BAB 4 METODE PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 METODE PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif Strategi Komunikasi Dengan tema Perdagangan candu di jawa ini dimana akan dipaparkan kisah dan kejadian yang terjadi di masa itu. Maka penyampaian kepada audiens akan dibuat dengan semenarik mungkin dan menghindari kebosanan yang mungkin akan terjadi. Dengan kemasan tampilan yang menarik audiens, dengan memasukkan tehnik motion graphic dan tampilan visual yang sesuai. Sehingga membuat audiens akan lebih terfokus untuk menyaksikan dan informasi yang disampaikan bisa terserap seutuhnya Fakta Kunci 1. Walaupun buku-buku tentang sejarah opium sudah banyak tersebar, namun masih belum ada film dokumenter yang mengangkat tentang sejarah opium ini yang beredar. 2. Candu (opium) memang memiliki efek negatif dengan merusak moral rakyat jawa pada masa itu, namun selain itu opium juga memberikan efek positif kepada pemerintahan belanda dan kerajaan kerajaan yang hampir runtuh dalam hal finansial. 3. Masyarakat jawa menggunakan opium sebagai pelarian. Dalam arti dengan mengkonsumsi opium mereka dapat melepas kelelahan dan beban fikiran mereka. Mereka meyakini dengan mengkonsumsi opium dapat meningkatkan stamina dan membuat mereka tetap terjaga pada malam hari, dimana pada masa itu dipercaya bahwa wabah kolera menyerang pada saat mereka tidur di malam hari. Dalam dosis rendah opium memiliki manfaat untuk menghilangkan rasa sakit, batuk dan disentri karena opium memiliki kandungan analgesik didalamnya. Namun dalam dosis berlebihan opium dapat menimbulkan efek euforia yang berlebihan

2 4.1.3 Masalah yang Dikomunikasikan Masalah yang dikomunikasikan adalah mengenai sejarah Perdagangan Candu di Jawa. mulai dari awal masuknya candu, sistem- sistem perdagangan candu, bagaimana candu mempengaruhi perekonomian dan moral masyarakat jawa pada masa itu sampai dengan dibubarkannya bandar candu terakhir oleh pemerintah kolonial Tujuan Komunikasi Untuk memberikan wawasan lebih kepada penonton mengenai bagaimana candu pernah menjadi salah satu komoditi penting penghasil pajak terbesar di tanah jawa. dampak buruk candu yang mempengaruhi moral orang-orang jawa, hingga sempat menjadi corak bagi kehidupan masyarakat jawa pada masa itu mulai dari kalangan atas sampai kalangan yang paling rendah Profil Target Audiens Target Primer 1. Demografi a. Usia tahun. b. Laki-laki dan perempuan. c. Warga Negara Indonesia, semua golongan, ras, dan agama d. Tingkat pendidikan SMA hingga perguruan tinggi e. Status sosial menengah ke atas (C-A) 2. Geografi Masyarakat yang tinggal di jakarta dan seluruh pulau jawa. 3. Psikografi Memiliki ketertarikan di bidang sejarah, terutama sejarah nasional Indonesia Target Sekunder 1. Demografi a. Usia di atas 22 tahun b. Laki-laki dan perempuan c. Warga Negara Indonesia d. Status social menengah ke atas (C-A)

3 2. Geografi Masyarakat yang tinggal di pulau jawa 3. Psikografi Memiliki ketertarikan pada sejarah nasional Judul Film Penulis memilih judul Perdagangan Candu di Jawa. alasan penulis memilih judul tersebut karena penulis ingin memberikan informasi tentang sejarah perdagangan candu di masa lalu, hingga candu menjadi salah satu komoditi penting sebagai penghasil pajak yang cukup menjanjikan untuk pemerintah masa itu Sinopsis Tahun 1677 merupakan masa dimana Belanda memulai perdagangan candu di Jawa melalui VOC setelah perjanjian dengan Raja Mataram. Setahun kemudian, tonggak awal monopoli opium belanda pun mulai menyebar di Pulau Jawa dan hingga pada akhirnya opium mentah masuk ke Jawa secara resmi. Pada awal tahun 1800, peredaran opium semakin marak dan sudah menjamur di seluruh pesisir utara Jawa. Pada masa itu dikalangan bangsawan, opium dipandang sebagai simbol keramah-tamahan dalam kehidupan bermasyarakat. Pada pertengahan abad ke-19 mulailah penyebaran opium ke kota-kota pedalaman Jawa. Dari kawasan ini berkembanglah lahan subur bagi para bandar opium. Barulah Belanda mengizinkan agen opium pemerintah beroperasi secara resmi di kedua wilayah keresidenan. Pemerintah kolonial Belanda pun mengganti sistem monopoli candu dengan sistem pemborongan. Sistem Amfioen Societeit merupakan sebuah badan perantara yang melakukan penjualan candu di wilayah Indonesia dari tangan VOC. Sistem ini dinilai sangat merugikan dan ditentang oleh banyak orang karena adanya tindakan korupsi dari pihak pemborong. Ini merupakan suatu monopoli penjualan opium oleh pemerintah Belanda secara keseluruhan, mulai dari impor hingga opium sampai ke tangan pembeli. Pemerintah juga mengatur daerah penjualan dengan penggolongan jenis konsumen, mereka terbagi menjadi tiga bagian, yaitu orang-orang Eropa, China, dan Pribumi.

4 Akibat maraknya penyelundupan opium di Jawa, sebagian besar Bandar mengalami kebangkrutan akibat banyak pondok opium gelap. Namun, seorang bandar bernama Oei Tiong Ham muncul sebagai salah satu Bandar candu terbesar pada tahun Treatment Cerita Pada film animasi dokumenter ini, penulis akan menggunakan alur penceritaan maju (linear) dan dituturkan secara berurutan sesuai kejadian sejarah dari awal hingga akhir. Dan untuk memudahkan audiens memahami secara utuh informasi sejarah yang disampaikan, maka penulis membaginya dalam beberapa segmen berikut. 1. Opening Pada tahap opening ini akan dijelaskan sejarah singkat mengenai awal mula didirikannya VOC oleh belanda untuk menguasai perdagangan hindia timur pada abad Latar belakang Pada bagian ini akan dijelaskan awal mula terjadinya kesepakatan monopoli dagang antara VOC dengan raja Amangkurat II. Kemudian penyebaran candu yang berawal dari kerajaan mataram, disusul dengan Cirebon hingga kehampir seluruh wilayah jawa. 3. System perdagangan candu Menjelaskan sistem-sistem perdagangan candu dari sistem pertama Amfioen Societeit, yaitu sebuah badan perantara yang melakukan penjualan candu di wilayah Indonesia dari tangan VOC, namun karena sistem ini tidak menghasilkan keuntungan yang diharapkan dan munculnya pasar gelap. Sistem itupun diperbarui dan diganti nama dengan sistem amfioen directie.setelah VOC dibubarkan, belanda mengganti monopoli candu dengan sistem pemborongan (opiumpacht), namun system monopoli opiumpacht ini ternayata bukan sistem yang terbaik. Karena sistem ini menimbulkan berbagai masalah yaitu pemerasan dan penyelewengan. Para pemborong (pachter) banyak melakukan tindakan korupsi dan terlibat dalam perdagangan gelap serta melakukan pemerasan terhadap rakyat yang berhutang candu, hal ini menimbulkan dampak negatif bagi rakyat, dimana

5 rakyat menjadi miskin dan sengsara. Sistem ini ditentang oleh banyak orang terutama oleh Anti Opium Bond. Anti Opium Bond ini menyarankan kepada pihak kolonial agar sistem opiumpacht ini diganti menjadi opium regie dan dijalankan pada akhir abad Sistem penjualan yang baru (Opium Regie) Menjelaskan tentang sistem monopoli penjualan candu oleh pemerintah belanda secara kelesuruhan. Sistem ini mulai diterapkan di jawa dan Madura pada tahun Sistem opium regie ini mengharuskan penjual (mantri candu). Mencantumkan papan nama diseetiap bangunan yang menjual candu dengan nama kantor penjualan. Loket candu ini dibuka dari jam 12 siang sampai jam 10 malam, pada hari minggu dan hari hari besar loket ini ditutup. Para pembeli diijinkan untuk memakai candu di warung-warung candu (bamboon peteng). Penjualan candu ini ternyata telah menyumbang 15% dari total pendapatan pemerintah belanda sehingga pendapatan dari opium regie ini banyak membantu keuangan pemerintah belanda pada masa resesi ekonomi. Pada 1882 charles temechelen muncul sebagai pemburu opium untuk memberantas para pedagang opium opium gelap. 5. Bandar Opium Terakhir Pada tahun 1850, marak terjadi penyelundupan opium. Dijawa bahkan terdapat sekitar 3000 toko opium gelap. Mulai dari kota besar hingga ke desa-desa. Hal ini menyebabkan banyak Bandar opium mengalami kebangkrutan, yang sebagian besar orang orang tionghoa. Oei Tiong ham adalah salah satu Bandar candu terbesar pada tahun 1880-an. Ia mendominasi perbandaran candu jawa tengah dan jawa timur hingga kebandaran opium yang dipegang orang cina dibubarkan oleh pemerintah Kolonial pada tahun Tokoh Dalam Film 1. Sultan Amangkurat II ( Raja Mataram ) 2. Francois Wittert ( Kepala VOC )

6 3. Oei Tiong Ham ( Bandar opium terakhir ) 4.2 Strategi Desain Perancangan Visual Style Elemen-elemen yang akan ditampilkan nantinya akan berwujud percampuran antara elemen 2D dan 3D. nantinya elemen akan disesuaikan dari segi bentuk dan warnanya sesuai dengan kondisi pada masa itu. Acuan penulis dalam visual style dari film animasi Columbia Water Center, Asia Raya, dan juga dari video yg berjudul Palestine la veritat assetjada serta video game Operation Flashpoint Dragon Rising. Gambar 4.1 Columbia Water Center ( Askew. Gabe 2013) Gambar 4.2 Asiaraya (adinegara,a. Atma 2013)

7 Gambar 4.3 Palestine la veritat assetjada 2008 Gambar 4.4 Operation Flashpoint Dragon Rising Pemilihan Font Untuk jenis font yang akan digunakan, disini penulis akan menggunakan jenis font Futura.

8 Gambar 4.5 Font Futura Perancangan Motion Style Penulis menggunakan kamera pada objek 2D dan 3D dengan gaya motion graphic dengan pergerakan font serta objek yang menunjang jalan cerita di film ini nantinya Naskah dan Skrip No Audio Visual 1 Narator : Opium/ dikenal dengan nama candu berasal dari bunga poppy (papaver somniferum)// Pada dosis rendah/ opium berfungsi sebagai obat penghilang rasa sakit/ /Pada masa kini/ masyarakat tidak terlalu mengenal nama opium/ tetapi masyarakat lebih mengenalnya dengan nama morphin/ methadone/ putaw/ dan lain-lain// Tetapi/ tahukah anda tentang sejarah opium di tanah jawa pada masa kolonial dulu?// Muncul text OPIUM yang kemudian berganti menjadi CANDU lalu berubah menjadi visualisasi bunga poppy dengan tulisan PAPER SOMNIFERUM. Selanjutnya tulisan PAPAVER SOMNIFERUM berganti menjadi PENGHILANG SAKIT. Setelah itu kamera bergeser ke kanan dan muncul visualisasi MORPHIN, METHADON,& PUTAW 2 Back sound Muncul judul Perdagangan opium

9 Dijawa 3 Narator : opium ditengarai dibawa oleh pedagang arab ke nusantara// Ketika belanda masuk pulau jawa/ opium sudah menjadi komuditas dikalangan masyarakat jawa// Pada tahun 1602/ bangsa belanda secara resmi membentuk badan dagang yang dinamakan VOC/ yang di kepalai oleh francois wittert// Tujuan dibentuknya VOC adalah/ untuk menghindari persaingan antara pedagang belanda/ memperkuat posisi belanda dalam persaingan dengan bangsa eropa dan asia/ terakhir untuk mendapatkan monopoli dagang impor maupun ekspor// 4 Narator : Pada 1677/ belanda memulai perdagangan candu dengan terjadinya kesepakatan dagang/ diantara VOC dan Sultan amangkurat II raja mataram pada saat itu// 5 Narator : Setahun kemudian/ dimulai lah awal tonggak perdagangan candu oleh VOC/ setelah mereka membuat perjanjian dengan Raja Cirebon// Ilustrasi pedagang arab yang masuk KE pulau jawa. Muncul gambar voc dan francois wittert sebagai kepala VOC Muncul elemen grafis tentang tujuan di dirikannya VOC. Dan ilustrasinya. Gambar ilustrasi karakter wayang belanda dan Sultan amangkurat berjabat tangan. Ilustrasi : pulau jawa dengan tanda garis putus-putus sebagai penunjuk daerah yang di pasok candu oleh belanda. 6 Back Sound Muncul judul Sistem Perdagangan Candu 7 Narator : Sistem perdagangan Muncul tulisan VOC kemudian tulisan

10 candu yang pertama bernama amfioen societeit// Sistem yang diberlakukan dengan menggunakan perantara/ kemudian digantikan dengan amfioen directie// Pada masa ini banyak terjadi korupsi, penyelundupan dan pemerasan yang merugikan rakyat// 8 Narator : Akibat penyelewengan aturan yang terjadi oleh Pachter/ Opiumpacht dibubarkan pada akhir abad 19// kemudian/ diganti dengan sistem penjualan candu yang baru/ yang disebut Opium Regie// Pemerintah kolonial Belanda/ melarang adanya penanaman opium di seluruh hindia belanda/ opium akan diimpor dan diolah dipabrik yang didirikan di Batavia// Sistem Opium Regie ini/ sudah menunjuk penjual-penjual yang layak mendagangkan opium/ yang disebut dengan Mantri Candu// tersebut hancur dan diganti dengan tulisan Opiumpacht Muncul ilustrasi system kerja opium pacht Kamera bergerak turun dan berfokus pada tulisan Opium Regie dan di zoom in. Ilustrasi ladang opium dengan tanda dilarangnya penanaman opium sepanjang hindia-belanda. Ilustrasi sosok pedagang opium, yang disusul muncul tulisan Mantri Candu, lalu di zoom out mejadi gambar gedung dengan tulisan Kantor Penjualan. Dan bagi para mantra candu/ wajib mencantumkan papan nama Kantor Penjualan pada bangunan tempat ia menjual opium. 9 Narator : Pemerintah kolonial belanda juga mengatur daerah penjualan/ dengan penggolongan Ilustrasi : Pemerintah kolonial belanda yang mengatur penggolongan jenis konsumen yang terbagi atas, orang-orang

11 jenis konsumen// mereka terbagi menjadi tiga bagian/ yaitu orangorang Eropa/ China/ dan Pribumi// Pemerintah saat itu juga melarang beberapa golongan untuk mengonsumsi opium/ diantaranya anggota militer/ pegawai pemerintahan/ dan orang-orang dibawah umur 20tahun// 10 Narator : Pendapatan dari penjualan opium regie ini telah menyumbang 15% dari total pendapatan pemerintah kolonial belanda// Eropa, China, dan Pribumi (disertai Ilustrasi karakternya Ilustrasi : Pemerintah kolonial belanda menunjuk beberapa golongan yang boleh mengonsumsi opium, diantaranya anggota militer, pegawai pemerintahan, dan orang-orang dibawah 20 tahun. (disertai Ilustrasi karakternya dan tulisan jenis golongannya). Ilustrasi : visual koin koin emas voc jatuh menutupi 15% dari pendapatan VOC. Hal ini sangat membantu pemerintah kolonial/ dalam masa resesi ekonomi// 11 Back Sound Muncul judul Bandar Opium Terakhir 12 Narator : Pada tahun 1850/ marak terjadi penyelundupan opium// Di Jawa/ bahkan terdapat sekitar toko opium gelap// Hal ini menyebabkan kebangkrutan pada bandar-bandar opium/ yang sebagian besar merupakan orang Tionghoa// 13 Narator : Ketika sebagian besar Bandar mengalami kebangkrutan/ Oei Tiong Ham/ muncul sebagai salah satu bandar candu terbesar pada tahun 1880-an// Muncul tulisan tahun 1850 lalu terdapat visual pulau jawa dan pelaku bandar tionghoa yang berubah warna menjadi gelap Muncul tulisan kebangkrutan bandar opium Ilustrasi : muncul sosok Oei Tiong Ham yang menguasai candu di daerah Jawa tengah dan Jawa Timur pada tahun Dari bisnis opium ini/ Oei Tiong

12 Ham/ berhasil mengeruk keuntungan sekitar 18 juta gulden// Ia mendominasi bandar opium di jawa tengah/ dan jawa timur/ hingga bandar opium yang dipegang oleh orang-orang cina/ dibubarkan pada pemerintah kolonial/ pada tahun 1902// Narasi Narator : Opium/ atau candu yang berasal dari bunga poppy (papaver somniferum)// Pada dosis rendah/ opium berfungsi sebagai obat penghilang rasa sakit// Pada masa kini/ masyarakat tidak terlalu mengenal nama opium/ namun/ masyarakat lebih mengenal dengan nama morphin/ methadone/ putaw/ dan lainnya// Tetapi tahukah anda/ tentang sejarah opium di tanah jawa pada masa kolonial dulu?// **back sound** Narator : Opium ditengarai dibawa oleh pedagang arab ke nusantara// Ketika belanda masuk ke pulau jawa/ opium sudah menjadi komuditas dikalangan masyarakat jawa// Pada tahun 1602/ bangsa belanda secara resmi membentuk badan dagang yang dinamakan VOC/ yang di kepalai oleh Francois Wittert// Tujuan dibentuknya VOC adalah/ untuk menghindari persaingan antara pedagang belanda/ memperkuat posisi belanda dalam persaingan dengan bangsa eropa dan asia/ untuk mendapatkan monopoli dagang impor maupun ekspor//

13 Narator : Pada tahun 1677/ belanda memulai perdagangan candu dengan terjadinya kesepakatan dagang antara VOC dan Sultan amangkurat II/ raja mataram pada masa itu// Narator : Setahun kemudian/ dimulai lah awal tonggak perdagangan candu oleh VOC/ setelah mereka membuat perjanjian dengan Raja Cirebon// **back sound** Narator : Sistem perdagangan candu yang pertama adalah amfioen societeit// Merupakan sistem yang diberlakukan dengan menggunakan perantara/ kemudian/ sistem tersebut berganti nama menjadi amfioen directie// Narator : Setelah dibubarkannya VOC/ pemerintah kolonial mengganti sistem perdagangan candu menjadi opium pacht// Cara kerja opium pacht adalah monopoli penjualan secara eceran// Pada masa ini banyak terjadi korupsi/ penyelundupan/ dan pemerasan yang merugikan rakyat// Narator : Akibat penyelewengan aturan yang terjadi oleh Pachter/ Opiumpacht dibubarkan pada akhir abad ke 19// kemudian/ diganti dengan sistem penjualan candu yang baru/ yang disebut Opium Regie// Pemerintah kolonial Belanda/ melarang adanya penanaman opium di seluruh hindia belanda/ opium akan diimpor dan diolah/ dipabrik yang didirikan di Batavia// Sistem Opium Regie ini/ sudah menunjuk penjual-penjual yang layak mendagangkan opium/ yang disebut dengan Mantri Candu// Dan para mantri candu/ wajib mencantumkan papan nama Kantor Penjualan pada bangunan tempat ia menjual candu//

14 Narator : Pemerintah kolonial belanda juga mengatur daerah penjualan/ dengan penggolongan jenis konsumen// mereka terbagi menjadi tiga bagian/ yaitu orang-orang Eropa/ China/ dan Pribumi// Pemerintah saat itu juga melarang beberapa golongan untuk mengonsumsi opium/ diantaranya anggota militer/ pegawai pemerintahan/ dan orangorang dibawah umur 20tahun// Narator : Pendapatan dari penjualan opium regie ini/ telah menyumbang 15% dari total pendapatan pemerintah kolonial belanda// Hal ini sangat membantu pemerintah kolonial/ dalam masa resesi ekonomi// **back sound** Narator : Pada tahun 1850/ marak terjadi penyelundupan opium// Di Jawa/ bahkan terdapat sekitar toko opium gelap// Hal ini menyebabkan kebangkrutan pada bandar-bandar opium resmi/ yang sebagian besar merupakan orang Tionghoa// Narator : Ketika sebagian besar Bandar mengalami kebangkrutan/ Oei Tiong Ham/ muncul sebagai salah satu bandar candu terbesar pada tahun 1880// Dari bisnis opium ini/ Oei Tiong Ham/ berhasil mengeruk keuntungan sekitar 18 juta gulden// Ia mendominasi bandar opium di jawa tengah/ dan jawa timur/ hingga bandar opium yang dipegang oleh orang-orang cina dibubarkan/ oleh pemerintah kolonial/ pada tahun 1902// Narator : Dengan alasan moral/ politik etis Belanda memang berhasil mengenyahkan bandar-bandar opium/ yang sebenarnya adalah ciptaan belanda sendiri// Sebagai gantinya/ penjualan opium/ berada di tangan belanda/ untuk menuai keuntungan yang

15 berlipat-lipat// Tanpa perlawanan yang berarti/ orang-orang jawa berada di bawah kendali belanda/ sampai berakhirnya kekuasaan belanda karena dipaksa oleh jepang//

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Dalam pembuatan animasi dokumenter ini, penulis mencari data-data yang diperlukan dari tinjauan pustaka (buku dan internet), serta melakukan wawancara dengan salah

Lebih terperinci

2. Title Bagian ini akan ditampilkan setelah bulatan menjadi besar kembali dan peta berubah menjadi judul film Djakarta Tempo Doeloe.

2. Title Bagian ini akan ditampilkan setelah bulatan menjadi besar kembali dan peta berubah menjadi judul film Djakarta Tempo Doeloe. 1 1.3.3 Treatment 1. Opening Film ini diawali dengan munculnya peta Negara Indonesia, kemudian muncul sebuah bulatan yang akan memfokuskan peta tersebut pada bagian peta Pulau Jawa. Selanjutnya, bulatan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 1. Agar animasi edukasi "Strawberry" ini layak ditonton anak-anak usia 7 sampai 12 tahun.

BAB 4 KONSEP DESAIN. 1. Agar animasi edukasi Strawberry ini layak ditonton anak-anak usia 7 sampai 12 tahun. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Animasi edukasi ini dibuat dengan penambahan narasi secara tulisan dalam bentuk pertanyaan, diharapkan dapat memperjelas isi yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Profil Target Komunikasi Laki-laki dan perempuan tahun Semua status ekonomi

BAB 4 KONSEP DESAIN Profil Target Komunikasi Laki-laki dan perempuan tahun Semua status ekonomi BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Strategi komunikasi yang dipakai oleh penulis adalah sebagai berikut: 4.1.1.1 Fakta Kunci Fakta kunci dari film edukasi Machmud Rumagesan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci 1. Mengangkat tema tentang merawat buku secara sederhana. 2. Banyak orang yang suka buku, tapi tidak terlalu familiar dengan cara merawatnya.

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Animasi edukasi ini dibuat dengan penambahan narasi yang ditulis secara poin-poin. Dengan gambar yang tidak terlalu memenuhi layar

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERANCANGAN

BAB IV METODE PERANCANGAN BAB IV METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Penulis akan memberikan beberapa pembagian sebagai berikut guna memperlancar komunikasi: 4.1.1.1 Fakta Kunci 1. Kurangnya informasi

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi komunikasi 4.1.1.1 Masalah yang akan dikomunikasikan Bagaimana membuat animasi film pendek Rumah Makan Joko & Tito bisa disukai penonton dan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak anak meniru sistem orangtua baik benar maupun kurang benar. Banyak orangtua yang kehilangan kepercayaan anak. Banyak anak yang kesusahan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN Masalah yang akan dikomunikasikan

BAB 4 METODE PERANCANGAN Masalah yang akan dikomunikasikan BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi komunikasi 4.1.1.1 Masalah yang akan dikomunikasikan Masalah yang akan dikomunikasikan yaitu mengenai media televisi. Pada masa sekarang media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Banyak fasilitas yang dibangun oleh Belanda untuk menunjang segala aktivitas Belanda selama di Nusantara. Fasilitas yang dibangun Belanda dapat dikategorikan ke dalam

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Komunikasi 4.1.1 Fakta Kunci 1. Bagaimana membuat animasi edukasi yang menarik mengingat banyaknya anak muda yang lebi menyukai animasi yang tidak bersifat edukasi.

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1. Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Fakta kunci yang akan diambil untuk melakukan proyek animasi ini: 1. Film e-learning yang menjelaskan tentang flight safety untuk para penumpang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Obyek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Komik menurut definisinya adalah seni sekuensial yang menceritakan sesuatu melalui kombinasi gambar dan teks, yang tersusun dalam bentuk panel-panel

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1. Strategi Kreatif 4.1.1. Strategi Komunikasi Strategi komunikasi adalah sebuah perencanaan komunikasi yang digunakan untuk mencapai tujuan dari film dokumenter Pengaruh Agama

Lebih terperinci

Teknik Visualisasi & Menyusun Shooting Script

Teknik Visualisasi & Menyusun Shooting Script Teknik Visualisasi & Menyusun Shooting Script Modul ke: 07 Fakultas FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Menyusun Shooting List Setelah sequence dan scene tersusun semua, salinlah di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih belum diketahui secara pasti. Catatan penting VOC dimulai tahun 1677

BAB I PENDAHULUAN. masih belum diketahui secara pasti. Catatan penting VOC dimulai tahun 1677 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum VOC datang candu sudah menjadi komoditas penting dalam perdagangan regional di Jawa. Pedagang Arab dikenal menyebarkan opium 1 ke penjuru Asia. Sementara itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain rempah-rempah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain rempah-rempah seperti vanili, lada, dan cengkeh. Rempah-rempah ini dapat digunakan sebagai pengawet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan yang baik selalu ditanamkan sejak dini oleh setiap orang tua karena pada usia dini, anak lebih mudah menerima dan menyerap segala informasi dan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Masih kurangnya pengetahuan anak - anak tentang pemborosan air yang mereka lakukan tanpa mereka sadari. Kurangnya informasi yang diberikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Kedudukan Opsir Cina dalam Pemerintahan Hindia Belanda di Batavia antara Tahun 1910-1942. Bab ini berisi

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi 4.1.1.1 Fakta Kunci 1. Biasanya, anak-anak tidak tertarik untuk mempelajari hal-hal yang ada di dalam text book, dan biasanya lebih

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Gambar 2.1 Animasi Adab Berpakaian Sumber : Youtube Selama ini animasi 2D berbasis bitmap dengan konten adab - adab Islami yang beredar memiliki alur cerita yang

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya.

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak orang tua yang salah dalam cara mendidik anaknya, sehingga seringkali membuat anak menjadi sangat nakal dan tidak sesuai dengan apa yang

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Gambar 2.1 Animasi edukasi KOK BISA Sumber : Youtube Animasi yang digunakan sebagai media edukasi ini pernah dibuat oleh kanal Youtube asal Indonesia yang bernama

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1. Fakta Kunci 1) Cerita yang mengandung pesan moral merupakan cerita yang digemari oleh masyarakat Indonesia. 2) Robot merupakan salah satu karakter yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERANCANGAN

BAB IV METODE PERANCANGAN BAB IV METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Untuk strategi komunikasi, Pada animasi edukasi yang akan Penulis buat, penulis akan menerapkan poin-poin sebagai berikut: Menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut :

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut : 49 BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut : 4.1.1.1 Fakta Kunci 1. Cerita romantis merupakan cerita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kopi memiliki sejarah yang panjang. Kopi pertama kali ditemukan oleh Kaldi, seorang penggembala domba di Ethiopia. Kaldi melihat dombanya meloncat-loncat dengan

Lebih terperinci

Bab IV KONSEP DESAIN

Bab IV KONSEP DESAIN 1 Bab IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Berdasarkan E-Book yang akan ditujuan bagi anak usia sekolah dasar agar mereka dapat menumbuhkan minat baca, maka dalam proses pembuatanya akan menggunakan teori

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Fakta Kunci. Fakta kunci mengenai Animasi Edukasi Exploring Space :

BAB 4 KONSEP DESAIN Fakta Kunci. Fakta kunci mengenai Animasi Edukasi Exploring Space : 21 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Dengan melihat tema mengenai luar angkasa beserta benda-benda luar angkasa merupakan tema edukasi yang akan menjadi media untuk memperkenalkan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi 1. Target Audiens : a. Demografi : Jenis Kelamin : Laki laki dan perempuan Umur : 8 tahun 12 tahun. Status Sosial : A dan B b. Geografi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berdomisili di daerah pedesaan dan memiliki mata pencaharian disektor

I. PENDAHULUAN. berdomisili di daerah pedesaan dan memiliki mata pencaharian disektor 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia berdomisili di daerah pedesaan dan memiliki mata pencaharian disektor pertanian. Sampai saat ini,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Kristen sejauh ini hanya berdasarkan wacana teologi atau lebih dari itu terfokus

BAB VI KESIMPULAN. Kristen sejauh ini hanya berdasarkan wacana teologi atau lebih dari itu terfokus BAB VI KESIMPULAN Berbagai penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan wacana agama Kristen sejauh ini hanya berdasarkan wacana teologi atau lebih dari itu terfokus tema etika, dan moralitas agama

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. Studi mengenai etnis Tionghoa dalam penelitian ini berupaya untuk dapat

BAB V. Kesimpulan. Studi mengenai etnis Tionghoa dalam penelitian ini berupaya untuk dapat BAB V Kesimpulan A. Masalah Cina di Indonesia Studi mengenai etnis Tionghoa dalam penelitian ini berupaya untuk dapat melihat Masalah Cina, khususnya identitas Tionghoa, melalui kacamata kultur subjektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Video Corporate Profile merupakan salah satu bentuk bagian media yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Video Corporate Profile merupakan salah satu bentuk bagian media yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Video Corporate Profile merupakan salah satu bentuk bagian media yang berfungsi untuk memperkuat identitas suatu perusahaan pada masyarakat, Video Corporate profile

Lebih terperinci

BAB 5 HAS IL D AN PEMBAHAS AN DES AIN

BAB 5 HAS IL D AN PEMBAHAS AN DES AIN 54 BAB 5 HAS IL D AN PEMBAHAS AN DES AIN 5.1 Konsep Visual 5.1.1 Mood dan Warna Warna yang dipakai dalam film ini meliputi warna-warna cokelat, biru, kuning, merah, hitam dan putih. Warna cokelat, kuning,

Lebih terperinci

BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA

BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA Unika Atma Jaya, Jakarta Memasarkan sebuah produk di media massa bertujuan untuk mencapai target

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Treatment Cerita

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Treatment Cerita BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Treatment Cerita 1. Sore hari di sebuah rumah 2. Seorang Ibu bersama seorang kakek tua memasuki rumah (pindahan) 3. Nyamuk mengintai dari jauh 4. Si Ibu beres beres rumah baru 5.

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE LETTER S JOURNEY

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE LETTER S JOURNEY PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE LETTER S JOURNEY George Martinus Utomo 08PFU/1301032883 Harapan Jaya 2 Blok E/5, Jl. Sungai Citarum Bekasi Utara icecreamsyndrom3@gmail.com Dibimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari Banten tentang asal usul suatu daerah Pandeglang. telah menjadi hal yang dominan dalam sebuah buku Livre De Peintre (Triyadi,

BAB I PENDAHULUAN. dari Banten tentang asal usul suatu daerah Pandeglang. telah menjadi hal yang dominan dalam sebuah buku Livre De Peintre (Triyadi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cerita rakyat merupakan sebuah kekayaan budaya yang dimiliki suatu daerah, ada begitu banyak pembagian daerah di Nusantara sehingga secara otomatis tercipta banyak

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi 16 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Publikasi Timothy Samara (2005:10) menyatakan publikasi merupakan sebuah perluasan aplikasi dari dua unsur yaitu teks dan gambar. Perluasan aplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis fashion merupakan salah satu industri kreatif yang tengah berkembang saat ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai mewarnai

Lebih terperinci

Pertemuan Nasional Harm Reduction ke-2 Makassar, Juni 2008 KEBIJAKAN NAPZA DI INDONESIA: TINJAUAN HISTORIS

Pertemuan Nasional Harm Reduction ke-2 Makassar, Juni 2008 KEBIJAKAN NAPZA DI INDONESIA: TINJAUAN HISTORIS Pertemuan Nasional Harm Reduction ke-2 Makassar, 16-17 Juni 2008 KEBIJAKAN NAPZA DI INDONESIA: TINJAUAN HISTORIS Kenapa perspektif historis itu penting untuk merumuskan UU. Penggunaan apa yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Elfa Michellia Karima, 2013 Kehidupan Nyai Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Elfa Michellia Karima, 2013 Kehidupan Nyai Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Pribumi sangat tergantung pada politik yang dijalankan oleh pemerintah kolonial. Sebagai negara jajahan yang berfungsi sebagai daerah eksploitasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini berusaha melihat bagaimana konstruksi dalam film Samin VS Semen dan film Sikep Samin Semen bekerja. Konstruksi ini dilihat melalui konsep yang ada di dalam film

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Informasi yang terkumpul dan digunakan sebagai acuan untuk dalam tugas akhir ini didapat dari berbagai sumber, antara lain: Literatur Wawancara Dokumen Dan catatan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Perancangan 3.1.1 Strategi Komunikasi Tujuan dari perancangan ini adalah memberikan pengetahuan kepada anak-anak mengenai pahlawan kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota pada perkembangannya memiliki dinamika yang tinggi sebagai akibat dari proses terjadinya pertemuan antara pelaku dan kepentingan dalam proses pembangunan. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pekalongan adalah salah satu kota yang terletak di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah dan terdiri dari empat kecamatan, yakni: Pekalongan Utara, Pekalongan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Produk 2.1.1 Buku Dongeng / Cerita Rakyat Indonesia Berdasarkan pada kajian dari wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Definisi Dongeng adalah suatu kisah yang diangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerita rakyat atau folklor adalah adatistiadat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerita rakyat atau folklor adalah adatistiadat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai banyak provinsi. Setiap provinsi memiliki budaya yang beraneka ragam. Bahasa, pakaian adat, senjata daerah, rumah

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPS 2011

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPS 2011 KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPS 2011 Jenis sekolah : SMA/MA Jumlah soal : 55 butir Mata pelajaran : SEJARAH Bentuk soal/tes : Pilihan Ganda/essay Kurikulum : KTSP Alokasi waktu : 90

Lebih terperinci

PROSES PERANCANGAN GRAFIS

PROSES PERANCANGAN GRAFIS BAB A - 2 PROSES PERANCANGAN GRAFIS PROSES PERANCANGAN SECARA UMUM Secara umum proses perancangan grafis mulai dari konsep sampai produksi adalah sebagai berikut: Diagram tersebut kadang bisa juga diaplikasikan

Lebih terperinci

MASA PEMERINTAHAN HERMAN WILLIAN DAENDELS DI INDONESIA

MASA PEMERINTAHAN HERMAN WILLIAN DAENDELS DI INDONESIA MASA PEMERINTAHAN HERMAN WILLIAN DAENDELS DI INDONESIA Latar Belakang Kedatangan Herman William Daendels Herman William Daendels di utus ke Indonesia pada tahun 1808 dengan tujuan yakni mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cerita rakyat buatan Indonesia, masyarakat juga dibanjiri oleh cerita-cerita dari

BAB I PENDAHULUAN. cerita rakyat buatan Indonesia, masyarakat juga dibanjiri oleh cerita-cerita dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini banyak sekali cerita bergambar dan cerita rakyat yang dibuat ulang, yang beredar di tengah masyarakat apalagi dalam arus globalisasi yang kian deras melanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang kaya akan cerita dongeng. Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <www.expat.or.id/infi/info.html#culture>

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <www.expat.or.id/infi/info.html#culture> BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan museum tidak hanya sekedar untuk menyimpan berbagai bendabenda bersejarah saja. Namun dari museum dapat diuraikan sebuah perjalanan kehidupan serta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Transportasi Kereta Api Transportasi merupakan dasar untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan masyarakat, serta pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

DAFTAR lsi KATA PENGANTAR PENDAHULUAN DAFTARISI BAB 1 SEKILAS TENTANG ARSITEKTUR CINA PADA AKHIR ABAD KE-19 DI PASURUAN

DAFTAR lsi KATA PENGANTAR PENDAHULUAN DAFTARISI BAB 1 SEKILAS TENTANG ARSITEKTUR CINA PADA AKHIR ABAD KE-19 DI PASURUAN ~ GRAHAILMU DAFTAR lsi KATA PENGANTAR PENDAHULUAN DAFTARISI BAB 1 SEKILAS TENTANG ARSITEKTUR CINA PADA AKHIR ABAD KE-19 DI PASURUAN BAB2 Arsitektur Cina Akhir Abad Ke-19 di Pasuruan Denah, Bentuk, dan

Lebih terperinci

PROSES PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT

PROSES PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT PROSES PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DAFTAR ISI LATAR BELAKANG KEDATANGAN BANGSA BARAT KE INDONESIA What: (latar belakang) Indonesia negara dengan SDA yang melimpah Why: (Alasan) Orang-orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda antara tahun 1830 hingga akhir abad ke-19 dinamakan Culturstelsel (Tanam Paksa).

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN ORISINALITAS BAB II METODE PERANCANGAN Dari beberapa video Motion Graphic yang ada seperti Dumb Ways to Die di produksi oleh McCann Melbourne, kental dengan karakter-karakternya yang unik. Sedangkan Video

Lebih terperinci

UPAYA SOSIALISASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN GEDUNG KEPADA REMAJA MELALUI MEDIA GAME

UPAYA SOSIALISASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN GEDUNG KEPADA REMAJA MELALUI MEDIA GAME UPAYA SOSIALISASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN GEDUNG KEPADA REMAJA MELALUI MEDIA GAME Akhmad Angsori, Godham Eko Saputro, Toto Haryadi Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia MATA UJIAN BIDANG TINGKAT : P.ENGETAHUAN UMUM : SEJARAH : SARJANA/DIPLOMA PETUNJUK UMUM 1) Dahulukan menulis nama dan nomor peserta pada lembar jawaban 2) Semua jawaban dikerjakan di lembar jawaban yang

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. III.1 Target Audiens

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. III.1 Target Audiens BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Target Audiens Adapun kelompok sasaran dari buku informasi mengenai kerajinan eceng gondok ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok sasaran primer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu. Film digunakan untuk memenuhi suatu kebutuhan umum yaitu. mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan atau kenyataan.

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu. Film digunakan untuk memenuhi suatu kebutuhan umum yaitu. mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan atau kenyataan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan film sekarang jelas tampak dengan penggunaan teknologi, dulu film hanya berupa gambar hitam putih dan bisu, lambat laun film pun berkembang sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sudah sejak lama terkenal dengan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sudah sejak lama terkenal dengan 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sudah sejak lama terkenal dengan kerajinan batiknya. Kerajinan batik telah secara turun-temurun diwariskan dari generasi ke generasi,

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

Mata Kuliah - Advertising Project Management- Modul ke: 13 Fakultas FIKOM Mata Kuliah - Advertising Project Management- Eksekusi Konsep Kreatif Periklanan (1) Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Tujuan penulisan

Lebih terperinci

Produksi Media PR Audio-Visual

Produksi Media PR Audio-Visual Modul ke: Produksi Media PR Audio-Visual Iklan Layanan Masyarakat Fakultas FIKOM Martina Shalaty Putri, M.Si Program Studi Kehumasan www.mercubuana.ac.id Pembuatan Video Iklan Layanan Masyarakat Untuk

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN USAHA GULA OEI TIONG HAM CONCERN DI JAWA SKRIPSI

PERKEMBANGAN USAHA GULA OEI TIONG HAM CONCERN DI JAWA SKRIPSI PERKEMBANGAN USAHA GULA OEI TIONG HAM CONCERN DI JAWA 1900-1942 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terjadi dalam lingkungan kesehatan dunia, termasuk di Indonesia. Tobacco

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terjadi dalam lingkungan kesehatan dunia, termasuk di Indonesia. Tobacco BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan salah satu masalah kesehatan kompleks yang terjadi dalam lingkungan kesehatan dunia, termasuk di Indonesia. Tobacco Control Support Center

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempromosikan museum-museum tersebut sebagai tujuan wisata bagi wisatawan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempromosikan museum-museum tersebut sebagai tujuan wisata bagi wisatawan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia kaya akan keragaman warisan sejarah, seni dan budaya yang tercermin dari koleksi yang terdapat di berbagai museum di Indonesia. Dengan tujuan untuk mempromosikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Peristiwa Mangkok Merah (Konflik Dayak Dengan Etnis Tionghoa Di Kalimantan Barat Pada Tahun 1967), berisi mengenai simpulan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Premis Kebahagiaan hanya akan datang pada hati yang baik.

BAB 4 KONSEP DESAIN Premis Kebahagiaan hanya akan datang pada hati yang baik. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1. Strategi Kreatif 4.1.1. Fakta kunci 1) Dongeng "Kakek Penumbuh Bunga" jarang ditemukan di toko buku saat ini. 2) Kurangnya tontonan yang mendidik di televisi Indonesia sekarang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Ide / Gagasan Perancangan 4.1.1. Ide Desain Atas dasar Gagasan iklan yang datang dari pihak produsen produk, disini penulis bertugas sebagai team kreatif yang menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam upaya ini pemerintah berupaya mencerdaskan anak bangsa melalui proses pendidikan di jalur

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Orangeseed Design, desain dapat menjadi dan melakukan segala hal. Desain adalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. Orangeseed Design, desain dapat menjadi dan melakukan segala hal. Desain adalah BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Desain Grafis Menurut kutipan yang diambil dari buku Bringing Graphic Design In-House, Orangeseed Design, desain dapat menjadi dan melakukan segala hal. Desain adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumsi susu di Indonesia terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2012, konsumsi susu di Indonesia masih didominasi oleh susu bubuk, namun bila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama pradominan sepanjang Timur Tengah, juga disebagian besar Afrika dan Asia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi umat Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari kejadian atau peristiwa di masa lalu yang sungguh-sungguh terjadi. Dalam sejarah, terkandung nilai-nilai yang dijadikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Orisinalitas (State of the Art)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Orisinalitas (State of the Art) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin berkurangnya sabuk hijau (green belt) di Indonesia terutama didaerah Jakarta, disebabkan oleh gelombang air laut yang langsung mengenai daratan sehingga mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa suku bangsa yang berasal dari propinsi, yaitu Fukien dan Kwantung

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa suku bangsa yang berasal dari propinsi, yaitu Fukien dan Kwantung BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakangPenelitian Orang Tionghoa yang ada di Indonesia, sebenarnya tidak merupakan satu kelompok yang asalnya dari satu daerah di negara Cina/Tiongkok, tetapi terdiri dari

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Strategi Kreatif

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Strategi Kreatif BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1. 1 Fakta Kunci a. Masyarakat Indonesia tidak mengetahui bahwa ikan hiu di perairan Indonesia mulai punah. b. Masyarakat Indonesia tidak mengetahui dampak dari

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN. Pembagian strategi komunikasi menurut Penulis adalah sebagai berikut :

BAB 4 METODE PERANCANGAN. Pembagian strategi komunikasi menurut Penulis adalah sebagai berikut : BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Pembagian strategi komunikasi menurut Penulis adalah sebagai berikut : a. Fakta Kunci 1. Cerita kisah dan pengorbanan seorang laki

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan 3.1.1 Pendekatan Komunikasi Komunikasi banyak dilakukan melalui media gambar. Karena anak-anak lebih tertarik terhadap gambar dan

Lebih terperinci

Makalah Diskusi SEJARAH SOSIAL EKONOMI

Makalah Diskusi SEJARAH SOSIAL EKONOMI Makalah Diskusi SEJARAH SOSIAL EKONOMI Oleh: Zulkarnain JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 SISTEM TANAM PAKSA Oleh: Zulkarnain Masa penjajahan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebudayaan Jawa dengan mengacu pada buku History Of Java dan membandingkannya

I. PENDAHULUAN. kebudayaan Jawa dengan mengacu pada buku History Of Java dan membandingkannya I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Gagasan penelitian ini timbul karena suatu keinginan penulis untuk memahami kebudayaan Jawa dengan mengacu pada buku History Of Java dan membandingkannya dengan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran lingkungan/komunitas Motion graphic pada umumnya merupakan gabungan dari potonganpotongan desain berbasis media visual yang menggabungkan Bahasa film dengan desain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Bekasi merupakan salah satu daerah yang berada di provinsi Jawa Barat. Terkenal sebagai kawasan industri dengan berbagai pabrik besar dan kecil terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cirebon adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada di pesisir utara Jawa Barat atau dikenal dengan Pantura yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III DATA DAN ANALISA BAB III DATA DAN ANALISA A. Kelompok data berkaitan dengan aspek fungsi produk rancangan Pembuatan motion graphic Seller center ini bertujuan untuk mengedukasi para penjual di tokopedia yang kesulitan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Novel Surga Yang Tak Dirindukan adalah karya Asma Nadia. Penelitian ini memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia adalah salah satu Negara di dunia yang kaya akan sumber daya alamnya, berbagai jenis tanaman dan tumbuh-tumbuhan dapat tumbuh dan berkembangbiak di tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mega Destatriyana, 2015 Batavia baru di Weltevreden Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Mega Destatriyana, 2015 Batavia baru di Weltevreden Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasar pada hasil penelitian dan analisis data mengenai struktural, keterjalinan unsur-unsur, nilai pendidikan, dan relevansi dalam kumpulan cerkak Lelakone

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Budaya Indonesia memang terkenal dengan multikulturnya, ceritacerita secara tidak langsung membentuk watak bangsa Indonesia disetiap suku dan ras yang ada di Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peredaran minuman beralkohol di Indonesia pada saat ini sudah cukup luas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peredaran minuman beralkohol di Indonesia pada saat ini sudah cukup luas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peredaran minuman beralkohol di Indonesia pada saat ini sudah cukup luas karena hampir di setiap daerah di wilayah hukum Indonesia terdapat toko-toko kecil hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibukota provinsi tersebut. Kota ini berada sekitar 140 km sebelah tenggara Jakarta. Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan adalah seni yang merupakan bagian dari kehidupan manusia yang sangat tua keberadaannya. Salah satu bentuk kesusastraan yang sudah lama ada di Indonesia

Lebih terperinci