi OSI (Open System Interconnection) merupakan standar dalam protokol jaringan yang dikembangkan oleh ISO

Lebih terperinci

2.2 Dasar Teori. Layer # Nama Unit. Dimana setiap layer memiliki fungsi dan contoh masing-masing.

2.2 Dasar Teori. Layer # Nama Unit. Dimana setiap layer memiliki fungsi dan contoh masing-masing. BAB 2. TCP/IP Model 2.1 Tujuan - Mahasiswa mampu melakukan identifikasi transmisi data menggunakan model TCP/IP - Mahasiswa mampu melakukan identifikasi layer dari model TCP/IP - Mahasiswa mampu menggunakan

Lebih terperinci

Tugas Jaringan Komputer

Tugas Jaringan Komputer Tugas Jaringan Komputer SOAL 1. Jelaskan perbedaan antara dua model jaringan computer: OSI model dan TCP/IP model! 2. Jelaskan fungsi tiap layer pada model TCP/IP! 3. Apa yang dimaksud dengan protocol?

Lebih terperinci

Simulasi dan Monitoring Protokol Dalam Tes Koneksi

Simulasi dan Monitoring Protokol Dalam Tes Koneksi Simulasi dan Monitoring Protokol Dalam Tes Koneksi Imam Prasetyo imp.masiv@gmail.com http://superman-kartini.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

TUGAS JARINGAN KOMPUTER : REVIEW TCP/IP

TUGAS JARINGAN KOMPUTER : REVIEW TCP/IP NAMA : MUHAMMAD AN IM FALAHUDDIN KELAS : 1 D4 LJ NRP : 2110165026 TUGAS JARINGAN KOMPUTER : REVIEW TCP/IP 1. Jelaskan perbedaan antara dua model jaringan komputer : OSI model dan TCP/IP model! TCP/IP hanya

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Perancangan Mobile Tracker Simulator (MTS)

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Perancangan Mobile Tracker Simulator (MTS) IV-1 BAB IV PERANCANGAN Bab ini akan menjelaskan perancangan AntiJam. Pembahasan perancangan pada bab ini akan diorganisasikan menjadi per-modul. Supaya pembahasan dalam Tugas Akhir ini ringkas dan padat,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA. Model Referensi OSI. Achmad Wahyudi, S.Kom

KOMUNIKASI DATA. Model Referensi OSI. Achmad Wahyudi, S.Kom KOMUNIKASI DATA Model Referensi OSI Achmad Wahyudi, S.Kom Pengenalan OSI? Sebuah badan multinasional yang didirikan tahun 1947 yang bernama International Standards Organization (ISO) sebagai badan yang

Lebih terperinci

IP ADDRESS VERSI 6. Budhi Irawan, S.Si, M.T

IP ADDRESS VERSI 6. Budhi Irawan, S.Si, M.T IP ADDRESS VERSI 6 Budhi Irawan, S.Si, M.T Pendahuluan IPv6 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan didalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol internet versi 6. IPv6 dikembangkan

Lebih terperinci

Pertemuan 2, Komunikasi Data, DGS REVIEW DATA INFORMASI KOMUNIKASI KOMUNIKASI DATA

Pertemuan 2, Komunikasi Data, DGS REVIEW DATA INFORMASI KOMUNIKASI KOMUNIKASI DATA REVIEW DATA INFORMASI KOMUNIKASI KOMUNIKASI DATA MODEL KOMUNIKASI Sumber (Pemancar/Pengirim) Yaitu pengirim atau pemancar informasi data.. Komunikasi data dapat juga berlangsung dua arah sehingga pemancar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan internet, muncul tuntutan dari para pengguna jasa telekomunikasi agar mereka dapat memperoleh akses data dengan cepat dimana pun mereka berada.

Lebih terperinci

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications KOMIKASI DATA Dosen: Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications BAB 1 Pendahuluan 1. Model Komunikasi 2. Komunikasi Data 3. Jaringan Komunikasi Data 4. Protokol

Lebih terperinci

Transport Layer El E ectro ect n ro ic En E gineerin ri g Pol o ytech tec nic In I stitu sti t of o Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

Transport Layer El E ectro ect n ro ic En E gineerin ri g Pol o ytech tec nic In I stitu sti t of o Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Transport Layer Electronic Engineering Polytechnic Institut of Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Overview Layer Transport bertugas melakukan sesi komunikasi antara komputer dalam jaringan.

Lebih terperinci

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan 1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan mengatasi problem yang terjadi dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T TCP DAN UDP Budhi Irawan, S.Si, M.T LAPISAN TRANSPOR adalah Lapisan keempat dari Model Referensi OSI yang bertanggung jawab untuk menyediakan layanan-layanan yang dapat diandalkan kepada protokol-protokol

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 13 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian terhadap hasil virtualisasi pada sebuah controller. Melalui virtualisasi, sebuah controller dibagi menjadi beberapa

Lebih terperinci

Naufal Ilham Ramadhan SOAL

Naufal Ilham Ramadhan SOAL SOAL 1. Jelaskan perbedaan antara dua model jaringan komputer : OSI model dan TCP/IP model! 2. Jelaskan fungsi tiap layer pada model TCP/IP! 3. Apa yang dimaksud dengan protokol? 4. Jelaskan tentang konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data merupakan suatu hal yang memiliki andil besar atau alasan khusus mengapa komputer digunakan. Ketersediaan data menjadi salah satu hal yang sangat penting pada

Lebih terperinci

Pemrograman Jaringan

Pemrograman Jaringan Pemrograman Jaringan 1 M O D U L 2 O S I R E F E R E N C E M O D E L T C P / I P P R O T O K O L S U I T E T R A N S P O R T L A Y E R TCP (Transmission Control Protokol) UDP (User Data Protokol) A G R

Lebih terperinci

Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST.

Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST. Model OSI DAN TCP/IP PROTOKOL Konsep Dasar Komunikasi Data Konsep Protokol Jaringan OSI Model Enkapsulasi dan Dekapsulasi TCP/IP Model Protocol Suite TCP/IP Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST. Email

Lebih terperinci

ARSITEKTUR JARINGAN KOMPUTER. Sugiyatno 2009

ARSITEKTUR JARINGAN KOMPUTER. Sugiyatno 2009 ARSITEKTUR JARINGAN KOMPUTER Sugiyatno 2009 ARSITEKTUR JARINGAN KOMPUTER Pembangunan suatu jaringan komputer yang baik, harus memiliki kemampuan untuk mendukung berbagai jenis komponen jaringan (macam

Lebih terperinci

NETWORK LAYER Cont IP6, FORMAT IP6, JENIS IP6

NETWORK LAYER Cont IP6, FORMAT IP6, JENIS IP6 NETWORK LAYER Cont { IP6, FORMAT IP6, JENIS IP6 IPv6 Definisi IPv6 Pengalamatan yang merupakan pengembangan dari IPv4 untuk mengantisipasi perumbuhan penggunaan internet yang kian pesat, diperlukan sistem

Lebih terperinci

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP MODUL 2 WIRESHARK TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan TCP 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan UDP DASAR TEORI Protokol

Lebih terperinci

Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area

Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area network (WAN), atau antara node di dalam sebuah segmen

Lebih terperinci

Bab III Prinsip Komunikasi Data

Bab III Prinsip Komunikasi Data Bab III Prinsip Komunikasi Data Teknologi Jaringan yang menghubungkan beberapa Komputer baik dalam area kecil maupun besar mempunyai aturan aturan baku atau Prinsip prinsip baku dalam komunikasi data.

Lebih terperinci

Lapisan OSI Dan Mcam-Macam Layer

Lapisan OSI Dan Mcam-Macam Layer Lapisan OSI Dan Mcam-Macam Layer Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for open networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internet Protocol Television IPTV (Internet Protocol TV) merupakan sebuah sistem yang mampu menerima dan menampilkan video streaming dalam satu paket internet Protocol. Sebuah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI APLIKASI CHEPPYCHAT UNTUK JARINGAN KOMPUTER PADA LOCAL AREA NETWORK

IMPLEMENTASI APLIKASI CHEPPYCHAT UNTUK JARINGAN KOMPUTER PADA LOCAL AREA NETWORK IMPLEMENTASI APLIKASI CHEPPYCHAT UNTUK JARINGAN KOMPUTER PADA LOCAL AREA NETWORK Nama Mahasiswa : Tadeus Utha D NIM : 04104025 Jurusan : Sistem Komputer Dosen Pembimbing : Yulius Satmoko R,S.kom, M.kom

Lebih terperinci

OSI Reference Model merupakan Model Referensi Standard yang merepresentasikan komunikasi data antar peralatan jaringan dan antar jaringan.

OSI Reference Model merupakan Model Referensi Standard yang merepresentasikan komunikasi data antar peralatan jaringan dan antar jaringan. Modul 11: Overview Open System Interconnection (OSI) Reference Model merupakan model standarisasi internasional yang dibangun oleh International Standardization Organization (ISO) dan International Telecommunication

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara global akan meningkatkan perjalanan udara sebesar 1 2.5%

BAB I PENDAHULUAN. secara global akan meningkatkan perjalanan udara sebesar 1 2.5% 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi udara merupakan industri yang memiliki kaitan erat dengan ekonomi global. Peningkatan 1% Pendapatan Domestik Bruto (PDB) secara global akan meningkatkan

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host Pendahuluan 0Alamat IP berbasis kepada host dan network 0Host: apa saja yang dapat menerima dan mengirim paket. Misal router, workstation 0 Host terhubung oleh satu (atau beberapa) network 0Alamat IP berisi

Lebih terperinci

SNMP (Simple Network Management Protocol) : SNMP Pcapng Analysist

SNMP (Simple Network Management Protocol) : SNMP Pcapng Analysist SNMP (Simple Protocol) : SNMP Pcapng Analysist SNMP (Simple Protocol) adalah Internet Protocol Suite yang dibuat oleh Internet Engineering Task Force (IETF) sekitar tahun 1988 [1]. SNMP digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Protokol Komunikasi Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi komunikasi, perpindahan data, serta penulisan hubungan antara dua atau lebih perangkat komunikasi.

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI. Materi: 1. Komunikasi Data 2. Protocol 3. Remote Procedure Call 4. Object Remote

KOMUNIKASI PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI. Materi: 1. Komunikasi Data 2. Protocol 3. Remote Procedure Call 4. Object Remote KOMUNIKASI PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI Materi: 1. Komunikasi Data 2. Protocol 3. Remote Procedure Call 4. Object Remote Komunikasi Data Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang

Lebih terperinci

Mengenal Komunikasi Data Melalui Layer OSI & TCP/IP

Mengenal Komunikasi Data Melalui Layer OSI & TCP/IP 1 Mengenal Komunikasi Data Melalui Layer OSI & TCP/IP Modification by Melwin S Daulay, S.Kom., M.Eng 2 Protokol Arsitektur komunikasi data Protokol komunikasi komputer : Aturan-aturan dan perjanjian yang

Lebih terperinci

TCP/IP Transmission Control Protocol/ Internet Protocol

TCP/IP Transmission Control Protocol/ Internet Protocol TCP/IP Transmission Control Protocol/ Internet Protocol Protokol untuk komunikasi dalam jaringan komputer yang mendukung platform open source dan closed source. Bisa digunakan mulai tingkat LAN dengan

Lebih terperinci

Refrensi OSI

Refrensi OSI Refrensi OSI Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH KOMUNIKASI DATA

BAHAN KULIAH KOMUNIKASI DATA BAHAN KULIAH KOMUNIKASI DATA TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN Update: Jan-2010 Disajikan oleh: mushlihudin http://mdin.staff.uad.ac.id http://mdin.staff.uad.ac.id 1 / 9 1. Pengertian Komunikasi

Lebih terperinci

Simulasi Jaringan Komputer dengan Cisco Packet Traccer. Kelompok Studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Kota Gorontalo KST

Simulasi Jaringan Komputer dengan Cisco Packet Traccer. Kelompok Studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Kota Gorontalo KST Simulasi Jaringan Komputer dengan Cisco Packet Traccer Kelompok Studi Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Kota Gorontalo KST - 2013 Jaringan & Komputer? Jaringan : Hubungan antara satu atau lebih

Lebih terperinci

DASAR JARINGAN. TCP (Transmission Control Protocol) merupakan protokol (penterjemah) dalam

DASAR JARINGAN. TCP (Transmission Control Protocol) merupakan protokol (penterjemah) dalam DASAR JARINGAN Jaringan komputer merupakan fungsi / proses pengiriman data antara satu komputer menuju komputer lainnya. dalam jaringan komputer kita sering mendengar istilah tentang TCP/IP. Lalu apakah

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA OSI LAYER

KOMUNIKASI DATA OSI LAYER KOMUNIKASI DATA OSI LAYER Arsitektur komunikasi data Pendahuluan Protokol komunikasi komputer : Aturan-aturan dan perjanjian yang mengatur pertukaran informasi antar komputer melalui suatu medium jaringan

Lebih terperinci

BAB 2: INTRODUCTION TCP/IP

BAB 2: INTRODUCTION TCP/IP BAB 2: INTRODUCTION TCP/IP Reza Aditya Firdaus Cisco Certified Network Associate R&S Introduction to TCP/IP DoD (Departement of Defense) dibanding dengan OSI OSI Model Application Presentation Session

Lebih terperinci

Modul 10 TCP/IP Lanjutan

Modul 10 TCP/IP Lanjutan Modul 10 TCP/IP Lanjutan Pendahuluan Router menggunakan informasi IP address dalam paket header IP untuk menentukan interface mana yang akan di-switch ke tujuan. Tiap-tiap layer OSI memiliki fungsi sendiri-sendiri

Lebih terperinci

TUGAS JARKOM. *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer

TUGAS JARKOM. *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer TUGAS JARKOM *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer Pengertian model OSI (Open System Interconnection) adalah suatu model konseptual yang terdiri atas tujuh layer, yang masing-masing layer tersebut mempunyai

Lebih terperinci

IP address adalah sistem pengalamatan pada TCP/IP yang tersusun atas 32 bit angka biner, angka yang hanya dapat bernilai 0 atau 1.

IP address adalah sistem pengalamatan pada TCP/IP yang tersusun atas 32 bit angka biner, angka yang hanya dapat bernilai 0 atau 1. Setiap perangkat jaringan baik komputer, router, ataupun yang lain harus memiliki identitas yang unik. Pada layer network, paket-paket komunikasi data memerlukan alamat pengirim dan alamat penerima dari

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 077 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR TEKNIS DAN OPERASI (MANUAL OF STANDARD CASR PART

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 077 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR TEKNIS DAN OPERASI (MANUAL OF STANDARD CASR PART KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 077 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR TEKNIS DAN OPERASI (MANUAL OF STANDARD CASR PART 170-04)

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing Border Gateway Protocol Nanda Satria Nugraha Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK Semarang,

Lebih terperinci