BAB IV PEMBAHASAN. pustaka, representasi masalah, evaluasi himpunan fuzzy, seleksi alternatif yang
|
|
- Bambang Sudirman Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PEMBAHASAN BAB IV merupakan pembahasan yang meliputi proses penelitian yaitu studi pustaka, representasi masalah, evaluasi himpunan fuzzy, seleksi alternatif yang optimal, implementasi antarmuka menggunakan PHP, validasi dokter, serta posting ke web. 1. Studi pustaka mengenai penyakit tropis dan gejalanya Penyakit tropis merupaan penyakit yang biasa terjadi di daerah tropis. Penyakit tropis bersifat menular. Penyakit ini disebabkan oleh adanya infeksi. Penularan penyakit dapat melalui berbagai perantara seperti bakteri, hewan, udara, air, juga sesama manusia. Penyakit tropis terbagi menjadi 4 macam yaitu infeksi oleh bakteri seperti deman tifoid, infeksi yang disebabkan oleh virus seperti DBD, infeksi yang disebabkan oleh parasite seperti malaria, dan sindrom penyakit menular seperti ISPA (Sudiono, 2003). Berikut adalah beberapa contoh penyakit tropis dan gejalanya yang disajikan dalam tabel
2 Tabel 4. 1 Contoh Penyakit Tropis dan Gejalanya DBD Gejala: a. Demam tinggi yang mendadak b. Diare c. Feses bercampur darah d. Gangguan kesadaran e. Hepatomegali f. Kejang g. Lelah h. Mata memerah i. Menggigil j. Mialgia k. Mimisan l. Muncul bintik merah pada badan m. Nadi lemah n. Nyeri sendi o. Nyeri tulang p. Peningkatan Hematokrit sampai 20% dari keadaan normal pasien q. Penurunan trombosit (< /ul) r. Ruam kulit s. Sakit kepala t. Sakit perut u. Splenomegali v. Tekanan darah menurun w. Tidak Nafsu makan (Anoreksia) TIPES Gejala: a. Batuk b. Bradikardia relative/denyut jantung lambat c. Demam tinggi pada sore dan malam hari. d. Diare e. Hepatomegali f. Lidah berselaput g. Malaise h. Meteroismus / kembung i. Mimisan/ Epistaksis j. Mual k. Mutah l. Nyeri kepala m. Nyeri otot / mialgia n. Pusing o. Splenomegali p. Tidak nafsu makan (Anoreksia) POLIO Gejala: a. lemah pada tungkai b. paresthesia c. kekakuan leher dan punggung d. myalgia e. nyeri kepala f. demam g. konstipasi h. anoreksia i. mual j. muntah 64
3 Daftar penyakit beserta gejalanya secara lengkap terdapat pada lampiran 1 dan Representasi Masalah a. Tujuan pengambilan keputusan ini adalah menentukan diagnosis terbaik untuk penyakit tropis berdasarkan kriteria atau gejala yang dirasakan. Terdapat 26 jenis penyakit yang akan menjadi alternatif, yaitu: AIDS (A1), cacar air (A2), campak (A3), cikungunya A4), demam berdarah dengue (A5), diare (A6), difteri (A7), disentri (A8), filariasis (A9), flu burung (A10), hepatitis (A11), herpes (A12), influenza (A13), ISPA (A14), kolera (A15), leptospirosis (A16), malaria (A17), PES (A18), pneumonia (A19), polio (A20), rabies (A21), SARS (A22), tetanus (A23), typhus (A24), TBC (A25), serta taeniasis (A26), b. Terdapat 118 atribut kriteria (gejala) diagnosis penyakit tropis dalam penelitian ini, yaitu: ALT (C1), BAB (C2), intensitas defekasi (C3), volume defekasi(c4), kondisi feses (C5), badan panas dingin (C6), batuk (C7), batuk berdahak (C8), batuk berdarah (C9), benjolan leher (C10), ukuran benjolan (C11), benjolan merah berisi air (C12), benjolan berair terasa panas(c13), berat badan (C14), berkeringat (C15), bersin bersin (C16), kondisi bibir (C17), bintik merah/perdarahan (C18), cuping hidung bergerak ketika bernafas (C19), dehidrasi (C20), denyut jantung (C21), denyut nadi (C22), disorientasi (C23), fotophobi (C24), frekwensi nafas (C25), gangguan kesadaran (C26), gangguan pernafasan atas (C27), gatal di sekitar anus (C28), gigitan hewan/anjing (C29), gigitan pinjal tikus (C30), halusinasi (C31), hematokrit (C32), hepatomegali (C33), hidrokel (C34), hidrophobia (C35), hidung kering (C36), hidung panas (C37), hidung tersumbat (C38), hiperaktif (C39), ikterus (C40), ingus (C41), 65
4 kaki bengkak (C42), kaku leher (C43), kaku punggung (C44), kejang (C45), kejang otot (C46), keluar cacing dalam tinja (C47), kiluria (C48), kondisi dada (C49), kondisi jari (C50), kondisi kelopak mata (C51), kondisi perut (C52), kontak dengan unggas mati mendadak (C53), kulit ruam (C54), lelah (C55), lemah (C56), lemah tungkai (C57), lemas (C58), leukosit (C59), lidah berselaput (C60), limfedema daerah ingunial (C61), limfedema di leher/ketiak (C62), linu di persendian (C63), luka di anus (C64), makan daging babi/hati sapi (C65), malaise (C66), mata berair (C67), mata merah/meradang (C68), menggigil (C69), mengigau (C70), meteroismus (C71), mialgia (C72), mimisan (C73), mual (C74), muntah (C75), nafsu makan (C76), nanah keluar dari limfedema (C77), nyeri dada (C78), nyeri dada saat bernafas (C79), nyeri leher (C80), nyeri menelan (C81), nyeri punggung (C82), nyeri sendi (C83), paresthesia (C84), pegal pegal (C85), perut melilit (C86), pseudomembran (C87), pingsan (C88), sulit pernafas (C89), pusing (C90), sakit badan (C91), sakit kepala (C92), sakit pada tulang (C93), sakit perut (C94), sakit perut bagian kiri (C95), sakit tenggorokan (C96), sesak ketika batuk (C97), sesak nafas (C98), splenomegali (C99), suara parau (C100), suara serak (C101), suhu kulit (C102), suhu limfedema (C103), suhu punggung (C104), suhu tubuh (C105), suhu tubuh pada sore/malam hari (C106), frekwensi demam (C107), tekanan darah (C108), frekwensi tekanan darah (C109), tekstur limfedema (C110), terjadi luka dan susah kering (C111), tingkah laku aneh (C112), trismus (C113), trombosit (C114), jari kurus (C115), volume urin (C116), wajah (C117), dan warna urin (C118). 66
5 c. Struktur hirarki masalah dapat digambarkan seperti berikut Diagnosis Penyakit Tropis C1 C2 C3 C4 C122 A1 A3 A26 A2 Gambar 4. 1 Struktur Hirarki Diagnosis Penyakit Tropis 3. Evaluasi Himpunan Fuzzy dari Alternatif Alternatif Pilihan Pada tahap evaluasi himpunan fuzzy terdapat 3 proses yang perlu dilakukan, yaitu: a. Memilih himpunan rating untuk kepentingan kriteria dan derajat kecocokan setiap alternatif dengan kriterianya. Secara umum, himpunan rating terdiri atas 3 elemen, yaitu variabel linguistik, derajat kecocokan T(x) dan fungsi keanggotaan. i. Variabel variabel Linguistik yang merepresentasikan bobot kepentingan untuk setiap kriteria adalah T(kepentingan) W= {SR, R, N, Ti, Kt, Lm, En, TP, P, J, S, A,SA, Kro, Se, L, SL, TA, ASb, Sb, SSb, Sd, Sdg, By, TD, T, Ko, Nk, ABy, SS, Ke, Pe, Pt, Ri, Bt, TDe, Ks, NTu, SLb, Lb, Cp, Pr, TB, AB, B, SB, Kg, Ti, TG, AG, G, SGt, R, ST, TK, Ker, SKr, TPa, APa, Pa, Spa, TH, AH, H, SH, AKi, Ki, Ski, AKl, Kl, ACk, Ck, SCk, Bl, BD, Abu, Bu, TKo, Ta, TL, TLm, SSd,Tp, ATb, Tb, TLi, AL, Li, SLi, TKm, AKm, Km, SKm, 67
6 TN, AN, Ny, SNy, Me, AS, ASl, SSl, TS, AS, ASt, SSt, D, Ha, DR, DS, DT, Rd, AT, Jh, AKh, Kh, Gp}. ii. Derajat kecocokan alternatif alternatif dengan kriteria keputusan adalah T(kecocokan) S=(SKC, KC, AC, C, SC,N) dengan SKC = Sangat Kurang Cocok, KC = Kurang Cocok, AC = Agak Cocok, C = Cocok, SC = Sangat Cocok, N=Normal. iii. Fungsi keanggotaan untuk setiap elemen direpresentasikan dengan menggunakan bilangan fuzzy segitiga sebagai berikut: SKC = (0;0;0,25), KC = (0;0,25;0,5), AC = (0,25;0,5;0,75), C = (0,5;0,75;1), SC = (0,75;1;1), N= (0;0;0). Fungsi keanggotaan dari setiap kepentingan kriteria tersaji pada tabel 4.1: Tabel 4. 1 Fungsi keanggotaan dari setiap kepentingan kriteria KRITERIA ALT (C1) BAB (C2) Warna urin (C118) Variabel linguistic Bilangan fuzzy segitiga SR (0,0,20) R (5,20,40) N (33,40,45) Ti (40,55,55) Kt (0,0,0.3) N (0,0.3,0.8) Lm (0.3,0.8,1) En (0.8,1,1)) Jh (0;0;0,3) AKh (0;0,30,5) Kh (0,3;0,5;1) Gp (0,5;1;1) 68
7 Fungsi keanggotaan dari setiap kepentingan kriteria selengkapnya terdapat pada Lampiran 3. b. Mengevaluasi kepentingan - kepentingan kriteria dan derajat kecocokan setiap alternatif dengan kriterianya. Rating untuk setiap kriteria keputusan dengan derajat kecocokan kriteria keputusan terhadap alternatif terdapat pada Lampiran 4. c. Mengagregasikan kepentingan kepentingan kriteria dan derajat kecocokan setiap alternatif dengan kriterianya. Terdapat beberapa macam metode yang dapat digunakan untuk melakukan agregasi terhadap hasil keputusan para pengambil keputusan, antara lain: mean, median, max, min, dan operator campuran. Dengan mensubstitusikan bilangan fuzzy segitiga ke setiap variabel linguistik ke dalam persamaan 3.2, 3.3, 3.4, dan 3.5 maka akan diperoleh nilai kecocokan fuzzy. 4. Seleksi Alternatif yang Optimal Dengan mensubstitusikan indeks kecocokan fuzzy yang diperoleh pada langkah sebelumnya ke dalam persamaan 3.7 dan dengan mengambil 3 nilai derajat keoptimisan, yaitu α = 0 (tidak optimis), α = 0,5, dan α = 1 (sangat optimis) maka akan diperoleh nilai total integral untuk setiap alternatif. 5. Sistem Diagnosis Menggunakan antarmuka PHP Proses terakhir dalam penelitian ini adalah mengimplementasikan sistem fuzzy decision making dengan menggunakan antar muka PHP. Tujuan dari langkah ini adalah mempermudah pengguna dalam mengaplikasikan sistem fuzzy decision making yang telah dibangun. Adapun hasil implementasi pada 69
8 antarmuka PHP dari sistem fuzzy decision making tersebut terlihat pada gambar 4. Sedangkan script pembuatan tampilan antarmuka diagnosis penyakit tropis dengan antarmuka PHP dijelaskan pada lampiran 5. 70
9 Gambar 4. 2 Tampilan antarmuka Sistem antarmuka PHP seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas dimulai dengan mengisi setiap kriteria (gejala) berdasarkan yang dirasakan. 6. Contoh Kasus a. Kasus Misal terdapat pasien dengan gejala yang dialami berupa benjolan merah berair di seluruh tubuh (C12), suhu tubuh 37.5 C (C105), menggigil ringan (C69), nyeri sendi(c83), lelah ringan (C55), pusing ringan (C90), dan sakit kepala ringan (C92). Ini berarti bahwa kriteria yang lain berada pada kondisi normal. b. Penyelesaian kasus Berdasarkan gejala yang dialami pasien maka diperoleh tabel kepentingan seperti pada lampiran 6 serta kecocokan alternatif terhadap kriteria pada lampiran 7. 71
10 Selanjutnya dengan mensubstitusikan bilangan fuzzy segitiga setiap variabel linguistik kepentingan S it = (o it, p it, q it ) dan bobotnya W t = (a t, b t, c t ) ke persamaan 3.2 maka diperoleh: Y 1 =[(33x0) + (0x0) + (0x0) + + (1x0)] : 118 =0 Q 1 =[(40x0) + (0,3x0) + (2x0) + + (1x0)]:118= Z 1 =[(45x0) + (0,8x0) + (4x0) + + (3x0)]:118= Y 26 =[(33x0) + (0x0) + (0x0) + + (1x0)]:118 =0 Q 26 =[(40x0) + (0,3x0) + (2x0) + + (1x)]:118= Z 26 =[(45x0) + (0,8x0) + (4x0) + + (3x0)]:118= Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 8 Sehingga diperoleh nilai kecocokan fuzzy seperti pada Tabel 4.2: Tabel 4. 2 Indeks kecocokan setiap alternatif Y Q Z
11 Y Q Z Berikutnya dicari nilai total integral dengan mensubstitusikan indeks kecocokan yang diperoleh dalam tabel 4.3 ke dalam persamaan 3.7 dan mengambil nilai keoptimisan α = 0, α = 0.5 dan α = 1 yang disubstitusi ke persamaan 3.7 maka diperoleh hasil seperti pada tabel 4.3: 73
12 Tabel 4. 3 Nilai total integral setiap alternatif Nama Penyakit α=1 Nama Penyakit α =0.5 Nama Penyakit α =0 AIDS AIDS AIDS Cacar Air Cacar Air Cacar Air Campak Campak Campak Cikungunya Cikungunya Cikungunya DBD DBD DBD Diare Diare Diare Difteri Difteri Difteri Disentri Disentri Disentri Filariasis Filariasis Filariasis Flu Burung Flu Burung Flu Burung Hepatitis Hepatitis Hepatitis Herpes Herpes Herpes Influenza Influenza Influenza ISPA ISPA ISPA Kolera Kolera Kolera Leptospirosis Malaria PES Pneumonia Polio Rabies SARS Tetanus Typhus TBC Taeniasis Leptospirosis Malaria PES Pneumonia Polio Rabies SARS Tetanus Typhus TBC Taeniasis Leptospirosis Malaria PES Pneumonia Polio Rabies SARS Tetanus Typhus TBC Taeniasis
13 Kemudian dari nilai total integral tersebut dilakukan perankingan Tabel 4.4: Tabel 4. 4 Ranking penyakit yang mungkin α=1 Nama Penyakit α=0,5 Nama Penyakit α=0 Nama Penyakit Cacar Air Cacar Air Cacar Air Herpes Herpes Herpes Influenza Influenza Influenza Leptospirosis Leptospirosis Leptospirosis Rabies Rabies Rabies SARS SARS SARS Hepatitis Hepatitis Hepatitis Difteri Difteri Difteri ISPA ISPA ISPA Tetanus Tetanus Tetanus Typhus Typhus Typhus Cikungunya Cikungunya Cikungunya Polio Polio Polio Flu Burung Flu Burung Flu Burung DBD DBD DBD Campak Campak Campak Malaria Malaria Malaria PES PES PES Disentri Disentri Disentri Filariasis Filariasis Filariasis Pneumonia Pneumonia Pneumonia Taeniasis Taeniasis Taeniasis 75
14 Nama Nama Nama α=1 Penyakit α=0,5 Penyakit α=0 Penyakit AIDS AIDS AIDS Diare Diare Diare Kolera Kolera Kolera TBC TBC TBC Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan derajat keoptimisan yang berbeda diperoleh hasil diagnosis bahwa pasien kemungkinan besar menderita penyakit cacar air. Berikut adalah gambar tampilan sistem user interface dari kasus tersebut seperti pada Gambar 4.3: 76
15 77
16 Gambar 4. 3 Form Hasil Diagnosis Penyakit Tropis 7. Validasi Dokter Tahap ini dilakukan dengan dua tujuan yaitu validasi program dan untuk memperoleh hasil diagnosis dari dokter. Validasi program dilakukan dengan tujuan mengetahui kelayakan program. Hasil diagnosis dokter digunakan untuk memperoleh keakurasian dari hasil penelitian ini. Berdasarkan arahan dan revisi dari validator, program yang dibuat dalam penelitian ini yaitu implementasi diagnosis penyakit tropis dengan metode FMCDM yang dibangun menggunakan PHP dalam sebuah user interface layak digunakan. Berdasarkan hasil validasi, hasil diagnosis menggunakan metode FMCDM telah sama dengan hasil diagnosis oleh dokter. Keakurasiannya mencapai 100%. Berikut adalah tabel perbandingan hasil diagnosis menggunakan FMCDM dengan hasil diagnosis dokter. 78
17 Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Diagnosis FMCDM dengan Hasil Diagnosis Dokter Gejala: a. Suhu Tubuh 39.6 derajat C b. Diare c. Feses bercampur darah d. Gangguan kesadaran (pernah) e. Hepatomegali (AB) f. Kejang(pernah) g. Lelah(sedang) h. Mata memerah (sedang) i. Menggigil (sedang) j. Mialgia(nyeri) k. Pernah mimisan l. Muncul bintik merah pada badan m. Mual (pernah) n. Muntah (pernah) o. Nadi lemah (59) p. Nyeri sendi (AN) q. Nyeri tulang(sedang) r. Peningkatan Hematokrit (naik ringan) s. Penurunan trombosit (turun drastis) t. Ruam kulit (ringan) u. Sakit kepala (sedang) v. Sakit perut (ringan) w. Splenomegali (agak bengkak) x. Tekanan darah menurun y. Tidak Nafsu makan (Anoreksia) Output program : DBD Diagnosis dokter : DBD/DHF Gejala: a. Batuk sudah 8 hari b. Bradikardia relatif/denyut jantung lambat (58/menit) c. Demam tinggi pada sore dan malam hari (40 derajat) d. Diare (feses lembek, intensitas 5 kali sehari) e. Hepatomegali (agak bengkak) f. Lidah berselaput tebal g. Malaise (sedang) Output program : Demam tifoid/ Typhus h. Perut sangat kembung i. Mimisan/ Epistaksis (pernah) j. Mual (jarang) k. Mutah (pernah) l. Nyeri kepala (sedang) m. Nyeri otot / mialgia n. Pusing sedang o. Splenomegali (agak bengkak) p. Tidak nafsu makan (Anoreksia) Diagnosis dokter : Typhus Gejala: a. lemah pada tungkai b. paresthesia f. demam g. konstipasi 79
18 c. kekakuan leher dan punggung d. myalgia e. nyeri kepala h. anoreksia i. mual j. muntah Output program : POLIO Diagnosis dokter : POLIO Perbandingan hasil diagnosis FMCDM dengn hasil diagnosis dokter selengkapnya terdapat pada lampiran Posting Ke Web Tampilan antarmuka yang telah dibangun menggunakan bahasa pemrograman PHP di atas akan diunggah agar dapat digunakan secara online oleh orang banyak. Pada penelitian ini dipilih salah satu hosting gratis yaitu idhostinger 80
APLIKASI FUZZY DECISION MAKING UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT TROPIS
Aplikasi Fuzzy Decision... (Aisah Badaini) 1 APLIKASI FUZZY DECISION MAKING UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT TROPIS THE APLICATION OF FUZZY DECISION MAKING TO DIAGNOSE TROPIC DISEASES Oleh: Aisah Badaini 1), Agus
Lebih terperinci3. Fungsi Keanggotaan Himpunan Fuzzy Operator Operator Fuzzy Logika Fuzzy D. Sistem Pendukung Keputusan
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN... ii PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan perencanaan layar
BAB III METODE PENELITIAN Bab III berisi tentang metode penelitian. Metode penelitian yang digunakan terdiri dari teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan perencanaan layar aplikasi. A. Teknik
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Defenisi Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) Pada dasarnya Sistem Pendukung Keputusan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi
Lebih terperinciPENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM) UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT TROPIS
PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM) UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT TROPIS Rika Rosnelly 1, Retantyo Wardoyo 2 STMIK Potensi Utama 1 Jl. KL. Yos Sudarso Km. 6,5 No. 3A Tj. Mulia Medan 1 rika@potensi-utama.ac.id
Lebih terperinciMetode Tsukamoto untuk Mendiagnosa Penyakit Infeksi pada Manusia
Metode Tsukamoto untuk Mendiagnosa Penyakit Infeksi pada Manusia Irmalia Suryani Faradisa dan Putri Sari Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Nasional Malang E-mail: faradyza@gmail.com Abstrak Gejala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pakar adalah suatu cabang kecerdasan buatan yang menggunakan pengetahuan-pengetahuan khusus yang dimiliki oleh seorang ahli untuk menyelesaikan suatu masalah
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 0 Desa Lenek Kec. Aikmel EVALUASI LAYANAN KLINIS PUSKESMAS LENEK 06 GASTROENTERITIS AKUT. Konsistensi
Lebih terperinciPENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DALAM MENDETEKSI DINI PENYAKIT TROPIS PADA BALITA
Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 8 No. 1 Edisi Februari 2013 20 PENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DALAM MENDETEKSI DINI PENYAKIT TROPIS PADA BALITA Septya Maharani Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Imunisasi Pentavalen Hari / Tanggal : Selasa/ 08 Desember 2014 Tempat : Posyandu Katelia Waktu Pelaksanaan : 08.00 sampai selesai Peserta / Sasaran : Ibu dan Anak
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR. yang ahli dalam bidang tertentu dan mempunyai pengetahuan atau keahlian
48 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR 3.1 Analisis Sistem Pakar Dalam mengembangkan sistem pakar ini diperlukan pengetahuan dan informasi yang diperoleh dari beberapa sumber, yaitu dari para pakar,
Lebih terperinciPenyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio
Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,
Lebih terperinciMANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Perkembangan teknologi yang sangat pesat sekarang ini terutama dalam bidang teknik informasi telah menjadikan informasi merupakan kebutuhan yang sangat penting.
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. dan E (jarang) sering muncul sebagai kejadian luar biasa, ditularkan secara fecal
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Penyakit Hepatitis Penyakit Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk di Indonesia, yang terdiri dari Hepatitis A, B, C, D, dan E. Hepatitis
Lebih terperinciPENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter
Lebih terperinciKEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA
DIABETES HIPOGLIKEMIA GEJALA TANDA : Pusing Lemah dan gemetar Lapar Jari dan bibir kebas Pucat Berkeringat Nadi cepat Mental bingung Tak sadar DIABETES HIPOGLIKEMIA PERTOLONGAN PERTAMA ; Bila tak sadar
Lebih terperinciMACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C)
Nama : Ardian Nugraheni (23111307C) Nifariani (23111311C) MACAM-MACAM PENYAKIT A. Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) 1) Pengertian Terjadinya penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue
Lebih terperinciPENYAKIT MENULAR. Website:
PENYAKIT MENULAR Penyakit Menular Penyakit menular memberikan Informasi insiden, period prevalence dan prevalensi penyakit secara klinis dengan/tanpa informasi laboratorium yang digali melalui kuisioner.
Lebih terperinciVirus herpes merupakan virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian disalin menjadi marn.
Contoh-contoh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) Termasuk salah satu retrovirus yang secara khusus menyerang sel darah putih (sel T). Retrovirus adalah virus ARN hewan yang mempunyai tahap ADN. Virus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Tabel 2.1 Perbandingan Tinjauan Pustaka
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tunjauan Pustaka Tabel 2.1 Perbandingan Tinjauan Pustaka NO Penulis Objek Metode Hasil Penelitian Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya 1 Christine Natalia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Definisi Imunisasi Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah dilemahkan
Lebih terperinciPENYAKIT-PENYAKIT DITULARKAN VEKTOR
PENYAKIT-PENYAKIT DITULARKAN VEKTOR dr. I NYOMAN PUTRA Kepala Bidang Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok DEMAM BERDARAH DENGUE (DHF) Definisi Merupakan penyakit
Lebih terperinciKesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu
Kesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu Fakta tentang penyakit Anak Sementara vaksin telah membuat beberapa penyakit masa kanak-kanak yang langka, yang lain masih banyak fakta
Lebih terperincicita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan
cita-cita UUD 1945. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga muncul sebagai
Lebih terperinciTemanggung. Persetujuan Studi Pendahuluan RSUD Kabupaten
LAMPIRAN Lampiran 1. urat Temanggung Persetujuan tudi Pendahuluan RUD Kabupaten 63 Lampiran 2. urat Persetujuan Penelitian RUD Kabupaten Temanggung 64 Lampiran 3. Data Rekam Medik Pasien IK di Bangsal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 1. Defenisi Istilah ISPA yang merupakan singkatan dari infeksi saluran pernapasan akut diperkenalkan pada tahun 1984. Istilah ini merupakan
Lebih terperinciP14 FMADM Dengan Pengembangan. A. Sidiq P.
P14 FMADM Dengan Pengembangan A. Sidiq P. http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id Program Studi Teknik Informatika Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Lebih terperinciFORMAT 2 A BAHAN KUESIONER PERSONAL UNTUK ANAK / REMAJA (USIA 18) Harus ditanyakan oleh dokter
FORMAT 2 A BAHAN KUESIONER PERSONAL UNTUK ANAK / REMAJA (USIA 18) I. Validasi Nama Pewawancara Tanggal Wawancara Tanggal Input Data Tanggal Lahir Harus ditanyakan oleh dokter / / (bulan/tanggal/tahun)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pernah mengalami sakit. Penyakit yang diderita oleh setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pernah mengalami sakit. Penyakit yang diderita oleh setiap makhluk berbeda satu dan yang lainnya. Sakit merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak berada
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi
Lebih terperinciDIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE PENELUSURAN FORWARD CHAINNING-DEPTH FIRST SEARCH
DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE PENELUSURAN FORWARD CHAINNING-DEPTH FIRST SEARCH Putri Kurnia Handayani Jurusan Sistem Informasi Universitas Muria Kudus PO BOX 53 Gondangmanis Kudus e-mail : pu3_kurnia@yahoo.com
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT REGULER
LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT REGULER Waspadai Penyakit Infeksi Pada Musim Kemarau Oleh : Dra.LilisSuryani.,M.Kes (NIK: 173013/NIDN 0510026801) FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN IMUNISASI
SATUAN ACARA PENYULUHAN IMUNISASI Topik Sub pokok bahasan Sasaran Target : Imunisasi : Langkah awal menyehatkan anak : Ibu ibu yang mempunyai anak bayi dan balita di Dusun Ngadirejo : Ibu yang mempunyai
Lebih terperinciDokumentasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Anjing
Dokumentasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Anjing Disusun Oleh 23508018 Danang Junaedi 23508019 Iwa Ovyawan Herlistiono 23508037 Tjokorda Agung 1. Pendahuluan Anjing sering disebut sebagai sahabat manusia
Lebih terperinciMateri 13 KEDARURATAN MEDIS
Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.
Lebih terperinciTEORI PENYEBAB PENYAKIT 2. By: Syariffudin
TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2 By: Syariffudin Definisi Teori Penyebab Penyakit Teori penyebab penyakit memiliki pengertian sebuah teori yang mempelajari gejala-gejala timbulnya penyakit karena adanya ketidakseimbangan
Lebih terperinciMateri Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru
1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis
Lebih terperinciKEDARURATAN LINGKUNGAN
Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Fuzzy Logic Fuzzy logic pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965. Teori ini banyak diterapkan di berbagai bidang, antara lain representasi pikiran manusia
Lebih terperinciModul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.
Modul ke: Pedologi Cedera Otak dan Penyakit Kronis Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Apakah yang Dimaksudkan dengan Kelumpuhan Otak itu? Kelumpuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh virus dengue dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegeypti. Penyakit ini dapat menyerang
Lebih terperinciPenularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif
Definisi DBD Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti betina lewat air liur gigitan saat menghisap darah manusia.
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Sasaran : 1. Umum : Keluarga pasien ISPA 2. Khusus: Pasien ISPA Hari/Tanggal : Jumat, 24 Januari 2014 Waktu : Pukul 9.30 10.00
Lebih terperinciNYAMUK SI PEMBAWA PENYAKIT Selasa,
PLEASE READ!!!! Sumber: http://bhell.multiply.com/reviews/item/13 Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes Albopictus yang mengandung virus dengue dapat menyebabkan demam berdarah dengue (DBD) yang ditandai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tropis adalah penyakit lazim yang terjadi di daerah tropis dan subtropis di 149 negara. Beberapa organisme yang menyebabkan penyakit tropis adalah bakteri
Lebih terperinciPusat Hiperked dan KK
Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,
Lebih terperinciDEFINISI KASUS MALARIA
DEFINISI KASUS MALARIA Definisi kasus adalah seperangkat criteria untuk menentukan apakah seseorang harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak. Kriteria klinis dibatasi oleh waktu, tempat, dan orang.
Lebih terperinciFUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING
Media Informatika, Vol. 3 No. 1, Juni 2005, 25-38 ISSN: 0854-4743 FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Sri Kusumadewi, Idham Guswaludin Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Pakar Mendiagnosa Perkembangan Dan Kesehatan Pada Anak yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SISTEM
BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis Permasalahan Kesehatan merupakan hal yang berharga bagi setiap manusia karena jika terserang penyakit akan berpengaruh buruk untuk aktifitas yang dilakukan. Suatu penyakit
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis 1. Definisi Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman tuberkulosis
Lebih terperinciGejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.
PENYAKIT CAMPAK Apakah setiap bintik-bintik merah yang muncul di seluruh tubuh pada anak balita merupakan campak? Banyak para orangtua salah mengira gejala campak. Salah perkiraan ini tak jarang menimbulkan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID
ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
5 2.2. Cara Kerja Jantung Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol).
Lebih terperinciSistem Pakar Diagnosis Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Forward Chaining
Juli Desember 2016 ISSN 1411 0059 Sistem Pakar Diagnosis ParuParu Menggunakan Metode Forward Chaining Esti Rahmawati 1 dan Hari Wibawanto 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
Lebih terperinciJurnal Riset Sains dan Teknologi Volume 1 No. 1 Maret 2017
Jurnal Riset Sains dan Teknologi Volume 1 No. 1 Maret 2017 e-issn 2549-9750 IMPLEMENTASI CERTAINTY FACTOR PADA DIAGNOSA PENYAKIT INFEKSI TROPIS Certainty Factor Implementation on Tropical Infection Disease
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem yang sedang berjalan merupakan proses awal yang harus dilaksanakan untuk menentukan permasalahan yang sedang
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
17 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. BAHAN Sampel penelitian diambil dari medical record (catatan medis) rumah sakit Dr. Sardjito Yogyakarta pada tanggal 13-16 Desember 2005. Sampel terdiri dari data pasien
Lebih terperinciLembar Persetujuan Responden
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Responden Saya yang bernama Sri Lestari Mei Donna Siregar/ 1102334 adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Demam Berdarah Dengue Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak
Lebih terperinciMuhammad Imran Hasanuddin Mahasiswa Prodi Matematika FST-UINAM
DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BERBASIS LOGIKA FUZZY DENGAN METODE SISTEM INFERENSI FUZZY MAMDANI MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN VISUAL BASIC 6.0 Irwan Prodi Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UINAM iwan.uin@gmail.com
Lebih terperinciJika ciprofloxacin tidak sesuai, Anda akan harus minum antibiotik lain untuk menghapuskan kuman meningokokus.
CIPROFLOXACIN: suatu antibiotik bagi kontak dari penderita infeksi meningokokus Ciprofloxacin merupakan suatu antibiotik yang adakalanya diberikan kepada orang yang berada dalam kontak dekat dengan seseorang
Lebih terperinciLampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan
Lampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan Lampiran 2. Data angka penyebab kematian pada narapidana dan tahanan di Indonesia tahun 2011 No Nama Penyakit Jumlah 1 HIV/AIDS 105 2
Lebih terperinciPerancangan Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Sistem Pernafasan dengan Menggunakan Penalaran Bayes Munirah Muslim 1, Dr. Retantyo Wardoyo, MSc 2 Program Studi Doktor Ilmu Komputer, Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelahiran bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua, terutama bayi yang lahir sehat. bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan pembagian.masa neonatal,
Lebih terperinciSISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL PENYAKIT KAMBING MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE TSUKAMOTO
SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL PENYAKIT KAMBING MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE TSUKAMOTO Sella Dwi Ovie Dityanto 1, Ariadi Retno Tri Hayati Ririd 2, Rosa Andrie Asmara 3 1,2 Program Studi Teknik Informatika,
Lebih terperinciMANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT A. KONSEP DASAR MTBS Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah intervensi yang cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh ISPA, diare,
Lebih terperinciBudaya Hidup Sehat. Pola hidup sehat harus ditekankan sejak dini. Tentu kamu pernah mendengar peribahasa Kebersihan Pangkal
Budaya Hidup Sehat Pola hidup sehat harus ditekankan sejak dini. Tentu kamu pernah mendengar peribahasa Kebersihan Pangkal Kesehatan. Apakah artinya peribahasa itu? Peribahasa itu mengandung arti dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Pakar Mendiagnosa Perkembangan Dan Kesehatan Pada Anak. IV.1.1 Tampilan Menu Utama Tampilan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 persentase jumlah penduduk berdasarkan usia di pulau Jawa paling banyak adalah
Lebih terperinciPenentuan Penanganan Kasus Terhadap Penyakit...
Penentuan Penanganan Kasus Terhadap Penyakit... (Risfianti dkk.) PENENTUAN PENANGANAN KASUS TERHADAP PENYAKIT BERDASARKAN GEJALA MENGGUNAKAN CASE BASE REASONING DAN ALGORITMA NEAREST NEIGHBOR(STUDI KASUS:
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
Lampiran 5 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH, PERSONAL HYGIENE DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PADA PEMULUNG DI KELURAHAN TERJUN KECAMATAN
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Malaria Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. 3 Malaria
Lebih terperinciJika tidak terjadi komplikasi, penyembuhan memakan waktu 2 5 hari dimana pasien sembuh dalam 1 minggu.
Virus Influenza menempati ranking pertama untuk penyakit infeksi. Pada tahun 1918 1919 perkiraan sekitar 21 juta orang meninggal terkena suatu pandemik influenza. Influenza terbagi 3 berdasarkan typenya
Lebih terperinciINFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) 1. Pengertian ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spectrum
Lebih terperinciSURVEILANS DAN PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR PASKA BENCANA
SURVEILANS DAN PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR PASKA BENCANA Not everything that counts can be counted, and not everything that can be counted counts. (Albert Einstein) Kasus Pasca bencana gempa bumi tanggal
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)
LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN: 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) Silakan anda memberi tanda di kolom isi sesuai
Lebih terperinciTATALAKSANA MALARIA. No. Dokumen. : No. Revisi : Tanggal Terbit. Halaman :
Revisi Halaman Kepala 1. Pengertian Malaria adalah suatu infeksi penyakit akut maupun kronik yang disebakan oleh parasit Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit cacar air dan campak mungkin sudah tidak asing lagi dan merupakan penyakit yang mendunia. Penyakit cacar air merupakan penyakit menular yang dapat menyerang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil program dan pembahasan dari Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Dalam Dan Penyobatannya Menggunakan Obat
Lebih terperinciMANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN
MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN PENDAHULUAN Bayi muda : - mudah sekali menjadi sakit - cepat jadi berat dan serius / meninggal - utama 1 minggu pertama kehidupan cara memberi pelayanan
Lebih terperinciIdentifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis WEB
Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis WEB Aris Setiawan, Soewarto Hardhienata, Prihastuti Harsani arieztsetia1@gmail.com Program Studi Ilmu Komputer
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk
Lebih terperinciMedia tertentu 1. udara (TBC, Influenza dll), 2. tempat makan dan minum yang kurang bersih pencuciannya (Hepatitis, Typhoid/Tifus dll), 3.
PENYAKIT MENULAR Penyakit Menular Disebut juga penyakit infeksi Adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti
Lebih terperinciIMUNISASI SWIM 2017 FK UII Sabtu, 14 Oktober 2017
IMUNISASI Dr. dr. Fx. Wikan Indrarto, SpA SWIM 2017 FK UII (Simposium & Workshop Imunisasi) Sabtu, 14 Oktober 2017 Di Hotel Eastparc Jl. Laksda Adisucipto Km. 6,5, Yogyakarta IMUNISASI Cara meningkatkan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit yang Disebabkan oleh Nyamuk Dengan Metode Forward Chaining ini diimplementasikan dengan menggunakan bahasa
Lebih terperinciLAPORAN JAGA 24 Maret 2013
LAPORAN JAGA 24 Maret 2013 Kepaniteraan Klinik Pediatri Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta 2013
Lebih terperinciJurnal JARTEL (ISSN (print): ISSN (online): ) Vol: 1, Nomor: 1, Mei 2015
RANCANG ANGUN SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS MENULAR ERASIS ANDROID MENGGUNAKAN METODE GAUNGAN FORWARD CHAINING DAN ACKWARD CHAINING Muhammad Fahmi Hidayah 1, Ahmad Wahyu Purwandi 2, Moh. Abdullah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Influenza (flu) adalah penyakit pernapasan menular yang disebabkan oleh virus influenza yang dapat menyebabkan penyakit ringan sampai penyakit berat (Abelson, 2009).
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE CERTAINTY FACTOR UNTUK PENENTUAN KEPASTIAN ATURAN PENYAKIT PADA ANAK
IMPLEMENTASI METODE CERTAINTY FACTOR UNTUK PENENTUAN KEPASTIAN ATURAN PENYAKIT PADA ANAK 1) Aldi Rifaldi, 2) Yusni Nyura 1), 2) Program Studi Teknik Informatika Politeknik Negeri Samarinda Samarinda Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penanganan terhadap beberapa penyakit yang terjadi di Kota Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi. Kondisi tersebut menjadikan Kota Yogyakarta semakin padat penduduknya, sehingga
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Tempat Sasaran Waktu : Imunisasi Campak : Pentingnya Imunisasi Campak bagi bayi : Puskesmas : Masyarakat : 09.00-09.35 WIB Hari dan Tanggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah DBD merupakan penyakit menular yang disebabkan virus dengue. Penyakit DBD tidak ditularkan secara langsung dari orang ke orang, tetapi ditularkan kepada manusia
Lebih terperinciPATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI TUBERKULOSIS. Retno Asti Werdhani Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI
PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI TUBERKULOSIS Retno Asti Werdhani Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI TUBERKULOSIS DAN KEJADIANNYA Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Seseorang yang ingin memeriksa kesehatannya cenderung untuk berkonsultasi ke dokter ahli, namun terkadang hal ini dapat menyulitkan seseorang
Lebih terperinciDIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT INFEKSI VIRUS PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR
DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT INFEKSI VIRUS PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR Heri, Helfi Nasution, Helen Sasty Pratiwi Program Studi Teknik Infornatika Universitas Tanjungpura e-mail: heri.afung@gmail.com
Lebih terperinci