BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Kegiatan Supervisi Dalam setiap tahun pelajaran Kepala SD Negeri Guntur 1 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak membuat program supervisi akademik. Namun dalam pelaksanaanya terkadang tidak sesuai dengan rencana yang telah dibuat, hal ini dikarenakan berbagai tugas lain yang bersifat insidentil dan bersifat segera. Pada tahun pelajaran 2015/2016 pada semester 1 pelaksanaan supervisi akademik hanya menggunakan teknik kunjungan kelas. Penggunaan teknik observasi kelas belum pernah dilaksanakan. Hal ini sebagai pertimbangan peneliti untuk melakukan penelitian tentang supervisi akademik dengan teknik observasi kelas di SD Negeri Guntur 1 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan guru kelas dalam pembelajaran guna meningkatkan kualitas guru dalam menyusun rencana pembelajara, perilaku guru pembelajaran, perilaku pembelajaran siswa, iklim pembelajaran, materi embelajaran dan media pembelajaran kelas di tingkat awal sekolah. 113

2 Kualitas Pembelajaran Guru Dalam meningkatkan mutu pendidikan jelas kualitas guru sebagai ujung tombak dalam mewujudkan cita cita bangsa, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Kualitas guru terlihat dalam keterampilan guru dalam menyusun rencana pembelajaran serta melaksanakan pembelajaran di kelas. Manajemen kelas merupakan otoritas bagi guru kelas, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai penilaian. Indikator dalam pelaksanaan pembelajaran tematik setidaknya terlihat dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah terlihat dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pengelolaan pembelajaran di kelas seperti silabus, dokumen RPP kurang maksimal di persiapkan serta akan mempengaruhi proses pembelajaran di kelas. 4.2 Pelaksanaan penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tindakan ini dilakukan di SD Negeri Guntur 1 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak. Pelaksanaan penelitian 11 Januari 2016 sampai 26 Maret Dari rentang waktu pelaksanaan penelitian tersebut untuk pelaksanaan tindakan sebagai berikut, tindakan pertama berlangsung dari 11 Januari 2016 sampai dengan 13 Februari 2016, tindakan kedua 15 Februari 2016 sampai 27 Februari

3 , tindakan ketiga 29 Februari 2016 sampai 26 Maret Perencanaan Penelitian Tindakan diawali dengan kegiatan perencanaan, dalam perencanaan ada beberapa kegiatan yang diawali dengan penyusunan proposal penelitian, mengajukan ijin penelitian kepada Kepala Sekolah SD Negeri Guntur 1 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak dan Kepala UPT Dinpendik Kecamatan Guntur selaku pejabat yang memiliki kewenangan atas tempat dimana penelitian akan dilaksanakan. Dalam kegiatan ini peneliti juga menyusun instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian dan menyusun program supervisi. Peneliti juga melakukan pengumpulan data awal berupa kualitas guru mengajar dengan memperhatikan beberapa indikator kualitas pembelajaran guru dan hasil supervisi oleh kepala sekolah sebelumnya. Dokumen data awal yang diperoleh akan digunakan sebagai pembanding dengan hasil penelitian yang akan dilaksanakan Pelaksanaan Dalam penelitian ini, peneliti melakukan dua kali tindakan dan setiap tindakan mencakup empat tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pengamatan, tahap refleksi dan tindak lanjut, dan diakhiri dengan refleksi umum setelah satu putaran.

4 Tindakan 1 1. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan dalam tindakan pertama peneliti menentukan sasaran guru yang akan diobservasi, yaitu guru kelas 1, guru kelas 2, dan guru kelas 3 yang akan disupervisi dengan teknik observasi oleh Kepala Sekolah. Peneliti juga menentukan jadwal supervisi serta mengadakan sosialisasi kepada guruguru sasaran. Supervisi yang akan dilaksanakan dalam waktu dua bulan mendatang. Dalam sosialisasi di sampaikan tentang tujuan supervisi melalui teknik observasi serta harapan pencapaian hasil supervisi dari satu tindakan ke tindakan berikutnya. Selain itu juga disampaikan teknik pelaksanaan supervisi dengan teknik observasi kelas. Pada tindakan pertama, jadwal pelaksanaan supervisi disampaikan hari dan tanggalnya, agar guru mempersiapkan perangkat pembelajaran terutama rencana pelaksanaan pembelajaran. 2. Tahap Pengamatan Pada tahap pengamatan kepala sekolah sebagai observer pembelajaran melakukan pengamatan dikelas sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Observer datang ke kelas secara wajar tanpa mengganggu proses pembelajaran. Selama pengamatan observer mengambil tempat di dalam kelas yang tidak menjadi pusat siswa dan selama proses pembelajaran observer mencatat dengan tidak menimbulkan prasangka guru.

5 117 Peneliti melakukan pengamatan pelaksanaan dari awal kegiatan pembelajaran dimulai sampai kegiatan berakhir dalam satu pertemuan. Selama pengamatan supervisor menggunakan instrumen pengamatan kegiatan belajar mengajar untuk mencatat segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Instrumen pengamatan yang digunakan oleh supervisor adalah lembar pengamatan perilaku guru dalam pembelajaran. Ada tujuh indicator dalam pengamatan perilaku pembelajaran oleh guru antara lain: 1) guru membuka pembelajaran, keterampilan guru dalam membuka pelajaran; 2) menyampaikan bahan ajar tematik, keterampilan menjelaskan; 3) mengelola kelas dan mengkondisikan siswa dalam pembelajaran atau keterampilan mengelola kelas; 4) mengadakan variasi dalam pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran atau keterampilan mengadakan variasi serta keterampilan bertanya dan menjawab; 5) membimbing siswa dalam diskusi dan menyampaikan hasil diskusi kelompok atau keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil; 6) guru melakukan tanya jawab dengan siswa dan memberikan latihan soal tentang materi atau keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan; 7) guru menutup pembelajaran atau keterampilan menutup pelajaran. Lembar pengamatan perilaku siswa menggunakan enam indicator pengamatan meliputi 1)

6 118 mempersiapkan diri anak untuk menerima pembelajaran; 2) mempehatikan penjelasan dari guru; 3) melaksanakan diskusi dalam kelompok; 4) mempresentasikan hasil diskusi; 5) bertanya dan menjawab pertanyaan; 6) menyimpulkan pembelajaran dan mengerjakan soal evaluasi. Lembar pengamatan iklim pembelajaran terdiri dua indicator pengamatan yaitu 1) suasana kelas yang kondusif; 2) perwujudan nilai ketauladanan, prakarsa, dan kreativitas guru. lembar pengamatan materi pembelajaran ada tiga indicator yaitu 1) ada kesimbangan antara keluasan dan kedalaman materi dengan waktu yang tersedia; 2) materi pembelajaran disusun secara sistematis dan kontekstual sesuai tema; 3) dapat menarik manfaat yang optimal dari perkembangan dan kemajuan bidang ilmu, teknologi, dan seni. Adapun untuk lembar pengamatan media pembelajaran yang dipakai oleh guru di kelas, antara lain ada tiga indicator yaitu 1) media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran; 2) media pembelajaran mendukung isi materi pembelajaran; 3) media pembelajaran dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna. Selain itu supervisor juga menggunakan lembar catatan pengamatan, hal tersebut dilakukan sebagai pelengkap pengumpulan data yang diperoleh dengan instrumen serta bukti pelaksanaan supervisi.

7 119 Dalam tindakan pertama ini pengamatan proses pembelajaran berlangsung di lima kelas yaitu hari Selasa, 3 Maret 2016 kelas 3A dan tanggal 5 Maret 2016 di kelas 3B dengan tema yang sama yaitu Energi dan Perubahannya. Hari Senin, 9 Maret 2016 di kelas 1 dengan tema Benda, Hewan dan Tanaman di Sekitar. Hari Rabu, 11 Maret 2016 di kelas 2A dan Kamis, 12 Maret 2016 di kelas 2B dengan tema merawat hewan dan Tumbuhan. Kegiatan pengamatan, peneliti menggunakan instrumen pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Peneliti menggunakan lima instrumen observasi yaitu observasi perilaku guru dalam pembelajaran tematik, observasi perilaku siswa dalam pembelajaran tematik, observasi iklim pembelajaran, observasi materi pembelajaran, dan observasi media pembelajaran tematik. Lima instrumen tersebut digunakan untuk lima guru yang disupervisi. Kondisi kelas selama kegiatan supervisi dilaksanakan di lima kelas tersebut secara umum proses pembelajaran berjalan lancar dalam arti siswa tidak terganggu dengan kedatangan supervisor di kelas. Hal ini berbeda dengan kondisi guru yang grogi saat di tunggui supervisor. 3. Tahap Refleksi Refleksi dari supervisi kelas dilakukan setiap selesai pengamatan di kelas, yaitu setelah kegiatan pengamatan selesai maka guru yang disupervisi dan

8 120 supervisor mengadakan pertemuan pada hari itu juga untuk bersama-sama mengevaluasi pelaksanaan proses pembelajaran. Pertemuan dilaksanakan setelah jam KBM selesai agar tidak mengganggu guru dalam melaksanakan tugasnya pada hari itu. Refleksi dilakukan bersama antara guru dan supervisor dengan cara mengamati rekaman proses pembelajaran yaitu lembar catatan peneliti. Setelah mencermati lembar catatan peneliti, guru diharapkan dapat mengevaluasi dirinya sendiri. Hasil refleksi tindakan pertama didapatkan beberapa kekurangan baik pada penyusunan rencana pembelajaran maupun pada pelaksanaan proses pembelajaran, diantaranya adalah perilaku guru dalam membangkitkan motivasi belajar siswa, perilaku siswa dalam mempersiapkan diri untuk menerima pembelajaran, iklim maupun suasana pembelajaran di kelas, materi pembelajaran dan media pembelajaran yang kurang dalam mengantarkan pembelajaran yang efektif. Kegiatan lain adalah pengamatan dalam penyusunan RPP dengan memperhatikan pendekatan saintifik dengan tujuan agar semua guru mempunyai persepsi yang sama dalam penyusunan RPP dengan pendekatan saintifik, sehingga diharapkan guru dalam memperbaiki kegiatan pembelajaran pada tindakan kedua akan mempunyai persepsi yang sama.

9 Tindakan II 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan dalam tindakan kedua peneliti menyusun ulang jadwal observasi serta mempersiapkan instrumen pengamatan, hal ini dikarenakan ada perubahan jadwal dari yang disepakati sebelumnya, sehubungan adanya tryout ujian sekolah tingkat kabupaten, selanjutnya menyampaikan jadwal kegiatan supervisi yang akan dilaksanakan pada tahap kedua kepada kepala sekolah. 2. Tahap Pengamatan Dalam pengamatan yang kedua ini peneliti selaku supervisor melakukan kunjungan kelas sesuai jadwal yang sudah disepakati. Seperti pada tindakan pertama supervisor melakukan pengamatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dari awal kegiatan dimulai sampai kegiatan berakhir dalam satu pertemuan. Seperti pada tindakan sebelumnya selama pengamatan supervisor menggunakan lima instrumen observasi yaitu tujuh indicator untuk lembar observasi perilaku guru dalam pembelajaran tematik, enam indicator dalam lembar observasi perilaku siswa dalam pembelajaran tematik, dua indicator dalam lembar observasi iklim pembelajaran, tiga indicator dalam lembar observasi materi pembelajaran, dan tiga

10 122 indicator dalam lembar observasi media pembelajaran tematik. Pelaksanaan pembelajaran KBM pada tindakan kedua penelitian berlangsung lima kali dilima kegiatan pembelajaran. Adapun guru yang mendapatkan supervisi adalah di kelas 3A hari Senin, 4 April 2016 dan tanggal 5 April 2016 di kelas 3B dengan tema yang sama yaitu Energi dan Perubahannya. Hari Senin, 11 April 2016 di kelas 1 dengan tema Benda, Hewan dan Tanaman di Sekitar. Hari Rabu, 13 April 2016 di kelas 2A dan Kamis, 14 April 2016 di kelas 2B dengan tema Merawat Hewan dan Tumbuhan. Kegiatan supervisi kelas tahap kedua yang dilaksanakan di lima kelas tersebut terlihat sudah berjalan normal dalam arti sudah mulai terbiasa dan akrab dengan kehadiran supervisor di dalam kelas. Gurupun sudah mulai terbiasa dengan kehadiran supervisor, guru tidak canggung lagi dalam menyampaikan pembelajaran selama ditunggu supervisor. Penggunaan media pembelajaran dan instrument penilaian sudah terlaksana. 3. Tahap Refleksi Seperti pada tindakan pertama Refleksi dari supervisi kelas dilakukan setiap selesai pengamatan di kelas, yaitu setelah kegiatan pengamatan selesai maka guru yang disupervisi dan supervisor mengadakan pertemuan pada hari itu juga untuk bersama-sama mengevaluasi pelaksanaan proses pembelajaran.

11 123 Pertemuan dilaksanakan setelah jam KBM selesai agar tidak mengganggu guru dalam melaksanakan tugasnya pada hari itu. Refleksi dilakukan bersama antara guru dan supervisor dengan cara mengamati rekaman proses pembelajaran yaitu lembar catatan peneliti. Setelah mencermati lembar catatan peneliti, guru diharapkan dapat mengevaluasi dirinya sendiri dengan Pengumpulan data Dalam penelitian ini data tentang hasil penelitian diperoleh antara lain dari haasil penilaian dokumen perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru untuk dilaksanakan dalam proses kegiatan pembelajaran yang akan diamati pelaksanaanya. Selain itu juga data lain adalah data hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran oleh supervisor serta hasil wawancara dengan kepala sekolah. 4.3 Hasil Analisis Hasil Perencanaan Perencanaan adalah awal dari sebuah proses, berhasil tidaknya suatu kegiatan atau proses banyak bergantung pada perencanaannya. Begitupun dengan kegiatan penelitian yang akan peneliti lakukan. Dalam kegiatan perencanaan ini antara lain dihasilkan kisikisi penelitian, yang berfungsi untuk memberi arah langkah-langkah atau tahapan yang harus dilalui dalam pelaksanaan penelitian. Selain itu beberapa

12 124 instrumen yang digunakan untuk membantu dalam pengumpulan data, diantaranya instrumen pengamatan RPP, pengamatan proses pelaksanaan pembelajaran yang meliputi perilaku pembelajaran guru, perilaku belajar siswa, iklim pembelajaran, materi pembelajaran dan media pembelajaran,serta panduan wawancara dengan kepala sekolah. Hasil lain adalah tersusunnya program supervisi melalui teknik observasi dan data pendukung awal berupa dokumen hasil supervisi sebelumnya dari kepala sekolah Perangkat-perangkat tersebut di atas sangat membantu peneliti dalam melakukan penelitian sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan suatu kegiatan sangat bergantung pada kesiapan perencanaan yang dibuat Hasil Tindakan 1. Tindakan 1 Pada tindakan pertama, yaitu meliputi tahap pengamatan dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran, serta pengamatan pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran, pada saat tahap refleksi. Tindakan ini dikenakan pada lima orang guru yang menjadi sasaran supervisi pembelajaran tematik. Hasil pengamatan dituangkan dalam bentuk skor kualitatif. Hasil yang diperoleh dari pengamatan RPP dan proses kegiatan pembelajaran pada tindakan pertama adalah sebagai berikut:

13 125 Tabel 11: Hasil pengamatan Supervisi Pembelajaran Tindakan I Nilai Pengamatan KBM No Su bye k Nilai RPP Perilaku Guru Perilaku Siswa Iklim Materi Media RERA TA Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai 1 SK EM MS NH SP Rerata RPP Dari data diatas terlihat hasil yang dicapai untuk rata-rata lima orang guru dalam perencanaan pembelajaran (RPP) memperoleh nilai 63,3 dalam kategori baik. Jika dilihat dari nilai rerata lima orang guru untuk pengamatan kegiatan belajar mendapat nilai 56,3 kategori baik. Dalam pengamatan proses kegiatan belajar untuk indicator perilaku guru rata-rata guru memperoleh 62,1 kategori baik, indicator perilaku siswa, rata-rata guru memperoleh 40 kategori cukup, indicator iklim pembelajaran 67,5 kategori baik, indicator materi pembelajaran 53,3 kategori baik, indicator iklim pembelajaran 58,3 kategori baik. 2. Tindakan II Pada tindakan kedua, seperti pada tindakan pertama, yaitu meliputi tahap pengamatan dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran dan pengamatan pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran, dan

14 126 refleksi. Tindakan ini dikenakan pada lima orang guru yang menjadi sasaran supervisi pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari pengamatan RPP dan proses kegiatan pembelajaran tindakan kedua adalah sebagai berikut: Tabel 12: Hasil pengamatan Supervisi Pembelajaran Tindakan II N o Su by ek Nilai RPP Sko r Nila i Perilaku Guru Sko r Nila i Perilaku Siswa Sko r Nila i Sko r Nilai Pengamatan KBM Iklim Materi Media Nilai Sko r Nilai Sko r Nila i RERA TA 1 SK EM MS NH SP Rerata RPP Dari data diatas terlihat hasil yang dicapai untuk rata-rata lima orang guru dalam perencanaan pembelajaran (RPP) memperoleh nilai 75,9 dalam kategori sangat baik. Jika dilihat dari nilai rerata lima orang guru untuk pengamatan kegiatan belajar mendapat nilai 73,4 kategori baik. Dalam pengamatan proses kegiatan belajar untuk indicator perilaku guru rata-rata guru memperoleh 79,3 kategori sangat baik, indicator perilaku siswa, rata-rata guru memperoleh 66,7 kategori cukup, indicator iklim pembelajaran 82,5 kategori sangat baik, indicator materi pembelajaran 65 kategori baik, indicator iklim pembelajaran 73,3 kategori baik.

15 127 Hasil dari tindakan pertama dan kedua sudah ada pada tabel lima dan tabel enam. Hasil tersebut ditata kemudian peneliti pisahkan antara skor perolehan aspek perencanaan pembelajaran dan skor aspek pengamatan proses kegiatan belajar mengajar. Data skor tersebut terlihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 13: Hasil Pengamatan Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) No Subyek Tindakan 1 Tindakan 2 Nilai kategori Nilai kategori 1 SK 55.1 B 76.9 SB 2 EM 46.2 C 70.5 B 3 MS 67.9 B 87.2 SB 4 NH 70.5 B 85.9 SB 5 SP 60.3 B 59.0 B Rerata 63.3 B 75.9 SB Penilaian terhadap dokumen RPP dan perencanaan pembelajaran lainnya dilaksanakan sebelum pelaksanaan pengamatan proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen yang berbeda dari instrumen lembar pengamatan proses pembelajaran. Hasil penelitian terhadap dokumen perencanaan pembelajaran yang penulis observasi adalah rencana pelaksanaan pembelajaran mulai tindakan pertama dan kedua dapat dilihat dalam tabel 13 diatas. Dari data tabel diatas dapat didiskripsikan hasil dari setiap tindakan.

16 128 Hasil tindakan pertama dari lima orang guru yang disupervisi dokumen RPP ada empat guru yang telah mendapatkan kategori baik. satu guru mendapat kategori cukup. Hasil supervisi pada tindakan kedua untuk dokumen RPP ada tiga guru mendapat kategori sangat baik dan dua orang guru mendapat kategori baik. Pada tindakan kedua dokumen RPP yang digunakan guru sudah menunjukkan kualitas penyusunan guru sendiri, sehingga dapat dikatakan sudah ada peningkatan kemampuan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran. Untuk kegiatan proses belajar mengajar dari lima guru yang disupervisi melalui observasi kelas penulis melakukan pengamatan yang sama pada setiap tindakan. Lima instrumen pengamatan yaitu perilaku pembelajaran guru, perilaku belajar siswa, iklim pembelajaran, materi pembelajaran dan media pembelajaran. Penulis memperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 14: Hasil pengamatan perilaku pembelajaran guru No Subyek Perilaku Guru Tindakan 1 Tindakan 2 Nilai kategori Nilai kategori 1 SK B SB 2 EM B SB 3 MS B SB 4 NH B SB 5 SP B SB Rerata B SB

17 129 Hasil pengamatan proses kegiatan belajar melalui instrumen perilaku pembelajaran guru pada tindakan pertama di peroleh hasil kelima orang guru sudah mendapat kategori baik. pada tahap kedua kelimanya mendapat kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kualitas guru kelas awal dalam melakukan pembelajaran di kelas dalam keterampilan membuka pelajaran, keterampilan menjelaskan dan keterampilan mengadakan variasi, keterampilan mengelola kelas, keterampilan bertanya dan menjawab dalam menggunakan media, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan, serta keterampilan menutup pelajaran. Tabel 15: Hasil pengamatan perilaku belajar siswa No Subyek Perilaku Siswa Tindakan 1 Tindakan 2 Nilai kategori Nilai kategori 1 SK C B 2 EM C B 3 MS C B 4 NH B SB 5 SP C SB Rerata C B Hasil pengamatan perilaku belajar siswa pada tindakan pertama di peroleh hasil dari lima orang guru hanya satu mendapat kategori baik sedangkan keempat guru mendapat kategori cukup. Pada tahap kedua dua guru mendapat kategori sangat baik. sedang tiga orang guru mendapat kategori baik. dari

18 130 hasil rata-rata tindakan supervisi ada peningkatan kualitas dalam perilaku belajar siswa dalam mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran, memperhatikan penjelasan dari guru, melaksanakan diskusi kelompok, mempresentasikan hasil diskusi, bertanya dan menjawab pertanyaan, menyimpulkan pembelajaran dan mengerjakan soal evaluasi. Tabel 16: Hasil pengamatan iklim pembelajaran No Subyek Iklim Pembelajaran Tindakan 1 Tindakan 2 Nilai kategori Nilai kategori 1 SK SB SB 2 EM C B 3 MS B B 4 NH SB SB 5 SP B B Rerata B SB Hasil pengamatan iklim pembelajaran pada tindakan pertama di peroleh hasil dari lima orang guru hanya satu mendapat kategori cukup sedangkan dua guru mendapat kategori sangat baik dan dua guru kategori baik. Pada tahap kedua dua guru mendapat kategori sangat baik. sedang tiga orang guru mendapat kategori baik. Dari hasil rata-rata tindakan supervisi ada peningkatan kualitas dalam iklim pembelajaran. Menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif serta dapat mewujudkan ketauladanan, prakarsa dan kreativitas guru.

19 131 Tabel 17: Hasil pengamatan materi pembelajaran No Subyek Materi Pembelajaran Tindakan 1 Tindakan 2 Nilai kategori Nilai kategori 1 SK C B 2 EM C B 3 MS B B 4 NH B SB 5 SP C B Rerata B B Hasil pengamatan materi pembelajaran pada tindakan pertama di peroleh hasil dari lima orang guru tiga guru mendapat kategori cukup sedangkan dua guru mendapat kategori baik. Pada tahap kedua empat guru mendapat kategori baik. sedangkan satu orang guru mendapat kategori sangat baik. Dari hasil rata-rata tindakan supervisi ada peningkatan kualitas dalam materi pembelajaran meliputi keseimbangan antara keluasan dan kedalaman materi dengan waktu yang tersedia, materi disusun secara sistematis dan kontekstual sesuai tema, dan dapat menarik manfaat yang optimal dari perkembangan dan kemajuan iptek. Meskipun tidak terlalu signifikan.

20 132 Tabel 18: Hasil pengamatan media pembelajaran No Subyek Media Pembelajaran Tindakan 1 Tindakan 2 Nilai kategori Nilai kategori 1 SK B B 2 EM B B 3 MS B B 4 NH SB SB 5 SP C B Rerata B B Hasil pengamatan media pembelajaran pada tindakan pertama di peroleh hasil dari lima orang guru hanya satu mendapat kategori cukup sedangkan satu guru mendapat kategori sangat baik dan tiga guru kategori baik. Pada tahap kedua satu guru mendapat kategori sangat baik. Sedang empat orang guru mendapat kategori baik. Dari hasil rata-rata tindakan supervisi ada peningkatan kualitas dalam penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, mendukung isi materi pembelajaran, serta dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna Kualitas Pembelajaran 1. Hasil wawancara Kepala Sekolah Wawancara dengan kepala sekolah dilakukan tiga kali yaitu sebelum pelaksanaan penelitian, selama penelitian dan pasca penelitian. Dan hasil tiga kali wawancara menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran tematik guru kelas awal setelah

21 133 adanya supervisi akademik dengan teknik observasi. Hal tersebut dibuktikan dengan guru mau dan mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi kelas, dimana selama ini RPP yang digunakan guru hanya copi paste dari CD pembelajaran kurikulum 2013 yang isinya belum sesuai dengan kondisi di kelas. Dan masih ada guru melaksanakan pembelajaran tanpa mengacu pada RPP yang ada. Hal ini menunjukkan adanya perubahan peningkatan kualitas guru yaitu kemampuan guru dalam membuat karya yang kreatif seperti mempersiapkan media sebelum masuk kelas, selama ini guru SD Negeri Guntur 1 Demak sangat malas untuk mempersiapkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Dan selama disupervisi guru di SD Negeri Guntur 1 Demak ada keinginan untuk mempersiapkan media pembelajaran. Keinginan ini terutama bagi guru-guru muda. Iklim pembelajaran semakin kondusif setelah guru dalam pembelajaran mempersiapkan media pembelajaran serta memperhatikan materi juga waktu yang tersedia. Guru dapat melakukan pembiasaan yang baik bagi dirinya dan siswa untuk mewujudkan nilai keteladanan, gagasan dan kreatif 2. Hasil Respon guru pasca Observasi. Untuk mengetahui respon guru setelah melakukan supervisi pembelajaran tematik dan

22 134 dampak serta harapan guru terhadap kegiatan supervisi melalui observasi kelas penulis menggunakan wawancara dengan guru pasca penelitian. Semua guru akan menggunakan RPP dalam pelaksanaan pembelajaran setiap hari dengan cara menyusun sendiri yang disesuaikan dengan tema maupun kompetensi yang akan diajarkan pada siswa. Pendekatan saintifik lebih menyenangkan bagi guru maupun siswa di kelas karena siswa akan aktif belajar dengan penugasan yang telah disiapkan oleh guru sebelum mengajar. Sehingga dalam penilaian akan lebih memudahkan guru menentukan penilaian sesuai kompetensi yang diajarkan. 4.4 Hasil Uji Hipotesis Hipotesis awal penelitian adalah Apabila dalam pembelajaran tematik terpadu diberikan supervisi akademik melalui observasi kelas dengan memperhatikan kompetensi dan kebutuhan guru dalam pembelajaran yang tepat, maka diduga pembelajaran tematik di kelas 1, 2, 3 di SD Negeri Guntur I Kecamatan Guntur Kabupaten Demak akan meningkatkan kualitas guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran, perilaku guru dalam pembelajaran, perilaku pembelajaran siswa, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, dan media pembelajaran tematik. Hasil analisis data dari kedua tindakan adalah sebagai berikut: 1. Lima dari lima orang guru yang mendapat supervisi dengan teknik observasi kelas

23 135 memperoleh nilai kategori baik dalam aspek persiapan pembelajaran dalam menyusun rencana pembelajaran (RPP). 2. Lima dari lima orang guru yang mendapat supervisi dengan teknik observasi kelas memperoleh nilai kategori baik dalam aspek perilaku guru dalam pembelajaran, perilaku pembelajaran siswa, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, dan media pembelajaran tematik. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis awal penelitian ini terbukti, bahwa dalam pembelajaran tematik terpadu diberikan supervisi akademik melalui observasi kelas dengan memperhatikan kompetensi dan kebutuhan guru dalam pembelajaran yang tepat, maka pembelajaran tematik di kelas 1, 2, 3 di SD Negeri Guntur I Kecamatan Guntur Kabupaten Demak dapat meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran tematik. 4.5 Pembahasan Supervisi Akademik merupakan serangkaian kegiatan pengawasan dengan tujuan membantu guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran melalui usaha memotivasi, membimbing, membina dan mengarahkan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian fungsi supervisi akademik sebenarnya tidak untuk menilai guru dalam melaksanakan pembelajaran, namun untuk

24 136 membantu guru dalam mengembangkan potensinya. Namun untuk mengetahui bantuan apa yang harus diberikan pada seorang guru, maka supervisor atau kepala sekolah maupun pengawas sekolah perlu mengetahui kekurangan atau kelebihan yang dimiliki guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga dapat menentukan bantuan dengan tepat. Untuk mengetahui kualitas guru dalam pembelajaran maka cara yang tepat adalah dengan melakukan supervisi observasi kelas. Dalam melakukan pengamatan kegiatan pembelajaran supervisor harus menggunakan instrumen pengamatan, dimana dalam instrumen tersebut ada penskoran, sehingga tidak dapat dihindarkan dalam kegiatan supervisi secara implisit ada kegiatan penilaian. Karena dari hasil penskoran tersebut dapat diketahui kelemahan dan kelebihan seorang guru dalam pembelajaran di kelasnya. Pelaksanaan supervisi dengan teknik observasi dalam penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang ada dalam penelitian tindakan. Langkah-langkah tersebut meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaaan dan tahap refleksi. Pelaksanaan supervisi dengan teknik observasi dilaksanakan dalam dua tindakan dalam penelitian, untuk menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran tematik dari menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang terdapat pendekatan saintifik, maupun dalam perilaku guru, perilaku

25 137 pembelajaran siswa, iklim pembelajaran, materi pembeajaran dan media pembelajaran di kelas. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Purwanto (2009:88) tentang supervisi pengajaran atau supervisi akademik, bahwa supervisi pengajaran atau supervisi akademik merupakan kegiatan-kegiatan pengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi, baik guru maupun material atau RPP yang memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan. Penelitian yang penulis lakukan juga memiliki persamaan dengan penelitian Sharma, Yusoff, Kannan, dan Baba (2011), Ryan dan Gottfried (2012), Gongera Enock George, and et al. (2013), Tinab Mohammed (2014), Sri Giarti (2015). Kelima peneliti tersebut menyatakan bahwa pelaksanaan supervisi itu melibatan kepala sekolah, guru-guru dan pengawas sekolah, seorang supervisor penting untuk mengetahui diri sendiri maupun orang-orang yang sedang mereka supervisi. Bahwa supervisi untuk menyelidiki kualitas pembelajaran dan proses pembelajaran serta mengidentifikasi tantangan yang dihadapi di dalam pembelajaran. Walaupun diatas dikatakan penulis memiliki persamaan dengan penelitian terdahulu, namun ada ketidaksamaannya sehingga penelitian ini memang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini supervisi menggunakan teknik observasi

26 138 kelas. Teknik observasi kelas menjadikan supervisor akan mengenal secara langsung persoalan yang ada dilapangan. Seperti kesulitan guru dalam menyusun RPP yang sesuai dengan permendiknas no.103 Tahun Dimana penyusunan RPP dalam Kurikulum 2013 tersebut, dituntut untuk menggunakan pendekatan saintifik serta penilaian autentik dari aspek sikap (afektif), pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (Psikomotorik). Dalam penilaian autentik, mata pelajaran masih muncul sehingga guru kesulitan dalam menentukan kompetensi dalam melakukan penilaian yang meliputi aspek sikap (afektif), pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (Psikomotorik) kepada siswa. Penyusunan silabus dalam penelitian ini tidak dilakukan observasi oleh peneliti, karena silabus secara garis besar sudah ditetapkan oleh pemerintah. Pada penelitian ini penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah belum dapat dilaksanakan oleh guru-guru kelas awal terutama guru-guru muda. Untuk guru-guru muda masih perlu pendampingan dalam penyusunan RPP maupun dalam pelaksanaan proses belajar di kelas. Penelitian ini memberikan data bahwa guru dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 yang sudah berlangsung selama 3 tahun masih harus di dampingi dalam perencanaan pembelajaran. Pendampingan ini bisa dilanjutkan oleh supervisor baik kepala sekolah maupun pengawas sekolah. Kualitas pembelajaran

27 139 tematik meliputi perencanaan pembelajaran oleh guru kelas awal sebenarnya bukan hal yang baru, hal ini terlihat dari proses pelaksanaan pembelajaran yaitu perilaku guru, perilaku belajar siswa, iklim pembelajaran, materi pembelajaran dan media pembelajaran guru kelas awal rata-rata sudah memiliki kemampuan dalam mengelola kelas. Implikasi teoritis, supervisi pembelajaran dengan teknik observasi kelas dengan menekankan pendekatan saintifik dapat menjadi referensi teknik dalam supervisi pembelajaran di kelas bagi sekolah yang melaksanakan kurikulum Pelaksanaan kurikulum 2013 menentukan pendekatan saintifik sebagai pendekatan yang ilmiah yang diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Supervisor hendaknya selalu membuat instrument dengan mengikuti kurikulum yang berjalan di masing-masing satuan pendidikan. Implikasi praktis, supervisi pembelajaran dengan teknik observasi seperti dalam penelitian ini perlu dipublikasikan kepada kepala sekolah maupun pengawas sekolah, serta diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan supervisi pembelajaran terutama untuk supervisi bagi guru-guru muda serta bagi sekolah-sekolah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 atau yang akan melaksanakan Kurikulum 2013.

28 140 Dengan adanya kegiatan supervisi yang terprogram dan pelaksanaanya sesuai dengan tahapan dan prosedur yang benar seperti dalam penelitian ini, terbukti dapat meningkatkan kualitas guru, yaitu bagi guru-guru muda baik yang PNS maupun non-pns yang mengampu di kelas awal sehingga peningkatan kemampuan serta kualitas dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik dan pelaksanaan proses pembelajaran yang meliputi perilaku pembelajaran guru, perilaku belajar siswa, iklim pembelajaran, materi pembelajaran dan media pembelajaran serta mampu memberi motivasi terhadap guru muda. Supervisi diharapkan dapat dimanfaatkan bagi guru sebagai sumber informasi untuk meningkatkan kualitas guru kelas awal, karena faktor utama yang menjamin mutu sekolah menjadi lebih baik adalah sekolah yang memposisikan guru kelas awal dengan kualitas pembelajaran yang baik. Dari hasil penelitian ini bahwa peningkatan kualitas pembelajaran guru kelas awal diantaranya ditentukan oleh supervisi baik yang dilakukan oleh kepala sekolah maupun pengawas sekolah, yang pada akhirnya akan berimplikasi pada peningkatan prestasi siswa, baik prestasi akademik maupun non akademik di sekolah tersebut. Semua akan bermuara pada peningkatan mutu pendidikan. Melalui penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan kontribusi positif terhadap upaya

29 141 peningkatan kualitas pembelajaran tematik guru kelas 1, 2, 3 serta bagi para kepala SD dan pengawas dalam penguasaan dan kemampuannya dalam pelaksanakan supervisi akademik bagi guru-guru muda. Bertambahnya wawasan guru-guru kelas awal dalam pembelajaran tematik dengan memperhatikan pendekatan saintifik untuk membuat evaluasi menjadi lebih mudah. Penelitian ini menjadi referensi dalam penelitian-penelitian lebih lanjut sehingga tercipta kualitas pembelajaran yang lebih baik.

30 142

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) yang bertujuan untuk mengetahui upaya peningkatan kualitas pembelajaran tematik untuk guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Guntur 3, UPTD DIKPORA Kecamatan Guntur Kabupaten Demak. Saya memilih sekolah ini karena di sekolah

Lebih terperinci

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

12 Media Bina Ilmiah ISSN No 12 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RPP BERBASIS PAIKEM MELALUI WORKSHOP PADA SMP BINAAN KOTA MATARAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan yang termuat dalam Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan yang termuat dalam Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama dalam pengembangan sumber daya manusia pada suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan

Lebih terperinci

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

12 Media Bina Ilmiah ISSN No 12 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS PAIKEM MELALUI WORKSHOP PADA SD BINAAN KOTA MATARAM Oleh: I Nyoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemampuan yang dimiliki guru harus senantiasa dikembangkan agar kinerjanya semakin meningkat. Kenyataan yang terjadi hingga saat ini, bahwa kesadaran guru

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas XI TKJ 2 SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali tahun ajaran 2015/2016 semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan tema sebagai dasar pembelajaran untuk mengikat materi pelajaran yang terdiri dari beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Didalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Didalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan inti dari proses pendidikan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Didalam proses pembelajaran guru

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Isna Basonggo, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang telah dilaksanakan pada siklus I sampai dengan siklus II. Setelah penyajian hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Praktik mengajar merupakan kegiatan pokok pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), dimana mahasiswa ikut terlibat langsung dalam proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Natar Kabupaten Lampung Selatan dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Natar Kabupaten Lampung Selatan dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang siswa 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah SD Negeri 2 Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sejalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan ini mengenai deskripsi pra siklus, deskripsi siklus 1, dan deskripsi siklus 2. Deskripsi siklus 1 tentang perencanaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 tiap mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 tiap mata 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (sikap, keterampilan, pengetahuan). Proses belajar yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu sumber daya manusia dan membantu proses pembangunan nasional suatu negara. Pendidikan bertujuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri Barukan 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. SD Negeri Barukan 01 merupakan sekolah dasar yang

Lebih terperinci

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Seni Tari di SMA Negeri 2 Semarang

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Seni Tari di SMA Negeri 2 Semarang Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Seni Tari di SMA Negeri 2 Semarang Desi Kusuma Sari Alumni mahasiswa Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang desykoesumasari@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data MAN Purwodadi adalah Madrasah Aliyah Negeri yang terletak di kabupaten Grobogan jawa tengah, tepatnya di jalan diponegoro no. 22 Purwodadi. Sekolah tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional adalah aspek kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara,

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu kualitatif deskriptif. Akbar (2009:13)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pembelajaran di sekolah dasar hanya menekankan pada penguasaan konsep (kognitif) yang di uji dengan tes tulis obyektif dan subyektif sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia yang lebih baik lagi dan berkualitas. Akibat pengaruh itupendidikan mengalami kemajuan.

Lebih terperinci

10 Media Bina Ilmiah ISSN No

10 Media Bina Ilmiah ISSN No 10 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENETAPKAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) MELALUI WORKSHOP DI SD NEGERI 31 AMPENAN Oleh: Sri Banun Kepala SD Negeri 31 Ampenan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mandiri dan membentuk siswa dalam menuju kedewasaan. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. mandiri dan membentuk siswa dalam menuju kedewasaan. Pendidikan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal terpenting bagi setiap individu. Dengan adanya pendidikan yang diberikan kepada setiap individu dapat berpengaruh terhadap kehidupannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru salah satu faktor penentu kualitas pendidikan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Tentang SMP N 2 Dukuhwaru 1. Sejarah singkat SMP N 2 Dukuhwaru SMP N 2 Dukuhwaru tidak terlepas dari dukungan masyarakat yang dirintis oleh para tokoh masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan 12 orang puteri dengan tingkat kemampuan dan daya pikir berbeda.

BAB III METODE PENELITIAN. dan 12 orang puteri dengan tingkat kemampuan dan daya pikir berbeda. 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Subyek Subyek penelitain ini adalah seluruh siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pulau Pahawang yang berjumlah seluruh siswa 20 orang yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Kegiatan PPL ini dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan, mulai tanggal 10 Agustus 2015 11 september 2015. Selain itu, terdapat juga alokasi waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pemberian tugas merupakan suatu metode mengajar. Adapun pelaksanaan penelitian tindakan kelas, digunakan seperti berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. pemberian tugas merupakan suatu metode mengajar. Adapun pelaksanaan penelitian tindakan kelas, digunakan seperti berikut : 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian pembuatan tugas. Metode pemberian tugas merupakan suatu metode mengajar. Adapun pelaksanaan penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam proses pembelajaran siswa di sekolah, yang harus dapat membawa perubahan besar dalam meningkatkan

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING. Oleh

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING. Oleh EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING Pengembangan Model Pembelajaran Tematik Berorientasi Life Skills untuk Kelas Permulaan Sekolah Dasar Oleh Ketua Dr. Arju Muti'Ah, M.Pd NIDN:0012036007 Anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA MA Manbaul Ulum Karangawen Demak Tahun Pelajaran 2009-2010 dengan jumlah 38 peserta didik, terdiri dari 12 laki-laki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Model PTK Metode yang akan digunakan dalam penelitian adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Mc. Taggart. Pertimbangan yang mendasari penelitian metode

Lebih terperinci

Oleh: Musringah SD Negeri 2 Durenan Kabupaten Tranggalek

Oleh: Musringah SD Negeri 2 Durenan Kabupaten Tranggalek JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 251 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 1 SDN 1 DURENAN PADA TEMA PENGALAMANKU MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DI KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Makna penting pendidikan ini telah menjadi kesepakatan yang luas dari setiap elemen masyarakat.

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM Tri Sari Wijayanti Guru IPA SMAN 7 Mataram E-mail:- ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 pada tingkat dasar menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik saintifik mengedepankan

Lebih terperinci

Kelompok Materi : Materi Pokok

Kelompok Materi : Materi Pokok Silabus Pelatihan Silabus Pelatihan Kelompok Materi : Materi Pokok 87 Materi Pelatihan Alokasi Waktu :. d. Inspirasi Pembelajaran melalui Tayangan Video : JP (90 menit) No Kompetensi Uraian Materi Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah mempunyai tugas dalam pengembangan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah mempunyai tugas dalam pengembangan peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepala Sekolah mempunyai tugas dalam pengembangan peningkatan kualitas pendidikan ditingkat sekolah. Dalam hal ini bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menerapkan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang merupakan penelitian model Kemmis

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS II SDN 1 MLESE TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS II SDN 1 MLESE TAHUN AJARAN 2012/2013 PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS II SDN 1 MLESE TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Kegiatan PPL dilaksanakan kurang lebih selama dua setengah bulan, dimana mahasiswa PPL harus benar-benar mempersiapkan diri baik mental maupun

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Kegiatan PPL merupakan kegiatan untuk melakukan praktek kependidikan yang meliputi; melakukan praktek mengajar dan membuat administrasi pembelajaran

Lebih terperinci

: DENTA FITRIANA RAHAYU NIM. A54B

: DENTA FITRIANA RAHAYU NIM. A54B PUBLIKASI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 KRAJAN JATINOM KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013/2014 P Diajukan Oleh :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Deskripsi Awal Untuk memperoleh data awal sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan orientasi dan observasi terhadap guru kelas mengenai proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah Penelitian Tindakan (action research)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dari 20 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dari 20 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. 16 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C MTs Ma arif NU 1 Jatilawang tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 42 siswa, terdiri

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research. PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Prosedur penelitian dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur,

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Jeane Santi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di sekolah Dasar Negeri Mangunsari 01 Salatiga yang merupakan salah satu SD dengan subjek penelitian siswa

Lebih terperinci

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN : Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : 2088-5792 E ISSN : 2580-6513 http://journal.upgris.ac.id/index.php/malihpeddas UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENDEKATAN PAIKEM MELALUI TEKNIK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Rejowinangun Utara 03 Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang pada semester II tahun pelajaran 2012/

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM PENYUSUNAN RPP MELALUI SUPERVISI KLINIS BAGI GURU SLB DI KABUPATEN PEMALANG. Mutholib

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM PENYUSUNAN RPP MELALUI SUPERVISI KLINIS BAGI GURU SLB DI KABUPATEN PEMALANG. Mutholib Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 2, April 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM PENYUSUNAN RPP MELALUI SUPERVISI KLINIS BAGI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 01 Salatiga, dengan subyek penelitian yaitu siswa kelas 4. Total subyek

Lebih terperinci

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269 Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU YANG TELAH DISERTIFIKASI DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN PADA SEKOLAH BINAAN DI SAMBAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS TENTANG KENAMPAKAN ALAM MELALUI METODE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 JEMAWAN JATINOM, KLATEN TAHUN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS TENTANG KENAMPAKAN ALAM MELALUI METODE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 JEMAWAN JATINOM, KLATEN TAHUN NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS TENTANG KENAMPAKAN ALAM MELALUI METODE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 JEMAWAN JATINOM, KLATEN TAHUN 2013/2014 P Diajukan Oleh : ANITA CAHYANINGSIH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 06 Koto Gadang Guguk Kabupaten Solok semester II tahun ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 06 Koto Gadang Guguk Kabupaten Solok semester II tahun ajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tindakan kelas dalam tahapan berupa siklus-siklus dalam proses pembelajaran yang dilakukan di kelas IV

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITTIAN

BAB III METODE PENELITTIAN 17 BAB III METODE PENELITTIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian SD Negeri Weton Kulon terletak di desa Weton Kulon, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen dengan letak geografis di wilayah dataran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah SD Negeri 02 Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dengan jumlah siswa sebanyak 25 siswa yang

Lebih terperinci

LAPORAN LOGO SAKOLA SMP... GARUT. HASIL PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK SMP...GARUT Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester 1 (Satu)

LAPORAN LOGO SAKOLA SMP... GARUT. HASIL PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK SMP...GARUT Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester 1 (Satu) LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK SMP...GARUT Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester 1 (Satu) LOGO SAKOLA Disusun Oleh : N a m a : NIP : Jabatan : Kepala SMP... Garut DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN SENI KERAJINAN BATIK DAN CHARACTER BUILDING

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN SENI KERAJINAN BATIK DAN CHARACTER BUILDING PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN SENI KERAJINAN BATIK DAN CHARACTER BUILDING DENGAN MENGGUNAKAN METODE LESSON STUDY DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI KERAJINAN JURUSAN SENI RUPA FBS UNY Oleh: Ismadi Mardiyatmo

Lebih terperinci

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

NICO SATYA YUNANDA A54F100019 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUGIHMANIK KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berada. Pada dasarnya setiap peserta didik sudah memiliki potensi yang baik di. dapat berkembang melalui proses pembelajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. berada. Pada dasarnya setiap peserta didik sudah memiliki potensi yang baik di. dapat berkembang melalui proses pembelajaran. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dunia teknologi dan infomasi dewasa ini tidak terlepas kaitannya dengan dunia pendidikan. Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 Pelaksanaan siklus 1 dengan kompetensi dasar mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini merupakan akhir dari rangkaian kajian terhadap masalah yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini merupakan akhir dari rangkaian kajian terhadap masalah yang BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan akhir dari rangkaian kajian terhadap masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Sebagai bagian akhir maka bab ini akan menyajikan benang merah terhadap

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL Heddi Dongoran Guru di SD Negeri 349 Tanjung Kapa Mandailing Natal Surel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pembelajaran di sekolah harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik pada

Lebih terperinci

Guslan, Yusuf Kendek Paluin, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Guslan, Yusuf Kendek Paluin, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Energi Panas Pembelajaran IPA Kelas IV SDN No 2 Balukang Guslan, Yusuf Kendek Paluin, dan Ratman Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan yang wajib ditempuh oleh mahasiswa S1 UNY program kependidikan karena orientasi utamanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen. Sekolah ini terdiri dari enam

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Yanti Jasni, S.Pd Guru SDN 34 Gantung Ciri ABSTRAK

Disusun Oleh : Yanti Jasni, S.Pd Guru SDN 34 Gantung Ciri ABSTRAK Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Saintifik Di Kelas VI SD Negeri 34 Gantung Ciri Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Saintifik

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemahaman guru Sejarah Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Perangkat Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Perangkat Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Sekolah Menegah Pertama (SMP) Negeri 2 Pengasih merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang berlokasi di Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo. SMP Negeri

Lebih terperinci

SUPLEMEN KEPALA SEKOLAH

SUPLEMEN KEPALA SEKOLAH SUPLEMEN KEPALA SEKOLAH SUPLEMEN MATERI PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI PENGAWAS SEKOLAH DASAR Diterbitkan oleh: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian SMP Negeri 3 Pakem berlokasi di Dusun Pojok, Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013 PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013 Oleh: Dr. Widarto, M.Pd. DISAMPAIKAN PADA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) GELOMBANG 4 TAHUN 2014 DI LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi manusia karena pendidikan terkait dengan kehidupan sehari-hari maka dari itu manusia membutuhkan pendidikan agar mampu mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. PERSIAPAN 1. Mengikuti mata kuliah pengajaran mikro 2. Sosialisasi dan Koordinasi 3. Observasi

BAB II PEMBAHASAN A. PERSIAPAN 1. Mengikuti mata kuliah pengajaran mikro 2. Sosialisasi dan Koordinasi 3. Observasi BAB II PEMBAHASAN Kegiatan PPL dirancang untuk mengembangkan dan memberdayakan sumber daya yang ada di lokasi PPL yakni SMA Negeri 1 Mlati, Sleman, Yogyakarta. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu didukung

Lebih terperinci

BAB II KEGIATAN PPL A. Persiapan 1. Pengajaran Mikro 2. Pembekalan PPL 3. Observasi

BAB II KEGIATAN PPL A. Persiapan 1. Pengajaran Mikro 2. Pembekalan PPL 3. Observasi BAB II KEGIATAN PPL A. Persiapan Dalam rangka persiapan pelaksanaan PPL, maka diadakan beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut: 1. Pengajaran Mikro Kegiatan Pengajaran Mikro adalah prasyarat yang harus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat, Klaten berdiri pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat, Klaten berdiri pada 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Profil Tempat Penelitian Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah SMP Negeri 3 Bayat yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat,

Lebih terperinci

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN PENCAMPURAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK BTK AISYIYAH GONDANG TAHUN AJARAN 2013/2014

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN PENCAMPURAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK BTK AISYIYAH GONDANG TAHUN AJARAN 2013/2014 UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN PENCAMPURAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK BTK AISYIYAH GONDANG TAHUN AJARAN 2013/2014 Disusun Oleh MARINEM A53B111023 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci