BAB I PENDAHULUAN. buah, biji maupun dari bunga dengan cara penyulingan dengan uap. Meskipun

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. buah, biji maupun dari bunga dengan cara penyulingan dengan uap. Meskipun"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak atsiri lazim juga dikenal dengan nama minyak mudah menguap atau minyak terbang. Minyak atsiri merupakan senyawa, yang pada umumnya berwujud cairan, yang diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga dengan cara penyulingan dengan uap. Meskipun kenyataan untuk memperoleh minyak atsiri dapat juga diperoleh dengan cara lain seperti dengan cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik maupun dengan cara dipres atau dikempa dan secara enzimatik (Sastrohamidjojo, 2004). Minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman aromatik merupakan komoditas ekspor nonmigas yang dibutuhkan di berbagai industri seperti dalam industri parfum, kosmetika, farmasi/obat-obatan, serta industri makanan dan minuman. Dalam dunia perdagangan, komoditas ini dipandang memiliki peran strategis dalam menghasilkan produk primer maupun sekunder, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. Komoditas ini masih tetap eksis walaupun selalu terjadi fluktuasi harga. Dengan begitu, petani maupun produsen masih tetap diuntungkan. Apalagi saat ini dikembangkan jenis-jenis minyak atsiri baru yang harganya lumayan tinggi. Untuk minyak dari bunga-bungaan, harga minyak dapat mencapai puluhan juta rupiah. Sementara minyak dari tumbuhan terna (tumbuhan yang batangnya lunak 1

2 2 karena tidak membentuk kayu), baik daun, ranting, dan biji dihargai ratusan ribu rupiah per kilogramnya (Armando, 2009). Setiap tahun konsumsi minyak atsiri atau minyak terbang dunia beserta turunannya naik sekitar 8 10 %. Itu tak hanya terjadi di Indonesia, salah satu sumber minyak atsiri dunia, tetapi berlaku pula di negara-negara produsen lain seperti India, Thailand, dan Haiti. Pemicu kenaikan itu antara lain meningkatnya kebutuhan minyak asiri untuk industri parfum, kosmetik, dan kesehatan. Selain itu kecendrungan konsumen untuk berpindah dari pola mengkonsumsi bahanbahan mengandung senyawa sintetik ke bahan alami turut mendongkrak permintaan minyak asiri. Apalagi produk-produk olahan minyak asiri belum dapat digantikan oleh bahan sintetis (Trubus Info Kit, 2009). Komoditi minyak atsiri banyak dikembangkan oleh negara-negara, seperti Amerika Serikat, Perancis, Inggris, Jepang, Jerman, Swiss, Belanda, Hongkong, Irlandia dan Kanada. Berdasarkan estimasi yang dilakukan oleh Essential Oil Association of India dalam publikasinya yang berjudul Vasion 2005 India Essential Oil Industry, peringkat pertama produsen minyak atsiri dunia adalah Brazil disusul oleh Amerika Serikat dan India (Lutony dan Rahmayati, 2000). Di dunia, pasar minyak atsiri terbagi 2 segmen. Pertama, permintaan pasar yang stabil lantaran pertumbuhan penduduk relatif rendah. Contoh, pasar Jepang, Australia dan Selandia Baru. Kedua pasar yang terus tumbuh karena perbaikan ekonomi dan standar kehidupan yang progresif. Negara-negara di Eropa Timur dan negara-negara berkembang contoh pasar yang terus tumbuh. Potensi konsumsi jangka panjang di pasar yang sedang tumbuh secara keseluruhan akan

3 3 melebihi tingkat konsumsi negara-negara industri. Dengan demikian prospek minyak atsiri relatif bagus. Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan berjumlah species tanaman, yang termasuk dalam famili Pinaceae, labiatae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae dan Umbelliferaceae (Hernani dan Marwati, 2006). Indonesia termasuk salah satu negara penghasil utama minyak atsiri di dunia. Terdapat kurang lebih 45 jenis tanaman penghasil minyak atsiri tumbuh di Indonesia, namun baru kira-kira 15 jenis yang sudah menjadi komoditi ekspor, yaitu minyak sereh wangi (Citronella Oil), minyak akar wangi (Vetiver oil), minyak nilam (Patchouly oil), minyak kenanga (Cananga oil), minyak cendana (Sandalwood oil), minyak pala dan fuli (Nutmeg and Mace oil), minyak daun, gagang dan bunga cengkeh (Clove leaf, stem, bud oil), minyak lawang (Cullilawan oil), minyak massoi (Massoi oil), minyak pangi (Sassafras oil), minyak jahe (Ginger oil), minyak lada (Black pepper oil), minyak gaharu (Agarwood oil), minyak terpentin (Turpentine oil), minyak kayu putih (Cajeput oil) minyak daun jeruk purut (Kafir lime oil), sementara di pasar Internasional terdapat 90 jenis minyak atsiri diperdagangkan (Ma mun, 2006). Beberapa jenis minyak atsiri bersumber dari famili Zingiberaceae, seperti minyak kapolaga (cardamom oil) dan minyak jahe (ginger oil), minyak temulawak dan minyak kunyit (turmeric oil). Sebagai gudang bahan baku minyak atsiri, banyak potensi tanaman di Indonesia yang masih terserak. Di luar minyak nilam, kenanga, sirih, akar wangi,

4 4 cengkih, dan sereh, yang telah berproduksi, masih terdapat 40 komoditas potensial untuk disuling menjadi minyak atsiri. Disamping jenis-jenis lama, kini terkuak potensi sejumlah minyak atsiri baru. Pemanfaatannya semula hanya pelengkap masakan, minuman, atau sekedar pembersih mulut. Namun, ketika disuling menjadi minyak atsiri, komoditaskomoditas baru itu berpotensi besar. Jenis-jenis komoditas baru itu berpeluang dikembangkan karena tren masyarakat kembali ke alam. Tradisi masyarakat yang sebenarnya telah lama memanfaatkan beberapa bahan minyak atsiri baru lantaran berkhasiat obat. Karena itulah beberapa produsen dan eksportir minyak atsiri kini mulai membidik minyak atsiri yang tak banyak dilirik produsen lain. Pasokan minyak yang masih minim membuat posisi tawar produsen di pasaran cukup kuat. Kunyit yang termasuk famili Zingiberaceae merupakan tanaman obat yang saat ini belum banyak diproduksi minyak atsirinya, menurut penulis, minyak kunyit dapat merupakan salah satu komoditas yang perlu dikembangkan mengingat fungsinya yang cukup banyak terutama dibidang farmasi dan citarasa. Kunir atau kunyit (Curcuma longae Linn. syn.curcuma domestica Val.) termasuk tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. Minyak atsirinya, berbau dan berasa yang khas. Minyak atsiri merupakan senyawa yang terkandung dalam tanaman kunyit yang bersifat mudah menguap dan tidak larut

5 5 dalam air. Kandungan minyak atsiri pada rimpang kunyit yaitu 2% - 7%. Minyak atsiri bermanfaat memberi aroma harum dan rasa khas pada umbinya (Feryanto, 2011). Berikut ini adalah tabel produksi beberapa tanaman obat-obatan di Indonesia tahun 2008 sampai Tabel 1.1. Produksi Beberapa Tanaman Obat-obatan di Indonesia tahun Tahun Kunyit Jahe Laos/Lengkuas Kencur Temulawak *) Catatan : *) Angka Sementara (Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013) Tabel 1.2. Produksi Tanaman Kunyit Berdasarkan Provinsi Tahun 2011 PROVINSI PRODUKSI (Ton/thn) Banten D.I. Yogyakarta Jawa Barat Sumatera Utara Jawa Timur (Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, 2013) Data pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa produksi tanaman kunyit di Indonesia cukup tinggi jika dibandingkan dengan tanaman obat lainnya seperti laos, kencur dan temulawak, walaupun produksinya setiap tahun tidak stabil,

6 6 namun kesempatan untuk memproduksi minyak atsiri kunyit cukup besar, terutama pada masyarakat yang berdomisili di provinsi yang banyak menghasilkan tanaman kunyit seperti yang terdapat pada Tabel 1.2 dan juga melihat harga minyak atsiri kunyit saat ini cukup tinggi yaitu Rp /90 ml, sehingga memproduksi minyak atsiri kunyit dapat dijadikan sebagai mata pencaharian pokok maupun mata pencaharian tambahan. Produksi minyak atsiri di Indonesia diusahakan oleh petani atau kelompok petani yang memiliki sedikit sekali pengetahuan di bidang pengolahan minyak atsiri. Petani dan penyuling tradisional membutuhkan bantuan dan pengarahan untuk memperbaiki usaha mereka dibidang minyak atsiri yang diusahakan selama ini (Cahyani, et.al., 2009). Untuk itulah dalam penelitian ini penulis mencoba untuk meneliti proses penyulingan minyak atsiri kunyit yang terbaik terutama dari segi ukuran perajangan bahan baku dan lamanya penyulingan, sehingga kelak berguna bagi masyarakat khususnya petani penyuling minyak atsiri Rumusan Masalah Permasalahan yang akan dikaji dalam studi ini adalah: Apakah dengan perbedaan ukuran rajangan kunyit dan lama penyulingan dengan metoda water and steam distillation dapat mempengaruhi rendemen dan karakteristik minyak atsiri rimpang kunyit Batasan Masalah berikut: Agar penelitian lebih terarah, maka dilakukan pembahasan masalah sebagai

7 7 1. Penelitian ini adalah penelitian berskala laboratorium 2. Bahan baku yang digunakan adalah rimpang kunyit (Curcuma domestica Val. synonym Curcuma longa L.). 3. Perlakuan bahan baku yang digunakan adalah bahan baku dengan ukuran panjang perajangan 0,5 cm, 1 cm, 1,5 cm dan 2 cm. 4. Metode destilasi yang digunakan adalah metode distilasi air dan uap (water and steam distillation) 5. Penyulingan dilakukan selama 6 jam, 8 jam dan 10 jam Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan : 1. Mengetahui pengaruh ukuran rajangan kunyit dan lama penyulingan terhadap rendemen dan kualitas minyak atsiri. 2. Mengetahui komponen kimia minyak atsiri dari rimpang kunyit 1.5. Keaslian Penelitian Dari penelusuran pustaka yang dilakukan, penulis sudah menemukan beberapa penelitian yang telah dilakukan tentang distilasi minyak atsiri kunyit, namun penelitian tentang pengaruh ukuran rajangan kunyit (Curcuma domestica Val.) dan lama penyulingan terhadap rendemen dan karakteristik minyak atsiri dengan metode water and steam distillation belum pernah dilakukan, sehingga penelitian yang diusulkan benar-benar memenuhi azas kebaruan.

8 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Memanfaatkan kunyit sebagai bahan baku pembuatan minyak atsiri. 2. Mengetahui kondisi yang terbaik yang meliputi ukuran rajangan kunyit dan lama penyulingan pada proses penyulingan dengan metode water and steam distillation terhadap rendemen dan karakteristik minyak atsiri kunyit. 3. Menambah wawasan pembaca dan masyarakat tentang minyak atsiri kunyit. 4. Dapat digunakan sebagai acuan (pedoman) penyulingan minyak atsiri rimpang kunyit.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara penghasil utama minyak atsiri di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara penghasil utama minyak atsiri di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu negara penghasil utama minyak atsiri di dunia. Terdapat kurang lebih 45 jenis tanaman penghasil minyak atsiri tumbuh di Indonesia, namun

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BEBERAPA MINYAK ATSIRI FAMILI ZINGIBERACEAE DALAM PERDAGANGAN

KARAKTERISTIK BEBERAPA MINYAK ATSIRI FAMILI ZINGIBERACEAE DALAM PERDAGANGAN KARAKTERISTIK BEBERAPA MINYAK ATSIRI FAMILI ZINGIBERACEAE DALAM PERDAGANGAN Ma mun Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik ABSTRAK Minyak atsiri dari famili zingiberaceae seperti minyak kapolaga, minyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. non kayu diantaranya adalah daun, getah, biji, buah, madu, rempah-rempah, rotan,

BAB I PENDAHULUAN. non kayu diantaranya adalah daun, getah, biji, buah, madu, rempah-rempah, rotan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil hutan non kayu merupakan hasil hutan dimana produk yang diambil bukan kayu atau hasilnya bukan berasal dari penebangan pohon. Produk hasil hutan non kayu diantaranya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar belakang penulisan rencana bisnis ini adalah untuk membangun sebuah usaha yang terintegrasi dalam pengembangan komoditas minyak nilam, yang merupakan tanaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Minyak Atsiri Minyak atsiri atau yang dikenal sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang serta minyak aromatic adalah kelompok besar minyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut

BAB I PENDAHULUAN. terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Minyak atsiri yang juga dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nilam (Pogostemon cablin Benth) yang termasuk dalam keluarga Labiatea

BAB I PENDAHULUAN. Nilam (Pogostemon cablin Benth) yang termasuk dalam keluarga Labiatea BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilam (Pogostemon cablin Benth) yang termasuk dalam keluarga Labiatea merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang penting bagi Indonesia, karena minyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu

BAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam hutan. Hasil hutan dapat berupa hasil hutan kayu dan hasil hutan non kayu. Hasil hutan kayu sudah

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman aromatik merupakan komoditas ekspor nonmigas yang dibutuhkan di berbagai industri seperti dalam industri parfum, kosmetika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang (good product) maupun jasa (services product) dan konservasi. Produk

BAB I PENDAHULUAN. barang (good product) maupun jasa (services product) dan konservasi. Produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil hutan bukan kayu merupakan produk selain kayu yang dihasilkan dari bagian pohon atau benda biologi lain yang diperoleh dari hutan, berupa barang (good product)

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri minyak atsiri memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan di Indonesia, karena Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam penyediaan bahan bakunya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai banyak jenis tanaman yang mengandung minyak atsiri seperti minyak sereh, minyak daun cengkeh, minyak kenanga, minyak akar wangi, minyak kayu cendana,

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN PENYULINGAN MINYAK ATSIRI DARI NILAM PENELITIAN. Oleh : YULINDA DWI NARULITA

PROPOSAL PENELITIAN PENYULINGAN MINYAK ATSIRI DARI NILAM PENELITIAN. Oleh : YULINDA DWI NARULITA PROPOSAL PENELITIAN PENYULINGAN MINYAK ATSIRI DARI NILAM PENELITIAN \ Oleh : YULINDA DWI NARULITA 0731010044 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada masa yang akan datang akan mampu memberikan peran yang nyata dalam

TINJAUAN PUSTAKA. pada masa yang akan datang akan mampu memberikan peran yang nyata dalam TINJAUAN PUSTAKA Upaya pengembangan produksi minyak atsiri memang masih harus dipicu sebab komoditas ini memiliki peluang yang cukup potensial, tidak hanya di pasar luar negeri tetapi juga pasar dalam

Lebih terperinci

Dampak penggunaan pestisida non-nabati Mengapa pestisida nabati diperlukan?

Dampak penggunaan pestisida non-nabati Mengapa pestisida nabati diperlukan? Pestisida Nabati & Tumbuhan Aromatik Ellyn K. Damayanti, Ph.D. Agr. Bagian Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian

Lebih terperinci

DESTILASI UAP-AIR DARI AMPAS JAHE PADA TEKANAN VAKUM UNTUK PRODUKSI MINYAK JAHE

DESTILASI UAP-AIR DARI AMPAS JAHE PADA TEKANAN VAKUM UNTUK PRODUKSI MINYAK JAHE LAPORAN TUGAS AKHIR DESTILASI UAP-AIR DARI AMPAS JAHE PADA TEKANAN VAKUM UNTUK PRODUKSI MINYAK JAHE (Steam Distillation of Ginger Pulp on Vacuum Pressure to Ginger Oil Production ) Diajukan sebagai salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan berbagai jenis tanaman rempah rempah dan menjadi negara pengekspor rempah rempah terbesar di dunia. Jenis rempah rempah yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MINYAK ATSIRI TUMBUHAN INDONESIA SEBAGAI POTENSI PENINGKATAN NILAI EKONOMI

PENGEMBANGAN MINYAK ATSIRI TUMBUHAN INDONESIA SEBAGAI POTENSI PENINGKATAN NILAI EKONOMI PENGEMBANGAN MINYAK ATSIRI TUMBUHAN INDONESIA SEBAGAI POTENSI PENINGKATAN NILAI EKONOMI Yusdar M. Mahasiswa Program Magister Biologi Tumbuhan, Sekolah Pascasarjana IPB Pendahuluan Indonesia adalah salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian. komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup besar dalam

I. PENDAHULUAN. Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian. komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup besar dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian dari waktu ke waktu semakin meningkat. Lada merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. volatile. Definisi minyak atsiri adalah senyawa yang pada umumnya berwujud

BAB I PENDAHULUAN. volatile. Definisi minyak atsiri adalah senyawa yang pada umumnya berwujud 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak atsiri lazim dikenal dengan nama minyak mudah menguap atau volatile. Definisi minyak atsiri adalah senyawa yang pada umumnya berwujud cair dan diperoleh dari

Lebih terperinci

METODE DESTILASI AIR MINYAK ATSIRI PADA HERBA SERAI WANGI (Andropogon nardus Linn.) Indri Kusuma Dewi, Titik Lestari Poltekkes Kemenkes Surakarta

METODE DESTILASI AIR MINYAK ATSIRI PADA HERBA SERAI WANGI (Andropogon nardus Linn.) Indri Kusuma Dewi, Titik Lestari Poltekkes Kemenkes Surakarta METODE DESTILASI AIR MINYAK ATSIRI PADA HERBA SERAI WANGI (Andropogon nardus Linn.) Indri Kusuma Dewi, Titik Lestari Poltekkes Kemenkes Surakarta ABSTRAK Minyak atsiri merupakan minyak mudah menguap atau

Lebih terperinci

VI. MODEL PENENTUAN PRODUK PROSPEKTIF DAN PASAR POTENSIAL

VI. MODEL PENENTUAN PRODUK PROSPEKTIF DAN PASAR POTENSIAL VI. MODEL PENENTUAN PRODUK PROSPEKTIF DAN PASAR POTENSIAL A. Model Pemilihan Produk Prospektif 1. Input Model Pemilihan Produk Prospektif. Model pemilihan produk prospektif ini digunakan untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB 3 KONDISI TANAMAN NILAM

BAB 3 KONDISI TANAMAN NILAM BAB 3 KONDISI TANAMAN NILAM 3.1 Manfaat Dan Kegunaan Minyak Nilam Tanaman nilam (Pogostemon patchouli atau disebut juga sebagai Pogostemon cablin Benth) merupakan tanaman perdu wangi berdaun halus dan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN RIMPANG KUNYIT UNTUK PRODUKSI MINYAK KUNYIT DENGAN DESTILASI VAKUM

PEMANFAATAN RIMPANG KUNYIT UNTUK PRODUKSI MINYAK KUNYIT DENGAN DESTILASI VAKUM TUGAS AKHIR PEMANFAATAN RIMPANG KUNYIT UNTUK PRODUKSI MINYAK KUNYIT DENGAN DESTILASI VAKUM (Use Turmeric For Production Turmeric Oil by Vacuum Distillation) Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Atsiri Minyak atsiri awalnya dikenal sebagai minyak esensial. Minyak ini sudah lama dikenal sejak tahun 3.000 SM oleh penduduk Mesir kuno dan digunakan untuk tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gel pengharum ruangan tersebut menghambat pelepasan zat volatile, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. gel pengharum ruangan tersebut menghambat pelepasan zat volatile, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengharum ruangan merupakan suatu produk yang berisi zat wewangian yang digunakan untuk membuat harum suatu ruangan atau mengurangi bau tidak menyenangkan pada suatu

Lebih terperinci

MINYAK ATSIRI. Sakunda Anggarini. Kuliah Pengetahuan Bahan Agroindustri. Departement of Agroindustry 2014

MINYAK ATSIRI. Sakunda Anggarini. Kuliah Pengetahuan Bahan Agroindustri. Departement of Agroindustry 2014 MINYAK ATSIRI Sakunda Anggarini Departement of Agroindustry 2014 Kuliah Pengetahuan Bahan Agroindustri OUTLINE 1 2 3 4 Definisi Minyak Atsiri Sumber- sumber di Alam Kegunaan dalam Industri Sistem Produksi

Lebih terperinci

:!,1G():5kr'W:5. JURnAl EKOlOGI DAn SAlns ISSN : ISSN : VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012

:!,1G():5kr'W:5. JURnAl EKOlOGI DAn SAlns ISSN : ISSN : VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012 ISSN : 2337-5329 :!,1G():5kr'W:5 JURnAl EKOlOGI DAn SAlns PUSAT PENELITIAN LlNGKUNGAN HIDUP a SUMBERDAYA ALAM (PPLH SDA) UNIVERSITAS PATTIMURA VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012 ISSN : 2337-5329 APLIKASI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan

Lebih terperinci

OPERASI DISTILASI VAKUM TERHADAP RIMPANG KUNYIT SECARA KOHOBASI DAN UAP AIR UNTUK MENGHASILKAN MINYAK KUNYIT

OPERASI DISTILASI VAKUM TERHADAP RIMPANG KUNYIT SECARA KOHOBASI DAN UAP AIR UNTUK MENGHASILKAN MINYAK KUNYIT TUGAS AKHIR OPERASI DISTILASI VAKUM TERHADAP RIMPANG KUNYIT SECARA KOHOBASI DAN UAP AIR UNTUK MENGHASILKAN MINYAK KUNYIT (Operating Vacuum Distillation of Turmeric Rhizome in Chohobation and Water Steam

Lebih terperinci

2014 OPTIMASI KONDISI HIDROGENASI ETANOL-NATRIUM UNTUK MENINGKATKAN KADAR MENTOL PADA MINYAK PERMEN

2014 OPTIMASI KONDISI HIDROGENASI ETANOL-NATRIUM UNTUK MENINGKATKAN KADAR MENTOL PADA MINYAK PERMEN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal dengan kekayaan alamnya seperti rempah-rempah. Banyak rempah-rempah Indonesia yang telah diketahui khasiatnya, hal

Lebih terperinci

Alat penyuling minyak atsiri - Bagian 1 : Sistem kukus Syarat mutu dan metode uji

Alat penyuling minyak atsiri - Bagian 1 : Sistem kukus Syarat mutu dan metode uji Standar Nasional Indonesia ICS 65.060 Alat penyuling minyak atsiri - Bagian 1 : Sistem kukus Syarat mutu dan metode uji Badan Standardisasi Nasional BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

TEKNOLOGI REMPAH-REMPAH DAN MINYAK ATSIRI

TEKNOLOGI REMPAH-REMPAH DAN MINYAK ATSIRI PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI REMPAH-REMPAH DAN MINYAK ATSIRI Oleh: Dr. Karseno, S.P., M.P., Ph.D. Dra. Erminawati, M.Sc., Ph.D. Ir. Sujiman, M.P. KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

UJI KINERJA PROSES DISTILASI KOHOBASI PADA TEKANAN VAKUM GUNA PRODUKSI MINYAK KUNYIT DARI RIMPANG KUNYIT

UJI KINERJA PROSES DISTILASI KOHOBASI PADA TEKANAN VAKUM GUNA PRODUKSI MINYAK KUNYIT DARI RIMPANG KUNYIT LAPORAN TUGAS AKHIR UJI KINERJA PROSES DISTILASI KOHOBASI PADA TEKANAN VAKUM GUNA PRODUKSI MINYAK KUNYIT DARI RIMPANG KUNYIT (Performance Test of Chohobation Distillation Process on Vacuum Pressure to

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR LAJU PRODUKSI DISTILASI MINYAK JAHE DARI AMPAS JAHE DENGAN PROSES DISTILASI KOHOBASI DAN DISTILASI UAP AIR PADA TEKANAN VAKUM

TUGAS AKHIR LAJU PRODUKSI DISTILASI MINYAK JAHE DARI AMPAS JAHE DENGAN PROSES DISTILASI KOHOBASI DAN DISTILASI UAP AIR PADA TEKANAN VAKUM TUGAS AKHIR LAJU PRODUKSI DISTILASI MINYAK JAHE DARI AMPAS JAHE DENGAN PROSES DISTILASI KOHOBASI DAN DISTILASI UAP AIR PADA TEKANAN VAKUM (PRODUCTION RATE OF GINGGER OIL DISTILLATION FROM GINGGER WASTE

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR METODE DISTILASI VAKUM UNTUK PEMBUATAN MINYAK JERUK PURUT DENGAN MENGGUNAKAN AIR SEBAGAI PELARUT. Solvent)

TUGAS AKHIR METODE DISTILASI VAKUM UNTUK PEMBUATAN MINYAK JERUK PURUT DENGAN MENGGUNAKAN AIR SEBAGAI PELARUT. Solvent) TUGAS AKHIR METODE DISTILASI VAKUM UNTUK PEMBUATAN MINYAK JERUK PURUT DENGAN MENGGUNAKAN AIR SEBAGAI PELARUT (Vacuum Distillation Methode in Producing Lime Oil Using Water as the Solvent) Diajukan sebagai

Lebih terperinci

Usulan inisiatif..., Raden Agus Sampurna, FT UI, 2009

Usulan inisiatif..., Raden Agus Sampurna, FT UI, 2009 1 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Minyak atsiri merupakan senyawa mudah menguap yang tidak larut dalam air yang berasal dari tanaman aromatik yang dibutuhkan dalam berbagai industri seperti dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsumen spa khususnya di Bali sudah menyadari bahaya dari bahan bahan

I. PENDAHULUAN. Konsumen spa khususnya di Bali sudah menyadari bahaya dari bahan bahan I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Industri spa di Bali berkembang sangat cepat selama sepuluh tahun terakhir. Industri spa telah berada di bawah payung pariwisata Bali, sehingga perlu memiliki strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negri (ekspor). Sudah sejak lama tanaman pala dikenal sebagai tanamn rempah

BAB I PENDAHULUAN. negri (ekspor). Sudah sejak lama tanaman pala dikenal sebagai tanamn rempah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman pala (Myristica fragrans Houtt) merupakan salah satu tanaman asli Indonesia yang sangat potensi sebagai komoditas perdagangan di dalam dan luar negri (ekspor).

Lebih terperinci

LAJU PRODUKSI MINYAK JAHE DARI RIMPANG JAHE SECARA KOHOBASI DAN DISTILASI UAP-AIR PADA TEKANAN VAKUM

LAJU PRODUKSI MINYAK JAHE DARI RIMPANG JAHE SECARA KOHOBASI DAN DISTILASI UAP-AIR PADA TEKANAN VAKUM LAPORAN TUGAS AKHIR LAJU PRODUKSI MINYAK JAHE DARI RIMPANG JAHE SECARA KOHOBASI DAN DISTILASI UAP-AIR PADA TEKANAN VAKUM (The Production Rate of Ginger Oil from Ginger Rhizome with Chohobation Distillation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman herbal merupakan jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman herbal merupakan jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman herbal merupakan jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi. Tanaman herbal tergolong rempah-rempah dan tanaman buah yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai

Lebih terperinci

PENYULINGAN MINYAK ATSIRI DARI NILAM SKRIPSI

PENYULINGAN MINYAK ATSIRI DARI NILAM SKRIPSI PENYULINGAN MINYAK ATSIRI DARI NILAM SKRIPSI PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2012 PENYULINGAN MINYAK ATSIRI DARI NILAM SKRIPSI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan bakar minyak disebabkan oleh terjadinya peningkatan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan bakar minyak disebabkan oleh terjadinya peningkatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan bahan bakar minyak pada saat ini, sudah menjadi kebutuhan pokok oleh warga negara Indonesia untuk menjalankan kehidupan ekonomi. Kebutuhan akan bahan bakar minyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang

I. PENDAHULUAN. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang merupakan salah satu hasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Undang-undang No. 25/1999 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah memberikan kesempatan kepada daerah untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Di Sumatera

Lebih terperinci

Market Brief Essential Oil Di Jerman. ITPC Hamburg 2016

Market Brief Essential Oil Di Jerman. ITPC Hamburg 2016 Market Brief Essential Oil Di Jerman ITPC Hamburg 2016 I Daftar Isi Kata Pengantar... III 1. Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.1.1 Minyak Esensial untuk Perasa Makanan dan Minuman... 1 1.1.2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasil minyak atsiri yang cukup penting, dikenal dengan nama Patchauly Oil,

BAB I PENDAHULUAN. penghasil minyak atsiri yang cukup penting, dikenal dengan nama Patchauly Oil, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman nilam (Pogostemon Cablin Benth) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang cukup penting, dikenal dengan nama Patchauly Oil, dihasilkan oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan mempunyai

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan mempunyai I. PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Salah satunya sebagai sumber penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati melimpah di dunia. Hal ini menjadikan Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Ekspor Sepuluh Komoditas Rempah Unggulan Indonesia

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Ekspor Sepuluh Komoditas Rempah Unggulan Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil rempah utama di dunia. Rempah yang dihasilkan di Indonesia diantaranya adalah lada, pala, kayu manis, vanili, dan cengkeh. Rempah-rempah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 56/11/72/Th. XV, 01 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH SEPTEMBER EKSPOR SENILAI US$ 32,12 JUTA Nilai ekspor Sulawesi Tengah pada bulan ember (angka sementara) dibanding bulan us

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 13/02/72/Th.XX, 16 Februari 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Januari 2017, Nilai Ekspor US$ 145,95 Juta dan Impor US$ 20,21 Juta Selama Januari 2017, total ekspor senilai US$

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia Luas lahan robusta sampai tahun 2006 (data sementara) sekitar 1.161.739 hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.874

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Nilam Gambar 1. Daun Nilam (Irawan, 2010) Tanaman nilam (Pogostemon patchouli atau Pogostemon cablin Benth) merupakan tanaman perdu wangi berdaun halus dan berbatang

Lebih terperinci

DISTILASI VAKUM AMPAS JAHE SECARA KOHOBASI DAN DISTILASI UAP AIR

DISTILASI VAKUM AMPAS JAHE SECARA KOHOBASI DAN DISTILASI UAP AIR LAPORAN TUGAS AKHIR DISTILASI VAKUM AMPAS JAHE SECARA KOHOBASI DAN DISTILASI UAP AIR (Ginger Waste Vaccum Distillation by Cohobation and Steam Distillation) Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Dari total produksi, sekitar 67 persen kopinya diekspor sedangkan

Lebih terperinci

II. MINYAK PALA INDONESIA

II. MINYAK PALA INDONESIA II. MINYAK PALA INDONESIA 2.1. Agroindustri Minyak Pala Minyak pala sebagai salah satu jenis produk minyak atsiri yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan komoditas ekspor. Volume ekspor minyak pala pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan sebagai usaha tanaman industri. Rimpangnya memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan sebagai usaha tanaman industri. Rimpangnya memiliki banyak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu rempah-rempah penting. Oleh karena itu, jahe menjadi komoditas yang mempunyai prospek untuk dikembangkan sebagai usaha

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT IbM PEMBUAT MINYAK NILAM Dibiayai oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hasil hutan non kayu sebagai hasil hutan yang berupa produk di luar kayu

BAB I PENDAHULUAN. Hasil hutan non kayu sebagai hasil hutan yang berupa produk di luar kayu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil hutan non kayu sebagai hasil hutan yang berupa produk di luar kayu yang dihasilkan dari pengolahan hutan, contohnya produk ekstraktif. Produk ekstraktif merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. bahwa hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. bahwa hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan memegang peranan penting dalam setiap lini kehidupan manusia. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk maka akan meningkat pula kebutuhan hidup manusia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-93

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-93 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-93 Pengambilan Minyak Atsiri dari Daun dan Batang Serai Wangi (Cymbopogon winterianus) Menggunakan Metode Distilasi Uap dan

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN 1-1. Bab I-Pendahuluan

BABI PENDAHULUAN 1-1. Bab I-Pendahuluan Bab I-Pendahuluan 1-1 BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jeruk adalah salah satu jenis buah yang mudah diperoleh dan disukai oleh masyarakat. Biasanya jeruk dikonsumsi sebagai buah segar atau dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rut, 2014 Peningkatan Kadar Mentol Pada Minyak Permen Dementolized Menggunakan Katalis Raney Nikel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rut, 2014 Peningkatan Kadar Mentol Pada Minyak Permen Dementolized Menggunakan Katalis Raney Nikel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan berbagai tanaman rempah-rempah selain India, Cina, dan Brazil. Salah satu produk rempah-rempah

Lebih terperinci

PROSES EKSTRAKSI MINYAK BUNGA MELATI (JASMINUM SAMBAC) DENGAN METODE ENFLEURASI. Elwina, Irwan, Ummi Habibah *) ABSTRAK

PROSES EKSTRAKSI MINYAK BUNGA MELATI (JASMINUM SAMBAC) DENGAN METODE ENFLEURASI. Elwina, Irwan, Ummi Habibah *) ABSTRAK PROSES EKSTRAKSI MINYAK BUNGA MELATI (JASMINUM SAMBAC) DENGAN METODE ENFLEURASI Elwina, Irwan, Ummi Habibah *) ABSTRAK Minyak melati merupakan salah satu produk minyak atsiri yang paling mahal dan banyak

Lebih terperinci

Nahar, Metode Pengolahan dan Peningkatan Mutu Minyak Nilam METODE PENGOLAHAN DAN PENINGKATAN MUTU MINYAK NILAM. Nahar* Abstrak

Nahar, Metode Pengolahan dan Peningkatan Mutu Minyak Nilam METODE PENGOLAHAN DAN PENINGKATAN MUTU MINYAK NILAM. Nahar* Abstrak Nahar, Metode Pengolahan dan Peningkatan METODE PENGOLAHAN DAN PENINGKATAN MUTU MINYAK NILAM Nahar* Abstrak Tumbuhan nilam, Pogostemon cablin Benth, adalah salah satu jenis minyak atsiri terpenting bagi

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN IMPURITAS TERHADAP PUTARAN OPTIK MINYAK JAHE (Effect Of Addition Of Round Optical Impurity Ginger Oil)

PENGARUH PENAMBAHAN IMPURITAS TERHADAP PUTARAN OPTIK MINYAK JAHE (Effect Of Addition Of Round Optical Impurity Ginger Oil) TUGAS AKHIR PENGARUH PENAMBAHAN IMPURITAS TERHADAP PUTARAN OPTIK MINYAK JAHE (Effect Of Addition Of Round Optical Impurity Ginger Oil) Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada

Lebih terperinci

Masa berlaku: Alamat : Jl. Tentara Pelajar No. 3, Bogor Februari 2010 Telp. (0251) Faks. (0251)

Masa berlaku: Alamat : Jl. Tentara Pelajar No. 3, Bogor Februari 2010 Telp. (0251) Faks. (0251) LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-256-IDN Nama Laboratorium : Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Penandatangan sertifikat/laporan : Dra. Endang Hadipoentyanti, M.S.; Ma'mun, S.Si.

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Oktober 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini

PENDAHULUAN. Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini prospek pengembangan produk tanaman obat semakin meningkat, hal ini sejalan dengan perkembangan industri obat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Aktivitas sehari-hari kita tidak pernah terlepas dari ancaman serangan radikal bebas. Mulai dari paparan sinar ultraviolet (UV), polusi lingkungan, asap rokok, makanan

Lebih terperinci

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur AMANDEMEN LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-256-IDN Nama Laboratorium Alamat Alamat Bidang Pengujian : Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat : Jl. Tentara Pelajar No. 3, Bogor 16111

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka dimana lalu lintas perekonomian internasional sangat penting dalam perekonomian

Lebih terperinci

PENYULINGAN MINYAK ATSIRI SEREH DAPUR

PENYULINGAN MINYAK ATSIRI SEREH DAPUR PENYULINGAN MINYAK ATSIRI SEREH DAPUR (Cymbopogon citratus) DENGAN METODE PENYULINGAN AIR-UAP (The Destillation of Lemongrass Essential Oil by Using the Water-steam Method ) Zaituni 1, Rita Khathir 1,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Tenggara dan berada di sekitar garis khatulistiwa, sehingga memberikan cuaca tropis. Posisi Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, di mana perekonomian dunia semakin terintegrasi. Kebijakan proteksi, seperi tarif, subsidi, kuota dan bentuk-bentuk hambatan lain, yang

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Desember 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

dapat mencapai hingga 90% atau lebih. Terdapat dua jenis senyawa santalol dalam minyak cendana, yaitu α-santalol dan β-santalol.

dapat mencapai hingga 90% atau lebih. Terdapat dua jenis senyawa santalol dalam minyak cendana, yaitu α-santalol dan β-santalol. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tanaman Cendana (Santalum album L.) adalah tanaman asli Indonesia yang memiliki aroma yang khas, dimana sebagian besar tumbuh di Propinsi Nusa Tenggara Timur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teh merupakan salah satu komoditi yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Industri teh mampu memberikan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang cukup besar di dunia. Pada masa zaman pemerintahan Hindia-Belanda, Indonesia merupakan negara terkenal yang menjadi pemasok hasil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan sifat tumbuhnya, tanaman nilam adalah tanaman tahunan (parenial).

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan sifat tumbuhnya, tanaman nilam adalah tanaman tahunan (parenial). TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Nilam Tanaman nilam merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia. Berdasarkan sifat tumbuhnya, tanaman nilam adalah tanaman tahunan (parenial). Tanaman ini merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang 2 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang mempunyai banyak kegunaan antara lain sebagai ramuan, rempah - rempah, bahan minyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Rumus Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Rumus Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara kita termasuk negara penghasil minyak atsiri dan minyak ini juga merupakan komoditi yang menghasilkan devisa negara. Oleh karena itu pada tahun-tahun terakhir

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 17/03/72/Th.XX, 15 Maret 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Februari 2017, Nilai Ekspor US$ 130,31 Juta dan Impor US$ 12,13 Juta Selama Februari 2017, total ekspor senilai US$

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT JULI 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT JULI 2014 51/09/13/Th. XVII, 1 September 2014 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT JULI 2014 I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI 2014 MENCAPAI US$198,5 JUTA Nilai ekspor Sumatera Barat bulan mencapai US$198,5

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 49/08/72/Th.XX, 15 Juli 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Juni 2017, Nilai Ekspor US$ 225,91 Juta dan Impor US$ 60,15 Juta Selama Juni 2017, total ekspor senilai US$ 225,91

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 35/06/72/Th.XX, 15 Juni 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Mei 2017, Nilai Ekspor US$ 311,29 Juta dan Impor US$ 95,63 Juta Selama Mei 2017, total ekspor senilai US$ 311,29 juta,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 02/01/72/Th. XIV, 03 Januari 2011 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH NOVEMBER EKSPOR SENILAI US$ 33,68 JUTA Nilai ekspor Sulawesi Tengah pada bulan ember (angka sementara) dibanding bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 21/04/72/Th.XX, 17 April 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Maret 2017, Nilai Ekspor US$ 208,38 Juta dan Impor US$ 200,92 Juta Selama Maret 2017, total ekspor senilai US$ 208,38

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati dan keunggulan komparatif untuk menghasilkan berbagai produk pertanian tropis yang tidak dapat dihasilkan negara non-tropis.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 07/02/72/Th.XIX, 01 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Desember 2015, Nilai Ekspor US$ 100,79 Juta dan Impor US$ 146,24 Juta Selama Desember 2015, total ekspor senilai

Lebih terperinci

PENGARUH BERAT BASAH BAHAN BAKU DAN LAMA PENYULINGAN TERHADAP RENDEMEN PADA PROSES DESTILASI UAP SEREH DAPUR

PENGARUH BERAT BASAH BAHAN BAKU DAN LAMA PENYULINGAN TERHADAP RENDEMEN PADA PROSES DESTILASI UAP SEREH DAPUR PENGARUH BERAT BASAH BAHAN BAKU DAN LAMA PENYULINGAN TERHADAP RENDEMEN PADA PROSES DESTILASI UAP SEREH DAPUR Asrianty, Nina Yuliana 2), Zuhdi Ma sum, Wahyu Diah Proborini 4) Program Studi Teknik Kimia

Lebih terperinci

PERANCANGAN SEPARATOR HASIL AKHIR PENYULINGAN MINYAK NILAM PAK AKMAL DI DESA RIMBO BINUANG KAB. PASAMAN BARAT

PERANCANGAN SEPARATOR HASIL AKHIR PENYULINGAN MINYAK NILAM PAK AKMAL DI DESA RIMBO BINUANG KAB. PASAMAN BARAT Jurnal Sains dan Teknologi Vol 17 no 2, Desember 2017 PERANCANGAN SEPARATOR HASIL AKHIR PENYULINGAN MINYAK NILAM PAK AKMAL DI DESA RIMBO BINUANG KAB. PASAMAN BARAT Septian Dwi Putra 1, Gamindra Jauhari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

Perkembangan Ekspor dan Impor Sulawesi Tengah, Oktober 2017

Perkembangan Ekspor dan Impor Sulawesi Tengah, Oktober 2017 No. 70/12/72/Th.XX, 15 Desember 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI TENGAH Perkembangan Ekspor dan Impor Sulawesi Tengah, Oktober 2017 Selama Oktober 2017, Nilai Ekspor US$ 285,57 Juta dan Impor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sawit, serta banyak digunakan untuk konsumsi makanan maupun non-makanan.

BAB I PENDAHULUAN. sawit, serta banyak digunakan untuk konsumsi makanan maupun non-makanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Minyak kelapa sawit merupakan minyak nabati yang berasal dari buah kelapa sawit, serta banyak digunakan untuk konsumsi makanan maupun non-makanan. Minyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian dalam perekonomian. Selain itu sebagian besar penduduk Indonesia bekerja pada sektor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 31/05/72/Th.XX, 15 Mei 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama April 2017, Nilai Ekspor US$ 161,64 Juta dan Impor US$ 90,89 Juta Selama April 2017, total ekspor senilai US$ 161,64

Lebih terperinci

RIMPANG KUNYIT, ALTERNATIF INSEKTISDA ALAMI. Oleh : Ni Made Ayu Natih Widhiarini SMK Negeri 3 Denpasar

RIMPANG KUNYIT, ALTERNATIF INSEKTISDA ALAMI. Oleh : Ni Made Ayu Natih Widhiarini SMK Negeri 3 Denpasar RIMPANG KUNYIT, ALTERNATIF INSEKTISDA ALAMI Oleh : Ni Made Ayu Natih Widhiarini SMK Negeri 3 Denpasar Kacang tanah (Arachis hypogeal L) merupakan salah satu jenis tanaman yang dibudidayakan oleh para petani.

Lebih terperinci