Penerapan Metode Empirical Best Linear Unbiased Prediction (EBLUP) pada Model Fay-Herriot Small Area Estimation (SAE)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penerapan Metode Empirical Best Linear Unbiased Prediction (EBLUP) pada Model Fay-Herriot Small Area Estimation (SAE)"

Transkripsi

1 Prosiding I MaNIs (eminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol.1, 1, Juli 017, Hal p-in: ; e-in: X Halaman 31 Penerapan Metode Empirical Best Linear Unbiased Prediction () pada Model Fay-Herriot mall Area Estimation (AE) Luthfatul Amaliana 1, Evellin Dewi Lusiana 1 Jurusan Matematika, Universitas Brawijaya Malang Jurusan Manajemen umber Daya Perairan, Universitas Brawijaya Malang() Info Artikel Riwayat Artikel: Diterima: 15 Mei 017 Direvisi: 1 Juni 017 Diterbitkan: 31 Juli 017 Kata Kunci:, Model Fay-Herriot, AE, mall area ABTRAK mall area digambarkan sebagai suatu area geografis kecil, seperti desa/kelurahan, kecamatan, atau kabupaten. Ukuran sampel yang kecil dari small area menyebabkan estimasi parameter secara langsung tidak mampu menghasilkan ketelitian yang cukup baik. Metode Empirical Best Linear Unbiased Prediction () pada mall Area Estimation (AE) menjadi salah satu solusi untuk permasalahan estimasi pada model small area, yaitu model Fay-Herriot. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari estimator model Fay-Herriot yang bersifat linier, unbiased, dan terbaik serta diaplikasikan pada kasus kemiskinan di Kabupaten Jember. alah satu ukuran kebaikan estimator yaitu dari Mean quare Error (M) hasil estimasi. Dalam penelitian ini, metode Lagrange digunakan untuk memperoleh M yang minimum. Hasil estimasi pengeluaran rumah tangga per kapita di desa di Kabupaten Jember menunjukkan bahwa hasil estimasi lebih baik dibandingkan hasil estimasi langsung. Copyright 017 I MaNIs. All rights reserved. Corresponding Author: Luthfatul Amaliana, Jurusan Matematika, Universitas Brawijaya Malang, Jl. Veteran, Malang, Jawa Timur, Indonesia luthfatul@ub.ac.id 1. PENDAHULUAN mall area didefinisikan sebagai suatu subpopulasi kecil atau gambaran suatu area geografis kecil yang dapat berupa desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten, kelompok suku, maupun kelompok umur. uatu teknik statistika yang memanfaatkan informasi tambahan (auxiliary variables), seperti data sensus dan atau catatan administratif small area tersebut, maupun catatan administratif small area lain yang memiliki karakteristik hampir sama dinamakan small area estimation [4]. Estimasi parameter pada small area dapat dilakukan secara langsung (direct estimation) dan tidak langsung (indirect estimation). Namun, ukuran sampel small area menjadi permasalahan dalam estimasi langsung yang sering menggunakan model desain penarikan sampel, small area yang diamati memiliki ukuran sampel kecil. Hal ini dikarenakan, estimator langsung tidak dapat menghasilkan ketelitian yang cukup atau dengan kata lain memiliki standar error estimasi yang besar. Berbeda dengan estimasi langsung, pada estimasi tidak langsung terdapat model penghubung antara small area yang satu dengan small area lainnya melalui auxiliary variables. Model penghubung inilah yang disebut sebagai model eksplisit atau model small area. Model small area termasuk dalam General Linear Mixed Model (GLMM), karena mengandung pengaruh acak small area yang menjelaskan variasi antar small area yang belum dijelaskan oleh auxiliary variables [1]. Model small area terbagi menjadi model area level dan model unit level, berdasarkan ketersediaan datanya. Kasus khusus paling sederhana dari model area level adalah model Fay-Herriot. Parameter pada model Fay-Herriot dapat diestimasi dengan metode Bayes dan non-bayes. Namun, estimasi parameter dengan metode Bayes membutuhkan informasi prior yang jarang tersedia dalam data. edangkan metode estimasi non-bayes dapat dilakukan dengan metode BLUP (Best Linear Unbiased Prediction) dan (Empirical Best Linear Unbiased Laman Prosiding:

2 Prosiding I MaNIs (eminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Halaman 313 Prediction). Perbedaan diantara kedua metode non-bayes tersebut terletak pada informasi pengaruh acak small area, yang pada metode BLUP sudah diketahui, sedangkan pada metode tidak diketahui dan harus diestimasi secara empiris. Dalam penelitian ini, parameter model Fay-Herriot akan diestimasi dengan metode, dimana estimator akan bersifat linier, tak-bias (unbiased), dan terbaik (best) [4]. Berdasarkan uraian di atas, estimasi langsung pada small area dengan ukuran sampel kecil akan menghasilkan standar error estimasi yang besar. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan estimasi tidak langsung, yang dalam penelitian ini dilakukan dengan metode pada kasus khusus model small area yaitu model Fay-Herriot.. TINJAUAN PUTAKA.1 General Linear Mixed Model (GLMM) Pandang bentuk model regresi linear berganda [3] berikut ini: y = Xβ + ε dimana y : vektor dari variabel respon, berukuran nx1 X : matriks dari variabel prediktor, berukuran nxp, dimana p = k + 1 β : vektor dari parameter, berukuran px1 ε : vektor dari error, berukuran nx1, dengan ε i ~ NID (0, σ ). Pada model regresi linear tersebut, pengaruh tetap yang terkandung di dalam model telah diperhatikan, yaitu X. Namun, pengaruh acak yaitu v, tidak terkandung di dalam model. edangkan bentuk General Linear Mixed Model adalah sebagai berikut: y = Xβ + Zv + e dimana y : vektor dari variabel respon, bersifat random, berukuran nx1 X : matriks full rank dari variabel prediktor yang diketahui, berukuran nxp β : vektor dari parameter, bersifat fixed, berukuran px1 Z : matriks full rank dari variabel prediktor yang diketahui, berukuran nxh v : vektor dari parameter, bersifat random, berukuran hx1 e : vektor dari error, bersifat random, berukuran nx1 dengan asumsi: E(v) = 0, E(e) = 0, v dan e saling independen, E(vv T ) = G, E(ee T ) = R Karena v dan e saling independen, maka cov(v, e) = cov(e, v) = 0, sehingga corr(v, e) = 0. G dan R masingmasing adalah matriks varians-kovarian dari v dan e yang elemen-elemennya merupakan fungsi dalam δ = (δ 1, δ,, δ q ) T. δ adalah vektor parameter dari variansi v dan e. Bentuk dari matriks G dan R yaitu: g 11 (δ) g 1 (δ) g 1h (δ) g G(δ) = ( 1 (δ) g (δ) g h (δ) ) g h1 (δ) g h (δ) g hh (δ) dan r 11 (δ) r 1 (δ) r 1n (δ) r R(δ) = ( 1 (δ) r (δ) r n (δ) ) r n1 (δ) r n (δ) r nn (δ) edangkan E(y) dan var(y) didapat dari: E(y) = Xβ var(y) = ZGZ T + R = V(δ) dengan V(δ) menyatakan matriks varians-kovarian dari y [4].. Model Area Level Model area level adalah salah satu jenis model small area, dimana data pendukung yang tersedia hanya sampai pada tingkat area, yaitu z i T = (z 1i,, z pi ). Parameter small area yang ingin diamati adalah θ i. Parameter small area ini berhubungan linear dengan z i T mengikuti model linear berikut: θ i = z i T β + b i v i i = 1,, m Penerapan Metode Empirical Best Linear Unbiased Prediction pada Model Fay-Herriot mall Area Estimation

3 Halaman 314 p-in: ; e-in: X dengan β = (β 1,, β p ) T adalah vektor parameter yang fixed, berukuran px1 b i konstanta positif yang diketahui v i pengaruh acak small area, diasumsikan v i ~iid(0, σ v ) m jumlah small area. Namun, dalam membuat kesimpulan tentang populasi di bawah model area level, diasumsikan estimator langsung θ i telah ada pada model dan dapat dituliskan sebagai: θ i = θ i + e i i = 1,, m dimana e i adalah sampling error yang diasumsikan diketahui dengan e i ~ind(0, ψ i ). Kedua model linear di atas, jika digabungkan akan menjadi: θ i = z T i β + b i v i + e i i = 1,, m dengan asumsi bahwa v i ~iid(0, σ v ) dan e i ~ind(0, ψ i ). Model ini merupakan salah satu kasus khusus dari General Linear Mixed Model (GLMM) dengan block diagonal covariance structure, yaitu GLMM dengan matriks varianskovarians dari v i, e i, dan θ i masing-masing sebagai berikut: σ v 0 0 G = 0 σ v 0 ( 0 0 σ v ) ψ ψ R = ( 0 ) 0 0 ψ n dan σ v + ψ V = G + R = 0 σ v + ψ 0 ( 0 0 σ v + ψ n ) Pada model area level ini, yang akan diestimasi adalah parameter small area, yaitu θ i = z T i β + b i v i, i = 1,, m..3 Model Fay-Herriot Model Fay-Herriot diperkenalkan oleh Fay dan Herriot (1979), sebagai model dasar untuk mengestimasi pendapatan per kapita pada small area - small area (dengan populasi yang kurang dari jiwa penduduk) di Amerika erikat. Model Fay-Herriot ini merupakan kasus model area level pada mall Area Estimation (AE) dengan b i = 1. Berikut akan didefinisikan bentuk model Fay-Harriot yang memiliki estimator langsung θ i dan vektor variabel pendukung z T i.bentuk model Fay-Herriot [4] adalah sebagai berikut: θ i = z T i β + v i + e i i = 1,,, m = θ i + e i dengan θ i : estimator langsung, berukuran 1x1 θ i : parameter small area, berukuran 1x1 z i : vektor variabel pendukung, berukuran px1 β : vektor parameter yang fixed, berukuran px1 v i : pengaruh acak small area, berukuran 1x1, diasumsikan v i ~ NID (0, σ v ) e i : sampling error, berukuran 1x1, diasumsikan e i ~ NID (0, ψ i ), ψ i diketahui, dimana v i dan e i saling independen, sehingga E(v i e T i ) = E(e i v T i ) = 0 dan E(v i v T i ) = σ v. Matriks varianskovarians dari v i dan e i yaitu masing-masing G dan R merupakan matriks block diagonal dengan bentuk: 0 0 dan σ v G = 0 σ v 0 ( 0 0 σ v ) ψ ψ R = ( 0 ) 0 0 ψ n Prosiding I MaNIs (eminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol.1, 1, Juli 017:

4 Prosiding I MaNIs (eminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Halaman 315 Matriks G merupakan matriks varians-kovarians, definit positif, berukuran nxn, dari variansi antar small area, yang biasanya tidak diketahui dan harus diestimasi. Matriks R adalah matriks varians-kovarians definit positif berukuran nxn dari sampling error. edangkan V = G + R adalah matriks varians-kovarians dari θ i, yang berbentuk: + ψ V = ( σ v 0 σ v + ψ σ v + ψ n ) Pada model Fay-Herriot ini, parameter yang akan diestimasi adalah θ i = z i T β + v i, menggunakan metode..4, intetik, dan Komposit.4.1 Pada model Fay-Herriot parameter small area (θ i ) diestimasi secara langsung dengan θ i. Nilai θ i ini berhubungan secara linear dengan θ i mengikuti model linear: θ i = z T i β + v i + e i = θ i + e i i = 1,, m θ i dimana e i adalah sampling error pada area ke i yang diasumsikan diketahui dengan e i ~NID (0, ψ i ). Estimasi langsung ini dilakukan hanya berdasarkan pada data dari sampel dalam small area. Namun, estimator langsung yang dihasilkan memiliki standar error yang besar karena ukuran sampel dari small area yang diamati terlalu kecil [4]..4. intetik sintetik dengan informasi variabel-variabel pendukung (auxiliary variables) yang tersedia pada area ke i, yaitu z i T, dapat dinyatakan dalam bentuk: θ i = zi T β ; i = 1,,, m dengan z i berukuran px1 dan β merupakan vektor parameter yang fixed, berukuran px1. Definisi estimator sintetik dijelaskan oleh Gonzales (1973) dalam [4], bahwa suatu estimator dikatakan estimator sintetik jika suatu estimator langsung yang reliable untuk area luas yang mencakup small area - small area, digunakan untuk menurunkan estimator tidak langsung untuk small area, di bawah asumsi small area tersebut memiliki karakteristik yang sama seperti area yang luas. Kelemahan dari estimator ini adalah memiliki bias yang besar dikarenakan adanya asumsi kesamaan karakteristik antara small area dengan area yang luas..4.3 Komposit Estimasi pada small area menggunakan dua jenis estimator (estimator langsung dan estimator sintetik) memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. langsung bersifat unbiased karena hanya berdasarkan pada data sampel dari small area tersebut. Namun, estimator ini kurang stabil, karena memiliki standar error yang besar. edangkan estimator sintetik telah memiliki standar error yang lebih baik dari estimator langsung, tetapi memiliki bias yang besar. Oleh karena itu, untuk menyeimbangkan ketidakstabilan dari estimator langsung dan bias yang besar dari estimator sintetik, dibentuk estimator komposit yang merupakan rata-rata terboboti dari estimator langsung dan estimator sintetik. Bentuk estimator komposit yaitu: θ ic = φi θ i + (1 φ i )θ i ; i = 1,,, m = φ i θ i + (1 φ i )z i T β dengan φ i merupakan bobot yang dipilih, 0 φ i 1 dan m menunjukkan banyaknya small area. Bobot optimal untuk estimator komposit diperoleh dengan meminimalkan M [θ ic ] terhadap φi dengan asumsi cov (θ i, θ i ) = 0. Bobot optimal tersebut dinyatakan sebagai [4]: M φ [θ i ] i = M[θ i] + M [θ i ].5 Mean quared Error (M) Misalkan θ merupakan suatu parameter dan θ merupakan estimator θ. M dari θ didefinisikan sebagai: Misalkan: E[θ ] = a, yang belum tentu θ, M[θ ] = E[(θ θ) ] = E[(θ a + a θ) ] = E[(θ a) + (θ a)(a θ) + (a θ) ] = E[(θ a) ] + E[(θ a)](a θ) + E[(a θ) ] Penerapan Metode Empirical Best Linear Unbiased Prediction pada Model Fay-Herriot mall Area Estimation

5 Halaman 316 p-in: ; e-in: X = E[(θ a) ] + E[(θ a)] (a θ) + E(a θ) =0 M[θ ] = var[θ ] + [bias(θ ) ] ; karenae[(θ a)] = 0 Berdasarkan definisi M, jika θ yang diperoleh unbiased, maka M θ akan sama dengan variansi θ. edangkan standar error dari θ didefinisikan sebagai akar kuadrat positif dari M[θ ]. Nilai M dari suatu estimator memiliki peranan penting untuk diketahui, salah satunya untuk mengukur seberapa baik estimator yang diperoleh [4]. 3. METODOLOGI PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data usenas 008 dan data Potensi (PODE) 008 yang diperoleh dari Badan Pusat tatistik (BP). Berdasarkan Laporan BP 007, Jawa Timur merupakan propinsi paling miskin di Pulau Jawa dan Kabupaten Jember merupakan satu di antara kota/kabupaten yang memiliki tingkat kemiskinan paling tinggi. Kabupaten Jember terdiri dari 47 desa, dimana 14,17% nya (35 desa) terpilih sebagai sampel pada usenas 008. etiap desa terpilih, 14 sampai dengan 16 rumah tangga terpilih sebagai sampel, sehingga jumlah keseluruhan rumah tangga sampel adalah 549 rumah tangga. Jumlah rumah tangga yang menjadi sampel pada setiap desa tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah rumah tangga di masing-masing desa, yaitu berkisar antara 0,1% sampai dengan 1,67% []. Dalam penelitian ini, estimasi pengeluaran rumah tangga per kapita per bulan di desa di Kabupaten Jember dilakukan dengan metode. etelah diperoleh estimator pengeluaran rumah tangga per kapita, kemudian dicari Mean quared Error (M) nya dan dibandingkan dengan M dari hasil estimasi langsung, untuk mengetahui metode penaksiran mana yang lebih baik. Data variabel-variabel pendukung (auxiliary variables) diperoleh dari data PODE 008. Berdasarkan ketersediaan data PODE, dipilih variabel-variabel pendukung yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran rumah tangga [5]. atuan masing-masing variabel berbeda-beda, sehingga dalam penelitan ini dilakukan standarisasi. Variabel-variabel pendukung tersebut antara lain: a. persentase keluarga yang menggantungkan hidupnya pada pertanian (z 1 T ), b. jumlah keluarga yang menerima askeskin dalam satu tahun terakhir(z T ), c. jumlah keluarga pengguna listrik PLN (z 3 T ), d. jumlah keluarga yang mengenyam pendidikan D, MP, MA, dan PT (z 4 T ), e. jumlah keluarga yang tinggal di pemukiman kumuh (z 5 T ), f. jumlah keluarga yang memiliki urat Keterangan Tidak Mampu (KTM) dan satu tahun terakhir (z 6 T ), g. jumlah keluarga yang pernah belajar di lembaga pendidikan dan ketrampilan (z 7 T ), h. jumlah keluarga yang memiliki anggota keluarga sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) (z 8 T ). 4. HAIL DAN ANALII Dalam penelitian ini, estimasi parameter pada model Fay-Herriot dilakukan untuk memperoleh estimator. elanjutnya, estimasi langsung dan estimasi tidak langsung dengan metode diterapkan untuk mengestimasi pengeluaran rumah tangga per kapita di desa di Kabupaten Jember. Pengeluaran rumah tangga per kapita merupakan indikator suatu keluarga dikatakan sebagai rumah tangga miskin. Untuk mengetahui seberapa baik estimator yang diperoleh, nilai M dari kedua estimator dibandingkan, nilai M yang lebih kecil menunjukkan estimator lebih baik Metode pada Model Fay-Herriot Berbeda dengan metode BLUP yang variansi pengaruh acak small area sudah diketahui, pada estimasi parameter model Fay-Herriot dengan metode, variansi pengaruh acak (σ v ) small area tidak diketahui nilainya, sehingga harus diestimasi dari data empiris. alah satu metode yang dapat digunakan adalah metode Maximum Likelihood (ML), dengan mean dan variansi dari θ i yaitu: E(θ i) = z T i β var(θ i) = σ v + ψ i. Oleh karena v i dan e i berdistribusi Normal, maka θ i juga berdistribusi Normal. Dengan demikian, θ i ~ N(z T i β, (σ v + ψ i )). edangkan fungsi likelihood dan log-likelihood dari θ i yaitu: L(β, σ v ; θ i) = f(θ i) = 1 (π) 1 (σ v + ψ i ) 1 exp [ 1 ((θ i z T i β) T (σ v + ψ i ) 1 (θ i z T i β))] Prosiding I MaNIs (eminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol.1, 1, Juli 017:

6 Prosiding I MaNIs (eminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Halaman 317 ln L(β, σ v ; θ i) = 1 ln(π) 1 [ln(σ v + ψ i ) + (θ i z T i β) T (σ v + ψ i ) 1 (θ i z T i β)] Fungsi log-likelihood dari θ i kemudian diturunkan terhadap σ v, dinotasikan dengan s(β, σ v ), sehingga untuk differensial terhadap elemen ke j diperoleh formula: s j (β, σ v ) = ln L(β, σ v ; θ i) = 1 1 σ v (σ v + ψ i ) + 1 (θ i z T i β) T (θ i z T i β) (σ v + ψ i ) Berdasarkan prosedur metode Maximum Likelihood, akan dicari solusi dari persamaan: 1 1 (σ v + ψ i ) = 1 (θ i z T i β) T (θ i z T i β) (σ v + ψ i ) dimana σ v tidak dapat diselesaikan secara analitik. Oleh karena itu, estimator σ v diselesaikan secara numerik, menggunakan coring Algorithm, dengan iterasi ke (a + 1) [4]: dimana dan σ (a+1) v = σ (a) v + [L(σ (a) v )] 1 s(β (σ v ) (a), σ (a) v ) L(σ v ) = ln L(β, σ v ; θ i) σ = 1 1 v σ v (σ v + ψ i ) s(β, σ v ) = (θ i z T i β ) + ψ i (σ v + ψ i ) σ v Proses iterasi tersebut berhenti jika (σ v )(a+1) (σ v )(a), yang dalam penelitian ini, ditetapkan (σ v )(a+1) (σv )(a) < Kemudian (σ v )(a+1) yang diperoleh merupakan estimator σ v. Berdasarkan bentuk estimator komposit, maka estimator pada model Fay-Herriot yang bersifat linear, unbiased, dan terbaik (memiliki standar error kecil), berbentuk [4]: (T(θ i)) (σ ) v = φi θ i + (1 φ i )z T i β dengan = z i T β + (σ v = z T i β + v i σ v + ψi ) (θ i z i T β ) β (σ v ) = (zi (σ v + ψi ) 1 z T i ) 1 z i (σ v + ψi ) 1 θ i v (σ i v ) = (σ v σ v +ψi ) (θ i z T i β (σ v )). 4.. Penerapan Metode pada Kasus Kemiskinan di Kabupaten Jember Dalam penelitian ini, data yang digunakan sebagai estimator langsung adalah rata-rata pengeluaran rumah tangga per kapita per bulan di desa di Kabupaten Jember. langsung dan variansi sampel dihitung dari data pengeluaran rumah tangga per kapita yang terpilih menjadi sampel pada usenas 008, sejumlah 35 desa. Berdasarkan variansi sampel tersebut dapat dihitung nilai M dari estimator langsung. Estimasi langsung pengeluaran rumah tangga per kapita per bulan di desa di Kabupaten Jember dilakukan menggunakan software Ms. Excel. langsung pengeluaran rumah tangga per kapita per bulan di desa di Kabupaten Jember (θ i) didapat dengan menghitung rata-rata pengeluaran rumah tangga per kapita di setiap desa, yaitu: θ i = Jumlah pengeluaran rumah tangga per kapita di desa-i Jumlah rumah tangga di desa-i edangkan M dan standar error () yang merupakan akar kuadrat positif dari M estimator langsung, dihitung dengan: M(θ i) = s i, dengan s n i = 1 n i i n i 1 i (θ i θ i ) θ i = M(θ i) Penerapan Metode Empirical Best Linear Unbiased Prediction pada Model Fay-Herriot mall Area Estimation

7 Halaman 318 p-in: ; e-in: X Hasil estimasi langsung pengeluaran rumah tangga per kapita per bulan di desa di Kabupaten Jember (θ i) disajikan pada Tabel 1. Pengujian asumsi normalitas dengan Uji Kolmogorov-mirnov menunjukkan estimator langsung pengeluaran rumah tangga per kapita memenuhi asumsi normalitas. Tabel 1. Pengeluaran Rumah Tangga per Kapita per Bulan di di Kabupaten Jember (dalam Rupiah) Tabel 1 menunjukkan tiga desa dengan pengeluaran rumah tangga per kapita yang cukup tinggi dibanding desa yang lain, yaitu desa ke-18, desa ke-7, dan desa ke-3, dimana desa yang memiliki pengeluaran rumah tangga per kapita tertinggi adalah desa ke-18, sebesar Rp ,-. Estimasi tidak langsung pengeluaran rumah tangga per kapita di desa di Kabupaten Jember dilakukan menggunakan software R, yaitu program ML.r. Berdasarkan output program ML.r, diperoleh estimator pengaruh tetap, β = (β 1,, β 8) T dan pengaruh acak, v, i yang masing-masing diberikan pada Tabel dan Tabel 3. Tabel. Pengaruh Tetap β β 1 β β 3 β 4 β 5 β 6 β 7 β Tabel 3. Pengaruh Acak v i v i v i v i v i v i v i Pengujian asumsi normalitas menggunakan Uji Kolmogorov-mirnov juga menunjukkan estimator pengaruh acak small area berdistribusi Normal. Dengan mengambil nilai awal σ v (0) = , diperoleh estimator variansi pengaruh acak menggunakan coring Algorithm yaitu σ v = pengeluaran rumah tangga per kapita per bulan di desa di Kabupaten Jember (θ i) disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Pengeluaran Rumah Tangga per Kapita per Bulan di di Kabupaten Jember (dalam Rupiah) Berdasarkan Tabel 4, desa-desa yang memiliki pengeluaran rumah tangga per kapita cukup tinggi adalah desa ke-18, desa ke-7, dan desa ke-3, dimana desa yang memiliki pengeluaran rumah tangga per kapita tertinggi adalah desa ke-18, yaitu sebesar Rp ,-. Perbandingan nilai standar error kedua estimator (langsung dan ) dirangkum dalam Tabel 5 dan disajikan dalam bentuk diagram batang pada Gambar 1. Tabel 5 dan Gambar 1 menunjukkan bahwa nilai standar error dari estimator lebih kecil dibanding standar error dari estimasi langsung. Oleh karena itu, estimasi tidak langsung () dikatakan lebih baik daripada estimasi langsung dalam kasus kemiskinan di Kabupaten Jember. Prosiding I MaNIs (eminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol.1, 1, Juli 017:

8 Prosiding I MaNIs (eminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Halaman 319 Tabel 5. Perbandingan tandar Error & Pengeluaran Rumah Tangga per Kapita per Bulan di di Kabupaten Jember (dalam Rupiah) Perbandingan & Taksiran Taksiran Gambar 1. Grafik Perbandingan tandar Error dan Pengeluaran Rumah Tangga per Kapita per Bulan di di Kabupaten Jember 5. KEIMPULAN mall area merupakan gambaran area geografis kecil atau subpopulasi kecil. Karena areanya yang kecil, estimasi langsung pada small area menghasilkan standar error yang besar, sehingga perlu dilakukan estimasi tidak langsung yang dalam penelitian ini menggunakan metode. Bentuk estimator merupakan rataan terboboti untuk menyeimbangkan bias yang besar dari estimator langsung dan ketidakstabilan estimator sintetik, dengan bobot yang optimal. Nilai M digunakan untuk mengetahui seberapa baik kedua estimator yang diperoleh. menghasilkan nilai M yang lebih kecil dibanding M estimator langsung. Oleh karena itu, estimator pengeluaran rumah tangga per kapita per bulan di desa di Kabupaten Jember pada model Fay- Herriot lebih baik dibanding estimator langsung. Untuk penelitian berikutnya, pengaruh spasial pada small area dapat diperhitungkan dengan menggunakan metode pasial. REFERENI [1] Caroline, L. C. Penaksiran Pengeluaran per Kapita di Kabupaten Lumajang dengan Menggunakan Metode Empirical Best Linear Unbiased Prediction () pada mall Area Estimation (AE). Depok: Dept. Matematika, FMIPA, UI; 010. [] Matualage, D. Metode Prediksi Tak Bias Linear Terbaik Empiris pasial Pada Area Kecil Untuk Pendugaan Pengeluaran per Kapita. Bogor: ekolah Pasca arjana, IPB; 01. [3] Montgomery, D. C., Peck, E. A., & Vining, G. G. Introduction to Linear Regression Analysis. New York: John Wiley and ons, Inc; 001. [4] Rao, J. N. mall Area Estimaion. New Jersey: John Wiley & ons, Inc; 003. [5] unandi, E. Model pasial Bayes dalam Pendugaan Area Kecil dengan Peubah Respon Biner (Kasus: Pendugaan Proporsi Keluarga Miskin di Kabupaten Jember, Jawa Timur). Bogor: Pascasarjana, IPB; 011. Penerapan Metode Empirical Best Linear Unbiased Prediction pada Model Fay-Herriot mall Area Estimation

Karakteristik Pendugaan Emperical Best Linear Unbiased Prediction (EBLUP) Pada Pendugaan Area Kecil

Karakteristik Pendugaan Emperical Best Linear Unbiased Prediction (EBLUP) Pada Pendugaan Area Kecil Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Karakteristik Pendugaan Emperical Best Linear Unbiased M. Adi Sidauruk, Dian Kurniasari, Widiarti Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Lampung E-mail:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. INJAUAN PUSAKA.1 Penduga Area Kecil Rao (003) mengemukakan bahwa suatu area disebut kecil apabila contoh yang diambil pada area tersebut tidak mencukupi untuk melakukan pendugaan langsung dengan hasil

Lebih terperinci

PENAKSIRAN MEAN SQUARED ERROR (MSE) EMPIRICAL BEST LINIER UNBIASED PREDICTION (EBLUP) PADA MODEL FAY-HERRIOT SKRIPSI LUTHFATUL AMALIANA

PENAKSIRAN MEAN SQUARED ERROR (MSE) EMPIRICAL BEST LINIER UNBIASED PREDICTION (EBLUP) PADA MODEL FAY-HERRIOT SKRIPSI LUTHFATUL AMALIANA UNIVERSITAS INDONESIA PENAKSIRAN MEAN SQUARED ERROR (MSE) EMPIRICAL BEST LINIER UNBIASED PREDICTION (EBLUP) PADA MODEL FAY-HERRIOT SKRIPSI LUTHFATUL AMALIANA 0806452210 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENDUGAAN ANGKA PUTUS SEKOLAH DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE PREDIKSI TAK BIAS LINIER TERBAIK EMPIRIK PADA MODEL PENDUGAAN AREA KECIL SKRIPSI

PENDUGAAN ANGKA PUTUS SEKOLAH DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE PREDIKSI TAK BIAS LINIER TERBAIK EMPIRIK PADA MODEL PENDUGAAN AREA KECIL SKRIPSI PENDUGAAN ANGKA PUTUS SEKOLAH DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE PREDIKSI TAK BIAS LINIER TERBAIK EMPIRIK PADA MODEL PENDUGAAN AREA KECIL SKRIPSI Disusun Oleh: NANDANG FAHMI JALALUDIN MALIK NIM. J2E 009

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemiskinan Berdasarkan pendekatan kebutuhan dasar, ada tiga indikator kemiskinan yang digunakan, Pertama Head Count Index (HCI- P0) yaitu persentase penduduk yang dibawah garis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Profil Kabupaten Jember Pengeluaran Per kapita

TINJAUAN PUSTAKA Profil Kabupaten Jember Pengeluaran Per kapita TINJAUAN PUSTAKA Profil Kabupaten Jember Berdasarkan data BPS (2009), Kabupaten Jember secara geografis terletak pada 113 0 30-113 0 45 Bujur Timur dan 8 0 00-8 0 30 Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

(DS.5) MODEL SPASIAL BAYES DALAM PENDUGAAN AREA KECIL DENGAN PEUBAH RESPON BINER

(DS.5) MODEL SPASIAL BAYES DALAM PENDUGAAN AREA KECIL DENGAN PEUBAH RESPON BINER (DS.5) MODEL SPASIAL BAYES DALAM PENDUGAAN AREA KECIL DENGAN PEUBAH RESPON BINER (Kasus : Pendugaan Proporsi Keluarga Miskin Di kabupaten Jember Jawa Timur) Etis Sunandi 1), Khairil A Notodiputro 2), Anik

Lebih terperinci

PENDUGAAN AREA KECIL TERHADAP ANGKA MELEK HURUF DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN METODE EMPIRICAL BAYES BERBASIS MODEL BETA-BINOMIAL

PENDUGAAN AREA KECIL TERHADAP ANGKA MELEK HURUF DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN METODE EMPIRICAL BAYES BERBASIS MODEL BETA-BINOMIAL PENDUGAAN AREA KECIL TERHADAP ANGKA MELEK HURUF DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN METODE EMPIRICAL BAYES BERBASIS MODEL BETA-BINOMIAL Norlatifah 1), Gandhi Pawitan 2), Enny Supartini 3) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PENDUGAAN AREA KECIL (SMALL AREA ESTIMATION) PADA PENENTUAN PROPORSI RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN KLUNGKUNG

PENERAPAN METODE PENDUGAAN AREA KECIL (SMALL AREA ESTIMATION) PADA PENENTUAN PROPORSI RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN KLUNGKUNG E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, 35-39 ISSN: 2303-1751 PENERAPAN METODE PENDUGAAN AREA KECIL (SMALL AREA ESTIMATION) PADA PENENTUAN PROPORSI RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN KLUNGKUNG PUTU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu dapat

BAB I PENDAHULUAN. sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita mempunyai data yang terdiri dari dua atau lebih variabel maka sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu dapat berhubungan, hubungan

Lebih terperinci

PENDEKATAN HIERARCHICAL BAYES SMALL AREA ESTIMATION (HB SAE) DALAM MENGESTIMASI ANGKA MELEK HURUF KECAMATAN DI KABUPATEN INDRAMAYU

PENDEKATAN HIERARCHICAL BAYES SMALL AREA ESTIMATION (HB SAE) DALAM MENGESTIMASI ANGKA MELEK HURUF KECAMATAN DI KABUPATEN INDRAMAYU PENDEKATAN HIERARCHICAL BAYES SMALL AREA ESTIMATION (HB SAE) DALAM MENGESTIMASI ANGKA MELEK HURUF KECAMATAN DI KABUPATEN INDRAMAYU Ari Shobri B 1), Septiadi Padmadisastra 2), Sri Winarni 3) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER PROPORSI AREA KECIL BERDASARKAN GENERALIZED LINEAR MIXED MODEL. (Skripsi) Oleh NINA DAMAYANTI

PENDUGAAN PARAMETER PROPORSI AREA KECIL BERDASARKAN GENERALIZED LINEAR MIXED MODEL. (Skripsi) Oleh NINA DAMAYANTI PENDUGAAN PARAMETER PROPORSI AREA KECIL BERDASARKAN GENERALIZED LINEAR MIXED MODEL (Skripsi) Oleh NINA DAMAYANTI JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2017

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistik area kecil (small area statistics) saat ini telah menjadi perhatian para statistisi dunia secara sangat serius. Telah banyak penelitian yang dikembangkan

Lebih terperinci

MODEL SPASIAL BAYES DALAM PENDUGAAN AREA KECIL DENGAN PEUBAH RESPON BINER

MODEL SPASIAL BAYES DALAM PENDUGAAN AREA KECIL DENGAN PEUBAH RESPON BINER MODEL SPASIAL BAYES DALAM PENDUGAAN AREA KECIL DENGAN PEUBAH RESPON BINER Etis Sunandi 1), Khairil A Notodiputro 2), Anik Djuraidah 2) 1) Jurusan Matematika FMIPA Universitas Bengkulu 2) Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Maximum Likelihood Untuk Data Ordinal

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Maximum Likelihood Untuk Data Ordinal Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Maximum Likelihood Untuk Data Ordinal Wiwik Sudestri, Eri Setiawan dan Nusyirwan

Lebih terperinci

(R.10) ESTIMASI TOTAL POPULASI DENGAN MENGGUNAKAN PENAKSIR GENERALIZED REGRESSION (GREG)

(R.10) ESTIMASI TOTAL POPULASI DENGAN MENGGUNAKAN PENAKSIR GENERALIZED REGRESSION (GREG) (R.10) ESTIMASI TOTAL POPULASI DENGAN MENGGUNAKAN PENAKSIR GENERALIZED REGRESSION (GREG) 1Agus Muslim, 2 Sutawanir Darwis, 3 Achmad Zanbar Soleh 1Mahasiswa Magister Statistika Terapan, Universitas Padjadjaran,

Lebih terperinci

(R.11) PENGGUNAAN MATRIKS PEMBOBOT SPASIAL PADA MODEL SMALL AREA ESTIMATION DENGAN METODE SPATIAL EMPIRICAL BEST LINEAR UNBIASED PREDICTION

(R.11) PENGGUNAAN MATRIKS PEMBOBOT SPASIAL PADA MODEL SMALL AREA ESTIMATION DENGAN METODE SPATIAL EMPIRICAL BEST LINEAR UNBIASED PREDICTION (R.11) PENGGUNAAN MATRIKS PEMBOBOT SPASIAL PADA MODEL SMALL AREA ESTIMATION DENGAN METODE SPATIAL EMPIRICAL BEST LINEAR UNBIASED PREDICTION Dariani Matualage (1), Asep Saefuddin (2), Aji Hamim Wigena (2)

Lebih terperinci

PENGARUH PENDUGAAN RAGAM PENARIKAN CONTOH PADA SMALL AREA ESTIMATION

PENGARUH PENDUGAAN RAGAM PENARIKAN CONTOH PADA SMALL AREA ESTIMATION PENGARUH PENDUGAAN RAGAM PENARIKAN CONTOH PADA SMALL AREA ESTIMATION Anang Kurnia Khairil A. Notodiputro Departemen Statistika - IPB Center for Statistics and Public Opinions 1. Pendahuluan Otonomi daerah

Lebih terperinci

SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PEMETAAN ANGKA MELEK HURUF DI KABUPATEN REMBANG. Program Studi Statistika, UNIMUS

SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PEMETAAN ANGKA MELEK HURUF DI KABUPATEN REMBANG. Program Studi Statistika, UNIMUS SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PEMETAAN ANGKA MELEK HURUF DI KABUPATEN REMBANG Moh Yamin Darsyah 1, Iswahyudi Joko Suprayitno 2 1 Program Studi Statistika, UNIMUS Email: mydarsyah@unimus.ac.id 2 Program Studi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Usman dan Warsono (2000) bentuk model linear umum adalah :

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Usman dan Warsono (2000) bentuk model linear umum adalah : II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Linear Umum Menurut Usman dan Warsono () bentuk model linear umum adalah : Y = Xβ + ε dengan : Y n x adalah vektor peubah acak yang teramati. X n x p adalah matriks nxp dengan

Lebih terperinci

Pelanggaran Asumsi Normalitas Model Multilevel Pada Galat Level yang Lebih Tinggi. Bertho Tantular 1)

Pelanggaran Asumsi Normalitas Model Multilevel Pada Galat Level yang Lebih Tinggi. Bertho Tantular 1) Pelanggaran Asumsi Normalitas Model Multilevel Pada Galat Level yang Lebih Tinggi S-28 Bertho Tantular 1) 1) Staf Pengajar Jurusan Statistika FMIPA UNPAD berthotantular@gmail.com Abstrak Secara umum model

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi,

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi, BAB II LANDASAN TEORI Beberapa teori yang diperlukan untuk mendukung pembahasan diantaranya adalah regresi linear berganda, pengujian asumsi analisis regresi, metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Analisis regresi merupakan salah satu metode analisis dalam statistika yang sangat familiar bagi kalangan akademis dan pekerja. Analisis regresi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah menyebabkan adanya pergeseran ketatanegaraan di

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah menyebabkan adanya pergeseran ketatanegaraan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah menyebabkan adanya pergeseran ketatanegaraan di Indonesia dari sentralisasi ke desentralisasi, dimana pemerintah daerah lebih leluasa dalam mengatur

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL REGRESI LINIER BAYESIAN UNTUK MENGESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL

PENERAPAN MODEL REGRESI LINIER BAYESIAN UNTUK MENGESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL PENERAPAN MODEL REGRESI LINIER BAYESIAN UNTUK MENGESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL Vania Mutiarani 1, Adi Setiawan, Hanna Arini Parhusip 3 1 Mahasiswa Program Studi Matematika FSM UKSW, 3 Dosen

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Model Linier dengan n pengamatan dan p variable penjelas biasa ditulis sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Model Linier dengan n pengamatan dan p variable penjelas biasa ditulis sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Model Linear Model Linier dengan n pengamatan dan p variable penjelas biasa ditulis sebagai berikut : Y i = β 0 + X i1 β 1 + X i2 β 2 + + X ip β p +ε i ; i = 1,2,, n bila dirinci

Lebih terperinci

METODE PREDIKSI TAK-BIAS LINEAR TERBAIK DAN BAYES BERHIRARKI UNTUK PENDUGAAN AREA KECIL BERDASARKAN MODEL STATE SPACE KUSMAN SADIK

METODE PREDIKSI TAK-BIAS LINEAR TERBAIK DAN BAYES BERHIRARKI UNTUK PENDUGAAN AREA KECIL BERDASARKAN MODEL STATE SPACE KUSMAN SADIK METODE PREDIKSI TAK-BIAS LINEAR TERBAIK DAN BAYES BERHIRARKI UNTUK PENDUGAAN AREA KECIL BERDASARKAN MODEL STATE SPACE KUSMAN SADIK SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS FAKTOR. berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal

BAB III ANALISIS FAKTOR. berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal BAB III ANALISIS FAKTOR 3.1 Definisi Analisis faktor Analisis faktor adalah suatu teknik analisis statistika multivariat yang berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal

Lebih terperinci

PROSEDUR PENAKSIRAN PARAMETER MODEL MULTILEVEL MENGGUNAKAN TWO STAGE LEAST SQUARE DAN ITERATIVE GENERALIZED LEAST SQUARE

PROSEDUR PENAKSIRAN PARAMETER MODEL MULTILEVEL MENGGUNAKAN TWO STAGE LEAST SQUARE DAN ITERATIVE GENERALIZED LEAST SQUARE Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 PROSEDUR PENAKSIRAN PARAMETER MODEL MULTILEVEL MENGGUNAKAN TWO STAGE LEAST

Lebih terperinci

PEMODELAN PENGELUARAN PER KAPITA MENGGUNAKAN SMALL AREA ESTIMATION DENGAN PENDEKATAN SEMIPARAMETRIK PENALIZED SPLINE

PEMODELAN PENGELUARAN PER KAPITA MENGGUNAKAN SMALL AREA ESTIMATION DENGAN PENDEKATAN SEMIPARAMETRIK PENALIZED SPLINE TESIS SS 142501 PEMODELAN PENGELUARAN PER KAPITA MENGGUNAKAN SMALL AREA ESTIMATION DENGAN PENDEKATAN SEMIPARAMETRIK PENALIZED SPLINE FARIDA APRIANI NRP. 1315201026 DOSEN PEMBIMBING : Dr.Agnes Tuti Rumiati,

Lebih terperinci

APROKSIMASI BOOTSTRAP PARAMETRIK PADA PENDUGAAN SELANG PREDIKSI STATISTIK AREA KECIL LA ODE ABDUL RAHMAN

APROKSIMASI BOOTSTRAP PARAMETRIK PADA PENDUGAAN SELANG PREDIKSI STATISTIK AREA KECIL LA ODE ABDUL RAHMAN APROKSIMASI BOOTSTRAP PARAMETRIK PADA PENDUGAAN SELANG PREDIKSI STATISTIK AREA KECIL LA ODE ABDUL RAHMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari BAB III MODEL STATE-SPACE 3.1 Representasi Model State-Space Representasi state space dari suatu sistem merupakan suatu konsep dasar dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN DENGAN METODE LIMITED INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (LIML) SKRIPSI

ESTIMASI PARAMETER PADA SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN DENGAN METODE LIMITED INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (LIML) SKRIPSI ESTIMASI PARAMETER PADA SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN DENGAN METODE LIMITED INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (LIML) SKRIPSI Oleh : IPA ROMIKA J2E004230 PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) Yuditia Ari Prabowo, Yuliana Susanti, dan Santoso Budi Wiyono

Lebih terperinci

Taksiran Titik Parameter Populasi pada Small Area dengan Metode Spatial Empirical Bayes Berdasarkan Model Tingkat Area

Taksiran Titik Parameter Populasi pada Small Area dengan Metode Spatial Empirical Bayes Berdasarkan Model Tingkat Area Taksiran Titik Parameter Populasi pada Small Area dengan Metode Spatial Empirical Bayes Berdasarkan Model Tingkat Area Yudistira 1, Titin Siswantining 2 1. Departemen Matematika, FMIPA, Universitas Indonesia,

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : S - 10 APLIKASI METODE FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML) PADA PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN (Studi Kasus : Data Stok Uang, PDRB, dan Konsumsi Rumah Tangga Di DIY) Eka Septiana 1, Retno

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, ahun 2015, Halaman 977-986 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN MEODE EMPIRICAL BES LINEAR UNBIASED PREDICION (EBLUP)

Lebih terperinci

(M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT

(M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT Univeitas Padjadjaran, 3 November 00 (M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT Vita Ratnasari, Purhadi, Ismaini, Suhartono Mahasiswa S3 Jurusan Statistika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Linier Sederhana Dalam beberapa masalah terdapat dua atau lebih variabel yang hubungannya tidak dapat dipisahkan karena perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep dasar, definisi-definisi serta teorema

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep dasar, definisi-definisi serta teorema II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep dasar, definisi-definisi serta teorema yang berkaitan dalam hal pendugaan parameter pada model linier campuran ini, yaitu sebagai berikut

Lebih terperinci

Kata Kunci: Analisis Regresi Linier, Penduga OLS, Penduga GLS, Autokorelasi, Regresor Bersifat Stokastik

Kata Kunci: Analisis Regresi Linier, Penduga OLS, Penduga GLS, Autokorelasi, Regresor Bersifat Stokastik Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 168 176 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN PENDUGA ORDINARY LEAST SQUARES (OLS) DAN GENERALIZED LEAST SQUARES (GLS) PADA MODEL REGRESI

Lebih terperinci

Deteksi Pencilan dengan Pendekatan Bayesian pada Regresi Linear (Studi Kasus Hubungan Pengeluaran Rumah Tangga dengan PDRB di Jawa Barat Tahun 2013)

Deteksi Pencilan dengan Pendekatan Bayesian pada Regresi Linear (Studi Kasus Hubungan Pengeluaran Rumah Tangga dengan PDRB di Jawa Barat Tahun 2013) Deteksi Pencilan dengan Pendekatan Bayesian pada Regresi Linear (Studi Kasus Hubungan Pengeluaran Rumah Tangga dengan PDRB di Jawa Barat Tahun 2013) Dwiningrum Prihastiwi, Dadang Juandi, Nar Herrhyanto

Lebih terperinci

PENAKSIRAN RATAAN DAN VARIANSPOPULASI PADA SAMPEL ACAK TERSTRATIFIKA DENGAN AUXILIARY VARIABLE

PENAKSIRAN RATAAN DAN VARIANSPOPULASI PADA SAMPEL ACAK TERSTRATIFIKA DENGAN AUXILIARY VARIABLE Vol. 12, No. 1, 9-18, Juli 2015 PENAKSIRAN RATAAN DAN VARIANSPOPULASI PADA SAMPEL ACAK TERSTRATIFIKA DENGAN AUXILIARY VARIABLE Raupong, M. Saleh AF, Hasruni Satya Taruma Abstrak Penaksiran rataan dan variansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur

BAB I PENDAHULUAN. Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur yang digunakan dalam pengumpulan, penyajian, analisis dan interpretasi data. Statistika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. level, model regresi tiga level, penduga koefisien korelasi intraclass, pendugaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. level, model regresi tiga level, penduga koefisien korelasi intraclass, pendugaan 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada Bab II akan dibahas konsep-konsep yang menjadi dasar dalam penelitian ini yaitu analisis regresi, analisis regresi multilevel, model regresi dua level, model regresi tiga

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE MCD-BOOTSTRAP DAN LAD- BOOTSTRAP DALAM MENGATASI PENGARUH PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

PERBANDINGAN METODE MCD-BOOTSTRAP DAN LAD- BOOTSTRAP DALAM MENGATASI PENGARUH PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA PERBANDINGAN METODE MCD-BOOTSTRAP DAN LAD- BOOTSTRAP DALAM MENGATASI PENGARUH PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA Ni Luh Putu Ratna Kumalasari 1, Ni Luh Putu Suciptawati 2,, Made Susilawati

Lebih terperinci

BAB III KALMAN FILTER DISKRIT. Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma)

BAB III KALMAN FILTER DISKRIT. Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma) BAB III KALMAN FILTER DISKRIT 3.1 Pendahuluan Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma) yang memberikan perhitungan efisien dalam mengestimasi state proses, yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendugaan Area Kecil Secara umum metode pendugaan area kecil dibagi menjadi dua bagian yaitu metode penduga langsung (direct estimation) dan metode penduga tak langsung (indirect

Lebih terperinci

SIMULASI PENGUKURAN KETEPATAN MODEL VARIOGRAM PADA METODE ORDINARY KRIGING DENGAN TEKNIK JACKKNIFE

SIMULASI PENGUKURAN KETEPATAN MODEL VARIOGRAM PADA METODE ORDINARY KRIGING DENGAN TEKNIK JACKKNIFE ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 333-342 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian SIMULASI PENGUKURAN KETEPATAN MODEL VARIOGRAM PADA METODE ORDINARY

Lebih terperinci

(DS.4) MODEL OTOREGRESIF SIMULTAN BAYES UNTUK ANALISIS DATA KEMISKINAN

(DS.4) MODEL OTOREGRESIF SIMULTAN BAYES UNTUK ANALISIS DATA KEMISKINAN (DS.4) MODEL OTOREGRESIF SIMULTAN BAYES UNTUK ANALISIS DATA KEMISKINAN Safaat Yulianto 1, Anik Djuraidah 2, Aji Hamim Wigena 2 1Akademi Statistika Muhammadiyah Semarang 2Jurusan Statistika, Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan datum yang berisi fakta-fakta serta gambaran suatu fenomena yang dikumpulkan, dirangkum, dianalisis, dan

Lebih terperinci

METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER

METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 3 (2014), hal 163-168. METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE EMPIRICAL BEST LINEAR UNBIASED PREDICTION (EBLUP) PADA GENERAL LINEAR MIXED MODEL

PENGGUNAAN METODE EMPIRICAL BEST LINEAR UNBIASED PREDICTION (EBLUP) PADA GENERAL LINEAR MIXED MODEL PENGGUNAAN METODE EMPIRICAL BEST LINEAR UNBIASED PREDICTION (EBLUP) PADA GENERAL LINEAR MIXED MODEL TRI HANDHIKA 0304010595 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di 5 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas pengertian-pengertian dasar yang digunakan sebagai landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di bahas adalah sebagai berikut: A.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu peubah prediktor dengan satu peubah respon disebut analisis regresi linier

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu peubah prediktor dengan satu peubah respon disebut analisis regresi linier BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi pertama kali dikembangkan oleh Sir Francis Galton pada abad ke-19. Analisis regresi dengan satu peubah prediktor dan satu peubah

Lebih terperinci

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL 1 PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL Uaies Qurnie Hafizh, Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat)

Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat) Statistika, Vol. 14 No. 2, 69 76 November 2014 Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat) Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE DAN REGRESI NONPARAMETRIK KERNEL PADA PERTUMBUHAN BALITA DI KOTA SURAKARTA

PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE DAN REGRESI NONPARAMETRIK KERNEL PADA PERTUMBUHAN BALITA DI KOTA SURAKARTA PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE DAN REGRESI NONPARAMETRIK KERNEL PADA PERTUMBUHAN BALITA DI KOTA SURAKARTA Febriani Astuti, Kartiko, Sri Sulistijowati Handajani Jurusan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis statistika pada dasarnya merupakan suatu analisis terhadap sampel yang kemudian hasilnya akan digeneralisasi untuk menggambarkan suatu karakteristik populasi.

Lebih terperinci

Menampilkan Penaksir Parameter pada Model Linear * Mulyana **

Menampilkan Penaksir Parameter pada Model Linear * Mulyana ** Menampilkan Penaksir Parameter pada Model Linear * Abstrak Pada model linear Mulyana ** Y = X + ε, jika penaksir untuk, maka dua peran. Yaitu sebagai penaksir faktual, hitung, X memiliki Y = X, dan penaksir

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Variabel Prediktor pada Model MGWR Setiap variabel prediktor pada model MGWR akan diidentifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui variabel prediktor yang berpengaruh

Lebih terperinci

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 9 16 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK

Lebih terperinci

MODEL REGRESI POISSON YANG DIPERUMUM UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON

MODEL REGRESI POISSON YANG DIPERUMUM UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON MODEL REGRESI POISSON YANG DIPERUMUM UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON Ade Susanti, Dewi Retno Sari Saputro, dan Nughthoh Arfawi Kurdhi Program Studi Matematika FMIPA UNS Abstrak

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 101-110 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENDUGAAN ANGKA PUTUS SEKOLAH DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE

Lebih terperinci

ESTIMASI KOMPONEN VARIAN PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN MODIFIKASI HARTLEY-ROU

ESTIMASI KOMPONEN VARIAN PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN MODIFIKASI HARTLEY-ROU ESTIMASI KOMPONEN VARIAN PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN MODIFIKASI HARTLEY-ROU Lismayani Usman 1, Raupong 2, Andi Kresna Jaya 3 Program studi Statistika, Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GENERALIZED RIDGE REGRESSION DALAM MENGATASI MASALAH MULTIKOLINEARITAS

PENERAPAN METODE GENERALIZED RIDGE REGRESSION DALAM MENGATASI MASALAH MULTIKOLINEARITAS e-jurnal Matematika Vol. 2, No. 1, Januari 2013, 54-59 PENERAPAN METODE GENERALIZED RIDGE REGRESSION DALAM MENGATASI MASALAH MULTIKOLINEARITAS NI KETUT TRI UTAMI 1, I KOMANG GDE SUKARSA 2, I PUTU EKA NILA

Lebih terperinci

REGRESI KUANTIL (STUDI KASUS PADA DATA SUHU HARIAN) Abstrak

REGRESI KUANTIL (STUDI KASUS PADA DATA SUHU HARIAN) Abstrak REGRESI KUANTIL (STUDI KASUS PADA DATA SUHU HARIAN) Rita Rahmawati 1, Widiarti 2, Pepi Novianti 3 1) Program Studi Statistika FMIPA Undip 2) Sekolah Pascasarjana Departemen Statistika IPB 3) Jurusan Matematika

Lebih terperinci

Analisis Regresi Nonlinear (I)

Analisis Regresi Nonlinear (I) 9 Oktober 2013 Topik Inferensi dalam Regresi Nonlinear Contoh Kasus Regresi linear berganda secara umum sesuai untuk kebanyakan kasus. Namun, banyak kasus peubah respons dan bebas berhubungan melalui fungsi

Lebih terperinci

PERMASALAHAN AUTOKORELASI PADA ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA

PERMASALAHAN AUTOKORELASI PADA ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 26 34 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERMASALAHAN AUTOKORELASI PADA ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA NADIA UTIKA PUTRI, MAIYASTRI, HAZMIRA

Lebih terperinci

PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN ROBPCA DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS DAN PENCILAN PADA REGRESI LINEAR BERGANDA

PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN ROBPCA DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS DAN PENCILAN PADA REGRESI LINEAR BERGANDA E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 1-5 ISSN: 2303-1751 PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN ROBPCA DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS DAN PENCILAN PADA REGRESI LINEAR BERGANDA NI WAYAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deret Fourier Dalam bab ini akan dibahas mengenai deret dari suatu fungsi periodik. Jenis fungsi ini sering muncul dalam berbagai persoalan fisika, seperti getaran mekanik, arus

Lebih terperinci

EFISIENSI ESTIMASI SCALE (S) TERHADAP ESTIMASI LEAST TRIMMED SQUARES (LTS) PADA PRODUKSI PADI DI PROVINSI JAWA TENGAH

EFISIENSI ESTIMASI SCALE (S) TERHADAP ESTIMASI LEAST TRIMMED SQUARES (LTS) PADA PRODUKSI PADI DI PROVINSI JAWA TENGAH EFISIENSI ESTIMASI SCALE (S) TERHADAP ESTIMASI LEAST TRIMMED SQUARES (LTS) PADA PRODUKSI PADI DI PROVINSI JAWA TENGAH May Cristanti, Yuliana Susanti, dan Sugiyanto Program Studi Matematika FMIPA UNS ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih variabel independen. Dalam analisis regresi dibedakan dua jenis variabel

BAB I PENDAHULUAN. lebih variabel independen. Dalam analisis regresi dibedakan dua jenis variabel BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis regresi linier merupakan teknik dalam statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan pendekatan umum untuk membangun topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode penelitian merupakan sistem atas peraturan-peraturan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI KUANTIL

ANALISIS REGRESI KUANTIL Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 103 107 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND ANALISIS REGRESI KUANTIL SAIDAH, FERRA YANUAR, DODI DEVIANTO Program Studi Magister Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Sebuah Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan.

BAB II KAJIAN TEORI. Sebuah Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan. BAB II KAJIAN TEORI A. Matriks 1. Definisi Matriks Sebuah Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan. Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Howard

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Matriks Matriks adalah himpunan bilangan real yang disusun secara empat persegi panjang, mempunyai baris dan kolom dengan bentuk umum : Tiap-tiap bilangan yang berada didalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut perubahan-perubahan yang melibatkan suatu penelitian atau percobaan pada berbagai bidang. Metode Statistik

Lebih terperinci

3.7 Further Results and Technical Notes. Yenni Angraini-G

3.7 Further Results and Technical Notes. Yenni Angraini-G 3.7 Further Results and Technical Notes Yenni Angraini-G161150051 Outline Nonlinear Gauss-Seidel Algorithm (NLGSA) Sifat asimtotik dari penduga Penalized Generalized Weighted Least Squares (PGWLS) Mean

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Bab ini akan membahas mengenai pengertian-pengertian dasar yang akan

BAB II KAJIAN TEORI. Bab ini akan membahas mengenai pengertian-pengertian dasar yang akan 5 BAB II KAJIAN TEORI Bab ini akan membahas mengenai pengertian-pengertian dasar yang akan digunakan sebagai landasan pembahasan mengenai model Seemingly Unrelated Regression (SUR). Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada pembahasan kali ini akan diuraikan langkah-langkah dalam melakukan

BAB III PEMBAHASAN. Pada pembahasan kali ini akan diuraikan langkah-langkah dalam melakukan BAB III PEMBAHASAN Pada pembahasan kali ini akan diuraikan langkah-langkah dalam melakukan pemodelan menggunakan Spatial Autoregressive Model dan Matriks pembobot spasial Rook Contiguity. Langkah-langkah

Lebih terperinci

PENDEKATAN BAYESIAN SPASIAL EKONOMETRIKA PADA PEMODELAN MIGASI PENDUDUK DI JAWA BARAT. Oleh : Priyono

PENDEKATAN BAYESIAN SPASIAL EKONOMETRIKA PADA PEMODELAN MIGASI PENDUDUK DI JAWA BARAT. Oleh : Priyono PENDEKATAN BAYESIAN SPASIAL EKONOMETRIKA PADA PEMODELAN MIGASI PENDUDUK DI JAWA BARAT Oleh : Priyono Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Setiawan, MS Dr. Sutikno, M.Si PROGRAM MAGISTER JURUSAN STATISTIKA FMIPA

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter pada Random Effect Spatial Error Panel Data Model dengan Penduga Maximum Likelihood

Pendugaan Parameter pada Random Effect Spatial Error Panel Data Model dengan Penduga Maximum Likelihood Pendugaan Parameter pada Random Effect Spatial Error Panel Data Model dengan Penduga Maximum Likelihood Fera Kuraysia, Helma 2, Dodi Vionanda 3 Student of Mathematics Departemen State University of Padang,

Lebih terperinci

BAB III ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LOGISTIK 2-LEVEL. Model hirarki 2-level merupakan model statistik yang digunakan untuk

BAB III ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LOGISTIK 2-LEVEL. Model hirarki 2-level merupakan model statistik yang digunakan untuk BAB III ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LOGISTIK -LEVEL Model hirarki -level erupakan odel statistik ang digunakan untuk enganalisis data ang bersarang, atau data ang epunai struktur hirarki -level.

Lebih terperinci

Improvisasi Penaksir Model Linier

Improvisasi Penaksir Model Linier tatistika Vol. 6 No. 6 Mei 006. Pendahuluan Improvisasi Penaksir Model Linier Mulyana Jurusan tatistika FMIPA Unpad Dalam model linier dengan asumsi kekeliruannya berdistribusi identik independen dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Statistika adalah salah satu cabang ilmu matematika yang memperhitungkan probabilitas dari suatu data sampel dengan tujuan mendapatkan kesimpulan mendekati

Lebih terperinci

Perturbasi Nilai Eigen dalam Mengatasi Multikolinearitas

Perturbasi Nilai Eigen dalam Mengatasi Multikolinearitas Vol. 10, No. 1, 6-13, Juli 2013 Perturbasi Nilai Eigen dalam Mengatasi Multikolinearitas Andi Yuni Deviyanti 1, Andi Kresna Jaya 1, Anisa 1 Abstrak Multikolinieritas adalah salah satu pelanggaran asumsi

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 Menggunakan Regresi Spasial

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 Menggunakan Regresi Spasial JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol 6, No, (017) ISSN: 337-350 (301-98X Print) D-10 Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Tahun 015 Menggunakan Regresi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE WEIGTHED LEAST SQUARE UNTUK MENGATASI HETEROSKEDASTISITAS PADA ANALISIS REGRESI LINEAR

PENERAPAN METODE WEIGTHED LEAST SQUARE UNTUK MENGATASI HETEROSKEDASTISITAS PADA ANALISIS REGRESI LINEAR PENERAPAN METODE WEIGTHED LEAST SQUARE UNTUK MENGATASI HETEROSKEDASTISITAS PADA ANALISIS REGRESI LINEAR Nurul Hanifah, Nar Herrhyanto, Fitriani Agustina Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Correspondent

Lebih terperinci

SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PENDUGAAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DI PROVINSI MALUKU DENGAN PENDEKATAN KERNEL-BOOTSTRAP

SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PENDUGAAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DI PROVINSI MALUKU DENGAN PENDEKATAN KERNEL-BOOTSTRAP Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Maret 2016 Volume 11 Nomor 1 Hal. 17-23 SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PENDUGAAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DI PROVINSI MALUKU DENGAN PENDEKATAN KERNEL-BOOTSTRAP

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Fuzzy Tidak semua himpunan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari terdefinisi secara jelas, misalnya himpunan orang miskin, himpunan orang pandai, himpunan orang tinggi,

Lebih terperinci

ESTIMASI PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN REMBANG DENGAN PENDEKATAN SAE-NONPARAMETRIK. Program Studi Pendidikan Matematika, UNIMUS 2

ESTIMASI PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN REMBANG DENGAN PENDEKATAN SAE-NONPARAMETRIK. Program Studi Pendidikan Matematika, UNIMUS 2 ESTIMASI PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN REMBANG DENGAN PENDEKATAN SAE-NONPARAMETRIK Iswahyudi Joko Suprayitno 1, Moh Yamin Darsyah 2, Budiharto 3 1 Program Studi Pendidikan Matematika, UNIMUS 2 Program

Lebih terperinci

Simulasi Radius Jarak Pengaruhnya terhadap Kebaikan Model Regresi Logistik Spasial 1. Abstrak

Simulasi Radius Jarak Pengaruhnya terhadap Kebaikan Model Regresi Logistik Spasial 1. Abstrak Simulasi Radius Jarak Pengaruhnya terhadap Kebaikan Model Regresi Logistik Spasial 1 Utami Dyah Syafitri 2, Agus M Sholeh 2, Poppy Suprapti 3 Abstrak Pemodelan regresi logistik dengan basis ruang spasial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak diterapkan pada berbagai bidang sebagai dasar bagi pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak diterapkan pada berbagai bidang sebagai dasar bagi pengambilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini, metode statistika telah banyak diterapkan pada berbagai bidang sebagai dasar bagi pengambilan keputusan / kebijakan.

Lebih terperinci

BAB III METODE WEIGHTED LEAST SQUARE

BAB III METODE WEIGHTED LEAST SQUARE BAB III METODE WEIGHTED LEAST SQUARE 3.1 Uji White Salah satu asumsi dari model regresi linear klasik adalah varian error ε i pada setiap nilai variabel bebas adalah sama (konstan). Asumsi ini disebut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Pemilihan tersebut dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENULISAN BAB III METODE PENULISAN Metode penulisan yang berkaitan tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut: 3.1 Mengidentifikasi variabel prediktor pada model MGWR langkahlangkah a. Mengasumsikan data, untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder tersebut merupakan data cross section dari data sembilan indikator

Lebih terperinci

PEMILIHAN PARAMETER PENGHALUS DALAM REGRESI SPLINE LINIER. Agustini Tripena Br.Sb.

PEMILIHAN PARAMETER PENGHALUS DALAM REGRESI SPLINE LINIER. Agustini Tripena Br.Sb. JMP : Volume 3 Nomor 1, Juni 2011 PEMILIHAN PARAMETER PENGHALUS DALAM REGRESI SPLINE LINIER Agustini Tripena Br.Sb. Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Indonesia ABSTRAK.

Lebih terperinci

MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS

MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 33 41 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS

Lebih terperinci