BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Kasus Proyek
|
|
- Devi Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Kasus Proyek Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan kebudayaan itu manusia mampu menciptakan berbagai peralatan hidup yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Busana atau pakaian merupakan salah satu wujud perlengkapan yang telah diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari sengatan matahari, udara dingin dan binatang buas. Kemudian berkembang tidak sekedar sebagai pelindung tubuh, melainkan juga sebagai kebutuhan budaya. Busana di Indonesia terbentuk melalui beberapa perubahan disetiap masanya, yaitu: Busana pada masa prasejarah Busana hanya berbentuk cawat yang terbuat dari daun dan kulit binatang hasil buruan yang dipakai oleh manusia zaman prasejarah. Busana pada masa Hindu Selanjutnya busana semakin berkembang bukan hanya sekedar pelindung tubuh semata, yang hanya terbuat dari kain yang dililitkan ke tubuh (kemben) melainkan sudah menunjukkan simbol status setelah dilengkapi dengan perhiasan dan perlengkapan busana lainnya. Busana pada masa Islam Pada saat bangsa bangsa arab masuk untuk menyiarkan agama islam di wilayah Indonesia bangsa Arab mempunyai sebutan habaya yaitu pakaian dengan belahan di depan. Kemudian bentuk busana mengalami perkembangan lagi. Busana yang pada awalnya terbuka pada bagian dada dibuat hampir menutupi seluruh tubuh, khususnya busana wanita. Busana pada masa pemerintahan Belanda Kemudian pada masa kolonial belanda pakaian bukaan depan dikenal dengan sebutan kebaya menjadi lebih berkembang lagi tetapi pada masa itu kebaya merupakan salah satu bentuk perbedaan status di kalangan para wanita. Wanita ningrat biasa mengenakan kebaya dari bahan mahal yang diimpor dari Belanda 1
2 seperti bahan brocade dan bludru, tetapi wanita biasa atau rakyat jelata bahan kebaya hanya menggunakan kain biasa. Busana pada masa kemerdekaan. Setelah masa itu, dewasa ini busana lebih berfungsi untuk memperindah diri. Kemudian muncul dengan berbagai macam model yang lebih dikenal dengan sebutan kebaya tradisional. Sejalan dengan perubahan pada unsur-unsur kebudayaan, maka perubahan pada busana pun tidak terelakkan. a. Busana Lokal Busana sebagai salah satu unsur budaya, pemakaian busana di daerahdaerah di Indonesia sangat beragam sesuai dengan konsep berpikir masyarakat yang majemuk. Busana sebagai kebutuhan budaya, mendorong manusia untuk menciptakan busana sesuai dengan nilai-nilai dan adat istiadat yang hidup dan berkembang pada masyarakatnya. Busana lokal atau pakaian adat merupakan bentuk kebudayaan perwakilan dari setiap daerah yang berbeda-beda tetapi dari perbedaanperbedaan tersebut memiliki benang merah yaitu busana yang sejenis atau setipe, busana tersebut masuk pada golongan busana bukaan depan atau busana tutup deepan. Busana jenis ini dapat ditemui hampir di setiap daerah Nusantara. Busana tersebut dikenal dengan nama kebaya. b. Busana Nasional Indonesia Busana nasional pada dasarnya busana daerah yang telah disepakati, diterima dan dikenakan oleh sebagian besar lapisan masyarakat untuk dijadikan sebagai simbol budaya nasional. Oleh karena itu, busana nasional dapat dikenakan berdasarkan aturan-aturan yang diikuti secara ketat dan selalu berulang untuk suatu peristiwa tertentu. Perlunya menetapkan busana nasional bagi wanita Indonesia, berbeda dengan busana daerah dan pakaian adat, busana nasional dipakai dan diterima luas dalam kesempatan-kesempatan resmi dalam kehidupan sehari-hari. Busana nasional merupakan identitas dan ciri khas suatu bangsa. Seperti Kimono dari Jepang, Barong Tagalog di Filipina atau Sari di India. Dengan menetapkan adanya busana nasional, busana tersebut akan abadi karena dipakai terusmenerus. Sehingga salah satu ciri budaya tersebut tidak hilang. 2
3 Kebaya tidak lagi mengacu pada etnis tertentu, melainkan sudah dikenakan dan diterima masyarakat luas sebagai busana sehari-hari atau busana resmi. Selain itu ada bermacam variasi busana untuk kesempatan yang lebih luas diluar acara sangat resmi. Busana-busana ini bisa diangkat dari khasanah busana Nusantara namun pemakaiannya telah diatur dalam tata krama tertentu sesuai peristiwa, waktu dan tempatnya kemudian dimodifikasi. Busana ini disebut busana modifikasi nasional. Busana Nasional Indonesia untuk wanita terdiri dari: 1. Kebaya tradisional 2. Kebaya modifikasi (kebaya modern) Perkembangan kebaya pada awal mulanya Mulai dikenal sejak awal tahun 1890-an dimana kebaya digolongkan terhadap dua pengguna, yaitu kebaya untuk kalangan ningrat yang biasanya terbuat dari sutra, brocade ataupun beludru. Kemudian kebaya untuk kalangan rakyat jelata yaitu kebaya yang terbuat dari bahan sederhan Perkembangan kebaya di pertengahan Pada tahun 1960-an kebaya diresmikan oleh Gubernur Ali Sadikin sebagai Busana Nsional dengan aturan-aturan yang mengharuskan kebaya bersifat resmi namun tetap indah. Kemudian pada tahun 1970-an dan 1990-an kelompok wanita yang memiliki pengaruh kuat yaitu Ratna Busana mencetuskan Kebaya Modern, dimana kebaya tidak harus bersifat resmi, tetapi juga dapat santai tetapi tetap indah dilihat Perkembangan kebaya sekarang Pada tahun 1990-an sampai sekarang perkembangan kebaya modern masih berlangsung. Kebaya sangat berkembang dibantu oleh para perancang busana kebaya yang semakin mahir menonjolkan keindahan kebaya sebagai busana nasional Indonesia. Salah satu perancang busana kebaya modern tersebut adalah Anne Avantie. Anne Avantie adalah perancang busana kebaya Indonesia yang 3
4 terkenal melalui berbagai koleksi kebaya hasil karyanya. Kebaya hasil karyanya telah dikenal di skala internasional. Lalu apa hubungannya dengan proyek rumah mode yang berlokasi di Medan ini? Berdasarkan penelitian sederhana yang dilakukan penulis, sebanyak 84% responden di kota Medan merasa tertarik dengan kebaya. Namun menurut responden, kurangnya jumlah rumah mode yang menyediakan layanan pembuatan busana, penyedia bahan dan pameran busana dari seorang desainer merupakan masalah fashion yang utama di kota Medan. Dan dari sekian banyak desainer kebaya di Indonesia, sebanyak 58 % responden memilih Anne Avantie sebagai desainer kebaya yang mereka inginkan untuk hadir di kota Medan. Rumah mode yang bernama Roemah Kebaya Anne Avantie ini merupakan rumah mode kebaya yang menyediakan layanan jasa perancangan dan pembuatan kebaya serta penyediaan bahan. Selain itu, rumah mode ini juga akan menyediakan fasilitas pameran proses pembuatan kebaya serta pameran dan pagelaran kebaya hasil rancangan Anne Avantie. Berbicara mengenai tema perancangan, penulis akan mengangkat karakter dan ciri khas dari kebaya hasil rancangan Anne Avantie. Anne avantie merupakan desainer kebaya yang dikenal dengan karya yang identik dengan desain yang anggun, cantik dan elegan. Karya-karyanya memadukan antara kontemporer dan etnik sehingga menghasilkan kebaya modern yang luar biasa. Ia piawai mengolah dan memodifikasi kebaya menjadi busana yang elegan, eksotis, dan glamor, merancang dengan begitu berani. Paduan warna tak lazim namun serasi hingga padu padan kain dan aksesori yang sangat total adalah ciri khas karya Anne Avantie. Dan pada akhirnya rumah mode ini akan menjadi sesuatu yang benarbenar mencerminkan ciri khas dan jati diri dari karya-karya sang desainer Tujuan Proyek Tujuan perancangan Roemah Kebaya Anne Avantie ini adalah: Menciptakan suatu bangunan yang berfungsi komersil, rekreasi dan edukasi maupun inspiratif dengan pertimbangan untuk semakin menarik minat masyarakat untuk menggunakan dan menghargai busana nasional kebaya. Menarik minat masyarakat untuk lebih mengenal warisan fashion Indonesia khususnya kebaya. 4
5 Menyediakan sebuah rumah mode penyedia jasa desain dan pembuatan kebaya bagi kota Medan. Menjadikan sebagai sarana untuk pelestarian salah satu warisan fashion nusantara bagi Indonesia khususnya kota Medan Fungsi Proyek Fungsi perancangan Roemah Kebaya Anne Avantie di kota Medan adalah : Sebagai sarana informasi untuk memperluas wawasan mengenai kreasi kebaya. Memberikan wadah bagi masyarakat yang ingin melihat dari dekat proses pembuatan kebaya karya Anne Avantie. Memperkenalkan mode-mode kebaya modern hasil rancangan Anne Avantie. Media untuk menikmati karya manusia, khusunya seni busana kebaya. Menumbuhkan sikap untuk lebih menghargai dan mencintai busana nasional Indonesia Manfaat Proyek Manfaat perancangan Medan Wax Sculpture Museum di kota medan adalah : Menjadi pusat informasi dan pengetahuan akan mode kebaya modern karya anne Avantie. Membantu pemerintah dalam sektor perekonomian, karena rumah mode ini memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat kota Medan. Mempopulerkan pembuatan kebaya modern untuk memperkaya seni tata busana Indonesia. Menjadi salah satu tempat penyedia layanan jasa perancangan dan pembuatan kebaya bagi masyarakat kota Medan. Membantu pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi tenaga-tenaga terampil Sasaran Proyek Secara umum, sasaran proyek Roemah Kebaya Anne Avantie ini adalah semua orang yang mempunyai keperluan terhadap jasa desain dan pembuatan kebaya, melihatlihat, membeli hasil rancangan desainer serta menyaksikan pameran dan pagelaran kebaya hasil karya sang desainer. Secara khusus, target pengunjung adalah perempuan dengan 5
6 status sosial menengah keatas dengan kemampuan finansial dan daya beli tinggi yang memerlukan kebaya khususnya untuk pernikahan. Diarahkan pada perempuan yang memiliki kesadaran sosial lebih terhadap lambang feminitas dan aset nasional Indonesia Permasalahan dan Ruang Lingkup Proyek Permasalahan yang dihadapi pada perancangan Roemah Kebaya Anne Avantie adalah : Bagaimana mewujudkan desain bangunan pada judul proyek ini sehingga sesuain dengan peruntukkan fungsi bangunan dan kelayakan studi proyek sesuai dengan kebutuhan pada lokasi proyek. Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip tema yang diambil untuk diterapkan dalam desain bangunan agar sesuai dengan fungsi bangunan dan prinsip-prinsip estetika dalam teori arsitektur. Pemilihan lokasi proyek agar sesuai dengan peruntukan fungsi bangunan berdasarkan literatur dan tata ruang pada kawasan lokasi. Ruang lingkup perancangan Roemah Kebaya Anne Avantie di kota Medan adalah: Perancangan sarana di bidang jasa fashion dan pameran yang hanya mencakup kegiatan kunjungan, pameran, pagelaran, perancangan dan pembuatan busana kebaya. Merupakan rumah mode dengan fungsi utama di bidang komersil serta menyediakan layanan rekreasi dan edukasi melalui pameran kebaya dan proses pembuatannya. Proyek ini dirancang dengan menggunakan unsur unsur perancangan arsitektur antara lain aspek fisik dan perancangan kasus proyek bangunan, yang menyangkut lingkungan tapak, massa bangunan, pembentukan ruang, dan arus sirkulasi dalam dan luar bangunan pada lokasi tapak perancangan bangunan selanjutnya, sehingga dapat menciptakan suatu bentuk bangunan yang indah, memiliki daya tarik bagi masyarakat. 6
7 Perencanaan dan perancangan proyek ini serta pelaksanaannya dianggap menyeluruh secara total, bukan secara bertahap dan segala perencanaan dan perancangan proyek ini diproyeksikan pada perkembangan jauh ke depan. Yang ditekankan dalam proyek ini adalah dari segi lingkup bidang arsitektur dengan penekanan pada ide dan pengolahan perancangan dan syarat yang ditentukan dan peraturan yang berlaku saat ini dengan tidak meninggalkan nilainilai estetika Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada kasus proyek Roemah Kebaya Anne Avantie adalah sebagai berikut: Studi Literatur Studi pengenalan dan pengumpulan data-data yang diperlukan yang berhubungan dengan proyek baik dari majalah, jurnal, buku yang relevan, kamus maupun melalui media internet untuk memperoleh informasi mengenai proyek-proyek sejenis. Survey Lapangan Pengamatan langsung ke lokasi atau site yang dipilih dengan tujuan untuk mengetahui secara langsung keadaan lahan yang sebenarnya, mengenal potensipotensi yang dapat dimanfaatkan dan permasalahan-permasalahan apa saja yang harus dipecahakan. Serta kendala-kendala yang ada, baik yang dapat dimanfaatkan maupun yang harus dihindari. Studi Banding Dengan melakukan pengamatan dan pengumpulan data serta langsung dari proyek sejenis yang pernah / telah ada / dibuat. Hal ini sebagai acuan maupun perbandingan dalam membuat desain yang nantinya merupakan perkembangan dari studi yang telah dilakukan. 7
8 1.8. Pendekatan Perancangan Pendekatan perancangan adalah sudut pandang seseorang dalam rangka mencoba memecahkan suatu permasalahan perancangan. Atau dapat juga diartikan sebagai metode atau cara untuk merancang, atau sebagai prosedur di dalam merancang. Pada proyek Roemah Kebaya Anne Avantie ini, pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan metafora salah satu elemen karya Anne Avantie, yaitu kristal Swarovski. Bangunan akan dirancang dengan metafora bentukan dan karakteristik dari kristal Swarovski. Anne Avantie merupakan salah satu desainer kebaya dengan karya berciri khas mewah, glamour dan elegan. Selain itu, Anne Avantie merupakan salah satu desainer kebaya yang selalu menggunakan kristal Swarovski yang merupakan kristal berciri khas mewah dan glamour dalam setiap rancangannya. Oleh karena itu, metafora kristal ini akan menguatkan citra bangunan akan sesuatu yang memiliki korelasi kuat dengan busana kebaya karya Anne Avantie. 8
9 1.9. Kerangka Berpikir Latar Belakang Kurangnya jumlah rumah mode yang menyediakan layanan pembuatan busana, penyedia bahan dan pameran busana dari seorang desainer merupakan masalah fashion yang utama di kota Medan.Banyaknya desainer profesional di Indonesia semakin mendukung perkembangan dunia fashion khususnya kebaya. Di Anne Avantie adalah salah satu perancang busana Indonesia yang terkenal melalui berbagai koleksi kebaya hasil karyanya. Kebaya hasil karyanya telah dikenal di skala internasional sebanyak 84% responden di kota Medan merasa tertarik dengan kebaya Ide/Gagasan : Roemah Kebaya Anne Avantie Tema Perancangan : Arsitektur Metafora Maksud Dan Tujuan Maksud: a) Memberikan sebuah rumah mode penyedia jasa desain dan pembuatan kebaya bagi kota Medan. b) Menjadikan sebagai salah satu sarana untuk pelestarian salah satu warisan fashion nusantara bagi Indonesia khususnya kota Medan. c) Memberikan suatu wadah rekreasi dan edukasi di bidang mode kebaya melalui pameran dan pagelaran busana karya sang desainer. Tujuan: d) Menciptakan suatu bangunan yang berfungsi komersil, rekreasi dan edukasi yang berwawasan lingkungan, berfungsi sebagaimana mestinya dengan pertimbangan untuk semakin menarik minat masyarakat untuk menggunakan kebaya. e) Menambah penyedia jasa desain kebaya bagi masyarakat. f) Menarik minat masyarakat untuk lebih mengenal warisan fashion Indonesia khususnya kebaya. 9
10 Pengumpulan Data Masalah Perancangan: Bagaimana menampilkan sebuah bangunan yang mencerminkan fasilitas mode. Bagaimana menciptakan suatu gedung yang dapat membuat nyaman pengunjung yang datang. Bagaimana menciptakan ruang luar dan ruang dalam yang nyaman serta mengintegrasikan keduanya sehingga pengunjung dapat dengan mudah mengakses ruang dalam dan ruang luar tanpa merasa bosan dan kesulitan. Bagaimana merancang bangunan yang nyaman dan aman mengingat bangunan yang akan dirancang nantinya akan ramai dikunjungi. Bagaimana menginterpretasikan karakter mode kedalam desain ruang. Surfei lokasi: Pemilihan lahan yang sesuai Kondisi lahan yang ada Surfei literatur: Data RUTRK Data arsitek Analisa Analisa kondisi tapak Analisa Fungsional Analisa Teknologi Prinsip tema dalam desain Ide/Gagasan : Roemah Kebaya Anne Avantie Tema Perancangan : Arsitektur Metafora Pra Perancangan Penzoningan Pendekatan teori arsitektur Desain Skematik Diagram 1.1 Kerangka Berpikir 10
11 1.10. Sistematika Penulisan Laporan Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : Bab 1 Pendahuluan, berisi latar belakang proyek, tujuan dan manfaat proyek, fungsi proyek, manfaat proyek, sasaran proyek, permasalahan dan ruang lingkup proyek, metode pengumpulan data, pendekatan perancangan, kerangka berpikir, dan sistematika penulisan laporan. Bab 2 Deskripsi Proyek, berisi tentang pembahasan mengenai terminologi judul, tinjauan umum, tinjauan lokasi proyek, dan studi banding fungsi sejenis. Bab 3 Elaborasi Tema, berisi tentang pengertian arsitektur, pengertian metafora, pengertian arsitektur metafora, interpretasi tema, sejarah kristal Swarovski dan studi banding tema sejenis. Bab 4 Analisa, berisi tentang analisa fisik, analisa non-fisik, dan program ruang. Bab 5 Konsep, berisi tentang konsep ruang luar, konsep ruang dalam, konsep bentukan massa, dan interior. Bab 6 Hasil Perancangan, berisi gambar-gambar kerja, gambar 3D, dan foto maket. 11
BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Pengertian Busana Manusia adalah makhluk yang berbudaya, dengan kebudayaan itu manusia mampu menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang proyek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang proyek Sejarah dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah melahirkan masyarakat informasi yang makin besar tuntutannya akan hak untuk mengetahui dan hak untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN ROSE MILLIA LESTARI
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dunia fashion semakin lama semakin berkembang. Banyaknya media cetak, media elektronik yang menyajikan informasi fashion semakin berkembang diikuti dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Pada negara yang sedang berkembang, salah satunya adalah negara Indonesia, kehidupan masyarakat akan mengalami perkembangan ke arah struktur dan sistem masyarakat yang
Lebih terperinciMEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki berbagai ragam budaya yang dilatarbelakangi suku-suku dari daerah setempat. Ragam budaya tersebut memiliki ciri khas masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kasus Proyek Perkembangan globalisasi telah memberikan dampak kesegala bidang, tidak terkecuali pengembangan potensi pariwisata suatu kawasan maupun kota. Pengembangan
Lebih terperinciKAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung 1.2. LATAR BELAKANG Tanaman dapat memberikan keindahan, kenyamanan, dan berbagai fungsi lainnya
Lebih terperinciWahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dimana sebagian besar dari seluruh luas Indonesia adalah berupa perairan. Karena itu indonesia memiliki potensi laut yang besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Keadaan Museum di Indonesia Keberadaan museum di dunia dari zaman ke zaman telah melalui banyak perubahan. Hal ini disebabkan oleh berubahnya fungsi dan tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan budaya dan teknologi semakin lama semakin berkembang, perkembangan ini juga diikuti oleh perkembangan di dalam dunia kuliner. Dunia kuliner merupakan hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah satu kebutuhan pokok
Lebih terperinciDiagram Ketertarikan pada Dunia Fashion.
Lampiran 1 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Penelitian Ketertarikan dengan dunia fashion. Tertarik Biasa saja Tidak Diagram Ketertarikan pada Dunia Fashion. Tertarik Biasa saja 26% 74% Ketertarikan terhadap
Lebih terperinciKementerian Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. salah satu langkah yang di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Proyek Menurut catatan sejarah umat manusia yang sempat terungkap tentang keberadaan dan perkembangan perpustakaan menunjukkan bahwa perpustakaan
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
1.1. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbesar dengan kedudukan geopolitis yang strategis dikarunia Tuhan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang istimewa, yang menjadi sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Seiring dengan perkembangan jaman, terjadi pergeseran budaya, semua serba canggih, praktis, tersaji dengan cepat mungkin, seiring itu juga timbul masalahmasalah
Lebih terperinciBELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad ini gerak perubahan zaman terasa semakin cepat sekaligus semakin padat. Perubahan demi perubahan terus-menerus terjadi seiring gejolak globalisasi yang kian
Lebih terperinciMedan Culinary Center Arsitektur Rekreatif
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dunia kuliner semakin lama semakin berkembang. Banyaknya media cetak, media elektronik yang menyajikan informasi kuliner semakin lama semakin berkembang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Musik merupakan suatu seni yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Melalui Musik bisa menjadi salah satu sarana untuk mengekspresikan perasaan yang kita rasakan,dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman dari waktu ke waktu, yang diiringi dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi, telah membawa manusia kearah modernisasi dan globalisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan pemenuh kebutuhan primer manusia akan sandang, terkhusus untuk tujuan utama busana sebagai pelindung tubuh terhadap cuaca. Selain kebutuhan untuk melindungi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi
Lebih terperinciPusat Peragaan IPTEK Biologi Medan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Secara tertulis dalam sebuah artikel Dra. Ani M. Hasan menyebutkan bahwa abad ke-21 merupakan abad bagi Ilmu Pengetahuan. Para peramal masa depan (futurist) menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia fashion terus mengalami kemajuan sehingga menghasilkan berbagai trend mode dan gaya. Hal ini tidak luput dari kemajuan teknologi dan media sehingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Pos Indonesia yang selanjutnya disebut Kantor Pos merupakan badan usaha milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang layanan sarana komunikasi seperti mengirimkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandar Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandar udara baru untuk kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Bandara Kuala Namu ini dimaksudkan untuk mengganti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan kepada manusia. Olahraga juga merupakan satu keharusan dari aspek biologis manusia guna
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.
I.1 Latar Belakang. Bab I PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki potensi wisata alam yang melimpah. Terletak di garis khatulistiwa dengan iklim tropis yang mendapat sinar matahari yang
Lebih terperinci2016 BANDUNG SPORTS CLUB
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia, pada perkembangannya tergolong cukup pesat. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan Art Development Center di Banda Aceh sudah menjadi hal yang penting untuk dibahas. Terutama saat Tsunami membumihanguskan berbagai fasilitas yang ada, namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk yang tidak lepas dari masa lampau dalam menjalani masa kini dan masa yang akan datang dan tidak mungkin lepas dari budayanya sendiri. Sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang
BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang dilakukan, baik menggunakan metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatifkorelatif, yaitu mencari serta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kesatuan yang memiliki beranekaragam kebudayaan. Budaya Indonesia yang beraneka ragam merupakan kekayaan yang perlu dilestarikan dan dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa dengan masyarakatnya yang Pluralistic mempunyai berbagai macam bentuk dan variasi dari kesenian budaya. Warisan kebudayaan tersebut harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, era pembangunan teknologi sudah sangat cepat berkembang di mana suatu produk dari hari ke hari akan memberikan suatu perkembangan yang mana perkembangan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Banyak orang merasa bingung mengisi hari libur mereka yang hanya berlangsung sehari atau dua hari seperti libur pada sabtu dan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam
BAB III METODE PERANCANGAN Suatu proses perancangan membutuhkan suatu metode yang memudahkan bagi perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam Perancangan Pusat Dokumentasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Proyek Kebutuhan akan sarana hiburan pada saat ini terutama di kota-kota besar semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan kota tersebut. Selain itu pertumbuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan
Lebih terperinciPlease purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota besar yang termasuk 5 (lima) kota besar yang ada di Indonesia. Kelebihan kota Bandung dibandingkan kota kota lainnya adalah banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negeri yang kaya akan sejarah, budaya, dan kekayaan alamnya. Sejak masih jaman Kerajaan, masyarakat dari seluruh pelosok dunia datang ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beragam budaya dan tradisi Indonesia membuat banyaknya kerajinan tradisional di Indonesia. Contohnya yang saat ini lagi disukai masyarakat Indonesia yaitu kerajinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Berpenampilan menarik merupakan suatu kebutuhan hidup setiap individu karena penampilan merupakan sarana representatif bagi setiap individu yang dapat mencerminkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Tidak terlepas oleh pakaian adat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti kita ketahui, Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan kesenian. Keberagaman budaya inilah yang membuat Indonesia dikenal oleh negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PNDAHULUAN 1.1 LATAR BLAKANG Sejarah perkembangan otomotif di Indonesia pada akhir abad 19 hingga sekarang ini banyak dipengaruhi oleh produk produk dari luar negeri seperti Amerika Serikat, ropa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Aerotropolis adalah pengembangan dari konsep aerocity, yang merupakan konsep paling modern dalam pembangunan dan pengelolaan bandara dewasa ini. Pada konsep aerotropolis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata memberikan andil besar pada perekonomian Indonesia. Sektor Pariwisata berperan penting dalam meningkatkan pendapatan negara. Menurut UU no.10 Tahun 2019
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan atau archipelago terbesar di dunia dengan lebih dari 2/3 luasnya terdiri dari wilayah perairan. Indonesia dikenal sebagai negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman budaya, suku dan kesenian yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Salah satu suku yang terdapat di Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11
BAB I PENDAHULUAN 1.8. Latar Belakang Dalam upaya untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, maka salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah tersedianya sarana penunjang kesehatan yang lengkap.
Lebih terperinciSTUDIO TUGAS AKHIR (TKA- 490) ARSITEKTUR METAFORA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Musik sudah menjadi salah satu bagian umum di dalam kehidupan masyarakat. Kita sering menjumpai musik ketika kita berada di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya zaman, fungsi busana mengalami sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi saat ini telah memasuki setiap dimensi aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis, organisasi,
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek
BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide perancangan Gua Lowo merupakan obyek wisata alam yang berada di pegunungan dengan dikelilingi hutan jati yang luas. Udara yang sejuk dengan aroma jati yang khas, serta
Lebih terperinciSeiring dengan perkembangan zaman, desain kebaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebaya merupakan busana tradisional wanita masyarakat Indonesia dan sudah dikenal di mata Internasional, sehingga kebaya menjadi bagian utama bagi kepribadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan kain khas masyarakat Indonesia. Batik ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 yang juga ditetapkan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desain Interior Museum Tapis Lampung di Kota Bandar Lampung dengan
BAB I PENDAHULUAN JUDUL PROYEK Desain Interior Museum Tapis Lampung di Kota Bandar Lampung dengan Pendekatan Sai Bumi Ruwa Jurai. A. LATAR BELAKANG MASALAH Tapis Lampung, kain tenun khas Lampung memang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang Banda Aceh merupakan salah satu kota yang dilanda bencana alam Tsunami pada Desember Tahun 2004. Pasca bencana Tsunami, kota Banda Aceh kembali di bangun oleh Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. BalapDrag (Drag race)merupakankompetisidimanadua kendaraan berupa mobil atau sepeda motor bersainguntukmenjadiyang pertamamenyeberangi garisfinishdariawalberdiri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin maju dan modern serta meningkatnya akan ilmu pengetahuan menuntut manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup yang modern. Maka perkembangan
Lebih terperinci1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
BAB I LATAR BELAKANG Indonesia terletak pada koordinat 6 0 LU 11 0 08LS dan 95 0 BB 141 0 45 BT serta terletak diantara benua Asia dan benua Australia, yang mana di lalui garis khatulistiwa yang kaya akan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Kajian perancangan dalam seminar ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau uraian secara sistematis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makan adalah kebutuhan dasar manusia agar dapat tetap hidup. Di seluruh dunia, ada banyak tempat dengan jenis makanan, cara makan, dan suasana. Selain dari segi makanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda KONSERVASI PARTISIPASI KOMUNITAS SUNDA TAMAN BUDAYA SUNDA METODE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:www.google.com, 2011.
BAB I PENDAHULUAN AQUARIUM BIOTA LAUT I.1. Latar Belakang Hampir 97,5% luas permukaan bumi merupakan lautan,dan sisanya adalah perairan air tawar. Sekitar 2/3 berwujud es di kutub dan 1/3 sisanya berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Kota Medan merupakan kota metropolitan. Kota Medan merupakan sebuah kota yang letaknya strategis dari segi business. Kota Medan sebagai kota metropolitan terus mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini, informasi menjadi kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat modern. Informasi bisa didapatkan dari berbagai macam bahan atau sumber, salah satunya adalah buku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rekreasi dan hiburan merupakan aktivitas yang positif dan merupakan suatu kegiatan yang bisa menyegarkan tubuh dan pikiran, untuk bisa memulihkan semangat bagi tiap
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Industri pariwisata dan kreatifitas merupakan salah satu industri yang memiliki potesial tinggi untuk dikembangkan pada masa sekarang. Menurut Alvin Toffler dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perempuan adalah perempuan-perempuan Anshar, rasa malu tidak menghalangi mereka untuk mendalami agama.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Islam melihat adanya kewajiban untuk memperbaiki dan mentarbiyah akhlak perempuan dengan keutamaan-keutamaan dan kesempurnaan sejak dini. Islam juga menganjurkan para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan seni dan budayanya. Hal itu telihat dari keberagaman suku yang dimiliki Bangsa Indonesia, mulai dari cara hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Globalisasi sering diterjemahkan sebagai gambaran dunia yang lebih seragam dan terstandar melalui teknologi, komersialisasi, dan sinkronisasi budaya yang dipengaruhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Interior Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu maupun kelompok di tempat dan waktu tertentu, biasanya memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi yang berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang peran penting
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. umat manusia tanpa termakan oleh waktu. Bentuk tertulis ini membutuhkan sebuah media,
BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Buku pada mulanya berawal dari keinginan manusia untuk mengimplementasikan ucapan kata kata kedalam bentuk tertulis supaya dapat diketahui secara luas oleh seluruh
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Berdasarkan obyek yang akan dirancang yaitu Perancangan Pusat
BAB III METODE PERANCANGAN Berdasarkan obyek yang akan dirancang yaitu Perancangan Pusat Kreativitas Budaya Kabupeten Ende, sehingga pada metode perancangan menggunakan beberapa aspek dalam perancangannya
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Sebuah proses perancangan dibutuhkan sebuah metode untuk memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode deskriptif analisis adalah salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang La Belle Epoque merupakan jaman keemasan dan jaman kemakmuran di Perancis. Periode La Belle Epoque dalam sejarah Perancis yang konvensional di mulai pada tahun 1871
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG Bicara tentang mode atau fashion pastinya tidak terlepas dari andil seorang desainer fashion dan model, bagi seorang desainer pakaian kehadiran model menjadi penting karena model merupakan
Lebih terperinciMedan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada masa sekarang ini penyebaran dan pertukaran informasi maupun hal-hal baru beserta masalah-masalah yang sifatnya universal terhadap kepentingan manusia selain
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah yang diresmikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah yang diresmikan pada tanggal 4 April 1974. Nama lain dari museum ini adalah Museum Fatahillah. Sesuai dengan nama resminya,
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, analisis kualitatif adalah analisis dengan cara mengembangkan,
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Perancangan Metode perancangan yang digunakan dalam Perancangan Pusat Seni Musik Blues menggunakan berbagai penelitian dan juga pengumpulan data dari masyarakat maupun
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tekonologi informasi telah menghasilkan sebuah industri baru yang disebut industri Teknologi Informasi. Industri teknologi informasi ini memiliki potensi pangsa pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Galeri merupakan sebuah bangunan yang memiliki fungsi mirip dengan museum dan memiliki kegiatan utama yang sama yaitu kegiatan pameran. Galeri memiliki fungsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan tradisional atau sering disebut dengan permainan rakyat yang merupakan permainan anak yang sudah ada pada zaman nenek moyang kita dan kemudian turun menurun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Medan, ibukota Sumatera Utara adalah kota metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, serta kota terbesar di luar Pulau Jawa. Medan saat
Lebih terperinciPEACE International School. -Sekolah Bertaraf Internasional- BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menuntut kemampuan daya saing yang kuat dalam teknologi, manajemen dan sumberdaya manusia. Keunggulan teknologi akan menurunkan biaya produksi, meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <www.expat.or.id/infi/info.html#culture>
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan museum tidak hanya sekedar untuk menyimpan berbagai bendabenda bersejarah saja. Namun dari museum dapat diuraikan sebuah perjalanan kehidupan serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pelestarian budaya bukan hanya yang berhubungan dengan masa lalu, namun justru membangun masa depan yang menyinambungkan berbagai potensi masa lalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Telkomsel merupakan operator GSM terbesar di Indonesia dengan pimpinan area 1 yang terletak di kota medan sampai saat ini belum memiliki gedung kantor milik sendiri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengertiannya yang paling umum, pakaian dapat diartikan sebagai penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung tubuh terhadap hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat selalu berubah mengikuti perkembangan jaman. Seiring dengan perubahan gaya hidup tersebut, pemenuhan kebutuhan hidup juga ikut berubah. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari busana itu sendiri. Lebih dari itu, pemenuhan kebutuhan akan busana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Ini artinya busana merupakan kebutuhan pokok manusia. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, kegiatan
Lebih terperinciMUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI BAB I PENDAHULUAN. perkebunan Tembakau Deli. Medan merupakan salah satu Kota bersejarah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Medan merupakan salah satu Kota di Indonesia dengan berbagai potensi kekayaan Alam dan Sumberdaya manusia, potensi kekayaan alam tersebut diantaranya adalah banyaknya
Lebih terperinciBAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal
BAB I GAMBARAN USAHA 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Seni batik di Indonesia usianya telah sangat tua, namun belum diketahui secara pasti kapan mulai berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa. Banyak negara
Lebih terperinci