BAB 1. A. Latar Belakang. Kebangkrutan adalah peristiwa bencana yang mengakibatkan kerugian

Transkripsi

1 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebangkrutan adalah peristiwa bencana yang mengakibatkan kerugian modal yang besar, tidak hanya merugikan bagi pemegang saham tetapi juga siapapun yang memiliki hubungan langsung ataupun tidak langsung dengan perusahaan.banyak perusahaan mengalami kebangkrutan karena tidak memiliki modal yang cukup.kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi untuk menghasilkan laba.kebangkrutan juga sering disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvabilitas. Dewasa ini perusahaan farmasi sudah mulai diperhitungkan keberadaannya, terutama apabila sedang terjadi bencana alam atau bencana lainnya, karena kita tahu bahwa Negara kita Indonesia merupakan salah satu Negara yang rawan terjadi bencana alam, seperti gunung meletus dan gempa bumi yang bahkan akan menimbulkan tsunami. Dengan adanya bencana tersebut perusahaan-perusahaan di bidang farmasi ini akan meraup keuntungan yang cukup besar dikarenakan jumlah penjualan yang meningkat secara drastis, tetapi hal ini juga akan membahayakan perusahaan setelah bencana tersebut telah usai, sehingga penjualan kembali normal atau bahkan bisa lebih buruk. Hal ini menimbulkan ketidakpastian selama perusahaan beroperasi yang dapat menyebabkan kinerja perusahaan meningkat atau menurun. Kinerja perusahaan

2 2 yang baik harus ditingkatkan atau dipertahankan, sedangkan kinerja perusahaan yang menurun apabila terus menerus menurun maka dikhawatirkan perusahaan akan mengalami kebangkrutan, terlebih pada zaman globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat.dan perusahaan juga harus meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan perusahaan dengan melakukan evaluasi mengenai strategi dan kebijakan perusahaan. Dikarenakan kondisi ekonomi yang masih belum menentu mengakibatkan tingginya risiko yang akan dialami oleh perusuhaan untuk mengalami kesulitan keuangan bahkan akan terjadinya kebangkrutan. Kesalahan dalam memprediksi dimasa yang akan mendatang dapat berakibat sangat fatal bagi perusahaan karena hal itu akan memungkinkan kehilangan pendapatan atau investasi yang telah ditanamkan oleh para investor. Data menunjukkan secara umum beberapa kelompok perusahaan farmasi terbesar yang ada cukup menguasai pasar.kondisi ini mungkin bisa berbeda jika dilihat dari struktur pasar per kategori produk.analisis yang lebih rinci terhadap pasar kategori produk antibiotik misalnya, kemungkinan hanya satu atau beberapa perusahaan yang menguasai pasar tersebut. Pemerintah memberikan kebijakan terhadap beberapa hargajenis dan obat generik yang wajib sediakan ditetapkan dibawah harga produksi dan kerugiannya ditutup oleh beberapa jenis obat generik lainnya yang bermargin lebih besar, atau melakukan subsidi silang.kenaikan harga obat generik tertentu yang di lakukan

3 3 oleh pemerintah itu boleh dibilang hanya mengembalikan harga obat ke tingkat yang lebih wajar, dan hanya memerlukan sedikit subsidi silang. Di tingkat global ada semacam gerakan yang mendorong ketersediaan obat yang terjangkau harganya oleh masyarakat luas. Dan strategi untuk focus terhadap obat generik adalah cara yang cukup masuk akal. Ada fenomena lain yang perlu di waspadai yaitu rencana pemberlakuan Undang undang Sosial Asuransi Kesehatan oleh pemerintah merupakan salah satu hal yang perlu di waspadai. Dengan adanya asuransi ini, pasti akan mengubah struktur pasar dan harus di antisipasi oleh para perusahaan farmasi dengan cara berinovasi di bidang pemasaran. Dan dengan adanya asuransi ini yang memiliki posisi perundingan kuat terhadap perusahaan farmasi, kita dapat berharap di masa yang akan datang harga obat tidak terlalu tinggi. Untuk mengetahui informasi seberapa besar potensi kebangkrutan yang mungkin akan dialami oleh suatu perusahaan adalah dengan menggunakan model prediksi kebangkrutan, dan laporan keuangan adalah sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan dan laporan keuangan merupakan alat untuk melakukan prediksi keuangan. Metode yang dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan. Pada pembuatan penelitian ini penulisakan menggunakan dua metode, yakni dengan metode Altman dan dengan metode Springate. Metode Altman dan metode Springate memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihannya antara lain dapat mengetahui tingkat kesehatan

4 4 keuangan perusahaan sehingga dapat mengantisipasi kondisi keuangan perusahaan secara dini untuk ke depannya. Kelemahannya analisis ini hanya bersifat prediksi atau ramalan keuangan yang tidak bisa dijadikan tolak ukur. Perbedaan antara metode Altman dan metode Springate terletak pada penggunaan rasio keuangan dari masing masing metode, selain itu juga terdapat perbedaan dari kriteria kebangkrutan yang digunakan masing masing metode. Dengan melakukan memprediksi kebangkrutan, maka perusahaan diharapkan dapat mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki kinerja yang menurun atau menghindari dari kebangkrutan. Johnson (2013) menyatakan salah satu model yang popular menggunakan beberapa analisis diskriminan adalah model Altman Z-Score. Model ini di kembangkan oleh Edward Altman pada tahun 1968, model ini dapat memprediksi kemungkinan terjadinya kegagalan bisnis bahkan kebangkrutan. Altman Z-Score menggunakan lima rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan Rasio Modal Kerja/Total Aset, Laba Ditahan/Total Aset, Earning Before Interest and Taxes/Total Aset, Nilai Pasar Modal/Nilai Buku Hutang, Penjualan/Total Aset.Sedangkan Model Springate dikembangkan oleh Gordon L.V Springate (1978) dengan menggunakan empat rasio keuangan yang terdiri dari Rasio Modal Kerja/Total Aset, Earning Before Interest and taxes/total Aset, Earning Before Taxes/Total Hutang, Penjualan/Total Aset. Penelitian ini dibuat mengadopsi dari penelitian yang sudah dibuat sebelumnya oleh Winy Kasmala. Perbedaan dengan penelitian yang sebelumnya terdapat pada jenis perusahaan dan tahun yang digunakan, Penelitian sebelumnya

5 5 melakukan penelitian pada perusahaantekstil yang tercatat di BEI dan tahun yang digunakan adalah tahun , sedangkan penelitian yang penulis buat menggunakan perusahaan farmasi yang tercatat di BEI dan tahun yang digunakan adalah tahun Berhubungan dengan masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis akan mengambil judul : PERBANDINGAN ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN ALTMAN MODEL DAN SPRINGATE MODEL PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut : untuk mengkaji secara empiris, apakah terdapat perbedaan antara metode Altman dan Springate dalam memprediksi kebangkrutan pada perusahaan farmasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi kebangkrutan pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

6 6 2. Kontribusi Penelitian a. Kontribusi Praktik Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk tambahan ilmu bagi pembaca dan dapat melakukan analisa kebangkrutan pada suatu Bagi Pembaca b. Kontribusi Kebijakan Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan kepada perusahaan dapat mengambil keputusan yang di anggap perlu dan tepat untuk meningkatkan perkembangan keuangan perusahaan dan keberlangsungan perusahaan di masa yang akan datang.