BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Analisis Sistem yang Berjalan Saat ini, BPPT sebagai tempat melakukan penelitian ini sedang mengadakan kerja sama dengan MAATS (Makasar Advanced Air Traffic System) dan DepHub (Departemen Perhubungan), dalam rangka mengembangkan sistem ADS-B (Air Dependent Surveillance - Broadcast). ADS-B sendiri merupakan sistem pengaturan lalu lintas udara yang nantinya akan bisa menggantikan sistem radar yang dipakai saat ini. Saat ini beberapa peralatan ADS-B receiver sudah di implementasikan di Jakarta, Natuna, Sorong dan Malino. Khusus untuk Sorong dan Malino data-data yang diterima oleh ADS-B receiver di kirim ke MAATS. Data-data yang sudah dikirim di MAATS, akan dikirim kembali secara multicast dengan format asterix-21 (Format yang dikeluarkan oleh euro) dan diterima oleh aplikasi seperti ADS-B Display, Remote Control, dan Monitoring Sistem untuk mengetahui posisi pesawat. BPPT sendiri juga sudah memiliki ADS-B Receiver, tetapi pengiriman datanya dengan format asterix-21 ke aplikasi ADS-B Display secara unicast. BPPT mencoba untuk mengembangkan ADS-B Receiver baik 50

2 51 software maupun hardware dengan meniru dan mencocokkan data dari ADS- B yang sudah ada. Sistem ADS-B yang dimiliki oleh BPPT tidak dapat mengambil data yang ada di MAATS dikarenakan perbedaan sistem pengiriman data yaitu unicast. DisHub, MAATS, dan BPPT mencoba mengembangkan sendiri sistem ADS-B yang akan diimplementasikan pada bandara-bandara udara yang kecil terlebih dahulu Analisis Masalah Berdasarkan analisis terhadap sistem yang sedang berjalan, mendapatkan masalah yang dihadapi yaitu DepHub melihat sistem ADS-B memiliki potensi untuk menjadi teknologi yang dapat meningkatkan keefektifitasan dalam pertukaran informasi, oleh karena itu DepHub merencanakan untuk menggunakan sistem ADS-B di seluruh bandara yang ada di Indonesia. Sebelum Dephub mengimplementasikan sistem ADS-B, Dephub akan melakukan riset terlebih dahulu dan mengajak BPPT dalam penelitian riset tersebut. Dalam melakukan risetnya BPPT menggunakan ADS-B dengan server unicast. sedangkan MAATS memiliki ADS-B Receiver yang menggunakan server multicast. Pada saat BPPT melakukan riset, data yang ada pada server di MAATS tidak dapat di akses atau dengan kata lain tidak dapat terjadi koneksi antara ke-dua sistem tersebut.

3 52 Kegagalan koneksi antara kedua sistem disebabkan karena perbedaan protokol pengiriman data yang digunakan kedua sistem ADS-B tersebut, ADS-B yang terdapat di MAATS dengan server multicast menggunakan protokol UDP dalam pengiriman dan penerimaan data sedangkan sistem ADS-B dengan server unicast yang berada di BPPT menggunakan protokol TCP dalam pengiriman dan penerimaan data. Gambar 3.1 Topologi ADS-B MAATS dan BPPT Aplikasi yang akan dibuat selain untuk sistem ADS-B dapat pula digunakan pada sistem yang melibatkan incompatibilitas metode pengiriman data.

4 Usulan Pemecahan Masalah Untuk mengatasi kedua masalah diatas usulan pemecahan masalah yaitu membuat sebuah aplikasi yang akan mengubah metode pengiriman data yang akan disesuaikan terhadap keperluan metode pengiriman data pada sistem yang sudah ada. Aplikasi ini nantinya dapat diletakkan disisi pengirim data maupun di penerima data atau dengan kata lain di sisi server maupun client. Gambar 3.2 Letak Converter di sisi Penerima Gambar 3.3 Letak Converter di sisi Pengirim Aplikasi converter memiliki dua buah fungsi yang bisa dipilih oleh pengguna aplikasi untuk menyesuaikan dengan kebutuhan sistem.

5 Fungsi Converter pengiriman data unicast menjadi pengiriman data multicast. Fungsi ini akan mengubah metode pengiriman dari pengiriman data secara unicast dengan menggunakan protokol TCP menjadi pengiriman data secara multicast dengan menggunakan protokol UDP. Gambar 3.4 Alur Data Server Unicast ke Client Multicast Dilihat dari gambar 3.4 data yang berasal dari server unicast akan diteruskan router ke aplikasi converter yang pada gambar 3.4 berfungsi sebagai converter dari server unicast ke multicast. Setelah data masuk dan diterima oleh aplikasi maka metode pengiriman data yang bersifat unicast tersebut akan diubah oleh aplikasi menjadi multicast lalu diteruskan ke multicast group yang diinginkan.

6 55 Gambar 3.5 Diagram Blok unicast multicast Dalam fungsi converter unicast ke multicast, data akan diterima oleh aplikasi melalui fungsi recv(), setelah data diterima oleh fungsi recv() maka data tersebut akan di simpan di sebuah variabel. Kemudian proses pengiriman data dapat dimulai dengan memanggil data yang telah berada di variabel kemudian menggunakan fungsi sendto() untuk mengirim data secara multicast Fungsi converter pengiriman data multicast mejadi pengiriman data unicast Fungsi ini akan mengubah metode pengiriman data yang dikirimkan dari metode pengiriman multicast dengan menggunakan protokol UDP menjadi metode pengiriman data unicast menggunakan TCP.

7 56 Gambar 3.6 Alur data server multicast ke client unicast Pada gambar 3.6 menggambarkan koneksi antara server multicast dan client unicast, data akan diteruskan router ke aplikasi converter yang sudah menjadi anggota multicast group server. Setelah data diterima oleh aplikasi tersebut maka metode pengiriman data yang tadinya bersifat multicast akan di ubah menjadi unicast untuk selanjutnya dikirim ke client unicast yang sudah terkoneksi dengan aplikasi. Gambar 3.7 Diagram Blok Multicast ke Unicast

8 57 Dalam fungsi converter multicast menjadi unicast data yang dikirim secara multicast akan diterima menggunakan fungsi recvfrom() dan setelah data berhasil diterima, data akan dimasukan ke sebuah variabel. Variabel yang menyimpan data tersebut akan dipanggil kembali pada saat pengiriman secara unicast terjadi, pengiriman tersebut menggunakan fungsi send(). Ada perbedaan antara melayani client pada metode multicast dengan client pada metode unicast, untuk metode multicast, menganalisis dari cara kerja multicast, aplikasi akan bekerja lebih mudah dalam hal pengiriman data karena aplikasi hanya akan mengirim data ke satu alamat saja yaitu alamat multicast group dari client multicast, dan aplikasi ini tidak memberikan perlakuan khusus terhadap client multicast karena multicast itu sendiri bersifat connectionless dengan kata lain penanganan client dengan metode multicast lebih mudah. Sedangkan pada metode unicast yang bersifat connection orientied, aplikasi wajib memberikan koneksi tersendiri untuk setiap client. Oleh karena itu, perlunya perlakuan khusus untuk melayani client unicast. Terdapat beberapa alternative pemecahan masalah untuk penanganan client unicast dengan mengunakan metode multithread dan metode multiplexing.

9 58 Metode yang mengunakan metode MultiThread dan metode antrian Dengan menggunakan multithread, aplikasi akan menangani setiap client yang terkoneksi menggunakan thread. Pada aplikasi ini thread yang menangani hal tersebut adalah thread client, diharapkan dengan thread, client yang terkoneksi ke aplikasi converter ini tidak terbatas atau dinamis dan juga diharapkan dengan penggunaan thread akan menghemat penggunaan resource. Thread juga diciptakan untuk menangani data masuk yang dikirim dari sender multicast. Untuk memastikan setiap client mendapatkan data yang benar dan data yang diakses oleh client adalah selalu data yang paling baru maka digunakan metode antrian untuk mengatur antrian client dalam mengakses data dan juga menggunakan metode antrian tersebut untuk mengantrikan data. Dengan mekanisme thread dan antrian ini diharapkan aplikasi akan mampu menangani client dan data secara akurat.

10 59 Gambaran secara logis mekanisme Aplikasi dalam menangani client unicast Dari gambar 3.8 setiap client yang terkoneksi akan di antrikan ke antrian client dan setiap client memiliki thread

11 60 sendiri. Thread client disini memiliki dua tugas utama yaitu memastikan secara terus menerus terkoneksi dari client dengan membuat sebuah thread yang berhubungan langsung dengan client yaitu thread recv(), thread recv() sendiri bertugas untuk menangkap nilai yang dikembalikan oleh client dengan menggunakan fungsi recv(), fungsi recv() disini akan menggembalikan nilai bila ada perubahan dari client baik itu client putus maupun client melakukan send. Tetapi nilai yang berpengaruh disini adalah nilai balikan bila client tersebut putus, nilai tersebut akan memicu thread recv() untuk memanggil fungsi popcln() yang nantinya berfungsi untuk menghilangkan client dari antrian, kemudian tugas yang kedua adalah thread client akan kirim data menggunakan fungsi send() selama antrian data di thread client sendiri tidak kosong. Untuk penanganan data yang masuk dari multicast sender data akan diteruskan ke antrian data yang ada di setiap client setelah diterima oleh thread data, thread data sendiri memiliki fungsi utama untuk menangkap data yang dikirim oleh sender multicast secara terus menerus

12 61 Masing masing thread client akan langsung mengirim semua data yang terdapat di antrian ke client masing masing, setiap thread client melakukan pengiriman data, thread client juga akan menghapus data yang sudah dikirim. Jika ada data yang hendak masuk ke dalam antrian sedangkan antrian sudah penuh maka secara otomatis akan memanggil fungsi popdt() untuk menghapus data sebelum ditambah data baru. Metode menggunakan I/O Multiplexing. Pada metode I/O Multiplexing akan diciptakan file descriptor yang berisi socket socket yang diciptakan oleh aplikasi itu sendiri setiap aplikasi menerima koneksi baik koneksi multicast maupun unicast. File descriptor tersebut akan menjadi tolak ukur dalam menentukan urutan koneksi yang dilayani oleh aplikasi. Pada metode ini diperlukan pula fungsi select() yang berguna untuk memisahkan socket socket berdasarkan jenis pelayanannya, jenis pelayanan yang dimaksudkan disini adalah jenis pelayanan untuk menerima data dan layanan untuk mengirim data. Dengan penggunaan fungsi

13 62 select() maka aplikasi hanya akan memberikan pelayanan berdasarkan jenis pelayanan yang diharapkan oleh socket socket tersebut. Dan dengan keadaan tersebut socket socket akan terlayani secara akurat. client konverter Select () sender multicast : socket : terima data multicast : kirim data unicast Gambar 3.9 Diagram Blok Converter Server Multicast ke Unicast dengan I/O Multiplexing Berdasarkan gambar 3.9 sebelum terjadinya pertukaran data maka terlebih dahulu aplikasi akan membuat file descriptor untuk dijadikan tolak ukur untuk menangani socket socket hasil koneksi baik sender multicast maupun client unicast. File descriptor merupakan file yang didalam nya terdiri dari socket hasil koneksi.

14 63 Untuk melakukan pertukaran data maka fungsi select() menjadi penting karena fungsi select akan berfungsi sebagai pengintip untuk mengetahui jenis layanan yang dibutuhkan oleh socket socket tersebut. Setelah aplikasi mengetahui hasil dari fungsi select() tadi maka aplikasi akan melayani socket socket berdasarkan kebutuhan layanan dari socket socket tersebut dengan cara melayani secara bergiliran dan terus menerus selama socket tersebut masih aktif. 3.2 Perancangan Perancangan Layar 1. Layar pemilihan jenis koneksi Selamat Datang di Server Converter Jenis Koneksi U untuk menjadi server Unicast M untuk menjadi server Multicast Tentukan Jenis Koneksi : _ Gambar 3.10 Layar Pemilihan Koneksi

15 64 Layar jenis koneksi memberikan pilihan user pilihan koneksi yang diinginkan yang nantinya bertujuan untuk menentukan jenis koneksi data yang ingin dikirim melalui aplikasi ini. Pilihan tersebut ditandai dengan pemilihan jenis koneksi U untuk server unicast dan M untuk server multicast. 2. Layar inputan Port & IP Server Aplikasi ini berjalan sebagai Server Unicast Masukkan Inputan Port Multicast : _ IP Multicast : _ Port Unicast : _ Gambar 3.11 Layar Input Port & IP Server Unicast

16 65 Aplikasi ini berjalan sebagai Server Multicast Masukkan Inputan IP Unicast : _ Port Unicast : _ Port Multicast : _ IP Multicast : _ Gambar 3.12 Layar Input Port & IP Server Multicast Gambar 3.11 dan 3.12 merupakan layar inputan untuk meminta inputan berupa IP dan Port untuk menentukan IP serta Port yang dibutuhkan user agar dapat mengconvert data menjadi jenis data yang diinginkan dan kemudian dapat dikirimkan ke IP client tujuan.

17 Perancangan FlowchartAplikasi FlowchartPerancangan Aplikasi Utama Gambar 3.13 FlowchartUtama Saat aplikasi dijalankan user perlu menentukan terlebih dahulu fungsi dari aplikasi tersebut, apakah akan menjadi converter metode pengiriman data dari unicast menjadi metode pengiriman

18 67 data multicast atau berfungsi sebagai converter metode pengiriman data multicast menjadi metode pengiriman data unicast. Pilihan unicast menjadikan aplikasi berfungsi sebagai converter metode pengiriman data multicast menjadi metode pengiriman data unicast dan pilihan multicast menjadikan aplikasi berfungsi sebagai metode pengiriman data server unicast menjadi metode pengiriman data multicast. Setelah menentukan fungsi dari aplikasi tersebut maka user akan dimintai inputan berupa ip multicast group, port multicast dan port unicast untuk aplikasi yang berfungsi sebagai converter metode pengiriman data multicast menjadi metode pengiriman data unicast (unicast), sedangkan untuk aplikasi yang berfungsi sebagai converter metode pengiriman data unicast menjadi metode pengiriman data multicast (multicast) memerlukan inputan ip unicast, port unicast, ip multicast group, port multicast group.

19 FlowchartPerancangan fungsi Unicast ke Multicast Gambar 3.14 FlowchartConverter Unicast ke Multicast Pada saat aplikasi berfungsi sebagai multicast (converter metode pengiriman data unicast menjadi metode pengiriman data multicast) maka aplikasi akan terlebih dahulu melakukan inisialisasi untuk dapat terhubung ke server unicast dan membuka port untuk multicast group.

20 69 aplikasi akan looping selamanya sampai koneksi dari server unicast terputus. Selama proses looping tersebut terjadi, aplikasi akan menerima data yang dikirimkan oleh server, dengan menggunakan socket TCP dan menggunakan port yang sudah di buka oleh server agar dapat terhubung ke server unicast. Setelah data di terima data akan dikirimkan kembali menggunakan socket UDP dan menggunakan port yang sudah ditentukan pengiriman data tersebut diarahkan ke ip multicast group client pengiriman terjadi Port selama ada data baru.

21 FlowchartPerancangan fungsi Multicast ke Unicast menggunakan metode Multi Thread dan metode antrian Gambar 3.15 FlowchartConverter Multicast ke Unicast

22 71 Pada saat aplikasi berfungsi sebagai unicast (converter metode pengiriman data multicast menjadi metode pengiriman data unicast) maka aplikasi akan terlebih dahulu melakukan inisialisasi agar dapat terhubung dengan server multicast group dan membuka port untuk koneksi client unicast. Setelah inisialisasi selesai maka aplikasi akan menciptakan sebuah thread yang berfungsi sebagai pengatur data yang masuk, thread tersebut di beri nama thread data. Penerimaan data disini menggunakan socket UDP dan mengikuti port yang di buka oleh sender multicast. Disamping itu, terjadi looping yang digunakan untuk menerima koneksi client, lalu koneksi client tersebut akan diarahkan ke antrian client menggunakan fungsi pushcl(). Pada fungsi puscl() aplikasi akan menciptakan thread client, thread client disini akan tercipta sebanyak client yang terkoneksi. Pada thread client akan tercipta antrian data yang telah diterima oleh thread data, selama antrian data tidak kosong maka thread client akan melakukan pengiriman data ke client unicast, pengiriman data akan menggunakan socket TCP dan menggunakan port yang telah ditentukan. Untuk lebih jelasnya menjabarkan flowchart flowchart pendukung yang terdapat pada fungsi converter multicast menjadi unicast dengan menggunakan metode multithread dan antrian

23 72 FlowchartThread Data Thread data Terima data Pushdt() Gambar 3.16 FlowchartThread Data Thread ini berfungsi untuk memastikan bahwa looping akan terjadi untuk menerima data yang dikirim oleh multicast group secara terus menerus. Selain itu thread akan mengirimkan setiap data yang di dapat ke antrian data di setiap thread client dengan memanggil fungsi pushdt().

24 73 FlowchartPushdt() Gambar 3.17 FlowchartPushdt() Pada fungsi pushdt(), data akan di kirimkan ke antrian data di setiap thread client. Maksimal data yang ada di antrian adalah dua data per thread client. Bila data di antrian sudah ada dua maka aplikasi akan memanggil fungsi popdt() untuk menghapus data agar data yang paling baru bisa masuk kedalam antrian.

25 74 FlowchartPushcl() Pushcl() If antrian klien == NULL true Klien chead = klien false Klien ctail next = klien ccurr Klien tail = klien ccurr Thread client Gambar 3.18 FlowchartPushcl() Fungsi pushcl() disini adalah memastikan setiap client yang terkoneksi ke server unicast akan diantrikan di antrian client dan setiap client dipastikan akan memiliki thread sendiri dengan menjalankan thread client.

26 75 FlowchartThread Client Thread client Thread pts If client == NULL false antrian data tidak kosong true Kirim data Popdt() Gambar 3.19 Flowchart Thread Client Setiap koneksi client akan dilayani oleh thread tersendiri setelah koneksi client tersebut masuk dalam antrian, thread disini berfungsi untuk memastikan setiap koneksi client dapat melakukan kirim data dan hapus data tanpa terpengaruh koneksi client lain nya. Dalam thread client juga terdapat antrian data yg berisi data data yang diantrikan untuk selanjutnya dikirim. Setiap

27 76 melakukan pengiriman data maka thread akan memanggil fungsi popdt() untuk menghapus data yang sudah terkirim. Untuk memastikan semua koneksi client dapat terkontrol dengan baik maka setiap thread client juga memiliki sebuah thread yang diberi nama thread pts, thread pts ini digunakan untuk mendeteksi apakah koneksi client terputus dari server atau tidak.

28 77 FlowchartPopdt() Gambar 3.20 Flowchart Popdt() Fungsi popdt() memiliki fungsi utama untuk menghapus data yang diperlukan dan menghapus data yang sudah tidak diperlukan atau dengan kata lain data yang sudah dikirim. Pada fungsi ini setiap data yang akan dihapus akan disalin ke variabel cldt. Setelah data di salin maka antrian akan di susun kembali dan selanjutnya melakukan penghapusan data dengan menggunakan fungsi free() pada variabel cldt.

29 78 Flowchart ThreadPts Thread pts Recv() false If recv () <0 true Popcln() Gambar 3.21 Flowchart ThreadPts Thread ini akan menjalankan fungsi recv() secara looping sehingga akan terpantau jika koneksi client terputus, jika koneksi client terputus maka fungsi recv ini akan membalikan nilai. Nilai tersebut akan di validasikan lagi jika lebih kecil atau sama dengan nol (0) maka client

30 79 dianggap terputus kemudian thread pts ini akan memanggil fungsi popcln(). Flowchart Popcln() Popcln() If client == chead && client ==ctail true Free (client) Keluar dari antrian false if client == chead true Free (client) Keluar dari antrian false if client == ctail true Free (client) Keluar dari antrian false Free (client) Keluar dari antrian Gambar 3.22 Flowchart Popcln() Keterangan 1. if client == chead && client = = ctail, validasi ini akan berlaku jika antrian hanya terdapat satu client.

31 80 2. if client == chead, validasi ini akan berlaku jika client yang akan dihapus berada di awal antrian. 3. if client == ctail, validasi ini akan berlaku jika client yang akan dihapus berada di akhir antrian. 4. validasi terakhir bila validasi sebelumnya false maka akan berlaku jika client yang ingin dihapus bukan berada di awal dan di akhir antrian. Sebuah koneksi yang terputus tidak akan bisa keluar dengan sendiri dari sebuah antrian oleh karena itu perlu adanya sebuah fungsi yang mengeluarkan thread dari antrian agar tidak mengganggu proses lainnya. Fungsi yang dimaksud disini adalah fungsi popcln(), secara garis besar fungsi ini bekerja jika ada koneksi client yang terputus dan fungsi ini memastikan pula bahwa thread client yang dikeluarkan dari antrian adalah benar thread client yang terputus koneksi nya. Untuk itu fungsi popcln() memiliki tiga validasi yang berguna untuk memastikan letak thread dari antrian client mana yang harus di keluarkan dari antrian.

32 FlowchartPerancangan Aplikasi Multicast ke Unicast menggunakan I/O Multiplexing Gambar 3.23 Flowchart I/O Multiplexing

33 82 Pada saat aplikasi berfungsi sebagai unicast (Converter server multicast ke unicast) maka aplikasi akan terlebih dahulu melakukan inisialisasi. Setelah inisialisasi selesai aplikasi mulai menciptakan file descriptor yang diberi nama master, file descriptor master ini awalnya menyimpan socket listener dan socket sd yang merupakan socket untuk koneksi multicast. Selanjutnya aplikasi akan looping secara terus menerus, pada saat looping tersebut aplikasi pertama-tama akan menyalin semua isi dari file descriptor master ke file descriptor yang di beri nama read_fds. Kemudian menjalankan fungsi select(), fungsi select() di aplikasi adalah mengintip semua socket yang berada di file deskriptor read_fds untuk mengetahui layanan apa saja yang dibutuhkan socket socket tersebut. Setelah itu aplikasi akan memberikan beberapa validasi yang berguna mengetahui layanan yang cocok dari socket. Validasi pertama aplikasi akan mencek satu demi satu socket yang ada di file descriptor apakah socket tersebut memiliki kepentingan untuk menerima koneksi client, validasi yang digunakan adalah apakah socket merupakan socket sd atau bukan, jika socket tersebut merupakan socket sd maka aplikasi akan mencek apakah ada permintaan koneksi dari client unicast atau

34 83 tidak, bila ada maka aplikasi akan menciptakan socket baru yang digunakan untuk melayani client unicast. Bila ternyata socket tadi bukan socket sd maka aplikasi melanjutkan validasi kedua, validasi kedua berguna untuk mencek apakah socket tersebut memiliki kepentingan pada penerimaan data dengan mencek apakah socket tersebut merupakan socket listerner, jika betul socket tersebut adalah socket listener maka aplikasi akan menjalankan fungsi recvfrom() yang berguna untuk menerima data dari sender multicast, setelah aplikasi mendapatkan data dari sender multicast akan dilakukan pengiriman data ke semua socket yang terdaftar di file deskriptor master kecuali socket sd dan socket listener. Jika socket tadi bukan socket listener maka aplikasi akan menjalankan validasi ketiga, yang berfungsi mencek koneksi dari socket tersebut, maksud dari cek koneksi disini adalah memastikan koneksi dari socket tersebut apakah masih terkoneksi atau sudah putus, pengecekan disini menggunakan fungsi recv() yang akan membalikan nilai lebih kecil atau sama dengan nol (0) bila client terputus. Bila nilai balikan dari recv() tersebut nol (0) atau lebih kecil dari nol (0) maka socket tersebut akan di tutup dan akan dihapus dari file deskriptor master.

35 84 Validasi validasi tadi akan terus berulang dengan menggunakan socket socket yang berbeda mengikuti urutan socket yang ada di file deskriptor master.

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat mentransmisikan gelombang untuk pendeteksian. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat mentransmisikan gelombang untuk pendeteksian. Dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada suatu badan penerbangan sangatlah penting dengan sejalannya perkembangan teknologi yang ada. Awalnya setiap badan penerbangan dalam pengiriman

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMESTASI DAN EVALUASI. permasalahan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.

BAB 4 IMPLEMESTASI DAN EVALUASI. permasalahan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. BAB 4 IMPLEMESTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi dari hasil analisis permasalahan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem yang Berjalan Sesuai dengan rekomendasi ICAO (International Civil Aviation Organization) pada tahun 2002 untuk memilih teknologi ADS-B sebagai prioritas

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk membantu dalam proses pemantauan jaringan switch backbone

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk membantu dalam proses pemantauan jaringan switch backbone BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Rancangan Layar Untuk membantu dalam proses pemantauan jaringan switch backbone dibutuhkan sebuah aplikasi yang memiliki user interface agar mudah digunakan. Rancangan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Program Program yang dibuat penulis bertujuan untuk menangkap paket-paket data yang penulis inginkan pada komputer di jaringan berbeda. Agar tujuan dari pembuatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Konsep Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sekelompok komputer yang dihubungkan dengan yang lainnnya menggunakan protokol komnuikasi melalui media transmisi atau media

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Jaringan komputer memegang peran yang signifikan dalam menghadapi persaingan kompetitif di masa yang akan datang, karena dapat memberikan efisiensi pada penggunaan sumber daya yang ada,

Lebih terperinci

REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP

REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP A. Dasar Teori Apa itu jaringan komputer? Jaringan Komputer adalah sebuah sistem yang terdiri dari dua atau lebih komputer yang saling terhubung satu sama lain melalui media

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Perancangan aplikasi meliputi server, pengajar dan mahasiswa. Server akan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Perancangan aplikasi meliputi server, pengajar dan mahasiswa. Server akan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Perancangan aplikasi meliputi server, pengajar dan mahasiswa. Server akan melakukan koneksi dengan pengajar dan mahasiswa secara unicast dengan menggunakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI APLIKASI CHEPPYCHAT UNTUK JARINGAN KOMPUTER PADA LOCAL AREA NETWORK

IMPLEMENTASI APLIKASI CHEPPYCHAT UNTUK JARINGAN KOMPUTER PADA LOCAL AREA NETWORK IMPLEMENTASI APLIKASI CHEPPYCHAT UNTUK JARINGAN KOMPUTER PADA LOCAL AREA NETWORK Nama Mahasiswa : Tadeus Utha D NIM : 04104025 Jurusan : Sistem Komputer Dosen Pembimbing : Yulius Satmoko R,S.kom, M.kom

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i. Daftar Gambar...ix. Daftar Tabel...xi Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah...

DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i. Daftar Gambar...ix. Daftar Tabel...xi Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah... DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Kata Pengantar...i Abstraksi Daftar Isi iv v Daftar Gambar...ix Daftar Tabel...xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...1 1.2. Rumusan Masalah. 3 1.3. Batasan Masalah....3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota International Civil Aviation Organization (ICAO) terikat dengan

BAB I PENDAHULUAN. anggota International Civil Aviation Organization (ICAO) terikat dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai bagian dari jalur penerbangan sipil internasional dan anggota International Civil Aviation Organization (ICAO) terikat dengan peraturan internasional

Lebih terperinci

26/09/2013. Pertemuan III. Elisabeth, S.Kom - FTI UAJM. Referensi Model TCP/IP

26/09/2013. Pertemuan III. Elisabeth, S.Kom - FTI UAJM. Referensi Model TCP/IP Pertemuan III Referensi Model TCP/IP 1 TCP/IP dikembangkan sebelum model OSI ada. Namun demikian lapisan-lapisan pada TCP/IP tidaklah cocok seluruhnya dengan lapisan-lapisan OSI. Protokol TCP/IP hanya

Lebih terperinci

LAPISAN TRANSPORT. Budhi Irawan, S.Si, M.T

LAPISAN TRANSPORT. Budhi Irawan, S.Si, M.T LAPISAN TRANSPORT Budhi Irawan, S.Si, M.T TRANSPORT LAYER Lapisan Transpor merupakan lapisan ke-4 pada Model Referensi OSI yang secara umum lapisan transpor mempersiapkan data untuk di proses pada lapisan

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER. Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP

TRANSPORT LAYER. Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP TRANSPORT LAYER Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP Transport Layer melakukan segmentasi dan menyatukan kembali data yang tersegmentasi menjadi suatu arus data. Layanan-layanan yang terdapat di transport

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Panggil class Singleapplication modul Run. IF Run == false THEN. Program ini akan keluar. Form_utama. InitializeComponent

LAMPIRAN. Panggil class Singleapplication modul Run. IF Run == false THEN. Program ini akan keluar. Form_utama. InitializeComponent LAMPIRAN Pseudocode Pseudocode Program Sniffer Class Form_utama Mainline Panggil class Singleapplication modul Run IF Run == false THEN Program ini akan keluar Form_utama Form_utama InitializeComponent

Lebih terperinci

TUGAS JARINGAN KOMPUTER

TUGAS JARINGAN KOMPUTER TUGAS JARINGAN KOMPUTER Visualisasi Layanan Yang Berjalan Pada Protokol UDP Dan TCP Nama : Alfiansyah Nim : 09011281520131 SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERISTAS SRIWIJAYA 2017/2018 1. Layanan

Lebih terperinci

Minggu 6 Transport Layer

Minggu 6 Transport Layer Minggu 6 Transport Layer 1 Overview Layer Transport bertugas melakukan sesi komunikasi antara komputer dalam jaringan. Menenirukan bagaimana data ditransmisikan. Dua Protocol Transport Layer yang dipakai

Lebih terperinci

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP MODUL 2 WIRESHARK TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan TCP 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan UDP DASAR TEORI Protokol

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. multicast menggunakan perangkat-perangkat sebagai berikut:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. multicast menggunakan perangkat-perangkat sebagai berikut: 52 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Jaringan Perancangan jaringan untuk aplikasi video streaming dengan metode multicast menggunakan perangkat-perangkat sebagai berikut: 1. 3 buah PC dan 1 buah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam

Lebih terperinci

Pemrograman Jaringan

Pemrograman Jaringan Pemrograman Jaringan 1 M O D U L `6 UDP SOCKET PROGRAMMING A G R Y A L F I A H, S T., U N I V E R S I T A S G U N A D A R M A UDP memiliki karakteristik sebagai berikut : 2 Connectionless (tanpa koneksi)

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Mengimplementasikan FTP Mengimplementasikan telnet

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISEM 1.1 Perancangan Perangkat Keras dibawah ini: Sistem yang dirancang terdiri atas beberapa bagian modul yaitu seperti diagram Internet Router E-Buddy Serial to Console Switch HP SMS

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Chatting merupakan salah satu sarana komunikasi. Chat menjadi popular dan digunakan banyak orang di dunia karena menawarkan

Lebih terperinci

APLIKASI UNTUK PEMANTAUAN LAN PADA STUDI KASUS DI UNIVERSITAS BUNDA MULIA. Abstract

APLIKASI UNTUK PEMANTAUAN LAN PADA STUDI KASUS DI UNIVERSITAS BUNDA MULIA. Abstract APLIKASI UNTUK PEMANTAUAN LAN PADA STUDI KASUS DI UNIVERSITAS BUNDA MULIA Halim Agung halimagung89@gmail.com Tekhnik Informatika Universitas Bunda Mulia Abstract Peningkatan kualitas suatu proses belajar

Lebih terperinci

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP MODUL 2 WIRESHARK TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan TCP 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan UDP DASAR TEORI Protokol

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. pembuatan VLAN, pengujian terhadap pembuatan monitoring bandwith dan

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. pembuatan VLAN, pengujian terhadap pembuatan monitoring bandwith dan BAB IV PENGUJIAN SISTEM Pengujian sistem yang dilakukan merupakan pengujian terhadap aplikasi pada PC Router yang telah selesai dibuat. Dimulai dari Pengujian terhadap authentifikasi, pengujian terhadap

Lebih terperinci

Gambar.3.2. Desain Topologi PLC Satu Terminal

Gambar.3.2. Desain Topologi PLC Satu Terminal BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Desain Topologi Jaringan Gambar.3.1 Desain Topologi Sharring File Topologi diatas digunakan saat melakukan komunikasi data digital secara peer to peer sehingga PLC ataupun

Lebih terperinci

PROTOKOL KOMUNIKASI. Budhi Irawan, S.Si, M.T

PROTOKOL KOMUNIKASI. Budhi Irawan, S.Si, M.T PROTOKOL KOMUNIKASI Budhi Irawan, S.Si, M.T Pendahuluan Komunikasi antar komputer dari vendor yang berbeda dapat terjalin jika menggunakan protokol yang sama. Protokol Jaringan adalah sekumpulan aturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling dihubungkan bersama menggunakan media komunikasi tertentu. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. saling dihubungkan bersama menggunakan media komunikasi tertentu. Informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan komputer adalah kumpulan komputer dan peralatan lain yang saling dihubungkan bersama menggunakan media komunikasi tertentu. Informasi yang melintas

Lebih terperinci

SHARE DATA & TRANSACTION

SHARE DATA & TRANSACTION SHARE DATA & TRANSACTION 8.1. Shared Data Sharing adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk membagi suatu file, perangkat dan koneksi internet untuk digunakan secara bersama-sama dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TCP/IP UNTUK MEMBUAT SERVER DATABASE ACCESS ABSTRAK

IMPLEMENTASI TCP/IP UNTUK MEMBUAT SERVER DATABASE ACCESS ABSTRAK IMPLEMENTASI TCP/IP UNTUK MEMBUAT SERVER DATABASE ACCESS Yones Raven, Teady Matius Surya Mulyana yonesraven@gmail.com, tmulyana@bundamulia.ac.id Program Studi Teknik Informatika, Universitas Bunda Mulia

Lebih terperinci

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T TCP DAN UDP Budhi Irawan, S.Si, M.T LAPISAN TRANSPOR adalah Lapisan keempat dari Model Referensi OSI yang bertanggung jawab untuk menyediakan layanan-layanan yang dapat diandalkan kepada protokol-protokol

Lebih terperinci

Materi 7 Layer 4 Transport

Materi 7 Layer 4 Transport Materi 7 Layer 4 Transport Missa Lamsani Hal 1 Transport Layer Missa Lamsani Hal 2 Fungsi Layer Transport (Layer 4) Lapisan transpor atau transport layer adalah lapisan keempat dari model referensi jaringan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Permasalahan Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat cepat dan maju, telah membuat teknologi tidak dapat dipungkiri dapat mempermudah pekerjaan dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Kebutuhan Sistem Kebutuhan fungsional sistem merupakan paparan mengenai fitur-fitur yang akan dimasukan kedalam aplikasi yang akan dibangun. Fitur fitur tersebut harus memenuhi

Lebih terperinci

PEMANTAUAN LAN PADA UNIVERSITAS BUNDA MULIA DENGAN APLIKASI MONITORING. Halim Agung Tekhnik Informatika Universitas Bunda Mulia

PEMANTAUAN LAN PADA UNIVERSITAS BUNDA MULIA DENGAN APLIKASI MONITORING. Halim Agung Tekhnik Informatika Universitas Bunda Mulia PEMANTAUAN LAN PADA UNIVERSITAS BUNDA MULIA DENGAN APLIKASI MONITORING Halim Agung halimagung89@gmail.com Tekhnik Informatika Universitas Bunda Mulia Abstract Peningkatan kualitas suatu proses belajar

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN CONVERTER PENGIRIMAN DATA UNICAST KE MULTICAST DAN FORMAT DATA ASTERIX-21 VERSI 0.26 KE VERSI 0.

ANALISIS DAN PERANCANGAN CONVERTER PENGIRIMAN DATA UNICAST KE MULTICAST DAN FORMAT DATA ASTERIX-21 VERSI 0.26 KE VERSI 0. ANALISIS DAN PERANCANGAN CONVERTER PENGIRIMAN DATA UNICAST KE MULTICAST DAN FORMAT DATA ASTERIX-21 VERSI 0.26 KE VERSI 0.23 DI BPPT Aditya Putra Prathama Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER DEFINISI

TRANSPORT LAYER DEFINISI TRANSPORT LAYER DEFINISI Transport layer merupakan lapisan keempat pada lapisan OSI layer. Lapisan ini bertanggung jawab menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke tujuan data dengan cara

Lebih terperinci

Bab 5: Lapisan Transport

Bab 5: Lapisan Transport Bab 5: Lapisan Transport Jaringan Komputer Heribertus Yulianton 2013 Cisco and/or its affiliates. All rights reserved. Cisco Public 1 Kerangka Bab 1 Protokol Lapisan Transport 2 TCP dan UDP 2013 Cisco

Lebih terperinci

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com Rahmady Liyantanto liyantanto88@gmail.com liyantanto.wordpress.com Komunikasi Data D3 Manajemen Informatika Universitas Trunojoyo File Transfer Protocol (FTP) adalah suatu protokol yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan

BAB III ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan BAB III ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 3.1 Analisis Sistem Analisis Sistem adalah penguraian dari suatu masalah yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Kebutuhan perusahaan terhadap suatu teknologi yang mampu menangani masalah teknis operasional berskala besar dan secara otomatis mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Mekanisme Penayangan Iklan Digital Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun yang memiliki arti informasi. Iklan adalah suatu cara untuk memperkenalkan,

Lebih terperinci

Fungsi Lapis Transport

Fungsi Lapis Transport Transport Layer Fungsi umum Memungkinkan multi aplikasi dapat dikomunikasikan melalui jaringan pada saat yang sama dalam single device. Memastikan agar, jika diperlukan, data dapat diterima dengan handal

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER. Fikri Fadlillah, ST

TRANSPORT LAYER. Fikri Fadlillah, ST TRANSPORT LAYER Fikri Fadlillah, ST Pendahuluan Protokol pada Transport Layer TCP/IP terdiri atas : TCP UDP Pendahuluan UDP TCP Unreliable Connectionless Internet Telephony Reliable Connection-oriented.

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER Layanan Dari TCP dan UDP Protocol

JARINGAN KOMPUTER Layanan Dari TCP dan UDP Protocol JARINGAN KOMPUTER Layanan Dari TCP dan UDP Protocol Nama : Qonita Al afwa NIM : 09011281520103 Kelas : SK5C Dosen Pengampuh : Deris Stiawan, M.T., Ph.D. SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisa terhadap sistem ini dilakukan agar dapat batasan-batasan ataupun ukuran dari kinerja sistem yang berjalan. Perancangan sistem ini difokuskan

Lebih terperinci

Gambar 4.17 Instalasi Modem Nokia 6100 Install From Disk

Gambar 4.17 Instalasi Modem Nokia 6100 Install From Disk 80 Pilih Have Disk Gambar 4.16 Instalasi Modem Nokia 6100 Install New Modem Pilih Browse Gambar 4.17 Instalasi Modem Nokia 6100 Install From Disk 81 Pilih driver modem kemudian klik Open Gambar 4.18 Instalasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan tentang teori-teori pendukung yang diperlukan untuk mendukung dalam penyelesaian skripsi ini. Teori-teori yang dituliskan pada bab ini yaitu mengenai jaringan komputer,

Lebih terperinci

Proses Burst Time Prioritas P P1 7 1 P2 9 3 P P4 19 2

Proses Burst Time Prioritas P P1 7 1 P2 9 3 P P4 19 2 1. Pengertian sistem operasi: program yang menjadi perantara pengguna komputer dengan perangkat keras komputer mengalokasi resource untuk proses-proses yang di pengguna mengontrol program 2. Gambar organisasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM 29 BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Penelitian bertujuan untuk merancang sebuah sistem yang dapat melakukan penyampaian sebuah pesan multi chatting kedalam media LAN. Ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. komputer. Data-data tersebut dikirimkan secara nirkabel dari node satu ke node

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. komputer. Data-data tersebut dikirimkan secara nirkabel dari node satu ke node BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Pada metode penelitian tugas akhir ini dilakukan untuk mendapatkan informasi data ketinggian air sungai beserta waktu saat itu untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai universitas yang berkembang pesat dan memiliki rencana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai universitas yang berkembang pesat dan memiliki rencana untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Bina Nusantara merupakan salah satu universitas yang menjadi panutan universitas lain dalam penerapannya terhadap dunia teknologi informasi. Sebagai universitas

Lebih terperinci

FIREWALL dengan Iptables

FIREWALL dengan Iptables FIREWALL dengan Iptables Pendahuluan Firewall merupakan bagian perangkat keamanan jaringan dan merupakan suatu cara atau mekanisme yang diterapkan baik terhadap perangkat keras (hardware), perangkat lunak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Gambaran Umum Sistem Perancangan kendali kelistrikan rumah menggunakan web dimulai dari perancangan hardware yaitu rangkaian pengendali dan rangkaian pemantau seperti rangkaian

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI ADMINISTRASI & MANAGEMENT JARINGAN. PRAKTIKUM 3 Pemrograman Socket dengan TCP

LAPORAN RESMI ADMINISTRASI & MANAGEMENT JARINGAN. PRAKTIKUM 3 Pemrograman Socket dengan TCP LAPORAN RESMI ADMINISTRASI & MANAGEMENT JARINGAN PRAKTIKUM 3 Pemrograman Socket dengan TCP Oleh : Teesa Wijayanti 2 D3 IT B 2103141036 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Praktikum 3 Pemrograman Socket

Lebih terperinci

Transport Layer El E ectro ect n ro ic En E gineerin ri g Pol o ytech tec nic In I stitu sti t of o Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

Transport Layer El E ectro ect n ro ic En E gineerin ri g Pol o ytech tec nic In I stitu sti t of o Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Transport Layer Electronic Engineering Polytechnic Institut of Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Overview Layer Transport bertugas melakukan sesi komunikasi antara komputer dalam jaringan.

Lebih terperinci

Fungsi Lapis Transport

Fungsi Lapis Transport Transport Layer Fungsi umum Memungkinkan multi aplikasi dapat dikomunikasikan melalui jaringan pada saat yang sama dalam single device. Memastikan agar, jika diperlukan, data dapat diterima dengan handal

Lebih terperinci

By. Gagah Manunggal Putra Support by :

By. Gagah Manunggal Putra Support by : Computer Networking By. Gagah Manunggal Putra Support by : Apa itu Jaringan Komputer? Jaringan Komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. terjadi. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis proses bisnis yang sedang berjalan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. terjadi. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis proses bisnis yang sedang berjalan BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Berjalan Setiap proses pembuatan sistem, pasti berdasarkan permasalahan yang terjadi. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis proses bisnis

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan komputer dapat saling berkomunikasi meskipun dengan jarak yang

1 BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan komputer dapat saling berkomunikasi meskipun dengan jarak yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaringan komputer sudah semakin luas, sehingga memungkinkan komputer dapat saling berkomunikasi meskipun dengan jarak yang amat jauh (Qonitah, 2012).

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 29 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram sistem absensi ini dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem Fungsi fungsi dari blok diatas adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan tentang pandangan awal persoalan yang terjadi dalam penulisan laporan tugas akhir, berisi latar belakang, identifikasi masalah, tujuan tugas akhir, lingkup tugas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Mekanisme pengujian dilakukan dengan menggunakan dua buah server sekaligus

BAB IV ANALISA. Mekanisme pengujian dilakukan dengan menggunakan dua buah server sekaligus BAB IV ANALISA 4.1 ANALISA TOPOLOGI Mekanisme pengujian dilakukan dengan menggunakan dua buah server sekaligus difungsikan sebagai router penghubung dengan jaringan internet. Masing-masing server dihubungkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pesat teknologi jaringan dan meluasnya pengguna sistem jaringan saat ini memungkinkan semakin beragamnya penerapan yang dapat dilakukan melalui jaringan

Lebih terperinci

Agenda. Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP

Agenda. Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP Agenda Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP 2 Protokol Definisi : A rule, guideline, or document which guides how an activity should be performed. Dalam ilmu komputer, protokol adalah konvensi

Lebih terperinci

REVIEW DAN REVISI BUKU

REVIEW DAN REVISI BUKU REVIEW DAN REVISI BUKU Anggota Kelompok Fani Jasmine Bahar(0606101326, Kelas B) Fatimah(0606104246, Kelas A) Muhammad Ghafur AWS(0606031515, Kelas B) Winda Sagita (0606104353, Kelas A) Komentar Umum Bab

Lebih terperinci

Gambar Notifikasi via

Gambar Notifikasi via BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Notifikasi Status Perangkat Secara umum notifikasi yang dikirimkan oleh aplikasi monitoring adalah melalui Email dan juga alert atau alarm pada aplikasi

Lebih terperinci

BAB 2: INTRODUCTION TCP/IP

BAB 2: INTRODUCTION TCP/IP BAB 2: INTRODUCTION TCP/IP Reza Aditya Firdaus Cisco Certified Network Associate R&S Introduction to TCP/IP DoD (Departement of Defense) dibanding dengan OSI OSI Model Application Presentation Session

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Fault tolerance merupakan properti sistem yang memungkinkan sistem tersebut tetap beroperasi walaupun terjadi kegagalan pada satu atau beberapa komponennya. Properti fault

Lebih terperinci

Protokol. Pemrograman Client/Server dengan Java Socket. Protokol TCP/IP. Tipe pemrograman jaringan. Java Socket

Protokol. Pemrograman Client/Server dengan Java Socket. Protokol TCP/IP. Tipe pemrograman jaringan. Java Socket Protokol Pemrograman Client/Server dengan Java Socket Suatu aturan atau mekanisme dimana dua komputer atau lebih dapat saling berinterkoneksi. Protokol mendefinisikan suatu format paket data yang akan

Lebih terperinci

Jaringan Komputer - Jilid V

Jaringan Komputer - Jilid V Jaringan Komputer - Jilid V Transmission Control Protocol / Internet Protocol Rezar Muslim rezar@rezarmuslim.net .. the story continue.. ~ Network File System (NFS) : adalah protokol sistem file terdistribusi

Lebih terperinci

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.1 Tujuan : Memahami konsep dasar routing Mengaplikasikan routing dalam jaringan lokal Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.2 Teori Dasar Routing Internet adalah inter-network dari banyak

Lebih terperinci

= t t... (1) HASIL DAN PEMBAHASAN

= t t... (1) HASIL DAN PEMBAHASAN 10 bertujuan untuk melihat lama pengiriman data dari klien (perumahan) hingga ke pos pemantauan. Waktu respon sistem dihitung dengan menggunakan fungsi sebagai berikut: t respon = t t... (1) server klien

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini, diantaranya adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. ini, diantaranya adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Beberapa metode penelitian dilakukan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, diantaranya adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut : 3.1.1 Model Model diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 54 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Setelah melakukan analisis dan perancangan terhadap aplikasi yang akan dibangun, tahapan selanjutnya adalah implementasi dan pengujian. Untuk mengimplementasikan

Lebih terperinci

diantaranya pengoperasian perangkat lunak pada komputer Server, pengoperasian

diantaranya pengoperasian perangkat lunak pada komputer Server, pengoperasian A1 Prosedur pengoperasian sistem Prosedur pengoperasian sistem video conference terbagi menjadi tiga bagian, diantaranya pengoperasian perangkat lunak pada komputer Server, pengoperasian perangkat lunak

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Genap tahun 2008/2009

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Genap tahun 2008/2009 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2008/2009 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM KONFIGURASI DAN MONITORING JARAK JAUH BERBASIS HTTP PADA MESIN

Lebih terperinci

PROSES. Sistem Terdistribusi

PROSES. Sistem Terdistribusi PROSES PERT 3. Sistem Terdistribusi Konsep Proses Proses : suatu program yang sedang dieksekusi. Eksekusi proses dilakukan secara berurutan Dalam proses terdapat Program counter : menunjukkan instruksi

Lebih terperinci

ADMINISTRASI SERVER KELAS 11. Oleh Alimansyah Aprianto Tek. Komputer dan Jaringan

ADMINISTRASI SERVER KELAS 11. Oleh Alimansyah Aprianto Tek. Komputer dan Jaringan ADMINISTRASI SERVER KELAS 11 Oleh Alimansyah Aprianto Tek. Komputer dan Jaringan Kegiatan Belajar 3 Memahami prinsip kerja komunikasi client server 1 Prinsip kerja komunikasi client server Client dan server

Lebih terperinci

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down Menurut Setiabudi (2009) untuk membangun sebuah sistem, diperlukan tahap-tahap agar pembangunan itu dapat diketahui perkembangannya serta memudahkan dalam

Lebih terperinci

yang berbeda, yaitu otentikasi dan database user. Database user ini berisi informasi

yang berbeda, yaitu otentikasi dan database user. Database user ini berisi informasi BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Desain Penelitian. Kerberos dengan LDAP akan diintegrasikan dalam penelitian ini sebagai dasar solusi keamanan otentikasi bagi LDAP. Ada beberapa strategi penggabungan

Lebih terperinci

FTP Server. Konfigurasi Server Konfigurasi FTP. 1. Klik Menu Start All Programs Control Panel Add/Remove Program

FTP Server. Konfigurasi Server Konfigurasi FTP. 1. Klik Menu Start All Programs Control Panel Add/Remove Program FTP Server File Transfer Protocol (FTP) adalah suatu protokol yang berfungsi untuk tukar-menukar file dalam suatu network yang menggunakan TCP koneksi bukan UDP. Dua hal yang penting dalam FTP adalah FTP

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Dedy hermanto/jaringan Komputer/2010

Pertemuan 3 Dedy hermanto/jaringan Komputer/2010 Pertemuan 3 Adalah : Suatu hubungan antara unsur-unsur penyusun jaringan komputer yaitu node, link dan station Atau Yang memperlihatkan hubungan jaringan atau sambungan antar komputer. Node : Titik suatu

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini berisi proses implementasi perangkat lunak, dari hasil rancangan yang telah dibuat sebelumnya. Selain itu juga terdapat hasil-hasil pengujian terhadap kebenaran

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Running text RGB atau yang biasa dikenal dengan nama. Videotron merupakan salah satu media promosi digital yang

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Running text RGB atau yang biasa dikenal dengan nama. Videotron merupakan salah satu media promosi digital yang BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1. Landasan Teori Running text RGB atau yang biasa dikenal dengan nama Videotron merupakan salah satu media promosi digital yang sedang ngetren saat ini. Biasanya digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana penyebaran informasi secara luas, telah memberikan kontribusi besar dalam jumlah penggunaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1 Gambaran Sistem

BAB III PERANCANGAN 3.1 Gambaran Sistem BAB III PERANCANGAN Setelah mendapatkan teori-teori dasar sebagai acuan dalam perancangan, pada bab III menjelaskan sistem yang dibangun secara keseluruhan pada penelitian. 3.1 Gambaran Sistem Rancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teknologi jaringan komputer telah banyak digunakan dalam berbagai bidang. Perkembangan ini ditunjang oleh perkembangan teknologi jaringan yang semakin cepat. Komputer

Lebih terperinci

Pemrograman Web I (Mengenal. Web) Oleh : Devie Rosa Anamisa

Pemrograman Web I (Mengenal. Web) Oleh : Devie Rosa Anamisa Pemrograman Web I (Mengenal Web) Oleh : Devie Rosa Anamisa Tujuan Kuliah Mampu menjelaskan konsep dasar mengenai : Internet Arsitektur WEB URL HTTP WEB Browser WEB Server Internet Internet, yaitu kepanjangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah pertukaran informasi dilakukan dengan pengiriman dan penerimaan electronic mail maka pada saat ini arah perkembangan aplikasi di jaringan komputer yang sedang

Lebih terperinci

TASK V OBSERVING TCP/IP, PORT USING COMMAND PROMPT AND WIRESHARK

TASK V OBSERVING TCP/IP, PORT USING COMMAND PROMPT AND WIRESHARK TASK V OBSERVING TCP/IP, PORT USING COMMAND PROMPT AND WIRESHARK Disusun oleh: NAMA : ARUM CANTIKA PUTRI NIM : 09011181419022 DOSEN : DERIS STIAWAN, M.T., Ph.D. JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

Lapisan Transport. Menjamin komunikasi yang handal antara dua buah komputer yang terhubung Terdiri atas :

Lapisan Transport. Menjamin komunikasi yang handal antara dua buah komputer yang terhubung Terdiri atas : TCP & UDP Lapisan Transport Menjamin komunikasi yang handal antara dua buah komputer yang terhubung Terdiri atas : TCP (Transmission Control Protocol) UDP (User Datagram Protocol) Keluarga Protocol TCP/IP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Berikut merupakan gambar Blok Diagram pada sistem yang akan dibuat : Gambar 3.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Berikut merupakan gambar Blok Diagram pada sistem yang akan dibuat : Gambar 3. BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Berikut merupakan gambar Blok Diagram pada sistem yang akan dibuat : Gambar 3.1 Blok Diagram Adapun langkah-langkah yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS SISTEM DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS SISTEM DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Simulasi Remote control ini memanfaatkan koneksi USB data handphone nexian dengan mengecek terkoneksi ke komputer melalui perintah

Lebih terperinci

User Datagram Protocol (UDP)

User Datagram Protocol (UDP) User Datagram Protocol (UDP) Dicky Hadiyuwono 10/309324/PTK/07080 Pambudi 10/308903/PTK/07026 1. INTRODUCTION UDP sering diplesetkan dengan Unreliable Transport Protocol, karena UDP tidak memberikan service

Lebih terperinci

APPLICATION LAYER. Oleh : Reza Chandra

APPLICATION LAYER. Oleh : Reza Chandra APPLICATION LAYER Oleh : Reza Chandra Sebagian besar dari kita berpengalaman menggunakan Internet melalui World Wide Web, layanan e-mail, dan file-sharing. Aplikasi ini, dan banyak lainnya, menyediakan

Lebih terperinci