BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN"

Transkripsi

1 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Dalam sistem dan prinsip negara kesatuan sebagaimana termuat dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945, asas otonomi dan tugas pembantuan memiliki makna tersendiri. Dimana pembagian urusan yang kemudian diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 menyatakan bahwa Pemerintahan Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang telah ditentukan menjadi urusan Pemerintah. Dekonsentrasi dan tugas pembantuan diselenggarakan, karena tidak semua wewenang dan tugas pemerintahan dapat dilakukan dengan menggunakan asas desentralisasi. Disamping itu, sebagai konsekuensi negara kesatuan memang tidak dimungkinkan semua wewenang pemerintah didesentralisasikan dan diotonomkan sekalipun kepada daerah. Pelaksanaan asas dekonsentrasi diletakkan pada wilayah provinsi dalam kedudukannya sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan kepada gubenur sebagai wakil pemerintah di wilayah provinsi. Gubernur sebagai kepala daerah provinsi berfungsi pula selaku wakil Pemerintah di daerah, dalam pengertian untuk menjembatani dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah termasuk dalam pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah kabupaten dan kota. Penyelenggaraan asas tugas pembantuan merupakan cerminan dari sistem dan prosedur penugasan Pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/ atau desa, serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pembangunan yang disertai dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkannya kepada yang memberi penugasan. Pemberian tugas pembantuan dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelayanan umum. Tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah provinsi sebagai daerah otonom kepada kabupaten/kota dan/atau desa meliputi sebagian tugas-tugas provinsi, antara lain dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas Hal. 496

2 kabupaten dan kota, serta sebagian tugas pemerintahan dalam bidang tertentu lainnya, termasuk juga sebagian tugas pemerintahan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten dan kota. Tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah kabupaten / kota kepada desa mencakup sebagian tugas-tugas kabupaten / kota di bidang pemerintahan yang menjadi wewenang kabupaten/kota. Penyelenggaraan asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuanmemberikan konsekuensi terhadap pengaturan pendanaan.semua urusan pemerintahan yang sudah diserahkan menjadi kewenangan pemerintah daerah harus didanai dari APBD, sedangkan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah harus didanai dari APBN melalui bagian anggaran kementerian/lembaga (K/L). Dana dekonsentrasi pada hakekatnya merupakan bagiananggaran kementerian/ lembaga yang dialokasikan kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah di wilayah propinsi, sesuai dengan beban dan jenis kewenangan yang dilimpahkan dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan kepada yang memberikan pelimpahan. Sementara dana tugas pembantuan merupakan bagian anggaran kementerian/lembaga yang dialokasikan untuk daerah provinsi atau kabupaten/kota, dan/atau desa sesuai dengan beban dan jenis penugasan yang diberikan dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan kepada yang memberikan penugasan. Sehingga berdasarkan pola pertanggungjawaban dan pelaporan penyelenggaraan dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008, maka yang menjadi kewajiban Pemerintah Kabupaten / Kota hanyalah pelaporan tugas pembantuan. Pada tahun 2015 Pemerintah Kota Semarang memperoleh alokasi dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk penyelenggaraan Tugas Pembantuan sebesar Rp ,-. Dana tersebut terbagi dalam 4 (empat) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan dilaksanakan oleh 4 (empat) SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Semarang. Keempat SKPD penyelenggara kegiatan Tugas Pembantuan tersebut adalah : 1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, menerima alokasi sebesar Rp ,- untuk melaksanakan Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja yang merupakan penugasan dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Hal. 497

3 2. Dinas Kesehatan, menerima alokasi sebesar Rp ,- untuk melaksanakan Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak yang merupakan penugasan dari Kementerian Kesehatan. 3. Dinas Pertanian, menerima alokasi sebesar Rp ,- untuk melaksanakan Program Bina Pembangunan Daerah yang merupakan penugasan dari Kementerian Dalam Negeri. 4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, menerima alokasi sebesar Rp ,- untuk melaksanakan Program Penataan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang merupakan penugasan dari Kementerian Dalam Negeri. Sampai dengan akhir tahun 2015, capaian realisasi keuangan penyelenggaraan Tugas Pembantuan di lingkungan Pemerintah Kota Semarang sebesar Rp ,- atau sebesar 92,74% dari pagu yang diberikan, dengan capaian fisik sebesar 96,74%. Secara terinci, penyelenggaraan kegiatan Tugas Pembantuan dari Kementerian / Lembaga pada masing-masing Satuan Kerja adalah sebagai berikut: A. KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI 1. Dasar Hukum : No. SP DIPA / Instansi Pemberi Tugas : Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja 3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang 4. Program : Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Kegiatan : Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja 5. Anggaran : Rp ,- 6. Pelaksanaan Program dan Kegiatan : Terjadi keterlambatan dalam penerimaan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran),dimana DIPA baru diterimapada akhir bulan Juni 2015, sehingga dalam pelaksanaannya memerlukan perencanaan dan penjadwalan ulang kegiatan untuk menyesuaikan dengan petunjuk teknis yang ada. Hal. 498

4 Sesuai DIPA Nomor /2015, Indikator Kegiatan Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja,adalah : a. Terdapat jumlah penganggur dan setengah penganggur yang terserap melalui kegiatan padat karya. b. Upaya Penciptaan Wirausaha baru melalui pembentukan tenaga kerja mandiri. Kegiatan Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja dilakukan melalui : 1) Padat Karya Infrastruktur, anggaran Rp ,- (Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp ,- atau 98,71 %) Keluaran : penyerapan tenaga kerja sementara sebanyak OH dan pavingisasi jalan desa 700 m 2 Padat Karya Infrastruktur terbagi dalam 2 paket pekerjaan yang berlokasi di Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen dan Kelurahan Podorejo, Kecamatan Ngaliyan. Dalam setiap paket pekerjaannya, dilakukan padat karya oleh 88 orangyang terbagi dalam 4 kelompok, dengan masing-masing kelompok beranggotakan 22 orangpenganggur/setengah penganggur (1 tukang, 1 ketua kelompok dan 20 orang anggota) untuk pengerasan jalan dan pavingisasi jalan 350 m 2 selama 20 hari kerja (tanggal 25 September s/d 19 Oktober 2015). Anggaran yang tersedia dipergunakan untuk pengadaan material pembangunan jalan,dan untuk biaya upah tenaga kerja. 2) Padat Karya Produktif, anggaran Rp ,- (Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp ,- atau 99,35 %) Keluaran : penyerapan tenaga kerja sementara sebanyak OH. Padat Karya Produktifini terbagi dalam 2 paket pekerjaan yang berlokasi di Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang dan Kelurahan Gedawang, Kecamatan Banyumanik. Dalam setiap paket pekerjaannya melibatkan 66 orang penganggur/setengah penganggur disekitar lokasi kegiatan selama 12 hari kerja yang dilaksanakan pada tanggal 16 s/d 30 September 2015, untuk membuat kandang kambing dengan ukuran panjang : 11 m, lebar : 10,50 m dan tinggi : 4,3 m dengan alas plester dengan dinding kayu dan atap asbes. Selain itu juga diberikan bantuan usaha berupa 25 ekor Hal. 499

5 ternak kambing jenis etawa ( untuk kelompok usaha ternak kambing di Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang), sedangkan untuk kelompok usaha ternak kambing dikelurahan Gedawang, Kecamatan Banyumanik, menerima bantuan usaha berupa 30 ekor ternak kambing jenis Jawa Randu. 3) Layanan Perkantoran, anggaran Rp ,- (Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp ,- atau 76,32 %) Keluaran :layanan administrasi perkantoran yang menunjang pelaksanaan Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja selama 3 bulan. Untuk melaksanakan kegiatan sesuai DIPA /2015, telah dilaksanakan layanan perkantoran yang menunjang kegiatan Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja, mulai dari seleksi proposal, identifikasi lapangan sampai dengan pelaporan kegiatan. Rendahnya serapan keuangan ini disebabkan keterlambatan turunnya DIPA, sehingga dari 6 bulan layanan yang direncanakan hanya dapat dibayarkan selama 3 bulan saja. Secara keseluruhan penyelenggaraan Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja sesuai DIPA Nomor : /2015 dengan anggaran sebesar Rp ,- telah terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (97,60 %). Melalui kegiatan ini telah diciptakan kesempatan kerja sementara dalam rangka mengurangi jumlah penganggur sebanyak HOK, pavingisasi jalan desa 700 m2 dan terbentuk2 (dua) kelompok wirausaha baru / budidaya ternak kambing, sehingga dapat meningkatkan tambahan penghasilan kepada anggota kelompok penerima bantuan. B. KEMENTERIAN KESEHATAN 1. Dasar Hukum : DIPA Nomor / Instansi Pemberi Tugas : Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan : Hal. 500

6 Dinas Kesehatan Kota Semarang 4. Program : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kegiatan : Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 5. Anggaran : Rp ,- 6. Pelaksanaan Program dan Kegiatan : DIPA No /2015 diterima Dinas Kesehatan Kota Semarang pada bulan April 2015 untuk melaksanakan Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anakmelalui Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Dengan anggaran sebesar Rp ,-indikator kinerja kegiatan ini adalah terselenggaranya Bantuan Operasional Kesehatan di 37 puskesmas se- Kota. Penyelenggaraan Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), dilakukan melalui : 1) Bantuan Operasional Kesehatan(BOK) kepada 37 Puskesmas, anggaran Rp ,- (Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp ,- atau 99,94 %). Kegiatan ini merupakan bantuan dana yang berasal dari Kementerian Kesehatan untuk membantu pemerintah Kabupaten / Kota dalam melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan menuju MDGs (Millennium Development Goals), dengan meningkatkan kinerja Puskesmas dan jaringannya, serta Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Meskipun telah terdapat dana BOK, Pemerintah Daerah tetap berkewajiban menyediakan dana operasional yang tidak terbiayai melalui BOK. Sedangkan ruang lingkup pemanfaatan dana BOK di puskesmas dan jaringannya terbagidalam 2 kategori, yaitu : a) Upaya Kegiatan Prioritas : merupakan kegiatan yang menunjang pencapaian Millenium Development Goals (MDG s) berupa Upaya menurunkan prevalensi balita Gizi Kurang dan Buruk; upaya menurunkan Angka Kematia Bayi dan Balita; Upaya menurunkan Angka Kematian Ibu dan mewujudkan Akses Kesehatan Reproduksi; Upaya mengendalikan penyebaran dan menurunkan jumlah kasus baru HIV/AIDS dan Jumlah kasus DBD; Upaya Hal. 501

7 meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber air minum dan sanitasi. b) Upaya Kesehatan Penunjang : meliputi Imunisasi; Pengendalian Penyakit Menular; Promosi Kesehatan; Kesehatan Ibu dan Anak serta KB; Perawatan Kesehatan Masyarakat; Kegiatan Penunjang Upaya Kesehatan; dan Penyelenggaraan Manajemen di Puskesmas. Untuk menunjang pelaksanaan Program ini, melalui Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota tentang Alokasi Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) pada37 Puskesmas se-kota Semarang Tahun 2015 yang besarnya alokasi sesuai dengan jumlah penduduk miskin yang dilayani, jangkauan pelayanan puskesmas dan ketersediaan sumberdaya manusia pada masing-masing Puskesmas, berikut merupakan besaran alokasi BOK pada masing-masing puskesmas Tahun 2015 : (1) Puskesmas PONCOL menerima dana BOK sebesar Rp ,- (2) Puskesmas MIROTO menerima dana BOK sebesar Rp ,- (3) Puskesmas BANDARHARJO menerima dana BOK sebesar Rp ,- (4) Puskesmas BULU LOR menerima dana BOK sebesar Rp ,- (5) Puskesmas HALMAHERA menerima dana BOK sebesar Rp ,- (6) Puskesmas BUGANGAN menerima dana BOK sebesar Rp ,- (7) Puskesmas KARANGDORO menerima dana BOK sebesar Rp ,- (8) Puskesmas PANDANARAN menerima dana BOK sebesar Rp ,- (9) Puskesmas LAMPER TENGAH menerima dana BOK sebesar Rp ,- (10) Puskesmas KARANG AYU menerima dana BOK sebesar Rp ,- Hal. 502

8 (11) Puskesmas LEBDOSARI menerima dana BOK sebesar Rp ,- (12) Puskesmas MANYARAN menerima dana BOK sebesar Rp ,- (13) Puskesmas KROBOKAN menerima dana BOK sebesar Rp ,- (14) Puskesmas NGEMPLAK SIMONGAN menerima dana BOK sebesar Rp ,- (15) Puskesmas GAYAMSARI menerima dana BOK sebesar Rp ,- (16) Puskesmas CANDI LAMA menerima dana BOK sebesar Rp ,- (17) Puskesmas KAGOK menerima dana BOK sebesar Rp ,- (18) Puskesmas PEGANDAN menerima dana BOK sebesar Rp ,- (19) Puskesmas GENUK menerima dana BOK sebesar Rp ,- (20) Puskesmas BANGETAYU menerima dana BOK sebesar Rp ,- (21) Puskesmas TLOGOSARI WETAN menerima dana BOK sebesar Rp ,- (22) Puskesmas TLOGOSARI KULON menerima dana BOK sebesar Rp ,- (23) Puskesmas KEDUNGMUNDU menerima dana BOK sebesar Rp ,- (24) Puskesmas ROWOSARI menerima dana BOK sebesar Rp ,- (25) Puskesmas NGESREP menerima dana BOK sebesar Rp ,- (26) Puskesmas PADANGSARI menerima dana BOK sebesar Rp ,- (27) Puskesmas SRONDOL menerima dana BOK sebesar Rp ,- (28) Puskesmas PUDAKPAYUNG menerima dana BOK sebesar Rp ,- Hal. 503

9 (29) Puskesmas GUNUNGPATI menerima dana BOK sebesar Rp ,- (30) Puskesmas SEKARAN menerima dana BOK sebesar Rp ,- (31) Puskesmas MIJEN menerima dana BOK sebesar Rp ,- (32) Puskesmas KARANGMALANG menerima dana BOK sebesar Rp ,- (33) Puskesmas TAMBAK AJI menerima dana BOK sebesar Rp ,- (34) Puskesmas PURWOYOSO menerima dana BOK sebesar Rp ,- (35) Puskesmas NGALIYAN menerima dana BOK sebesar Rp ,- (36) Puskesmas MANGKANG menerima dana BOK sebesar Rp ,- (37) Puskesmas KARANGANYAR menerima dana BOK sebesar Rp ,- Dari anggaran sebesar Rp ,- yang dialokasikan untuk Bantuan Operasional Kesehatan kepada 37 puskesmas se-kota Semarang sejumlahrp ,-sedangkan sisanya sebesar Rp ,- digunakan untuk biaya pengelolaan Kegiatan Satuan Kerja Bantuan Operasional Kesehatanpada Dinas Kesehatan. 2) Perencanaan BOK (1 Dokumen), anggaran Rp ,- (Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp ,- atau 100 %). Sesuai dengan Petunjuk Operasional Kegiatan, pemanfaatan dana BOK harus berdasarkan hasil perencanaan yang disepakati dalam Lokakarya Mini Puskesmas yang diselenggarakan secara rutin oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang. 3) Dokumen Monitoring dan Evaluasi BOK (1 Dokumen), anggaran Rp ,- (Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp ,- atau 100 %). Penyusunan Dokumen Monitoring dan Evaluasi dilakukan pada akhir kegiatan, sedangkan ditengah pelaksanaan kegiatan, monev disinergikan dengan pertemuan rutin dengan puskesmas pada setiap bulannya. Hal. 504

10 4) Laporan Kegiatan / Sosialisasi / Pembinaan (1 Laporan), anggaran Rp ,- (Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp ,-atau 98,34%). Pada sub kegiatan ini telah dilakukan pembinaan kepada 37 puskesmas dalam melaksanakan Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, dan telah disusun dalam format Laporan Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Secara keseluruhan, penyelenggaraan Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak mempunyai realisasi fisik sebesar 100% dengan realisasi keuangan sebesar Rp ,- (99,87%) dari paguyang tersedia. C. KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIPA Nomor / Dasar Hukum : DIPA Nomor / Instansi Pemberi Tugas : Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah. 3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan : Dinas Pertanian Kota Semarang 4. Program : Bina Pembangunan Daerah Kegiatan : Penanganan Lahan Kritisdan SumberdayaAir Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM) 5. Anggaran: Rp ,- 6. Pelaksanaan Program dan Kegiatan : Hal yang melatarbelakangi pelaksanaan Kegiatan sesuai DIPA No /2015 adalah persoalan lahan kritis dan sumber daya air di Indonesia yang sampai saat ini terus terjadi seiring meningkatnya jumlah penduduk dan berlangsungnya kegiatan pembangunan. Sehingga perlu dilakukan kegiatan penanganan lahan kritis dan sumber daya air yang berbasis pada kegiatan masyarakat (PLKSDA-BM). Keterlibatan masyarakat dalam penanganan lahan kritis tersebut, selain untuk perbaikan kondisi lingkungan lahan juga akan membawa dampak positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat, baik yang terlibat langsung maupun masyarakat sekitar lokasi kegiatan. Hal. 505

11 Menyikapi hal tersebut di atas, Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 telah memprakarsai Program PLKSDA-BM yang dilaksanakan di 49 Kabupaten/Kota sebagai pilot project dalam rangka fasilitasi K/L dan daerah untuk Penyusunan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) lingkup Direktorat Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah I. Adapun, lahan yang digunakan sebagai lokasi program merupakan lahan milik desa atau lahan adat atau lahan pemerintah Kabupaten/Kota dan lahan tersebut tidak dalam kondisi bermasalah/sengketa. Secara lebih lanjut Program PLKSDA-BM merupakan wujud nyata dalam mendukung Program Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA), terutama dalam lingkup pengendalian daya rusak air, pendayagunaan sumber daya air, konservasi tanah dan air, serta konservasi sumber daya air. Tujuan pelaksanaan Kegiatan ini adalah memperbaiki lahan berpotensi kritis menjadi lahan produktif yang menghasilkan nilai ekonomis dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dengan melibatkan kerjasama dengan Tenaga Pendamping Masyarakat. Di Kota Semarang kegiatan PLKSDA-BM ini mengambil lokasi Semarang Bagian Atas, di 28 Kelurahan yang terbagi dalam 5 Kecamatan, yaitukecamatan Tembalang, Kecamatan Banyumanik, Kecamatan Gunungpati, Kecamatan Ngaliyan dan Kecamatan Mijen dengan keluaran kegiatan sebagai berikut : 1) Pengadaan Saprodi, anggaran Rp ,- (Fisik 100 % dan Realisasi Keuangan Rp ,- atau 66,62 %) Melalui pengadaan : a) Pupuk Kandang sebanyak kg di 28 Kelurahan, pada 5 Kecamatan. b) Pestisida 36 liter, dan fungisidasebanyak 36 kg, di 28 kelurahan. 2) Teknik Civil, anggaran Rp ,- (Fisik 100 % dan Realisasi Keuangan Rp ,- atau 99,72 %) Dilakukan pembuatan : a) Sumur bor siraman sebanyak 4paket( Kel Jatirejo, Kel Kalisegoro dan Kel.Sumurrejo, Kec Gunungpati dan Kel Purwasari, Kec. Mijen) b) Jaringan perpipaan sepanjang250 m di Kelurahan Karangmalang, Kec. Mijen Hal. 506

12 c) Gudang penyimpanan hasil panensebanyak 1 unit di Kel. Gunungpati, Kec. Gunungpati. 3) Peralatan Penunjang Kesekretariatan, anggaran Rp ,- (Fisik 100 % dan Realisasi Keuangan Rp ,- atau 97,77 %) Dalam kegiatan ini dilakukan penyediaan papan nama 28 unit untuk 28 Kelurahan dan jaringan instalasi listrik 1 paket di Kelurahan Kalisegoro, Kec Gunungpati 4) Operasional dan pengelolaan KTPM, TPM dan Satker, anggaran Rp ,- (Fisik 100 % dan Realisasi Keuangan Rp ,- atau 62,99 %) Dilakukan : a) Pendampingan kepada 43 Kelompok Tani Konservasi (639 petani peserta program) dan Fasilitasi Tenaga Pendamping Masyarakat /TPM sebanyak 5 orang. b) Dukungan kesekretariatan selama 6 bulan Secara keseluruhan, pelaksanaan Kegiatan Penanganan Lahan Kritis dan Sumberdaya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM)sesuaiDIPA No /2015secara fisik mencapai 100% dengan realisasi keuangan sebesar Rp ,- atau sebesar 81,67 %. Ketidakseimbangan capaian fisik dan keuangan ini disebabkan keterlambatan turunnya DIPA, sehingga operasional kegiatan hanya dilaksanakan selama 6 bulan dari 11 bulan yang direncanakan. Selain itu juga terdapat efisiensi dari pengadaan pupuk kandang, yang hanya mencapai 66,62 % dari pagu yang tersedia. DIPA Nomor / Dasar Hukum : DIPA Nomor / Instansi Pemberi Tugas : Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil. 3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Semarang 4. Program : Penataan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kegiatan : Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK) Terpadu. Hal. 507

13 5. Anggaran : Rp ,- 6. Pelaksanaan Program dan Kegiatan : Alokasi Tugas Pembantuan untuk urusan wajib Kependudukan dan Catatan Sipil pada tahun 2015 dilatar belakangi peningkatan penyelenggaraan administrasi kependudukan di kabupaten/kota seluruh Indonesia dalam rangka mewujudkan tertib administrasi kependudukan. Adapun yang menjadi tujuan tertib administrasi kependudukan adalah : 1) Tertib database kependudukan, meliputi terbangunnya database kependudukan yang akurat di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat; database kependudukan Kabupaten/Kota tersambung (online) dengan Provinsi dan Pusat dengan menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudfukan (SIAK); database kependudukan Pusat dan daerah tersambung (online) dengan instansi pengguna, 2) Tertib perbitan NIK, meliputi NIK diterbitkan setelah penduduk mengisi biodata penduduk dengan menggunakan SIAK; tidak adanya NIK ganda dan pemberian NIK kepada semua penduduk 3) Tertib dokumen kependudukan, meliputi prosesnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tidak adanya dokumen kependudukan ganda dan palsu. Penyelenggaraan administrasi kependudukan merupakan amanat Undangundang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Untuk mendorong terlaksananya penyelenggaraan administrasi kependudukan yang lebih baik maka Pemerintah Pusat melalui Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementrian Dalam Negeri mengalokasikan anggaran kepada kabupaten/kota untuk meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan kepada masyarakat yang dianggarkan pada Tugas Pembantuan tahun DIPA Nomor /2015 diterima satker pada bulan Juni 2015, dan,kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan Kabupaten / Kota dilakukan melalui : a) Penyusunan Laporan Pengelolaan Keg. Penyelenggaraan Adminduk Kab/Kota, anggaran Rp ,- (Fisik 70 % dan realisasi Keuangan Rp ,- atau 61,74 %) Hal. 508

14 Dilaksanakan penyusunan laporan pengelolaan kegiatan Adminduk Kota Semarang 7 bulan dari 10 bulan yang direncanakan b) Koordinasi dan Konsultasi Adminduk ke Provinsi Jawa Tengah dan K/L di Jakarta, anggaran Rp ,- (Fisik 100 % dan realisasi Keuangan Rp ,- atau 89,31 %) c) Monitoring dan Evaluasi ke kecamatan, anggaran Rp ,- (Fisik 75 % dan realisasi Keuangan Rp ,- atau 28,85 %) Kurang optimalnya kinerja baik fisik maupun keuangan, disebabkan karena keterlambatan DIPA, sehingga Monev ke 16 TPDK Kecamatan hanya dilaksanakan sebanyak 3 dari 4 kali yang direncanakan, selain itu juga uang harian yang tidak dapat dicairkan, karena tidak sesuai dengan juknis yang ada. d) Perencanaan dan Pelaksanaan program, anggaran Rp ,- (Fisik 100 % dan realisasi Keuangan Rp ,- atau 53,67 %). e) Pengeluaran Akuntansi Adminduk, anggaran Rp ,- (Fisik 100 % dan realisasi Keuangan Rp ,- atau 39,84 %) Pekerjaan terlaksana 10 bulan sesuai target, namun hanya dapat dibayarkan honor selama 7 bulan, untuk menyesuaikan juknis yang ada.. f) Sosialisasi Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil, anggaran Rp ,- (Fisik 100 % dan realisasi Keuangan Rp ,- atau 100 %) Sosialisasi Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil dilakukan melalui brosur, pamflet dan iklan layanan masyarakat 4 paket. g) Pelayanan Dokumen Kependudukan, anggaran Rp ,- (Fisik 70 % dan realisasi Keuangan Rp ,- atau 59,61 %. Dibayarkan honor pelayanan Dokumen kependudukan pada Kantor Dinas dan TPDK Kecamatan selama 7 dari 10 bulan yang direncanakan. h) Penerbitan Dokumen Kependudukan anggaran Rp ,- (Fisik 92,50 % dan realisasi Keuangan Rp ,- atau 91,96 %). Dilakukan melalui penerbitan dokumen kependudukan, pengadaan blanko dan form pendaftaran penduduk 8 jenis, blanko & form pencatatan sipil 24 jenis, penerbitan akta kelahiran 3(pengadaan Hal. 509

15 blanko & form pendaftaran penduduk 8 jenis, blanko & form pencatatan sipil 24 jenis, Penerbitan Akte kelahiran 3 bulan ) i) Pengelolaan SIAK, anggaran Rp ,- (Fisik 100 % dan realisasi Keuangan Rp ,- atau 87,65 %. Dilakukan pemeliharaan hardware SIAK 26 unit dan pemanfaatan data sebanyak 50 buku Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK) pada program Penataan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil sampai dengan akhir tahun 2015 secara fisik hanya tercapai 89,39 % dengan realisasi keuangan sebesar 85,01 % atau sebesar Rp ,- dari anggaran sebesar Rp ,-. Kurang maksimalnya capaian fisik dan keuangan disebabkan karena tidak cukup waktu yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan sesuai target yang ada, karena keterlambatan DIPA yang baru diterimakan pada bulan Juni 2015, sehingga yang boleh dibayarkan sebesar sisa waktu yang ada (7 bulan).selain itu juga terjadi perubahan juknis pada tengah perjalanan, yaitu terkait iklan layanan masyarakat, yang sesuai juknis yang baru harus melalui radio lokal. Demikian penyelenggaraan kegiatan Tugas Pembantuan pada masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Semarang tahun Dari pagu yang diterima Kota Semarang sebesar Rp ,- terealisasi secara fisik sebesar 96,74 % dengan realisasi keuangan sebesar Rp ,- atau sebesar 92,74 %. Diharapkan dengan meningkatkan koordinasi, baik dengan SKPD pelaksana kegiatan Tugas Pembantuan, Bappeda Provinsi Jawa Tengah, KPPN, maupun Kementerian / Lembaga (K/L), kendala-kendala yang ada dapat teratasi, sehingga penyelenggaraan Tugas Pembantuan pada tahun 2015 dan selanjutnya akan lebih tertib, lebih lancar, lebih tepat sasaran dan juga tepat waktu sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada kementerian / lembaga pemberi penugasan. Hal. 510

16 PERMASALAHAN Dalam penyelenggaraan Tugas Pembantuan di Kota Semarang pada tahun 2015 dijumpai beberapa permasalahan, yaitu : 1) Secara umum terjadi keterlambatan DIPA. Satu DIPA diterima pada bulan April 2015, sedangkan 3 DIPA lainnya diterima pada bulan Juni 2015 karena terjadi penataan ditingkat eselon I (K/L). 2) Harus dilakukan revisi pelaksana kegiatan di tingkat pusat (Dinas Pertanian), dan terjadi perubahan juknis ditengah perjalanan ( Dispenduk capil ) 3) Pelaporan melalui e-monev Bappenas, dibatasi oleh waktu dan tidak tersedia menu untuk menambahkan program yang belum tersedia, selain itu juga tidak ada fasilitas cetak bagi Bappeda Kab/Kota. SOLUSI Untuk mengatasi permasalahan yang ada, dilakukan beberapa upaya sebagai berikut : 1) Percepatan pelaksanaan kegiatan, dengan tetap mempedomani petunjuk teknis yang diterbitkan Kementerian/Lembaga pemberi penugasan. 2) Meningkatkan koordinasi diantara SKPD pelaksana kegiatan Tugas Pembantuan, Bappeda Provinsi Jawa Tengah, KPPN, maupun Kementerian / Lembaga (K/L)pemberi penugasan, sehingga dapat meminimalisir kendala baik yang bersifat teknis maupun administratif. 3) Meningkatkan koordinasi dengan Bappenas, dan juga dengan Satker sebagai penyedia data sehingga pelaporan dapat dilakukan sesuai batas waktu yang disediakan. Hal. 511

BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Dalam sistem dan prinsip negara kesatuan sebagaimana termuat dalam Undang- Undang Dasar tahun 1945, asas otonomi dan tugas pembantuan memiliki makna tersendiri.

Lebih terperinci

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, telah diatur bahwa urusan pemerintahan terbagi menjadi tiga bagian. Yaitu urusan absolut, urusan

Lebih terperinci

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam penyelenggaraan pemerintahannya menganut asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. Dekonsentrasi dan tugas

Lebih terperinci

BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota diatur dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2007,

Lebih terperinci

Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan

Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Penyelenggaraan tugas pembantuan menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan / atau

Lebih terperinci

V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Upaya Pemerintah untuk melaksanakan pembangunan yang bermuara kepada kesejahteraan rakyat semakin meningkat. Penyerahan wewenang urusan pemerintahan kepada Daerah Otonom

Lebih terperinci

54 Universitas Indonesia Efisiensi relatif..., RR. Retno Wulansari, FE UI, 2010.

54 Universitas Indonesia Efisiensi relatif..., RR. Retno Wulansari, FE UI, 2010. BAB 4 HASIL PENGOLAHAN DENGAN PENDEKATAN DEA Metode penelitian ini dirancang guna menjawab pertanyaan yang mendasari penelitian, yaitu : (a). Pengukuran efisiensi pada puskesmas-puskesmas di Kota Semarang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2015 KEMENDESA-PDT-Trans. Urusan Pemerintahan. Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. TA 2015. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1344, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pemerintahan. Pelimpahan. Penugasan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN

Lebih terperinci

BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Upaya pemerintah untuk melaksanakan pembangunan yang bermuara pada kesejahteraan rakyat semakin meningkat. Penyerahan wewenang urusan pemerintahan kepada daerah

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL. c) Dampak (dijelaskan dengan narasi yang didukung dengan data)

DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL. c) Dampak (dijelaskan dengan narasi yang didukung dengan data) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL 1) Program Pengembangan Data/Informasi a) Permasalahan b) Pemecahan Masalah. c) Dampak (dijelaskan dengan narasi yang didukung dengan data) i) Capaian IKU/ SPM SKPD

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI DENGAN

Lebih terperinci

Asas Dekonsentrasi dan Asas Tugas Pembantuan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan

Asas Dekonsentrasi dan Asas Tugas Pembantuan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Asas Dekonsentrasi dan Asas Tugas Pembantuan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam penyelenggaraan pemerintahannya menganut asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013

LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013 LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Laporan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Dinas Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t No.33, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Urusan Pemerintahan. Tahun 2015. Penugasan. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seperti contohnya pada puskesmas, dimana pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seperti contohnya pada puskesmas, dimana pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Indonesia menjadi pemacu organisasi pelayanan kesehatan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB 3 KONDISI UMUM PUSKESMAS DI KOTA SEMARANG

BAB 3 KONDISI UMUM PUSKESMAS DI KOTA SEMARANG BAB 3 KONDISI UMUM PUSKESMAS DI KOTA SEMARANG Didalam bab ini akan digambarkan mengenai kondisi umum puskesmaspuskesmas yang ada di Kota Semarang pada tahun 2009. Dalam bab ini terdapat pula variable input

Lebih terperinci

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN V - 1 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN 5.1. Tugas Pembantuan Yang Diterima Penyelenggaraan asas tugas pembantuan adalah cerminan dari sistem dan prosedur penugasan

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

URUSAN WAJIB KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL 4.1.10 URUSAN WAJIB KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL 4.1.10.1 KONDISI UMUM Reformasi pelayanan publik dimulai dari aspek yang paling mendasar yaitu reformasi pola pikir (paradigma) penyelenggara pelayanan

Lebih terperinci

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2009

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2009 Menimbang : a. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk memberikan pedoman

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1725, 2015 KEMENPAR. Dekonsentrasi. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem No.933, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPP-PA. Dekonsentrasi. Penatausahaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2013

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2013 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2013 TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.41, 2014 KEMEN KKP. Dekonsentrasi. Kelautan dan Perikanan. Gubernur. Tugas Pembantuan. Dekonsentrasi. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN DEKONSENTRASI DAN PENUGASAN TUGAS PEMBANTUAN KEPADA DINAS SOSIAL DAERAH PROVINSI DAN DINAS SOSIAL DAERAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk memberikan pedoman

Lebih terperinci

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN 5.1. Tugas Pembantuan Yang diterima Upaya pemerintah untuk melaksanakan pembangunan yang bermuara pada kesejahteraan rakyat semakin meningkat. Penyerahan wewenang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar.

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar. Kesehatan adalah hak fundamental setiap masyarakat, yang merupakan hak asasi manusia dan menjadi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk memberikan pedoman

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2016 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK DANA PELAYANAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1931, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. Dekonsentrasi. Tugas Pembantuan. Tahun 2017 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PERMEN-KP/2016 TENTANG LINGKUP

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 62 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 62 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASILNYA. Sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Dinas Tenaga

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASILNYA. Sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Dinas Tenaga BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASILNYA 4.1 Sumber Dana APBD Sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bandung direncanakan pelaksanaan 7 program, terdiri dari

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk memberikan pedoman

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT) PER-TPS PEMILU GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA TENGAH TAHUN 2013 KOTA SEMARANG

DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT) PER-TPS PEMILU GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA TENGAH TAHUN 2013 KOTA SEMARANG DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT) PER-TPS PEMILU GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA TENGAH TAHUN 2013 KOTA SEMARANG NO KECAMATAN KELURAHAN TPS DAFTAR PEMILIH LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 1 SEMARANG 1. MIROTO 1 245

Lebih terperinci

BAB IV TUGAS PEMBANTUAN

BAB IV TUGAS PEMBANTUAN BAB IV TUGAS PEMBANTUAN Tugas pembantuan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Tugas Pembantuan merupakan sistem dan prosedur penugasan

Lebih terperinci

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.764, 2017 BNPP. Pelimpahan sebagian Urusan dan Penugasan. TA 2017. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pem

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.56, 2016 KEMENPORA. Dekonsentrasi. Pelimpahan. Urusan Pemerintahan. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR KEP.3/M.PPN/HK/01/2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.114, 2018 KEMEN-KP. Dekonsentrasi kepada Gubernur. Tugas Pembantuan kepada Pemda Kab/Kota. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64/PERMEN-KP/2017

Lebih terperinci

WALIKOTA MOJOKERTO, PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2012 TENT ANG

WALIKOTA MOJOKERTO, PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2012 TENT ANG WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2012 TENT ANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) KOTA MOJOKERTO TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TU HAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo

2017, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo No.224, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPORA. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. TA 2017. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kabupaten Kepahiang Tahun 2016 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kabupaten Kepahiang Tahun 2016 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, bahwa yang dimaksud

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2075, 2014 KEMENSOS. Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Anggaran. Kegiatan. Program. Rencana. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. No.606, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2010 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 10. URUSAN WAJIB KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL Perkembangan populasi penduduk sangat berperan penting dalam kemajuan suatu negara terutama dalam hal perekonomian, sehingga perkembangan populasi penduduk

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN PEMERINTAHAN PERPUSTAKAAN NASIONAL KEPADA GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran Dekonsentrasi Kementerian Ko

2017, No Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran Dekonsentrasi Kementerian Ko BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.114, 2017 KEMEN-KUKM. Anggaran Dekonsentrasi. Pelaksanaan Kegiatan. Tahun PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/PER/M.KUKM/I/2017

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEBIJAKAN BOK DI KAB. OGAN ILIR, SUMATERA SELATAN. Asmaripa Ainy. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

PELAKSANAAN KEBIJAKAN BOK DI KAB. OGAN ILIR, SUMATERA SELATAN. Asmaripa Ainy. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia PELAKSANAAN KEBIJAKAN BOK DI KAB. OGAN ILIR, SUMATERA SELATAN Asmaripa Ainy Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya HOTEL HORISON

Lebih terperinci

LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB V halaman 403

LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB V halaman 403 B A B V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Sebagaimana diamanatkan dalam Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah bahwa yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DI KABUPATEN MALANG

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DI KABUPATEN MALANG BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DI KABUPATEN MALANG Dalam rangka untuk lebih meningkatkan tertib administrasi serta mensinergikan proyek pembangunan yang dibiayai dari sumber

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN DAN PENUGASAN PENGELOLAAN PERBATASAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.239, 2014 KEMENDAG. Dekonsentrasi. Perdagangan. Gubernur. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74/M-DAG/PER/12/2013 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TAHUN 2014

KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TAHUN 2014 KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TAHUN 2014 DR. Wirabrata, S.Si, M.Kes, MM, Apt Kepala Bagian Perencanaan Strategis, Kebijakan, dan Program Biro Perencanaan dan Anggaran DISAMPAIKAN PADA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.67, 2014 KEMEN ESDM. Dekonsentrasi. Energi dan Sumber Daya Mineral. Gubernur. TA 2014. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 83 / HUK / 2010 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 83 / HUK / 2010 TENTANG MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 83 / HUK / 2010 TENTANG RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, ANGGARAN, DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN LINGKUP KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2015, No dalam Rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg

2015, No dalam Rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1718, 2015 PERPUSNAS. Pelimpahan. Penyelenggaraan. Dekonsentrasi. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015

Lebih terperinci

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Pengaturan kewenangan Pemerintahan terbagi menjadi Kewenangan Pusat, Desentralisasi, Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan (Medebewind), Pembagian Urusan Pemerintahan ini diatur

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP YANG DAPAT DIDEKONSENTRASIKAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP YANG DAPAT DIDEKONSENTRASIKAN SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP YANG DAPAT DIDEKONSENTRASIKAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. No.418, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /PMK.07/2009 TENTANG

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 89, Tambaha

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 89, Tambaha BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.318, 2015 KEMENPORA. Pelimpahan Sebagian Urusan Pemerintahan. Kepemudaan, Keolahragaan, Kepramukaan. Gubernur. Dekonsentrasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah program Indonesia sehat dengan sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yaitu meningkatkan status kesehatan dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/ PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/201000000000000000 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG PERDAGANGAN KEPADA GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 315, 2016 BAPPENAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. Pelimpahan. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA 2017 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.407, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Pelimpahan Wewenang. Program Kesetaraan Gender. Pemberdayaan Perempuan. Perlindungan Anak.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG PELIMPAHAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENGELOLAAN KEGIATAN DAN TANGGUNG JAWAB DANA DEKONSENTRASI PROVINSI TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LOGO. Musrenbang Provinsi DKI Jakarta,

LOGO. Musrenbang Provinsi DKI Jakarta, LOGO Musrenbang Provinsi DKI Jakarta, 2010 www.djpk.depkeu.go.id 1 DEKONSENTRASI Sifat kegiatan non-fisik yaitu kegiatan yang menghasilkan keluaran yang tidak menambah aset tetap. Kegiatan non-fisik, antara

Lebih terperinci

https://esakip.bantulkab.go.id/bpsyslama/www/monev/laporan/daftar/bulan/12 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

https://esakip.bantulkab.go.id/bpsyslama/www/monev/laporan/daftar/bulan/12 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM Laporan Program/Kegiatan APBD Tahun Anggaran 2016 (Belanja Langsung) s/d Bulan Desember Dinas Pertanian dan Kehutanan 1 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 424,049,000

Lebih terperinci

2015, No Peraturan Menteri Sosial tentang Rencana Program, Kegiatan, Anggaran, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan Lingkup Kementerian Sosial

2015, No Peraturan Menteri Sosial tentang Rencana Program, Kegiatan, Anggaran, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan Lingkup Kementerian Sosial BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1913, 2015 KEMENSOS. Anggaran. Dekonsentrasi. Tugas Pembantuan. Rencana Program. Tahun 2016. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 200

2016, No Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 200 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1969, 2016 KEMENPAR. Dekonsentrasi. Pelaksanaan Kegiatan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.85, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Dana Alokasi Khusus. Perumahan dan Kawasan Pemukiman. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2011

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh

Lebih terperinci

Jakarta, 22 Desember Pemerintah Kota Semarang

Jakarta, 22 Desember Pemerintah Kota Semarang Jakarta, 22 Desember 2014 Pemerintah Kota Semarang JAWA TENGAH Posisi Strategis Kota Semarang Ibukota Provinsi Jawa Tengah Terletak pada 6 o 50 7 o 10 S dan 109 o 50 110 o 35 E KOTA SEMARANG PDAM West

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1989, 2014 KEMENDAG. Pemerintahan. Dekonsentrasi. Gubernur. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/M-DAG/PER/12/2014 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.193,2012 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Penggunaan Dana Alokasi Khusus. Tahun Anggaran 2012. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1043, 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsentrasi. PERATURAN

Lebih terperinci

2017, No Menengah tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dananggaran Dekonsentrasi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan MenengahTahun

2017, No Menengah tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dananggaran Dekonsentrasi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan MenengahTahun BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1983, 2017 KEMEN-KUKM. Dekonsentrasi Tahun 2018. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PER/M.KUKM/XII/2017 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PRT/M/2009

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PRT/M/2009 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN STIMULUS FISKAL BIDANG PEKERJAAN UMUM UNTUK KEGIATAN YANG MENJADI KEWENANGAN

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL NOMOR 148 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, ANGGARAN, DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN LINGKUP KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL. Hal Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

URUSAN WAJIB KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL. Hal Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016 10. A. KEBIJAKAN PROGRAM Kerangka administrasi kependudukan pada prinsipnya mengatur tentang pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Pendaftaran penduduk mengatur mengenai pencatatan atas pelaporan

Lebih terperinci