BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A."

Transkripsi

1 111 BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan 1. Penyelenggaraan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar berbasis Kompetensi oleh Himpaudi kota Tasikmalaya a. Perencanaan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan panitia Diklat Himpaudi pada tanggal 3 juni 2016 dalam penyelenggaraan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar, panitia Diklat Himpaudi melaksanakan tahap perencanaan yaitu kegiatan menyusun proposal, diajukan terlebih dahulu kepada Direktorat GTK (Guru Tenaga Kependidikan) untuk di analisis kelayakan dalam melaksanakan diklat berjenjang tingkat dasar di HIMPAUDI Kota Tasikmalaya. Sasaran dari peserta Diklat adalah seluruh pendidik PAUD Kota Tasikmalaya yang memiliki Kualifikasi Pendidikan SMA dan SI Non Pendidikan. Menurut Panitia Diklat YN HIMPAUDI proses perencanaan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar dilaksanakan melalui tahapan sosialisasi diklat terhadap Tutor PAUD yang memiliki kualifikasi pendidikan SMA dan S1 Non pendidikan, rekrutmen Peserta, penyusunan panitia, pelaksanaan Diklat. Sosialisasi diklat berjenjang tingkat dasar terhadap pendidik PAUD melalui kegiatan pertemuan Pendidik dengan organisasi HIMPAUDI yang dilakukan setiap bulan di tiap-tiap kecamatan. Persiapan administrasi Diklat Berjenjang Tingkat Dasar, disiapkan oleh panitia. Berdasarkan informan RM bahwa Jumlah pengurus Diklat Berjenjang Tingkat Dasar sebanyak 15 orang dan penetapan kepanitiaan Diklat melalui surat keputusan yang dibuat oleh organisasi profesi HIMPAUDI Kota Tasikmalaya. Disain diklat di bahas sebelum pelaksanaan diklat yang kemudian dikomunikasi ke lembaga evalusi dikomunikasikan melalui rapat koordinasi dengan nara sumber dilakukan seminggu sebelum pelaksanaan diklat berjenjang tingkat dasar. 111

2 112 Berdasarkan hasil dokumentasi Panitia Diklat Himpaudi bahwa jumlah peserta Diklat tahun 2016 di Kota Tasikmalaya adalah; 1). Peserta Diklat Tabel 4.1 Peserta Diklat Diklat Berjenjang Tingkat Dasar NO. ASAL KECAMATAN JUMLAH PESERTA 1 Kecamatan Cibeureum 24 2 Kecamatan Purbaratu 9 3 Kecamatan Tamansari 20 4 Kecamatan Kawalu 20 5 Kecamatan Indhiang 12 6 Kecamatan Cipedes 20 7 Kecamatan Cihideung 10 8 Kecamatan Tawang 10 9 Kecamatan Bungursari Kecamatan Mangkubumi 10 JUMLAH (Sumber : panitia Diklat Himpaudi) 2). Waktu dan tempat pelaksanaan 150 ORANG Program pendidikan dan pelatihan diselenggarakan dengan beban waktu selama 48 jam 45 menit. Pelaksanaan diklat bekerja sama dengan lembaga-lembaga PAUD yang ada di Kota Tasikmalaya, dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2016 s.d. 7 Februari 2016 selama 16 hari di Pesantren Nurul Iman Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya. (sumber : panitia Diklat Himpaudi) Dari hasil temuan dan wawancara tersebut bisa kita tarik kesimpulan, bahwa perencanaan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar telah disesuaikan dengan panduan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar Tahun b. Pelaksanaan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan RM pada tanggal 6 juni 2016 tentang pelaksanaan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar. Menurut informan RM yang melatarbelakangi pelaksanaan Diklat berjenjang Tingkat Dasar dimana para pesertanyapa adalah pendidik PAUD yang memiliki kualifikasi pendidik SMA dan S1 non pendidikan, sehingga perlu diadakan diklat tentang PAUD yang

3 113 memenuhi standar nasional. Tempat dilaksanakan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar di Pesantren Nurul Iman Kecamatan Indihiang dan waterboom suka haji Kota Tasikmalaya, dengan alasan tempat itu tempat yang strategis karena sarana prasarana yang mendukung untuk kegiatan Diklat. Tujuan dari Diklat Berjenjang Tingkat Dasar untuk meningkatkan kompetensi pendidik PAUD Kota Tasikmalaya. Materi Diklat Berjenjang Tingkat Dasar sesuai dengan kebutuhan Tutor PAUD di sesuaikan dengan standar diklat nasional yang dirumuskan oleh Direktorat GTK (guru tenaga kependidikan). Menurut SK teknis diklat berjenjang tingkat dasar mengikuti aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh direktorat GTK. Manfaat dari Diklat Berjenjang Tingkat Dasar menambah dalam memberikan wawasan keilmuan tentang pembelajaran di PAUD, Meningkatkan kompetensi pendidik PAUD. Pelaksanaan Diklat dapat terselenggara karena ada kontribusi biaya dari peserta untuk kebutuhan para peserta mulai dari snack, makan, ATK, dan sertifikat yang akan diperoleh peserta Diklat. Konstribusi yang diberikan peserta dikomunikasikan karena Diklat ini tidak memperoleh kontribusi dari pemerintahan ataupun instansi-instansi lainnya. Sarana yang digunakan memenuhi standar yang direncanakan oleh panitia atau penyelenggara Diklat.

4 114 Berdasarkan hasil observasi bahwa materi yang disampaikan dalam pelaksanaan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar adalah; 1) Materi Diklat Tabel 4.2 Materi Diklat Berjenjang Tingkat Dasar Jam Pelajaran No Materi Teori Praktek Jumlah Materi Umum 1 Kebijakan Dit. P2TK PAUDNI Kebijakan Dit.PPAUD 2-2 Materi Pokok 3 Konsep dasar PAUD Perkembangan anak Pengenalan anak berkebutuhan khusus Bermain dan anak Kesehatan dan gizi Anak Usia Dini Etika dan karakter pendidik PAUD Perencanaan pembelajaran Evaluasi pembelajaran Komunikasi dalam pengasuhan JUMLAH (sumber : Panitia Diklat Himpaudi ) Menurut RM pelaksanaan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar 4 minggu, dalam seminggu digunakan dua hari untuk kegiatan diklat berjenjang tingkat dasar. Pembiayaan yang dipergunakan dalam penyelenggaraan program Diklat Berjenjang Tingkat Dasar sebesar Rp ,00 (empat ratus lima puluh ribu rupiah ). Respon dari peserta Diklat terhadap pelaksanaan Diklat cukup beragam ada yang memberikan tanggapan baik, cukup memuaskan, biasa saja terhadap materi yang disampaikan yang dibutuhkan oleh peserta untuk pembelajaran sehari-hari di lembaga masing-masing peserta. Materi yang diberikan dalam Diklat Berjenjang Tingkat Dasar banyak, terdiri dari Konsep Dasar PAUD, pengenalan anak berkebutuhan khusus, perencanaan pembelajaran, 200 jam tugas mandiri dan materi yang menunjang untuk implementasi dilapangan. Menurut RM tentang pelaksanaan Diklat kontribusi untuk pelatihan cukup menunjang dan sangat bermanfaat dimana para peserta tidak merasa keberatan untuk pengeluaran kontribusi itu.

5 115 2) Gambaran pelaksanaan program Diklat Dasar PAUD, berikut merupakan alur pelaksanaannnya. Panitia Menyusun proposal dan pedoman serta kelengkapan administrasi lainnya Penerimaan peserta Tugas Mandiri Evaluasi Tugas Rekrutmen Calon Peserta Penyediaan Sarana dan prasarana Pre Test -pembukaan - penjelasan Teknis - penyampaian Materi - evalusi nara Sumber -evaluasi penyelenggaraan -post test Pemberian Sertifikat Penyusunan Laporan Pra Kegiatan ya) Pelaksannan Pasca Diklat Gambar 4.1 Pelaksanaan Program Diklat Berjenjang Tingkat Dasar. (sumber : panitia Diklat Himpaudi) Pelaksannaan diatas urutan pelaksanaan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar yaitu mulai dari persiapan, pelaksanaan Diklat, pemberian Sertifikat. Metode dan teknik yang digunakan dalam pelaksanaan Diklat adalah dan tanya jawab. ceramah, diskusi

6 116 3) Tujuan dari Diklat Berjenjang Tingkat Dasar Berbasis Kompetensi sebagai berikut : a) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pendidik di lapangan dalam menyelenggarakan pelayanan PAUD (Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, SPS) b) Memberikan wawasan lebih mendalam tentang kecerdasan-kecerdasan anak yang harus dikembangkan c) Meningkatkan kualitas dalam penyelenggaraan proses pembelajaran kepada pendidik sebagai sasaran program pendidikan/pelatihan (sumber : panitia Diklat Himpaudi) 4) Metode Diklat Berjenjang Tingkat Dasar a) Ceramah Metode ceramah digunakan untuk mempresentasikan materi untuk pendalaman materi. b) Diskusi dan Tanya Jawab Diskusi dan tanya jawab merupakan kegiatan interaktif antara peserta dan narasumber serta panitia dalam hal menyelesaikan suatu masalah yang berkaitan dengan materi sebelumnya. c) Penugasan Penugasan diberikan secara perorangan dan berkelompok. d) Curah Pendapat Curah pendapat yaitu memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan berbagai persoalan dan bagaimana cara mengatasinya. e) Simulasi Simulasi, yaitu berupa praktik dalam melaksanakan pendidikan AUD. (sumber : panitia Diklat Himpaudi) Dari hasil wawancara dengan RM tersebut bisa kita tarik kesimpulan,bahwa pelaksanaan Diklat berjenjang Tingkat dasar berjalan lancar dan setelah selesai melaksanakan Diklat Tutor melaksanakan materi apa yang mereka pahami, pendidik PAUD bisa memahami tentang konsep PAUD, sampai ketahap implementasi dalam pembelajaran PAUD.

7 117 c. Evaluasi Diklat Berjenjang Tingkat Dasar Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan RM pada tanggal 7 juni 2016 dimana evaluasi diklat berjenjang tingkat dasar dilaksanakan setelah peserta selesai mengikuti kegiatan diklat berjenjang tingkat dasar selama 6 hari yang terdiri dari 48 jam pelajaranan artinya hanya dilaksanakan evaluasi akhir Materi yang dievaluasikan dalam kegiatan diklat berjenjang tingkat dasar adalah seluruh materi yang diberikan dalam kegiatan diklat berjenjang tingkat dasar yaitu yang terdiri dari 11 materi pelajaran terdiri dari 48 jam pelajaran dan laporan hasil tugas mandiri. Manfaat evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana daya serap peserta diklat dalam menerima seluruh materi yang telah diberikan dan mampu mengaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran di lembaga PAUD masing-masing. Adapun kehadiran yang dituangkan dalam daftar hadir dan peran aktif peserta merupakan salah satu syarat kelulusan dalam mengikuti kegiatan diklat berjenjang tingkat dasar. 1) Tindak lanjut Tujuan kegiatan diklat, diharapkan bagi peserta yang berasal dari daerah dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti kegiatan Diklat. Setelah kegiatan berakhir HIMPAUDI Kota Tasikmalaya akan terus mengadakan supervise, monitoring, dan evaluasi terhadap pendidik Anak Usia Dini yang telah mengikuti Diklat Dasar. Dan harapan HIMPAUDI akan memiliki kemampuan dan memberikan pendampingan melalui monev yang dilaksanakan. Menurut YN evaluasi kinerja fasilitator dilakukan melalui seleksi setelah selesai dilaksanakan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar. Tindak lanjut dari pelaksanaan Diklat ini tentunya akan terlihat dari tugas mandiri di lembaga PAUD sesuai dengan tugas yang diberikan oleh panitia. Penyusunan evaluasi hasil pelaksanaan diklat dilakukan oleh panitia diklat berjenjang tingkat dasar dengan terlebih dahulu dikomunikasikan dengan lembaga evaluasi Diklat Berjenjang Tingkat Dasar. Kegiatan umpan balik (feedback) dari peserta Diklat terhadap proses Diklat yang telah dilaksanakan adalah adanya perbaikan-perbaikan dalam penyusunan administrasi di lembaga PAUD tempat peserta mengajar, perbaikan dalam proses pembelajaran di lembaga PAUD.

8 118 2) Pelaporan Hasil dari kegiatan ini akan didokumentasikan secara baik dan dilaporkan secara tertulis kepada Direktorat Pembinaan PAUD Kemetrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia di Jakarta. Penyelenggaraan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar berdasarkan hasil wawancara dengan Panitia Diklat Himpaudi bahwa Tutor PAUD setelah mengikuti Diklat mereka dapat memahami konsep dasar pendidikan anak usia dini, memahami pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini, memahami anak berkebutuhan khusus dan pembelajarannya, memahami cara belajar anak usia dini melalui bermain, memahami pentingnya kesehatan dan pemberian gizi yang tepat untuk anak usia dini, memiliki etika dan karakter pendidik PAUD yang sesuai, memahami dan menyusun perencanaan belajar untuk anak usia dini,berkomunikasi yang baik dan sesuai dalam proses pengasuhan anak usia dini, dan pengasuh mempraktekkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh dalam pendidikan dan pelatihan. Selanjutnya menurut RM bahwa hasil Evaluasi Diklat sangat memuaskan dikarenakan semua peserta diklat berjenjang tingkat dasar dapat mengikuti kegiatan secara keseluruhan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Peserta diberikan surat tanda telah mengikuti kegiatan yang dikeluarkan oleh HIMPAUDI Kota Tasikmalaya, Kemudian setelah tugas mandiri selesai dilaksanakan selama 25 hari dan dinyatakan lulus diberikan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga Evaluasi diklat berjenjang tingkat dasar yaitu Direktorat GTK (guru tenaga kependidikan). Kesimpulannnya bahwa Diklat itu adalah Diklat Standar yang harus diikuti oleh Tutor PAUD, karena Diklat berjenjang nilai bobotnya lebih besar dari diklat PAUD yang sudah diselenggarakan. Dari hasil pengamatan dan wawancara di atas, bahwa evaluasi Diklat dilaksanakan dengan memberikan tugas mandiri. Peserta Diklat dapat melaksanakan materi yang telah disampaikan dalam Diklat dengan cara menerapkan pembelajaran pada anak usia dini. Peserta setelah selesai diberikan surat tanda telah mengikuti kegiatan yang dikeluarkan oleh HIMPAUDI Kota Tasikmalaya, Kemudian setelah tugas mandiri selesai dilaksanakan selama 25 hari

9 119 dan dinyatakan lulus diberikan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga Evaluasi diklat berjenjang tingkat dasar yaitu Direktorat GTK (guru tenaga kependidikan) 2. Penyusunan perencanaan pembelajaran Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan Tutor PAUD Ihya As Sunnah pada tanggal 18 juni 2016 yang bernama N N bahwa manfaat dari hasil Diklat terhadap penyusunan perencanaan pembelajaran adalah sangat membantu dalam proses pembelajaraan pada anak usia dini yaitu tentang cara membuat RRPH dan RPPM, mendesain perencanaan pembelajaranm dan membuat kurikulum pembelajaran. Perbedaan penyusunan perencanaan pembelajaran yaitu sebuah rencana belajar yang disusun untuk mengalirkan materi-materi yang telah dipilih, desain pembelajaran adalah kisi-kisi dari penerapan teori belajar dan pembelajaran untuk memfasilitasi proses belajar seseorang dan kurikulum pembelajaran adalah perencanaan kesempatan belajar untuk membina siswa ke arah perubahan perilaku yang diinginkan dan menilai hingga di mana perubahanperubahan tersebut telah terjadi pada diri yang bersangkutan. pengetahuan tentang materi teori dalam Diklat Berjenjang Tingkat Dasar adalah Pendekatan kepada anak yang menggunakan komunikasi yang efektif tanpa menggunakan 12 gaya yang populer seperti memerintah, meremehkan, lebih paham kendala anak dalam berkomunikasi, memahami strategi dan solusi ketika anak bermasalah, dan ketika bertanya kepada anak lebih berhati-hati karena anak itu unik dari yang satu dengan yang lain berbeda. Dan ada yang normal dan ada yang ABK (anak berkebutuhan khusus). Ketika menilai anak pun diajarkan berbagai penilaian yang mudah dilaksanakan sehingga penilaian terhadap anak lebih obyektif dan profesional. Menurut informan N N materi yang diperoleh dari Diklat Berjenjang Tingkat Dasar yaitu penyusunan perencanaan pembelajaran. Dalam penyusunan pembelajaran di PAUD Ihya As Sunnah terlebih dahulu menentukan tema sesuai dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan setelah itu alat-alat yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, pembuatan rencana pembelajaran di aplikasikan dengan membuat rencana kegiatan bulanan, mingguan dan harian. di PAUD Ihya As Sunnah metode yang sering digunakan yaitu sentra dan Seling

10 120 dalam metode belajar yang bervariatif sumber belajar, dari pencarian sumber belajar pun tidak hanya dari materi tapi dari pertanyaan anak bisa dijadikan sumber, dari permasalahan dengan teman. media belajar lebih beragam apapun yang ada disekitar bisa dijadikan media dari botol bekas, sedotan, dan kertaskertas yang sudah tidak terpakai mendukung saya untuk kreatif, waktu belajar bisa lebih efisien, memastikan waktu anak disekolah adalah tanggung jawab yang besar. Pengelola PAUD terlibat dalam penyusunan pembelajaran keterlibatan dalam pengetahuan supervisian ke dalam kelas, dalam kinerja guru, dalam mengajar, menentukan hari libur, dan mengikuti rapat evaluasi anak setiap satu minggu sekali. PAUD Ihya As Sunnah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat oleh Tutor dengan acuan aspek perkembangan anak disertai dengan teknik penilaian. Setiap Tutor diberikan kepercayaan untuk menjadi pelaksana disebuah tema pembukaannya, jadi semua guru berperan dalam membuat juklak. Menurut informan NM salah satu Tutor PAUD Ghifari yang mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat Dasa, pada tanggal 19 mei 2016 merasakan manfaat dari hasil Diklat mulai dari penyusunan perencanaan pembelajaran lebih terstruktur dan terarah seperti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) dan rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM) menjadi lebih variatif dan menarik disajikan sehingga anak-anak merasa senang dan pembelajaran pun dapat tersampaikan dengan baik. Materi yang disampaikan oleh nara sumber cukup dipahami dengan baik dan dapat direalisasikan pada kehidupan sehari-hari. Perencanaan pembelajaran sudah terapkan disekolah kober Ghifari sebelum mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat Dasar, akan tetapi setelah mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat dasar dalam penyusunan perencanaan pembelajaran sekarang lebih tersusun dan terarah seperti rencana pembelajaran bulanan, rencana pembelajaran mingguan, dan rencana pembelajaran harian. Menurut informan DM Tutor PAUD Ghifari yang mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat Dasar, pada tanggal 26 mei 2016 manfaat dari hasil Diklat mulai dari penyusunan perencanaan pembelajaran sebelum mengikuti Diklat kurang memahami tetapi sekarang mengerti dan menerapkan pada proses pembelajaran. Hampir semua materi yang diberikan paham karena semua materi

11 121 dijelaskan oleh nara sumber dan terbantu oleh beberapa orang yang bertanya. Pengetahuan tentang materi yang disampaikan dalam Diklat cara membuat perencanaan pembelajaran seperti tentang cara menghadapi berbagai macam tipe anak. Melaksanakan perencanaan pembelajaran setelah mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat dasar Metode belajar sedikit merubahnya dan membuat anak lebih senang saat berada didalam kelas. Sumber belajar mencari dari berbagai media internet dan teman sejawat. Media belajar mengambil dari benda-benda disekitar yang masih dapat digunakan, dan APE yang ada disekolah. Waktu belajar setelah diklat mengetahui tahap persiapan, tahap pembukaan, tahap inti, dan tahap penutup. Dari hasil pengamatan dan wawancara, observasi, dan dokumentasi bahwa Tutor yang mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat Dasar memahami dan melaksanakan penyusunan perencanaan pembelajaran, mereka bisa membuat rencana pembelajaran bulanan, rencana pembelajaran mingguan dan rencana pembelajaran harian. Tutor sekarang mengerti, memahami, dan menerapkan hasil Diklat berjenjang Tingkat dasar dalam menyusun perencanaan pembelajaran di lembaga masing-masing. 3. Penerapan Strategi Pelaksanaan Pembelajaran pada anak usia dini. Menurut informan N N Tutor PAUD Ihya As Sunnah pada tanggal 20 mei 2016 setelah mengikuti Diklat dalam penerapan strategi pelaksanaan pembelajaran ada keunikan yang dimiliki di banding dengan PAUD yang lain keunikan tersebut terletak pada metode pembelajaran bernyanyi di PAUD Ihya As Sunnah yang mengganti nyanyian dengan hapalan Al Qur,an karena background PAUD Ihya As Sunnah berbasis agama islam. Strategi dan metode pelaksaanaan pembelajaran setelah mengikuti Diklat tentang Metode Pembelajaran bermain adalah diwali dengan kegiatan permainan yang dilakukan anak untuk mencari kesenangan yang dapat membantu anak mencapai perkembangan fisik, sosial, moral dan emosional. Metode pembelajaran melalui bercerita adalah cerita yang dibawakan Tutor secara lisan dan menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak PAUD dapat tercapai dengan tepat Metode pembelajaran karyawisata di PAUD Ihya As Sunnah melakukan

12 122 kunjungan diluar kelas, yang masih disekitar sekolah tidak membutuhkan waktu yang lama, anak-anak diajak mengunjungi tempat-tempat yang akan dikunjungi adalah tempat yang berhubungan dengan tema di PAUD Ihya As Sunnah. Metode pembelajaran sentra dan Seling adalah dengan metode bermain sambil belajar yang dirancang untuk mengembangkan potensi anak, setiap sentra memiliki tujuan pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan anak, seling merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada pemusatan anak dan eksplorasi lingkaran. Penerapan strategi pelaksanaan pembelajaran pada PAUD Ihya As Sunnah lebih sering menggunakan metode Sentra dan Selling (lingkaran). Perlu diketahui di PAUD Ihya As Sunnah sama sekali tidak menggunakan metode Calistung. Menurut informan N M Tutor PAUD Ghifari pada tanggal 24 mei 2016 Penerapan strategi pelaksanaan pembelajaran cara menghadapi anak yang hiperaktif, atau bagaimana agar anak-anak selalu fokus dan tetap ceria bermain, juga penambahan materi pada tema-tema tertentu yang memerlukan banyak pengembangan wawasan keilmuan, sehingga dapat dimengerti anak dengan mudah. manfaatnya setelah mengikuti Diklat dalam penerapan strategi pelaksanaan pembelajaran selain menambah wawasan, ilmu, pengetahuan dan pengalaman, juga dapat memperkaya strategi pembelajaran guru untuk disampaikan pada anak sehingga pembelajaran setiap harinya tidak monoton dan bervariatif. Strategi/metode pelaksaanaan pembelajaran setelah mengikuti Diklat tentang Metode pembelajaran bermain adalah disini anak dibiarkan bermain, guru hanya memberikan pengarahan, anak hanya merasa bahwa ia sedang bermain, padahal apa yang sedang ia mainkan itu adalah belajar. Metode pembelajaran melalui bercerita di PAUD Ghifari dengan menggunakan metode ini untuk mengolah bahasa anak, anak akan mendengarkan cerita-cerita menarik dari ibu gurunya atau dari VCD yang diputar disekolah. Metode pembelajaran bernyanyi, di kober PAUD Ghifari metode ini pasti sering digunakan selain menyenangkan untuk didengar dan diikuti biasanya anak akan cepat ingat bila materi yang disampaikan nya dengan nyanyian lagu. Metode pembelajaran karyawisata metode ini biasa dilakukan disekolah kami pada puncak tema, yaitu dengan berkunjung ke tempat-

13 123 tempat tertentu seperti ke kebun binatang (tema binatang), ke kantor polisi (tema profesi ), di PAUD Ghifari metode pembelajaran sentra dan lingkaran (selling) sentra pusat kegiatan pembelajaran dengan kegiatan bermain sambil belajar yang dirancang untuk mengetahui potensi anak, juga merancang dan menata kegiatan bermain yang bermutu, seorang guru harus memperhatikan proses perkembangan anak, baik dari segi materi, bahan, dan alat main.paud Ghifari sering menggunakan metode bernyanyi untuk pembelajaran. Menurut informan D M Tutor PAUD Ghifari 27 mei 2016 penerapan strategi pelaksanakan pembelajaran sesudah mengikuti diklat penambahan ilmu yang didapat dari hasil Diklat kemarin, seperti cara menyampaikan suatu pengetahuan kepada anak dari ragam main menjadi lebih mengasikkan membuat anak senang saat mempelajarinya karena anak merasa sedang bermain. Strategi/metode pelaksaanaan pembelajaran setelah mengikuti Diklat tentang Metode pembelajaran Bermain di PAUD Ghifari adalah metode yang paling disukai anak-anak karena pada dasarnya anak belum tepat jika harus belajar tetapi lebih senang bermain. Metode pembelajaran melalui bercerita di PAUD Ghifari metode ini biasanya guru menyampaikan suatu pengetahuan lewat cerita-cerita dan metode ini dapat merangsang bahasa anak. Metode pembelajaran bernyanyidi PAUD Ghifari sering menggunakan metode bernyanyi tentu saja saat pembelajaran banyak bernyanyinya, dan metode ini akan membuat materi pelajaran lebih mudah diingat karena anak senang dengan lagu dan bernyanyi. Metode pembelajaran karyawisata di PAUD Ghifari metode ini paling disenangi oleh anak-anak karena metode ini anak akan merasa senang dan banyak mendapatkan pengetahuan dan anak - anak dapat melihat dan membuktikan secara langsung, tetapi metode ini tidak disukai oleh seluruh orang tua murid karena tentu saja metode ini harus mengeluarkan banyak uang dan tidak semua orang mampu. Metode pembelajaran sentra dan lingkaran, metode ini banyak digunakan oleh sekolah-sekolah PAUD, di PAUD Ghifari menggunakan metode sentra dan seling membuat anak menjadi lebih senang. Hasil observasi dan wawancara diatas menunjukan bahwa penerapan strategi/metode pelaksaanaan pembelajaran setelah mengikuti Diklat dari materi yang disampaikan dari Diklat, Tutor melaksanakan metode pembelajaran

14 124 bermain, bercerita, bernyanyi, berkaryawisata, dan metode pembelajaran sentra dan seling dengan baik. Pada PAUD Ihya As Sunnah sering menggunakan metode sentra dan selling, sedangkan pada PAUD Ghifari sering menggunakan metode bernyanyi. Temuannya di PAUD Ihya As Sunnah menggunakan metode bernyanyinya dengan hapalan Al- Qur an. Berdasarkan informan diatas bahwa Implementasi hasil Diklat Berjenjang Tingkat Dasar berbasis kompetensi oleh Tutor PAUD dalam proses pembelajaran pada anak usia dini telah berhasil mengembangkan tujuan aspek perkembangan, menunjukan hasil yang positif, mampu meningkatkan proses pembelajaran pada anak usia dini. 4. penilaian evaluasi pembelajaran pada anak usia dini. Menurut informan N N Tutor PAUD Ihya As Sunnah pada tanggal 23 mei 2016 bahwa penilaan evaluasi pempelajaran yang dilaksanakan di PAUD Ihya As Sunnah Pengamatan langsung observasi memang membantu dengan adanya observasi langsung anak bisa langsung terlihat perkembangannya dan guru tidak mengada-ngada ketika memberikan penilaian. Mencatat kegiatan yang dilakukan dan tahapan main anak, penilaian jauh lebih obyektif dan real, mengingatkan semua yang pernah dilakukan anak dan tahapan main anak menjadi acuan atau pedoman yang dipegang jadi tidak asal. Mencatat ungkapan, pertanyaan (tanya jawab), pertanyaan anak, dengan adanya pertanyaan anak kita perlu terus belajar kadang ada pertanyaan anak yang belum bisa dijelaskan itu menambah ilmu untuk saya dan terus mencari jawaban dari pertanyaan tersebut, pertanyaan dari Tutor untuk anak melihat kemampuan Tutor dalam menyampaikan materi, mencatat ungkapan anak, melihat seberapa banyak kosa kata anak yang sudah didapat dan sejauh mana anak dapat berkomunikasi. Membaca hasil karya anak, mendokumentasikan semua bahasa natural anak melalui fortofolio masing-masing anak, dengan adanya hasil karya anak, anak bisa menghargai temannya bisa menunjukkan ekspresi yang wajar ketika bangga lebih mengenal kemampuan dirinya, dan bukti bahwa mereka bisa melaksanakan dan melihat tahapan mereka bermain anak. Menurut informan NM Tutor PAUD Ghifari pada tanggal 25 mei 2016 tentang penilaian evalusi terhadap proses pembelajaran pengamatan langsung

15 125 observasi untuk mengetahui kemampuannya yang natural. Mencatat kegiatan yang dilakukan dan tahapan main anak adalah mencatat kegiatan yang dilakukan anak pun ada catatannya. Mencatat ungkapan, pertanyaan (tanya jawab), pertanyaan anak, setiap kegiatan Tutor di tulis melalui catatan harian. Membaca hasil karya anak, mendokumentasikan semua bahasa natural anak melalui fortofolio masing-masing anak selalu di lakukan. Menurut informan DM Tutor PAUD Ghifari pada tanggal 30 juni 2016 tentang penilaian evaluasi pembelajaran Pengamatan langsung obsevasi, mencatat kegiatan yang dilakukan yang dilakukan dan tahap main anak, mencatat ungkapan pertanyaan (tanya jawab ), pertanyaan anak, tidak karena terlalu banyak tanya jawab antara guru dan anak. Membaca hasil karya anak, mendokumentasikan semua bahasa natural anak fortofolio masing-masing anak karena fortofolio ini adalah bukti bahwa anak benar-benar melakukannya dan bukti kepada orang tua. Dari hasil temuan penelitian bisa diketahui bahwa Tutor PAUD melaksanakan penilaian evaluasi dalam proses pembelajaran, sehingga Tutor dapat mengetahui perkembangan anak. Setelah mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat Dasar Berbasis Kompetensi oleh Tutor PAUD menjadi lebih memahami anak apa yang diinginkan anak ketika anak melakukan yang kurang baik maupun baik, yang biasanya anak cepat bosan sekarang tidak. bertambahnya ilmu pengetahuan dan wawasan sebagai Tutor. a) Pendapat Pengelola tentang Tutor yang sudah mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat Dasar. Menurut informan Y selaku pengelola PAUD Ihya As Sunnah pada tanggal 18 mei 2016 penyelenggaraan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar sangat membantu terhadap lembaga PAUD karena di PAUD Ihya As Sunnah masih ada tutor PAUD belum memiliki kualifikasi akademik S1 masih berpendidikan SMA sehingga lembaga mengikutsertakan Tutor PAUD yang belum memiliki kualifikasi akademik S1, setelah mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat Dasar terjadi perubahan dari segi pembelajaran terhadap anak-anak baik itu tingkat pemahaman dalam pelaksanaan metode pembelajaran dapat tercapai. Begitu pula pendapat RM selaku pengelola PAUD Ghifari pada tanggal 19 mei 2016 penyelenggaraan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar merupakan Diklat yang sangat

16 126 berbobot terhadap Tutor PAUD karena dengan mengikutsertakan Tutor PAUD yang belum memiliki kualifikasi akademik S1 berarti Tutor PAUD menjadi berkompetensi dan melaksanakan proses pembelajaran terhadap anak usia dini semakin terarah dan tidak asal-asalan, sehingga Tutor PAUD Ghifari yang mengikut Diklat Berjenjang Tingkat Dasar semakin memahami tentang pelaksanaan pembelajaran, tutor semakin bisa dalam mengerjakan RPPH maupun RRPM. Kesimpulan dari wawancara dan observasi pengelola PAUD Ihya As Sunnah dan PAUD Ghifari bahwa Tutor yang mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat Dasar berbasis kompetensi dalam proses pembelajaran menunjukkan hasil yang positif, dan mereka mampu meningkatkan proses pembelajaran pada anak usia dini. Tutor mampu mengetahui, mengikuti, dan menerapkan materi Diklat, dalam proses pembelajaran yang sudah diajarkan. Berdasarkan informan diatas bahwa Hambatan yang sering dirasakan Tutor dalam mengimplementasikan hasil Diklat adalah reward (penghargaan) dari pemerintah kurang memadai. B. Pembahasan Pembahasan ini berusaha untuk mengambarkan fakta-fakta dalam temuan dan menginterpretasikan data yang diperoleh dari hasil wawancara, pedoman observasi, catatan lapangan dan studi dokumentasi yang berhubungan dengan implementasi hasil diklat berjenjang tingkat dasar berbasis kompetensi oleh Tutor PAUD dalam proses pembelajaran pada anak usia dini di PAUD Ihya As Sunnah dan PAUD Ghifari kota Tasikmalaya sehinggga dapat menjawab beberapa rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini. Aspek-aspek yang dibahas dalam pembahasan hasil penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana penyelenggaraan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar berbasis kompetensi oleh Himpaudi kota Tasikmalaya? a. Perencanaan Dari temuan hasil penelitian proses perencanaan dalam Diklat Berjenjang Tingkat Dasar adalah Himpaudi Kota Tasikmalaya. Sebelum para peserta mengikuti proses Diklat, terlebih dulu pihak penyelenggara Himpaudi melakukan

17 127 observasi serta mengindentifikasi kebutuhan dan karakteristik dari calon peserta. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kebutuhan jenis Diklat Berjenjang Tingkat Dasar yang sesuai dengan kebutuhan dari peserta yang akan mengikuti proses Diklat. Tujuan yang ingin dicapai dari Diklat Berjenjang Tingkat Dasar ini adalah PTK PAUD memahami dan menguasai konsep Pendidikan Anak Usia Dini. PTK PAUD mampu melaksanakan dan mengelola Program Pendidikan Anak Usia Dini. PTK PAUD memiliki kemampuan dalam memfasilitasi anak untuk berkreasi, bereksplorasi dan berintegrasi dengan lingkungannya. PTK PAUD terampil dalam melaksanakan kegiatan bermain sambil belajar dan menggunakan alat permainan edukatif. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran PTK PAUD. Mempersiapkan Tutor sebagai pengasuh dengan kompetensi minimal. Perencanaan menurut Suherman (1988) dalam Sudjana (2010, hlm. 56) adalah suatu penentuan urutan tindakan, perkiraan biaya serta penggunaan waktu untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas data dengan memperhatikan prioritas yang wajar dengan efisiensi untuk ketercapaian tujuan. Keputusan yang diambil dalam perencanaan berkaitan dengan rangkian tindakan atau kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan di masa yang akan datang. Rangkaian tindakan atau kegiatan itu perlu dilakukan karena dua alasan, yaitu: (a) untuk mewujudkan kemajuan atau keberhasilan sesuai dengan yang diinginkan, dan, (b) agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan, dengan kondisi yang sama atau lebih rendah dari pada keadaan sekarang. Sudjana, (2010, hlm. 56) Perencanaan adalah proses bagaimana menetapkan tujuan serta menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan melalui tahapan analisis dan alternatif yang mungkin dikerjakan. Salah satunya pendekatan khusus dalam perencanaan yaitu perencanaan strategis, dengan menggabungkan secara komprehensif dasar-dasar manajemen. Perencanaan ini lebih merupakan metodologi yang mempertimbangkan secara sungguh-sungguh seluruh pertimbangan lingkungan dan peluang secara hambatan. Tujuan utama dari perencanaan strategis yaitu memdukan antara tujuan fungsional dengan

18 128 perencanaan operasional dari staf. Langerman dan Smith (1979) mengemukakan lima langkah perencanaan strategis yaitu: a. Penetapan tujuan dari lembaga (bagaimana cara untuk memberikan pelayanan pada klien). b. Menetapkan kekuatan lembaga (bagaimana cara kerja yang baik serta mengapa dilakukan). c. Penetapan kenyataan dan potensi dari klien (bagaimana sasaran dilayani, apa yang seharusnya dilakukan serta sejauh mana kita memahami harapan mereka). d. Penetapan faktor internal dan ekternal yang mempengaruhi lembaga (sumber-sumber yang dibutuhkan dari lembaga dan masyarakat). e. Pengembangan dan operasional kegiatan (apa yang seharusnya dilaksanakan dalam pemrograman, staffing dan pemasaran serta apakah semua itu bisa didanai). Tahapan persiapan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar mencakup kegiatan sebagai berikut : 1) Menyusun proposal dan desain diklat 2) Pembahasan desain diklat (struktur program, silabus diklat, waktu pelaksanaan, jadwal, tempat pelaksanaan, alur, kegiatan dan hal-hal lain yang terkait dengan penyelenggaraan diklat) 3) Rapat koordinasi dengan instansi terkait dan organisasi profesi (HIMPAUDI) yang relevan 4) Penetapan kepanitiaan diklat melalui surat keputusan 5) Rapat koordinasi dengan narasumber. 6) Sosialisasi pemanggilan peserta dan melakukan seleksi peserta 7) Penyusunan surat-surat (surat pemanggilan peserta, ijintempat diklat, permohonan fasilitator, undanganpembukaan dan penutupan, pemberitahuan kepada Lembaga Penguji Kelulusan, dll) 8) Persiapan administrasi pelatihan (daftar hadir, biodata narasumber dan peserta, sertifikat dsb) 9) Persiapan akomodasi, konsumsi, dokumentasi, dan publikasi 10) Pengadaan modul diklat 11) Pengadaan ATK 12) Penyiapan dokumentasi.

19 129 13) Rapat persiapan akhir (Panduan dasar Diklat Pendidik PAUD 2015) Berdasarkan teori dan hasil temuan bisa disimpulkan dalam melakukan perencanaan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar adalah Himpaudi Kota Tasikmalaya sebagai penyelenggara yang juga menentukan tujuan dari kegiatan Diklat yang akan diikuti oleh Tutor. Himpaudi Kota Tasikmalaya bisa melihat kebutuhan, karakteristik dari calon pesertanya sehingga bisa mengambil keputusan dalam menentukan jenis Diklat yang sesuai, sumber belajar, media belajar, dan menyiapkan pelatih atau trainer yang dibutuhkan. Himpaudi mampu mendukung jalannya Diklat yang efektif dan efisien sehingga mampu memenuhi tujuan dari kegiatan tersebut. b. Pelaksanaan Dari temuan hasil penelitian, dalam pelaksanaan kegiatan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar yaitu persiapan, pelaksanaan Diklat, pemberian Sertifikat. Metode dan teknik yang digunakan dalam pelaksanaan Diklat adalah ceramah, diskusi, tanya jawab, studi kasus, praktek, motivasi, energizer, dan refleksi diri. Teknis Diklat Berjenjang Tingkat dasar mengikuti aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh direktorat GTK (guru tenaga kependidikan). Pelaksanaan diklat merupakan implementasi dari rencana yang telah dibuat yang merupakan salah satu faktor utama dan sangat mempengaruhi terhadap efektifnya program diklat. Diklat dilakukan sesuai dengan ketentuan, aturan dan persyaratan pelaksanaan diklat, sehingga hasil diklat bisa efektif, berdaya guna, bermanfaat dan sesuai dengan sasaran yang diharapkan. Dalam kaitan dengan pelaksanaan, Anisah (1995, hlm. 44) mengemukakan bahwa pelaksanaan adalah kegiatan untuk mewujudkan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Kemudian Supandi dan Sunasi (Anisah, 1995, hlm. 44) menyatakan bahwa implementasi atau pelaksanaan kegiatan, ialah suatu proses menjalankan, menyelenggarakan atau mengupayakan agar alternatif-alternatif yang telah diputuskan berdasarkan hukum berlaku dalam praktek. Dengan demikian, pelaksanaan dalam penyelenggraan diklat merupakan serangkaian tindakan nyata untuk

20 130 mengupayakan agar semua komponen yang telah dipersiapkan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan secara terpadu dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk menjamin kelangsungan proses pelaksanaan diklat dapat berjalan dan mencapai hasil yang efektif, maka harus melalui serangkaian tahapan yang saling terkait. Tahapan -tahapan tersebut ada tiga, yaitu: tahapan kegiatan pra atau persiapan pelaksanaan, tahapan kegiatan pelaksanaan diklat dan tahapan kegiatan pasca atau akhir pelaksanaan. Sudjana (2007, hlm. 198) memaparkan bahwasanya pelaksanaan pembelajaran dalam pelatihan dilakukan melaui langkah-langkah sebagai berikut : (1) pembinaan keakraban; (2) indentifikasi kebutuhan, aspirasi dan potensi peserta pelatihan; (3) penetapan kontrak belajar; (4) tes awal peserta pelatihan; (5) proses pembelajaran; dan (6) tes akhir peserta pelatihan. 1)Tahap Pelaksanaan Rangkaian kegiatan selama diklat berlangsung sebagai berikut: a) Penerimaan peserta b) Pembukaan c) Penjelasan teknis d) Pretest. e) Dinamika kelompok f) Penyampaian materi diklat g) Penyampaian materi penutup berupa motivasi diri untuk mengimplementasikan hasil diklat dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pendidik. Peserta diinformasikan bahwa peserta akan dievaluasi tentang implementasi tersebut. h) Postest meliputi; Menurut Sudjana (2010, hlm. 35) pengaruh (outcomes) kegiatan nonformal (1) Perubahan serta peningkatan pengetahuan, perilaku, dan sikap yang ditandai dengan berubahnya pengetahuan, berpikir kritis, dan meningkatnya keterampilan; (2) membelajarkan orang lain terhadap hasil belajar yang telah dimiliki dan dirasakan manfaatnya oleh lulusan; dan (3) peningkatan pastisipasi dalam kegiatan sosial dan atau pembangunan masyarakat, dalam wujud pastisipasi buah pikiran, tenaga, dan harta benda.

21 131 Peneliti menyimpulkan peserta Diklat Berjenjang materi yang disampaikan yang dibutuhkan oleh untuk pembelajaran sehari-hari dan dilaksanakan dilembaga masing-masing peserta Diklat. Tutor melaksanakan materi apa yang mereka pahami. memahami tentang konsep PAUD, baik itu pelaksanaan pembelajaran, dan lain-lain. (1) Tingkat pemahaman, efektifitas dalam pelaksanaan metode pembelajaran dapat tercapai; (2) Kreatifitas para Pendidik PAUD dalam pengembangan metode pembelajaran dapat sesuai dengan indikator; (3) Tutor PAUD dapat cepat menemukan solusi / pemecahan masalah apabila ada masalah yang mendesak; (4) Menambah wawasan, cara berfikir serta meningkatkan pengetahuan sikap dan mental yang positif; (5) Tutor PAUD / Tenaga Kependidikan memiliki keahlian untuk hidup mandiri; (6) Meningkatkan sumber daya Manusia (SDM) siap pakai; (7) Dapat menularkan pengetahuannya kepada orang lain; (8) Klasifikasi dan kualitas Tutor PAUD dapat terukur dan memenuhi SPM Pendidikan demi tercapainya sertifikasi yang independen, sehingga sangat menunjang bagi Pendidik PAUD itu sendiri; (9) Motivasi Tutor PAUD dalam melaksanakan pembelajaran terhadap Peserta Didik meningkat; dan (10) Pengetahuan akademik serta penguasaan keterampilan praktis menjadi suatu nilai lebih yang dimiliki Tutor PAUD. (sumber : panitia Diklat Himpaudi) c. Evaluasi Dari hasil temuan penelitian bisa diketahui bahwa Tutor mengikuti Evaluasi diklat berjenjang tingkat dasar dilaksanakan setelah peserta selesai mengikuti kegiatan diklat berjenjang tingkat dasar selama 6 hari yang terdiri dari 48 jam pelajaran. Materi yang dievaluasikan dalam kegiatan diklat berjenjang tingkat dasar adalah seluruh materi yang diberikan dalam kegiatan diklat berjenjang tingkat dasar yaitu yang terdiri 11 materi pelajaran terdiri dari 48 jam pelajaran dan laporan hasil tugas mandiri. Evaluasi dilaksanakan adalah untuk mengetahui sejauh mana daya serap peserta diklat dalam menerima seluruh materi yang telah diberikan dan aplikasi dalam kegiatan pembelajaran di lembaga PAUD masingmasing. Penyusunan evaluasi hasil pelaksanaan diklat dilakukan oleh panitia diklat berjenjang tingkat dasar dengan terlebih dahulu dikomunikasikan dengan lembaga evaluasi diklat berjenjang tingkat dasar. Kegiatan umpan balik peserta terhadap proses diklat adalah adanya perbaikan-perbaikan dalam penyusunan

22 132 administrasi di lembaga PAUD tempat peserta mengajar, perbaikan dalam proses pembelajaran di lembaga PAUD. peserta setelah selesai diberikan surat tanda telah mengikuti kegiatan yang dikeluarkan oleh HIMPAUDI Kota Tasikmalaya, Kemudian setelah tugas mandiri selesai dilaksanakan selama 25 hari dan dinyatakan lulus diberikan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga Evaluasi diklat berjenjang tingkat dasar yaitu Direktorat GTK (guru tenaga kependidikan). Penilaian adalah salah satu unsur penting dalam `pelatihan, yang dilakukan untuk mengetahui tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai, apakah pelaksanaan program sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan dampak apa yang terjadi setelah program diselenggarakan. Menurut Sudjana (2000, hlm. 267) mengemukakan bahwa penilaian didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data atau informasi yang diperlukan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan. Hamblin (Moekijat, 1993) merumuskan evaluasi pelatihan sebagai setiap usaha untuk memperoleh data atau informasi (umpan balik) tentang pengaruh program pelatihan dan untuk memberikan nilai pelatihan berdasarkan informasi tersebut. Sementara itu tujuan penilaian adalah menyediakan masukan bagi pengambilan keputusan tentang perencanaan, berkelanjutan, perluasan, penghentian, dan modifikasi program, serta penggunaan dan pengembangan landasan ilmiah yang mendasari proses penilaian. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan sebagai umpan balik (feedback) bagi perbaikan atau penyempurnaan dan pengembangan program pelatihan. S. Mappa dan A. Balseman (1994) mengemukakan aspek-aspek yang dinilai adalah komponen program dan penyelenggaraan program. Komponen program meliputi masukan, proses, dan hasil program. Sedangkan penyelenggaraan program mencakup kelembagaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan, efisiensi ekonomik dampak program. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat dikemukakan, bahwa evaluasi pelatihan dilakukan mencakup kelembagaan, perencanaan, pelaksanaan dan

23 133 evaluasi dari pelaksanaan pelatihan. Penilaian terhadap perencanaan bertujuan untuk menetapkan prioritas aktivitas yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hasil dari kegiatan ini menjadi umpan balik (feedback) bagi perencana untuk penyempurnaan atau pengembangan program pelatihan. Penilaian terhadap proses dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan pelatihan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Hasil dari kegiatan evaluasi akan memberikan masukan bagi pengembangan pelaksanaan pelatihan. Hasil evaluasi ini akan menunjukkan gambaran yang jelas tentang perubahan dan peningkatan kemampuan peserta setelah selesai mengikuti pelatihan. Hasil dari evaluasi ini akan menunjukkan gambaran yang jelas tentang perubahan dan peningkatan kemampuan peserta. Teknik-teknik yang digunakan dalam penilaian pelatihan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu teknik tes dan non tes. Dijelaskan oleh sudjiono (1996, hlm ) bahwa dalam konteks evaluasi hasil pembelajaran pelatihan, dikenal adanya dua macam teknik, yaitu teknik tes dan teknik non-tes. Teknik tes ddapat dibedakan menjadi enam golongan, yaitu (1) Tes seleksi, (2) Tes awal, (3) Tes akhir, (4) Tes Diagnostik, (5) Tes formatif, dan tes sumatif. Sedangkan non tes difokuskan melalui pengamatan atau observasi, wawancara, angket dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen. Sudjana (2007, hlm. 211) mengemukakan bahwa dalam pelatihan terdapat tiga tahapan perubahan perilaku peserta pelatihan yang dievaluasi. Ketiga tahapan perubahan itu adalah sebagai berikut: 1) Tahap pertama adalah pengukuran tentang sejauhmana keluaran (output) pelatihan berupa perubahan perilaku peserta pelatihan dalam ranah (domain) keterampilan (skill atau psikomotorik), pengetahuan (kognitif) dan sikap serta nilai (afektif) tertentu sesuai dengan tujuan pelatihan. Perubahan perilaku peserta pelatihan ini dapat diukur pada saat sebelum pelatihan dimulai, sewaktu pelatihan sedang berlangsung, dan atau pada saat pelatihan selesai. 2) Tahap kedua adalah pemantauan (observasi) terhadap penampilan para peserta atau lulusan pelatihan setelah mereka kembali kemasyarakat atau setelah memasuki kembali lembaga tempat dimana mereka bertugas atau bekerja. Pemantauan ini digunakan untuk mengukur sejauhmana penggunaan perolehan belajar selama pelatihan pada kegiatan atau tugas pekerjaannya. Kegiatan pemantauan ini adalah sebagai kelanjutan dari evaluasi tahap pertama. Melalui pemantauan dapat diketahui sejauhmana para lulusan dapat memanfaatkan hasil pelatihan dalam lingkungan kehidupan dan pekerjaannya.

24 134 3) Tahap ketiga adalah pengukuran tentang pengaruh (outcome) pelatihan pada lembaga dan masyarakat. Pengaruh terhadap lembaga penyelenggara pelatihan berkaitan dengan nilai-nilai yang diperoleh lembaga tersebut setelah menyelenggarakan program pelatihan. Nilai pelatihan, biaya pelatihan, investasi dalam bentuk pelatihan, dan umpan balik tentang pelatihan bagi lembaga, dan lain sebaginya. Demikian pula staf atau masyarakat yang mungkin menjadi layanan para peserta atau lulusan program pelatihan perlu dievaluasi untuk mengetahui sejauhmana mereka telah memperoleh dampak positif berupa nilai-nilai peningkatan kemampuan dan perubahan masyarakat serta sejauhmana adanya timbal balik antara lembaga penyelenggara pelatihan dengan masyarakat. Penyelenggara dan pelatih program pelatihan perlu menyadari bahwa evaluasi adalah kegiatan berkelanjutan. Kegiatan dan hasil evaluasi sangat bermanfaat bagi penyelenggara, pelatih, dan pengelola program pelatihan, serta peserta atau lulusan program pelatihan. Salah satunya prinsip pembelajaran yang dikemukakan Thorndike low of effect menyatakan bahwa setiap pihak yang terkait dengan pelatihan memerlukan umpan balik yang berkelanjutan sebagai motivasi untuk pengelolaan program pelatihan selanjutnya. Evaluasi pembelajaran yang dimaksud dalam bagian ini adalah evaluasi tahap pertama yang berkaitan dengan hasil (output) belajar yang meliputi tiga ranah (domain), yaitu: pengetahuan (kognitif), sikap serta nilai (afektif) dan keterampilan (skills atau psikomotorik). Tes akhir dilakukan dalam setiap mata latihan dan dalam gabungan semua mata latihan yang tercantum dalam kurikulum pelatihan. Format tes akhir dapat serupa dengan format tes awal peserta penyajihan atau berupa modifikasi materi dalam format tes awal, namun bobot informasi dan hasilnya sama. Hasil tes akhir dan tes awal setiap mata latihan dan atau semua mata latihan dapat dibandingkan dengan menganalisis perbedaan kedudukan dan hasil setiap mata latihan dan seluruh materi latihan (Sudjana, 2007, hlm. 206). 1) Tahap Evaluasi a) Evaluasi Penyelenggaraan. b) Evaluasi Daftar Hadir dan Peran Aktif Peserta. c) Evaluasi Kinerja Fasilitator.

25 135 d) Refleksi; yakni kegiatan meminta umpan balik (feedback) dari peserta diklat terhadap proses diklat yang telah dilaksanakan dengan memberikan saran/masukan sebagai upaya penyempurnaan diklat di masa mendatang. (Panduan Penyelenggaraan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar tahun 2015) 2) Tindak Lanjut a) Tugas mandiri selama 200 jam pelajaran (25 hari kerja efektif) b) Penyusunan instrument evaluasi hasil pelaksanaan diklat. c) Laporan hasil tugas mandiri. (Panduan Penyelenggaraan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar tahun 2015) Dari hasil temuan penelitian, bahwa hasil Evaluasi Diklat sangat memuaskan dikarenakan semua peserta diklat berjenjang tingkat dasar dapat mengikuti kegiatan secara keseluruhan beserta yang lainnya sangat baik. Peserta setelah selesai diberikan surat tanda telah mengikuti kegiatan yang dikeluarkan oleh HIMPAUDI Kota Tasikmalaya, Kemudian setelah tugas mandiri selesai dilaksanakan selama 25 hari dan dinyatakan lulus diberikan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga Evaluasi diklat berjenjang tingkat dasar yaitu Direktorat GTK (guru tenaga kependidikan). Kesimpulannnya bahwa Diklat berjenjang berbasis kompetensi itu adalah peserta bisa melaksanakan proses pembelajaran terhadap anak usia dini dengan baik. Diklat Berjenjang Tingkat dasar harus diikuti oleh guru PAUD, karena Diklat berjenjang nilai bobotnya lebih besar dari diklat PAUD yang sudah diselenggarakan. 2. Bagaimana implementasi hasil Diklat Berjenjang Tingkat Dasar berbasis kompetensi oleh Tutor PAUD dalam penyusunan perencanaan pembelajaran pada anak usia dini? Dari hasil temuan penelitan bahwa Tutor PAUD yang mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat dasar mereka menerima materi tentang perencanaan pembelajaran dan Tutor PAUD menerapkan dan melaksanaan penyusunan perencanaan pembelajaran di PAUD Ihya As Sunnah dan PAUD Ghifari. Perencanaan Pembelajaran yang berisi penentuan tema, penyediaan alat-alat belajar, penataan lingkungan main, pijakan awal main, pijakan saat main, dan pijakan setelah main (recalling). Tutor PAUD melakukan Rencana Pelaksanaan

26 136 Pembelajaran Harian (RPPH), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) yang terdiri dari identitas program, materi, alat dan bahan, kegiatan pembukaan, kegiatan inti, kegiatan penutup, dan rencana penilaian. Metode belajar, bervariatif yang biasanya hanya ceramah sekarang bisa menggunakan metode eksperimen, diskusi, tanya jawab, demontrasi, karyawisata. sumber belajar, dari pencarian sumber belajar pun tidak hanya dari materi tapi dari pertanyaan anak bisa dijadikan sumber, dari permasalahan dengan teman. Media belajar lebih beragam apapun yang ada disekitar bisa dijadikan media dari botol bekas, sedotan, dan kertas-kertas yang sudah tidak terpakai mendukung untuk kreatif. waktu belajar bisa lebih efisien, memastikan waktu anak disekolah adalah tanggung jawab yang besar, dan ketika mereka pulang mereka dapat ilmu, hati senang dan besok kembali ke sekolah tanpa ada paksaan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah suatu rencana yang menggambarkan prisedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan jabarkan dalam silabus. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan skenario pembelajaran yang menjadi pegangan bagi guru untuk menyiapkan, menyelenggarakan, dan mengevaluasi hasil kegiatan belajar dan pembelajaran. Mulyasa (2007, hlm.212). Sebelum menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), perlu kiranya mengetahui isi atau bagian RPP yang akan dikembangkan. Yang mana isi ini merupakan hal yang utama dan yang tidak terpisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Secara umum, berikut adalah beberapa isi atau bagian yang terdapat dalam rencana pelaksanaan pembelajara. Fadillah (2012, hlm. 142) 1) Bagian penjelasan umum; berisi tentang topik, siapa yang mengajarkan, siapa yang belajar, kapan, dan berapa lama waktu yang diperlukan. 2) Bagian tujuan; berisi tentang kompetensi yang akan dikuasai oleh siswa setelah terselenggaranya kegiatan belajar dan pembelajaran. 3) Bagian pendukung; berisi tentang tujuan dan sarana serta prasarana yang diperlukan, tentang gambaran umum tentang skenario belajar dan pembelajaran yang akan diselenggarakan.bagian ini diperlukan oleh guru dan teknisi untuk menyiapkan sarana dan prasarana yang akan diperlukan.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. 144 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Penyelenggaraan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi berjalan baik, sesuai dengan panduan Diklat 2015. Implementasi

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBELAJARAN. C. Prinsip Prinsip yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini sebagai berikut.

PEDOMAN PEMBELAJARAN. C. Prinsip Prinsip yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini sebagai berikut. SALINAN LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PEDOMAN PEMBELAJARAN I. PENDAHULUAN Pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mendengarkan adalah salah satu komponen kecakapan yang dimiliki oleh seseorang ketika mereka memiliki kecakapan interpersonal skills yang baik. Sebuah komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam proses pembelajaran siswa di sekolah, yang harus dapat membawa perubahan besar dalam meningkatkan

Lebih terperinci

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Standar Kompetensi PENGELOLA PAUD DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2007 A. LATAR

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 i Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 LPPKS INDONESIA 2013 ii Pelaksanaan In-Service Learning 1 Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 54 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm. 33-40 PEMANFAATAN PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI Oleh Sukanti 1 Abstrak Hasil belajar dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1 PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH TAHUN 2012 LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2011 i Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya 6 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Dasar Pengelolaan Pembelajaran. Pada dasarnya pengelolaan diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian semua sumber daya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya pencerdasan, pendewasaan, kemahiran seseorang yang dilakukan perorangan, kelompok dan lembaga (Yamin, 2008). Menurut Syah (2007),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses pengembangan pendidikan pada saat ini. Kegiatan evaluasi pendidikan menempati posisi penting

Lebih terperinci

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34 HALAMAN 1 / 34 1 2 3 4 5 Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit Waktu Pengembangan g Silabus 6 7 8 9 Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah Pengembangan Silabus Contoh Model HALAMAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian adalah suatu tempat atau wilayah tertentu yang dijadikan objek penelitian. Adapun lokasi yang dipilih

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : Semester : I/Ganjil Mata Pelajaran : TIK Kelas : XI Desain Grafis Tim Pembimbing : Guru TIK Alokasi Waktu : 8 x 4 menit A. Kompetensi 1. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Simpulan hasil penelitian model pembelajaran proyek berbasis lingkungan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Simpulan hasil penelitian model pembelajaran proyek berbasis lingkungan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Simpulan hasil penelitian model pembelajaran proyek berbasis lingkungan perkembangan untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah pada anak TK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun manusia yang memiliki kepribadian. Hal ini juga diwujudkan oleh pemerintah, dengan membangun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan satu kesatuan dari sistem pendidikan secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang biasanya disingkat PTK. PTK merupakan suatu penelitian praktis bagaimana

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 3 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi 127 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis, refleksi, diskusi balikan, serta rencana tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang diprogramkan dalam rangka mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pendidik untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tamanwinangun yang beralamat di Jalan Bocor Nomor 54, Kelurahan Tamanwinangun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kecakapan hidup (life skills) sehingga mendorong tegaknya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kecakapan hidup (life skills) sehingga mendorong tegaknya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan i KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Uji Kompetensi merupakan suatu bentuk penilaian berbasis kompetensi telah dicanangkan

Lebih terperinci

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan pertumbuhan dan perkembangan anak berdasarkan standar perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan 1. Pengajaran Mikro Program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah program kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan mahasiswa sebagai

Lebih terperinci

STANDAR PENYELENGGARAAN PELATIHAN KEPERAWATAN INDONESIA

STANDAR PENYELENGGARAAN PELATIHAN KEPERAWATAN INDONESIA STANDAR PENYELENGGARAAN PELATIHAN KEPERAWATAN INDONESIA PENYUSUN Bidang DIKLAT Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA Sekretariat: Jl. Jaya Mandala Raya

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS ORIENTASI TEKNIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PETUNJUK TEKNIS ORIENTASI TEKNIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PETUNJUK TEKNIS ORIENTASI TEKNIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL,

Lebih terperinci

UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013

UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) TAILOR MADE PELAKSANAAN PLPG PSG RAYON 107 UNIVERSITAS LAMPUNG UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 Panitia Sertifikasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki A. Pendahuluan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kelanjutan dari kurikulum tahun 2004

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEWIDYAISWARAAN SUBSTANSI DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN. A. Perencanaan Kurikulum PAI Berbasis Multikultural SDN Percobaan

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN. A. Perencanaan Kurikulum PAI Berbasis Multikultural SDN Percobaan 73 BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN A. Perencanaan Kurikulum PAI Berbasis Multikultural SDN Percobaan Palangka Raya Perencanaan berarti memutuskan apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, siapa

Lebih terperinci

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG A. Analisis Terhadap Pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang Perpindahan kurikulum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah: BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Model Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluasi dengan model CIPP. Komponen evaluasi yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Konteks (context)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data 1. Faktor apa yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar siswa bidang studi SKI Belajar adalah hal yang menyenangkan dan kadang-kadang sedikit membosankan tergantung

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMANDAU, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Sambi. PGA Muhamadiyah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Sambi. PGA Muhamadiyah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian SMP Muhammadiyah 4 Sambi merupakan perubahan dari Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Sambi. PGA Muhamadiyah Sambi yang berdiri

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba model, dan uji validasi model, serta pembahasan penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH DAN PROBLEMATIKANYA SERTA SOLUSINYA

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH DAN PROBLEMATIKANYA SERTA SOLUSINYA 52 BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH DAN PROBLEMATIKANYA SERTA SOLUSINYA A. Analisis Implementasi KTSP Mata pelajaran Fikih 1. Analisis Kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Peneliti mengadaptasi metode penelitian PTK dari Kemmis dan Mc Taggart, dengan alur sebagai berikut; 1). Perencanaan tindakan, 2). Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia harus menapaki

Lebih terperinci

PEDOMAN DIKLAT TUTOR INTI

PEDOMAN DIKLAT TUTOR INTI PEDOMAN DIKLAT TUTOR INTI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN NONFORMAL TAHUN 2009

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan kurang lebih selama 2 bulan, dimana mahasiswa PPL harus benar-benar menyiapkan diri

Lebih terperinci

BAB IV UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI SMP MELALUI MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SEMARANG

BAB IV UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI SMP MELALUI MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SEMARANG BAB IV UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI SMP MELALUI MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SEMARANG Setelah data-data tersusun mengenai optimalisasi manajemen pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru dalam proses

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIALISASI

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIALISASI BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIALISASI A. Pelaksanaan Metode Cerita untuk Meningkatkan Kemampuan Sosialisasi di TK Tarbiyatul Athfal 14 1. Persiapan

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PELATIHAN PEMANDU LAPANG TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Kegiatan Pelatihan Pemandu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berlandaskan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN DALIL

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN DALIL 196 A. Simpulan BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN DALIL Penelitian yang telah dilakukan menghasilkan model Pembelajaran Matematika Berbasis Kemampuan Pemecahan Masalah (PMBKPM). Model PMBKPM dapat meningkatkan

Lebih terperinci

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII-A SMP NEGERI 1 GESI TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI OLEH : NANIK SISWIDYAWATI X4304016 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Manajemen pembelajaran adalah sebuah proses perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan pembelajaran sehingga akan didapatkan sistem pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran umum lokasi dan subyek penelitian Penelitian ini dilakukan di Prodi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Keterampilan Menulis. Menulis adalah salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN 1: KONSEP TEMATIK INTEGRATIF

MATERI PELATIHAN 1: KONSEP TEMATIK INTEGRATIF MATERI PELATIHAN 1: KONSEP TEMATIK INTEGRATIF A. KOMPETENSI Peserta pelatihan dapat: 1. Memahami secara utuh perubahan pendekatan pembelajaran ke pendekatan tematik integratif. 2. Memahami secara utuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca

Lebih terperinci

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DIKELAS X PEMASARAN SMK NEGERI I LIMBOTO Candra Hulopi 911 409 022

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Pada bab ini akan diuraikan tentang persiapan PPL, pelaksanaan program dan analisis hasil program PPL yang telah dirumuskan pada program PPL yang tertuang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitin ini metode yang akan digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yaitu penelitian yang bersifat refleksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengembangkan nilainilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga peserta didik dapat memaknai karakter bangsa

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) A. Persiapan Sebelum melaksanakan kegiatan PPL hal yang penting untuk dilakukan adalah rapat koordinasi dengan teman

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Konsep Kurikulum Integral di PAUD Yaa Bunayya Batang. dapat didayagunakan seoptimal mungkin. Orang yang bertanggung jawab

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Konsep Kurikulum Integral di PAUD Yaa Bunayya Batang. dapat didayagunakan seoptimal mungkin. Orang yang bertanggung jawab BAB IV ANALISIS A. Analisis Konsep Kurikulum Integral di PAUD Yaa Bunayya Batang Dalam melakukan suatu kegiatan dalam pendidikan tidak akan lepas dari manajemen yang tentunya manajemen tersebut merupakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN Endang Mulyatiningsih Mengajar merupakan tugas utama seorang pendidik (guru, dosen, tutor, instruktur, widyaiswara). Pendidik yang kreatif akan selalu menciptakan ide-ide

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN A. Rasional Standar proses proses pembelajaran merupakan acuan penyelenggaraan serta bentuk akuntabilitas perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Kegiatan PPL ini dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan, mulai tanggal 10 Agustus 2015 11 september 2015. Selain itu, terdapat juga alokasi waktu

Lebih terperinci

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 52

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 52 ` DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 52 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 54 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR

Lebih terperinci

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN LEMBAGA KURSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

UNIVERSITAS SEBELAS MARET PEDOMAN PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PENDIDIKAN PROFESI GURU SM3T FKIP UNS TAHUN 2017 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperkuat upaya pengembangan karakter kemandirian melalui model Project Based Learning (PBL). Penerapan model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini masuk pada era globalisasi yang menuntut adanya perubahan di segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Perubahan dalam bidang pendidikan dilakukan sebagai

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP Landasan & Acuan Penyusunan & Pengembangan KTSP UU

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan seyogyanya menyiapkan generasi yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi setiap Negara. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-3 di dunia, memiliki potensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Kemmis (1988) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi MERENCANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KTSP Pertemuan XI Desain Pembelajaran STAI SMQ Bangko Kompetensi Dasar Mahasiswa memahami perencanaan program pembelajaran dalam rangka implementasi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 3, No. 2, Desember 2016 256 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Saepuloh 1, Dede Suhayat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal 4.1.1 Kegiatan Supervisi Dalam setiap tahun pelajaran Kepala SD Negeri Guntur 1 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak membuat program supervisi

Lebih terperinci

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 2 PADA KOMPETENSI DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN JASA DI SMA NEGERI 18 SURABAYA Agung Listiadi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. efektif, dan menyenangkan (PAKEM) pada Pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar Tahun Ajaran 2015/2016

BAB IV HASIL PENELITIAN. efektif, dan menyenangkan (PAKEM) pada Pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar Tahun Ajaran 2015/2016 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) pada Pelajaran PAI kelas VII di SMPN 1 Kanigoro Blitar Tahun

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode delivery from memory ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh setiap orang dari generasi ke generasi dalam upaya peningkatan kualitas hidupnya. Undang- Undang Nomor 20

Lebih terperinci

P A N D U A N PELAKSANAAN KEGIATAN KELOMPOK KERJA TUTOR ( KKT ) KKT KEAKSARAAN, KKT PAUD (TK,KB, TPA,SPS) DISUSUN OLEH TIM UPTD PKB

P A N D U A N PELAKSANAAN KEGIATAN KELOMPOK KERJA TUTOR ( KKT ) KKT KEAKSARAAN, KKT PAUD (TK,KB, TPA,SPS) DISUSUN OLEH TIM UPTD PKB P A N D U A N PELAKSANAAN KEGIATAN KELOMPOK KERJA TUTOR ( KKT ) KKT KEAKSARAAN, KKT PAUD (TK,KB, TPA,SPS) DISUSUN OLEH TIM UPTD PKB DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR UPTD PENGEMBANGAN KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL A. Persiapan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang diprogramkan dalam rangka mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pendidik untuk menjadi

Lebih terperinci