BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangkit setelah berada dalam kesulitan, beberapa tahun ini mendapat tempat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangkit setelah berada dalam kesulitan, beberapa tahun ini mendapat tempat"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian mengenai psikologi positif khususnya kekuatan individu untuk bangkit setelah berada dalam kesulitan, beberapa tahun ini mendapat tempat tersendiri. Salah satu yang banyak disoroti adalah mengenai hidup dengan lebih baik setelah mengalami pengalaman traumatis, yaitu bagaimana individu menghadapi berbagai keadaan yang sangat sulit dan mengalami perubahan positif dalam kehidupan mereka (Tedeschi & Calhoun, 1995). Werdel (2012) menuliskan bahwa riset-riset mendasar tentang posttraumatic growth (PTG) dibangun secara resmi oleh Tedeschi dan Calhoun, dan pada pertengahan tahun 2000, riset empiris mengenai konstruk growth mulai meningkat. Ranah kajian ini sering disebut sebagai posttraumatic growth (PTG) atau pertumbuhan pasca trauma. Paradigma psikologi positif melihat dengan kaca mata positif bahwa di tengah ketidakberdayaan, manusia selalu memiliki kesempatan untuk melihat hidup secara lebih positif (Seligman, 2005). Manusia dipandang sebagai makhluk yang bisa bangkit dari segala ketidakberdayaan dan memaksimalkan potensi diri (Seligman, 2005). Psikologi positif berpusat pada bagaimana individu memaknai hidupnya, pemaknaan ini bersifat sangat subjektif yaitu memaknai segala hal yang terjadi dalam dirinya (Seligman, 2005). Berangkat dari hal tersebut, pemaknaan yang baik terhadap kejadian traumatis dan usaha untuk bangkit menjadi pribadi baru yang tangguh menjadi hal penting bagi individu. Saat ini, ada bukti kuat bahwa individu yang menghadapi berbagai keadaan sangat sulit, mengalami perubahan signifikan 1

2 2 dalam kehidupan yang mereka pandang sebagai hal yang positif (Tedeschi & Calhoun, 2004b). Menarik untuk kemudian mengkaji pertumbuhan pada individu yang mengalami sakit kronis dengan jenis kanker, hal tersebut karena kanker merupakan penyakit yang bertumbuh dengan cepat dan mematikan (WHO dalam Sarafino, 2006). Menurut WHO (dalam Sarafino, 2006), masalah kesehatan utama yang menjadi penyebab kematian pada individu adalah penyakit kanker. Penyakit kronis merupakan jenis penyakit degeneratif yang berkembang atau bertahan dalam jangka waktu yang lama, yakni lebih dari enam bulan (Sarafino, 2006). Menderita penyakit kronis merupakan salah satu pengalaman yang bersifat stressful bagi hampir semua penderita. Orang yang menderita penyakit kronis cenderung memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dan cenderung mengembangkan perasaan hopelessness dan helplessness karena berbagai macam pengobatan tidak dapat membantunya sembuh dari penyakit kronis (Sarafino, 2006). Masalah lain yang dihadapi oleh penderita sakit kronis adalah kehilangan pekerjaan dengan alasan emosional atau fisik, yang menyebabkan pendapatannya berkurang sedangkan biaya pengobatan meningkat (Sarafino, 2006). Saat ini penyakit tidak menular termasuk kanker menjadi masalah kesehatan utama baik di dunia maupun di Indonesia (WHO dalam Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Menurut data WHO tahun 2013 yang tertulis di laman web Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2014), prevalensi kanker meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun Kanker menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular. Masih berdasarkan data tersebut, diperkirakan pada 2030 insiden kanker dapat mencapai 26 juta orang dan 17 juta di antaranya meninggal

3 3 akibat kanker, terlebih kejadiannya akan lebih cepat di negara miskin dan berkembang. Prevalensi penyakit kanker di Indonesia juga cukup tinggi, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar orang. Kanker tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim, pada laki-laki adalah kanker paru dan kanker kolorektal. Selain prevalensinya yang tinggi, pembiayaan untuk kanker juga cukup tinggi. Hal ini karena penanganan kanker relatif lebih mahal dibanding penanganan penyakit lainnya. Pembiayaan kanker pada Jamkesmas Indonesia tahun 2012, menempati urutan ke-empat setelah hemodialisa, thalassemia, dan TBC, yaitu sebesar Rp.144,7 miliar (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Cordova (2008) mengatakan bahwa beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa kanker merupakan peristiwa traumatis namun kini penelitian menunjukkan bahwa pasien kanker mampu bangkit meski mengalami trauma. Sebagian pasien yang menderita kanker mengalami trauma akibat dari dampak yang timbul selama menderita kanker ( Cordova, Giese-Davis, Golant, Kronenwetter, Chang, & Spiegel, 2007). Pada beberapa kasus, trauma dapat menimbulkan PTSD (Kangas, Henry, & Bryant, 2002; Cordova et al., 2007). Ketika individu dihadapkan dengan trauma atau perubahan yang tidak disengaja, ada tiga tanggapan respon psikologis yang terjadi: (1) Mengalah terhadap stressor [juga disebut sebagai PTSD], (2) ketahanan dan atau pemulihan; dan (3) pertumbuhan pasca trauma. Kepercayaan umum adalah bahwa setelah trauma seperti diagnosis terkena penyakit, individu menjadi sangat stres. Pada kenyataannya, penelitian menunjukkan bahwa hanya 5% hingga 35% para individu tersebut menyerah kepada cara yang negatif (Kangas et al., 2002). Posttraumatic stress

4 4 dissorder (PTSD) merupakan respon psikopatologis reaktif terhadap peristiwa traumatis. Sekitar 7,8% orang Amerika mengalami kesulitan ini (Kessler, Sonnega, Bromet, Hughes, & Nelson, 1995). Pada masa sebelumnya sebagian besar penelitian berfokus pada patologis akibat trauma (yaitu PTSD) daripada salutogenic atau sisi positif, misalnya pertumbuhan pasca trauma (Breslau, et al., 1998). Teori resiliensi dan PTG merupakan penelitian yang memiliki akar tradisi filsafat yang menekankan pada pertimbangan positif ( salutogenic) daripada patologis atau faktor negatif dalam meneliti trauma (Tedeschi & Calhoun, 1996; 2004a). Penelitian dari Cordova et al., (2007) mengenai breast cancer as trauma: posttraumatic stres and posttraumatic growth, menemukan bahwa 66% subjek merasakan pengalaman kanker sebagai ancaman kesejahteraan fisik bagi kehidupan mereka, dan 59% subjek menunjukkan bahwa respon mereka yaitu merasa takut dan tidak berdaya. Pada 52% subjek yang mengalami kanker memenuhi kriteria stressor PTSD dalam DSM-IV. Pasien kanker yang berusia lebih muda merasa lebih terganggu akibat penyakitnya dan ini berdampak buruk pada pandangan hidupnya serta aktivitas mereka sehari-hari, mengingat bahwa penyakit serius kurang konsisten dengan fase hidup mereka yang sedang berusia produktif daripada jika dialami oleh pasien yang lebih tua. Pasien muda lebih mungkin untuk mengalami kanker sebagai stressor traumatis. Dalam hal ini usia menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap PTG, namun selain faktor demografis seperti usia, masih ada beberapa faktor lain yang berpengaruh terhadap pencapaian PTG (Cordova et al., 2007). PTG dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor-faktor ini merupakan pendorong apakah pencapaian PTG ini berhasil atau tidak. Sejumlah faktor tersebut termasuk di dalamnya tingkat keparahan trauma, faktor konstitusional

5 5 seperti optimisme, harga diri tinggi, dan juga khususnya strategi coping dan kepuasan dengan tingkat dukungan sosial (Linley & Joseph, 2004a), gender (Teixeira & Pereira, 2013), optimisme dan coping ( Tedeschi & Calhoun, 2004b). Menurut Tedeschi & Calhoun (2004a; 2004b) coping merupakan jantung dari PTG. Tanpa adanya coping yang sesuai dari individu untuk menghadapi permasalahan yang dialami maka resiliensi belum berhasil. Coping menunjukkan bahwa individu itu tidak lari dari masalah tetapi memilih untuk menghadapi masalah tersebut. Beberapa tahun terakhir ini, terjadi rasa ingin tahu yang berkembang dalam hal fenomena pertumbuhan psikologis, agama dan spiritualitas, dan keadaan diri yang positif setelah mengalami peristiwa yang sangat menyedihkan (Tedeschi & Calhoun 2004a; O Rourke et al., 2008; Helgeson, Reynolds, & Tomich, 2006). Fenomena PTG telah dijelaskan pada individu yang mengalami trauma setelah bencana, perang, atau bentuk lain dari kesulitan, ada beberapa penelitian yang mengungkapkan tentang PTG pada individu-individu yang mengalamai stressful events, seperti pada peristiwa berikut: physical illness (Park & Helgeson, 2006), caregiver bagi penyakit mental dan fisik yang parah ( Ott, Sanders, & Kelber, 2013), pasien kanker ( Teixeira & Pereira, 2013; Duran, 2013; Samuel Ho et al, 2010; Colak, Akturk, & Bozo, 2012), orangtua dengan anak yang mengalami penyakit tertentu (Hungerbuehler, Vollrath, & Landolt, 2011), police officers (Chopko, 2013), pengungsi (Subandi, Ahmad, Kurniati, & Febri, 2014), penderita HIV (Murphy & Hevey, 2013), duka cita / berkabung (Engelkemeyer & Marwit, 2008), orang tua dari anak-anak yang mengalami sakit kritis atau penyakit tertentu (Colville & Cream, 2009), anak remaja dengan penyakit kronis yang serius, seperti kanker dan orangtuanya (Barakat, Alderfer, & Kazak, 2006), Penyakit, perang, kekerasan, imigrasi, dan kematian orang yang dicintai (Linley & Joseph, 2004b). Duran (2013) men emukan bukti bahwa family caregiver dan penderita kanker

6 6 berjuang menghadapi tantangan krisis atau penyakit yang berhubungan dengan situasi yang stressfull ini, yaitu individu survivor kanker tidak hanya sembuh dari penyakit mereka, namun juga melampaui fungsi psikologis dan sosial mereka sebelumnya. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, peneliti menemukan dua fakta yang jauh berbeda di antara dua orang wanita yang mengidap penyakit kanker, yaitu pasien kanker rahim. Pada salah satu keluarga yang diwawancarai peneliti yaitu suami dari istrinya yang mengalami kanker rahim didiagnosa pada Januari 2014, sang istri yang mengalami kanker tersebut merasa ketakutan setiap mendapatkan efek obat bereaksi di badannya dan berkali-kali menolak untuk operasi hingga proses kemoterapi, ibu ini memberhentikan kontrol di rumah sakit akibat takut penyakitnya makin parah dan badannya semakin mengurus dengan kondisi perut membesar, meski anggota keluarga sangat mendukung dan memotivasinya untuk berani melakukan operasi namun si pasien terus menolak, hingga akhirnya pasien meninggal pada bulan September 2014 (wawancara dengan suami penderita kanker rahim dan survivor kanker rahim; 10 September 2014 & 12 September 2014). Hal ini jauh berbeda dengan yang dialami subjek lainnya, yaitu seorang ibu yang mengalami kanker rahim, yang berani melakukan operasi hingga selesai menjalani kemoterapi sebanyak sepuluh kali. Kini sang ibu tersebut telah menjadi pengusaha yang sukses dan menjadi motivator bagi masyarakat desa sekitarnya agar menjaga pola hidup sehat, di samping itu ibu pada subjek dua ini juga pernah diminta bantuan oleh dokter di sebuah rumah sakit besar, untuk membimbing dan memberikan motivasi pada pasien kanker lainnya di bangsal kanker (wawancara dengan suami penderita kanker rahim dan survivor kanker rahim; 10 September 2014 & 12 September 2014).

7 7 Jika melihat dari hasil preliminary research tersebut, terdapat dua perbedaan kondisi psikologis pasien dengan tantangan penyakit yang sama, yaitu kanker, namun keduanya menyikapinya dengan cara yang berbeda. Tedeschi dan Calhoun (1995) mengatakan bahwa mengalami suatu kejadian sebagai hal yang lebih menyedihkan menumbuhkan motivasi yang lebih besar untuk memaknai peristiwa traumatis, yang kemudian mengarah ke pengalaman PTG. PTG juga telah didokumentasikan melalui penelitian di beberapa negara dan dalam konteks budaya yang berbeda dengan bukti bahwa posttraumatic growth adalah sebuah fenomena universal, dan termanifestasikan di beberapa budaya (Linley & Joseph, 2004a; 2004b). Pertumbuhan pasca trauma telah dikonseptualisasikan tidak hanya bagi individu tetapi juga bagi keluarga sebagai sistem (Berger & Weiss, 2008). Penelitian mengenai posttraumatic growth sendiri pada penderita penyakit kronis dan keluarganya sebagai caregiver, pernah diteliti oleh Duran (2013). Sintesis narasi kedua studi kualitatif dan kuantitatif mengidentifikasi 5 tema utama PTG antara lain: (1) making sense of cancer experience: religious meaningmaking, meaning-making through benefit-finding, meaning-making through being special. (2) appreciation of life: acquired new philosophy of life (existential growth), new values and life priorities (nilai-nilai baru dan prioritas hidup). (3) greater self-knowledge: what does not kill you makes you stronger, growing up a little faster. (4) positive attitudes toward family. (5) a desire to pay back society (Duran, 2013). Melihat dari penelitian Duran (2013) tersebut berdasarkan hasil sintesis narasi ditemukan bahwa mereka berjuang menghadapi krisis atau penyakit yang berhubungan dengan situasi yang stressfull. Posttraumatic growth terjadi sebagai efek dari upaya untuk beradaptasi dengan peristiwa yang sangat negatif yaitu keadaan yang dapat menimbulkan tekanan psikologis tingkat tinggi seperti krisis besar dalam hidup, yang biasanya

8 8 menimbulkan reaksi psikologis yang tidak menyenangkan (Tedeschi & Calhoun, 1998). Pembahasan mengenai bagaimana PTG dapat terjadi, peneliti mengambil model dari Tedeschi dan Calhoun (1995) yang disebut the transformational model. Model ini berpendapat bahwa PTG adalah hasil dari perenungan yang panjang setelah peristiwa seismic, yang mana model ini selanjutnya berkembang menjadi model komprehensif yang mempertimbangkan aspek sosial-budaya. (Calhoun & Tedeschi, 2006). Banyak penelitian menemukan dampak negatif sekunder dari kanker pada anggota keluarga, termasuk tekanan psikologis tingkat tinggi yang sama atau bahkan lebih besar daripada penderita kanker (Gallagher, Parle, & Cairns, 2002). Meskipun sebagian besar penelitian telah difokuskan pada aspek hal yang negatif akibat perawatan dalam setting kanker, penelitian terkini mulai mengevaluasi efek positif yang juga dirasakan akibat musibah yang dialami (Teixeira & Pereira, 2013). Menyadari besarnya peran aspek psikologis dalam memberikan dukungan terhadap proses perawatan dan pemulihan kanker, kami memandang perlu untuk membahas lebih jauh bagaimana dinamika posttraumatic growth dan model psikoterapi yang tepat bagi survivor kanker yang mengalami trauma akibat penyakit kanker. B. Rumusan Permasalahan Berikut merupakan rumusan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini setelah pembahasan mengenai latar belakang masalah penelitian yang berjudul posttraumatic growth pada survivor kanker, penelitian ini berusaha untuk menjawab pertanyaan: (1) Apa saja stressor yang dialami oleh survivor kanker pasca diagnosa kanker, (2) Faktor -faktor apa saja yang berpengaruh terhadap proses pencapaian posttraumatic growth pada survivor kanker, (3) Bagaimana upaya yang dilakukan oleh survivor kanker untuk menghadapi trauma akibat

9 9 kanker?, (4) Bagaimana upaya survivor kanker untuk mencapai kesembuhan, (5) Bagaimana proses posttraumatic growth pada survivor kanker, (6) Apa saja wujud pertumbuhan diri yang ada pada survivor kanker. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menemukan fakta bahwa fenomena posttraumatic growth terjadi pada individu yang pernah mengalami masa traumatis, untuk mengetahui proses bertumbuhnya survivor kanker setelah kejadian traumatis akibat penyakit kanker, faktor-faktor yang mempengaruhi posttraumatic growth, dan mendapatkan gambaran proses bagaimana tercapainya kondisi bertumbuh pasca trauma. Manfaat penelitian secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai kajian psikologi dalam hal kaitannya dengan timbal balik penyakit fisik dan psikis, menambah wawasan mengenai penanganan psikis pada penderita kanker, khususnya kajian terkait psikologi klinis mengenai posttraumatic growth pada survivor kanker. Manfaat penelitian secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada masyarakat pada umumnya dan pasien kanker khususnya tentang dinamika perjuangan survivor kanker untuk mencapai kesembuhan udan proses menemukan solusi dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan penyakitnya, sehingga dapat menjadi antisipasi bagi pasien. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan khasanah dan model bagi sebuah instansi atau lembaga penyuluh masyarakat yang peduli kesehatan mental khususnya pada kasus penanganan keperawatan penyakit fisik seperti penyakit kanker. Penelitian ini diharapkan memiliki implikasi untuk praktek klinis, seperti memberikan wawasan ke dalam persepsi pasien kanker dan pengasuh utama mereka selama proses penyediaan

10 10 perawatan. Wawasan ini penting untuk terapis dan petugas kesehatan lain yang terlibat dalam perawatan pasien kanker dalam pengaturan perawatan multi-disiplin seperti rumah sakit, panti jompo, atau perawatan masyarakat. Akhirnya, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber rekomendasi membuat intervensi yang dirancang untuk memunculkan pengalaman PTG pada populasi tertentu khususnya pada kasus penyakit kanker, yang mungkin relevan untuk menghadapi marabahaya dan gejala PTSD (melalui efek pencegahan), terutama selama menghadapi masa-masa penyembuhan. D. Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya Penelitian mengenai pasien penyakit kronis dengan jenis kanker sendiri sudah banyak dilakukan di luar negeri, namun penelitian PTG dalam negeri masih sedikit yang dipublikasikan dalam jurnal. Penelitian yang akan saya lakukan ini masih orisinil dan tidak menjiplak dari penelitian lain. Sebagai bukti orisinalitas penelitian saya, berikut adalah beberapa jurnal yang terkait dengan posttraumatic growth dan pasien kanker. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi, sebab penelitian mengenai posttraumatic growth pada survivor kanker belum peneliti temukan yang dilakukan dengan teknik studi fenomenologi. Adapun penelitian yang pernah dilakukan dengan subjek penelitian survivor kanker dan penelitian terkait dengan variabel posttraumatic growth di antaranya: Tedeschi dan Calhoun (1996) meneliti tentang hal positif apa yang bisa muncul pasca trauma, Hasil penelitiannya menunjukkan PTGI ( posttraumatic growth inventory) dan kepribadian berkorelasi positif dengan optimisme dan religiusitas. Orang-orang yang mengalami peristiwa traumatis yang luar biasa mengalami perubahan yang lebih positif daripada yang tidak. Artikel ilmiah dari Bray (2011) yang meneliti bereavement and transformation: a psycho-spiritual and

11 11 posttraumatic growth perspective ini menguraikan kerangka konseptual yang luas yang menangkap dan mengakui pentingnya pengalaman-pengalaman subjektif. Synthesis model mengintegrasikan dua pendekatan untuk pertumbuhan yang sehat, yaitu pertumbuhan pasca-trauma dan transformasi psiko-spiritual. Weiss (2013) mengeksplorasi persimpangan pertumbuhan pasca trauma (PTG) dan gerotranscendence sebuah teori perubahan positif yang terkait dengan penuaan. Keduanya mengasumsikan pertumbuhan terutama pada tiga domain: diri, hubungan, dan pandangan dunia. Beberapa penelitian di atas tersebut mengungkapkan tentang konsep posttraumatic growth kaitannya dengan variabel lain yang dekat dengan kajian PTG. Penelitian yang dilakukan oleh penulis juga menggunakan variabel penelitian posttraumatic growth, akan tetapi subjek penelitian pada penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian Cordova et al. (2007) dengan judul breast cancer as trauma: posttraumatic stres and posttraumatic growth, menunjukkan PTG yang lebih besar terkait dengan usia yang lebih muda dan pendidikan tinggi. Samuel Ho et al. (2010) dalam the roles of hope and optimism on posttraumatic growth in oral cavity cancer patients, hasil penelitian menunjukkan korelasi positif antara harapan dan optimisme. Hasil penelitian dari Bensimon (2012) menyiratkan bahwa peristiwa traumatis dan growth mempengaruhi resiliensi melalui dua cara: langsung dan melalui PTSD. Teixeira dan Pereira (2013) dalam penelitiannya factors contributing to posttraumatic growth and its buffering effect in adult children of cancer patients undergoing treatment, meneliti hubungan antara variabel demografi, klinis dan psikososial pada anak-anak dewasa pasien kanker. Hasil menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara PTG dan jenis kelamin, tingkat ketergantungan, distress, Gejala PTSD, kohesivitas keluarga, fleksibilitas keluarga, dan komunikasi

12 12 keluarga. Penelitian dengan judul predicting negative mood state and personal growth in african american and white long-term breast cancer survivors, oleh Porter et al. (2006). Hasil menunjukkan bahwa proses kognitif penting sebagai prediktor dari penyesuaian dan akan memediasi sebagian efek demografis, penyakit, dan faktor konteks sosial dalam hal penyesuaian diri. Penelitian lain yang pernah dilakukan berkaitan dengan posttraumatic growth pada pasien kanker payudara pasca mastektomi yang dilakukan oleh Mahleda dan Hartini (2012). Colak et al. (2012) dalam mediating role of coping in the dispositional optimism posttraumatic growth relation in breast cancer patients, hasil penelitian menunjukkan bahwa optimisme disposisional, problem-focused coping serta emotion focused coping secara signifikan memprediksi pertumbuhan pasca trauma. Beberapa penelitian di atas tersebut mengungkap tentang posttraumatic growth pada pasien kanker dengan metode kuantitatif, sementara ada sedikit kesamaan dengan penelitian dari Mahleda dan Hartini (2012) yang juga menggunakan metode penelitian kualitatif, namun penelitian ini akan dilakukan pada subjek survivor kanker yang telah melewati masa-masa sulit seperti kemoterapi dan sebagainya dan tidak hanya dilakukan pada subjek wanita saja, namun juga pada laki-laki. Sebuah penelitian dari Yanbo Wang, Ji Wang, dan Xiaohong Liu (2011) mengatakan mereka yang mengalami kecacatan lebih memfokuskan diri pada pencapaian PTG. Hungerbuehler et al. (2011) dari hasil penelitian mereka mengatakan kualitas hubungan keluarga menjadi prediktor signifikan dari PTG. Penelitian dari Colville dan Cream (2009) mengatakan orang tua dari anak-anak yang dirawat di PICU (rawat inap dengan intensive-care) telah mengalami perubahan positif ditunjukkan dengan skor PTGI berkorelasi positif dengan skor posttraumatic stres pada 4 bulan perawatan anak-anaknya.

13 13 Subandi et al. (2014) dalam penelitiannya the role of spirituality, gratitude and hope in predicting post traumatic growth among survivors of mount merapi eruption in Yogyakarta, Indonesia, menunjukkan bahwa dari ketiga variabel penelitian (spiritualitas, rasa syukur, dan harapan) yang secara langsung memprediksi posttraumatic growth, variabel spiritualitas adalah yang memiliki peran paling signifikan. Murphy dan Hevey (2013) juga pernah meneliti PTG pada para panyandang HIV. Beberapa penelitian yang saya sebutkan di atas samasama menggunakan variabel PTG dan terkait dengan kanker, namun keduanya menggunakan metode penelitian kuantitatif, sementara penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode kualitatif. PTG telah diteliti tidak hanya pada mereka yang sedang berada dalam kondisi tertekan atau masa-masa kritis, seperti dalam penelitian Chopko (2013) yang meneliti posttraumatic distress and growth: an empirical study of police officers. Temuan penelitian ini konsisten dengan penelitian yang menemukan hubungan positif antara distress dan PTG. Berdasarkan penelusuran hasil penelitian di atas, penelitian mengenai posttraumatic growth pada survivor kanker dengan pendekatan studi fenomenologi belum dilakukan. Keaslian penelitian ini menekankan pada pemahaman dinamika proses PTG yang menjadi bagian penting dalam pencapaian kesejahteraan pada pasien survivor penyakit kanker.

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV di Indonesia telah berkembang dari sejumlah kasus kecil HIV dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko tinggi yang memiliki angka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kanker merupakan penyakit dengan jumlah kematian tertinggi kedua setelah penyakit jantung di dunia (Kementrian kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selesaikan oleh individu untuk kemudian di lanjutkan ketahapan berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN. selesaikan oleh individu untuk kemudian di lanjutkan ketahapan berikutnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perkembangan hidup manusia selalu di mulai dari berbagai tahapan, yang di mulai dari masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Dalam setiap tahapan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun, namun biasanya tidak dapat disembuhkan melainkan hanya diberikan penanganan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia. Menurut Hawari (dalam Mahledi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menderita penyakit kronik. Menurut National Center for Health Statistic

BAB I PENDAHULUAN. menderita penyakit kronik. Menurut National Center for Health Statistic BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu episode sulit dalam kehidupan adalah ketika individu menderita penyakit kronik. Menurut National Center for Health Statistic Amerika Serikat, penyakit kronik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga menimbulkan beberapa macam penyakit dari mulai penyakit dengan kategori ringan sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Salah satu jenis kanker yang paling ditakuti oleh para wanita adalah kanker payudara (Rahmah, 2009). Menurut data organisasi kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyakit dari sel-sel tubuh yang berkembang secara abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid). Penyakit ini juga dinamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Menurut Hurlock (1999), masa dewasa awal dimulai pada umur 18 40 tahun, saat perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara menjadi salah satu penyebab kematian utama di dunia dan di Indonesia. Kanker ini dapat terjadi pada usia kapan saja dan menyerang wanita umur 40-50 tahun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit kronik merupakan suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psiologis dan kognitif dalam melakukan fungsi harian, atau kondisi yang memerlukan

Lebih terperinci

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Yustina Permanawati F 100 050 056 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap kualitas hidup anak, termasuk pada anak dengan Leukemia Limfoblastik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap kualitas hidup anak, termasuk pada anak dengan Leukemia Limfoblastik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronis beserta pengobatannya mempunyai dampak besar terhadap kualitas hidup anak, termasuk pada anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut (LLA). LLA merupakan

Lebih terperinci

A. Latar belakang masalah

A. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kanker adalah penyebab utama kematian di dunia. WHO memperkirakan bahwa 7,6 juta orang meninggal karena kanker pada tahun 2005 dan 84 juta orang akan mati dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, masalah kesehatan utama yang menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, masalah kesehatan utama yang menjadi penyebab BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut WHO, masalah kesehatan utama yang menjadi penyebab kematian pada manusia adalah penyakit kronis (dalam Sarafino, 2006). Penyakit kronis merupakan jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang mematikan di dunia. Kanker menjadi salah satu penyakit yang menakutkan bagi setiap orang. Setiap orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Depkes RI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia adalah salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada fase ini seorang individu

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULIAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB 1 PENDAHULIAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan BAB 1 PENDAHULIAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan masyarakat. Keperawatan holistik berasal

Lebih terperinci

Post-traumatic Growth pada Pasien Kanker Payudara Pasca Mastektomi Usia Dewasa Madya

Post-traumatic Growth pada Pasien Kanker Payudara Pasca Mastektomi Usia Dewasa Madya Post-traumatic Growth pada Pasien Kanker Payudara Pasca Mastektomi Usia Dewasa Madya Maulia Mahleda I.P. Nurul Hartini Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Abstract. This study aims to examine

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel kanker dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan) dan di perkirakan menempati posisi ketiga disability. 25% dan kerugian ekonomi 5% growth development product (GDP)

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan) dan di perkirakan menempati posisi ketiga disability. 25% dan kerugian ekonomi 5% growth development product (GDP) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini cidera masih menjadi masalah kesehatan utama masyarakat di seluruh negara, dimana dua per tiganya terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia. Angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara seseorang, yang bersifat buruk, sifat tumbuhnya sangat cepat, merusak, menyebar dan menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan dambaan setiap manusia. Kesehatan menjadi syarat utama agar individu bisa mengoptimalkan potensi-potensi yang dimilikinya. Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah orang dengan gangguan skizofrenia dewasa ini semakin. terutama di negara-negara yang sedang berkembang seperti indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah orang dengan gangguan skizofrenia dewasa ini semakin. terutama di negara-negara yang sedang berkembang seperti indonesia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah orang dengan gangguan skizofrenia dewasa ini semakin mengalami peningkatan dan menjadi masalah kesehatan masyarakat utama, terutama di negara-negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Penyakit ini didominasi oleh wanita (99% kanker payudara terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Penyakit ini didominasi oleh wanita (99% kanker payudara terjadi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan keganasan yang paling banyak terjadi pada wanita. Penyakit ini didominasi oleh wanita (99% kanker payudara terjadi pada wanita) dan juga berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Penyakit kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertembuhan sel tidak normal/ terus menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal yang tidak pasti dari kematian adalah waktu datang dan proses menjelangnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal yang tidak pasti dari kematian adalah waktu datang dan proses menjelangnya. BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kematian merupakan suatu hal yang pasti akan terjadi dalam kehidupan ini. Hal yang tidak pasti dari kematian adalah waktu datang dan proses menjelangnya. Hal ini menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penderita skizofrenia dapat ditemukan pada hampir seluruh bagian dunia. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock dan Sadock,

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang manusia dalam kehidupan. Manusia menjadi tua melalui proses perkembangan mulai dari bayi, anak-anak, dewasa, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global Action Againts Cancer (2006) dari WHO menyatakan bahwa angka kematian akibat kanker dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul.

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker payudara di banyak negara merupakan kanker yang paling sering terjadi dan penyebab kematian pada wanita. Di kebanyakan negara urutan pertama ditempati oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pengalaman baik positif maupun negatif tidak dapat lepas dari kehidupan seseorang. Pengalaman-pengalaman tersebut akan memberi pengaruh yang pada akhirnya

Lebih terperinci

PALLIATIVE CARE HENDRA

PALLIATIVE CARE HENDRA PALLIATIVE CARE HENDRA LUKA KANKER LUKA KANKER LUKA KANKER Back ground Perawatan paliatif dari bahasa Latin palliare, untuk jubah adalah setiap bentuk perawatan medis atau perawatan yang berkonsentrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun 2002 menunjukkan bahwa kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke juga merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke juga merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia dan penyebab paling sering kecacatan pada orang dewasa (Abubakar & Isezuo, 2012). Stroke juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di kota-kota besar tiap tahunnya menyebabkan kebutuhan akan transportasi juga semakin meningkat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3 sebagai penyakit tidak menular terbanyak di Indonesia. Prevalensi kanker nasional yaitu 1,4 per

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa negara menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa negara menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks menempati terbanyak kedua di seluruh dunia yang mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa negara menjadi penyebab kanker terbanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada umumnya dalam menyokong pembangunan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada umumnya dalam menyokong pembangunan suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang dan masyarakat pada umumnya dalam menyokong pembangunan suatu negara. Namun, pada saat ini banyak

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG MAWAR II RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang semakin sering dijumpai. Telah diperkirakan bahwa pada tahun 1990-an stroke menyebabkan 4,4 juta kematian per tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siapa lagi yang akan dimintai bantuan kecuali yang lebih mampu. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. siapa lagi yang akan dimintai bantuan kecuali yang lebih mampu. Ketika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia yang hidup di dunia ini tidak pernah lepas dari permasalahan. Berbagai permasalahan datang silih berganti mulai dari yang ringan sampai yang berat. Pada awalnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah. BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Schneider (2010) menyatakan kanker merupakan suatu peristiwa molekuler yang mengubah sifat normal sel. Dalam sel-sel kanker, sistem kontrol normal yang mencegah pertumbuhan

Lebih terperinci

PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI. Semarang

PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI. Semarang PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI Desi Ariyana Rahayu 1), Tri Nurhidayati 2) 1) Departemen keperawatan jiwa, FIKKES, Unimus, Jln. Kedungmundu Raya no

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan menurun pada usia 10 tahun (Hoffbrand, 2005). Berdasarkan data tahun 2010 dari American Cancer Society, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dan menurun pada usia 10 tahun (Hoffbrand, 2005). Berdasarkan data tahun 2010 dari American Cancer Society, jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kronis merupakan kondisi yang mempengaruhi fungsi seharihari selama lebih dari 3 bulan dalam setahun, yang menyebabkan hospitalisasi dari 1 bulan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu 9 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu masih menyisakan pilu bagi banyak pihak, terutama bagi orang yang terkena dampak langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Kementrian Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perkembangan hidup manusia selalu dimulai dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perkembangan hidup manusia selalu dimulai dari berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perkembangan hidup manusia selalu dimulai dari berbagai tahapan, yang dimulai dari masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Dalam setiap tahapan perkembangan terdapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat menyerang siapa saja. Kanker muncul akibat pertumbuhan tidak normal dari selsel jaringan tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengalami peningkatan, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengalami peningkatan, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker pada anak menjadi masalah bagi dunia karena kejadiannya terus mengalami peningkatan, terutama di negara-negara sedang berkembang. Di Pakistan tercatat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa tua merupakan masa paling akhir dari siklus kehidupan manusia, dalam masa ini akan terjadi proses penuaan atau aging yang merupakan suatu proses yang dinamis sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual yang utuh dan unik, artinya yang merupakan satu kesatuan yang utuh dari aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab utama kecacatan fisik dan mental pada usia produktif dan usia lanjut. Stroke juga merupakan penyebab kematian dalam waktu yang singkat, sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kanker adalah penyakit yang sangat berbahaya bahkan dapat mengakibatkan kematian. Sampai saat ini kanker masih menjadi momok bagi semua orang, hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyandang disabilitas merupakan bagian dari anggota masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyandang disabilitas merupakan bagian dari anggota masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyandang disabilitas merupakan bagian dari anggota masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara dan perlu mendapatkan perhatian khusus.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit systemic lupus erythematosus (SLE) atau yang biasa dikenal dengan lupus merupakan penyakit kronis yang kurang populer di masyarakat Indonesia dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga kesehatan yang sangat vital dan secara terus-menerus selama 24 jam berinteraksi dan berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti mempunyai harapan-harapan dalam hidupnya dan terlebih pada pasangan suami istri yang normal, mereka mempunyai harapan agar kehidupan mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penyakit kanker merupakan kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembuluh darah yang pecah atau terhalang oleh gumpalan darah sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembuluh darah yang pecah atau terhalang oleh gumpalan darah sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia. World Health Organization (WHO) (2015) mendefinisikan stroke sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran diri (body image) dan dukungan sosial pada tiga orang wanita yang mengalami penyakit kanker payudara yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh (WHO, 2015). Menurut National

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker servik merupakan penyakit ginekologik yang memiliki tingkat keganasan yang cukup tinggi dan menjadi penyebab kematian utama akibat kanker pada wanita di negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta adalah penyakit menular yang menahun, disebabkan oleh mycobacterium leprae yang menyerang kulit saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya. Pada sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan masalah perkembangan dan memiliki karakteristik dan. kebutuhan yang berbeda dengan anak perkembangan normal lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan masalah perkembangan dan memiliki karakteristik dan. kebutuhan yang berbeda dengan anak perkembangan normal lainnya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Parenting adalah adalah sebuah proses aksi dan interaksi antara orang tua dan anak, dimana dalam proses tersebut, keduanya dapat saling mempengaruhi (Bro ok, 2008).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal adalah suatu kondisi dimana ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta orang mengalami GGK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari kesejahteraan. Mereka mencoba berbagai cara untuk mendapatkan kesejahteraan tersebut baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu dan teknologi yang diikuti dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu dan teknologi yang diikuti dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu dan teknologi yang diikuti dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat menyebabkan perubahan gaya hidup pada masyarakat. Perubahan gaya hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12% seluruh kematian disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa dimana individu telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat manusia akan dapat melakukan segala sesuatu secara optimal. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat manusia akan dapat melakukan segala sesuatu secara optimal. Tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia pada dasarnya menginginkan dirinya selalu dalam kondisi yang sehat, baik sehat secara fisik maupun secara psikis, karena hanya dalam kondisi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit yang dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan jumlah penderitanya dengan cukup signifikan. Padahal kanker adalah penyakit yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki kedudukan istimewa baik secara lahir maupun batin. Bagian tubuh ini memainkan peran dalam identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyakit yang banyak menimbulkan kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati peringkat kedua penyebab kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia atau angka harapan hidup penduduk Indonesia telah meningkat secara bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. perjalanan kronik dan berulang. Skizofrenia biasanya memiliki onset pada masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. perjalanan kronik dan berulang. Skizofrenia biasanya memiliki onset pada masa digilib.uns.ac.id 14 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat dengan tanda dan gejala yang beraneka ragam, baik dalam derajat maupun jenisnya dan seringkali ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan merupakan suatu misteri yang dijalani seseorang. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. wanita dan penyebab kematian tertinggi pada wanita umur tahun (Bland,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. wanita dan penyebab kematian tertinggi pada wanita umur tahun (Bland, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering terjadi pada wanita dan penyebab kematian tertinggi pada wanita umur 40-44 tahun (Bland, Vezeridis dan Copeland,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat, serta mampu menangani tantangan hidup. Secara medis, kesehatan jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat, serta mampu menangani tantangan hidup. Secara medis, kesehatan jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan bahagia, sehat, serta

Lebih terperinci

STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL

STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for Reasearch on Cancer (IARC)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terapi lingkungan merupakan salah satu bentuk upaya kuratif yang dapat dilakukan untuk membantu proses penyembuhan penyakit karena lingkungan berkaitan erat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sehingga dapat menurunkan kualitas hidup individu. Salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sehingga dapat menurunkan kualitas hidup individu. Salah satu jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjalani kehidupan profesional di dunia modern yang serba cepat seperti saat ini merupakan sebuah tantangan hidup. Selain tuntutan untuk mampu bertahan dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh dunia. Satu dari empat kematian yang terjadi di Amerika Serikat disebabkan oleh penyakit kanker (Nevid et

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan menyumbang 7,6 juta kematian (sekitar 13% dari semua kematian) pada tahun 2008. Diantaranya terdapat kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia, ditandai dengan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia, ditandai dengan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa kehidupan yang penting dalam rentang hidup manusia, ditandai dengan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional (Santrock,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muncul melalui proses evaluasi masing-masing individu terhadap kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. muncul melalui proses evaluasi masing-masing individu terhadap kehidupannya 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan permasalahan penelitian, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, isu etis, cakupan penelitian, dan sistematika penelitian.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari Tuhan. Selain itu, orang tua juga menginginkan yang terbaik bagi anaknya,

BAB 1 PENDAHULUAN. dari Tuhan. Selain itu, orang tua juga menginginkan yang terbaik bagi anaknya, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi setiap orang yang telah menikah, memiliki anak adalah suatu anugerah dari Tuhan. Selain itu, orang tua juga menginginkan yang terbaik bagi anaknya, tumbuh dan

Lebih terperinci