BAB V PENUTUP. Interaksi sosial pasca konflik yang terjadi di Maluku perlu mendapat perhatian

Transkripsi

1 BAB V PENUTUP Interaksi sosial pasca konflik yang terjadi di Maluku perlu mendapat perhatian khusus dari semua aspek yang ada, baik itu masyarakat maupun pemerintahan, walaupun pada saat ini telah tercipta situasi aman dan damai atara sesama masyarakat. Dengan berlatar-belakang kajian interaksi sosial pasca konflik diharapkan kita dapat mengkaji lebih jauh pemahaman masyarakat terhadap makna perdamaian yang sebenarnya Penulis berharap lewat tulisan ini, baik Pemerintah maupun masyarakat mampu untuk melihat sejauh mana kita memahami sebuah perdamaian. Sehingga kita tidak terjebak di dalam zona aman kita masing-masing, di mana perdamaian itu hanya dimaknai sebatas terhindar dari konflik. Pada akhirnya perdamaian yang kita miliki hanyalah perdamaian yang bersifat sementara. Dari hasil pemaparan penulis pada bab-bab sebelumnya, maka pada bagian ini penulis akan menyampaikan kesimpulan dan rekomendasi penulis sebagai berikut; 91

2 5.1 KESIMPULAN Budaya pela dan gandong yang merupakan warisan turun-temurun dari leluhur sangat berperan penting dalam menciptakan nilai-nilai persatuan dan persaudaraan di dalam kalangan masyarakat Maluku. Begitu pun yang tejadi dengan warga kelurahan Rijali, tempat penulis melakukan penelitian. Budaya pela dan gandong mampu untuk mempersatukan kedua komunitas yang berlatar-belakang keyakinan agama yang berbeda, sehingga dapat hidup berdampingan dengan rukun dan damai. Walaupun berada di wilayah perkotaan Kota Ambon, warga Kelurahan Rijali tetap mempertahankan budaya pela-gandong didalam kehidupan keseharian mereka. Saling menghormati dan tetap tetap hidup berlandaskan budaya pelagandong sebagai orang asli dengan sebutan salam untuk orang Muslim dan sarane untuk orang Kristen. Wilayah Kelurahan Rijali yang berada di pusat Kota Ambon membuat Kelurahan Rijali tak luput dari perkembangan zaman dan kemajuan teknologi menuju modernisasi. Dengan majunya teknologi dan ilmu, membentuk perubahan pola pikir warga Rijali yang lebih moderen, yang pada akhirnya berdampak pada perubahan perilaku sosial. Nilai-nilai budaya tradisional mulai terkikis dan digantikan dengan nilai-nilai modernisasi, sehingga warga Kelurahan Rijali kemudian didorong untuk hidup didalam struktur kapitalis. Kepadatan penduduk di Kelurahan Rijali yang diakibatkan karena tingginya jumlah pendatang, menambah masalah problematik bagi kehidupan interaksi warga kelurahan Rijali. Kendati demikian warga Kelurahan Rijali masih tetap mampu menjaga keutuhan kerukunan di dalam interaksi mereka, karena 92

3 budaya lokal yang telah mendarah-daging dan menjadi warisan turun-temurun bagi mereka. Konflik kemanusiaan yang terjadi mengakibatkan putusnya tali persaudaraan antara warga Muslim dan warga Kristen di kelurahan Rijali. Budaya gandong sebagai budaya tradisional yang selama ini menjadi pemersatu di dalam kehidupan warga tak mampu untuk memberikan pengaruh yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh faktorfaktor yang telah dipaparkan sebelumnya yaitu perkembangan zaman menuju budaya moderen yang kemudian membuat budaya gandong mulai terlupakan dan ditambah lagi kepadatan penduduk akibat tingginya jumlah kaum pendatang dengan isu-isu campurtangan mereka di dalam konflik kemanusiaan yang terjadi. Kurang adanya campur tangan pemerintah dalam mengatasi masalah yang ada pada waktu itu semakin mempersulit warga kedua-belah pihak untuk berdamai. Warga Kelurahan Rijali sebenarnya masih berpegang teguh terhadap budaya gandong sebagai pemersatu, dan walaupun semakin jenuh dengan konflik sosial yang berkepanjangan, yang di satu sisi menurut mereka merupakan permainan kaum pendatang dan bukan disebabkan oleh orang asli maluku, membuat mereka selalu memimpikan perdamaian. Menurut penulis pemerintah kurang pro aktif dalam menciptakan perdamaian lewat jaminan penegakan hukum membuat konflik sosial semakin jauh dari kata perdamaian. Dampak konflik semakin memperburuk kehidupan interaksi antara warga Kelurahan Rijali ketika pasca konflik. Faktor-faktor yang menjadi masalah sebelum konflik terjadi, ditambah dengan konflik kemanusiaan yang terjadi nyaris 93

4 menghancurkan keutuhan kehidupan persaudaraan warga Kelurahan Rijali. Kendati demikian ketika konflik berakhir, bagi beberapa warga kelurahan Rijali yang kembali menetap dan menempati kediamannya di Kelurahan Rijali mengatakan bahwa hubungan antara sesama mereka tetap terjalin dengan baik, sama seperti dahulu sebelum konflik sosial terjadi. Akan tetapi dari sudut pandang penulis, hal ini hanya merupakan bentuk sikap saling merespon antara satu dengan yang lain. Ketika isyarat yang diterima positif maka resepon balik yang diberikan akan bersifat positif juga, dan begitupun sebaliknya ketika isyarat yang diterima negatif maka respon yang diberikan juga akan bersifat negatif, sesuai dengan apa yang diutarakan oleh Herbert Meat dalam teorinya. Warga Kelurahan Rijali memiliki harapan untuk hidup berdampingan dengan damai dan tidak akan ada lagi konflik yang akan kembali memisahkan mereka. Mereka telah siap untuk membuka lembaran untuk kembali membangun hidup dalam kebersamaan dengan menjaga perdamai yang saat ini telah ada. Penulis berharap bahwa ini bukan hanya sebuah bentuk kesepakatan bersama untuk hidup berdampingan dengan damai, akan tetapi kiranya ini merupakan awal dalam kembali menumbuh-kembangkan rasa persaudaraan pela-gandong yang telah hilang ketika konflik kemanusiaan terjadi. Teori Simmel menyangkut interaksi dan penyelesaian konflik dibutuhkan disini dalam usaha memberikan pemahaman yang mendalam tentang interaksi pasca konflik, untuk mengembalikan nilai-nilai interaksi sosial yang telah hilang akibat terjadinya konflik. menurut penulis perlu adanya komunikasikomunikasi dan interaksi lebih mendalam sebagai seorang saudara dan bukan hanya 94

5 sebagai sesama warga yang menempati wilayah pemukiman yang sama, sehingga semakin mempertebal rasa kekeluargaan dan persaudaraan diantara mereka. 5.2 REKOMENDASI Berdasarkan pada kesimpulan diatas, dengan memperhatikan pemaparan datadata pada bab-bab sebelumnya dan dengan melihat hasil analisis, maka penulis akan memberikan beberapa rekomendasi pemikiran sebagai ususlan dan saran sebagai bahan kajian; 1. Kepada Pemerintah Desa supaya mampu untuk menyembatani kedua kelompok yang pernah bertikai lewat kegiatan-kegiatan desa seperti masohi membersihkan desa atau kegiatan bersama-sama membangun tempat-tempat ibadah yang telah rusak akibat dampak konflik dan setelah itu diselesaikan dengan makan patita bersama. 2. Kepada Pemerintah Desa diharapkan mampu melakukan pendataan terhadap semua para pendatang yang baru tinggal dan menempati Kelurahan Rijali, dalam upaya mengatasi permasalahan tingginya tingkat kepadatan penduduk. 3. Kepada Tokoh-tokoh Agama yang ada agar dapat membantu mempererat hubungan persaudaraan antar warga, dengan cara ceramah atau khotbah di setiap kegiatan peribadatan tentang pentingnya hidup persaudaraan dalam kedamaian. 95

6 4. Kepada Warga Kelurahan Rijali untuk menjaga hubungan interaksi yang telah terbina dengan baik, lewat kegiatan silahturahmi, dan ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan desa yang ada. 5. Kepada Warga Kelurahan Rijali agar dapat menghilangkan rasa saling curiga antar sesama, sebaliknya mempertebal rasa saling percaya di antara mereka sebagai orang saudara, sehingga dapat terhindar dari profokasi-profokasi yang datang dari luar. Agar nantiya perdamaian yang tercipta bukanlah perdamaian yang bersifat sementara, melainkan perdamaian yang betul-betul murni. 6. Kepada Pemerintah Daerah agar dapat berperan aktif bersama Pemerintah Desa terjun langsung hingga ke bagian Kelurahan atau desa, dan bukan hanya sebatas pada tinggatan daerah, dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang bernuansa budaya lokal yang diharapkan dapat menanamkan kembali nilainilai luhur kebudayaan tradisional dan menumbuhkan kembali rasa persaudaraan lewat budaya pela-gandong dalam upaya menjaga perdamaian. 7. Kepada Pemerintah Daerah dalam upaya menanggulangi kepadatan penduduk yang yang menjadi masalah sosial di Kelurahan Rijali, akibat tingginya jumlah pendatang yang kemudian menempati Kelurahan Rijali, dengan membatasi jumlah pendatang yang ingin bermukin di Kelurahan Rijali. Demikianlah uraian penulis tentang analisis dampak konflik terhadap interaksi sosial pasca konflik antara warga di Kelurahan Rijali, Kota Ambon yang dipaparkan 96

7 oleh penulis, sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata Magister, dan diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi siapa saja yang tertarik untuk mempelajarinya lebih lanjut. 97