Hubungan Kecerdasan Emosional dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran TIK Siswa Kelas VIII SMP PGRI 1 Padang Abstract

Transkripsi

1 Hubungan Kecerdasan Emosional dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran TIK Siswa Kelas VIII SMP PGRI 1 Padang Mutia Wulandari, Karmila Suryani, M.Kom, Rini Widyastuti, M.Kom Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer FKIP Universitas Bung Hatta mutiawulandari025@gmail.com Abstract The purpose of this research is to know the large of emotiuonal intelegence corelation and the learning style toward the result of TIK subject at VIII grade of SMP PGRI 1 Padang. The kind of this research is descriptive research that has corelational. The kind of data that used in this research are primary and secondary data. Primery data are the data that taken directly from the object research, where the researcher used questionnaire to colect the data to the students VIII grade of SMP PGRI 1 Padang. Than, secondary data are the result of learning that had been given by researcher based on lesson plan and the teachers who teach TIK itself. This data are the students result on TIK subject itself. Meanwhile, the data of emotional intelegence and learning style collected through questionnaire that usescale of likert which have tested its validity and reliability. The data were calculated by using SPSS of 20 verse to analyze the corelation and its regresion. And the result of this research shows: (1) emotional intelegence and learning style has effect toward the result of learning in the amount of 0,747. (2) the learning style has effect toward the learning result in the amount of 0,559. (3) and emotional intelegence has effect toward learning result in the amount of 0,408. Based on the result of this research, the researcher is able to conclude that emotional intelegence and learning style have effect toward the learning result of students. Keywords : Emotional Intellience, Learning Styles, Descriptive Correlational Pendahuluan Pendidikan merupakan faktor yang paling menentukan dalam pengembangan sumber daya manusia, pendidikan bertujuan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu faktor pendidikan terwujudnya masyarakat yang berkualitas seperti tanggung jawab dalam menyiapkan peserta didik menjadi seseorang berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan professional pada bidang masing-masing. Oleh karena itu upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat tercapai secara optimal, apabila dilakukan pengembangan dan perbaikan terhadap komponen pendidikan itu sendiri. Salah satu komponen pendidikan adalah siswa (peserta didik). Agar terwujudnya siswa yang berkualitas dibutuhkan lembaga pendidikan khususnya sekolah. Sekolah sebagai salah satu bagian dari lembaga pendidikan nasional sangat berperan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan, keberadaan sekolah sebagai pusat keunggulan terbentuknya karakter siswa dan keterampilan untuk jauh berkembang, Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap 1

2 2 akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam hasil belajarnya. Namun dalam upaya meraih hasil belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa rendah yaitu faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi motivasi, kreativitas, bakat, sikap, gaya belajar, kemampuan, minat dan kecerdasan emosional siswa itu sendiri sedangkan faktor eksternalnya adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa hal ini dapat berupa kedisiplinan, sarana prasarana, situasi lingkungan baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Sesuai faktorfaktor yang telah mempengaruhi hasil belajar maka dalam penelitian ini lebih mengarah kepada kecerdasan emosional dan gaya belajar terhadap hasil belajar. Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan dengan guru mata pelajaran TIK yang dilakukan di SMP PGRI 1 Padang khususnya kelas VIII bahwa terlihat kecerdasan emosional siswa yaitu kurangnya kesadaran siswa dalam belajar, kurangnya keberanian dan rasa percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan pertanyaan dalam belajar. Gaya belajar siswa yang cenderung acuh tak acuh terhadap mata pelajaran yang dipelajari, mereka mengikuti pelajaran hanya sebagai rutinitas yang harus dijalani tanpa harus berusaha mencari gaya yang tepat untuk menyerap informasi dalam proses pembelajaran tersebut agar materi yang disampaikan guru tersampaikan dengan baik kepada siswa. Seperti siswa umumnya tetap tinggal diam apabila proses belajar mengajar sedang berlangsung sangat monoton, gaya belajar siswa yang selalu menunggu perintah belajar dari guru, dan dalam mengerjakan tugas, siswa cenderung meniru hasil pekerjaan temannya yang dianggap pintar. Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa siswa pada mata pelajaran TIK kelas VIII yang mengatakan bahwa mereka belajar hanya saat menghadapi ujian, jarang sekali melaksanakan belajar secara rutin, tak jarang mereka belajar sambil menonton TV atau bermain gadget, sehingga materi yang dipelajari tidak semua dapat dipahami, kurangnya memberikan kesempatan kepada siswa dan memberikan tanggapan dan pertanyaan. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kecerdasan emosional

3 3 dan gaya belajar siswa merupakan salah satu faktor yang penting yang seharusnya dimiliki oleh siswa yang memiliki kebutuhan untuk meraih hasil belajar yang lebih baik di sekolah. Sudjana (2010:22) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima penalaman belajar. Daleam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar. Mulyasa (2008) hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan. Goleman menjelaskan bahwa kecerdasan emosi (Emotional Intelleence) adalah kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Goleman mengutip Salovey (2002:58-59) dasar tentang kecerdasan emosional yang dicetuskannya, untuk memperluas kemampuan ini menjadi lima kemampuan utama, yaitu:1) Mengenali emosi diri, 2) Mengelola emosi, 3) Memotivasi diri sendiri, 4) Mengenali emosi orang lain, 5) Membina hubungan. Menurut Sriwati Bukit & Istarani (2015: ) gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran. Menurut DePorter & Hernacki (2002: ) seperti yang diuraikan di atas maka diketahui indikator-indikator dari masing-masing gaya belajar sebagai berikut:1) Visual (cenderung belajar melalui apa yang dilihat), 2) Auditorial ( belajar melalui apa yang mereka dengar), 3) Kinestetik (Belajar melalui gerak dan sentuhan). Metodologi Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII 5 SMP PGRI 1 Padang. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII 5 SMP PGRI 1 Padang, yang berjumlah 28 orang. Waktu yang dibutuhkan pada saat penelitian adalah 1 hari, pada semester genap pada tahun ajaran 2015/2016 SMP PGRI 1 Padang yang berjumlah 158 orang. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang bersifat

4 4 korelasional. Deskriptif korelasional adalah suatu penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Angket (Kuesioner) dan tes hasil belajar yang diberikan pada kelas sampel. Angket atau instrumen dibuat berdasarkan indikator yang telah ditentukan dalam penelitian ini Hasil dan Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016 dengan tempat penelitian di SMP PGRI 1 Padang. Pada penelitian ini penulis menyebarkan angket dan tes hasil belajar siswa kelas penelitian dengan sampel 28 orang. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Melakukan uji normalitas, 2) Melakukan uji kecocokan regresi (Linieritas), 3) Uji penyimpanan asumsi klasik, 4) Uji Multikolinearitas, 5) Uji Autokorelasi, 6) Uji Heterokedastisitas, 7) Uji Korelasi 8) Koefisien Kontribusi. Berdasarkan skor rata-rata angket gaya belajar mata pelajaran TIK adalah 74,21. Skor angket tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 dan skor terendah adalah 55, skor rata-rata angket Gaya Belajar mata pelajaran TIK adalah 73,07. Skor angket tertinggi yang diperoleh siswa adalah 85 dan skor terendah adalah 55, rata-rata hasil belajar siswa mata pelajaran TIK adalah 70,17 skor hasil belajar tertinggi diperoleh 80 dan skor terendah adalah 55. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kecerdasan emosional (X1) dan Gaya belajar (X2) terhadap hasil belajar (Y) Pada mata pelajaran TIK dapat dilihat pada lampiran 29 halaman 118 maka dapat dilihat bahwa hasil signifikansi variabel kecerdasan emosional ( X 1 ) adalah 0,025 > 0,05 signifikansi untuk variabel gaya belajar ( X 2 ) adalah 0,009 > 0,05 dan signifikansi untuk variabel Hasil Belajar (Y) adalah 0,200 >0,05, maka data dalam penelitian ini berdistribusi Normal. Untuk menentukan F hitung dan signifikansi, diperoleh F hitung sebesar 15,743 dan signifikansi 0,000, menentukan F tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df 1 ( jumlah variabel-1) = 2, df 2 (n-k-1) atau = 25 (n= jumlah data dan k = jumlah variabel independen). Hasil yang diperoleh untuk F tabel adalah sebesar 3,385. F hitung > F tabel (15,743 > 3,385) dengan signifikansi < 0.05 (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional ( X 1 ) dan Gaya

5 5 Belajar (X 2 ) secara bersama-sama berpangaruh secara linier dan signifikan terhadap Hasil Belajar. Berdasarkan hasil dari pengolahan data SPSS 20 dapat dilihat bahwa nilai Tolerance masing variabel 0,755 > 0,10 dan VIF masing-masing variabel 1,325 < 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah Multikolinieritas. Untuk melakukan Uji Autokorelasi dengan Durbin_Watson. Berdasarkan Output dapat diketahui nilai Durbin Watson (DW) = 1,801 berarti Model regresi ini dikatakan tidak terdapat autokorelasi karena nilai Durbin Watson berkisar 1,55 sampai 2,46. Dari hasil Uji heterokedatisitas dapat dilihat bahwa signifikansi antara X 1 dengan Unstandardized Residual adalah 0,630 > 0,05 dan signifikansi antara X 2 dengan Unstandardized Residual adalah 0,760 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heterokedastisitas. Untuk mencari korelasi antara kecerdasan emosional terhadap Hasil Belajar (dengan Gaya belajar sebagai variabel kontrol) dan Gaya belajar terhadap hasil belajar (dengan kecerdasan emosional sebagai variabel kontrol) bahwa nilai koefisien korelasi antara kecerdasan emosional dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar adalah 0,408. Nilai koefisien korelasi antara Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar (Y) sebesar 0,559. Dan nilai koefisien antara kecerdasan emosional terhadap Hasil Belajar sebesar 0,747. Koefisien Hubungan Kecerdasan Emosional (X 1 ) dan Gaya Belajar (X 2 ) terhadap hasil belajar (Y) dengan r X 1 X 2 Y = 0,747 maka KP = 0,747 2 x 100% = 0,5580 x 100% = 55,8 % Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Gaya Belajar memberikan pengaruh sebesar 31,24 %, terhadap hasil belajar TIK siswa kelas VIII di SMP PGRI 1 Padang. 2. Kecerdaan emosional memberi pengaruh sebesar kecerdasan emosional memberikan pengaruh sebesar 16,64 %, terhadap hasil belajar belajar TIK siswa kelas VIII di SMP PGRI 1 Padang. 3. Kecerdasan emosional dan Gaya belajar sebesar 55,8 %. terhadap hasil belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) siswa kelas VIII di SMP PGRI 1 Padang tahun ajaran 2015/2016. Dimana semakin baik kecerdasan emosional dan Gaya belajar maka semakin baik pula hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

6 6 Daftar pustaka Bukit dan Istarani. (2015). Kecerdasan dan gaya belajar, Medan : Larispa Indonesia DePorter, Bobbi dan Hernacki, M (2002). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa Goleman, Daniel. (2002). Emotional Intelligence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Mulyasa. (2008). Definisi Hasil Belajar Menurut Para Ahli ( m/2014/03/21/definisi-hasilbelajar-menurut-para-ahli. Diakses pada tanggal 20 Desember 2015) Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya