FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEDAGANG DALAM MEMBUANG SAMPAH DI PASAR MASARAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEDAGANG DALAM MEMBUANG SAMPAH DI PASAR MASARAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2017"

Transkripsi

1 FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEDAGANG DALAM MEMBUANG SAMPAH DI PASAR MASARAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2017 Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh : ZUHROTUS SYARIFAH J PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYRAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

2 i

3 ii

4 iii

5 FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEDAGANG DALAM MEMBUANG SAMPAH DI PASAR MASARAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2017 Abstrak Permasalahan sampah pasar merupakan masalah yang sampai saat ini sangat rumit. Dampak negatif dari sampah pasar tersebut dapat berpengaruh terhadap kesehatan, berpotensi menularkan berbagai macam penyakit dan pencemaran lingkungan. Potensi timbulnya penyakit ini berasal dari sampah pasar. Berdasarkan survey pendahuluan di Pasar Masaran Sragen diketahui bahwa masyarakat sekitar merasa terganggu dikarenakan bau yang ditimbulkan oleh sampah yang menumpuk di pinggir jalan, hal tersebut disebabkan pedagang pasar dalam praktik membuang sampah langsung membuang sampah di sekitar tempat berjualan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku pedagang dalam membuang sampah di Pasar Masaran Kabupaten Sragen Tahun Jenis penelitian ini adalah survei dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh pedagang yang berada di pasar Masaran sebanyak 420 pedagang dengan sampel sebanyak 220 pedagang. Analisis data menggunakan Uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan pedagang (p=0,000) dan sikap pedagang (p=0,000) dengan perilaku pedagang dalam membuang sampah di pasar Masaran, tetapi tidak ada hubungan kepadatan lalat (p=0,263). Kata kunci : Pengetahuan, sikap, kepadatan lalat, perilaku Abstarct Market waste problem is a problem that until now is very complicated. The negative impacts of market waste can affect health, potentially infecting various diseases and environmental pollution. The potential for this disease comes from market waste. Based on the preliminary survey at Masaran Market Sragen, it is known that the surrounding community is disturbed due to the smell caused by the garbage that accumulate on the roadside, it is caused by the market merchant in the practice of disposing garbage directly throwing garbage around the place of selling. This study aims to determine what factors are related to the behavior of merchant in disposing of waste in the Masaran Market Sragen Year Type of this study is a survey with cross sectional design. The research population is all merchant in Masaran market 420 with 220 samples of merchants. Data analysis using Chi-square test. The results showed that there was a correlation between the trader's knowledge (p = 0,000) and the merchant attitude (p = 0,000) with the merchant behavior in disposing of garbage in Masaran market, but no relation of fly density (p = 0,263) Keywords : Knowledge, Attitude, Fly density, Behavior 1

6 1. PENDAHULUAN Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 519/Menkes/SK/VI/2008, pasar tradisional termasuk praktek perdagangan yang masih sederhana dengan kebutuhan dasar sehari-hari yang digunakan untuk praktek perdagangan. Fasilitas infrastukturnya masih sangat sederhana dan belum mengindahkan kaidah kesehatan. Peranan pasar tradisional sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan, terutama bagi golongan masyarakat menengah ke bawah. Status kesehatan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi tempattempat dimana orang banyak berkativitas setiap harinya, Pasar dapat menjadi jalur utama untuk penyebaran penyakit seperti kasus kolera di Amerika Latin, Sars dan Flu Burung (Avian Influenza) di Asia. Untuk mencegah penyebaran penyakit yang dapat terjadi di pasar, diperlukan pelaksanaan sanitasi lingkungan pasar yang baik sesuai dengan Kepmenkes RI Nomor: 519/Menkes/SK/VI/2008. Selain sanitasi lingkungan pasar perlu adanya pasar yang menyediakan pangan yang aman, hal tersebut sangat dipengaruhi oleh produsen, pedagang, konsumen, manajer pasar dan pengelola pasar, oleh karena itu partisipasi mereka sangat penting untuk mengembangkan Pasar Sehat ( Kepmenkes 519/Menkes/SK/VI/2008). Permasalahan sampah pasar merupakan masalah yang sampai saat ini sangat rumit. Sampah pasar terdiri dari sampah basah dan sampah kering. Karakteristik sampah basah dapat membusuk dan dapat terurai dengan cepat, sampah ini biasanya dihasilkan oleh pedagang sayur ataupun buah atau warung makan. Dampak negatif dari sampah pasar tersebut dapat berpengaruh terhadap kesehatan, berpotensi menularkan berbagai macam penyakit dan pencemaran lingkungan. Potensi timbulnya penyakit ini berasal dari sampah pasar. Peran lalat, nyamuk, kecoa dan tikus sangat besar dalam menularkan penyakit penyakit ISPA (air borne disease) (Suyono, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Sugiarti (2014) menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pedagang dalam upaya pemanfaat fasilitas sanitasi di pasar sayur Magetan didapatkan pengetahuan buruk didapatkan persentase 2

7 58,31% dan pengetahuan buruk 41,63%. Sedangkan perilaku pedagang diadapatkan dengan kategori baik sebanyak 41,69% dan kategori buruk 58,31%. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan pedagang pasar sayur Magetan rata rata mempunyai pengetahuan dan sikap yang baik, tetapi memiliki tindakan dan perilaku yang buruk. Pengelolaan sampah di pasar dipengaruhi oleh partisipasi pedagang yang bersifat eksternal. Bentuk partisipasi pedagang dapat dilakukan dengan cara melakukan kebiasaan mengumpulkan sampah sisa dagangan, menegur orang membuang sampah sembarangan, memberikan gagasan untuk kegiatan kebersihan, membuang sampah pada tempatnya, menjaga kondisi kebersihan sampah di tempat usahanya dan menyediakan tempat sampah sementara (Zulkarnaini, 2009). Salah satu pasar tradisional di Kabupaten Sragen adalah Pasar Masaran yang terletak di Dusun Masaran Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. Pasar ini merupakan pasar Tipe C dan pasar yang baru selesai direvitilisasi sehingga kondisi fisik bangunan masih baru. Pasar ini dibuka setiap hari dari pukul sampai pukul WIB dan komoditas yang digunakan untuk jual beli adalah kebutuhan pokok sehari hari seperti sayur, buah, jajanan pasar, daging, ikan dan makanan siap saji. Jumlah pedagang yang ada di pasar masaran adalah sebanyak 492 pedagang yang terdiri dari pedagang sayur, ikan, buah, kelontong, penjual nasi sayur. Pasar Masaran banyak dikunjungi oleh pembeli sebab tempatnya yang sangat strategis di pinggir jalan. Banyaknya pengunjung dan pembeli memberikan keuntungan tersendiri bagi pedagang, tetapi juga menimbulkan dampak adanya sampah yang berserakan. Berdasarkan survey pendahuluan di Pasar Masaran Sragen pada hari Rabu, 8 Maret 2017, diketahui bahwa masyarakat sekitar merasa terganggu dikarenakan bau yang ditimbulkan oleh sampah yang menumpuk di pinggir jalan, hal tersebut disebabkan pedagang pasar dalam praktik membuang sampah langsung membuang sampah di sekitar tempat berjualan, tidak terdapat tempat sampah yang permanen di sekitar tempat berjualan, tidak ada tempat sampah yang disediakan terutama pada los sayur dan buah-buahan sampah 3

8 yang menghasilkan sampah yang banyak. Sebagian besar sampah yang dihasilkan adalah sampah basah. Tempat Pembuangan Sementara (TPS) pada Pasar Masaran yang jauh dari tempat berjualan belum difungsikan dengan baik, pedagang lebih memilih membuang sampah di pinggir jalan. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, uraian masalah serta data yang didapatkan pada saat survey pendahuluan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Pasar Masaran Kabupaten Sragen dengan Judul faktorfaktor yang berhubungan dengan perilaku pedagang dalam membuang sampah di Pasar Masaran Kabupaten Sragen Tahun METODE PENELITIAN Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah survei dengan desain cross sectional. Waktu penelitian ini selama bulan Januari sampai Mei 2017 di Pasar Masaran Kabupaten Sragen. Populasi penelitian adalah seluruh pedagang yang ada di Pasar Masaran sebanyak 420 pedagang. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 220 pedagang yang diambil secara proportionate stratified random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang telah diuji validitas reliabilitas. Analisis data yang digunakan meliputi Analisis deskriptif dan Analisis Analitik. Analisis deskriptif dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan karakteristiksetiap variabel. Analisis Analitik dilakukan dengan analisis statistik yaitu menguji hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat menggunakan uji statistik Chi-Square dengan taraf signifikan 0,05 atau derajat kepercayaan 95%.jika nila p 0,05 maka ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap, kepadatan lalat dengan perilaku pedagang dalam membuang sampah di Pasar Masaran Kabupaten Sragen 2017 dan jika nilai p 0,05 maka tidak ada hubungan antara pengetahuan, sikap, kepadatan lalat dengan perilaku pedagang dalam membuang sampah di Pasar Masaran Kabupaten Sragen

9 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 GAMBARAN UMUM Pasar Masaran terletak di wilayah Kelurahan Pringanom, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. Pasar Masaran berada di pusat pertumbuhan kota di pinggiran jalan raya Solo-Sragen. Pasar Masaran berdiri sejak tahun 1978 dengan luas kurang lebih 8595 m 3. Pasar Masaran adalah pasar milik pemerintah daerah kabupaten Sragen. Batas wilayah pasar Masaran yaitu Batas Utara Kecamatan Sidoarjo, Batas Timur Kecamatan Kedawung, Batas Selatan Kabupaten Karanganyar, Batas Barat Kecamatan Plupuh. Pasar Masaran baru dibuka kembali setelah di revitalisasi pada tanggal 26 Januari Pasar ini dibuka setiap hari mulai pukul WIB sampai WIB. 3.2 HASIL PENELITIAN Analisis Deskriptif Pengetahuan Pedagang Terhadap Sampah Tabel 1. Frekuensi Pengetahuan Pedagang Terhadap Sampah No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) 1 Tinggi 79 35,9 2 Rendah ,1 Jumlah Tabel 1 menunjukkan bahwa responden terbanyak yang memiliki pengetahuan rendah berjumlah 141 orang (64,1%) Sikap Pedagang Terhadap Sampah Tabel 2.Frekuensi Sikap Pedagang Terhadap Sampah No Sikap Frekuensi Persentase (%) 1 Baik 96 43,6 2 Buruk ,4 Jumlah Tabel 2 menunjukkan bahwa responden terbanyak yang memiliki sikap yang buruk sebanyak 124 orang (56,4%) Kepadatan Lalat Tabel 3. Frekuensi Kepadatan Lalat No Kepadatan Lalat Frekuensi Persentase (%) 1 Rendah Tinggi Jumlah

10 Tabel 3 menunjukkan bahwa responden terbanyak yang memiliki kepadatan lalat rendah sebanyak 132 orang (60%) Analisis Analitik Pengetahuan Pedagamg dengan Perilaku Pedagang dalam membuang Sampah di Pasar Masaran Kabupaten Sragen Tahun 2017 Tabel 4. Hubungan Antara Pengetahuan Pedagamg dengan Perilaku Pedagang dalam membuang Sampah di Pasar Masaran Kabupaten Sragen Tahun 2017 Pengetahuan Perilaku pedagang dalam membuang sampah p value Pedagang Baik Buruk Total F % F % F % Tinggi 46 20, ,9 0,000 Rendah 44 20, , ,1 Total 90 40, , Tabel 4 dapat diketahui dari 79 responden yang memiliki pengetahuan tinggi terdapat 46 orang (20,9%) dengan perilaku baik dalam membuang sampah di Pasar Masaran. Pada 141 responden yang memiliki pengetahuan rendah terdapat 97 orang (44,1%) dengan perilaku buruk dalam membuang sampah. Berdasarkan data hasil analisis yang diolah secara statistik dengan menggunakan uji chi square pada taraf kesalahan 5% diperolah p-value < 0,001 sehingga Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan pedagang dengan perilaku pedagang dalam membuang sampah di Pasar Masaran Kabupaten Sragen Sikap dengan Perilaku Pedagang dalam membuang Sampah di Pasar Masaran Kabupaten Sragen Tahun 2017 Tabel 5. Hubungan Antara Sikap dengan Perilaku Pedagang dalam membuang Sampah di Pasar Masaran Kabupaten Sragen Tahun 2017 Sikap Perilaku pedagang dalam membuang sampah p value Pedagang Baik Buruk Total F % F % F % Baik 64 29, , ,6 0,000 Buruk 26 28, , ,4 Total , Tabel 5 dapat diketahui dari 96 responden yang memiliki sikap baik terdapat 64 orang (29,1%) dengan perilaku baik dalam membuang sampah di Pasar Masaran. Pada 124 responden yang memiliki 98 orang (44,5%) dengan perilaku buruk dalam membuang sampah. Berdasarkan data hasil analisis yang 6

11 diolah secara statistik dengan menggunakan uji chi square pada taraf kesalahan 5% diperolah p-value <0,001 sehingga Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap pedagang dengan perilaku pedagang dalam membuang sampah di Pasar Masaran Kabupaten Sragen Kepadatan Lalat dengan Perilaku Pedagang dalam membuang Sampah di Pasar Masaran Kabupaten Sragen Tahun 2017 Tabel 6. Hubungan Antara Kepadatan Lalat dengan Perilaku Pedagang dalam membuang Sampah di Pasar Masaran Kabupaten Sragen Tahun 2017 Kepadatan Perilaku pedagang dalam membuang sampah p value Lalat Baik Buruk Total F % F % F % Rendah 58 26, , ,263 Tinggi 32 14, , Total , Tabel 6 dapat diketahui dari 132 responden yang memiliki kepadatan lalat rendah 74 orang (33,6%) mempunyai perilaku buruk dalam membuang sampah. Pada 88 responden yang memiliki kepadatan lalat tinggi 56 orang (25,5%) dengan perilaku buruk dalam membuang sampah. Berdasarkan data hasil analisis yang diolah secara statistik dengan menggunakan uji chi square pada taraf kesalahan 5% diperolah p-value sebesar 0,263>0,05 sehingga Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kepadatan lalat dengan perilaku pedagang dalam membuang sampah di pasar Masaran Kabupaten Sragen 3.3 Pembahasan Hubungan antara pengetahuan pedagang dengan perilaku pedagang dalam membuang sampah di Pasar Masaran Kabupaten Sragen Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan pedagang menunjukkan bahwa sebagian responden mempunyai pengetahuan rendah yaitu berjumlah 141 orang (64,1%) dan responden yang mempunyai pengetahuan tinggi berjumlah 79 orang (35,9%). Berdasarkan kuesioner yang dibagikan, seluruh pedagang sudah mengetahui pengertian sampah dan contoh dari sampah yang dapat membusuk. Pedagang beranggapan bahwa sampah merupakan semua benda yang yang tidak dapat digunakan lagi dan harus dibuang karena sampah yang mudah membusuk 7

12 dapat menyebabkan bau yang menyengat, hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari kuesioner tersebut. Berdasarkan pernyataan yang dibagikan dari 220 responden terdapat 35,9% yang mempunyai pengetahuan tinggi, 20,9% responden diantaranya berperilaku baik dalam membuang sampah dan 15% responden lainnya berperilaku buruk dalam membuang sampah. Responden yang memiliki pengetahuan tinggi tetapi berperilaku buruk dikarenakan pedagang belum mampu mengaplikasikan pengetahuannya dalam mengelola sampah atau membuang sampah, kesadaran pada kebersihan lingkungan merupakan faktor pendorong terwujudnya perilaku yang baik dalam mengelola sampah. Tanpa kesadaran pada diri sendiri pengetahuan yang tinggi tidak akan mendorong perilaku yang baik dalam membuang sampah. Tempat sampah untuk membuang sampah tidak tersedia di setiap kios ataupun di setiap los dan tidak terdapat peraturan ataupun kebijakan dalam menjaga kebersihan pasar. Pengelola pasar sebaiknya memberikan tempat sampah permanen, dikarenakan ketersediaan fasilitas tempat sampah merupakan langkah awal untuk mengubah perilaku pedagang dalam membuang sampah sehingga diperlukan adanya kesadaran pengelola pasar tersebut untuk menyediakan tempat sampah. Tanpa kesadaran dari salah satu pihak antara pedagang ataupun pengelola pasar maka akan merusak kesehatan lingkungan dan dapat menganggu kesehatan. Menurut Notoadmodjo (2010) menyatakan bahwa peningkatan pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku yang baik, sehingga pengetahuan pedagang yang tinggi tidak dapat menentukan perilaku padagang yang baik juga. Pengetahuan adalah sesuatu yang penting dan perlu akan tetapi bukan merupakan faktor yang cukup untuk merubah sikap yang baik. Beradasarkan penelitian Setyowati (2013), sebagian besar ibu rumah tangga yang mempunyai pengetahuan dan perilaku yang tidak baik disebabkan karena tidak adanya penyuluhan tentang sampah yang berdampak pada kesehatan langsung, pengetahuan dan pendidikan akan mengubah perilaku ibu rumah tangga dalam mengelola sampah, perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng 8

13 daripada yang tidak didasari pengetahuan. Perilaku yang baik juga didasari oleh kesadaran ibu rumah tangga dalam mengelola lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara pengetahuan pedagang dengan perilaku pedagang dalam membuang sampah di pasar Masaran Kabupaten Sragen. Hasil ini didasarkan pada uji chi square diperoleh p-value sebesar 0,012 <0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Susanto (2014), dalam penelitiannya menyatakan adanya hubungan pengetahuan keluarga pasien dengan perilaku membuang sampah di rumah sakit Yarsi Kota Pontianak (nilai p = 0,000). Menurut WHO dalam buku Notoadmodjo (2011) bahwa perubahan perilaku seseorang dapat terjadi karena adanya pengetahuan yang didapatkan dari berbagai informasi. Pengetahuan-pengetahuan tersebut akan menimbulkan kesadaran sehingga dapat menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya, perubahan perilaku tersebut akan bersifat langgeng karena didasari pada kesadaran bukan karena paksaan Hubungan antara sikap pedagang dengan perilaku pedagang dalam membuang sampah di Pasar Masaran Kabupaten Sragen Sikap pedagang diukur dengan menilai setuju, sangat setuju, tidak setuju, sangat tidak setujunya pedagang terhadap 15 pernyataan tentang pengelolaan sampah. Berdasarkan hasil penelitian tentang sikap pedagang menunjukkan bahwa sebagian responden mempunyai sikap yang baik yaitu berjumlah 96 orang (43,6%) dan responden yang mempunyai sikap yang buruk berjumlah 124 orang (56,4%). Berdasarkan kuesioner yang dibagikan, 36,81% pedagang sangat tidak setuju bahwa kios atau los adalah tempat pembuangan sementara setelah berjualan hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki respon yang sangat positif terhadap pernyataan bahwa los/ kios adalah tempat pembuangan sampah sementara setelah berjualan hal tersebut disebabkan karena kebanyakan dari pembeli merasa kurang nyaman terhadap sampah yang diletakkan di dekat kios sehingga pedagang menjawab sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut, akan tetapi kenyataan di lapangan perilaku pedagang membuang sampah 9

14 di sekitar tempat pedagang tersebut berjualan baik dibuang di tempat sampah yang terbuat dari anyaman bambu atau dibuang begitu saja di sekitar kios/los. Tempat pembuangan sampah sementara diletakkan di pinggir jalan dalam pernyataan tersebut terdapat 54,09% pedagang setuju dikarenakan tempat pembuangan sampah sementara yang baru saja dibangun letakknya jauh dari area para pedagang berjualan dan para pedagang berangaapan nantinya sampah tersebut diangkut kembali, jadi di pinggir jalan merupakan letak yang bagus untuk memudahkan dalam pengangkutan sampah. Sikap buruk pada pedagang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain melakukan kegiataan yang berulangulang dan terus-menerus sehingga lama-kelamaan akan diserap oleh individu (kebiasaan dalam lingkungan), memiliki pengetahuan yang diperoleh dari lingkungan sekitar atau dari dirinya sendiri, pengalaman semakin lamanya pedagang berjualan maka akan mengerti dan mengetahui mana yang terbaik untuk bersikap dalam pengelolaan sampah Menurut Kepmenkes Nomor 519/Menkes/SK/VI/2008 dalam pedoman penyelenggaraan pasar sehat seharusnya dalam pengelolaan sampah setiap los atau kios harus tersedia tempat sampah basah dan kering, akan tetapi banyak pedagang yang tidak setuju apabila tersedia tempat sampah yang basah dan kering hal tersebut disebabkan karena para pedagang menganggap semua jenis sampah sama saja nantinya akan dibuang juga di tempat pembuangan sampah sementara, selain itu kurangnya kesadaran para pedagang terhadap pengelolaan sampah dalam perilakunya sebagian besar pedagang tidak mempunyai tempat sampah. Pedagang sebanyak 220 responden terdapat 56,4% yang mempunyai sikap yang buruk, 28,9% responden diantaranya berperilaku baik dalam membuang sampah dan 44,5% responden lainnya berperilaku buruk dalam membuang sampah. Pedagang yang memiliki sikap yang buruk seharusnya memiliki perilaku membuang sampah yang buruk juga, namun ada beberapa pedagang yang memiliki sikap baik memiliki perilaku membuang sampah buruk, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya pengalaman para pedagang yang membuang sampah langsung di tempat pedagang tersebut berjualan dan tidak diperingatkan oleh petugas atau pengelola, kurangnya kesadaran pedagang 10

15 terhadap pengelolaan sampah hal tersebut diperkuat tidak adanya pemilahan sampah yang dilakukan sebelum dibuang ke TPS, kebiasaan lingkungan sekitar yang memiliki perilaku membuang sampah kurang baik, sehingga untuk menumbuhkan sikap agar mau berubah dengan memberikan contoh yang baik dalam pengelolaan sampah, dilakukan penyuluhan yang dilakukan oleh pengelola pasar dan keikut sertaan pedagang dalam kegiatan pasar sehat yang sering dilakukan oleh Dinas Kesehatan sehingga pedagang termotivasi untuk melakukan perilaku membuang sampah yang baik dan benar. Hal tersebut sesuai dengan teori Azwar (1995) dalam buku Maulana 2009, menyebutkan bahwa pembentukan sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengalaman pribadi, kebuadayaan, orang lain, yang dianggap penting, media massa, dan faktor emosi dalam diri individu tersebut. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara sikap pedagang dengan perilaku pedagang dalam membuang sampah di pasar Masaran Kabupaten Sragen. Hasil ini didasarkan pada uji chi square diperoleh p- value<0,001. Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian Yuniar (2010), terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan responden dalam pengelolaan sampah di kawasan wisata pantai Padang Tahun 2010 dengan p-value 0,001. Menurut Yuniar agar sikap tersebut menjadi positif perlu adanya peraturan yang tegas kepada semua pihak tanpa membedakan satu sama lain, apabila didasari oleh pengetahuan, akan lebih memantapkan seseorang untuk bersikap dan bertindak, sedangkan menurut penelitian Kartika (2012), dalam penentuan sikap yang utuh, pengetahuan berfikir, keyakinan dan emosi juga akan berpengaruh. Sikap pedagang yang baik dalam pengelolaan sampah akan memberikan keyakinan dan kecenderungan untuk bertindak membentuk sikap yang positif dalam pengelolaan sampah, mengantisipasi sikap dari pedagang yang kurang menudukung terhadap pengelolaan sampah, maka peran petugas kebersihan dan pihak pengelola paguyuban pedagang kaki lima sangat berperan penting. Upaya untuk mengubah sikap pedagang salah satunya diadakan pendidikan non formal yang diadakan oleh petugas pasar atau dinas kesehatan setempat, pendidikan membuat seseorang menjadi modern, dengan tujuan 11

16 mengubah sikap pedagang, pendidikan non formal dapat berupa penyuluhan, di dahului dengan menilai bahwa sikap tersebut mendatangkan manfaat dirinya atau tidak (Kasjono,2016). Menurut teori L.Green dalam buku Notoadmodjo(2007), perlu dilakukan promosi kesehatan dalam faktor-faktor enabling, memberikan sarana dan prasarana, bentuk promosi kesehatan ini adalah dengan memberdayakan pedagang agar para pedagang mampu memanfaatkan sarana dan prasarana yang diberikan, dengan diberikan tempat sampah yang terpisah antara sampah basah dan kering setelah dilakukan pelatihan dan arah-arahan dapat memanfaatkan sampah, sehingga dapat menjadi kebiasaan dan dapat mengubah sikap yang buruk Hubungan antara kepadatan lalat dengan perilaku pedagang dalam membuang sampah di Pasar Masaran Kabupaten Sragen Berdasarkan hasil penelitian kepadatan lalat menujukkan bahhwa dari 132 (60%) responden yang memiliki kepadatan lalat rendah dan 88 (40%) responden yang memiliki kepadatan lalat tinggi. Pengukuran kepadatan lalat dilakukan pada tiga titik pada setiap lorong, jadi hasil pengukuran kepadatan lalat pada setiap pedagang yang berada pada satu lorong akan mempunyai hasil yang sama dikarenakan pengukuran kepadatan lalat dilakukan pada setiap lorong jadi jenis dagangan yang disamping pedagang lainnya yang berada pada satu lorong sangat mempengaruhi hasil kepadatan lalat pedagang lainnya. Pengukuran kepadatan lalat mengugunakan block grill yang di letakkan selama 30 detik sebanyak 10 kali pengulangan kemudian hasilnya di rata-rata. Pengukuran kepadatan lalat dilakukan pada pagi hari mulai pukul sampai WIB, karena waktu pengukuran lalat juga sangat mempengaruhi hasil, mengingat aktivitas lalat sepenuhnya tergantung pada temperatur dan kelembaban di lokasi. Hasil pengukuran kepadatan lalat bervariasi, hal ini disebabkan karena jenis sampah yang dihasilkan setiap pedagang berbeda, akan tetapi pada setiap lorong yang dilakukan pengukuran terdapat pedagang yang menjual berbagai macam jenis dagangan sehingga jenis dagangan yang dapat mengundang lalat banyak akan mempengaruhi jenis dagangan yang tidak mengundang banyak lalat dikarenakan pasar masaran tidak menempatkan los sesuai dengan jenis dagangan yang 12

17 digunakan untuk jual beli. Menurut Sucipto (2011), lalat dewasa aktif pada siang hari dikarenakan penyebaran lalat dipengaruhi oleh cahaya yang lebih terang, jumlah lalat dapat meningkat pada suhu 20 0 C C. Sehingga Kepadatan lalat yang tinggi selain disebabkan oleh sampah yang berserakan waktu, suhu dan kelembaban di lingkungan pasar. Pedagang sebanyak 220 responden terdapat 40% yang mempunyai kepadatan lalat tinggi, 14,5% responden diantaranya berperilaku baik dalam membuang sampah dan 25,5% responden lainnya berperilaku buruk dalam membuang sampah. Pedagang yang mempunyai kepadatan lalat tinggi seharusnya mempunyai perilaku baik dalam membuang sampah dikarenakan banyak lalat berada di sekitar tempat berdagang menganggu kenyamanan responden dan membuat pedagang memiliki perilaku baik, akan tetapi hal tersebut berbanding terbalik dikarenakan responden yang mempunyai kepadatan lalat tinggi mempunyai perilaku buruk dalam membuang sampah. Menurut Sucipto (2011), lalat dewasa sangat menyukai sampah organik, selain itu lalat dewasa berkembang biak pada sampah, sisa makanan, buah-buahan yang ada di pasar. sehingga sampah yang berserakan dapat mempengaruhi kepadatan lalat yang tinggi. Kepadatan lalat yang tinggi tidak berpengaruh terhadap pedagang dalam berperilaku hal tersebut dikarenakan kebudayaan yang dimiliki oleh pedagang dalam lingkungan pasar, kebudayaan di lingkungan pasar dipengaruhi oleh kondisi kebiasaan pedagang. Berdasarkan data hasil analisis yang diolah secara statistik dengan menggunakan uji chi square diperolah p-value sebesar 0,263>0,05 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kepadatan lalat dengan perilaku pedagang dalam membuang sampah di pasar Masaran Kabupaten Sragen. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Andri (2009), dimana tidak adanya hubungan antara keadaan kesehataan pengelolaan sampah pada tahap perwadahan sampah dengan kepadatan lalat di pasar x Kulon Progo dimana p-value 0,260 > 0,01, kepadatan lalat di perwadahan sampah mempunyai hasil kepadatan lalat yang berbeda-beda tergantung jenis sampah yang dihasilkan cepat membusuk atau tidak. Upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi kepadatan lalat adalah dengan dilakukan 13

18 inspeksi sanitasi oleh Dinas Kesehatan setempat. Menurut Kepmenkes Nomor 519/Menkes/SK/VI/2008 perlunya inspeksi sanitasi di lingkungan pasar untuk mengetahui kondisi kesehatan pasar tersebut, sehingga dapat ditindak lanjuti. Kepadatan lalat yang tinggi dapat dilakukan desinfeski secara menyeluruh satu hari dalam 1 bulan dan bahan yang digunakan untuk desinfeksi tidak mencemari lingkungan sekitar, setelah dilakukan desinfeksi tindak lanjut selanjutnya adalah Dinas Kesehatan mengarahkan pengelola Pasar untuk melakukan Pengawasan terhadap kepadatan lalat dengan melakukan pengukuran kepadatan lalat dengan menggunakan Fly griil setiap 1 bulan sekali dan memperhatikan sanitasi pasar dengan dilakukannya inspeksi sanitasi oleh petugas setempat, agar terputusnya perkembangbiaknya vektor penyakit dan penularan penyakit. disediakan tempat sampah yang kedap air, mempunyai tutup yang mudah dibuka ditutup dan dapat dibersihkan agar tidak menjadi tempat perindukan serangga dan binatang pengerat. 4. PENUTUP Dapat disimpulkan dari 220 pedagang yang diteliti, memiliki pengetahuan rendah berjumlah 141 orang (64,1%), memiliki sikap yang buruk sebanyak 124 orang (56,4%), memiliki kepadatan lalat tinggi sebanya 88 orang (40%). Ada hubungan antara pengetahuan pedagang dengan perilaku pedagang dalam membuang sampah di pasar Masaran Kabupaten Sragen Tahun 2017 dengan nilai (p = 0,000), ada hubungan antara sikap pedagang dengan perilaku pedagang dalam membuang sampah di pasar Masaran Kabupaten Sragen Tahun 2017 dengan nilai (p = 0,000), serta tidak ada hubungan sikap pedagang dengan perilaku pedagang dalam membuang sampah di pasar Masaran Kabupaten Sragen Tahun 2017 dengan nilai (p = 0,263). Disarankan bagi Pengelola Pasar Meningkatkan pengawasan perilaku pedagang dalam membuang sampah, jika tidak membuang sampah di tempatnya diberikan sanksi, Hendaknya memberi pengertian dan perhatian kepada pedagang agar mau mengumpulkan sampah karena restribusi yang dibayarkan tidak termasuk dana untuk mengumpulkan sampah. Memberikan penyuluhan kepada para pedagang untuk selalu menjaga kebersihan pasar agar terciptanya pasar sehat 14

19 dan memberikan contoh dalam menjaga kebersihan pasar. Melakukan pengawasan terhadap kepadatan lalat dengan melakukan pengukuran kepadatan lalat dengan menggunakan Fly grill setiap 1 bulan sekali. DAFTAR PUSTAKA Ikayanti A. (2009). Kajian Pengelolaan Sampah Pasar X di Kulon Progo. Jurnal Sanitasi Kesehatan Lingkungan. ISSN Vol 7 No 2. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Kasjono, HS dan Endah. (2016). Sedekah Sampah. Yogyakarta. Parama Publishing. Kasjono, HS. (2016). Pengembangan Modal Sosial Dalam Promosi Kesehatan. Yogyakarta. Prama Publishing. Kepmenkes RI. (2008). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat. Jakarta. Maulana. (2007). Promosi Kesehatan. Jakarta. Buku Kedokteran EGC. Nartika EM. (2016). Hubungan Sanitasi dasar dengan tingkat kepadatan lalat di rumah makan pasar Pinangsungkulan Karombasan kota Manado. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Notoadmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta. Rineka Cipta. Notoadmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. Sugiarti, SL. (2014). Perilaku Pedagang Tentang Fasilitas Sanitasi Di Pasar Sayur Magetan Tahun Jurnal Gema Kesehatan Lingkungan. ISSN , Vol. XII No 3 Desember Suyono. (2011). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Kedokteran Setyowati R. (2013). Pengetahuan dan Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam Pengelolaan Sampah Platik. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol 7 No 12. Yuniar. L.(2010). Perilaku Pengelolaan Sampah pada penjual makanan jajanan dan pengunjung wisata di pantai Padang. Jurnal Kesehatan Masyarakat vol 4 no 2. Zulkarnaini, SZ. (2009). Faktor-Faktor Penentu Partisipasi Pedagang Dalam Pengelolaan Sampah Di Pasar Pagi Arengka Kota Pekanbaru. Jurnal of Environmental Science Volume 3 nomor 1. 15

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR WASTE HANDLING CORRELATION WITH THE OCCURRENCE OF DIARRHEA ON TODDLER WORKING AREA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempelajari dinamika kolerasi antar faktor-faktor risiko dengan efek, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. mempelajari dinamika kolerasi antar faktor-faktor risiko dengan efek, dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan desain cross sectional, Alasan menggunakan ini yaitu penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi tempat- tempat dimana

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi tempat- tempat dimana BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi tempat- tempat dimana orang banyak beraktivitas setiap harinya.pasar merupakan salah satu tempat orang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO. Randa Manik*, Franckie R.R. Maramis*, Febi K. Kolibu*

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGOLAH SAMPAH DI DUSUN PADUKUHAN DESA SIDOKARTO KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Surahma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak terjadi dengan sendirinya (Mukono, 2006). Pertambahan penduduk,

BAB I PENDAHULUAN. tidak terjadi dengan sendirinya (Mukono, 2006). Pertambahan penduduk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,

Lebih terperinci

LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 519/MENKES/SK/VI/2008 YANG TELAH DIMODIFIKASI

LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 519/MENKES/SK/VI/2008 YANG TELAH DIMODIFIKASI LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 9/MENKES/SK/VI/ YANG TELAH DIMODIFIKASI NO. a. b. - VARIABEL UPAYA BANGUNAN PASAR Penataan ruang dagang Tempat penjualan bahan pangan dan makanan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU KEPALA KELUARGA DENGAN SANITASI LINGKUNGAN DI DESA PINTADIA KECAMATAN BOLAANG UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Suharto S. Bunsal*, A. J. M. Rattu*, Chreisye K.F.

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEDAGANG DALAM PENGELOLAAN SAMPAH PASAR

PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEDAGANG DALAM PENGELOLAAN SAMPAH PASAR PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEDAGANG DALAM PENGELOLAAN SAMPAH PASAR Muhammad Sufriannor, Hardiono, Juanda Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan Jl. H. Mistar Cokrokusumo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalat merupakan salah satu insekta Ordo diptera yang merupakan anggota kelas Hexapoda atau insekta mempunyai jumlah genus dan spesies yang terbesar yaitu mencakup

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN KAKI LIMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AUR DURI KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Erris, 2 Marinawati 1 Poltekes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping kebutuhan sandang dan pangan. Rumah berfungsi pula sebagai tempat tinggal serta digunakan untuk

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado DI PASAR BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENGELOLAAN SAMPAH PARA PEDAGANG Kinius R. Kogoya*, J. M. L. Umboh*,Budi T. Ratag* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,

Lebih terperinci

TINJAUAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBUANGAN SAMPAH DOMESTIK DI DESA LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

TINJAUAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBUANGAN SAMPAH DOMESTIK DI DESA LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012 TINJAUAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBUANGAN SAMPAH DOMESTIK DI DESA LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 0 Cut Permataan Cahaya Mahasiswi S- Kesehatan Masyarakat STIKES

Lebih terperinci

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KB KONDOM DI DESA BANGSALAN KECAMATAN TERAS KABUPATEN BOYOLALI The Relationship Between The Knowledge Level And Men s Participation In Family

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL Jurnal maternal Dan Neonatal, 12/12 (2016), Hal 1-7 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL Heni Triana,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN Wahyuni, Nurul Amaliyah dan Yulia Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes

Lebih terperinci

PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA BLURU KIDUL RW 11 KECAMATAN SIDOARJO

PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA BLURU KIDUL RW 11 KECAMATAN SIDOARJO PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA BLURU KIDUL RW 11 KECAMATAN SIDOARJO Ayu Fitriana, Oedojo Soedirham Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM Universirtas Airlangga

Lebih terperinci

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI LINGKUNGAN DI PESISIR PANTAI SINDULANG SATU KECAMATAN TUMINTING TAHUN 2014 Jessy Desiere*, Henky Loho*, Johan Josephus* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

Pengaruh Penyuluhan PHBS tentang Cuci Tangan Pakai Sabun terhadap Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas V SDN Taman Kota Serang

Pengaruh Penyuluhan PHBS tentang Cuci Tangan Pakai Sabun terhadap Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas V SDN Taman Kota Serang Pengaruh Penyuluhan PHBS tentang Cuci Tangan Pakai Sabun terhadap Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas V SDN Taman Kota Serang Nia Kurniatillah* Abstrak Penanaman nilai-nilai PHBS salah satunya Perilaku

Lebih terperinci

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1 Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Mengikuti Posyandu dengan Kenaikan Berat Badan Balita Usia 2-3 Tahun di Kelurahan Sawah Besar Kecamatan Gayamsari Semarang The Correlation between Mothers Knowledge

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Keadaan higiene dan sanitasi rumah makan yang memenuhi syarat adalah merupakan faktor

BAB 1 : PENDAHULUAN. Keadaan higiene dan sanitasi rumah makan yang memenuhi syarat adalah merupakan faktor BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya higiene dan sanitasi rumah makan merupakan kebutuhan utama terhadap terwujudnya makanan dan minuman aman, oleh karena itu keadaan higiene dan sanitasi rumah

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAILANG KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO TAHUN 2014 Merry M. Senduk*, Ricky C. Sondakh*,

Lebih terperinci

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI Dhina Sari dan Sri Darnoto Program Studi Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERTAMA KALI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBOKEN Giovanny V. Wereh*, Shirley E.S Kawengian**,

Lebih terperinci

KUESIONER UNTUK PEDAGANG

KUESIONER UNTUK PEDAGANG Lampiran 1 KUESIONER UNTUK PEDAGANG PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH DAN PARTISIPASI PEDAGANG UNTUK MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BERSIH DI BASEMENT PASAR PETISAH KOTA MEDAN TAHUN 2012 I. Identitas Pedagang No.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERSEDIANYA JAMBAN KELUARGA SEHAT DI DESA TOMPASO DUA KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERSEDIANYA JAMBAN KELUARGA SEHAT DI DESA TOMPASO DUA KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERSEDIANYA JAMBAN KELUARGA SEHAT DI DESA TOMPASO DUA KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA Woodford B. S. Joseph*, Finny Warouw* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK Rama Aristiyo,, Nurul Amaliyah dan Salbiah Jurusan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan seperti yang telah diuraikan penulis dalam pembahasan tentang hubungan persepsi konsumen atas Retail Mix dengan preferensi

Lebih terperinci

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR INPRES SINUIAN KECAMATAN REMBOKEN Adistya Amanda Palohon*, Ardiansa A. T. Tucunan*, Rahayu Akili*

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3. STIKes Prodi IKM Prima Korespondensi penulis :

PENDAHULUAN. Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3. STIKes Prodi IKM Prima Korespondensi penulis : HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DUSUN SEMAMBU BUNTING KELURAHAN JAMBI KECIL KECAMATAN MUARO SEBO TAHUN 1 Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Mranggen merupakan daerah yang berada di Kabupaten Demak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Mranggen merupakan daerah yang berada di Kabupaten Demak BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Mranggen merupakan daerah yang berada di Kabupaten Demak yang mempunyai banyak pemukiman kumuh, yaitu dapat dilihat dari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan 46 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan

Lebih terperinci

GAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA

GAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA GAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA Riana Bintang Rozaaqi Universitas Airlangga: Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat, Surabaya

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Di samping itu, pola konsumsi masyarakat memberikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO Fitri Wulandani Suikromo 1), Ardiansa Tucunan 1), Christian Tilaar

Lebih terperinci

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup

Lebih terperinci

Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus

Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETUGAS KEBERSIHAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI PUSKESMAS KOTA BANJARBARU Norsita Agustina, Hilda Irianty, Nova Tri Wahyudi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan

Lebih terperinci

Tino Adi Prasetyawan 1, Mas Imam Ali Affandi 2, Heni Maryati 3 ABSTRAK

Tino Adi Prasetyawan 1, Mas Imam Ali Affandi 2, Heni Maryati 3 ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (JAMBAN) DI DUSUN KENDAYAAN DESA DARUREJO KECAMATAN PLANDAAN KABUPATEN JOMBANG (THE CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE WITH FAMILY

Lebih terperinci

Summary HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MARISA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2012

Summary HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MARISA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2012 Summary HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MARISA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2012 ABSTRAK Likyanto Karim. 2012. Hubungan Sanitasi Rumah Dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : Pembuangan Tinja (jamban), Pengelolaan Sampah, SPAL, Kepadatan Lalat.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : Pembuangan Tinja (jamban), Pengelolaan Sampah, SPAL, Kepadatan Lalat. HUBUNGAN ANTARA SANITASI DASAR DENGAN TINGKAT KEPADATAN LALAT DI RUMAH MAKAN PASAR TUMINTING KOTA MANADO Annisa Muthmainna Kasiono*, Jootje M. L. Umboh*, Harvani Boky* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia dimanapun berada membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul dan

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI PHBS WARGA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA TAHUN 2015

STUDI KOMPARASI PHBS WARGA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA TAHUN 2015 STUDI KOMPARASI PHBS WARGA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA TAHUN 2015 Athanasia Budi Astuti, Sunarsih Rahayu, Sri Mulyanti Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan Abstract

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan hidupnya dengan memproduksi makanan minuman dan barang lain dari sumber daya alam. Aktivitas tersebut

Lebih terperinci

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016 HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016 Karina AS 1) Nurlina dan Siti Novianti 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan 1. Hubungan pendidikan keluarga dengan sanitasi rumah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap individu dan merupakan dasar individu untuk

Lebih terperinci

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC. HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN DALAM PEMANFAATAN PUSKESMAS MOLOMPAR OLEH MASYARAKAT DESA MOLOMPAR II KECAMATAN TOMBATU TIMUR KABUPATEN MINAHASA TENGGARA RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Sanitasi Melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Banyumanik

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Sanitasi Melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Banyumanik Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia 5 (2), 206, 50-55 DOI : 0.470/jkli.5.2.50-55 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Sanitasi Melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Siswa Sekolah Dasar

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN Oleh MAHARDIKA CAHYANINGRUM NIM: 030113a050 PROGRAM

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI Friska Wulandari 1, Suci Musvita Ayu 2 1,2 Fakultas Kesehatan masyarakat, universitas Ahmad dahlan,

Lebih terperinci

Kata kunci: Perilaku membuang sampah, anak sekolah

Kata kunci: Perilaku membuang sampah, anak sekolah HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SDN 2 KALISARI SAYUNG KABUPATEN DEMAK Ike Kristia Ningrum 1, Ns. Siti Aisah, M.Kep.,

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014 386 Artikel Penelitian Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014 Selvia Emilya 1, Yuniar Lestari 2, Asterina 3 Abstrak

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI SAPA KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit karena kurangnya pengertian masyarakat terhadap akibat-akibat yang dapat ditimbulkan oleh sampah. Faktor yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenisnya penelitian ini adalah penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenisnya penelitian ini adalah penelitian 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Berdasarkan jenisnya penelitian ini adalah penelitian observasional, karena di dalam penelitian ini dilakukan observasi berupa pengamatan, wawancara

Lebih terperinci

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2) HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PADA MAHASISWA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG Meity Asshela 1), Swito Prastiwi 2), Ronasari Mahaji

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO Renaldi S. Sondakh*, Sulaemana Engkeng*, Christian R. Tilaar*

Lebih terperinci

Kata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan pengelolaan sampah rumah tangga, ibu rumah tangga

Kata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan pengelolaan sampah rumah tangga, ibu rumah tangga HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA BORGO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA. Yosh Christanto Doa*, Jootje M.L. Umboh*,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN DIARE BALITA PADA KELOMPOK MASYARAKAT YANG SUDAH MEMILIKI JAMBAN KELUARGA DENGAN KELOMPOK MASYARAKAT YANG BELUM MEMILIKI JAMBAN KELUARGA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : Januariska

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA THE RELATIONSHIP OF MOTHER S KNOWLEDGE TOWARDS STIMULATION OF TALKING AND LANGUAGE TO TODDLER

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DENGAN TINDAKAN PENGOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA BORGO JAGA V KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA Rifka Syifana Sudar* *Fakultas

Lebih terperinci

Keywords : Mosquito breeding eradication measures, presence of Aedes sp. larvae.

Keywords : Mosquito breeding eradication measures, presence of Aedes sp. larvae. HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES sp. DI KELURAHAN MALALAYANG SATU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO TAHUN 2015 Shintia Talib*, Woodfoord.

Lebih terperinci

Eka Muriani Limbanadi*, Joy A.M.Rattu*, Mariska Pitoi *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Eka Muriani Limbanadi*, Joy A.M.Rattu*, Mariska Pitoi *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA STATUS EKONOMI, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT KECACINGAN DENGAN INFESTASI CACING PADA SISWA KELAS IV, V DAN VI DI SD NEGERI 47 KOTA MANADO ABSTRACT Eka Muriani

Lebih terperinci

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013) Lampiran 1. Summary HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013) Djamaludin Musa NIM. 811409137 Jurusan

Lebih terperinci

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village Arief AR, Dewiarti AN, Sibero HT Medical Faculty of Lampung University Abstract The rate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka

BAB I PENDAHULUAN. juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Higiene makanan sangatlah bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Makanan merupakan kebutuhan manusia dan semua makhluk hidup untuk dapat melangsungkan hidupnya secara sehat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah yang terdapat di lingkungan. Masyarakat awam biasanya hanya menyebutnya sampah saja. Bentuk, jenis,

Lebih terperinci

Yulisetyaningrum ABSTRAK

Yulisetyaningrum ABSTRAK HUBUNGAN MOTIVASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEBIASAAN BUANG AIR BESAR (BAB) SEMBARANGAN DI DUKUH KRAJAN DESA KARANGROWO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN 2014 Yulisetyaningrum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut : BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini di wilayah Kecamatan Bone, Kabupaten Bone Bolango. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN Cici Violita Dewi Cintya Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

Oleh : VIVI MAYA SARI No. BP

Oleh : VIVI MAYA SARI No. BP FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DI PEMUKIMAN NELAYAN KENAGARIAN AIR BANGIS KECAMATAN SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2011 Skripsi Diajukan ke Program Studi

Lebih terperinci

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) PADA MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI KABUPATEN BANYUMAS RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH

Lebih terperinci

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN KUSTA PADA KONTAK SERUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG TAHUN 2013 Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun

Lebih terperinci

PROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI ALAT PENGHITUNG KEPADATAN LALAT (FLY GRILL) BAB I PENDAHULUAN

PROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI ALAT PENGHITUNG KEPADATAN LALAT (FLY GRILL) BAB I PENDAHULUAN PROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI ALAT PENGHITUNG KEPADATAN LALAT (FLY GRILL) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalat merupakan salah satu insekta (serangga) yang termasuk ordo Dipthera, yaitu insekta

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP PENTINGNYA PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS NAMTABUNG KEC. SELARU KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Fasiha (Poltekkes Kemenkes Maluku) ABSTRAK Sistem

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA

GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA Desi Juliannur, Sunarsieh dan Aryanto Purnomo Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara yang efektif untuk memutuskan rantai penularan penyakit,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara yang efektif untuk memutuskan rantai penularan penyakit, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampah merupakan suatu yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis (Alamsyah dan Muliawati,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN TERHADAP SIKAP PHBS SISWA DI SEKOLAH ADIWIYATA SMPN 9 SURAKARTA

PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN TERHADAP SIKAP PHBS SISWA DI SEKOLAH ADIWIYATA SMPN 9 SURAKARTA PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN TERHADAP SIKAP PHBS SISWA DI SEKOLAH ADIWIYATA SMPN 9 SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES

HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES sp. DI LINGKUNGAN II KELURAHAN TUMINTING KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO Gabriella P. Talumewo*, Nova H.

Lebih terperinci

HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN TINGKAT KEPADATAN LALAT DI RUMAH MAKAN PASAR PINASUNGKULAN KAROMBASAN KOTA MANADO TAHUN

HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN TINGKAT KEPADATAN LALAT DI RUMAH MAKAN PASAR PINASUNGKULAN KAROMBASAN KOTA MANADO TAHUN HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN TINGKAT KEPADATAN LALAT DI RUMAH MAKAN PASAR PINASUNGKULAN KAROMBASAN KOTA MANADO TAHUN 2016 Nartika Emelia Mangoli*, Odi R. Pinontoan*, Harvani Boky* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III (Motivation and Obedience of Antenatal Care (ANC) Visit of 3rd Trimester Pregnant Mother) Ratna Sari Hardiani *, Agustin

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 Sri Mulyati Akademi Keperawatan Prima Jambi Korespondensi penulis

Lebih terperinci

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013 Artikel Article : Hubungan Antara Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Malaria Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013 : The Relation Between

Lebih terperinci

Oleh : Suharno ABSTRAK

Oleh : Suharno ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI DENGAN KETERSEDIAAN JAMBAN KELUARGA DI DESA CIDENOK WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Suharno ABSTRAK

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH DAN PARTISIPASI PEDAGANG UNTUK MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BERSIH DI BASEMENT PASAR PETISAH KOTA MEDAN TAHUN 2012

PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH DAN PARTISIPASI PEDAGANG UNTUK MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BERSIH DI BASEMENT PASAR PETISAH KOTA MEDAN TAHUN 2012 1 PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH DAN PARTISIPASI PEDAGANG UNTUK MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BERSIH DI BASEMENT PASAR PETISAH KOTA MEDAN TAHUN 2012 Nurul Fuady Daulay 1, Wirsal Hasan 2 dan Irnawati Marsaulina

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015 HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015 Syafriani Lecturer STIKes Tambusai Riau Syafrianifani@ymail.com ABSTRAK Menurut

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI 126 MANADO Gerry N. Assa*, Franckie. R.R Maramis*, Ardiansa. A.T. Tucunan* *Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI BAB I

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI BAB I HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI BAB I NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP ANGKA KEJADIAN DIARE AKUT PADA SANTRI PONDOK TREMAS KABUPATEN PACITAN

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP ANGKA KEJADIAN DIARE AKUT PADA SANTRI PONDOK TREMAS KABUPATEN PACITAN HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP ANGKA KEJADIAN DIARE AKUT PADA SANTRI PONDOK TREMAS KABUPATEN PACITAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015 HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015 Meuthya Aulia Dodhy Putri* Drs. H. Junaid., M.Kes** Lisnawaty, S.KM., M.Kes** Email: meuthyaaulia@gmail.com*

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG Volume 1, Nomor 2, Tahun 212, Halaman 147-153 FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG * ) Alumnus FKM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua kelompok usia dan kelas sosial, termasuk anak usia sekolah dan golongan remaja (Titi S, 2004 dalam Qonita, 2010).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian / lebih dari saluran nafas mulai hidung alveoli termasuk adneksanya

Lebih terperinci

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Perbedaan Faktor Lingkungan, Perilaku Ibu dan Faktor Sosiodemografi Pasien Diare Anak di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Al Islam Bandung pada Peserta BPJS dan

Lebih terperinci