PENDAHULUAN Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan yang di kelola masyarakat.penyelenggaraannya di
|
|
- Yenny Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ABSTRAK Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Agustus 2011 Tri Maryani Gambaran Altruisme pada Kader Posyandu Altruisme adalah mementingkan sikap untuk menyejahterakan orang lain. Namun di zaman sekarang perekembangan yang makin modernisasi cenderung mengutamakan kepentingan pribadi yang diwarnai dengan konsumerisme. Konsumerisme yang meluas ke arah komersialisme membuat makin jauh dari sifat altruistik khususnya dalam pelayanan kesehatan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa fakta tentang menurunnya kinerja dan keaktifan partisipasi kader posyandu yang dipengaruhi rendahnya jumlah insentif yang diterima kader, walaupun fakta tersebut bukan satu-satunya penyebab kinerja dan keaktifan kader menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran altruisme pada kader posyandu dan mengetahui apa yang menjadi penyebab para kader posyandu memiliki altruisme demikian. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Data diperoleh dari dua subjek perempuan berusia 37 dan 39 tahun dengan masing-masing significant other. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan wawancara dengan subjek dan significant other. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa kedua subjek menggambarkan perilaku altruisme, terlihat pada konsep diri empati yang dimiliki kedua subjek, tanggung jawab sosial yang baik, meyakini dunia sebagaimana adanya, memiliki self control dan egosentrisme yang rendah yang mengakibatkan adanya semangat kerja, pengabdian kepada masyarakat. dan faktor yang mempengaruhi altruisme subjek lebih cenderung dipengaruhi oleh sifat memberi yang sudah tertanam dalam diri subjek (motivasi intrinsik), sehingga perasaan senang (bahagia) setelah menolong adalah konsekuensi yang diperoleh. Kata Kunci : Altruisme, Kader, Posyandu 1
2 PENDAHULUAN Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan yang di kelola masyarakat.penyelenggaraannya dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih di bidang kesehatan, dan anggotanya berasal dari PKK, tokoh masyarakat serta pemudi yang bekerja dengan sukarela. Kader kesehatan merupakan perwujudan peran serta aktif masyarakat dalam pelayanan terpadu (Zulkifli, 2003). Dalam rangka peningkatan kualitas layanan Posyandu agar menjangkau semua lapisan masyarakat, maka peningkatan kualitas layanan kader Posyandu menjadi tonggak penting yang harus diperhatikan. Posyandu sangat tergantung pada peran kader, Mereka inilah yang memiliki andil besar dalam memperlancar proses pelayanan kesehatan primer. Namun keberadaan kader relatif labil karena partisipasinya bersifat sukarela sehingga tidak ada jaminan bahwa para kader akan tetap menjalankan fungsinya dengan baik seperti yang diharapkan. Jika ada kepentingan keluarga atau kepentingan lainnya maka Posyandu akan ditinggalkan (Soemanto dalam Aprillia, 2009). Menurut Suryatim (2001) partisipasi dan keaktifan kader Posyandu dipengaruhi oleh status pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan serta keikutsertaan dengan organisasi lain. Berdasarkan penelitian di Posyandu wilayah Kecamatan Jogonalan, bimbingan dan penyuluhan petugas/pkk, ada tidaknya imbalan, kunjungan perangkat kelurahan, dukungan tokoh masyarakat terhadap kader Posyandu diduga mempengaruhi keaktifan partisipasi kader Posyandu (Aprillia, 2009). Fenomena di atas menunjukkan bahwa sikap kader kesehatan meninggalkan sifat altruistik yang seharusnya melekat pada diri kader Posyandu. Perkembangan ke arah modernisasi cenderung mengutamakan kepentingan pribadi yang diwarnai dengan konsumerisme. Konsumerisme yang meluas ke arah komersialisme membuat makin jauh dari sifat altruistik dalam pelayanan kesehatan. Altruistik yang berarti mementingkan sikap untuk menyejahterakan orang lain makin sulit ditemukan pada masa sekarang. (Suara Merdeka, 2006). Terdapat penelitian menunjukkan rendahnya jumlah insentif yang diterima kader posyandu, dirasakan masih kurang untuk memotivasi kinerja dan partisipasi aktif kader dalam kegiatan posyandu sehingga tanggung jawab terhadap suksesnya program, cakupan dan kegiatan ii
3 posyandu menjadi kurang maksimal. Hasil penelitian tersebut mengartikan bahwa adanya insentif bagi setiap orang agar motivasi kerja meningkat (Aprillia, 2009). Orang-orang yang sangat aktif dalam pelayanan kesehatan seperti kader posyandu yang benar ialah yang memiliki motivasi tinggi jauh dari motivasi finansial semata sehingga dapat menemukan diri mereka bermakna bagi perbaikan lingkungan sosial mereka. Penelitian tentang gambaran altruisme pada relawan penanggulangan kemiskinan di perkotaan menunjukkan bahwa yang menonjol dari tiga relawan adalah perasaan empati, yang menimbulkan motivasi tindakan altruisme. Konsekuensi dari tindakan ini adalah munculnya perasaan bahagia dan kepuasan yang besar pada diri mereka, ketiga subjek menunjukkan semangat kerja dan pengabdian kepada masyarakat walaupun mereka tidak mendapatkan imbalan apapun, terutama dalam bidang finansial. (Dharmayati, 2007). Fakta di atas menunjukkan bahwa keinginan dalam menolong selalu terkait perilaku seseorang dalam menolong termasuk pada kader kesehatan Posyandu. Pertanyaan penelitian ini adalah: 1). Bagaimana gambaran altruisme pada kader posyandu dan 2). Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perilaku altruisme pada kader psoyandu? TINJAUAN PUSTAKA Altruisme Baron dan Byrne (2005) mendefinisikan Altruisme sebagai tingkah laku yang merefleksikan pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain. Seorang altruist bertindak untuk kepentingan orang lain sebagai tujuannya, Bukan sebagai cara agar diakui oleh masyarakat atau untuk kesejahteraan dirinya, tidak lagi menganggap dirinya sebagai pusat yang perlu diperhatikan (Peterson & Seligman dalam Dharmayati, 2007). Menurut Bierhoff, Klein dan Kramp (dalam Pratiwi, 2009) individu yang memiliki karakteristik perilaku Altruisme adalah memeiliki konsep diri yang empati, meyakini dunia sebagaimana adanya, memeiliki tanggung jawab sosial, memiliki egosentrisme yang rendah, dan memiliki internal locus of control. Menurut Cohen ada tiga Komponen dalam Altruisme yaitu perilaku memberi, empati dan sukarela. Perilaku Menolong dipicu oleh faktor dari luar dan dari dalam individu (Sarwono, iii
4 1997): Faktor luar/pengaruh situasi ada Faktor Bystanders, menolong jika orang lain menolong, desakan waktu dan faktor kemampuan yang dimiliki. Sedangkan faktor dari dalam ada faktor perasaan, sifat, agama, orientasi seksual dan jenis kelamin. Seorang Altruist bertindak untuk kepentingan orang lain sebagai tujuannya, bukan sebagai cara agar diakui oleh mayarakat atau untuk kesejahteraan dirinya. Ia tidak lagi menganggap dirinya sebagai pusat yang perlu diperhatikan. Kader Posyandu Menurut Depkes RI (dalam Aprillia, 2009) mengatakan Kader adalah anggota masyarkat yang dipilih untuk menangani masalah kesehatan, baik perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat denagn pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan yang dapat dilakukan kader di posyandu adalah melaksanakan pendaftaran, penimbangan bayi dan balita, melaksanakan pencatatan hasil penimbangan, memberikan penyuluhan, memberi dan membantu pelayanan, dan merujuk.kemudian Kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar posyandu- KB-kesehatan Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan penaggulangan diare. Mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan posyandu dan yang terkahir kegiatan yang menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan yang ada. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat, dimana masyarakat sekaligus dapat memperoleh pelayanan Keluarga Berencana dan kesehatan. Disamping itu posyandu dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk tukar pendapat serta bermusyawarah untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat (Roslaini, 2007). Menurut Depkes (dalm Zulkifli, 2003) tujuan diselenggarakan posyandu adalah untuk: Mempercepat penuurnan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran dan Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan dan lainnya yang menunjang, sesuai dengan kebutuhan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berupa wawancara, dengan bantuan alat pedoman wawancara dan alat perekam. Selain itu ditunjang juga dengan observasi untuk mendukung data yang didapat melalui wawancara. Subjek dalam penelitian adalah 2 orang ibu rumah tangga yang telah menjadi kader posyandu iv
5 lebih dari 3 tahun dengan data penunjang lain dari orang-orang di sekitar subjek yang memiliki hubungan dekat (Significant Other) sebanyak 2 orang. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Perilaku Altruisme subjek. a. Memiliki konsep diri yang empati, subjek 1 dan subjek 2 menunjukkan konsep diri yang empati. Dari cara mereka yang sama dalam menenangkan seseorang yang sedang menghadapi masalah yaitu dengan dikomunikasikan dan diberi pengertian pelan-pelan, dan cara menghadapi orang yang berbeda dengan mereka, keduanya tetap memperlakukan sama, jika ada perbedaan pendapat dengan mereka, mereka berusaha sabar dan mengimbanginya. Namun dalam hal bersosilaisasi keduanya memiliki cara yang berbeda, Cara subjek 1 bersosialisasi dalam lingkungan sehari-hari dengan selalu berbuat baik kepada siapapun sedangkan subjek 2 dengan bersikap ramah. b. Meyakini dunia sebagaimana adanya, Subjek 1 dan subjek 2 merasa belum puas dengan pertolongan yang telah diberikan pada orang lain, bagi subjek 1 dirinya akan terus berusaha meningkatkan rasa puasnya sedangkan subjek 2 menurutnya dirinya sebagai kader belum memiliki ilmu dan pengalaman yang cukup sehingga belum merasa puas dengan pertolongan yang diberikan. Kedua subjek pernah rela berkorban demi kepentingan orang lain hingga menyita waktu dan tenaga. c. Tanggung jawab sosial, Subjek 1 dan 2 memiliki tanggung jawab sosial yang baik. Mereka merasa memiliki tanggung jawab yang besar untuk menolong orang lain terlebih peran mereka sebagai petugas sosial (kader posyandu) namun demikian mereka tidak pernah merasa menolong itu semata-semata karena tanggung jawabnya, selain karena tugasnya, faktor sesama manusia lah yang menjadi alasan mereka menolong. d. Internal locus of control, subjek 1 dan subjek 2 memiliki internal locus of control. Subjek 1 dan subjek 2 merasa yakin bahwa mereka telah melakukan yang terbaik untuk orang lain, berusaha semaksimalmungkin.dalam mensukseskan. program/kegiatan di posyandu subjek 1 menjalankan sesuai prosedur, menggunakan hati dan denagn semangat dari diri, sedangkan subjek 2 selain mengikuti sistem yanga ada juga dengan berkomitmen dan berdoa. e. Egosentrisme, Subjek 1 dan 2 memiliki egosentrisme yang rendah. tidak v
6 pernah mengharapkan imbalan dari pertolongan yang diberikan pada orang lain, keuntungan ynag diharapkan keduanya adalah memeperoleh perasaan senang dan mendapat kepuasan tersendiri dari menolong, sebgai kader posyandu kedua subjek berusaha selalu mendahulukan kepentingan umum. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perilaku Altruisme subjek. a. Faktor luar/situasional Bystanders, dalam kasus ini subjek 1 dan 2 tidak terpengaruh oleh faktor bystanders dalam berperilaku altruisme. Subjek 1 dan subjek 2 tidak terpengaruh orang lain terhadap keinginan untuk memberikan pertolongan, walaupun banyak orang di sekeliling orang yang butuh pertolongan kedua subjek tetap ingin membantu. Subjek 1 pernah mengagumi orang dalam perilkau menolongnya sehingga membawa pengaruh positif yang besar untuk dirinya, sedangkan subjek 2 tidak pernah mengagumi seseorang dlam perilaku menolongnya. Desakan waktu, dalam kasus ini faktor desakan waktu tidak menyurutkan perilaku altruisme subjek 1 dan subjek 2. kedua subjek cenderung lebih mudah memberikan pertolong jika terdapat situasi yang benar-benar harus di tolong, walaupun kedua subjek menhadapi keadaan mendesak mereka tetap berusaha menolong. Kemampuan yang dimiliki, perilaku altruisme subjek 1 dan subjek 2 masih di pengaruhi kemampuan yang dimiliki. kedua subjek. belum merasa mampu menolong orang lain, menurut mereka, masih terdapat kekekurangan atau belum sempurnanya dalam memberikan pertolongan, kemampuan yang benar-benar dikerahkan subjek 1 untuk menolong selama menjadi kader psoyandu, yaitu terlibatnya dalam penanganan kasus gizi buruk sedangkan subjek 2 pada saat menyusun format laporan hingga menyita waktu. b. Faktor Pribadi Perasaan, faktor perasaan menyebabkan perilaku altruisme subjek 1 dan subjek 2, namun keadaan suasana hati tidak memepengaruhi perilaku altruisme kedua subjek.. subjek 1 dan subjek 2 merasa sedih dan sangat meyayangkan ketika tidak dapat membantu orang yang sangat membutuhkan. Subjek 2 pernah merasakannya saat dirinya tidak dapat membantu penanganan balita gizi buruk. vi
7 Dalam suasana hati apapun kedua subjek tetap menolong jika terdapat situasi yang harus di tolong. Faktor sifat (trait), dalam faktor ini turut menyebabakan perilaku altruisme subjek 1 dan subjek 2. kedua subjek ikut memikirkan penderitaan orang lain terlebih peran mereka sebagai petugas sosial. Agama, faktor nilai-nilai agama mendasari perilaku altruisme kedua subjek. penerapan agama di kehidupan sehari-hari kedua subjek dalam memberikan pertolongan berbeda. Subjek 1 tidak pandang bulu dan ikhlas tanpa pamrih sedangkan subjek 2 bersikap sabar kepada siapapun yang di tolong. Orientasi seksual, dalam hal in perilaku altruisme kedua subjek tidak disebabkan oleh faktor orientasi seksual. dalam memberikan pertolongan kedua subjek tidak pernah memilih-milih. Bagi mereka semua sama, dan jika patut untuk di tolong maka mereka membantunya. Jenis kelamin, kedua subjek tidak memiliki anggapan bahwa diri mereka perempuan maka mereka harus banyak menolong, bagi mereka baik laki-laki maupun perempuan tidak memiliki takaran dalam menolong. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian (hasil observasi dan wawancara) dapat disimpulkan bahwa : Subjek 1 dan subjek 2 memiliki perilaku Altruisme, yang didukung kelima karakteristik altruisme yang tampak dari kedua subjek yaitu adanya konsep diri yang empati, meyakini dunia sebagaimana adanya, memilik tanggung jawab sosial yang baik, internal locus of control dan egosentrisme yang rendah. Perilaku altruisme kedua subjek ada yang disebabkan maupun tidak disebabkan oleh Faktor luar dan faktor dari dalam diri/pribadi. Adapun faktor luar yan menyebabkan perilaku altruisme subjek 1 adalah adanya sosok yang dikagumi dalam perilaku menolongnya serta dalm hal kemampuan yang dimiliki, dan faktor dari dalam yaitu faktor perasaan, faktor sifat atau empati yang sudah melekat dari dalm diri dan faktor nilai agama. Pada subjek 2 faktor luar yang menyebabkan perilaku altruismenya hanya dalm hal kemampuan yang dimiliki dan faktor pribadi yang vii
8 menyebabkan perilaku altruisme subjek 2 sama halnya dengan faktor pribadi subjek 1. Saran Atas dasar gambaran kedua subjek yang menunjukkan perilaku altruisme, maka pentingnya mempertahankan motivasi kinerja dan dedikasi sebagai kader posyandu agar kualitas pelayanan dan kesuksesan program-programnya minimal tidak merosot atau menurun bahkan dapat meningkat, dan perlunya untuk berusaha agar menjadi sosok yang dikagumi dalam hal menolong, sehingga mampu menciptakan/mencetak generasi-generasi tenaga sukarela dalam bidang apapun, khususnya di bidang kesehatan minimal sebagai kader posyandu. DAFTAR PUSTAKA Basuki, H. (2006). Penelitian kualitatif : Untuk Ilmu Kemanusiaan dan Budaya. Jakarta : Universitas Gunadarma. Batson, C. D. (1991). The Altruism Question : to Ward a Social Psychological Answer. NJ : Erlbaum, Hillside. Departemen Kesehatan RI. (1998). Posyandu Penyuluhan Kesehatan Masyarakat RI. Jakarta. Iswandari, dini (2006). Dokter berebenah menuju bintang lima. n/0605/29/ragam01.htm Lubis, D.U. & Nawawi, S. (2007). Gambaran altruisme pada diri relawan dalam proyek penanggulangan kemiskinan di perkotaan. Jurnal psikologi sosial. Vol. 13, No.3, Hal Anonim. (2010). Altruisme. Aprillia, Y. (2009). Analisa faktor yang berhubungan dengan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu di wilayah puskesmas jogonalan II kabupaten klaten. Baron, R.A. & D. Byrne. (2005). Psikologi Sosial : Jilid 2 Edisi kesepuluh. Jakarta : Erlangga Mardiyanto, didi (2009). Optimalisasi Kader Posyandu untuk Pengembangan PAUD. tent/view/128/42 Marshall, C. & Rossman, G. (1989). Designing qualitative research. California : Stage Publications. Inc. Meimarno, A.E & S.W. Sarwono. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika. viii
9 Novita.(2008).Altruisme. Poerwandari, E. K. (1998). Pendekatan kualitatif dalam penelitian psikologi. Depok : Lembaga pengembangan sarana pengukuran dan pendidikan psikologi Universitas Indonesia. Pratiwi, U. (2009). Altruisme Ibu RT di Perumahan/Pemukiman Menengah Atas. Skripsi. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Zenah. (2005). Perbedaan intensi altruisme antara mahasiswa yang belum mencapai dengan yang sudah mencapai tingkat pasca konvensional dari perkembangan moral. Skripsi. Depok : Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Zulkifli. (2003). Posyandu dan kader kesehatan. Medan: USU digital library (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara). Roslaini, E. (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi kader posyandu dalam usaha perbaikan gizi keluarga. faktor-faktor-yang-mempengaruhikader.html. Sears, D.O., Freedman, J.L. (1992). Psikologi sosial. Jilid 2, Gelora aksara pratama. Jakarta : Erlangga. Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Bandung : Alfabeta. Sarwono, S.W. (1997). Psikologi sosial : Individu dan teori-teori psikologi sosial. Jakarta : Balai pustaka. Walgito, B. (2009). Psikologi sosial :Suatu pengantar. Jogjakarta : Andi. ix
10 x
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga, lingkungan teman sebaya sampai lingkungan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang hidup dengan berinteraksi satu sama lain, ia tidak dapat hidup sendiri tanpa memerlukan bantuan orang lain, mereka hidup dengan orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan sebagai salah satu parameter yang dapat menentukan kualitas sumber daya manusia sebuah Negara, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azazi manusia (UUD 1945, pasal 28 ayat 1 dan UU No.36 tahun 2009) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. atau balasan. (Batson, 1991) Altruisme adalah sebuah keadaan motivasional
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Altruis 2.1.1 Pengertian Altruis adalah suatu bentuk perilaku menolong berupa kepedulian untuk menolong orang lain dengan sukarela tanpa mengharapkan adanya imbalan atau balasan.
Lebih terperinciLampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KADER
Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KADER A. Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama Responden : 3. Kelurahan : 4. RW : 5. RT : 6. Kecamatan : Cibeunying 7. Kota : Bandung 8. Jenis Kelamin : L
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. forum diskusi ilmiah, mempraktikkan ilmu pengetahuan di lapangan, dan. juga dibutuhkan pula oleh orang lain (Zuhri, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan salah satu kaum intelektual yang menuntut ilmu di perguruan tinggi. Di perguruan tinggi, mahasiswa menjalankan tugastugas akademiknya dalam perkuliahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat besar, karena menyangkut pemenuhan kebutuhan yang sangat vital bagi kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadan posyandu ditengah tengah masyarakat mempunyai peranan yang sangat besar, karena menyangkut pemenuhan kebutuhan yang sangat vital bagi kesehatan ibu dan anak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang diciptakan untuk. dasarnya ia memiliki ketergantungan. Inilah yang kemudian menjadikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang diciptakan untuk berdampingan dengan orang lain dan tidak bisa hidup secara individual. Manusia tidak akan mampu hidup sendiri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan dari dua atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat. Kegiatan kegiatan yang dipadukan khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. individu yang menjalani kehidupan didunia ini. Proses seorang individu dalam
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kebahagiaan merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh setiap individu yang menjalani kehidupan didunia ini. Proses seorang individu dalam mencapai kebahagiaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan akan pelaksanaan pembangunan kesehatan masyarakat tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan akan pelaksanaan pembangunan kesehatan masyarakat tidak bisa lepas dari berbagai dukungan dan peran aktif yang dilakukan oleh seluruh masyarakat. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latang Belakang Masalah Menurut Depkes RI keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan pembangunan manusianya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan yang lebih diarahkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat memperoleh pelayanan Keluarga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Kader Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok (Widiastuti A, 2007). Kader kesehatan adalah promotor kesehatan desa (Promkes) yaitu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak faktor. Salah satu penyebabnya adalah belum dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran 1. Pengertian Peran (role) diartikan sebagai aspek yang dinamis dari suatu kedudukan. Dimana apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Posyandu Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian dari kesejahteraan umum seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Departemen Kesehatan pada
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 02.A TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN INSENTIF
Lebih terperinciDisampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012
Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 I. PENDAHULUAN A. PENGERTIAN 1. Posyandu adlh salah satu bentuk UKBM yg dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang yang ada disekitarnya. Setiap manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari sebagai makhluk sosial kita selalu berhubungan dengan orang lain Widyastuti (2014). Makhluk sosial saling membutuhkan satu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu merupakan bagian dari pembangunan untuk mencapai keluarga kecil bahagia dan sejahtera, dikelola oleh kader posyandu yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA KARANG TARUNA DI DESA JETIS, KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA KARANG TARUNA DI DESA JETIS, KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan penelitian 1.3 Kerangka Teori
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menolong merupakan perbuatan yang mulia, sejauh pertolongan itu dibutuhkan sehingga bermanfaat. Namun terkadang pertolongan justru tidak datang saat dibutuhkan. Banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah melalui pelayanan kesehatan di posyandu. Kegiatan-kegiatan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Percepatan pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan pada upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan, sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan bangsa ditentukan oleh ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. Bukti empiris menunjukkan, hal ini sangat ditentukan oleh status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kader kesehatan telah menyita perhatian dalam beberapa tahun terakhir ini, karena banyak program kesehatan dunia menekankan potensi kader kesehatan untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Definisi Posyandu Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat serta yang dibimbing petugas terkait (Depkes, 2006.
Lebih terperinciPENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI
PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI Sri Mukhodim Faridah Hanum Universitas Muhammadiyah Sidoarjo srimukhodimfaridahhanum@umsida.ac.id
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan sebutan posyandu, yaitu salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh,
Lebih terperinciMENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU
MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang menjadi milik masyarakat dan menyatu dalam kehidupan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Frekuensi Kunjungan Posyandu 1. Pengertian Posyandu Posyandu merupakan suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Juanita: Pengaruh Krisis Ekonomi Terhadap Pelayanan Kesehatan Masyarakat, 2001 USU Repository 2006
BAB I PENDAHULUAN Sejak pertengahan tahun 1997 Indonesia dilanda krisis moneter yang pada saat ini telah berkembang menjadi krisis ekonomi serta pelbagai krisis lainnya yang berpengaruh pada berbagai aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia meskipun dalam kadar yang berbeda. Manusia dimotivasi oleh dorongan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku saling tolong menolong merupakan perilaku yang dimiliki oleh manusia meskipun dalam kadar yang berbeda. Manusia dimotivasi oleh dorongan sosial, bukan
Lebih terperinciKUESIONER UNTUK KADER
KUESIONER UNTUK KADER Petunjuk Pengisian. 1. Jawablah pertanyaan yang ada pada kuesioner ini secara lengkap dan dengan sejujurnya. 2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut pendapat anda benar.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. ada dimasyarakat dan biasanya dituntut untuk dilakukan (Staub, dalam Baron
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Prososial 1. Definisi Perilaku Prososial Perilaku prososial memiliki arti sebagai sosial positif atau mempunyai konsekuensi positif. Sosial positif ini didasarkan atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan upaya Bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya mencapai derajad kesehatan yang optimal sebagai
Lebih terperinciPENGARUH KRISIS EKONOMI TERHADAP PELYANAN KESEHATAN. Juanita, SE,MKes. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara BABI PENDAHULUAN
PENGARUH KRISIS EKONOMI TERHADAP PELYANAN KESEHATAN Juanita, SE,MKes Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara BABI PENDAHULUAN Sejak pertengahan tahun 1997 Indonesia dilanda krisis moneter
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motivasi 2.1.1. Definisi Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang berarti menggerakkan (Winardi, 2007). Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan bahwa Salah satu indikator yang ditetapkan pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan terkait dengan upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat dalam hal kepadatan penduduk,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan faktor utama dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM yang berkualitas, gizi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak janin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak janin dalam kandungan, bayi, balita, remaja, dewasa sampai usia lanjut, memerlukan kesehatan dan gizi yang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP 5.1. Bahasan
BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara empati dengan kecenderungan perilaku prososial terhadap siswa berkebutuhan khusus
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS MINASATE NE KABUPATEN PANGKEP IRSAL
ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS MINASATE NE KABUPATEN PANGKEP IRSAL Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciPENERAPAN SISTEM INFORMASI POSYANDU MAWAR KELURAHAN SIMPANG EMPAT
Technologia Vol 7, No.4, Oktober Desember 2016 237 PENERAPAN SISTEM INFORMASI POSYANDU MAWAR KELURAHAN SIMPANG EMPAT Sefto Pratama, S.Kom, M.Kom (seftopratama.bjm@gmail.com) ABSTRAK Posyandu saat ini memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang diciptakan untuk berdampingan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang diciptakan untuk berdampingan dengan orang lain dan tidak bisa hidup secara individual. Sebagai makhluk sosial hendaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara, menyatakan bahwa hakekat dan makna pembangunan nasional dilaksanakan oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Pos Pelayanan Terpadu atau yang sering disebut dengan Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perilaku altruistik adalah salah satu dari sisi sifat manusia yang dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku altruistik adalah salah satu dari sisi sifat manusia yang dengan rela untuk berbuat sesuatu untuk orang lain, tanpa berharap mendapatkan imbalan apa pun, sebaliknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan pembangunan manusianya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan yang lebih diarahkan pada upaya menurunkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang. mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi terdiri dari
Lebih terperinciLuluk Masluchah: Hubungan Antara Perilaku Prososial Dengan Kekatifan Kader Posyan du HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROOSIAL DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU
Luluk Masluchah: Hubungan Antara Perilaku Prososial Dengan Kekatifan Kader Posyan du HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROOSIAL DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU Luluk Maslichah lulukmasluchah@undar.ac.id Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara operasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana pelaksanaannya dilakukan di tiap kelurahan/rw.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. yang tidak berorientasi untuk mencari keuntungan semata. Bahkan reward hampir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi kemahasiswaan di Perguruan Tinggi merupakan organisasi yang tidak berorientasi untuk mencari keuntungan semata. Bahkan reward hampir tidak ada, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak balita merupakan salah satu golongan penduduk yang rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan tubuh. merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi individu dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan tubuh merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi individu dalam melakukan aktivitasnya. Kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat. sasaran yang membutuhkan layanan (Depkes RI, 2006).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azasi manusia dan sekaligus sebagai investasi, Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN ALTRUISME PADA ANGGOTA KOMUNITAS SAVE STREET CHILD SURABAYA
Hubungan Antara Self Monitoring dengan Altruisme pada Anggota Komunitas Save Street Child Surabaya HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN ALTRUISME PADA ANGGOTA KOMUNITAS SAVE STREET CHILD SURABAYA Yahdiyanis
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. komunitas Save Street Child yang ikut mengajar anak-anak jalanan atau
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini sebesar 48 subyek yakni relawan komunitas Save Street Child yang ikut mengajar anak-anak jalanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana pelaksanaannya dilakukan di tiap kelurahan/rw.
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2007 SERI : PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 56 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN RW SIAGA KOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya
Lebih terperinciBIDANG PENDIDIKAN. Ida Rindaningsih, M.Pd
BIDANG PENDIDIKAN Ida Rindaningsih, M.Pd BIDANG PENDIDIKAN Keaksaraan Fungsional Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan SD Advokasi Hukum KEAKSARAAN FUNGSIONAL KEAKSARAAN FUNGSIONAL sebuah usaha pendidikan
Lebih terperinciMATRIKS WAWANCARA. Seruan Presiden untuk meningkatkan keunggulan kembali Posyandu. Belum dapat, tidak ada baik dari depkes maupun dari dinkes
MATRIKS WAWANCARA No Variabel P1 P2 P3 P4 P5 P6 1 Aspek Legal Peningkatan Strata Seruan Presiden untuk meningkatkan keunggulan kembali Pedoman Operasional Revitalisasi di Kabupaten Bekasi 2 Aspek Teknis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mereduksi AKI (Angka Kematian Ibu) di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia sejak janin dalam kandungan, bayi, balita, remaja dewasa sampai usia lanjut, memerlukan kesehatan dan gizi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Sebagai pusat kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu adalah suatu forum komunikasi, ahli teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan berbasis masyarakat secara optimal oleh masyarakat seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan. kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan potensi tumbuh kembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
Lebih terperinci1. Puskesmas Punggur, Kabupaten Lampung Tengah 2. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati Bandar Lampung
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2013 Titin Septina¹, Achmad Farich², Dina Dwi Nuryani 2 ABSTRAK
Lebih terperinciPERANAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT AGAMA DALAM PROYEK KELANGSUNGAN HIDUP ANAK MARDIANA KHAYATI A
PERANAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT AGAMA DALAM PROYEK KELANGSUNGAN HIDUP ANAK Program Kerjasama Pemerintah RI dan UNICEF (Studi ltasus pada LSM Agarna AL-Washliyah Di Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa
Lebih terperinciPERANAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT AGAMA DALAM PROYEK KELANGSUNGAN HIDUP ANAK MARDIANA KHAYATI A
PERANAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT AGAMA DALAM PROYEK KELANGSUNGAN HIDUP ANAK Program Kerjasama Pemerintah RI dan UNICEF (Studi ltasus pada LSM Agarna AL-Washliyah Di Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan mulut. Apabila kesehatan
Lebih terperinciALTRUISME DENGAN KEBAHAGIAAN PADA PETUGAS PMI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai. Derajat Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
ALTRUISME DENGAN KEBAHAGIAAN PADA PETUGAS PMI NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : IKA IRYANA F.100110078 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN INTENSI ALTRUISME PADA SISWA SMA N 1 TAHUNAN JEPARA
1 HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN INTENSI ALTRUISME PADA SISWA SMA N 1 TAHUNAN JEPARA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Disusun oleh : AHMAD ARIF F 100 030
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komitmen pemerintah untuk mensejahterakan rakyat nyata dalam peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari penetapan perbaikan status gizi yang
Lebih terperinciJurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No Sutaryat Trisnamansyah, 2 Tri Jeni Fitriani
PERAN SERTA MASYARAKAT UNTUK MEWUJUDKAN MILLENIUM DEVELOPMENT GOALs 2015 BIDANG KESEHATAN ( TUJUAN KE 4 DAN KE 5 ) MELALUI PENDEKATAN KELAS IBU ( Studi Kasus di Desa Mekarsari Kecamatan Ciparay Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1993, namun setelah tahun 1993 Posyandu mengalami penurunan fungsi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia menurut WHO masih rendah, hal ini disebabkan oleh belum dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan secara optimal oleh masyarakat,
Lebih terperinciISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA
ISSN: 0854-2996 VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA Keberadaan Posyandu sangat strategis dalam pencapaian sasaran kesehatan dan gizi. Demikian disampaikan Ibu Negara, Hj. Ani Bambang Yudhoyono dalam pembukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
Lebih terperinciWujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986
POSYANDU Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986 PENGERTIAN salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Kekurangan gizi belum dapat diselesaikan, prevalensi masalah gizi lebih dan obesitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan kesehatan
Lebih terperinciBETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.
HUBUNGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUHPELEM KECAMATAN PUHPELEM KABUPATEN WONOGIRI Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih Teknologi dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan tahun 2005-2025 memberikan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain: ibu, bayi, anak, usia lanjut dan keluarga miskin. Adapun sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan telah ditetapkan arah kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Prososial 2.1.1 Pengertian Perilaku Prososial Menurut Kartono (2003) menyatakan bahwa perilaku prososial adalah suatu perilaku prososial yang menguntungkan dimana terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri. Sebagai makhluk sosial manusia tumbuh bersama-sama dan mengadakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia disebut juga sebagai makhluk holistik, yaitu bisa berfungsi sebagai makhluk individual, makhluk sosial, dan juga makhluk religi. Manusia sebagai makhluk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan dukungan teknis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Posyandu 2.1.1 Pengertian Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber Daya Manusia (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk danbersama masyarakat
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA PETUGAS SECURITY. Oleh: SUPARJO ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA PETUGAS SECURITY Oleh: SUPARJO ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dengan perilaku prososial pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan manusia. Di era globalisasi ini banyak kita temukan penyakit-penyakit yang bukan hal biasa lagi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting bagi pertumbuhan anak, oleh sebab itu balita perlu ditimbang secara teratur sehingga dapat diikuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pangan, pendidikan, bahan bakar dan juga subsidi kesehatan. Oleh karena itu
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Program pengendalian penduduk merupakan salah satu strategi dalam mensukseskan pembangunan di Indonesia. Semakin besar jumlah penduduk, maka biaya pembangunan akan semakin
Lebih terperinci