BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bab ini membahas Technology Acceptance Model (TAM) sebagai grand

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bab ini membahas Technology Acceptance Model (TAM) sebagai grand"

Transkripsi

1 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini membahas Technology Acceptance Model (TAM) sebagai grand theory, dan teori pembelajaran sebagai supporting theory. Pada bab ini juga dijelaskan tentang pengadaan Pegawai Negeri Sipil, Computer Assisted Test, efisiensi, akuntabilitas pubik, dan pembahasan hasil penelitian sebelumnya. 2.1 Landasan Teori Technology Acceptance Model Pada tahun 1989 Technology Acceptance Model (TAM) pertama kali dikenalkan oleh Davis. Menurut Davis, tujuan utama TAM adalah untuk mendirikan dasar penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap (personalisasi), dan tujuan pengguna komputer. Tujuan lain dari TAM adalah untuk menjelaskan dan memprediksi penerimaan pengguna terhadap suatu teknologi. TAM merupakan pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA) dan memprediksi penerimaan pengguna terhadap teknologi berdasarkan pengaruh dari dua faktor, yaitu persepsi manfaat dan persepsi kemudahan penggunaan (Davis, dalam Morris dan Dillon, 1997). Dalam Modul SIA; Dunia Akuntansi dan Manajemen (2008), terdapat beberapa indikator kesuksesan penerapan sistem yaitu: tingkat kecepatan, tingkat keamanan, tingkat efisiensi biaya, dan tingkat kualitas hasil. Dalam penelitan ini teori TAM dan TRA mendukung penerapan CAT sebagai sistem baru yang mudah digunakan dan memberikan manfaat terhadap efisiensi yang dirasakan oleh peserta dan efektivitas berupa keyakinan peserta tes CPNS

2 12 terhadap publikasian hasil pelaksanaan tes CPNS yang cepat, akuntabel, transparan, serta bebas dari praktik KKN Teori Pembelajaran. Robin (2007) menyatakan pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil pengalaman. Dari konsep tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran telah terjadi keika seorang individu berperilaku, bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan cara yang berbeda dari caranya berperilaku sebelumnya. Pada tahun 2014, Pemerintah melalui Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi mewajibkan penggunaan sistem CAT dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2014 tentang Tambahan Alokasi Formasi dan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun Penggunaan sistem CAT sebagai sebuah sistem baru dalam tes CPNS akan memberikan pengalaman berbeda dari metode atau sistem yang pernah ada atau diketahui peserta tes yang pernah mengikuti tes CPNS dengan metode konvensional sebelumnya. Dari penerapan sistem baru ini, peserta tes sebagai individu akan berperilaku, bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan cara yang berbeda dari caranya berperilaku sebelumnya. Teori pembelajaran dalam penelitian ini mendukung persepsi peserta tes CPNS terhadap keyakinan terhadap akuntabilitas publikasian hasil tes Kepercayaan terhadap Teknologi Sistem Informasi Goodhue dalam Jumaili (2005) mengemukakan bahwa kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi dalam mengevaluasi kinerja individual diperlukan oleh manajemen untuk memastikan bahwa sistem informasi yang berbasis komputer

3 13 tersebut dapat digunakan untuk mengendalikan kinerja bawahan. Keberhasilan sistem informasi suatu perusahaan tergantung bagaimana sistem itu dijalankan, kemudahan sistem itu bagi para pemakainya dan pemanfaatan teknologi yang digunakan. Konstruk evaluasi pemakai diri sendiri merupakan suatu konstruk yang sangat luas dan evaluasi pemakai merupakan suatu evaluasi atau pengukuran tentang sikap dan kepercayaan individu terhadap sesuatu, baik barang maupun jasa. Goodhue mengajukan konstruk hubungan kecocokan tugas teknologi untuk dijadikan sebagai acuan evaluasi pemakai dalam sistem informasi. Dalam model ini dinyatakan bahwa pemakai akan memberikan nilai evaluasi yang tinggi (positif) tidak hanya dikarenakan oleh karakteristik sistem yang melekat, tetapi lebih kepada sejauh mana sistem tersebut dipercaya dapat memenuhi kebutuhan dan sesuai dengan tugasnya. Evaluasi pemakai atas kecocokan tugas teknologi menjadi penting artinya berkaitan dengan pencapaian kinerja individual yang tinggi. Goodhue menemukan kecocokan tugas teknologi akan mengarahkan individu untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Kepercayaan peserta tes CPNS terhadap sistem CAT sebagai sistem yang bersifat regulatif diterapkan dalam seleksi CPNS 2014 diindikasikan terhadap manfaat efisiensi dan kecepatan, akuntabilitas dan transparansi hasil tes yang dirasakan oleh peserta Efektivitas Penggunaan Sistem Handoko (1999) mengemukakan bahwa efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, menyangkut bagaimana melakukan pekerjaan yang benar. Yamit (1998) mendefinisikan efektivitas sebagai suatu ukuran yang memberikan

4 14 gambaran seberapa jauh target dapat tercapai, baik secara kualitas maupun waktu, orientasinya adalah pada keluaran (output) yang dihasilkan. Jumaili (2005) mengemukakan bahwa secara umum, efektivitas penggunaan atau pengimplementasian teknologi sistem informasi dalam suatu perusahaan dapat dilihat dari kemudahan pemakai dalam mengidentifikasi data, mengakses data dan menginterpretasikan data tersebut. Data dalam sistem informasi tersebut seharusnya merupakan data yang terintegrasi dari seluruh unit perusahaan atau organisasi sehingga dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan tugas dalam perusahaan. Dalam penelitian ini efektivitas terkait dengan penggunaan sistem baru dalam hal ini sistem CAT bisa memberikan keyakinan bagi peserta tes dalam mewujudkan mekanisme tes CPNS yang cepat, akuntabel dan transparan serta bebas dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. 2.2 Pengadaan Pegawai Negeri Sipil Pengertian Pengadaan Pegawai Negeri Sipil Sesuai Peraturan Kepala BKN No. 9 tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil, yang dimaksud dengan pengadaan CPNS adalah proses kegiatan pengisian formasi yang lowong dimulai dari perencanaan, pengumuman, pelamaran, penyaringan, penetapan kelulusan, permintaan Nomor Induk Pegawai Negeri Sipil (NIP) sampai dengan pengangkatan menjadi CPNS. Sesuai dengan kebijakan pemerintah, pengadaan CPNS dari pelamar umum dilakukan berdasarkan kebutuhan organisasi untuk mengisi formasi yang lowong. Pengadaan CPNS harus dilakukan secara obyektif dan transparan

5 15 berdasarkan syarat-syarat yang telah ditentukan serta tidak membeda-bedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, golongan atau daerah. Dalam upaya mendapatkan sumber daya PNS yang berkualitas, instansi pusat maupun daerah harus melakukan Tes Kompetensi Dasar (TKD) bagi semua pelamar. Disamping TKD, instansi daerah dan pusat dapat melakukan tes kompetensi bidang (TKB) sesuai dengan kebutuhan jabatan masing-masing instansi Prinsip-Prinsip Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Sesuai Peraturan Kepala BKN No. 9 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan CPNS, pengadaan CPNS dilakukan berdasarkan prinsipprinsip: 1) Obyektif, dalam arti dalam proses pendaftaran, seleksi dan penentuan kelulusan didasarkan pada persyaratan dan hasil ujian/tes sesuai keadaan sesungguhnya. 2) Transparan, dalam arti proses pelamaran, pendaftaran, pelaksanaan ujian, pengolahan hasil ujian serta pengumuman hasil kelulusan dilaksanakan secara terbuka. 3) Kompetitif, dalam arti semua pelamar bersaing secara sehat dan penentuan hasil seleksi didasarkan pada nilai ambang batas tertentu (passing grade) dan atau nilai terbaik dari seluruh peserta. 4) Akuntabel, dalam arti seluruh proses pengadaan CPNS dapat dipertanggungjawabkan kepada stakeholder maupun masyarakat. 5) Bebas KKN, dalam arti seluruh proses pengadaan PNS harus terhindar dari praktik KKN.

6 16 6) Tidak diskriminatif, dalam arti dalam proses pengadaan tidak boleh membedakan pelamar berdasarkan suku, agama, ras, jenis kelamin dan golongan. 7) Tidak dipungut biaya, dalam arti pelamar tidak dibebankan biaya apapun dalam proses pengadaan CPNS. 8) Efektif, dalam arti pengadaan CPNS dilakukan dengan kebutuhan organisasi 9) Efisien, dalam arti penyelenggaraan pengadaan CPNS dilakukan dengan biaya seminimal mungkin. 2.3 Computer Assisted Test (CAT) Definisi CAT Dalam BKN (2014), CAT adalah suatu metode ujian dengan alat bantu komputer yang digunakan untuk mendapatkan standar minimal kompetensi dasar maupun standar kompetensi kepegawaian. Adapun tahapan proses dalam perancangan grand design sistem CAT meliputi: penelitian dan pengumpulan data awal, perencanaan, pembuatan prototipe, uji coba, dan perbaikan dan pengembangan. Protipe sistem CAT mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Aplikasi dijalankan pada komputer dengan platform windows atau open source yang berbasis website. b. Aplikasi menggunakan narasi untuk menjelaskan bahasan yang disajikan pada layar monitor komputer.

7 17 c. Aplikasi disertai video gerakan mouse, sehingga pengguna dapat dengan mudah menggunakannya. d. Tutorial disertai teks yang berisi perintah pada layar monitor komputer agar peserta tes dapat langsung memahami dan tidak menemui kesulitan dalam mengoperasikannya. Penggunaan sistem CAT juga dilengkapi Standar Operating Procedure (SOP) yang bertujuan untuk mengetahui dengan jelas fungsi dan peran dari masingmasing petugas dan instansi dalam hal ini Badan Kepegawaian Negara dan instansi yang difasilitasi. Manfaat lain dari SOP ini adalah memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari instansi terkait. Sementara dari fungsinya, SOP bisa digunakan sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan, mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mempermudah pelacakan serta pedoman dalam melaksanakan fasilitasi tes dengan menggunakan sistem CAT. Secara garis besar SOP sistem CAT terbagi menjadi tiga bagian yang tidak terpisahkan yaitu: persiapan, pelaksanaan dan pasca ujian yang meliputi pengolahan hasil dan backup database. Tahapan persiapan dapat dibedakan menjadi dua kegiatan yaitu: (1) persiapan yang terkait dengan sarana prasarana termasuk persiapan jaringan komputer dan computer client, dan (2) persiapan untuk pelaksanaan tes yang terkait dengan registrasi peserta tes, skema ujian dan skema soal berdasarkan instansi yang akan difasilitasi. SOP pada tahapan pelaksanaan mengatur mekanisme tes dengan sistem CAT yang mencakup verifikasi data peserta, pelaksanaan ujian per sesi sampai dengan pencetakan laporan per sesi. SOP pasca ujian meliputi: (1) pengolahan hasil ujian yaitu pencetakan keseluruhan hasil

8 18 ujian berdasarkan instansi dan selanjutnya hasil pengolahan diserahkan ke Panitia Seleksi Nasional CPNS atau panitia dari instansi dalam bentuk hardcopy dan softcopy. (2) back up database yang mengatur mekanisme setelah pelaksanaan tes yang mencakup back up database ujian per instansi ke dalam secondary storage untuk pengamanan dan memastikan bahwa back up tersebut dapat digunakan kembali, selanjutnya melakukan uninstall database ujian per instansi di dalam server. Untuk hasil tes, peserta dapat langsung melihat nilai di layar monitor masing-masing dan ditampilkan di TV LCD monitor pada saat bersamaan untuk menjamin transparansi dan obyektivitas hasil seleksi. Selanjutnya hasil tes dicetak dan diserahkan kepada instansi yang difasilitasi Tujuan Penggunaan Sistem CAT Tujuan penggunaan CAT menurut BKN (2014) adalah: 1) Mempercepat proses pemeriksaan dan laporan hasil ujian. Proses pemeriksaan dilakukan oleh aplikasi bersamaan saat tes berlangsung, sehingga hasil tes dapat dipantau secara langsung dalam waktu yang sama dengan berlangsungnya tes melalui layar TV di ruang yang disiapkan di ruang monitoring dan ruang tunggu peserta. Hal ini berbeda dengan metode LJK pemeriksaan dilakukan setelah tes berlangsung (real time), dan hasil tes baru bisa diketahui paling cepat satu bulan setelah pelaksanaan tes. 2) Menciptakan standarisasi hasil ujian secara nasional. Dengan menggunakan sistem CAT, hasil ujian dapat dijadikan bahan evaluasi bagi penetapan standarisasi nilai secara nasional.

9 19 3) Menetapkan standar nilai. Dari evaluasi hasil tes dengan menggunakan sistem CAT, maka kebijakan penentuan standar nilai untuk menentukan kelulusan bisa ditentukan. 4) Meningkatkan transparansi, obyektivitas, keadilan, akuntabilitas, efisiensi, dan bebas dari KKN. Dengan menggunakan sistem CAT, hasil tes dapat diketahui secara real time melalui layar TV yang disiapkan di ruang monitoring dan layar TV yang disiapkan di ruang tunggu peserta. Pemeriksaan hasil tes juga dilakukan secara otomatis oleh aplikasi sehingga dapat meningkatkan obyektivitas dan akuntabilitas hasil tes. Dengan sistem CAT peserta tidak perlu menggunakan alat tulis seperti metode LJK, peserta juga terhindar dari kemungkinan rusaknya lembar jawaban dan kesalahan koreksi hasil tes. Peserta tes hanya memilih jawaban melalui media komputer sehingga tidak memerlukan alas tulis, pensil dan penghapus Manfaat Penggunaan Sistem CAT Penggunaan sistem CAT menurut BKN (2014) mempunyai manfaat sebagai berikut: 1) Komputer menyediakan keseluruhan materi tes. Dalam pelaksanaan tes CPNS tahun 2014, materi tes meliputi 35 soal Tes Wawasan Kebangsaaan (TWK), 30 soal Tes Intelegensia Umum (TIU) dan 35 soal Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Ketiga materi tes ini sudah disediakan oleh aplikasi CAT sejumlah soal. 2) Setiap peserta akan mendapatkan soal yang berbeda-beda dengan tingkat kesulitan yang sama karena soal akan diacak oleh aplikasi CAT. Dengan

10 20 jumlah soal yang cukup dan adanya mekanisme pengacakan soal kepada peserta dapat mengurangi kemungkinan bocornya soal. 3) Kerahasiaan soal dan akan terjamin. Untuk menjamin kerahasiaan soal, database dilakukan penyandian (enskripsi) oleh Lembaga Sandi Negara dan hanya bisa dibuka dengan sandi khusus sesaat sebelum dimulainya ujian. 4) Penilaian dilakukan secara obyektif dan transparan karena tidak memerlukan lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau sisa waktu yang tersedia melalui layar monitor selama ujian berlangsung. Peserta juga dapat mengetahui jumlah soal yang sudah atau belum terjawab dengan indikator warna pada nomor soal di layar monitor masing-masing. 6) Sistem CAT ini didesain semudah mungkin, sehingga peserta tes dipastikan dapat mengoperasikannya. Peserta tes hanya meng-klik dengan mouse untuk memilih jawaban yang tampil di layar monitor. Dalam pelaksanaan tes peserta dapat lebih fokus dalam mengerjakan soal-soal tes, tanpa harus menghabiskan waktu untuk menulis atau menghitamkan pilihan jawaban seperti pada LJK. 7) Peserta tes dapat langsung melihat hasil tes pada layar monitor komputer sesaat setelah selesai melaksanakan ujian. Karena pemeriksaan ujian dilakukan oleh aplikasi bersamaan dengan waktu pelaksanaan tes, hasil ujian dapat diketahui peserta sesaat setelah ujian selesai pada layar monitor komputer masing-masing.

11 Landasan Penggunaan CAT Penggunaan sistem CAT di BKN diresmikan sejak 1 Juni 2009 bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun ke-61 BKN. Sebagai wujud komitmen BKN dalam pelaksanaan rekrutmen yang obyektif, akuntabel dan transparan, pada tahun 2009 untuk pertama kalinya BKN menggunakan sistem CAT untuk seleksi CPNS dengan metode rangking. Sistem passing grade diterapkan BKN untuk tes CPNS dengan CAT tahun 2010, sebagai dasar hukumnya adalah Peraturan Kepala BKN No. 9 tahun 2010 tentang mekanisme ujian dan penyaringan CPNS dengan menggunakan CAT di lingkungan BKN yang waktu itu dilakukan di BKN pusat dan Kantor Regional II BKN Surabaya (BKN, 2014). Pada tahun 2013 setelah moratorium CPNS , pengunaan CAT mulai diperkenalkan secara nasional oleh Kemen PAN-RB dengan dikeluarkannya kebijakan penggunaan CAT sebagai salah satu opsi dalam tes CPNS tahun Sesuai dengan Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2013 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, target instansi yang menggunakan CAT ditetapkan sebanyak 18 instansi, namun pada tahun 2013 sebanyak 73 instansi telah menggunakan CAT. Capaian ini jauh melampui target dan menjadikan CAT BKN sebagai salah satu quick wins nasional. Pada tahun 2014, Kemen PAN-RB mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2014 tentang Tambahan Alokasi Formasi dan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun Dalam peraturan Menteri tersebut pelaksanaan seleksi/tkd CPNS dilakukan menggunakan CAT yang difasilitasi oleh Badan

12 22 Kepegawaian Negara atau menggunakan sistem CAT Uji Kompetensi Guru (UKG) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk koordinasi pengembangan dan perluasan penerapan CAT, Kepala BKN mengeluarkan Peraturan Kepala BKN No. 5 tahun 2013 tentang struktur organisasi dan tata kerja BKN. Setelah keluarnya peraturan ini terjadi perubahan nomenklatur direktorat yang mengembangkan sistem CAT, dari Direktorat Rekrutmen dan Kinerja Pegawai menjadi Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen (PPSR) PNS Prinsip-prinsip Dasar Sistem CAT Menurut BKN (2014), CAT sebagai salah satu metode yang digunakan dalam pelaksanaan tes mempunyai prinsip dasar sebagai berikut: 1) Sistem CAT didesain semudah mungkin, sehingga peserta tes dipastikan dapat mengoperasikannnya, karena hanya cukup mengklik dengan mouse untuk memilih jawaban yang tampil di layar monitor. 2) Cara mengoperasikan sangat mudah, bahkan bagi pemula sekalipun karena hanya dengan menggunakan mouse. Dalam SOP pelaksanaan CAT, penyelenggara wajib memberikan pengarahan dan menayangkan video petunjuk cara pengoperasian sistem CAT untuk memberi petunjuk penggunaan sistem CAT. 3) Soal yang ada dalam aplikasi CAT bervariasi namun dengan tingkat kesulitan yang sama. Masing-masing peserta mendapatkan soal berbeda dengan tingkat kesulitan yang setara. Soal diacak secara otomatis oleh aplikasi kemudian didistribusikan ke masing-masing komputer peserta.

13 23 4) Pemeriksaan hasil tes langsung dilakukan oleh aplikasi secara otomatis. Nilai peserta dapat dipantau secara bersamaan melalui ruang monitoring di luar tempat pelaksanaan tes. 5) Peserta dapat mengetahui nilai yang diperoleh sesaat setelah menyelesaikan ujian melalui layar monitor masing-masing komputer. Peserta dapat mengetahui nilai masing-masing sub tes dan nilai total yang langsung tampil di layar komputer masing-masing sesaat setelah ujian selesai Keunggulan Sistem CAT Penilaian atas keunggulan CAT oleh masyarakat ditulis oleh Fibiona dalam Eka Adhi (2014), yang menyatakan bahwa rekrutmen dan seleksi melalui sistem CAT dinilai mampu: (1) menghilangkan KKN; (2) mewujudkan birokrasi yang bebas dari intervensi politik; (3) menumbuhkan budaya kompetisi; (4) menjadi agen perubahan. Secara normatif, rekrutmen dan seleksi melalui sistem CAT merupakan jawaban atas sebagian refleksi yang harus dibenahi dalam sistem rekrutmen CPNS dalam rangka mengedepankan nilai transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas untuk mewujudkan clean goverment dan good governance. Situs pada Agustus 2014 menulis kelebihan/keunggulan CAT meliputi: (1) Peserta tes dapat mendaftar melalui intenet; (2) Peserta tes dapat dinilai secara langsung sesuai dengan hasil yang diperoleh; (3) Komputer menyediakan keseluruhan materi soal; (4) Penilaian dilakukan secara obyektif; dan (5) Peserta dapat langsung mengetahui nilai yang diperoleh. Dengan sistem CAT pemerintah sangat terbantu dimana proses pemerikasan dan pelaporan hasil tes dapat dilakukan dengan cepat. Bagi

14 24 pemerintah, sistem CAT dapat meningkatkan efisiensi tenaga maupun biaya, misalnya saja pemerintah tidak perlu menyiapkan LJK maupun kertas soal. Tentu hal ini dapat menekan biaya untuk pembelian kertas. Kepala sub Bagian Informasi Kemen PAN-RB Suwardi dalam (2014) menyatakan sistem CAT ini dapat menghemat penggunaan kertas kurang lebih 6 ton. Perbandingan sistem CAT dengan sistem konvensional dirangkum oleh Eka Adhi (2014) dan disajikan dalam Tabel 2.1 Tabel 2.1 Karakteristik Perbandingan Pelaksanaan Tes dengan Sistem CAT dan Sistem Konvensional No. Karakteristik Sistem CAT Sistem Konvensional Menggunakan LJK 1 Kouta peserta tes Tergantung jumlah komputer yang tersedia di lokasi CAT Station. Tergantung kapasitas gedung yang digunakan. 2 Data Peserta Data peserta terintegrasi, sehingga peserta tidak bisa mengikuti tes dua tempat/instansi. Data kurang terintegrasi, sehingga peserta bisa ikut tes di dua tempat/dua instansi. 3 Akuntabilita s dan transparansi Data hasil tes dapat langsung diketahui, sehingga meminimalisir terjadinya manipulasi data secara fisik. Lembar Jawaban Komputer (LJK) rawan terjadinya proses manipulasi data secara fisik, harus dikoreksi dahulu, baru diketahui hasilnya (kurang lebih sebulan setelah tes). 4 Aksesbilitas Sangat mudah, penggunaan komputer user friendly. Mudah, tetapi membutuhkan waktu ya lama untuk mengisi lembar jawaban. 5 Efektivitas dan Efisiensi 6 Partisiasi masyarakat Proses dilakukan 2 bulan, secara bertahap. Penggunaan Anggaran cukup besar di awal pembangunan fasilitas CAT. Pada saat pelaksanaan tes lebih hemat dan hasil bisa langsung diketahui. Masyarakat dapat mengawasi secara real time melalui layar monitor dan website. Proses dilakukan 4 bulan hingga tahap pengumuman. Lembar soal tes menggunakan Lembar Jawaban Komputer (LJK) dikirim dari pusat dengan jumlah 2-4 paket dengan pengawasan ketat. Kurang hemat karena pengadaan kertas untuk LJK. Masyarakat tidak bisa mengawasi secara real time karena hasil ujian tidak ditayangkan melalui layar monitoring atau website. Sumber : Bulletin Kepegawaian Kantor Regional I BKN Vol. 8 No.3 (2014).

15 Efisiensi Definisi Efisiensi Secara terminologi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang waktu, tenaga, biaya); kedayagunaan; ketepatgunaan; kesangkilan. Menurut Darnton (1997 : 201), suatu aktifitas dikatakan relatif lebih efisien dibanding aktifitas lain yang sama dan sejenis, jika membutuhkan lebih sedikit input atau memproduksi output lebih banyak untuk mencapai tujuan tertentu. Efisiensi yang dimaksud disini terdiri dari efisiensi teknis (technical eficiency) yang merefleksikan kemampuan untuk memaksimalkan output dengan input tertentu dan efisiensi alokatif (allocative efficiency) yang merefleksikan kemampuan untuk memanfaatkan input secara optimal dengan tingkat harga yang telah ditetapkan. Kedua ukuran ini kemudian dikombinasikan untuk menghasilkan efisiensi ekonomi. Sehingga efisiensi dapat diinterpretasikan sebagai suatu titik atau tahapan dimana tujuan dari pelaku ekonomi secara penuh telah dimaksimalkan. efisiensi mengacu pada rasio terbaik antara output dengan biaya (input). Karena output dan biaya diukur dalam unit yang berbeda maka efisiensi dapat terwujud ketika dengan sumber daya yang ada dapat dicapai output yang maksimal atau ouput tertentu dapat dicapai dengan sumber daya yang sekecil-kecilnya. Efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, sehingga efektivitas dalam sektor publik terkait dengan tingkat pencapaian hasil atau manfaat yang diinginkan dan kesesuaian hasil dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.

16 Efisiensi Tes Seleksi CPNS dengan Menggunakan CAT Penggunaan sistem CAT diharapkan tidak hanya meningkatkan akuntabilitas dan transparansi hasil tes, tetapi juga menghasilkan efisiensi penyelenggaraan seleksi CPNS. Adapun indikatornya adalah perbandingan antara selisih biaya dan waktu yang diperlukan sebelum penggunaan CAT dengan biaya dan waktu yang dikeluarkan setelah menggunakan CAT yang dirasakan oleh peserta tes. Penggunaan sistem CAT bagi peserta juga dapat mengurangi biaya perlengkapan tes misalnya; pensil, penghapus dan alas tulis untuk mengerjakan Lembar Jawaban Komputer (LJK). Mekanisme pendaftaran peserta tes CPNS dengan menggunakan sistem CAT dilakukan secara online dan tidak mensyaratkan kelengkapan administrasi seperti kartu pencari kerja, surat keterangan catatan kepolisian, surat keterangan sehat di awal pendaftaran dan peserta harus datang langsung ke intansi yang dilamar. Bagi peserta dengan penggunaan sistem CAT, lebih sedikit waktu yang dibutuhkan untuk memilih ataupun mengubah pilihan jawaban pada media komputer jika dibandingkan dengan menggunakan media jawaban kertas atau lembar jawaban komputer (LJK). Hal ini karena dengan sistem CAT peserta cukup mengklik jawaban yang dianggap paling tepat pada aplikasi yang tersedia. Dampak lain penggunaan sistem CAT bagi peserta lebih nyaman dan lebih fokus mengikuti tes dengan ruang yang sejuk dan terhindar dari resiko LJK yang cacat atau tidak terbaca oleh komputer. Bagi instansi penyelenggara, dengan penggunaan CAT terdapat beberapa komponen biaya tes dengan metode konvensional dapat dieleminir seperti: biaya penggandaan soal (fotocopy), biaya pemeriksaan hasil tes, biaya sewa ruangan

17 27 honor pengawas, dan biaya pengawalan polisi (BKN, 2014). Hal ini akan berdampak pada pengurangan penggunaan anggaran untuk pelaksanaan tes CPNS. 2.5 Akuntabilitas Publik Definisi Akuntabilitas Publik Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban-kewajiban dari individuindividu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut pertanggungjawabannya. Akuntabilitas terkait erat dengan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam hal pencapaian hasil pada pelayanan publik dan menyampaikannya secara transparan kepada masyarakat. Konsep tentang Akuntabilitas secara harfiah dalam bahasa inggris biasa disebut dengan accountability yang diartikan sebagai yang dapat dipertanggungjawabkan. Atau dalam kata sifat disebut sebagai accountable. Deklarasi Tokyo mengenai petunjuk akuntabilitas publik menetapkan pengertian akuntabilitas yakni kewajiban-kewajiban dari individu-individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut pertanggungjawaban fiskal, manajerial dan program. Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Akuntabilitas secara filosofi timbul karena adanya kekuasaan yang berupa mandat/amanah yang diberikan kepada seseorang atau pihak tertentu untuk

18 28 menjalankan tugasnya dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan sarana pendukung yang ada Dimensi Akuntabilitas Publik Akuntabilitas publik yang dilakukan organisasi sektor publik terdiri atas empat dimensi akuntabilitas yang mesti dipenuhi organisasi sektor publik (Ellwood, 1993) yaitu: 1) Accountability for probity and legality (akuntabilitas kejujuran dan hukum). Akuntabilitas hukum terkait dengan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang diterapkan. 2) Process accountability (akuntabilitas proses). Akuntabilitas proses terkait dengan apakah prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, dan prosedur administrasi. Akuntabilitas ini diterjemahkan melalui pemberian pelayanan publik yang cepat, responsif, dan murah biaya. Pengawasan dan pemeriksaan dapat dilakukan terhadap akuntabilitas proses, untuk dapat menghindari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. 3) Program accountability (akuntabilitas program). Akuntabilitas program untuk pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapat tercapai, dan apakah ada alternatif program lain yang memberikan hasil maksimal dengan biaya minimal. 4) Policy accountability (akuntabilitas kebijakan). Hal ini terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah atas kebijakan yang diambil terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.

19 Akuntabilitas Publik dalam Penerimaan CPNS Widhiyanti (2014) menyatakan salah satu upaya yang harus dilakukan oleh birokrasi publik untuk meminimalisir segala bentuk penyimpangan dalam rangka proses penerimaan CPNS adalah dengan cara menerapkan merit system. Dimana merit system ini merupakan suatu model perekrutan yang mana calon yang lulus seleksi benar-benar didasarkan prestasi, kompetensi, keahlian maupun pengalaman calon sehingga dengan demikian tipe rekrutmen yang bersifat spoil system (sistem pemanjaan) yang lebih ditekankan pada hubungan patrimonial dapat dieliminasi. Dengan menerapkan tipe merit system, calon yang lulus dalam seleksi dijamin memiliki kualitas yang baik yang dapat mendukung kinerja birokrasi untuk lebih optimal di masa yang akan datang. Selain itu, untuk mencapai tujuan ini, ada juga beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangka melakukan reformasi dalam tubuh birokrasi, antara lain: 1) Transparansi Di tengah semakin derasnya arus tuntutan masyarakat terhadap terwujudnya tata pemerintahan yang baik, maka prinsip keterbukaan harus ikut mewarnai mekanisme perekrutan CPNS. Ini dilakukan sebagai upaya untuk menciptakan suatu kinerja birokrasi yang bersifat terbuka dan transparan dalam menyampaikan informasi dan data yang akurat kepada masyarakat tentang mekanisme seleksi mulai dari masa pendaftaran hingga pengumuman hasil ujian sehingga dengan demikian masyarakat dapat memberikan penilaian yang lebih obyektif dan rasional terhadap kinerja birokrasi.

20 30 2) Akuntabilitas publik Mengingat seleksi penerimaan CPNS berkaitan erat dengan kepentingan masyarakat luas, maka adalah wajar jika seluruh tindakan, perilaku dan aktivitas serta segala kebijakan dalam birokrasi harus pula dipertanggungjawabkan kepada publik. Sebaliknya, masyarakat harus lebih proaktif untuk bertindak dalam melakukan kontrol terhadap birokrasi sehingga seluruh tugas dan tanggung jawab yang dilakukan oleh para birokrat baik yang bersifat administratif maupun fungsional senantiasa diorientasikan pada komitmen dan keberpihakan bagi kepentingan publik. 3) Pelayanan yang profesional Kualitas pelayanan birokrasi kepada masyarakat sangat dipengaruhi berbagai faktor seperti: kualitas kepemimpinan dalam birokrasi, prosedur pelayanan sifatnya harus efisien, sederhana, mudah dijangkau di semua lapisan masyarakat, tepat, jelas dan aman. Di samping itu, untuk lebih mengoptimalkan pelayanannya kepada publik, khususnya dalam kaitannya dengan proses rekrutmen CPNS, maka posisi birokrasi harus netral sebagai mesin pemerintahan yang melaksanakan tugas-tugas administrasi dan operasional secara proporsional, rasional, obyektif. Hal ini sangat penting untuk dilakukan sebagai upaya untuk mencegah birokrasi menjadi arena pertarungan dari berbagai bentuk intervensi dan konflik kepentingan di antara individu atau kelompok yang pada akhirnya menjadikan birokrasi tidak dapat bekerja secara sehat, efektif, profesional dan mandiri.

21 Publikasian Hasil Tes Publikasi hasil tes CPNS dengan metode CAT meliputi publikasi hasil secara langsung bersamaan dengan waktu pelaksanan tes (realtime) melalui layar monitor yang disediakan di ruang monitoring dan ruang tunggu peserta. Selanjutnya publikasi hasil yang diterima oleh peserta pada layar monitor masing-masing komputer peserta. Selain itu, publikasi hasil tes juga dilakukan dengan media papan pengumuman yang disediakan oleh panitia penyelenggara. Hasil tes per sesi dan per hari diumumkan sesaat setelah tes berlangsung. Dalam SOP pelaksanaan tes dengan menggunakan sistem CAT pada Kantor Regional X BKN Denpasar, waktu paling lama ditetapkan 15 menit setelah tes berlangsung hasil tes peserta sudah harus ditempelkan pada papan pengumuman. Publikasi hasil meliputi hasil tes masing-masing peserta yang memuat nilai masing-masing sub tes meliputi: tes wawasan kebangsaaan (TWK), tes intelegensi umum (TIU), dan tes karakteristik pribadi (TKP). Publikasi hasil tes menampilkan urutan total nilai peserta dengan jumlah nilai tertinggi sampai dengan terendah yang mengikuti tes pada sesi tersebut. Pada akhir pelaksanaan tes aplikasi juga bisa memuat laporan urutan keseluruhan peserta dari keseluruhan sesi yang dipublikasikan melalui papan pengumuman. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 29 tahun 2014 tentang ambang batas/passing grade kelulusan ditetapkan masingmasing; 70 untuk TWK, 75 untuk TIU dan 126 untuk TKP. Peserta tes CPNS harus memenuhi ambang batas minimal ketiga materi sub tes tersebut yang selanjutnya dirangking. Peserta dinyatakan lulus adalah peserta yang memenuhi nilai ambang

22 32 batas minimal kelulusan dengan urutan/rangking terbaik sesuai dengan lamaran dan formasi yang tersedia. 2.6 Seleksi CPNS Daerah Kabupaten Jembrana dan Karangasem Pada tahun 2014 Kabupaten Jembrana dan Karangasem mendapat formasi dan melaksanakan tes seleksi penerimaan CPNS. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2014 tentang Tambahan Alokasi Formasi dan Pengadaan CPNS Tahun 2014, pelaksanaan seleksi/tkd CPNS diwajibkan menggunakan CAT yang difasilitasi oleh Badan Kepegawaian Negara atau menggunakan sistem CAT Uji Kompetensi Guru (UKG) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada pelaksanaan tes CPNS tahun 2014, kedua Kabupaten ini untuk pertama kalinya memilih menggunakan sistem CAT BKN. Pelaksanaan tes CPNS dengan menggunakan CAT ini merupakan sesuatu yang baru bagi kedua pemerintah daerah ini, karena pada pelaksaaan tes pada tahun sebeumnya menggunakan LJK. Mengingat pembangunan infrastruktur CAT tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, kedua pemerintah daerah tersebut memutuskan menggunakan Stasiun CAT yang ada di Kantor Regional X BKN Denpasar. Jadwal pelaksanaan diatur bersama-sama oleh Pemerintah Daerah dan Kantor Regional X BKN Denpasar. Dalam tes CPNS tahun 2014, Kabupaten Jembrana dan Karangasem ini memutuskan hanya melaksanakan TKD tanpa dilanjutkan dengan Tes Kompetensi Bidang (TKB). Dengan demikian kelulusan tes CPNS hanya ditentukan dengan

23 33 TKD yang meliputi tes wawasan kebangsaaan (TWK), Tes Intelegensi Umum (TIU) dan Tes Karakateristik Pribadi (TKP) yang difasilitasi dengan menggunakan sistem CAT BKN. Sesuai dengan ketentuan kelulusan, Peserta tes CPNS harus memenuhi ambang batas minimal ketiga materi sub tes tersebut (TWK, TIU dan TKP) yang selanjutnya dirangking. Peserta yang lulus adalah peserta yang memenuhi nilai ambang batas minimal kelulusan dengan urutan/rangking terbaik sesuai dengan lamaran dan formasi yang tersedia. 2.7 Hasil Penelitian Sebelumnya Jumaili (2005) meneliti kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi baru dalam evaluasi kinerja individu. Penelitian ini menggunakan sebagian model yang digunakan oleh Goodhue (1995) dan Irwansyah (2003) berkaitan dengan pengunaan teknologi sistem informasi baru sebagai variabel independen dan menambah variabel baru yaitu kepercayaan terhadap sistem informasi baru. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan teknologi sistem informasi baru terhadap kinerja individu pemakai sistem informasi baru sebagai model sebelumnya (Goodhue, 1995) dan melihat hubungan kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi baru akan meningkatkan kinerja individu. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pengaruh kepercayaan terhadap sistem informasi baru dan teknlogi sistem informasi baru terhadap peningkatan kinerja individu menunjukkan hasil yang positif. Penambahan variabel kepercayaan terhadap sistem informasi baru makin meningkatkan kinerja individu pemakai.

24 34 Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Sari (2009) yang meneliti efektivitas penggunaan dan kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja individual pada pasar swalayan di Kota Denpasar. Hasil penelitian ini, efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi secara signifikan memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja individual. Kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi secara signifikan juga berpengaruh positif terhadap kinerja individual. Sementara efektivitas dan kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi secara signifikan memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja indvidual. Penelitian mengenai efektivitas penerapan CAT dalam seleksi CPNS berbasis Kompetensi di BKN yang dilakukan oleh Hardiyanthi (2011). Penelitian ini menghasilkan kesimpulan penerapan CAT dalam seleksi CPNS berbasis kompetensi di BKN efektif, namun masih terdapat beberapa kendala dalam terciptanya standarisasi hasil ujian secara nasional, terciptanya standar nilai, dan terselenggaranya standar nilai yang dilakukan oleh organisasi melalui evaluasi kinerja secara tertulis. Bhaswari (2013) meneliti mengenai Pelaksanaan Sistem Computer Assisted Test (CAT) Dalam Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Tahun 2013 (Studi Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur). Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa pelaksanaan sistem CAT dalam penerimaan CPNS tahun 2013 di BKD Kabupaten Sidoarjo, dan mengetahui faktor pendukung juga faktor penghambat, terhadap penggunaan sistem CAT dalam penerimaan CPNS. Dalam penelitian ini, metode

25 35 penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pengumpulan data dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem CAT yang diterapkan oleh BKD Kabupaten Sidoarjo masih perlu adanya perbaikan seperti ketersediaan anggaran yang masih terbatas, waktu yang kurang efisien, dan struktur panitia yang masih gemuk. Wulandari (2013) meneliti Implementasi metode Computer Assisted Test (CAT) dalam Rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil di Kantor Regional II Badan Kepegawaian Negara Suarabaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Fokus dari penelitian ini yaitu delapan elemen sukses (political environment, leadership, planning, stakeholders, transparency/visibility, budgets, technology dan innovation). Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model interaktif Miles Huberman yang terdiri dari reduksi, penyajian dan verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi sistem CAT di Kantor Regional II BKN Surabaya sudah berjalan dengan baik meskipun menemui beberapa kendala. Hal tersebut dapat diketahui melalui implementasi elemen political environment yang bertipe Top Down Projects (TDP), elemen leadership yang bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan sistem CAT hingga berjalan dengan baik, elemen planning yang sudah terealisasikan dengan baik, elemen stakeholders yang memiliki kerja sama dan komunikasi yang baik, elemen transparency/visibility yang mampu diwujudkan melalui sistem CAT mulai dari soal-soal setiap peserta yang mempunyai tingkat

26 36 kerahasian yang tinggi dan hasil score yang diperoleh langsung dapat dilihat setelah tes, dan passing grade yang digunakan sebagai standarisasi nilai, elemen budget yang dapat menunjukkan efisiensi di setiap tahunnya karena cukup dengan perawatan pada komputer, elemen teknologi yang dikatakan canggih dari sistem sebelumnya, dan elemen innovation dapat dilihat dari kreatifan digagasnya sistem CAT. Penelitian ini mencoba mengkombinasikan beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penggunaan sistem baru dalam hal ini sistem CAT terhadap efisiensi biaya dan pengaruh penggunaan sistem CAT terhadap keyakinan peserta akan akuntabilitas publikasian hasil tes. Penelitian mengenai penggunaan sistem CAT sebelumnya masih bersifat deskriptif, sementara penelitian ini dirancang melihat korelasi penerapan sistem CAT terhadap efisiensi biaya dan akuntabilitas publikasian hasil yang dirasakan oleh peserta tes CPNS. Lokasi, waktu, dan lingkup penelitian ini juga berbeda dengan penelitian terdahulu.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang yang menggambarkan fenomena yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang yang menggambarkan fenomena yang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang yang menggambarkan fenomena yang terjadi dan dijadikan dasar dalam perumusan masalah penelitian. Dari rumusan masalah penelitian kemudian ditetapkan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Berdasarkan hasil pembahasan dengan menggunakan 2 indikator yang

BAB IV KESIMPULAN. Berdasarkan hasil pembahasan dengan menggunakan 2 indikator yang BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dengan menggunakan 2 indikator yang paling cocok yaitu indikator rekrutmen teori milik Hasibuan (2013 :41 dalam Dilfitri, 2014 :7-8) dan indikator

Lebih terperinci

I Ketut Buana 1 Made Gede Wirakusuma 2. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

I Ketut Buana 1 Made Gede Wirakusuma 2. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 4.11 (2015) : 797-822 PENGARUH PENGUNAAN SISTEM COMPUTER ASSISTED TEST PADA EFISIENSI BIAYA DAN AKUNTABILITAS PUBLIKASIAN HASIL (Studi pada

Lebih terperinci

2 c. bahwa dalam rangka melakukan penyesuaian ketentuan pelaksanaan mengenai kepegawaian berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

2 c. bahwa dalam rangka melakukan penyesuaian ketentuan pelaksanaan mengenai kepegawaian berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1032, 2015 KEMENKEU. Calon PNS. Rekrutmen. Pelaksanaan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129/PMK.01/2015 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

Panduan Mengikuti Seleksi CPNS Kabupaten Musi Rawas Dengan Metode Computer Asisted Test. Kabupaten Musi Rawas

Panduan Mengikuti Seleksi CPNS Kabupaten Musi Rawas Dengan Metode Computer Asisted Test. Kabupaten Musi Rawas BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Kabupaten Musi Rawas Panduan Mengikuti Seleksi CPNS Kabupaten Musi Rawas Dengan Metode Computer Asisted Test B A D A N K E P E G A W A I A N P E N D I D I K A

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

2016, No Pegawai Negeri Sipil Dari Pelamar Umum Tahun 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lem

2016, No Pegawai Negeri Sipil Dari Pelamar Umum Tahun 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1155, 2016 KEMENPAN-RB. PNS. CPNS. Penetapan Kebutuhan. Pelaksanaan Seleksi. Tahun 2016. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, No.905, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. CPNS 2017. Kriteria Penetapan Kebutuhan dan Seleksi. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 17 TAHUN 2014

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 17 TAHUN 2014 SALINANAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFRORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFRORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFRORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 197 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.413, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN BUMN. Pengadaan CPNS. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR PER-03/MBU/2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN CALON

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Rekruitmen. Pegawai Lembaga Penegak Hukum.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Rekruitmen. Pegawai Lembaga Penegak Hukum. No.63, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Rekruitmen. Pegawai Lembaga Penegak Hukum. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

Lebih terperinci

Konsepsi Rekruitmen Calon Pegawai ASN (CP ASN)

Konsepsi Rekruitmen Calon Pegawai ASN (CP ASN) Konsepsi Rekruitmen Calon Pegawai ASN (CP ASN) Oleh : Dr. Ir. SETIAWAN WANGSAATMAJA, Dipl., S.E. M. Eng. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi OUTLINE 1. LATAR BELAKANG 2. KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1169, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. CPNS. Formasi. & Pengadaan. Tambahan Alokasi. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Mekanisme Test Tenaga Honorer Kategori II

Mekanisme Test Tenaga Honorer Kategori II Mekanisme Test Tenaga Honorer Kategori II Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Bantul Agustus 2013 Prinsip Pengadaan CPNS Objektif Transparan Bebas KKN Non Diskriminatif Kompetitif Akuntabel Efektif

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA PERATURAN NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG NILAI AMBANG BATAS TES KOMPETENSI DASAR SELEKSI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI PELAMAR UMUM TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI TAHUN 2013

ANALISIS KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI TAHUN 2013 ANALISIS KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI TAHUN 2013 A. PENDAHULUAN Dalam rangka reformasi birokrasi di lingkungan

Lebih terperinci

BKN. Seleksi CPNS. Tes Kompetensi Dasar. Standar Operasional Prosedur.

BKN. Seleksi CPNS. Tes Kompetensi Dasar. Standar Operasional Prosedur. No.1386, 2014 BKN. Seleksi CPNS. Tes Kompetensi Dasar. Standar Operasional Prosedur. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TES KOMPETENSI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2018 TENTANG PENERIMAAN MAHASISWA-MAHASISWI/TARUNA-TARUNI SEKOLAH KEDINASAN PADA KEMENTERIAN/LEMBAGA

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

9 Program Percepatan dan Penajaman Reformasi Birokrasi menuju birokrasi yang bersih dan melayani

9 Program Percepatan dan Penajaman Reformasi Birokrasi menuju birokrasi yang bersih dan melayani PELAKSANAAN PENGADAAN CPNS TAHUN 2014 KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI YOGYAKARTA, 20 DESEMBER 2013 9 Program Percepatan dan Penajaman Reformasi Birokrasi menuju birokrasi

Lebih terperinci

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN 1 WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN TINGGI PRATAMA APARATUR SIPIL NEGARA SECARA TERBUKA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA PENGUMUMAN NOMOR : PENG- 01/P.CPNS/M.EKON/09/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA PENGUMUMAN NOMOR : PENG- 01/P.CPNS/M.EKON/09/2013 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA PENGUMUMAN NOMOR : PENG- 0/P.CPNS/M.EKON/09/203 TENTANG PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

BUPATI POHUWATO PENGUMUMAN NOMOR :810/BKPPD/365 /V/2017

BUPATI POHUWATO PENGUMUMAN NOMOR :810/BKPPD/365 /V/2017 BUPATI POHUWATO PENGUMUMAN NOMOR :810/BKPPD/365 /V/2017 TENTANG KELULUSAN SELEKSI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN POHUWATO TAHUN ANGGARAN 2017 DARI PROGRAM TENAGA HARIAN

Lebih terperinci

PERAN HUMAS DALAM MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI UNTUK MEWUJUDKAN BIROKRASI YANG BERSIH, PROFESIONAL DAN MELAYANI

PERAN HUMAS DALAM MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI UNTUK MEWUJUDKAN BIROKRASI YANG BERSIH, PROFESIONAL DAN MELAYANI SAMBUTAN SEKRETARIS KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PADA SEMINAR BAKOHUMAS DI KEMENTERIAN PAN DAN RB JAKARTA, 25 SEPTEMBER 2012 PERAN HUMAS DALAM MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SAMBUTAN PADA RAPAT KOORDINASI KEBIJAKAN PROGRAM SDM APARATUR

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SAMBUTAN PADA RAPAT KOORDINASI KEBIJAKAN PROGRAM SDM APARATUR KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SAMBUTAN PADA RAPAT KOORDINASI KEBIJAKAN PROGRAM SDM APARATUR Jakarta, 27 Februari 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat pagi dan salam

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN

PERATURAN NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN KEPALA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pegawai Negeri Sipil, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia Pegawai berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pegawai Negeri Sipil, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia Pegawai berarti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil Pegawai Negeri Sipil, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia Pegawai berarti orang yang bekerja pada pemerintahan (perusahaan dan sebagainya) sedangkan

Lebih terperinci

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI @2015 LATAR BELAKANG PENGATURAN MANAJEMEN PPPK 19 Desember 2013 Ditandatangani DPR 15 Januari 2014 Diundangkan dalam

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA PENGUMUMAN NOMOR : PENG- 01/P.CPNS/M.EKON/08/2014 TENTANG

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA PENGUMUMAN NOMOR : PENG- 01/P.CPNS/M.EKON/08/2014 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA PENGUMUMAN NOMOR : PENG- 01/P.CPNS/M.EKON/08/2014 TENTANG PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

2013, No

2013, No 2013, No.1305 6 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN TAMBAHAN ALOKASI FORMASI DAN PENGADAAN CALON PEGAWAI

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM REKRUITMEN DENGAN SISTEM COMPUTER ASSISTED TEST

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM REKRUITMEN DENGAN SISTEM COMPUTER ASSISTED TEST 145 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM REKRUITMEN DENGAN SISTEM COMPUTER ASSISTED TEST Reza Yasin Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, Kampus

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan

BAB I PENGANTAR. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan publik yang baik, efisien, efektif dan berkualitas menuntut kehadiran sumber daya manusia (SDM) aparatur

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI SECARA TERBUKA DI LEMBAGA SANDI NEGARA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI SECARA TERBUKA DI LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI SECARA TERBUKA DI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI

Lebih terperinci

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN OKTOBER 2012 1. Krisis ekonomi Tahun 1997 berkembang menjadi krisis multidimensi.

Lebih terperinci

Summary Pengadaan PNS

Summary Pengadaan PNS 5 Summary Pengadaan PNS A. PENDAHULUAN Dengan diberlakukannya Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, telah membawa perubahan dalam pelaksanaan manajemen Pegawai Negeri Sipil. Instansi

Lebih terperinci

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Bila dilihat dari hasil evaluasi pelaksanaan

Lebih terperinci

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi Ir. Deddy S. Bratakusumah, BE., MURP., M.Sc, PhD. DEPUTI BIDANG TATALAKSANA deddys@menpan.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama semakin berkembang. Bukan hanya perusahaan swasta saja yang menggunakan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Lebih terperinci

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan PROMOSI JABATAN MELALUI SELEKSI TERBUKA PADA JABATAN ADMINISTRATOR; TATA CARA PELAKSANAAN DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KAB. KOLAKA Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD

Lebih terperinci

SELEKSI PENERIMAAN CPNSD DARI PELAMAR UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2013 DENGAN METODE COMPUTER ASSISTED TEST

SELEKSI PENERIMAAN CPNSD DARI PELAMAR UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2013 DENGAN METODE COMPUTER ASSISTED TEST Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan SELEKSI PENERIMAAN CPNSD DARI PELAMAR UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2013 DENGAN METODE COMPUTER ASSISTED TEST OLEH : DRS. H. BADARUDIN, MM Yogjakarta,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SELEKSI CPNS TAHUN 2013 DARI FORMASI UMUM DAN SELEKSI TENAGA HONORER KATEGORI II

KEBIJAKAN SELEKSI CPNS TAHUN 2013 DARI FORMASI UMUM DAN SELEKSI TENAGA HONORER KATEGORI II KEBIJAKAN SELEKSI CPNS TAHUN 2013 DARI FORMASI UMUM DAN SELEKSI TENAGA HONORER KATEGORI II Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi TUJUAN REFORMASI

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR 5 /JUKLAK/SESMEN/12/2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SELEKSI CALON PEGAWAI

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA FINAL HARMONISASI RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N No.87,2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Pengaduan Publik. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PUBLIK DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DALAM PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DALAM PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA ejournal Ilmu Pemerintahan, 2017, 5 (3): 901-914 ISSN 2477-2458 (Online), ISSN 2477-2631 (Cetak), ejournal.ipfisip-unmul.ac.id Copyright 2017 KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DALAM PENGADAAN PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba No.723, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Penyusunan SOP. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 02 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Lebih terperinci

P E N G U M U M A N NOMOR : 810/ 1943 / /2014

P E N G U M U M A N NOMOR : 810/ 1943 / /2014 PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO SEKRETARIAT DAERAH Jalan Gajah Mada Nomor 145 Telp. (0321) 321746 321750 MOJOKERTO ( 61314 ) P E N G U M U M A N NOMOR : 810/ 1943 /417.404/2014 PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

2013, No sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan dalam penyelenggaraan sistem pengadaan Pegawai Negeri Sipil, sehingga ketentuan te

2013, No sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan dalam penyelenggaraan sistem pengadaan Pegawai Negeri Sipil, sehingga ketentuan te No.188, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ADMINISTRASI. Kepegawaian. Pengadaan. PNS. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5467) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Bila dilihat dari hasil evaluasi pelaksanaan

Lebih terperinci

Jakarta, Maret 2013 Kepala Badan Kepegawaian Negara. Eko Sutrisno

Jakarta, Maret 2013 Kepala Badan Kepegawaian Negara. Eko Sutrisno Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Kepegawaian Negara Tahun 2012 dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan bangsa berpendapatan menengah dan memiliki tingkat pendidikan semakin tinggi, mempunyai kehidupan politik yang semakin demokratis, serta rakyat

Lebih terperinci

RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI BIDANG SDM APARATUR

RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI BIDANG SDM APARATUR integeritas, profesional, akuntabel RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI BIDANG SDM APARATUR KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI 2013 Created by aba subagja 1. Peraturan Presiden

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SELEKSI PENERIMAAN CALON PRAJA INSTITUT

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 24 TAHUN 2013

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 24 TAHUN 2013 1 MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI SECARA TERBUKA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan PANDUAN Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Disusun oleh Tim Pengembang Lembaga (TPL) LPMP/ BDK Klaster II BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016

LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016 LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 t

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 t BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.70, 2017 BMKG. Pengaduan Masyarakat. Penanganan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN

Lebih terperinci

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN 3.1 Arah Strategi dan kebijakan Nasional Arah strategi dan kebijakan umum pembangunan nasional 2010-2014 adalah sebagai berikut: 1. Melanjutkan pembangunan mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi adalah salah satu kata kunci pada zaman ini. Semua kegiatan memerlukan informasi khususnya pengguna komputer dan bisa juga dikatakan bahwa semua kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PELAKSANAAN DAN PROGRAM REFORMASI BIROKRASI. Pelaksanaan reformasi birokrasi dibagi ke dalam dua tingkatan pelaksanaan, yaitu:

BAB IV STRATEGI PELAKSANAAN DAN PROGRAM REFORMASI BIROKRASI. Pelaksanaan reformasi birokrasi dibagi ke dalam dua tingkatan pelaksanaan, yaitu: - 47 - BAB IV STRATEGI PELAKSANAAN DAN PROGRAM REFORMASI BIROKRASI A. Strategi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pelaksanaan reformasi birokrasi dibagi ke dalam dua tingkatan pelaksanaan, yaitu: 1. Nasional

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.706, 2013 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Standar Operasional Prosedur. Penyusunan. Pedoman PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DAN JABATAN ADMINISTRATOR SECARA

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN

PENYELENGGARAAN ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN 2013, No.1274 14 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PENYELENGGARAAN ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SDM APARATUR MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SDM APARATUR MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI POKOK-POKOK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SDM APARATUR MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI I. PENDAHULUAN 1. Langkah pertama kebijakan pemerintah untuk mempercepat pelaksanaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Keberadaan BKN secara yuridis formal termuat di dalam Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

LAMPlRAN PERATURAN MENTERI KOMUNlKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 15/KEPIM.KOMlNF0/10/201O BAB I PENDAHULUAN

LAMPlRAN PERATURAN MENTERI KOMUNlKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 15/KEPIM.KOMlNF0/10/201O BAB I PENDAHULUAN Page 1 of 4 LAMPlRAN PERATURAN MENTERI KOMUNlKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 15/KEPIM.KOMlNF0/10/201O TANGGAL : 20 OKTOBER 2010 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

M A N A J E M E N A S N

M A N A J E M E N A S N ader PNS BAHAN AJAR PELATIHAN DASAR CALON PNS GOLONGAN III M A N A J E M E N A S N Oleh: Ir. DJOKO SUTRISNO, M.Si Widyaiswara Ahli Utama NIP. 19561112 198503 1 006 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu prasyarat penting

Lebih terperinci

SISTEM REKRUTMEN DAN SELEKSI

SISTEM REKRUTMEN DAN SELEKSI Pengalaman Empirik Pelaksanaan Seleksi CPNS Tahun 2013 dengan Sistem CAT dan LJK Disampaikan Oleh : Drs. ABIMANYU PONCO ATMOJO I. MM Sekretaris BKD Provinsi Jawa Timur pada saat : Rakor Pengembangan Sistem

Lebih terperinci

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA Salah satu agenda pembangunan nasional adalah menciptakan tata pemerintahan yang bersih, dan berwibawa. Agenda tersebut merupakan upaya untuk

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. beberapa aspek penunjang untuk menuju keberhasilan atau cita-cita dari visi dan

BAB III PEMBAHASAN. beberapa aspek penunjang untuk menuju keberhasilan atau cita-cita dari visi dan BAB III PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian Sebuah lembaga atau organisasi swasta maupun negeri memerlukan beberapa aspek penunjang untuk menuju keberhasilan atau cita-cita dari visi dan misi ke arah pembangunan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN. NOMOR 064 TAHUN 2016-Si.1-BKD/2013

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN. NOMOR 064 TAHUN 2016-Si.1-BKD/2013 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2016-Si.1-BKD/2013 TENTANG PEDOMAN PANITIA SELEKSI PENGISIAN JABATAN SECARA TERBUKA DAN MUTASI PEJABAT PIMPINAN TINGGI MADYA DAN PEJABAT PIMPINAN TINGGI

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN. Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan, maka penulis

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN. Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan, maka penulis 79 BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh signifikan

Lebih terperinci

CAT CPNS. Full Simulated TOEFL. Aplikasi Tes Buta warna. Simulasi TPA OTO Bappenas

CAT CPNS. Full Simulated TOEFL. Aplikasi Tes Buta warna. Simulasi TPA OTO Bappenas Full Simulated TOEFL Buku ini dilengkapi aplikasi Full Simulated TOEFL android (4 Paket) yang dapat di download di playstore dengan kata kunci genta group atau gunakan qr-code di bawah. CAT CPNS Buku ini

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM TAHUN 2007

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM TAHUN 2007 Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 35/PRT/M/2007 Tanggal : 8 Oktober 2007 PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM TAHUN 2007 I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk mempersiapkan diri dalam kehidupan global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam suatu organisasi publik. Pegawai yang memiliki kinerja baik, disiplin, serta memenuhi standar

Lebih terperinci

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA SISTEMATIKA (JUMLAH BAB: 13 JUMLAH PASAL: 89 ) BAB I KETENTUAN UMUM BAB II JENIS, STATUS, DAN KEDUDUKAN Bagian

Lebih terperinci

PENGUMUMAN NOMOR : 001/PENG/SESMEN-PDT/CPNS/IX/2013

PENGUMUMAN NOMOR : 001/PENG/SESMEN-PDT/CPNS/IX/2013 KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA Jl. Abdul Muis No. 7 Jakarta Pusat, Telp. 021-3500334 PENGUMUMAN NOMOR : 001/PENG/SESMEN-PDT/CPNS/IX/2013 PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA A. Pendahuluan Alasan/pertimbangan penggantian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/PERMEN-KP/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 071 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) REKRUITMEN DAN EVALUASI

Lebih terperinci

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

- 1 - LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG

- 1 - LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG - 1 - LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR DI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH P E N G U M U M A N NOMOR : 823.2/1253/2013 TENTANG PROMOSI JABATAN STRUKTURAL SECARA TERBUKA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH I. DASAR NORMATIF 1. Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Istilah e-procurement diperkenalkan pertama kali di Pemerintah Kabupaten

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Istilah e-procurement diperkenalkan pertama kali di Pemerintah Kabupaten BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Istilah e-procurement diperkenalkan pertama kali di Pemerintah Kabupaten Toraja Utara sekitar pada bulan Maret 2011 dalam suatu pertemuan yang dilaksanakan oleh Lembaga Kebijakan

Lebih terperinci

Informasi Pendaftaran dan Jadwal Penerimaan CPNS Tahun 2014

Informasi Pendaftaran dan Jadwal Penerimaan CPNS Tahun 2014 Info lapangan kerja 2014 Ratusan lowongan Kerja tersedia, CPNS n LOKER Beranda Informasi Pendaftaran dan Jadwal Penerimaan CPNS Tahun 2014 CPNS 2014: Pembukaan Penerimaan Pendaftaran CPNS 2014 akan dilaksanakan

Lebih terperinci