MODUL DIODA SEMIKONDUKTOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL DIODA SEMIKONDUKTOR"

Transkripsi

1 B U K U S E R I A L R E V I TA L I S A S I S M K M O D U L E L E K T R O N I K A D A N M E K AT R O N I K A D I O DA S E M I KO N D U K TO R OLEH VIKA SARI

2 1 Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Edisi Tahun 2017 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

3 2 Copyright 2017, Direktorat Pembinaan SMK All rights Reserved Pengarah Drs. H. Mustaghfirin Amin, M.BA Direktur Pembinaan SMK Penanggung Jawab Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak Kasubdit Program dan Evaluasi, Direktorat Pembinaan SMK Ketua Tim Arfah Laidiah Razik, S.H., M.A. Kasi Evaluasi, Subdit Program dan Evaluasi, Direktorat Pembinaan SMK Penyusun Vika Sari, S.Pd, M.Kom (SMKN 1 Padang) Desain dan Tata Letak Rayi Citha Dwisendy, S.Ds ISBN Penerbit Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Gedung E, Lantai 13 Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270

4 i KATA PENGANTAR KASUBDIT PROGRAM DAN EVALUASI Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Sejahtera, Melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dunia pendidikan khususnya SMK sangat terbantu karena akan terciptanya sinergi antar instansi dan lembaga terkait sesuai dengan tugas dan fungsi masingmasing dalam usaha mengangkat kualitas SMK. Kehadiran Buku Serial Revitalisasi SMK ini diharapkan dapat memudahkan penyebaran informasi bagaimana tentang Revitalisasi SMK yang baik dan benar kepada seluruh stakeholder sehingga bisa menghasilkan lulusan yang terampil, kreatif, inovatif, tangguh, dan sigap menghadapi tuntutan dunia global yang semakin pesat. Buku Serial Revitalisasi SMK ini juga diharapkan dapat memberikan pelajaran yang berharga bagi para penyelenggara pendidikan Kejuruan, khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan untuk mengembangkan pendidikan kejuruan yang semakin relevan dengan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah dan berkembang sesuai tuntuan dunia usaha dan industri. Tidak dapat dipungkuri bahwa pendidikan kejuruan memiliki peran strategis dalam menghasilkan manusia Indonesia yang terampil dan berkeahlian dalam bidang-bidang yang sesuai dengan kebutuhan. Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada semua pihak yang terus memberikan kontribusi dan dedikasinya untuk meningkatkan kualitas Sekolah Menengah Kejuruan. Buku ini diharapkan dapat menjadi media informasi terkait upaya peningkatan kualitas lulusan dan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) di SMK yang harus dilakukan secara sistematis dan terukur. Wassalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Jakarta, 2017 Kasubdit Program Dan Evaluasi Direktorat Pembinaan SMK

5 ii KATA PENGANTAR PENULIS Puji syukur kehadirat Alloh SWT, dengan tersusunnya modul Komponen Semikonduktor Elektronika ini semoga dapat menambah khasanah referensi khususnya di bidang tekologi industri yang akhir-akhir berkembang begitu pesatnya di Indonesia. Isi modul ini sengaja disajikan secara praktis dan lengkap sehingga dapat membantu para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), guru serta para praktisi industri. Penekanan dan cakupan bidang yang dibahas dalam modul ini sangat membantu dan berperan sebagai sumbangsih pemikiran dalam mendukung pemecahan permasalahan yang selalu muncul didalam mempelajari dasar-dasar komponen aktif elektronika. Oleh karena itu, modul ini disusun secara integratif antar disiplin ilmu elektronika yang mendukung sehingga skill yang diperlukan terkait satu dengan lainnya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu materi naskah serta dorongan semangat dalam penyelesaian modul ini. Penulis berharap dan terbuka untuk masukan serta kritik konstruktif dari para pembaca sehingga dimasa datang modul ini lebih sempurna dan implementatif.

6 iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KASUBDIT PROGRAM DAN EVALUASI... i KATA PENGANTAR PENULIS... ii iii v vi vii A. Standar Kompetensi... 1 B. Deskripsi C. Waktu D. Prasyarat E. Petunjuk Penggunaan Modul F. Tujuan Akhir G. Cek Penguasaan Standar Kompetisi A. Rencana Belajar Peserta Diklat B. Kegiatan belajar Kegiatan Belajar a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran b. Uraian Materi c. Rangkuman d. Tugas e. Tes Formatif f. Kunci jawaban g. Lembar Kerja Kegiatan Belajar a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran b. Uraian Teori c. Rangkuman d. Tugas e. Test Formatif... 57

7 iv f. Kunci Jawaban g. Lembar Kerja Kegiatan Belajar a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran b. Uraian materi c. Rangkuman d. Tugas e. Test Formatif f. Kunci Jawaban g. Lembar Kerja Kegiatan Belajar a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran b. Uraian materi c. Rangkuman d. Tugas e. Test Formatif f. Kunci Jawaban g. Lembar Kerja A. Tes Tertulis B. Tes Praktik KUNCI JAWABAN A. Tes Tertulis Lembar Penilaian Tes Praktik... 82

8 v DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Simbol Dioda Gambar 2. Dioda diberi reverse bias Gambar 3. Dioda diberi forward bias Gambar 4. (a). LED, (b). Dioda photo, (c). Dioda Varactor Gambar 5. Dida dibias reverse Gambar 6. Kurva Dioda Zener Gambar 7. Posisi prob pengukuran dioda Gambar 8. Posisi prob pengukuran dioda Gambar 9. Posisi Prob pengukuran Dioda Gambar 10. (a) Rangkaian dioda; (b) karakteristik dioda Gambar 11. Menentukan resistansi statik pada titik operasi Gambar 12. Definisi resistansi dinamik Gambar 13. Menentukan resistansi dinamik pada titik Q Gambar 14. Pemasangan Komponen Dioda Gambar 15. Pengukuran karakteristik Gambar 16. Rangkaian penyearah ½ gelombang Gambar 17. Rangkaian penyearah gelombang Penuh Gambar 18. Rangkaian penyearah gelombang penuh sistem jembatan Gambar 19. Penyearah Setengah Gelombang Gambar 20. Penyearah Gelombang Penuh Gambar 21. Penyearah Dengan Jembatan Gambar 22. Clipper positip Gambar 23. Clipper dibias positip Gambar 24. Rangkaian seri Clipper negatif Gambar 25. Rangkaian seri Clipper positif Gambar 26. Rangkaian Clipper Paralel Positip Gambar 27 Rangkaian Clipper Paralel Negatip Gambar 28. Rangkaian Clamper Sederhana Gambar 29. Rangkaian Clamper Negatip dan Positip Gambar 30. Doubler setengah gelombang Gambar 31 Prinsip Kerja Doubler setengah gelombang Gambar 32. Skema rangkaian clipper Gambar 33.Bentuk gelombang output Gambar 34. Rangakain Clipper Gambar 35.Rangkaian Clipper Negatif Gambar 36. Skema blok pencatu daya yang dilengkapi stabilisator tegangan Gambar 37. Simbol dioda zener Gambar 38. Stabilisasi dengan dioda zener Gambar 39.Gambar rangkaian pengukuran dioda zener... 77

9 vi PETA KOMPETENSI

10 vii AC ( Alternating Current) Anoda Bias Breakdown voltage Caracteristic dioda cathode Clipper Detector Dioda DC (Direc Current) Forward bias Junction Reverse bias Voltage reference Voltage regulation Voltage regulator GLOSSARY Arus bolak-balik Kutup positip dioda Memberikan tegangan panjar Tegangan tembus Sifat dari dioda Kutup negative dioda Memangkas atau membuang atau meeotong Pemisah Dua elektoda Arus searah Tegangan panjar maju Pertemuan Tegangan panjar mundur Panutan tegangan Pemantapan tegangan Stabilisator tegangan

11 viii

12 1 BAB I PENDAHULUAN Satuan Pendidikan : SMK Mata Pelajaran : TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR Kelas : X Kompetensi Inti* : KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2: Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3: Memahami, menerapkan dan menganalisa pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidangkerja yang spesifik untuk memecahkan masalah KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung 3.1.Memahami model Memahami model atom semikonduktor Model atom semikonduktor Inkuiri dengan A. Aspek penilaian siswa Electronic devices :

13 2 atom bahan semikond uktor. 4.1.Menginterprestasikan model atom bahan semikonduktor Mendeskripsikan model atom semikonduktor Mengkatagorikan macam-macam bahan semikonduktor berdasarkan data tabel periodik material Mengklasifikasikan bahan pengotor (doped) semikonduktor berdasarkan data tabel periodik material Membedakan semikonduktor Tipe-P dan Tipe-N Memahami proses pembentukan semikonduktor Tipe-PN Memahami arah arus elektron dan arah arus lubang Menerapkan model atom pada macam-macam material semikonduktor Menerapkan macammacam bahan semikonduktor sebagai Deskripsi model atom semikonduktor. Macam-macam bahan semikonduktor berdasarkan data tabel periodik material. Klasifikasi bahan pengotor (doped) semikonduktor berdasarkan data tabel periodik material Perbedaan semikonduktor Tipe-P dan Tipe-N. Proses pembentukan semikonduktor Tipe-PN. Arah arus elektron dan arah arus lubang. pendekatan siklus belajar 5E Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning- PjBL) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning- PrBL) Model Pembelajaran Berbasis Tugas (Task Based Learning- TBL) Model Pembelajaran Berbasis Computer (Computer meliputi: Kognitif (pengetahuan) Psikomorik (keterampilan) Afektif (Sikap) B. Jenis Penilaian Tulis Lisan (Wawancara) Praktek conventiona l current version, Thomas L. Floyd, 2012 Introduction to Electronics, Fifth Edition Earl D. Gates,2007 Electronic Circuits Fundamenta ls and Applications, Third Edition, Mike Tooley, 2006 Electronics Circuits and Systems, Owen Bishop, Fourth Edition, 2011 Planning and InstallingPh

14 3 3.2.Menerapka n dioda semikond uktor bahan dasar komponen elektronik Menggambarkan model atom Bohr bahan semikonduktor menurut data tabel periodik material Membuat ilustrasi model atom Bohr untuk menjelaskan prinsip pengotoran semikonduktor menurut data tabel periodik material Memodelkan arah arus elektron dan arah arus lubang (hole) semikonduktor tipe P dan N Memodelkan proses pembentukan semikonduktor Tipe-PN Mendemontrasikaan arah arus elektron dan arah arus lubang semikonduktor persambungan PN Memahami susunan fisis dan 3iode33iode penyearah Memahami prinsip kerja Susunan fisis dan 3iode33iode penyearah. Prinsip kerja 3iode Based Learning (CBL) otovoltaic SystemsA guide for installers, architects and engineersse cond edition, Second Edition, Zrinski, 2008

15 4 sebagai penyearah 4iode penyearah Menginterprestasikan kurva arus-tegangan 4iode penyearah Mendefinisikan parameter 4iode penyearah Memodelkan komponen 4iode penyearah Menginterprestasikan lembar data (datasheet) 4iode penyearah Merencana rangkaian penyearah setengah gelombang satu fasa Merencana rangkaian penyearah gelombang penuh satu fasa Merencana catu daya sederhana satu fasa (unregulated power supply) Merencana macammacam rangkaian limiter dan clamper Merencana macammacam rangkaian pelipat tegangan penyearah. Interprestasi kurva arus-tegangan 4iode penyearah. Definisi parameter 4iode penyearah. Memodelkan komponen 4iode penyearah Interprestasi lembar data (datasheet) 4iode penyearah. Merencana rangkaian penyearah setengah gelombang satu fasa. Perencanaan rangkaian penyearah gelombang penuh satu fasa. Perencanaan catu daya sederhana satu fasa (unregulated power supply). Perencanaan macam-macam

16 Menguji dioda semikond uktor sebagai penyearah Menggambarkansusunan fisis dan simbol dioda penyearah menurut standar DIN dan ANSI Membuat model dioda untuk menjelaskan prinsip kerja dioda penyearah Melakukan pengukuran kurva arus tegangan dioda penyearah Membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus tegangan dan menginterprestasikan parameter dioda penyearah Menggunakan datasheet untuk memodelkan dioda sebagai piranti non ideal Menggunakan datasheet dioda sebagai dasar perencanaan rangkaian rangkaian limiter dan clamper. Perencanaan macam-macam rangkaian pelipat tegangan

17 6 3.3.Merencana kan dioda zener sebagai rangkaian penstabil tegangan Melakukan eksperimen rangkaian penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh Melakukan eksperimen rangkaian penyearah gelombang penuh satu fasa Membuat projek catu daya sederhana satu fasa, kemudian menerapkan pengujian dan pencarian kesalahan (unregulated power supply) menggunakan perangkat lunak Melakukan eksperimen dioda sebagai rangkaian limiter dan clamper Melakukan ekperimen dioda sebagai rangkaian pelipat tegangan Memahami susunan fisis, simbol, karakteristik dan prinsip kerja zener dioda Mendeskripsikan kurva arus-tegangan zener dioda Memahami pentingnya tahanan dalam dinamis Susunan fisis, simbol, karakteristik dan prinsip kerja zener dioda. Deskripsi kurva arus-tegangan zener dioda. Pentingnya

18 Menguji dioda zener sebagai rangkaian penstabil tegangan zener dioda untuk berbagai macam arus zener Memahami hubungan tahanan dalam dioda zener dengan tegangan keluaran beban Mendesain rangkaian penstabil tegangan paralel menggunakan dioda zener Merencanakan dioda zener untuk keperluan tegangan referensi Menggambarkan susunan fisis dan memodelkan dioda zener Menggambarkan sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus tegangan dan menginterprestasikan parameter dioda zener untuk kebutuhan arus, tegangan dan daya berbeda. tahanan dalam dinamis zener dioda untuk berbagai macam arus zener. Hubungan tahanan dalam dioda zener dengan tegangan keluaran beban. Desain rangkaian penstabil tegangan paralel menggunakan dioda zener. Perencanaan dioda zener untuk keperluan tegangan referensi.

19 8 3.4.Menerapkan dioda khusus seperti dioda LED, varaktor, Schottky, PIN, dan tunnel pada rangkaian elektronika Menerapkan datasheet dioda zener untuk menentukan tahanan dalam dan dimensi tingkat kestabilan rangkaian Menggunakan datasheet dioda zener untuk keperluan eksperimen Melakukan eksperimen rangkaian penstabil tegangan menggunakan dioda zener dan menginterprestasikan data hasil pengukuran Memilih dioda zener untuk keperluan rangkaian tegangan referensi Memahami susunan fisis, simbol, karakteristik dan prinsip kerja dioda khusus seperti dioda LED, varaktor, Schottky, PIN, dan tunnel Menganalisis hasil eksperimen berdasarkan data dari hasil pengukuran Susunan fisis, simbol, karakteristik dan prinsip kerja dioda khusus seperti dioda LED, varaktor, Schottky, PIN, dan tunnel. Analisis hasil eksperimen berdasarkan data dari hasil

20 Menguji dioda khusus seperti dioda LED, varaktor, Schottky, PIN, dan dioda tunnel pada rangkaian elektronika 3.5.Memahami konsep dasar Bipolar Junction Transistor (BJT) sebagai penguat dan pirnati saklar Menerapkan dioda khusus (LED, varaktor, Schottky, PIN, dan tunnel) pada rangkaian elektronika Melakukan eksperimen dioda khusus seperti dioda LED, varaktor, Schottky, PIN, dan tunnel interprestasi data hasil pengukuran. pengukuran Memahami susunan fisis, simbol dan prinsip kerja transistor Menginterprestasikan karakteristik dan parameter transistor Mengkatagorikan bipolar transistor sebagai penguat tunggal satu tingkat sinyal kecil Mengkatagorikan bipolar transistor sebagai piranti saklar Memahami susunan fisis, simbol dan prinsip kerja phototransistor Menginterprestasikan katagori Susunan fisis, simbol dan prinsip kerja transistor Interprestasi karakteristik dan parameter transistor. Mengkatagorikan bipolar transistor sebagai penguat tunggal satu tingkat sinyal kecil. Mengkatagorikan bipolar transistor sebagai piranti saklar. Susunan fisis, simbol dan prinsip

21 Menguji Bipolar Junction Transistor (BJT) sebagai penguat dan pirnati saklar (pengelompokan) transistor berdasarkan kemasan Memahami prinsip dasar metode pencarian kesalahan transistor sebagai penguat dan piranti saklar Menggambarkan susunan fisis, simbol dan prinsip kerja berdasarkan arah arus transistor Melakukan eksperimen dan interprestasi data pengukuran untuk mendimensikan parameter transistor Melakukan eksperimen bipolar transistor sebagai penguat tunggal satu tingkat sinyal kecil menggunakan perangkat lunak Melakukan ekperimen kerja phototransistor Interprestasi katagori (pengelompokan) transistor berdasarkan kemasan Prinsip dasar metode pencarian kesalahan transistor sebagai penguat dan piranti saklar

22 Menentuka n titik kerja (bias) DC transistor bipolar transistor sebagai piranti saklar menggunakan perangkat lunak Menggambarkan susunan fisis, simbol untuk menjelaskan prinsip kerja phototransistor berdasarkan arah arus Membuat daftar katagori (pengelompokan) transistor berdasarkan kemasan atau tipe transistor Mencobadan menerapkan metode pencarian kesalahan pada rangkaian transistor sebagai penguat dan piranti saklar Memahami penempatan titik kerja (bias) DC transistor Menerapkan teknik bias tegangan tetap (fix biased) rangkaian transistor Menerapkan teknik bias pembagi tegangan Penempatan titik kerja (bias) DC transistor Penerapan teknik bias tegangan tetap (fix biased) rangkaian transistor Menerapkan teknik

23 Menguji kestabilan titik kerja (bias) DC transistor rangkaian transistor Menerapkan teknik bias umpan balik arus dan tegangan rangkaian transistor Memahami prinsip dasar metode pencarian kesalahan akibat pergeseran titik kerja DC transistor Mendimensikan titik kerja (bias) DC transistor dan interprestasi data hasil eksperimen menggunakan perangkat lunak Melakukan ekspemen bias tegangan tetap (fix biased) rangkaian transistor dan interprestasi data hasil pengukuran Melakukan eksperimen bias pembagi tegangan rangkaian transistor dan interprestasi data hasil pengukuran bias pembagi tegangan rangkaian transistor Menerapkan teknik bias umpan balik arus dan tegangan rangkaian transistor Prinsip dasar metode pencarian kesalahan akibat pergeseran titik kerja DC transistor.

24 Menerapka n transistor sebagai penguat sinyal kecil Melakukan eksperimen bias umpan balik arus dan tegangan rangkaian transistor dan interprestasi data hasil pengukuran Mencoba dan menerapkan metode pencarian kesalahan akibat pergeseran titik kerja DC transistor Memahami konsep dasar transistor sebagai penguat komponen sinyal AC Menginterprestasikan model rangkaian pengganti transistor sebagai penguat komponen sinyal AC Menerapkan rangkaian penguat transistor emitor bersama (common-emitter transistor) Menerapkan rangkaian penguat transistor kolektor bersama (common-collector transistor) Menerapkan rangkaian Konsep dasar transistor sebagai penguat komponen sinyal AC Interprestasi model rangkaian pengganti transistor sebagai penguat komponen sinyal AC Menerapkan rangkaian penguat transistor emitor bersama (commonemitter transistor) Menerapkan rangkaian penguat transistor kolektor bersama (commoncollector transistor)

25 Menguji transistor sebagai penguat sinyal kecil penguat transistor basis bersama (common-base transistor) Menerapkan penguat bertingkat transistor sinyal kecil Menerapkan penguat diferensial transistor sinyal kecil Menerapkan metode pencarian kesalahan transistor sebagai penguat akibat pergeseran titik kerja DC transistor Membuat model transistor sebagai penguat komponen sinyal AC untuk operasi frekuensi rendah Mendimensikan parameter penguat menggunakan model rangkaian pengganti transistor sebagai penguat komponen Menerapkan rangkaian penguat transistor basis bersama (commonbase transistor) Menerapkan penguat bertingkat transistor sinyal kecil Menerapkan penguat diferensial transistor sinyal kecil Menerapkan metode pencarian kesalahan transistor sebagai penguat akibat pergeseran titik kerja DC transistor.

26 15 sinyal AC Melakukan eksperimen rangkaian penguat transistor emitor bersama (commonemitter transistor)menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran Melakukan eksperimen rangkaian penguat transistor kolektor bersama (commoncollector transistor) menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran Melakukan eksperimen rangkaian penguat transistor basis bersama (common-base transistor) menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran Melakukan eksperimen penguat bertingkat

27 Mendimensi kan tanggapan frekuensi dan frekuensi batas penguat transistor transistor sinyal kecil menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran Melakukan eksperimen penguat diferensial transistor sinyal kecil menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran Mencoba dan menerapkan metode pencarian kesalahan transistor sebagai penguat akibat pergeseran titik kerja DC transistor Memahami prinsip dasar tanggapan frekuensi dan frekuensi batas penguat transistor Mengkonversi satuan faktor penguatan (arus, tegangan, daya) kedalam satuan desibel Mendimensikan tanggapan frekuensi Prinsip dasar tanggapan frekuensi dan frekuensi batas penguat transistor. Konversi satuan faktor penguatan (arus, tegangan, daya) kedalam satuan desibel.

28 Mengukur tanggapan frekuensi dan frekuensi batas penguat transistor penguat daerah frekuensi rendah Mendimensikan tanggapan frekuensi penguat daerah frekuensi tinggi Mendimensikan tanggapan frekuensi penguat daerah frekuensi rendah dan frekuensi tinggi (total) Menggambarkan tanggapan frekuensi dan frekuensi batas penguat transistor menggunakan kertas semilog Mencontohkan satuan faktor penguatan (arus, tegangan, daya) dalam satuan desibel Melakukan eksperimen tanggapan frekuensi penguat daerah frekuensi rendah menggunakan perangkat Mendimensikan tanggapan frekuensi penguat daerah frekuensi rendah. Mendimensikan tanggapan frekuensi penguat daerah frekuensi tinggi. Mendimensikan tanggapan frekuensi penguat daerah frekuensi rendah dan frekuensi tinggi (total).

29 18 lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran Melakukan eksperimen tanggapan frekuensi penguat daerah frekuensi tinggi menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran Melakukan eksperimen tanggapan frekuensi penguat daerah frekuensi rendah dan frekuensi tinggi (total) menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran Melakukan eksperimen tanggapan frekuensi penguat bertingkat transistor menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran

30 Menerapka n bi-polar transistor sebagai penguat daya Menguji penguat daya transistor Memahami konsep dasar dan klasifikasi penguat daya transistor Menerapkan rangkaian penguat daya transistor kelas A Menerapkan rangkaian penguat daya push-pull transistor kelas B dan kelas AB Menerapkan rangkaian penguat daya transistor kelas C Menerapkan metode pencarian kesalahan transistor sebagai penguat daya akibat pergeseran titik kerja DC transistor Memilih dan mengklasifikasikantrans istor untuk keperluan penguat daya transistor Membangun dan melakukan eksperimen rangkaian penguat daya Konsep dasar dan klasifikasi penguat daya transistor Menerapkan rangkaian penguat daya transistor kelas A Menerapkan rangkaian penguat daya push-pull transistor kelas B dan kelas AB Menerapkan rangkaian penguat daya transistor kelas C Menerapkan metode pencarian kesalahan transistor sebagai penguat daya akibat pergeseran titik kerja DC transistor.

31 20 transistor kelas A menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran Membangun dan melakukan eksperimen rangkaian penguat daya push-pull transistor kelas B dan kelas AB menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran Membangun dan melakukan eksperimen rangkaian penguat daya transistor kelas C menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran Mencoba dan menerapkan metode pencarian kesalahan transistor sebagai penguat daya akibat pergeseran titik kerja DC

32 Menerapk an sistem konversi bilangan pada rangkaian logika transistor Memahami sistem bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal Memahami konversi sistem bilangan desimal ke sistem bilangan biner Memahami konversi sistem bilangan desimal ke sistem bilangan oktal Memahami konversi sistem bilangan desimal ke sistem bilangan heksadesimal Memahami konversi sistem bilangan biner ke sistem bilangan desimal Memahami konversi sistem bilangan oktal ke sistem bilangan desimal Memahami konversi sistem bilangan heksadesimal ke sistem bilangan desimal Memahami sistem bilangan pengkode biner (binary encoding) Sistem bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal. Konversi sistem bilangan desimal ke sistem bilangan biner. Konversi sistem bilangan desimal ke sistem bilangan oktal. Konversi sistem bilangan desimal ke sistem bilangan heksadesimal. Konversi sistem bilangan biner ke sistem bilangan desimal. Konversi sistem bilangan oktal ke sistem bilangan desimal. Konversi sistem bilangan heksadesimal ke sistem bilangan desimal. Sistem bilangan

33 Menconto hkan sistem konversi bilangan pada rangkaian logika Mencontohkansistem bilangan dan kode biner pada rangkaian elektronika digital Mencontohkan konversi sistem bilangan desimal ke sistem bilangan biner Mencontohkan konversi sistem bilangan desimal ke sistem bilangan oktal Menggunakan konversi sistem bilangan desimal ke sistem bilangan heksadesimal Menggunakan konversi sistem bilangan biner ke sistem bilangan desimal Menerapkan konversi sistem bilangan oktal ke sistem bilangan desimal Menerapkan konversi sistem bilangan heksadesimal ke sistem bilangan desimal Menerapkan sistem bilangan pengkode biner (binary encoding) pengkode biner (binary encoding)

34 23 Dalam modul ini Anda akan mempelajari tentang komponen dioda, rangkaian klipper, dioda detektor, rangkaian penyearah, rangkaian pengubah tegangan menjadi kapasitansi dan rangkaian regulator sederhana. Maka diharapkan peserta dapat membuat dan menyusun beberapa komponen yang dirangkai dengan menggunakan breadboard menjadi satu kesatuan dalam sebuah rangkaian dan juga dapat mengukur bentuk gelombang dan besaran listriknya dengan menggunakan alat ukur Multi meter dan Osiloskop dengan benar. Durasi waktu yang dibutuhkan untuk kompetensi ini adalah 40 jam pembelajaran Dalam mempelajari modul ini diharapkan Anda telah mempelajari bahan-bahan setengah pengantar (semikonduktor), jenis-jenis bahan semikonduktor. Disamping itu pula anda juga harus mengetahui apa pengertian junction dioda (Dioda pertemuan), arus pada dioda dan juga karakteristik dioda. Selain dari yang tersebut diatas diharapkan anda menguasai fungsi dan kegunaan dari alat-alat ukur seperti oscilloscope dan alat ukur multimeter. Karena dalam menyelesaikan modul ini penggunaan alat multi meter dan oscilloscope sangat menentukan keberhasilan anada dalam menyelesaiakan modul ini, maka fungsi masing-masing dari alat ukur tersebut juga harus dipahami dengan benar, khususnya fungsi tombol-tombol yang ada oscilloscope dalam melakukan praktek. 1. Pelajari daftar isi serta skema kedudukan modul dengan cermat dan teliti. Karena dalam skema modul akan nampak kedudukan modul yang sedang Anda pelajari dengan modulmodul yang lain. 2. Kerjakan soal-soal dalam cek kemampuan untuk mengukur sampai sejauh mana pengetahuan yang telah Anda miliki. 3. Apabila dari soal dalam cek kemampuan telah Anda kerjakan dan 70 % terjawab dengan benar, maka Anda dapat langsung menuju Evaluasi untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Tetapi apabila hasil jawaban Anda tidak mencapai 70 % benar, maka Anda harus mengikuti kegiatan pemelajaran dalam modul ini. 4. Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan dengan benar untuk mempermudah dalam memahami suatu proses pekerjaan. 5. Pahami setiap materi teori dasar yang akan menunjang dalam penguasaan suatu pekerjaan dengan membaca secara teliti. Kemudian kerjakan soal-soal evaluasi sebagai sarana latihan. 6. Untuk menjawab tes formatif usahakan memberi jawaban yang singkat, jelas dan kerjakan sesuai dengan kemampuan Anda setelah mempelajari modul ini.

35 24 7. Bila terdapat penugasan, kerjakan tugas tersebut dengan baik dan bilamana perlu konsultasikan hasil tersebut pada guru/instruktur. 8. Catatlah kesulitan yang Anda dapatkan dalam modul ini untuk ditanyakan pada guru pada saat kegiatan tatap muka. Bacalah referensi lainnya yang berhubungan dengan materi modul agar Anda mendapatkan tambahan pengetahuan. Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta dapat: 1. Memahami prinsip kerja Dioda 2. Menyebutkan jenis-jenis serta fungsi Dioda 3. Menjelaskan prinsip kerja rangkaian penyearah 4. Merangkai rangkaian penyearah 5. Melakukan pengukuran pada rangkaian penyearah dengan menggunakan alat ukur multi meter dan Osiloskop 6. Membuat rangkaian Regulator sederhana 1. Tuliskan pengertian dari semikonduktor jenis P 2. Tuliskan pengertian dari semikonduktor jenis N 3. Jelaskan pengertian dari penyearah 4. Jelaskan pengertian dari penyearah setengah gelombang! 5. Jelaskan pengertian dari penyearah gelombang penuh 6. Tuliskan jenis-jenis dioada yang anda ketahui 7. Jelaskan pengertian dari dioda diberi forward bias dan reverse bias 8. Gambarkanlah karakteristik arah maju dari dioda penyearah.

36 25 BAB II PEMBELAJARAN Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, siswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan Pengertian dioda 2. Menjelaskan prinsip kerja dioda dan sifat-sifatnya 3. Menyebutkan jenis-jenis (type) dan fungsi dioda 4. Menampilkan karakteristik dioda secara langsung dengan mempergunakan osiloskop. Dioda merupakan komponen semikonduktor yang paling sederhana. Kata dioda berasal dari pendekatan kata yaitu dua elektroda yang mana (di berarti dua) mempunyai dua buah elektroda yaitu anoda dan katoda. Dioda termasuk kedalam ketegori komponen elektronika aktif. Dioda terbentuk dari bahan semikonduktor tipe P dan N yang digabungkan. Dengan demikian dioda sering disebut PN junction. Dioda memiliki sifat dapat menghantarkan arus pada tegangan maju, serta menghambat arus pada tegangan balik (penyearah). Dioda memiliki dua kaki, yakni kaki anoda dan kaki katoda. Dioda disempurnakan oleh William Henry Eccles pada tahun 1919 dan mulai memperkenalkan istilah diode yang artinya dua jalur tersebut, walaupun sebelumnya sudah ada dioda kristal

37 26 (semikonduktor) yang dikembangkan oleh peneliti asal Jerman yaitu Karl Ferdinan Braun pada tahun 1874, dan dioda termionik pada tahun 1873 yang dikembangkan lagi prinsip kerjanya oleh FredericGutherie. Adapun simbol dioda yaitu terdapat sebuah panah yang dilengkapi garis melintang di ujung panah tersebut. Maksud dari panah disini adalah bahwa dia adalah pin/kaki positif (+) sedangkan garis melintang diibaratkan pin/kaki Negatif (-). Berikut ini adalah simbolnya : Dalam berbagai rangkaian elektronika komponen semikonduktor dioda sering kita jumpai jenis dan type yang berbeda beda tergantung dari model dan tujuan penggunaan rangkaian tersebut dibuat. Kata dioda berasal dari pendekatan kata yaitu dua elektroda yang mana (di berarti dua) mempunyai dua buah elektroda yaitu anoda dan katoda. Anoda digunakan untuk polaritas positif dan katoda untuk polaritas negatip. Didalam dioda terdapat junction (pertemuan) dimana daerah semikonduktor type-p dan semi konduktor type-n bertemu. Bias mundur adalah pemberian tegangan negatip baterai ke terminal anoda (A) dan tegangan positip ke terminal katoda (K) dari suatu dioda. Dengan kata lain, tegangan anoda katoda VA-K adalah negatip (VAK < 0). Gambar 2 menunjukkan dioda diberi bia mundur. Karena pada ujung anoda (A) yang berupa bahan tipe p diberi tegangan negatip, maka holehole (pembawa mayoritas) akan tertarik ke kutup negatip baterai menjauhi persambungan. Demikian juga karena pada ujung katoda (K) yang berupa bahan tipe n diberi tegangan positip, maka elektron-elektron (pembawa mayoritas) akan tertarik ke kutup positip baterai menjauhi

38 27 persambungan. Sehingga daerah pengosongan semakin lebar, dan arus yang disebabkan oleh pembawa mayoritas tidak ada yang mengalir. Sedangkan pembawa minoritas yang berupa elektron (pada bahan tipe p) dan hole (pada bahan tipe n) akan berkombinasi sehingga mengalir arus jenuh mundur (reverse saturation current) atau Is. Arus ini dikatakan jenuh karena dengan cepat mencapai harga maksimum tanpa dipengaruhi besarnya tegangan baterai. Besarnya arus ini dipengaruhi oleh temperatur. Makin tinggi temperatur, makin besar harga Is. Pada suhu ruang, besarnya Is ini dalam skala mikro-amper untuk dioda germanium, dan dalam skala nano-amper untuk dioda silikon. Apabila tegangan positip baterai dihubungkan ke terminal Anoda (A) dan negatipnya ke terminal katoda (K), maka dioda disebut mendapatkan bias maju (foward bias). Dengan demikian VA-K adalah positip atau VA-K > 0. Gambar 3 menunjukan dioda diberi bias maju. Dengan pemberian polaritas tegangan seperti pada Gambar 2, yakni VA-K positip, maka pembawa mayoritas dari bahan tipe p (hole) akan tertarik oleh kutup negatip baterai melewati persambungan dan berkombinasi dengan elektron (pembawa mayoritas bahan tipe n). Demikian juga elektronnya akan tertarik oleh kutup positip baterai untuk melewati persambungan. Oleh karena itu daerah pengosongan terlihat semakin menyempit pada saat dioda diberi bias maju. Dan arus dioda yang disebabkan oleh pembawa mayoritas akan mengalir, yaitu ID. Sedangkan pembawa minoritas dari bahan tipe p (elektron) dan dari bahan tipe n (hole) akan berkombinasi dan menghasilkan Is. Arah Is dan ID adalah berlawanan. Namun karena Is jauh lebih kecil dari pada ID, maka secara praktis besarnya arus yang mengalir pada dioda ditentukan oleh ID. a. Dioda Silikon: 1.menghantar dengan tegangan maju kira-kira 0.6 Volt 2. perlawanan maju cukup kecil 3. perlawanan terbalik sangat tinggi, dapat mencapai beberapa Mega ohm

39 28 4. Arus maju maksimum yang dibolehkan cukup besar, sampai 1000 A 5. Tegangan terbalik maksimum yang dibolehkan cukup tinggi, dapat mencapai 1000 V b. Dioda Germanium: 1. Menghantar dengan teganagnmaju kira-kira 0,2 Volt 2. Perlawanan maju agak besar 3. Perlawanan terbalik kurang tinggi ( kurang dari 1 M ohm) 4. Arus maju maksimum yang dibolehkan kurang besar 5. Tegangan terbalik masimum yang dibolehkan kurang tinggi Bila dioda dibias forward, electron pita konduksi melewati junction dan jatuh ke dalam hole. Pada saat elektron-elektron jatuh dari pita konduksi ke pita valensi, mereka memancarkan energi. Pada dioda Led energi dipancarkan sebagai cahaya, sedangkan pada dioda penyearah energi ini keluar sebagai panas. Dengan menggunakan bahan dasar pembuatan Led seperti gallium, arsen dan phosfor parik dapat membuat Led dengan memancarkan cahaya warna merah, kuning, dan infra merah (tak kelihatan). Led yang menghasilkan pancaran yang kelihatan dapat berguna pada display peralatan, mesin hitung, jam digital dan lain-lain. Sedangkan Led infra merah dapat digunakan dalam sistim tanda bahaya pencuri dan lingkup lainnya yang membutuhkan cahaya tak kelihatan. Keuntungan lampu Led dibandingkan lampu pijar adalah umurnya panjang, tegangannya rendah dan saklar nyala matinya cepat. Gambar.4 dibawah ini menjukkan lambang atau simbol dari macam dioda. Energi thermal menghasilkan pembawa minoritas dalam dioda, makin tinggi suhu makin besar arus dioda yang terbias reverse. Energi cahaya juga menghasilkan pembawa

40 29 minoritas. Dengan menggunakan jendela kecil untuk membuka junction agar terkena sinar, pabrik dapat membuat dioda photo. Jika cahaya luar mengenai junction dioda photo yang dibias reverse akan dihasilkan pasangan electron-hole dalam lapisan pengosongan. Makin kuat cahaya makin banyak jumlah pembawa yang dihasilkan cahaya makin besar arus reverse. Oleh sebab itu dioda photo merupakan detektor cahaya yang baik sekali. Gambar 1b menunjukkan lambang atau symbol dari dioda photo Seperti kebanyakan komponen dengan kawat penghubung, dioda mempunyai kapasitansi bocor yang mempengaruhi kerja pada frekuensi tinggi, kapasitansi luar ini biasanya lebih kecil dari 1 pf. Yang lebih penting dari kapasitansi luar ini adalah kapasitansi dalam junction dioda. Kapasitansi dalam ini kita sebut juga kapasitansi peralihan C T. Kata peralihan disini menyatakan peralihan dari bahan type-p ke typr-n. Kapasitansi peralihan dikenal juga sebagai kapasitansi lapisan pengosongan, kapasitansi barier dan kapasitansi junction. Apakah kapasitansi peralihan itu?. Perhatikan gambar 5 dibawah ini. lapisan pengosongan p n C Lapisan pengosongan melebar hingga perbedaan potensial sama dengan tegangan riverse yang diberikan.makin besar tegangan riverse makin lebar lapisan pengosongan. Karena lapisan pengosongan hamper tak ada pembawa muatan ia berlaku seperti isolator atau dielektrik. Dengan demikian kita dapat membayangkan daerah p dan n dipisahkan oleh lapisan pengosongan seperti kapasitor keeping sejajar dan kapasitor sejajar ini sama dengan kapasitansi peralihan. Jika dinaikkan teganag riverse membuat lapisan pengosongan menjadi lebar, sehingga seperti memisahkan keeping sejajar terpisah lebih jauh. Dan sebagai akibatnya kapasitansi peralihan dari dioda berkurang bila tegangan riverse bertambah. Dioda silicon yang memanfaatkan efek kapasitansi yang berubah-ubah ini disebut varactor. Dalam banyak aplikasi menggantikan kapasitor yang ditala secara mekanik, dengan perkataan lain varaktor yang dipasang parallel dengan inductor merupakan rangkaian tangki resonansi. Dengan mengubah-ubah tegangan riverse pada varactor kita dapat mengubah frekuensi resonansi. Pengontrolan secara elektronik pada frekuensi resonansi sangat bermanfaat dalam penalaan dari jauh. Dioda schottky menggunakan logam emas, perak atau platina pada salah satu sisi junction dan silicon yang di dop (biasanya type-n) pada sisi yang alain. Dioda semacam ini adalah

41 30 piranti unipolar karena electron bebas merupakan pembawa mayoritas pada kedua sisi junction. Dan dioda Schottky ini tidak mempunyai lapisan pengosongan atau penyimpanan muatan, sehingga mengakibatkan ia dapat di switch nyala dan mati lebih cepat dari pada dioda bipolar. Sebagai hasilnya piranti ini dapat menyearahkan frekuensi diatas 300 Mhz dan jauh diatas kemampuan dioda bipolar. Dengan mengurangi tingkat doping dekat junction pabrik dapat membuat dioda steprecovery piranti yang memanfaatkan penyimpanan muatan. Selama konduksi forward dioda berlaku seperti dioda biasa dan bila dibias riverse dioda ini konduksi sementara lapisan pengosongan sedang diatur dan kemudian tiba-tiba saja arus riverse menjadi nol. Dalam keadaan ini seolah-olah dioda tiba-tiba terbuka menjepret (snaps open) seperti saklar, dan inilah sebabnya kenapa dioda step-recovery sering kali disebut dioda snap. Dioda step-recovery digunakan dalam rangkaian pulsa dan digital untuk menghasilkan pulsa yang sangat cepat.snap-off yang tiba-tiba dapat menghasilkan pensaklaran on-off kurang dari 1 ns. Dioda khusus ini juga digunakan dalam pengali frekuensi. Dioda zener dibuat untuk bekerja pada daerah breakdown dan menghasilkan tegangan breakdown kira-kira dari 2 samapai 200 Volt. Dengan memberikan tegangan riverse melampaui tegangan breakdown zener, piranti berlaku seperti sumber tegangan konstan. Jika tegangan yang diberikan mencapai nilai breakdown, pembawa minoritas lapisan pengosongan dipercepat hingga mencapai kecepatan yang cukup tinggi untuk mengeluarkan electron dari orbit luar. Efek zener berbeda-beda, bila dioda di-dop banyak maka lapisan pengosongan amat sempit. sehingga medan listrik pada lapisan pengosongan sangat kuat. Pada gambar.6 menunjukkan kurva tegangan arus dioda zener. Pada dioda zener breakdown mempunyai knee yang sangat tajam, diikuti dengan kenaikan arus yang hampir vertikal. Perhatikan bahwa tegangan kira-kira konstan sama dengan Vz pada sebagian besar daerah breakdown. Lembar data biasanya menentukan nilai V Z pada arus test I ZT tertentu diatas knee ( perhatikan gambar berikut:

42 31 -Vz i V IZT I ZM Dissipasi daya dioda zener sama dengan perkalian tegangan dengan arusnya, yaitu: P Z = V Z x I Z Misalkan jika Vz=13.6 V dan Iz= 15mA, Hitunglah daya dissipanya. Jawab: Pz = 13,6 x 0,015 = 0,204 W Selama P Z kurang dari rating daya Pz maks dioda zener tidak akan rusak. Dioda zener yang ada dipasaran mempunyai rating daya dari ¼ W sampai lebih dari 50 W. Lembar data kerap kali menspesifikasikan arus maksimum dioda zener yang dapat ditangani tanpa melampaui rating dayanya. Arus maksimum diberi tanda I Zm. Hubungan antara I zm dan rating daya adalah: IZmax Pz max Vz Penggunaan dioda Zener sangat luas, kedua setelah dioda penyearah. Dioda silikon ini dioptimumkan bekerja pada daerah breakdown dan dioda zener adalah tulang punggung regulator tegangan. Jika dioda zener bekerja dalam daerah breakdown, bertambahnya tegangan sedikit akan menghasilkan pertambahan arus yang besar. Ini menandakan bahwa dioda zener pempunyai inpedansi yang kecil. Inpedansi dapat dihitung dengan bantuan rumus: ZZ = V i

43 32 Untuk mengetahui apakah sebah dioda dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya,maka diperlukan pengukuran terhadap dioda tersebut dengan menggunakan multimeter. Cara mengukur dioda dengan multimeter analog: 1. Aturkan posisi saklar pada posisi OHM(x1k atau x100) 2. Hubungkan probe merah pada terminal katoda 3. Hubungkan probe hitam pada terminal anoda 4. Baca hasil pengukuran di display Multimeter 5. Jarum pada display multimeter harus bergerak kekanan 6. Balikan probe merah ke terminal anoda dan probe hitam pada terminal katoda 7. Baca hasil pengukuran di display multimeter 8. Jarum harus tidak bergerak (jika jarum bergerak, maka dioda tersebut berkemungkinan sudah rusak) Cara mengukur dioda dengan multimeter digital: Pada umumnya multimeter digital menyediakan pengukuran untuk fungsi dioda. Jika tidak ada, maka kita juga dapat mengukur dioda dengan fungsi ohm pada multimeter digital dengan cara berikut: 1. Aturkan posisi sakalar pada posisi OHM 2. Hubungkan probe hitam pada terminal katoda 3. Hubungkan probe merah pada terminal anoda 4. Baca hasil di display multimeter

44 33 5. Display harus menunjukkan nilai tertentu (misalnya 0.64Mohm) 6. Balikan probe hitam ke terminal anoda dan probe merah ke katoda 7. Baca hasil pengukuran di display multimeter 8. Nilai resistansinya adalah Infinity (tak terhingga) atau open circuit (jika terdapat nilai tertentu, maka dioda tersebut berkemungkinan sudah rusak) Cara mengukur dioda dengan multimeter digital (menggunakan fungsi dioda): 1. Aturkan posisi saklar pada posisi dioda 2. Hubungkan probe hitam pada terminal katoda 3. Hubungkan probe merah pada terminal anoda 4. Baca hasil pengukuran di display multimeter 5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.42 V) 6. Balikkan probe hitam ke terminal anoda dan probe merah ke katoda 7. Baca hasil pengukuran di display multimeter 8. Tidak terdapat nilai tegangan pada display multimeter (jika terdapat nilai tertentu, maka dioda tersebut kemungkinan sudah rusak)

45 34 Catatan penting: Hal yang perlu diperhatikan disini adalah cara mengukur dioda dengan menggunakan multimeter analaog dan digital adalah terbalik. Perhatikan posisi probe merah (+) dan Probe hitamnya(-) Kita dapat menyelidiki karakteristik statik dioda, dengan cara memasang dioda seri dengan sebuah catu daya dc dan sebuah resistor. Kurva karakteristik statik dioda merupakan fungsi dari arus ID (arus yang melalui dioda) terhadap tegangan VD (beda tegangan antara titik a dan b) (lihat gambar 10 (a )dan gambar 10 (b)

46 35 Karakteristik statik dioda dapat diperoleh dengan mengubah VDD lalu mengukur tegangan dioda (VD) dan arus yang melalui dioda (ID). Bila harga VDD diubah, maka arus ID dan tegangan VD akan berubah pula. Jika anoda berada pada tegangan lebih tinggi daripada katoda (VD positif) dioda dikatakan mendapat bias forward atau bias maju. Bila VD negatip disebut bias reserve atau bias mundur. Pada Gambar 10, VC disebut cut- in-voltage atau tegangan hidup, IS arus saturasi dan VPIV adalah peak-inverse voltage. Bila kita mempunyai karakteristik statik dioda dan kita tahu harga VDD dan RL, maka harga arus ID dan VD dapat kita tentukan sebagai berikut. Dari Gambar 2.1. V D V DD V DD V D I.R L atau I R L R L Aplikasi tegangan dc pada rangkaian yang berisi dioda semikonduktor akan menghasilkan titik operasi pada kurva karakteristik yang tidak akan berubah terhadap waktu atau disebut resistansi statis. Resistansi statis dioda pada titik operasi dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : R D VD I D Pada input sinusoidal terjadi variasi Input yang akan menggerakkan titik operasi naik dan turun pada daerah karakteristik dan menetapkan perubahan yang spesifik pada arus dan tegangan seperti pada Gambar 12. jika tidak ada variasi sinyal, titik operasi adalah Q-point.

47 36 Garis lurus membentuk tangen pada kurva melalui Q-point seperti pada Gambar 13, akan menentukan perubahan tegangan dan arus yang dapat digunakan untuk menentukan resistansi dinamik dari karakteristik dioda. Resistansi dinamik dioda dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : V D r D I D Dimana menandakan perubahan nilai 1. Jika pada material jenis P dan material jenis N yang saling dipertemukan maka diperoleh yang dinamakan sebuah dioda. Karena dioda ini dibuat dengan jalan mempertemukan bahan jenis P dengan bahan jenis N maka dioda ini juga dinamakan dioda pertemuan. 2. Jika dari anoda dioda kita hubungkan dengan kutub positif sumber arus sedangkan katodanya kita hubungkan dengan kutub negatif dari sumber arus maka mengalirlah arus listrik dengan kuat lewat dioda. 3. Jika anoda kita koneksikan dengan kutub negatif sumber, sedangkan katodanya kita koneksikan pada positif sumber maka tidak akan ada arus yang mengalir.

48 37 4. Arus listrik pada dioda akan dapat mengalir dari pada anoda ke katoda, akan tetapi arus tidak dapat mengalir dari arah katoda ke anoda 1. Gambarkan bentuk fisik dioda pada kertas milimeter A4 2. Gambarkan rangkaian yang menggambarkan prinsip kerja dioda 3. Jelaskan kondisi yang dibangun oleh arah maju dan arah mundur pada p-n dioda dan bagaimana pengaruh hasil arusnya! 4. Jelaskan bagaimana anda mengingat ketetapan arah maju dan arah mundur dari sebuah dioda! 5. Jelaskan bagaimana anda menentukan terminal dioda! 6. Berikanlah contoh penggunaan dioda! 1. Tuliskan jenis-jenis dioda yang anda ketahui 2. Jelaskan sifat-sifat dioda silikon dan germanium. Dioda rectifier,dioda photo,led,dioda zener, dioda varaktor, dioda schottky. Sifat-Sifat Dioda a. Dioda Silikon: menghantar dengan tegangan maju kira-kira 0.6 Volt perlawanan maju cukup kecil perlawanan terbalik sangat tinggi, dapat mencapai beberapa Mega ohm Arus maju maksimum yang dibolehkan cukup besar, sampai 1000 A Tegangan terbalik maksimum yang dibolehkan cukup tinggi, dapat mencapai 1000 V b. Dioda Germanium: Menghantar dengan teganagnmaju kira-kira 0,2 Volt Perlawanan maju agak besar Perlawanan terbalik kurang tinggi ( kurang dari 1 M ohm) Arus maju maksimum yang dibolehkan kurang besar Tegangan terbalik masimum yang dibolehkan kurang tinggi

49 38 a. Power Supply DC b. Multimeter c. Lampu Pijar 6 V d. Dioda : IN 60; IN 4007; 6CC13; BZX 6V8; LED. e. Kabel Penghubung. 1. Buatlah rangkaian seperti gambar diatas, berikanlah sumber tegangan DC (Vs) 2V, 4V dan 6V. 2. Amatilah besar tegangan, arus, dan keadaan lampu. Masukanlah hasilnya pada Tabel Balik Polaritas dioda (bias mundur), berikanlah sumber tegangan DC (Vs) 2V, 4V dan 6V. 4. Amatilah besar arus, tegangan, keadaan lampu, Masukkanlah hasilnya pada Tabel Tabel 1 untuk Gambar 1 Type Dioda Vs (Volt) I (ma) Vd (Volt) Keadaan Lampu Keterangan 2 IN IN CC13 2

50 39 BZX 6V L E D Tabel 2 untuk Gambar 1 dengan polaritas dioda dibalik Type Dioda Vs (Volt) I (ma) Vd (Volt) Keadaan Lampu Keterangan 2 IN IN CC BZX 6V L E D 4 6

51 40 a. Power Supply DC b. Power Supply AC c. Osiloskop d. Multimeter e. Dioda germanium, silicon dan Zener. f. Resistor 100. a. Buatlah rangkaian seperti Gambar 15 (1), pergunakanlah dioda germanium, catatlah hasil pengukuran pada Tabel 1! b. Buatlah rangkaian seperti Gambar 15 (2), pergunakanlah dioda germanium, catatlah hasil pengukuran pada Tabel 1! c. Ulangi prosedur 1 dan 2 pergunakanlah dioda silikon, catatlah hasil pengukuran pada Tabel 2 d. Ulangi prosedur 1 dan 2 pergunakanlah dioda zener, catatlah hasil pengukuran pada Tabel 3 e. Buatlah rangkaian seperti Gambar 15. (3),. Hidupkanlah osiloskop pada, naikkanlah tegangan sumber DC secaraperlahan-lahan sampai maksimum. Gambarlah pada

52 41 kertas grafik yang nampak pada layar!. Pergunakanlah dioda germanium, silicon dan zener secara bergantian. Tabel 1 : Dioda germanium Bias Maju Bias Mundur VF(Volt) IF(mA) VR(Volt) IR(mA) 0, Tabel 2 : Dioda Silikon Bias Maju Bias Mundur VF(Volt) IF(mA) VR(Volt) IR(mA) 0,

53 42 Tabel 3 : Dioda Zener Bias Maju Bias Mundur VF(Volt) IF(mA) VR(Volt) IR(mA) 0,

54 43 Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2, siswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan pripsip kerja dari rangkaian penyearah ½ gelombang 2. Merakit komponen rangakaian ½ gelombang 3. Membuktikan kerja dari rangkaian ½ gelombang melalui pengukuran Seperti telah kita ketahui bahwa hampir semua peralatan elektronika menggunakan power suplay (catu daya arus searah). Sudah barang tentu dalam hal ini kita brusaha untuk mendapatkan suatu sumber arus searah yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip ekonomis dan keuntungan lainnya yang sesuai dengan persyaratan diatas adalah mendapatkan arus searah dari sumber arus bolak balik atau arus AC (Alternating Curent). Rangkaian yang dimaksud disini adalah rangkaian penyearah gelombang yaitu dari sumber tegangan sinyal AC diubah menjdi bentuk sinyal DC (Direct Crrent). Rangkaian penyearah ini terdiri dari: Rangkaian penyearah ½ gelombang ( Half wave Rectifier) Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan 2 buah dioda Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan 4 buah dioda Seperti diperlihatkan pada gambar 16 suatu deretan dioda dan R kita berikan teganga bolak-balik. Karena tegangan yang diberikan pada input trafo bolak-balik maka pada suatu saat terminal A adalah positip sedangkan terminal B adalah negatip. Dan pada saat berikutnya terminal A menjadi negatip dan terminal B yang jadi positip dan seterusnya bergantian setiap setengah perioda. D A + (-) V out Harga rata-rata V in (+) B - R L V P V DC t (a) (b) Pada saat terminal A positip dioda mendapat tegangan maju maka mengalirlah arus, dan pada saat terminal A negatip dioda mendapat tegangan terbalik dan tidak ada arus mengalir. Dengan demikian pada dioda mengalirlah arus yang bentuknya dilukiskan seperti gambar 16 b. Arus ini tidak lagi bolak bali melainkan searah tapi tidak rata melainkan berdenyut-denyut, karenanya arus inipun dinamai arus

55 44 searah denyut (pulsating direct current). Arus denyut inipun membangkitkan tegangan pada R dan bentuk tegangan pada R adalah belahan positip dari pada bentuk arus bolak balik yang dimasukkan deretan dioda dan R. Tujuan dari rangkaian penyearah adalah untuk memperoleh arus searah dari sumber arus bolak balik, dan kemampuan menyearahkannya dapat dilihat dengan menghitung besarnya komponen arus searah atau harga rata-rata pulsa searahnya, yaitu: I DC = Im = 0,318 I m Besarnya Im adalah: Im = I 2 = 1,414 I sehingga: IDC = 1,414 I = 0,45 I sedangkan tegangan searahnya adalah harga rata-rata dari setengah gelombang sinus yang positip sehingga: EDC = Em = 0,318 Em Prioda dari sinyal output adalah sama dengan perioda sinyal input. Setiap siklus input menghasilkan satu siklus output. Inilah sebabnya mengapa frekuensi output dari penyearah setengah gelombang sama dengan frekuensi input fout = fin Untuk memperoleh perataan yang lebih sempurna, maka dipakailah dua buah dioda sebagai penyearah rangkap. Guna memahami apakah yang diperoleh dari dua dioda, mari terlebih dulu kita pelajari rangkaian di Gambar 17. V in A + A - CT B + B - Vm Vm D1 D2 (A) V out Harga rata-rata R L Im I DC (B)

56 45 Dari rangkaian penyearah ½ gelombang telah kita ketahui bahwa beban hanya dilalui arus selama setengah perioda. Sehingga untuk mendapatkan arus selama satu perioda secara penuh dilakukan dengan menambah satu dioda lagi, dengan tujuan menyearahkan setengah gelombaang lainnya seperti yang diperlihatkan pada gambar diatas. Besarnya harga rata-rata pulsa arus yang melalui beban adalah dua kali harga rata-rata penyearah setengah gelombnag yaitu: IDC Sedangkanharga rata-rata tegangan searahnya adalah: = 2 Im EDC = 2 Em = 0,645 Em Rangkaian penyearah sistim jembatan ini adalah rangkaian penyearah gelombang penuh tetapi tidak menggunkan center tap pada trafonya (seperti pada penyearah gelombang penuh yang menggunakan 2 buah dioda. Perhatikan gambar 18 dibawah ini A+ A - B + B - D4 D1 D3 D2 A R L V out Harga rata-rata Im B Pada saat A positi sementara B negatif, maka jalannya arus setengah siklus perioda pertama adalah dari titik A+ melalui D1, RL D3 dan kembali ke sumber. Dalam gambar ditunjukkan dengan tanda panah warna merah. Selanjutnya setengah siklus perioda berikutnya adalah titik B menjadi positif dan

57 46 titik A jadi negative, sehingga jalannya arus adalah dari titik B+ menuju D2, RL,D4 dan kembali ke sumber. Demikian seterusnya untuk proses berikutnya kembali lagi titik A jadi positif dan titik B negative demikian seterusnya setiap setengah perioda. 1. Rangkaian penyearah terdiri dari dua bagian yaitu: a. Penyearah setengah gelombang (Half Wave Rectifier) b. Penyearag Gelombang penuh ( Full Wave Rectifier) dengan dua buah dioda dan dengan empat buah dioda atau kebih dikenal penyearah dengan sistim jembatan. 2. Pada rangkaian penyearah setengah gelombang menunjukkan bahwa ½ perioda positif dari tegangan input akan memberikan bias forward pada dioda, sehingga dioda akan konduksi selama ½ peroida positif. Tetapi untuk ½ perioda negatif dioda dibias reverse dan hanya arus reverse kecil yang mengalir. 3. Tegangan dimana arus bertambah dengan cepat disebut tegangan knee dari dioda. 4. Untuk dioda silikon tegangan knee sama dengan potensial barier kira-kira 0,6 Volt dan dioda germanium mempunyai tegangan knee kira-kira 0,2 V 5. Dengan menggunakan harga positif untuk arus dan tegangan forward dan harga negatif untuk arus dan tegangan reverse maka kita dapat menggambarkan kurva forward dan reverse dari dari sebuah grafik. 6. Harga rata-rata dari sinyal setengah gelombang adalah: VDC = Em Frekuensi outnya adalah setiap periode dari sinyal oputput sama dengan periode sinyal input, sehingga f out = f in 7. Harga rata-rata dari sinyal gelombang penuh adalah VDC = 2 Em Dan besarnya frekuensi outputnya adalah periode sinyal output setengah periode sinyal input, atau dengan kata lain tiap siklus input menghasilkan dua siklus output sehingga f out = 2f in 1. Gambarkanlah rangkaian serta gelombang output dari rangkaian penyearah: a. Setengah gelombang b. Gelombangpenuh dengan dua buah dioda c. Gelombang penuh dengan empuah dioda 2. Tuliskan kelemahan dan kelebihan penyearah ½ gelombang dibanding dengan penyearah gelombang penuh.

58 47 1. Bila pada rangkaian penyearah gelombang penuh terukur tegangan maksimum pada sekundenya sebesar 68 V. Berapakah besar tegangan beban dc, frekuensi output dan tegangan inverse puncak? 2. Jelaskan pengertian dari dioda dibias forward dan dibias reverse 3. Gambarkan kurva dioda penyearah dengan arah maju dan arah mundur secara lengkap 1. Tegangan beban rata-rata adalah: VDC 2 Em = = 2 x 68 = 43,3 V Frekuensi output adalah: f out = 2f in = 2 x 50 = 100Hz tengangan inverse puncak pada setiap dioda adalah:piv = Vm = 68 V 2. Jika arus konvensional mengalir searah dengan anak panah dioda maka dioda tersebut dibias forward dan sebaliknya bilaarus konvensional berusaha mengalir berlawanan arah dengan anak panah dioda maka dioda dibias reverse. 3. i araha maju -V V arah mundur a. Breadboard 1 buah b. Resistor 2K7 1 buah c. Dioda IN buah d. Trafo 1 Amper 1 buah e. Multimeter 1 buah f. Oscikllocope 1 buah g. Kabel penghubung secukupnya

59 48 a. Periksa meja kerja sebelum dimulai pekerjaan. b. Hati-hati dalam mengerjakan tidak boleh ceroboh. c. Periksa semua komponen yang diperlukan apakah sudah lengkap dan periksa apakah dalam keadaan baik. d. Jika pekerjaan anda telah selesai rapikan kembali meja kerja anda dan semua alat dan bahan yang dipinjam dikembalikan dalam keadaan baik a. Buatlah rangkaian pada papan percobaan (Breadboard) seperti pada gambar 19 dibawah ini. D V in A + (-) Output (+) B - R L b. Ukur dan catat hasil pengamatan bentuk gelombang sebelum dan sesudah dioda. Amati besarnya amplitude, polaritas dan frekuensi dari gelombang tersebut c. Balikkanlah diodanya dan ulangi langkah 2 diatas d. Ukur dan catat tegangan pada sekunder trafo dan tegangan bebannya. e. Hasil pengukuran masukkan dalam daftar isian dibawah ini. a. Bentuk Gelombang: 1. Sebelum Dioda : 2. Setelah Dioda : 3. Amplituda (Vm) :... Vol 4. Frekuensi :... (Hz) b. Bentuk Gelombang Dioda dibalik 1. Sebelum Dioda : 2. Setelah Dioda : 3. Amplituda (Vm) :... Volt 4. Frekuensi :... (Hz) c. Tegangan pada sekunder Trafo :... Volt d. Tegangan pada beban :... Volt a. Breadboard 1 buah b. Resistor 4K7 1 buah c. Dioda IN buah d. Trafo CT 1 Amper 1 buah e. Multimeter 1 buah

60 49 f. Oscilloscope 1 buah g. Kabel penghubung secukupnya a. Periksa meja kerja sebelum dimulai pekerjaan. b. Hati-hati dalam mengerjakan tidak boleh ceroboh. c. Periksa semua komponen yang diperlukan apakah sudah lengkap dan periksa apakah dalam keadaan baik. d. Jika pekerjaan anda telah selesai rapikan kembali meja kerja anda dan semua alat dan bahan yang dipinjam dikembalikan dalam keadaan baik a. Buatlah rangkaian pada papan percobaan (Breadboard) seperti pada gambar 20 dibawah ini. V in CT D1 D2 R L Output b. Ukur dan catat besarnya tegangan yang terdapat pada sekunder trafo (bagaian atas dan bawah dari CT), dan tegangan pada beban, serta besarnya amplitude dan frekuensi dari gelombang tersebut. c. Balikkan arah dari kedua diodanya dan ulangi langkah 2 diatas d. Lepaskan dioda D2 dan ulangi langkah 2 diatas. e. Hasil pengukuran masukkan pada daftar isian dibawah ini. a. Bentuk Gelombang: 1. Sekunder trafo : (bagian atas) 2. Sekunder trafo : (bagian bawah) : 3. Amplituda (Vm) :... Volt 4. Frekuensi :... (Hz) 5. Tegangan output:... (Volt) b. Bentuk Gelombang Dioda dibalik 1. Sekunder trafo : (bagian atas) 2. Sekunder trafo : (bagian atas) 3. Amplituda (Vm) :... Volt 4. Frekuensi :... (Hz) 5. Tegangan Output :... (Volt) Selah D2 dilepas :

61 50 a. Breadboard 1 buah b. Resistor 10 K 1 buah c. Dioda IN buah d. Trafo 1 Amper tanpa CT 1 buah e. Multimeter 1 buah f. Oscikllocope 1 buah g. Kabel penghubung secukupnya a. Periksa meja kerja sebelum dimulai pekerjaan b. Hati-hati dalam mengerjakan tidak boleh ceroboh c. Periksa semua komponen yang diperlukan apakah sudah lengkap dan periksa apakah dalam keadaan baik d. Jika pekerjaan anda telah selesai rapikan kembali meja kerja anda dan semua alat dan bahan yang dipinjam dikembalikan dalam keadaan baik. a. Buatlah rangkaian pada papan percobaan (Breadboard) seperti pada gambar 21 dibawah ini D4 D1 R L VO D3 D2 b. Gambarlah bentuk gelombang yang anda amati pada sekunder trafo c. Ukurdan cata besarnya tegangan amplitude dan frekuensinya serta tegangan pada beban (output) d. Hasil pengukuran masukkan dalam daftar isian dibawah ini. a. Bentuk Gelombang pada: 1. Sekunder traf : 2. Amplitudo :... Volt 3. Frekuensi :... (Hz)

62 51 b. Bentuk gelombang pada: 1. Output :.. (VO) 2. Amplituda (Vm) :... Volt 3. Frekuensi :... (Hz) 4. Tegangan output :... (Volt) Setelah melakukan kegiatan belajar 3, siswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan dioada sebagai klipper 2. Menjelaskan dioda sebagai Pelipat Tegangan 3. Menjelaskan dioda sebagai detector Rangkaian clipper (pemotong) digunakan untuk memotong atau menghilangkan seba-gian sinyal masukan yang berada di bawah atau di atas level tertentu. Contoh sederhana dari rangkaian clipper adalah penyearah setengah gelombang. Rangkaian ini memotong atau menghilangkan sebagian sinyal masukan di atas atau di bawah level nol. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 22. tegangan output bagian positipnya semua dipotong. Cara kerja rangkaian adalah sebagai berikut: selama setengah siklus positip tegangan input dioda konduksi, dengan demikian kita dapat membayangkan dalam kondisi ini dioda seperti saklar tertutup.tegangan pada hubungan singkat harus sama dengan nol, oleh sebab itu tegangan output sama dengan nol selama tiap-tiap setengah siklus positip sehingga semua tegangan jatuh pada resistor ( R) R R L Selama setengah siklus negatip, dioda terbias reverse dan kelihatan terbuka dan sebagai akibatnya rangkaian membentuk pembagi tegangan dengan output: Vout = RL i

63 52 Selama setengah siklus negatip, dioda terbias reverse dak kelihatan seperti terbuka, dan sebagai akibatnya rangkaian membentuk pembagi tegangan dengan output: V out = R L R + R L V P Dan biasanya R L jauh lebih besar dari pada R sehingga V out -V P. Selama setengah siklus positip dioda konduksi dan seluruh tegangan jatuh pada R dan sebaliknya pada setengah siklus negatip dioda off, dan karena R L jauh lebih besar dari R sehingga hampir seluruh tegangan setengah siklus negatip muncul pada R L. Seperti yang diperlihatkan pada gambar 22 semua sinyal diatas level o V telah dipotong. Clipper positip disebut juga pembatas positip (positive limiter), karena tegangan output dibatasi maksimum 0 Volt. Dalam beberapa aplikasi anda mungkin level pemotongan tidak 0 V, maka dengan bantuan clipper di bias anda dapat menggeser level pemotongan positip atau level negatip yang diinginkan. Pada gambar 23 menunjukkan clipper dias, agar dioda dapat konduksi tegangan input harus lebih besar dari pada +V. Ketika V in lebih besar daripada +V dioda berlaku seperti saklar tertutup dan tegangan output sama dengan +V dan tegangan output tetap pada +V selama tegangan input melebihi +V. Ketika tegangan input kurang dari +V dioda terbuka dan rangkaian kembali pada pembagi tegangan. Clipper dibias berarti membuang semua sinyal diatas mevel +V + Vp R 0 + V - - Vp R L 0 + V - Vp Secara umum rangkaian clipper dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: seri dan para-lel. Rangkaian clipper seri berarti diodanya berhubungan secara seri dengan beban, sedang-kan clipper paralel berarti diodanya dipasang paralel dengan beban. Sedangkan untuk mas-ing-masing jenis tersebut dibagi menjadi clipper negatip (pemotong bagian negatip) dan clip-per positip (pemotong bagian positip). Dalam analisa ini diodanya dianggap ideal. Petunjuk untuk menganalisa rangkaian clipper seri adalah sebagai berikut: 1. Perhatikan arah dioda

64 53 - bila arah dioda ke kanan, maka bagian positip dari sinyal inpu akan dilewatkan, dan bagian negatip akan dipotong (berarti clipper negatip) - bila arah dioda ke kiri, maka bagian negatip dari sinyal inpu akan dilewatkan, dan bagian positip akan dipotong (berarti clipper positip) 2. Perhatikan polaritas baterai (bila ada) 3. Gambarlah sinyal output dengan sumbu nol pada (yang sudah ditentukan pada langkah 2 di atas) 4. Batas pemotongan sinyal adalah pada (sesuai dengan sinyal input) Petunjuk untuk menganalisa rangkaian clipper paralel adalah sebagai berikut: 1. Perhatikan arah dioda.

65 54 - bila arah dioda ke bawah, maka bagian positip dari sinyal inputakan dipotong (berarti clipper positip) - bila arah dioda ke atas, maka bagian negatip dari sinyal input akan dipotong (berarti clipper negatip) 2. Perhatikan polaritas baterai (bila ada). 3. Gambarlah sinyal output dengan sumbu nol. 4. Batas pemotongan sinyal adalah. Rangkaian Clamper (penggeser) digunakan untuk menggeser suatu sinyal ke level dc yang lain. Rangkain Clamper paling tidak harus mempunyai sebuah kapasitor, dioda, dan resistor, disamping itu bisa pula ditambahkan sebuah baterai. Harga R dan C harus dipilih sedemikian rupa sehingga konstanta waktu RC

66 55 cukup besar agar tidak terjadi pengosongan muatan yang cukup berarti saat dioda tidak menghantar. Dalam analisa ini dianggap didodanya adalah ideal. Sebuah rangkaian clamper sederhana (tanpa baterai) terdiri atas sebuah R, D, dan C terlihat pada Gambar 28. Gambar 28 (a) adalah gelombang kotak yang menjadi sinyal input rangkaian clamper (b). Pada saat 0 - T/2 sinyal input adalah positip sebesar +V, sehingga Dioda menghantar (ON). Kapasitor mengisi muatan dengan cepat melalui tahanan dioda yang rendah (seperti hubung singkat,karena dioda ideal). Pada saat ini sinyal output pada R adalah nol (Gambar d). Kemudian saat T/2 - T sinyal input berubah ke negatip, sehingga dioda tidak menghantar (OFF) (Gambar e). Kapasitor membuang muatan sangat lambat, karena RC dibuat cukup lama. Sehingga pengosongan tegangan ini tidak berarti dibanding dengan sinyal output. Sinyal output merupakan penjumlahan tegangan input -V dan tegangan pada kapasitor - V, yaitu sebesar -2V (Gambar c). Terlihat pada Gambar 28 c bahwa sinyal output merupakan bentuk gelombang kontak (seperti gelombang input) yang level dc nya sudah bergeser kearah negatip sebesar -V. Besarnya penggeseran ini bisa divariasi dengan menambahkan sebuah baterai secara seri dengan dioda. Disamping itu arah penggeseran juga bisa dinuat kearah positip dengan cara membalik arah dioda. Beberapa rangkaian clamper negatip dan positip dapat dilihat pada Gambar 29.

67 56 Sebagai pelipatganda tegangan dari suatu sumber tegangan bolak-balik, maka dapat dibuat rangkaian pelipatganda yang dasarnya adalah merupakan rangkaian penyearah tegangan. Besar tegangan yang dilipatkan dapat diatur mulai dari dua kali lipat, tiga kali lipat atau seterusnya. Sebagai contoh jika anda menghendaki kelipatan dua dari tegangan output suatu penyearah sebagai berikut : Jika diketahui tegangan efektif (rms) suatu sumber ac adalah 4,5 volt, maka tegangan maksimum (Um) adalah 4,5 x Ö 2 = 6,3 volt. Jika tegangan tersebut dilewatkan pada rangkaian pelipat dua, maka tegangan output yang dihasilkan adalah Vout = 2 x 6,3 volt = ± 12,6 volt. Rangkaian pelipat dua disebut Doubler, pelipat tiga disebut Tripler dan pelipat empat disebut Quadrupler atau secara umum pelipat ini disebut sebagai. Ada dua macam rangkaian pelipat dua ini, yaitu untuk setengah gelombang dan gelombang penuh. Rangkaian doubler setengah gelombang seperti terlihat pada gambar (30) dan rangkaian ini dikenal sebagai Rangkaian Villard atau Cascade.

Dioda. Arief WPSMKN I BANGIL

Dioda. Arief WPSMKN I BANGIL Dioda 1. Prinsip Kerja Dioda Dalam berbagai rangkaian elektronika komponen semikonduktor dioda sering kita jumpai jenis dan type yang berbeda beda tergantung dari model dan tujuan penggunaan rangkaian

Lebih terperinci

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya - 2 Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya Missa Lamsani Hal 1 SAP Semikonduktor tipe P dan tipe N, pembawa mayoritas dan pembawa minoritas pada kedua jenis bahan tersebut. Sambungan P-N, daerah deplesi

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : 1400454 Kelas : C2=2014 Multimeter Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Lompat ke: navigasi, cari Multimeter digital Multimeter atau multitester adalah alat

Lebih terperinci

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward 1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward C. Karakteristik dioda dibias reverse D. Karakteristik dioda

Lebih terperinci

TK 2092 ELEKTRONIKA DASAR

TK 2092 ELEKTRONIKA DASAR TK 2092 ELEKTRONIKA DASAR MATERI : DIODA Gita Indah Hapsari TK2092 Elektronika Dasar END Materi 6 : Dioda Memberikan pengetahuan dasar mengenai beberapa hal berikut : 1. Karakteristik Dioda 2. Jenis Dioda

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Struktur Dioda

Gambar 3.1 Struktur Dioda 1 1. TEORI DASAR Dioda ialah jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Dioda tabung pertama kali diciptakan oleh seorang ilmuwan dari Inggris yang bernama Sir J.A. Fleming (1849-1945) pada tahun

Lebih terperinci

Modul 03: Catu Daya. Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat. Reza Rendian Septiawan February 11, 2015

Modul 03: Catu Daya. Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat. Reza Rendian Septiawan February 11, 2015 Modul 03: Catu Daya Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan Reza Rendian Septiawan February, 205 Dalam dunia elektronika, salah satu komponen yang paling penting adalah catu daya. Sebagian besar komponen

Lebih terperinci

DIODA. Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

DIODA. Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto DIODA Pertemuan ke-vii Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu: Menjelaskan cara kerja dan karakteristik dioda Menjelaskan jenis

Lebih terperinci

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) 1. Komponen elektronik yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang lewat dinamakan A. Kapasitor D. Transistor B. Induktor

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE SEMIKONDUKTOR Komponen Semikonduktor Di dunia listrik dan elektronika dikenal bahan yang tidak bisa mengalirkan listrik (isolator) dan bahan yang bisa mengalirkan listrik (konduktor). Gbr. 1. Tingkatan

Lebih terperinci

Karakteristik dan Rangkaian Dioda. Rudi Susanto

Karakteristik dan Rangkaian Dioda. Rudi Susanto Karakteristik dan Rangkaian Dioda Rudi Susanto 1 Pengantar tentang Dioda Resistor merupakan sebuah piranti linier karena arus berbanding terhadap tegangan. Dalam bentuk grafik, grafik arus terhadap tegangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Catu Daya / power supply Power supply adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memberikan tegangan listrik yang dibutuhkan oleh suatu rangkaian elektronika. Dalam

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA)

PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA) PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA) PENGERTIAN DIODA Dioda merupakan komponenelektronikayang mempunyai dua elektroda(terminal), dapat berfungsi sebagai penyearah arus listrik. Dioda merupakanjunction ( pertemuan

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

VERONICA ERNITA K. ST., MT. Pertemuan ke - 5

VERONICA ERNITA K. ST., MT. Pertemuan ke - 5 VERONICA ERNITA K. ST., MT Pertemuan ke - 5 DIODA SEMIKONDUKTOR Resistor merupakan sebuah piranti linear karena grafik arus terhadap tegangan merupakan garis lurus. Berbeda dengan dioda. Dioda merupakan

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

MAKALAH DASAR TEKNIK ELEKTRO SCR, DIAC, TRIAC DAN DIODA VARAKTOR NAMA : NIM : JURUSAN : PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PRODI : TEKNIK ELEKTRO

MAKALAH DASAR TEKNIK ELEKTRO SCR, DIAC, TRIAC DAN DIODA VARAKTOR NAMA : NIM : JURUSAN : PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PRODI : TEKNIK ELEKTRO MAKALAH DASAR TEKNIK ELEKTRO SCR, DIAC, TRIAC DAN DIODA VARAKTOR NAMA : NIM : JURUSAN : PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PRODI : TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Lebih terperinci

Dioda-dioda jenis lain

Dioda-dioda jenis lain Dioda-dioda jenis lain Dioda Zener : dioda yang dirancang untuk bekerja dalam daerah tegangan zener (tegangan rusak). Digunakan untuk menghasilkan tegangan keluaran yang stabil. Simbol : Karakteristik

Lebih terperinci

KONSEP RANGKAIAN GERBANG LOGIKA. Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Edisi Tahun 2017

KONSEP RANGKAIAN GERBANG LOGIKA. Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Edisi Tahun 2017 B U K U S E R I A L R E V I TA L I S A S I S M K M O D U L E L E K T R O N I K A D A N M E K AT R O N I K A KO N S E P R A N G KA I A N GERBANG LOGIKA O L E H B U D I S U B A R TA 1 Untuk Sekolah Menengah

Lebih terperinci

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor - 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor Missa Lamsani Hal 1 SAP Pengelompokan bahan-bahan elektrik dari sifat-sifat listriknya. Pengertian resistivitas dan nilai resistivitas bahan listrik : konduktor,

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 213 Universitas Sriwijaya Fakultas Ilmu Komputer Laboratorium LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM

Lebih terperinci

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013 Politeknik Telkom Bandung 2013 www.politekniktelkom.ac.id TRANSISTOR 1 Disusun oleh: Duddy Soegiarto, ST.,MT dds@politekniktelkom.ac.id Hanya dipergunakan

Lebih terperinci

DIODA KHUSUS. Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom

DIODA KHUSUS. Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom DIODA KHUSUS Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa mampu: mengetahui, memahami dan menganalisis karakteristik dioda khusus Memahami

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL. Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis

BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL. Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis komponen. Banyak sedikitnya jenis komponen yang di pakai pada perangkat elektronik tergantung

Lebih terperinci

MAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA

MAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA MAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA DISUSUN OLEH: NAMA: SUBHAN HUSAIN NIM:300014003 JURUSAN: D3 TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2014 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT Tuhan

Lebih terperinci

TRANSISTOR. Pengantar Teknik Elektronika Program Studi S1 Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

TRANSISTOR. Pengantar Teknik Elektronika Program Studi S1 Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto TRANSISTOR Pengantar Teknik Elektronika Program Studi S1 Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto TIK Setelah mahasiswa mengikuti perkuliahan ini, diharapkan mahasiswa memahami

Lebih terperinci

Fungsi Transistor dan Cara Mengukurnya

Fungsi Transistor dan Cara Mengukurnya Fungsi Transistor dan Cara Mengukurnya Fungsi Transistor dan Cara Mengukurnya Transistor merupakan salah satu Komponen Elektronika Aktif yang paling sering digunakan dalam rangkaian Elektronika, baik rangkaian

Lebih terperinci

Dwi Sudarno Putra Topik Pengertian Symbol Karakteristik Jenis Dioda Dioda Signal Dioda Proteksi Relay Dioda Rectifier Penyearah ½ Gelombang Penyearah Gelombang Penuh LED Dioda Zener email : dwisudarnoputra@gmail.com

Lebih terperinci

Gambar 11. susunan dan symbol dioda. Sebagai contoh pemassangan dioda pada suatu rangkaian sebagai berikut: Gambar 12. Cara Pemasangan Dioda

Gambar 11. susunan dan symbol dioda. Sebagai contoh pemassangan dioda pada suatu rangkaian sebagai berikut: Gambar 12. Cara Pemasangan Dioda 4.4. Dioda Dioda atau diode adalah sambungan bahan p-n yang berfungsi terutama sebagai penyearah. Bahan tipe-p akan menjadi sisi anode sedangkan bahan tipe-n akan menjadi katode. Bergantung pada polaritas

Lebih terperinci

Prinsip kerja transistor adalah arus bias basis-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter.

Prinsip kerja transistor adalah arus bias basis-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter. TRANSISTOR Transistor adalah komponen elektronika yang tersusun dari dari bahan semi konduktor yang memiliki 3 kaki yaitu: basis (B), kolektor (C) dan emitor (E). Untuk membedakan transistor PNP dan NPN

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kuliah Kode / SKS Program Studi Fakultas : Elektronika Dasar : IT012346 / 3 SKS : Sistem Komputer : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor TIU : - Mahasiswa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM III DAN IV KARAKTERISTIK DIODA DAN TRANSFORMATOR

LAPORAN PRAKTIKUM III DAN IV KARAKTERISTIK DIODA DAN TRANSFORMATOR LAPORAN PRAKTIKUM III DAN IV KARAKTERISTIK DIODA DAN TRANSFORMATOR Disusun untuk Memenuhi Matakuliah Elektronika Dibimbing oleh Bapak I Made Wirawan, S.T., S.S.T, M.T. Asisten Praktikum: Muhammad Arif

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LED (Light Emitting Diode) LED (Light Emitting Diode) adalah dioda yang memancarkan cahaya jika diberi tegangan tertentu. LED terbuat dari bahan semikonduktor tipe-p (pembawa

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ELEKTRONIKA DASAR KODE : TSK-210 SKS/SEMESTER : 2/2 Pertemuan Pokok Bahasan & ke TIU 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor TIU : - Mahasiswa mengenal Jenis-jenis

Lebih terperinci

Transistor Bipolar. III.1 Arus bias

Transistor Bipolar. III.1 Arus bias Transistor Bipolar Pada tulisan tentang semikonduktor telah dijelaskan bagaimana sambungan NPN maupun PNP menjadi sebuah transistor. Telah disinggung juga sedikit tentang arus bias yang memungkinkan elektron

Lebih terperinci

TUGAS DASAR ELEKTRONIKA

TUGAS DASAR ELEKTRONIKA DIODE ZENER TUGAS DASAR ELEKTRONIKA Oleh : 0804405050 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN 2010 1.1. Pengertian Tentang Diode Diode merupakan alat yang hanya bisa mengalirkan arus DC dalam

Lebih terperinci

TRANSISTOR Oleh : Agus Sudarmanto, M.Si Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

TRANSISTOR Oleh : Agus Sudarmanto, M.Si Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo TRANSISTOR Oleh : Agus Sudarmanto, M.Si Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Transistor adalah komponen elektronika yang tersusun dari dari bahan semi konduktor yang memiliki 3 kaki yaitu: basis

Lebih terperinci

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

I D. Gambar 1. Karakteristik Dioda

I D. Gambar 1. Karakteristik Dioda KEGIATAN BELAJAR 1 A. Tujuan a. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik switching dari dioda b. Mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan kurva karakteristik v-i diode c. Mahasiswa diharapkan

Lebih terperinci

MODUL 03 RANGKAIAN DIODA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 03 RANGKAIAN DIODA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MOUL 03 RANGKAIAN IOA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA AN INSTRUMENTASI PROGRAM STUI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA AN PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANUNG Riwayat Revisi Rev.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA

BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA Komponen elektronika dapat dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Komponen Pasif: merupakan komponen yang dapat bekerja tanpa sumber tegangan. a. Resistor b. Kapasitor c. Induktor 2. Komponen

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR Nama Nim Semester Fakultas : Rizki : 20083124720650086 : III/pagi : Teknik Informatika Universitas Mpu Tantular Jakarta Timur MODUL I INSTRUMENTASI Teori: Pada praktikum

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-2 DIODA. ALFITH, S.Pd, M.Pd

Pertemuan Ke-2 DIODA. ALFITH, S.Pd, M.Pd Pertemuan Ke-2 DIODA ALFITH, S.Pd, M.Pd DIODA SEMIKONDUKTOR Resistor merupakan sebuah piranti linear karena grafik arus terhadap tegangan merupakan garis lurus. Berbeda dengan dioda. Dioda merupakan piranti

Lebih terperinci

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT TUJUAN Mengetahui karakteristik penguat berkonfigurasi Common Emitter Mengetahui

Lebih terperinci

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 TUJUAN Memahami

Lebih terperinci

I. Tujuan Praktikum. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar.

I. Tujuan Praktikum. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar. SRI SUPATMI,S.KOM I. Tujuan Praktikum Mengetahui cara menentukan kaki-kaki transistor menggunakan Ohmmeter Mengetahui karakteristik transistor bipolar. Mampu merancang rangkaian sederhana menggunakan transistor

Lebih terperinci

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : 081910201059 INSTRUMENTASI DAN OTOMASI THYRISTOR Thyristor adalah komponen semikonduktor untuk pensaklaran yang berdasarkan pada strukturpnpn. Komponen ini memiliki kestabilan

Lebih terperinci

Transistor Bipolar. oleh aswan hamonangan

Transistor Bipolar. oleh aswan hamonangan Transistor Bipolar oleh aswan hamonangan Pada tulisan tentang semikonduktor telah dijelaskan bagaimana sambungan NPN maupun PNP menjadi sebuah transistor. Telah disinggung juga sedikit tentang arus bias

Lebih terperinci

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN ELEKTRONIKA SISTEM BILANGAN KONVERSI DATA LOGIC HARDWARE KOMPONEN ELEKTRONIKA PASSIVE ELECTRONIC ACTIVE ELECTRONICS (DIODE

Lebih terperinci

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika Resume Praktikum Rangkaian Elektronika 1. Pertemuan kesatu Membahas silabus yang akan dipelajari pada praktikum rangkaian elektronika. Membahas juga tentang komponen-komponen elektronika, seperti kapasitor,

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Bandung

Politeknik Negeri Bandung LAPORAN PRAKTIKUM 6 CLIPPER Anggota Kelompok Kelas Jurusan Program Studi : 1. M. Ridwan Al Idrus 2. Zuhud Islam Shofari : 1A TEL : Teknik Elektro : D3 Teknik Elektronika Politeknik Negeri Bandung 2017

Lebih terperinci

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP KEGIATAN BELAJAR 2 Percobaan 1 A. Tujuan a. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik switching dari BJT b. Mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan kurva karakteristik v-i masukan dan keluaran

Lebih terperinci

MATERI IV DIODA : PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK

MATERI IV DIODA : PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK MATERI IV DIODA : PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK A. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa memahami pengertian dan karakteristik dioda semikonduktor 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa dapat menjelaskan keadaan sambunan

Lebih terperinci

struktur dua dimensi kristal Silikon

struktur dua dimensi kristal Silikon PRINSIP DASAR Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang

Lebih terperinci

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Elektronik 2. Kompetensi Dasar : Memahami komponen dasar elektronika B. Pokok Bahasan : Komponen Dasar Elektronika

Lebih terperinci

Modul 2. Asisten : Widyo Jatmoko ( ) : Derina Adriani ( ) Tanggal Praktikum : 17 Oktober 2012

Modul 2.   Asisten : Widyo Jatmoko ( ) : Derina Adriani ( ) Tanggal Praktikum : 17 Oktober 2012 Modul 2 CATU DAYA DAN RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG Nama : Muhammad Ilham NIM : 10211078 E-mail : ilham_atlantis@hotmail.com Shift/Minggu : III/2 Asisten : Widyo Jatmoko (10208038) : Derina Adriani (10209043)

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor ELEKTRONIKA Bab 2. Semikonduktor DR. JUSAK Konduktor Konduktor adalah sebuah bahan/elemen yang mempunyai kemampuan menghantarkan listrik. Salah satu contoh bahan koduktor adalah tembaga. Nukleus atom tembaga

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

REKAYASA HARDWARE [HARDWARE ENGINEERING ]

REKAYASA HARDWARE [HARDWARE ENGINEERING ] Komponen listrik pada rangkaian listrik dapat dikelompokkan kedalam elemen atau komponen aktif dan pasif. Komponen aktif adalah elemen yang menghasilkan energi dalam hal ini adalah sumber tegangan dan

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR)

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR) JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR) A. TUJUAN. Merancang sensor cahaya, LDR, phototransistor, dan photodioda terhadap besaran fisis. 2. Menguji sensor cahaya LDR, phototransistor,

Lebih terperinci

LKPD 1 Lembar kegiatan Peserta Didik Hukum OHM

LKPD 1 Lembar kegiatan Peserta Didik Hukum OHM LKPD 1 Lembar kegiatan Peserta Didik Hukum OHM Kelompok : Nama anggota : Kelas : LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) Satuan Pendidikan : SMA Kelas/semester : XII/1 Hari/tanggal : Alokasi Waktu : Nama

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 2 Silicon Controlled Rectifier (SCR)

Mekatronika Modul 2 Silicon Controlled Rectifier (SCR) Mekatronika Modul 2 Silicon Controlled Rectifier (SCR) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari Silicon Controlled Rectifier (SCR) Tujuan Bagian ini memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR 3.1 Prinsip Kerja Sensor LDR LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas

Lebih terperinci

RPP 04. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Fisika

RPP 04. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Fisika RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Fisika RPP 04 Peminatan Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : MIA : XII/1 : Listrik Statis : 16 JP (4x4 JP) A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 :

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Mesin S1

Program Studi Teknik Mesin S1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ELEKTRONIKA DASAR KODE / SKS : AK042203 / 2 SKS Pertemuan Pokok Bahasan dan TIU 1 Dasar Elektronika dan pengenalan komponen elektronika Mahasiswa mengetahui pengertian

Lebih terperinci

PETA KONSEP ELEKTROSTATIS ENERGI KUAT MEDAN LISTRIK KEPING SEJAJAR HUKUM GAUSS POTENSIAL LISTRIK KAPASITOR POTENSIAL LISTRIK MEDAN LISTRIK DUA KEPING

PETA KONSEP ELEKTROSTATIS ENERGI KUAT MEDAN LISTRIK KEPING SEJAJAR HUKUM GAUSS POTENSIAL LISTRIK KAPASITOR POTENSIAL LISTRIK MEDAN LISTRIK DUA KEPING PETA KONSEP ELEKTROSTATIS ELEKTROSTATIS KUAT MEDAN LISTRIK HUKUM GAUSS ENERGI POTENSIAL LISTRIK POTENSIAL LISTRIK KEPING SEJAJAR KAPASITOR MEDAN LISTRIK DUA KEPING SEJAJAR POTENSIAL LISTRIK DUA KEPING

Lebih terperinci

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA Prakarya X Ukuran Komponen Elektronika Komponen Elektronika? Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PENGERTIAN Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen disebut juga Avometer, dapat dipakai untuk mengukur ampere, volt dan ohm meter.

Lebih terperinci

Semikonduktor. Prinsip Dasar. oleh aswan hamonangan

Semikonduktor. Prinsip Dasar. oleh aswan hamonangan Semikonduktor Prinsip Dasar oleh aswan hamonangan Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah

Lebih terperinci

Materi 3: Teori Dioda

Materi 3: Teori Dioda Materi 3: Teori Dioda I Nyoman Kusuma Wardana Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali Outline Rangkaian dioda dasar Kurva umum dioda Tegangan kaki (knee) Hambatan bulk Current Limiting Diode Disipasi Daya Karakteristik

Lebih terperinci

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi: Menguasai karakteristik semikonduktor daya yang dioperasikan sebagai pensakelaran, pengubah,

Lebih terperinci

LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI

LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O1 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK :KARAKTERISTIK DIODA I. TUJUAN 1. Pengenalan komponen elektronika dioda semi konduktor 2. Mengetahui karakteristik dioda semi

Lebih terperinci

Satuan Acara Perkuliahan

Satuan Acara Perkuliahan Satuan Acara Perkuliahan Mata kuliah : ELEKTRONIKA DASAR Kode : F1 442 SKS : 3 SKS Nama Dosen : 1. Drs Purwanto Fajar HM,M.Pd 2. Drs.Agus Danwan, M.Si. 3. Dra.Yiyu R Tayubi, M.Si. Standar Kompetensi :

Lebih terperinci

Semikonduktor. PDF created with pdffactory Pro trial version

Semikonduktor. PDF created with pdffactory Pro trial version Semikonduktor Prinsip Dasar Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan

Lebih terperinci

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut

Lebih terperinci

MATERI VI DC POWER SUPPLY : BLOK DIAGRAM, PENYEARAH DAN FILTER

MATERI VI DC POWER SUPPLY : BLOK DIAGRAM, PENYEARAH DAN FILTER MATERI VI DC POWER SUPPLY : BLOK DIAGRAM, PENYEARAH DAN FILTER A. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa memahami blok diagram, penyearah dan filter dari DC power supply 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

Elektronika Daya ALMTDRS 2014

Elektronika Daya ALMTDRS 2014 12 13 Gambar 1.1 Diode: (a) simbol diode, (b) karakteristik diode, (c) karakteristik ideal diode sebagai sakaler 14 2. Thyristor Semikonduktor daya yang termasuk dalam keluarga thyristor ini, antara lain:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Power Regulator Pada umumnya adalah sebagai alat atau perangkat keras yang mampu menyuplai tenaga atau tegangan listrik secara langsung dari sumber tegangan listrik ke tegangan

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

PANDUAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK PANDUAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK MODUL I KARAKTERISTIK DIODA I. Tujuan Percobaan Memahami prinsip

Lebih terperinci

Pengukuran dan Alat Ukur. Rudi Susanto

Pengukuran dan Alat Ukur. Rudi Susanto Pengukuran dan Alat Ukur Rudi Susanto Pengertian pengukuran Mengukur berarti mendapatkan sesuatu yang dinyatakan dengan bilangan. Informasi yang bersifat kuantitatif dari sebuah pekerjaan penelitian merupakan

Lebih terperinci

3.1 Pendahuluan Dioda mempunyai dua kondisi atau state: - Prategangan arah maju - Prategangan arah mundur

3.1 Pendahuluan Dioda mempunyai dua kondisi atau state: - Prategangan arah maju - Prategangan arah mundur BAB III Rangkaian Doda Dan Aplikasi 3.1 Pendahuluan 3.2 Metoda Grafis 3.2.1 Analisa Rangkaian DC 3.2.2 Analisa Rangkaian AC 3.3 Metoda Dengan Model 3.3.1 Penggunaan Aproksimasi 3.3.2 Contoh-Contoh Penerapan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 1 CIMAHI Kelas/Semester : X / 2 Mata Pelajaran : Dasar dan Pengukuran Listrik Topik : Elemen Pasif Rangkaian Listrik Alokasi Waktu

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA Create : Defi Pujianto, S,Kom Resistor Merupakan kokponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur serta menghambat arus listrik Resistor di bagi menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA ELEKTRONIKA DASAR SEMICONDUCTOR I

LAPORAN KERJA ELEKTRONIKA DASAR SEMICONDUCTOR I LAPORAN KERJA ELEKTRONIKA DASAR SEMICONDUCTOR I DisusunOleh : NAMA NIM 1. RizkaCindyantika Tiara AyuPratiwi 0220120070 2. WillyartoKuswanto 0220120074 3. Yoga Damara 0220120075 PRODI : MEKATRONIKA POLITEKNIK

Lebih terperinci

ELK-DAS JAM DASAR SEMIKONDUKTOR. Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ELK-DAS JAM DASAR SEMIKONDUKTOR. Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DASAR SEMIKONDUKTOR ELKDAS.29 20 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KONDUKTOR, ISOLATOR DAN SEMIKONDUKTOR

KONDUKTOR, ISOLATOR DAN SEMIKONDUKTOR KONDUKTOR, ISOLATOR DAN SEMIKONDUKTOR Bahan - bahan yang berhubungan dengan arus listrik dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : 1. Bersifat Konduktor 2. Bersifat Insulator 3. Bersifat Semikonduktor Penjelasannya

Lebih terperinci

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus.

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. II. DASAR TEORI 2.1 Pengertian Dioda Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin

Lebih terperinci

LKPD PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

LKPD PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR LKPD PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2017 LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) Satuan pendidikan : SMA Kelas/Semester : XII/1 Hari/Tanggal :. /... 2017

Lebih terperinci

SIMBOL DAN STRUKTUR DIODA

SIMBOL DAN STRUKTUR DIODA DIODA Dioda dapat digunakan dalam beberapa alat. Sebagai contoh, sebuah perangkat elektronika yang menggunakan baterai sering menggunakan dioda yang fungsinya untuk melindungi perangkat tersebut jika anda

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK TIM PENYUSUN DIANA RAHMAWATI, S.T., M. T HARYANTO, S.T., M.T KOKO JONI, S.T., M.Eng ACHMAD UBAIDILLAH, S.T., M.T RIZA ALFITA, S.T., MT MIFTACHUL ULUM, S.T., M.T

Lebih terperinci

controlled rectifier), TRIAC dan DIAC. Pembaca dapat menyimak lebih jelas

controlled rectifier), TRIAC dan DIAC. Pembaca dapat menyimak lebih jelas SCR, TRIAC dan DIAC Thyristor berakar kata dari bahasa Yunani yang berarti pintu'. Dinamakan demikian barangkali karena sifat dari komponen ini yang mirip dengan pintu yang dapat dibuka dan ditutup untuk

Lebih terperinci

TRANSISTOR EFEK-MEDAN (FIELD-EFFECT TRANSISTOR)

TRANSISTOR EFEK-MEDAN (FIELD-EFFECT TRANSISTOR) "! # 3 2! 12 TANSISTO EFEK-MEDAN (FIELD-EFFECT TANSISTO) 12.1 Pengatar Fungsi utama dari sebuah penguat adalah untuk menghasilkan penguatan isyarat dengan tingkat penguatan tertentu. Transistor unipolar

Lebih terperinci

PRAKATA. Diktat ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran serta kritik yang membangun akan penulis terima dengan sengan hati.

PRAKATA. Diktat ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran serta kritik yang membangun akan penulis terima dengan sengan hati. PRAKATA Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT atas selesainya Diktat ini sesuai waktunya. Diktat ini disusun untuk melengkapi materi praktek Laboratorium Elektronika yang dapat digunakan oleh mahasiswa

Lebih terperinci

SERIAL REVITALISASI SMK. Panduan Penyelenggaraan. Program Pendidikan. Tahun. Pada Sekolah Menengah Kejuruan

SERIAL REVITALISASI SMK. Panduan Penyelenggaraan. Program Pendidikan. Tahun. Pada Sekolah Menengah Kejuruan SERIAL REVITALISASI SMK Panduan Penyelenggaraan Program Pendidikan Tahun Pada Sekolah Menengah Kejuruan Panduan Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 (Empat) Tahun Pada Sekolah Menengah Kejuruan DIREKTORAT

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH DIODA (DIODE RECTIFIER)

PERTEMUAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH DIODA (DIODE RECTIFIER) PERTEMUAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH DIODA (DIODE RECTIFIER) Rangkaian Penyearah Dioda (Diode Rectifier) Peralatan kecil portabel kebanyakan menggunakan baterai sebagai sumber dayanya, namun sebagian besar

Lebih terperinci

RESISTOR, TRANSISTOR DAN KAPASITOR

RESISTOR, TRANSISTOR DAN KAPASITOR RESISTOR, TRANSISTOR DAN KAPASITOR Resistor Yang pertama kali akan kita bahas adalah resistor. Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber

SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber Pengertian Umum Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah konduktor karena celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci