BASELINE PASAR SEJAHTERA PASAR KARANGWARU YOGYAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BASELINE PASAR SEJAHTERA PASAR KARANGWARU YOGYAKARTA"

Transkripsi

1 BASELINE PASAR SEJAHTERA PASAR KARANGWARU YOGYAKARTA Prof. Akhmad Fauzy, Ph.D

2 KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan perkenan-nya buku seri pengabdian masyarakat Baseline Pasar Sejahtera di Pasar Karangwaru Daerah Istimewa Yogyakarta dapat diselesaikan. Tujuan dari pembuatan buku ini adalah sebagai acuan dasar untuk pengukuran perubahan perbaikan infrastruktur, sarana dan prasarana pasar. Selain itu pembuatan buku ini bertujuan untuk mengetahui perilaku, pengetahuan, sikap warga pasar, baik pedagang maupun pengelola mengenai masalah buang sampah pada tempatnya dan cuci tangan pakai sabun serta memperoleh informasi terkait faktor-faktor potensial mendukung upaya perubahan perilaku warga pasar menjadi berperilaku sehat Dalam buku ini juga terdapat informasi terkait pengetahuan pedagang tentang akses permodalan dan perbankkan. Pelaksanaan dari Baseline Pasar Sejahtera di Pasar Karangwaru diuraikan secara jelas pada buku ini, diantaranya tujuan yang hendak dicapai, sasaran pelaksanaan kegiatan, waktu dan tempat pelaksanaan serta output dari pelaksanaan kegiatan. Buku ini semoga dapat menjadi bahan evaluasi pihak terkait untuk menciptakan Pasar Karangwaru sebagai Pasar Rakyat yang mampu bersaing dengan pasar-pasar lainnya serta dan menjadi tolok ukur dalam pelaksanaan Baseline selanjutnya. Terima kasih kepada pihak Yayasan Danamon Peduli yang telah membiayai terbitnya seri buku pengabdian masyarakat ini. Desember, 2015 Prof. Akhmad Fauzy, Ph.D ii

3 iii

4 KATA PENGANTAR LEMBAR PENGESAHAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI i ii iii BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Nama Kegiatan Peserta Kegiatan Rumusan Masalah Tujuan... 4 BAB 2 LANDASAN PENGABDIAN Pengertian Pasar Jenis-Jenis Pasar Pasar Sehat Pasar Rakyat Pasar Sejahtera BAB 3 METODE PENGABDIAN Sampel Hasil yang diharapkan Waktu Indikator Keberhasilan Biaya Pelaksanaan BAB 4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENGABDIAN 4.1 Lokasi Survei Peran Pemerintah Kota Yogyakarta Gambaran Pasar Karangwaru Sebelum dan selama Proses Revitalisasi 4.4 Pengelola dan Paguyuban BAB 5 ANALISIS DAN KONDISI LAPANGAN Analisis Kondisi Pasar Karangwaru Lama dan Rencana Pembangunan Pasar Karangwaru Baru 5.2 Analisis Kondisi Pasar Karangwaru Sementara BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA iv

5 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya, pasar basah yang sering disebut sebagai pasar rakyat (tradisional) dipandang sebagai daerah yang kotor, sumber kemacetan lalu lintas dan tempat berasalnya para pelaku kriminal. Pasar rakyat (tradisional) ternyata mempunyai kapasitas yang kuat untuk bertahan pada situasi ekonomi makro yang tidak menentu, dan tidak terpuruk seperti aktivitas ekonomi formal atau aktivitas ekonomi yang berskala besar. Pasar telah berfungsi sebagai jaring penyelamat dan penyedia lapangan kerja bagi sebagian masyarakat. Pada sisi yang lain pasar menyediakan kebutuhan hidup sehari-hari dalam jumlah, jenis dan harga yang beragam sehingga sesuai dengan kondisi keuangan yang tidak menentu dari masyarakat pada saat krisis. Beberapa pasar menyediakan komoditas dan layanan yang menjadi bagian identitas kota atau wilayahnya. Dari sudut kepentingan Pemerintah Daerah (PEMDA), pasar memberikan pemasukan yang terus-menerus dan langsung kepada kas PEMDA. Kementerian Perindustrian dan Perdagangan mencatat bahwa pada tahun 2007 terdapat pasar rakyat (tradisional) dengan 12,6 juta pedagang, akan tetapi keberadaannya kian menurun seiring dengan pesatnya perkembangan pasar modern khususnya di perkotaan, dan dinamika perubahan tuntutan konsumen maupun faktor ekonomi makro lainnya. Berdasarkan Survei AC Nielsen pertumbuhan pasar Modern (termasuk Hypermarket) sebesar 31,4%, sementara pertumbuhan pasar rakyat (tradisional) - 8,1% (SWA, Edisi Desember 2004). Perkembangan peritel modern sudah masuk hingga wilayah pinggir kota semenjak dikeluarkannya kebijakan deregulasi perdagangan pada tahun Jika tidak ada kebijakan dan upaya-upaya sistematis yang memahami karakteristik dan berpihak kepada keberadaan pasar rakyat (tradisional) dan pedagangnya, maka kehidupan sekitar 12,6 juta pedagang 1

6 pasar rakyat (tradisional) beserta keluarga, pegawai dan pemasok komoditasnya akan terancam kelangsungan hidupannya. Dalam skala kota, pudarnya pamor dan karakter kota yang melekat pada pasar rakyat (tradisional) akan berdampak pada menurunnya keunggulan kota-kota di Indonesia. Data dari Pemerintah dan lembaga terpercaya dalam periode empat tahun terakhir ( ) menunjukkan pertumbuhan negatif pasar rakyat (tradisional) di Indonesia. Hal ini disebabkan menjamurnya pasar retail dan modern, khususnya di daerah perkotaan. Situasi ini antara lain disebabkan oleh permasalahan kondisi kesehatan dan sanitasi serta ketidaknyamanan dari pasar rakyat (tradisional) yang berkepanjangan, sehingga pilihan konsumen beralih ke pasar retail dan modern. Namun fakta lain juga menunjukkan bahwa sekitar 60% masyarakat Indonesia masih sangat bergantung pada pasar tradisional dalam pemenuhan kebutuhan sehari-harinya. Melihat kenyataan ini, kondisi tidak higienis dan tidak memadai dari pasar rakyat (tradisional) dapat menimbulkan per-masalahan yang cukup serius dari segi kesehatan masyarakat. Temuan dari beberapa studi tentang pasar rakyat (tradisional) memperlihatkan terjadinya penurunan pendapatan pedagang pasar karena konsumen lebih memilih berbelanja kebutuhan mereka di pasar ritel atau modern. Bagi 12,5 juta pedagang yang sumber penghidupannya bergantung pada pasar rakyat (tradisional), kurangnya perhatian khusus terhadap kondisi ini dapat mengancam kehidupan mereka. Walaupun pemerintah Pusat dan Daerah telah mengambil langkah penting dalam merevitalisasi pasar rakyat (tradisional), kerjasama serta dukungan dari seluruh lapisan masyarakat untuk menghadapi tantangan yang besar sangat dibutuhkan. Berdasarkan pemahaman mengenai permasalahan ini, beberapa langkah diambil dalam mendukung revitalisasi pasar rakyat (tradisional). Demikian juga dengan langkah yang diambil oleh Yayasan Danamon Peduli dengan program Pasar Sejahteranya yang bertujuan untuk percepatan revitalisasi pasar 2

7 tradisional yang berfokus kepada aspek manejemen kesehatan lingkungan melalui perbaikan sarana dan prasarana serta penyedian fasilitas, infrastruktur, serta pelatihan bagi masyarakat pasar berkerjasama dengan pemerintah daerah dan pihak lain yang terkait. Beberapa pasar takyat (tradisional) di Indonesia yang dijadikan percontohan adalah Pasar Ibuh di Payakumbuh, Pasar Grogolan di Pekalongan, Pasar Bunder di Sragen, Pasar Baru di kota Purbolinggo dan Pasar Semampir di kabupaten Probolinggo. Selain itu Yayasan Danamon Peduli juga telah melaksanakan seminar nasional yang bertema Standard Nasional Pasar Rakyat (Tradisional) Sebagai Sarana Menciptakan Pasar yang kompetitif yang bertujuan untuk memperkuat posisi pasar rakyat (Tradisional) sebagai salah satu instrument ekonomi kerakyatan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan menciptakan pasar rakyat (Tradisional) yang Sejahtera (Sehat Hijau Bersih dan Terawat) sehingga mampu menyediakan produk yang berkualitas serta memenuhi standar pelayanan yang baik bagi konsumen. 1.2 Nama Kegiatan Yogyakarta Baseline Program Pasar Sejahtera Pasar Karangwaru Kota 1.3 Peserta Kegiatan Dalam survei ini yang akan dilibatkan untuk sumber informasi survei antara lain: a. Seluruh pedagang Pasar Karangwaru b. Pengelola pasar/dinas Pengelola Pasar di lokasi Pasar Sejahtera (random/tanpa kriteria). c. Bank Danamon setempat, khusus sampel ini untuk mendapatkan data mengenai nasabah bank dari komunitas pedagang pasar. Daftar 3

8 pedagang dan pengelola tersebut diperoleh dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) pasar masing-masing. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada survei ini adalah: a. Apakah fungsi digunakannya pengukuran baseline terhadap perubahan perbaikan infrastruktur, sarana dan prasarana Pasar Karangwaru Yogyakarta. b. Apakah fungsi baseline terhadap perilaku, pengetahuan, sikap warga pasar, baik pedagang maupun pengelola mengenai masalah buang sampah pada tempatnya dan cuci tangan pakai sabun khususnya dan terhadap masalah kebersihan pasar secara umum. c. Apakah fungsi baseline terhadap kendala untuk berperilaku hidup sehat warga pasar, khususnya terkait buang sampah dan cuci tangan dalam lingkungan pasar. d. Bagaimana faktor-faktor potensial mendukung upaya perubahan perilaku warga pasar menjadi berperilaku sehat e. Apakah fungsi baseline terhadap acuan dasar untuk pengukuran perubahan perilaku warga pasar untuk buang sampah pada tempatnya dan cuci tangan pakai sabun. f. Bagaimana pengetahuan pedagang terkait peminjaman modal dan sistem pebankkan. g. Bagaimana kriteria pedagang yang dapat di jadikan sebagai kader yang baik untuk Pasar Karangwaru. 1.5 Tujuan Tujuan dilakukannya baseline adalah untuk: a. Sebagai acuan dasar untuk pengukuran perubahan perbaikan infrastruktur, sarana dan prasarana pasar. 4

9 b. Mengetahui perilaku, pengetahuan, sikap warga pasar, baik pedagang maupun pengelola mengenai masalah buang sampah pada tempatnya dan cuci tangan pakai sabun khususnya dan terhadap masalah kebersihan pasar secara umum. c. Mengetahui kendala untuk berperilaku hidup sehat warga pasar, khususnya terkait buang sampah dan cuci tangan, dalam lingkungan pasar. d. Mengetahui faktor-faktor potensial mendukung upaya perubahan perilaku warga pasar menjadi berperilaku sehat e. Sebagai acuan dasar untuk pengukuran perubahan perilaku warga pasar untuk buang sampah pada tempatnya dan cuci tangan pakai sabun. f. Mendapatkan informasi terkait sistem permodalan pedagang dan pengetahuan pedagang berkaitan dengan sistem perbankan. g. Mengetahui kriteria pedagang yang dapat dijadikan sebagai kader di Pasar Karangwaru. 5

10 6

11 2. LANDASAN PENGABDIAN 2.1 Pengertian Pasar Pengertian pasar secara umum adalah keseluruhan permintaan dan penawaran barang, jasa atau faktor produksi tertentu. Biasanya pasar dibedakan pengertian pasar dalam arti sempit dan pengertian pasar dalam arti luas. Pengertian pasar dalam arti sempit adalah tempat dimana pada umumnya barang atau jasa diperjualbelikan. Sedangkan pengertian pasar dalam arti luas pasar adalah proses dimana pembeli dan penjual saling berinteraksi untuk menentukan dan menetapkan harga jual. Pengertian lain tentang pasar adalah tempat dimana pembeli dan penjual bertemu dan berfungsi, barang atau jasa tersedia untuk dijual dan terjadi perpindahan hak milik. Sementara itu ada yang mendefinisikan pasar adalah jumlah seluruh permintaan barang atau jasa oleh pembeli. Definisi yang lain tentang pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan kemauan untuk membelanjakannya. Definisi yang terakhir tentang pasar adalah sarana bertemunya penjual dan pembeli baik langsung maupun tidak langsung untuk melakukan transaksi jual beli. Keberadaan pasar sangat penting dalam roda perekonomian suatu wilayah. Fungsi utama keberadaan pasar antara lain (Usman, 2004): a. Fungsi Pembentukan Harga Fungsi pembentukan harga mengandung arti bahwa pasar merupakan tempat dalam menentukan harga (nilai) suatu barang karna pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli yang saling berinteraksi atau saling tawar menawar sehingga memunculkan suatu kesepatakan suatu harga (nilai) barang tersebut. 7

12 b. Fungsi Distribusi Fungsi distribusi mengandung arti bahwa pasar memudahkan produsen dalam mendistribusikan suatu barang kepada konsumen atau pembeli secara langsung c. Fungsi Promosi Fungsi promosi mengandung arti bahwa pasar merupakan tempat yang paling cocok bagi produsen dalam memperkenalkan atau mempromosikan barangnya kepada konsumen 2.2 Jenis-Jenis Pasar Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 8152:201X jenisjenis pasar diklasifikasikan sebagai berikut: Klasifikasi pasar rakyat terbagi menjadi 4 (empat) tipe: 1. Tipe I Pasar rakyat dengan jumlah pedagang lebih dari 750 orang. 2. Tipe II Pasar rakyat jumlah pedagang antara 501 sampai 750 orang. 3. Tipe III Pasar rakyat dengan jumlah pedagang antara 250 sampai 500 orang. 4. Tipe IV Pasar rakyat dengan jumlah pedagang kurang dari 250 orang. 2.3 Pasar Sehat Pengertian pasar sehat menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.: 519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat adalah kondisi pasar yang bersih, nyaman, aman dan sehat melalui kerjasama seluruh stakeholder terkait dalam menyediakan pangan yang aman dan bergizi bagi masyarakat. Stakeholder adalah unit terkait di pasar antara lain pemerintah pusat, pemerintah 8

13 setempat, pengelola pasar, pemasok, penjual, pekerja pasar lainnya, dan juga konsumen. Infrastruktur pasar adalah sarana dan prasarana di pasar antara lain bangunan, kios-kios, perlengkapan transportasi pangan dan bahan pangan, perlengkapan kebersihan pasar, perlengkapan pendukung lainnya. Pengelola pasar adalah organisasi atau pihak pengelola pasar yang bertanggung jawab terhadap operasional harian pasar, keamanan, kebersihan pasar, dan lain-lain. Pengelola pasar ini bisa merupakan pihak pemerintah setempat atau organisasi swadaya masyarakat. Pasar sehat merupakan tempat dimana semua pihak-pihak terkait bekerjasama untuk menyediakan pangan yang aman, bergizi dan lingkungan yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sebagian besar masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangan/bahan pangan masih memanfaatkan pasar tardisional, maka penyelenggaraan pasar sehat lebih difokuskan pada pasar tradisional. Untuk dapat terselenggara secara berkesinambungan perlu dibentuk Tim Pembina Pasar Sehat baik di Propinsi maupun di Kabupaten/Kota. Dalam rangka efisiensi, Tim pembina pasar sehat propinsi dan tim pembina pasar sehat kabupaten/kota diintegrasikan ke dalam tim Pembina provinsi atau tim pembina kabupaten/kota sehat yang sudah ada. Secara detail tentang pasar sehat dapat dilihat dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.: 519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat. 2.4 Pasar Rakyat Berdasarkan Undang Undang No.7 tahun 2014 (lampiran 3) tentang Perdagangan, istilah pasar tradisional berubah menjadi pasar rakyat. Pasar Rakyat merupakan suatu lembaga ekonomi yang mempunyai fungsi strategis, di antaranya (1) simpul kekuatan ekonomi lokal; (2) memberikan kontribusi terhadap perekonomian daerah; (3) meningkatkan kesempatan kerja; (4) menyediakan sarana berjualan, terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah; (5) menjadi referensi harga bahan pokok yang mendasari penghitungan tingkat inflasi dan indikator kestabilan harga; (6) meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD); (7) sebagai salah satu 9

14 sarana keberlanjutan budaya setempat; serta (8) merupakan hulu sekaligus muara dari perekonomian informal yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. 2.5 Pasar Sejahtera Pasar sejahtera adalah pasar yang memenuhi kondisi pasar yang bersih, nyaman, aman dan sehat melalui kerjasama seluruh stakeholder terkait dalam menyediakan pangan yang aman dan bergizi bagi masyarakat. Dalam perkembangan nya pasar sejahtera mengacu pada persyaratan sesuai dengan SNI 8152:2015 yaitu antara lain: 1. Persyaratan Umum 2. Persyaratan Teknis 3. Persyaratan Pengelola Secara detail tentang persyaratan acuan untuk mencapai pasar sejahtera dapat dilihat dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 8152:201X tentang Pasar Rakyat. 10

15 3. METODE PENGABDIAN 3.1 Sampel Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan menentukan sumber data dari UPTD. Untuk pedagang, sampel yang diambil adalah data yang mewakili seluruh wilayah/blok yang ada di pasar tersebut. Untuk pengelola, sampel yang diambil merupakan perpaduan antara pengelola yang berinteraksi langsung dengan komunitas dan atau lingkungan pasar dan yang tidak berinteraksi langsung. Besar sampel pedagang dalam survei ini adalah 100% dari jumlah seluruh pedagang di Pasar Karangwaru. Saat baseline ini dijalankan total pedagang yang ada di Pasar Karangwaru berjumlah 76 pedagang. Untuk pengelola, jumlah responden akan tergantung dengan jumlah pengelola dari masing-masing kategori yang berinteraksi langsung dan tidak langsung dengan komunitas pasar, minimum 2 (dua) orang. Konsep, variable, indikator dan metode dapat dilihat dalam table 3.1 di bawah ini. Tabel 3.1: Konsep, Variabel, Indikator dan Metode Konsep Variabel Indikator Metode Perilaku hidup sehat Buang Sampah pada tempatnya Cuci Tangan Permodalan Pengetahuan dan akses permodalan - Perilaku - Frekuensi - Sarana dan prasarana - Perilaku - Frekuensi - Sarana dan prasarana - Frekuensi - Jenis instansi pemberi modal Wawancara menggunakan kuesioner terstruktur, Observasi lapangan Wawancara menggunakan kuesioner terstruktur, Observasi lapangan Wawancara menggunakan kuesioner terstruktur, Observasi lapangan 11

16 Keamanan Keamanan dan ketertiban - Frekuensi - Kinerja petugas keamanan - Kondisi keamanan Wawancara menggunakan kuesioner terstruktur, Observasi lapangan Data dikumpulkan oleh tim survei dengan cara mewawancarai responden menggunakan kuesioner terstruktur. Selain fokus pada (i) buang sampah pada tempatnya dan (ii) cuci tangan pakai sabun, hal yang ingin digali dari responden adalah (iii) pengetahuan dan pemahaman mengenai Komunkasi, Edukasi dan Informasi (KI) (iv) Penilaian terhadap keamanan dan ketertiban di pasar dan (v) pengetahuan dan akses permodalan. Selain itu, enumerator juga akan melakukan observasi/pengamatan di lapangan atas perilaku keseharian komunitas pasar terkait kedua perilaku sasaran dan kebersihan umumnya. Pengamatan juga diharapkan dapat menangkap hal-hal signifikan yang terjadi dalam pasar yang bisa mempengaruhi secara positif ataupun negatif upaya perubahan perilaku dalam pasar. Beberapa penjelasan metode survei dapat dilihat di bawah ini. 1. Kuesioner Baseline survei ini menggunakan kuesioner dengan lima kelompok daftar pertanyaan, yaitu: a. Perilaku membuang sampah b. Perilaku mencuci tangan c. Sarana Komunikasi Informasi Edukasi d. Keamanan dan ketertiban e. Pengetahuan dan akses permodalan. Daftar pertanyaan ini terdiri dari: a. Pertanyaan terbuka (responden diberi kebebasan untuk menjawab tanpa ada batasan-batasan) b. Pertanyaan tertutup (responden menjawab berdasarkan pilihan-pilihan yang telah ditentukan) 12

17 c. Pertanyaan campuran (kombinasi pertanyaan terbuka dan tertutup). 2. Pelaksana survei dan Enumerator/Pewawancara Penetapan lembaga/tim pelaksana baseline survey akan ditetapkan bersama-sama Danamon Peduli, Dinas Kesehatan, dan Dinas Penanggung Jawab Program Pasar Sejahtera di masing-masing lokasi. Tim dapat merupakan pihak ketiga yang memiliki kompetensi, atau unsur dari Dinas Kesehatan setempat, atau. gabungan, atau pengaturan lain yang akan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lapangan. Tim enumerator akan mendapatkan pengarahan dari Dinas Kesehatan dan Danamon Peduli serta pihak pelaksana dua hari sebelum pelaksanan survei dilakukan. 3. Pengarahan Enumerator/Pewawancara Jumlah enumerator untuk survei ini maksimum sebanyak ±10% dari besarnya sampel. Perhitungan ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap enumerator dapat mencakup minimal 10 responden/hari, dan akan bekerja kurang lebih tiga hari/enumerator. 4. Teknik Pengolahan dan Analisa Data Data lapangan yang ada dalam kuesioner perlu diedit, tujuan dilakukannya editing adalah untuk: a. Melihat lengkap tidaknya pengisian kuesioner, b. Melihat logis tidaknya jawaban, c. Melihat konsistensi antar pertanyaan. 13

18 Pengolahan data: a. Entry data, atau memasukan data dalam proses tabulasi b. Melakukan editing ulang terhadap data yang telah ditabulasi untuk mencegah terjadinya kekeliruan memasukan data, atau kesalahan penempatan dalam kolom maupun baris tabel. Proses selanjutnya adalah analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan dari lapangan. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh melalui hasil kuesioner dan bantuan wawancara. 3.2 Hasil yang diharapkan Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah data Baseline survey Program Pasar Sejahtera di Pasar Karangwaru Kota Yogyakarta 3.3 Waktu Pendataan dan laporan hasil dilakukan pada bulan November Desember Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan pendataan Baseline survey Program Pasar Sejahtera di Pasar Karangwaru Kota Yogyakarta sesuai dengan format dan seluruh data valid (dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya). 14

19 3.5 Biaya Pelaksanaan Pelaksanaan survei sebagaimana diuraikan di atas, biaya operasional yang ditawarkan adalah sebagaimana terinci dalam tabel di bawah ini. No Aktivitas Satuan Harga/ Satuan (Rp) Frekuensi Total Man Hour Biaya (Rp) 1 Persiapan 1.1. Desain Instrumen Penelitian jam Pengujian & Analisis Instrumen jam Penggandaan Kuesioner Barang Habis Pakai Paket Pelaksanaan 2.1. Pembekalan Surveyor Paket Survei/Pengumpulan data Total Surveyor Entry Data Kues Analisis Paket Pelaporan 3.1. Penyusunan Laporan Presentasi Honorarium Tim Total

20 16

21 4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENGABDIAN 4.1 Lokasi Survei Survei dilakukan di Pasar Karangwaru Kota Yogyakarta. Pasar Karangwaru terletak di Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi pasar berbatasan dengan. Saat dilakukan baseline survey, pasar berada di bangunan sementara dikarenakan bagunan awal pasar sedang dalam proses revitalisasi. Pasar ini berbatasan langsung dengan parkiran dan puskesmas Karangwaru disebelah selatan, lapangan disebelah utara, masjid disebelah timur, dan bangunan pasar yang sedang direvitalisasi disebelah barat. 4.2 Peran Pemerintah Kota Yogyakarta Pelaksanaan aktivitas pasar rakyat ini tidak lepas dari peran pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pengelolaan Pasar (Dinlopas). Dalam hal perilaku hidup sehat, Dinlopas menyediakan bak sampah dan tenaga kebersihan. Pasar yang membutuhkan adanya bak sampah hanya tinggal mengambil dari dinas tersebut tanpa harus membayar, begitu pula dengan tenaga kebersihan yang sudah disiapkan. Peran Dinlopas juga ditunjukkan dengan adanya petugas sampah yang selalu datang ke pasar setiap hari pada pukul menggunakan truk khusus sampah. Selain halhal tersebut, Dinlopas juga memberikan revitalisasi terhadap pasar-pasar di Kota Yogyakarta yang memerlukan perbaikan seperti Pasar Karagwaru ini. Pasar rakyat di Kota Yogyakarta tidak terlepas dari unsur tradisional yang bisa dliihat dari peraturan yang ditetapkan. Peraturan tersebut adalah menggunakan pakaian batik lurik setiap hari kamis pahing. 17

22 4.3 Gambaran Pasar Karangwaru Sebelum dan Selama Proses Revitalisasi Pasar Karangwaru sebelum direvitalisasi terdiri dari satu lantai, selain itu pasar juga tidak terlalu luas untuk menampung seluruh pedagang maupun pembeli yang datang. Lahan parkir yang ada juga tidak mampu menampung kendaraan pedagang dan pembeli. Fasilitas yang tersedia di pasar sebelum direvitalisasi hanya mempunyai satu toilet dan tersedia alat pemadam kebakaran (fire extinguisher). Hal tersebut menjadi salah satu alasan pemerintah Kota Yogyakarta untuk melakukan revitalisasi Pasar Karangwaru. Rencana awal revitalisasi pasar dilakukan untuk penambahan kapasitas lahan parkir dibagian basement, akan tetapi menurut pemerintah kota Yogyakarta pembangunan basement membutuhkan waktu lama dan biaya cukup besar. Sehingga rencana awal tersebut dirubah menjadi revitalisasi dilakukan untuk membut pasar mejadi dua lantai, lantai satu tetap dimanfaatkan sebagai aktivitas perdagangan pasar tradisional dan lantai dua digunakan untuk perkantoran lurah pasar sekaligus los kuliner diwaktu sore hari. Proses revitalisasi pasar ini dimulai dari bulan Juni 2015 dan ditargetkan selesai pada bulan Januari Kondisi revitalisasi saat ini sudah sampai tahap finishing dan ditargetkan mulai beroperasi pada akhir Januari Fasilitas pada pasar baru lebih lengkap dari pasar sebelumya. Fasilitas terdiri dari tiga toilet, mushola, lahan parkir, tempat sampah, alat angkut sampah, pengeras suara, dan food court. 4.4 Pengelola dan Paguyuban Pasar Pasar Karangwaru memunyai pengelola yaitu lurah Desa Karangwaru. Dalam melaksanakan tugasnya pengelola tersebut dibantu oleh petugas retribusi, petugas keamanan, dan petugas kebersihan. Pengelola Pasar Karangwaru berbeda dengan pengurus paguyuban. Kondisi paguyuban saat ini masih belum jelas susunan kepengurusannya. Paguyuban Pasar Karangwaru dipimpin satu orang pedagang yang 18

23 bertugas sebagai ketua sekaligus sekretaris. Paguyuban tersebut beranggotakan seluruh pedagang yang berjualan di Pasar Karangwaru. Pasar Karangwaru beroperasi setiap hari mulai dari pukul

24 20

25 5. ANALISIS DAN KONDISI LAPANGAN 5.1 Analisis Kondisi Pasar Lama dan Rencana Pembangunan Pasar Baru Pasar Karangwaru merupakan salah satu pasar tradisional yang pada saat ini sedang dalam masa revitalisasi dan diperkirakan akan selesai dibangun dan siap ditempati pada bulan januari Pasar Karangwaru merupakan pasar yang memiliki lokasi tetap dan terdiri dari sejumlah toko, kios, los dan bentuk lainnya dengan pengelolaan tertentu yang menjadi tempat jual beli hal ini menunjukkan bahwa Pasar Karangwaru merupakan pasar rakyat. Kedudukannya sebagai pasar rakyat mengharuskan untuk memenuhi standar yang telah disusun agar dapat meningkatkan perlindungan terhadap konsumen. Berdasarkan jumlah pedagangnya yaitu sebanyak 76 pedagang maka Pasar Karangwaru termasuk pada pasar rakyat kriteria IV. Berikut ini adalah gambaran pembangunan pasar baru karangwaru dinilai berdasarkan acuan Standar Nasional Indonesia (SNI) 8152:201X, Pasar rakyat yang didalamnya juga berkaitan dengan pasar sehat Persyaratan Umum Lokasi Pasar Karangwaru yang baru terletak di Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo, Daerah Istimewa Yogyakarta. 21

26 Gambar 5.1: Peta lokasi. (Sumber: Google Map) Dari hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa lokasi Pasar Karangwaru yang baru sangat strategis dan aman dari ancaman bencana seperti banjir, tanah longsor, dan aliran lahar serta tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah atau bekas lokasi pertambangan. Dari segi akses jalan menuju Pasar Karangwaru yang baru dapat di tempuh dari segala arah dan kondisi jalan juga cukup lebar. Lokasi Pasar Karangwaru juga memiliki batas pasar dan lingkungan juga cukup jelas Kebersihan dan Kesehatan Berdasarkan informasi dari pedagang di Pasar Karangwaru yang lama tidak di temukan tikus dan kecoa yang berkeliaran, namun untuk lalat masih muncul di beberapa tempat jualan terutama pada tempat bahan pangan basah. Di Pasar Karangwaru yang lama telah tersedia tempat penyimpanan bahan pangan, seperti: ikan dan daging menggunakan rantai dingin (cold chain) atau bersuhu rendah (4-10ºC). Pada pedagang bahan pangan basah hanya terdapat beberapa pedagang yang menyajikan daging dengan cara digantung dan tidak semua dilengkapi dengan sabun dan air mengalir. Selain itu pedagang bahan pangan basah menggunakan alas pemotong (talenan) dan membedakan antara pisau bahan mentah dan matang serta pisau yang digunakan tidak berkarat. Untuk tempat penjualan 22

27 makanan siap saji kondisinya bermacam-macam ada yang menyajikan makanan secara tertutup ada juga yang dibiarkan terbuka. Gambar 5.2 : Fasilitas Air Mengalir Untuk Pedagang Basah Sedangkan untuk kondisi Pasar Karangwaru setelah revitalisasi telah dilengkapi air mengalir untuk pedagang bahan pangan basah, sehingga memudahkan pedagang dalam melakukan aktifitas pencucian bahan dan peralatan. Selain itu apabila pasar baru telah digunakan disarankan pedagang bahan pangan basah menyajikan daging dengan cara digantung dan pedagang bahan makanan siap saji disajikan secara tertutup agar terhindar dari beberapa binatang menular Keamanan dan Kenyamanan Dari hasil observasi penataan Pasar Karangwaru yang lama kurang nyaman baik bagi pedagang maupun pengunjung, serta bangunan yang ada tidak representatif sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dan membahayakan bagi pedagang maupun pengunjung. 23

28 Gambar 5.3 : Penataan Bahan dan Lokasi Sedangkan untuk penataan Pasar Karangwaru yang baru memudahkan pengunjung dapat bergerak dengan leluasa. Serta penataan lokasi bahan pangan dikelompokan secara terpisah sehingga memberikan kenyamanan bagi masing-masing pedagang dan memudahkan bagi pengunjung dalam aktifitas transaksi. Selain itu bangunan yang baru memberikan keamanan dan kenyamanan yang lebih baik bagi penjual dan pengunjung Persyaratan Teknis Ruang Dagang Berdasarkan dari hasil observasi di lapangan dan wawancara dengan pedagang, ruang dagang di Pasar Karangwaru yang lama telah memenuhi beberapa persyaratan pasar sehat di antaranya: beberapa kios yang tidak menutupi arah angin, posisi pelataran pada beberapa kios juga sudah pada wilayah yang ditentukan yakni tidak menggunakan badan jalan sehingga tidak menganggu aktivitas lalu lalang. 24

29 Gambar 5.4 : Kondisi Ruang Dagang Dari hasil wawancara di lapangan pada Pasar Karangwaru sementara dan Pasar Karangwaru yang baru, ruang dagang pada kedua pasar tersebut memiliki ruang dagang yang hampir sama dengan kondisi di Pasar Karangwaru yang lama hanya saja berdasarkan data yang didapatkan dari lapangan terdapat pedagang yang menggunakan sampai dua los untuk dagangannya. Hal tersebut akan berkelanjutan pada pasar yang sudah direvitalisasi Aksesibilitas dan zonasi Aksesibilitas Di tempat Pasar Karangwaru yang lama, hanya terdapat satu toilet sehingga menyulitkan bagi pedagang yang akan menggunakan toilet karena harus mengantri kondisi tersebut sangat tidak sesuai dengan yang di persyaratkan oleh SNI Pasar Rakyat. Untuk tempat khusus mencuci tangan di Pasar Karangwaru yang lama belum tersedia hal inilah merupakan salah satu kendala pedagang untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Area parkir dan bongkar muat di Pasar Karangwaru yang lama 25

30 masih belum tertata dan masih menggunakan sebagian badan jalan sehingga menyebabkan proses keluar masuk kendaraan terhambat. Gambar 5.6 : Fasilitas Pintu di Pasar Baru Pada Pasar Karangwaru yang baru, fasilitas pintu masuk sangat memadai karena terdapat banyak pintu sehingga memudahkan pengunjung untuk melakukan transaksi jual beli di Pasar Karangwaru dibandingkan dengan Pasar Karangwaru yang lama yang memiliki jumlah pintu lebih sedikit. Sedangkan untuk fasilitas kamar mandi/toilet jumlahnya masih mencukupi yaitu sebanyak 3 toilet. Untuk fasilitas musholla dan tempat berwudhu sudah terfasilitasi pada Pasar Karangwaru yang baru. Pada Pasar Karangwaru yang baru tidak memiliki aktivitas bongkar muat barang, sehingga apabila nanti ada aktivitas bongkar muat di daerah Pasar Karangwaru sebaiknya berada di lokasi yang tidak menimbulkan kemacetan. 26

31 Zonasi Gambar 5.7 : Pemisahan Tempat Jenis Dagangan Pada Pasar Karangwaru yang baru didapatkan informasi bahwa bahan yang dijual pedagang dikelompokkan secara terpisah untuk jenis daging, ikan, dan ayam dengan jenis dagangan yang lainnya. Jalur pada Pasar Karangwaru yang baru juga mudah diakses dan tidak menimbulkan penumpukan orang pada satu lokasi tertentu karena daerah konter pedagang yang sudah sesuai dengan wilayah yang ditentukan. Kemudian mengenai papan nama, belum tersedia papan nama di Pasar Karangwaru yang baru yang menunjukkan keterangan dari lokasi zonasi. Hal-hal tersebut hampir sama seperti dengan keadaan yang berlaku pada Pasar Penampungan Karangwaru dan Pasar Lama Karangwaru. Disarankan setelah revitalisasi Pasar Karangwaru dapat difasilitasi untuk papan nama yang menunjukkan keterangan dari lokasi zonasi Area Parkir Dari hasil pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa Area parkir yang akan digunakan nantinya masih menggunakan lahan yang berada di 27

32 sekitar pasar (sisi selatan) termasuk bahu jalan dan halaman kantor. Luas area parkir yang tersedia belum proposional dengan luas lahan pasar dan kondisinya kurang layak dikarenakan banyak fasilitas parkir yang tidak tersedia misalnya saja tidak ada tanda masuk dan keluar kendaraan secara jelas, yang berbeda antara jalur masuk dan keluar. Gambar 5.8:Area parkir Area parkir yang ada tidak terpisah berdasarkan jenis alat angkut, seperti: mobil, motor, sepeda, andong/delman dan becak Area Bongkar Muat Berdasarkan informasi yang diperoleh dan berdasarkan pengamatan baik di Pasar Karangwaru yang lama maupun yang baru tidak terdapat area khusus untuk bongkar muat, selama ini area bongkar muat menggunakan bahu jalan. Oleh karena itu disarankan untuk diadakan area bongkar muat di Pasar Karangwaru yang baru dan area tersebut sebaiknya terpisah dengan tempat parkir pengunjung. 28

33 Koridor/Gangway Koridor di Pasar Karangwaru yang lama kurang memberikan kemudahan untuk sirkulasi pedagang dan pengunjung, sedangkan untuk koridor di Pasar Karangwaru yang baru lebih luas dan telah memenuhi kriteria SNI yaitu minimal 1,2 m sehingga dapat meberikan kemudahan untuk sirkulasi pedagang dan pengunjung, termasuk penyandang cacat. Selain itu juga memudahkan dalam melakukan kegiatan transaksi dan keluar masuk barang. Berdasarkan kondisi di Pasar Karangwaru yang baru diharapkan para pedagang dan pengunjung untuk mempertahankan kondisi tersebut dengan mematuhi aturan yang ada, seperti tidak berjualan di area yang tidak tentukan sehingga dapat menghambat aktivitas pasar Pos Ukur Ulang dan Sidang Tera Berdasarkan informasi di Pasar Karangwaru yang lama belum tersedia fasilitas untuk melakukan pengukuran ulang bagi konsumen dan pedagang secara mandiri (pos ukur ulang), oleh karena itu disarankan untuk Pasar Karangwaru yang baru diadakan fasilitas pos ukur ulang dan disarankan tersedia ruangan permanen atau menggunakan fasilitas lainnya yang memiliki lantai datar dan terlindung dari hujan untuk menyelenggarakan kegiatan sidang tera Fasilitas Umum Kantor Pengelola Di Pasar Karangwaru yang lama telah disediakan kantor pengelola, akan tetapi pihak pengelola lebih sering berada di kantor pasar pingit karena pihak pengelola Pasar Karangwaru mengelola 2 pasar yaitu Pasar Karangwaru dan pasar Pingit. Untuk Pasar Karangwaru yang baru juga di sediakan kantor pengelola dibangun di dalam lokasi pasar dengan fasilitas lengkap seperti meja, kursi dan peralatan lainnya. Berdasarkan persyaratan SNI, Pasar Karangwaru telah memenuhi kriteria, karena kriteria untuk pasar 29

34 tipe IV minimal ada kantor dan tidak diharuskan berada di dalam lokasi pasar Toilet/Kamar Mandi Berdasarkan informasi dan hasil pengamatan kondisi sebelumnya kamar mandi relatif menyulitkan pedagang maupun pembeli karena hanya memiliki 1 kamar mandi saja. Sedangkan untuk Pasar Karangwaru yang baru memiliki 3 kamar mandi yaitu 1 kamar mandi di lantai 1 dan 2 kamar mandi di lantai 2, dimana kondisi yang ada akan lebih layak dari kondisi sebelumnya. Akan tetapi berdasarkan SNI kamar mandi yang dibangun di Pasar Karangwaru baru belum sepenuhnya memenuhi persyaratan karena dari ke 3 kamar mandi yang ada tidak terpisah antara kamar mandi laki-laki dan perempuan, belum tersedia tempat sampah yang kedap air, belum tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi sabun, letaknya tidak terpisah dari tempat berjualan, dan tidak semua kamar mandi memiliki ventilasi dan pencahayaan yang layak. Sehingga berdasarkan kondisi yang ada disarankan untuk melengkapi beberapa fasilitas yang belum terpenuhi agar kamar mandi lebih layak dan nyaman bagi pedagang dan pengunjung Ruang Menyusui Berdasarkan informasi di Pasar Karangwaru yang Lama belum tersedia fasilitas untuk ruang menyusui, oleh karena itu berdasarkan SNI disarankan apabila di Pasar Karangwaru yang baru masih tersedia ruang kosong agar diadakan fasilitas ruang menyusui dengan fasilitas yang nyaman dan memiliki ventilasi yang memadai CCTV Dari hasil pengamatan dan informasi dari pihak keamanan tidak terdapat fasilitas CCTV baik untuk pasar lama maupun pasar baru. Dan berdasarkan SNI untuk Pasar dengan kriteria IV tidak disyaratkan untuk memiliki fasilitas CCTV. 30

35 Ruang Peribadatan Menurut pengamatan keadaan Pasar Karangwaru lama tidak tersedia ruang peribadatan, namun di dekat area Pasar Karangwaru terdapat masjid yang dapat dimanfaatkan oleh para pedagang maupun oleh para pengunjung untuk melakukan ibadah karena jaraknya cukup dekat (20 meter). Sedangkan untuk Pasar Karangwaru yang baru dibangun satu mushola yang berada di lokasi area pasar untuk kegiatan ibadah pedagang maupun pengunjung pasar. Hal ini telah memenuhi persyaratan SNI yaitu memiliki satu ruang peribadatan. Apabila Pasar Karangwaru yang baru telah digunakan disarankan untuk memperketat penggunaan fasilitas mushola tersebut, agar tidak ada yang melakukan aktifitas lain selain beribadah sehingga tidak mengaggu kegiatan peribadatan Ruang Bersama Berdasarkan informasi dari pedagang Pasar Karangwaru yang lama tidak tersedia ruang bersama namun untuk Pasar Karangwaru yang baru memiliki ruangan bersama yang digunakan untuk kegiatan komunitas pasar, meskipun berdasarkan SNI untuk Pasar dengan kriteria IV tidak disyaratkan untuk memiliki fasilitas ruang berasama Pos Kesehatan Berdasarkan hasil observasi bahwa untuk pasar lama dan pasar baru tidak direncanakan untuk dibangun pos pelayanan kesehatan, namun bagi pedagang atau pengunjung yang mengalami gangguan kesehatan dapat memanfaatkan fasilitas puskesmas yang berada tepat disebelah timur Pasar Karangwaru yang baru. 31

36 Pos Keamanan Dari hasil observasi di lapangan baik pada Pasar Karangwaru lama, Pasar penampungan, dan Pasar Karangwaru baru tidak memiliki pos keamanan. Hal ini dikarenakan, rumah dari petugas keamanan berada dekat dari Pasar Karangwaru. Disarankan untuk dibangun pos keamanan agar pengunjung lebih bisa merasa aman saat melakukan transaksi jual beli di Pasar Karangwaru Area Merokok Untuk Pasar Karangwaru yang baru belum diketahui informasi mengenai area untuk merokok. Tetapi, untuk Pasar Karangwaru yang lama dan Pasar Karangwaru penampungan tidak terdapat area khusus untuk merokok karena dari hasil observasi di lapangan terdapat beberapa pedagang Pasar Karangwaru yang merokok saat melakukan interaksi jual beli. Apabila setelah pasar di revitalisasi masih terdapat ruang kosong diharapkan untuk bisa difungsikan sebagai area merokok Ruang Disinfektan Berdasarkan hasil observasi lapangan, tidak terdapat ruang disinfektan untuk membersihkan sarana pengangkutan dan peralatan yang digunakan untuk unggas baik itu di Pasar Karangwaru yang lama, Pasar Karangwaru penampungan, dan Pasar Karangwaru yang baru Area Penghijauan Di Pasar Karangwaru yang lama terdapat area penghijauan seperti pot bunga yang ada di sekitar pasar dan di Pasar Karangwaru yang baru juga terdapat area penghijauan tetapi masih minim dibandingkan dengan pada Pasar Karangwaru yang lama. 32

37 Elemen Bangunan Pada Pasar Karangwaru yang lama dan baru elemen bangunan pasar beberapa sudah memenuhi syarat ketentuan pasar rakyat di antaranya :lantai yang selalu terkena air dan tidak terjadi genangan, meja tempat penjualan dengan permukaan rata dan tinggi minimal 60 cm dari lantai. Untuk meja dengan jenis jualan ayam dan ikan meja yang digunakan sudah dilengkapi dengan lubang pembuangan air. Namun, terdapat perbedaan yakni pada Pasar Karangwaru yang baru terdiri atas 2 tingkat bangunan yang memiliki anak tangga dengan tinggi 18cm. Berdasarkan SNI pasar rakyat disarankan untuk seluruhnya menggunakan meja yang memiliki lubang pembuangan air sehingga tidak menimbulkan genangan Keselamatan Dalam Bangunan Pada Pasar Karangwaru yang lama tidak tersedia jalur-jalur evakuasi dan titik kumpul untuk kondisi darurat namun, pada Pasar Karangwaru yang baru sudah terdapat jalur-jalur evakuasi dan titik kumpul yakni berada melewati tangga hanya saja belum dipasang. Dan pada Pasar Karangwaru yang lama dan baru sudah memiliki fire extinguisher yang digunakan untuk pencegahan bahaya kebakaran. Berdasarkan SNI pasar rakyat, disarankan untuk bangunan baru perencanaan bangunan harus mengakomodasi kemungkinan melokalisasi bagian bangunan yang terbakar untuk melindungi bagian bangunan lainnya Pencahayaan Pencahayaan untuk Pasar Karangwaru baru dan Pasar Karangwaru lama sudah sesuai dengan SNI pasar rakyat yakni bangunan menggunakan pencahayaan alami atau pencahayaan buatan termasuk pencahayaan darurat dan pencahayaan umum seperti pencahayaan di area sekitar tangga dan area kamar mandi. 33

38 Sirkulasi Udara Berdasarkan hasil observasi di lapangan, sistem sirkulasi udara pada Pasar Karangwaru lama dan Pasar Karangwaru baru sudah sesuai dengan SNI pasar rakyat yakni bangunan pasar memiliki ventilasi alami dan buatan, bukaan saluran ventilasi sudah dirancang sedemikian mungkin sehingga tidak menghindari gangguan hewan, dan teknis sistem ventilasi yang sudah terdiri dari bukaan permanen Drainase Pada Pasar Karangwaru lama dan Pasar Karangwaru baru sudah memiliki drainase yang sesuai dengan SNI pasar rakyat yakni drainase yang memiliki kemiringan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tidak ada bangunan los atau kios di atas saluran drainase, dan drainase yang ditutup dengan kisi sehingga saluran mudah untuk dibersihkan Ketersediaan Air Bersih Berdasarkan informasi Ketersediaan air cukup bersih baik di Pasar Karangwaru yang lama maupun yang baru. Di Pasar Karangwaru yang lama pernah dilakukan pengujian kualitas air bersih sebanyak 2 kali dan disarankan untuk Pasar Karangwaru yang baru juga dilakukan pengujian kualitas air bersih minimal setiap 1 tahun. Selain itu berdasarkan SNI disarankan agar kapasitas air harus dihitung menurut jenis dan jumlah penggunaannya agar terpenuhinya kebutuhan air bersih untuk pedagang dan pengunjung Pengelolaan Air Limbah Air limbah di Pasar lama pengelolaannya belum maksimal, tidak semua saluran tertutup dan pemeriksaan tidak dilakukan secara berkala serta tidak terdapat pengolahan terlebih dahulu. Sedangkan untuk air limbah di pasar baru kondisinya tertutup sehingga tidak mengganggu area 34

39 penjualan dan disarankan untuk dilakukan pemeriksaan kondisi limbah cair secara berkala yaitu setiap 1 tahun Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah di Pasar Karangwaru yang lama biasanya dilakukan oleh para pedagang dengan cara mengumpulkan sampah di wadah masing-masing (plastik, keranjang bambu, dll), dan juga dikumpulkan di pojok depan tempat berjualan, akan tetapi tidak dipisahkan antara jenis sampah organik dan non organik. Selain itu di Pasar Karangwaru yang lama tersedia alat angkut sampah dan tempat pembuangan sampah yang terpisah dengan lokasi pasar. Sampah pasar diangkut setiap harinya pada pukul 11:00 siang oleh petugas menggunakan truk pengangkut sampah untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dan di pasar yang lama tidak terdapat kegiatan pengelolaan sampah berdasarkan prinsip 3R (Reduce, Rause, dan/atau Recycle). Dan untuk kondisi pengelolaan sampah di Pasar Karangwaru yang baru sama dengan kondisi pasar yang lama, namun di pasar yang baru direncanakan pengelolaan sampah akan dipisahkan berdasarkan jenisnya dan disediakan tempat sampah yang lebih banyak agar memudahkan pedagang dan pengunjung. Dan disarankan untuk pengelolaan sampah berdasarkan 3R (Reduce, Rause, dan/atau Recycle) agar bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomi Sarana Telekomunikasi Berdasarkan hasil observasi di Pasar Karangwaru yang lama tidak tersedia sarana telekomunikasi sedangkan untuk Pasar Karangwaru yang baru akan di tambahkan papan pengumuman dan mading. Selain itu pengelola akan mengusulkan pengadaan radio pasar yang bertujuan untuk memberikan hiburan bagi para pedagang dan pengunjung. Fungsi lain dari radio pasar juga dapat digunakan untuk menyampaikan pengumuman atau informasi. 35

40 5.1.3 Persyaratan Pengelolaan Prinsip Pengelolaan Pasar Prinsip pengelolaan Pasar Karangwaru yang lama belum efektif dan efisien terutama dalam penanganan sampah hal ini dibuktikan dengan belum adanya peraturan tertulis mengenai pengelolaan sampah di Pasar Karangwaru. Selama ini pengelola hanya menyampaikan peraturan tersebut secara lisan. Kemudian untuk berdasarkan peraturan SNI pasar rakyat seharusnya terdapat peraturan tertulis terkait hal tersebut, untuk itu di Pasar Karangwaru yang baru harus dibuat peraturan secara tertulis mengenai hal tersebut Tugas pokok dan fungsi pengelola pasar Tugas pokok dan pengelolaan pasar sudah dilaksanakan oleh pengelola pasar baik dari segi perencanaan, pembangunan dan pembinaan pendagang. Untuk keamanan Pasar Karangwaru yang lama pengawasan yang dilakukan dari pihak pengelola masih belum efektif, hal itu dibuktikan dengan adanya informasi dari pedagang bahwa di Pasar Karangwaru yang lama pernah terjadi pencopetan dan pencurian Prosedur kerja pengelola pasar Prosedur kerja atau standar operasional di Pasar Karangwaru yang lama secara eksplisit masih belum tersedia, namun di pasar SOP tersebut telah dilaksanakan. Untuk itu di Pasar Karangwaru yang baru SOP sebaiknya terdokumentasikan dan mudah di akses serta dilaksanakan dengan baik. 36

41 Struktur pengelola pasar Struktur pengelola pasar yakni terdiri dari pengelola yang merupakan lurah pasar namun, dalam bertugas lurah pasar dibantu oleh petugas retribusi, petugas keamanan, dan petugas kebersihan Pemberdayaan pedagang Pemberdayaan pedagang untuk upaya sumber alternatif permodalan pedagang pasar tidak dilakukan oleh pengelola melainkan dari bank-bank yang masuk, pengelola juga tidak mengupayakan sumber pasokan dan ketersediaan barang untuk menjaga stabilitas. Namun, untuk peningkatan kompetensi, pengetahuan, dan kapasitas pelayanan pedagang pasar sudah dilaksanakan yakni melalui pelatihan-pelatihan yang sudah dilakukan untuk pedagang begitu pula untuk prioritas kesempatan memperoleh ruang dagang setelah revitalisasi karena berdasarkan wawancara dengan pengelola pedagang yang berada di pasar penampungan sudah pasti akan memiliki ruang dagang di Pasar Karangwaru yang baru. Pengelola juga turut aktif untuk memperkuat relasi sosial karena berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan paguyuban, pengelola selalu mengawasi jalannya kegiatan tersebut. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan paguyuban seperti undian door prize dan lomba kebersihan Pembangunan pasar Diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan lurah Pasar Karangwaru bahwa proses perencanaan teknis sudah bersifat partisipatif dengan melibatkan pemangku kepentingan. Sedangkan, untuk pembangunan Pasar Karangwaru yang baru juga sudah mendapatkan izin dari pihak-pihak yang berwenang. 37

42 5.2 Analisis Kondisi Pasar Karangwaru Sementara Persyaratan Umum Lokasi Pasar Karangwaru Sementara Pasar Karangwaru sementara terletak di Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa lokasi Pasar Karangwaru sementara hanya bergeser ke sisi sebelah timur dari pasar yang lama sehingga tidak menyulitkan pedagang dalam proses perpindahan nanti. Lokasi Pasar Karangwaru sementara juga memiliki batas pasar dan lingkungan yang cukup jelas, namun posisi Pasar Karangwaru sementara terlalu dekat dengan lapangan. Oleh karena itu jika dilangsungkan kegiatan di lapangan tersebut tentunya akan mengganggu aktivitas di pasar Kebersihan dan Kesehatan Selama observasi di lapangan tidak di temukan tikus dan kecoa yang berkeliaran di Pasar Karangwaru sementara, namun untuk lalat masih muncul di beberapa tempat jualan terutama pada tempat bahan pangan basah. Gambar 5.9 : Kondisi pasar Karangwaru bebas dari tikus dan kecoa 38

43 Belum diketahui informasi terkait tindakan desinfeksi di pasar, namun selama proses observasi dan survei di lapangan tidak ditemukan kegiatan desinfeksi di Pasar Karangwaru sementara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 1. Pedagang Aktifitas sebagian pedagang di bangunan sementara Pasar Karangwaru relatif sesuai dengan perilaku pola hidup bersih dan sehat seperti; mencuci tangan dan mengelola sampah. Pada saat observasi juga terlihat perilaku hidup sehat oleh beberapa pedagang seperti penggunaan pelindung diri yang digunakan oleh para penjual bahan pangan basah dan perilaku mencuci tangan setelah melayani pembeli. Gambar 5.10 : Perilaku pedagang hidup bersih dan sehat Di bangunan sementara Pasar Karangwaru masih terdapat beberapa pedagang yang belum memenuhi kriteria standar perilaku hidup bersih dan sehat yaitu mencuci tangan tidak menggunakan air yang mengalir (washtafel). 2. Pengunjung Pengunjung Pasar Karangwaru kebanyakan telah melakukan pola hidup sehat di pasar, namun masih ada beberapa pengunjung yang tidak berperilaku hidup sehat. 39

44 Gambar 5.11 : Perilaku hidup bersih dan sehat oleh pengunjung Masih ada pengunjung yang membuang sampah tidak pada tempatnya (lorong pasar, area parkir, dll), dan tim observasi menemukan masih ada pengunjung yang merokok di pasar. 3. Pengelola Pengelola Pasar Karangwaru memiliki pengetahuan dan keterampilan dibidang sanitasi higienis dan keamanan pangan. Gambar 5.12 : Pengelola Pasar Karangwaru Informasi tersebut diperoleh pada saat proses wawancara dengan pengelola pasar. Pengelola pasar dapat memberikan jawaban yang baik mengenai masalah keamanan pangan, sanitasi dan pola hidup sehat. Selain itu, pengelola pasar juga melakukan pengecekan setiap hari ke 40

45 Pasar Karangwaru, namun karena letak kantor pengelola relatif jauh (3 kilometer) dengan Pasar Karangwaru maka proses pengawasan kurang maksimal Keamanan dan Kenyamanan Fasilitas Pemadam Kebakaran dan Keamanan Tersedia alat pemadam kebakaran namun hanya terdapat satu buah fire extinguisher yang terletak di lantai dan belum ada hidran yang disebabkan karena status pasar masih bersifat sementara. Gambar 5.13 : Alat pemadam kebakaran dan keamanan Di bangunan sementara Pasar Karangwaru tidak memiliki pos keamanan khusus, namun terdapat pos keamanan milik desa yang jaraknya hanya 8 meter dari pintu masuk pasar Persyaratan Teknis Umum Saat ini Pasar Karangwaru sedang mengalami masa revitalisasi, jadi untuk sementara para pedangang beroperasi di sebuah bangunan yang disebut pasar sementara. 41

46 Gambar 5.14 : Bangunan pasar sementara secara umum Secara umum kondisi bangunan Pasar Karangwaru untuk saat ini bukanlah bangunan permanen dan tidak memenuhi kriteria pasar sehat. Hal itu dibuktikan dengan konstruksi bangunan yang dibuat dengan tiang-tiang bambu dan dinding seng. Kondisi tersebut dikarenakan status bangunan Pasar Karangwaru yang bersifat sementara Penataan Ruang Dagangan Penataan ruang dagangan di dalam bangunan sementara Pasar Karangwaru belum tertata rapi. Nomor kios dan nama pemilik belum tersedia. Meskipun begitu sudah ada usaha dari pihak pengelola untuk memisahkan khusus antara pedagang yang berjualan bahan kering dan basah namun batas yang dibuat masih belum maksimal dikarenakan status pasar yang bersifat sementara. Gambar 5.15 : Penataan ruang dagangan 42

47 Kondisi lorong Pasar Karangwaru cukup luas sehingga tidak menjadi masalah saat pembeli dan pedagang berlalu lalang Konstruksi Atap Kondisi atap bangunan sementara Pasar Karangwaru tertutup dengan seng dan disangga oleh tiang-tiang bambu. Gambar 5.16 : Kondisi atap bangunan sementara Pasar Karangwaru Ketinggian dan kemiringan atap pasar juga cukup ideal sehingga tidak ada air yang menggenang di atas atap namun dari segi kekuatan karena dibangun dengan konsep pasar sementara maka konstruksi atap menggunakan bahan-bahan yang tidak permanen yang menyebabkan sewaktu-waktu jika muncul angin kencang dapat berpotensi merusak atap bangunan sementara Pasar Karangwaru Dinding Dinding bangunan sementara Pasar Karangwaru terbuat dari seng yang di cat dengan warna hijau. 43

48 Gambar 5.17 : Kondisi dinding pasar Karangwaru Pewarnaan dinding bertujuan untuk mengurangi panas matahari serta membuat seng tersebut menjadi lebih awet, namun karena terbuat dari seng menyebabkan dinding mudah dirusak Lantai Bangunan sementara Pasar Karangwaru mempunyai lantai yang terbuat dari conblock sehingga tidak licin dan lebih mudah menyerap air, namun kelemahan menggunakan lantai dari conblock sulit untuk dibersihkan dari debu. Gambar 5.18 : Kondisi lantai Pasar Karangwaru Susunan conblock di bangunan sementara Pasar Karangwaru kurang rapi karena ada sebagian lantai yang tidak rata. Lantai yang selalu terkena air di buat agak miring sehingga air dapat dengan cepat mengalir ke saluran pembuangan. 44

49 Tangga Bangunan sementara Pasar Karangwaru yang saat ini sedang digunakan terdiri dari satu lantai dan tidak memiliki tangga sehingga semua aktivitas terpusat di dalam satu ruangan Pintu Bangunan sementara Pasar Karangwaru memiliki pintu masuk dan pintu keluar yang sama sehingga agak sedikit menghambat para pembeli yang keluar masuk pasar. Gambar 5.19 : Kondisi pintu bangunan sementara Pasar Karangwaru Dari segi ukuran, pintu pasar sangat besar, sedangkan untuk pintu kios maupun los tidak tersedia. Semua tempat jualan di bangunan sementara Pasar Karangwaru tidak memiliki pintu, namun ada sebagian pedagang yang memiliki lemari sehingga barang dagangan yang dirasa penting dan berharga dapat disimpan di dalam lemari tersebut Zonasi Tempat penjualan bahan pangan basah Tempat penjualan bahan pangan basah di bangunan sementara Pasar Karangwaru telah memenuhi beberapa persyaratan kriteria pasar sehat diantaranya adalah tinggi meja lebih dari 60 cm, tersedia tempat mencuci tangan dan pencucian bahan makanan dan peralatan. Serta 45

50 tersedia tempat penyimpanan bahan pangan, seperti: ikan dan daging menggunakan rantai dingin (cold chain) atau bersuhu rendah (4-10ºC). Gambar 5.20 : Tempat Penjualan bahan pangan basah Pada tempat penjualan bahan pangan basah masih terdapat syaratsyarat yang belum terpenuhi diantaranya, tempat sampah yang masih bercampur antara sampah kering dan basah, alas pemotong masih terbuat dari bahan kayu, dan tidak kedap air. Selain itu tidak semua meja terbuat dari bahan besi dan masih ada lalat-lalat yang berterbangan disekitar lokasi jualan Tempat penjualan bahan pangan kering Tempat penjualan bahan pangan kering di bangunan sementara Pasar Karangwaru telah memenuhi beberapa persyaratan pasar sehat diantaranya beberapa los sudah menggunakan etalase dan juga beberapa ada yang menggunakan meja. Gambar 5.21 : Tempat penjualan bahan pangan kering Pada tempat penjualan bahan pangan kering masih terdapat syaratsyarat yang belum terpenuhi diantaranya beberapa meja masih ada yang 46

51 terbuat dari kayu dan ketinggiannya juga belum memenuhi standar. Tempat mencuci tangan para pedagang menggunakan tempat penampungan air sehingga proses mencuci tangan tidak menggunakan air yang mengalir. Tempat sampah yang digunakan adalah kantong plastik dan bekas kardus sehingga tidak ada pemilahan sampah berdasarkan jenisnya Tempat penjualan makanan jadi/siap saji Tempat penjualan makanan jadi/siap saji yang ada di bangunana sementara Pasar Karangwaru kondisinya cukup beragam, terdapat tempat jualan yang telah memenuhi beberapa syarat pasar sehat namun juga masih ada tempat jualan yang belum memenuhi syarat tersebut. Gambar 5.22 : Tempat penjualan makanan jadi/siap saji 47

52 Syarat-syarat yang telah dipenuhi di antaranya kondisi meja jualan yang memiliki tinggi di atas 60 cm kemudian terdapat tudung saji di beberapa tempat jualan namun masih banyak tempat jualan yang belum memenuhi syarat tersebut. Selain itu syarat yang masih belum terpenuhi diantaranya adalah belum tersedia tempat cuci tangan dan sabun serta penyediaan air bersih yang mengalir dan bak sampah Area Parkir Area parkir di bangunan sementara Pasar Karangwaru menggunakan lahan yang ada di sekitar pasar (sisi selatan) termasuk bahu jalan dan halaman kantor. Kondisinya kurang layak dikarenakan banyak fasilitas parkir yang tidak tersedia misalnya saja tidak ada tanda masuk dan keluar kendaraan secara jelas, yang berbeda antara jalur masuk dan keluar. Gambar 5.23 : Area parkir Area parkir yang ada tidak terpisah berdasarkan jenis alat angkut, seperti: mobil, motor, sepeda, andong/delman dan becak. Tim survei dalam melakukan observasi menjumpai beberapa pedagang yang membawa masuk barang dagangan ke dalam lorong pasar menggunakan motor sehingga menghambat pembeli yang akan masuk maupun keluar pasar. Di lokasi tersebut juga tidak tersedia tempat sampah dan resapan air. 48

53 5.2.3 Fasilitas Umum Kantor Pengelola Kantor pengelola Pasar Karangwaru saat ini masih menjadi satu dengan kantor pengelola di pasar Pingit. Namun jika pengelola datang melakukan pengecekan ke bangunan sementara Pasar Karangwaru disediakan tempat di dalam pasar pada bagian pojok belakang (sisi barat). Gambar 5.24 : Kantor sementara pengelola di pasar Karangwaru Dari gambar 4.4 dapat dilihat ruang kantor pengelola kondisinya kurang layak dan tidak memenuhi kriteria pasar sehat, karena fasilitas yang tersedia hanya meja dan kursi Toilet/Kamar Mandi Berdasarkan persyaratan pasar sehat, Pasar Karangwaru yang memiliki 76 pedagang seharusnya memiliki 3 kamar mandi dan 3 toilet namun untuk saat ini di bangunan sementara Pasar Karangwaru hanya tersedia 1 kamar mandi saja. Kondisi saat ini relatif sangat menyulitkan pedagang maupun pembeli yang ingin ke kamar mandi/toilet dikarenakan harus mengantri lama. 49

54 Gambar 5.25 : Kondisi kamar mandi dan toilet Karangwaru Di dalam kamar mandi tersedia bak air dan kran air yang mengalir namun belum tersedia tempat cuci tangan, sabun dan tempat sampah. Air limbah dari kamar mandi/toilet di buang ke dalam septic tank. Letak toilet juga tidak terlalu jauh dengan lokasi para pedagang (20 meter) Tempat Mencuci Tangan Tempat cuci tangan yang tersedia di bangunan sementara pasar Karangwaru masih belum memenuhi kriteria pasar sehat, baik dari segi jumlah maupun lokasi. Pada fasilitas cuci tangan ini juga belum tersedia sabun cuci tangan secara merata. Gambar 5.26 : Kondisi tempat cuci tangan di bangunan sementara Pasar Karangwaru 50

55 Beberapa pedagang menyiapkan air di dalam botol yang digunakan untuk mencuci tangan, karena menurut kebanyakan pedagang akses menuju tempat mencuci relatif jauh (7 meter). Air bekas mencuci tangan tidak semuanya dialirkan ke saluran pembuangan, sebagian pedagang membuangnya di sekitar los pedagang yang dapat menyebabkan lantai menjadi becek Ruang Peribadatan Sarana ibadah di dalam bangunan Pasar Karangwaru masih belum tersedia, namun di dekat area Pasar Karangwaru terdapat sebuah masjid. Gambar 5.27 : Masjid di sekitar Pasar Karangwaru Masjid tersebut dapat di manfaatkan oleh para pedagang maupun oleh para pengunjung untuk melakukan ibadah karena jaraknya cukup dekat (20 meter) Pos Kesehatan Pos pelayanan kesehatan di bangunan sementara Pasar Karangwaru masih belum tersedia, namun bagi pedagang atau pengunjung yang mengalami gangguan kesehatan dapat memanfaatkan fasilitas puskesmas yang berada tepat di sebelah selatan pasarkarangwaru. 51

56 5.2.4 Ventilasi dan Pencahayaan Ketersedian ventilasi di bangunan sementara Pasar Karangwaru sangat memadai karena luas ventilasi lebih dari 20% luas lantai dan dibuat saling berhadapan. Hal ini sesuai dengan kriteria pasar sehat dan yang di tetapkan pemerintah. Gambar 5.28 : Kondisi ventilasi dan pencahayaan Pasar Karangwaru Pencahayaan di dalam bangunan sementara Pasar Karangwaru cukup terang namun tidak menyilaukan mata. Barang dagangan terlihat dengan jelas dan para pedagang juga tidak kesulitan saat akan membersihkan lantai karena sampah dan kotoran lainnya mudah dilihat Drainase Drainase atau saluran pembuangan air yang tersedia di bangunan sementara Pasar Karangwaru hanya di buat pada satu sisi yang terletak pada bagian selatan pasar, dengan tutup drainase terbuat dari cor semen yang diberi lubang-lubang sebagai tempat masuknya air. Gambar 5.29 : Kondisi drainase di bangunan sementara Pasar Karangwaru 52

57 Fakta di lapangan ditemukan bahwa saluran pembuangan air tersebut dimanfaatkan oleh pedagang kelapa sebagai tempat penyimpanan batok kelapa yang dapat menghambat kelancaran aliran air Ketersediaan Air Bersih Air bersih di bangunan sementara Pasar Karangwaru bersumber dari Pasar Karangwaru yang saat ini sedang direnovasi. Gambar 5.30 : Kondisi suplai air bersih di bangunan sementara Pasar Karangwaru Air disalurkan menggunakan pipa menuju bak penampungan air dan selanjutnya digunakan oleh para pedagang untuk mencuci tangan dan membersihkan peralatannya. Tersedia juga keran di pinggir saluran pembuangan yang biasanya digunakan oleh pedagang. Kondisi air cukup bersih dan jumlahnya memadai Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah di bangunan sementara Pasar Karangwaru dilakukan oleh para pedagang dengan cara mengumpulkan sampah di wadah masing-masing (plastik, keranjang bambu, dll), dan juga dikumpulkan di pojok depan tempat berjualan. Kondisi tempat sampah yang 53

58 digunakan masih belum terpisah antara sampah kering dan sampah basah dengan jumlah tempat sampah yang masih belum memadai sesuai kriteria pasar sehat. Gambar 5.31 : Pengelolaan sampah di bangunan sementara Pasar Karangwaru 54

Baseline Pasar Sejahtera Pasar Karangwaru Yogyakarta

Baseline Pasar Sejahtera Pasar Karangwaru Yogyakarta AJIE - Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship (e-issn: 2477-0574; p-issn: 2477-3824) Vol. 02, No. 02, May 2017 Baseline Pasar Sejahtera Pasar Karangwaru Yogyakarta Akhmad Fauzy Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

Pasar rakyat SNI 8152:2015

Pasar rakyat SNI 8152:2015 Standar Nasional Indonesia ICS 03.080.99 Pasar rakyat Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini

Lebih terperinci

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum

Lebih terperinci

LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 519/MENKES/SK/VI/2008 YANG TELAH DIMODIFIKASI

LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 519/MENKES/SK/VI/2008 YANG TELAH DIMODIFIKASI LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 9/MENKES/SK/VI/ YANG TELAH DIMODIFIKASI NO. a. b. - VARIABEL UPAYA BANGUNAN PASAR Penataan ruang dagang Tempat penjualan bahan pangan dan makanan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa pasar tradisional merupakan

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Pengertian Sirkulasi Sirkulasi menurut Kim W Todd mempunyai pengertian gerakan dari orangorang atau benda-benda yang diperlukan oleh orang-orang melalui

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB II TINJAUAN OBJEK 18 BAB II TINJAUAN OBJEK 2.1. Tinjauan Umum Stasiun Kereta Api Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 dan 43 Tahun 2011, perkeretaapian terdiri dari sarana dan prasarana, sumber daya manusia, norma,

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perkembangan Pasar Pasar tradisional mempunyai peran signifikan dalam perkotaan. Pasar tumbuh dan berkembang sebagai simpul dari pertukaran barang dan jasa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara tradisional menurut Kotler (2007) pasar merupakan tempat fisik dimana para pembeli dan penjual berkumpul untuk membeli dan menjual barang. Pasar dinyatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi tempat- tempat dimana

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi tempat- tempat dimana BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi tempat- tempat dimana orang banyak beraktivitas setiap harinya.pasar merupakan salah satu tempat orang

Lebih terperinci

TENTANG WALIKOTA CIMAHI, selain. Kota. Cimahi;

TENTANG WALIKOTA CIMAHI, selain. Kota. Cimahi; LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 172 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PASAR PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PERBAIKAN FISIK PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG

BAB V ARAHAN PERBAIKAN FISIK PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG BAB V ARAHAN PERBAIKAN FISIK PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG Pada bab ini akan dibahas mengenai temuan studi berdasarkan analisis yang telah dilakukan. Temuan studi tersebut disusun menjadi sebuah arahan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMBERDAYAAN PASAR RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 78 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 78 Tahun : 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 78 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus membenahi dirinya melalui pembangunan di segala bidang agar dapat menjadi negara yang makmur setara dengan negara-negara maju

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA 21 Desember 2012 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C 2/C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGGUNA TERHADAP PENATAAN PASAR TRADISIONAL

BAB IV PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGGUNA TERHADAP PENATAAN PASAR TRADISIONAL BAB IV PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGGUNA TERHADAP PENATAAN PASAR TRADISIONAL Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai kriteria dan indikator kinerja yang diperlukan untuk dapat mendeskripsikan kondisi

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN PASAR KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.178,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 171 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari masing-masing analisa adalah : 5.1.1 Simpulan Analisa Environment Secara aspek lokasi, lokasi pasar Karang Anyar yang sekarang

Lebih terperinci

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL LAMPIRAN XII PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN TAHUN 2015 2035 KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL 1. MS Mangrove atau

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PASAR RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PASAR RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PASAR RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang a. bahwa perekonomian Indonesia disusun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA -1- PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 06 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR SEGAMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap usaha di sektor informal dituntut memiliki daya adaptasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap usaha di sektor informal dituntut memiliki daya adaptasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap usaha di sektor informal dituntut memiliki daya adaptasi yang tinggi secara tepat dan usaha antisipasi perkembangan dalam lingkungan usaha agar sektor informal

Lebih terperinci

RETRIBUSI PASAR DAN PENYEDIAAN FASILITAS UNTUK PEDAGANG PASAR DI PASAR TANJUNG JEMBER

RETRIBUSI PASAR DAN PENYEDIAAN FASILITAS UNTUK PEDAGANG PASAR DI PASAR TANJUNG JEMBER Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial 126 RETRIBUSI PASAR DAN PENYEDIAAN FASILITAS UNTUK PEDAGANG PASAR DI PASAR TANJUNG JEMBER Ida Lailatul Musyarrofah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

BUPATI HULU SUNGAI UTARA BUPATI HULU SUNGAI UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU NOMOR 17 TAHUN 2013 SUNGAI UTARA TENTANG PENGELOLAAN PASAR PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa pasar merupakan aset daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup masyarakat.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016 Syauriansyah Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Esa Unggul LAMPIRAN I LEMBAR KUESIONER MASYARAKAT IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN

Lebih terperinci

TINGKAT PELAYANAN PASAR REMU DAN PASAR BOSWESEN DI KOTA SORONG

TINGKAT PELAYANAN PASAR REMU DAN PASAR BOSWESEN DI KOTA SORONG TINGKAT PELAYANAN PASAR REMU DAN PASAR BOSWESEN DI KOTA SORONG Jeklin Bosawer 1, Pierre H.Gosal², & Esli.D.Takumansang 3 1 Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulanggi

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBINAAN PASAR

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL, DAN PENATAAN PASAR MODERN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Area Pasar;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Area Pasar; PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN AREA PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 Pengertian pasar tradisional menurut peraturan Menteri perdagangan RI, (2008): Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Page 1 of 14 Penjelasan >> PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN DAN LAYAK HUNI Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 FARID BAKNUR, S.T. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM B A D A N P E N D U K U N G P E N G E M B A N G A N S I S T E M P E N Y E D I

Lebih terperinci

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) DOKUMEN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP MATRIKS PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PUSKESMAS KEBONDALEM 1. Kualitas Udara dan debu Sumber Aktivitas lalul lintas kendaraan diluar dan area parkir berpotensi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan 46 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BELITUNG TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BELITUNG TIMUR, SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar merupakan tempat berkumpulnya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Pasar dibedakan menjadi dua, yaitu pasar modern dan pasar tradisional.

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Arti Judul

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Arti Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Arti Judul Redesain adalah sebuah proses perencanaan dan perancangan untuk melakukan suatu perubahan pada struktur dan fungsi suatu benda, bangunan, maupun sistem untuk manfaat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Pembangunan merupakan salah satu cara untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM II.1. Gambaran Umum Proyek Judul proyek : Pasar Rumput Lokasi tapak : Jl. Raya Sultan Agung No.4 Kel. Pasar Manggis Kec.Setiabudi Jakarta Selatan Luas tapak : ± 3,1 Ha,terkena rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pedagang kaki lima adalah bagian dari aktivitas ekonomi yang merupakan kegiatan pada sektor informal. Kegiatan ini timbul karena tidak terpenuhinya kebutuhan pelayanan

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PASAR RAKYAT

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PASAR RAKYAT ~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PASAR RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada penguasaan terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada penguasaan terhadap BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sanitasi Secara Umum Sanitasi adalah suatu cara untuk mencegah berjangkitnya suatu penyakit menular dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi merupakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk perkembangan suatu daerah, yaitu untuk mempermudah memindahkan barang dan manusia dari suatu tempat

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMANFAATAN LAHAN UNTUK PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa dinamika perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia Karakteristik transportasi Indonesia dihadapkan pada kualitas pelayanan yang rendah, dan kuantitas atau cakupan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR : 03 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Lebih terperinci

Pasar Umum Gubug Di Kabupaten Grobogan Dengan Pengolahan Tata Ruang Luar Dan Dalam Melalui Pendekatan Ideologi Fungsionalisme Utilitarian

Pasar Umum Gubug Di Kabupaten Grobogan Dengan Pengolahan Tata Ruang Luar Dan Dalam Melalui Pendekatan Ideologi Fungsionalisme Utilitarian BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1 Latar Belakang Pengadaan proyek Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, badan usaha milik negara dan

Lebih terperinci

Ketentuan gudang komoditi pertanian

Ketentuan gudang komoditi pertanian Standar Nasional Indonesia Ketentuan gudang komoditi pertanian ICS 03.080.99 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar Isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Istilah dan definisi...1 3 Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak terjadi dengan sendirinya (Mukono, 2006). Pertambahan penduduk,

BAB I PENDAHULUAN. tidak terjadi dengan sendirinya (Mukono, 2006). Pertambahan penduduk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

Kelayakan Pasar Rakyat Cihapit Ditinjau Dari Aspek Persyaratan Teknis SNI

Kelayakan Pasar Rakyat Cihapit Ditinjau Dari Aspek Persyaratan Teknis SNI Jurnal Reka Karsa Jurusan Arsitektur Itenas No.1 Vol. V ISSN: 2338-6592 Januari 2017 Kelayakan Pasar Rakyat Cihapit Ditinjau Dari Aspek Persyaratan Teknis SNI Iyus Sutisna, Novia Iqrar Gandhita, Rizal

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL DAN PENATAAN PASAR MODERN DI KABUPATEN BURU SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan

Lebih terperinci

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 03/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 TANGGAL : 9 JULI 2007 PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP 1. Ruang lingkup

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 44 2014 SERI : E BEKAPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat Indonesia selain sebagai muara dari produk-produk rakyat, pasar juga berfungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk menjawab tujuan dari penelitian tugas akhir ini. berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh di lapangan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk menjawab tujuan dari penelitian tugas akhir ini. berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh di lapangan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Untuk menjawab tujuan dari penelitian tugas akhir ini berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh di lapangan dan pembahasan yang sudah dilakukan, kesimpulan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI TIMUR, - 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI TIMUR, Menimbang : a. bahwa pasar yang mempunyai fungsi sangat penting

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG T E R M I N A L DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG KEBERSIHAN KABUPATEN KUTAI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 06 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 06 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 06 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang : a. bahwa perkembangan perekonomian telah memacu timbulnya keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan pasar tradisional menjadi topik yang menyulut perdebatan hangat di kalangan masyarakat. Liberalisasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 8 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG

Lebih terperinci

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115 LAPORAN PERANCANGAN PASAR MODERN DI BEKASI DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperolah Gelar Sarjana Teknik DISUSUN OLEH : ANNELINE PUSPASARI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN

BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN 2.1 Pengertian Umum Tentang Pasar 1 Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan perkembangan daerah dan meningkatnya

Lebih terperinci

BADAN STANDARDISASI NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG SKEMA SERTIFIKASI PASAR RAKYAT

BADAN STANDARDISASI NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG SKEMA SERTIFIKASI PASAR RAKYAT Salinan BADAN STANDARDISASI NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG SKEMA SERTIFIKASI PASAR RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN STANDARDISASI

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 39 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 39 TAHUN 2010 T E N T A N G PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL PUSAT JAJANAN SERBA ADA (PUJASERA)

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2014 Menimbang TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, : a.

Lebih terperinci

Terdapat 3 (tiga) metode dalam memarkir kendaraan, diantaranya adalah:

Terdapat 3 (tiga) metode dalam memarkir kendaraan, diantaranya adalah: Parkir adalah suatu kondisi kendaraan yang berhenti atau tidak bergerak pada tempat tertentu yang telah ditentukan dan bersifat sementara, serta tidak digunakan untuk kepentingan menurunkan penumpang/orang

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bogor yang memiliki visi menjadi kota jasa yang nyaman dengan masyarakat madani dan pemerintahan yang amanah merupakan visi yang harus di jalankan oleh pemerintah

Lebih terperinci

Indikator Konten Kuesioner

Indikator Konten Kuesioner Indikator Konten Kuesioner No Variabel Pertanyaan 1 Internal (Kekuatan dan Kelemahan) 1. Bagaimana pendapat anda mengenai lokasi (positioning) kawasan jasa dan perdagangan di Jalan Pamulang Raya, Kecamatan

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 41 TAHUN 2016

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 41 TAHUN 2016 BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN GERAI DAN PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Pasar Umum Sukawati. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Pasar Umum Sukawati. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang maupun jasa atas dasar pemenuhan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

Syarat Bangunan Gedung

Syarat Bangunan Gedung Syarat Bangunan Gedung http://www.imland.co.id I. PENDAHULUAN Pemerintah Indonesia sedang giatnya melaksanakan kegiatan pembangunan, karena hal tersebut merupakan rangkaian gerak perubahan menuju kepada

Lebih terperinci

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,

Lebih terperinci

STANDARISASI PENATAAN PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA (STUDI KASUS REVITALISASI PASAR DI KOTA SEMARANG)

STANDARISASI PENATAAN PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA (STUDI KASUS REVITALISASI PASAR DI KOTA SEMARANG) Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 STANDARISASI PENATAAN PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA (STUDI KASUS REVITALISASI PASAR DI KOTA SEMARANG) Gita Anggraini 1,

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN DAN PENGATURAN MINI MARKET PENGELOLA JARINGAN USAHA Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci