ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM HALAMAN EDITORIAL INILAH.COM NASKAH PUBLIKASI
|
|
- Adi Hadiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM HALAMAN EDITORIAL INILAH.COM NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S- 1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah ARDIAN CAHYO PURNOMO A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 2 ii
3 ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM HALAMAN EDITORIAL INILAH.COM ABSTRAK Ardian Cahyo Purnomo, A , Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Tujuan penelitian ini untuk (1) Mendeskripsikan bentuk kritik atau sindiran dalam karikatur pada halaman editorial inilah.com. (2) Memaparkan hubungan antara karikatur pada halaman editorial inilah.com dengan kondisi realitas sosial. (3) Mengidentifikasi ideologi media inilah.com sebagai wadah dari karikatur. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Strategi penelitian yang digunakan adalah analisis wacana kritis (Critical discourse analysis). Karikatur dalam halaman editorial inilah.com menjadi sumber data dalam penelitian ini. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode simak dan teknik catat. Teknik analisis data ini penulis menggunakan metode padan referensial. Hasil penelitian ini menyatakan terdapat jenis Kritik Pendidikan, Keagamaan, Hukum, Politik, Demokrasi, Keamanan, dan Pemerintahan dalam karikatur. Latar belakang munculnya kritik karena adanya permasalahan aspek Hukum, Kepatutan, Demokrasi, Pendidikan, Sosial, Keamanan, Politik, dan Keagamaan. Ideologi media inilah.com sebagai media yang menerbitkan karikatur editorial belum lepas dari muatan kepentingan dalam penyajian beritanya. Tim redaksi belum menggunakan sudut pandang netral dalam memilih judul, sumber berita dan bingkai berita. Berita yang ditulis dan diterbitkan terkesan sebagai sebuah konstruksi realitas yang bertujuan untuk mempengaruhi dan mengarahkan perspektif masyarakat dalam menyikapi suatu permasalahan sosial. Kata kunci: Karikatur, Kritik, Inilah.com, Ideologi Media. iii 3
4 A. Pendahuluan Informasi yang disajikan oleh media massa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sarana aktualisasi diri. Namun, tidak jarang informasi yang diberitakan dalam media massa berkembang menjadi sebuah polemik karena perbedaan konsep pemikiran dan persepsi masing-masing individu. Hal itu senada dengan pernyataan Sobur (2004: 111) bahwa di balik fungsi media massa yang nampaknya sudah komunikatif, sesungguhnya terdapat fungsi internal yang tidak disadari telah menentukan pemikiran, persepsi, opini, dan bahkan perilaku orang. Media massa memandang gejala ini secara kritis. Oleh media, karikatur dianggap efektif untuk mengkritisi suatu kondisi sosial yang sedang bergejolak. Sobur (2004: 111), menyatakan bahwa karikatur dimunculkan dengan tujuan utama menyindir atau memperingatkan. Karikatur tidak hanya menjadi pelengkap media massa, tetapi telah menjadi suatu hal yang harus ada, misalnya dalam media massa online inilah.com. Karikatur dalam halaman editorial inilah.com dimunculkan sebagai wahana kritis terhadap suatu permasalahan sosial. Sebagai contoh konflik yang terjadi antara Banggar (Badan Anggaran) DPR dan KPK. Secara cerdas redaksi inilah.com menerbitkan karikatur dengan topik BANGGAR VS KPK. Topik tersebut digambarkan dengan sosok dua Gladiator (pertarung) berpakaian perang yang bertuliskan BANGGAR dan KPK dengan masing-masing pedang yang beradu. Tidak hanya menggambarkan keperkasaan Banggar dan KPK seperti Gladiator, tetapi konflik kedua pihak layaknya Gladiator yang sedang berperang. Sindiran yang disembunyikan dalam karikatur tersebut menjadi hal yang menarik untuk dianalisis. Untuk menghindari pembiasan tafsir dalam analisis karikatur, maka harus dihubungkan dengan dinamika sosial (Setiawan, 2002: 17). Dengan demikian, analisis karikatur harus dihubungkan dengan realitas sosial. Hal yang melatarbelakangi munculnya kritikan dalam karikatur dapat dijadikan salah satu pilihan acuan analisis karena pada hakikatnya sebuah kritik atau sindiran tidak muncul tanpa adanya suatu permasalahan yang melanggar salah satu aspek 1
5 kehidupan sosial. Seperti pada topik BANGGAR VS KPK, media mengangkat topik tersebut karena kasus itu melanggar aspek moral dan etika. Para kaum terhormat yang seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat justru memberikan contoh negatif, yaitu perang. Hal seperti itu yang nantinya akan dihubungkan oleh peneliti dalam menganalisis karikatur ini. Selain itu, ideologi media perlu untuk dianalisis. Menurut Sobur (2004: 114) tujuan media massa ialah menyampaikan informasi dengan benar, tetapi praktiknya kebenaran tersebut sangat ditentukan oleh jalinan kepentingan. Media massa harus berimbang dan netral dalam penyajian sebuah informasi, tidak bisa disisipi oleh sebuah kepentingan yang dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap suatu hal. Dengan demikian, peneliti berinisiatif untuk menganalisis ideologi inilah.com. B. Metode Penelitian Penelitian ini dilakasanakan di kota Surakarta pada bulan April hingga November. Sumber pemerolehan data utama dalam penelitian ini ada pada halaman edoitorial inilah.com. Selain itu, peneliti juga memperoleh data pendukung yang peneliti peroleh dari beberapa jurnal ilmiah, skripsi, dan beberapa portal berita online. Untuk mengungkap jenis-jenis kritik dalam karikatur peneliti menggunakan metode padan referensial. Metode padan merupakan analisis yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993: 15). Adapun unsur penentu dalam penelitian ini ialah konteks tuturan dan penanda lingual. Selanjutnya, peneliti juga menggunakan metode analisis wacana kritis guna mengungkap ideologi media inilah.com. Narendra (2008: 140) juga mengungkapkan bahwa tujuan dari analisis wacana kritis adalah mengkritisi ideologi yang melatarbelakangi sebuah wacana dengan jalan menelanjangi asumsi-asumsi kebenaran yang sering kali sudah menjadi pemikiran umum dalam masyarakat. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat menelanjangi ideologi yang berada dibalik terbitnya karikatur. 2
6 C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Bentuk Kritik dalam Karikatur (K) a. Kritik Pendidikan (J1) K (18) mengkritisi permasalahan pelajar masa kini yang gemar tawuran. Kritik disampaikan dengan cara membandingkan pemuda jaman dulu (1945) dan jaman sekarang (2012). Pemuda jaman dulu berikat kepala bendera Merah Putih, membawa bambu runcing dan tertulis pemuda harapan nusa & bangsa. Adapun pemuda jaman sekarang pakaian seragam sekolah berantakan, membawa bambu, tas sekolah yang berisi gear dan sabi. Gambar itu tertulis pemuda harapan Nusakambangan. Pemuda jaman sekarang digambarkan sebagai caloncalon penjahat kelas kakap penghuni Nusakambangan. b. Kritik Keagamaan (J2) K (12) yang terbit untuk mengkritik keras munculnya film Innocence of Muslim yang sangat bisa memprovokasi peperangan antar agama. Kritik tersebut ditandai dengan munculnya satuan lingual gendeng. Nongol lagi film provokatif murahan penebar kebencian.. Dalam karikatur tersebut juga muncul himbauan agar masyarakat tidak terpancing oleh film yang menghina Nabi tersebut. Hal itu ditandai dengan satuan lingual Jangan terpancing. c. Kritik Hukum (J3) K (17) mengkritik mantan Jendral Polri yang tidak memenuhi panggilan KPK (Komisi Pemeberantasan Korupsi). Irjen Djoko Susilo dianggap terlibat kasus korupsi pengadaan simulator SIM oleh KPK. Namun, yang bersangkutan tidak memenuhi panggilan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan munculnya penanda lingual Pak Joko Pak Joko Kesini dong yang diucapkan oleh ketua KPK Abraham Samad dengan menggunakan pengeras suara. Selanjutnya, tokoh primer dalam karikatur 3
7 mengucap dengar apa pura-pura nggak dengar ya yang menunjukan ketidak-hadirannya memenuhi panggilan KPK. d. Kritik Politik (J4) K (16) mengkritik politisi Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya), Prabowo yang dianggap numpang tenar kepada pemenang Pilkada, Jokowi. Prabowo salah satu pendukung Jokowi pada saat kampanye. Kemudian hal inilah yang dianggap kartunis sebagai kesempatan bagi Prabowo untuk numpang nama demi kepentingan Capres (Calon Presiden) 2014, apalagi setelah Jokowi dikukuhkan sebagai DKI 1 (Gubernur DKI Jakarta). Aksi numpang tenar ditandai dengan kalimat ehemmm.. kesempatan nih yee..yang diucapkan oleh tokoh primer dalam karikatur. e. Kritik Demokrasi (J5) Adapun K (14) yang juga memiliki maksud kritik demokrasi, yaitu kritikan terhadap rakyat DKI yang masih banyak pemilih Golput (Golongan Putih) saat pelaksanaan Pilkada DKI Satuan lingual jangan GOLPUT gunakan hati nurani anda.. merupakan ajakan kartunis kepada masyarakat untuk mengikuti pesta demokrasi di DKI tanpa Golput. Ajakan tersebut menandakan masih tingginya nilai kurang minat masyarakat terhadap pemilihan umum. f. Kritik Keamanan (J6) K (3) merupakan bentuk sindiran kepada pihak pihak kepolisian. Karikatur ini bentuk kekhawatiran masyarakat atas gangguan keamanan yang terjadi. Pihak berwajib yang seharusnya bisa melindungi masyarakat justru ikut menjadi korban dalam tindak kejahatan. Hal itu ditandai dengan adanya kalimat Bukan hanya rakyat kecil jadi korban.. Polisi juga tak luput dari sasaran yang dituturkan oleh tokoh primer dalam karikatur dengan ekspresi wajah sedih. Kejadian ini menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat kepada polisi sebagai pengayom. 4
8 g. Kritik Pemerintahan (J7) K (9) mengkritik penyelenggaraan PON XVIII Riau yang dianggap kurang persiapan. Hal itu ditandai dengan PON XVIII kurang persiapan. Selain itu dalam penyelenggaraan PON XVIII juga dinilai penuh dengan kejanggalan, yaitu robohnya stadion dan muncuatnya indikasi kasus korupsi dalam proyek penyelenggaraannya. Hal tersebut ditandai dengan munculnya kalimat Persiapan minim, indikasi korupsi stadion belum beres, bahkan ada yang sudah ambruk, gimana nih?. Demikian pemaparan jenis kritik dalam karikatur, terdapat sembilan jenis kritik. Untuk memperjelas klasifikasi bentuk kritik yang terkadung dalam karikatur, peneliti akan menggambarkan dalam tabel 01 berikut ini. Tabel 01 Bentuk Kritik dalam Karikatur J 1 J 2 J 3 J 4 J 5 J 6 J 7 K 1 K 2 K 3 K 4 K 5 K 6 K 7 K 8 K 9 K 10 K 11 K 12 K 13 K 14 K 15 K 16 K 17 K 18 K 19 K 20 5
9 2. Latar Belakang Munculnya Kritik dalam Karikatur a. Permasalahan Aspek Hukum (A1) Tiga aksi teror di Solo, Jawa Tengah, terjadi di pos polisi. Sebanyak tiga korban jatuh dari pihak kepolisian. Bahkan, seorang korban meninggal dunia dalam serangan terakhir yang berlangsung kemarin sore di pos polisi Pasar Modern Singosaren, Solo. Polisi yang tengah berjaga, Bripka Dwi Data Subekti, tewas tertembus empat peluru yang dilepaskan pelaku dari jarak dekat (tempo.co, 1 September 2012). Dari kutipan berita tersebut terdapat penanda lingual korban meninggal dunia yang mengindikasikan adanya tindak kriminilitas pembunuhan. b. Pemasalahan Aspek Kepatutan (A2) Penyimpangan aspek kepatutan, yaitu pada K (10) dengan judul Tenda 15 Milyar Untukmu Presidenku. "Menurut saya tidak perlu itu, jadi silahkan tanya ke komisi yang berkaitan," kata Marzuki, di Gedung DPR, Jakarta. Menurut dia, pembelian tenda khusus presiden senilai Rp15 miliar itu hanya pemborosan APBN. Sebab, masyarakat lebih membutuhkan dana tersebut. "Saya kira lebih baik dana itu untuk bencana alam," tegas Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu (inilah.com, 12 September 2012). Kutipan berita inilah.com tersebut jelas memperlihatkan adanya faktor ketidak-pantasan dalam wacana pengadaan tenda seharga 15 miliar. Kalimat pembelian tenda khusus presiden senilai Rp15 miliar itu hanya pemborosan APBN. Sebab, masyarakat lebih membutuhkan dana tersebut menandakan ketidak-pantasan jika APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) sebesar itu hanya untuk membeli sebuah tenda. c. Permasalahan Aspek Demokrasi (A3) Beberapa karikatur muncul juga karena adanya penyimpangan aspek demokrasi, yaitu K (13) yang terbit pada 17 September "Kita harus tersinggung, kalau tidak tersinggung salah. Tetapi kita sikapi ketersinggungan tersebut dengan sikap yang baik, lakukan protes kalau perlu dengan cara baik, jangan sampai anarki. Karena 6
10 Pak SBY juga protes, Presiden Mesir juga protes, Gubernur Jabar juga ikut protes," kata dia (republika.co.id, 14 September 2012). Indonesia merupakan negara demokrasi. Masyarakat bebas menyuarakan aspirasinya secara langsung atau tidak langsung. Demonstrasi merupakan pemandangan yang wajar di negara demokrasi seperti Indonesia. Namun, jika demonstrasi dihiasi dengan nuansa anarkisme merupakan suatu hal yang menyimpang dari nilai demokrasi itu sendiri. Seperti himbauan dalam kutipan berita di atas untuk melakukan protes cara baik dan jangan sampai anarki. d. Permasalahan Aspek Pendidikan (A4) Penyimpangan aspek pendidikan juga menjadi pemicu munculnya salah satu karikatur yang peneliti analisis, yaitu pada K (19). Data yang dihimpun dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), kasus tawuran pada 2010 ada sebanyak 102 kasus mengalami penurunan atau hanya sekira 96 kasus. Sementara, sejak Januari hingga Agustus 2012 kasus tawuran pelajar sudah terjadi sebanyak 103 kali. Angka ini mungkin saja akan berubah, mengingat tahun 2012 masih menyisakan sekira empat bulan lagi (okezone.com, 27 September 2012). Angka tawuran yang melibatkan pelajar seperti data yang dirilis KPAI dalam kutipan berita tersebut sunguh mengkhawatirkan. Jika masih terus berkelanjutan maka benar, bahwa sebagian besar pemuda kita merupakan pemuda harapan Nusakambangan. e. Permasalahan Aspek Sosial (A5) Penyimpangan aspek sosial terdapat pada K (2), yaitu tentang konflik kaum Sunni dan Syiah di Sampang, Madura. Terulangnya peristiwa penyerangan komunitas Syiah di Sampang Madura, sungguh telah mencoreng kerukunan umat beragama di Indonesia. Ironisnya, peristiwa ini terjadi di Sampang yang merupakan komunitas muslim NU yang selama ini dikenal dengan toleransi beragamanya yang kuat. Dan sebenarnya, beberapa tradisi di kalangan NU, sedikit banyak dipengaruhi atau banyak kesamaan 7
11 dengan tradisi-tradisi di kalangan Syiah (kompasiana.com, 28 Agustus 2012). Dalam kutipan berita tersebut terdapat satuan lingual telah mencoreng kerukunan umat beragama di Indonesia yang menandakan bahwa kerukunan dan kerukunan umta beragama merupakan ciri dari kehidupan sosial di Indonesia. Dengan adanya kasus tersebut, maka dapat merusak citra Indonesia sebagai negara yang beragam dan dapat hidup bersama. f. Permasalahan Aspek Keamanan (A6) Permasalahan keaman menjadi latar belakang munculnya K (4) dan K (8). Dua karikatur itu merupakan wujud kekhawatiran masyarakat Indonesia terhadap maraknya aksi terorisme. Tiga aksi teror di Solo, Jawa Tengah, terjadi di pos polisi. Sebanyak tiga korban jatuh dari pihak kepolisian. Bahkan, seorang korban meninggal dunia dalam serangan terakhir yang berlangsung kemarin sore di pos polisi Pasar Modern Singosaren, Solo. Polisi yang tengah berjaga, Bripka Dwi Data Subekti, tewas tertembus empat peluru yang dilepaskan pelaku dari jarak dekat (tempo.co, 1 September 2012). Aksi terorisme sering kali menimbulkan korban jiwa. Hal tersebut sangat mengganggu keamanan dan membuat resah masyarakat. Maka dari itu, kartunis menerbitkan karikaturnya sebagai usaha untuk mengkritisi situasi yang mengganggu keamanan tersebut. g. Permasalahan Aspek Politik (A7) Isu SARA yang menghiasi Pilkada DKI sebagai gejolak politik yang menjadikan alasan kartunis menerbitkan K (1). TEMPO.CO, Jakarta -Masa kampanye pemilihan gubernur DKI Jakarta putaran kedua masih jauh dari mula. Namun, aksi jegal kandidat sudah berlangsung sejak pekan pencoblosan ini. Salah satu indikasinya adalah penyebaran informasi yang menjatuhkan pasangan lain. Setidaknya empat broadcast message (BM) melalui layanan perpesanan BlackBerry diterima Tempo dalam sepekan terakhir berisi sindiran ke kandidat. Semuanya mengandung unsur SARA (tempo.co, 15 Juli 2012). 8
12 Fakta pada kutipan berita tersebut menguatkan anggapan adanya politik SARA untuk menjatuhkan salah satu pasangan dalam Pilkada DKI. Pertarungan dalam Pilkada merupakan pertarungan visi misi, bukan pertarungan SARA. h. Permasalahan Aspek Keagamaan (A8) Agama menjadi salah satu alasan kartunis menerbitkan karikaturnya, yaitu pada K (12). REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menilai wajar jika umat muslim di Indonesia merasa tersinggung, marah, geram dan protes terhadap film "Innocence of Muslims" yang dinilai telah melecehkan Nabi Muhammad SAW (republika.co.id, 14 September 2012). Menurut cuplikan berita tersebut, film Innocence of Muslims jelas merupakan film yang melanggar aspek kehidupan beragama karena telah menghina Nabi Muhammad SAW, Nabi yang menjadi panutan umat Islam di seluruh dunia. K Tabel 02 Latar Belakang Munculnya Kritik dalam Karikatur Permasalahan A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 K 1 K 2 K 3 K 4 K 5 K 6 K 7 K 8 K 9 K 10 K 11 K 12 9
13 K 13 K 14 K 15 K 16 K 17 K 18 K 19 K Ideologi Media Untuk mengidentifikasi ideologi media inilah.com peneliti akan mengambil berita yang diangkat oleh redaksi berdasarkan kasus-kasus yang melatar-belakangi munculnya kritik dalam karikatur, salah satunya kasus Prabowo yang dianggap sebagai Penumpang Gelap dalam Pilkada DKI. Tabel 03 Penyajian Berita Terkait Isu Penumpang Gelap Pilkada DKI Inilah Merdeka Detik Kompas Judul Berita Sumber Informasi Prabowo Pertaruhkan Popularitasnya Untuk Jokowi Liputan sendiri SMRC: Prabowo Capres Paling Populer, Terdongkrak Jokowi Liputan sendiri Kemenang-an Jokowi Dinilai Lebih Untungkan Megawati Daripada Prabowo Liputan sendiri Gerindra: Prabowo Sudah Populer Sebelum Jokowi Liputan Sendiri Sumber Berita Politisi Gerindra SMRC Lembaga survei Pengamat politik Politisi Gerindra Bingkai Berita Pengorbanan Prabowo untuk Jokowi. Keuntungan Prabowo atas kemenangan Politisi Demokrat Keuntungan Megawati atas kemenangan Politisi PDIP Gerindra partai pengusung 10
14 Jokowi. Jokowi dan kesalahan tindakan Prabowo. Jokowi dan klarifikasi PDIP tentang pidato Megawati Berdasarkan judul berita, merdeka.com menampilkan kutipan fakta hasil survei dari SMRC yang memaparkan keunggulan nama Prabowo dibandingkan Megawati. Kebalikan dari merdeka.com, detik.com justru menampilkan keuntungan Megawati yang lebih besar daripada Prabowo atas kemenangan Jokowi. Adapun inilah.com menyebutkan bahwa Prabowo mempertaruhkan popularitasnya demi kemenangan Jokowi. Lebih extreme lagi kompas.com yang menampilkan judul pernyataan dari Gerindra bahwa Prabowo Sudah Populer Sebelum Jokowi. Sumber berita, merdeka.com terkesan paling netral karena hanya menggunakan sumber dari lembaga survei SMRC. Detik.com mengambil sumber dari pengamat politik dan politisi Demokrat. Detik.com sengaja memilih sumber dari politisi Demokrat yang notabenya adalah partai lawan politik dari PDIP dan partai Gerindra, yaitu dua partai pengusung Jokowi. Inilah.com dan kompas.com memilih sumber berita dari politisi Gerindra. Dengan demikian, pemberitaannya berisi pembelaan terhadap pihak Prabowo. Semua informasi yang diperoleh untuk penyajian berita dari keempat portal berita tersebut berasal liputan masing-masing wartawan. Namun, merdeka.com menambahkan informasi yang diperoleh dari SMRC. Bingkai berita yang digunakan Merdeka.com adalah keuntungan Prabowo atas kemenangan Jokowi dalam Pilkada DKI. Walaupun berdasar dari hasil survei, tetapi kesan beritanya sedikit menyudutkan pihak Prabowo dengan menyetujui isu yang berkembang. Sebaliknya, detik.com membingkai beritanya dengan keuntungan Megawati atas kemenangan Jokowi. Berbeda dengan inilah.com yang mengunakan bingkai berita pertaruhan popularitas 11
15 Prabowo demi pemenangan Jokowi dalam Pilkada DKI. Kesan yang ingin ditimbulkan ialah pengorbanan yang dilakukan oleh Prabowo demi Jokowi. Adapun kompas.com yang membingkai beritanya dengan pernyataan bahwa Gerindra adalah partai pengusung Jokowi, bukan Prabowo penumpang gelap Jokowi Diagram 01 Persentase Kenetralan Ideologi Portal Berita Online Netral Tidak Netral D. Simpulan Dalam karikatur pada halaman editorial inilah.com ditemukan beberapa jenis kritikan, yaitu kritik politik, keagamaan, sosial keagamaan, keamanan, pemerintahan, demokrasi, hukum dan kritik pendidikan. Selanjutnya, kritik sendiri tidak dapat dipisahkan dari realitas sosial. Munculnya sebuah kritik berarti permasalahan aspek kehidupan. Kritik dalam karikatur pada halaman editorial inilah.com muncul karena adanya penyimpangan aspek hukum, kepatutan, demokrasi, pendidikan, sosial, keamanan, politik, dan penyimpangan aspek keagamaan. Nilai kenetralan inilah.com ialah 66,6%, seimbang dengan merdeka.com yang juga memiliki nilai 66,6%. Adapun detik.com yang memiliki nilai 33,3% sekaligus menjadi portal berita yang memiliki nilai terkecil dalam hal kenetralan ideologi. Sebaliknya, kompas.com memiliki nilai kenetralan tertinggi, yaitu 100% dari 3 sampel berita yang peneliti sajikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kompas.com merupakan portal berita paling netral dibandingkan detik.com, merdeka.com, dan inilah.com. 12
16 Daftar Pustaka Sudaryanto Metode Padan dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta : Duta Wacana University Press. Sudibyo, Agus Politik Media dan Pertarungan Wacana. Yogyakarta : LKiS. Sobur, Alex Semiotika Komunikasi. Bandung : Remaja Rosda Karya. Sumarlam, dkk Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta : Pustaka Cakra. Kridalaksana, Harimurti Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Eriyanto Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta : LKiS. Hamad, Ibnu Wacana. Jakarta : La Tofi Enterprise. Wijana dan Rohmadi Sosiolinguistik: Kajian Teori dan Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Harun Kesantunan Sosiopragmatik : Studi Pemakaian Tindak Tutur Direktif di Kalangan Andik SD Berbudaya Jawa. Surakarta : Muhammadiyah University Press. Rohmadi Jurnalistik Media Cetak : Kiat Sukses Menjadi Penulis dan Wartawan Profesional. Surakarta : Cakrawala Media. Badara, Aris Analisis Wacana : Teori, Metode, dan Penerapannya pada Wacana Media. Jakarta : Kencana. 13
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Informasi yang disajikan oleh media massa dimanfaatkan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media massa, baik itu media massa cetak, elektronik, atau baru-baru ini media massa online (internet) telah menjadi salah satu konsumsi wajib bagi masyarakat. Informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rencana Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bukan lagi menjadi isu baru di Indonesia. Rencana tersebut sudah ada sejak tahun 2010. Dikutip dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tiara Ayudia Virgiawati, 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia mengalami transisi dari masa otoritarianisme ke masa demokrasi pascareformasi tahun 1998. Tentunya reformasi ini tidak hanya terjadi di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu, peneliti-peneliti komunikasi massa telah menyadari betapa kuatnya peran media komunikasi dalam membentuk pikiran masyarakat. Media komunikasi memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Korupsi adalah suatu perbuatan untuk menguntungkan diri sendiri, dan secara tidak langsung dapat merugikan negara dan orang banyak. Korupsi menurut Mahzar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan pers merupakan salah satu indikator penting dalam membangun suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Pasca reformasi 1998 media massa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik lima tahunan bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan dalam proses Pemilu
Lebih terperinciAnalisis Isi Media Judul: MIP. No. 97 Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 05/05/2014
Analisis Isi Media Judul: MIP No 97 Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 05/05/2014 Sebaran Media MCA hari ini Senin 5 Mei 2014 teridentifikasi media online terbanyak yang memberitakan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, media massa merupakan tempat penyalur aspirasi atau pikiran masyarakat yang berfungsi untuk memberikan informasi dan mengetahui
Lebih terperinciMENYIMAK PEMBERITAAN PARTAI POLITIK DI MASA KAMPANYE TERBUKA (16 Maret 1 April 2014)
RILIS HASIL MEDIA MONITORING MENYIMAK PEMBERITAAN PARTAI POLITIK DI MASA KAMPANYE TERBUKA (16 Maret 1 April 2014) www.theindonesianinstitute.com LATAR BELAKANG Di masa kampanye terbuka, media massa menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pascaruntuhnya runtuhnya kekuasaan orde baru terjaminnya kebebasan pers telah menjadi ruang tersendiri bagi rakyat untuk menggelorakan aspirasi dan kegelisahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun ini merupakan tahun demokrasi bagi masyarakat Indonesia. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan bahwa tahun 2014 adalah tahun
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Konflik merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindarkan,
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Konflik merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindarkan, khususnya dalam kehidupan bermasyarakat. Di Indonesia sendiri, banyak konflikkonflik bernuansa SARA yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam kehidupan sosial-ekonomi dan politik (Sobur, 2009: 30). Dalam hal ini, media digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memperoleh suara 20%. Perolehan suara tertinggi dimiliki oleh PDIP
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilu legislatif 2014 sudah selesai. Hasilnya tidak ada satu partai pun yang memperoleh suara 20%. Perolehan suara tertinggi dimiliki oleh PDIP dengan angka 18,95%,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
31 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tentang kecenderungan ketidakberpihakan (impartiality) media dalam pemberitaan konflik KPK dan POLRI dalam kasus pengadaan simulator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media
Lebih terperinci2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA
BAB V KESIMPULAN Media massa di Indonesia berkembang seiring dengan bergantinya pemerintahan. Kebijakan pemerintah turut mempengaruhi kinerja para penggiat media massa (jurnalis) dalam menjalankan tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berita pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden terkait kasus PT Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari Menteri Energi dan Sumber
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. tersebut, peneliti berhasil menemukan frame Jurnal Nasional terkait dengan sosok
121 BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti dalam rangka menjawab tujuan penulisan yang telah dipaparkan pada pendahuluan, peneliti kemudian menarik benang
Lebih terperinciSKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009)
SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009) KARYA BENNY RACHMADI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperincimenjadi pemberitaan yang sering kali dikaitkan dengan isu agama. Budi Gunawan dalam bukunya Terorisme : Mitos dan Konspirasi (2005, 57) menekankan : K
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Belakangan ini Indonesia sedang digemparkan dengan berita ledakan bom yang terjadi di Solo pada 18 Agustus lalu. Bom meledak di depan Pos Polisi Tugu Gladak, Solo,
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik
1 Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik dalam diri seseorang, terutama wartawan. Seorang wartawan sebagai penulis yang selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pada awal pemerintahan Jokowi di tahun 2015, muncul konflik antara KPK dan Polri. Hal ini berawal dari
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pada awal pemerintahan Jokowi di tahun 2015, muncul konflik antara KPK dan Polri. Hal ini berawal dari penetapan status tersangka calon tunggal Kapolri Budi
Lebih terperinciLAPORAN HASIL MEDIA MONITORING RAKERNAS PDIP & RAPIMNAS GOLKAR
LAPORAN HASIL MEDIA MONITORING RAKERNAS PDIP & RAPIMNAS GOLKAR VS Pol-Tracking Institute Jakarta, 7 Oktober 2012 Jl. Pangrango 3A, Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan-12980 Telp. +6221-83701545, +6221-83794995,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan) merupakan isu publik yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar politisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat. Selain itu pemilu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang memperoleh sekitar 11, 98 persen suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 9 april 2014 tidak mampu mengajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di banyak negara demokrasi pemilihan umum dianggap lambang, sekaligus tolak ukur dari demokrasi itu. Hasil pemilihan umum yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemunculan korupsi di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk ringan atau berat, terorganisasi atau tidak. Walaupun korupsi sering memudahkan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. media cetak seperti majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Adanya kemajuan teknologi canggih seperti saat ini, informasi bisa kita dapatkan dari berbagai media. Informasi tersebut tidak lagi hanya kita dapatkan melalui media
Lebih terperinciHead to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014
Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif Mei 2014 Head to Head Jokowi-JK Vs Prabowo-Hatta dan Kampanye Negatif Geliat partai politik dan capres menggalang koalisi telah usai. Aneka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara penganut sistem Demokrasi, dimana kekuasaan yang berada ditangan rakyat (pemerintahan rakyat). Maksud dari pemerintahan rakyat
Lebih terperinciKARAKTERISTIK BAHASA JURNALISTIK PADA BERITA RUNNING TEXT DI METRO TV EDISI OKTOBER 2012
KARAKTERISTIK BAHASA JURNALISTIK PADA BERITA RUNNING TEXT DI METRO TV EDISI OKTOBER 2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh: AINI AMALIA A 310090214 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa menjadi penting dalam kehidupan politik dan proses demokrasi, yang memiliki jangkauan luas dalam penyebaran informasi, mampu melewati batas wilayah, kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. dan membentuk opini public (Hamad, 2004: 15).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media massa telah berfungsi sebagai alat propaganda paling efektif, di samping dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. Media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fenomena ini diawali ketika Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mulai menyusun dan mengumumkan nama-nama kabinet dengan nama Kabinet Kerja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa sebagai four estate
Lebih terperinciANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita olahraga merupakan salah satu berita yang sering dihadirkan oleh media untuk menarik jumlah pembaca. Salah satu berita olahraga yang paling diminati masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak semua menyajikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi membuat informasi mudah di akses dengan cepat tanpa harus menunggu lama. Hal tersebut yang membuat internet menjadi pilihan banyak masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa memiliki peran strategis sebagai saluran yang menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa, kita dapat memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Berita adalah proses simbolis di mana realitas diproduksi, diubah, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Berita adalah proses simbolis di mana realitas diproduksi, diubah, dan dipelihara (Carey, 1999, h.243). Media massa memiliki kekuatan dalam membentuk persepsi
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pertarungan wacana politik Kasus Bank Century di media massa (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian menunjukkan berbagai temuan penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa pekan lalu, Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) DKI Jakarta dianggap demikian penting. Hal ini terlihat jelas ketika semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai elemen di dalam masyarakat. Contohnya elemen pemerintah dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa tidak hanya digunakan untuk komunikasi massa atau sebagai sarana penyampaian pesan saja, tetapi juga sebagai penghubung antar berbagai elemen di
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. kondusif. SKH Radar Timika yang mengusung ideologi jurnalisme damai, memiliki
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pembunuhan terhadap Korea Waker yang disusul dengan pembunuhan berantai serta konflik lainnya menyebabkan situasi Kota Timika menjadi tidak kondusif. SKH Radar Timika yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa saat ini tidak bisa lepas oleh kehidupan manusia dan telah menjadi konsumsi sehari-hari. Televisi bagian dari media massa elektronik telah mengambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis framing (bingkai), yang dalam penelitian ini selanjutnya menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari model analisis
Lebih terperinciKONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA
KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Sebagai Persyaratan
Lebih terperinciMantan Dubes RI untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal mengaku terhina andai calon presiden Indonesia wajib mendapatkan restu dari Amerika Serikat.
Mantan Dubes RI untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal mengaku terhina andai calon presiden Indonesia wajib mendapatkan restu dari Amerika Serikat. Pemilihan presiden Indonesia dua bulan lagi. Masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilu yang bersifat demokratis di Indonesia terwujud untuk pertama kalinya pada tahun 1999. Di mana rakyat dapat memilih sendiri wakil-wakil lembaga pemerintahan
Lebih terperinciLAPORAN ANALISA ISI MEDIA CETAK, TV, DAN ONLINE 01 Januari S/D 31 Desember 2012
/6/01 LAPORAN ANALISA ISI,, DAN 01 Januari S/D 1 Desember 01 Sirkuit Udara Antar Jurubicara: KPK, Istana, & Polri Jl Prapanca Raya 101, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Ph +6 1 86556/5655 GAMBARAN UMUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini etika jurnalistik atau pemberitaan media seakan krisis objektivitas. Etika yang seharusnya menjunjung tinggi objektvitas berita kini seakan semakin
Lebih terperinciKONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012
0 KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari hampir seluruh aktivitas manusia selalu berhubungan dengan media massa. Baik media massa cetak seperti koran, tabloid, dan majalah atau media massa
Lebih terperinciMatahari Kembar Kapolri? LSI DENNY JA Januari 2015
Matahari Kembar Kapolri? LSI DENNY JA Januari 2015 Matahari kembar Kapolri? Mayoritas publik (63.50%) khawatir munculnya matahari kembar di kepolisian. Matahari pertama adalah Plt Kapolri yang dijabat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah kebutuhan utama bagi setiap individu karena dengan berbahasa kita dapat menyampaikan maksud yang ada di dalam pikiran untuk diucapkan dan tersampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga menimbulkan pro dan kontra. Karena perkembangan kehidupan manusia seirama dengan kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sasaran. Pasca kran demokrasi dibuka lebar-lebar pasca Reformasi 98, banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Media massa di masa kini bisa diumpamakan sebagai jembatan untuk meraih sasaran. Pasca kran demokrasi dibuka lebar-lebar pasca Reformasi 98, banyak bermunculan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki cukup banyak koruptor. Korupsi di Indonesia sudah menjadi suatu budaya atau trend yang menjamur. Trend korupsi tersebut terindikasi
Lebih terperinciSikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi. (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) ABSTRAK
Sikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) Arlinda Nurul Nugraharini (D2C009105) Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 ini. Politik selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2014 ini menjadi tahun yang ramai dengan perbincangan politik. Mulai dari pemilihan anggota DPRD sampai pemilihan calon presiden terjadi pada tahun 2014 ini.
Lebih terperinciKONSTRUKSI PEMBERITAAN KONFLIK ATAU PERSETERUAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) DAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (POLRI)
KONSTRUKSI PEMBERITAAN KONFLIK ATAU PERSETERUAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) DAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (POLRI) (Analisis Framing pada Harian KOMPAS dan REPUBLIKA edisi 24-31 Januari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. konstruksionis, realitas bersifat subjektif, relitas dihadirkan oleh konsep subjektif
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa berfungsi mengkonstruksi realitas yang terjadi. Bagi kaum konstruksionis, realitas bersifat subjektif, relitas dihadirkan oleh konsep subjektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan pemenuhan kebutuhan dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh manusia dalam mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita hidup ditengah derasnya perkembangan sistem komunikasi. Media massa adalah media atau sarana penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan zaman orde baru dimana setiap pemberitaan yang dilakukan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan terbukanya gerbang kebebasan pers yang mulai dinikmati oleh para wartawan pada penghujung tahun 1990-an, saat ini media massa lebih leluasa
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Sandungan Si Anak Emas Presiden. Menurut Pan dan Kosicki, berita merupakan
BAB VI PENUTUP 5.3. Kesimpulan Menanggapi peristiwa pengunduran diri Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Alfian Mallarangeng, majalah Detik menurunkan berita dengan judul Sandungan Si Anak Emas Presiden.
Lebih terperinciANALISIS KESANTUNAN IMPERATIF DALAM TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AT TAUBAH: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan
ANALISIS KESANTUNAN IMPERATIF DALAM TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AT TAUBAH: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Elemen dasar seluruh isi media massa, entah itu hasil liputan seperti berita, laporan pandangan mata, hasil analisis berupa artikel berupa artikel opinion adalah bahasa (verbal dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sehari-hari tidak pernah lepas dari bahasa, karena bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Tanggal 15 Februari 2017 merupakan pesta demokrasi bagi sebagian masyarakat di Indonesia yang melaksanakan pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan Pemilu 2014 akan menjadi cermin bagi kualitas yang merujuk pada prinsip demokrasi yang selama ini dianut oleh Negara kita Indonesia. Sistem Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media menjadi sarana informasi yang dibutuhkan masyarakat. Tujuannya memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dari skala terbatas hingga melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan buah demokrasi dari Negara Indonesia. Sejak tahun 2005 pergantian
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pemilihan umum kepala daerah atau biasa disebut pemilukada merupakan buah demokrasi dari Negara Indonesia. Sejak tahun 2005 pergantian kepala daerah baik itu gubernur,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. berkaitan dengan hasil penelitian struktur teks van Dijk.
233 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti menyajikan beberapa simpulan dari hasil analisis atau hasil penelitian. Selain itu, peneliti juga menyampaikan beberapa saran berkaitan dengan hasil
Lebih terperinciKONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI
KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI (Analisis Framing Media Kompas.com dan Republika.co.id Periode 20 Februari 20 Maret 2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat telah melalui perjalanan sejarah panjang dalam kepemimpinan nasional sejak kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Lebih terperinciKARAKTERISTIK BAHASA IKLAN KAMPANYE PARTAI GERINDRA TAHUN 2011/2012 DALAM KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI
KARAKTERISTIK BAHASA IKLAN KAMPANYE PARTAI GERINDRA TAHUN 2011/2012 DALAM KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu sama lain, yakni sebagai media informasi, media pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Fungsi
Lebih terperinci12/10/2012. Politisi Muda di Media Hotel Century, 09 Desember 2012 FFH
1/10/01 Politisi Muda di Media Hotel Century, 09 Desember 01 FFH The Founding Fathers House (FFH) adalah lembaga nirlaba yang bergerak di bidang riset dan kajian terhadap kebijakan publik. Lembaga ini
Lebih terperinciyang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai
Lebih terperinciREGISTER BAHASA POLITIK PADA OPINI SURAT KABAR JAWA POS EDISI OKTOBER 2014 : KAJIAN POLITIKOLINGUISTIK
REGISTER BAHASA POLITIK PADA OPINI SURAT KABAR JAWA POS EDISI OKTOBER 2014 : KAJIAN POLITIKOLINGUISTIK Usulan Penelitian untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan untuk mengurai atau menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Menurut Crasswell, beberapa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, dijelaskan desain penelitian yang digunakan dalam tesis ini. Desain yang dimaksud berkenaan dengan metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, data
Lebih terperinciKONSTRUKSI PEMIMPIN NASIONAL DALAM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS. (Analisis Framing Laporan Jajak Pendapat KOMPAS dengan Topik
1 KONSTRUKSI PEMIMPIN NASIONAL DALAM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS (Analisis Framing Laporan Jajak Pendapat KOMPAS dengan Topik Kepemimpinan Nasional Periode 2009-2012) Ignatius Eggi Reza Putra / Mario Antonius
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Dari analisis berita di atas yang disiarkan oleh Metro Tv tentang aksi klaim yang
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari analisis berita di atas yang disiarkan oleh Metro Tv tentang aksi klaim yang dilakukan Tim Kemanusiaan Surya Paloh terhadap pembebasan 10 WNI yang disandera oleh Abu Sayyaf
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab ini disarikan kesimpulan penelitian Analisis Wacana Kritis
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam bab ini disarikan kesimpulan penelitian Analisis Wacana Kritis Iklan Kampanye Partai Politik Pemilu 2009. Secara tekstual, penggunaan kosakata, gaya bahasa,
Lebih terperinciAnalisis Isi Media Judul: MIP No. 209 Putusan Vonis Kasus Korupsi Anas Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 25/09/2014
Analisis Isi Media Judul: MIP No. 209 Putusan Vonis Kasus Korupsi Anas Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 25/09/2014 Sebaran Media. Media online yang terbanyak memberitakan adalah Detik.com (28 berita).
Lebih terperinciHeadline Berita Hari Ini Periode: 30/05/2014 Tanggal terbit: 30/05/2014
Headline Berita Hari Ini Periode: 30/05/2014 Tanggal terbit: 30/05/2014 Sebaran Bidang. Berdasarkan data, bidang Polhukam menjadi bidang yang paling banyak diangkat media terpantau hari ini dengan 16 media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye politik juga terus berkembang. Mulai dari media cetak, seperti: poster, stiker, dan baliho. Media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesejahteraan dan keadilan bisa diterapkan ketika perilaku damai berada pada tiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedamaian adalah sebuah cita dalam mewujudkan masyarakat madani. Kesejahteraan dan keadilan bisa diterapkan ketika perilaku damai berada pada tiap anggota masyarakatnya.
Lebih terperinciPublik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD
Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD September 2014 Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada Oleh DPRD Bandul RUU Pilkada kini
Lebih terperinciAnalisis Isi Media Judul: MIP No Teror Paris Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 16/11/2015
Analisis Isi Media Judul: MIP No 257 Teror Paris Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 16/11/2015 Sebaran Media Pemberitaan pada hari ini mengenai Teror Paris Media online yang paling banyak mengangkat berita
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. media yang memberitakan konflik Sunni Syiah Sampang Madura karena alasan
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan Majalah Tempo dan Majalah Gatra menjadi media yang memberitakan konflik Sunni Syiah Sampang Madura karena alasan ekonomi dan politik. Secara ekonomi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara
Lebih terperinciKONSTRUKSI BERITA MAJALAH ELEKTRONIK TENTANG KPK VS POLRI. (Analisis Framing di Majalah Elektronik Detik Edisi 165, 26 Januari 1 Februari 2015)
KONSTRUKSI BERITA MAJALAH ELEKTRONIK TENTANG KPK VS POLRI (Analisis Framing di Majalah Elektronik Detik Edisi 165, 26 Januari 1 Februari 2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Lebih terperinci