BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berlebihan atau perkembangan yang tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berlebihan atau perkembangan yang tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan)"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. KANKER PAYUDARA 1.1. Pengertian Kanker Payudara Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan yang berlebihan atau perkembangan yang tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara. Kanker payudara tumbuh didalam kelenjar payudara, saluran payudara, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Kanker payudara juga merupakan suatu penyakit neoplasma yang ganas dan berasal dari parenchyma (Suryanti, 213). Menurut Siburian (212), pertumbuhan kanker terjadi secara progresif dan relatif cepat membesar. Ciri-ciri pada stadium awal kanker, yaitu: pasien tidak memiliki keluhan hanya terdapat fibroadenoma atau fibrokistik yang kecil pada tubuh, bentuk kanker tidak teratur, batas kanker tidak tegas, permukaan kanker tidak rata, dan konsistensi kanker padat serta keras Jenis-jenis Kanker Payudara a. Karsinoma in situ : Kanker yang masih berada pada tempatnya. Kanker jenis karsinoma in situ ini merupakan kanker dini yang belum menyebar atau menyusup keluar dari tempat asalnnya. b. Karsinoma Duktal : Kanker yang berasal dari sel-sel kanker dimana kanker tersebut melapisi saluran yang menuju ke putting susu. Sekitar 9% kanker payudara merupakan karsinoma duktal. Kanker ini dapat terjadi sebelum atau sesudah masa menopause. Kanker jenis karsinoma duktal ini terkadang dapat 6

2 7 diraba dan ketika dilakukan pemeriksaan mammogram akan tampak seperti bintik-bintik kecil dari endapan kalsium. Kanker jenis ini biasanya terdapat pada daerah tertentu di payudara serta dapat diangkat secara keseluruhan melalui pembedahan. Sekitar 25-35% penderita kanker karsinoma duktal akan menderita kanker invasif (biasanya letaknya pada payudara yang sama). c. Karsinoma lobuler : Kanker yang pertumbuhannya dimulai di dalam kelenjar susu. Kanker ini biasanya terjadi setelah masa menopause. Kanker jenis karsinoma lobuler ini tidak dapat diraba dan tidak terlihat pada pemeriksaan mammogram. Kanker ini biasanya ditemukan secarta tidak sengaja pada pemeriksaan mammografi yang dilakukan untuk pemeriksaan penyakit lain. Sekitar 25-3% penderita kanker karsinoma lobuler akan menderita kanker invasif (pada salah satu payudara atau pada kedua payudara). d. Karsinoma invasif : Kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya didalam tubuh dan dapat terlokalisir (terbatas pada payudara). Sekitar 8% kanker invasif ini merupakan kanker duktal dan 1 % adalah kanker lobuler. e. Karsinoma meduler dan Karsinoma tubuler: Kanker yang berasal dari kelenjar susu Faktor Penyebab Kanker payudara Dalam penelitian Suryanti (213), faktor penyebab terjadinya kanker payudara, yaitu : a. Faktor Reproduksi Beberapa faktor reproduksi yang berhubungan dengan resiko terjadinya

3 8 kanker payudara adalah nuliparitas (wanita yang belum melahirkan) dan kehamilan pertama pada usia lanjut (kehamilan pertama di atas umur 3 tahun). Hal ini dikaitkan dengan fungsi payudara yang tidak berfungsi secara optimal. Bertambahnya umur wanita merupakan penyebab utama meningkatnya resiko terkena kanker payudara tersebut. Diperkirakan kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga besar kemungkinan terjadinya tumor jauh sebelum masa menopause tersebut terjadi. b. Riwayat kesehatan personal Apabila seseorang pernah mempunyai riwayat mengidap kanker payudara, pada salah satu payudaraya, maka individu ini mempunyai resiko lebih tinggi untuk kemudian terkena kanker pada payudara yang lainnya. c. Penggunaan hormon Hormon estrogen erat kaitannya dengan kemungkinan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harard Shcool of Public Health menyebutkan bahwa akan meningkatanya resiko terjadinya kanker payudara pada para pengguna terapi sulih hormon untuk wanita yang telah megalami menopause. d. Penyakit fibrokistik (Tumor pada payudara) Wanita yang pernah mengalami tumor payudara dengan diagnosis adenosis, fibroadinoma, dan fibrosis tidak memiliki peningkatan resiko terjadinya kanker payudara. e. Obesitas (Kegemukan)

4 9 Berat badan dan bentuk tubuh wanita memiliki kaitan dengan resiko terjadinya kanker payudara, terutama untuk wanita yang sudah mengalami menopause. Hal ini ditunjukan oleh pola hidup wanita, khususnya kebiasaan makan dan jenis makanan yang dikonsumsi dimana kemungkinan terkena kanker payudara pada wanita yang gemuk pada saat menopause lebih besar dibandingkan dengan wanita yang tidak gemuk. f. Radiasi Unsur radiasi yang terpapar ketubuh wanita, apalagi dalam waktu yang lama ketika atau sesudah masa puberitas, akan meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan, maka dapat dikatakan bahwa resiko terjadinya kanker payudara dipengaruhi oleh dosis atau lamanya waktu unsur tersebut terpapar ketubuh. g. Riwayat keluarga atau faktor genetik Faktor genetik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi resiko terserang kanker payudara. Apabila orang tua, seorang ibu, pernah menderita kanker payudara maka keturunannya, khususnya wanita, akan mendapat resiko yang lebih besar terserang kanker tersebut. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. h. Periode menstruasi Wanita yang mengalami menstruasi pertama lebih awal (sebelum berumur 11 tahun) atau terlambat memasuki masa menopause (di usia 6 tahun) memiliki resiko yang lebih besar terserang kanker payudara. Wanita yang mengalami kondisi itu terpapar hormon reproduksi estrogen lebih lama dalam hidupnya

5 1 sehingga resiko terserang kanker tersebut juga lebih besar Gejala Kanker Payudara Menurut Sastrosudarmo (212), penderita kanker payudara mengalami beberapa gejala, yaitu: a. Muncul benjolan di bawah kulit yang berbeda dengan jaringan payudara di sekitar payudara tersebut. Benjolan tersebut tidak menimbulkan rasa nyeri dan biasanya memiliki batas pinggir yang tidak teratur. b. Pada kanker stadium awal, benjolan tersebut dapat digerakkan dengan mudah apabila didorong dengan jari tangan. c. Pada kanker stadium lanjut, biasanya benjolan sudah melekat pada dinding dada atau kulit di sekitar payudara. Terkadang benjolan tersebut membengkak dan kemudian berubah menjadi borok di kulit payudara. Selanjutnya kulit payudara tersebut akan mengkerut seperti kulit jeruk. d. Benjolan atau massa diketiak e. Terjadi perubahann ukuran atau bentuk pada payudara f. Keluar cairan yang abnormal dari putting susu (biasanya berdarah atau bewarna kuning sampai hijau,mungkin juga bernanah. g. Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwarna coklat tua di sekeliling putting susu. h. Payudara merah j. Kulit di sekitar putting susu bersisik k. Putting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal l. Nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara

6 Stadium Kanker Payudara Penentuan stadium kanker penting sebagai panduan pengobatan. Staging kanker payudara (American Joint Committee on Cancer) dalam Sastrosudarmo (212) : a. Stadium : Kanker in situ, dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya di dalam jaringan payudara yang normal. b. Stadium 1: Tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar keluar dari payudara. c. Stadium IIA: Tumor dengan garis tengah 2-5 cm tumor dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak. Atau tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak. d. Stadium IIB: Tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak. eatau tumor dengan garis tengah 2-5 cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak. e. Stadium IIIA: Tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak disertai perlengketan satu sama lain atau perlengketan ke struktur lainnya, atau tumor dengan garis tengah lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak. f. Stadium IIIB: Tumor telah menyusup keluar payudara,yaitu ke dalam kulit payudara atau ke dinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah bening di dalam dinding dada dan tulang dada. g. Stadium IV: Tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada, misalnya ke hati, tulang atau paru-paru. Stadium lanjut pada kanker payudara adalah stadium III dan IV.

7 Pengobatan Kanker Payudara a. Mastektomi Dalam penelitian Lisnawati (21) dijelaskan bahwa Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara, Mastektomi atau operasi dengan menghemat payudara hanya dilakukan bila indikasi terpenuhi dan atas pemintaan pasien. Menurut Wolde (213) dalam penelitiannya setelah mastektomi ( ME ) akan terjadi masalah kesehatan lain,seperti seroma dan kelenjar getah bening aksila diseksi. Seroma dikaitkan dengan rasa sakit, ketidaknyamanan, gangguan mobilisasi dan aspirasi berulang, sering mengakibatkan infeksi situs bedah (SSI). b. Radioterapi Berdasarkan penelitian Khotimah (211) dijelaskan radioterapi merupakan suatu metode pengobatan penyakit kanker atau tumor yang menggunakan teknik penyinaran dari zat radioaktif maupun radiasi pengion lainnya. Tujuan radioterapi adalah untuk mendapatkan tingkat sitotoksik radiasi terhadap planning target volumepasien, dengan seminimal mungkin paparan (exposure) radiasi terhadap jaringan sehat dan di sekitarnya. c. Kemoterapi Subekti (21) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa kemoterapi merupakan salah satu modalitas dalam pengobatan kanker payudara.

8 13 2. KEMOTERAPI 2.1 Pengertian Kemoterapi Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Tidak seperti radiasi atau operasi yang bersifat lokal, kemoterapi merupakan terapi sistemik, yang berarti obat menyebar ke seluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain (Rasjidi, 27). Kemoterapi dilakukan untuk membunuh sel kanker dengan obat anti kanker (Melia, 213). Frekuensi pemberian kemoterapi dapat menimbulkan beberapa efek yang dapat memperburuk status fungsional pasien. Kemoterapi merupakan cara pengobatan tumor dengan memberikan obat pembasmi sel kanker yang diminum ataupun yang diinfuskan ke pembuluh darah. Obat kemoterapi menyebar ke seluruh jaringan tubuh dan dapat membasmi sel-sel kanker yang sudah menyebar luas di seluruh tubuh. Dalam penelitian yang dilakukan Jim (211) ditemukan bahwa kemoterapi memiliki dampak negatif dalam pengobatan kanker payudara baik sebelum, selama dan setelah menjalani kemoterapi. 2.2 Tujuan Kemoterapi Tujuan kemoterapi pada kanker payudara menurut Rasjidi (27): a. Terapi adjuvant : Kemoterapi yang diberikan sesudah operasi, dapat sendiri atau bersamaan dengan radiasi, dan bertujuan untuk membunuh sel yang telah bermetastase.

9 14 b. Terapi neoadjuvant : Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan massa tumor, biasanya dikombinasi dengan radioterapi. c. Kemoterapi primer : Digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, dan kemoterapi digunakan hanya untuk mengontrol gejalanya. d. Kemoterapi induksi : Digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa terapi berikutnya. e. Kemoterapi kombinasi : Menggunakan 2 atau lebih agen kemoterapi 2.3 Pemilihan Obat Kemoterapi Untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya obat yang diberikan hendaknya Lima Tepat Satu Waspada, yaitu: tepat identitas. tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, waspada ESO (Efek Samping Obat). Tidak mudah memilih obat-obat anti kanker yang akan dipakai pada seorang penderita kanker. Saat memilih obat yang tepat untuk penderita kanker payudara perlu diperhatikan beberapa faktor seperti jenis kanker, khemosensitivitas kanker, populasi sel kanker, presentase sel kanker, siklus pertumbuhan sel kanker, dan imunitas tubuh. 2.4 Cara Pemberian Kemoterapi Kemoterapi dapat diberikan dengan beberapa cara (Rasjidi, 27) : a. Pemberian per oral Bebeapa jenis kemoterapi telah dikemas untuk pemberian peroral, diantaranya adalah chlorambucil dan etoposide (VP-16) b. Pemberian secara intra-muskulus Pemberian dengan cara ini relative lebih mudah dan sebaiknya suntikan

10 15 tidak diberikan pada lokasi yang sama dengan pemberian dua tiga kali berturut-turut yang dapat diberikan secara intra-muskulus antara lain bleomicin dan methotreaxate. c. Pemberian secara intravena Pemberian secara intravena dapat dengan bolus perlahan-lahan atau diberikan secara infuse (drip). Cara ini merupakan cara pemberian kemoterapi yang paling umum dan banyak digunakan. d. Pemberian secara intra arteri Pemberian intra arteri jarang dilakukan karena membutuhkan sarana yang cukup banyak, antara lain alat radiologi diagnostik, mesin, atau alat filter, serta memerlukan keterampilan tersendiri. 2.5 Cara kerja kemoterapi Suatu sel normal akan berkembang mengikuti siklus pembelahan sel yang teratur. Beberapa sel akan membelah diri dan membentuk sel baru dan sel yang lain akan mati. Sel yang abnormal akan membelah diri dan berkembang secara tidak terkontrol, yang pada akhirnya kana terjadi suatu massa yang dikenal sebagai tumor. Sikus sel secara sederhana dibagi menjadi 5 tahap yaitu: a. Fase G, dikenal juga sebagai fase istirahat. Ketika ada sinyal untuk berkembang, sel ini akan memasuki fase G1. b. Fase G1, pada fase ini sel siap untukmembelah diri yang diperantarai oleh beberapa protein penting untuk bereproduksi. Fase ini berlangsung 18-3 jam.

11 16 c. Fase S, disebut sebagai fase sintesis. Pada fase ini DNA sel akan di kopi. Fase ini berlangsung 18-2 jam. d. Fase G2, sintesis protein terus berlanjut. Fase ini berlangsung 2-1 jam. e. Fase M, Sel dibagi menjadi 2 sel baru. Fase ini berlangsung 3-6 menit. Siklus sel sangat penting dalam kemoterapi sebab obat kemoterapi mempunyai target dan efek merusak yang berbeda bergantung pada siklus selnya. Obat kemoterapi aktif pada saat sel sedang bereproduksi (bukan pada fase G), sehingga sel tumor yang aktif merupakan target utama dari kemoterapi. Namun, oleh sel yang sehat juga bereproduksi, maka tidak tertutup kemungkinan mereka juga akan terpengaruh oleh kemoterapi, yang akan muncul sebagai efek samping obat (Rasjidi, 27). 2.6 Efek Samping Kemoterapi Kemoterapi memilki efek samping yang akan mempengaruhi kondisi fisik ataupun psikologis pasien kanker payudara. Menurut Haiderali (211) dalam penelitiannya dijelaskan bahwa efek kemoterapi adalah mual dan muntah. Mual dan muntah ini dapat dicegah atau dikurangi dengan obat. Selain efek mual dan muntah kemoterapi juga memiliki efek samping yang paling umum terjadi selama proses kemoterapi yang dijalani penderita kanker seperti yang dijelaskan Jim (211) dalam penelitiannya, yaitu: a. Kelelahan Sebelum infus, peningkatan kelelahan dikaitkan dengan peningkatan depresi. Kelelahan merupakan efek utama yang signifikan dari siklus

12 17 kemoterapi, peningkatan kelelahan dikaitkan dengan peningkatan depresi dan menit terjaga di malam, serta penurunan aktivitas siang hari dan keteraturan tidur / kegiatan pola. Prevalensi kelelahan selama kemoterapi adalah 26-6%. b. Depresi Depresi dikaitkan dengan kurangnya aktivitas yang dilakukan oleh pasien, prevalensi depresi 2-39%. c. Tidur yang terganggu Jim (211) menjelaskan bahwa seminggu setelah pemasangan infus pertama, aktivitas tidur/ activitypatterns pasien secara signifikan akan terganggu, kemudian kembali ke pra-kemoterapi tingkat dasar 2 dan 3 minggu setelah infus pertama. Tidur kembali terganggu setelah pemasangan infus keempat dan terus terganggu dalam minggu kedua dan ketiga setelah infus keempat relatif terhadap baseline pra-kemoterapi, prevalensi Insomnia 79%. d. Aktivitas Menurut penelitian Lyons (212) banyak wanita yang menjalani kemoterapi mengalami efek samping yang membuat sulit untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Prevalensi aktivitas yang dilaporkan 4-74%. 3. AKTIVITAS SEHARI-HARI 3.1 Pengertian Aktivitas Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia

13 18 memerlukan hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pergerakan itu sendiri merupakan rangkaian yang terintegrasi antara sistem Muskuloskeletal dan sistem saraf. Pergerakan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: tingkat perkembangan tubuh atau peningkatan usia akan mempengaruhi tingkat perkembangan neuromuskuler dan perkembangan tubuh; kesehatan fisik dalam bentuk penyakit, cacat tubuh dan immobilisasi akan mempengaruhi pergerakan tubuh, keadaan nutrisi, kelemahan neuromuskuler dan skeletal (Dame,26). 3.2 Pengertian Aktivitas Sehari-hari Aktivitas Sehari-hari adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin seharihari. Aktivitas sehari-hari merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri. Contoh aktivitas sehari-hari, yaitu: ke toilet, makan, berpakaian (berdandan), mandi dan berpindah tempat (Suparyanto, 212). Menurut Brunner & Suddarth (22) dalam (Suparyanto, 212), aktivitas sehari-hari adalah aktifitas perawatan diri yang harus dilakukan pasien untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup seharihari. Aktivitas sehari-hari adalah keterampilan dasar dan tugas okupasional yang harus dimiliki dan dikerjakan seseorang sehari-hari untuk merawat dirinya secara mandiri dan memenuhi perannya sebagai pribadi dalam keluarga atau masyarakat (Setiahardja, 25). 3.3 Jenis-jenis Aktivitas Sehari-hari Manusia

14 19 Menurut Setiahardja (25) dalam Suparyanto (212), jenis-jenis aktivitas sehari-hari manusia meliputi, yaitu: a. Aktivitas sehari-hari dasar, sering juga disebut aktivitas sehari-hari, yaitu ketrampilan dasar yang harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya. Aktivitas sehari-hari meliputi : makan (memasukkan sesuatu ke dalam mulut, kemudian mengunyah dan menelannya), mandi (membersihkan tubuh dengan cara menyiram air dan menggunakan sabun dari ujung rambut sampai ujung kaki), berpakaian (memakai pakaian untuk melindungi tubuh dan memperindah tubuh), ke toilet (pergi ke fasilitas sanitasi untuk buang air besar dan buang air kecil serta untuk mencuci tangan dan muka), kontinensia (suatu keadaan moral individu untuk dapat menahan atau mengontrol buang air besar dan buang air kecil), berpindah tempat/ transfer (berpindah dari satu kursi atau satu tempat ke tempat yang lain). b. Aktivitas sehari-hari instrumental, yaitu aktivitas sehari-hari yang berhubungan dengan penggunaan alat atau benda penunjang kehidupan sehari-hari seperti menyiapkan makanan, menggunakan telefon, menulis, mengetik, mengelola uang, dan lain-lain. c. Aktivitas sehari-hari vokasional, yaitu aktivitas sehari-hari yang berhubungan dengan pekerjaan atau kegiatan sekolah. d. Aktivitas sehari-hari non vokasional, yaitu aktivitas sehari-hari yang bersifat rekreasional, kegemaran dan kegiatan untuk mengisi waktu luang. 3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Sehari-hari

15 2 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas manusia sehari-hari, yaitu: a. Aktivitas sehari-hari terdiri dari aspek motorik (kombinasi gerakan volunter yang terkoordinasi) dan aspek propioseptif (umpan balik gerakan yang dilakukan). b. Aktivitas sehari-hari dasar dipengaruhi oleh : ROM (Range of Motion) sendi, kekuatan otot, tonus otot, propioseptif, persepti visual, kognitif, koordinasi, keseimbangan. Menurut Setiahardja (25), faktor yang mempengaruhi penurunan aktivitas sehari-hari adalah kondisi fisik misalnya, yaitu: penyakit menahun, gangguan mata dan telinga, kapasitas mental, status mental seperti kesedihan dan depresi, penerimaan terhadap fungsi anggota tubuh, dukungan anggota keluarga. 3.5 Indeks barthel (IB) Indeks barthel adalah suatu alat yang digunakan untuk menilai tingkat perawatan diri dan mengukur tingkat aktivitas harian seseorang (Lueckenotte, 2 dalam Panggabean 214). Menurut Setiahardja (25), indeks barthel (IB) berfungsi untuk mengukur kemandirian fungsional dalam hal perawatan diri dan mobilitas seseorang. Indeks barthel adalah suatu alat/instrumen ukur aktivitas sehari-hari berupa kuesioner yang terdiri dari 1 item, yaitu: mengendalikan rangsangan buang air besar, mengendalikan rangsangan buang air kecil, membersihkan diri (sikat gigi, sisir rambut, bercukur, cuci muka), penggunaan jamban/toilet (masuk ke toilet, melepas pakaian, memakai celana, membersihkan/menyeka, menyiram dan keluar WC), makan, berpindah posisi dari

16 21 tempat tidur ke kursi dan sebaliknya, mobilitas/berjalan, berpakaian, naik-turun tangga dan mandi (Agung, 26). Skala skor yaitu antara -2. Skor 2 = mandiri, skor = ketergantungan ringan, skor 9-11 = ketergantungan sedang, skor 5-8 = ketergantungan berat, skor -4 = ketergantungan total. Agung (26), dalam penelitiannya, melakukan uji kesahilan indeks barthel yang hasilnya adalah nilai p<,1. Hal ini menyatakan bahwa indeks barthel merupakan instrumen/alat ukur yang handal dan sahih yang dapat digunakan untuk mengukur status fungsional dasar, gangguan perubahan status fungsional dan aktivitas sehari-hari. Tabel Indeks ADL Barthel NO Aktivitas Kemampuan Skor 1. Mengendalikan rangsangan buang air besar (BAB) Tidak terkendali/ tidak teratur Kadangkala tidak terkendali Terkendali teratur Mengendalikan rangsangan buang air kecil (BAK) Tidak terkendali/ menggunakan kateter Kadangkala tidak berkemih Terkendali teratur Membersihkan diri (muka, sisir rambut, sikat gigi, Membutuhkan bantuan orang lain

17 22 bercukur, cuci muka) Mandiri 1 4. Penggunaan toilet Tergantung pertolongan orang lain Perlu bantuan Mandiri Makan Tidak mampu Perlu pertolongan orang lain Mandiri Berpindah posisi dari tempat tidur ke kursi dan sebaliknya Tidak mampu Perlu bantuan 2 orang Perlu bantuan satu orang Mandiri Mobilitas/ berjalan Tidak mampu Mobilitas dengan kursi roda Berjalan dengan bantuan orang Mandiri 3 8. Berpakaian Tergantung orang lain Sebagian dibantu Mandiri 1 2

18 23 9. Naik turun tangga Tidak mampu Perlu pertolongan orang lain Mandiri Mandi Tergantung orang lain Mandiri 1 Skor Total ( 2) Total skor Indeks barthel :... Keterangan: a. Untuk setiap komponen/butir indeks barthel: 1. Mengendalikan rangsangan buang air besar (BAB). Jika membutuhkan enema/pencahar disebut inkontinen 2. Mengendalikan rangsangan buang air kecil (BAK) 3. Kebersihan diri termasuk: sikat gigi, menyisir, bercukur,cuci muka 4. Mampu ke toilet, mencopot celana, membersihkan kotoran dari tubuh, berpakaian dan meninggalkan toilet (mandiri) 5. Mampu mengkonsumsi makanan normal(tidak hanya berbentuk lunak), tidak dibantu orang lain (mandiri). Perlu bantuan: makanan dipotongkan tetapi klien makan sendiri 6. Dari tempat tidur/berbaring ke kursi/duduk Tidak mampu: tidak ada keseimbangan atau tidak mampu duduk. 7. Mobilitas/ berjalan

19 24 8. Berpakaian 9. Naik turun tangga 1. Mandi b. Penilaian untuk setiap komponen/butir indeks ADL Barthel berdasarkan pengamatan, wawancara penilai terhadap aktivitas actual performance (yang benar-benar dikerjakan oleh subyek). c. Total skor 2 : Mandiri : Ketergantungan Ringan 9-11 : Ketergantungan Sedang 5-8 : Ketergantungan Berat -4 : Ketergantungan Total

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15 Kanker payudara adalah penyakit dimana selsel kanker tumbuh di dalam jaringan payudara, biasanya pada ductus (saluran yang mengalirkan ASI ke puting) dan lobulus (kelenjar yang membuat susu). Kanker atau

Lebih terperinci

ADL (Activity Daily Living )adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin. sehari hari. ADL merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri.

ADL (Activity Daily Living )adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin. sehari hari. ADL merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri. 2.3 Konsep ADL (Activity Daily Living) 2.3.1 Pengertian ADL (Activity Daily Living) ADL (Activity Daily Living )adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari hari. ADL merupakan aktivitas pokok bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel maupun lobulusnya) dan

Lebih terperinci

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang Gejala Kanker Payudara dan Penyebabnya Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan, dan perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat adanya perubahan sel tubuh menjadi sel yang abnormal dan membelah diri di luar kendali yang dikenali sebagai sel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebermaknaan Hidup. yang dianggap sanggat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebermaknaan Hidup. yang dianggap sanggat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebermaknaan Hidup 1. Pengertian Kebermaknaan Hidup Bastaman (2007) mengemukakan bahwa kebermaknaan hidup adalah halhal yang dianggap sanggat penting dan berharga serta memberikan

Lebih terperinci

BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.

BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid. BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID Dalam dunia medis, radioterapi sudah menjadi perawatan yang sangat umum digunakan. Penggunaannya pun dilakukan untuk berbagai macam penyakit kanker termasuk untuk penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. viabel. Jika seorang wanita hamil kembar, kehamilannya tetap dihitung satu kali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. viabel. Jika seorang wanita hamil kembar, kehamilannya tetap dihitung satu kali 35 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Paritas Paritas menunjukkan jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran janin viabel. Jika seorang wanita hamil kembar, kehamilannya tetap dihitung satu kali kehamilan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. Pengertian a. Payudara Payudara yang dalam bahasa latin disebut mamma adalah organ tubuh bagian atas dada dari spesies mamalia berjenis kelamin betina, termasuk

Lebih terperinci

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemoterapi 1. Definisi kemoterapi Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Tidak seperti radiasi atau operasi yang bersifat local, kemoterapi merupakan terapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran kanker tidak terkontrol,

Lebih terperinci

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9 Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengetahuan 1.1 Defenisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga,

Lebih terperinci

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Limfoma Limfoma merupakan kanker pada sistem limfatik. Penyakit ini merupakan kelompok penyakit heterogen dan bisa diklasifikasikan menjadi dua jenis utama: Limfoma Hodgkin dan limfoma Non-Hodgkin. Limfoma

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel 35 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. KANKER PAYUDARA 1.1. Defenisi Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel pada payudara. Munculnya sel kanker tersebut terjadi sebagai hasil dari

Lebih terperinci

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari rasa nyeri jika diberikan pengobatan (Dalimartha, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. dari rasa nyeri jika diberikan pengobatan (Dalimartha, 2002). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insidens kanker di Indonesia diperkirakan 100 per 100.000 penduduk per tahun atau sekitar 200.000 penduduk per tahun. Pada survei kesehatan rumah tangga yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB 2 TUMOR. semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkembang biak.

BAB 2 TUMOR. semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkembang biak. BAB 2 TUMOR 2.1 Definisi Tumor Sel mempunyai tugas utama yaitu bekerja dan berkembang biak. Bekerja bergantung kepada aktivitas sitoplasma sedangkan berkembang biak bergantung pada aktivitas intinya. Proliferasi

Lebih terperinci

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuh dalam kelenjar payudara, saluran payudara, jaringan lemak maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuh dalam kelenjar payudara, saluran payudara, jaringan lemak maupun BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1.1 Pengertian Kanker Payudara Kanker payudara disebut juga Carsinoma Mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara (Wiknjosastro, 2007).

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dan bersifat menyebar pada organ tubuh yang lain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ;

BAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ; 4 BAB II LANDASAN TEORI A. TinjauanPustaka 1. Kanker Payudara a. Definisi Kanker atau neoplasma adalah istilah yang digunakan untuk penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan mampu menyerang

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG 1. IDENTITAS KLIEN Nama : Jenis Kelamin : Umur : Suku : Alamat : Agama : Pendidikan : Status Perkawinan : Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penyakit kanker merupakan kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjar lemak, pembuluh darah, dan persyarafan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian Kanker Payudara

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian Kanker Payudara 1.1. Konsep Kanker Payudara BAB II TINJAUAN TEORI 1.1.1. Pengertian Kanker Payudara Kanker payudara adalah pertumbuhan serta perkembangbiakan sel abnormal yang muncul pada jaringan payudara. Pada kanker

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER. Alamat : Pengasuh / keluarga terdekat:

LAMPIRAN KUESIONER. Alamat : Pengasuh / keluarga terdekat: LAMPIRAN KUESIONER Nama : Umur : Alamat : No telp: Pengasuh / keluarga terdekat: Masuk RSI tanggal : Masuk ICU RSI tanggal : No rekam medis : Kelas ICU : A. DATA DASAR Kode A1 Jenis kelamin 1 pria 2 wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering kedelapan di seluruh dunia. Insiden penyakit ini memiliki variasi pada wilayah dan ras yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Depkes RI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa lima besar karsinoma di dunia adalah karsinoma paru-paru, karsinoma mamae, karsinoma usus besar dan karsinoma lambung

Lebih terperinci

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA Oleh : Debby dan Arief Dalam tubuh terdapat berjuta-juta sel. Salah satunya, sel abnormal atau sel metaplasia, yaitu sel yang berubah, tetapi masih dalam batas

Lebih terperinci

Mempelajari kebenaran tentang kanker payudara dapat menyelamatkan hidup Anda MITOS, KEBENARAN DAN FAKTA

Mempelajari kebenaran tentang kanker payudara dapat menyelamatkan hidup Anda MITOS, KEBENARAN DAN FAKTA Buku Payudara Mempelajari kebenaran tentang kanker payudara dapat menyelamatkan hidup Anda MITOS, KEBENARAN DAN FAKTA Dan Fakta Raising breast cancer awareness in Bali Meningkatkan kesadaran kanker payudara

Lebih terperinci

Kanker Prostat - Gambaran gejala, pengujian, dan pengobatan

Kanker Prostat - Gambaran gejala, pengujian, dan pengobatan Kanker Prostat - Gambaran gejala, pengujian, dan pengobatan Apakah kanker Prostat itu? Kanker prostat berkembang di prostat seorang pria, kelenjar kenari berukuran tepat di bawah kandung kemih yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indera penglihatan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Kanker Kanker merupakan segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG A. Definisi Ca ovarium adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel cepat disertai

Lebih terperinci

Buklet ini ditujukan bagi mereka yang baru terdiagnosis

Buklet ini ditujukan bagi mereka yang baru terdiagnosis Buklet ini ditujukan bagi mereka yang baru terdiagnosis Buklet edukasi untuk pasien Buklet ini ditujukan bagi Anda yang baru saja terdiagnosis kanker payudara, untuk membantu Anda lebih memahami tentang

Lebih terperinci

Kanker Leher Rahim (serviks)

Kanker Leher Rahim (serviks) Kanker Leher Rahim (serviks) DEFINISI Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/ serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Kanker

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN PENELITIAN PENGETAHUAN KANKER PAYUDARA DENGAN MEMERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS Nurhayati* Kanker payudara merupakan salah satu jenis penyakit yang mempunyai prevalensi

Lebih terperinci

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan Sariawan Neng...! Kata-kata itu sering kita dengar pada aneka iklan suplemen obat panas yang berseliweran di televisi. Sariawan, gangguan penyakit pada rongga mulut, ini kadang ditanggapi sepele oleh penderitanya.

Lebih terperinci

MERAWAT PAYUDARA DAN WASPADA KANKER PAYUDARA

MERAWAT PAYUDARA DAN WASPADA KANKER PAYUDARA MERAWAT PAYUDARA DAN WASPADA KANKER PAYUDARA Zulkhah Noor Bagian Fisiologi FKIK UMY Mamae atau payudara merupakan organ vital dalam pemenuhan kebutuhan gisi bayi. Selain itu juga berperan penting untuk

Lebih terperinci

Kanker Darah Pada Anak Wednesday, 06 November :54

Kanker Darah Pada Anak Wednesday, 06 November :54 Leukemia adalah kondisi sel-sel darah putih yang lebih banyak daripada sel darah merah tapi sel-sel darah putih ini bersifat abnormal. Leukemia terjadi karena proses pembentukan sel darahnya tidak normal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang atau tumor ganas adalah pertumbuhan sel/jaringan yang tidak terkendali, terus bertumbuh/bertambah, immortal (tidak dapat mati). Sel kanker dapat menyusup ke jaringan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah. BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Schneider (2010) menyatakan kanker merupakan suatu peristiwa molekuler yang mengubah sifat normal sel. Dalam sel-sel kanker, sistem kontrol normal yang mencegah pertumbuhan

Lebih terperinci

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Payudara (buah dada) adalah bagian tubuh manusia yang tidak asing lagi, terutama bagi pemiliknya. Kebanyakan orang berpikir bahwa pria tidak memiliki payudara. Faktanya,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam keadaan normal, reproduksi sel adalah suatu proses yang terkontrol ketat. Rangsangan tertentu dan berbagai faktor pertumbuhan, baik fisiologis maupun patologis, dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 5 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH, PERSONAL HYGIENE DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PADA PEMULUNG DI KELURAHAN TERJUN KECAMATAN

Lebih terperinci

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang mempunyai spektrum sangat luas dan kompleks. Penyakit ini dimulai dari neoplasma ganas yang paling jinak sampai neoplasma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi 13% kematian dari 22% kematian akibat penyakit tidak menular utama di dunia (Shibuya et al., 2006).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Payudara Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai

Lebih terperinci

Konsep Asuhan Keperawatan Pasien Usia Lanjut. Margaretha Teli, SKep,Ns, MSc

Konsep Asuhan Keperawatan Pasien Usia Lanjut. Margaretha Teli, SKep,Ns, MSc Konsep Asuhan Keperawatan Pasien Usia Lanjut Margaretha Teli, SKep,Ns, MSc Proses Keperawatan Lansia Assessment Nursing Diagnosis Intervention Implementation Evaluation Askep Lansia di tatanan Klinis (clinical

Lebih terperinci

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat :

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat : EFEKTIFITAS METODE CERAMAH DAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI KELURAHAN DWIKORA KECAMATAN MEDAN HELVETIA TAHUN 2015 Nama : Usia : Usia pada

Lebih terperinci

kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit 2004) dan Friedman (1998) mendefenisikan bahwa keluarga adalah kumpulan

kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit 2004) dan Friedman (1998) mendefenisikan bahwa keluarga adalah kumpulan BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Konsep Dukungan Keluarga 2.1.1 Pengertian Keluarga Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kanker Payudara a. Definisi kanker payudara Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi

Lebih terperinci

(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker

(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar. Kanker payudara menjadi penyebab kematian kedua terbanyak bagi wanita Amerika pada tahun 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang mematikan di dunia. Kanker menjadi salah satu penyakit yang menakutkan bagi setiap orang. Setiap orang

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJAN FISIK KLIEN GERONTIK. Jenis Kelamin : Suku : Agama : Status Perkawinan : Tanggal Pengkajian :

FORMAT PENGKAJAN FISIK KLIEN GERONTIK. Jenis Kelamin : Suku : Agama : Status Perkawinan : Tanggal Pengkajian : FORMAT PENGKAJAN FISIK KLIEN GERONTIK 1. Identitas Klien Nama : Umur : Alamat : Pendidikan : Tanggal masuk ke panti wredha : Jenis Kelamin : Suku : Agama : Status Perkawinan : Tanggal Pengkajian : 2. Status

Lebih terperinci

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan Mengatur Berat Badan Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghilangkan atau menghindari timbunan lemak di dalam tubuh. Hal ini tergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini jumlah penderita kanker di seluruh dunia semakin meningkat. Dari kasus kanker baru yang jumlahnya diperkirakan sembilan juta setiap tahun lebih dari setengahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO kanker adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kanker kini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang kompleks di Indonesia, yang perlu ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu, efisien, ekonomis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan periode dalam kehidupan yang dimulai pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan menimbulkan krisis pada kehidupannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. Kanker Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel, yang dapat mengakibatkan adanya kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan deferensiasi. Kanker terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (12%) wanita di Amerika akan mengembangkan kanker payudara infasif selama

BAB 1 PENDAHULUAN. (12%) wanita di Amerika akan mengembangkan kanker payudara infasif selama BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. Kematian karena kanker akan terus berkembang hingga mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Salah satu jenis kanker yang paling ditakuti oleh para wanita adalah kanker payudara (Rahmah, 2009). Menurut data organisasi kesehatan

Lebih terperinci

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Kementrian Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertama tidak bertindak atau tidak melakukan apa-apa, alasannya antara lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertama tidak bertindak atau tidak melakukan apa-apa, alasannya antara lain 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat atau anggota masyarakat yang mendapat penyakit namun tidak merasa sakit tidak akan memeriksakannya ke layanan kesehatan, tetapi apabila mereka mendapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dunia, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita kanker mencapai

Lebih terperinci

Apakah yang membimbangkan anda? 3. Informasi lanjut mengenai kanser payudara 4. Informasi lanjut mengenai rawatan kanser payudara 7

Apakah yang membimbangkan anda? 3. Informasi lanjut mengenai kanser payudara 4. Informasi lanjut mengenai rawatan kanser payudara 7 Kandungan Apakah yang membimbangkan anda? 3 Informasi lanjut mengenai kanser payudara 4 Informasi lanjut mengenai rawatan kanser payudara 7 Apakah pilihan anda? 13 Kelebihan dan kekurangan rawatan pilihan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG MAWAR II RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini menduduki peringkat kedua terbanyak penyakit kanker setelah kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ganas hidung dan sinus paranasal (18 %), laring (16%), dan tumor ganas. rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah.

BAB I PENDAHULUAN. ganas hidung dan sinus paranasal (18 %), laring (16%), dan tumor ganas. rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma merupakan tumor ganas daerah kepala dan leher yang terbanyak ditemukan di Indonesia. Hampir 60 % tumor ganas kepala dan leher merupakan karsinoma nasofaring,

Lebih terperinci

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun) KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA Windhu Purnomo FKM Unair, 2011 Fase Penuaan Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun) 1 2 Fase penuaan manusia 1. Fase subklinis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan dambaan setiap manusia. Kesehatan menjadi syarat utama agar individu bisa mengoptimalkan potensi-potensi yang dimilikinya. Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh.

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh. BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA Sarcoma adalah suatu tipe kanker yang jarang terjadi dimana penyakit ini berkembang pada struktur pendukung tubuh. Ada 2 jenis dari sarcoma,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1.1 Definisi Kanker Payudara Kanker payudara adalah entitas patologi yang dimulai dengan perubahan genetik pada sel tunggal dan memerlukan waktu untuk dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUTAKA 6 BAB 2 TINJAUAN PUTAKA 1. Kanker payudara 1.1 Defenisi kanker payudara Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit pembunuh terbesar di dunia. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat beresiko terkena kanker. Kanker

Lebih terperinci

Kanker Testis. Seberapa tinggi kasus kanker testis dan bagaimana kelangsungan hidup pasiennya?

Kanker Testis. Seberapa tinggi kasus kanker testis dan bagaimana kelangsungan hidup pasiennya? Kanker Testis Apa yang dimaksud dengan kanker testis? Kanker testis merupakan tumor ganas pada jaringan testis. Kanker testis dibagi menjadi 2 jenis yaitu sel spermatogonium kanker dan sel spermatogonium

Lebih terperinci

HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA. PENYEBAB Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah.

HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA. PENYEBAB Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah. 1. Hipokalsemia HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA Hipokalsemia (kadar kalsium darah yang rendah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalsium di dalam darah kurang dari 8,8 mgr/dl darah. PENYEBAB Konsentrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia (Anonim, 2008b). Di dunia, 12%

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang 16 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian kanker Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh secara terus-menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan

Lebih terperinci

Mencegah dan Mengobati Kanker Payudara

Mencegah dan Mengobati Kanker Payudara Mencegah dan Mengobati Kanker Payudara www. Daftar Isi Pengertian Kanker Payudara... 3 Anatomi Payudara... 3 Gejala Kanker Payudara... 5 Stadium Kanker Payudara... 7 Diagnosis Kanker Payudara... 10 Epidemiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan adanya pertumbuhan

Lebih terperinci

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya: ASKEP CA OVARIUM A. Pengertian Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang memalui serangkaian fase yang disebut siklus sel. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang memalui serangkaian fase yang disebut siklus sel. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah sel yang ada pada suatu jaringan merupakan kumulatif antara masuknya sel baru dan keluarnya sel yang ada pada populasi. Masuknya sel ke dalam populasi jaringan

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam Melakukan Perawatan Kehamilan di Desa Manis Kabupaten Asahan Kecamatan Pulau Rakyat Tahun 2016

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam Melakukan Perawatan Kehamilan di Desa Manis Kabupaten Asahan Kecamatan Pulau Rakyat Tahun 2016 112 Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam Melakukan Perawatan Kehamilan di Desa Manis Kabupaten Asahan Kecamatan Pulau Rakyat Tahun 2016 Nama Responden : 1. Faktor Internal

Lebih terperinci