BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih meningkatkan daya saingnya agar mampu bertahan di tengah
|
|
- Fanny Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika perkembangan industri nasional akan semakin kompetitif setelah Indonesia resmi memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di akhir tahun Dengan semakin luasnya arena bisnis global, setiap perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan daya saingnya agar mampu bertahan di tengah persaingan, bahkan jika memungkinkan mampu memenangkan persaingan usaha. Persaingan usaha mengharuskan setiap perusahaan untuk selalu berinovasi dan memperkuat kondisi keuangan guna memaksimalkan nilai perusahaan. Kegagalan perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan akan menyebabkan kebangkrutan karena perusahaan tidak akan memiliki dana yang cukup untuk menjalankan usahanya dan akhirnya tidak dapat memenuhi kewajibankewajibannya baik kepada pihak internal maupun pada pihak eksternal. Menurut Purnajaya dan Merkusiwati (2014) kebangkrutan ialah suatu kondisi dimana perusahaan mengalami ketidakcukupan dana untuk menjalankan usahanya. Sedangkan kebangkrutan menurut Syahyunan (2015:116) merupakan kondisi dimana perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi kewajibannya. Perusahaan dapat menghindari terjadinya kebangkrutan dengan menjaga kinerja keuangan dan memperoleh peringatan awal kebangkrutan melalui analisis potensi kebangkrutan perusahaan. Perusahaan yang tidak mampu membaca sinyal-sinyal kesulitan usaha akan mengakibatkan kerugian dalam investasi yang telah dilakukan oleh investor. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan bisa
2 mendeteksi kemungkinan kesulitan keuangan dengan menggunakan indikator kesulitan keuangan. Semakin awal potensi kebangkrutan diketahui akan semakin baik, karena perusahaan dapat dengan cepat melakukan perbaikan yang diperlukan ataupun melakukan persiapan untuk mengatasi berbagai kemungkinan yang buruk. Untuk menganalisis kebangkrutan perusahaan diperlukan prosedur perhitungan rasio melalui laporan keuangan. Laporan keuangan yang sehat dapat dikenali dengan beberapa indikasi antara lain, mampu menghasilkan laba yang tinggi, likuiditasnya memadai, serta hutang yang tidak membebani. Terkait hal tersebut, terdapat beberapa model yang dapat digunakan untuk menganalisis potensi kebangkrutan perusahaan, yakni model Altman Z-score (1968), Springate (1978), dan Zmijewski (1983). Ketiga model analisis ini banyak digunakan untuk memprediksi kebangkrutan karena relatif mudah untuk diaplikasikan, serta tingkat akurasinya cukup tinggi. Model Altman Z-score menggunakan metode Multiple Discriminant Analisis yang di kembangkan oleh Edward I Altman dengan meramalkan apakah suatu perusahaan akan bangkrut, berada di daerah kelabu, atau berada dalam posisi aman untuk beberapa tahun mendatang. Terdapat lima jenis rasio keuangan yang digunakan dalam model Altman Z-score yaitu rasio modal kerja terhadap total aset, rasio laba ditahan terhadap total aset, rasio laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aset, dan rasio nilai buku ekuitas terhadap nilai buku utang. Model untuk memprediksi kebangkrutan yang lain yakni model Springate yang dikembangkan oleh Gordon Springate dengan menggunakan metode
3 Multiple Discriminant Analysis. Spingate menggunakan 40 perusahaan sebagai sampelnya dan menggunakan empat dari sembilan belas rasio finansial yang umum untuk memprediksi kemungkinan suatu perusahaan akan bangkrut, yaitu rasio modal kerja terhadap total aset, rasio laba sebelum beban bunga dan pajak terhadap total aset, rasio laba sebelum pajak terhadap utang lancar, dan rasio penjualan terhadap total aset. Selain model Altman Z-score dan model Springate, terdapat model Zmijewski yang digunakan untuk menganalisis potensi kebangkrutan perusahaan. Zmijewski menggunakan rasio laba bersih terhadap total aset, rasio total utang terhadap total aset, dan rasio aset lancar terhadap utang lancar. Model-model prediksi kebangkrutan ini dapat digunakan sebagai peringatan dini bagi perusahaan agar perusahan dapat mengukur kinerja keuangan perusahaan dan mengetahui kemungkinan kebangkrutan lebih awal. Kondisi keuangan perusahaan yang mengalami penurunan secara berkepanjangan dan terus menerus harus mewaspadai terjadinya kebangkrutan. Diantara perusahaan-perusahaan yang terdapat di Indonesia saat ini, ada satu sub sektor yang mengalami penurunan penjualan dan sangat berpotensi mengalami kebangkrutan yaitu sub sektor Automotive and Component. Kondisi ekonomi Indonesia yang terus melemah pada tahun 2015 berdampak pada daya beli masyarakat umum dan bisnis sehingga mendorong konsumen Automotive and Component Indonesia untuk menunda pembelian kendaraan. Berikut disajikan total volume penjualan nasional kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua:
4 Tabel 1.1 Total Volume Penjualan Nasional Kendaraan Roda Empat dan Roda Dua No. Total Volume Penjualan Jenis (dalam Unit) Kendaraan Roda empat Roda dua Sumber: dan (Data Diolah) Berdasarkan data Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa total volume penjualan nasional kendaraan roda empat pada tahun 2011 hingga 2013 mengalami peningkatan, namun pada tahun 2014 mulai terjadi penurunan total volume penjualan nasional sebesar 2%, yakni dari unit pada tahun 2013 menjadi unit pada tahun Sedangkan pada tahun 2015, tercatat total volume penjualan sebesar unit yang berarti mengalami pertumbuhan negatif sebesar 16% dibandingkan tahun Pelemahan kondisi perekonomian nasional dan daya beli konsumen juga berpengaruh besar pada pasar sepeda motor domestik. Pada tahun 2011 hingga 2015, total volume penjualan jenis kendaraan roda dua mengalami fluktuasi. Pada tahun 2012 terjadi penurunan volume penjualan sebesar 12% dari unit menjadi unit. Sedangkan pada tahun 2013 dan 2014 terjadi kenaikan total volume penjualan menjadi unit dan unit. Namun pada tahun 2015 kembali mengalami penurunan total volume penjualan menjadi unit atau mengalami pertumbuhan negatif sebesar 18% dibandingkan tahun Stimulus untuk mendorong pembelanjaan domestik dengan dikeluarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait penurunan uang muka minimum untuk pembiayaan barang konsumsi tidak berdampak signifikan pada penjualan automotive dalam negeri. Dari segi produksi, perusahaan Automotive and
5 Component khususnya di segmen mobil bersaing untuk mempertahankan tingkat produksi yang ekonomis namun memberikan harga dan diskon dalam upaya mendongkrak angka penjualan. Beberapa kebijakan pemerintah juga berdampak negatif terhadap peningkatan biaya pada segmen automotive, seperti pemberlakuan kenaikan bea masuk untuk impor kendaraan CBU (completely built up unit). Selain itu, kondisi pelemahan Rupiah juga mengakibatkan kenaikan biaya bahan baku komponen yang sebagian besar masih harus diimpor, semakin memperlemah tingkat marjin operasional yang dicapai oleh sektor Automotive and Component. Hal ini merupakan suatu peringatan bagi perusahaan Automotive and Component dalam menghadapi kemungkinan terjadinya kebangkrutan. Berikut disajikan beberapa perusahaan Automotive and Component di BEI yang juga mengalami penurunan laba (rugi): No Tabel 1.2 Daftar Beberapa Perusahaan Automotive and Component yang Mengalami Penurunan Laba Nama Perusahaan Astra International Tbk Astra Otoparts Tbk Goodyear Indonesia Tbk Gajah Tunggal Tbk Indomobil Sukses Internasional Tbk Kode Laba Bersih/Rugi Bersih (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) ASII AUTO GDYR * * * ( )* GJTL ( ) 5 IMAS (64.879) (22.489) 6 Indospring Tbk INDS Multistrada Arah Sarana Tbk MASA * * * ( )* Sumber: (Data Diolah) * dalam US$ Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat daftar beberapa perusahaan Automotive and Component yang mengalami penurunan laba. Perusahaan Astra Internasional
6 Tbk (ASII) mengalami penurunan laba bersih kurang dari 2% dari tahun 2013 hingga 2014, namun pada tahun 2015 terjadi penurunan laba sebesar 29%, yakni dari Rp pada tahun 2014 menjadi Rp pada tahun Perusahaan Astra Otoparts Tbk (AUTO) mengalami penurunan laba bersih pada tahun 2013 dan 2014 sebesar 12% dan 5% dibanding tahun sebelumnya, namun pada tahun 2015 penurunan laba bersih mencapai 66%, yakni dari Rp pada tahun 2014 menjadi Rp pada tahun Perusahaan Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) mengalami penurunan laba bersih pada tahun 2013 dan 2014 sebesar 31% dan 41%, sedangkan pada tahun 2015 penurunan laba bersih mencapai 103% yakni dari US$ pada tahun 2014 menjadi negatif US$ pada tahun Perusahaan Gajah Tunggal Tbk (GJTL) mengalami penurunan laba bersih pada tahun 2013 sebesar 89% dibandingkan tahun 2012 yakni menjadi Rp , dan pada tahun 2015 terjadi penurunan laba sebesar 210% yang mengakibatkan perusahaan mengalami rugi bersih sebesar Rp Perusahaan Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) mengalami penurunan laba bersih sebesar 30% pada tahun 2013, yakni dari Rp pada tahun 2012 menjadi Rp pada tahun Pada tahun 2014 terjadi penurunan laba bersih sebesar 110% dibandingkan tahun 2013 yang mengakibatkan rugi bersih sebesar Rp pada tahun Pada tahun 2015 terjadi penurunan laba bersih sebesar 65% dibandingkan tahun 2014 yang mengakibatkan rugi bersih sebesar Rp pada tahun Perusahaan Indospring Tbk (INDS) mengalami penurunan laba pada tahun 2014
7 dan Pada tahun 2014 terjadi penurunan laba bersih sebesar 13% dibandingkan tahun 2013, yakni sebesar Rp pada tahun 2013 dan Rp pada tahun Pada tahun 2015 terjadi penurunan laba bersih sebesar 99% dibandingkan tahun 2014, yakni menjadi sebesar Rp pada tahun Perusahaan Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) mengalami penurunan laba perusahaan pada tahun 2014 dan Pada tahun 2014 terjadi penurunan laba bersih sebesar 84% dibandingkan tahun 2013, yakni sebesar US$ pada tahun 2013 dan US$ pada tahun Pada tahun 2015 terjadi penurunan laba bersih sebesar 4.983% dibandingkan tahun 2014 yang mengakibatkan perusahaan mengalami rugi bersih sebesar US$ pada tahun Berdasarkan Tabel 1.2 dapat disimpulkan bahwa beberapa perusahaan Automotive and Component mengalami pertumbuhan laba tidak stabil, bahkan cenderung mengalami penurunan yang berkelanjutan. Untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dapat menggunakan beberapa model pengukuran seperti model Altman Z-score, Springate, dan Zmijewski. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi kebangkrutan suatu perusahaan dengan menggunakan model Altman Z-score, Springate, dan Zmijewski karena berdasarkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan, ditemukan perbedaan pada hasil penelitiannya. Penelitian Sondakh et al. (2014) menyatakan bahwa analisis Springate memiliki tingkat keakuratan lebih tinggi dibandingkan dengan model Altman Z-score dan Zmijewski. Sedangkan penelitian Yami dan Ririh (2015) menyatakan bahwa model Zmijewski memiliki tingkat keakuratan tertinggi dibandingkan model Springate dan Altman Z-score.
8 Adapun penelitian Hadi dan Atika (2008) menyatakan bahwa Altman Z-score merupakan prediktor kebangkrutan terbaik dibandingkan dengan model Springate dan Zmijewski. Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Analisis Potensi Kebangkrutan pada Perusahaan Automotive and Components Terbuka di Bursa Efek Indonesia dengan Model Altman Z- Score, Springate, dan Zmijewski. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan potensi kebangkrutan pada perusahaan Automotive and Components terbuka di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan model Altman Z-score, Springate, dan Zmijewski? 2. Model analisis kebangkrutan (model Altman Z-score, Springate, dan Zmijewski) manakah yang paling akurat dalam memprediksi kebangkrutan pada perusahaan Automotive and Components terbuka di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk melihat perbedaan potensi kebangkrutan pada perusahaan Automotive and Components terbuka di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan model Altman Z-score, Springate, dan Zmijewski.
9 2. Untuk mengetahui analisis kebangkrutan yang paling akurat dalam memprediksi kebangkrutan pada perusahaan Automotive and Components terbuka di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan model Altman Z-score, Springate, dan Zmijewski. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak terkait, yaitu: 1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan mempertajam daya pikir ilmiah mengenai analisis potensi kebangkrutan pada perusahaan automotive and components terbuka di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi perusahaan Automotive and Components, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. 3. Bagi investor, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada calon investor yang akan melakukan investasi sebelum melakukan suatu investasi pada perusahaan. 4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan jika nantinya menghadapi masalah yang serupa, sehingga kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini dapat diperbaiki dan lebih disempurnakan.
BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, persaingan persaingan antara perusahaan menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, persaingan persaingan antara perusahaan menjadi semakin kompetitif. Setiap perusahaan pasti bertujuan untuk menghasilkan laba semaksimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran industri-industri yang beroperasi di Indonesia memberikan dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran industri-industri yang beroperasi di Indonesia memberikan dampak yang baik bagi kemajuan perekonomian di Indonesia. Salah satunya adalah industri otomotif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang berkaitan erat dengan pasar modal. Pasar modal memiliki peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi tidak lepas dari kondisi investasi disuatu negara yang berkaitan erat dengan pasar modal. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor manufaktur dalam beberapa dekade terakhir. Industri tekstil dan garmen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tekstil dan garmen di Indonesia menjadi salah satu tulang punggung sektor manufaktur dalam beberapa dekade terakhir. Industri tekstil dan garmen memberikan
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND COMPONENTS
SKRIPSI ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND COMPONENTS TERBUKA DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MODEL ALTMAN Z - SCORE, SPRINGATE, DAN ZMIJEWSKI OLEH SEFTIKA AYU NANI 140521096 PROGRAM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Fokus dalam penelitian ini adalah perusahaan yang telah go public dan terdaftar di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Saat ini kemajuan ekonomi ditandai dengan banyaknya perusahaan yang berdiri di berbagai industri. Hal ini menyebabkan persaingan antar perusahaan pun meningkat. Fokus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Fahmi, 2012:52)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi merupakan perkembangan ekonomi global yang semakin terintegrasi yang ditandai dengan adanya perdagangan bebas, arus modal yang bebas dan pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produksi mobil yang dirakit di Indonesia berada pada kira-kira dua juta unit. per tahun (www.indonesia-investments.com).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Industri otomotif Indonesia telah menjadi sebuah pilar penting dalam sektor manufaktur negara ini karena banyak perusahaan mobil yang terkenal di dunia membuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia. Produk-produk yang diluncurkan juga semakin canggih mengikuti perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang semakin pesat, didukung dengan peluang usaha yang sangat besar membuat persaingan bisnis antar perusahaan menjadi semakin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang menjalankan bisnisnya pada dasarnya menginginkan agar
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang menjalankan bisnisnya pada dasarnya menginginkan agar perusahannya dapat memakmurkan para pemegang saham dan meningkatkan nilai perusahaannya.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Merumuskan desain penelitian merupakan hal yang penting karena dengan merumuskan desain penelitian tujuan penelitian dapat tercapai dengan baik. Pengertian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Menurut Nazir (2011) Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Sehingga variabel adalah objek penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah menghasilkan barang atau jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Industri otomotif merupakan salah satu industri nasional yang ikut berperan dalam pengembangan perekonomian Indonesia. industri ini memiliki mata rantai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah dibangun selama ini atau akan ikut terpuruk seperti yang sedang terjadi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kondisi saat terjadinya krisis perekonomian global, suatu perusahaan akan dihadapkan pada apakah perusahaan dapat mempertahankan kinerja yang telah dibangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda dan kinerja perekonomian di Indonesia dilihat dari kinerja badan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap badan usaha di Indonesia mempunyai prospek kinerja yang berbeda-beda dan kinerja perekonomian di Indonesia dilihat dari kinerja badan usaha yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan sebutan modal. Pasar modal (capital market) memiliki peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya perekonomian di negeri ini maka perkembangan dan pertumbuhan modal suatu perusahaan akan semakin meningkat, hal ini mengharuskan pihak manajemen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perusahaan Badan Usaha Milik Negara Secara umum (BUMN) adalah badan usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari kedua tujuan tersebut, maka pihak manajemen harus dapat menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama didirikan suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan dan memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan. Dari kedua tujuan tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era perkembangan zaman ini setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing agar mampu bertahan dan terus menjalankan usahanya. Kondisi pasar ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI)atau Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan dengan perusahaan-perusahaan lain, salah satu indikatornya jika bisa
Lebih terperinci2015 PENGARUH PERPUTARAN MOD AL KERJA TERHAD AP LABA OPERASI PAD A PERUSAHAAN MANUFAKTUR BAN YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya untuk mengembangkan usaha bisnis dan meningkatkan pendapatan, perusahaan mencoba melebarkan sayap usaha bisnisnya dengan menjual produk yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Analisis Rasio Laporan Keuangan pada perusahaan PT. Astra
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan PT Astra Internasional 1. Analisis Rasio Laporan Keuangan pada perusahaan PT. Astra Internasional Tbk pada penelitian ini menyimpulkan bahwa pada tahun 2009-2011 PT.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris yang mempunyai berbagai aktifitas
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris yang mempunyai berbagai aktifitas produksi, baik dari sektor pertanian, sektor perkebunan, sektor perikanan dan sektor peternakan. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Maka dengan didirikannya sebuah perusahaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran besar bagi suatu negara karena pasar modal menajalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yaitu mencapai atau memperoleh laba maksimal untuk kemakmuran pemilik perusahaan,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang merupakan organisasi bisnis umumnya memiliki tiga tujuan utama yaitu mencapai atau memperoleh laba maksimal untuk kemakmuran pemilik perusahaan,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian yang berjudul, Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Otomotif
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Pengembalian Pasar Dalam penelitian ini, akan dibahas mengenai besarnya risiko tingkat pengembalian pada industri otomotif dan komponennya yang go public di Bursa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan diperkuat dan dipercepat pelaksanaannya (http://www.tribunnews.com).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman mempunyai peran yang cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dari sisi financial maupun non-financial. Hal ini berdampak pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan siklus ekonomi di Indonesia saat ini yang pesat menimbulkan semakin banyaknya masalah yang terjadi dalam perusahaan, baik dari sisi financial maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah yang dialami bangsa ini, termasuk dalam aspek ekonomi yakni terpuruknya kegiatan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mengoptimalkan keuntungan atau laba. Dimana tujuan ini dapat dicapai jika perusahaan melakukan kegiatannya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. semakin ketat terutama bagi perusahaan yang go public di pasar modal.persaingan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ekonomi yang meningkat menuntut manajemen perusahaan untuk dapat bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat mempertahankan stabilitas perusahaan dan menjaga kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kesehatan lembaga-lembaga keuangan yang membentuk sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis moneter dan perbankan yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 telah menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya stabilitas pasar keuangan dan
Lebih terperinciANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN ROKOK MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE
ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN ROKOK MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE (Studi pada Saham-Saham Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkebunan merupakan sub-sektor yang berperan penting dalam perekonomian nasional melalui kontribusi dalam pendapatan nasional, penyediaan lapangan kerja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hutang perusahaan sangat berkaitan erat dengan struktur modal suatu perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam melakukan pendanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perekonomian serta teknologi saat ini, ditambah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh profit dan berkembang dalam jangka waktu yang lama. Namun dengan semakin majunya perekonomian serta teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang semakin pesat, mengakibatkan semakin ketatnya persaingan yang terjadi dalam dunia usaha. Dalam era persaingan global yang semakin ketat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sehingga perusahaan tersebut tidak siap dalam menghadapi persaingan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi dan kondisi perekonomian indonesia yang penuh tantangan dan belum stabil ini, memacu setiap perusahaan untuk mengelola usahanya dengan baik. Penyebab dari kegagalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan
Lebih terperinciBAB I. berbagai cara seperti melakukan inovasi produk dengan meningkatkan kualitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan kecil maupun besar dalam mempertahankan serta memajukan kelangsungan usahanya tentu membutuhkan dana besar. Selain itu perekonomian Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal sendiri dan pinjaman. Untuk memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era dunia usaha yang semakin kompetitif, perkembangan dan kelangsungan operasi perusahaan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dana atau modal yang cukup besar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah saat ini tidak lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah saat ini tidak lain bertujuan untuk mempercepat dan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, hal ini diwujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen Keuangan merupakan salah satu bidang yang paling penting dalam sebuah perusahaan berskala besar ataupun kecil baik profit maupun non profit, akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ukuran pasar dalam sektor industri tertentu mengindikasikan potensi pasar dan tingkat kompetisi dalam industri tersebut. Jika pertumbuhan ukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin anjlok, terjun bebas dari Rp ,-/dollar AS hingga tembus hampir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi global yang berimbas ke Indonesia dapat saja terulang kembali seperti tahun 2008. Hal ini terjadi karena ekonomi dunia sudah saling terkait. Terjadinya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. kebijakan hutang terhadap para investornya terutama pada pemegang saham
136 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini membahas bagaimana suatu perusahaan menetapkan kebijakan hutang terhadap para investornya terutama pada pemegang saham institusional sehingga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebangkrutan merupakan masalah yang dapat terjadi dalam sebuah perusahaan apabila perusahaan tersebut mengalami kondisi kesulitan. Kesulitan perusahaan yang dapat menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar yang menampung berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan baik untuk memaksimalkan kesejahteraan shareholder (pemegang saham)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam menjalankan bisnis baik itu yang bergerak dalam bidang jasa maupun produksi pasti menginginkan agar perusahaannya dapat dikelola dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional perusahaan serta memakmurkan para pemegang saham.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan memiliki berbagai macam tujuan dalam menjalankan usahanya. Tujuan tersebut diantaranya untuk menghasilkan keuntungan dari kegiatan operasional perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Meskipun dibilang perkembangan ekonomi di dunia atau di suatu negara telah berkembang,
Lebih terperinciBAB I. sangat panjang (going concern). Hal ini berarti dapat diasumsikan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan didirikan dengan harapan akan menghasilkan profit sehingga mampu untuk bertahan dan berkembang dalam jangka waktu yang sangat panjang (going
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta semakin kompleksnya kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Disamping itu, kondisi ekonomi Indonesia yang belum stabil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia globalisasi yang semakin meningkat dewasa ini, serta semakin banyaknya perusahaan sejenis yang bermunculan membuat dunia persaingan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia berlomba-lomba untuk meningkatkan produksi dan kualitas barang yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif merupakan salah satu jenis bisnis yang berkembang pesat di Indonesia. Makin banyaknya kuantitas perusahaan otomotif merupakan salah satu bukti,
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran I Daftar Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI (Populasi dan Sampel) No Nama Perusahaan Kriteria Sampel Allbond Makmur
LAMPIRAN Lampiran I Daftar Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI (Populasi dan Sampel) No Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 1 Allbond Makmur Usaha Tbk - - 2 Andhi Chandra Automotive Prod. Tbk -
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian kepada kebutuhan masyarakat dalam hal produk yang diinginkan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan organisasi yang bertujuan menciptakan pelanggan dengan menjalankan upaya-upaya pengembangan dengan memusatkan perhatian kepada kebutuhan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisa membuat suatu perusahaan mengalami financial distress (Wahyu, 2009 dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi kegiatan dan kinerja perusahaan, sehingga banyak perusahaan yang bangkrut terutama beberapa perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) terdiri dari 10 sektor, yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah merupakan kebutuhan pokok (primer) yang dibutuhkan. oleh manusia, selain makanan dan pakaian. Dalam perkembangannya, rumah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah merupakan kebutuhan pokok (primer) yang dibutuhkan oleh manusia, selain makanan dan pakaian. Dalam perkembangannya, rumah tidak hanya berfungsi sebagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret sampai Desember 2016. Waktu penelitian yang diambil oleh peneliti selama periode 2010 hingga tahun
Lebih terperinciMEMPREDIKSI TINGKAT KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDUSTRI SEMEN YANG TERDAFTAR DI BEI
MEMPREDIKSI TINGKAT KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDUSTRI SEMEN YANG TERDAFTAR DI BEI (STUDI EMPIRIS TH 2006-2007) S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. (Santoso, 2005). Perusahaan property and real estate adalah perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian di Indonesia yang masih belum menentu mengakibatkan tingginya risiko suatu perusahaan sehingga mengalami kesulitan keuangan atau bahkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manajemenm, pemerintah, karyawan, serta pelaku pasar modal.
19 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kondisi perekonomian saat ini, laporan keuangan sudah merupakan media penting dalam proses pengambilan keputusan ekonomis. Laporan keuangan perusahaan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini, baik dalam bentuk finansial maupun non-finansial. Menurut Rusdin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan hal yang mulai gencar dilakukan oleh masyarakat saat ini, baik dalam bentuk finansial maupun non-finansial. Menurut Rusdin (2006:62),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan transaksi jual beli dimana instrumen yang. diperjualbelikan adalah berupa surat-surat berharga yang meliputi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli dimana instrumen yang diperjualbelikan adalah berupa surat-surat berharga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia. Produk-produk yang diluncurkan juga semakin canggih mengikuti perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di sektor industri otomotif diperkirakan mencapai Rp 4,8 triliun tahun 2011
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Indonesia ternyata menarik perhatian para investor dalam negeri maupun mancanegara. Direktur Industri Alat Transportasi Kementeriaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran. memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Weston, 1993:4).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan lainnya (Gitosudarmo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang umumnya lebih dari 1 (satu)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Financial Distress. Financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan. Financial distress terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerbitkan surat utang, sedangkan investor sebagi pihak yang memiliki dana
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pasar modal merupakan suatu sarana penting dalam perekonomian yang berfungsi memobilisasi dana dari masyarakat ke sektor produktif. Perusahaan sebagai pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Analisis kebangkrutan penting dilakukan dengan pertimbangan kebangkrutan suatu perusahaan yang go public akan merugikan banyak pihak. Pihak-pihak tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mata investor. Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan pada saat ini maupun prospek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja yang baik akan dapat membantu manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Semakin tinggi kinerja perusahaan, maka akan semakin baik pula nilai perusahaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah seluruh kumpulan dari elemen-elemen yang akan dibuat kesimpulan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah seluruh kumpulan dari elemen-elemen yang akan dibuat kesimpulan. Besarnya populasi yang akan digunakan dalam suatu penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. organisasi untuk membayar utang atau kewajibannya kepada kreditur yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebangkrutan merupakan ketidakmampuan seorang individu ataupun organisasi untuk membayar utang atau kewajibannya kepada kreditur yang dinyatakan secara legal. Banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan tidak hanya merugikan pihak internal perusahaan itu sendiri saja, namun banyak pihak yang akan juga dirugikan terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 1997 telah menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya stabilitas pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis moneter dan perbankan yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 telah menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya stabilitas pasar keuangan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah membuat suatu perusahaan berusaha meningkatkan nilai perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin berkembang telah membuat suatu perusahaan berusaha meningkatkan nilai perusahaan. Kebutuhan akan modal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ketentuan perusahaan rokok masing-masing di setiap negara. Meskipun yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran 70 hingga 120 milimeter dengan diameter berukuran 10mm yang berisi tembakau, variasi tergantung ketentuan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang menuju pada era globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Dilain pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak stabil seperti saat ini setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak stabil seperti saat ini setiap perusahaan dituntut dapat melaksanakan aktivitas operasionalnya dengan baik. Usaha ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia atau yang biasa disingkat BEI adalah tempat atau wadah bagi para pelaku saham untuk memperdagangkan atau memperjualbelikan setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 2008 dan 2009 merupakan tahun-tahun yang penuh tantangan bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2008 dan 2009 merupakan tahun-tahun yang penuh tantangan bagi ekonomi dunia. Pada kedua tahun tersebut pertumbuhan ekonomi dunia akan menurun dari 4,9%
Lebih terperinci2015 PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA IND USTRI YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur saat ini menyebabkan semakin pesatnya laju perekonomian dan meningkatnya permintaan konsumen terhadap produk.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat dan munculnya perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini membuat persaingan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar keberhasilan suatu perusahaan diukur dalam financial term
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sebagian besar keberhasilan suatu perusahaan diukur dalam financial term atau berdasarkan tingkat keberhasilan finansial yang dicapainya. Oleh karena itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Rudianto (2006:7), akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertahan dalam jangka panjang yang tidak terbatas. Hal ini berarti dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghasilkan keuntungan pada dasarnya merupakan tujuan dari didirikannya setiap perusahaan, serta dengan kemampuannya beradaptasi dengan perkembangan zaman
Lebih terperinciPENGGUNAAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEUNTUNGAN INVESTASI BAGI INVESTOR PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND COMPONENTS YANG GO PUBLIC DI BEI
PENGGUNAAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEUNTUNGAN INVESTASI BAGI INVESTOR PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND COMPONENTS YANG GO PUBLIC DI BEI SKRIPSI Oleh: PUNKY PRIADITAMA 0513010270/FE/EA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Arisyi F.Raz, Tamarind, Dea Artikasih, Syalinda Citra 2012)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan dengan harapan mampu menghasilkan keuntungan sehingga mampu bertahan atau berkembang dalam jangka panjang dan tidak mengalami likuidasi.
Lebih terperinci