BAB PROFIL SANITASI WILAYAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB PROFIL SANITASI WILAYAH"

Transkripsi

1 BAB 3 PROFIL SANITASI WILAYAH 3.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene Pada hakekatnya satu variabel yang acapkali mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan dan pola hidup masyarakat. Faktor perilaku, pelayanan, kesehatan dan genetik, lingkungan juga turut menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Sinjai. Salah satu tugas Pemerintah Kabupaten Sinjai dibidang kesehatan adalah melakukan pencegahan penyakit dan penyehatan lingkungan pemukiman. Program Penyehatan Lingkungan dilaksanakan secara terpadu baik dengan lintas program maupun lintas sektor, dengan melakukan intervensi terhadap faktor resiko lingkungan yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Selain itu juga melalui pemberdayaan melalui partisipasi masyarakat terhadap pengawasan lingkungan. Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara merata dan murah. Dengan tujuan tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik, yang pada gilirannya memperoleh kehidupan dan prilaku hidup sehat dan produktip. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai mengenai sarana sanitasi dasar. 1

2 3.1.1 Tatanan Rumah Tangga Berdasarkan capaian hasil kegiatan dapat dinilai bahwa upaya yang telah dilakukan melalui tiga pogram pokok yakni peningkatan pelayanan kesehatan dan pengembangan desa sehat serta Program Jaminan Kesehatan Daerah berdampak pada Derajat Kesehatan Masyarakat yakni ; Infant Mortality Rate (Kematian Bayi), Maternal Mortality Rate (Kematian Ibu) dan Child Mortality Rate (Kematian Balita). Namun yang paling besar pengaruhnya terhadap ketiga Indikator tersebut adalah Program Desa Sehat. Program Desa Sehat memuat sepuluh Program Pokok Pelayanan Kesehatan diantaranya adalah Kesehatan Ibu dan Anak, Pencegahan Penyakit, Pemberantasan Penyakit, Penyehatan Lingkungan dan beberapa program lainnnya yang diimplementasikan sebagai kegiatan operasional puskesmas se Kabupaten Sinjai. Desentralisasi/otonomi daerah membawa konsekuensi bagi daerah agar dapat mewujudkan kemandiriannya dalam pembangunan, termasuk pembangunan bidang kesehatan yang merupakan investasi bangsa di masa mendatang sebagaimana asas desentralisasi. Pemerintah daerah sesuai fungsinya memiliki kewenangan sepenuhnya dalam pembangunan di bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud tingkat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Desentralisasi di bidang kesehatan bertujuan untuk mewujudkan peningkatan derajat kesehatan berlandaskan prakarsa dan aspirasi masyarakat dengan cara memberdayakan, menghimpun dan mengoptimalkan potensi daerah dan nasional. Untuk melihat kondisi kesehatan lingkungan di Kabupaten Sinjai. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai terdapat unit rumah yang ada dari jumlah rumah yang di periksa unit rumah dan diperiksa telah mencapai 93,54%, namun yang termasuk kategori sehat sejumlah unit rumah atau 75,31% telah terealisasi. Hal ini diharapkan akan lebih baik untuk mencapai target, sehingga diperlukan upaya lebih serius dalam mengatasi hal ini, namun jika dibandingkan dengan target Indonesia Sehat 2010 maka sebesar 65 % maka Kabupaten Sinjai telah melewati target rumah sehat dalam realitasnya. Tapi jika 2

3 mengacu pada MDGS 2015 capaian target rumah tangga sehat masih jauh maka diiharapkan kerjasama yang baik dari semua pihak bak lintas sektoral,lsm, tokoh masyarakat, agama untuk memkberikan motivasi dan berkomitmrn bersama dalam pencapaian target tersebut diatas. lain Indikator yang menunjang PHBS di tingkat Tatanan Masyarakat ini antara 1.. Mencuci tangan dengan Sabun dan sabun; 2. Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga 3. Buang Air Besar Sembarangan 4. Pengelolaan Air limbah Rumah Tangga 5. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berikut data untuk pencapaian Indikator PHBS di Tatanan Masyarakat: di Kabupaten Sinjai berdasarkan study EHRA ( Enviroment Health Risk Assesment) atau yang biasa dikenal sebagai study data primer area beresiko sabitasi dalam program PPSP: 1. Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun Aktivitas keseharian kita me betapa kotornya tangan kita setelah bekerja. Seringkali tanpa disadari bahwa sebelum makan kadang masyarakat lupa untuk mencuci tangannya, kebiasaan inlah yang mengakibatkan orang sering terkena penyakit. Penyakit yang bisa ditimbulkan dengan melupakan kebiasaan ini antara lain diare, kolera, disentri, tifus, cacingan, penyakit k u l i t, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)). Untuk melihat sampai sejauh mana masyarakat Kabupaten Sinjai melakukan kebiasaan cuci tangan pakai sabun dapat kita lihat pada data EHRA berikut ini. A. Penggunaan Sabun di masyarakat Hasil menunjukkan bahwa penggunaan sabun di masyarakat sudah baik ratarata penggunaan sabun sebesar 52,21 %. Aktivitas tertinggi pemakaian sabun pada mandi sebesar 96,4 % kemudian untuk aktivitas lainnya dapat dilihat pada tabel 3.1. Melihat has il survey diatas 3

4 diharapkan kegiatan pemakaian sabun di kabupaten sinjai harus ditingkatkan. Tabel.3.1 Penggunaan Sabun di kabupaten Sinjai Untuk Apa Sabun Digunakan % A. Mandi 96,4 B.Memandikan Anak 51,1 C. Menceboki Pantat Anak 44,9 D. Mencuci Tangan Sendiri 68,3 E. Mencuci Tangan Anak 46,5 F. Mencuci Peralatan 83,2 G. Mencuci Pakaian 78,9 H lainnya 0,3 I. Tidak Tahu 0,3 Ratarata 52,21098 Data : Hasil Analisis EHRA Kabupaten Sinjai

5 B. Tempat Mencuci Tangan Dari hasil analisis data EHRA Kabupaten Sinjai, data menunjukan bahwa dalam hal tempat mencuci tangan dijelaskan bahwa masyarakat mencuci tangan di tempat cuci piring sebanyak 74,9 %. Mencuci tangan di kamar mandi sebanyak 46,9 %, di dekat kamar mandi sebesar 15,3 %, Kebiasaanmencuci tangan di jamban sebesar 11%, mencuci tangan di dekat jamban 8,7 %, mencuci tangan di Sumur sebesar 23,6%. Disekitar penampungan air 13,4 %, di tempat cuci piring sebanyak 74,9 %, Didapur 38,4 % serta Lainnya tidak tahu. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.2 Tabel 3.2 Tempat Cuci Tangan Pakai Sabun Tempat Mencuci Tangan Pakai Sabun % A. Di Kamar Mandi 46,9 B. Di Dekat Kamar Mandi 15,3 c. Di Jamban 11,0 D. Di Dekat Jamban 8,7 E. Di Sumur 23,6 F. Disekitar Penampungan Air 13,4 G. Ditempat Cuci piring 74,9 H. Di Dapur 38,1 I. Lainnya 0,7 J. Tidak Tahu 0,5 Hasil Analisis EHRA Kabupaten Sinjai

6 C. Waktu Cuci Tangan Pakai Sabun Mengacu hasil Analisis kajian Study Ehra maka masyarakat di Kabupaten Sinjai waktu cuci tangan pakai sabun dalam kesehariannya adalah sebelum ketoilet, setelah menceboki anak, setelah buang air besar, sebelum makan, setelah makan, sebelum menyuapi anak makan, sebelum menyiapkan masakan, setelah memegang hewan, sebelum sholat, dan aktivitas lainnya. Kebanyakan untuk masyrakat kabupaten Sinjai mencuci tangan sebelum dan setelah makan, kemudian setelah buang air besar. Hasil ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat cukup tinggi dalam mdncuci tangan pakai sabun. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Waktu Cuci Tangan Pakai Sabun di Kabupaten Sinjai A. Sebelum Ke Toilet Waktu CTPS di Kab. Sinjai % 4,8 B. Setelah menceboki anak 30,8 C. Setelah buang air besar 68,4 D. Sebelum makan E. Setelah makan 49,8 F.Sebelum menyuapi anak makan 22,8 G. Sebelum menyiapkan masakan 33,2 H. Setelah memegang hewan 39,7 78,1 I. Sebelum sholat J. Lainnya 25,5 0,8 Ratarata 35,38 Sumber data: Hasil Analisis Kajian EHRA Kab. Sinjai

7 2. Perilaku Pengelolaan Air Bersih Rumah Tangga Kabupaten Sinjai memiliki banyak sumber air permukaan dan sumber air dalam tanah karena kondisi geografis kabupaten Sinjai beraneka ragam. Mulai dari pegunungan hingga daratan. Pengelolaan Air bersih di kabupaten Sinjai dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum yang berada di kota Sinjai. Daerah pelayanan PDAM Kabupaten Sinjai belum menjangkau secara keseluruhan kecamatan. Dari 9 kecamatan hanya 2 Kecamatan yang terlayani dengan jumlah pelanggan sebanyak 5608 Sambungan. Dari hasil survey EHRA di Kabupaten Sinjai pemakaian air untuk kebiasaan seharihari minum, masak,mencuci piring, mencuci pakaian, dan menggosok gigi pemakaian air bersih bersumber dari air sumur gali yang terlindungi. Untuk pemakaian air bersih untuk PDAM hanya sebesar 16,32 % untuk sambungan rumah, yang memakai air botol kemasan sebesar 1,5 %, pemakaian air isi ulang hanya untuk minum sebesar 17,9 %, sedangkan untuk aktivitas lainnya di ambil rataratanya sebesar 5,92 %. Untuk Hidrant Umum rataratakan 1,68 %, kran Umum 0,94%, sumur pompa tangan sebesar 8,64 %, sumur gali yang terlindungi 40,72 %, mata air yang terlindungi sebesar 7 %, untuk mata air yang tidak terlindungi sebesar 1,92 %, air hujan sebanyak 12,4 %, air sungai sebesar 0,76 %, air waduk sebesar 0,08 %. Berikut hasil secara terperinci pemakaian air bersih untuk masingmasing sumber mata air di kabupaten Sinjai. Minum Masak Mencuci piring dan gelas Tabel 3.4 Pemakaian Air botol Kemasan di kabupaten Sinjai Jenis Kegiatan Memakai Air Botol kemasan % Mencuci Pakaian 0.7 Menggosok Gigi 0.6 Sumber data EHRA Sinjai

8 Tabel 3.5 Pemakaian Air Bersih Isi Ulang Minum Masak Mencuci piring dan gelas Mencuci Pakaian Jenis Kegiatan Memakai Air Isi Ulang % Menggosok Gigi Sumber data: Ehra Kab. Sinjai 2012 Minum Masak Mencuci piring dan gelas Mencuci Pakaian Menggosok Gigi Sumber data: Ehra 2012 Tabel 3.6 Pemakaian Air Bersih bersumber dari Ledeng PDAM 17,9 Jenis Kegiatan Memakai Air Ledeng PDAM % Tabel 3.7 Pemakaian Air Bersih HU PDAM/ Proyek Jenis Kegiatan Memakai Air HU PDAM/Proyek % Minum 2,3 Masak Mencuci piring dan gelas Mencuci Pakaian 1,3 Menggosok Gigi 1,2 Sumber data : Ehra Kabupaten Sinjai ,8 1,9 1,8 2,2 19,1 21,4 13,8 13,5 13,8 2,3 1,3 8

9 Minum Masak Mencuci piring dan gelas Mencuci Pakaian Tabel 3.8 Pemakaian Air Bersih KU PDAM/ Proyek Jenis Kegiatan Memakai Air KU PDAM/Proyek % Menggosok Gigi Sumber data : Ehra Kab. Sinjai 2012 Minum Masak Tabel 3.9 Pemakaian Air Bersih Sumur Pompa Tangan Jenis Kegiatan Memakai Air Sumur pompa Tangan % Mencuci piring dan gelas Mencuci Pakaian Menggosok Gigi Sumber data : Ehra 2012 Minum Masak Tabel 3.10 Pemakaian Air Sumur Gali Terlindungi Jenis Kegiatan Memakai Air Sumur gali terlindungi % Mencuci piring dan gelas Mencuci Pakaian Menggosok Gigi Sumber data: Ehra Kab. Sinjai ,1 1,3,8,7,8 8,3 8,7 8,8 9,0 8,4 35,2 36,8 45,8 45,9 39,9 9

10 Tabel 3.11 Pemakaian Air dari Mata Air Terlindungi Minum Masak Jenis Kegiatan Memakai Mata Air Terlindungi % Mencuci piring dan gelas Mencuci Pakaian Menggosok Gigi Sumber data: Ehra kab.2012 Minum Masak Tabel 3.12 Pemakaian Air Dari Mata Air Tidak Terlindungi Jenis Kegiatan Memakai Mata Air Tidak Terlindungi % Mencuci piring dan gelas Mencuci Pakaian Menggosok Gigi Sumber data : Ehra kab. Sinjai 2012 Minum Masak Mencuci piring dan gelas Mencuci Pakaian Tabel 3.13 Pemakaian Air Hujan Jenis Kegiatan Memakai Mata Air Hujan % Menggosok Gigi Sumber data: Ehra Kab. Sinjai ,5 7,4 7,0 6,9 6,2 2,0 1,9 1,9 1,9 1,9 12,2 13,4 12,4 13,2 10,8 10

11 Tabel 3.14 Pemakaian Air Sungai Minum Masak Mencuci piring dan gelas Mencuci Pakaian Menggosok Gigi Sumber data : Ehra 2012 Jenis Kegiatan Memakai air dari sungai % Tabel 3.15 Pemakaian Air Waduk ,1 0.7 Minum Masak Jenis Kegiatan Memakai Dari Waduk/ Danau % Mencuci piring dan gelas Mencuci Pakaian Menggosok Gigi Sumber data: Ehra 2012,0, Sumber Data : Hasil Analisis EHRA Kabupaten Sinjai

12 3. Perilaku Buang Air Besar BAB adalah singkatan dari Buang Air Besar, mengapa indikator ini merupakan salah satu pilar dari lima STBM karena untuk dikategorikan hidup sehat karena masyarakat harus memiliki wadah atau tempat untuk buang air besar terfokus. Alasannya bila tidak terfokus maka bisa menyebabkan kuman ecoli menyebar ke suatu wilayah yang tanpa sadar bisa menyebabkan kejadian luar biasa. Perilaku BAB suatu daerah dikatakan baik apabila sudah tidak ada lagi masyarakat di daerah tersebut berperilaku buang air besar d sembarang tempat. Milenium Development Goalds mengharapkan bahwa ditahun 2015 nanti sudah tidak ada lagi masyarakat yang buang air besar sembarangan di kabupaten Sinjai. Target ini bukan hanya untuk program MDGS saja tetapi juga merupakan program Promosi PHBS masyarakat di kabupaten Sinjai dengan mencanangkan Stop BABS Untuk melihat hasil lapangan sudah sampai sejauh mana BAB d kabupaten Sinjai saat ini maka EHRA akan menjawab hal tersebut diatas. A. Tempat Buang Air Besar Ada beberapa pertanyaan yang dapat timbul untuk perilaku Hidup Bersih dan Sehat diantaranya adalah dimana masyarakat melakukan buang air besar dan sebesarapa seberapa besar wadah yang harus disiapkan untuk menempati buang air besar. Jawabannya adalah tempat terfokus dan memiliki saptic Tank, ukurannya tidak mesti bagus yang penting bisa ditempati buat BAB terfokus. Jamban adalah salah satu jawaban dari pertanyaan tersebut diatas, jamban yang baik dimana fasilitas untuk pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas bangunan atas yang terdiri dari atap penutup jamban, kemudian bangunan tengah yang terdiri dari tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi air untuk membersihkannya dan terakhir adalah bangunan bawah yang merupakan unit penampung kotoran yang ank berbentuk cemplung atau ank e tank. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air, sedangkan jamban leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air dan daerah padat penduduk. Jamban merupakan salah satu ank e or yang menjadi syarat utama dalam perilaku hidup bersih dan sehat, suatu keluarga jika sudah memiliki jamban dapat menjadi cermin bahwa perilaku keluarga yang bersangkutan baik, namun permasalahannya tidak semua jamban keluarga dinyatakan baik dan sehat, baik secara struktur (bahan material, sambungan pipa, syarat ank e tank) dan aspek non teknis seperti pemeliharaan dan pengelolaan/pembuangan akhir. Hasil kajian EHRA menunjukkan, bahwa kepemilikan jamban bagi rumah tangga penduduk di kabupaten Sinjai sudah lumayan tinggi yaitu yang menggunakan jamban pribadi 66,1% dan yang menggunakan MCK/WC Umum sebanyak 6,1%. Untuk data sekunder tingkat kepemilikan jamban di kabupaten mencapai %. Hal yang memprihatinkan dimana menurut survey EHRA Perilaku BAB ke sungai sebesar 10,7 %, yang masih ditemukan prilaku BAB ke kebun/pekarangan sebesar 9,3 %, ke selokan/parit/got sebesar 0,9 %, ank e lubang galian sebesar 7,6 %, yang memakai WC helikopter sebesar 1,6 %. Dengan melihat masih ada Perilaku BAB yang buruk ini, di dapat dari hasil pengamatan di lapangan terjadi pada masyarakat perdesaan terutama masyarakat yang tinggal di pinggir sungai dan masyarakat 12

13 peladang. Kenapa mereka masih BAB di kebun atau membuat lubang galian karena setengah hari aktifitas mereka berada di daerah perkebunan yang mana perkebunan tersebut tidak memiliki sarana jamban. Alasan masyarakat sangat jauh bagi mereka untuk pulang dan BAB saat mereka ada di kebun mereka. Untuk masyarakat pantai atau pulau perilaku yang diterapkan adalah ke tepi pantai. Selengkapnya data tersebut diatas dapat dilihat pada tabel beriklu Tabel 3.16 Tempat BAB Di Kabupaten Sinjai Tempat Buang Air Besar % A. Jamban Pribadi 66,1 B. MCK/ WC Umum 6,1 C. WC. Helikopter 1,6 D. Ke Sungai/ Pantai/ Laut E. Kebun/ Pekarangan F. Selokan/ Got G. Lubang Galian H. Lainnya I. Tidak Tahu Sumber data : Ehra Kab. Sinjai ,7 9,3,9 7,6 1,9 B. Kategori Usia Yang BAB di Ruang Terbuka,1 Data yang dihasilkan oleh study EHRA untuk cakupan layanan jamban di kabupaten Sinjai menyebabkan kita akan berpikir sampai sebatas mana usia yang BAB sembarang tempat. Korelasi hasil survey menyebutkan bahwa anak lakilaki umur 5 12 tahun yang paling sering melakukan perilaku Buang Air besar Sembarang Tempat sebesar 10,5 %. Untuk anak perempuan yang berusia 512 tahun, Remaja lakilaki sebesar 6,1 %, remaja perempuan 6,5 % dan Lakilaki dewasa sebesar 8,8 % untuk perempuan dewasa sebesar 9,3 %. Lakilaki di usia tua didapat data 5,3 %, perempuan tua 6 %. Usia lainnya 0,4 %. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel di baqah ini. 13

14 Tabel 3.17 Kategori Usia BAB Di Tempat Terbuka Kategori Usia BAB Di Tempat Terbuka SeKabupaten Sinjai % A. Anak LakiLaki umur 512 Tahun B. Anak Perempuan Umur 5 12 Tahun D. Remaja Perempuan Realitas tersebut diatas menuntut pemikiran khusus m E. LakiLaki Dewasa 8,8 Pemicuan dengan menimbulkan rasa jijik akan dapat mengurangi jumlah orang untuk F. Perempuan Dewasa 9,3 BAB sembarang tempat. Untukl anak usia G. LakiLaki Tua 5,3 512 tahun pendidikan yang bisa H. Perempuan Tua 6,0 menyentuh langsung adalah dengan mengadvokasi sekolah untuk promosi I. Lainnya,4 kesehatan di sekolah dan tidak lupa bahwa kebiasaan ini harus ditunjang dengan fasilitas yang cukup untuk jamban dan air bersih sebagai penunjang keberfungsian jamban yang telah dibangun. C. Kepemilikan Jamban Untuk memenuhi kebutuhan akan buang air besar maka bagaimanakah jamban yang bersyarat dan baik. Dari hasil EHRA berikut jenis jamban masyarakat di kabupaten Sinjai dimana untuk jamban kloset leher angsa sebesar 60 %, kloset duduk siram leher angsa sebesar 2,5 %, plengsengan sebesar 0,8 %, cemplung sebesar 13,1 %. Dan masih belum memiliki kloset sebesar 23,7 %. Hasil inilah menjadi patokan dasar untuk pemenuhan jamban bagi yang tidak mempunyai kloset di kabupaten Sinjai. Tabel 3.18 Kepemilikan Jamban 10,5 7,7 C. Remaja LakiLaki 6,1 6,5 Kepemilikan Jamban % Kloset jongkok leher angsa 60,0 Kloset duduk siram leher angsa 2,5 Plengsengan,8 Cemplung 13,1 Tidak punya kloset 23,7 Sumber data: Ehra

15 D. Pembuangan Limbah Tinja/ lumpur Tinja Hasil Ehra menunjukkan bahwa tempat pembuangan Tinja Untuk Kabupaten Sinjai terbesar di Tangki Septik sebanyak 58,3 %, untuk pipa sewer sebesar 1,2 %, Sistim Cubluk/ Lobang Tanah 13,7 %, Langsung ke drainase sebesar 1,3 %, ke sungai atau danau atau pantai sebesar 13,4 %, ke kolam atau sawah 0,2 %, Ke kebun atau lapangan sebesar 10,7 %. Tabel 3.19 Tempat Pembuangan Limbah Tinja Masyarakat Pembuangan Air Limbah Tinja /Lumpur Tinja % Tangki septik 58,3 Pipa sewer 1,2 Cubluk/lobang tanah 13,7 Langsung ke drainase 1,3 Sungai/danau/pantai 13,4 Kolam/sawah,2 Kebun/tanah lapang 10,7 Tidak tahu 1,3 Sumber data : Ehra 2012 Bagaimanakah sistim pengelolaan lumpur tinja di kabupaten sinjai. Hasil Ehra menilai bahwa periode pengosongan tangki septic adalah sebagai berikut: a. Periode 012 Bulan sebanyak 0,9 % b. Periode 15 Tahun sebanyak 2,1 % c. Periode 510 Tahun sebanyak 0,6 % d. Periode Lebih dari 10 Tahun sebanyak 0,3 % e. Tidak pernah melakukan pengosongan lumpur tinja sebanyak 90,7 % f. Tidak tahu sebanyak 5,4 % Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa masih banyaknya masyarakat yang belum terlayani akan layanan penyedotan limbah tinja, maka sangat diperlukan partisipasi dan program dari pemerintah dalam mengoptimalkan tingkat pelayanan penyedotan tinja di kabupaten sinjai. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 15

16 Tabel 3.20 Periode Pengosongan Tangki Septic Pengosongan Tangki Septic % 012 bulan yang lalu,9 15 tahun yang lalu 2,1 Lebih dari 510 tahun yang,6 lalu Lebih dari 10 tahun,3 Tidak pernah 90,7 Tidak tahu 5,4 Sumber data: Ehra 2012 Untuk pelaku pelaksanaan penyedotan limbah tinja di kabupaten sinjai berdasarkan survey EHRA adalah sebagai berikut: a. Layanan sedot tinja sebesar 13,8 % b. Membayar orang sebesar 9,2 % c. Dikosongkan sendiri sebesar 12,3 % d. Sedangkan yang tidak tahu mengenai pengosongan septic tank dilakukan oleh siapa sebesar 64,6 % Membutuhkan memang sosialisasi yang tinggi untuk pelaku pelayanan sedot tinja di kabupaten sinjai harapan besar melalui Percepatan Pembangunan Sanitasi inilah perlu dipikirkan mengenai aktualisasi dan sinkronisasi antara peren pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk memberikan masukan dalam peningkatan sedot tinja untuk kabupaten sinjai, terlebih lagi dengan di galakkannya Sinjai STOP BABS sembarang tempat 2015 maka sangat diharapkan masingmasing SKPD sebagai fasilitator, didukung dari kerjasama swasta dan masyarakat sebagai objek pembangunan daerah saling bahu membahu dalam peningkatan kegiatan ini. Hasil selengkapnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini. 16

17 Tabel 3.21 Pelaksana Penyedotan Limbah Tinja Masyarakat Pelaku Pengelolaan Sedot Tinja % Layanan sedot tinja Membayar tukang 13,8 9,2 Dikosongkan 12,3 sendiri Tidak tahu 64,6 Sumber data: Ehra 2012 Peran masyarakat sebagai kontrol pembangunan dewasa ini mengkikat peran dalam pembangunan Jangka Menengah yang berbasis capasity building. Harapan terbesarnya adalah bahwa pemerintah dalam hal ini hanya bersifat sebagai fasilitator tetapi masyarakatlah yang berperan dalam pembangunan dari, oleh dan untuk rakyat. Tidak sepenuhnya masyarakat memberikan tanggung jawab penuh kepada pemerintah untuk penanganan masalah pembuangan limbah tinja. Kebiasaan yang tidak baik harus diperangi dengan mempercepat proses sosilisasi, proses peningkatan kapasitas, proses melekukan pembangunan sendiri dan memelihara fasilitas yang telah dibangun sehingga hterpeliharanya sarana akan lebih terjangkau untuk akses pelayanannya dan pemeliharannya. Ibuibu memegang peranan penting dalam pengelolaan sanitkasi, karena setiap hari ibu beserta anaklah yang tinggaldi rumah memerlukan sosilalisasi dan pemahaman yang kuat bagi pengelolaan tinja rumah tangga. Hasil EHRA menyebutkan sisa pembuangan tinja balita dibuang ke WC atau ke kamar mandi sebesar 34 %, pembungan ke tempat sampah sebesar 6,8 %, ke kebun/pekarangan/jalan sebesar 12 %, ke sungai/selokan/got sebesar 11,8 %, ke tempat lainnya sedangkan yang tidak tahu membuang kemana sebesar 32,9. Mengingat masih banyaknya tempat buang kotoran balita ke tempat sampah, kebun dan pekarangan ke sungai/selokan/got, maka sangat besar kemungkinan banyaknya penyakit yang timbul karena pembungan kotorn tidak di daerah tertutup sehingga banyaknya lalat, tikus dan masih banyak penyebar penyakit lainnya dapat menjangkau sumber tersebut. Tabel 3.22 Tempat Pembuangan Limbah Tinja Balita Tempat Pembuangan Limbah Tinja Balita % Ke WC/Jamban 34,1 17

18 Ke tempat sampah 6,8 Ke 12,0 kebun/pekarangan/jalan Ke sungai/selokan/got 11,8 Lainnya 2,4 Tidak tahu 32,9 Untuk data penyakit diare kabupaten sinjai berdasarkan EHRA dapt dikategorikan dalam periode sebagai berikut: a. 24 jam terakhir sebesar 0,9 % b. 1 minggu terakhir 0,8 c. 1 bulan terakhir sebesar 5,3 % d. 3 bulan terakhir sebesar 4,1 % e. 6 bulan terakhir sebesar 3,4 % f. Lebih dari 6 bulan lalu sebesar 2,1 % g. Tidak pernah terkena diare sebesar 5,9 % Pemerintah berharap untuk kebiasaan membuang kotoran bayi bukan pada daerah tertutup dapat di berantas dengan melakukan sosialisasi dan pemicuan rasa jijik sehngga penyebaran penyakit dapat ditekan semakin kecil. Tabel 3.23 Waktu terkena Diare Terakhir Periode Terkena Diare % 24 jam terkahir,9 1 minggu terakhir,8 1 bulan terakhir 5,3 3 bulan terakhir 4,1 6 bulan terakhir 3,4 Lebih dari 6 bulan yang lalu 2,1 Tidak pernah 5,9 18

19 Apakah dampak dari pembuangan kotoran bayi di bukan tempat pembuangannya, jawabannya bisa berakibat pada timbulnya penyakit diare baik dari tingkat anakanak hinggga manusia dewasa. Hasil EHRA menyebutkan bahwa : a. Untuk anakanak balita sebesar 27,9 % b. Untuk anakanak non balita sebesar 13,0 % c. Untuk remaja lakilaki sebesar 6,3 % d. Untuk anak remaja perempuan sebesar 11,2 % e. Untuk orang dewasa lakilaki sebesar 15,2 5 f. Untuk orang dewasa perempuan sebesar 36,4 % Laporan selanjutnya dapat dilhat pada tabel dan grafik disamping tabel sebagai penuntun Tabel Usia Penderita Diare Usia Penderita Diare A. Anakanak Balita 27,9 B. Anakanak Non balita 13,0 C.Anak remaja lakilaki 6,3 D.Anak remaja perempuan 11,2 E. Orang dewasa lakilaki 15,2 F. Orang dewasa perempuan 36,4 % 19

20 4. Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga Perilaku hidup bersih dan sehat berpengaruh besar terhadap kesehatan individu, rumah tangga dan lingkungan. Makin baik perilakunya maka makin baik manfaat yang dirasakan utamanya dalam kesehatan. Hasil kajian di atas diperoleh gambaran jelas bahwa kondisi PHBS dilingkungan rumah tangga dan lingkungan atau individu di kabupaten Sinjai walaupun tidak bisa dikatakan sangat buruk tapi masih sangat memerlukan perbaikan di segala sektor. Untuk kesinambungan perilaku diatas maka dalam study EHRA Kabupaten Sinjai 2012 mencoba muntuk mengetahui sampai seberapa banyak ketersediaan Sarana Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga dan kemana Air Limbah ini dibuang. Dalam EHRA dijelaskan bahwa sistim pengolahan air limbah untuk kabupaten sinjai sudah banyak memiliki Sistim Pengolahan Air Limbah (SPAL) persentase cakupan layanannya sebesar 71,8 % sedangkan untuk masyarakat yang tidak memiliki fasilitas Sistim Pengolahan Air limbah Sebesar 28,2 %. Tabel 3.25 Ketersediaan SPAL Domestik Ketersediaan SPAL % Ya 71,8 Tidak ada 28,2 Dari 75% besaran layanan sistim pengolahan air limbah domestik, maka perlu juga diketahui kemana masyarakat membuang air limbah buangannya. Untuk pembuangan air limbah tempat penyalurannya ada beberapa tempat seperti sungai, jalan, halaman, saluran terbuka, saluran tertutup, lubang galian, pipa saluran, pipa IPAL Sanimas, dll. Sesuai dengan EHRA hasil yang didapat adalah sebagai berikut: a. Sungai sebesar b. Jalan/ Halaman c. Saluran terbuka d. Saluran tertutup e. Lubang Galian Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini. 20

21 Tabel 3.26 Tempat Pembuangan Air limbah Dapur Tempat Pembuangan Air Limbah Dapur % Sungai 21,0 Jalan/Halaman 17,3 Saluran Terbuka 45,1 Saluran Tertutup 6,0 Lubang Galian 4,8 Pipa Saluran Pipa IPAL Sanimas Tidak Tahu Sumber data : Ehra 2012 Tabel 3.27 Tempat Pembuangan Air Limbah Kamar Mandi Tempat Pembuangan Air Limbah Kamar Mandi % Sungai 18,1 Jalan/Halaman 15,3 Saluran Terbuka 36,8 Saluran Tertutup 7,3 Lubang Galian 4,3 Pipa Saluran 7,5 Pipa IPAL Sanimas,1 Tidak Tahu,1 Sumber data : Ehra

22 Tabel3.28 Tempat Pembuangan Air Limbah Cuci Pakaian Tempat Pembuangan Air Limbah Tempat Cuci pakaian % Sungai 19,1 Jalan/Halaman 16,2 Saluran Terbuka 43,2 Saluran Tertutup 6,3 Lubang Galian 3,9 Pipa Saluran 5,5 Pipa IPAL Sanimas,1 Tidak Tahu,1 Tabel 3.29 Tempat Pembuangan Air Limbah Wastafel Sungai Tempat Pembuangan Air Limbah Wastefel % Jalan/Halaman Saluran Terbuka Saluran Tertutup Lubang Galian Pipa Saluran 7,2 2,8 10,9 2,3 2,0 2,1 Pipa IPAL Sanimas 0 Tidak Tahu,2 22

23 5. Pengolahan Sampah Rumah Tangga Kondisi persampahan setiap kabupaten berbedabeda. Semua tergantung kepada kepadatan suatu daerah karena semakin padat suatu daerah maka semakin tinggi juga hasil sampah rumah tangga yang dihasilkan. Dalam study EHRA Kabupaten Sinjai 2012 ada beberapa yang akan diulas untuk mengupas bagaimana keadaan persampahan ditingkat masyarakat. Halhal yang menjadi acuan antara lain: A. Komposisi Sampah Rumah Tangga B. Pengangkutan Sampah C. Kondisi Sampah Rumah Tangga A. Komposisi Sampah Rumah Tangga ` Komposisi sampah rumah tangga kabupaten sinjai beraneka ragam, mulai sampah organik, sampah palstik, sampah gelas, sampah kertas, sampah besi atau logam, dan lainnya. Untuk sampah organik menurut study EHRA sebesar 20 %, sampah palstik sebesar 40 %, sampah gelas atau kaca sebesar 20 % dan lainnya sebesar 20 %. Hasil akhir dapat terlihat pada tabel berikut. Tabel 3.30 Komposisi Sampah rumah Tangga Komposisi Sampah Rumah Tangga % A. Sampah Organik/ Sampah Basah B. Plastik C. Gelas/ kaca D. Kertas E. Besi/ logam F. Lainnya G. Tidak Tahu Dengan komposisi sampah domestik diatas maka tidaklah salah jika kita menganalisis bagaimanakah pengelolaan sampah menurut study EHRA du kabupaten Sinjai. Berikut hasil pengamatan EHRA 2012 Kabupaten Sinjai mengenai pengelolaan sampah masyarakat : 20,0 40,0 20,0,0,0 20,0 a. Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang sebesar 4 % b. Dikumpulkan dan dibuang ke TPS sebesar 7,8 % c. Dibakar sebesar 44,7 % d. Dibuang kedalam lubang dan ditutup dengan tanah sebesar 1,7 % e. Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah sebesar 8,6 % f. Dibuang ke sungai/kali/laut/danau sebesar 15,6 % g. Dibiarkan saja sampai membusuk sebesar 1,3 % h. Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk 19,2 %,0 23

24 Untuk data selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut dibawah ini: Tabel 3.31 Pengelolaan Sampah Pengelolaan Sampah Domestik % Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang,4 Dikumpulkan dan dibuang ke TPS 7,8 Dibakar 44,7 Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah 1,7 8,6 Dibuang ke sungai/kali/laut/danau 15,6 Dibiarkan saja sampai membusuk 1,3 Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk 19,2 Lainlain,3 Tidak tahu,4 24

25 B. Pengangkutan Sampah Bagaimana sistim pengangkutan sampah di kabupaten sinjai dan berapa lama pengangkutan sampah berjalan dalam sebulan bahkan seminggu. Untuk menjawab pertanyaan tersebut diatas maka baiklah kita melihat hasil analsis EHRA Kabupaten Sinjai. Periode pengangkutan sampah dengan komposisi sampah yang telah dibicarakan didepan meliputi beberapa analisis. Untuk analisis periodenya meliputi: a. Tiap hari sebesar 80 % b. Beberapakali seminggu sebesar 20 % Jika dilihat hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa pengangkutan sampah sebagian besar telah mendapatkan pelayanan pengangkutan sampah setiap hari. Hanya untuk daerah yang tidak bisa terjangkau oleh pelayanan kendaraan atau yang memiliki medan sulit yang Cuma memperoleh pelayanan beberapakali saja dalam seminggu. Tapi secara garis besar telah terlayani baik untuk kendaraan 4 roda maupun 3 roda. Hasil analisis EHRA kabupaten Sinjai untuk periode pengangkutan sampah dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini. Tabel 3.32 Periode pengangkutan Sampah Periode Pengangkutan Sampah % Tiap Hari 80 Beberapa kali seminggu 20 C. Kondisi Sampah Rumah Tangga Kondisi sampah rumah tangga di kabupaten sinjai saat ini ada beraneka ragam kondisinya, ada yang berserakan, banyak menumpuk, kerawanan untuk menjadi sarang penyebar penyakit, menyumbat saluran drainase dan untuk melihat kondisi riil dari sampah rumah tangga menurut EHRA dapat dilihat pada tabel di bawah ini 25

26 Tabel 3.33 Kondisi Sampah Masyarakat Keadaan Sampah di Masyarakat % A. Banyak sampah berserakan 31,6 B. Banyak lalat disekitar tumpukan sampah 10,0 C. Banyak tikus berserakan 15,9 D. Banyak nyamuk 29,9 E. Banyak kucing dan anjing di tumpukan sampah 7,6 F. Bau busuk yang menganggu 6,3 G. Menyumbat Saluran Dranase 7,8 H. Terdapat anakanak bermain disekitarnya 8,8 I. Lainnya 3,6 Demikianlah gambaran umum kegiatan realisasi perilaku hidup bersuh sehat di kabupaten sinjai yang tereklam lewat study data EHRA tahun Banyak kekurangan tetapi paling tidak memberikan gambaran secara langsung subsektor mana yang masih membutuhkan wperhatian lebih serta daerah mana yang sekiranya akan menjadi sasaran shtrategi pembangunan sanitasi ke depan. Bagaimana dengan realisasi kegiatan di masingmasing subsektor dan pengelolaan saat ini di Instansi terkait, marilah kita dapat meneliti lebih dalam sudah sampai mana peran SKPD terkait melakukan yang terbaik di kabupaten sinjai dalam perannya sebagai pemangku kepentingan dan pengambil kebijakan dalam pelaksanaan program pembangunan sanitasi di kabupaten sinjai. 26

27 Desentralisasi di bidang kesehatan bertujuan untuk mewujudkan peningkatan derajat kesehatan berlandaskan prakarsa dan aspirasi masyarakat dengan cara memberdayakan, menghimpun dan mengoptimalkan potensi daerah dan nasional. Untuk melihat kondisi kesehatan lingkungan di Kabupaten Sinjai. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai terdapat unit rumah yang ada dari jumlah rumah yang di periksa unit rumah dan diperiksa telah mencapai 93,54%, namun yang termasuk kategori sehat sejumlah unit rumah atau 75,31% telah terealisasi. Hal ini diharapkan akan lebih baik untuk mencapai target, sehingga diperlukan upaya lebih serius dalam mengatasi hal ini, namun jika dibandingkan dengan target Indonesia Sehat 2010 maka sebesar 65 % maka Kabupaten Sinjai telah melewati target rumah sehat dalam realitasnya. Tapi jika mengacu pada MDGS 2015 capaian target rumah tangga sehat masih jauh maka diiharapkan kerjasama yang baik dari semua pihak bak lintas sektoral,lsm, tokoh masyarakat, agama untuk memkberikan motivasi dan berkomitmrn bersama dalam pencapaian target tersebut diatas. Berikut hasil kepemilikan keluarga akan data sanitasi dasar di kabupaten Sinjai: 27

28 Tabel 334 Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar dalam Kabupaten Sinjai Tahun 2011 No KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK JUMLAH RUMAH JUMLAH KK JMLH RUMAH YG DIPERIKSA % JMLH RUMAH YG DIPERIKSA RUMAH DIPERIKSA MMLKI JAGA % RUMAH DIPERIKSA MMLKI JAGA RUMAH DIPERIKSA MMLKI SPAL % RUMAH DIPERIKSA MMLKI SPAL RUMAH DIPERIKSA MMLKI TPS % RUMAH DIPERIKSA MMLKI TPS RUMAH DIPERIKSA BEBAS JENTIK % RUMAH BEBAS JENTIK RUMAH DIPERIKSA MMNHI SYARAT % RUMAH DIPERIKSA MMNHI SYARAT A B C D E F H I J K L M N O P Q R S 1 Sinjai utara Balangnipa Bulu poddo Bulupoddo Pulaupulau IX Pulau IX Samataring Sinjai timur Kampala Panaikang Aska Sinjai selatan 8 Samaenre Lappae Tellulimpoe 10 Mannanti Lappadata Sinjai tengah 12 Manimpahoi Sinjai borong Borong Komp Manipi Sinjai barat 15 Tengnga Lmbg JUMLAH Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Sinjai

29 Tabel 3.35 Persentase Rumah Tangga Sehat menurut Kabupaten/Kota Dalam Kabupaten Sinjai Tahun 2011 RUMAH TANGGA NO KECAMATAN PUSKESMAS JMLH RUMAH YG ADA JMLH RUMAH YG DIPERIKSA % DIPERIKSA JMLH RUMAH SEHAT % SEHAT 1 Sinjai utara Balangnipa Bulupoddo Bulupoddo Pulau IX Pulau IX Samataring Sinjai Timur Panaikang Kampala Aska Sinjai Selatan 8 Samaenre Lappae Tellulimpoe 10 Mannanti Lappadata Sinjai Tengah 12 Manimpahoi Sinjai Borong Borong Komp Manipi Sinjai Barat 15 Tengnga Lmbg JUMLAH Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai

30 Tabel 3.36 Tabel Kasus Penyakit Menular yang Diamati Menurut Kecamatan Penderita Terdeteksi No Kecamatan Puskesmas Kusta DIARE DISENTRI TIFOID PENEUMONIA PB MB 1 Sinjai Utara Balangnipa Bulupoddo Bulupoddo Pulau IX Pulau IX Samataring Sinjai Timur Kampala Panaikang Aska Sinjai Selatan 8 Samaenre Lappae Tellulimpoe 10 Mannanti Lappadata Sinjai Tengah 12 Manimpahoi Sinjai Borong Borong Kompleks Tengnga lembang JUMLAH 15 Manipi JUMLAH Sumber data : Dinas Kesehatan Kab. Sinjai

31 3.1.2 Tatanan Sekolah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk kalangan sekolah sangat diperlukan mengingat masa depan bangsa adalah ditangan generasi muda. Jika diusia dini mereka telah mengenal hal tersebut maka untuk kedepannya tidak akan perlu susah lagi dalam mengembangkan Konsep Sanitasi dalam kehidupan kedepan. Dalam Program PPSP faktor yang menjadi landasan PHBS sekolah di kabupaten Sinjai meliputi : a. Sarana Jamban Sekolah b. Sarana Cuci Tangan c. Sarana Air Bersih Yang Digunakan d. Sarana Tempat Sampah e. Sarana Pengolahan Air Limbah Pendidikan akan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah menjadi penting untuk dilakukan mengingat masih rendahnya kesadaran masyarakat. Sosialisasi di level sekolah ini diharapkan menjadi ujung tombak dalam peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya masalah sanitasi. Selain promosi kesehatan di masyarakat, pendidikan awal di sekolah bisa menjadi sumber informasi kepada masyarakat melalui murid sekolah akan pentingnya permasalahan menyangkut sanitasi di Kabupaten Sinjai Seberapa besar ruang lingkup PHBS Sekolah dikabupaten Sinjai dapat dilihat dalam tabel berikut: 31

32 SDN. 206 Nama Sekolah Tabel 3.37 Rekapitulasi Kondisi Fasilitas Sanitasi di Sekolah/Pesantren (Tingkat Sekolah:SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (Toilet dan Tempat Cuci Tangan) Jumlah Jumlah Sumber Air Bersih Jml Tempat Fas. Cuci Persediaan Siapa yang membersihkan Toilet Jml Toilet/WC Siswa Guru PDAM SPT SGL Kencing Tangan Sabun Siswa Guru Pesuruh L P L P S K T S K T S K T Guru L P Guru L P Y T Y T L P L P L P Keterangan : L = lakilaki P = perempuan S = selalu tersedia air K = kadangkadang T = tidak ada persediaan air Y = ya T = tidak SPT = sumur pompa tangan SGL = sumur gali 32

33 Nama Sekolah Tabel 3.38 Kondisi Sarana Sanitasi di Sekolah Tingkat Sekolah:SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (Pengelolaan sampah dan pengetahuan higiene) Apakah pengetahuan ttg higiene dan Tempat buangan air Apakah ada dana utk Cara Pengelolaan Sampah sanitasi diberikan kotor air bersih / sanitasi / pend. Higiene Ya, saat pertemuan / penyuluhan tertentu Ya, saat mata pelajaran PenJas di kelas Tidak pernah Ya Tidak Dikumpulkan Dipisahkan Dibuat kompos Dari toilet Dari kamar mandi Kapan tangki septik dikosongkan Kondisi higiene sekolah 33

34 3.2 Pengelolaan Air Limbah Domestik Limbah domestik atau sering juga disebut limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian dan kotoran manusia. Seperti pada limbah pada umumnya limbah rumah tangga merupakan buangan yang berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kumankuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dsb. Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran. Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan peresapan dengan memperhatikan beberapa hal, diantaranya tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya, tidak mengotori permukaan tanah sehingga bisa mengakibatkan tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah, mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lainnya, tidak menimbulkan bau yang mengganggu, konstruksi agar dibuat secara sederhana dan jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m. Secara umum sarana pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Sinjai masih memiliki permasalahan. Walaupun berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai tahun 2011, dari total penduduk sebesar KK, terdapat unit jamban/wc pribadi dengan persentase kepemilikan jamban mencapai 82,12 % tapi baru 68,81% dari total jumlah KK yang memilki septic tank. Hal itu memperlihatkan masih perlunya penyadaran kepada masyarakat akan arti pentingnya saraan sanitasi yang sesuai standar kesehatan. Oleh karena itu, selain pemicuan kepada masyarakat agar mau membangun jamban pribadi mereka seperti CLTS ataupun pembangunan fasilitas public atau MCK Komunal masih sangat dibutuhkan utamanya pada masyarakat yang tinggal didaerah kepulauan Sembilan. Instalasi pengolahan limbah serta pembangunan sarana pendukung sanitasi lainnya, penyadaran dalam bentuk kegiatankegiatan promosi kesehatan merupakan salah satu solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut. Sampai saat ini Kabupaten Sinjai belum mempunyai dalam pengolahan limbah domestik pada pusatpusat pelayanan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka semakin nyatalah kabupaten Sinjai harus berbenah diri untuk pengolahan limbah yang bersifat terpusat. Sistim pengolahan Instalasi Lumpur Tinja atau biasa dikenal dengan IPLT mau ataupun tidak harus segera dibangun. Pengolahan air limbah (IPAL) tanpa tawar menawar harus juga segera diusulkan, dengan catatan segera membuat Master Plane air limbah untuk kabupaten Sinjai sebagai penuntun dari arah pembangunan pengolahan air limbah Kabupaten Sinjai. Regulasi maupun koordinasi ditingkat kelembagaan belum nampak koordinasinya meskipun sudah ada instansi yang memprogramkan namun belum maksimumnya perhatian pemerintah daerah akan pengolahan limbah mengakibatkan sistim dari masingmasing SKPD terkait kurang memperhatikan hal tersebut. Progrm yang digalakkkan hingga tahun 2012 hanya bersifat pengawasan kualitas namun tidak di tunjang oleh pembangunan sarana dan prasarananya. Demikian juga untuk keterlibatan swasta dan masyarakat belum ada partisipatif yang terlihat sehungga masalah untuk pengolahan limbah begitu besar di kabupaten Sinjai. 34

35 3.2.1 Kelembagaan Kegiatan pengelolaan dan pengendalian limbah cair baik yang ditimbulkan oleh kegiatan industri maupun kegiatan rumah tangga di Kabupaten Sinjai merupakan tanggung jawab dari Pemerintah Kabupaten Sinjai yang dikelola oleh Kantor Lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan, Dinas Kesehatan dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sinjai. Mekanisme kerja dalam penanganan Limbah Cair mencakup kegiatan Pembangunan, Pengelolaan, Pengawasan dan Bimbingan Teknis, sesuai dengan Tupoksi masingmasing. Dilihat tupoksi SKPD yang ada di Kabupaten Sinjai, SKPD yang menangani air limbah dalam hal pengawasan dan bimbingan teknis adalah Kantor Lingkungan Hidup, yaitu berada dalam seksi pemantauan lingkungan. Sedangkan SKPD yang menangani air limbah dalam hal perencanaan dan pembangunan sarana pengelolaan limbah adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sinjai, yaitu berada dalam Bidang Cipta Karya seksi perkotaan, perdesaan dan air bersih. Diluar Dinas PU, pembangunan sarana pengelolaan air limbah tidak dibangun secara spesifik tapi merupakan sarana pendukung dari sarana utama yang mereka bangun. Sebagai contoh Dinas Kesehatan pada saat membangun rumah sakit maka dinas ini membangun IPLT sebagai saran pendukung dari rumah sakit tersebut. Diluar SKPD tersebut umumnya penanganan masih bersifat internal. Perangkat peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan air limbah belum ada, sehingga kelembagaan yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan air limbah belum memiliki legalitas yang kuat. Ditingkat masyarakat dan swasta belum ada upaya yang terfokus terhadap sistem pengelolaan air limbah domestik yang memenuhi standar pelayanan penyehatan lingkungan. Dengan kedudukan kelembagaan yang masih lemah baik ditingkat masyarakat, swasta dan pemerintah maka upaya pencapaian target pengelolaan air limbah belum ada langkahlangkah nyata, sehingga berpengaruh pada belum tersedianya perangkat peraturan terkait pengelolaan air limbah di tingkat daerah. Berikut struktur organisasi yang menangani pengelolaan limbah di kabupaten Sinjai. 35

36 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KAB. SINJAI PERDA KABUPATEN SINJAI NOMOR 19 TAHUN 2010 TANGGAL 29 DESEMBER 2010 KEPALA BADAN SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG Sumber Daya Alam dan Prasarana Wilayah BIDANG Sosial dan Ekonomi BIDANG Pendataan, Penelitian dan Pengembangan BIDANG Perencanaan Makro dan Kerjasama Wilayah SUB BIDANG Prasarana Wilayah, Perhubungan dan Parpostel SUB BIDANG Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial SUB BIDANG Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan SUB BIDANG Perencanaan dan Kebijakan Makro SUB BIDANG Tarkim, SDA dan Lingkungan Hidup SUB BIDANG Pertanian, Koperasi, UKMK dan Perindag SUB BIDANG Penelitian dan Pengembangan SUB BIDANG Kerjasama Wilayah dan Pembiayaan Pembangunan 36

37 Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Lingkungan Hidup Kab. Sinjai sesuai dengan Peraturan Daerah Kab. Sinjai Nomor 19 Tahun 2010 Pasal 51 Kantor Lingkungan hidup mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup yang menjadi tanggung jawabnya berdasarkan kewenangan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku Pasal 52 Kantor Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 51, menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang lingkungan hidup berdasarkan kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh bupati; b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang lingkungan hidup; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang lingkungan hidup; d. Pengelolaan administrasi umum meliputi ketatalaksanaan, keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan peralatan; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. 37

38 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS KESEHATAN KAB. SINJAI PERDA KABUPATEN SINJAI NOMOR 18 TAHUN 2010 TANGGAL 29 DESEMBER 2010 KEPALA DINAS SEKRETARIS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM & KEPEG BIDANG Bina Pelayanan Kesehatan BIDANG Pencegahan dan Penyehatan Lingkungan BIDANG Bina Kesehatan Masyarakat BIDANG Bina Pelayanan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan SEKSI Pelayanan Kesehatan Dasar SEKSI Pengendalian Penyakit Menular SEKSI Kesehatan Keluarga SEKSI Pengawasan Makanan dan Minuman SEKSI Pelayanan Kesehatan Rujukan SEKSI Pengendalian Penyakit Tidak Menular SEKSI Gizi Masyarakat SEKSI Pengawasan Obat, Perbekalan Kesehatan dan Kosmetik SEKSI Pelayanan Kesehatan Khusus SEKSI Penyehatan Lingkungan SEKSI Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat dan Promkes SEKSI Pengujian U P T D 38

39 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kab. Sinjai sesuai dengan Peraturan Daerah Kab. Sinjai Nomor 18 Tahun 2010 Pasal 7 Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian kewenangan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya berdasarkan peraturan Perundangundangan yang berlaku. Pasal 8 Dinas kesehatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 7, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan; d. Pengelolaan administrasi umum meliputi ketatalaksanaan keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan peralatan; e. Pengelolaan unit Pelaksana teknis dinas; f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. 39

40 PERENCANAAN Tabel 3.39 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik FUNGSI Pemerintah Kabupaten/Kota PEMANGKU KEPENTINGAN Swasta Masyarakat Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan saran awal pembuangan air limbah domestik Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (tangki septik) Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja) Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) Membangun sarana IPLT dan atau IPAL PENGELOLAAN Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja Mengelola IPLT dan atau IPAL Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air limbah domestik Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestic MONITORING DAN EVALUASI 40

41 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestic, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik Tidak ada data Tabel 3.40 Peta peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Sinjai Ketersediaan Pelaksanaan Efektif Peraturan Belum Efektif Ada Tidak Ada Dilaksanaka Dilaksanakan n AIR LIMBAH DOMESTIK Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestic Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah Kewajiban dan sanksi bagi industry rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Kewajiban penyedotan air limbah domestic untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik Tidak Efektif Dilaksanaka n Keteranga n 41

42 tangki septik Retribusi penyedotan air limbah domestik Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestic bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran Tidak ada data Sistem dan Cakupan Pelayanan Sistem dan cakupan layanan air limbah domestik mencakup saluran pembuangan dan sistem pengolahan air buangan rumah tangga. Sistem pengolahan air limbah domestik yang digunakan di Kabupaten Sinjai masih berupa sistem pengolahan secara individu di masingmasing rumah atau sering disebut onsite system. Di samping itu, masih banyak masyarakat yang mempergunakan cubluk atau tangki septik yang secara konstruksi tidak memenuhi persyaratan baik secara desain maupun dari segi kesehatan menurut standar yang ditentukan. Sistem pengelolaan air limbah domestik di kabupaten Sinjai belum berjalan efektif sebagaimana diharapkan. belum dilakukan oleh dunia usaha ataupun masyarakat. Faktor utama adalah masih rendahnya kepedulian masyarakat dalam pengelolaan air limbah dimana hal tersebut didasari oleh ketidaktahuan masyarakat kapan perlu dilakuan penyedotan lumpur tinja. Sarana pengakutan belum ada untuk mengangkut air limbah ke pembuangan akhir. Pengelolaan air limbah domestik non tinja (jenis buangan mandi, cuci) belum ada unit usaha tertentu yang berminat. Pada umumnya sistem pembuangan limbah non tinja ini dialirkan melalui lobang resapan yang disalurkan melalui saluran terbuka yang dialirkan ke sistem drainase atau ke sungai. Sedangkan sistem pengelolaan limbah non tinja untuk konstruksi rumah panggung umumnya dialirkan langsung dikolong rumah dapur yang langsung di permukaan tanah dan tidak ada ada lubang peresapannya. Akses sanitasi yang berupa jamban yang dimiliki oleh masyarakat miskin di Kabupaten Sinjai pada umumnya kurang layak dan tidak memenuhi syaratsyarat kesehatan. Untuk masyarakat yang bertempat tinggal di pinggiran sungai masih memanfaatkan air sungai untuk keperluan mandi cuci kakus (MCK). Untuk masyarakat di daerah ketinggian masyarakat pada umumnya memiliki akses sanitasi berupa jamban cemplung dengan bangunan atas yang non permanen dan membuang tinja di lahan kebun karena sebagian besar waktu mereka di siang hari berada di kebun. Kondisi prasarana dan sarana sanitasi yang masih kurang layak khususnya di masyarakat miskin diperparah lagi dengan masih kurangnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi lingkungan, khususnya masalah pembuangan limbah domestik. Disamping itu, penanganan pembuangan air limbah domestik belum mendapat dukungan yang signifikan dari berbagai pihak yang berkepentingan sehingga menduduki prioritas yang rendah dalam perencanaan dan pembangunan infrastrukrtur. Demikian pula halnya dengan pengelolaan dan pemeliharaan prasarana dan sarana pembuangan air limbah domestik yang telah dibangun oleh Pemerintah daerah maupun 42

43 masyarakat masih belum memadai, dan peran serta masyarakat dan swasta terhadap program ini ternyata masih kurang dan belum termobilisasikan dengan baik. Pembuangan limbah domestik yang berupa limbah cair di Kabupaten Sinjai, saat ini menggunakan beberapa cara : 1. Dibuang ke septik tank Penanganan limbah cair kegiatan rumah tangga salah satunya dilakukan secara on site dengan pembuatan tangki septik di tiaptiap rumah tangga. Hal ini banyak dilakukan pada kawasan perumahan penduduk. Kelemahan dari kondisi ini adalah seringkali masyarakat tidak mengetahui standar teknis yang telah ditentukan. Selain dimensi septik tank yang tidak sesuai dengan standar, syarat yang kurang diperhatikan oleh masyarakat saat membangun sumur peresapan dari tangki septik adalah letak dan jarak sumur peresapan dengan sumur gali. 2. Dibuang langsung ke sungai Ada sebagian masyarakat yang masih membuang limbah cair baik yang dihasilkan manusia maupun rumah tangga langsung ke badan air (sungai), dimana sungai tersebut juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mandi dan mencuci. 3. Saluran Terbuka Sebagian besar masyarakat membuang air limbahnya ke saluran terbuka atau drainase yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. 4. Saluran Tertutup Untuk saluran tertutup hanya sebagian kecil yang memakai sistim ini. 5. Lubang galian Lubang galian masih diminati untuk pembuangan air limbah tapi hanya sebagian kecil dari wiilayah sinjai yang membuat sistim ini Untuk melihat dan mengenal lebih jauh berikut diagram sistim pengolahan air limbah di kabupaten sinjai. 43

44 Tabel 3.41 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik Input User Interface Penampungan Awal Pengaliran Pengolahan Akhir Pembuangan/ Daur Ulang Kode/ Nama Aliran Green Water (Mandi dan Cuci) Black Water (Tinja) Kamar Mandi dan tempat cuci Jamban/WC/ Toilet Lubang Saluran Terbuka Belum ada Tangki Septik Cemplung Plengsengan Sumber data: Hasil Kajian data primer dan Ehra Pipa Tertutup Belum ada Tabel 3.42 Sistem Pengelolaan Air Limbah yang ada di Kabupaten Sinjai Kelompok Fungsi Teknologi yang digunakan Jenis Data Sekunder (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data User Interface WC Jumlah KK Rumah Dinkes 2011 Penampungan Awal Tangki Septic dan lubang WC Jumlah Pembuangan / Daur Ulang Sungai dan Saluran Drainase Terdekat Sungai yang terdekat dari masingmasing kecamatan di kabupaten Sinjai Sumber data: Hasil Kajian data primer dan Ehra Dinas PU kabupaten Sinjai 44

45 3.2.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK Penanganan sub sektor limbah domestik terkhusus jamban keluarga menjadi urusan masingmasing keluarga. Selain itu, kurangnya sosialisasi mengenai kewajiban penanganan limbah domestik yang benar yaitu mengkondisikan pengelolaan air limbah domestik yang aman sebelum dibuang ke media lingkungan mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah walau dampaknya belum terlalu besar. Permasalahan pengelolaan air limbah domestik seharusnya dijalankan oleh berbagai pihak terkait terutama untuk lingkungan yang mempunyai kepadatan tinggi. Untuk daerah permukiman dengan tingkat kepadatan yang cukup tinggi, sistem komunal merupakan solusi yang paling tepat. Di Kabupaten Sinjai beberapa kelompok masyarakat dapat dikategorikan beberapa kelompok antara lain: a. Masyarakat yang belum memiliki kesadaran atau kepedulian dalam pengelolaan air limbah. Kelompok ini masih menjadi mayoritas di kabupaten Sinjai, terdiri atas kelompok masyarakat miskin, pendidikan rendah dan sebagian kecil ada pada kelompok masyarakat menengah. b. Masyarakat yang memiliki pengetahuan dan kesadaran terhadap pengelolaan limbah, namun belum memiliki kepedulian penuh terhadap pengelolaan air limbah. Kelompok ini umumnya berada pada komunitas masyarakat kelas menengah, berpendidikan, namun belum memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pengelolaan air limbah atau PHBS pada umumnya. c. Masyarakat yang memiliki pengetahuan dan kesadaran serta kepedulian tinggi terhadap pengelolaan air limbah. Mayoritas kelompok ini ada pada tatanan masyarakat kelas menengah ke atas, dan termasuk kelompok minoritas. Adapun peran serta masyarakat Kabupaten Sinjai dalam pengelolaan limbah domestik saat ini antara lain : 1. Pembuatan jamban pribadi oleh masingmasing rumah tangga (KK) 2. Pembangunan MCK umum yang pembangunannya melalui dana APBD dan/atau APBN tapi tidak memiliki kelembagaan tetapi melibatkan masyarakat dalam pengelolaan. (masyarakat hanya sebagai pengguna) umumnya didapat dari program yang sifatnya loan atau hibah 3. Pembuatan MCK komunal yang pembangunannya melalui dana masyarakat, APBD II, APBD Tk I, APBN dan pengelolaannya oleh masyarakat (PNPMPISEW dan DAK Sanitasi.) 4. Menyebarkan informasi melalui media mesjid, kelompok pengajian, pengurus RT dan RW, rembug desa, PKK ataupun dalam bentuk pertemuan informal lainnya untuk tidak BABS dan menggalakkan hidup sehat di masyarakat. Pengelolaan sarana jamban keluarga yang dibangun oleh masingmasing rumah tangga di Kabupaten Sinjai sudah cukup memadai, hal ini mengingat kemampuan finasial mereka yang tergolong masyarakat mampu. Sedangkan masyarakat yang tergolong miskin dan tidak mempunyai jamban pribadi memanfaatkan MCK umum yang dikelola secara berkelompok. Keterbatasan kemampuan finansial ditambah rasa tidak memiliki akibat tidak terlibat dalam proses perencanaan pada masyarakat miskin berdampak pada lemahnya pengelolaan MCK umum yang ada sehingga kondisi MCK umum tidak terawat dengan baik. Disamping keterbatasan kemampuan, dan rendahnya 45

46 tingkat kesadaran masyarakat miskin untuk PHBS menjadi salah satu penyebab buruknya pengelolaan MCK umum yang ada, dan memilih untuk kembali kekebiasaan lama dengan buang air besar sembarangan baik itu di sungai maupun di kebun. Berikut daftar pengelolaan Jamban oleh masyarakat di kabupaten Sinjai dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 46

47 Tabel 3.43 Pengelolaan Sarana Jamban Keluarga dan MCK oleh Masyarakat Kecamatan RT RW Jumlah Pddk miskin Jamban Keluarga Dikelola RT Jumlah MCK Dikelola RW Dikelola CBO Dikelola lainnya Tahun MCK Dibangun Dikelola RT Jumlah Sanimas Dikelola RW Dikelola CBO Dikelola lainnya Tahun Sanimas dibangun Sinjai Barat Sinjai Borong Sinjai Selatan Tellu Limpoe Sinjai Timur Sinjai Tengah Sinjai Utara Bulupoddo Pulau Sembilan Sumber Data : Dinas Kesehatan Sumber Data : PNPM PISEW 47

48 Kecamatan Sinjai Barat Sinjai Borong Sinjai Selatan Tellu Limpoe Sinjai Timur Sinjai Tengah Sinjai Utara Bulupoddo Pulau Sembilan Lokasi MCK Jumlah Pemakai MCK PDAM SPT SGL Tabel 3.44 Kondisi Sarana Sumber Air Jml Toilet/WC Jml kmr mandi Fas. Cuci Tangan Persediaan sabun Ada biaya pemakaian MCK RT RW L P S K T S K T S K T L P L P Y T Y T Y T Sumber data : Dinas Kesehatan Keterangan: L = lakilaki S = selalu tersedia air Y = ya SPT = sumur pompa tangan P = perempuan T = tidak ada persediaan air T = tidak SGL = sumur gali K = kadangkadang Tempat buangan air kotor Tangki cubluk Septik Kapan tangki septik dikosongkan 48

49 No Sub Sektor Tabel 3.45 Daftar Program/Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat Nama Program / Proyek / Layanan Pelaksana/ PJ Tahun Mulai Kondisi Sarana Saat Ini Fungsi Tidak Fungsi Aspek PMJK Rusak PM JDR MBR Tidak ada data Keterangan: PM = Pemberdayaan Masyarakat JDR = Jender MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah Pemetaan Media Media memiliki peran penting dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat serta higienis. Mengingat masih lemahnya kelembagaan pengelolaan air limbah maka upaya promosi dan sosialisasi yang secara khusus mengenai pengelolaan air limbah belum berkembang baik. Informasi mengenai pengelolaan air limbah melalui media secara umum jarang dilakukan, baik melalui media cetak maupun media elektronik. Sejauh ini sejumlah media yang ada belum dimanfaatkan secara optimal dalam sosialisasi PHBS atau sanitasi pada umumnya, lebihlebih sosialisasi tentang pengelolaan air limbah. Promosi PHBS atau sanitasi biasanya dilakukan secara insidentil berdasarkan program SKPD terkait, antara lain melalui brosur, lifleet, spanduk atau melalui pemberitaan di korankoran lokal dan regional, tetapi khusus masalah air limbah hampir tidak mengemuka. Melihat arti pentingnya peran media dalam pemecahan masalah sanitasi maka dalam penyusunan Buku putih dilakukan kajian studi komunikasi dan pemetaan media yang mana hasilnya adalah : 1) Digunakan sebagai dasar perencanaan media untuk kampanye kepedulian sanitasi 2) Media belajar bersama, khususnya bagi pokja PPSPuntuk kegiatan sejenis dimasa mendatang 3) Terinformasinya program pembangunan sanitasi Kabupaten Sinjai, PPSP dan pokja AMPL Kabupaten Sinjai kepada nara sumber yang diwawancarai. Media komunikasi di Kabupaten Sinjai berupa media elektronik, yaitu stasiun radio lokal yakni Radio Bersatu dan Warta Online Suara Bersatu,. Ada juga media mobil informasi yang memberikan informasi langsung kepada masyarakat. Untuk kegiatan komunikasi secara umum maupun yang terkait dengan kesehatan, kebersihan dan sanitasi, dapat dilihat pada tabel di bawah ini 49

50 Tabel 3.46 Kegiatan Komunikasi yang ada di Kabupaten Sinjai No Kegiatan Tahun Dinas Pelaksana Tujuan Kegiatan Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran Tidak ada data Tabel 3.47 Media Komunikasi yang ada di Kabupaten Sinjai No Nama Media Jenis Acara Isu yang diangkat Pesan Kunci Pendapat Media 1 Radio Suara Bersatu Informasi sekitar kita Memberikan informasi seputar kesehatan dan pola hidup sehat Pemahaman kesehatan dan partisipasi masyarakat Positif, sangat mendalam 2 Warta online suara bersatu Berita Kewaspadaan terhadap penyakit demam berdarah Pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M, mengurus tempat penampungan air, menutup rapat semua tempat penampungan air, menimbun/ memusnahkan barangbarang bekas yang ada Positif, sangat baik, partisipasi masyarakat 50

51 3 Radio Suara Bersatu Dialog interaktif Dokter kita Kesehatan dan pola hidup sehat Pemahaman kesehatan kepada masyarakat Sinjai Positif, sangat baik, partisipasi masyarakat Sumber Data : Dinas Kebersihan Sumber Data : Dinas Infokom Tabel 3.48 Kerjasama Terkait Sanitasi No Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Sanitasi Mitra Kerjasama Bentuk Kerjasama Tidak ada data Tabel 3.49 Daftar Mitra Potensial No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Bentuk Kerjasama Tidak ada data 51

52 3.2.4 Partisipasi Dunia Usaha Sejauh ini belum adanya keterlibatan pihak swasta dalam mendukung masyarakat dan pemerintah kabupaten Sinjai dalam pengelolaan air limbah. Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Sinjai seperti yang dikemukakan diatas, masingmasing individu masih melakukan pemgolahan air limbah secara domestik atau rumah tangga. Bagi masyarakat yang mampu secara keuangan, mereka membuat membuat septic tank (system onsite) di rumah tangga masingmasing. Sementara itu partisipasi dunia usaha dalam pengelolaan air limbah domestic lebih banyak dilakukan oleh developer yang membangun kawasan perumahan bagi masyarakat khususnya yang akan bertempat tinggal di ibukota kabupaten (Kota Sinjai). Peningkatan area pembangunan perumahan di kabupaten Sinjai dilengkapi dengan septic tank untuk masingmasing rumah. Sementara itu air limbah rumah tangga yang lain (dapur dan kamar mandi) disalurkan ke saluran drainase jalan lingkungan yang sekaligus berfungsi sebagai saluran air limbah rumah tangga. Selanjutnya air limbah perumahan disalurkan ke badan air yang berupa sungai tanpa pengolahan air limbah terlebih dahulu. Demikian pula dengan masyarakat yang membangun rumah/ruko di kawasan perdagangan/komersial disepanjang jalan utama baik di ibukota kabupaten maupun di ibukota kecamatan, mereka menyalurkan limbah domestiknya ke drainase perkotaan secara individu tanpa pengolahan limbah terlebih dahulu. Dalam hal ini peran pemerintahan daerah baik eksekutif maupun legislatif menjadi sangat penting dalam rangka penertiban pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang dan penertiban tata bangunan dan lingkungan yang dilakukan oleh masyarakat melalui penerbitan peraturan perundangundangan terkait dengan rencana tata ruang wilayah dan kawasan khususnya di perkotaan. Tabel 3.50 Penyedia Layanan Air Limbah Domestik yang ada di Kabupaten Sinjai No Nama Provider Tahun Mulai Operasi Jenis Kegiatan Tidak ada data 52

53 3.2.5 Pendanaan dan Pembiayaan Pendanaan dan pembiayaan terkait dengan pengelolaan air limbah dilakukan oleh pemerintahdaerah Kabupaten Sinjai melalui beberapa SKPD terkait. Khusus untuk pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan saluran air limbah dilakukan oleh Dinas PU Kabupaten Sinjai. Di SKPD lain, pembangunan sarana pengelolaan air limbah merupakan bagian dari pembangunan sarana utama. Sebagai contoh, pembangunan IPAL Rumah Sakit merupakan bagian dari pembangunan Rumah Sakit di Kabupaten Sinjai. Lemahnya dukungan dalam pengelolaan air limbah dapat dilihat dari dukungan pendanaan khususnya dari pemerintah di sub sektor air limbah. Data dalam 5 tahun terakhir memperlihatkan bahwa tidak adanya usulan pembangunan sektor air limbah baik mulai dari Master Plane air limbah kabupaten, pembangunan Instalasi Pengolahan air limbah, pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja menyebabkan pengelolaan air limbah kabupaten tidak berjalan baik. Tidak adanya sarana penyedot tinja dan station pengumpul menyebabkan air limbah dibuang langsung oleh masyarakat ke saluran terbuka. Demiukian juga dengan regulasi yang lemah sehingga kontrol pemerintah sebagai fasilitator dalam pembangunan pengolahan air limbah domestik kabupaten sangatlah kurang. Berikut data pendanaan subsektor air limbah Kabupaten Sinjai Tabel 3.51 Ringkasan pendapatan dan Belanja dari subsector pengelolaan air limbah domestik Subsektor Pertumbuhan No RataRata / SKPD (%) 1 Air Limbah % Sumber data : Monitoring Kegiatan Bappeda Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Permasalahan utama dan mendesak sebagai isu strategis terkait dengan pengelolaan air limbah domestic di Kabupaten Sinjai. bisa berupa permasalahan fisik maupun non fisik. Permasalahan fisiknya adalah cakupan akses masyarakat khususnya masyarakat miskin untuk menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan masih sangat rendah. Permasalahan non fisiknya adalah rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk memakai jamban yang layak. Beberapa isu pokok yang mengemuka terkait sistem sanitasi pengelolaan air limbah domestik di kabupaten Sinjai, adalah : 1. Pertmbuhan penduduk yang makin berkembang setiap tahunnya sehingga mengakibatkan bertambahnya produktivitas air limbah kabupaten sinjai. 2. Sistim pengolahan air limbah belum memiliki Istalasi pengolahan limbah terpusat, naik lumpur tinja maupun limbah rumah tangga 3. Kurangnya koordinasi antar SKPD terkait pengolahan air limbah domestik sehingga peran pemerintah dan perhatian sangat kurang dirasakan dalam mengatasi permasalahan ini di kabupaten sinjai 4. Perlu digalakkan komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk bersamasama menanggulangi permasalahan limbah domestik di kabupaten Sinjai dan perlu adanya kontrol dari legislatif. 53

54 5. Dukungan media komunikasi yang selalu membantu dalam mempromosikan kegiatan perilaku hidup bersih sehat di kabupaten Sinjai. 6. Pembiayaan yang belum maksimum. 7. Rendahnya Investasi Dunia Usaha yang perduli terhadap pengelolaan air limbah. 8. Regulasi lemah dan Dari isu yang ada maka, kendala atau permasalahan yang ada dalam penanganan masalah air limbah domestik di kabupaten sinjai meliputi : 1. Perilaku Hidup Bersih Sehat Masyarakat belum mencapai layanan maksimum 2. Sistim kelembagaan baik pihak eksekutif maupun legislatif masih belum padu dalam berkomitmen untuk menanggulangi air limbah domestik di kabupaten Sinjai. 3. Regulasi belum ada yang mengikat akan penanganan air limbah domestik. 4. Belum adanya standarisasi kabupaten tentang teknis pengolahan air limbah mengingat Master plane Air limbah belum ada di kabupaten Sinjai 5. Meskipun Tingkat Kepemilikan Jamban di Kabupaten Sinjai telah mencapai namun belum menjamin untuk stop BABS mengingat masih butuh pemicuan untuk merubah perilaku hidup masyarakat. 6. Tingkat pendidikan penduduk tidak menjamin bahwa suatu rumah tangga memiliki kualitas jamban sehat atau memiliki sistem sanitasi pengelolaan air limbah yang baik. 7. Belum ada kelembagaan yang kuat di dalam mengatur tatanan sistem pengelolaan air limbah atau sistem sanitasi, baik dilingkungan Pemerintah, masyarakat, maupun swasta. 8. Tidak adanya keterlibatan pihak swasta dalam mendukung peningkatan kepedulian dan kesadaran masyarakat dan layanan pengelolaan limbah. 9. Sistem kelembagaan yang lemah, kepedulian masyarakat, dunia usaha dan pemerintah yang lemah maka dukungan pendanaan dan pembiayaan dalam meningkatkan layanan sanitasi air limbah juga masih jauh diharapkan. Strategi penanganan air limbah yang sedang dan akan dijalankan di Kabupaten Sinjai yaitu : 1. Pembuatan Master Plane Air Limbah Kabupaten Sinjai 2. Pembangunan layanan dan kualitas sistem Air Limbah 3. Pembangunan pelayanan sistem Air Limbah terpusat di perkotaan secara bertahap berdasarkan tanggap kebutuhan (demand responsive) 4. Peningkatan cakupan pelayanan air limbah yang dikelola oleh Dinas dan masyarakat 5. Prioritas pembangunan pada masyarakat daerah miskin dan rawan penyakit terkait air limbah 6. Mendorong peningkatan alternatif sumber pembiayaan yang murah dan berkelanjutan. 7. Mendorong peningkatan prioritas pendanaan pemerintah daerah dalam pengembangan sistem pengelolaan air limbah 8. Meningkatkan pembiayaan melalui kemitraan pemerintah dan swasta 9. Fasilitasi peningkatan manajemen pembangunan air limbah di daerah 10. Fasilitasi peningkatan pengelolaan air limbah melalui pelatihan SDM yang kompeten. 11. Peningkatan Kapasitas Layanan dan Sistim Informasi Air Limbah di kabupaten Sinjai 12. Peningkatan program perilaku PHBS melalui untuk mencapai tujuan Sinjai 2015 Stop BABS. 13. Pembuatan regulasi tentang Standarisasi Sistim Pengolahan Air Limbah Kabupaten Sinjai 54

55 3.3 Pengelolaan Persampahan Kelembagaan Dari luas wilayah kabupaten Sinjai yang luas, pengelolaan persampahan masih belum maksimum. Untuk 9 Kecamatan yang ada pengelolaan hanya terpusat di kota Sinjai saja. Data yang didapat dari UPTD Kebersihan dan Prasarana Daerah Kabupaten Sinjai dijelaskan bahwa luas pelayanan pengelolaan persampahan hanya terdapat di 4 kelurahan dengan cakupan layanan sebanyak 8007 Kepala keluarga (RT) dengan jiwa. Jika dibandingkan dengan wilayah kota Sinjai yang meliputi 6 Keluruhan dengan cakupan layanan 8881 Kepala keluarga dimana terdapat jiwa terlihat jelas bahwa untuk pelayanan persampahan di kota Sinjai belum memenuhi target itu baru dalam wilayah perkotaan. Dinas Kebersihan dan Prasarana Wilayah Kabupaten Sinjai sebagai SKPD terkait persampahan telah berusaha maksimum untuk melakukan peningkatan pelayanan pengelolaan persammpahan hingga saat ini. Dengan jumlah personil sebanyak 190 orang telah berusaha keras meningkatkan pengelolaan persampahan. Untuk peralatan yang di miliki oleh SKPD Kebersihanm antara lain: a. Arm Roll 9 unit : Kapasitas 5 m³, b. Dump Truk 2 unit, kapasitas 6 m³ c. Pick up 1 unit, kapasitas 2 m³ d. Motor sampah 30 unit e. Motor roda dua 2 unit f. Roda sampah 10 unit Dengan kemampuan yang ada maka pemerintah kabupaten Sinjai lewat Kelompok kerja Air Minum Penyehatan Lingkungan Kabupaten Sinjai menitipkan harapan pada program percepatan pembangunan sanitasi pemukiman untuk bisa lebih mengembangkan diri lagi dalam rangka pencapaian target pengelolaan persampahan beberapa tahun kedepan. Dengan personil dan peralatan yang ada tidaklah beralasan bahwa tekad tersebut harus segera tercapai mengingat perkembangan daerah yang begitu cepat dalam pembangunananya, sehingga dituntut bagi pememrintah untuk segera menindaklanjuti akan program pengelolaan persampahan di kabupaten Sinjai. Berikut adalah diagram Struktur Kelembagaan SKPD yang terkait pengelolaan persampahan di kabupaten Sinjai 55

56 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. SINJAI PERDA KABUPATEN SINJAI NOMOR 18 TAHUN 2010 TANGGAL 29 DESEMBER 2010 KEPALA DINAS SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM & KEPEG BIDANG Prasarana Jalan dan Jembatan BIDANG Pengelolaan Sumber Daya Air BIDANG Bina Teknik BIDANG Kebersihan dan Pertamanan SEKSI Pembangunan Jalan dan Jembatan SEKSI Pembangunan Prasarana Sumber Daya Air SEKSI Perencanaan Teknis SEKSI Kebersihan Jalan, Tempat Umum dan Drainase SEKSI Pemeliharaan Jalan dan Jembatan SEKSI Operasi dan Pemeliharaan SDA SEKSI Peralatan dan Perbekalan SEKSI Pengangkutan Sampah, Penataan TPS dan TPA SEKSI Survei dan Leger Jalan SEKSI Pembinaan dan Perizinan SDA SEKSI Pengendalian Mutu SEKSI Penataan, Pemeliharaan Taman dan Pemakaman U P T D 56

57 Tugas pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kab. Sinjai sesuai dengan Peraturan Daerah Kab. Sinjai Nomor 18 Tahun 2010 Pasal 11 Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan sebagian kewenangan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pekerjaan umum yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku Pasal 12 Dinas Pekerjaan Umum dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 11, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pekerjaan Umum; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pekerjaan umum; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum; d. Pengelolaan administrasi umum meliputi ketatalaksanaan, keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan peralatan; e. Pengelolaan unit pelaksana teknis dinas; dan Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya 57

58 Konsep Perencanaan Pengelolaan Persampahan Kabupaten Sinjai 58

59 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH PERDA KABUPATEN SINJAI NOMOR 19 TAHUN 2010 TANGGAL 29 DESEMBER 2010 KEPALA BADAN SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG Sumber Daya Alam dan Prasarana Wilayah BIDANG Sosial dan Ekonomi BIDANG Pendataan, Penelitian dan Pengembangan BIDANG Perencanaan Makro dan Kerjasama Wilayah SUB BIDANG Prasarana Wilayah, Perhubungan dan Parpostel SUB BIDANG Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial SUB BIDANG Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan SUB BIDANG Perencanaan dan Kebijakan Makro SUB BIDANG Tarkim, SDA dan Lingkungan Hidup SUB BIDANG Pertanian, Koperasi, UKMK dan Perindag SUB BIDANG Penelitian dan Pengembangan SUB BIDANG Kerjasama Wilayah dan Pembiayaan Pembangunan 59

60 Tugas Pokok dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah sesuai dengan peraturan daerah Kabupaten Sinjai Nomor 19 Tahun 2010 Pasal 7 Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan daerah. Pasal 8 Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 7, menyelenggarakan fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan daerah; b. Pengoordinasian penyusunan di bidang perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan daerah; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan daerah; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. 60

61 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KAB. SINJAI PERDA KABUPATEN SINJAI NOMOR 19 TAHUN 2010 TANGGAL 29 DESEMBER 2010 KEPALA KANTOR SUB BAGIAN TATA USAHA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKSI Standarisasi dan Pemulihan Kualitas Lingkungan SEKSI Konservasi SDA dan Pengendalian Pencemaran SEKSI Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup 61

62 Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Lingkungan Hidup Kab. Sinjai sesuai dengan Peraturan Daerah Kab. Sinjai Nomor 19 Tahun 2010 Pasal 51 Kantor Lingkungan hidup mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup yang menjadi tanggung jawabnya berdasarkan kewenangan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku Pasal 52 Kantor Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 51, menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang lingkungan hidup berdasarkan kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh bupati; b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang lingkungan hidup; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang lingkungan hidup; d. Pengelolaan administrasi umum meliputi ketatalaksanaan, keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan peralatan; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. 62

63 Tabel 3.52 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten Swasta Masyarakat PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota Kerukunan Keluarga Ibu ibu Kebersihan Menyusun rencana program Persampahan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program Persampahan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah Membangun sarana pengumpulan (Pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Membangun sarana TPA Menyediakan sarana komposting PENGELOLAAN Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS Mengelola sampah di TPS Mengangkut sampah dari TPS ke TPA Mengelola TPA Melakukan pemilahan sampah* Melakukan penarikan retribusi sampah Memberikan izin usaha pengelolaan sampah PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah Himpunan Pemuda Lappa, Comunitas Pemuda bongki, Front Pencinta Alam, Kerukunan Kaula Krakatau, Corps Pencinta Alam Kerukunan Keluarga ibu ibu kebersihan, Himpunan Pemuda Lappa, Comunitas Pemuda bongki, Front Pencinta Alam, Kerukunan Kaula Krakatau, Corps Pencinta Alam 63

64 Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan Sumber Data : Dinas Kebersihan Peraturan PERSAMPAHAN Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial / fasilitas social / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan Tabel 3.53 Peta peraturan Persampahan Kabupaten Sinjai Ketersediaan Ada (sebutkan) Tidak Ada Efektif Dilaksanakan Call center, Penyapuan, Pemilahan, Penjemputan, Pengangkutan Teguran dan Denda Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan Keterangan 64

65 pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA Kerjasama pemerintah kab/kota dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah Retribusi sampah atau kebersihan Sumber Data : Dinas Kebersihan 65

66 3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Kriteria dan dasar pelayanan persampahan berdasarkan target Pembangunan Nasional adalah 70% sampah domestik dan 100% sampah non domestik harus mendapatkan penanganan melalui sistem pelayanan umum untuk wilayah kabupaten. Pemerintah Kabupaten Sinjai sendiri belum maksimal untuk melakukan target MDGS terutama hingga daerah perdesaan yang jauh dari ibukota kabupaten. Seprti telah dikemukakan di depan bahwa wilayah pelayanan persampahan hanya berada di Ibukota kabupaten saja. Dengan luas wilayah 17,2 Ha, Jumlah penduduk kota sinjai sebanyak jiwa, untuk produktivitas sampah Domestik : 2,5 l/orang/hari X jiwa = ,50 l/ orang/ hari =98,552m3/orang/hari Sedangkan untuk sampah non domestik terdiri dari Pasar, Rumah Sakit, PUSKESMAS, PUSTU, dan terminal sebanyak 110 m3/ hari. Sehingga untuk total persampahan yang ada mencapai 208,552 m3 per hari. Kapasitas TPA Tondon mencapai 110 m3 / hari, maka kemampuan pelayanan persampahan dalam kota sinjai mencapai 56,75 % dari total produksi sampah harian. Grafik Produksi Sampah Domestik dan Non Domestik Sumber data : Dinas PU UPTD Kab. Sinjai Dalam memaksimalkan pelayanan pengelolaan persampahan perkotaan dibutuhkan arahan yang tepat, bukan hanya pada kebutuhan akan pendanaan tetapi juga adalah bagaimana pengelolaan kegiatan pelayanan yang terdiri atas beberapa kegiatan utama, antara lain adalah pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemerosesan akhir sampah. Disamping itu, tak bisa dipungkiri bahwa peranan masyarakat sangat besar dalam pelayanan pengelolaan persampahan dimana perlunya peningkatan kesadaran masyarakat akan lingkungan yang sehat bebas dari sampah karena sebaik apapun sarana maupun sistem pengelolaan persampahan apabila masyarakat tidak memiliki kesadaran akan tetap menjadi masalah yang tak bisa diselesaikan. 66

67 Pelayanan persampahan di Kota Sinjai saat ini didukung oleh keberadaan sarana dan prasarana yang kondisinya jumlahnya yang sedikit, sehingga dalam pelaksanaan operasionalnya memiliki beban yang lebih berat, sehingga memberikan pengaruh pada keadaan dan kondisinya. Jumlah sarana dan prasarana persampahan di Kota Sinjai saat ini terdiri atas arm rool, dump truck,,pick up, motor sampah, motor roda dua, roda sampah. Untuk jumlah masingmasing armada dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.54 Jumlah Armada Persampahan Dinas Kebersihan Kabupaten Sinjai NO JENIS ARMADA JUMLAH VOLUME PENGANGKUTAN 1 Arm Rool 9 Unit 5 m3 2 Dump Truck 2 Unit 6 m3 3 Pick Up 1 Unit 2 m3 4 Motor Sampah 30 Unit 5 Motor Roda Dua 2 Unit 6 Roda Dua 10 Unit Data: Dinas Kebersihan Kabupaten Sinja Data Perlengkapan Kendaraan Dinas Kebersihan yang sementara beroperasi : 1. DumpTruck 2. Motor Sampah 67

68 3. Container Tabel 3.55 Jenis Sarana dan Prasarana Persampahan Kabupaten Sinjai NO JENIS ARMADA Teknologi Kapasitas/hari 1 TPA Tondong Sanitary Landfil 105 m3/hari 2 TPST Kelurahan Lappa Pendauran Ulang 4,5 m3/hari 3 TPST Kelurahan Bongki Pengomposan 10 m;3/hari Sumber data: Dinas PU UPTD Kebersihan Kabupaten Sinjai Dari jumlah sarana diatas maka perlu mendapat perhatian bagi pengelolaan sampah di kabupaten Sinjai. Dengan produktivitas sampah perhari maka nilai cakupan layanan persampahan dalam kota sinjai baru mencapai 85 % yang melayani 4 kelurahan dalam kota dari 6 Kelurahan yang ada. Berikut Potret Keberadaan Sarana persampahan masing: 1. TPA Tondong (Sistim opendamping) 68

69 TPA Tondong ( Sistim Sanitary Landfill) 2. TPST Kelurahan Bongki 69

70 Struktur Kepengurusan TPST Hasil TPST Kelurahan Bongki: 70

71 3. TPST Kelurahan Lappa Hasil dari TPST Kelurahan Lappa adalah pendauran ulang yang melibatkan Kelompok Ibuibu di Lappa. Hasil yang telah didaur telah dipasarkan hingga makassar. Berikut strutur pengurus TPST dan hasil yang telah dicapai Dokumentasi hasil kegiatan kelompok ibuibu di kelurahan Lappa 71

72 Peta 3.1 Peta Cakupan ayanan Persampahan 72

73 Peta 3.2 Peta Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Persampaan 73

74 Sampah Anorganik Sampah Organik Input Perumahan Pasar/ pertokoan Instansi / pendidikan Jalan Perkantoran Perumahan Pasar/pertokoan Sumber Data : Dinas Kebersihan Tabel 3.56 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan Penampungan User Interface Pengaliran Awal Masyarakat Pedagang dan pembeli Guru dan siswa Masyarakat Karyawan Bak Sampah,Kantong Plastik, komposting Bak Sampah,Kantong Plastik, komposting TPS, Container, Bak Sampah TPS, Container, Bak Sampah Motor Bak Sampah (Sandong), Arm Roll,Truck Sampah Motor Bak Sampah (Sandong), Arm Roll,Truck Sampah Pengolahan Akhir TPA Tondong TPA Tondong Pembuangan/Daur Ulang Sanitary Landfill, Metanisasi, Biomas To Power Sanitary Landfill, Metanisasi, Biomas To Power Kode/Nama Aliran Tabel 3.57 Sistem Pengelolaan Persampahan yang ada di Kabupaten Sinjai Kelompok Fungsi Teknologi yang digunakan Jenis Data Sekunder (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data User Interface Bak sampah/kantong plastik Sampah organic dan anorganik Bidang pertamanan dan Kebersihan Penampungan awal Tempat pengolahan Sampah Terpadu Sampah organic dan anorganik Bidang pertamanan dan Kebersihan Penampungan Akhir Sanitary Landfill Sampah organic dan anorganik Bidang pertamanan dan Kebersihan Sumber Data : Dinas Kebersihan 74

75 3.3.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK Sebagai objek utama dari kegiatan pelayanan persampahan, masyrakat juga memiliki peran penting sebagai subjek dalam memaksimalkan pelayanan yang diwujudkan dalam bentuk kesadaran yang baik dalam kegiatan pengelolaan persampahan. Beberapa peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah saat ini antara lain : Usulan kegiatan Pengorganisasian Pembangunan Pemeliharaan dan Operasi Penyuluhan Sedangkan tujuan dari keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan persampahan adalah: 1. Sampah yang dihasilkan oleh masyarakat harus dikelolah oleh masyarakat sendiri. 2. Menyadarkan masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. 3. Mengurangi biaya operasional pengelolaan sampah di dalam kota. 4. Mengurangi biaya transportasi pengangkutan sampah dari TPS ke TPA. 5. Menciptakan peluang lapangan kerja. Pemerintah sebagai fasilitator dalam hal ini menitikberatkan kegiatan yang menyangkut keterlibatan masyarakat dalam program pengelolaan persampahan di kabupaten Sinjai adalah sebagai berikut: 1. Melibatkan masyarakat dalam pengambilan sampah dari rumah ke TPS dan penarikan retribusi dari setiap rumah tangga 2. Melibatkan kelompok masyarakat untuk mengelola pengompasan di tingkat RW 3. Melibatkan Kelompok Wanita Tani (KWT) yang ada pada setiap kelurahan untuk memanfaatkan kompos. 4. Membentuk kader 3R pelajar. 5. Mendorong kegiatan masyarakat untuk berkreasi melaksanakan program 3 R. 6. Membentuk kaderkader lingkungan untuk melaksanakan penanaman pohon dengan pemupukan menggunakan kompos. Demikianlah sehingga optimalisasi pemberdayaan masyarakat dalam hal pengolahan sampah dapat berjalan sesuai dengan harapan. Dalam dartar tabel dibawah ini dijelaskan mengenai sistim pengolahan persampahan di tingkat desa, kecamatan 75

76 Tabel 3.58 Sistem Pengelolaan Persampahan yang ada di tingkat kelurahan/kecamatan Dikelola oleh masyarakat Dikelola oleh sector formal di Dikelola pihak swasta Jenis Kegiatan RT RW tingkat kelurahan / kecamatan Keterangan L P L P L P L P Pengumpulan Sampah dari Rumah Pemilahan sampah dari TPS Ormas Pengangkutan sampah ke TPS 31 Pengangkut sampah dengan motor bak sampah (sanding) Pengangkutan sampah ke TPA 10 Pengangkut sampah dengan mobil truck sampah Pemilahan Sampah di TPA Tenaga pengolah anorganik Para Penyapu Jalan Tenaga Kontrak Dinas Kebersihan. Sumber Data : Dinas Kebersihan Tabel 3.59 Sistem Pengelolaan Persampahan yang ada di Kabupaten Sinjai Dikelola oleh Kabupaten/ Dikelola oleh sector Dikelola oleh Masyarakat Jenis Kegiatan Kota formal di tingkat Dikelola pihak swasta L P L P L P L P Pengumpulan Sampah dari Rumah Pemilahan sampah dari TPS Pengangkutan sampah ke TPS 31 Pengangkutan sampah ke TPA 10 Pemilahan Sampah di TPA Para Penyapu Jalan Sumber Data : Dinas Kebersihan 76

77 No Tabel 3.60 Daftar Program/Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat Kondisi Sarana Saat Ini Aspek PMJK Nama Program / Sub Sektor Pelaksana/ PJ Tahun Mulai Proyek / Layanan Tidak Fungsi Rusak PM JDR MBR Fungsi Persampahan Tidak ada data. 77

78 3.3.4 Pemetaan Media Media tidak bisa terlepaskan dari berbagai macam kegiatan masyarakat dan pemerintah. Fungsi media menjelaskan apa yang kita lakukan untuk mendapaykan respons dan sebagai motivasi dalam mencapai tuijuan. Media memberikan fisilitas untuk berkomunikasi terdapat pengirim pesan, media komunikasi, pesan yang ingin disampaikan, dan jenis media apa yang digunakann untuk berkomunikasi.. Melihat begitu pentingnya media informasi sangatlah penting dalam mempromosikan kegiatan bidang persampahan di kabupaten sinjai maka pokja AMPL melalui program percepatan sanitasi pemukiman (PPSP) melakuikan study media. Alhasil hingga saat ini media yang dilakukan dalam rangka promosi pengelolaan persampah yang baik masih belum maksimum. Sebagai bagian dari proses pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat, maka untuk menunjang semakin maksimalnya kegiatan pengelolaan persampahan, Pemerintah Kabupaten Sinjai telah melakukan promosi dengan papan pengumuman di beberapa titik di dalam kota Sinjai. Berikut beberapa papan Informasi yang telah dibuat untuk promosi persampahan di kabupaten Sinjai. a. Media yang lokasinya berada di dalam kota atau perumahan b. Media Informasi yang letaknya di pinggir sungai 78

79 c. Media Informasi Yang letaknya berada di tempat umum (Pasar, Terminal, Sekolah) Karena media memiliki peran penting dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat serta higienis, maka Informasi mengenai pengelolaan persampahan tidak hanya dilakukan dengan papan informasi tetapi kedepan Pokja AMPL Kabupaten Sinjai untuk mengefektifkan media cetak serta elektronik untuk mengambil bagian dalam promosi pengelolaan persampahan ke depan, megingat saat ini media elektronik belum maksimum dalam mengkampanyekan pengelolaan persampahan dan perilaku hidup bersih dan sehat. Berikut tabel kegiatan media informasi di kabupaten sinjai Tabel 3.61 Kegiatan Komunikasi yang ada di Kabupaten Sinjai Dinas Tujuan Khalayak Pesan No Kegiatan Tahun Pembelajaran Pelaksana Kegiatan Sasaran Kunci Tidak ada data Tabel 3.62 Media Komunikasi yang ada di Kabupaten Sinjai No Nama Media Jenis Acara Isu yang diangkat Pesan Kunci Pendapat Media Tidak ada data Tabel 3.63 Informasi Kerjasama Terkait Sanitasi No Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Sanitasi Mitra Kerjasama 1 Green And Clean Penghijauan dan Bidang kebersihan Kebersihan lingkungan Dinas kehutan Dinas Lingkungan hidup Ormas Bentuk Kerjasama Penyediaan Fasilitas Tenaga peralatan dan bibit pohon. 79

80 2 Informasi Penyehatan Masyarakat 3 Kampanye cuci tangan pakai sabun Sumber data: Dinas Infokom Penyampaian Informasi Bidang Kebersihan Dinas Infokom PHBS Dinas Infokom dengan Dinas Kesehatan Penyiaran melalui media Radio dan televise local. Penyiaran melalui media Radio dan televise local. Tabel 3.64 Daftar Mitra Potensial No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Tidak ada data Bentuk Kerjasama Partisipasi Dunia Usaha Dalam kemitraan di kabupaten sinjai dinas UPTD Kebersihan memiliki beberapa partner atau mitra potensial yang bekerjasama dalam usaha pendauran ulang dan pengomposan. Kelompok yang bermitra bersama UPTD adalah: 1. Kerukunan Keluarga Ibuibu Kebersihan 2. Himpunan Pemuda :Lappa 3. Comunitas Pemuda Bongki 4. Kerukunan Kaula muda krakatau 5. Front Pencinta Alam 6. Ampera 7. Bulo Sipepa Adapun jenis kerjasamanya berupa pembuatan kompos, pemasaran kompos, pengolahan bahan organik menjadi suvenir, pembibitan tanaman. Untuk selengkapnya dilihat pada tabel di bawah ini. 80

81 Tabel 3.65 Penyedia Layanan Pengelolaan Persampahan yang ada di Kabupaten Sinjai Tahun No Nama Provider Mulai Jenis Kegiatan Operasi 1 Kerukunan Keluarga ibu ibu kebersihan 2008 Pembuatan Bahan dari sampah anorganik menjadi souvenir dll. 2 Himpunan Pemuda Lappa 2008 Pembuatan Bahan dari sampah organik menjadi Kompos dll. 3 Comunitas Pemuda Bongki 2009 Pembuatan Bahan dari sampah organik menjadi Kompos dll. 4 Kerukunan Kaula Muda 2009 Penanam pohon perkotaan (Penghijauan) Krakatau 5 Front Pencinta Alam 2004 Penanam pohon perkotaan (Penghijauan) 6 Corps pencinta Alam 2000 Penanam pohon perkotaan (Penghijauan) 7 Ampera 2008 Pembuatan Bahan dari sampah organik menjadi Kompos dll. 8 Bulo Sipeppa 2010 Pembuatan Bahan dari sampah anorganik menjadi souvenir dll. Sumber Data : Dinas Kebersihan ` Pendanaan dan Pembiayaan Pendanaan dan pembiayaan terkait dengan pengelolaan persampahan dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Sinjai melalui beberapa SKPD terkait. Khusus untuk pembangunan dan perbaikan sarana persampahan dilakukan oleh Dinas PU Kabupaten Sinjai. Di SKPD lain, pembangunan sarana pengelolaan persampahan merupakan bagian dari pembangunan sarana utama. Lemahnya dukungan dalam pengelolaan persampahan dapat dilihat dari dukungan pendanaan. Data dalam 5 tahun terakhir memperlihatkan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor persampahan ada dari retribusi persampahan, APBN sedangkan APBD hanya berlaku pada kegiatan pemeliharaan saja. Berikut daftar pendapatan belanja sektor persampahan untuk 5 tahun terakhir Tabel 3.66 Ringkasan pendapatan dan Belanja dari subsector pengelolaan Persampahan (Ribu Rupiah) N Subsektor / Rata Pertumbu o SKPD Rata han (%) Retribusi % Persampahan Sumber Data : Dinas Kebersihan 81

82 Melihat keadaan masa kini dan perencanaan beberapa tahun kedepan maka untuk produktifitas sampah di kabupaten sinjai harisnya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah selaku fasilitator subsektor persampahan. Bila hanya mengandalkan retribusi maka prasarana dan sarana persampahan akan mengalami kerusakan yang mengakibatkan kurang efektifnya kegiatan pengelolaan persampahan ke depan berikut produksi sampah di kabupaten sinjai. Maka dari itu perlunya pembuatan master plane persampahan kabupaten sinjai dan penambahan beberapa armada serta kontainer untuk menunjang produktivitas pelayanan pengelolaan persampahan. Tabel 3.67 Produksi sampah non domestik perhari pada daerah perkotaan No Nama Unit TPS Volume Jumlah Jumlah RIT m3 (m3/hari) (m3/bulan) 1 Pasar Rumah Sakit Puskesmas Pustu Terminal Jumlah Sumber Data : Dinas Kebersihan Tabel.68 Penanganan Sampah Kota Kab. sinjai NO PENANGANAN VOLUME PROSENTASE (m 3 )/bulan (dari total timbulan) 1. Diangkut ke TPA. 2632,5 48,64 2. Diolah : (1). Kompos. 1082,3 20 (2). Daur ulang. 270,6 5 (3). Pemanfaatan lain. 1352, Tidak terangkut 73,5 1,36 Sumber Data : Dinas Lingkungan Hidup 82

83 Tabel Komposisi sampah Kota Kabupaten sinjai Volume (m3)/bulan No. Komponen sampah Sampah basah 3092,4 3247,02 2. Kertas 257,7 270,58 3. Plastik 1546,2 1623,51 4. Kayu 103,08 108,23 5. Logam 77,31 81,17 6. Kaca/gelas 10,308 10,82 7. Karet/kulit 25,77 27,05 8. Kain ,32 9. Lainlain Jumlah ,70 Sumber Data : Dinas Lingkungan Hidup Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Isu strategis dalam pengelolaan persampahan kabupaten Sinjai aalah: a. Penganggulangan persampahan bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah saja tetapi menjadi tanggungjawab bersama dalam bersinergi untuk memberantas masalah persampahan b. Lemahnya pendanaan menjadi perhatian khusus bagi kalangan pengambil kebijakan untuk menganggarkan lebih bagi pengelolaan persampahan di kabupaten sinjai c. Sarana dan Prasarana yang tidak mampu melayani pengolahan sampah kabupaten sinjai membutuhkan tambahan armada dan alat pengumpul seperti kontainer, dan alat pengangkut. d. Regulasi menyangkut pengelolaan persampahan belum maksimum e. Melihat anggaran yang bersumber dari APBD II terhadap kegiatan pengelolaan persampahan yang cukup minim, maka sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pelayanan. f. Pengolahan yang bebrbasis masyarakat semakin baik sehingga dibutuhkan perhatian dari pemerintah untuk mengembangkan TPST daur ulang dan pengomposan di beberapa wilayah di kabupaten sinjai mulai dari pedesaan hingga kecamatan. 83

84 Kebijakan dan strategi pengolahan sampah kabupaten Sinjai: 1. Kebijakan: Meningkatkan dan menyeimbangkan ketersediaan sumber daya lingkungan hidup yang menunjang pembangunan masyarakat. 2. Strategi Pengelolaan Persampahan Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya lingkungan hidup dengan mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan perencanaan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan konservasi lingkungan serta penegakkan hukum dan peraturan oleh para pemangku kepentingan. Permasalahan dalam pengelolaan persampahan di kabupaten Sinjai: 1. Masalah utama dalam pengelolaan sampah Kota Sinjai saat ini terputusnya sistem Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan belum adanya TPA permanen 2. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap masalah kebersihan khususnya masalah sampah. 3. Kurangnya sarana dan prasarana 4. Ketidakcukupan dana investasi dari pihak ketiga 5. Keterbatasan kuantitas dan kualitas SDM personel kebersihan 6. Belum sepenuhnya hukum lingkungan dapat ditegakan terutama dalam bidang kebersihan/sampah 7. Belum optimalnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah kota Dasar Hukum Konsensus kebijakan Nasional untuk pengembangan pengelolaan persampahan: UndangUndang Negara Republik Indonesia persampahan yang isinya: BAB IV PASAL 12 no 18 Tahun 2008 mengenai pengelolaan Point 1 : setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan BAB VI PASAL 20 Point 1: pengurangan sampah dengan cara pembatasan timbulan sampah, mendaur ulang sampah dan / atau pemanfaatan kembali sampah. 84

85 3.4 Pengelolaan Drainase Lingkungan Fungsi saluran drainase lingkungan adalah diantaranya yaitu mengeringkan bagian wilayah kota/lingkungan dari genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif, mengalirkan air permukaan kebadan air penerima terdekat secepatnya, mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk persediaan air dan meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah. Berdasarkan fisiknya, sistim drainase terdiri atas saluran primer, sekunder, dan tersier. a. Sistem saluran primer adalah saluran utama yang menerima masukan aliran dari saluran sekunder. Dimensi saluran ini relatif besar. Akhir saluran primer adalah badan pemerima air. b. Sistem saluran sekunder adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dari saluran tersier dan limpasan air dari permukaan sekitarnya, dan meneruskan air ke saluran primer. Dimensi saluran tergantung pada debit yang dialirkan. c. Sistem saluran tersier adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran drainase lokal Kelembagaan Untuk Kabupaten Sinjai sendiri pengelolaan drainase yang mengelola kegiatanya berada di bawah koordinasi Dinas Pekerjaan Umum, UPTD Kebersihan dan Prasarana Daerah. Sedangkan Dinas Tataruang dan Permukiman memegang Teknis dan perencanaan Sistim pengolahan Drainase 85

86 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. SINJAI PERDA KABUPATEN SINJAI NOMOR 18 TAHUN 2010 TANGGAL 29 DESEMBER 2010 KEPALA DINAS SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM & KEPEG BIDANG Prasarana Jalan dan Jembatan BIDANG Pengelolaan Sumber Daya Air BIDANG Bina Teknik BIDANG Kebersihan dan Pertamanan SEKSI Pembangunan Jalan dan Jembatan SEKSI Pembangunan Prasarana Sumber Daya Air SEKSI Perencanaan Teknis SEKSI Kebersihan Jalan, Tempat Umum dan Drainase SEKSI Pemeliharaan Jalan dan Jembatan SEKSI Operasi dan Pemeliharaan SDA SEKSI Peralatan dan Perbekalan SEKSI Pengangkutan Sampah, Penataan TPS dan TPA SEKSI Survei dan Leger Jalan SEKSI Pembinaan dan Perizinan SDA SEKSI Pengendalian Mutu SEKSI Penataan, Pemeliharaan Taman dan Pemakaman U P T D 86

87 Tugas pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kab. Sinjai sesuai dengan Peraturan Daerah Kab. Sinjai Nomor 18 Tahun 2010 Pasal 11 Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan sebagian kewenangan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pekerjaan umum yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku Pasal 12 Dinas Pekerjaan Umum dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 11, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pekerjaan Umum; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pekerjaan umum; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum; d. Pengelolaan administrasi umum meliputi ketatalaksanaan, keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan peralatan; e. Pengelolaan unit pelaksana teknis dinas; dan Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya 87

88 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS TATA RUANG, PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN KAB. SINJAI PERDA KABUPATEN SINJAI NOMOR 18 TAHUN 2010 TANGGAL 29 DESEMBER 2010 KEPALA DINAS SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM & KEPEG BIDANG Tata Bangunan BIDANG Penataan Ruang BIDANG Permukiman dan Perumahan SEKSI Program Tata Bangunan SEKSI Perencanaan Ruang SEKSI Penyehatan dan Air Bersih SEKSI Pembangunan Gedung SEKSI Pemanfaatan Ruang SEKSI Penataan Lingkungan SEKSI Pemeliharaan Gedung SEKSI Pengendalian Ruang SEKSI Permukiman dan Perumahan U P T D 88

89 Tugas pokok dan Fungsi Dinas Tata Ruang, Permukiman dan Perumahan Kab. Sinjai sesuai dengan Peraturan Daerah Kab. Sinjai Nomor 18 Tahun 2010 Pasal 15 Dinas Tata Ruang, Permukiman dan Perumahan mempunyai tugas melaksanakan sebagian kewenangan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang Tata Ruang, Permukiman dan Perumahan yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku Pasal 16 Dinas Tata Ruang, Permukiman dan Perumahan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 15, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Tata Ruang, Permukiman dan Perumahan; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Tata Ruang, Permukiman dan Perumahan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Tata Ruang, Permukiman dan Perumahan; d. Pengelolaan administrasi umum meliputi ketatalaksanaan, keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan peralatan; e. Pengelolaan unit pelaksana teknis dinas; dan f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. 89

90 Tabel 3.70 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta Masyarakat PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan / membangun sarana drainase lingkungan PENGELOLAAN Membersihkan saluran drainase lingkungan Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan) PENGATURAN DAN PEMBINAAN Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan Tidak ada data 90

91 Peraturan DRAINASE LINGKUNGAN Target capaian pelayanan pengelolaan drainase lingkungan di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan, dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase lingkungan sebagai saluran pematusan air hujan Tabel 3.71 Peta peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten Sinjai Ketersediaan Ada (sebutkan) Tidak Ada Efektif Dilaksanakan Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan Keterangan Tidak ada data 91

92 3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Fungsi drainase secara umum merupakan tempat pembuangan limbah rumah tangga. Menurut hasil studi EHRA ketersediaan drainase sebagai sarana pengaliran air limbah selain tinja mencapai 45% untuk limbah dapur, kamar mandi sebesar 36,8 %, limbah cuci pakaian sebanyak 43,2 %, dan limbah wastafel sebanyak 10,9 %. Secara struktur drainase di kota sinjai pada umumnya adalah pasangan batu, namun pemeliharaan yang kurang baik sehingga pendangkalan terjadi dan banyaknya sampah yang menumpuk di selokan mengakibatkan kurang lancarnya sistim pengaliran di dalam saluran tersebut. Masterplan perencanaan drainase lingkungan di Kabupaten Sinjai selaku induk perencanaan pembangunan drainase belum mengalami revisi sehingga sejak tahun 2009 pembangunan drainase kota sinjai belum dianggarkan lagi oleh pemerintah setempat. Yang menjadi semangat tersendiri bagi pemeliharaan drainase adalah kepeduliaan masyarakat dalam perencanaan, pembangunan, dan pemeliharaan drainase lingkungan masih begitu baik dalam memelihara jaringan yang ada. Saluran drainase yang ada bersifat multi fungsi, Hal ini dapat terlihat apabila masyarakat secara sadar dengan sendirinya membersihkan sekeliling rumah mereka maka saluranpun ikut dibersihkan dengan penuh kesadaran tinggi. Namun pada lokasi tertentu seperti kelurahan lappa, biringere, keadaan drainase mengalami genangan namun tidak sampai mengakibatkan banjir jika volume air tampungan banyak. Banjir pernah terjadi pada tahun 2006 namun untuk kapasitas drainase seharihari untuk wilayah dalam kota termasuk aman. Kelurahan lappa, biringere, tergenang jika air laut pasang dikarenakan topografi hampir sama rata dengan ketinggian muka air laut. Data dari Dinas PU kabupaten Sinjai, total panjang saluran drainase di dalam kota sinjai sebesar m, untuk daerah rawan banjir yang sifatnya sementara tanpa menimbulkan genangan yang lama terdapat kecamatan adalah: 1. Sinjai Utara 2. Sinjai Timur\ 3. Kecamatan Bulupoddo Untuk banjir Bandang tahun 2006 Kelurahan dan desa yang terkena banjir bandang tersebut antara lain: 1. Kelurahan Bongki 2. Biringere 3. Kelurahan Balangnipa 4. Kelurahan Lappa 5. Kelurahan Manggarabombang 6. Desa Panaikang 7. Desa Bua 8. Desa Sanjai 9. Desa Pattongko 92

93 Secara umum banjir yang terjadi tersebut adalah banjir musiman bukan merupakan banjir rutin di karenakan saluran terumbat atau pendangkalan yang mengakibatkan genangan. Diagram sanitasi secara umu untuk saluran drainase kabupaten sinjai adalah sebagai berikut: Gambar 3.21 gram sistem pengelolaan drainase di Kab. Sinjai Air cucian dapur Rumah Kayu Dibuang langsung ketanah(resapan) Air Mandi Untuk saluran nonpermanen disertai resapan ketanah Air Cucian Pakaian Saluran Terbuka Drainase tertutup/terbuk a Sungai Curahan air hujan Talang Sarana Umum (jalan, fasilitas umum) Tabel 3.72 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan Input User Interface Penampungan Awal Pengaliran Pengolahan Akhir Pembuangan/ Daur Ulang Kode/Nama Aliran Air Buangan/Air Hujan Tidak ada Saluran Terbuka atau tertutup Sungai 93

94 Peta 3.4 Peta Jaringan Drainase Kabupaten Sinjai 94

95 Peta 3.5 Peta Jaringan Drainase Kabupaten Sinjai 95

96 3.4.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK Secara umum kondisi drainase dalam kota sinjai sekarang ini merupakan kota yang bersih dari genangan air bila hujan, kondisi yang ada bila terjadi pasang saat air ingin bermuara ke sungai maka muka air dalam saluran naik namun tidak menyebabkan banjir. Kelurahan yang sampai saat ini dari hasil pengamatan lapangan bersama bahwa beberapa drainase di kelurahan Lappa, balangnipa tinggi muka air naik dari dasar saluran drainase namun setelah pasang surut air dalam saluran normal kembali. Kebersihan saluran hasil pengamatan study data primer memperlihatkan partisipatif masyarakat begitu sadar akan kebersihan lingkungan dengan membersihkan drainase. Berikut data gambar pengambilan lapangan Bagan Alur Sistim Pengaliran Drainase Kota Sinjai Drainase Tersier Drainase Sekunder Tempat Pembuangan Akhir Drainase Primer 96

97 Kelurahan/Desa Tabel 3.73 Kondisi Drainase linkungan di tingkat kecamatan/kelurahan Jumlah Kondisi Saat ini Pembersihan Drainase Pengelola Oleh RT RW Lancar Mampet Rutin Tidak Rutin Pemerintah Masyarakat (RT/RW) Kelurahan L P L P Kota L P Swasta Bangun Di Atas Saluran Tidak Ada Ada Tidak ada data Tabel 3.74 Daftar Program/Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat No Sub Sektor Kondisi Sarana Saat Ini Aspek PMJK Nama Program / Tahun Pelaksana/PJ Tidak Proyek / Layanan Mulai Fungsi Rusak PM JDR MBR Fungsi 1 Drainase Lingkungan PNPM PISEW PKK Desa Sanjai Pembangunan Drainase PNPM PISEW Nelayan Uburubur Drainase saluran pembuangan air bersih PNPM PISEW LKD PKK Padaelo Pembangunan Drainase PNPM PISEW LKD PKK Padaelo Pembangunan Drainase PNPM PISEW LKD Karang Taruna Drainase Lingkungan PNPM PISEW LPM Amanah Siaga Pembangunan Drainase PNPM PISEW Remaja Mesjid Nurul 2010 Muftahida Sumber data : Bappeda Keterangan: PM = Pemberdayaan Masyarakat MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah JDR = Jender 97

98 3.4.4 Pemetaan Media Peran media komunikasi sangat dibutuhkan untuk merangsanmg keaktifan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan. Untuk kabupaten sinjai media yang sering digunakan sebagai media informasi dan komunikasi adalah penyiaran melalui radio local Suara bersatu diharapkan bukan hanya media elektronik tetapi media cetakpun mampu memberikan konstribusi dalam mempromosikan pengelolaan drainase di kabupaten sinjai ke depan. Tabel 3.75 Kegiatan Komunikasi yang ada di Kabupaten Sinjai No Kegiatan Tahun Dinas Tujuan Khalayak Pesan Pelaksana Kegiatan Sasaran Kunci 1 Penyiaran 2009 Dinas Informasi Masyarakat Stop melalui Infookom Pembangunan BABS media MCK/ Program radio local PISEW Suara bersatu Sumber Data : Dinas Infokom Tabel 3.76 Media Komunikasi yang ada di Kabupaten Sinjai No Nama Media Jenis Acara Isu yang diangkat Pesan Kunci Pembelajaran Membiasakan Buang Air Besar pada tempatnya Pendapat Media Tidak ada data No Nama Kegiatan Tabel 3.77 Kerjasama Terkait Sanitasi Jenis Kegiatan Mitra Kerjasama Sanitasi Bentuk Kerjasama Tidak ada data Tabel 3.78 Daftar Mitra Potensial No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Bentuk Kerjasama Tidak ada data 98

99 3.4.5 Partisipasi Dunia Usaha Partisipasi dunia usaha sangat diharapkan dalam pengelolaan drainase di kabupaten sinjai namun hingga saat ini belum ada dunia usaha yang ingin menginvestasikan dananya ke pengelolaan drainase No Tabel 3.79 Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase Lingkungan yang ada di Kabupaten Sinjai Tahun Mulai Nama Provider Jenis Kegiatan Operasi Tidak ada data Pendanaan dan Pembiayaan Untuk pembiayaan drainase 5 tahun terakhir Dinas Pekerjaan Umum memberikan sumbangsi untuk pemeliharaan fisik saluran drainase sedangkan Dinas Tataruang menganggarkan kegiatan Fisik jaringan untuk kabupaten Sinjai. Berikut data penganggaran Pengelolaan drainase kabupaten Sinjai 5 Tahun terakhir. Tabel 3.80 Ringkasan pendapatan dan Belanja dari subsector pengelolaan Drainase No Subsektor / Pertumbuhan RataRata SKPD (%) 1 Drainase/ Dinas Tataruang dan Pemukiman Kab. Sinjai % Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Untuk merangsang peningkatan pola hidup yang bersih dan sehat, diperlukan dukungan penyediaan prasarana drainase lingkungan yang memadai dimana hal tersebut merupakan cermin bagi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan pertembahan produktivitas limbah yang dihasilkan harus diantisipasi bahwa kemampuan drainase dalam menampung air buangan memiliki keterbatasan sehingga harus dipikirkan perencanaan jangka panjangnya. Kelembagaan yang kurang kuat dalam memprogramkan kegiatan pengelolaan drainase sehingga berpengaruh pada pola kehidupan masyarakat. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan drainase yang berbasis masyarakat Peningkatan peran media komunikasi guna mendukung sosialisasi pengelolaan drainase, terutama dalam hal peningkatan kesadaran seluruh komponen, pemerintah, masyarakat dan dunia usaha/swasta. 99

100 Adapun permasalahan yang dihadapi di dalam pengelolaan sistem sanitasi drainase lingkungan di kabupaten Soppeng yqitu : Lemahnya sistim kelembagaan yang memprogramkan saluran drainase sehingga keberlanjutan pengelolaan sempat terhenti Regulasi mengenai standarisasi akan volume buangan dan kualitas air limbah Pelayanan drainase belum menjangkau seluruh lingkungan permukiman baik di daerah perdesaan maupun perkotaan, sistem drainase lingkungan belum tertata dan dikelola dengan baik Kondisi fisik drainase sudah tidak efektif sehingga daya tampung drainase terhadap air buangan perlu diperhatikan seiring pertambahan jumlah penduduk. Peningkatan dukungan media Cetak dan elektronik untuk mendukung pengelolaan sistim drainase yang baik. 10

101 3.5 Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi Pengelolaan Air Bersih Air Bersih disediakan oleh PDAM Kabupaten Sinjai, yang merupakan badan usaha semi otonomi yang artinya bahwa badan ini dimaksudkan untuk dijalankan sebagai badan usaha tetapi masih merupakan tanggung jawab Bupati. Kapasitas yang terpasang sekitar 100 liter perdetik, tatapi produksi saat ini baru mencapai 60 liter perdetik, dengan kapasitas produksi sebesar 40 liter liter perdetik belum berfungsi. Beberapa daerah masih menggunakan sumur arteri. Penyediaan air bersih untuk masyarakat pedesaan yang merupakan bagian terbesar dari penduduk kabupaten Sinjai, sampai saat ini belum dapat dilayani oleh PDAM. Pada umumnya masyarakat menggunakan sumur dan perpipaan dari sumbersumber mata air untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Daerah Layanan PDAM kabupaten Sinjai, wilayah layanan PDAM Kabupaten Sinjai baru beradadi 2 Kecamatan yaitu: 1. Kecamatan Sinjai Utara Menurut data yang didapat dari PDAM Kabupaten Sinjai, Persentase tingkat layanan sudah meliputi angka 72,87 % dari jumlah penduduk sinjai utara, jumlah sambungan yang telah tersambung sebanyak 5608 pelanggan. Kapasitas Produksi 60l/ dtk dan kapasitas terpasang sebesar 60 l/ dtk berarti tidak ada mungkin lagi penambahan dikarenakan kurangnya kapasitas sumber air yang dimiliki Kabupaten Sinjai. Diharapkan adanya penambahan sumber produksi air baru sehingga peningkatan pelayanan air bersih dapat terpenuhi untuk sinjai utara hingga 100 %. Retribusi PDAM Rp /kubik 2. Kecamatan Sinjai Selatan Jumlah pelanggan 328 sambungan Tabel 3.81 Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kabupaten Sinjai No Uraian Satuan Sistem Perpipaan Keterangan 1 Pengelola PDAM/BPAM Kec. Sinjai Utara 2 Tingkat Pelayanan % 72,87 Kec. Sinjai Utara 3 Kapasitas Produksi Lt/detik 60 Kec. Sinjai Utara 4 Kapasitas Terpasang Lt/detik 60 Kec. Sinjai Utara 5 Jumlah Sambungan Rumah Unit Kec. Sinjai Utara (Total) 6 Jumlah Kran Air Unit 2 HU Kec. Sinjai Utara 7 Kehilangan Air (UFW) % 23 Kec. Sinjai Utara 8 Retribusi/Tarif (rumah tangga) M Kec. Sinjai Utara 9 Jumlah Pelanggan per kecamatan Kecamatan Sinjai Utara Pelanggan Kec. Sinjai Utara Kecamatan Sinjai Selatan Pelanggan 328 Kec. Sinjai Selatan Sumber : PDAM Kab. Sinjai 10

102 Peta 3.6 Jaringan Air Bersih Kabupaten Sinjai 10

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Tabel 3.1: Rekapitulasi Kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren (tingkat sekolah: SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (toilet dan tempat cuci tangan) Jumlah Jumlah Jml Tempat

Lebih terperinci

BAB PROFIL SANITASI WILAYAH

BAB PROFIL SANITASI WILAYAH BAB 3 PROFIL SANITASI WILAYAH 3.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene Pada hakekatnya satu variabel yang acapkali mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan dan pola

Lebih terperinci

Profil Sanitasi Wilayah

Profil Sanitasi Wilayah BAB 3 Profil Sanitasi Wilayah 3.1. Kajian Wilayah Sanitasi Wilayah kajian sanitasi Kabupaten Nias adalah desa yang menjadi area sampel studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH Sanitasi dalam hal ini yang kita tinjau adalah sektor air limbah, persampahan dan drainase lingkungan yang ada di Kabupaten Soppeng. Untuk menjelaskan kondisi sanitasi di

Lebih terperinci

BAB III Profil Sanitasi Wilayah

BAB III Profil Sanitasi Wilayah BAB III Profil Sanitasi Wilayah 3.1. Perkembangan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Takalar Tahun 2008-2012 Tabel 3.1 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Takalar Tahun 2008 2012 No Uraian Belanja

Lebih terperinci

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016 Ringkasan Studi EHRA Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau dapat juga disebut sebagai Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan, merupakan sebuah studi partisipatif di tingkat Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

3.1. KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA/RESPONDEN

3.1. KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA/RESPONDEN Bagian 3 DATA DAN ANALISIS HASIL SURVEY EHRA KABUPATEN BENGKULU TENGAH 3.1. KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA/RESPONDEN Bagian ini memaparkan sejumlah variable survey yang berkaitan dengan status rumah tangga/responden

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Program dan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik

Lebih terperinci

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah.

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah. Lampiran 1 Lembar Observasi Penelitian Gambaran Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Lolowua Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias Sumatera UtaraTahun 2014 Nama : Umur : Jenis

Lebih terperinci

BAB 3 HASIL STUDI EHRA TAHUN 2013 KABUPATEN MOJOKERTO 3.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB 3 HASIL STUDI EHRA TAHUN 2013 KABUPATEN MOJOKERTO 3.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN BAB 3 HASIL STUDI EHRA TAHUN 2013 KABUPATEN MOJOKERTO 3.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN Informasi terkait karakteristik responden yang di survey dibagi atas dasar beberapa variabel yaitu : hubungan responden

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2

KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2 KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2 Tabel 2.1 Luas daerah dan pembagian daerah administrasi Tabel 2.2 Jumlah Penduduk perkecamatan dan rata-rata kepadatannya Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Pembangunan sanitasi sekarang ini masih berjalan lambat karena dipengaruhi oleh beberapa hal. Sanitasi merupakan kebutuhan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Perumusan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1 BAB I PENDAHULUAN 2.1 LATAR BELAKANG Rendahnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan layanan

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang

Lebih terperinci

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan Tujuan dan Sasaran pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi

Lebih terperinci

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA TAHUN LOGO2013 VISI Terciptanya Kondisi Lingkungan Masyarakat yang Sehat dan

Lebih terperinci

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten Tabel 2.20 Kerangka Kerja Logis Air Limbah 1. Belum adanya Master Plan air limbah domestic Program penyusunan Masterplan 2. Belum ada regulasi yang mengatur limbah domestic 3. Belum adanya sarana dan Prasarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara. lain:

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara. lain: BAB I PENDAHULUAN Program dan dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, juga merupakan

Lebih terperinci

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015 STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015 KELOMPOK KERJA (POKJA) SANITASI KOTA BONTANG BAB I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI GAMBARAN UMUM CIMAHI OTONOMI SEJAK TAHUN 2001 LUAS CIMAHI = ± 40,25 Km2 (4.025,75 Ha) WILAYAH: 3 KECAMATAN 15 KELURAHAN 312 RW DAN 1724 RT 14 PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK 2012

Lebih terperinci

MAKSUD & TUJUAN ISU STRATEGIS & PERMASALAHAN AIR LIMBAH. Tujuan umum : KONDISI EKSISTING

MAKSUD & TUJUAN ISU STRATEGIS & PERMASALAHAN AIR LIMBAH. Tujuan umum : KONDISI EKSISTING LATAR BELAKANG Permasalahan sanitasi di Kabupaten Mamasa merupakan masalah yang harus segera mendapatkan perhatian serius baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Berdasarkan data yang diperoleh melalui

Lebih terperinci

LAPORAN. PENILAIAN RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN/ EHRA (Environmental Health Risk Assessment)

LAPORAN. PENILAIAN RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN/ EHRA (Environmental Health Risk Assessment) LAPORAN EHRA (Environmental Health Risk 2016 LAPORAN PENILAIAN RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN/ EHRA (Environmental Health Risk KABUPATEN PASAMAN BARAT 2016 1 LAPORAN EHRA (Environmental Health Risk 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pada bab ini akan dijelaskan secara singkat tentang gambaran umum situasi sanitasi Kabupaten Pesawaran saat ini, Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten yang akan memberikan

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI

PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI Improved Latrine/Jamban Layak sesuai dengan MDG termasuk WC siram/leher angsa yang tersambung ke pipa pembuangan limbah (sewer), - septic tank, atau lubang, WC cubluk dengan

Lebih terperinci

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Dari hasil analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap sub-sektor sanitasi maka telah dirumuskan tentang tujuan, sasaran dan strategi. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Strategi percepatan pembangunan sanitasi berfungsi untuk mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui

Lebih terperinci

BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) Direktorat Penyehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI 2013 Tangga

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Tujuan Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik Secara umum kegiatan pengelolaan limbah cair di Kota Yogyakarta sudah berjalan dengan cukup

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1. Aspek Non-teknis Perumusan strategi layanan sanitasi Kabupaten Lombok Timur didasarkan pada isu-isu strategis yang dihadapi pada saat ini.

Lebih terperinci

Studi EHRA dipandang perlu dilakukan oleh Kabupaten/kota karena:

Studi EHRA dipandang perlu dilakukan oleh Kabupaten/kota karena: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan manusia merupakan faktor kunci dalam rangka mewujudkan masyarakat dan bangsa yang sejahtera. Berkaitan dengan hal tersebut, aspek kesehatan memegang salah

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan dan pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi Sanitasi kota. Kabupaten Pesisir Barat merumuskan strategi layanan sanitas didasarkan

Lebih terperinci

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Direktorat Pengembangan PLP Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat APA YANG DISEBUT SANITASI?? Perpres 185/2014

Lebih terperinci

PERAN PEREMPUAN DAYA AIR, SANITASI DAN HIGIENE UNTUK KESEJAHTERAAN ETTY HESTHIATI LPPM UNIV. NASIONAL

PERAN PEREMPUAN DAYA AIR, SANITASI DAN HIGIENE UNTUK KESEJAHTERAAN ETTY HESTHIATI LPPM UNIV. NASIONAL PERAN PEREMPUAN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR, SANITASI DAN HIGIENE UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ETTY HESTHIATI LPPM UNIV. NASIONAL JAKARTA A PERAN PEREMPUAN Perempuan sangat berperan dalam pendidikan

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara September 2011 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

A. Pengetahuan Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X).

A. Pengetahuan Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X). Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Guru GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP GURU TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PELAKSANAAN PHBS PADA GURU SD NEGERIDI PERKEBUNAN TANAH GAMBUS TAHUN 2015 IDENTITAS

Lebih terperinci

BAB III. Profil Sanitasi Wilayah. Tabel 3.1. Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Takalar Tahun

BAB III. Profil Sanitasi Wilayah. Tabel 3.1. Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Takalar Tahun BAB III Profil Sanitasi Wilayah 3.1. Perkembangan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Takalar Tahun 2009-2013 Kabupaten Takalar adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang berjarak kuang lebih 40 KM

Lebih terperinci

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal Lampiran 5 Diskripsi Program Utama A. Komponen Air Limbah Domestik 1. Program Penyusunan Outline Plan Air Limbah Kota sabang belum memiliki Qanun atau Peraturan Walikota; mengenai pengelolaan air limbah,

Lebih terperinci

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1 L-3 Kerangka Kerja Logis TABEL KKL Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1 TABEL KKL SUBSEKTOR KEGIATAN AIR LIMBAH IPLT masih dalam proses optimalisasi BABs masih 34,36% Cakupan layanan sarana prasarana

Lebih terperinci

BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI 5 BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI 5. Strategi Monitoring dan Evaluasi Didalam Pelaksanaan Perencanaan Strategi Sanitasi kabupaten Pokja AMPL menetapkan kegiatan monitoring dan evaluasi sebagai salah

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Pengolahan air limbah permukiman secara umum di Kepulauan Aru ditangani melalui sistem setempat (Sistem Onsite). Secara umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Berdasarkan pengalaman masa lalu pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kab. Bima berjalan secara lamban, belum terintegrasi dalam suatu perencanaan komprehensipif dan

Lebih terperinci

BAB 3. PROFIL SANITASI WILAYAH

BAB 3. PROFIL SANITASI WILAYAH BAB 3. PROFIL SANITASI WILAYAH Buku Putih Sanitasi merupakan dokumen yang menggambarkan karakteristik dan kondisi sanitasi wilayah Kepulauan Aru dan prioritas atau arah pengembangan yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Dari hasil evaluasi yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pembuangan air limbah di lingkungan permukiman pesisir Kelurahan Tanjung Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT ANALISIS SWOT Air Limbah Domestik A. Analisa SWOT O lingkungan mendukung agresif stabil w lemah selektif berputar Besar-besaran kuat s * (-39 : -24) ceruk terpusat lingkungan

Lebih terperinci

T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI

T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI Oleh: MADE YATI WIDHASWARI NRP. 3310 202 712 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. NIEKE KARNANINGROEM,

Lebih terperinci

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017 Sub Sektor Air Limbah Domestik A. Teknis a. User Interface Review Air Limbah Buang Air Besar Sembarangan (BABS), pencemaran septic tank septic tank tidak memenuhi syarat, Acuan utama Air Limbah untuk semua

Lebih terperinci

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi BAB IV Strategi Pengembangan Sanitasi Program pengembangan sanitasi untuk jangka pendek dan menengah untuk sektor air limbah domestik, persampahan dan drainase di Kabupaten Aceh Jaya merupakan rencana

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Program merupakan tindak lanjut dari strategi pelaksanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan sebagai rencana tindak

Lebih terperinci

VI.1. Gambaran Umum Pemantauan Dan Evaluasi Sanitasi

VI.1. Gambaran Umum Pemantauan Dan Evaluasi Sanitasi BAB VI MONITORING DAN EVALUASI Dalam bab ini akan dijelaskan strategi untuk melakukan pemantauan/ monitoring dan evaluasi dengan fokus kepada pemantauan dan evaluasi Strategi Kabupaten Berskala Kota ()

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 1.1. LATAR BELAKANG BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Perumusan tujuan, sasaran, dan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis

Lebih terperinci

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT A. Sub Sektor Air Limbah Domestik Tabel Kerangka Kerja Logis (KKL) Sektor Air Limbah Domestik Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi (SWOT) Indikasi Program Indikasi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai meninggal, hal ini karena manusia memerlukan

Lebih terperinci

Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR III - 1

Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR III - 1 3.1. Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene 3.1.1. Tatanan Rumah Tangga 3.1.2. Tatanan Sekolah 3.2. Pengelolaan Air Limbah Domestik 3.2.1 Kelembagaan Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR III

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI Bab ini merupakan milistone keempat penyusunan Buku Putih Sanitasi yang sangat penting bagi Kabupaten karena akan menetapkan prioritas wilayah

Lebih terperinci

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK Bab ini merupakan strategi sanitasi kota tahun 2013 2017 yang akan memaparkan tentang tujuan, sasaran/target serta strategi sub sektor persampahan, drainase, air limbah serta aspek PHBS. Penjelasan masingmasing

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara Nasional Pemerintah Indonesia menaruh perhatian yang sangat serius dalam mencapai salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) khususnya yang terkait

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut : BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini di wilayah Kecamatan Bone, Kabupaten Bone Bolango. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA DESKRIPSI PROGRAM UTAMA PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat,

Lebih terperinci

1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016

1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016 1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016 1. Jumlah masyarakat yang BABS di Barat adalah 28.257 KK atau 15.58%. 2. Jumlah masyarakat yang menggunakan cubluk/tangki

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Bab empat ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kota Bontang tahun 2011-2015 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian

Lebih terperinci

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas sanitasi Tahun 0 06 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1. Area Berisiko Sanitasi Setelah menghitung kebutuhan responden dengan menggunakan rumus Slovin, maka ditentukan lokasi studi EHRA dengan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bontang, November 2011 TIM STUDI EHRA KOTA BONTANG. Laporan Studi EHRA Kota Bontang

KATA PENGANTAR. Bontang, November 2011 TIM STUDI EHRA KOTA BONTANG. Laporan Studi EHRA Kota Bontang KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan perkenan-nya maka penyusunan laporan Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kota Bontang ini dapat

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2015 DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Strategi Sanitasi Kabupaten Rembang tahun 2015-2019 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian serta strategi dan kebijakan setiap sub sektor

Lebih terperinci

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Subsektor Permasalahan Mendesak Rumusan Tujuan Rumusan Sasaran dan Air Limbah Domestik 1 Pencemaran air tanah dan sungai Meningkatkan kinerja SKPD terkait memiliki

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 No PERMASALAHAN MENDESAK ISU-ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN INDIKATOR STRATEGI INDIKASI PROGRAM INDIKASI KEGIATAN A SEKTOR AIR LIMBAH A TEKNIS/AKSES 1 Belum

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1 Letak Geografis dan Jumlah Penduduk Tenggarong merupakan salah satu Kecamatan dari 15 Kecamatan yang ada diwilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan luas wilayah 398,10

Lebih terperinci

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah Deskripsi Program/ Sanitasi Kabupaten Tapanuli Tengah A. Program/ Air Limbah Nama Program/ Pembangunan MCK Komunal - Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak BABS dan mempunyai jamban yang aman /

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dan upaya penyehatan lingkungan yang setinggitingginya(

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dan upaya penyehatan lingkungan yang setinggitingginya( BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2014 KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROPINSI MALUKU

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2014 KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROPINSI MALUKU BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1,, dan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Kepulauan Aru Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk menentukan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan

Lebih terperinci

BAB V Area Beresiko Sanitasi

BAB V Area Beresiko Sanitasi BAB V Area Beresiko Sanitasi 6 BAB 5 Area Beresiko Sanitasi Buku Putih Sanitasi sangat penting bagi kabupaten dalam menetapkan prioritas wilayah pengembangan sanitasi yang meliputi pengelolaan air limbah,

Lebih terperinci

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Didukung oleh: Kata Pengantar Sanitasi Sekolah menjadi salah satu indikator dalam Sustainable Development Goals atau

Lebih terperinci

BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA

BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA Secara umum kondisi pengelolaan sanitasi Kabupaten masih belum memadai hal ini dikarenakan beberapa faktor, utamanya masih terbatasnya infrastruktur

Lebih terperinci

Tabel 3.34 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat Tabel 3.35 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Merangin...

Tabel 3.34 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat Tabel 3.35 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Merangin... Daftar Isi Kata Pengantar Bupati Merangin... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Peta... vi Daftar Gambar... vii Daftar Istilah... viii Bab 1: Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.

Lebih terperinci

Bab 3 Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi Bab 3 Percepatan Pembangunan Sanitasi Bab ini merupakan inti dari Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013-2017, yang akan memaparkan tentang isu strategis, permasalahan mendesak, tujuan, sasaran dan

Lebih terperinci

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Kepentingan kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sistem kesehatan nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG KELOMPOK KERJA AIR MINUM & PENYEHATAN LINGKUNGAN (POKJA AMPL) PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) Kota Bontang

Lebih terperinci

PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I

PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan buangan/bekas

Lebih terperinci

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota. A. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) A.1. KERANGKA KERJA LOGIS AIR LIMBAH Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Belum adanya Master Plan dan peta Pengelolaan air limbah domestik Mendapatkan

Lebih terperinci

BAB. III Profil Sanitasi Kabupaten Jembrana

BAB. III Profil Sanitasi Kabupaten Jembrana BAB. III Profil Sanitasi Kabupaten Jembrana 3.1. Promosi Higiene dan Sanitasi di Kabupaten Jembrana Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Jembrana dalam meningkatkan sanitasi lingkungan baik

Lebih terperinci

REKAPITULASI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI JANGKA MENENGAH

REKAPITULASI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI JANGKA MENENGAH REKAPITULASI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI JANGKA MENENGAH KOTA : TANJUNGPINANG PROVINSI : KEPULAUAN RIAU Estimasi Outcome Luas Wilayah Satuan 214 215 216 217 218 214 215 216 217 218 Jumlah 1 2

Lebih terperinci

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1 Bab I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat Kabupaten/kota yang bertujuan untuk memahami

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 4 Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi 1.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Program

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Perumusan dan penetapan strategi pengembangan sanitasi di Kabupaten Malaka mengacu kepada isu strategis serta permasalahan mendesak pada masing-masing sub-sektor sanitasi

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Lebih terperinci