BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hapsoh dan Hasanah (2011), tanaman cengkeh memiliki

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hapsoh dan Hasanah (2011), tanaman cengkeh memiliki"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan Sistematikatumbuhan Menurut Hapsoh dan Hasanah (2011), tanaman cengkeh memiliki klasifikasi sebagai berikut : Kingdom Divisio Sub-divisio Klas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Myrtales : Myrtaceae : Eugenia : Eugeni aromatic ; Syzygium aromaticum Nama daerah Cengkeh (Syzygium aromaticum / Eugeni aromatic) memiliki beberapa nama seperti cloves (Inggris); cengkeh (Indonesia, Jawa, sunda); wunga lawang (Bali); cengkih (Lampung); sake (Nias); bungeu lawang (Gayo); cengke (Bugis); sinke (Flores); canke (Ujung pandang); dan gomade (Halmahera, Tidore) (Agoes, 2010) Deskripsi

2 Tanaman cengkeh oleh Kuntze diberi nama ilmiah Eugenia aromatica, tetapi Merrill dan Perrottet cenderung memisahkannya dari marga Eugenia dan memberi nama Syzygium aromaticum. Selanjutnya dalam dunia tumbuhtumbuhan nama tersebut yang umumnya dipakai karena dianggap lebih tepat (Lutony dan Rahmayati, 2002). Asal Geografis yang tepat dari pohon cengkeh tidak diketahui. Ada kemungkinan bahwa pohon tersebut berasal dari daerah tropik di Asia yang beriklim panas dan lembap, mungkin di Kepulauan Maluku. Daerah-daerah lain penghasil cengkeh berlokasi di Zanzibar, Madagarkar, Kepulauan Ceylon dan Penang (Guenther, 1990). Cengkeh termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras, cengkeh mampu bertahan hidup hingga puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tingginya dapat mencapai meter dan cabangcabangnya cukup lebat. Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah patah. Mahkotaataujuga lazimdisebuttajukpohoncengkehberbentukkerucut. Daun cengkehberwarnahijauberbentukbulattelur memanjangdenganbagian ujung danpangkalnyamenyudut,rata-ratamempunyaiukuranlebarberkisar2-3 cmdanpanjangdauntanpatangkaiberkisar7,5-12,5cm (Hapsoh dan Hasanah, 2011). Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dan tangkaipendekserta berdandan. Tangkaibuahpadaawalnyaberwarna hijaudan berwarna merahjika bunga sudahmekar. Cengkehakandipanenjika sudah mencapaipanjang1,5-2 cm (Hapsoh dan Hasanah, 2011).

3 Padasaatmasih mudabungacengkehberwarna keunguunguan,kemudianberubahmenjadikuning kehijau-hijauandanberubah lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Bunga cengkeh kering akan berwarnacoklatkehitamandanberasapedas sebabmengandung minyakatsiri. Umumnyacengkehpertama kali berbuahpada umur 4-7 tahun (Hapsoh dan Hasanah, 2011). Ada empat varietas unggul cengkeh, yaitu Siputih, Zanzibar, Ambon dan Zambon. Tipe cengkeh sangat banyak dan antara tipe satu dengan lainnya sulit dibedakan. Keanekaragaman varietas tersebut merupakan sumber genetika yang sangat berharga dalam pengembangan cengkeh (Bustaman, 2011) Syarat tumbuh Tanamancengkehtumbuhbaikpadadaerahantara 20 0 LU-20 0 LS. Suhu udarayangcocokuntuktanamancengkehadalah Cdenganketinggian ideal mdpl. Tanaman cengkeh tumbuhdan berproduksipadadataran rendah,sedangkanpadadatarantinggi tanamancengkehlambat bahkantidakakan berproduksi sama sekali.tumbuhancengkehakan tumbuh dengan baik apabila cukup air dan mendapatsinar mataharilangsung.diindonesia, cengkeh cocok ditanam di daerah dataran rendah dekat pantaimaupun di pegunungan pada ketinggian 900 meterdi atas permukaan laut (Hapsoh dan Hasanah, 2011). Tanaman cengkeh menghendaki iklim dan curah hujan yang merata sepanjang tahun karena tanaman ini tidak tahan terhadap musim kemarau yang terlalu berkepanjangan. Curah hujan yang dikehendaki pada bulan kering berkisar antara mm/bulan atau dengan curah hujan berkisar antara mm/tahun (Lutony dan Rahmayati, 2002).

4 Tanaman cengkeh menghendaki kesuburan tanahyangsedangdan struktur tanahgembursertaberdrainasebaik,denganph5,5-6,5.lahan yangdipilihsebaiknyabertopografimiring,agarairtidaktergenang(hapsoh dan Hasanah, 2011). 2.2 Minyak Atsiri Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut minyak atsiri. Misalnya dalam bahasa inggris disebut esensial oils, etherial oils, dan volatile oils. Dalam bahasa indonesia disebut minyak terbang atau minyak kabur karena minyak atsiri mudah menguap dalam keadaan terbuka (Lutony dan Rahmayati, 2002). Minyak atsiri dihasilkan dari bagian jaringan tanaman tertentu seperti akar, batang, kulit, daun, bunga, buah dan biji. Sifat minyak atsiri yang menonjol antara lain mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai aroma tanaman yang menghasilkannya, dan umumnya larut dalam pelarut organik (Lutony dan Rahmayati, 2002). Ditinjau dari segi kimia fisika, minyak atsiri hanya mengandung dua golongan senyawa, yaitu oleoptena dan strearoptena. Oleoptena adalah bagian hidrokarbon di dalam minyak atsiri dan berwujud cairan. Umumnya senyawa golongan oleoptena ini terdiri atas senyawa monoterpena. Sedangkan strearoptena adalah senyawa hidrokarbon teroksigenasi yang umumnya berwujud padat. Strearoptena ini umumnya terdiri atas senyawa turunan oksigen dari terpena (Agusta, 2000). Minyak atsiri pertama kali diisolassi pada tahun 1300 oleh Arnold de Villanova. Produksi secara modern baru dilakukan Lavoisier (Perancis) pada tahun Komponen kimia minyak atsiri sangat kompleks, tetapi

5 biasanya tidak melebihi 300 senyawa. Untuk memperoleh minyak atsiri diterapkan dengan berbagai cara, seperti penyulingan, pemerasan/ekstraksi, ekstraksi dengan pelarut mudah menguap, atau pengikat dengan lemak padat atau enflurage (Agoes, 2007). Minyak atsiri dapat dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, minyak atsiri yang dengan mudah dapat dipisahkan menjadi komponen-komponen atau penyusun murninya, komponen-komponen ini dapat menjadi bahan dasar untuk diproses menjadi produk-produk lain, contoh : minyak sereh, minyak daun cengkeh, minyak permai dan minyak terpentin. Biasanya komponen utama yang terdapat dalam minyak atsiri tersebut dipisahkan (diisolasi) dengan penyulingan bertingkat atau dengan proses kimia yang sederhana. Kedua, minyak atsiri yang sukar dipisahkan menjadi komponen murninya, contoh : minyak akar wangi, minyak nilam dan minyak kenanga. Biasanya minyak atsiri tersebut langsung dapat digunakan tanpa di isolasi komponen-komponenya sebagai pewangi berbagai produk (Sastrohamidjojo, 2004) Minyak atsiri larut dengan baik di dalam lemak, sehingga kebanyakan minyak atsiri dapat menimbulkan iritasi pada kulit dan selaput lendir. Jika kulit terkontaminasi oleh minyak atsiri dalam waktu lama, kulit akan menjadi kemerahan serta meradang dan akhirnya akan melepuh (Agusta, 2000). Kegunaan minyak atsiri sangat luas dan spesifik, khususnya dalam berbagai bidang industri. Banyak contoh kegunaan minyak atsiri, antara lain dalam industri kosmetik (sabun, pasta gigi, sampo, losion); dalam industri makanan digunakan sebagai bahan penyedap dan penambah cita rasa; dalam industri parfum sebagai pewangi dalam berbagai produk minyak wangi; dalam industri farmasi atau obat-

6 obatan (antinyeri, antiinfeksi, penyembuhan bakteri); dalam industri bahan pengawet; bahkan digunakan pula sebagai insektisida (Lutony dan Rahmayati, 2002). 2.3 Minyak Daun Cengkeh Minyak atsiri pada cengkeh dapat diperoleh dari kuntum bunga, tangkai bunga dan daun. Nama dagang untuk minyak atsiri yang berasal dari kuntum bunga cengkeh disebut clove oil, minyak tangkai bunga cengkeh disebut clove stem oil, dan minyak daun cengkeh disebut clove leaf oil(lutony dan Rahmayati, 2002). Meskipun minyak cengkeh dapat dihasilkan dari ketiga bagian tanaman cengkih, tetapi yang dianggap memiliki nilai ekonomi hanya yang berasal dari daunnya saja. Hal ini karena harga minyak daun cengkeh yang berasal dari bunga maupun gagang dan daun tidak jauh berbeda. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila minyak cengkeh yang umumnya diperdagangkan kebanyakan berasal dari daun dan dalam perdagangannya disebut minyak daun cengkeh. Daun cengkeh bernilai ekonomis bila daun cengkeh tersebut dimanfaatkan atau diolah menjadi minyak terlebih dahulu (Lutony dan Rahmayati, 2002). Pada dasarnya proses penyulingan minyak cengkeh yang bahan bakunya berasal dari bunga maupun gagang bunga dan daun cengkeh adalah sama. Proses produksi minyak daun cengkeh dilakukan dengan model penyulingan uap dan air (Lutony dan Rahmayati, 2002).

7 Bahan baku minyak daun cengkeh adalah daun cengkeh gugur karena selain nilai nilai ekonominya rendah juga tidak merusak tanaman. Dari tanaman yang berumur lebih dari 20 tahun, setiap minggunya dapat terkumpul daun kering. Tidak ada perbedaan yang nyata antara kadar minyak daun cengkeh tipe Zimbaran, Sikotok dan Ambon (Bustaman, 2011). Minyak yang baru disuling hampir tidak berwarna sampai kekuningan, cairan yang refraktif kuat, yang semakin menggelap oleh aging atau ketuaan. Bau dan flavornya bersifat tipikal rempah, aromatik tinggi, kuat dan tahan lama (Guenther, 1990). Kandunganminyakatsiriyangterdapat dalamminyakbunga,daundantangkaibungacengkeh masing-masingberkisar antara15-25%, 1-4%, dan 5-7%. Rendamenminyaknyaberkisar antara2-12%, tergantung padajenisdankeadaan bahanbaku,penangananbahan,serta caradan kondisi penyulingan(ruhnayat, 2004). Konstituen minyak daun cengkeh dapat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama merupakan senyawa fenolat dan eugenol (eugenol, eugenol asetat dan lainnya) yang merupakan komponen paling besar. Kelompok kedua mengandung senyawa-senyawa non fenolat (beta-kariofilen, alfa-kubeben, alfakopaen, hulumen, dan lainnya) (Sastrohamidjojo, 2004). Komposisi kimia dari minyak daun cengkeh biasanya mengandung eugenol dalam persentase lebih rendah daripada minyak cengkeh dari bahan baku lainnya. Minyak cengkeh, terutama tersusun oleh eugenol, yaitu sampai 95% dari jumlah minyak atsiri keseluruhan. Sedangkan kadar eugenol minyak daun cengkeh 80

8 sampai 88%. Sehingga harga minyak daun cengkeh relatif lebih murah (Gunawan, 2004; Guenther, 1990). Minyak daun cengkeh mempunyai efek farmakologi sebagai stimulan, anastesi lokal, karminatif, antiseptik dan antipasmodik. Selain itu dapat menekan bahkan mematikan pertumbuhan miselium jamur, koloni bakteri, dan nematoda sehingga dapat digunakan sebagai fungisida, bakterisida, nematisida, dan insektisida (Bustaman, 2011). Eugenol dari minyak daun cengkeh banyak dipakai dalam industri kesehatan dalam bentuk obat kumur, pasta gigi, bahan penambal gigi, balsam, dan penghambat pertumbuhan jamur patogen. Keunggulan eugenol dibandingkan dengan bahan kimia lainnya adalah mudah proses induksinya, waktu pemulihan kesadaran lebih lama, dan harganya jauh lebih murah (Bustaman, 2011). Turunan dari eugenol seperti isoeugenol dan vanilin dimnfaatkan dalam industri parfum, wewangian, penyedap makanan, penyerap ultraviolet, stabilisator dan antioksidan dalam pembuatan plastik dan karet (Bustaman, 2011). Minyak daun cengkeh dianggap aman digunakan sebagai bahan tambahan makanan dalam jumlah kecil (<1500 bpj), konsentrasi cengkeh yang digunakan dalam makanan tidak lebih dari 0,24% dan minyak yang digunakan tidak lebih besar dari 0,06%. Dalam jumlah besar pengunaannya menyebabkan gangguan kesehatan, seperti diare, rasa pusing, ketidaksadaran, halusinasi dan meningkatkan denyut jantung (KemenKes RI, 2014; Bustaman, 2011). Selain itu, minyak cengkeh toksik terhadap sel manusia. Jika tertelan dalam jumlah yang cukup atau disuntikkan, telah terbukti menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa dan dosis oral yang mematikan adalah 3, 75 g/kg BB. Minyak

9 cengkeh toksik terhadap hati dan sistem saraf. Minyak cengkeh bersifat sangat sitotoksik pada sel kulit manusia pada konsentrasi 0,03% (v/v) karena efek kandungan eugenolnya (KemenKes RI, 2014). 2.4 Standar Mutu Minyak Daun Cengkeh Di Indonesia, minyak daun cengkeh tampil sebagai salah satu mata dagang ekspor yang menerobos ke berbagai pasar mancanegara. Negara tujuan ekspor ini antara lain Hongkong, Jepang, India, Prancis, Spanyol dan Amerika Serikat. Yang mana negara pembeli terbesar yaitu Amerika Serikat dan Hongkong. Oleh karena hal itu, diperlukan mutu daun cengkeh yang memenuhi persyaratan (Lutony dan Rahmayati, 2002). Mutu daun cengkeh dipengaruhi oleh berbagai faktorantaralain lingkungan tumbuh,varietasdancarapengolahannya.mutu minyak daun cengkeh antara lain juga terletak pada kemurniaannya (tidak ditambah atau dicampur dengan benda atau cairan lain). Penilaian kemurnian dapat ditentukan berdasarkan sifat fisik dan kimianya. Terlebih kualitas minyak cengkeh dievaluasi dari kandungan fenol, teutama eugenol. Daun cengkehyang bermutubaiknilai jualnya akan lebih tinggi (Ruhnayat, 2004; Lutony dan Rahmayati, 2002;. Guenther, 1990). Standar Nasional Indonesia (SNI) dibuat oleh BadanStandarisasi Nasional (BSN).Standarmutu dauncengkehyangberlakudiindonesiasaatiniadalahsni , dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini (BSN, 2006). Tabel 2.1 Parameter Syarat Mutu Minyak Daun CengkehSNI

10 No Jenis Uji Satuan Persyaratan Keadaan Warna Bau - - kuning coklat tua khas minyak cengkeh 2 Bobot jenis 20 0 C/20 0 C Indeks bias ( n D20) - 1,528-1,535 4 Kelarutan dalam etanol 70% - 1 : 2 jernih 5 Eugenol total %, v/v minimum 78 6 Beta caryophillene % maksimum Keadaan (warna dan bau) Manusiamenilai segalasesuatuyangadadisekelilingnya denganmenggunakan panca indera.metode penilaian suatu komoditas yang menggunakan panca inderadisebutpenilaianorganoleptik ujisensori. Penilaiandenganindera,banyakdigunakanuntukmenilaimutukomoditashasilpertania ndan atau pun bahanpangan. Datahasilujiorganoleptikinidianalisissecarastatistikdenganmenggunakan metodeujikualitatif.hasilujiyang diperolehmenunjukkan perbedaan pengaruhyangdiberikanolehmasing-masingperlakuan (Soekarto,1981). Minyakdauncengkehberwarnakuning pucatsesaat setelah disuling,dan berubah menjadi coklatbila terjadikontak dengan udara.minyak yang dihasilkan merupakan minyak daun cengkeh kasar (Guenther, 1990). Dalam minyak daun cengkeh terdapat zat-zat yangsangat sedikit umpamanyametil-n-amil ketonyang berperan dalam menimbulkan karakteristik bau pada minyak. Dalam minyakdauncengkeh berada dalamjumlahyang sedikitdaripadadariyangterdapatdalamminyak bunga cengkeh atau gagang cengkeh. Sehingga minyak daun cengkeh dianggap lebih kasardan kurang mempunyai baukhas cengkeh (Guenther, 1990) Bobot jenis

11 Bobot jenis atau berat jenis didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan dari suatu zat terhadap kerapatan air, harga kedua zat itu ditentukan pada temperatur yang sama. Istilah bobot jenis, dilihat dari definisinya, sangat lemah; akan lebih cocok apabila dikatakan sebagai kerapatan relatif. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana dan sekaligus merupakan salah satu sifat fisika yang paling definitive, dengan demikian dapat digunakan untuk menentukan kemurnian suatu zat. Bobot jenis sering dihubungkan dengan berat komponen yang terkandung didalamnya. Semakin besar fraksi berat yang terkndung daam minyak, semakin pula nilai densitasnya. Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu dan kemurnian minyak atsiri. Dari seluruh sifat fisika - kimia, nilai bobot jenis sudah sering dicantumkan dalam pustaka (Sebayang,2011; Martin, A, 1993; Depkes RI, 1979; Guenther, 1972). Bobot jenis dapat ditetapkan menggunakan piknometer. Piknometer adalah wadah yang terbuat dari gelas umumnya berkapasitas ml, bersumbat kaca asah dilengkapi dengan termometer, terdapat pipa dengan sisi bertanda yang bertutup kaca asah (Depkes RI, 1980) Indeks bias Indeks bias suatu zat (n) adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam hampa udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Harga indeks bias berubah-ubah tergantung dari panjang gelombang cahaya yang digunakan dalam pengukuran. Indeks bias dapat pula didefenisikan sebagai perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias (Sudarmadji, 1989; Depkes RI, 1979). Alat yang digunakan untuk menentukan indeks bias minyak adalah refrakfotmeter. Penentuan indeks bias minyak pada suhu 25 o C, sedangkan untuk

12 lemak pada suhu 40 O C. Kecuali dinyatakan lain, indeks bias dinyatakan dengan menggunakan sinar natrium dengan panjang gelombang 589,3 nm pada suhu 20 o (Sudarmadji, 1989; Depkes RI, 1979). Penentuan indeks bias minyak dapat menentukan tingkat kemurnian suatu minyak. Nilai indeks bias minyak akan meningkat pada minyak yang mempunyai rantai karbon panjang dan terdapat sejumlah ikatan rangkap(sudarmadji, 1989) Kelarutan dalam etanol Kelarutan digunakan untuk menyatakan kelarutan zat kimia. Istilah kelarutan dalam pengertian umum kadang-kadang digunakan, tanpa mengindahkan perubahan kimia yang mungkin terjadi pada pelarut tersebut. Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelatut adalah 20 o C, kecuali dinyatakan lain bahwa 1 bagian bobot zat padat atau 1 bagian volume zat cair larut dalam bagian volume tertentu pelarut atau berari bahwa 1 g zat padat atau 1 ml zat cair dalam sejumlah ml pelarut (DepKes RI, 1979). Karena banyak minyak atsiri larut dalam alkohol dan jarang yang larut dalam air, maka kelarutannya dapat dengan mudah diketahui dengan menggunakan alkohol pada berbagai tingkat konsentrasi. Menentukan kelarutan minyak, tergantung juga pada kecepatan daya larut dan kualitas minyak. Selain itu proses polimerisasi menurunkan daya kelarutan, sehingga untuk melarutkannya diperlukan konsentrasi alkohol yang lebih tinggi (Guenther, 1990) Eugenol total Eugenol adalah komponen utama minyak daun cengkeh. Eugenol yang konsentrasi atau persentasenya semakin meningat memiliki kegunaan untuk obatobatan, kosmetik dan antibakteri yang digunakan untuk melawan penyakit hama

13 pada tanaman. Turunan dari eugenol seperti isoeugenol, metil eugenol, dan vanilin sintetis juga memiliki kegunaan di industri farmasi, penyedap, parfum, dan flavor (Putri, 2014; Bustaman, 2011) Gambar 2.1 Struktur Kimia Eugenol Nama IUPAC : 4-Alil-2-metoksifenol Rumus molekul : C10H12O2 Rumus bangun : CH2-CH=CH2-OH-OCH3 Berat molekul : 164,20 g/mol Kelarutan : sukar larutdalamair;bercampur denganair;bercampur denganetanol,dengankloroform,denganeter dan minyak lemak. Pemerian :cairantidakberwarnaataukuningpucat,baucengkeh kuat dan menusuk; rasapedas; tidak memutarbidang polarisasi,bila terpaparudarawarna menjadilebihkuat dan mengental (Depkes RI, 1995). Eugenol mempunyai sifat-sifat fisika yang lain, indeks bias, n 20 = 1,5369 (literatur n 20 = 1,5410), dan massa jenis d 4 = 1,053 (literatur d 4 = 1,0651) (Sastrohamidjojo, 2004).

14 Eugenol dapat diisolasi (dimurnikan) dengan menggunakan reaktan basa kuat (NaOH atau KOH) yang akan mengikat fenol (eugenol). Fenol yang bersifat sedikit asam kemudian dapat bercampur dengan basa kuat dan mengendapkan kariofilen atau yang disebut lapisan non fenolat. Sehingga, setelah reaksi berlangsung akan diperoleh dua lapisan. Lapisan atas yang merupakan senyawa non fenolat dan lapisan bawah yang merupakan senyawa eugenol (Na/K Eugenol). Maka untuk penentuan eugenol totalnya dihitung dari selisih minyak sebelum dan sesudah reaksi kimia (Putri, 2014; BSN, 2006; Sastrohamidjojo, 2004). Kadar eugenol pada daun cengkeh ditentukan oleh posisi daun pada ranting. Semakin ke pangkal kedudukan daun pada ranting akan menghasilkan rendemen, kadar eugenol dan indeks bias yang semakin tinggi, begitu juga dengan kelarutan dalam alkohol dan warna minyak yang dihasilkan akan semakin bagus (Hapsoh dan Hasanah, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman cengkeh berasal dari kepulauan Maluku. Pada abad ke-18 Perancis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman cengkeh berasal dari kepulauan Maluku. Pada abad ke-18 Perancis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Cengkeh Tanaman cengkeh berasal dari kepulauan Maluku. Pada abad ke-18 Perancis menyelundupkan tanaman ini dan menanamnya di Madagaskar dan Zanzibar. Dan ternyata tanaman

Lebih terperinci

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan BAB III METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan Penyegar, Unit Pelayanan Terpadu Pengunjian dan Sertifikasi Mutu Barang (UPT. PSMB) Medan yang bertempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cengkeh dengan nama ilmiah Eugenia caryophyllata berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cengkeh dengan nama ilmiah Eugenia caryophyllata berasal dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Cengkeh Cengkeh dengan nama ilmiah Eugenia caryophyllata berasal dari kepulauan Maluku. Diselundupkan untuk dibudidayakan di Malagasi dan Tanzania oleh para pedagang Arab,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na + BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bentonit Bentonit merupakan salah satu jenis lempung yang mempunyai kandungan utama mineral smektit (montmorillonit) dengan kadar 85-95% bersifat plastis dan koloidal tinggi.

Lebih terperinci

atsiri dengan nilai indeks bias yang kecil. Selain itu, semakin tinggi kadar patchouli alcohol maka semakin tinggi pula indeks bias yang dihasilkan.

atsiri dengan nilai indeks bias yang kecil. Selain itu, semakin tinggi kadar patchouli alcohol maka semakin tinggi pula indeks bias yang dihasilkan. 1. Warna Sesuai dengan SNI 06-2385-2006, minyak atsiri berwarna kuning muda hingga coklat kemerahan, namun setelah dilakukan penyimpanan minyak berubah warna menjadi kuning tua hingga coklat muda. Guenther

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSATAKA. mudah patah. Sistematika tanaman cengkeh sebagai berikut: Cengkeh (Syzigium aromaticum) termasuk dalam famili Myrtaceae.

TINJAUAN PUSATAKA. mudah patah. Sistematika tanaman cengkeh sebagai berikut: Cengkeh (Syzigium aromaticum) termasuk dalam famili Myrtaceae. TINJAUAN PUSATAKA Botani Tanaman Cengkeh Cengkeh (Syzigium aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras, cengkeh mampu bertahan hidup puluhan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut

BAB I PENDAHULUAN. terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Minyak atsiri yang juga dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai banyak jenis tanaman yang mengandung minyak atsiri seperti minyak sereh, minyak daun cengkeh, minyak kenanga, minyak akar wangi, minyak kayu cendana,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. : Spermatophyta. : Dicotyledoneae. Spesies : Eugenia aromatic ; Syzygium aromaticum L.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. : Spermatophyta. : Dicotyledoneae. Spesies : Eugenia aromatic ; Syzygium aromaticum L. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman Cengkih 2.1.1 Sistematika tanaman Kingdom : Plantae Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledoneae : Myrtales : Myrtaceae

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu

BAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam hutan. Hasil hutan dapat berupa hasil hutan kayu dan hasil hutan non kayu. Hasil hutan kayu sudah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemudian mengenalnya sebagai tanaman beraroma. Bau khas dari tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemudian mengenalnya sebagai tanaman beraroma. Bau khas dari tanaman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Atsiri Sejak dahulu orang telah mengenal berbagai jenis tanaman yang memiliki bau spesifik.bau tersebut bukan ditimbulkan oleh bunganya, tetapi oleh tanaman, baik dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan kekayaan alamnya. Tanahnya yang subur dan iklimnya yang tropis memungkinkan berbagai jenis tumbuhan dapat dibudidayakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji ) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Durian 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian Menurut Rahmat Rukmana ( 1996 ) klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Perlakuan Terhadap Sifat Fisik Buah Pala Di Indonesia buah pala pada umumnya diolah menjadi manisan dan minyak pala. Dalam perkembangannya, penanganan pascapanen diarahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Nilam Gambar 1. Daun Nilam (Irawan, 2010) Tanaman nilam (Pogostemon patchouli atau Pogostemon cablin Benth) merupakan tanaman perdu wangi berdaun halus dan berbatang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Minyak Atsiri Minyak atsiri atau yang dikenal sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang serta minyak aromatic adalah kelompok besar minyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cengkeh adalah tumbuhan asli Maluku, Indonesia. Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman asli Indonesia ini tergolong

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada masa yang akan datang akan mampu memberikan peran yang nyata dalam

TINJAUAN PUSTAKA. pada masa yang akan datang akan mampu memberikan peran yang nyata dalam TINJAUAN PUSTAKA Upaya pengembangan produksi minyak atsiri memang masih harus dipicu sebab komoditas ini memiliki peluang yang cukup potensial, tidak hanya di pasar luar negeri tetapi juga pasar dalam

Lebih terperinci

PROSES EKSTRAKSI MINYAK BUNGA MELATI (JASMINUM SAMBAC) DENGAN METODE ENFLEURASI. Elwina, Irwan, Ummi Habibah *) ABSTRAK

PROSES EKSTRAKSI MINYAK BUNGA MELATI (JASMINUM SAMBAC) DENGAN METODE ENFLEURASI. Elwina, Irwan, Ummi Habibah *) ABSTRAK PROSES EKSTRAKSI MINYAK BUNGA MELATI (JASMINUM SAMBAC) DENGAN METODE ENFLEURASI Elwina, Irwan, Ummi Habibah *) ABSTRAK Minyak melati merupakan salah satu produk minyak atsiri yang paling mahal dan banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan bakar minyak disebabkan oleh terjadinya peningkatan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan bakar minyak disebabkan oleh terjadinya peningkatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan bahan bakar minyak pada saat ini, sudah menjadi kebutuhan pokok oleh warga negara Indonesia untuk menjalankan kehidupan ekonomi. Kebutuhan akan bahan bakar minyak

Lebih terperinci

apakah memenuhi syarat SNI atau tidak - Untuk dapat mengetahui mutu minyak sereh yang di uji. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

apakah memenuhi syarat SNI atau tidak - Untuk dapat mengetahui mutu minyak sereh yang di uji. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.2.2 Manfaat - Untuk dapat mengetahui bobot jenis dan indeks bias pada minyak sereh apakah memenuhi syarat SNI atau tidak - Untuk dapat mengetahui mutu minyak sereh yang di uji. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kulit batang, kayu, dan akar tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan tersebut dapat berupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kulit batang, kayu, dan akar tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan tersebut dapat berupa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Atsiri Minyak atsiri merupakan cairan lembut, bersifat aromatik, dan mudah menguap pada suhu kamar. Minyak ini diperoleh dari ekstrak bunga, biji, daun, kulit batang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak atsiri merupakan minyak dari tanaman yang komponennya secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak atsiri merupakan minyak dari tanaman yang komponennya secara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Atsiri Minyak atsiri merupakan minyak dari tanaman yang komponennya secara umum mudah menguap sehingga banyak yang menyebut minyak terbang. Minyak atsiri disebut juga

Lebih terperinci

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH Petunjuk Paktikum I. ISLASI EUGENL DARI BUNGA CENGKEH A. TUJUAN PERCBAAN Mengisolasi eugenol dari bunga cengkeh B. DASAR TERI Komponen utama minyak cengkeh adalah senyawa aromatik yang disebut eugenol.

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri minyak atsiri memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan di Indonesia, karena Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam penyediaan bahan bakunya.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Jeringau Berbicara mengenai minyak atsiri, kita tidak dapat lepas dari membahas masalah bau dan aroma, karena fungsi minyak atsiri yang paling luas dan umum diminati

Lebih terperinci

METODE DESTILASI AIR MINYAK ATSIRI PADA HERBA SERAI WANGI (Andropogon nardus Linn.) Indri Kusuma Dewi, Titik Lestari Poltekkes Kemenkes Surakarta

METODE DESTILASI AIR MINYAK ATSIRI PADA HERBA SERAI WANGI (Andropogon nardus Linn.) Indri Kusuma Dewi, Titik Lestari Poltekkes Kemenkes Surakarta METODE DESTILASI AIR MINYAK ATSIRI PADA HERBA SERAI WANGI (Andropogon nardus Linn.) Indri Kusuma Dewi, Titik Lestari Poltekkes Kemenkes Surakarta ABSTRAK Minyak atsiri merupakan minyak mudah menguap atau

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan sifat tumbuhnya, tanaman nilam adalah tanaman tahunan (parenial).

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan sifat tumbuhnya, tanaman nilam adalah tanaman tahunan (parenial). TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Nilam Tanaman nilam merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia. Berdasarkan sifat tumbuhnya, tanaman nilam adalah tanaman tahunan (parenial). Tanaman ini merupakan

Lebih terperinci

2014 OPTIMASI KONDISI HIDROGENASI ETANOL-NATRIUM UNTUK MENINGKATKAN KADAR MENTOL PADA MINYAK PERMEN

2014 OPTIMASI KONDISI HIDROGENASI ETANOL-NATRIUM UNTUK MENINGKATKAN KADAR MENTOL PADA MINYAK PERMEN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal dengan kekayaan alamnya seperti rempah-rempah. Banyak rempah-rempah Indonesia yang telah diketahui khasiatnya, hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Untuk menunjang pembangunan pertanian tidak terlepas dari kemampuan petani dalam menerapkan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buah, biji maupun dari bunga dengan cara penyulingan dengan uap. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. buah, biji maupun dari bunga dengan cara penyulingan dengan uap. Meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak atsiri lazim juga dikenal dengan nama minyak mudah menguap atau minyak terbang. Minyak atsiri merupakan senyawa, yang pada umumnya berwujud cairan, yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. non kayu diantaranya adalah daun, getah, biji, buah, madu, rempah-rempah, rotan,

BAB I PENDAHULUAN. non kayu diantaranya adalah daun, getah, biji, buah, madu, rempah-rempah, rotan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil hutan non kayu merupakan hasil hutan dimana produk yang diambil bukan kayu atau hasilnya bukan berasal dari penebangan pohon. Produk hasil hutan non kayu diantaranya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rut, 2014 Peningkatan Kadar Mentol Pada Minyak Permen Dementolized Menggunakan Katalis Raney Nikel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rut, 2014 Peningkatan Kadar Mentol Pada Minyak Permen Dementolized Menggunakan Katalis Raney Nikel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan berbagai tanaman rempah-rempah selain India, Cina, dan Brazil. Salah satu produk rempah-rempah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bentonit diperoleh dari bentonit alam komersiil. Aktivasi bentonit kimia. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan merendam bentonit dengan menggunakan larutan HCl 0,5 M yang bertujuan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PENGOLAHAN NILAM 1

PENDAHULUAN PENGOLAHAN NILAM 1 PENDAHULUAN Minyak nilam berasal dari tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu komoditi non migas yang belum dikenal secara meluas di Indonesia, tapi cukup popular di pasaran Internasional.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Tanaman sereh banyak dibudidayakan pada ketinggian dpl.

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Tanaman sereh banyak dibudidayakan pada ketinggian dpl. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sereh adalah tanaman rempah yang keberadaannya sangat melimpah di Indonesia. Tanaman sereh banyak dibudidayakan pada ketinggian 200 800 dpl. Sereh memiliki nama familiar

Lebih terperinci

menghasilkan minyak atsiri adalah bunga cengkeh yang mengandung eugenol (80-90%), eugenol asetat (2-27%), β- kariofilen (5-12%), metil salisilat,

menghasilkan minyak atsiri adalah bunga cengkeh yang mengandung eugenol (80-90%), eugenol asetat (2-27%), β- kariofilen (5-12%), metil salisilat, BAB 1 PENDAHULUAN Pemanfaatan tanaman obat yang berasal dari bahan alam telah banyak dimanfaatkan oleh manusia sejak zaman dahulu. Mereka banyak menggunakan bahan-bahan yang ada disekitarnya untuk memenuhi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Dephut, 1998): Kingdom : Plantae Divisio : Spematophyta

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-234

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-234 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-234 Perbandingan Metode Steam Distillation dan Steam-Hydro Distillation dengan Microwave Terhadap Jumlah Rendemen serta Mutu

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI Oleh : Nama : Rudi Novianto NIM : 10.11.3643 STRATA SATU TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 A. Abstrak Jambu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang

I. PENDAHULUAN. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang merupakan salah satu hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Nabati Minyak nabati adalah senyawa minyak yang terbuat dari tumbuhan yang diperoleh melaui proses ekstraksi dan pengepressan mekanik. digunakan dalam makanan dan untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

Minyak daun cengkih SNI

Minyak daun cengkih SNI SNI 06-2387-2006 Standar Nasional Indonesia Minyak daun cengkih ICS 71.100.60 Badan Standardisasi Nasional i Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-39

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-39 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-39 Perbandingan Antara Metode - dan Steam- dengan pemanfaatan Microwave terhadap Jumlah Rendemenserta Mutu Minyak Daun Cengkeh

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Struktur eugenol.

Gambar 1.1. Struktur eugenol. BAB PENDAHULUAN Tanaman cengkeh (Eugenia caryophyllata Thunberg) adalah tanaman asli kepulauan Maluku yang berupa tangkai bunga kering beraroma dari suku Myrtaceae. Sekarang, tanaman ini telah dibudidayakan

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Struktur eugenol.

Gambar 1.1. Struktur eugenol. BAB I PENDAHULUAN Tanaman cengkeh atau Eugenia caryophyllata Thunberg merupakan tanaman asli dari Maluku. Tanaman ini banyak dibudidayakan di Indonesia seperti Jawa, Papua, Sulawesi, dan pulau-pulau yang

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPAT TUMBUH DAN LAMA PENYULINGAN TERHADAP RENDEMEN MINYAK ATSIRI RAMBU ATAP

PENGARUH TEMPAT TUMBUH DAN LAMA PENYULINGAN TERHADAP RENDEMEN MINYAK ATSIRI RAMBU ATAP PENGARUH TEMPAT TUMBUH DAN LAMA PENYULINGAN TERHADAP RENDEMEN MINYAK ATSIRI RAMBU ATAP (Baeckea frustescens L) DENGAN PENYULINGAN METODE PEREBUSAN The Influence of Growing Site and duration distillation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hasil hutan non kayu sebagai hasil hutan yang berupa produk di luar kayu

BAB I PENDAHULUAN. Hasil hutan non kayu sebagai hasil hutan yang berupa produk di luar kayu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil hutan non kayu sebagai hasil hutan yang berupa produk di luar kayu yang dihasilkan dari pengolahan hutan, contohnya produk ekstraktif. Produk ekstraktif merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Jengkol Klasifikasi tanaman jengkol dalam ilmu tumbuh-tumbuhan dimasukkan dalam klasifikasi sebagai berikut (Pitojo,1992). Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. B. Tempat Dan Waktu Penelitian ini di lakukan pada tanggal 20 Februari 2016 sampai 30 November

Lebih terperinci

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

Jurnal Bahan Alam Terbarukan Jurnal Bahan Alam Terbarukan ISSN 2303-0623 PENGAMBILAN MINYAK ATSIRI BUNGA CENGKEH (Clove Oil) MENGGUNAKAN PELARUT n-heksana DAN BENZENA Saiful Hadi Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Biji Kemiri Sumber : Wikipedia, Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Biji Kemiri Sumber : Wikipedia, Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kemiri Gambar 1. Biji Kemiri Sumber : Wikipedia, 2016 Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang termasuk dalam famili Euphorbiaceae (jarak-jarakan).

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN 1-1. Bab I-Pendahuluan

BABI PENDAHULUAN 1-1. Bab I-Pendahuluan Bab I-Pendahuluan 1-1 BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jeruk adalah salah satu jenis buah yang mudah diperoleh dan disukai oleh masyarakat. Biasanya jeruk dikonsumsi sebagai buah segar atau dibuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Atsiri Minyak atsiri awalnya dikenal sebagai minyak esensial. Minyak ini sudah lama dikenal sejak tahun 3.000 SM oleh penduduk Mesir kuno dan digunakan untuk tujuan

Lebih terperinci

EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I

EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu teknologi proses ekstraksi minyak sereh dapur yang berkualitas dan bernilai ekonomis

Lebih terperinci

II. METODOLOGI PENELITIAN

II. METODOLOGI PENELITIAN 1 Perbandingan Antara Metode Hydro-Distillation dan Steam-Hydro Distillation dengan pemanfaatan Microwave Terhadap Jumlah Rendemenserta Mutu Minyak Daun Cengkeh Fatina Anesya Listyoarti, Lidya Linda Nilatari,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bunga Rosella 1. Klasifikasi Dalam sistematika tumbuhan, kelopak bunga rosella diklasifikasikan sebagai berikut : Gambar 1. Kelopak bunga rosella Kingdom : Plantae Divisio :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Aktivitas sehari-hari kita tidak pernah terlepas dari ancaman serangan radikal bebas. Mulai dari paparan sinar ultraviolet (UV), polusi lingkungan, asap rokok, makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sejak era tahun 60-an dikenal sebagai negara penghasil minyak atsiri terbesar di dunia terutama minyak atsiri nilam. Secara biologis, minyak atsiri merupakan

Lebih terperinci

OCH 3 CH 2 H 2 C C H. Gambar 1.1. Struktur eugenol.

OCH 3 CH 2 H 2 C C H. Gambar 1.1. Struktur eugenol. BAB 1 PENDAHULUAN Tanaman cengkeh atau Eugenia caryophyllata Thunberg merupakan tanaman asli dari kepulauan Maluku. Tanaman ini banyak dibudidayakan di Indonesia seperti Jawa, Papua, Sulawesi, dan pulau-pulau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum), L. berasal dari kepulauan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum), L. berasal dari kepulauan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. CENGKEH Tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum), L. berasal dari kepulauan Maluku. Awalnya, oleh penduduk setempat, cengkeh digunakan untuk obatobatan, seperti pemeliharaan gigi.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat) IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat) Abstrak Kulit buah langsat diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut yang berbeda

Lebih terperinci

SEJARAH DAN MANFAAT CENGKEH

SEJARAH DAN MANFAAT CENGKEH SEJARAH DAN MANFAAT CENGKEH Oleh : Nuryanti, SP BBPPTP Surabaya Pendahuluan Tanaman cengkeh, (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris disebut cloves adalah tangkai bunga kering

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kayu Manis Gambar 1. Kulit Batang Kayu Manis (Dwijayanti, 2011) 1. Sistematika Tumbuhan Sistematika tumbuhan kayu manis menurut Soepomo, 1994 adalah: Kingdom Divisi Kelas Ordo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak sereh merupakan salah satu komoditas minyak atsiri Indonesia dengan total luas lahan sebesar 3492 hektar dan volume ekspor mencapai 114 ton pada tahun 2004 (Direktorat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYULINGAN DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU MINYAK ATSIRI DARI DAUN DAN BATANG NILAM (Pogostemon cablin Benth)

PENGARUH LAMA PENYULINGAN DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU MINYAK ATSIRI DARI DAUN DAN BATANG NILAM (Pogostemon cablin Benth) Pengaruh Lama dan Komposisi Bahan baku terhadap Rendemen...A.Sulaiman, Dwi Harsono. PENGARUH LAMA PENYULINGAN DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU MINYAK ATSIRI DARI DAUN DAN BATANG NILAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara penghasil utama minyak atsiri di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara penghasil utama minyak atsiri di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu negara penghasil utama minyak atsiri di dunia. Terdapat kurang lebih 45 jenis tanaman penghasil minyak atsiri tumbuh di Indonesia, namun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan Kualitas minyak dapat diketahui dengan melakukan beberapa analisis kimia yang nantinya dibandingkan dengan standar mutu yang dikeluarkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan (Pudjiatmoko, 2008). Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai sumber bahan baku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai sumber bahan baku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai sumber bahan baku minyak atsiri. Indonesia menghasilkan 40 jenis dari 80 jenis minyak atsiri yang diperdagangkan

Lebih terperinci

PENETAPAN KADAR EUGENOL DALAM MINYAK ATSIRI DARI TIGA VARIETAS BUNGA CENGKEH (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L.M. Perry) SECARA KROMATOGRAFI GAS

PENETAPAN KADAR EUGENOL DALAM MINYAK ATSIRI DARI TIGA VARIETAS BUNGA CENGKEH (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L.M. Perry) SECARA KROMATOGRAFI GAS PENETAPAN KADAR EUGENOL DALAM MINYAK ATSIRI DARI TIGA VARIETAS BUNGA CENGKEH (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L.M. Perry) SECARA KROMATOGRAFI GAS Liliek Nurhidayati, Sulistiowati Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Karakteristik Minyak Atsiri Wangi Hasil penelitian menunjukkan minyak sereh wangi yang didapat desa Ciptasari Pamulihan, Kabupaten Sumedang dengan pengujian meliputi bentuk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati melimpah di dunia. Hal ini menjadikan Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya dengan

Lebih terperinci

PENGUJIAN MUTU MINYAK ATSIRI. Disusun Oleh :

PENGUJIAN MUTU MINYAK ATSIRI. Disusun Oleh : Laporan Praktikum Hari, Tanggal : Kamis, 22 Mei 2008 MK. Teknologi Minyak Atsiri, Asisten : 1. Linda Purwaningrat Fitofarmaka, dan Rempah-Rempah 2. Fina Uzwatania 3. Ira PENGUJIAN MUTU MINYAK ATSIRI Marlina

Lebih terperinci

Minyak terpentin SNI 7633:2011

Minyak terpentin SNI 7633:2011 Standar Nasional Indonesia Minyak terpentin ICS 65.020.99 Badan Standardisasi Nasional Copyright notice Hak cipta dilindungi undang undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI EKTRAKSI Ekstraksi tanaman obat merupakan suatu proses pemisahan bahan obat dari campurannya dengan menggunakan pelarut. Ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN O H O-CH 2 -CH=CH 2 CH 2 CH=CH 2

BAB I PENDAHULUAN O H O-CH 2 -CH=CH 2 CH 2 CH=CH 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penataan ulang Claisen merupakan penataan ulang sigmatropik, yaitu reaksi perubahan suatu atom atau gugus yang terpisah dari satu atom ke atom lain disepanjang sistem

Lebih terperinci

OCH 3 CH 2 CH CH 2. Gambar.1.1. Struktur eugenol

OCH 3 CH 2 CH CH 2. Gambar.1.1. Struktur eugenol BAB 1 PENDAHULUAN Tanaman cengkeh adalah tanaman asli Indonesia. Nama ilmiah dari tanaman cengkeh adalah Eugenia caryophyllata Thunb. Tanaman ini paling banyak ditemukan di kepulauan Maluku Utara dan dikenal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan tanaman obat di Indonesia perlu digali lebih mendalam, khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan tanaman obat di Indonesia perlu digali lebih mendalam, khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan alam telah lama digunakan di bidang kedokteran maupun kedokteran gigi untuk keperluan preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pengobatan dengan menggunakan tanaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilam (Pogostemon sp.) merupakan salah satu tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri (essential oil). Di dalam dunia perdagangan Intemasional minyak nilam sering

Lebih terperinci

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si DAFTAR HALAMAN Manual Prosedur Pengukuran Berat Jenis... 1 Manual Prosedur Pengukuran Indeks Bias... 2 Manual Prosedur Pengukuran kelarutan dalam Etanol... 3 Manual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Kelapa termasuk jenis Palmae yang bersel satu (monokotil). Batang tanaman tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang. Adakalanya pohon kelapa dapat bercabang, namun hal

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan. Metode

PENDAHULUAN. BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan. Metode 2 PENDAHULUAN Kayu manis (Cinnamomum burmanii) merupakan tanaman tahunan yang memerlukan waktu lama untuk diambil hasilnya. Hasil utama kayu manis adalah kulit batang, dahan, ranting, dan daun. Selain

Lebih terperinci

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,- Anggaran Tabel 2. Rencana Anggaran No. Komponen Biaya Rp 1. Bahan habis pakai ( pemesanan 2.500.000,- daun gambir, dan bahan-bahan kimia) 2. Sewa alat instrument (analisa) 1.000.000,- J. Gaji dan upah

Lebih terperinci

dapat mencapai hingga 90% atau lebih. Terdapat dua jenis senyawa santalol dalam minyak cendana, yaitu α-santalol dan β-santalol.

dapat mencapai hingga 90% atau lebih. Terdapat dua jenis senyawa santalol dalam minyak cendana, yaitu α-santalol dan β-santalol. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tanaman Cendana (Santalum album L.) adalah tanaman asli Indonesia yang memiliki aroma yang khas, dimana sebagian besar tumbuh di Propinsi Nusa Tenggara Timur

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Struktur eugenol.

Gambar 1.1. Struktur eugenol. BAB 1 PENDAULUAN Tanaman cengkeh (Syzigium Aromaticum) dalam bahasa Inggris disebut clove, merupakan jenis tanaman rempah yang tumbuh subur di Indonesia. Indonesia merupakan negara penghasil cengkeh ketiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gel pengharum ruangan tersebut menghambat pelepasan zat volatile, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. gel pengharum ruangan tersebut menghambat pelepasan zat volatile, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengharum ruangan merupakan suatu produk yang berisi zat wewangian yang digunakan untuk membuat harum suatu ruangan atau mengurangi bau tidak menyenangkan pada suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja, atau Soja max. Namun demikian, pada tahun 1984 telah disepakati bahwa

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-93

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-93 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-93 Pengambilan Minyak Atsiri dari Daun dan Batang Serai Wangi (Cymbopogon winterianus) Menggunakan Metode Distilasi Uap dan

Lebih terperinci

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN EFEK PENGERINGAN TERHADAP PANGAN HASIL TERNAK PERLAKUAN SEBELUM

Lebih terperinci