JURNAL PENELITIAN OLEH NETIAWAN G2G

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL PENELITIAN OLEH NETIAWAN G2G"

Transkripsi

1 HUBUNGAN PENDELEGASIAN WEWENANG DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI DENGAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA WAKAPENDIK Vol 1. No 1. Maret 2017 HUBUNGAN PENDELEGASIAN WEWENANG DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI DENGAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA JURNAL PENELITIAN OLEH NETIAWAN G2G PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

2 HUBUNGAN PENDELEGASIAN WEWENANG DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI DENGAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA Oleh: Netiawan 1 NETIAWAN; Hubungan Pendelegasian Kewenangan dan Pengembangan Kompetensi Dengan Kinerja Birokrasi Pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. (dibimbing oleh Prof. Dr.H.Anwar, M.Pd dan Dr.H.Samiruddin T, M.Si). Penelitian ini bertujuan menjelaskan (1) Seberapa besar hubungan pendelegasian kewenangan dengan kinerja birokrasi pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. (2) Seberapa besar hubungan pengembangan kompetensi dengan kinerja birokrasi pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. (3) Seberapa besar hubungan antara pendelegasian kewenangan, dan pengembangan kompetensi secara bersama-sama dengan kinerja birokrasi pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Metode penelitian yang digunakan yakni metode survey dan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. Pengambilan sampel dilakukan dengan Teknik Proportionate Stratified Random Sampling, atau penentuan sampel berdasarkan klasifikasi strata/kelompok pegawai. Data dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan alat bantu program SPSS Versi 16 dan Program Structural Equation Modeling (SEM versi 16), teknik analisis yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah teknik analisis koefisien korelasi, dan analisis path. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan pendelegasian kewenangan dengan kinerja birokrasi pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, adalah sebesar 0,248 dengan signifikansi atau probabilitas = ,05. (2) hubungan yang positif dan signifikan pengembangan kompetensi dengan kinerja birokrasi pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, sebesar 0,234 dengan signifikansi atau probabilitas = ,05. (3) hubungan yang positif dan signifikan antara pendelegasian kewenangan, dan pengembangan kompetensi secara bersama-sama dengan kinerja birokrasi pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, sebesar 0,468 dengan signifikansi atau probabilitas = ,05. Kata Kunci: Pendelegasian Kewenangan, Pengembangan Kompetensi, dan Kinerja Birokrasi. 1 Mahasiswa Konsentrasi Administrasi Pendidikan Program Studi Pendidikan IPS PPS UHO

3 HUBUNGAN PENDELEGASIAN WEWENANG DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI DENGAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA WAKAPENDIK Vol 1. No 1. Maret 2017 A. PENDAHULUAN Birokrasi merupakan instrumen penting dalam masyarakat modern yang kehadirannya tak mungkin terelakkan. Eksistensi birokrasi ini sebagai konsekuensi logis dari tugas utama negara (pemerintahan) untuk menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat (social welfare). Negara dituntut terlibat dalam memproduksi barang dan jasa yang diperlukan oleh rakyatnya (public goods and services) baik secara langsung maupun tidak. Bahkan dalam keadaan tertentu negara yang memutuskan apa yang terbaik bagi rakyatnya. Untuk itu negara mernbangun sistem administrasi yang bertujuan untuk melayani kepentingan rakyatnya yang disebut dengan istilah birokrasi. Permasalahan dalam birokrasi pemerintahan pada saat ini antara lain bahwa: birokrasi pemerintah belum efisien, kebijakan belum stabil, dan masih ada praktek penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang. Bidang peraturan perundangundangan di bidang aparatur negara masih tumpang tindih, inkonsisten, tidak jelas, multi tafsir, pertentangan antara peraturan perundang-undangan yang satu dengan yang lain dan pelayanan publik belum dapat mengakomodasi kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Dalam Grand Design dan Road Map Reformasi Birokrasi Birokrasi tahun , salah satu program yang menjadi prioritas nasional adalah program Reformasi Birokrasi. Banyak tantangan yang harus dihadapi dan dicari solusinya. Tantangan dimaksud yaitu bahwa: Reformasi Birokrasi belum mencapai sasaran pembenahan kelembagaan, tatalaksana, manajemen SDM aparatur, akuntabilitas, pengawasan, pelayanan publik, reward and punishment, dan perubahan mind-set dan culture set; belum dikembangkannya sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi secara nasional; Reformasi Birokrasi juga belum memiliki grand design dan road map serta di keluarkannya arahan Presiden dan Wakil Presiden untuk melaksanakan Reformasi Birokrasi yang menyeluruh, mendalam, nyata serta menyentuh sendi kehidupan masyarakat. Menyimak pola pelayanan tersebut di atas, maka akan tampak dua dimensi dalam melihat masalah keadilan distribusi pelayanan organisasi birokrasi pemerintahan pada masyarakatnya. Pertama, memberikan pelayanan di antara orangorang yang beraneka ragam itu harus ditentukan lebih dahulu kriteria dalam membagikan pelayanan- pelayanan di antara kelompok masyarakat yang berbeda. Kedua, pemberian pelayanan itu harus dilakukan dengan memberikan perlakuan yang sama pada pihak-pihak yang sama. Meskipun demikian, pada realitanya tidak semudah apa yang ditampilkan sebab pola pelayanan tersebut di atas menuntut sejumlah besar informasi dan cara organisasi birokrasi itu menangani informasi tersebut dalam menerapkan distribusi pada pola pelayanannya. Pada sisi lain, organisasi birokratik yang begitu mekanistik memiliki keterbatasan kemampuan dalam menyerap informasi dari lingkungan masyarakat yang begitu kompleks. Kondisi seperti inilah yang menyebabkan seringnya terjadi kesalahan dalam kinerja birokrasi itu. Pertama, kurangnya informasi mengenai faktor lingkungan yang bertalian dengan situasi khusus pengambilan keputusan organisasi tersebut. Kedua, ketidakmampuan organisasi itu untuk secara tepat menetapkan 3

4 kemungkinan mengenai faktor-faktor di lingkungan masyarakat tersebut mampu mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan sebuah unit penentu dalam melaksanakan fungsinya. Ketiga, kurangnya informasi mengenai kerugian yang harus dipikul akibat keputusan atau langkah yang keliru. Kekaburan data dan informasi seperti ini justru akan lebih memburukkan kinerja organisasi birokrasi pemerintah tersebut dalam memberikan pelayanannya dan tanpa disadari kelompok tersebut bahwa dirinya telah menjebak organisasi birokrasi itu pada posisi yang sangat dilematis dengan mengaburkan informasi di satu sisi sambil menyalahkan kinerja organisasi birokrasi itu di sisi yang lain. Kondisi ini menunjukkanlingkungan masyarakat di satu sisi menyediakan sumber daya yang sangat diperlukan oleh organisasi birokrasi itu, dan di sisi lain lingkungan masyarakat menawarkan batas dan hambatan bagi aktivitas organisasi birokrasi tersebut. Kondisi tersebut juga menyebabkan organisasi birokratik mengalami kekaburan peran dan fungsinya dalam melakukan tugasnya sebab di posisikan pada posisi yang sangat sulit. Pada tataran inilah perbaikan kinerja birokrasi birokrasi dalam pelayanan publik menjadi suatu isu yang semakin strategis, karena memiliki implikasi yang luas dalam kehidupan masyarakat baik pusat maupun daerah, terutama dalam memperbaiki tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan suatu faktor pendukung yang sangat mempengaruhi sebuah organisasi ataupun lembaga. Suatu lembaga atau organisasi tidak akan tercapai tanpa peran aktif sumber daya manusia, karena pada dasarnya sumber daya manusia ( SDM) dan lembaga merupakan suatu kesatuan yang memiliki hubungan saling membutuhkan. Sampai saat ini belum ada satu lembaga pun yang dapat melaksanakan tugas-tugasnya tanpa bantuan SDM, meskipun telah ditemukan peralatan yang serba otomatis. Dalam menjalankan organisasi tidak lepas dengan yang disebut sumber daya manusia ( SDM), maka dari itu salah satu faktor keberhasilannya adanya pegawai yang berkualitas. Untuk mendapatkan pegawai yang berkualitas, diperlukan cara untuk memahami karakteristik yang dimiliki masingmasing pegawai. Dalam memahami karakteristik perilaku sumber daya manusia (SDM) perlu diperhatikan adanya pemahaman perilaku manusia. Dimana setiap perilaku pegawai akan mempengaruhi kinerja mereka pada suatu organisasi, sehingga keberhasilan organisasi akan mudah di realisasikan. Akan tetapi bila mana semangat kerja pegawai menurun maka akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi, dampaknya akan terlihat banyak tugas yang tidak terselesaikan. (Gibson dan Ivancevich, 1997: 5). B. METODE PENELITIAN Lokasi yang dijadikan sasaran penelitian adalah Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Adapun waktu pelaksanaan penelitian tesis ini dimulai akhir Desember 2016 Februari Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei eksplanatori (explanatory survey) (Rusidi, 2003:38). Variabel penelitian yang akan

5 HUBUNGAN PENDELEGASIAN WEWENANG DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI DENGAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA WAKAPENDIK Vol 1. No 1. Maret 2017 dioperasionalisasikan dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi: (1) Variabel bebas (X1) yaitu pendelegasian kewenangan, (2) Variabel bebas (X2) yaitu pengembangan kompetensi, dan (3) Variabel terikat (Y) yaitu kinerja pegawai. Singarimbun dan Efendy (1995: 10) Unit analisis adalah unit yang akan diteliti atau dianalisa. Sehubungan dengan pendapat tersebut, yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Populasi dalam penelitian ini adalah Jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga, sebagaimana di kemukakan Mantra dan Kastro, (dalam Singarimbun dan Effendi, 1995: 155). Dengan jumlah sampel sebesar 71 orang. C. HASIL PENELITIAN 1. HASIL a. Keadaan Pegawai Untuk memperjelas keadaan pegawai (PNS) yang bertugas di lingkup Dinas Pendidikan dan Kebudayaan provinsi sulawesi tenggara, berikut ini secara rinci akan disajikan melalui tabel berdasarkan; Komposisi jumlah pegawai, Golongan (pangkat), Jabatan (eselon), Pendidikan formal, Jenis kelamin, Umur, Masa kerja, dan Diklat struktural /teknis yang pernah di ikuti. Tingkat Pendidikan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah jenjang pendidikan formal yang dimiliki oleh setiap PNS di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Untuk mengetahui lebih jelasnya gambaran komposisi atau tingkat pendidikan PNS di kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Menunjukkan bahwa pegawai dengan masa kerja yang paling banyak adalah yang berada pada kelompok masa kerja tahun yaitu sejumlah 84 orang atau 31.23%, sedangkan kelompok yang paling kecil masa kerjanya adalah kelompok 5 tahun kebawah yakni sejumlah 1 orang atau 0.37%. Hal ini berarti bahwa aparatur Dinas Pendidikandan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, menunjukkan sebahagian besar aparaturnya, telah memiliki pengalaman yang cukup dalam melaksanakan tugas sehari-hari, sehingga hal ini sangat membantu untuk pencapaian tujuan organisasi. b. Karakter Responden Hasil descriptive statistics menunjukkan bahwa aspek-aspek yang dikemukakan dalam karakteristik responden adalah meliputi Jenis kelamin, umur, pendidikan, golongan, jabatan, dan masa kerja. Adapun maksud dari tahapan-tahapan uji coba diatas adalah untuk menguji tingkat validitas dan reabilitas dari item-item pernyataan pada kuesioner yang akan di jadikan sebagai alat ukur pada penelitian akhir, guna mengukur variabel pendelegasian kewenangan, pengembangan kompetensi dan kinerja birokrasi pada kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Setelah uji coba beberapa kali dilaksanakan dan hasilnya di anggap sudah valid dan reliabel, maka tindakan selanjutnya adalah melakukan kegiatan penelitian akhir, dilaksanakan pada tanggal Februari 2017, untuk lebih jelasnya secararinci dapat dilihat pada tabel di atas. Hasil tahap kegiatan penelitian akhir ini, yang 5

6 menunjukkan bahwa jumlah kuisioner yang disebarkan kepada responden dan yang kembalikan, hasilnya menunjukkan berjumlah 72 eksemplar, hal ini berarti bahwa tingkat respon responden terhadap kuisioner, dalam hal ini juga sangat tinggi yaitu 100%. b. Pengujian Alat Ukur Pengujian dengan bantuan program SPSS.16 for Windows. uji reliabilitas instrumen menggunakan bantuan program SPSS 16 for windows. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas, sebagaimana terdapat pada lampiran IV, diketahui bahwa seluruh sub variabel dinyatakan reliabel, karena koefisien reliabilitasnya. c. Analisis Variabel Penelitian Hasil obyektif jawaban kuisioner dari 72 responden dan informan, diperoleh penilaian terhadap variabel Pemberdayaan Pegawai Negeri Sipil yaitu terdapat Skor 3836 yang terletak diantara median dan kuartil III dengan kategori jawaban baik, artinya secara umum responden menilai baik pemberdayaan pegawai negeri sipil pada kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Hasil jawaban responden terhadap variabel pemberdayaan pegawai negeri sipil secara lengkap dapat dilihat pada lampiran V tesis ini. Untuk mengetahui secara rinci deskripsi jawaban responden terhadap masing-masing sub variabel pada variabel pemberdayaan pegawai negeri sipil dapat diuraikan sebagai berikut. Variabel pendelegasian wewenang diuraikan dan dianalisis tiap butir dalam 2 kelompok. yaitu responden pegawai yang berukuran 56 orang dan responden masyarakat yang berukuran 16 orang, sebagaimana tabel 19 dibawah. Dari hasil analisis butir 1 yaitu pemberian kesempatan kepada bawahan dalam mengambil keputusan, dapat diketahui bahwa 50,52 % responden menyatakan setuju, 31,58 % menyatakan tidak ada pendapat dan 17,90 % menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan butir 1. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden sependapat bahwa pegawai negeri sipil pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara diberi kesempatan untuk mengambil keputusan dalam melaksanakan pekerjaannya, tanpa selalu harus berkonsultasi kepada atasan. Hasil analisis butir 2 yaitu kejelasan dan penegasan tanggungjawab dan wewenang, dapat diketahui bahwa 46,32 % responden menyatakan setuju, 24,21 % menyatakan tidak ada pendapat dan 29,47 % menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa tanggungjawab dan wewenang masing-masing pegawai/pejabat dilingkungan Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara sudah ada kejelasan dan penegasan secara formal. Pada hasil analisis butir 3 yaitu kepercayaan kepada pejabat atau pegawai yang diserahi wewenang, dapat diketahui bahwa 29,47 % responden menyatakan setuju, 30,53% menyatakan tidak ada pendapat dan 40 % menyatakan tidak setuju.

7 HUBUNGAN PENDELEGASIAN WEWENANG DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI DENGAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA WAKAPENDIK Vol 1. No 1. Maret 2017 Variabel pengembangan kompetensi diuraikan dan dianalisis tiap butir dalam 2 kelompok responden yaitu responden masyarakat yang berukuran 56 orang dan responden pegawai yang berukuran 16 orang. Dari hasil analisis butir 4 yaitu motivasi untuk melaksanakan tugas, dapat diketahui bahwa 24,21 % responden menyatakan setuju, 32,63 % menyatakan tidak ada pendapat dan 43,16% menyatakan tidak setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa pegawai kurang memiliki motivasi untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Hal ini antara lain disebabkan oleh penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan keahlian yang dimilikinya, misal pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan SMA yang ditempatkan pada seksi pendidikan nonformal, disamping sebagian pegawai yang telah cukup lama bertugas pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara yang bersangkutan. Oleh karena itu peningkatan motivasi pegawai perlu dilakukan oleh pimpinan, sehingga tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas. Hasil analisis butir 5 yaitu pegawai memiliki semangat berprestasi pegawai iketahui bahwa 42,1 % responden menyatakan setuju, 18,95 % tidak ada pendapat dan 38,94 % menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai memiliki semangat berprestasi ( need for achievement) yang tinggi dalam menyelesaikan pekerjaaannya. D. PENUTUP 1. Kesimpulan a. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan pendelegasian kewenangan yang terdiri dari pemberian kesempatan kepada bawahan dalam mengambil keputusan, kejelasan dan penegasan tanggung jawab dan wewenang, serta kepercayaan kepada pejabat/pegawai yang diserahi wewenang dengan Kinerja Birokrasi pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, baik hubungan langsung maupun hubungan tidak langsung melalui pengembangan kompetensi. Hubungan langsung pendelegasian kewenangan dengan Kinerja Birokrasi pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 6,1 %, hubungan tak langsung melalui pengembangan kompetensi sebesar 5,4 %, sehingga hubungan pendelegasian kewenangan dengan Kinerja Birokrasi pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara secara keseluruhan sebesar 13,6 %. b. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan yang terjadi positif dan signifikan, dengan interpretasi sangat rendah. Hal ini berarti bahwa dengan meningkatkan upaya pendelegasian kewenangan akan meningkatkan pula kinerja organisasi, karena dengan demikian pegawai akan merasa dilibatkan dalam pencapaian tujuan organisasi, sehingga mereka akan berupaya melaksanakan yang terbaik serta mengurangi tindakan yang disfungsional, karena mereka merasa ikut berperan dalam pencapaian tujuan organisasi. c. Terdapat hubungan positif dan signifikan Pengembangan Kompetensi yang terdiri atas motif, pengendalian, sikap/perilaku, pengetahuan, dan keterampilan, dengan Kinerja Birokrasi pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi 7

8 Sulawesi Tenggara, baik hubungan langsung maupun hubungan tidak langsung melalui pendelegasian kewenangan. Hubungan langsung sebesar 21,4 %, hubungan tidak langsung melalui pendelegasian kewenangan terjadi sebesar 5,4 %, sehingga pengembangan kompetensi secara total mempunyai pengaruh sebesar 29,1 % terhadap Kinerja Birokrasi pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan yang terjadi positif dan signifikan, dengan interpretasi rendah. Hal ini berarti bahwa peningkatan atau pengembangan kompetensi yang dimiliki pegawai akan meningkatkan Kinerja Birokrasi pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, karena pegawai akan memiliki kapabilitas yang cukup untuk melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga bisa melaksanakannya secara efektif dan efisien. d. Terdapat hubungan Pendelegasian Kewenangan, Pengembangan Kompetensi, secara bersama-sama terhadap Kinerja Birokrasi pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Hubungan yang terjadi sebesar 49,4 %. Faktor yang paling berpengaruh adalah pengembangan kompetensi, diikuti oleh faktor pendelegasian kewenangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan pemberdayaan pegawai negeri sipil Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, yang terdiri dari pendelegasian kewenangan, pengembangan kompetensi dengan Kinerja Birokrasi pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan interpretasi moderat/sedang. Artinya peningkatan upaya pemberdayaan pegawai negeri sipil Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara akan diikuti pula oleh peningkatan Kinerja Birokrasi pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Sedangkan 50,6 % Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara akan dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, yang dalam penelitian ini tidak diteliti. Hubungan yang positif berarti bahwa semakin baik upaya pemberdayaan pegawai negeri sipil pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, maka akan semakin meningkat kinerja Birokrasi pada kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Sedangkan hubungan yang signifikan menunjukkan bahwa data sampel yang digunakan untuk menguji hipotesis mampu mewakili data populasi sehingga kesimpulan yang dihasilkan dapat digunakan pada populasi. 2. Saran a. Dalam rangka meningkatkan pemberdayaan pegawai negeri sipil, Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, perlu memperhatikan pengembangan kompetensi, karena faktor inilah yang mempunyai pengaruh paling kuat dibandingkan dua faktor lain yang menjadi fokus penelitian ini, meskipun tanpa harus melupakan upaya peningkatan pendelegasian kewenangan. Artinya Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara perlu menyesuaikan kualifikasi pejabat yang menduduki jabatan dengan persyaratan

9 HUBUNGAN PENDELEGASIAN WEWENANG DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI DENGAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA WAKAPENDIK Vol 1. No 1. Maret 2017 kompetensi yang telah ditentukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, disamping terus meningkatkan upaya pendelegasian kewenangan dan melibatkan pegawai dalam menyusun visi organisasi. Peningkatan kemampuan pegawai dapat dilakukan melalui program pendidikan formal yaitu mengirimkan pegawai baik dengan ijin belajar maupun tugas belajar untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan untuk meningkatkan keahlian pegawai khususnya dalam pelaksanaan tugas memberikan pelayanan publik dapat dilakukan dengan melalui program pendidikan dan pelatihan (diklat) baik diklat struktural (Diklatpim I, II, III, dan IV) untuk meningkatkan kemampuan manajerial, maupun diklat teknis fungsional dan kursus seperti Diklat Pelayanan Prima, Kursus Komputer, Kearsipan, Bendaharawan dan TOT Manajemen Pemerintahan. b. Dalam rangka meningkatkan kinerja pada kantor dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi sulawesi tenggara, perlu memperhatikan hal-hal yang disampaikan oleh masyarakat sebagaimana terlihat dari hasil pengolahan data dengan menggunakan teknik Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja/Kepuasan Publik (Importance Performance Analysis) sebagai berikut : c. Faktor-faktor yang perlu mendapatkan prioritas utama dalam peningkatan Kinerja Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu mutu hasil kerja pegawai, kehadiran pegawai pada saat dibutuhkan, pegawai dapat mengetahui tuntutan/kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan, kesesuaian pelayanan dengan prosedur, tanggung jawab terhadap pelayanan, pengenalan kebutuhan masyarakat dalam penyusunan program kerja, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. d. Faktor-faktor yang perlu dipertahankan karena dinilai sudah baik, yaitu upaya memperbaiki hasil kerja, dan ketepatan pelayanan yang diberikan serta kesesuaian pelayanan dengan kebutuhan masyarakat. e. Faktor-faktor yang masih dianggap kurang penting bagi pelanggan dalam meningkatkan Kinerja Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara yakni kesesuaian hasil kerja dengan rencana, penyelesaian tugas kantor, pelayanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mengikuti perubahan/perkembangan yang terjadi, kesesuaian program kerja dengan prosedur administrasi, kesesuaian pelaksanaan program kerja dengan kebijakan organisasi, mutu hasil kerja kantor, dan kelengkapan fasilitas kerja. f. Dengan segala keterbatasan kemampuan, penulis menyadari bahwa terdapat faktorfaktor lain yang mempengaruhi kinerja kantor dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi sulawesi tenggara, diluar faktor pemberdayaan pegawai. Oleh karena itu penulis menyarankan pada peneliti lain untuk dapat melengkapi kekurangan dalam tulisan ini dengan meneliti pengaruh faktor-faktor lain sebesar 50,6 % yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 9

10 DAFTAR PUSTAKA Rusidi, 2003, Tehnik Analisis Kuantitatif. Bandung, Lembaga Penelitian Unpad. Singarimbun, M dan Effendi, S. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta Singarimbun, M dan Effendi, Sofyan Metode Penelitian Survey, LP3S, Jakarta.

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA APARATUR DAN PERILAKU BIROKRASI TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ORGANISASI PADA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA APARATUR DAN PERILAKU BIROKRASI TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ORGANISASI PADA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA APARATUR DAN PERILAKU BIROKRASI TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ORGANISASI PADA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA IMPACT OF QUALITY OF APPARATUS RESOURCES AND BUREAUCRACY

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI ATAS PENGHARGAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TESIS

PENGARUH PERSEPSI ATAS PENGHARGAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TESIS PENGARUH PERSEPSI ATAS PENGHARGAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO The Perceptional Influence of Appreciation to Work Satisfaction and Commitment

Lebih terperinci

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DALAM MELAKSANAKAN KEBIJAKAN REFORMASI BIROKRASINYA 2013-2014 Oleh: Dr. Drs. H. Maisondra, S.H, M.H, M.Pd,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

Pengembangan Kebijakan dan Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Pengembangan Kebijakan dan Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik ABSTRAK Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa negara wajib melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasar hak warga negara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui

Lebih terperinci

Perubahan paradigma tata kelola pemerintahan menuju tata kelola pemerintahan yang baik (goodpublic governance) dalam berbagai aspek, salah satunya

Perubahan paradigma tata kelola pemerintahan menuju tata kelola pemerintahan yang baik (goodpublic governance) dalam berbagai aspek, salah satunya 0 I-1 Perubahan paradigma tata kelola pemerintahan menuju tata kelola pemerintahan yang baik (goodpublic governance) dalam berbagai aspek, salah satunya telah mendorong pelaksanaan penerapan sistem akuntabilitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang terdapat dalam organisasi tersebut. Keberhasilan untuk mencapai

I. PENDAHULUAN. yang terdapat dalam organisasi tersebut. Keberhasilan untuk mencapai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi didirikan karena mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai tujuannya setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku dan sikap orangorang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 56 BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan menyajikan metode yang dipergunakan dalam penelitian ini, dengan cakupan uraian meliputi pendekatan penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data, populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dan administrasi publik yang baik menjadi

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dan administrasi publik yang baik menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi perkembangan dunia yang semakin pesat, maka peranan penyelenggaraan pemerintahan dan administrasi publik yang baik menjadi semakin penting. Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PELAKSANA PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PELAKSANA PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PELAKSANA PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Abd. Gafur Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

PENGARUH EFEKTIVITAS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KEMENTRIAN AGAMA KOTA KEDIRI

PENGARUH EFEKTIVITAS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KEMENTRIAN AGAMA KOTA KEDIRI PENGARUH EFEKTIVITAS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KEMENTRIAN AGAMA KOTA KEDIRI MUSYADAD ABSTRAK Diklat fungsional merupakan program kerja rutin yang sering dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu penelitian yang lebih kepada keakuratan deskripsi setiap variabel dalan keakuratan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015 LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015 A. LATAR BELAKANG Meningkatnya tuntutan masyarakat atas kualitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh media komunikasi pemasaran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh media komunikasi pemasaran 43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh media komunikasi pemasaran langsung multi tingkat terhadap pengambilan keputusan pembelian produk herbal dari

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Manajemen sumber daya manusia memiliki peranan yang penting terhadap keberhasilan audit dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Program pengembangan SDM

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. penelitian secara verbal, sistematis, faktual, dan akurat mengenai ciri-ciri dan

BAB III. METODE PENELITIAN. penelitian secara verbal, sistematis, faktual, dan akurat mengenai ciri-ciri dan BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan deskriptif dan verifikatif. Pendekatan deskriftif digunakan untuk mengungkapkan hasil penelitian secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pertanian di Kabupaten Lampung Tengah dengan mengambil pegawai Badan

METODE PENELITIAN. Pertanian di Kabupaten Lampung Tengah dengan mengambil pegawai Badan 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Lampung Tengah dengan mengambil pegawai Badan Ketahanan Pangan

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN BUDAYA KERJA APARATUR SIPIL NEGARA LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey Survey kepuasan dosen dan tenaga kependidikan di Unswagati rutin dilakukan pada setiap tahun, hal ini sesuai dengan prosedur mutu yang telah ditetapkan yaitu

Lebih terperinci

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PEDOMAN PENATAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PEDOMAN PENATAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PEDOMAN PENATAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 37 TAHUN 2011 TANGGAL : 28 SEPTEMBER 2011 BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.330, 2014 BASARNAS. Standar Kompetensi. Jabatan. Penyususn. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. (Presentasi Materi Subtansi Instansi) Jakarta, 18 Juli 2017

REFORMASI BIROKRASI. (Presentasi Materi Subtansi Instansi) Jakarta, 18 Juli 2017 REFORMASI BIROKRASI (Presentasi Materi Subtansi Instansi) Jakarta, 18 Juli 2017 Kegiatan Belajar 1 Reformasi Birokrasi Pengertian Reformasi Birokrasi Salah satu cara untuk membangun kepercayaan masyarakat.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vii ix xi xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mengatasi masalah dan menghadapi tantangan lingkungan dimana. pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat.

III. METODE PENELITIAN. untuk mengatasi masalah dan menghadapi tantangan lingkungan dimana. pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat. III. METODE PENELITIAN Metode Penelitian memberikan pengetahuan dan keterampilan yang digunakan untuk mengatasi masalah dan menghadapi tantangan lingkungan dimana pengambilan keputusan harus dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian Deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif, merupakan model keputusan

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN. Oleh : Dr. Bambang Widjarnoko. SE.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN. Oleh : Dr. Bambang Widjarnoko. SE. PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN Oleh : Dr. Bambang Widjarnoko. SE.,MM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... i ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif yakni suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI III.1. Identifikasi Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD Aspek Kajian Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Biro Organisasi terdapat beberapa

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 46 TAHUN 2008

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 46 TAHUN 2008 BUPATI GROBOGAN PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu: A. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Rumus deskriptif persentase digunakan untuk menampilkan datadata kualitatif (angka) ke dalam kalimat. Dalam angket penelitian, untuk menggambarkan implementasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

Lebih terperinci

INFO TEKNIK Volume 5 No. 2, Desember 2004 (89-95)

INFO TEKNIK Volume 5 No. 2, Desember 2004 (89-95) INFO TEKNIK Volume 5 No. 2, Desember 2004 (89-95) Penilaian Variabel Kepuasan Karyawan Menggunakan Metode Analisis Kepentingan dan Analisis Kuadran (Studi Kasus Karyawan PDAM Kota Kandangan) Syaiful Bahri

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI. hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: KETEKUNAN KEMAMPUAN

BAB III. METODOLOGI. hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: KETEKUNAN KEMAMPUAN BAB III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Sebagai penuntun dalam alur berfikir dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: BUDAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Latar belakang permasalahan menguraikan alasan mengapa suatu penelitian layak untuk dilakukan. Bagian ini menjelaskan tentang permasalahan dari sisi teoritis

Lebih terperinci

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANAHAN KABUPATEN ACEH UTARA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan dimulai

BAB III METODE PENELITIAN. Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan dimulai 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat penelitian BAB III METODE PENELITIAN Tempat penelitian ini adalah pada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 3 AA-BB Medan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, dengan adanya perubahan yang begitu cepat, suatu organisasi atau lembaga institusi dituntut untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian

Lebih terperinci

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 36 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya krisis multidimensi tahun 1998 atau lebih dari 10 tahun terakhir telah berhasil meletakkan reformasi sebagai landasan politik bagi kehidupan demokrasi di

Lebih terperinci

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI Oleh Opong Sumiati Dasar Hukum Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 55 TAHUN 2008

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 55 TAHUN 2008 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD Identifikasi permasalahan dilakukan untuk melihat kompleksitas permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap kinerja aparatur pemerintah Kabupaten Pesawaran sebagai sampel Dinas

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap kinerja aparatur pemerintah Kabupaten Pesawaran sebagai sampel Dinas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi objek penelitian adalah pengawasan fungsional terhadap kinerja aparatur pemerintah Kabupaten Pesawaran sebagai sampel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di segala bidang, baik bidang ekonomi maupun sosial budaya. diarahkan untuk dapat menciptakan kualitas manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di segala bidang, baik bidang ekonomi maupun sosial budaya. diarahkan untuk dapat menciptakan kualitas manusia. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu konsekuensi dari Negara berkembang adalah melaksanakan pembangunan di segala bidang, baik bidang ekonomi maupun sosial budaya. Sebagaimana yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.144, 2014 BASARNAS. Analisis Jabatan. Informasi Jabatan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 02 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN ANALISIS JABATAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 1, 2017: 5626-5639 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright2017 HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN

Lebih terperinci

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DAYAH KABUPATEN ACEH UTARA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 10 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR KOMPETENSI JABATAN DI LINGKUNGAN KANTOR PUSAT BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 10 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR KOMPETENSI JABATAN DI LINGKUNGAN KANTOR PUSAT BADAN SAR NASIONAL KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 10 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR KOMPETENSI JABATAN DI LINGKUNGAN KANTOR PUSAT BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) PEMBEKALAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) WISNU SARDJONO SOENARSO KEPALA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe explanatory

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe explanatory III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe explanatory research. Singarimbun dan Effendi (2006:4) menjelaskan explanatory research yaitu penelitian

Lebih terperinci

4. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi ; 5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

4. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi ; 5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA CIREBON NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KOTA CIREBON TAHUN 2016-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu mengenai lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III METODLOGI PENELITIAN. berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Jenis penelitian yang

BAB III METODLOGI PENELITIAN. berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Jenis penelitian yang BAB III METODLOGI PENELITIAN 3.1 Metodelogi Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah metodologi deskriptif (descriptive reaserch), yaitu merupakan penelitian terhadap masalahmasalah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14A/KEPMEN-KP/2014 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14A/KEPMEN-KP/2014 TENTANG KEPUTUSAN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, a. bahwa dalam rangka memberikan keseragaman dalam penentuan kelas jabatan di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, perlu ditetapkan kelas

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU. Nomor 6 Tahun 2005 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU. Nomor 6 Tahun 2005 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU Nomor 6 Tahun 2005 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN ACEH UTARA

Lebih terperinci

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Banyaknya perusahaan jasa pengiriman, menyebabkan persaingan diantara perusahaan tersebut semakin meningkat. Hal ini didasari semakin dibutuhkan jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap organisasi, baik organisasi publik maupun organisasi swasta.

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap organisasi, baik organisasi publik maupun organisasi swasta. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan salah satu sumber daya manusia yang penting bagi setiap organisasi, baik organisasi publik maupun organisasi swasta. Bagaimanapun majunya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi data

III. METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi data III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis mempergunakan metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Muhammad Ali (1985:120), adalah: Metode yang digunakan untuk memecahkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

2 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.753, 2015 KEMEN-ESDM. Reformasi Birokrasi. Unit Pengelola. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG UNIT PENGELOLA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010-2015 Place Photo Here, Otherwise Delete Box Rencana Strategis (RENSTRA) KATA PENGANTAR Dalam rangka

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG INFORMASI JABATAN

WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG INFORMASI JABATAN WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG INFORMASI JABATAN DINAS PENGELOLAAN PASAR KOTA BANJARMASIN WALIKOTA BANJARMASIN. ~ Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SYARI AT ISLAM KABUPATEN ACEH UTARA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode survey. Metode survey yaitu cara mengambil sampel dari

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode survey. Metode survey yaitu cara mengambil sampel dari BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini ialah dalam kategori penelitian lapangan yang menggunakan metode survey. Metode survey yaitu cara mengambil sampel dari satu populasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PENGARUH PEMAHAMAN TENTANG PROSES PEMBELAJARAN DAN MODEL PENILAIAN TERHADAP KESIAPAN DALAM MENERIMA KURIKULUM 2013 PADA GURU DI SMA NEGERI 1 POLANHARJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain survei deskriptif

Lebih terperinci

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MALANG

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MALANG SOP 2013 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MALANG Gedung Perkantoran Terpadu (Block Office) Jl. Mayjen Sungkono Malang KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut dapat. dicapai dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki baik

BAB I PENDAHULUAN. bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut dapat. dicapai dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki baik BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan sekumpulan manusia yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan memanfaatkan sumber daya yang

Lebih terperinci

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN, OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN ACEH UTARA

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Keberadaan BKN secara yuridis formal termuat di dalam Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN ACEH UTARA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16). 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PENANAMAN MODAL KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

menjalankan proses audit yaitu yang melakukan pengujian terhadap yang telah disusun, dari keseluruhan anggota populasi tersebut dipersempit

menjalankan proses audit yaitu yang melakukan pengujian terhadap yang telah disusun, dari keseluruhan anggota populasi tersebut dipersempit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah akuntan publik yang menjalankan proses audit yaitu yang melakukan pengujian terhadap laporan keuangan. Alasan pemilihan

Lebih terperinci

LAKIP KECAMATAN MAPPEDECENG 2016

LAKIP KECAMATAN MAPPEDECENG 2016 . LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat dan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks berimplikasi kepada tuntutan masyarakat yang ingin terlayani

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

MASA DEPAN DIKLATPIM TINGKAT III DAN IV PASCA DISAHKANNYA UU APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

MASA DEPAN DIKLATPIM TINGKAT III DAN IV PASCA DISAHKANNYA UU APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) MASA DEPAN DIKLATPIM TINGKAT III DAN IV PASCA DISAHKANNYA UU APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) Oleh: Suradi Widyaiswara Madya Balai DiklatPim Magelang Abstrak: Undang-undang ASN mendorong dan memotivasi setiap

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian explanatory untuk memahami pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, melalui penelitian survey untuk mendapat generalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini tergolong dalam dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah pelanggan yang mengkonsumsi Luwak White Koffie dari kalangan masyarakat luas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 21 Bandung bertempat di Jl. Rancasawo Ciwastra Bandung 40286

Lebih terperinci