Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2

3

4

5

6

7

8

9 Perancangan Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Sistem Pernafasan dengan Menggunakan Penalaran Bayes Munirah Muslim 1, Dr. Retantyo Wardoyo, MSc 2 Program Studi Doktor Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada munirah.muslim@mail.ugm.ac.id, rw@ugm.ac.id Abstract Penelitian ini berusaha merancang sistem pakar dimana metode inferensinya berbasis kepada Metode Penalaran Bayes, yaitu dimana seluruh rule-rule yang dimiliki oleh sistem pakar pada basis pengetahuannya diterjemahkan kedalam bayes rule, bayes rule yang memuat probability bayes untuk melakukan penalaran. Rule-rule dalam inferensinya, dipilih secara terurut, setiap rule yang terpilih dihitung probability bayesnya, kemudian hasilnya digunakan untuk memperoleh fakta baru yang lengkap dengan hasil perhitungan probabilitynya. Dikatakan sebagai sebuah rancangan karena hanya merupakan sebuah perancangan yang tidak melibatkan pakar sebenarnya yang mengetahui tentang penyakit Sistem Pernafasan yang menjadi objek bagi sistem pakar ini, kecuali semata sampel-sampel pengetahuan yang diperoleh dari berbagai sumber tertulis kemudian dijadikan sebagai basis pengetahuan. Kata kunci; rule bayes, penalaran bayes, penuakit siste pernafasan,sistem pakar, probability. I. PENDAHULUAN Penyakit sistem pernafasan adalah penyakit yang menyerang sebagian dari organ-organ penopang sistem pernafasan. Pada makalah ini perancangan sistem pakar dibatasi untuk sistem pernapasan eksternal, yang meliputi hidung, tenggorokan hingga paru-paru. Beberapa penyakit sistem pernafasan yang hendak dibuat dalam diagnosa dengan sistem pakar adalah penyakit-penyakit yang meliputi [1] : 1. Tubercolusis (TBC) Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tubercolusis. Penyakit ini menyerang paru-paru sehingga terbentuk bintilbintil dalam alveolus. 2. Pneumonia Penyakit ini menyebabkan radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Diplococcus pneumonia. Akibat peradangan alveolus dipenuhi oleh nanah dan lendir sehingga oksigen sulit berdifusi mencapai darah. 3. Bronkitis Penyakit ini menyebabkan peradangan pada dinding bronkus yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini menyebabkan batuk berdahak. 4. Asma Penyakit ini menyebabkan penyempitan saluran pernapasan. Penyakit ini dapat disebabkan oleh alergi. 5. Pleuritis Penyakit ini menyebabkan peradangan pada selaput pembungkus paru-paru (pleura). Penyakit ini menyebabkan terdapatnya cairan berlebih pada pleura sehingga penderita akan sesak napas. 6. Asfiksi Penyakit ini menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen ke sel-sel atau jaringan tubuh. 7. Asidosis Yaitu kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah, sehingga pernapasan terganggu.

10 8. Emfisema Yaitu robeknya dinding alveolus sehingga mengurangi daerah pertukaran gas. 9. Difteri Yaitu penyumbatan oleh lender pada rongga faring maupun laring yang dihasilkan oleh infeksi kuman difteri. Definisi-definisi ini berdasarkan referensi [1]. II. TEOREMA BAYES Penerapan teorema bayes pada sistem pakar adalah sebuah penerapan cara pandang probability. Dalam cara pandang ini, diagnosa penyakit suatu penyakit dinyatakan sebagai probability kemunculan suatu penyakit pada pasien. Terminologi event probability diartikan sebagai pasien dengan penyakit yang dideritanya, atau pasien dengan gejala yang dideritanya, sedang populasinya adalah jumlah pasien itu sendiri Dalam terminologi bayes, event dipecah dalam dua bagian, yaitu event sebagai fakta (evicence) dan event sebagai hipotesis. Event sebagai fakta atau evidence pada makalah ini adalah pasien dengan gejala yang dideritanya, atau disingkat saja sebagai gejala. Event sebagai hipotesis pada makalah ini adalah pasien dengan penyakit yang dideritanya, atau disingkat saja sebagai penyakit. Sehingga jika dituliskan dalam hubungan jika maka dapat ditulis secara umum sebagai berikut: Jika pasien dengan gejala E maka pasien menderita penyakit H Atau disingkat sebagai berikut: Jika gejala E maka penyakit H Bentuk ini memiliki empat kaitan probability, yaitu sebagai berikut: 1. Probability evidence atau probability fakta, ditulis P(E) 2. Probability hipotesis ditulis P(H) 3. Probability hipotesis H jika E terjadi, ditulis P(H E) 4. Probability evidence E jika H terjadi, ditulis P(E H). Di dalam penalaran bayes, keempat probability dihitung dengan cara sebagai berikut: 1. P(E) dihitung berdasarkan frekuensi terjadinya gejala dari suatu sampel populasi, tanpa melihat hubungannya dengan penyakit. 2. P(H) juga dihitung berdasarkan frekuensi terjadinya penyakit dari suatu sampel populasi, tanpa melihat hubungannya dengan gejala. 3. P(E H) dihitung berdasarkan pengalaman dokter atau pakar, dihitung secara prior atau berdasarkan dugaan dari pengalaman. 4. P(H E) dihitung menggunakan rumus bayes rule. Contoh perhitungan : Misalkan dalam populasi 100 orang, ada 50 orang menunjukkan gejala demam, tanpa melihat kepada penyakit penyebabnya, maka P(E) atau P(demam) adalah 50/100 atau 0,5 nilai probabilitynya. Misalkan dalam populasi 100 orang, ada 9 orang yang menderita penyakit bronkitis, tanpa melihat kepada gejala yang dimunculkannya, maka peluang P(H) atau P(bronkitis) = 9/100 atau 0,09. Misalkan dalam pengalaman dokter, biasanya orang yang menderita bronkitis akan menimbulkan gejala demam dengan peluang sebanyak 0,8 maka peluang P(E H) atau P(demam bronkitis) = 0,8. Selanjutnya orang yang datang pada sistem pakar, dan mengeluhkan gejala demam, dapat diprediksi oleh sistem pakar akan jenis penyakit yang dideritanya, dan menurut sistem pakar peluang pasien tersebut menderita bronkitis adalah P(H E) atau P(bronkitis demam) yang dihitung dengan teorema bayes yaitu sebagi berikut: P(H E) = P(E H).P(H)/P(E) = 0,8 x 0,09 / 0,5 = 0,144 Akan tetapi penerapan yang sesungguhnya teorema bayes mensyaratkan pencakupan seluruh gejala pada populasi dan seluruh penyakit pada populasi. Untuk kasus di atas seluruh gejala dapat dirangkum saja sebagai gejala demam dan gejala bukan demam, dan seluruh penyakit dapat dirangkum saja sebagai penyakit bronkitis dan penyakit bukan bronkitis. Sehingga kaitan probability untuk seluruh gejala dapat ditulis dalam satu tabel sebagai berikut:

11 Tabel 1. Peluang demam bilamana bronkitis Peluang Bronkitis (H) Bukan bronkitis ( H) Demam (E) P(E H) P(E H) Bukan demam ( E) P( E H) P( E H) Selanjutnya hitungan teorema bayes adalah sebagai berikut: P(H E) = P(E H).P(H) / (P(E H)P(H)+P(E H)(1-P(H))) Selanjutnya keadaan ini dapat diperumum untuk n buah gejala keseluruhan yang saling independent (mutually exlusive) dan untuk k buah penyakit pada populasi. P(H i E 1,E 2,E 3,...,E n ) = α. P(E j H i ).P(H i ) Dimana: α = 1/ P(E j H i ) III. HIMPUNAN RULE UNTUK PENYAKIT-PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN Dibawah ini adalah rule-rule yang digunakan untuk membangun sistem pakar yang mendiagnosa penyakit yang menyerang sistem pernafasan. Rule 1: JIKA G08: Batuk berdahak lebih dari 2 minggu DAN G03: Adanya plak pada hasil pemeriksaan X- ray paru DAN G60: Pemeriksaan sampel dahak 3 kali positif MAKA penyakit TB paru (P09) Rule 2: JIKA G82: Tinggal serumah dengan penderita TB DAN G44: Merokok MAKA suspect TB paru (P10) Rule 3: JIKA G18: Demam tidak terlalu tinggi biasanya dirasakan malam hari DAN G31: Keringat malam DAN G61: Penurunan nafsu makan DAN G10: Berat badan turun DAN G08: Batuk berdahak lebih dari 2 minggu DAN G37: Lemas MAKA suspect TB paru (P10) Rule 4: JIKA G43: Mengi DAN G15: Cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru) DAN G52: Nyeri dada MAKA suspect TB paru (P10) Rule 5: JIKA G50 DAN G64: Pernafasan sesak DAN G01: Ada penarikan dinding dada ke dalam DAN G43: Mengi MAKA pneumonia (P11) Rule 6: JIKA G64: Pernafasan sesak DAN G01: Ada penarikan dinding dada ke dalam DAN G50: G50: Nafas cepat DAN G43: Mengi DAN G78: Sulit menelan makanan atau minuman MAKA pneumonia berat (P12) Rule 7: JIKA G64: Pernafasan sesak DAN G25: Kejang DAN G50: G50: Nafas cepat DAN G01: Ada penarikan dinding dada ke dalam DAN G43: Mengi DAN G78: Sulit menelan makanan atau minuman MAKA pneumonia berat (P12) Rule 8: JIKA G37: Lemas DAN G04: Anoreksia (Nafsu makan tidak ada) DAN G77: Suhu tubuh naik DAN G78: Sulit menelan makanan atau minuman DAN G24: kaku dan sakit pada otot leher DAN G75: Suara serak DAN G46: Mukosa faring merah DAN G83: Tonsil membesar DAN G65: Pinggir palatun molle agak hiperemis DAN G29: Kelenjar limfa disudut rahang bawah teraba dan nyeri bila ditekan DAN G38: Leukosit tinggi MAKA infeksi faring (P13) Rule 9: JIKA G63: Perasaan sering tiba-tiba dingin DAN G17: Demam DAN G37: Lemas DAN G71: Sakit kepala DAN G70: Sakit di punggung kaki dan tangan DAN G33: Konstipasi DAN G04: Anoreksia DAN G25: Kejang MAKA suspect infeksi faring akut (P14) Rule 10: JIKA G43: Mengi DAN G50: Nafas cepat

12 DAN G69: Rasa sesak di dada DAN G06: Batuk (pada malam hari atau cuaca dingin) DAN G64: Pernafasan sesak MAKA penderita asma (P15) Rule 11: JIKA G03: Ada plak pada hasil pemeriksaan X-ray paru DAN G52: Nyeri dada DAN G15: Cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru) DAN G37: Lemas DAN G43: Mengi DAN G75: Suara serak DAN G05: Batuk DAN G16: Darah dalam dahak DAN G64: Pernafasan sesak DAN G69: Rasa sesak di dada DAN G28: kelainan kuku atau clubbing of fingers (bentuk jari-jari tangan yang menyerupai tabuh genderang). MAKA penderita asbestosis (P16) Rule 12 JIKA G64: Pernafasan sesak DAN G43: Mengi DAN G69: Rasa sesak di dada DAN G07: Batuk kronis DAN G61: Penurunan nafsu makan DAN G10: Berat badan turun DAN G37: Lemas MAKA penderita Emfisema (P17) Rule 13: JIKA G50: Nafas cepat DAN G49: Nafas berat DAN G64: Pernafasan sesak DAN G48: Nadi cepat DAN G80: Tekanan darah naik DAN G26: Kejang klonik DAN G27: Kejang tonik DAN G59: Opistotonik DAN G32: Kesadaran mulai hilang DAN G67: Pupil dilatasi DAN G20: Denyut jantung lambat DAN G81: Tekanan darah turun DAN G21: Depresi pusat pernapasan (napas lemah) DAN G02: Adanya paralisis pusat pernapasan lengkap DAN G19: Denyut jantung beberapa saat masih ada lalu napas terhenti. MAKA mengalami Asfiksi (P18) Rule 14: JIKA G57: Nyeri perut DAN G45: Mual DAN G47: Muntah yang parah DAN G63: Perasaan sering tiba-tiba dingin DAN G37: Lemas DAN G56: Nyeri otot DAN G50: Nafas cepat DAN G64: Pernafasan sesak DAN G11: Berkeringat DAN G34: Kulit lembab DAN G09: Bau napas buruk DAN G79: Tangan atau kaki membiru DAN G40: Mengantuk DAN G68: Pusing MAKA Menderita Asidosis (P03) Rule 15: JIKA G52: Nyeri dada DAN G54: Nyeri jika bernapas DAN G64: Pernafasan sesak DAN G62: Perasaan ditikam di dada. MAKA Menderita Pleuritis (P04) Rule 16: JIKA G17: Demam DAN G42: Menghasilkan lendir yang menyubat batang tenggorokan DAN G73: Sesak Napas MAKA Menderita Bronkhitis (P05) Rule 16: JIKA G14: Bersin berulang-ulang (>5 kali) terutama pada pagi hari atau bila kontak dengan debu. DAN G30: Keluar ingus (rinore) yang encer dan banyak DAN G23: Hidung tersumbat DAN G39: Mata gatal dan kadang-kadang disertai dengan keluarnya air mata MAKA Menderita Rhinitis (P06) Rule 17: JIKA DAN G53: Nyeri dan merasa tertekan pada wajah DAN G23: Hidung tersumbat DAN G42: Menghasilkan lendir yang menyubat batang tenggorokan DAN G12: Berkurangnya daya penciuman DAN G13: Berkurangnya daya pengecap DAN G09: Bau napas buruk DAN G05: Batuk MAKA Menderita Sinusitis (P07) Rule 18:

13 JIKA G66: Polip tampak seperti air mata dan jika telah matang, bentuknya menyerupai buah anggur yang berwarna keabu-abuan. DAN G23: Hidung tersumbat DAN G12: Berkurangnya daya penciuman DAN G74: Suara sengau. MAKA Menderita Polip. (P01) Rule 19: JIKA G72: sakit tenggorokan DAN G17: Demam DAN G64: Pernafasan sesak DAN G78: Sulit menelan makanan atau minuman DAN G41: Mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung DAN G37: Lemas DAN G29: Kelenjar limfa disudut rahang bawah teraba dan nyeri bila ditekan DAN G36: Lapisan(membran) tebal terbentuk menutupi belakang kerongkongan atau jika dibuangkan menutup saluran pernapasan dan menyebabkan kekurangan oksigen dalam darah. MAKA Menderita Difteri (P02) Rule 20: JIKA G17: Demam DAN G05: Batuk DAN G23: Hidung tersumbat DAN G58: Nyeri tubuh, terutama sendi dan tenggorok DAN G37: Lemas DAN G55: Nyeri kepala DAN G39: Mata gatal dan kadang-kadang disertai dengan keluarnya air mata DAN G35: Kulit merah (terutama wajah), serta kemerahan pada mulut, tenggorok, dan hidung DAN G22: Diare DAN G51: Nyeri abdomen MAKA Menderita Influenza (flu) P08 IV. REPRESENTASI TABEL KEPUTUSAN UNTUK HIMPUNAN RULE Berikut ini disajikan tiga buah tabel untuk merepresentasikan himpunan rule dalam penulusuran keputusan, yaitu sebagai berikut: Tabel 2. Gejala Penyakit Pernafasan yang dinyatakan dalam kode gejala Kode_Gejala G01 G02 G03 G04 G05 Gejala Ada penarikan dinding dada ke dalam Adanya paralisis pusat pernapasan lengkap Adanya plak pada hasil pemeriksaan X-ray paru Anoreksia Batuk Kode_Gejala G06 G07 G08 G09 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 G24 G25 G26 G27 G28 G29 G30 G31 G32 G33 G34 G35 G36 G37 G38 G39 G40 G41 G42 G43 G44 G45 G46 G47 G48 G49 G50 G51 G52 G53 G54 G55 G56 Gejala Batuk (pada malam hari atau cuaca dingin) Batuk kronis Batuk berdahak lebih dari 2 minggu Bau napas buruk Berat badan turun Berkeringat Berkurangnya daya penciuman Berkurangnya daya pengecap Bersin berulang-ulang (>5 kali) terutama pada pagi hari atau bila kontak dengan debu. Cairan dirongga pleura (pembungkus paruparu) Darah dalam dahak Demam Demam tidak terlalu tinggi biasanya dirasakan malam hari Denyut jantung beberapa saat masih ada lalu napas terhenti. Denyut jantung lambat Depresi pusat pernapasan (napas lemah) Diare Hidung tersumbat kaku dan sakit pada otot leher Kejang Kejang klonik Kejang tonik kelainan kuku atau clubbing of fingers (bentuk jari-jari tangan yang menyerupai tabuh genderang). Kelenjar limfa disudut rahang bawah teraba dan nyeri bila ditekan Keluar ingus (rinore) yang encer dan banyak Keringat malam. Kesadaran mulai hilang Konstipasi Kulit lembab Kulit merah (terutama wajah), serta kemerahan pada mulut, tenggorok, dan hidung Lapisan(membran) tebal terbentuk menutupi belakang kerongkongan atau jika dibuangkan menutup saluran pernapasan dan menyebabkan kekurangan oksigen dalam darah. Lemas Leukosit tinggi Mata gatal dan kadang-kadang disertai dengan keluarnya air mata Mengantuk Mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung Menghasilkan lendir yang menyubat batang tenggorokan Mengi Merokok Mual Mukosa faring merah Muntah yang parah Nadi cepat Nafas berat Nafas cepat Nyeri abdomen Nyeri dada Nyeri dan merasa tertekan pada wajah Nyeri jika bernapas Nyeri kepala Nyeri otot

14 Kode_Gejala G57 G58 G59 G60 G61 G62 G63 G64 G65 G66 G67 G68 G69 G70 G71 G72 G73 G74 G75 G76 G77 G78 G79 G80 G81 G82 G83 Gejala Nyeri perut Nyeri tubuh, terutama sendi dan tenggorok Opistotonik Pemeriksaan sampel dahak 3 kali positif Penurunan nafsu makan Perasaan ditikam di dada. Perasaan sering tiba-tiba dingin Pernafasan sesak Pinggir palatun molle agak hiperemis Polip tampak seperti air mata dan jika telah matang, bentuknya menyerupai buah anggur yang berwarna keabu-abuan. Pupil dilatasi Pusing Rasa sesak di dada Sakit di punggung kaki dan tangan Sakit kepala sakit tenggorokan Sesak Napas Suara sengau. Suara serak Suara serak Suhu tubuh naik Sulit menelan makanan atau minuman Tangan atau kaki membiru. Tekanan darah naik Tekanan darah turun. Tinggal serumah dengan penderita TB Tonsil membesar Tabel 3. Penyakit Pernafasan yang dinyatakan dalam kode penyakit Kode Penyakit Definisi Penyakit P01 Polip Polip hidung adalah massa polypoidal yang timbul terutama dari selaput lendir hidung dan sinus paranasal P02 Difteri Adalah penyumbatan pada rongga faring maupun laring oleh lendir yang dihasilkan oleh kuman difteri P03 Asidosis Asidosis adalah penyakit yang disebabkan oleh meningkatnya kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah yang menyebabkan terganggunya pernapasan P04 Pleuritis Pleuritis merupakan radang pada pleura (selaput paru-paru P05 Bronkhitis Bronkhitis merupakan gangguan pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi P06 Rhinitis Renitis merupakan radang pada hidung P07 Sinusitis Sinusitis adalah peradangan pada rongga udara di dalam saluran hidung P08 Influenza (flu) Influenza (flu) adalah suatu infeksi virus yang menyebabkan demam, hidung meler, sakit kepala, batuk, tidak enak badan dan peradangan pada selaput lendir hidung dan saluran pernafasan P09 TB paru TBC adalah penyakit paru-paru P10 P11 P12 P13 P14 Suspect TB paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada dinding alveolus. Jika penyakit ini menyerangdan dibiarkan semakin luas,dapat menyebabkan sel-sel paru-paru mati. Akibatnya paru-paru akan kuncup atau mengecil. Hal tersebut menyebabkan para penderita TBC napasnya sering terengah-engah TBC adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada dinding alveolus. Jika penyakit ini menyerangdan dibiarkan semakin luas,dapat menyebabkan sel-sel paru-paru mati. Akibatnya paru-paru akan kuncup atau mengecil. Hal tersebut menyebabkan para penderita TBC napasnya sering terengah-engah Pneumonia Pneumonia adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri patogen pada alveolus yang mengakibatkan radang paru-paru. Biasanya alveoli berisi cariran dan sel darah merah Pneumonia berat Pneumonia adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri patogen pada alveolus yang mengakibatkan radang paru-paru. Biasanya alveoli berisi cariran dan sel darah merah infeksi faring Faringtis merupakan radang pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan makanan Suspect infeksi faring akut Faringtis merupakan radang pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan makanan P15 Asma Asma adalah kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi seperti debu, bulu, ataupun rambut. Kelainan ini dapat diturunkan. Kelainan ini juga dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin P16 Asbestosis Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda P17 Emfisema Emfisema adalah jenis penyakit paru obstruktif kronik yang melibatkan kerusakan pada kantung udara (alveoli) di paru-paru P18 Asfiksi Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan jaringan toksigen ke jaringan yang disebabkan oleh terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, atau jaringan tubuh

15 Tabel 4. Tabel keputusan Penyakit (H) P01 P02 P03 P04 P05 P06 P07 P08 P09 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 Gejala G01 G02 G03 G04 G05 G06 G07 G08 G09 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 G24 G25 G26 G27 G28 G29 G30 G31 G32 G33 G34 G35 G36 G37 G38 G39 G40 G41 G42 G43 G44 G45 G46 G47 G48 G49 G50 G51 G52 G53 G54 G55 G56 G57 G58 G59 G60 G61 G62 G63 G64 G65 G66 G67 G68 G69 G70 G71 G72 V. REPRESENTASI BAYES RULE UNTUK HIMPUNAN RULE G73 G74 G75 G76 G77 G78 G79 G80 G81 G82 G83 Penerjemahan himpunan rule ke dalam bayes rule dilakukan dengan memanfaatkan tabel keputusan. Contoh sebagai berikut: Untuk penyakit dengan kode P11, bentuk bayes rule nya adalah : P(P11 G50,G64,G01,G43) = α. P(Gj P11) α = 1/ P(Gj Pi) j = 01,43,50,64 i = 1,2,3,...,18 demikian seterusnya dengan menghitung satu persatu bayes rule bagi tiap-tiap penyakit. VI. KESIMPULAN Penerapan penalaran bayes yang bertumpu pada tabel keputusan, dilakukan dengan memvalidasi setiap fakta yang masuk, menghitung P(fakta), P(hipotesis) dan P(fakta hipotesis) lalu menggunakan teorema bayes untuk menyatakan bayes rule dari rule yang dimilikinnya. Hasil akhirnya adalah sebuah penulusuran penalaran dengan menggunakan tabel keputusan dan penghitungan nilai probability dari hasil penulusuran dengan menggunakan teorema bayes. VII. DAFTAR PUSTAKA [1] Anonim (_), Penyakit Pernapasan, sumber: diakses tanggal 22 Juni 2013 [2] Hiswani, (2004), Tuberkolosis Merupakan Penyakit Infeksi Yang Masih Menjadi Masalah Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, sumber : /1/fkm-hiswani12.pdf, diakses tanggal 22 Juni [3] Medison Irvan, Dr., SpP, (_), Pneumonia, Bagian Pulmonologi dan Ilmu Respirasi FK Unand, sumber : diakses tanggal 22 Juni [4] Nasution Minasari, Drg., (2008), Infeksi Laring Faring, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara, Medan, Sumber :

16 /1/08E00706.pdf, diakses tanggal 22 Juni [5] Negnevitsky Michael, (2005), Artificial Intelligence A Guide to Intelligence System, Second Edition, Addition Wesley. [6] Zalina Debby, (2013), Macam-Macam penyakit sistem pernafasan manusia, sumber : diakses tanggal 13 Juli 2013.

17

Metode Inferensi Certainty Factor untuk Membangun Sistem Pakar Pendiagnosa Jenis Penyakit TB Munirah Muslim 1, Dr. Retantyo Wardoyo., MSc 2, Aslan Alwi 3 1,2 Program Studi Doktor Ilmu Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 TBC. Bronkitis. Asfiksi. Pneumonia

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 TBC. Bronkitis. Asfiksi. Pneumonia SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 1. Berikut ini penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberuolosis adalah... TBC Bronkitis Kunci Jawaban : A TBC

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA A. Organ-Organ Pernapasan Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia.

Lebih terperinci

Sistem pernapasan adalah sistem tubuh manusia yang menghasilkan energi yang diperlukan untuk proses kehidupan.

Sistem pernapasan adalah sistem tubuh manusia yang menghasilkan energi yang diperlukan untuk proses kehidupan. Sistem pernapasan adalah sistem tubuh manusia yang menghasilkan energi yang diperlukan untuk proses kehidupan. Energi ini dihasilkan oleh dipatahkannya molekul glukosa dalam semua sel hidup tubuh manusia.

Lebih terperinci

SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc

SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA Drs. Refli., MSc PENDAHULUAN HIDUNG CO2 O 2 SISTEM PERNAFASAN PARU-PARU Respirasi Eksternal O 2 CO2 SISTEM PEREDARAN DARAH SEL ENERGI Respirasi Internal ALAT PERNAFASAN Hidung/rongga

Lebih terperinci

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru Exit Hidung Faring Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia Laring Trakea Bronkus Bronkiolus Alveolus Paru-paru Hidung Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Pada hidung

Lebih terperinci

Sistem Pernafasan Manusia

Sistem Pernafasan Manusia Sistem Pernafasan Manusia Udara masuk kedalam sepasang rongga hidung melalui lubang hidung. Rongga hidung dilengkapi oleh rongga-rongga kecil (silia) dan selaput lendir. Dalam rongga hidung, udara dilembabkan,

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18 1. Perhatikan gambar berikut! Image not found http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/bio9-18-01.png Bagian yang ditunjukkan

Lebih terperinci

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea 1. Terjadinya inspirasi pada proses pernapasan manusia adalah karena diafragma.... a. melengkung, tulang rusuk dan dada terangkat b. melengkung, tulang rusuk dan dada turun c. mendatar, tulang rusuk dan

Lebih terperinci

- - SISTEM PERNAFASAN MANUSIA

- - SISTEM PERNAFASAN MANUSIA - - SISTEM PERNAFASAN MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp4nafas Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara

Lebih terperinci

TUGAS BIOLOGI (SISTEM PERNAPASAN MANUSIA)

TUGAS BIOLOGI (SISTEM PERNAPASAN MANUSIA) TUGAS BIOLOGI (SISTEM PERNAPASAN MANUSIA) DISUSUN OLEH: 1. Diki Nanda Pratama 2. M. Rizky Wahyudi 3. Maulana Fadhli 4. M. Zazili 5. Randhika Wiweka KELAS : XI IPA. 3 GURU PEMBIMBING : Karimah S.Pd SMA

Lebih terperinci

mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Bab 4 Sumber: www.brighamandwomans.org Sistem Pernapasan pada Manusia Hasil yang harus kamu capai: memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu: mendeskripsikan

Lebih terperinci

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Pernapasan manusia meliputi proses inspirasi dan ekspirasi Inspirasi : pemasukan udara luar ke dalam tubuh melalui alat pernapasan Ekspirasi :pengeluaran udara pernapasan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4 1. Pasang yang tepat antara alat ekskresi dan zat yang dikeluarkan adalah... Hati menghasilkan hormon Paru-paru mengeluarkan uap air

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Perhatikan gambar berikut! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL Bagian yang ditunjukan nomor 2 dan 4 adalah... Bronkiolus dan alveolus Bronkus danalveolus Bronkus

Lebih terperinci

Peta Konsep. Kata Kunci. respirasi udara pernapasan pernapasan dada udara cadangan pernapasan perut udara residu. 68 IPA SMP/MTs Kelas VIII.

Peta Konsep. Kata Kunci. respirasi udara pernapasan pernapasan dada udara cadangan pernapasan perut udara residu. 68 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Peta Konsep Alat-alat pernapasan Hidung Pernapasan Manusia Mekanisme pernapasan Volume pernapasan Trakea Pangkal tenggorok Paru Udara pernapasan Udara komplementer Udara cadangan Pernapasan dada Pernapasan

Lebih terperinci

O 2 + Zat Makanan CO 2 + H 2 O + Energi

O 2 + Zat Makanan CO 2 + H 2 O + Energi ALAT PERNAFASAN PADA MANUSIA Oleh : Maulana Hudan Daromi, S.Pd Reaksi kimia pernafasan O 2 + Zat Makanan CO 2 + H 2 O + Energi Energi berfungsi untuk memberikan kekuatan manusia dalam beraktifitas Alat

Lebih terperinci

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru 1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST. Ranah Kognitif Deskripsi Soal Jawaban

KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST. Ranah Kognitif Deskripsi Soal Jawaban KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST No Tujuan Pembelajaran 1 1. Menjelaskan pengertian sistem. 2. Menuliskan organ-organ 3. Menjelaskan fungsi organorgan yang terlibat dalam sistem Ranah Kognitif Deskripsi

Lebih terperinci

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Rahmy Sari S.Pd PERNAPASAN/RESPIRASI Proses pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida (CO 2 ), dan menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh) Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Pernapasan

Lebih terperinci

Bab. Peta Konsep. Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan. Pernapasan dada. terdiri dari. - Inspirasi - Ekspirasi. Mekanisme pernapasan

Bab. Peta Konsep. Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan. Pernapasan dada. terdiri dari. - Inspirasi - Ekspirasi. Mekanisme pernapasan Bab 4 Sistem Pernapasan Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan Hidung merupakan salah satu alat pernapasan. Melalui hidung, udara dapat keluar atau masuk ke dalam tubuh.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 0 Desa Lenek Kec. Aikmel EVALUASI LAYANAN KLINIS PUSKESMAS LENEK 06 GASTROENTERITIS AKUT. Konsistensi

Lebih terperinci

Anatomi & Fisiologi Sistem Respirasi II Pertemuan 7 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Anatomi & Fisiologi Sistem Respirasi II Pertemuan 7 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN Anatomi & Fisiologi Sistem Respirasi II Pertemuan 7 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada : KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Intan Nirmala Hasibuan

Disusun Oleh : Intan Nirmala Hasibuan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SLIDE MASTER SUB TOPIK : SISTEM RESPIRASI PADA MANUSIA MATERI KELAS 8 SMP MENGGUNAKAN KURIKULUM 2013 (RPP) Disusun Oleh : Intan Nirmala Hasibuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pakar Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan

Lebih terperinci

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA SISTEM PERNAPASAN MANUSIA Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biologi Umum Di Susun oleh : Rukayah NPM : 3061424062 Dosen Pengasuh : Taufik Rahman, S.Pd., M.Pd. KEMENTERIAN PENDIDIKAAN NASIONAL

Lebih terperinci

Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis WEB

Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis WEB Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis WEB Aris Setiawan, Soewarto Hardhienata, Prihastuti Harsani arieztsetia1@gmail.com Program Studi Ilmu Komputer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya yaitu antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya yaitu antara lain: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia masih hidup sampai saat ini karena setiap saat selalu bernafas menghirup udara. Secara garis besar, sistem pernafasan terdiri dari paru-paru dan susunan saluran

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Seseorang yang ingin memeriksa kesehatannya cenderung untuk berkonsultasi ke dokter ahli, namun terkadang hal ini dapat menyulitkan seseorang

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT DI PUSKESMAS CURUG TANGERANG Pengantar : Dengan hormat, nama saya Ade Atik, mahasiswa

Lebih terperinci

2. Mengalami sesak napas sehingga bernapas dengan tersenggal-senggal. 3. Nafas pendek, biasanya hanya terjadi ketika berolahraga.

2. Mengalami sesak napas sehingga bernapas dengan tersenggal-senggal. 3. Nafas pendek, biasanya hanya terjadi ketika berolahraga. 1. Faringitis Faringitis adalah radang pada faring karena infeksi sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh infeksi bakteri

Lebih terperinci

SISTEM PERNAPASAN. Dr. Refli., MSc JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEHNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA PENDAHULUAN SISTEM PERNAPASAN PARU-PARU O 2 SEL

SISTEM PERNAPASAN. Dr. Refli., MSc JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEHNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA PENDAHULUAN SISTEM PERNAPASAN PARU-PARU O 2 SEL SISTEM PERNAPASAN Dr. Refli., MSc JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEHNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA PENDAHULUAN HIDUNG CO 2 O 2 SISTEM PERNAPASAN PARU-PARU Respirasi Eksternal O 2 CO 2 SISTEM PEREDARAN

Lebih terperinci

KONTRAK BELAJAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES NGUDI WALUYO. Kriteria Waktu Setelah. Strategi Pembelajaran. 1.

KONTRAK BELAJAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES NGUDI WALUYO. Kriteria Waktu Setelah. Strategi Pembelajaran. 1. KONTRAK BELAJAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES NGUDI WALUYO Nama Mahasiswa NIM Nama Pembimbing Topik Sub Topik Ruang : DANDI HERMAWANSA : 07011b007 : Puji Purwaningsih, S.Kep. Ns : Asuhan

Lebih terperinci

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C)

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C) Nama : Ardian Nugraheni (23111307C) Nifariani (23111311C) MACAM-MACAM PENYAKIT A. Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) 1) Pengertian Terjadinya penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue

Lebih terperinci

DAMPAK MEROKOK BAGI SITEM PERNAPASAN. Dampak Buruk Merokok pada Sistem Pernapasan

DAMPAK MEROKOK BAGI SITEM PERNAPASAN. Dampak Buruk Merokok pada Sistem Pernapasan DAMPAK MEROKOK BAGI SITEM PERNAPASAN Dampak Buruk Merokok pada Sistem Pernapasan Dampak Buruk Merokok pada Sistem Pernapasan - Sudah tak asing lagi dalam pengetahuan kita, bahwa merokok memiliki banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Pustaka 2.1.1. ISPA a. Definisi ISPA adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar

Lebih terperinci

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.

Lebih terperinci

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Forward Chaining

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Forward Chaining Juli Desember 2016 ISSN 1411 0059 Sistem Pakar Diagnosis ParuParu Menggunakan Metode Forward Chaining Esti Rahmawati 1 dan Hari Wibawanto 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Sasaran : 1. Umum : Keluarga pasien ISPA 2. Khusus: Pasien ISPA Hari/Tanggal : Jumat, 24 Januari 2014 Waktu : Pukul 9.30 10.00

Lebih terperinci

Gunung api yang meletus akan mengeluarkan berbagai jenis debu serta gas dari dalam perut. Debu Vulkanik Dan Gangguan Kesehatan

Gunung api yang meletus akan mengeluarkan berbagai jenis debu serta gas dari dalam perut. Debu Vulkanik Dan Gangguan Kesehatan Umumnya gejala yang timbul seolah-olah ada benda asing di mata, mata terasa nyeri, gatal atau merah, mata terasa lengket, kornea mata lecet atau terdapat goresan, mata terasa seperti terbakar dan sensitif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pakar Sistem pakar merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang mempelajari bagaimana mengadopsi cara seorang pakar berfikir dan bernalar dalam menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

Bronkitis pada Anak Pengertian Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

Bronkitis pada Anak Pengertian Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan Bronkitis pada Anak 1. Pengertian Secara harfiah bronkitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan

Lebih terperinci

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O Apersepsi Kegiatan Siswa menarik napas kemudian menghembuskan napas Pertanyaan Melalui kegiatan bernapas yang telah kamu lakukan, dapatkah kamu memprediksikan organ apa

Lebih terperinci

BAB VI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

BAB VI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA BAB VI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Sistem pernapasan didasarkan pada keteraturan yang rumit. Udara dingin atau kotor yang kita hirup dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Oleh karena itu, udara harus

Lebih terperinci

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,

Lebih terperinci

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2 Sistem Respirasi Manusia Sistem Respirasi Manusia Isilah bernapas, seringkali diarikan dengan respirasi, walaupun secara hariah sebenarnya kedua isilah tersebut berbeda. Pernapasan

Lebih terperinci

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan Tuberkulosis Dapat Disembuhkan Erlina Burhan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Apakah Penyakit Tuberkulosis atau TB itu? Penyakit menular Kuman penyebab: Mycobacterium tuberculosis Bukan penyakit keturunan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis Permasalahan Kesehatan merupakan hal yang berharga bagi setiap manusia karena jika terserang penyakit akan berpengaruh buruk untuk aktifitas yang dilakukan. Suatu penyakit

Lebih terperinci

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016 Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016 TEMA 1 : Tuberkulosis (TB) A. Apa itu TB? TB atau Tuberkulosis adalah Penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pakar adalah suatu cabang kecerdasan buatan yang menggunakan pengetahuan-pengetahuan khusus yang dimiliki oleh seorang ahli untuk menyelesaikan suatu masalah

Lebih terperinci

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

APA ITU TB(TUBERCULOSIS) APA ITU TB(TUBERCULOSIS) TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolusis. Penyakit Tuberkolusis bukanlah hal baru, secara umum kita sudah mengenal penyakit ini. TB bukanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan barangkali merupakan istilah yang tepat, namun tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Para orang tua menjadi khawatir ketika anak menderita sakit. Ibu. ketika anak terserang penyakit (Widodo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Para orang tua menjadi khawatir ketika anak menderita sakit. Ibu. ketika anak terserang penyakit (Widodo, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Para orang tua menjadi khawatir ketika anak menderita sakit. Ibu merupakan peran penting dalam menjaga kesehatan anak. Tidak bisa dipungkiri anak anak mudah sakit.

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN PADA BALITA MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK

SISTEM PAKAR DIAGNOSA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN PADA BALITA MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Kedirgantaraan (SENATIK) Vol. III, 21 Desember 2017, P-ISSN: 2337-3881, E-ISSN: 2528-1666 DOI: http://dx.doi.org/10.28989/senatik.v3i0.107 SISTEM PAKAR DIAGNOSA

Lebih terperinci

MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT ANAK DENGAN GEJALA DEMAM MENGGUNAKAN NAIVE BAYESIAN CLASSIFICATION

MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT ANAK DENGAN GEJALA DEMAM MENGGUNAKAN NAIVE BAYESIAN CLASSIFICATION MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT ANAK DENGAN GEJALA DEMAM MENGGUNAKAN NAIVE BAYESIAN CLASSIFICATION Sri Mulyati 1, Sri Kusumadewi 2, Linda Rosita 3 1,2 Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB VI. SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA DAN VERTEBRATA

BAB VI. SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA DAN VERTEBRATA Semua hewan Sistem Pernafasan Pada Manusia dan Vertebrata BAB VI. SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA DAN VERTEBRATA Apa yang akan dipelajari? o o Apa perbedaan antara organ pernafasan pada manusia dengan organ

Lebih terperinci

Lampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan

Lampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan Lampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan Lampiran 2. Data angka penyebab kematian pada narapidana dan tahanan di Indonesia tahun 2011 No Nama Penyakit Jumlah 1 HIV/AIDS 105 2

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 7 NO. 2 September 2014

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 7 NO. 2 September 2014 REKAYASA PERANGKAT LUNAK DIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU MENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING BERBASIS WEB Minarni 1 Via Novriani 2 ABSTRACT This research aims to build applications that can allow a user to

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya. Seseorang bisa kehilangan nyawanya hanya karena serangan

BAB I PENDAHULUAN. umumnya. Seseorang bisa kehilangan nyawanya hanya karena serangan 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Saat ini asma semakin berkembang menjadi penyakit pembunuh bagi masyarakat di dunia, selain penyakit jantung. Serangan yang terjadi akibat asma menjadi momok

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Imunisasi Pentavalen Hari / Tanggal : Selasa/ 08 Desember 2014 Tempat : Posyandu Katelia Waktu Pelaksanaan : 08.00 sampai selesai Peserta / Sasaran : Ibu dan Anak

Lebih terperinci

Sistem Pernapasan Manusia. Nama : Kelas : Agustina Putri Puspitasari, , 4a

Sistem Pernapasan Manusia. Nama : Kelas : Agustina Putri Puspitasari, , 4a Sistem Pernapasan Manusia Nama : Kelas : Agustina Putri Puspitasari, 111134028, 4a DAFTAR ISI 1. Daftar Isi... 1 2. Standar Isi.. 2 3. Mengidentifikasi Fungsi Organ Pernapasan Manusia A. Pengertian Pernapasan....

Lebih terperinci

Yang Terhormat (orang tua / pengasuh)

Yang Terhormat (orang tua / pengasuh) Efek rokok bagi tubuh Yang Terhormat (orang tua / pengasuh) Aktivitas di bawah ini dapat digunakan untuk membantu Anda berdiskusi tentang masalah yang berkaitan dengan merokok dengan putra putri Anda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pneumonia dijuluki oleh William Osler pada abad ke-19 sebagai The

BAB I PENDAHULUAN. pneumonia dijuluki oleh William Osler pada abad ke-19 sebagai The BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai macam masalah penyakit pernafasan yang sering ditemui adalah ISPA, tuberculosis, kanker paru, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), asma, dan pnemonia.

Lebih terperinci

Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang

Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang Kanker Paru DEFINISI Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi kanker paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru. Kanker

Lebih terperinci

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN NOMOR RESPONDEN PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER Berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksius dapat disebabkan oleh invasi organisme mikroskopik yang disebut patogen. Patogen adalah organisme atau substansi seperti bakteri, virus, atau parasit

Lebih terperinci

S T O P T U B E R K U L O S I S

S T O P T U B E R K U L O S I S PERKUMPULAN PELITA INDONESIA helping people to help themselves * D I V I S I K E S E H A T A N * S T O P T U B E R K U L O S I S INGAT 4M : 1. MENGETAHUI 2. MENCEGAH 3. MENGOBATI 4. MEMBERANTAS PROGRAM

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 1. Urutan organ pernapasan yang benar dari dalam ke luar adalah... paru-paru, tenggororkan mulut paru-paru kerongkongan, hidung

Lebih terperinci

Informasi penyakit ISPA

Informasi penyakit ISPA Informasi penyakit ISPA ISPA ISPA merupakan penyakit infeksi akut yang melibatkan salah satu atau lebih dari organ saluran pernapasan, hidung, sinus, faring dan laring. ISPA mencakup: tonsilitis (amandel),

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 5 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH, PERSONAL HYGIENE DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PADA PEMULUNG DI KELURAHAN TERJUN KECAMATAN

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses. Proses tersebut dapat menimbulkan tingkah laku yang baru atau perubahan tingkah laku yang sudah ada (Dimyati,

Lebih terperinci

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus PENDAHULUAN Survei Kesehatan Rumah Tangga Dep.Kes RI (SKRT 1986,1992 dan 1995) secara konsisten memperlihatkan kelompok penyakit pernapasan yaitu pneumonia, tuberkulosis dan bronkitis, asma dan emfisema

Lebih terperinci

Kaviti hidung membuka di anterior melalui lubang hidung. Posterior, kaviti ini berhubung dengan farinks melalui pembukaan hidung internal.

Kaviti hidung membuka di anterior melalui lubang hidung. Posterior, kaviti ini berhubung dengan farinks melalui pembukaan hidung internal. HIDUNG Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelahiran bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua, terutama bayi yang lahir sehat. bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan pembagian.masa neonatal,

Lebih terperinci

KEDARURATAN LINGKUNGAN

KEDARURATAN LINGKUNGAN Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.

Lebih terperinci

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1 Mengapa Kita Batuk? Batuk adalah refleks fisiologis. Artinya, ini adalah refleks yang normal. Sebenarnya batuk ini berfungsi untuk membersihkan tenggorokan dan saluran napas. Atau dengan kata lain refleks

Lebih terperinci

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 04, No.03(2016), Hal ISSN : X

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 04, No.03(2016), Hal ISSN : X SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA SISTEM PERNAFASAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD DAN BACKWARD CHAINING [1] Ade Mutia, [2] Dedi Triyanto, [3] Ilhamsyah [1][2] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

Kamu dapat mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Sistem Pernapasan. artinya

Kamu dapat mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Sistem Pernapasan. artinya Bab V SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Tujuan Pembelajaran Kamu dapat mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Peta Konsep Sistem Pernapasan artinya Proses perolehan

Lebih terperinci

Maria Ulfa Pjt Maria Lalo Reina Fahwid S Riza Kurnia Sari Sri Reny Hartati Yetti Vinolia R

Maria Ulfa Pjt Maria Lalo Reina Fahwid S Riza Kurnia Sari Sri Reny Hartati Yetti Vinolia R BATUK Butet Elita Thresia Dewi Susanti Fadly Azhar Fahma Sari Herbert Regianto Layani Fransisca Maria Ulfa Pjt Maria Lalo Reina Fahwid S Riza Kurnia Sari Sri Reny Hartati Yetti Vinolia R BATUK Batuk adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Definisi Imunisasi Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah dilemahkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Kerangka Berpikir Pneumonia merupakan penyakit mematikan yang kurang ditanggapi serius oleh masyarakat, padahal penyakit ini selalu berada pada daftar 10 penyakit terbesar

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 1. Bagian paru-paru yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida adalah... Alveolus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis 1. Definisi Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman tuberkulosis

Lebih terperinci

Lampiran : 1 77

Lampiran : 1 77 76 76 Lampiran : 1 77 Lampiran : 2 78 Lampiran : 3 79 Lampiran : 4 80 81 Lampiran : 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I Nama Sekolah : SDN Mangunsari 03 Mata Pelajaran : Ilmu Pendidikan Alam

Lebih terperinci

MAKALAH KELOMPOK SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1

MAKALAH KELOMPOK SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1 MAKALAH KELOMPOK SISTEM PERNAPASAN MANUSIA Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1 Dosen Pengampu: Setyo Eko Atmojo, M.Pd. DISUSUN OLEH: ARIS HADI PRANOTO (14144600203)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI Tuberkulosis A.1 Definisi Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini ditemukan pertama kali oleh Robert

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ISPA adalah suatu infeksi pada saluran nafas atas yang disebabkan oleh. yang berlangsung selama 14 hari (Depkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. ISPA adalah suatu infeksi pada saluran nafas atas yang disebabkan oleh. yang berlangsung selama 14 hari (Depkes RI, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan atas atau yang selanjutnya disingkat dengan ISPA adalah suatu infeksi pada saluran nafas atas yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 1. Defenisi Istilah ISPA yang merupakan singkatan dari infeksi saluran pernapasan akut diperkenalkan pada tahun 1984. Istilah ini merupakan

Lebih terperinci

Kesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu

Kesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu Kesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu Fakta tentang penyakit Anak Sementara vaksin telah membuat beberapa penyakit masa kanak-kanak yang langka, yang lain masih banyak fakta

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM PERNAPASAN

BAB VII SISTEM PERNAPASAN BAB VII SISTEM PERNAPASAN PERNAPASAN / RESPIRASI PROSES PERTUKARAN GAS OKSIGEN DAN KARBON DIOKSIDA DALAM TUBUH ORGANISME FUNGSI Mensuplai oksigen ke dalam sel-sel jaringan tubuh dan mengeluarkan karbondioksida

Lebih terperinci

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA DIABETES HIPOGLIKEMIA GEJALA TANDA : Pusing Lemah dan gemetar Lapar Jari dan bibir kebas Pucat Berkeringat Nadi cepat Mental bingung Tak sadar DIABETES HIPOGLIKEMIA PERTOLONGAN PERTAMA ; Bila tak sadar

Lebih terperinci

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan cita-cita UUD 1945. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga muncul sebagai

Lebih terperinci

menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas. Bab 6 Sumber: Biology: Sumber: Realm www.legevakten.no of Life, 2006 Pada proses inspirasi, tulang-tulang rusuk akan terangkat ke atas untuk memperbesar rongga dada. Sistem Pernapasan Hasil yang harus

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI TUBERKULOSIS. Retno Asti Werdhani Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI

PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI TUBERKULOSIS. Retno Asti Werdhani Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI TUBERKULOSIS Retno Asti Werdhani Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI TUBERKULOSIS DAN KEJADIANNYA Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 ISPA 2.1.1.1 Definisi ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya sebagai mahasiswa program studi D III keperawatan, Fakultas ilmu

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya sebagai mahasiswa program studi D III keperawatan, Fakultas ilmu 71 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Ditempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa program studi D III keperawatan, Fakultas ilmu kesehatan, Universitas

Lebih terperinci