PERGOLAKAN POLITIK IRAN: PERJALANAN NATION-STATE DARI MONARKI KE REPUBLIK ISLAM. Akhmad Satori. Abstract
|
|
- Indra Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERGOLAKAN POLITIK IRAN: PERJALANAN NATION-STATE DARI MONARKI KE REPUBLIK ISLAM Akhmad Satori 1. Staf Pengajar Program Studi Ilmu Politik FISIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya 2. Alumni Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun 2007 Abstract Political constellation in Iran has experienced ebb which so after stripper, history of proving Iran is one of state experiencing orthogonal transformation of politics that is very influential in world. Revolution of Iran Islam generates awful effect for vicinity nations, journey of concept nation state in Republic Islam Iran is colored with change of monarchic politics system become a republic state which still leaving over Iran identity crisis mirror in constitutional debate about state leadership reality. Debates happened not only between party, sides which more wishing is secular government than Islam government, but also among party, side wishing the Government of Islam with doctrine Wilayatul Faqih Khomeini. Key Word : Wilayatul Faqih, Nation State, Monarchy Abstrak Konstalasi politik di Iran telah mengalami pasang surut yang begitu lama, sejarah membuktikan Iran merupakan salah satu negara yang mengalami transformasi politik yang paling berpengaruh di dunia. Revolusi Islam Iran menimbulkan efek yang dahsyat bagi negara-negara sekitarnya, perjalanan konsep nation state di Republik Islam Iran diwarnai dengan perubahan sistem politik monarki menjadi sebuah negara republik yang masih menyisakan krisis identitas Iran yang tercermin dalam perdebatan konstitusional mengenai hakikat kepemimpinan negara. Perdebatan-perdebatan terjadi tidak hanya antara pihak yang lebih menginginkan pemerintahan sekuler daripada pemerintahan islami, tetapi juga diantara pihak yang menginginkan Pemerintah Islam dengan doktrin Wilayatul Faqih Khomeini. Kata Kunci : Wilayatul Faqih, Negara-Bangsa, Monarki. A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Serangan besar kolonialisme dan Imperialisme Barat ke dunia Islam dari segala arah pada abad ke-19 dan abad ke-20 melalui dimensi pemikiran, politik ekonomi militer, dan juga melalui dimensi sosial kebudayaan dengan memperlihatkan dasar-dasar ketidakmampuan dan ketertinggalan pemikiran,
2 peradaban, politik dan ekonomi kaum muslimin, menyebabkan munculnya ide pembenahan, perubahan dan modernisasi serta perlawanan terhadap pengaruh Barat pada masyarakat Islam 1 Angin revolusi yang dihembuskan Barat nampaknya menimbulkan adanya upaya pembenahan di dunia Islam, serta upaya perjuangan yang membebaskan diri dari kekuasaan kolonial, membentuk dan mengembangkan negara bangsa yang merdeka dengan segala tekanan dan permasalahan modernisasi. Menurut Jhon L. Esposito, pengaruh modernisasi tersebut banyak memberikan tekanan terhadap perubahan sistem politik negara-negara muslim terutama pada awal abad ke Masalah utama dari perubahan ini adalah bagaimana menerapkan konsep dan struktur Islam ke dalam realitas sosial politik modern yang notabene merupakan pengaruh Barat 3. Upaya semacam ini mengambil berbagai bentuk. Upaya-upaya intelektual untuk membangun suatu moderenisme Islam, berakar dalam karya-karya tokoh semacam Muhammad Abduh di Mesir dan Ahmad Khan di India, Ali Syari ati dan Imam Khomeini di Iran, dan beberapa pemikir lainnya. Selain itu, terjadi pula penyesuaian penyesuaian penting dalam struktur-struktur kelembagaan Islam di beberapa negara muslim di kawasan-kawasan Islam yang telah ada. Iran merupakan salah satu negara muslim di kawasan Timur Tengah yang tidak luput dari pengaruh revolusi Barat tersebut, hal ini nampak dari konstelasi politik di Iran yang telah mengalami pergolakan yang berlangsung lama, semakin menegang terutama ketika konsep negara bangsa (nation state) mulai diterapkan di Iran. Pertarungan antara ulama dan negara yang berlangsung selama 200 tahun terakhir, menjadi potret utama masyarakat Iran yang memberikan warna tersendiri dalam perpolitikan di Iran. Dalam sejarah Iran modern, perjuangan melawan kolonialisme dan pembentukan negara bangsa dimulai pada masa dinasti Pahlevi, namun benihbenih gagasan negara bangsa tersebut sudah ada sejak Dinasti Qajar. DR. 1 Lihat dalam makalah Duta Besar Republik Islam Iran, Pikiran dan Pandangan Politik Imam Khomeini, makalah Seminar Nasional akhir tahun, Iran, Islam, dan Barat, tanggal 23 Desember 2006, Yogyakarta. 2 Jhon L. Esposito dan Jhon O. Voll, Demokrasi di Negara-negara Muslim: Problem dan Prospek, terj. Rahmani Astuti, (Bandung: Penerbit Mizan, 1999). dalam Bab Pendahuluan, h Ibid., h.4 52
3 Zayar dalam bukunya Iranian Revolution; Past, Present and Future, 4 Secara garis besar Iran modern bisa dibagi menjadi tiga periode. Pada periode pertama yang dimulai pada abad ke-18, di bawah kekuasaan Dinasti Qajar. Periode ini mencapai titik kulminasi pada revolusi konstitusional pada tahun 1906 (di bawah pengaruh revolusi Rusia tahun 1905). Periode kedua ( ) ditandai dengan banyaknya konflik, dan mencapai klimaksnya pada masa pemberontakan sosial ( ) yang diikuti dengan pengunduran diri Shah Reza ( ). Periode ketiga ( ) ditandai dengan tumbuhnya partisipasi Iran sebagai negara yang berdaulat, dengan kontrol yang kuat atas sumber daya minyak bumi, peningkatan pendapatan yang tinggi dari minyak dan pertumbuhan ekonomi yang sangat mengesankan. 2. Perumusan Masalah Penelitian ini berusaha memberikan gambaran mengenai pergolakan politik di Iran, terutama perjalanan pembentukan negara Iran modern sejak masa Dinasti Qajar hingga terjadinya revolusi Islam Iran tahun Di akhir tulisan ini, mencoba melihat pengaruh revolusi Islam Iran terhadap negara-negara muslim di kawasan lain. 3. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pustaka (library research), yaitu bahan perpustakaan dijadikan sumber utama. adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normative dan sosio-historis, pendekatan normatif melihat yang dimaksud dengan pendekatan normatif disini adalah suatu usaha untuk menjelaskan pendapat-pendapat, doktrin-doktrin, pemikiran aplikasi konsep nation state dalam sistem pemerintahan Republik Islam Iran Sedangkan pendekatan sosio-histioris yaitu dengan melihat perjalanan sejarah sosial politik yang terjadi di Iran. 4 Perikasa dalam DR. Zayar, Iranian Revolution; Past, Present and Future, di akses di 53
4 B. SEJARAH IRAN MODERN Sejarah Iran Modern bermula dengan tampilnya rezim Dinasti Qajar. Qajar meraih kekuasaannya setelah melewati periode anarkis dan pergolakan kesukuan untuk memperebutkan kekuasaan atas Iran. Rezim mereka tidak pernah terkonsolidasikan. Dinasti Qajar menguasai Iran dari tahun 1779 sampai tahun 1925 menyerupai beberapa dinasti pendahulunya. Yakni rezim yang memusat namun lemah karena berhadapan dengan faktor-faktor kesukuan yang kuat, juga rezim yang memberikan kebebasan beragama yang sangat tinggi. 5 Pemerintahan pusat Dinasti Qajar merupakan pemerintah istana yang terlalu lemah untuk mengembangkan secara efektif sistem perpajakan di negeri ini 6. Sementara itu, kekuasaan tokoh-tokoh agama semakin meluas, pada abad ke-18 sampai abad ke-19, ulama Iran mencapai tingkat otonomi yang tidak tertandingi oleh masa-masa sebelumnya, yaitu kepemimpinan yang kuat, otoritas keagamaan ulama dikenal sebagai mujtahid atau penerjemah hukumhukum agama (syari at), dikembangkan secara luas bahwasannya mereka memiliki hak mengambil keputusan secara independen dan hak menafsirkan permasalahan agama berdasarkan pencapaian spiritual dan intelektual mereka. 7 Intervensi Eropa yang sangat penting adalah memodifikasi posisi rezim Qajar, dan meningkatkan ketegangan yang tidak kentara antara penguasa dan ulama. Campur tangan bangsa Eropa terhadap Iran pertama kali datang dalam penaklukan dan pengukuhan pengaruh mereka melalui persaingan antara kekuatan-kekuatan Eropa 8. Hal ini membangkitkan Qajar untuk memoderenisasi 5 Ira. M Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, Bagian 3, terj. Ghufron A. Masadi. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1999), h Kekuasaan dinasti-dinasti Iran terdahulu di bangun atas struktur kekuasaan yang absolut, dimana para raja (Shah) memiliki otoritas politik yang sangat besar. tetapi struktur negara yang absolut mulai memudar (disintegrate) pada masa kekuasaan dinasti Qajar. 7 Hubungan antara ulama dengan rezim tidak jelas, namun dibalik kelemahan dinasti Qajar, terdapat preseden sejarah yaitu kolaborasi antara elit penguasa dan elit ulama, Ibid, h. 33. selain itu ada kontrovensi bahwa apakah ulama dengan mengintervensi kebijakan raja, merupakan pembelaan terhadap kedaulatan rakyat, gagasan demokratis, kepentingan kelembagaan ataukah hanya untuk kepentingan pribadi. Namun konsensusnya adalah bahwa apapun alasan pribadinya banyak ulama yang mendukung tantangan terhadap campur tangan asing dan pemerintahan Shah yang salah. Penjelasan ini dapat diihat dalam, entri Iran, dalam Jhon L. Esposito (ed) Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern Jilid 1, terj. Eva YN., dkk, ( Bandung: Penerbit Mizan), h Wilayah-wilayah Iran jatuh ke tangan Rusia pada dan Inggris menghentikan ambisi teritorial Iran di Afganistan dalam konflik dan 54
5 dan memperkokoh perangkat kenegaraan, dan mereformasi pendidikan dengan membangun Dar al-fanun sebuah perguruan tinggi teknik, serta mengorganisir kembali pasukan kavaleri dengan membentuk Brigade Cossack 9 Reformasi tersebut menimbulkan terbentuknya strata baru pemikir modernis Islam dan intelektual didikan Barat, yang menganggap modernisasi Iran sebagai satu-satunya cara yang efektif untuk melawan kekuatan asing, dan untuk memperbaiki kondisi kehidupan sebagian besar masyarakatnya. Hal ini memicu timbulnya sejumlah perlawanan dari kaum intelektual dan para ulama terhadap pengaruh asing dalam pemerintahan. Setidaknya ada beberapa peristiwa perlawanan penting yang terjadi pada masa pemerintahan Dinasti Qajar ini, yaitu; Pertama, munculnya gerakan tembakau 10 pada tahun , di bawah pimpinan Marja besar Ayatullah Al-Uzma Mirza Hasan Shirazi. Gerakan ini bertujuan menghilangkan akses dunia Barat yang melibatkan diri terhadap urusan internal negara Iran. Kedua, Revolusi Konstitusi Iran, yakni peristiwa yang terjadi pada tahun ini berhasil mengakhiri kekuasaan absolut raja, hal ini disebabkan oleh timbulnya protes dari para pedagang dan kaum ulama terhadap menguatnya pengaruh Barat 11, munculnya tuntutan atas dirombaknya tradisional Shah-Shah Dinasti Qajar memberikan konsensi dan hak kapitulasi kepada pihak asing, yang memungkinkan Inggris, Rusia, Perancis, Belanda, Swedia, Belgia dan Hunggaria mendominasi berbagai bidang. Dari angkutan dan perbankan hingga keamanan dalam negeri. Konsensi yang terpenting adalah konsensi Reuters 1871 (Pertambangan, perbankan dan Jalan Kereta Api), Regie Tembakau 1891 dan konsensi D Arcy 1901 (minyak).. Shahrugh Akhavi, h Brigade Cossack adalah pasukan militer yang di latih dan diorganisir secara khusus oleh penasihat Rusia dan Austria dan dibentuk antara tahun Lapidus, h Gerakan Tembakau terjadi pada tahun , ketika ulama dipimpin oleh Ayatullah Shirazi, menggunakan khumus kaum Syi ah, khususnya saudagar bazar, untuk mendanai protes kolektif dalam menentang regie Tembakau (monopoli tembakau oleh Inggris), gerakan ini disebut gerakan pertama bangkitnya bangsa Iran untuk mendapatkan hak-hak mereka dari negara-negara asing dan penindasan kerajaan Iran. Gerakan ini menjadi awal gerakan konstitusi, yang menyebabkan perkembangan berarti bagi politik dan sosial dalam sejarah Iran, dalam makalah Duta Besar Republik Islam Iran, Pikiran dan Pandangan Politik Imam Khomeini, makalah Seminar Nasional akhir tahun, Iran, Islam, dan Barat, tanggal 23 Desember 2006, Yogyakarta. 11 Selama gerakan sosial yang dikenal sebagai gerakan Konstitusi 1905, banyak ulama masa ini memperingatkan Dinasti Qajar dengan istilah zulm (menindas keadilan Imam Ghaib). Para pedagang umumnya cemas dengan arus barang-barang asing dan kemudahan yang diberikan kepada pihak asing untuk menjual barang-barang mereka di Iran akibatnya banyak yang mengalami kemunduran dan kebangkrutan akibat 55
6 dan terjadinya fragmentasi di kalangan penguasa Qajar sendiri. 12 Revolusi Konstitusional ini merupakan hasil suatu persekutuan antara kaum pedagang bazaar, ulama, cendekiawan, bangsawan pemilik tanah dan sejumlah kepala suku. Mereka kemudian terwakili di dalam Majelis (parlemen), sebuah badan yang dibentuk setelah terjadinya revolusi ini, dan ikut menjalankan roda pemerintahan bersama raja. 13 Pemberlakuan konstitusi baru tersebut justru merupakan awal dari sebuah pergolakan yang berkepanjangan. Kubu konstitusionalis didukung oleh ulama, pedagang, tokoh-tokoh suku mempunyai pengaruh besar di Iran, di tentang oleh kubu Shah dan ulama konservatif serta para tuan tanah yang kaya raya yang kemudian menyebabkan terjadinya beberapa kali pertempuran. Krisis konstitusional tahun menimbulkan penyatuan aspekaspek fundamental masyarakat Islam Iran dan membangkitkan kekuatan gerakan nasionalisme awal dan perlawanan terhadap intervensi asing, namun Iran, seperti kebanyakan negara muslim lainnya masih tetap mengalami pengaruh imperialisme Barat. Warisan dan dampak kehadiran dan pengaruh asing di Iran menciptakan krisis kekuasaan, krisis keabsahan dan krisis partisipasi yang saling berkaitan, yang semakin parah sepanjang pemerintahan Dinasti Pahlevi. Ketiga, terjadinya sejumlah pemberontakan-pemberontakan lokal yang di sebabkan oleh tekanan yang terus menerus dari para gubernur lokal, para intelektual moderen dan ulama, dinasti ini diambang keruntuhan, Iran nyaris terbelah oleh Rusia dan Inggris, dalam keadaan ini pada tahun 1921 pemimpin Brigade Cossack Reza Shah Pahlevi berhasil melakukan kudeta menggulingkan kekuasaan raja terakhir Dinasti Qajar 14. wiraswastawan Eropa. dalam Shahrugh Akhavi, entri Iran, dalam Jhon L. Esposito (ed) Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern Jilid 1, terj. Eva YN., dkk, ( Bandung: Penerbit Mizan), h Lihat Riza Sihbudi, Revolusi Iran: Sebuah Pandangan Sosiologi Politik, Timbangan Buku The State and Revolution in Iran karya Hossein Bashiriyah (London & Canberra : Croom Helm, 1984),h.203 dalam Jurnal Ilmu Politik 2, 1986, h lihat Juga Riza Sihbudi, Biografi Politik Imam Khomeini, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1996), h Riza Sihbudi, Biografi Politik Imam Khomeini, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1996), h Lihat dalam Shahrugh Akhavi, entri Iran, dalam Jhon L. Esposito (ed) Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern Jilid 1, terj. Eva YN., dkk, ( Bandung: Penerbit Mizan), h
7 Selain ketiga peristiwa tersebut merupakan faktor intern yang menyebabkan berakhirnya kekuasaan Dinasti Qajar. Terdapat sejumlah faktor eksternal seperti pecahnya perang dunia pertama, menguatnya pengaruh Inggris di Iran setelah revolusi Oktober di Rusia, juga menyebabkan runtuhnya Dinasti Qajar pada tahun 1925, dan digantikan dengan Dinasti Pahlevi yang di pimpin oleh Reza Shah Pahlevi. C. IRAN DAN PEMBENTUKAN NEGARA BANGSA Pada akhir 1920-an Reza Shah Pahlevi, seorang perwira militer, merebut kekuasaan dan mendirikan Dinasti Pahlevi. Terinspirasi oleh langkah rekan sezamannya di Turki, Mustafa Kemal (Ataturk) 15, dia memusatkan perhatiannya pada modernisasi dan pembentukan pemerintahan terpusat yang mengandalkan angkatan bersenjata dan birokrasi modern 16. Berbeda dengan Ataturk, Shah tidak menghapuskan lembaga-lembaga keagamaan, tetapi hanya membatasi dan mengontrol mereka. 17 Sejak itu Iran mengalami proses pembentukan negara bangsa yang serupa dengan proses yang berlangsung di Turki dan sejumlah negara lain. Negara menjadi motor perkembangan ekonomi serta perkembangan kebudayaan menurut model Barat. Namun berbeda dengan Turki golongan menengah menjadi kelas penopang utama bagi rezim Pahlevi. Selain itu, Shah juga mengembangkan angkatan bersenjata baru yang lebih kuat. Banyak ulama yang mendukung pengambil alihan kekuasaan oleh Reza Shah guna memulihkan monarki yang kuat untuk meredam pengaruh asing. 18 Meskipun Reza Shah meraih kekuasaan dengan dukungan sebagian ulama yang menginginkan perbaikan, namun, Shah justru membuat kebijakan 15 Mustafa Kemal Ataturk, merupakan penggagas modernisme di Turki disebut juga bapak pendiri Republik Turki, melakukan serangkaian pembaharuan politik dan modernisasi politik dengan berupaya mendirikan sebuah negara bangsa yang modern yang cenderung ke demokrasi sosial yaitu gagasan yang berasal dari Eropa reformasi yang diadopsi Turki merdeka melalui dua konsep komplementer: semangat kontemporer dan nasionalisme. Lihat M. Naim Turfan, entri Mustafa Kemal Ataturk, dalam Jhon L. Esposito (ed) Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern Jilid 1,terj. Eva YN. dkk, (Bandung: Penerbit Mizan), h Jhon L. Esposito dan Jhon O. Voll, Demokrasi di Negara-negara Muslim, Terj. Rahmani Astuti, (Bandung: Penerbit Mizan, 1999), h Ibid., h Meuleman, Johan Hendrik, Dinamika Abad Ke-20, dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Jilid 6, (Jakarta : PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005), h
8 yang menyebabkan hubungannya dengan ulama memburuk terutama ketika Shah berusaha membatasi kekuasaan kaum ulama. Shah berusaha untuk mewujudkan tujuan tersebut melalui pengembangan pendidikan sekuler, pengawasan pendidikan keagamaan, pembatasan wewenang syariat dan pengadilan agama dengan mengeluarkan sejumlah undang-undang baru dan memperkuat pengadilan negeri. 19 Menurut Lapidus, 20 sekularisasi sistem administrasi hukum dan pendidikan hanyalah bagian terkecil dari program yang lebih besar yaitu kontrol negara terhadap modernisasi ekonomi, infrastruktur dibangun pada dekade 1930-an, tata perkantoran yang baru, Bank Nasional Iran dan jaringan perkeretaapian dibangun, semuanya atas bantuan pihak asing. Hal ini terus berlangsung sampai menjelang berakhirnya perang dunia ke-ii 21. Berakhirnya perang dunia II, Inggris dan Rusia sekali lagi mencampuri urusan pemerintah Iran demi kepentingan sendiri. Mereka memaksakan pergantian Shah dan mengangkat putranya yang belum dewasa Muhammad Reza Pahlevi tahun 1941 sebagai boneka penguasa di Iran. Antara tahun 1941 dan 1953, Iran menjalani periode pergolakan yang terbuka antara sejumlah protektor asing dan sejumlah partai politik internal. Amerika Serikat (AS) lambat laun menggeser pengaruh Inggris dan Rusia dan akhirnya menjadi pelindung utama Iran pasca perang. Salah satu alasan utama dari campur tangan AS adalah kekhawatirannya terhadap Iran yang akan terpengaruh oleh idiologi komunisme Uni Soviet. Campur tangan AS yakni mengembalikan rezim yang otoriter dan terpusat Menurut Hossien Bashiriyeh 22, ada lima landasan kekuasaan yang dibangun oleh Shah yang kemudian memicu timbulnya revolusi dan menyebabkan jatuhnya Shah. Pertama, kontrol negara yang sangat besar atas sumber-sumber keuangan, khususnya minyak; kedua, program stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi serta intervensi ekonomi rezim ke dalam sistem ekonomi; ketiga, mobilisasi massa dan penciptaan suatu keseimbangan antara kelas-kelas 19 Ibid, h Ira. M Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, Bagian 3, h Ibid, h Hossein Bashiriyah, The State and Revolution in Iran karya (London & Canberra : Croom Helm, 1984),h.203 dalam Jurnal Ilmu Politik 2, 1986, h
9 melalui kontrol dan intervensi rezim; keempat, pembentukan hubunganhubungan patron-client dengan kaum borjuis kelas atas, dan kelima di perluasnya peranan kekuatan penekan (khususnya SAVAK), dan ketergantungan pada Barat terutama dukungan politik militer AS. 23 D. BERAKHIRNYA SISTEM MONARKI Sejak tahun 1960-an, terlihat tanda-tanda awal keruntuhan Rezim Shah. Program Shah yakni land reform 24 yang dimulai pada awal 1960-an, mendapat tantangan dari para pembaharu dan ulama, sebagian dari mereka yakin bahwa reformasi land reform yang di sponsori Shah hanyalah taktik belaka, karena Shah memastikan pembaharuan disubversi untuk mempertahakan kekuasaan. Kebijakan modernisasi dan sekularisasi Shah gagal menciptakan sistem politik yang demokratis. Akibatnya muncul ketidaksetujuan dan ketidakpuasan yang semakin memuncak di kalangan ulama, kelompok tradisional, kaum cendikiawan relegius, kaum marxis, golongan kiri dan golongan liberal, namun, struktur kontrol dan tekanan pemerintah tidak banyak membuka peluang untuk menyatakan secara sah sikap oposisi yang semakin kuat. Tidak adanya partisipasi politik, melemahnya otonomi nasional karena ketergantungan yang besar kepada pihak Barat, dan hilangnya identitas religio-budaya dalam masyarakat yang berkiblat ke Barat menumbuhkan kekecewaan bersama yang melintasi pebedaan politik agama dan negara. Tahun 1963, terjadi pemberontakan besar antara mahasiswa dan tentara di Universitas Teheran dan lembaga pendidikan calon ulama di Qum, dan Ayatullah Khomeini saat itu menjadi salah satu dari marja taqlid 25, secara publik 23 Lihat Riza Sihbudi, Revolusi Iran: Sebuah Pandangan Sosiologi Politik,,h Land Reform adalah salah satu program yang di kembangkan pada saat berkuasanya Shah, sebagian sarjana percaya bahwa pembaharuan hanya berfungsi mengganti aristokrasi tradisional di pedesaan dengan negara dan tidak pernah dimaksudkan untuk menguntungkan petani, imbasnya hanya keluarga kaya yang mempunyai lahan pertanian menjadi pemilik mutlak, sedangkan mayoritas besar buruh petani tetap tak memiliki lahan 25 Pada tahun 1962, Ayatullah Ruhullah Khomeini diangkat menjadi marji taqlid. Sebelumnya, kegiatan beliau di bidang politik dilakukan dengan cara belajar, mengajar, dan menulis buku (diantara buku karya beliau adalah Kashf al-ashrar yang berisi ajaran Islam tentang perjuangan melawan kezaliman dan Wilayah Al-Faqih). Setelah diangkat 59
10 mengecam Shah karena tentara menyerang ulama. Kemudian Shah sangat bergantung kepada dukungan AS dan membangun kerjasama dengan Israel. Dua tahun kemudian, tahun 1964, beberapa kali Shah menahan Khomeini yang sampai akhirnya membuangnya ke Irak (sampai tahun 1978, lalu pindah ke Paris). Namun, perjuangan Khomeini tidak berhenti. Lewat surat maupun rekaman suara, beliau terus membangkitkan semangat rakyat Iran untuk menegakkan Islam dan menentang kezaliman Shah. Pada pertengahan 1970-an, Beberapa kerusuhan masih terus terjadi, demonstrasi besar-besaran menentang kekuasaan Shah diadakan di beberapa wilayah di Iran, meski rezim berhasil menghadapi kerusuhan tersebut, tetapi hal ini menandai awal kejatuhan Dinati Pahlevi. 26 Sebelum runtuh, monarki Pahlevi ini tampak kuat. Pertumbuhan ekonomi pada awal 1970-an tinggi. Iran menempati posisi penting di kalangan negaranegara penghasil dan pengekspor minyak 27. Namun hal inilah yang menjadi sebab kerapuhan sistem pemerintahan Shah, yaitu terlalu bergantung pada pendapatan minyak, pengeluaran besar pemerintah mendorong tingginya angka inflasi, yang memicu pergolakan yang meruntuhkan seluruh sendi kekuasaan Shah. Puncaknya pada Februari 1979, merupakan saat paling bersejarah bagi Iran, revolusi Islam Iran di bawah kepemimpinan kharismatik Ayatullah Khomeini berhasil menggulingkan kekuasaan Dinasti Pahlevi, dan bersamaan dengan itu berakhir pula sistem kerajaan (monarki) di Iran. D. REVOLUSI ISLAM IRAN 1979 Pada akhir dekade 70-an, Dunia dikejutkan dengan peristiwa revolusi Islam yang terjadi di Iran. Revolusi yang oleh beberapa pengamat Barat seperti Jhon L Esposito disebut sebagai salah satu pemberontakan rakyat terbesar menjadi marji taklid, beliau memulai perjuangan politiknya secara terbuka dan gaungnya menggema ke seluruh pelosok Iran. 26 William O. Beeman, entri Revolusi Iran 1979 dalam Jhon L. Esposito (ed) Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern Jilid 1, terj. Eva YN., dkk, ( Bandung: Penerbit Mizan), h Setelah kenaikan minyak pada tahun 1973, ekonomi Iran mulai tumbuh pesat GNP terus tumbuh, tetapi keuntungan hanya dinikmati oleh kalangan elit masyarakat. Akhirnya Shah mencapai sasaran yang sulit dipahami. Karena mereka yang berkuasa tidak dipilih, dana-dana ini memberi mereka lisensi yang hamper tak terbatas dalam berkuasa. Akibatnya masyarakat Iran khususnya kalangan bawah mulai menderita., Ibid, h
11 dalam sejarah umat manusia tersebut berhasil menggulingkan rezim otoriter pimpinan Reza Syah Pahlevi. 28 Revolusi ini merupakan hasil suatu protes akumulasi ketidakpuasan rakyat Iran terhadap kebijaksanaan Syah, baik di bidang ekonomi, politik, agama, maupun sosial budaya. Keberhasilan revolusi itu banyak ditentukan oleh dua faktor yang saling berkaitan satu sama lain. Di satu pihak terciptanya persatuan di antara kelompok-kelompok penentang Syah, baik yang berfaham nasionalisme (Front Nasional), Islamisme (organisasi- organisasi yang dibentuk kaum mullah maupun yang berfaham marxisme (Mujahiddin dan Fayden Khalq). Di pihak lain muncul kelompok Ulama seperti Ayatullah Murthadha Munthahari, Ayatullah Khomeini sebagai lambang pemersatu, serta tokoh intelektual awam seperti Ali Syari'ati sebagai konseptor akar Ideologi revolusi, Mehdi Bargazan, Bani Sadr, dan tokoh-tokoh lainnya. Hal ini dimungkinkan oleh tradisi dan ideologi Syi'ah yang sangat berakar kuat di kalangan rakyat Iran. 29 Ideologi Syi ah tersebut yang kemudian menjadi salah satu pemantik terjadinya revolusi Iran. Mohsen M. Milani, mencatat adanya empat faktor yang menyebabkan terjadinya Revolusi Islam Iran: (1) keberhasilan kelompok-kelompok anti-shah dalam menggalang persatuan, dimana sebelumnya mereka terpecah belah; (2) tampilnya Syiisme sebagai ideologi revolusioner yang memberikan landasan pembenaran bagi perjuangan melawan Shah, mempersatukan kelompokkelompok oposisi yang berbeda, serta menjanjikan masa depan cemerlang bagi rakyat Iran; (3) keberhasilan kaum revolusioner dalam menarik dukungan internasional, diantaranya dengan menunjukan sikap tabah dan berpandangan jauh ke depan; dan (4) kegagalan rezim Shah dalam memanfaatkan saranasarana represifnya secara efektif. Shah yang menyandarkan kekuasaanya pada loyalitas pihak militer tidak berdaya, ketika militer bersikap netral dalam konflik antara pendukung Ayatullah Khomeini dan pendukung Shah Esposito, Demokrasi, hlm. 66, 29 Sihbudi, Revolusi, hlm.114. Perlu dicatat bahwa Ideologi Syi ah yang berakar kuat dalam keyakinan masyarakat Iran sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan revolusi Islam Iran. Aktor Intelektual revolusi Islam Iran selain Imam Khomaeni adalah Ali Syari ati, ia berhasil menerjemahkan secara mudah ideologi Syi ah menjadi revolusioner dengan paradigma sosiologis Marxis. 30 Riza Sihbudi, dalam Pengantar buku Biografi Politik Imam Khomeini,h. xiiixiv 61
12 Pada bulan Februari 1979, beberapa minggu setelah Shah Pahlevi melarikan diri ke Mesir, Ayatullah Khomeini kembali ke Iran dan membentuk pemerintah tandingan dengan mengangkat Mehdi Bezargan sebagai perdana menteri pertama Republik Islam Iran, beberapa hari kemudian revolusi Iran mencapai kemenangan gemilang dan Khomeini merestui pembentukan partai Republik Islam dan dalam sebuah referendum pada bulan Maret April secara resmi menyetujui berdirinya Republik Islam Iran. Bagi masyarakat dunia Islam, Revolusi Islam Iran merupakan kejadian yang secara simbolis penting. Revolusi Iran memperlihatkan bahwa rezim sekuler yang dipengaruhi oleh Barat dapat ditumbangkan dengan kekuatan oposisi yang di organisasi oleh para pembaru Islam. Karena kaum revivalis mendengungkan perubahan itu sejak akhir abad ke-19, namun dengan sukses, revolusi Islam ini mampu memberikan daya dorong baru bagi perjuangan mereka dan memicu munculnya aktivitas fundamentalis di dunia Islam lain. Dapat dikatakan bahwa meskipun ketegangan dinamis bagi oposisi terhadap monarki telah lama ada di Iran, tidak seorangpun Muslim meramalkan dengan pasti bahwa hasil akhir revolusi berupa pemerintahan teokratis. Bagi kaum Muslim yang menginginkan pembaruan dan ingin lepas dari dominasi Barat, revolusi Islam Iran merupakan kejadian yang sangat memberikan ilham. Bagi kaum nasionalistik sekuler dan sebagian dunia Barat, revolusi ini terus mengusik. Akan tetapi, sepanjang periode ini peran dari sosok Ayatullah Ruhullah Khomeini sangat menonjol. Tidak salah apabila Jhon L. Esposito menyebut Imam Khomeini sebagai living symbol and architect revolusi Iran. 31 E. STRUKTUR POLITIK IRAN PASCA REVOLUSI : REPUBLIK ISLAM IRAN Revolusi Islam Iran melahirkan konfigurasi yang khas antara negara Iran dan Institusi Islam, bahkan revolusi ini merupakan sebuah peristiwa terbesar dalam sejarah masyarakat Iran. Revolusi tersebut menandai puncak pergolakan politik antara penguasa Iran dan kelompok ulama yang telah berlangsung lama, akibatnya terjadi perubahan yang fundamental dalam sistem ketatanegaraan Iran yang berpengaruh terhadap sistem pemerintahan Iran sekarang. 31 John. L. Esposito, Islam dan Politik, terj. Jusup Soe yb (Jakarta: Bulan Bintang, 1990), hlm
13 Struktur politik Iran mengalami perubahan secara besar-besaran sejak berakhirnya kekuasaan Shah. Bentuk negara berubah dari monarki-absolut dimana Shah berkuasa, menjadi sebuah republik yang berdasarkan pada ajaran agama Islam mazhab Syi ah. Perubahan konstitusional dan institusional yang secara substantif dilakukan melalui pemilihan. Bentuk Republik Islam dan Undang-Undang Dasar Republik Islam Iran secara resmi disetujui mayoritas rakyat Iran melalui referendum yang diadakan pada tahun Majelis Ahli yang didominasi para ulama dipilih untuk membuat rancangan konstitusi, masih menyisakan krisis identitas Iran yang tercermin dalam perdebatan konstitusional mengenai hakikat kepemimpinan negara. Perdebatan-perdebatan terjadi tidak hanya antara pihak yang lebih menginginkan pemerintahan sekuler daripada pemerintahan islami, tetapi juga diantara pihak yang menginginkan Pemerintah Islam namun menolak doktrin Wilayatul Faqih 32 Khomeini (ahli otoritas tertinggi) 33 Akhirnya pada tanggal 29 dan 30 Maret 1979 dilakukanlah referendum. Dunia menyaksikan bahwa referendum itu dilakukan dengan bebas tanpa paksaan atau intimidasi (pengamat asing pun hadir dalam referendum tersebut). Hasil referendum adalah 98,2% rakyat Iran mendukung dibentuknya negara dengan sistem pemerintahan wilayatul faqih 34 Kekuasaan tertinggi dalam struktur politik Republik Islam Iran, berada ditangan Imam (pemimpin dalam arti pemimpin spiritual bukan imam sebagaimana keyakinan umat syiah) atau dewan kepemimpinan (Syura-ye rahbari). Hal ini memang sesuai dengan mazhab ajaran Syiah yang menerapkan prinsip imamah (keimaman) sebagai salah-satu ajaran utamanya. 35 Prinsip pemerintahan oleh faqih (wilayatul faqih) dan keutamaan hukum Islam di abadikan dalam konstitusi Iran. Pada saat yang sama Konstitusi Republik Islam mempunyai pranata-pranata demokrasi konstitusi melengkapi sistem pemerintahan parlementer dengan badan eksekutif, legislatif dan yudikatif. 32 Istilah Wilayatul Faqih ini berarti pemerintahan berdasarkan faqih, yang di dasarkan pada prinsip imamah dalam ajaran Syi ah. konsep ini merupakan konsep yang ditawarkan oleh Imam Khomeini, sebenarnya gagasan ini sudah lama ada namun kembali dipopulerkan oleh Khomeini. 33 Jhon L. Esposito dan Jhon O. Voll, Demokrasi di Negara-negara Muslim: Problem dan Prospek (Bandung: Penerbit Mizan, 1999), h Lihat Riza Sihbudi, Politik Parlemen dan Oposisi di Iran Paca Revolusi dalam Jurnal Ilmu Politik Vol. 2, ( Jakarta : 1991),,h Riza Sihbudi, dalam Pengantar buku Biografi Politik Imam Khomeini,h
14 F. PENUTUP Keberhasilan Revolusi Islam Iran yang menumbangkan Dinasti Pahlevi telah mengubah sistem politik dan bentuk negara Iran dari monarki absolut menjadi Republik Islam 36. Sebuah revolusi rakyat yang pertama dalam perempat terakhir abad ke-20 melawan sebuah sistem politik otoriter modern. Namun pengalaman Iran ini tidak memberikan jawaban pasti bagi persoalan-persoalan antara Islam dan demokrasi. Namun setidaknya Iran telah menunjukan kepada dunia bahwa partisipasi politik rakyat dan konsensus merupakan bagian dari cakrawala politik di Republik Islam Iran. Peristiwa ini kemudian dianggap sebagai salah satu momentum yang menentukan masa depan politik Islam serta hubungan antara kekuatan kebangkitan Islam dan perkembangan sistem politik yang demokratis.[] 36 Perbedaan mencolok antara keduanya adalah, jika sebelum revolusi Iran merupakan negara sekuler maka Iran pasca revolusi merupakan negara semi teokratis yang didominasi kaum mullah atau ulama syiah. Lihat Riza Sihbudi, Politik Parlemen dan Oposisi di Iran Paca Revolusi dalam Jurnal Ilmu Politik Vol. 2, (Jakarta : 1991),,h
15 DAFTAR PUSTAKA Bayat, Mangol Islam di Iran Pada Masa Pahlavi dan Setelahnya : Sebuah Revolusi Kebudayaan dalam Jhon L. Esposito (ed). Identitas Islam Pada Perubahan Sosial Politik. Jakarta: Penerbit Bulan Bintang. h Duta Besar Republik Islam Iran. Pikiran dan Pandangan Politik Imam Khomeini, makalah Seminar Nasional akhir tahun, Iran, Islam, dan Barat, tanggal 23 Desember Yogyakarta. Esposito Jhon L. dan Jhon O. Voll Demokrasi di Negara-negara Muslim: Problem dan Prospek. terj. Rahmani Astuti. Bandung: Penerbit Mizan. (ed) Identitas Islam Pada Perubahan Sosial Politik, terj.a. Rahman Zainudin. Jakarta: Penerbit Bulan Bintang. (ed) Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern Jilid 1. terj. Eva YN. Bandung: Penerbit Mizan. Lapidus, Ira. M Sejarah Sosial Umat Islam. Bagian 3. terj. Ghufron A. Mas adi Jakarta : Raja Grafindo Persada. Meuleman, Johan Hendrik Dinamika Abad Ke-20. dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Jilid 6, Dawam Rahardjo (ed). (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve). h.7-43 Sihbudi, Riza Politik Parlemen dan Oposisi di Iran Paca Revolusi dalam Jurnal Ilmu Politik Vol. 11. Jakarta. h Biografi Politik Imam Khomeini, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Revolusi Iran: Sebuah Pandangan Sosiologi Politik. Timbangan Buku The State and Revolution in Iran karya Hossein Bashiriyah (London & Canberra: Croom Helm, 1984). dalam Jurnal Ilmu Politik 2. h , Tinjauan Teoritis dan Praktis atas Konsep Vilayat-I Faqih : Sebuah Pengantar. dalam Jurnal Ulumul Quran Jilid 5. h Tamara, Natsir Revolusi Iran. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan. Zayar, DR. Iranian Revolution; Past, Present and Future. di akses di 65
BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah dinamisasi terutama setelah semakin banyaknya pergolakan pemikiran yang menyebabkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani
Lebih terperinciKomunisme dan Pan-Islamisme
Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat
Lebih terperinciBAB II DINAMIKA POLITIK IRAN. berbatasan dengan Teluk Oman, Teluk Persia, dan Laut Kaspia antara Irak
BAB II DINAMIKA POLITIK IRAN Iran dikenal sebagai Persia sampai tahun 1935 dan Iran juga baru menjadi Republik Islam pada tahun 1979, setelah kekuasaan monarki yang berkuasa digulingkan. Iran sendiri terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kajian Tentang Peran Ulama Syi ah dalam Mengakhiri Kekuasaan Shahanshah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Skripsi ini mengetengahkan judul Revolusi Islam Iran 1979: Suatu Kajian Tentang Peran Ulama Syi ah dalam Mengakhiri Kekuasaan Shahanshah Mohamad Reza Pahlevi.
Lebih terperinciHubungan Internasional (daring), 1 November 2013, <http://dinasulaeman.wordpress.com/2013/11/01/sistemdemokrasi-ala-iran-demokrasi-tangan-tuhan/>,
BAB V PENUTUP Dalam pandangan konstruktivisme, kebijakan diplomasi fatwa antinuklir sebagai senjata pemusnah massal adalah hasil proses dialektis antara kondisi sentimen anti-islam pasca 11 September,
Lebih terperinciSEJARAH PEMILU DUNIA
SEJARAH PEMILU DUNIA PENGERTIAN PAKAR Secara etimologis kata Demokrasi terdiri dari dua kata Yunani yaitu damos yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan cratein atau cratos yang berarti kedaulatan
Lebih terperinciAtika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan:
Atika Puspita Marzaman Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa HEPTAcentrum Press Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa Oleh: Atika Puspita Marzaman Copyright 2011 by Atika Puspita
Lebih terperincicambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan
BAB V KESIMPULAN Arab Saudi merupakan negara dengan bentuk monarki absolut yang masih bertahan hingga saat ini. Namun pada prosesnya, eksistensi Arab Saudi sering mengalami krisis baik dari dalam negeri
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Aksi secara bahasa adalah suatu gerakan, tindakan, sikap (gerak -gerak tingkah
11 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka Konsep Aksi Aksi secara bahasa adalah suatu gerakan, tindakan, sikap (gerak -gerak tingkah laku) yang dibuat-buat. (www.artikata.com).
Lebih terperinciHubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia
Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia Lebih dari dua abad lamanya Negara Rusia tidak pernah jauh dari pusat perpolitikan Iran, baik itu sebagai musuh politik dan terkadang menjadi
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia
101 BAB 5 KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya. Fokus utama dari bab ini adalah menjawab pertanyaan penelitian. Bab ini berisi jawaban yang dapat ditarik dari pembahasan dan
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia
68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan
Lebih terperinciRANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.
Modul ke: MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN MODUL 2 NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN SUMBER : BUKU ETIKA BERWARGANEGARA, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI. ( DITERBITKAN OLEH UMB GRAHA ILMU ) Fakultas
Lebih terperinciBAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN
BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI DEPENDENSI Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS Latar Belakang Sejarah Teori Modernisasi
Lebih terperinciBAB IV PERBANDINGAN GERAKAN POLITIK ISLAM AYATULLAH BAQIR AL-SHADR DAN AYATULLAH KHOMEINI
60 BAB IV PERBANDINGAN GERAKAN POLITIK ISLAM AYATULLAH BAQIR AL-SHADR DAN AYATULLAH KHOMEINI Pada bab ini penulis memaparkan analisis perbandingan, yaitu unsur perbedaan dan persamaan antara Baqir al-shadr
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER
145 BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER DAN POLITIK DI INDONESIA (Studi Tentang Kebijakan Dwifungsi ABRI Terhadap Peran-peran Militer di Bidang Sosial-Politik
Lebih terperincitidak langsung, mereka mengakui Utsman sebagai penguasa tertinggi dengan gelar Padiansyah Ali Utsman 4 B.
A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Turki Utsmani Kata Utsmaniyah diambil dari pendiri pertama dinasti ini, yaitu Utsman ibn Erthogrul ibn Sulaiman Syah. Para pendiri Daulah Utsmaniyah ini berasal dari suku
Lebih terperinciIslam Maroko, Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan (13/M) Oleh : Hening Nugroho Senin, 25 April :04
KOPI, Maroko merupakan sebuah wilayah yang pengaruhnya sampai ke Spanyol pada masa klasik khususnya masa dinasti Murabitun dan Muwahidun. Akan tetapi, pada era kehancuran Islam di Spanyol sekitar abad
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai
BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang
Lebih terperinciMENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER
l Edisi 001, Oktober 2011 Edisi 001, Oktober 2011 P r o j e c t i t a i g D k a a n MENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER Ihsan Ali Fauzi 1 Edisi 001, Oktober 2011 Informasi Buku: Abdullahi Ahmed An- Na`im,
Lebih terperinciResensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD
Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD 11 Oleh: Sulthan Zainuddin ABSTRAK Dalam bukunya Social Origins of
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia
BAB V KESIMPULAN Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia berubah dari super power state menjadi middle-power state (negara dengan kekuatan menengah). Kebijakan luar
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi politik di Pakistan tak pernah jauh dari pemberitaan media internasional, kekacauan politik seolah menjadi citra buruk di mata internasional. Kekacauan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jika ditanya mengenai Kerajaan Arab Saudi pada saat ini maka penulis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jika ditanya mengenai Kerajaan Arab Saudi pada saat ini maka penulis akan berpandangan bahwa Arab Saudi adalah negara kaya karena kandungan minyak bumi didalamnya.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian
Lebih terperinciBUREAUCRATIC-PROMINENT POLITICAL REGIMES. Lina Miftahul Jannah
BUREAUCRATIC-PROMINENT POLITICAL REGIMES Lina Miftahul Jannah Sistem Politik-Birokrasi di Negara Berkembang Birokrasi militer-sipil memegang posisi kunci dalam penentuan kebijakan Elit (tradisional) dalam
Lebih terperinciPara filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.
Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama
Lebih terperinciyang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan
BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan masalah pada bab I, terdapat empat hal
Lebih terperinciSEKULARISME, ISLAM DAN DEMOKRASI DI TURKI
, Edisi 003, Oktober 2011 i g i t a l l i m e m o k r a t i s m o k r a t i s. c o m SEKULARISME, ISLAM AN EMOKRASI I TURKI Ihsan Ali-Fauzi 1 Informasi Buku: Hakan Yavuz, Secularism and Muslim emocracy
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,
Lebih terperinciPERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI
FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Revolusi Industri / Inggris Revolusi Perancis Revolusi Bolshevik / Rusia 2 INDUSTRI TERJADI PADA ABAD 18 DAN 19 TEPATNYA
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah
PENDAHULUAN Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah perkembangan Islam di Dunia. Turki juga merupakan wilayah yang terdiri dari dua simbol peradaban di antaranya peradaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)
BAB I PENDAHULUAN The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya
Lebih terperinciCHAPTER I INTRODUKSI PENDULUM THE SICK MAN
CHAPTER I INTRODUKSI PENDULUM THE SICK MAN SEJAK kekhalifahan Usmaniah runtuh, Turki seperti seorang pemuda yang jatuh bangun, tergopoh-gopoh mencari jati dirinya. Ideologi dan garis-politik sekuler yang
Lebih terperinci2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator
BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan
Lebih terperinciPERANG SAUDARA DI RUSIA
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada tahun 1917, Rusia mengalami sebuah peristiwa yang menandai munculnya sebuah pemerintahan baru yang berbentuk Republik Sosialis. Peristiwa itu yakni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia
Lebih terperinci4 Ibid, hlm 3 5 Ibid, hlm 5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara sebagai suatu identitas yang tampak abstark dan merupakan unsurunsur negara yang berupa rakyat, wilayah dan pemerintah. Salah satu unsur negara adalah rakyat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan politik yang dikeluarkan oleh pemerintah biasanya menimbulkan berbagai permasalahan yang berawal dari ketidakpuasan suatu golongan masyarakat, misalnya
Lebih terperinciKonstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut
Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut Leif STENBERG Direktur, AKU- Dalam makalah berikut ini, saya akan mengambil perspektif yang sebagiannya dibangun
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.
BAB VIII KESIMPULAN Puisi Maḥmūd Darwīsy merupakan sejarah perlawanan sosial bangsa Palestina terhadap penjajahan Israel yang menduduki tanah Palestina melalui aneksasi. Puisi perlawanan ini dianggap unik
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis
BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Dampak Nasakom Terhadap Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966, penulis menarik kesimpulan bahwa Sukarno sebagi
Lebih terperinciA. Persamaan Pemikiran Imam Mawardi dengan Ali Abdul Raziq tentang Konsep
BAB IV PERBANDINGAN KONSEP NEGARA MENURUT PEMIKIRAN IMAM MAWARDI DENGAN ALI ABDUL RAZIQ A. Persamaan Pemikiran Imam Mawardi dengan Ali Abdul Raziq tentang Konsep Negara Dalam tulisan ini hampir semua pemikiran
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN Prosperity Outhority faktor sosial ekonomi politik
BAB IV KESIMPULAN Setelah melakukan beberapa analisa data melalui pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan penelitian ini kedalam beberapa hal pokok untuk menjawab pertanyaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai
BAB V KESIMPULAN Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai masa penjajahan Belanda merupakan hal yang sangat kompleks. Tan Malaka sedikit memberikan gambaran mengenai kondisi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam masa diadakan perluasan untuk menemukan daerah daerah baru, dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam masa diadakan perluasan untuk menemukan daerah daerah baru, dan masalah timbul pada masa ini masalah yang cukup rumit misalnya; timbulnya gerakan gerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Simpulan BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi berjudul Perbandingan pemikiran sosialisme Joseph Stalin dengan Leon Trotsky di Uni Soviet 1924-1929. Kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rosmiati Lubis, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Turki di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Pasha merupakan negara yang terkenal dengan sekularisasinya atau usaha-usaha untuk meniru ke negara-negara Barat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berlangsung tahun dan revolusi politik di Prancis tahun
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah modernisasi mulai populer sejak revolusi industri di Inggris yang berlangsung tahun 1760-1830 dan revolusi politik di Prancis tahun 1789-1794. Bila dilihat
Lebih terperinciDalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini.
Pengantar: Kerajaan Arab Saudi mengelompokkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris, sama dengan Al Qaeda, dan lainnya. Ada apa di balik semua ini? Adakah negara lain punya peran? Simak pembahasannya
Lebih terperinciREFORMASI PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL ABAD KE-
REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL ABAD KE- 20 Oleh: Ali Sodikin Abstrak : Pendidikan merupakan salah satu wilayah (area of cincern) gerakan pembaruan Islam yang berlangsung di seluruh dunia Islam. Tokoh-tokoh
Lebih terperinciDEMOCRACY DAN CIVIL SOCIETY
DEMOCRACY DAN CIVIL SOCIETY Oleh Abul Nizam Al-ZanZami/ 201310360311111 Dosen Pembimbing : Najamudin Tema : Demokrasi Dan Peranan Masyarakat Sipil Judul : Demokrasi Inggris Dari Monarki Absolut Menuju
Lebih terperincimembuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang
Lebih terperinciPERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA
PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA Materi Kuliah Sistem Politik Indonesia [Sri Budi Eko Wardani] Alasan Intervensi Militer dalam Politik FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL 1. Nilai dan orientasi perwira
Lebih terperinciPOLITIK & SISTEM POLITIK
POLITIK & SISTEM POLITIK Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Kesehatan merupakan hak semua warga negara
Lebih terperinciMengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?
Hafidz Abdurrahman Ketua Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Inggris melakukan berbagai upaya untuk mendudukkan Yahudi di Palestina namun selalu gagal. Tapi setelah khilafah runtuh dan ruh jihad mati barulah negara
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Marhaenisme merupakan salah satu paham yang pernah ada dan berkembang di Indonesia. Paham ini merupakan gagasan pemikiran dari Soekarno yang menjadi tonggak
Lebih terperinciKISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK
KISI-KISI UKG 2015 SEJARAH Indikator Pencapaian b c d e 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, 1.1 Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kota Grozny, ibu kota Chechnya, setelah mendengar kabar Uni Soviet berada
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggal 22 Agustus 1991, ribuan orang berkumpul memadati lapangan utama kota Grozny, ibu kota Chechnya, setelah mendengar kabar Uni Soviet berada diambang kehancuran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan
201 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan historis antara Turki Utsmani dan Hindia Belanda sejatinya telah terjalin lama sebagaimana yang telah dikaji oleh banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. BAB V merupakan bab yang berisi kesimpulan-kesimpulan dari setiap
BAB V KESIMPULAN BAB V merupakan bab yang berisi kesimpulan-kesimpulan dari setiap pembahasan yang ada di dalam karya tulis (skripsi) ini. Kesimpulan tersebut merupakan ringkasan dari isi perbab yang kemudian
Lebih terperinciyang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan
Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan
BAB V KESIMPULAN Ulama merupakan salah satu entitas yang penting dalam dinamika politik di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan pemerintah atau kerajaan dan mengkafirkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang
BAB V KESIMPULAN Sutan Sjahrir dan Tan Malaka merupakan dua contoh tokoh nasional yang memberikan segenap tenaga dan pikirannya pada masa kemerdekaan. Kajian terhadap pemikiran dua tokoh tersebut, tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,
Lebih terperinciRELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR
RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Lebih terperinci: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia
MATA UJIAN BIDANG TINGKAT : P.ENGETAHUAN UMUM : SEJARAH : SARJANA/DIPLOMA PETUNJUK UMUM 1) Dahulukan menulis nama dan nomor peserta pada lembar jawaban 2) Semua jawaban dikerjakan di lembar jawaban yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang merupakan suatu konflik dua pihak atau lebih dan dapat melalui kontak langsung maupun secara tidak langsung, biasanya perang merupakan suatu hal yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. beradaptasi dengan situasi yang baru sebagai sebuah wilayah yang merdeka. Citacita
102 BAB V KESIMPULAN Periode Revolusi merupakan masa-masa yang sulit bagi Banten untuk beradaptasi dengan situasi yang baru sebagai sebuah wilayah yang merdeka. Citacita untuk menjadikan Banten yang diperintah
Lebih terperinciSILABUS SEJARAH ASIA BARAT
SILABUS SEJARAH ASIA BARAT Oleh: Miftahuddin, M. Hum. NIP. 19740302 200312 1 006 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 S I L A B U S Fakultas :
Lebih terperinciEbook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:
SEJARAH NASIONAL INDONESIA 1. Tanam paksa yang diterapkan pemerintah colonial Belanda pada abad ke-19 di Indonesia merupakan perwujudan dari A. Dehumanisasi masyarakat Jawa B. Bekerjasama dengan Belanda
Lebih terperinciBAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari
BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan PKI lahir sebagai organisasi kepartaian yang memiliki banyak tujuan. Di samping untuk menguasasi politik domestik negara, PKI juga memiliki misi untuk menghapus pengaruh kapitalisme
Lebih terperinciWestget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.
Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS Pada Penandatanganan MoU
Lebih terperinci1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME
1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus
Lebih terperinciPasang surut hubungan partai komunis dan partai nasionalis di cina tahun
Pasang surut hubungan partai komunis dan partai nasionalis di cina tahun 1934-1949 UNIVERSITAS SEBELAS MARET OLEH : Ana Rochayani K 4404012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cina adalah sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya
BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya disingkat UUD 1945 1 telah mengalami perubahan sebanyak empat kali, yakni Perubahan Pertama pada tahun 1999, Perubahan
Lebih terperinciINTISARI. Judul Skripsi : Politik Keterbukaan Arab Saudi Dibawah Kepemimpinan. RajaAbdullah Bin Abdul Aziz Sejak Tahun 2005
INTISARI Nama : Lintar Setyanto NIM : 151090234 Judul Skripsi : Politik Keterbukaan Arab Saudi Dibawah Kepemimpinan RajaAbdullah Bin Abdul Aziz Sejak Tahun 2005 Arab Saudi merupakan salah satu negara di
Lebih terperinciDEMOKRASI & POLITIK DESENTRALISASI
Daftar Isi i ii Demokrasi & Politik Desentralisasi Daftar Isi iii DEMOKRASI & POLITIK DESENTRALISASI Oleh : Dede Mariana Caroline Paskarina Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2008 Hak Cipta 2008 pada penulis,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan skripsi ini merupakan hasil kajian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya. Wilayaha Eritrea yang terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri Arab Saudi pada dasarnya berfokus pada kawasan Timur Tengah yang dapat dianggap penting dalam kebijakan
Lebih terperinciKONSENTRASI BARU KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA TENGGARA. Dewi Triwahyuni
KONSENTRASI BARU KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA TENGGARA Dewi Triwahyuni Urgensitas Kajian Asia Tenggara Secara Historis, berpusat di Malaka, Asia tenggara adalah sentra perdagangan dunia antara abad ke-14
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam
Lebih terperinciKEWARGANEGARAAN NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHA. Syahlan A. Sume. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi MANAJEMEN.
KEWARGANEGARAAN Modul ke: NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHA by Fakultas FEB Syahlan A. Sume Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id 1. Latar Belakang Perlunya Negara Setiap manusia mempunyai negara, Mengapa?
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh
Lebih terperinciPENDIDIKAN AGAMA ISLAM ISLAM DAN DEMOKRASI
Modul ke: 13Fakultas Didin EKONOMI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ISLAM DAN DEMOKRASI Hikmah P, SE, MM Program Studi MANAJEMEN Pengantar: Sistem Demokrasi Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana seluruh warga
Lebih terperinciDemokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka
Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka Desain Negara Indonesia Merdeka terbentuk sebagai Negara modern, dengan kerelaan berbagai komponen pembentuk bangsa atas ciri dan kepentingan primordialismenya,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cadangan minyak bumi nomer dua terbesar di dunia dan gas alamnya yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irak merupakan sebuah kawasan yang subur yang terletak didaerah lembah sungai Eufrat dan Tigris. Irak berpotensi menjadi sebuah Negara terkaya di dunia, karena cadangan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis
Lebih terperinci2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN
1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk
Lebih terperinciRESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,
RESUME Australia adalah sebuah negara yang terdapat di belahan bumi bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,
Lebih terperinci