Young Marriage In Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan Sungai Aua Kabupaten Pasaman Barat (Case Study Of Marriage Under The Hand)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Young Marriage In Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan Sungai Aua Kabupaten Pasaman Barat (Case Study Of Marriage Under The Hand)"

Transkripsi

1

2 Young Marriage In Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan (Case Study Of Marriage Under The Hand) By : Nur Efni* Drs. Bakaruddin, MS ** Farida, S.Si.,M.Sc** The Geography Education College Student of STKIP PGRI Western Sumatra* The Geography Education Lecturers of STKIP PGRI Western Sumatra** ABSTRACT This study aimed to obtain information about the Marriage Young at Simpang Jorong River Tower Kenagarian Aua Aua River District West Pasaman. Include: factors causing early marriage and its impact on family life married a young age. This type of research is qualitative. Informants in this study consists of the Head Office of Religious Affairs, community leaders, couples mating young age, and parents who do early marriage. Informants determination techniques by researchers is the purposive sampling technique. Where the determination of informants that is focused on selected informants rich with case for in-depth study. Data was collected through observation, interviews, and documentation. The results of research in the field as follows: first, that the cause of the occurrence of early marriage in Jorong Simpang Tower is due to their own desires, to avoid themselves from immoral acts or banned customs and religion, because of the low education of parents and children, as well as due to association, economic difficulties and because of the influence of technology such as the internet and mobile phones. Second, the impact of early marriage for family life couples young age that affect the economic aspect, the aspect of health, psychological aspects, and on aspects of divorce. Keywords: Early Marriage Under the Hand PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah Indonesia dalam menanggulangi masalah kependudukan telah banyak mendapatkan penghargaan baik dikalangan nasional maupun internasional. Di dalam usaha tersebut yang paling menonjol adalah usaha penurunan dalam tingkat kelahiran melalui kelahiran berencana nasional yaitu Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Tingginya angka pertumbuhan tersebut disebabkan oleh faktor kelahiran yang tak terkendali. Oleh karena itu untuk keperluan itu pemerintah telah membentuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Badan ini bertugas membimbing dan mengatur penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan keluarga berencana. Faktor kelahiran erat hubungannya dengan pasangan usia muda. Pasangan usia subur idealnya terletak pada perkawinan pada usia muda, sebab pasangan usia muda itu lebih banyak peluang untuk melahirkan atau lebih panjang masa produktif, jika dibandingkan dengan pasangan usia dewasa. Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, tentang perkawinan menyatakan bahwa, umur perkawinan bagi pria adalah minimal 19 tahun dan bagi wanita minimal 16 tahun (Umbara 2006 : 5). Hal ini tampak menjadi alasan pula bagi orang tua untuk mengawinkan anaknya pada usia muda, karena desakan ekonomi serta kebutuhan hidup ekonomi keluarga. Segi lain dari perkawinan usia muda jika dilatar belakangi pula oleh kelahiran yang rapat, jelas membawa dampak negatif terhadap berbagai segi kehidupan, seperti kesulitan dalam melanjutkan pendidikan anak ketingkat yang lebih tinggi, kesehatan keluarga yang kurang terjamin, kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan keluarga dan banyaknya kasus perceraian, dan sebagainya. Sementara itu pemerintah juga menyadari bahwa hal-hal

3 lain di luar program keluarga berencana yang dapat membantu menurunkan tingkat kelahiran. Selain itu juga terdapat faktor lain yang menyebabkan terjadinya perkawinan usia muda yaitu pengaruh tekhnologi yang canggih yang berupa internet dan Handphone. Di pandang dari segi demografi usia perkawinan muda mempengaruhi tingkat kelahiran. Hal ini terjadi pada perkawinan usia muda, terdapat masa yang cukup panjang untuk bisa melahirkan jika dibandingkan dengan perkawinan pada usia yang agak dewasa. Dari segi kesejahteraan perkawinan usia muda mempunyai pengaruh negatif terhadap kesehatan ibu dan anak yang akan dilahirkan. Dampak kawin usia muda dapat menimbulkan dampak yang lebih luas antara lain bentrokan dalam keluarga, dan belum bisanya pasangan usia muda dalam mengatasi masalah yang timbul bagai layaknya usia yang matang apabila ditinjau dari segi psikologis. Kemudian ditinjau dari segi kesehatan juga akan menimbulkan masalah dalam kehidupan keluarga, di samping itu juga dari segi ekonomi, pada umumnya orang yang kawin pada usia muda biasanya akan mengahadapi masalah keuangan dan merasa tidak berkecukupan, masalah ekonomi dan keuangan ini antara lain suami yang tidak memberi nafkah pada istri dan anaknya atau tidak adanya kerjasama yang baik dalam mengatur keuangan sehingga sering menimbulkan pertengkaran antara pasangan suami istri (Puspitorini, 2010 : 5 ). Pikiran yang belum matang akan membayangkan hari esok yang suram seperti dalam hal melanjutkan sekolah anak meskipun sebagian pasangan yang telah di bekali dengan harta, namun harta itu akan habis dalam waktu singkat. Jika hal ini terjadi pada orang yang hidup pas-pasan akan menyebabkan rendahnya pendidikan anak. Sementara itu dari observasi awal yang dilakukan, dalam masyarakat masih banyak terjadi perkawinan pada usia relatif muda. Berdasarkan keterangan yang peneliti dapat dari Kepala Jorong Simpang Gadang bahwa Pasangan yang kawin usia muda di Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan Sungai Aua Kabupaten Pasaman Barat pada tahun yaitu sebanyak 17 pasang. Segi religi atau kepercayaan masyarakat mayoritas beragama Islam, dan dari segi ekonomi masyarakat Jorong Simpang Gadang memiliki perekonomian menengah kebawah. Berdasarkan problema di atas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul, Perkawinan Usia Muda di Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan (Studi Kasus Perkawinan di Bawah Tangan). Fokus Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan di atas, maka fokus penelitian ini adalah apa penyebab terjadinya perkawinan usia muda di bawah tangan dan apa dampaknya bagi kehidupan keluarga di Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan Sungai Aua Kabupaten Pasaman barat. Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan, membahas dan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya perkawinan usia muda di Jorong Simpang Gadang Kanagarian Sungai Aua, Kecamatan Sungai Aua, Kabupaten Pasaman barat. 2. Untuk mendeskripsikan, membahas dan menganalisa dampak perkawinan usia muda terhadap kehidupan keluarga di Jorong Simpang Gadang Kanagarian Sungai Aua, Kecamatan Sungai Aua, Kabupaten Pasaman barat. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berusaha untuk mengungkapkan gejala secara menyeluruh sesuai dengan konteksnya melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen (Hasan, 2005 : 2). Sumber data penelitian kualitatif adalah tampilan yang berupa kata-kata atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan bendabenda yang diamati sampai detailnya agar dapat ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya (Moleong dalam Arikunto 2010 : 22). Dalam penelitian ini metode yang digunakan ialah metode wawancara, observasi dan dokumentasi.

4 Penelitian ini dilakukan di Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan Sungai Aua Kabupaten Pasaman Barat. Informan kunci penelitian ini adalah pasangan yang melakukan perkawinan usia muda di bawah tangan, dan informan pendukungnya yaitu kepala kantor urusan agama, beberapa tokoh masyarakat, beberapa orang tua dari pasangan yang melakukan perkawinan usia muda di bawah tangan. Penetapan informan penelitian sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif yaitu dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah penetapan informan yaitu memfokuskan pada informan-informan terpilih yang kaya dengan kasus untuk studi yang bersifat mendalam(sukmadinata, 2006 : 101). PEMBAHASAN Pertama, penyebab terjadinya perkawinan usia muda di Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan adalah karena adanya keinginan dari diri sendiri untuk melakukan perkawinan usia muda, selain itu juga karena adanya tuntutan dari seksualitas (nafsu sahwat) untuk memperoleh keturunan. Sebagaimana Bimo Walgito (2002:69) mengatakan bahwa masalah hubungan seksual diperlukan adanya minat atau gairah untuk mengadakan hubungan seksual dari kedua belah pihak, khususnya dari pihak pria. Maksudnya ialah adanya dorongan ingin bergaul sebagai suami istri pada saat usia muda atau usia yang layak untuk menikah. Dan yang menjadi penyebabnya lagi adalah untuk menghindari diri dari perbuatan yang dilarang agama atau terhindar dari perbuatan zina dan karena faktor rendahnya pendidikan orang tua dan anak. Selain itu yang menjadi faktor penyebabnya pergaulan yang bebas akan mempengaruhi tingkah laku anak, untuk itu didikan dalam keluarga sangat penting sekali karena yang menentukan baik buruknya tingkah laku anak terutama didikan dari keluarga atau dari kedua orang tuanya sehingga anak bisa menyesuaikan dirinya dilingkungan masyarakat. Dari hasil wawancara peneliti dengan informan bahwa kesulitan ekonomi juga menjadi faktor pendorong terjadinya perkawinan usia muda. Kondisi perekonomian orang tua yang rendah tidak bisa membiayai kebutuhan anak atau keperluan anak jarang terpenuhi, sebagaimana Bimo Walgito (2002:30) mengatakan bahwa dalam perkawinan yang perlu diperhatikan tidak hanya dari segi kematangan fisiologi saja, tetapi juga dari segi sosial, khususnya dari sosial ekonomi, kematangan sosial ekonomi pada umumnya berkaitan erat dengan umur individu. Sama halnya yang dikatakan oleh Ira Puspitorini (2010:1) bahwa masalah ekonomi dan keuangan menyebabkan tidak adanya keharmonisan dalam rumah tangga, yaitu suami yang tidak memberi atau kurang memberi nafkah kepada istri dan anakanaknya atau tidak adanya kerja sama yang baik dalam mengatur keuangan sehingga sering menimbulkan pertengkaran antara suami istri. Dengan adanya tekhnologi yang canggih pada saat ini seperti internet dan handphoneakan mendorong terjadinya perkawinan di usia muda karena anak-anak banyak menggunakannya pada jalan yang salah sehingga anak melakukan tindakantindakan yang di larang oleh adat dan agama. Kedua, dampak perkawinan usia muda bagi kehidupan keluarga yang melakukan perkawinan usia muda diantaranya masalah yang ditemui dari segi perekonomian pasangan usia muda pada umumnya tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, disebabkan tidak memiliki pekerjaan tetap sehingga pada akhirnya pasangan yang melakukan perkawinan usia muda umumnya masih banyak dibiayai oleh orang tua mereka. Peranan umum dalam perkawinan adalah kematangan ekonomi seseorang (Walgito, 2002 : 30). Selain itu berdampak pada kesehatan dan psikologis, pasangan yang kawin pada usia muda belum siap secara fisik maupun secara mental. Kalau dilihat dari wanitanya banyak memiliki dampak negatif terhadap kesehatan badannya seperti pada kehamilan pertama terjadinya pendarahan, pada waktu melahirkan butuh waktu yang lama, kemudian bayi yang dilahirkan cenderung mempunyai berat badan yang ringan dan lahir sebelum waktunya lahir. Pasangan yang kawin usia muda kewajiban mereka sebagai suami istri

5 belum bisa dijalankan dengan baik, ini diakibatkan karena mereka sedang mencari bentuk pada usia remaja dan kemampuan berpikirnya belum dewasa. Pasangan yang melakukan perkawinan pada usia muda sering mengalami terjadinya perceraian, disebabkan karena keduanya belum bisa berfikir lebih dewasa di tambah lagi suami yang belum memiliki pekerjaan tetap sehingga kebutuhan untuk keperluan keluarga tidak bisa terpenuhi. Masalah ekonomi dan keuangan ini antara lain suami yang tidak memberi nafkah pada istri dan anaknya atau tidak adanya kerjasama yang baik dalam mengatur keuangan sehingga sering menimbulkan pertengkaran antara pasangan suami istri, (Puspitorini, 2010 :5). Hal ini menimbulkan ketidakharmonisan dalam kehidupan keluarga sehingga terjadinya pertengkaran dalam keluarga karena tingkat emosi antara keduanya belum stabil sehingga terjadi perceraian. KESIMPULAN 1. Penyebab terjadinya perkawinan usia muda di Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan sampai saat ini masih ada dilaksanakan yaitu karena keinginan sendiri, menghindari diri dari perbuatan maksiat atau yang di larang adat dan agama, karena rendahnya pendidikan orang tua dan anak, serta disebabkan karena pergaulan, kesulitan ekonomi dan karena adanya pengaruh dari tekhnologi seperti internet dan handphone dan sebagainya. Di lihat dari segi pekerjaan sebagian besar penduduk pada umumnya adalah bertani, buruh dan tukang, sedangkan di lihat dari segi pendidikan bahwa sebagian besar penduduk adalah tamat sekolah dasar. 2. Dampak perkawinan usia muda pada kehidupan keluarga di Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan Sungai Aua Kabupaten Pasaman Barat seperti dalam aspek ekonomi, pasangan yang kawin pada usia muda pada umumnya suami mereka tidak memiliki pekerjaan tetap sehingga kebutuhan keluarga tidak terpenuhi dan banyak pasangan yang kawin usia muda untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka masih dibiayai orang tua mereka juga; kesehatan, pasangan yang kawin pada usia muda mengalami penurunan kesehatan setelah melahirkan dan sulitnya waktu persalinan, sehingga membuat ibu dan bayi kurang sehat dan berat badan yang ringan dibandingkan dengan bayi normal lainnya bahkan ada yang lahir prematur karena belum waktunya untuk melahirkan; Psikologis, sering terjadi pertengkaran dalam rumah tangga disebabkan oleh pemikiran yang belum matang dan disebabkan oleh emosi yang belum stabil dibandingkan emosi orang yang sudah dewasa; Perceraian, pasangan yang kawin pada usia muda sering mengalami masalah dalam keluarga diakibatkan tingkat emosi mereka tidak stabil, rendahnya ekonomi keluarga dan kurangnya tanggung jawab suami kepada istri dan anak-anak dalam keperluan kehidupan sehingga terjadilah perceraian. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut : 1. Diharapkan kepada Kepala KUA dan BKKBN Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan agar dapat memberikan penyuluhan dan informasi kepada masyarakat serta kepada anak-anak yang masih sekolah atau yang sudah tidak sekolah untuk meningkatkan pendidikan dan memberikan pengetahuan kepada mereka tentang kesehatan dan kehidupan keluarga. 2. Diharapkan kepada pemerintah melalui departemen kehakiman dan depertemen agama perlu meningkatkan penyuluhan hukum tentang Undang-Undang Perkawinan 3. Diharapkan kepada orang tua agar selalu membimbing dan memberikan perhatian kepada anak-anaknya serta motivasi dan mengontrol mengenai kegiatan anak agar terhindar dari pergaulan yang tidak baik.

6 DAFTAR PUSTAKA Walgito, Bimo Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta : Andi Hasan, Helmi Penyusunan Proposal Penelitian. (Disampaikan pada Pelatihan Penelitian bagi Guru- Guru di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh, 17 November 2005) Puspitorini, Ira Selamatkan Perkawinan 1001 Proplema Perkawinan dan Solusinya. Yogyakarta : New Diglossia J Lexy, Maleong Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosadakarya Sukmadinata, Nana Syaodih Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam Bandung : Citra

MOTIF PERKAWINAN DIBAWAH UMUR di NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK (Studi kasus : Jorong Galagah) JURNAL

MOTIF PERKAWINAN DIBAWAH UMUR di NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK (Studi kasus : Jorong Galagah) JURNAL MOTIF PERKAWINAN DIBAWAH UMUR di NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK (Studi kasus : Jorong Galagah) JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka pernikahan dini di Indonesia terus meningkat setiap tahunya. Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN (2012), menyatakan bahwa angka pernikahan

Lebih terperinci

PROFIL KEHARMONISAN ORANG YANG MENIKAH DI USIA DINI DI KECAMATAN AIR DIKIT KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL

PROFIL KEHARMONISAN ORANG YANG MENIKAH DI USIA DINI DI KECAMATAN AIR DIKIT KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL PROFIL KEHARMONISAN ORANG YANG MENIKAH DI USIA DINI DI KECAMATAN AIR DIKIT KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh: NELI LISNIATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011). 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam proses perkembangannya, manusia untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Pernikahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hubungan keluarga. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Desa setempat:

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hubungan keluarga. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Desa setempat: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ini dilatar belakangi banyak masyarakat di pedesaaan yang lebih memilih menikah diusia muda dimana kematangan emosinya masih belum siap untuk membina sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk besar. Jumlah penduduk yang besar ini telah membawa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penduduk besar. Jumlah penduduk yang besar ini telah membawa Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai jumlah penduduk besar. Jumlah penduduk yang besar ini telah membawa Indonesia menduduki posisi ke-4 sebagai

Lebih terperinci

FAKTOR PENDORONG ORANGTUA MENGIZINKAN ANAKNYA MELAKUKAN PERKAWINAN PADA USIA REMAJA DI DESA AGUNG JAYA KECAMATAN AIR MANJUTO KABUPATEN MUKOMUKO

FAKTOR PENDORONG ORANGTUA MENGIZINKAN ANAKNYA MELAKUKAN PERKAWINAN PADA USIA REMAJA DI DESA AGUNG JAYA KECAMATAN AIR MANJUTO KABUPATEN MUKOMUKO FAKTOR PENDORONG ORANGTUA MENGIZINKAN ANAKNYA MELAKUKAN PERKAWINAN PADA USIA REMAJA DI DESA AGUNG JAYA KECAMATAN AIR MANJUTO KABUPATEN MUKOMUKO ARTIKEL USWATUN KHASANAH NIM. 11070073 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Implementation Adiwiyata in SMP 18 Padang, Thesis, Department of Geography Education STKIP PGRI West Sumatra, Padang, 2015

Implementation Adiwiyata in SMP 18 Padang, Thesis, Department of Geography Education STKIP PGRI West Sumatra, Padang, 2015 Implementation Adiwiyata in SMP 18 Padang, Thesis, Department of Geography Education STKIP PGRI West Sumatra, Padang, 2015 By : Carca Wulandari* Yeni Erita, M.Pd **Ade Irma Suryani, M.Pd ** The Geography

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKAWINAN USIA MUDA PADA PENDUDUK KELOMPOK UMUR TAHUN DI DESA PUJI MULYO

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKAWINAN USIA MUDA PADA PENDUDUK KELOMPOK UMUR TAHUN DI DESA PUJI MULYO FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKAWINAN USIA MUDA PADA PENDUDUK KELOMPOK UMUR 12-19 TAHUN DI DESA PUJI MULYO KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 SKRIPSI OLEH PRIYANTI 101000325 FAKULTAS

Lebih terperinci

VINA PANDUWINATA NPM:

VINA PANDUWINATA NPM: MAKNA PERKAWINAN DI USIA DINI BAGI MASYARAKAT NAGARI MAKNA PERKAWINAN DI USIA DINI BAGI MASYARAKAT NAGARI TAPAN KECAMATAN BASA AMPEK BALAI TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah

Lebih terperinci

Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari

Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari penyakit atau kelemahan fisik, tetapi meliputi aspek mental

Lebih terperinci

JURNAL KORI HARTATI NIM

JURNAL KORI HARTATI NIM FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KURANGNYA MOTIVASI ORANG TUA UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN ANAK KE TINGKAT SMP DI KAMPUNG SUNGAI SALAK NAGARI KOTO RAWANG KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

Lebih terperinci

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK Nurlaili 1) Trisnaningsih 2) Edy Haryono 3) This research aimed to find out correlation between university

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERNIKAHAN USIA MUDA (STUDI KASUS PADA SUKU JAWA DI DESA JAMUR JELATANG KECAMATAN RANTAU KABUPATEN ACEH TAMIANG) SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERNIKAHAN USIA MUDA (STUDI KASUS PADA SUKU JAWA DI DESA JAMUR JELATANG KECAMATAN RANTAU KABUPATEN ACEH TAMIANG) SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERNIKAHAN USIA MUDA (STUDI KASUS PADA SUKU JAWA DI DESA JAMUR JELATANG KECAMATAN RANTAU KABUPATEN ACEH TAMIANG) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia menikah ideal untuk perempuan adalah tahun dan tahun untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia menikah ideal untuk perempuan adalah tahun dan tahun untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia muda artinya, usia yang belum matang secara medis dan psikologinya. Usia menikah ideal untuk perempuan adalah 20-35 tahun dan 25-40 tahun untuk pria (BKKBN,

Lebih terperinci

UPAYA KELUARGA MENGANTISIPASI PERNIKAHAN USIA DINI BAGI REMAJA PUTERI

UPAYA KELUARGA MENGANTISIPASI PERNIKAHAN USIA DINI BAGI REMAJA PUTERI UPAYA KELUARGA MENGANTISIPASI PERNIKAHAN USIA DINI BAGI REMAJA PUTERI KASUS DI JORONG TRANSAKATO JAYA NAGARI SUNGAI AUA KECAMATAN SUNGAI AUR KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah; BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perkawinan Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah; sedangkan menurut Purwadarminta (1979), kawin adalah perjodohan laki-laki dan perempuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tahun untuk pria (BKKBN, 2011). Penyebab terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tahun untuk pria (BKKBN, 2011). Penyebab terjadinya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan pada usia yang terlalu muda. Usia muda artinya, usia yang belum matang secara medis dan psikologinya. Usia

Lebih terperinci

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2010), Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2010), Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan usia muda adalah pernikahan di bawah usia yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan sebuah pernikahan, namun memutuskan untuk terikat dalam sebuah ikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya ditentukan oleh komunikasi interpersonal suami istri tersebut. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. satunya ditentukan oleh komunikasi interpersonal suami istri tersebut. Melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keharmonisan hubungan suami istri dalam kehidupan perkawinan salah satunya ditentukan oleh komunikasi interpersonal suami istri tersebut. Melalui komunikasi interpersonal,

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 2 (2) (2013) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk MENINGKATKAN PEMAHAMAN ORANG TUA TERHADAP PERNIKAHAN DINI MELALUI LAYANAN

Lebih terperinci

Priyanti 1, Maya Fitria 2, Erna Mutiara 2 ABSTRACT

Priyanti 1, Maya Fitria 2, Erna Mutiara 2 ABSTRACT FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKAWINAN USIA MUDA PADA PENDUDUK KELOMPOK UMUR 12-19 TAHUN DI DESA PUJI MULYO KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 Priyanti 1, Maya Fitria 2, Erna Mutiara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu, yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan segi biologis, sosiologis dan teologis.

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu, yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan segi biologis, sosiologis dan teologis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan-kebutuhan seperti makhluk hidup lainnya, baik kebutuhan-kebutuhan untuk melangsungkan eksistensinya sebagai

Lebih terperinci

PERKAWINAN DI BAWAH UMUR DAN AKIBATNYA

PERKAWINAN DI BAWAH UMUR DAN AKIBATNYA PERKAWINAN DI BAWAH UMUR DAN AKIBATNYA (Studi Putusan Perceraian pada Pasangan di Bawah Umur di Pengadilan Agama Surakarta dan Pengadilan Agama Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI Disusun dan Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Remaja 2.1.1 Definisi Remaja Masa remaja adalah periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan biologis, kognitif, dan

Lebih terperinci

PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT. Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL

PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT. Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL YULIZA ANGGRAINI NPM. 10070051 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu

BAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama dengan manusia lainnya dalam suatu pergaulan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA (Survei Pada Ibu Usia Kurang 20 tahun di Desa Wonoharjo Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran Kabupaten Ciamis) Susi Aprilyanti 1) Nur Lina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Perkawinan

Lebih terperinci

DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA REMAJA PUTRI DI DESA MANGKAI BARU KECAMATAN LIMA PULUH KABUPATEN BATUBARA TAHUN 2014 (STUDI KUALITATIF) SKRIPSI Oleh:

DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA REMAJA PUTRI DI DESA MANGKAI BARU KECAMATAN LIMA PULUH KABUPATEN BATUBARA TAHUN 2014 (STUDI KUALITATIF) SKRIPSI Oleh: DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA REMAJA PUTRI DI DESA MANGKAI BARU KECAMATAN LIMA PULUH KABUPATEN BATUBARA TAHUN 2014 (STUDI KUALITATIF) SKRIPSI Oleh: TIUR FLORENSISKA NAINGGOLAN NIM: 111021071 FAKULTAS KESEHATAN

Lebih terperinci

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian Jurnal Geografi Volume 12 No 1 (39 dari 114) Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian KONTRIBUSI FAKTOR PENDIDIKAN TERHADAP USIA PERKAWINAN PERTAMA WANITA DI KECAMATAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Adjeng Sugiharti

ABSTRAK. Adjeng Sugiharti ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGAKUAN STATUS ANAK DILUAR KAWIN DALAM SISTEM HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA DAN KEWENANGAN PENGADILAN AGAMA DALAM MEMBERIKAN STATUS KEPADA ANAK LUAR KAWIN (KASUS MACHICA

Lebih terperinci

Hubungan Kondisi Sosial... Isrokiyah

Hubungan Kondisi Sosial... Isrokiyah HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN PERKAWINAN USIA DINI REMAJA PUTRI DI DESA TLOGOPUCANG DAN DESA CARUBAN KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG THE CORRELATION OF PARENTS SOCIAL ECONOMIC

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matang baik secara mental maupun secara finansial. mulai booming di kalangan anak muda perkotaan. Hal ini terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. matang baik secara mental maupun secara finansial. mulai booming di kalangan anak muda perkotaan. Hal ini terjadi di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pernikahan dini dapat didefinisikan sebagai sebuah pernikahan yang mengikat pria dan wanita yang masih remaja sebagai suami istri. Lazimnya sebuah pernikahan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengingat jumlah penduduk usia remaja

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengingat jumlah penduduk usia remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan salah satu sasaran program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengingat jumlah penduduk usia remaja di Indonesia sekitar 27,6%,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di

BAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan jenjang awal pembentukan masyarakat, dari suatu parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di dalamnya akan lahir

Lebih terperinci

PERKAWINAN USIA MUDA DAN PERCERAIAN DI KAMPUNG KOTABARU KECAMATAN PADANGRATU KABUPATEN LAMPUNG TENGAH. Oleh Umi Nurhasanah *), Susetyo *)*)

PERKAWINAN USIA MUDA DAN PERCERAIAN DI KAMPUNG KOTABARU KECAMATAN PADANGRATU KABUPATEN LAMPUNG TENGAH. Oleh Umi Nurhasanah *), Susetyo *)*) PERKAWINAN USIA MUDA DAN PERCERAIAN DI KAMPUNG KOTABARU KECAMATAN PADANGRATU KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Oleh Umi Nurhasanah *), Susetyo *)*) *) Mahasiswa program sarjana Jurusan Sosiologi FISIP Universitas

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KESULITAN BELAJAR GEOGRAFI SISWA DI SMA NEGERI I SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

STUDI TENTANG KESULITAN BELAJAR GEOGRAFI SISWA DI SMA NEGERI I SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI STUDI TENTANG KESULITAN BELAJAR GEOGRAFI SISWA DI SMA NEGERI I SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan S1 (Strata

Lebih terperinci

RISIKO PERKAWINAN USIA MUDA PADA MASYARAKAT DESA SRIAMUR TAMBUN UTARA BEKASI

RISIKO PERKAWINAN USIA MUDA PADA MASYARAKAT DESA SRIAMUR TAMBUN UTARA BEKASI RISIKO PERKAWINAN USIA MUDA PADA MASYARAKAT DESA SRIAMUR TAMBUN UTARA BEKASI Nur Fajriah 1), Sitti Nursetiawati 2), Cholilawati 3) nurfajriah77.nf@gmail.com 1)Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. a. Kurangnya perhatian orang tau terhadap anak. yang bergaul secara bebas karena tidak ada yang melarang-larang mereka

BAB V PENUTUP. a. Kurangnya perhatian orang tau terhadap anak. yang bergaul secara bebas karena tidak ada yang melarang-larang mereka 67 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hasil penelitian tentang Faktor dan Dampak Maraknya Fenomena Hamil di Luar Nikah pada Masyarakat Desa wonokromo Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen ini menunjukan bahwa: 1.

Lebih terperinci

THE INFLUENCE OF ENVIROMENT AND THE INCOME OF CHILDBEARING COUPLE (PUS) ON THE LEVEL OF FERTILITY IN KOTO BALINGKA DISTRICT WEST PASAMAN ESSAY.

THE INFLUENCE OF ENVIROMENT AND THE INCOME OF CHILDBEARING COUPLE (PUS) ON THE LEVEL OF FERTILITY IN KOTO BALINGKA DISTRICT WEST PASAMAN ESSAY. 1 1 THE INFLUENCE OF ENVIROMENT AND THE INCOME OF CHILDBEARING COUPLE (PUS) ON THE LEVEL OF FERTILITY IN KOTO BALINGKA DISTRICT WEST PASAMAN ESSAY Oleh : Nenni Hartina*Erna Juita**Rozana Eka Putri** *Mahasiswa

Lebih terperinci

Edu Geography 5 (3) (2017) Edu Geography.

Edu Geography 5 (3) (2017) Edu Geography. Edu Geography 5 (3) (2017) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo Persepsi Remaja Tentang Pernikahan Dini Di Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Miftakhul Hadi,

Lebih terperinci

GAMBARAN MOTIVASI REMAJA PELAKU PERNIKAHAN DINI DI KELURAHAN PELAMBUAN KECAMATAN BANJARMASIN BARAT

GAMBARAN MOTIVASI REMAJA PELAKU PERNIKAHAN DINI DI KELURAHAN PELAMBUAN KECAMATAN BANJARMASIN BARAT GAMBARAN MOTIVASI REMAJA PELAKU PERNIKAHAN DINI DI KELURAHAN PELAMBUAN KECAMATAN BANJARMASIN BARAT Yunita Muthahharah*, Mohammad Basit 1, Ika Mardiatul Ulfa 1 Sekolah Tinggi Kesehatan Sari Mulia Banjarmasin

Lebih terperinci

PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TERJADINYA PARTUS LAMA EFFECT OF EARLY MARRIAGE OF OCCURRENCE PARTUS

PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TERJADINYA PARTUS LAMA EFFECT OF EARLY MARRIAGE OF OCCURRENCE PARTUS PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TERJADINYA PARTUS LAMA EFFECT OF EARLY MARRIAGE OF OCCURRENCE PARTUS Nur Hidayati, Juni Setiawan Akademi Kebidanan Ibrahimy Sukorejo Situbondo Email : nurhidayati@akbidibrahimy.ac.id

Lebih terperinci

STATUS KESEHATAN MENTAL REMAJA NIKAH MUDA DI DESA TAMBAK AGUNG PURI MOJOKERTO 2014 HANDRI ERMAWAN

STATUS KESEHATAN MENTAL REMAJA NIKAH MUDA DI DESA TAMBAK AGUNG PURI MOJOKERTO 2014 HANDRI ERMAWAN STATUS KESEHATAN MENTAL REMAJA NIKAH MUDA DI DESA TAMBAK AGUNG PURI MOJOKERTO 2014 HANDRI ERMAWAN 11001023 Subject : status kesehatan mental, remaja, nikah muda. DESCRIPTION Pernikahan dini mempunyai banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi suka duka hidup di dunia bersama sama. Setelah akad nikah

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi suka duka hidup di dunia bersama sama. Setelah akad nikah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan adalah sebuah episode penting dalam hidup dua anak manusia yang berlainan jenis untuk mengikat diri dalam suatu akad dan janji demi mengarungi suka duka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mental dan fisik. Persiapan mental seseorang dilihat dari faktor usia dan

BAB I PENDAHULUAN. mental dan fisik. Persiapan mental seseorang dilihat dari faktor usia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan suatu perjanjian untuk mengikatkan seorang pria dan wanita menjadi ikatan suami istri yang sah (Saimi, 2017:68). Dalam melaksanakan pernikahan

Lebih terperinci

ABSTRACT. By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida**

ABSTRACT. By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida** 1 2 ABSTRACT Social Economic of Communities around Lubuk Larangan Jorong Sungai Tanuak Kenagarian Barung Barung Belantai Tengah Kecamatan Koto XI Tarusan Pesisir Selatan By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida**

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makluk sosial (zoonpoliticoon), sehingga tidak bisa hidup

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makluk sosial (zoonpoliticoon), sehingga tidak bisa hidup 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makluk sosial (zoonpoliticoon), sehingga tidak bisa hidup tanpa adanya manusia lainnya. Sejak lahir manusia telah dilengkapi dengan naluri untuk hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu bagi siapa yang hendak

BAB I PENDAHULUAN. Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu bagi siapa yang hendak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1974 pasal 1 perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Gambaran umum pernikahan usia dini di Jawa Barat menurut Kepala seksi advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Santoso (dalam BKKBN) mengatakan,

Lebih terperinci

PERNIKAHAN DINI (Suatu Kajian Perilaku Menyimpang di Kanagarian Limau Gadang Lumpo Timur Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan) JURNAL

PERNIKAHAN DINI (Suatu Kajian Perilaku Menyimpang di Kanagarian Limau Gadang Lumpo Timur Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan) JURNAL PERNIKAHAN DINI (Suatu Kajian Perilaku Menyimpang di Kanagarian Limau Gadang Lumpo Timur Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan) JURNAL HELGA RIANTIKA SARI NIM. 09060093 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN

Lebih terperinci

Oleh: Meylani Rena Agustin* Fitria Kasih** Weni Yulastri*** *) Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat **) Dosen Pembimbing

Oleh: Meylani Rena Agustin* Fitria Kasih** Weni Yulastri*** *) Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat **) Dosen Pembimbing TINGKAT KECEMASAN WANITA YANG BERADA PADA MASA DEWASA AWAL DALAM MEMASUKI PERNIKAHAN DI NAGARI MUARA INDERAPURA KECAMATAN AIR PURA KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Meylani Rena Agustin* Fitria Kasih** Weni

Lebih terperinci

PROFIL WANITA DAN PRIA DEWASA AWAL BELUM MENIKAH (STUDI DI KECAMATAN RANAH PESISIR) Oleh: Lidia Sefriani Marwisni Hasan Yusnetti

PROFIL WANITA DAN PRIA DEWASA AWAL BELUM MENIKAH (STUDI DI KECAMATAN RANAH PESISIR) Oleh: Lidia Sefriani Marwisni Hasan Yusnetti PROFIL WANITA DAN PRIA DEWASA AWAL BELUM MENIKAH (STUDI DI KECAMATAN RANAH PESISIR) Oleh: Lidia Sefriani Marwisni Hasan Yusnetti Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The

Lebih terperinci

suatu kesatuan dalam tujuan tersebut (Walgito, 2000).

suatu kesatuan dalam tujuan tersebut (Walgito, 2000). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pernikahan 2.1.1 Pengertian Pernikahan Menurut Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974, pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja adalah periode perubahan fisik yang sangat monumental dimana terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu secara seksual

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati

I. PENDAHULUAN. nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk relatif tinggi merupakan beban dalam pembangunan nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati oleh rakyat.

Lebih terperinci

ANALISIS TENTANG PERNIKAHAN DINI PADA REMAJA PUTRI DI KECAMATAN KOTA PINANG KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN TAHUN 2015 SKRIPSI OLEH

ANALISIS TENTANG PERNIKAHAN DINI PADA REMAJA PUTRI DI KECAMATAN KOTA PINANG KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN TAHUN 2015 SKRIPSI OLEH ANALISIS TENTANG PERNIKAHAN DINI PADA REMAJA PUTRI DI KECAMATAN KOTA PINANG KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN TAHUN 2015 SKRIPSI OLEH ITA SEPRIANA NIM : 121021093 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DENGAN USIA PERNIKAHAN DINI DI KENAGARIAN RABIJONGGOR KABUPATEN PASAMAN BARAT

HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DENGAN USIA PERNIKAHAN DINI DI KENAGARIAN RABIJONGGOR KABUPATEN PASAMAN BARAT HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DENGAN USIA PERNIKAHAN DINI DI KENAGARIAN RABIJONGGOR KABUPATEN PASAMAN BARAT Belli Rada Putra Program Studi Pendidikan Luar sekolah FIP Universitas Negeri Padang Email:

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PASANGAN SUAMI ISTRI DALAM KELUARGA DI KAMPUNG TAMPUNIK KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN. Oleh: Khairul Imrani*

PERMASALAHAN PASANGAN SUAMI ISTRI DALAM KELUARGA DI KAMPUNG TAMPUNIK KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN. Oleh: Khairul Imrani* PERMASALAHAN PASANGAN SUAMI ISTRI DALAM KELUARGA DI KAMPUNG TAMPUNIK KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN *Mahasiswa **Dosen Pembimbing Oleh: Khairul Imrani* Fitria Kasih** Joni Adison** Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB. PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB. SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Arum Yuliasari 201310104148

Lebih terperinci

Policy Brief Determinan Kehamilan Remaja di Indonesia (Analisis SDKI 2012) Oleh: Nanda Wahyudhi

Policy Brief Determinan Kehamilan Remaja di Indonesia (Analisis SDKI 2012) Oleh: Nanda Wahyudhi Policy Brief Determinan Kehamilan Remaja di Indonesia (Analisis SDKI 2012) Oleh: Nanda Wahyudhi Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Dalam masa perkembangan dan penyesuaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dilahirkan ke dunia dengan misi menjalankan kehidupan sesuai dengan kodrat ilahi yakni tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, setiap orang harus

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bukan merupakan hal yang tabu ketika terdapat fenomena pernikahan dini yang masih terjadi dewasa ini, pernikahan dini yang awal mulanya terjadi karena proses kultural

Lebih terperinci

OLEH : KHAIRUN NISAQ NPM

OLEH : KHAIRUN NISAQ NPM JURNAL DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH AIR DINGIN BAGI LINGKUNGAN MASYARAKAT AIR DINGIN KELURAHAN BALAI GADANG KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG OLEH : KHAIRUN NISAQ NPM.11030250 PROGRAM

Lebih terperinci

STRATEGI KELUARGA MISKIN MELANJUTKAN STUDI ANAKNYA KE PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: KANAGARIAN TALU, KECAMATAN TALAMAU, KABUPATEN PASAMAN BARAT)

STRATEGI KELUARGA MISKIN MELANJUTKAN STUDI ANAKNYA KE PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: KANAGARIAN TALU, KECAMATAN TALAMAU, KABUPATEN PASAMAN BARAT) STRATEGI KELUARGA MISKIN MELANJUTKAN STUDI ANAKNYA KE PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: KANAGARIAN TALU, KECAMATAN TALAMAU, KABUPATEN PASAMAN BARAT) Cici Rahma Sari 1, Elvawati 2, Dian Kurnia Anggreta 3 Program

Lebih terperinci

FACTORS THE INFLUENCING STOREY EDUCATION SOCIETY IN KANAGARIAN BONJOL DISTRICT KOTO BESAR REGENCY DHARMASRAYA

FACTORS THE INFLUENCING STOREY EDUCATION SOCIETY IN KANAGARIAN BONJOL DISTRICT KOTO BESAR REGENCY DHARMASRAYA FACTORS THE INFLUENCING STOREY EDUCATION SOCIETY IN KANAGARIAN BONJOL DISTRICT KOTO BESAR REGENCY DHARMASRAYA By Elvira 1 Edi Suarto 2 Leni Zahara 3 1 Geography Education College Student STKIP PGRI Western

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEPALA KELUARGA YANG MENIKAHKAN ANAK WANITANYA PADA USIA MUDA DI DESA MATARAM UDIK KECAMATAN BANDAR MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN

DESKRIPSI KEPALA KELUARGA YANG MENIKAHKAN ANAK WANITANYA PADA USIA MUDA DI DESA MATARAM UDIK KECAMATAN BANDAR MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN DESKRIPSI KEPALA KELUARGA YANG MENIKAHKAN ANAK WANITANYA PADA USIA MUDA DI DESA MATARAM UDIK KECAMATAN BANDAR MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2012 ABSTRACK: Oleh: Inggrit Artiana Devi, Buchori Asyik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (tetapi tidak dengan anak laki-laki) yang masih muda. Usia muda menurut

BAB I PENDAHULUAN. (tetapi tidak dengan anak laki-laki) yang masih muda. Usia muda menurut 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kualitas SDM sangat berkaitan erat dengan peningkatan kualitas hidup perempuan karena perempuanlah yang hamil, melahirkan dan menyusui anak sejak bayi sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menikah dan kuliah sama pentingnya, secara sederhana bisa digambarkan,

BAB I PENDAHULUAN. Menikah dan kuliah sama pentingnya, secara sederhana bisa digambarkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menikah dan kuliah sama pentingnya, secara sederhana bisa digambarkan, menikah jelas kaitannya dengan rumah tangga. Adapun kuliah hubungannya dengan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN ANAK PADA PERUBAHAN STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DI JORONG PASAR USANG GUGUK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK JURNAL

PERAN PENDIDIKAN ANAK PADA PERUBAHAN STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DI JORONG PASAR USANG GUGUK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK JURNAL PERAN PENDIDIKAN ANAK PADA PERUBAHAN STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DI JORONG PASAR USANG GUGUK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK JURNAL NITA OKTAVIA 10070112 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pernikahan sebagai jalan bagi wanita dan laki-laki untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pernikahan sebagai jalan bagi wanita dan laki-laki untuk mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan sebagai jalan bagi wanita dan laki-laki untuk mewujudkan suatu keluarga atau rumah tangga, hal tersebut merupakan salah satu ibadah dalam agama islam dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan salah satu jalan yang diberikan oleh Allah SWT untuk setiap. insan didunia mendapatkan keturunan.

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan salah satu jalan yang diberikan oleh Allah SWT untuk setiap. insan didunia mendapatkan keturunan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu hal yang snagat sakral, yang akan dialami oleh setiap manusia didunia, yang akan menyatukan dua insan berbeda untuk mengarungi

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI 1. Alwin Tentrem Naluri 2. Ketut Prasetyo S1 Pendidikan Geografi, Fakultas

Lebih terperinci

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI TASIKMALAYA

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI TASIKMALAYA 1 PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI TASIKMALAYA 1 Sofia Februanti 1 Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Abstrak Pernikahan dini merupakan

Lebih terperinci

APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District)

APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District) APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District) Mega Nelvia Sari 1 Drs Wahidul Basri, M.Pd 2 Faishal Yasin, S.Sos 3 Program Studi

Lebih terperinci

MUDA SKRIPSI. Sosial. Departemen. Universitas Sumatera Utara

MUDA SKRIPSI. Sosial. Departemen. Universitas Sumatera Utara FAKTOR-FAKTORR YANG MEMPENGARUHI PERNIKAHAN USIA MUDA (Studi Kasus di Dusun IX Seroja Pasar VII Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015

HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015 HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Yuyun Elitasari 201410104324

Lebih terperinci

GAMABARAN PERILAKU TERHADAP TINGGINYA ANGKA PERNIKAHAN DINI DI KECAMATAN SIANTAR MARTOBA KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2015 SKRIPSI OLEH :

GAMABARAN PERILAKU TERHADAP TINGGINYA ANGKA PERNIKAHAN DINI DI KECAMATAN SIANTAR MARTOBA KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2015 SKRIPSI OLEH : GAMABARAN PERILAKU TERHADAP TINGGINYA ANGKA PERNIKAHAN DINI DI KECAMATAN SIANTAR MARTOBA KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2015 SKRIPSI OLEH : KHOIRUN NISA SIREGAR 111000093 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB REMAJA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS DI LUAR NIKAH DI JORONG BUKIK NILAM NAGARI AUA KUNIANG KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL E - JURNAL

FAKTOR PENYEBAB REMAJA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS DI LUAR NIKAH DI JORONG BUKIK NILAM NAGARI AUA KUNIANG KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL E - JURNAL FAKTOR PENYEBAB REMAJA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS DI LUAR NIKAH DI JORONG BUKIK NILAM NAGARI AUA KUNIANG KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL E - JURNAL ELMA WATI 09070171 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JURUSAN

Lebih terperinci

Faktor Penyebab Pernikahan Dini di Kelurahan Sampara Kabupaten Konawe

Faktor Penyebab Pernikahan Dini di Kelurahan Sampara Kabupaten Konawe Faktor Penyebab di Kelurahan Sampara Kabupaten Konawe Causes of Early Marriage in Sampara Village Konawe Wa Ana Sari, Yanti Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Avicenna. Abstrak

Lebih terperinci

PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA

PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan Oleh : FAJAR TRI UTAMI F 100 040 114 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Perkawinan yang terjadi antara seorang pria dengan seorang wanita menimbulkan akibat

Lebih terperinci

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK 1 ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK Nanik Oktavia ¹, Trisnaningsih ², Zulkarnain ³ This study aimed to determine the effect of education

Lebih terperinci

KEABSAHAN PERNIKAHAN DIBAWAH UMUR SESUAI UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974 (STUDY KASUS DI KUA KECAMATAN SUKOREJO) SKRIPSI

KEABSAHAN PERNIKAHAN DIBAWAH UMUR SESUAI UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974 (STUDY KASUS DI KUA KECAMATAN SUKOREJO) SKRIPSI KEABSAHAN PERNIKAHAN DIBAWAH UMUR SESUAI UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974 (STUDY KASUS DI KUA KECAMATAN SUKOREJO) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Nur Isma Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

Nur Isma Pendidikan Sosiologi FIS-UNM PERANAN ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT) DALAM PENDIDIKAN MORAL ANAK (STUDI KASUS DELAPAN ORANG AYAH DI DESA SONGING KECAMATAN SINJAI SELATAN KABUPATEN SINJAI) Nur Isma Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK

Lebih terperinci

Dampak yang Ditimbulkan Akibat Perkawinan Usia Dini

Dampak yang Ditimbulkan Akibat Perkawinan Usia Dini Dampak yang Ditimbulkan Akibat Perkawinan Usia Dini Rina Yulianti 1 Bagian Hukum Perdata, Fakultas Hukum, Universitas Trunojoyo - Madura Abstrak Perkawinan sebagai jalan untuk bisa mewujudkan suatu keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari makhluk hidup lainnya. Mereka memiliki akal budi untuk berpikir dengan baik dan memiliki kata hati.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, perempuan usia 15-19

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, perempuan usia 15-19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi merupakan beban dalam pembangunan nasional. Faktor utama yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk adalah tingkat kelahiran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun dengan lawan jenis merupakan salah satu tugas perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun dengan lawan jenis merupakan salah satu tugas perkembangan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi.menjalin hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya baik sesama jenis maupun dengan lawan jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Menikah di usia muda masih menjadi fenomena yang banyak dilakukan perempuan di Indonesia. Diperkirakan 20-30 persen perempuan di Indonesia menikah di bawah usia

Lebih terperinci

By: Efni *Yeni Erita**Nefilinda*** Geography Education Students STKIP PGRI West Sumatra * Lecturer in Geography Education STKIP PGRI West Sumatra **

By: Efni *Yeni Erita**Nefilinda*** Geography Education Students STKIP PGRI West Sumatra * Lecturer in Geography Education STKIP PGRI West Sumatra ** 0 1 Economic Social of Society Processing Bricks in Serasi Village of South at Pasaman District. Thesis. Geography Education Study Program STKIP PGRI West Sumatera, Padang, 2016 By: Efni *Yeni Erita**Nefilinda***

Lebih terperinci

Keywords : Condition, Social Economy, Income, Education, Needs, Casual Worker

Keywords : Condition, Social Economy, Income, Education, Needs, Casual Worker KONDISI SOSIAL EKONOMI BURUH HARIAN LEPAS DI NAGARI KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Yelly Nopitri 1, Erna Juita 2, Rika Despica 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pernikahan/ perkawinan adalah ( ikatan lahir batin antara seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pernikahan/ perkawinan adalah ( ikatan lahir batin antara seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan/ perkawinan adalah ( ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara biologis, psikologis maupun secara sosial. Batasan usia

BAB I PENDAHULUAN. baik secara biologis, psikologis maupun secara sosial. Batasan usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan merupakan peristiwa penting dalam kehidupan. Dengan pernikahan, seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara biologis, psikologis maupun secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah Manusia dalam proses perkembangan untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PROGRAM KELUARGA BERENCANA. a. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan. b. Mendapat kelahiran yang memang diinginkan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PROGRAM KELUARGA BERENCANA. a. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan. b. Mendapat kelahiran yang memang diinginkan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PROGRAM KELUARGA BERENCANA Menurut WHO (world Health Organization) Expert Committee Tahun 1970 keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014 PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG MENIKAH DI USIA REMAJA AWAL KARENA HAMIL SEBELUM MENIKAH Oleh Agnes Gustyanawati 802009036 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Fakultas Psikologi guna memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penentuan jarak kehamilan adalah upaya untuk menetapkan atau memberi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penentuan jarak kehamilan adalah upaya untuk menetapkan atau memberi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penentuan Jarak Kehamilan Penentuan jarak kehamilan adalah upaya untuk menetapkan atau memberi batasan sela antara kehamilan yang lalu dengan kehamilan yang akan datang (Alwi,

Lebih terperinci