BAB V KESIMPULAN. Sebagai seorang dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi tentu mempunyai privilege

Transkripsi

1 BAB V KESIMPULAN Sebagai seorang dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi tentu mempunyai privilege untuk memeriksa bagian tubuh yang paling sensitif dan sangat pribadi dari tubuh seorang perempuan seperti pemeriksaan payudara, alat kelamin perempuan, anus dan lain-lain. Keadaan ini akan sangat berpotensi menimbulkan kesalah-pahaman, keluhan, rasa tidak nyaman yang akhirnya berujung kepada tuntutan atau gugatan. Potensi itu tentunya akan lebih besar dialami oleh dokter laki-laki. Meskipun demikian semua ini dapat dihindari jika dokter mengetahui benar prinsip-prinsip etika dalam pemeriksaan pasien yang berhubungan dengan keilmuwan Obstetri dan Ginekologi. Untuk itu pentingnya pendidikan etika di dalam pendidikan dokter spesialis Obsgin. Gagasan etika menjadi landasan para dokter Obsgin untuk berperilaku sesuai dengan norma dan moralitas luhur dokter. Dengan demikian, dalam praktik kesehatan penerapaan tentang nilai etika sangat diperlukan sebagai wujud dari adanya moralitas dan pertanggung jawaban seorang dokter. Belajar etika akan menyiapkan mahasiswa kedokteran untuk mengenali situasi-situasi yang sulit dan melakukannya dengan cara yang benar sesuai dengan prinsip dan rasional. Untuk memahami adanya sistem pendidikan dan kehidupan sosial budaya dokter spesialis maka perlu adanya pengkajian khusus terkait dengan pengertian dasar dari inti kebudayaan, wujud kebudayaan dan unsur kebudayaan itu sendiri. Dalam hal ini, peneliti lebih memfokuskan diri dengan adanya empat wujud kebudayaan yaitu gagasan, perilaku, materi/fisik dan bahasa. Dalam konteks hubungan kesejawatan antar residen Obsgin yang akan mempengaruhi hubungan dokter dengan koleganya. Maka dari itu, masyarakat masih banyak yang belum mengetahui 75

2 adanya hubungan yang erat antar dokter. Pedoman etika dijadikan sebagai alat untuk menganalisis adanya praktik budaya medis di lingkungan pendidikan dokter Obsgin. Etika merupakan gagasan yang berisi tentang pedoman perilaku, interaksi dan adaptasi dengan lingkungan pendidikan Obsgin. Etika dalam pendidikan dokter meliputi hubungan antara dokterpasien, dokter-teman sejawat dan dokter-diri sendiri. Selain itu adanya penerapan etika dalam berpenampilan dokter juga dituntut untuk selalu terlihat bersih dan sehat di hadapan pasiennya. Semua materi yang terkandung dalam kebudayaan diperoleh manusia melalui proses belajar. Kreativitas merupakan bagian dari proses pembelajaran tersebut. Hal ini akan terlihat dari kemampuan para residen dalam memecahkan berbagai masalah yang ada. Begitu pula dengan sistem pembelajaran yang ada di PPDS Obsgin FK UGM. Model pembelajaran nyantrik yang pernah diterapkan dalam perguruan tradisional masyarakat Jawa ternyata saat ini masih relevan untuk mengembangkan kompetensi dokter dengan maksimal. Proses nyantrik tersebut pada dasarnya untuk menanamkan nilai dan karakter yang sangat penting bagi persiapan calon dokter profesional siap kerja. Sistem pembelajaran nyantrik tersebut merupakan proses transformasi pengetahuan, ketrampilan, skill dan belajar dengan praktik langsung. Interaksi yang terjadi di antara dosen, residen dan konsultan merupakan bagian dari proses interaksi yang edukatif sehingga cara tradisional nyantrik ini masih relevan dengan model pembelajaran dengan praktik langsung (learning by doing) yang telah diterapkan oleh PPDS Obsgin FK UGM. Maka dari itu, proses nyantrik merupakan sistem pendidikan informal yang masih relevan dengan keadaan sekarang yaitu dalam mengembangkan ketrampilan dokter dengan optimal. Menjunjung tinggi nilai kesejawatan salah satu contoh penerapan etika kedokteran yang menjelaskan tentang respon residen terhadap lingkungannya yaitu praktik budaya menolong antar residen saat menjalani studi dokter di PPDS Obsgin. Nilai budaya dalam pendidikan juga 76

3 akan tercermin dalam pola hubungan kerja antara residen senior, madya dan junior. Komponen materi yang cenderung lebih menitik beratkan kepada kemapuan skill dan proses pengembangan tersebut salah satunya didapat dari bimbingan kepada residen senior. Membangun relasi yang baik dengan teman sejawatnya (terutama residen senior) merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam menyelesaikan studi di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Obstetri dan Ginekologi. Kewajiban senior untuk membimbing junior baik dalam pengawasannya merupakan salah satu contoh pelaksanaan medical ethic dalam materi kewajiban dokter terhadap teman sejawatnya. Budaya medis akan berhubungan dengan penerapan nilai etika dan pola hubungan kerja antara residen-teman sejawatnya, residen-dosen, dan residen-pasien. Budaya medis merupakan turunan dari adanya perilaku yang berhubungan dengan penerapan tata tertib dan Kode Etik Kedokteran yang berlaku di lingkungan residen Obs.Gin. Selain itu juga adanya pola hubungan kerja antar residen merupakan bagian dari adanya sistem sosial yang hidup dalam lingkungan pendidikan dokter. Struktur residen yang terdiri senior, madya dan junior merupakan bagian dari proses interaksi dan adaptasi dalam menjalin hubungan kesejawatan. Salah satu kunci kesuksesan dokter dalam menjalani studi PPDS Obsgin adalah menjalin relasi yang baik dengan residen madya dan senior. Struktur residen tersebut terbentuk untuk bisa saling belajar dan membagi peran sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Seperti halya fungsi strukur sosial dalam masyarakat bahwa struktur tersebut memiliki fungsi sebagai penyeimbang sistem. Struktur dan fungsinya akan saling berhubungan satu sama lain. Maka dari itu, adanya pola hubungan kerja tersebut para residen dituntut untuk selalu menjaga hubungan pertemanan yang baik dengan saling menolong saat mendapatkan kesulitan. Inilah yang disebut sebagai budaya menolong antar residen yang menjadi salah satu kunci kesuksesan para residen dalam menyelesaikan masa studinya di PPDS Obsgin FK UGM. 77

4 Persoalan waktu dan pola hubungan kerja dialami oleh semua residen terutama saat duduk di semester awal. Meraka semua mengalami shock culture saat berada di awal semester. Hal ini yang mempengaruhi tingkat stres kerja residen saat menjalani studi di PPDS Obsgin FK UGM. Seketika semua harus berubah dalam waktu yang cepat dituntut untuk segera beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan iklim pendidikan dokter spesialis Obsgin. Stres timbul sebagai suatu respon residen terhadap lingkungannya. Dari hasil wawancara semua residen mengalami fase nyantrik dan mengalami stres kerja dengan merubah pola makan, istirahat dan waktu untuk bersosialiasasi dengan keluarga maupun lingkungan sekitar rumahnya. Dengan demikian sistem pendidikan spesialis Obsgin masih relevan dengan sistem nyantrik, berbagi pengalaman dan etika dan praktek yang dialami oleh setiap residen Obsgin FK UGM. Hal ini menjelaskan bahwa masing-masing bidang spesialis tertentu dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) memiliki kultur pendidikan yang berbeda-beda. Budaya medis akan berhubungan dengan penerapan nilai etika dan pola hubungan kerja antara residenteman sejawatnya, residen-dosen, dan residen-pasien. Melihat sisi lain dari penerapan Kode Etik Kedokteran yang secara umum akan berpengaruh terhadap personal behavior seorang dokter Obs.Gin. Maka dari itu, pola hubungan kerja residen tersebut menggunakan landasan dari adanya etika dalam pendidikan dokter spesialis Obsgin. Nilai budaya dalam pendidikan dokter spesialis Obsgin tercermin dari pengalaman residen sehari-hari. Temuan dalam penelitian ini adalah bahwa sistem pendidikan dokter spesialis Obsgin dan pola hubungan kerja yang terjadi antar residen dilandasi oleh etika. Maka dari itu, etika dan moral pada dasarnya merupakan dua komponen yang saling berhubungan. Moral untuk memahami bagaimana orang hendak melakukan (doing) sedangkan etika memahami suatu perilaku sebagai pengetahuan (knowing). Maka dari itu, stres kerja yang dialami residen merupakan respon dari adanya tekanan sosial dan 78

5 budaya yang dirasakannya selama masa studi. Walaupun demikian, salah satu kunci kesuksesan para residen dalam menyelesaikan studinya adalah dengan menjaga hubungan relasi yang baik dengan teman sejawatnya sehingga praktik budaya menolong antar teman sejawat menjadi kewajiban seorang residen dalam menjaga pertemanan. 79