BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
|
|
- Hamdani Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan industri komunikasi pada beberapa dekade di abad ini telah mengalami peningkatan yang luar biasa [1]. Meningkatnya permintaan sistem komunikasi nirkabel menyebabkan meningkatnya produsen telekomunikasi tersebut. Dengan meningkatnya jumlah produsen maka persaingan menjadi semakin kompetitif dan masing-masing produsen menawarkan berbagai macam keunggulan. Keunggulan yang sering ditawarkan adalah ukuran kecil, hemat daya, dan harga yang murah. Peralatan komunikasi yang ahir-ahir ini mengalami peningkatan adalah peralatan yang dapat bekerja pada pita ISM ( Industrial, Scientifict, and Medical) yaitu 902MHz 928MHz, 2,4GHz 2,5GHz, dan 5,725GHz 5,875GHz [2]. Pada sistem komunikasi osilator adalah bagian penting. Osilator berfungsi untuk menghasilkan gelombang pembawa. Gelombang pembawa dimodulasi dengan gelombang informasi agar informasi dapat terpancar dengan jarak yang jauh. Osilator hemat daya dapat meningkatkan kompetitif suatu sistem komunikasi nirkabel. Osilator cincin adalah osilator yang hemat daya dan mempunyai kanal yang lebar. Osilator cincin tersusun atas beberapa tahapan. Pada setiap tahapan terdapat sebuah penguat dan komponen utama sebuah penguat adalah MOSFET. Sirkuit MOSFET yang berukuran dan berdaya rendah sering diidentikkan dengan performa yang buruk, oleh sebab itu perhatian lebih ditujukan pada delay power dan speed power [3]. Topologi osilator yang hemat daya merupakan keunggulan dari osilator cincin. Osilator cincin juga sudah menjadi dasar dari perancangan beberapa rangkaian digital dan sistem komunikasi [4]. Salah satu keunggulan osilator cincin adalah tidak memerlukan induktor yang memerlukan area luas pada substrat silikon dan biasanya mengurangi performa dari LC tank resonator [5]. Murah, hemat daya dan mudah digunakan merupakan alasan kuat
2 tersebarnya penggunaan osilator cincin dibidang RFID, clock generation subsystem, dan biomedik [6]. Osilator cincin tersusun atas beberapa penguat. Penguat yang mempunyai keunggulan dibidang penghematan daya adalah penguat keluaran tunggal [7]. Dengan keunggulan hemat daya, osilator cincin berpenguat keluaran tunggal banyak dikembangkan oleh peneliti - peneliti. Untuk memperoleh penghematan daya secara maksimal, topologi adalah hal yang pertama kali dipertimbangkan. Untuk memperoleh konsumsi tegangan yang kecil, amplifier harus dirancang sesimpel mungkin [3]. Pertimbangan berikutnya adalah beban yang digunakan. Beban pada penguat berfungsi untuk menentukan nilai penguatan dan pengatur arus. Beban yang umum digunakan adalah resistor akan tetapi, dalam teknologi CMOS resistor sulit diimplementasikan [8]. Komponen pengganti resistor yang dapat mengatur arus dan dapat difungsikan sebagai beban serta dapat terintegrasi dalam VLSI ( Very Large Scale Integrated circuit) adalah CMOS. Penggunaan CMOS sebagai beban pada penguat keluaran tunggal mempunyai keuntungan diantaranya dapat diintegrasikan pada sistem VLSI, tegangan ayun yang maksimal, dan penguatan yang tinggi. Medium yang kecil merupakan aspek yang diperhatikan pada perancangan peralatan komunikasi. Osilator cincin sangat memungkinkan untuk mencapai ukuran yang kecil. Osilator cincin lebih dipilih daripada osilator LC karena rentang tala yang lebih lebar dan ukuran luas area yang lebih kecil sehingga lebih mudah diintegrasikan kedalam sistem chip pada teknologi VLSI [9][10][11]. Hal tersebut karena pembuatan komponen pasif pada sistem chip membutuhkan area yang luas sehingga kurang cocok jika digunakan untuk pembuatan alat komunikasi yang mempertimbangkan ukuran dari alat tersebut. Osilator cincin dengan penguat keluaran tunggal mempunyai keunggulan ukuran yang kecil. Hal tersebut karena penguat keluaran tunggal membutuhkan sedikit MOSFET. Dengan sedikit komponen yang diintegrasikan pada sistem chip maka ukurannya menjadi lebih kecil. Frekuensi ISM mempunyai beberapa kanal. Untuk menjangkau beberapa kanal tersebut osilator harus mempunyai rentang tala yang cukup lebar. Osilator
3 cincin dapat diandalkan karena mempunyai rentang tala yang lebar. Osilator cincin berpenguat keluaran tunggal dengan beban CMOS complementary mempunyai rentang tala yang lebih lebar dibandingkan dengan beban resistor, diode connected maupun CMOS current source. Oleh karena itu topologi osilator cincin berpenguat keluaran tunggal dengan beban CMOS complementary digunakan untuk perancangan peralatan komunikasi ISM [2][12][13]. Rentang tala lebar namun berdaya kecil dan komponen yang sedikit menimbulkan beberapa konsekuensi. Penggunaan penguat keluaran tunggal mempunyai konsekuensi bentuk gelombang keluaran yang buruk pada frekuensi berorde Giga Hertz dan beda fasa yang buruk pada awal proses osilasinya selain itu penguat keluaran tunggal kurang handal menahan gangguan. Osilator cincin berpenguat beda dengan beban CMOS mempunyai ketahanan lebih terhadap gangguan dibandingkan dengan penguat keluaran tunggal [8][14]. Osilator cincin berpenguat beda dengan beban CMOS complementary dipekerjakan pada penelitian ini. Penguat beda dengan beban CMOS complementary mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan topologi penguat beda yang lain. Penguat beda beban CMOS complementary mempunyai tegangan keluaran ayun yang terbesar jika dibandingkan dengan penguat beda dengan beban resistor, diode connected, dan CMOS sumber arus. Selain itu, osilator dengan penguat beda beban CMOS complementary menghasilkan keluaran frekuensi yang tertinggi. Penguatan penguat ini juga yang tertinggi sehingga untuk mencapai penguatan tertentu, medium MOSFET yang digunakan lebih kecil dibandingkan dengan topologi lainnya. Beberapa keunggulan tersebut mendukung perancangan osilator yang hemat daya. Untuk penghematan daya lebih optimal, MOSFET model level 54 digunakan karena hanya memerlukan tegangan minimal 1 V. Selain itu panjang kanal minimal pada model ini adalah 50 nm. Semakin pendek lebar kanal semakin tinggi frekuensi yang dapat dicapainya. Hal tersebut telah dibahas oleh Pangavhane S.M. [12]. Selain itu meningkatkan ukuran MOSFET dapat menambah kapasitas kapasitor load [15] yang berakibat pada lamanya pengisian dan pengosongannya sehingga
4 frekuensi menurun. Pencapaian frekuensi yang tinggi dengan daya rendah dan medium kecil tentu memiliki dampak negatif pada keluarannya. Walaupun tegangan keluaran ayunnya tinggi, kesetabilan tinggi ayunannya rendah. Hal tersebut diikuti dengan tidak stabilnya arus yang melewati penguat pada setiap tahapannya. Ketidak stabilan arus dan tegangan menyebabkan ketidak stabilan frekuensi yang dihasilkan. Terlebih kesetabilan arus pada awal osilasi. Overshoot arus pada awal osilasi menyebabkan bentuk geombang tidak stabil. Untuk mengatasi hal terebut, cermin arus dipekerjakan untuk membatasi arus yang melewati penguat. Selain itu cermin arus dapat digunakan sebagai pengontrol arus yang berpengaruh pada keluaran frekuensi. Pengontrolan arus pada cermin arus melibatkan tegangan bias sehingga perancangan cermin arus yang mempunyai linieritas antara arus dan tegangan merupakan suatu hal yang penting. Kestabilan arus merupakan hal yang menjadi hal yang penting pada penelitian ini karena arus sangat berpengaruh pada kesetabilan frekuensi dan beda fasa antara kedua keluaran pada penguat beda. Dari penjabaran diatas maka, penulis memutuskan untuk mengambil judul Osilator Cincin Berpenguat Beda yang Berdaya Rendah dengan Cermin Arus Sebagai Pengatur Frekuensi yang Bekerja pada Pita ISM Perumusan masalah Konsumsi daya rendah, ukuran chip kecil, bekerja pada pita frekuensi ISM merupakan tantangan dibidang IC design. Memperkecil daya berakibat pada menurunnya frekuensi dan rentang tala yang dapat dicapai. Sedangkan memperkecil ukuran, berakibat buruk pada kesetabilan tegangan ayun dan frekuensi. Untuk itu, pada penelitian ini akan dicari solusi agar dengan daya yang rendah dan ukuran yang kecil dapat mencakup rentang tala ISM serta mendapatkan kestabilan tegangan ayun dan frekuensi keluaran Keaslian penelitian Peneliti terdahulu merancang osilator dengan topologi penguat keluaran tunggal. Topologi tersebut menggunakan resistor sebagai beban dan sumber arus
5 [16]. Penggunaan resistor sebagai beban menghasilkan bentuk keluaran gelombang yang simetris, tegangan ayun stabil, dan penguatan yang tinggi. Namun, penguat keluaran tunggal dengan beban resistor mempunyai kelemahan yaitu tegangan keluaran yang dihasilkan kecil serta resistor tidak dapat diimplementasikan pada sistem VLSI [8]. Untuk memperoleh penguatan yang tinggi dan dapat dijadikan sebagai sumber arus maka, resistor diganti dengan menggunakan CMOS yang difungsikan sebagai diode connected [17]. Penggantian resistor dengan diode connected mempunyai kelebihan yaitu dapat diintegrasikan pada sistem VLSI. Akan tetapi tegangan keluarannya dianggap kurang maksimal karena diode connected memerlukan tegangan kerja sebesar. Beban pengganti agar tegangan keluaran lebih maksimal dibandingkan dengan diode connected adalah dengan cara mengganti beban resistor dengan beban CMOS kanal P yang dipekerjakan pada daerah triode. keuntungan dari pengantian tersebut adalah tegangan triode pada beban CMOS kanal P mengkonsumsi tegangan kerja lebih rendah dibanding dengan tegangan kerja menggunakan diode connected [8], sehingga tegangan ayun keluaran menjadi lebih tinggi. Beban dengan CMOS kanal P mempunyai tegangan keluaran yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan diode connected, namun dengan topologi tersebut sulit untuk mencapai frekuensi tinggi, maka untuk mencapai frekuensi tinggi dengan tegangan keluaran maksimal peneliti berikutnya menggunakan penguat keluaran tunggal dengan complementary CMOS sebagai beban [2]. Arus sangat berpengaruh pada frekuensi. Pada osilator cincin berpenguat keluaran tunggal dengan complementary CMOS sebagai bebannya, arus pada awalan proses osilasi mengalami kenaikan sehingga mempengaruhi bentuk gelombang. Bentuk gelombang tidak simetis karena tinggi amplitudo tidak stabil. Selain itu ketahanan terhadap gangguan pada penguat keluaran tunggal tidak terlalu baik.. Ketahanan Osilator cincin penguat keluaran tunggal beban complementary
6 CMOS terhadap gangguan lebih lemah dibanding dengan osilator cincin penguat keluaran beda beban complementary CMOS [14]. Namun osilator cincin dengan penguat keluaran tunggal atau penguat beda beban complementary CMOS mempunyai masalah yang sama yaitu kenaikan arus secara tiba tiba dalam tempo singkat (overshoot). Untuk menjaga kestabilan arus saat permulaan, cermin arus dapat digunakan untuk meredam overshooting arus, rangkaian cermin arus yang dibahas pada [15][6][18] menggunakan MOSFET kanal P yang difungsikan sebagai diode connected untuk merefleksikan arus ke penguat, serta MOSFET kanal n sebagai pengatur arus yang melalui cermin arus. Topologi tersebut dapat mengurangi overshoot pada awalan osilasi. Topologi cermin arus untuk mengatasi arus yang overshoot dengan mempekerjakan tiga MOSFET yaitu MOSFET kanal n dan p yang difungsikan sebagai diode connected dan satu MOSFET kanal n yang difungsikan sebagai pengatur laju arus pada rangkaian cermin arus telah dibahas oleh G. Jovanovic [4]. Topologi tersebut disebut current starved. Performa terbaik current starved adalah current starved dengan jenis output switching. Dalam hal ketahanan terhadap phase noise, current starved output switching merupakan jenis current starved yang terbaik [4]. Dengan merujuk pada peneliti-peneliti sebelumnya, maka penulis akan merancang osilator yang tersusun dari tiga tahap penguat beda berbeban complementary CMOS yang mempekerjakan cermin arus sebagai pengatur frekuensi dengan tegangan kerja 1 V. Model MOSFET yang digunakan adalah level 54 karena model tersebut hanya memerlukan tegangan sumber 1 V dan panjang kanal minimal 50 nm. Seperti yang telah dibahas oleh Pangavhane S.M. [12], semakin pendek kanal maka semakin tinggi frekuensi yang dapat raih serta pencapaian efisiensi daya menjadi maksimal Tujuan Penelitian 1. Merancang osilator cincin berbasis penguat beda yang bekerja pada pita ISM. 2. Merancang osilator cincin berdaya rendah yang dapat bekerja pada pita ISM.
7 3. Memperbaiki bentuk gelombang keluaran dari osilator cincin dengan penguat beda berbeban complementary CMOS Hasil yang diharapkan 1. Dari hasil simulasi diperoleh osilator berbasis penguat beda berbeban CMOS complementary dengan konsumsi daya yang rendah dan bekerja pada kanal ISM. 2. Berdasarkan simulasi diketahui topologi yang dapat menghasilkan keluaran ayun yang tertinggi pada penguat keluaran tunggal dan penguat beda. 3. Memperoleh rangkaian pembatas arus pada penguat beda beban CMOS complementary dengan memanfaatkan cermin arus. 4. Diperoleh rangkaian yang dapat menstabilkan beda fasa keluaran pada penguat beda beban CMOS complementary. 5. Dari hasil simulasi diperoleh bukti bahwa cermin arus yang diterapkan pada osilator penguat beda beban CMOS complementary dapat memperkecil harmonis. 6. Memperoleh cara untuk menyamakan arus yang masuk dan keluar pada penguat beda beban CMOS complementary.
PERANCANGAN INVERTER SEBAGAI SWITCH MOS PADA IC DAC
PERANCANGAN INVERTER SEBAGAI SWITCH MOS PADA IC DAC Veronica Ernita K. 1), Erma Triawati Ch 2) 1,2,3) Jurusan Teknik Elektro Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100, Depok 16424, Jawa Barat, Indonesia
Lebih terperinciIC (Integrated Circuits)
IC (Integrated Circuits) Crystal semikonduktor silikon (chip) yang didalamnya merupakan integritas dari komponen elektronik (representasi rangkaian gerbang logika) Rangkaian didalam IC dihubungkan dengan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERFORMA PERANGKAT Efisiensi dan Evaluasi Kerugian daya
BAB IV ANALISA DAN PERFORMA PERANGKAT 4. 1 Efisiensi dan Evaluasi Kerugian daya Transfer daya nirkabel adalah proyek yang sangat efisien. Namun perhatian utama dengan paparan teknologi baru ini adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan informatics and communications technology (ICT) serta dorongan kebutuhan akan teknologi informasi, maka saat ini layanan telekomunikasi
Lebih terperinci1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO
1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 2. SISTEM MODULASI DALAM PEMANCAR GELOMBANG RADIO Modulasi merupakan metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio. Maksudnya, informasi yang akan disampaikan kepada
Lebih terperinciBAB I 1. BAB I PENDAHULUAN
BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan konverter daya yang efisien dan berukuran kecil terus berkembang di berbagai bidang. Mulai dari charger baterai, catu daya komputer, hingga
Lebih terperinciBASIS TEKNOLOGI REVOLUSI KOMUNIKASI. Kemajuan Elektronika untuk Kebutuhan Komunikasi
BASIS TEKNOLOGI REVOLUSI KOMUNIKASI Kemajuan Elektronika untuk Kebutuhan Komunikasi Revolusi di bidang komunikasi bersandar pada sejumlah penemuan (invention) dan kemajuan teknologi. Sebagian merupakan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM
52 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini membahas pengujian alat yang dibuat, kemudian hasil pengujian tersebut dianalisa. 4.1 Pengujian Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Sistem Blok Diagram Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan dengan lebih baik melalui blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Input Proses Output Frekuensi Daya
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa
TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa Disusun oleh: (Telkom Group) 1. Alwin Bahari 2. Aulya Rahman F 3. Firman Anggoro 4. Gunawan 5. Hafiz Maulana 6. Irfan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Alat Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang direncanakan diperlihatkan pada Gambar 3.1. Sinyal masukan carrier recovery yang berasal
Lebih terperinciRangkaian Elektronika
Bab 1: Pendahuluan Rangkaian elektronika adalah rangkaian yang dibentuk oleh komponen-komponen elektronika pasif dan aktif yang merupakan suatu satuan untuk pemrosesan isyarat (signal processing). SINYAL
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap
Lebih terperinciDalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Untuk mengetahui apakah hasil rancangan yang dibuat sudah bekerja sesuai dengan fungsinya atau tidak, perlu dilakukan pengujian dan beberapa pengukuran pada beberapa test point
Lebih terperinciPERANCANGAN IC CMOS LOW PASS FILTER SALLEN-KEY ORDE 2 DENGAN MICROWIND
PERANCANGAN IC CMOS LOW PASS FILTER SALLEN-KEY ORDE DENGAN MICROWIND Beauty Anggraheny Ikawanty Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Beauty_Ikawanty@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Gambaran Umum Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate 64 Kbps untuk melakukan proses modulasi terhadap sinyal data digital. Dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
2 BAB III METODE PENELITIAN Pada skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat suatu alat yang dapat mengkonversi tegangan DC ke AC.
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN TEKNIK ELEKTRO ( IB ) MATA KULIAH / SEMESTER : ELEKTRONIKA ANALOG* / 6 KODE / SKS / SIFAT : IT41351 / 3 SKS / UTAMA
Pertemuan ke 1 2 Pokok Bahasan dan TIU Konsep dasar dan karakteristik arus-tegangan Dioda pn, BJT, MOSFET dan JFET. Penjelasan ulang konsep dasar dan karakteristik arus tegangan Analisis dan desain rangkaian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA MEMS RESONATOR UNTUK APLIKASI OSILATOR
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA MEMS RESONATOR UNTUK APLIKASI OSILATOR 2.1 MICRO-ELECTRO MECHANICHAL SYSTEM (MEMS) Micro Electromechanical Systems, merupakan integrasi dari elemen mekanik, sensor, actuator,
Lebih terperinciFILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT
FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT Nama : Andyka Bangun Wicaksono NRP : 22 2 111 050 23 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciJenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya
Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara langsung melalui jaringan kabel[1,2]. Implementasi jaringan dengan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang JSN merupakan jaringan sistem pemantauan objek yang tersebar dalam cakupan area tertentu, dimana kondisi lingkungan tidak mendukung adanya transmisi data secara langsung
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM. 1141160049 JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL 2011/2012 POLITEKNIK NEGERI MALANG jl.soekarno
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Digital Signal Processor (DSP) merupakan satu jenis prosesor dari sekian banyak prosesor yang mengimplementasikan Harvard Architecture, yang berkembang dan dikembangkan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran.
BAB II DASAR TEORI Dalam bab dua ini penulis akan menjelaskan teori teori penunjang utama dalam merancang penguat audio kelas D tanpa tapis LC pada bagian keluaran menerapkan modulasi dengan tiga aras
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Inverter dan Aplikasi Inverter daya adalah sebuah perangkat yang dapat mengkonversikan energi listrik dari bentuk DC menjadi bentuk AC. Diproduksi dengan segala bentuk dan ukuran,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
10 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi VSAT VSAT merupakan singkatan dari Very Small Aperture Terminal, awalnya merupakan suatu trademark untuk stasiun bumi kecil yang dipasarkan sekitar tahun 1980 oleh
Lebih terperinciPENGENALAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP)
+ PENGENALAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OPAMP) Penguat operasional atau Operational Amplifier (OPAMP) yaitu sebuah penguat tegangan DC yang memiliki 2 masukan diferensial. OPAMP pada dasarnya merupakan sebuah
Lebih terperinci2015 PERANCANGAN SIMULASI FILTER AKTIF 3 FASA UNTUK MEREDUKSI HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN BEBAN NON LINIER
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam sistem tenaga listrik kualitas daya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Kualitas daya mencakup, kontinuitas dalam penyediaan energi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT 3.1 Pembuatan Modulator 8-QAM Dalam Pembuatan Modulator 8-QAM ini, berdasarkan pada blok diagram modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan medan magnet untuk mengetahui karakteristik sistem sensor magnetik. Tahapan
Lebih terperinciNama : Taufik Ramuli NIM :
Nama : Taufik Ramuli NIM : 1106139866 Rangkaian RLC merupakan rangkaian baik yang dihubungkan dengan paralel pun secara seri, namun rangkaian tersebut harus terdiri dari kapasitor; Induktor; dan resistor.
Lebih terperinciPraktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA
MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL IV MOSFET TUJUAN PERCOBAAN 1. Memahami prinsip kerja JFET dan MOSFET. 2. Mengamati dan memahami
Lebih terperinciLAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER. Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi :
LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi : Gb-A.1. Rangkaian Catu Daya pada Lampu Hemat Energi Gb-A.2. Rangkaian Catu Daya pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada bab ini dibahas hasil dari pengujian alat implementasi tugas akhir yang dilakukan di laboratorium Tugas Akhir Program Studi Teknik Elektro. Dengan
Lebih terperinciPendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)
Pada laporan ini akan menyajikan bagaimana efisien sebuah power supply untuk LED. Dengan menggunakan rangkaian buck converter diharapkan dapat memberikan tegangan dan arus pada beban akan menjadi stabil,
Lebih terperinciPOLITEKNIK NEGERI JAKARTA
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KOMUNIKASI RADIO SEMESTER V TH 2013/2014 JUDUL REJECTION BAND AMPLIFIER GRUP 06 5B PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA PEMBUAT
Lebih terperinci5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input
Lebih terperinciKOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika
Resume Praktikum Rangkaian Elektronika 1. Pertemuan kesatu Membahas silabus yang akan dipelajari pada praktikum rangkaian elektronika. Membahas juga tentang komponen-komponen elektronika, seperti kapasitor,
Lebih terperinciIntegrated Circuit (IC)
Integrated Circuit (IC) mohammad iqbal iqbal.umk@gmail.com 085.626.74139 Evolusi Teknologi Elektronik (Rockett, 1991; McCanny & White, 1987) 1900-an: Tabung Vakum. 1905 Tabung vakum dioda elektronik pertama
Lebih terperinciTuhanmemberi. kelasini
SemogaTuhan Tuhanmemberi memberiberkah berkah padakelas kelasini ini. 1 RANGKAIAN DIGITAL SILABUS PERKULIAHAN 1. Sistem Digital 2. Sistem Bilangan 3. Gerbang Logika 4. Penyederhanaan Rangkaian Logika (Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi semakin cepat dan beragam, sehingga muncul standar teknologi yang baru dan semakin canggih. Di dalam suatu komunikasi umumnya terdapat
Lebih terperinciB B BA I PEN EN A D HU LU N 1.1. Lat L ar B l e ak an Mas M al as ah
BAB I PENDAHULUAN Pada tugas akhir ini penulis akan merancang dan membuat penguat audio kelas D tanpa tapis induktor-kapasitor (LC) yang memanfaatkan modulasi tiga aras. Pada bab I, penulis akan menjelaskan
Lebih terperinciKendali Pensaklaran Freewheel untuk Pensaklaran Konverter PCCM
1 Kendali Pensaklaran Freewheel untuk Pensaklaran Konverter PCCM Maickel Tuegeh,ST,. MT. * *Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia,
Lebih terperinciPenguat Oprasional FE UDINUS
Minggu ke -8 8 Maret 2013 Penguat Oprasional FE UDINUS 2 RANGKAIAN PENGUAT DIFERENSIAL Rangkaian Penguat Diferensial Rangkaian Penguat Instrumentasi 3 Rangkaian Penguat Diferensial R1 R2 V1 - Vout V2 R1
Lebih terperinciBAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen
BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen Operasional Amplifier (Op-Amp). Adapun komponen yang akan digunakan
Lebih terperinciBOBI KURNIAWAN, JANA UTAMA Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia
bidang TEKNIK PERANCANGAN RADIO PORTABEL UNTUK MASYARAKAT PEDESAAN DI INDONESIA BERBASIS FREKUENSI MODULASI (FM) DENGAN MENGGUNAKAN MP3, MEMORY CARD, KOMPUTER DAN LINE IN MICROPONE SEBAGAI MEDIA INPUT
Lebih terperinciDesain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya
1 Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya Dimas Setiyo Wibowo, Mochamad Ashari dan Heri Suryoatmojo Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ELEKTRONIKA ANALOG* (Ujian Utama) KODE MK / SKS : KK / 3
SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ELEKTRONIKA ANALOG* (Ujian Utama) KODE MK / SKS : KK-041301 / 3 Minggu Pokok Bahasan Ke Dan TIU 1 Konsep dasar dan karakteristik arustegangan Dioda pn, BJT, MOSFET
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Dalam perancangan alat pengendali kipas angin menggunnakan mikrokontroler ATMEGA8535 berbasis sensor suhu LM35 terdapat beberapa masalah yang
Lebih terperinciPerancangan Collpits Oscillator Frekuensi 1 MHz dengan Resistansi Negatif pada Peralatan NDB Tipe ND 200
Perancangan Collpits Oscillator Frekuensi 1 MHz dengan Resistansi Negatif pada Peralatan NDB Tipe ND 200 Iga Ayu Mas Oka 1, Esti Handarbeni 2 Teknik Telekomunikasi dan Navigasi Udara Sekolah Tinggi Penerbangan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PENGUAT KELAS D
BAB III PERANCANGAN PENGUAT KELAS D TANPA TAPIS LC PADA BAGIAN KELUARAN DENGAN MODULASI TIGA ARAS Pada bab III penulis akan menjelaskan perancangan dari penguat kelas D tanpa tapis LC dengan menerapkan
Lebih terperinciTeknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Model Sistem Komunikasi Sinyal listrik digunakan dalam sistem komunikasi karena relatif gampang dikontrol. Sistem komunikasi listrik ini mempekerjakan sinyal listrik untuk membawa
Lebih terperinciOsilator dan Sumber Sinyal
EL317 Sistem Instrumentasi 11-1 Osilator dan Sumber Sinyal Prinsip Kerja Osilator memanfaatkan feedback positif Pengelompokan Osilator RC Wien Bridge (sbg α) Bridged-T (sbg β) Twin-T (sbg β) Penggeser
Lebih terperinciBAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT. Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat sirkuit
BAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT 2.1 Konsep Switching Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat sirkuit masukan dan keluaran yang disebut dengan inlet dan outlet.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima
Lebih terperinciKOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X
KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA Prakarya X Ukuran Komponen Elektronika Komponen Elektronika? Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. MOSFET MOSFET atau Metal Oxyde Semiconductor Field Effect Transistor merupakan salah satu jenis transistor efek medan (FET). MOSFET memiliki tiga pin yaitu gerbang (gate), penguras
Lebih terperinciPERTEMUAN 1 SISTEM DIGITAL
PERTEMUAN 1 SISTEM DIGITAL Sasaran Pertemuan 1 - Mahasiswa diharapkan mengerti akan perbedaan antara sistem digital dan sistem analog - Mahasiswa diharapkan mengerti tentang macam macam dan cara kerja
Lebih terperinciPemancar dan Penerima FM
Pemancar dan Penerima FM Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga budihardja.murtianta@staff.uksw.edu Ringkasan
Lebih terperinciSasaran Pertemuan 1. Tugas Kelompok
Sasaran Pertemuan 1 PERTEMUAN 1 SISTEM DIGITAL - Mahasiswa diharapkan mengerti akan perbedaan antara sistem digital dan sistem analog - Mahasiswa diharapkan mengerti tentang macam macam dan cara kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Frekuensi identik dengan banyaknya jumlah gelombang per satu perioda waktu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Frekuensi adalah salah satu parameter dalam operasi sistem tenaga listrik. Frekuensi identik dengan banyaknya jumlah gelombang per satu perioda waktu. Generator pada
Lebih terperinciPERANCANGAN MIXER UP-CONVERSION CMOS UNTUK RANGKAIAN RF TERINTEGRASI
JETri, Volume 8, Nomor 1, Agustus 2008, Halaman 1-16, ISSN 1412-0372 PERANCANGAN MIXER UP-CONVERSION CMOS UNTUK RANGKAIAN RF TERINTEGRASI Cecilia Susilawati Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Blok diagram sistem radar [2]
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi begitu pesat, dari generasi ke generasi lahir berbagai inovasi yang merupakan objek pembaharuan penunjang kehidupan manusia. Di bidang komunikasi
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ELEKTRONIKA DASAR KODE : TSK-210 SKS/SEMESTER : 2/2 Pertemuan Pokok Bahasan & ke TIU 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor TIU : - Mahasiswa mengenal Jenis-jenis
Lebih terperinciMODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier)
P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier) 1 TUJUAN Memahami prinsip kerja Operational Amplifier.
Lebih terperinciBOOSTER 300 WATT PADA PEMANCAR RADIO FM STEREO MHZ DENGAN MENGGUNAKAN MOS TRANSISTOR
BOOSTER 300 WATT PADA PEMANCAR RADIO FM STEREO 88-108 MHZ DENGAN MENGGUNAKAN MOS TRANSISTOR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Fakultas
Lebih terperinciMULTIPLEXING. Frequency-division Multiplexing (FDM)
MULTIPLEXING Multiplexing merupakan rangkaian yang memiliki banyak input tetapi hanya 1 output dan dengan menggunakan sinyal-sinyal kendali, kita dapat mengatur penyaluran input tertentu kepada outputnya,
Lebih terperinciPERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR
PERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR 3.1. TUJUAN : Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan prinsip kerja rangkaian multivibrator sebagai pembangkit clock Membedakan rangkaian
Lebih terperinciBerikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif
Resonansi paralel sederhana (rangkaian tank ) Kondisi resonansi akan terjadi pada suatu rangkaian tank (tank circuit) (gambar 1) ketika reaktansi dari kapasitor dan induktor bernilai sama. Karena rekatansi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan yang pesat pada sistem telekomunikasi frekuensi tinggi di masa sekarang ini telah memacu permintaan antena dengan rancangan yang kompak, proses pembuatan
Lebih terperinciPerancangan Mixer Untuk Mobile WiMax Pada Frekuensi 2,3 GHz
Perancangan Mixer Untuk Mobile WiMax Pada Frekuensi 2,3 GHz Ir. Gunawan Wibisono, M.Sc, Ph.D Dr. Purnomo Sidi Priambodo Dr.Ir. Agus Santoso Tamsir Prof.Dr. N. R. Poespawati Zakiyy Amri Departemen Teknik
Lebih terperinciyaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali
BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA
Mata Kuliah Kode / SKS Program Studi Fakultas : Elektronika Dasar : IT012346 / 3 SKS : Sistem Komputer : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor TIU : - Mahasiswa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika
28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian dimulai pada tanggal Juni 2012 sampai dengan
Lebih terperinciOSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK
OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK 1 Last Time Induktansi Diri 2 Induktansi Diri Menghitung: 1. Asumsikan arus I mengalir 2. Hitung B akibat adanya I tersebut 3. Hitung fluks akibat adanya B tersebut
Lebih terperinciKata Pengantar. Bandung, Februari 2015 Penyusun. (Agung Rismawan)
Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
Lebih terperinciRangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206
Eddy Nurraharjo Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email : eddynurraharjo@gmail.com Abstrak Sebuah sinyal dapat dihasilkan dari suatu pembangkit sinyal yang berupa sebuah rangkaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem perangkat pemancar saat ini membutuhkan mekanisme pembagi daya untuk merealisasikannya. Pembagi daya ini digunakan untuk membagi daya pancar yang berasal
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini berbagai skema modulasi telah dikembangkan untuk mendukung kebutuhan komunikasi yang lebih cepat, handal, dan efisien. Skema modulasi yang paling
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS
48 BAB I HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. HASIL PERCOBAAN 4.1.1. KARAKTERISTIK DIODA Karakteristik Dioda dengan Masukan DC Tabel 4.1. Karakteristik Dioda 1N4007 Bias Maju. S () L () I D (A) S () L ()
Lebih terperinciPEMBUATAN PEMANCAR FM SEDERHANA UNTUK ALAT PERAGA
INDEPT, Vol. 6, No. 1 Februari 2016 ISSN 2087 9245 PEMBUATAN PEMANCAR FM SEDERHANA UNTUK ALAT PERAGA João Dos Reis Tavares 1, Heni Puspita 2 Program Studi Avionik Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Inverter BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kedudukan inverter pada sistem pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS adalah sebagai peeralatan yang mengubah listrik arus searah (DC) menjadi listrik arus bolak-balik
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu kelistrikan yang menggabungkan ilmu elektronika dengan ilmu ketenaga-listrikan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bidang ilmu kelistrikan yang sedang berkembang pesat dan berpengaruh dalam perkembangan teknologi masa kini adalah bidang elektronika daya. Elektronika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Antena merupakan suatu bagian yang mutlak diperlukan dalam sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Antena merupakan suatu bagian yang mutlak diperlukan dalam sistem komunikasi radio. Dalam dunia telekomunikasi antena didefinisikan sebagai struktur yang berfungsi
Lebih terperinciMateri 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA 52150492 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA KONVERTER DC KE DC CHOPPER PENGERTIAN DC to DC converter itu merupakan suatu device
Lebih terperinciBABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun pembuatan modem akustik untuk komunikasi bawah air memang sudah banyak dikembangkan di universitas-universitas di Indonesia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul dan Definisi Hibrida Rekayasa Hibrida 90, (900±90)MHz Berterminal 50
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul dan Definisi Hibrida Hibrida adalah alat pasif yang digunakan dalam berbagai macam alat elektronik dan system komunikasi. Aplikasi dari hibrida yaitu diskriminator
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem perangkat keras dari UPS (Uninterruptible Power Supply) yang dibuat dengan menggunakan inverter PWM level... Gambaran Sistem input
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan kebutuhan manusia untuk mendapatkan informasi tanpa mengenal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri Telekomunikasi berkembang sangat cepat. Hal itu disebabkan kebutuhan manusia untuk mendapatkan informasi tanpa mengenal batas waktu dan ruang.
Lebih terperinciMAKALAH PENGUAT DAYA
MAKALAH PENGUAT DAYA Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Komunikasi Disusun oleh: Shintya Yosvine Monro 111090109 FAKULTAS ELEKTRO DAN KOMUNIKASI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM BANDUNG
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN REALISASI PLL(88-108) MHZ DENGAN INDIKATOR LED SAAT DAERAH FREKUENSI LOCK DAN UNLOCK
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2008 PERANCANGAN DAN REALISASI PLL(88-108) MHZ DENGAN INDIKATOR LED SAAT DAERAH FREKUENSI LOCK DAN UNLOCK Gumilar Trisyana Putra¹, Budianto², Budi Prasetya³
Lebih terperinciPengkonversi DC-DC (Pemotong) Mengubah masukan DC tidak teratur ke keluaran DC terkendali dengan level tegangan yang diinginkan.
Pengkonversi DC-DC (Pemotong) Definisi : Mengubah masukan DC tidak teratur ke keluaran DC terkendali dengan level tegangan yang diinginkan. Diagram blok yang umum : Aplikasi : - Mode saklar penyuplai daya,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan merupakan proses yang kita lakukan terhadap alat, mulai dari rancangan kerja rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan. Perancangan dan pembuatan alat merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tombak pemikulan beban pada konsumen. Gangguan-gangguan tersebut akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Energi listrik menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia saat ini. Energi Listrik dibangkitkan pada sistem pembangkit disalurkan ke konsumen melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari perkembangan divais elektronik yang semakin mengecil secara ukuran namun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuaan di bidang elektronika semakin canggih. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan divais elektronik yang semakin mengecil secara ukuran namun unjuk kerja
Lebih terperinci