LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH POLEWALI LAKIP RSUD POLEWALI TAHUN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH POLEWALI LAKIP RSUD POLEWALI TAHUN 2016"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH POLEWALI LAKIP RSUD POLEWALI TAHUN 216 PEMERTINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR TAHUN 217

2

3

4 RSUD Polewali KATA PENGANTAR Penyusunan Negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas dan asas akuntabilitas. Selanjutnya dijelaskan pada penjelasan Undang Undang tersebut asas i (LAKIP) RSUD Polewali Tahun 216 adalah merupakan tahun Kedua akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap hasil akhir dari penyelenggaran kegiatan dalam RENSTRA Dan LAKIP adalah wajib dibuat sesuai dengan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Undang undang No. 1 tahun Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara Menetapkan Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat karena adanya tuntutan pelayanan publik kearah yang lebih transparan dan akuntabel. Oleh karena itu RSUD Polewali sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berada di Lingkungan Pemerintah Pemerintah RI No. 8 Tahun 26 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kabupaten Polewali Mandar dengan tugas utama pada bidang Kinerja Instansi Pemerintah serta Permendagri RI No. 34 Tahun 211 Tentang Pedoman Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri. Acuan yang dipakai merujuk kepada UU No. 28 Pasal 3 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara disebut bahwa asas-asas Penyelenggaraan Negara meliputi asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan pelayanan publik khususnya pelayanan kesehatan juga memilki kewajiban untuk menyusun dan menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 21 6 di RSUD Polewali kepada Pemerintah Kab. Polewali Mandar.. Namun demikian kami menyadari masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki kearah yang lebih baik menuju kesempurnaan

5 RSUD Polewali dalam upaya peningkatan kinerja Rumah Sakit yang dapat dipertanggungjawabkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi ii Pemerintah.. Akhir kata, semoga Laporan Akuntabilitas ini dapat diterima dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan dan penataan serta peningkatan kinerja Rumah Sakit dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kabupaten Polewali Mandar khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya untuk masa yang datang, amin. Polewali, 7 Januari 217 Direktur RSUD Polewali Kabupaten Polewali Mandar dr. Hj. Syamsiah, Msi, M.Kes. Nip

6 RSUD Polewali Ringkasan Eksekutif RSUD Polewali Kabupaten Polewali Mandar merupakan lembaga teknis daerah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi serta kewenangan dalam bidang pelayanan kesehatan di kabupaten Polewali Mandar, sebagai SKPD yang berada dibawah pemerintahan daerah wajib menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang merupakan wujud pertanggungjawaban akuntabilitas kinerja dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah. Tahun 216 RSUD Polewali merupakan bentuk pertanggung jawaban kinerja berbagai program dan kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun anggaran 216 dana APBD sebesar Rp ,- BTL Rp dan dana BLUD sebesar Rp ,- jumlah total Anggaran sebesar Rp ,- dengan rincian Realisasi Fisik 98,21% dan Realisasi Keuangan Rp ,-(96,14%). Penggunaan anggaran diperuntukkan bagi upaya mewujudkan visi dan misi RSUD Polewali yang tertuang dalam Renstra yaitu : 1. Terselenggaranya pembangunan fasilitas rumah sakit yang atraktif menarik dan fungsional 2. Terselenggaranya pengadaan peralatan medis dan non medis yang canggih sesuai dengan standar Nasional 3. Mengembangkan kompetensi SDM diseluruh lini pelayanan Terselenggaranya pengembangan SDM melalui diklat secara berkesinambungan. 4. Terselenggaranya pelayanan sesuai standar Nasional, dengan perilaku SDM yang santun dan mampu menyenangkan pelanggan 5. Akselerasi pelayanan PONEK dan koordinasi vertikal, horizontal dan diagonal secara efektif, Dari 5 sasaran tersebut diatas mempunyai beberapa Indikator yang telah dicapai oleh RSUD Polewali pada tahun 216 melalui iii

7 RSUD Polewali beberapa penilaian kinerja utama yang diputuskan dalam Surat Keputusan Bupati tahun 214. Tentang Penetapan Indikator Kinerja iv Utama RSUD.Polewali. Secara keseluruhan pencapaian kinerja RSUD Polewali Tahun 216 telah dapat memenuhi tugas dan fungsi yang telah dibebankan. Hasil pencapaian kinerja tahun 216 menunjukkan bahwa secara keseluruhan Rumah Sakit Umum Daerah Polewali telah berhasil dalam mencapai target IKU Tahun 216, bahwa dari 34 (tiga puluh empat) indikator yang dijadikan IKU, kinerja yang mencapai target 2 (dua puluh ) indikator atau 58%, kinerja yang belum mencapai target 5 (lima) indikator atau 14%, dan yang melebihi target 9 (sembilan) indikator atau 26%, keberhasilan indikator kinerja ini dipengaruhi oleh, bertambahnya jumlah tenaga medis dan paramedis, bertambahnya gedung dan bangunan perawatan, prasarana penunjang medik yang memadai.

8 RSUD Polewali DAFTAR TABEL v Tabel 1.1 Kualifikasi Berdasarkan Pendidikan... Tabel 1.2 Sumber Daya Manusia Berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu... Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja RSUD Polewali Tahun Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja (IKU) RSUD Polewali Tahun Tabel 3.2 Analisis Pencapaian Sasaran 1 Terselenggaranya Pembangunan Fasilitas RS yang Atraktif, Menarik dan Menyenangkan Tabel 3.2 Analisis Pencapaian Sasaran 2, Terselenggaranya Pengadaan Peralatan Medis dan Non Medis yang Canggih Susuai... dengan Standar Nasional Tabel 3.3 Analisis Pencapaian Sasaran 3, Terselenggaranya Pengembangan SDM melalui Diklat Secara Berkesinambungan Tabel 3.4 Analisis Pencapaian Sasaran 5, Terselenggaranya Pelayanan sesuia Standar Nasional, dengan Perilaku SDM yang... yang Santun dan Mampu Menyenangkan Pelanggan... Tabel 3.5 Analisis Pencapaian Sasaran 5, Akselerasi Pelayanan PONEK dan Koordinasi Vertikal Horisontal & Diagonal secara Efektif... Tabel 3.6 Realisasi Anggaran RSUD Polewali Tahun Tabel 3.7 Pendapatan RSUD Polewali Tahun

9 RSUD Polewali Daftar Grafik ii Grafik 1.1 Jumlah PNS RSUD Berdasarkan Golongan Polewali Tahun Grafik 1.2 Kualifikasi Berdasarkan Pendidikan... 8 Grafik 1.3 Sumber Daya Manusia Berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu... 9 Grafik 3.1 Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) RSUD Polewali Tahun Grafik 3.2 Capaian Indikator Kinerja pada Sasaran 1, RSUD Polewali Tahun Grafik 3.3 Trend Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran 1 RSUD Polewali Tahun Grafik 3.4 Capaian Indikator Kinerja Pada Sasaran 2, RSUD Polewali Tahun Grafik 3.5 Trend Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran 2 RSUD Polewali Tahun Grafik 3.6 Capaian Indikator Kinerja pada Sasaran Grafik 3.7 Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama RSUD Polewali Tahun Grafik 3.8 Trend Pencapaian IKU Presentase Life Saving Anak dan Dewasa Tahun Grafik 3.9 Trend Pencapaian IKU Kematian Pasien < 24 Jam di Gawat Darurat Tahun Grafik 3.1 Trend Pencapaian IKU Cakupan Pelayanan Terhadap Pasien Gakin yang Datang ke RS pada setiap unit Pelayanan Grafik 3.11 Trend Pencapaian IKU Kejadian Infeksi Pasca Operasi Tahun

10 RSUD Polewali Grafik 3.12 Trend Pencapaian IKU Kematian Pasien > 48 Jam Grafik 3.13 Trend Pencapaian IKU Waktu Tunggu Elektif iii Grafik 3.14 Trend Pencapaian IKU Kejadian Kematian di Meja Operasi Grafik 3.15 Trend Pencapaian IKU tase Kejadian Salah Tindakan Pada Operasi... 5 Grafik 3.16 Trend Pencapaian IKU Waktu Tunggu Obat Jadi Grafik 3.17 Trend Pencapaian IKU Waktu Tunggu Obat Racikan Grafik 3.18 Trend Pencapaian IKU tase Kejadian Kesalahan Pemberian Obat Grafik 3.19 Trend Pencapaian IKU Ketepatan Waktu Pemberian Makanan kepada Pasien Grafik 3.2 Trend Pencapaian IKU Waktu Hasil Pelayanan Laboratorium Grafik 3.21 Trend Pencapaian IKU Tidak Adanya Kesalahan Penyerahan Hasil Pemeriksaan Laboratorium Grafik 3.22 Trend Pencapaian IKU Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Thorax Foto Grafik 3.23 Trend Pencapaian IKU Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Pada Tindakan Rehabilitasi Medik... 6 Grafik 3.24 Trend Pencapaian IKU Waktu Tunggu Pelayanan Ambulance Grafik 3.25 Trend Pencapaian IKU Pemenuhan Kebutuhan Darah bagi Setiap Pelayanan Transfusii... 62

11 RSUD Polewali Grafik 3.26 Trend Pencapaian IKU tase Layanan Rawat Jalan Spesialistik yang Tersedia iv Grafik 3.27 Trend Pencapaian IKU Kejadian Kematian Ibu Karena Persalinan Grafik 3.28 Trend Pencapaian IKU Pertolongan Persalinan Melalui Sectio Cesario Grafik 3.29 Trend Pencapaian IKU tase Kemampuan Menangani BBLR 1.5 gr 2.5 gr Grafik 3.3 Capaian Indikator pada Sasaran 5, Akselerasi Pelayanan PONEK dan Koordinasi Vertikal, Horisontal dan Diagonal Grafik 3.31 Trend Pencapaian IKU pada Sasaran 5, Tahun

12 RSUD Polewali Daftar Isi Kata Pengantar... i Ikhtisar Eksekutif... iii DaftarTabel... v Daftar Grafik... vi Daftar Isi... ix BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang B. Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi BAB II. PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis SDPD B. Perjanjian Kinerja Tahun BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA A. Akuntabilitas Kinerja... B. Akuntabilitas Keuangan... BAB IV. PENUTUP Lampiran : 1. Perjanjian Kinerja Tahun Pengukuran Kinerja Tahun Realisasi Anggaran Tahun 216 v

13 RSUD Polewali i

14 RSUD Polewali DAFTAR TABEL v Tabel 1.1 Kualifikasi Berdasarkan Pendidikan... 8 Tabel 1.2 Sumber Daya Manusia Berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu... 9 Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja RSUD Polewali Tahun Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja (IKU) RSUD Polewali Tahun Tabel 3.2 Analisis Pencapaian Sasaran 1 Terselenggaranya Pembangunan Fasilitas RS yang Atraktif, Menarik dan Menyenangkan Tabel 3.3 Analisis Pencapaian Sasaran 2, Terselenggaranya Pengadaan Peralatan Medis dan Non Medis yang Canggih Susuai... dengan Standar Nasional Tabel 3.4 Analisis Pencapaian Sasaran 3, Terselenggaranya Pengembangan SDM melalui Diklat Secara Berkesinambungan Tabel 3.5 Analisis Pencapaian Sasaran 4, Terselenggaranya Pelayanan sesuia Standar Nasional, dengan Perilaku SDM yang... yang Santun dan Mampu Menyenangkan Pelanggan Tabel 3.6 Analisis Pencapaian Sasaran 5, Akselerasi Pelayanan PONEK dan Koordinasi Vertikal Horisontal & Diagonal secara Efektif... 7 Tabel 3.7 Realisasi Anggaran RSUD Polewali Tahun Tabel 3.8 Pendapatan RSUD Polewali Tahun

15 RSUD Polewali Daftar Grafik vi Grafik 1.1 Jumlah PNS RSUD Berdasarkan Golongan Polewali Tahun Grafik 1.2 Kualifikasi Berdasarkan Pendidikan... 8 Grafik 1.3 Sumber Daya Manusia Berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu... 9 Grafik 3.1 Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) RSUD Polewali Tahun Grafik 3.2 Capaian Indikator Kinerja pada Sasaran 1, RSUD Polewali Tahun Grafik 3.3 Trend Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran 1 RSUD Polewali Tahun Grafik 3.4 Capaian Indikator Kinerja Pada Sasaran 2, RSUD Polewali Tahun Grafik 3.5 Trend Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran 2 RSUD Polewali Tahun Grafik 3.6 Capaian Indikator Kinerja pada Sasaran Grafik 3.7 Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama RSUD Polewali Tahun Grafik 3.8 Trend Pencapaian IKU Presentase Life Saving Anak dan Dewasa Tahun Grafik 3.9 Trend Pencapaian IKU Kematian Pasien < 24 Jam di Gawat Darurat Tahun Grafik 3.1 Trend Pencapaian IKU Cakupan Pelayanan Terhadap Pasien Gakin yang Datang ke RS pada setiap unit Pelayanan Grafik 3.11 Trend Pencapaian IKU Kejadian Infeksi Pasca Operasi Tahun

16 RSUD Polewali Grafik 3.12 Trend Pencapaian IKU Kematian Pasien > 48 Jam Grafik 3.13 Trend Pencapaian IKU Waktu Tunggu Elektif vii Grafik 3.14 Trend Pencapaian IKU Kejadian Kematian di Meja Operasi Grafik 3.15 Trend Pencapaian IKU tase Kejadian Salah Tindakan Pada Operasi... 5 Grafik 3.16 Trend Pencapaian IKU Waktu Tunggu Obat Jadi Grafik 3.17 Trend Pencapaian IKU Waktu Tunggu Obat Racikan Grafik 3.18 Trend Pencapaian IKU tase Kejadian Kesalahan Pemberian Obat Grafik 3.19 Trend Pencapaian IKU Ketepatan Waktu Pemberian Makanan kepada Pasien Grafik 3.2 Trend Pencapaian IKU Waktu Hasil Pelayanan Laboratorium Grafik 3.21 Trend Pencapaian IKU Tidak Adanya Kesalahan Penyerahan Hasil Pemeriksaan Laboratorium Grafik 3.22 Trend Pencapaian IKU Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Thorax Foto Grafik 3.23 Trend Pencapaian IKU Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Pada Tindakan Rehabilitasi Medik... 6 Grafik 3.24 Trend Pencapaian IKU Waktu Tunggu Pelayanan Ambulance Grafik 3.25 Trend Pencapaian IKU Pemenuhan Kebutuhan Darah bagi Setiap Pelayanan Transfusii... 62

17 RSUD Polewali Grafik 3.26 Trend Pencapaian IKU tase Layanan Rawat Jalan Spesialistik yang Tersedia viii Grafik 3.27 Trend Pencapaian IKU Kejadian Kematian Ibu Karena Persalinan Grafik 3.28 Trend Pencapaian IKU Pertolongan Persalinan Melalui Sectio Cesario Grafik 3.29 Trend Pencapaian IKU tase Kemampuan Menangani BBLR 1.5 gr 2.5 gr Grafik 3.3 Capaian Indikator pada Sasaran 5, Akselerasi Pelayanan PONEK dan Koordinasi Vertikal, Horisontal dan Diagonal Grafik 3.31 Trend Pencapaian IKU pada Sasaran 5, Tahun

18 RSUD Polewali Daftar Isi Kata Pengantar... i Ikhtisar Eksekutif... iii DaftarTabel... v Daftar Grafik... vi Daftar Isi... ix BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang B. Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi BAB II. PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis SDPD B. Perjanjian Kinerja Tahun BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA A. Akuntabilitas Kinerja B. Akuntabilitas Keuangan BAB IV. PENUTUP Lampiran : 1. Perjanjian Kinerja Tahun Pengukuran Kinerja Tahun Realisasi Anggaran Tahun 216 ix

19 RSUD Polewali i

20 A. BAB I Pemerintahan Daerah, serta berbagai peraturan pelaksanaannya. PENDAHULUAN Sementara itu kondisi global serta tuntutan agar suatu instansi pemerintah mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat juga mengharuskan Latar Belakang pemerintah Akuntabilitas menjadi kata yang tidak asing lagi para manajer penyelenggara pelayanan publik. Mereka menyadari akuntabilitas sebagai bagian penting dari pertanggung-jawaban terhadap hasil dari perencanaan yang telah disusun. Tuntutan dipenuhinya akuntabilitas sebagai akibat gerakan konsumen, keinginan pada professional untuk meningkatkan mutu pelayanan, kesadaran akan praktek manajemen atau tatakelola yang baik dan pengakuan masyarakat atas penghargaan kinerja organisasi (rumah sakit). mengharuskan penerapan manajemen berbasis kinerja, seperti UndangUndang Nomor 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara, UndangUndang Nomor 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara, UndangUndang Nomor 25 Tahun 24 tentang Sistem Perencanaan Nasional, Undang-Undang manajemen pemerintahan yang lebih berorientasi pada hasil. Tata Kelola Kepemerintahan yang baik di daerah dipertegas oleh lahirnya Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 25 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/28 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 228/MENKES/SK/III/22 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang Wajib Berbagai peraturan perundang-undangan yang saat ini telah Pembangunan menerapkan Nomor 32 Dilaksanakan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 26 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan perundang-undangan tersebut telah menyempurnakan regulasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemeritah (Sistem AKIP). Sistem AKIP tidak saja menekankan pada output (keluaran) sebuah kegiatan, tetapi lebih Tentang 1

21 menekankan pada outcomes (hasil), dengan demikian, maka dalam gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan instansi penyusunan (LAKIP) pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan penekanan pada hasil kegiatan sangat perlu mendapat perhatian. LAKIP pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban kegiatan Tahunan yang ditetapkan. telah disusun dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) sangat tepat dipakai Standar Pelayanan Rumah Sakit dalam hal ini adalah sebagai salah satu tolok ukur untuk mengukur keberhasilan maupun penyelenggaraan pelayanan manajemen rumah sakit, pelayanan medik, kegagalan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan. pelayanan penunjang dan pelayanan keperawatan baik rawat inap Untuk mengukur keberhasilan maupun kegagalan dalam maupun rawat jalan yang minimal harus diselenggarakan oleh rumah melaksanakan prioritas pembangunan, RSUD Polewali telah menetapkan sakit. Oleh karena itu dengan adanya standar pelayanan medik pada Indikator Kinerja Utama (IKU). Indikator Kinerja Utama (IKU) rumah sakit ini, maka akan dapat mengendalikan mutu dari rumah sakit sebagaimana amanat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan itu sendiri yang pada akhirnya nanti akan memberikan dampak ke Aparatur Negara Nomor PER/9/M.PAN/5/27 tanggal 31 Mei 27 pasien, yang diperlihatkan melalui kepuasaan pasien terhadap pelayanan tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama. Menurut di suatu rumah sakit. Tim Penilai LAKIP Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur (LAKIP) Negara, penyusunan IKU wajib bagi unit kerja berdasarkan pada Nomor RSUD Polewali disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kenerja PER/9/M.PAN/5/27 tanggal 31 Mei 27 tentang Pedoman Umum instansi pemerintah secara periode tahunan dalam pencapaian Penetapan Indikator Kinerja Utama Instansi Pemerintah. IKU merupakan tujuan/sasaran strategi instansi. Sistematika yang digunakan mengikuti 2

22 pedoman pelaksanaan sebagaimana diatur pada Peraturan Menteri e. Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Reformasi Birokrasi Republik Iindonesia Nomor 53 Tahun 214 Iindonesia Nomor 53 Tahun 214 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara Revie Atas Laporan Kinerja dan Tata cara Revie Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; Instansi Pemerintah; 1. f. Dasar Hukum a. b. d. Tahun 27 tentang Indikator Kinerja Utama; Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 26 tentang Laporan g. Peraturan Daerah Kabupaten Polewali Mandar Nomor 1 Tahun keuangan dan kinerja Instansi Pemerintah; 214 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 26 tentang Tata cara Daerah Kabupaten Polewali Mandar Tahun pengendalian c. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 9 dan evaluasi pelaksanaan rencana h. Peraturan Bupati Nomor 3 Tahun 211 tentang Perubahan pembangunan; atas Peraturan Bupati Polewali Mandar Nomor 26 Tahun 29 Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 26 tentang Tata cara tentang Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Organisasi penyusunan rencana pembangunan nasional; Inspektorat, BAPPEDA, dan Lembaga Tekhnis Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 28 tentang Tahapan, Kabupaten Polewali Mandar; tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah; i. Peraturan Bupati Polewali Polewali Mandar Nomor 23 Tahun 214 tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar Tahun

23 2. Maksud dan Tujuan Sebagai Acuan untuk perencanaan kegiatan di tahun Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Laporan Akuntanbilitas mendatang, khususnya dalam perencanaan kinerja di tahun Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 215 RSUD Polewali mendatang. Kabupaten Polewali Mandar adalah : Sebagai bukti akuntabilitas kepada Publik atas penggunaan Untuk memenuhi pencapaian kinerja sasaran SKPD sumber daya dalam rentang waktu satu tahun. sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Renstra SKPD. 4

24 B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi. FUNGSI Kedudukan Rumah Sakit Umum Daerah adalah unsur pelaksana tugas Pemerintah Kabupaten dalam bidang pelayanan medis kesehatan. RSUD dipimpin oleh seorang Direktur yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah a. Perumusan kebijakan teknis Pemerintah Kabupaten lingkup Pelayanan Medis, Asuhan Perawatan dan Pelayanan Rujukan. b. Pelayanan Penunjang Penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten. c. Pengelolaan urusan ketatausahaan. d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsi. TUGAS Melaksanakan tugas pelayanan Pengobatan, Pemulihan, Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit yang dilaksanakan melalui pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat dan tindakan medis. Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar, yang aturan pokok operasionalnya mengacu pada UU No. 32 Tahun 24, tentang Pemerintahan Daerah Keppres No. 4 Tahun 211 tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan RSUD, Kepmendagri No. 1 Tahun 22 tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja RS Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 29 tentang susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Kelas C 5

25 6 STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH POLEWALI DEWAN PENGAWAS DIREKTUR KEPALA BAGIAN TATA USAHA JAFUNG Ka. Subag. Umum Ka. BIDANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN Ka. Seksi Penyusunan Program Ka. Seksi Pendidikan dan Pelatihan Ka. Subag. Keuangan Ka. Subag. Kepegawaian Ka. BIDANG PELAYANAN MEDIS DAN KEPERAWATA Ka. Seksi Pengawasan dan pelaporan Ka. Seksi Pelayanan Keperawatan Ka. Seksi Pelayanan Medis UPT Ka. Seksi Bina Asuhan Mutu dan Keperawatan

26 1. Sumber Daya Manusia Grafik 1.1 Adapun rincian Sumber Daya Manusia pada RSUD Polewali adalah Jumlah PNS Per Golongan sebagai berikut : Jumlah Pegawai 2 RSUD Polewali memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) per 31 Desember 216 adalah sebanyak 258 Orang. Terdiri dari : - Tenaga Struktur sebanyak : 29 Orang - Tenaga Fungsional Umum sebanyak : 22 Orang - 7 Jumlah PNS RSUD Polewali Berdasarkan Golongan Tenaga Fungsional Tertentu sebanyak : 225 Orang 1.2. Berdasarkan Golongan Jumlah PNS Terrdiri dari : - Golongan IV : 25 Orang - Golongan III : 2 Orang - Golongan II : 33 Orang - Golongan I : - Orang Jumlah PNS : 258 Orang Gol. IV Gol. III Gol. II Gol. I 1.3. Kualifikasi berdasarkan Jabatan Struktural - Eselon IV : 7 Orang - Eselon III : 4 Orang - Eselon II : - Orang - Eselon I : - Orang

27 1.4. Kualifikasi Berdasarkan Pendidikan 8 Tabel. 1.1 Kualifikasi Berdasarkan Pendidikan RSUD Polewali Tahun 216 No. Uraian SD SLTP SLTA D1 D3 SPK D4 S1 S2 Dokter Umum Dokter Spesialis 1 PNS Non PNS Grafik 1.2 Kualifikasi Berdasarkan Pendidikan PNS Non PNS

28 1.5. SDM Berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu No Tabel. 1.2 Sumber Daya Manusia Berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu PNS Non PNS Uraian Dokter Keperawatan Kebidanan Apoteker Asisten Apoteker Analis Kesehatan Radiografer Fisioterapi Nutrisionis Teknik Elektromedikal Rekam Medik Pranata Komputer Jumlah Grafik. 1.3 SDM Berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu PNS Non PNS 9

29 2. Sarana dan Prasarana Sarana Bangunan terdiri dari : a. Gedung Manajemen RS dan Medical Record yang berada di lantai 2 (dua) : luas bangunan M² b. g. Gedung Laundry / Isolasi : luas bangunan 8 M² h. Gedung Rehabilitasi / Farmasi : luas bangunan 522 M² i. Gedung / Ruang Dapur (Instalasi Gizi) : luas bangunan 447 M² j. Gedung / Ruang Perawatan, terdiri dari : Gedung Poliklinik, yang berada di lantai dasar terdiri dari 11 bangunan 677 M² ruangan, meliputi : luas bangunan M² Poliklinik Interna Poliklinik Saraf Poliklinik Anak Poliklinik Bedah Poliklinik Obgin Poliklinik Gizi Poliklinik THT Poliklinik Gigi (2 ruangan) Poliklinik Fisioterapi Poliklinik Mata Poliklinik HIV Poliklinik Kulit Kelamin Perawatan I (Penyakit Dalam Dewasa dan Anak) : luas Perawatan II (Penyakit Dalam Dewasa dan Anak untuk Pasien Jamkesmas) : luas bangunan 58 M² Perawatan III (Penyakit Bedah, THT, Mata, Saraf)) : luas bangunan c. Gedung IGD : luas bangunan 629 M² d. Gedung Bedah Sentral : luas bangunan 928 M² e. Gedung / Ruang Jenazah : luas bangunan 323 M² f. Gedung Laboratorium dan Radiologi luas bangunan 1.92 M² Perawatan VIP Utama : luas bangunan 84 M² Perawatan PONEK : luas bangunan 565 M² Perawatan ICU : luas bangunan 534 M² VIP Melati (14 kamar) : luas bangunan M² Perawatan Melati (14 kamar) : luas bangunan M² VIP Anggrek (14 kamar) : luas bangunan M² Perawatan Anggrek (14 kamar) : luas bangunan M² Perawatan Anak k. Gedung IPAL. l. Gedung Pengelolaan Limbah Padat (Incenerator) m. Bangunan Masjid 1

30 Peralatan ICU Kendaraan roda 4 (empat) ada 17 unit, terdiri dari Peralatan Mata - Peralatan Kulit Kelamin Sarana Transportasi, terdiri dari : a. - 4 unit kendaraan ambulance 1. unit kendaraan operasional (dokter ahli) - 2 unit kendaraan jenazah - 1 unit kendaraan operasional (Direktur) Sarana Tempat Tidur b. Kendaraan Roda 2 (Dua), ada 4 (Empat) Buah. c. Sarana Peralatan, terdiri dari : Jumlah tempat tidur yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Polewali adalah 264 Tempat Tidur (TT). Sarana Informasi dan Komunikasi : Membantu memperlancar dan memudahkan tugas/pekerjaan, antara Peralatan Penyakit Dalam lain : Peralatan Bedah Komputer/PC : 44 unit Peralatan THT Printer : 24 unit Peralatan Rehabilitasi Medik Lactop : 21 unit Peralatan Kebidanan dan Penyakit Kandungan Telp./Ipone : 37 unit Peralatan Gigi dan Mulut Peralatan Radiologi (termasuk USG) Peralatan Laboratorium (Patologi Klinik) Peralatan Perinatologi 11

31 3. Sistimatika Pelaporan Pada dasarnya Daerah Polewali untuk periode tahun dan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja results) 216 tersebut penetapan kinerja untuk tahun 216 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) Menjelaskan analisis pencapaian kinerja Rumah Sakit Umum 216 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Daerah Polewali dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja terhadap pencapaian sasaran strategis untuk tahun 216 BAB IV. PENUTUP, (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola Menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas pikir seperti itu, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Polewali tahun 216 ini dan Instansi Pemerintah (LAKIP) Rumah Sakit Umum Daerah Polewali menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan adalah sebagai berikut ini. kinerja dimasa datang. BAB I. PENDAHULUAN, Menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek strategis Rumah Sakit Umum Daerah Polewali dan struktur organisasi BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA, Menjelaskan berbagai kebijakan umum Rumah Sakit Umum Daerah Polewali, rencana strategis Rumah Sakit Umum 12

32 BAB II Perubahan Paradigma pelayanan kesehatan kedepan sangat penting PERENCANAAN KINERJA dalam rangka proses pembelanjaran yang lebih rasional untuk mempergunakan sumber daya yang dimiliki pemerintah mengingat kebutuhan A. RENCANA STRATEGIK dana yangmakin tinggi, sementara sumber dana yang tersedia tetap terbatas, Setiap lembaga perlu memiliki visi guna mengetahui gambaran keadaan dalam rangka membangun masa depan Rumah Sakit Umum Daerah Polewali yang ingin dicapai dalam kurun waktu yang panjang. Dalam Modul Perencanaan maka RSUD harus mampu memberikan pelayanan yang bermutu tinggi, Berbasis Kinerja & Perjanjian Kinerja disebutkan : Visi adalah cara pandang jauh fasiltas yang memadai, serta pelayanan nyaman kepada pelanggan. ke depan kemana instansi pemerintah harus dibawa agar tetap eksis, antisipatif, 1. dan inovatif. Visi merupakan suatu gambaran yang menantang, keadaan masa depan yang diinginkan oleh instansi pemerintah serta mampu sebagai perekat. Perencanaan Strategis Rumah Sakit Umum Daerah Polewali tahun merupakan suatu proses awal dalam usaha menuju tujuan yang ingin dicapai. Dalam Perencanaan Strategis tersebut memperhatikan Lingkungan VISI RUMAH SAKIT MODERN, HANDAL DAN MENYENANGKAN Internal (Kekuatan dan Kelemahan) serta Lingkungan Eksternal (Peluang dan Tantangan) suatu organisasi. Disamping itu Rencana Strategis mengandung visi, misi, tujuan, program dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi perkembangan masa depan. 13

33 2. MISI 3. FALSAFAH Dilandasi dengan pemikiran diatas maka selayaknya Rumah Sakit Umum Daerah Polewali bertanggungjawab untuk mengemban Pelayanan yang menyenangkan dengan sentuhan nurani 4. VALUE amanah yang diberikan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar yaitu Dalam memberikan pelayanan, berikan senyum yang ikhlas 5. MOTTO memberikan pelayanan kesehatan yang baik. Dalam mencapai Visi yang telah ditetapkan, terdapat 5 (lima) 6. misi yang diemban dan akan dilaksanakan yaitu : Kesehatan anda kebahagian kami Mengembangkan fasilitas bangunan rumah sakit yang atraktif dan TUJUAN Tujuan sebagai titik yang akan dituju oleh misi dan arah yang fungsional. akan dicapai atau dihasilkan RSUD Polewali Kabupaten Polewali Mengembangkan peralatan medis dan non medis yang canggih Mandar pada kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan. dan sesuai standar Tujuan tersebut konsisten dengan tugas pokok dan fungsi 3. Mengembangkan kompetensi SDM diseluruh lini pelayanan RSUD Polewali, yang secara kolektif menggambarkan strategi 4. Memberikan pelayanan yang bermutu standar, santun dan organisasi dalam pelaksanaan pengembangan, pembangunan, menyenangkan pembinaan serta pengkoordinasian dengan mempertimbangkan 5. Berperan aktif dalam menurunkan kematian ibu dan bayi di sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Rumah Sakit sebagai daya dukung dalam penurunan kematian ibu dan bayi di Kabupaten dalam rangka pencapaian MDG s 14

34 Tujuan yang akan dicapai RSUD Polewali adalah : yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator 1. Tersedianya Bangunan rumah sakit yang atraktif menarik dan sasaran. yang dimaksud dengan indikator sasaran adalah ukuran tingkat fungsional keberhasilan Tersedianya peralatan medis dan non medis yang canggih, sesuai bersangkutan. Setiap indikator sasaran disertai rencana tingkat capaiannya standar (targetnya) masing-masing. Sasaran diupayakan untuk dalam kurun waktu Tersedianya sumber daya manusia yang memiliki keterampilan, tertentu/tahunan secara berkesinambungan, sejalan dengan tujuan yang pengetahuan dan attitude yang bisa diterima oleh masyarakat ditetapkan dalam rencana strategik sasaran RSUD Polewali adalah : pengguna Terselenggaranya pelayanan yang berkualitas standar Nasional, santun dan menyenangkan dalam rangka peningkatan daya saing rumah sakit 2. untuk diwujudkan pada tahun Terselenggaranya pembangunan fasilitas rumah sakit yang atraktif Terselenggaranya pengadaan peralatan medis dan non medis yang canggih sesuai dengan standar Nasional. Peran bantu aktif dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak di 3. Kabupaten Polewali Mandar sebagai perwujudan dukungan terhadap program pemerintah sesuai dengan amanat RPJMD. 7. sasaran menarik dan fungsional. dimasa yang akan datang. 5. pencapaian Terselenggaranya pengembangan SDM melalui diklat secara berkesinambungan. 4. SASARAN Terselenggaranya pelayanan sesuai standar Nasional, dengan perilaku SDM yang santun dan mampu menyenangkan pelanggan. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, teratur, dalam kurun waktu 5. Akselerasi pelayanan PONEK dan koordinasi vertikal, horizontal dan diagonal secara efektif. 15

35 B. PERJANJIAN KINERJA Perjanjian Kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Berikut adalah tabel perjanjian kinerja RSUD Polewali Kabupaten Polewali Mandar Tahun 216 : No Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja RSUD Polewali Tahun 216 Sasaran Strategis Terselenggaranya pembangunan fasilitas rumah sakit yang atraktif menarik dan fungsional. 1 2 Indikator Kinerja Tipe dan klasifikasi RSUD tase Pencapaian Sertifikasi RS Terakreditasi Satuan Tipe Target B Terselenggaranya pengadaan peralatan medis dan non medis yang canggih sesuai dengan standar Nasional 1 2 Kecukupan peralatan kedokteran dan kesehatan Rumah Sakit Jumlah alat-alat medik Rumah Sakit yang dikalibrasi 9 Terselenggaranya pengembangan SDM melalui diklat secara berkesinambungan 1 2 Ketersediaan tim penanggulangan bencana Ketersediaan pelayanan rawat inap Presentase tenaga kesehatan gawat darurat yang bersertifikasi BCLS/PPGD/GELS/ACLS Pemberi pelayanan rawat inap Pemberi pelayanan persalinan normal Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi Pemberi pelayanan unit intensif Tim 1 86 tase life saving anak dan dewasa Kematian pasien < 24 jam di gawat darurat Pelayanan terhadap pasien Gakin yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan Kejadian infeksi pasca operasi Kematian pasien > 48 jam Waktu tunggu operasi elektif 1.55 Hari Terselenggaranya pelayanan sesuai standar Nasional, dengan perilaku SDM yang santun dan mampu menyenangkan pelanggan

36 Menit Menit Menit Kejadian kematian dimeja operasi Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi Waktu tunggu obat jadi Waktu tunggu obat racikan Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien Waktu hasil pelayanan laboratorium Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medic Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfuse tase layanan rawat jalan spesialistik yang tersedia Jam Jam Kejadian kematian ibu karena persalinan Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria Kemampuan menangani BBLR 1.5 gr 2.5 gr Akselerasi pelayanan PONEK dan koordinasi vertikal, horizontal dan diagonal secara efektif Program Pelayanan Kesehatan Badan Layanan Umum Daerah Pengadaan, Peningkatan Sarana & Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru/Rumah Sakit Mata Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Anggaran Rp ,Rp ,Rp ,- Polewali, 13 Januari 216 DIREKTUR RSUD POLEWALI BUPATI POLEWALI MANDAR H. ANDI IBRAHIM MASTAR dr. Hj. SYAMSIAH, M.Si, M.Kes Pangkat : Pembina NIP

37 BAB III A. Akuntabilitas Kinerja Dalam upaya untuk meningkatkan akuntabiltas RSUD Polewali Kabupaten AKUNTABILITAS KINERJA Polewali Mandar melakukan reviu terhadap Indikator Kinerja Utama Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi. Hasil pengukuran atas indikator kinerja utama RSUD Polewali Kabupaten Polewali Mandar tahun 216 adalah sebagai berikut sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Akuntabiltas kinerja tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target masing-masing indikator sasaran strategis yang tetapkan dalam dokumen Renstra RSUD Polewali Tahun , IKU dan Perjanjian Kinerja Tahun

38 Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) RSUD Polewali Tahun 216 Sasaran Strategis Terselenggaranya Pembangunan fasilitas rumah sakit yang atraktif menarik dan fungsional 1. Tipe dan Klasifikasi RSUD Satuan Target Realisasi B C 2. tase Pencapaian Sertifikasi RS Terakreditasi 83.3 Terselenggaranya pengadaan peralatan medis dan non medis yang canggih sesuai dengan standar Nasional 1. Kecukupan peralatan kedokteran dan kesehatan Rumah Sakit 2. Jumlah alat-alat medik Rumah Sakit yang dikalibrasi 9 8 Terselenggaranya pengembangan SDM melalui diklat secara berkesinambungan 1. Ketersediaan Tim penanggulangan bencana 2. Ketersediaan pelayanan rawat inap 3. Presentase tenaga kesehatan gawat darurat yang bersertifikasi BCLS/PPGD/GELS/ACLS 4. Pemberi pelayanan rawat inap 5. Pemberi pelayanan persalinan normal 6. Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit 7. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi 8. Pemberi pelayanan unit intensif Tim Hari Menit Menit Menit Menit 1,56,5, , Terselenggaranya pelayanan sesuai standar Nasional, dengan perilaku SDM yang santun dan mampu menyenangkan pelanggan Indikator Kinerja tase life saving anak dan dewasa Kematian pasien < 24 jam di gawat darurat Pelayanan terhadap pasien Gakin yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan Kejadian infeksi pasca operasi Kematian pasien > 48 jam Waktu tunggu operasi elektif Kejadian kematian dimeja operasi Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi Waktu tunggu obat jadi Waktu tunggu obat racikan Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien Waktu hasil pelayanan laboratorium Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto 19

39 Akselerasi pelayanan PONEK dan koordinasi vertikal, horizontal dan diagonal secara efektif Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medic Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfuse tase layanan rawat jalan spesialistik yang tersedia 1. Kejadian kematian ibu karena persalinan 2. Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria 3. Kemampuan menangani BBLR 1.5 gr 2.5 gr Jam Tabel tersebut diatas dilihat bahwa dari 34 (tiga puluh empat) indikator yang dijadikan IKU, kinerja yang mencapai target 19 (sembilan belas) indikator atau 55%, kinerja yang belum mencapai target 6 (enam) indikator atau 17%, dan yang melebihi target 9 (sembilan) indikator atau 26%. Secara keseluruhan Rumah Sakit Umum Daerah Polewali telah berhasil dalam mencapai target IKU tahun 216. No Mencapai Target Ketersediaan tim penganggulangan bencana Ketersediaan pelayanan rawat inap Melebihi Target 1. Jumlah alat-alat yang dikalibrasi 2. Kematian pasien < 24 jam di gawat darurat gawat darurat yang bersertifikat BCLS/PPGD/GELS/ACLS Pemberi pelayanan rawat inap Pemberi pelayanan persalinan normal Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit tase pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi tase life saving anak dan dewasa Cakupan pelayanan terhadap pasien gakin yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan Kejadian kematian dimeja operasi Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi Tidak adanya kejadian salah pemberian obat Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium 3. Kejadian infeksi pasca operasi Waktu tunggu operasi elektif Waktu tunggu obat jadi Waktu tunggu obat racikan Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien 8. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto 9. tase layanan rawat jalan spesialistik yang tersedia 8. Perolongan persalinan melalui seksio secaria Belum Mencapai Target 1. Tipe dan Klasifikasi RS 2. tase pencapaian sertifikasi RS terakreditasi 3. Kecukupan peralatan kedokteran dan kesehatan Rumah Sakit 4. Pemberi pelayanan unit intensif 5. Kematian pasien > 48 jam 6. Waktu tunggu pelayanan laboratorium 7. tase kemampuan menangani BBLR 1.5 gr 2.5 gr. 2

40 Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfusi Kejadian kematian ibu karena persalinan 21 Grafik 3.1 Pencapaian Indikator Kinerja Utama RSUD Polewali Tahun 216 Capaian IKU RSUD Thn 216 tase pengukuran Indikator Kinerja Utama RSUD Polewali Tahun 216 yang terdiri dari 34 (tiga puluh 3% empat) indikator dengan rata-rata mencapai, dari indikator 5% kinerja tersebut nampak bahwa sebagian besar telah mencapai taeget yang telah ditentukan, indikator yang mencapai target adala19 indikator atau (55%), sedangkan 2% indikator yang tidak mencapai target adalah 6 indikator atau 17%, dan indikator yang melebihi target adalah 9 indikator atau 26%, Mencapai Belum mencapai melebihi

41 A.1. Pengukuran, Evaluasi dan Analisa Capaian Kinerja kinerja kegiatan dan sasaran dengan cara membandingkan antara rencana Untuk mengetahui capaian kinerja dapat dilakukan dengan pencapainnya yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan menggunakan asumsi dan rumus sebaai berikut : dengan realisasi pencapainnya. Pengukuran terhadap pencapaian a. Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang komponen kegiatan dan sasaran ini dituangkan dalam formulir Pengukuran Semakin baik, atau sebaliknya jika realisasi semakin rendah Kinerja Tahunan. pencapian kinerja semakin rendah maka digunakan rumus sebagai pada tahun 216 dan membandingkan antara target dan realisasi pada berikut : Prosentase Pencapaian Rencana Tingkat Capaian b. Pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai = Realisai Rencana X % Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang indikator sasaran dengan membandingkan dengan tahun sebelumnya. Analisis pencapaian kinerja per sasaran dalam pelaksanaan program dan kegiatan secara rinci dapat dilihat sebagai berikut : semakin rendah, atau sebaliknya jika realisasi makin rendah pencapaian kinerja semakin baik, maka digunakan rumus sebagai berikut : Prosentase Pencapaian Realisai (realisasi rencana) Rencana Tingkat = X % R encana Pengukuran menghitung pencapaian Capaian kinerja ini dilakukan dengan 22

42 Tujuan 1 Tersedianya Bangunan Rumah Sakit Yang Atraktif Sasaran 1 Terselenggaranya Pembangunan Fasilitas Menarik Dan Fungsional Konsep perencanaan bangunan rumah sakit yang atraktif Rumah Sakit yang Atraktif, Menarik dan fungsional merupakan hal yang baru atau terobasan yang ingin dilakukan RSUD Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia kedokteran dengan Polewali, dinama tujuannya menjadikan rumah sakit sebagai tempat jenis penanganan semakin beragam, sehingga fasilitas pelayanan pun yang nyaman, dan menyenangkan, dengan tetap menjalankan dituntut semakin lengkap dan terpadu, untuk menjadi rumah sakit yang fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan, rumah sakit nyaman dan menyenangkan maka perlu perencanaan dan perancangan diharapkan menarik dengan menyediakan bermacam fasilitas agar tentang rumah sakit yang berkaya modern baik dalam perwujudan bentuk pengunjung/pasien betah dan selalu ingin kembali untuk melakukan bangunan maupun penggunaan warna yang bervariasi agar bangunan pemeriksaan/pengobatan, untuk mengukur keberhasilan tujuan terlihat lebih menarik, atraktif dan tidak terkesan monoton, serta diharapkan tersebut diatas ditetapkan sasaran strategis dengan dua indikator nantinya wujud bangunan akan menghilangkan rasa takut pada sebagai berikut : masyarakat. Dalam sasaran tersebut, yang terdiri dari 2 indikator yang selutuhnya belum mencapai target yang telah ditentukan, jika dibandingkan dengan tahun 215 untuk type dan klasifikasi RS mencapai target %, namun untuk presentase pencapaian sertifikasi RS yang terakreditasi ditargetkan % pada tahun 216 dan belum mencapai target atau (83.3%), untuk mengetahui pecapaian indikator tersebut makan digunakan 23

43 rumus : Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang target yang ditentukan yaitu rumah sakit tipe B namun untuk presentase semakin baik, atau sebaliknya jika realisasi semakin rendah pencapian pencapaian sertifikasi RS yang terakreditasi ditargetkan % pada tahun kinerja semakin rendah, adalah sebagai berikut : 216 dengan realisasi 83.3% dan belum mencapai Prosentase Pencapaian Rencana Tingkat Capaian = Realisai Rencana jika dibandingkan dengan tahun 215 untuk type dan klasifikasi RS mencapai X % target %, untuk pelaksanaan kegiatan terakomodir pada program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, program pengadaan, Untuk melihat capaian sasaran tersebut diatas dapat dilihat pada peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa, rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata dan program pelayanan kesehatan badan indikator kinerja sebagai berikut : target, layanan umum daerah dengan kegiatan pembangunan gedung kantor, Indikator 1 : Tipe dan klasifikasi RSUD Klasifikasi rumah sakit merupakan pengelompokkan rumah sakit berdasarkan perbedaan tingkat kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan, klasifikasi rumah sakit dapat di bedakan menjadi rumah pembangunan gedung rumah sakit, pengadaan alat-alat rumah sakit dan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah, pencapaian indikator, target dan realisasi tahun 216 dapat dilihat pada tabel berikut : sakit umum tipe A, B,C, dan D, klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan yang dimiliki, RSUD Polewali sesuai dengan kelas/tipenya sudah memiliki fasilitas dan kemampuan pelayanan medic, jumlah tenaga medis dan paramedis, sarana dan prasarana yang memadai, pada tahun 216 capaian indikator Tipe dan klasifikasi RS adalah C atau tidak mencapai 24

44 Tabel 3.2 Analisis Pencapaian Sasaran I Terselenggaranya Pembangunan Fasilitas Rumah Sakit yang Atraktif, Menarik dan Fungsional Tahun Capaian No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi 1 Tipe dan Klasifikasi RS Type B C C 2 tase Pencapaian Sertifikasi RS Terakreditasi Indikator (%) Grafik 3.2 Capaian Indikator pada Sasaran 1 RSUD Polewali Tahun Target Realisasi Tipe dan Klasifikasi RS tase pencapaian sertifikasi RS terakreditasi Presentase pencapaian indikator Kinerja Utama RSUD pada sasaran I, dengan 2 indikator kinerja, seluruhnya belum mencapai target, sebagaimana dilihat pada grafik bahwa untuk tipe dan klasifikasi RS dengan target B realisasi C atau belum mencapai target, dan untuk presentase pencapaian sertifikasi RS terakreditasi ditargetkan % realisasi 83.3%, Kendala : 1. Masih kurangnya tenaga medis (sub spesialistik) sesuai dengan standar Tipe dan Klasifikasi RS 2. Dari ketiga tahapan yang harus dilakukan (workhsop, bimbingan dan survey) hanya dapat melakukan 2 tahapan saja, dikarenakan masih sulit untuk mendatangkan TIM KARS pusat untuk Solusi : 1. Dilakukan kerjasama / MoU dengan instansi terkait. 2. Perlu dukungan pemerintah untuk pengganggaran kegiatan survey akreditasi RS

45 Grafik. 3.3 Trend Capaian Indikator Kinerja Utama Rumah Sakit Tahun meningkatkan pelayanan rumah sakit di indonesia. Dasar hukum kesehatan tidak tinggal diam, kementerian kesehatan republik indonesia mewajibkan melaksanakan akreditasi rumah sakit dengan tujuan untuk dinamika masyarakat sedemikian rupa pemerintah melalui kementerian pelaksanaan akreditasi di rumah sakit adalah UU No. 36 Tahun Tipe dan Klasifikasi RS tentang kesehatan, UU No. 44 Tahun29 tentang rumah sakit dan Permenkes 1144/Menkes/Per/VIII/21 tentang organisasi dan tata kerja kementerian kesehatan. Akreditasi mengadung arti suatu pengakuan yang diberikan tase pencapaian sertifikasi RS terakreditasi pemerintah kepada rumah sakit karena telah memenuhi standar yang ditetapkan Bahwa semua hal yang ada didalamnya sudah sesuai Indikator 2 : tase Pencapaian sertifikasi rumah sakit dengan standar sarana dan prasarana serta prosedur yang dilakukan terakreditasi kepada pasien sudah sesuai dengan standar. Akreditasi rumah sakit adalah suatu pengakuan publik melalui suatu badan nasional akreditasi rumah sakit atas prestasi rumah sakit dalam memenuhi standar akreditasi yang diakui melalui suatu asesmen pakar sebar (peer) dan eksternal yang independen Untuk menghadapi 26

46 realisasi tase Pencapaian sertifikasi RS Terakreditasi adalah 8% dengan target %, hal ini disebabkan oleh karena dari tiga tahapan yang telah direncakan melalui anggaran DAK Non Fisik (Worskhop. Bimbingan dan Survey), dari 3 tahapan tersebut hanya dapat dilaksanakan 2 tahapan yaitu worskhop dan bimbingan. Tujuan 2 : Tersedianya Peralatan Medis dan Non Medis yang Canggih, sesuai Standar Alat kesehatan adalah mesin atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untu mencegah, mendiagnosa, Sesuai dengan hasil kunjungan Tim Suvei Akreditasi dari menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, Departemen Kesehatan RI tahun 29, berdasarkan hal tersebut maka memulihkan kesehatan pada manusia dan atau membentuk struktur dan MENKES RI tahun 21 tertanggal 24 februari 219 RSUD Polewali memperbaiki fungsi tubuh. Karena itu alat kesehatan yang baik harus telah mendapatkan nilai Akreditasi penuh tingkat dasar (5 pelayanan memenuhi standar dan atau persyaratan mutu, keamanan dan dasar) oleh Dr. Faris W. Husain. kemanfaatan, tidak hanya terkait dengan prosedur/tindakan diagnosa, RSUD Polewali mempunyai target Standar JCI Rumah Sakit kuratif rehabilitatif tetapi juga mencakup promotif preventif, dan paliatif. yaitu standar yang dimaksud sebagai suatu tingkat kualitas pelayanan Peralatan medis yang gunakan harus berstandar SNI dan register kesehatan dan keselamatan pasien yang diharapkan. Tahun 216 Kemenkes RI 27

47 Sasaran 2 : Untuk melihat capaian sasaran tersebut diatas dapat dilihat pada Terselenggaranya pengadaan peralatan medis dan non medis yang canggih sesuai standar Nasional. Tanggung jawab secara umum menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan khususnya kelayakan siap pakai peralatan kesehatan dengan tingkat keakurasian dan keamanan serta mutu yang standar, peralatan medis dan non medis harus memenuhi standar pelayanan, persyarakatan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai, peralatan tersebut harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang Sampai saat ini RSUD Polewali memberikan keragaman pelayanan yang memadai dengan peralatan medis yang memenuhi persyaratan sebagai rumah sakit kelas C. Dalam sasaran tersebut, yang terdiri dari 2 Indikator, dengan menggunakan rumus : semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian = Indikator 1 : Kecukupan Peralatan Kedokteran dan Kesehatan Rumah Sakit. Untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, pemerintah telah mendorong pelaksanaan akreditasi rumah sakit, rumah sakit harus mempunyai standar pelayanan terukur yaitu dengan meningkatkan profesionalisme dan didukung oleh peralatan yang memadai, nantinya diharapkan masyarakat akan memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau, Kecukupan peralatan kedokteran dan kesehatan rumah sakit adalah tersedianya alat sesuai dengan kebutuhan type rumah sakit, di RSUD Polewali indikator kinerja kecukupan kedokteran dan peralatan kesehatan rumah sakit pada tahun 216 ditargetkan % yang terealisasi adalah 8%, angkat tersebut, tidak mencapai target yang telah dan penambahan dokter spesialis yang harus didukung oleh peralatan Realisai Rencana ditentukan ini disebabkan karenaadanya penambahan gedung perawatan kinerja yang semakin baik,, adalah sebagai berikut : Prosentase Pencapaian Rencana Tingkat Capaian indikator kinerja sebagai berikut : X % dalam menunjang pelayanan, penambahan peralatan tersebut telah 28

48 dilakukan dengan pengadaan peralatan dilakukan bertahap, dan pelaksanaan kegiatan dari indikator kinerja tersebut diatas, terakomodir pada program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa, rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata dan program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pembangunan gedung kantor, pembangunan gedung rumah sakit, pengadaan alat-alat rumah sakit dan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. Indikator2 : tase Alat-alat Medis Rumah Sakit yang Dikalibrasi Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan didirikan untuk penyediakan pelayanan kesehatan bermutu, aman dan bermanfaat optimal bagi pasien, keluarga pasien, karyawan dan para pengunjung rumah sakit, untuk mencapai tujuan tersebut fasilitas fisik, peralatan medic, dan peralatan lainnya serta personal yang mengelolanya harus diatur secara efektif, pengamanan kesediaan alat kesehatan diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan alat kesehatan yang tidak memenuhi 29

49 persyarakatan mutu dan/atau keamanan dan kemanfaatan. Pengunaan sakit, pengadaan alat-alat rumah sakit dan pelayanan kesehatan badan peralatan medic pada pelayanan kesehatan di rumah sakit cenderung layanan umum daerah. Pencapaian target dan realisasi tahun 216 untuk meningkat pesat oleh karena itu factor resiko yang ada juga tinggi, sasaran 2, dapat dilihat pada tabel berikut : peralatan medic dan non medic harus memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan label layak pakai, harus diuji dan dikalibrasi secara berkala yang dilakukan pemeriksaan terhadap alat yang rusak untuk dilakukan perbaikan, pada rumah sakit yang dikalibrasi adalah jumlah jenis peralatan kedokteran dan kesehatan tahun 216 ditargetkan 9% dengan realisasi %, untuk indikator diatas tidak oleh penguji balai fasilitas kesehatan yang berwenang, Jumlah alat-alat medic mencapai target di sebabkan karena anggaran untuk kalibrasi alat tidak mencukupi, dan pelaksanaan kegiatan dari indikator kinerja tersebut diatas, terakomodir pada program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa, rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata dan program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pembangunan gedung kantor, pembangunan gedung rumah 3

50 Tabel 3.3 Analisis Pencapaian Sasaran 2 Terselenggaranya pengadaan peralatan medis dan non medis yang canggih sesuai dengan standar Nasional Tahun 216 No 1 2 Indikator Kinerja Kecukupan peralatan kedokteran dan kesehatan Rumah sakit tase alat-alat medik Rumah Sakit yang dikalibrasi 31 Satuan Target Realisasi Capaian Indikator (%) Grafik 3.4 Capaian Indikator pada Sasaran 2 RSUD Polewali Tahun Target realisasi Capaian Kinerja Kecukupan Peralatan kedokteran dan kesehatan rumah sakit tase alat-alat medik rumah sakit yang dikalibrasi Capaian kinerja pada sasaran ke 2 : terdiri dari dua indikator, yaitu pada indikator kecukupan peralatan kedokteran dan kesehatan rumah sakit yang ditarget kan % dengan realisasi 8%, dan pada indikator persentase alatalat medik rumah sakit yang dikalibrasi ditargetkan 9% dengan realisasi %. Kendala : 1. Belum terpenuhinya semua item peralatan yang harus tersedia untuk RS sesuai standar kelas. 2. Masih kurang dukungan pemerintah daerah mengenai pengganggaran pengadaan peralatan kesehatan. 3. Pengganggaran pada tingkat pemerintah pusat terkendala pada ketersediaan menu

51 Grafik. 3.5 Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) RSUD Polewali, Pada Sasaran 2 Tahun , , , Tahun 213 Tahun 214 Tahun Tujuan : Tersedianya Sumber Daya Manusia yang Memiliki Keterampilan, Pengetahuan dan Attitude yang bias diterima oleh Masyarakat Pengguna Kecukupan Peralatan Kedokteran dan Kesehatan Rumah Sakit tase Alat-alat Medis Rumah Sakit yang Dikalibrasi Pembangunan kesehatan dibidang pelayanan kesehatan langsung seperti rumah sakit bertujuan untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efesiensi pelayanan secara terpadu, salah satu usaha peningkatan mutu pelayanan rumah sakit adalah dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan SDM rumah sakit sesuai kompetensi dibidangnya, dalam mendukung tercapainya tujuan tersebut, ditetapkan sasaran dan indicator sebagai berikut : Sasaran 3 Terselenggaranya pengembangan SDM melalui diklat secara berkesinambungan Diklat adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan, pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu pendekatan utama dalam mengembangkan Sumber Daya Manusia. Hal ini dilakukan sebagai pendekatan, karena pendidikan dan 32

52 pelatihan mempunyai peran strategis terhadap keberhasilan mencapai rumus : semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang tujuan organisasi, serta mempengaruhi peningakatan kualitas kinerja, baik semakin baik, adalah sebagai berikut : pemerintah maupun swasta, sumber daya manusia di bidang kesehatan, dituntut untuk terus meningkatkan kompetensi, sehingga bisa menjadi tenaga yang professional sesuai dengan bidangnya Terutama tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan secara langsung ke masyarakat, seperti: dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan penunjang lainnya. Peningkatan kompetensi itu didapatkan melalui pendidikan dan pelatihan Prosentase Pencapaian = Rencana Tingkat Capaian Realisai Rencana X % Untuk melihat capaian sasaran tersebut diatas dapat dilihat pada indikator kinerja sebagai berikut : Indikator 1 : Ketersediaan Tim Penanggulangan Bencana yang terus-menerus atau berkesinambungan, berkaitan dengan keahlian Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan, yang dimilikinya, Untuk meningkatkan soft skill dan keahlian dibidangnya, khususnya bagi kasus-kasus emergensi seyokyanya lebih siap dalam tentunya pelatihan yang diikuti adalah pelatihan yang berkaitan dengan menghadapi dampak bencana, baik bencana didalam maupun diluar kompetensi dan sesuai dengan bidang kerjanya, karena kompetensi rumah sakit, dengan kata lain, rumah sakit dalam keadaan bencana adalah standar keahlian seseorang dalam bekerja. Profesional akan sekalipun dituntut harus mampu mengelola bersama pelayanan sehari- dimilikiapabila memiliki kompetensi. Dalam sasaran tersebut, yang terdiri hari, juga mengalami korban akibat bencana serta secara aktif membantu dari 8 Indikator, yang telah mencapai target sebanyak 7 indikator dan 1 dalam penyelamatan nyawa korban bencana. Ketersediaan Tim indikator tidak mencapai target, pencapaian kinerja dihitung menggunakan Penanggulangan Bencana adalah tim yang dibentuk di rumah sakit dengan tujuan kesiagaan rumah sakit untuk memberikan pelayanan 33

53 penanggulangan bencana yang mungkin terjadi sewaktu-waktu baik di Indikator 2 : Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap dalam rumah sakit maupun dilingkungan sekitarnya, ketersediaan tim Rawat inap adalah pelayanan pasien yang perlu menginap penanggulangan bencana adalah wajib dibentuk oleh rumah sakit sebagai dengan cara menempati tempat tidur untuk keperluan observasi, mana telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. diagnosi dan terapi bagi individu dengan keadaan medis, bedah, 448/Menkes/SK/VI/1993 Kesehatan kebidanan, penyakit kronis atau rehabilitasi medik atau pelayanan Penanggulangan Korban Bencana disetiap Rumah Sakit, disisi lain juga medik lainnya dan memerlukan pengawasan dokter dan perawat untuk kepentingan akreditasi rumah sakit ditetapkan bahwa setiap rumah serta petugas medik lainnya setiap hari. Rawat inap merupakan sakit memiliki pedoman perencanaan penyiagaan bencana bagi rumah bagian integral rumah sakit dan memiliki peran yang sangat penting sakit secara tertulis, di RSUD polewali tim penanggulangan bencana dalam melayani berbagai masalah kesehatan seperti berbagai dibentuk sejak tahun 29 dengan surat keputusan direktur RSUD penyakit yang ada sesuai dengan visi sebuah rumah sakit yaitu Polewali Nomor. 9/3.5.4/29 tentang pembentukan tim siaga menjadi pusat penyedia jasa pelayanan kesahatan dan menyediakan bencana rumah sakit umum daerah polewali, pada tahun 216 yang sarana pelayanan kesehatan yang lengkap meliputi pencegahan, ditargetkan 1 tim terealisasi %, pelaksanaan kegiatan terakomodir pengobatan, peningkatan, dan pemulihan kesehatan, pada rumah pada program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dan sakit umum daerah polewali ketersediaan pelayanan rawat inap kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. didukung oleh pelayanan UGD, ruang perawatan, dokter, perawat, tentang Pembentukan Tim serta penunjang pelayanan (farmasi, laboratorium, radiologi, rekam medik, fisioterapi, gizi, IPRS, loundry), tahun 216 ditargetkan % 34

54 dengan realiasi %, pelaksaaan kegiatan terakomodir pada bersertifikat sebanyak 37 orang, terdiri dari dokter 8 orang (ACTL) dan program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dan perawat 29 orang (BCLS/Emergency Nursing (ENBL)), tahun 216 kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daeah. ditargetkan % terealisasi % jika melihat angkat tersebut, maka Indikator 3 : Presentase Tenaga Kesehatan Gawat Darurat yang telah mencapai target, keberhasilan tersebut dikarenakan telah Bersetifikat BCLS, PPGD, GELS, ACLS dilakukankan regulasi tenaga sesuai bidang ilmu/kompetensi yang Sebagai ujung tombak dalam pelayanan keperawatan rumah dimiliki. pelaksanaan kegiatan terakomodir pada program pelayanan sakit dengan kompleksitas kerja yang sedemikian rupa, maka dokter kesehatan badan layanan umum daerah dan kegiatan pelayanan dan perawat yang bertugas di IGD rumah sakit dituntut untuk memiliki kesehatan badan layanan umum daerah, kemampuan lebih dibanding dengan perawat di ruangan perawatan pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan kapasitas dan lainnya, dokter dan perawat yang bertugas di ruang IGD rumah sakit keterampilan tenaga kesehatan. wajib membekali diri dengan ilmu pengetahuan, keterampilan bahkan dianggap perlu mengikuti pelatihan-pelatihan kegawatdaruratan yang bersertifikat BCLS, PPGD bagi perawat/bidan dan GELS, ACLS bagi dokter guna menunjang kemampuan perawat dalam penangani pasien secara cepat dan tepat, pada rumah sakit umum daerah polewali dengan jumlah tenaga yang bertugas di IGD sebanyak 37 orang petugas ( dokter 8 orang dan 29 orang perawat) yang pada sub kegiatan 35

55 Indikator 4 : Pemberi Pelayanan Rawat Inap kepada pasien rawat inap pada RSUD Polewali Tahun 216 sebanyak Rawat inap adalah pelayanan pasien yang perlu menginap pasien, Untuk mencapai indikator kinerja program dan kegiatan yang dengan cara menempati tempat tidur untuk keperluan observasi, diagnosa kegiatanya terakomodir pada program pelayanan kesehatan badan layanan dan terapi bagi individu dengan keadaan medis, bedah, kebidanan, penyakit umum daerah dan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum kronis atau rehabilitasi medik aau pelayanan medik lainnya dan daerah. memerlukan pengawasan dokter dan perawat serta petugas medik lainnya Indikator 5 : Pemberi Pelayanan Persalinan Normal setiap hari. Persalinan Normal adalah proses persalinan yang melalui Pemberi pelayanan rawat inap/tenaga medis merupakan unsur yang kejadian secara alami dengan adanya kontraksi rahim ibu dan dilalui memberikan pengaruh paling besar dalam menentukan kualitas dari dengan pembukaan untuk mengeluarkan bayi, tempat yang paling pelayanan yang diberikan kepada pasien di Rumah Sakit. Fungsi utamanya ideal adalah memberikan pelayanan medik kepada pasien dengan mutu sebaik- perlengkapan dan tenaga yang siap menolong sewaktu-waktu terjadi baiknya, menggunakan tata cara dan teknik berdasarkan ilmu kedokteran komplikasi persalinan, pelayanan persalinan minimal dilakukan dan etik yang berlaku serta dapat dipertanggungjawabkan kepada pasien dari difasilitas kesehatan seperti puskesmas yang mampu memberikan rumah sakit. pelayanan obsetetrik dan neonatal emergensi dasar (PONED), jika untuk persalinan adalah fasilitas kesehatan dengan Pada tahun 216 pemberi pelayanan rawat inap ditargetkan % ada kejadian komplikasi maka pelayanan persalinan dilakukan pada dengan realisasi %, dari 49 tenaga (medis dan paramedis) telah tingkat lanjutan berdasarkan rujukan atas indikasi medis, yang memberi pelayanan sesuai standar dan prosedur yang telah ditentukan pelayanannya diberikan oleh tenaga kesehatan spesialistik, di RSUD 36

56 Polewali pemberi pelayanan persalinan normal adalah dokter Sp.OG, Sp.OG, di RSUD Polewali pemberi pelayanan persalinan dengan dokter umum terlatih (asuhan persalinan normal) dan bidan, untuk penyulit telah dilakukan oleh tim PONEK yang terdiri dari dokter Sp.OG tindakan pelayanan persalinan pemberi pelayanan sudah sesuai dengan dokter umum, bidan dan perawat yang terlatih, pada tahun 216 dengan standar yang ditentukan yang mana pemberi pelayanan ditargetkan % dan terealiasasi %, pelaksanaan kegiatan persalinan adalah dokter Sp.OG, dokter umum terlatih (asuhan terakomodir pada program pelayanan kesehatan badan layanan umum persalinan normal) dan bidan, sehingga mampu memberikan Obstetri daerah dan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK), tahun 216 ditargetkan daerah, pada sub kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan % dengan realiasasi %, pelaksanaan kegiatan terakomodir kapasitas dan keterampilan tenaga kesehatan. pada program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dan Indikator 7 : tase Pemberi Pelayanan Persalinan dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah, pada Tindakan Operasi sub kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan kapasitas Tindakan persalinan ddengan operasi hanya dilakukan jika terjadi dan keterampilan tenaga kesehatan. kemacetan pada persalinan normal atau jika ada masalah pada proses Indikator 6 : Pemberi Pelayanan Persalinan dengan Penyulit persalinan yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin, keadaan yang Upaya penyelesaian pertolongan persalinan dengan indikasi memerlukan tindakan operasi, misalnya gawat janin, jalan lahir tertutup adanya komplikasi/penyulit, sudah tidak dapat dilakukan oleh bidan, plasenta (plasenta previa totalis), persalinan macet, ibu mengalami sehingga setiap persalinan yang diduga akan mengalami kesulitan hipertensi (preeklamsia), bayi dalam posisi sungsang atau melintang, sudah harus dirujuk kerumah sakit untuk dilakukan penanganan dokter serta terjadi perdarahan sebelum proses persalinan, pada rumah sakit 37

57 umum daerah polewali pemberi pertolongan pelayanan persalinan tidak mencapai karena adanya penambahan jumlah tenaga perawat dengan tindakan operasi dilakukan oleh tim yang antaranya : dokter pada ruang ICU yang belum mempunyai sertifkat mahir ICU/ setara Sp.OG, dokter spesialis anak, dokter spesialis anastesi, bidan dan serta masih terbatasnya anggaran untuk pendidikan dan pelatihan. perawat, ditargetkan % pada tahun 216 dan terealisasi %, pelaksanaan kegiatan terakomodir pada program pelayanan kesehatan pelaksanaan kegiatan terakomodir pada program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dan kegiatan pelayanan kesehatan badan badan layanan umum daerah dan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah, pada sub kegiatan pendidikan dan pelatihan layanan umum daerah, pada sub kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan kapasitas dan keterampilan tenaga kesehatan, untuk peningkatan kapasitas dan keterampilan tenaga kesehatan. Pencapaian target dan capaian untuk 8 indikator kinerja pada sasaran Indikator 8 : Pemberi Pelayanan Unit Intensif ke 3 dapat dilhat pada tabel berikut : Pelayanan intensif adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien secara intensif dan tenaga yang memberikan pelayanan pada bagian intensif harus bersertifikat kompetensi yang sesuai jenis pelayanan tersebut, tenaga dokter spesialis yang bertugas disesuaikan dengan kasus yang ditangani serta perawat dengan sertifikat mahir ICU, pada RSUD Polewali tenaga yang memberikan pelayanan di unit intensif sebanyak 44 orang dan yang mempunyai sertifikat sebanyak 27 orang, pada tahun 216 ditargetkan 86 %, terealisasi 6,46%, target tersebut 38

58 No Tabel 3.4 Analisis Pencapaian Sasaran 3 Terselenggaranya Pengembangan SDM Melalui Diklat Secara Berkesinambungan, Tahun 216 Capaian Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Indikator (%) Ketersediaan Tim Tim 1 1 penanggulangan bencana Ketersediaan Pelayanan (12 Rawat Inap Jenis) tase tenaga kesehatan gawatdarurat yang bersertifikat BCLS/PPGD/GELS/ACLS Pemberi Pelayanan rawat Inap Pemberi Pelayanan Persalinan Normal Pemberi Pelayanan Persalinan dengan Penyulit tase Pemberi Pelayanan Persalinan dengan Tindakan Operasi Pemberi Pelayanan unit intensif 86 6,46 7,3 Grafik. 3.6 Capaian Indikator pada Sasaran 3 RSUD Polewali Tahun tas tas e tenaga Ketersedi Ketersedi Pemberi e Pemberi kesehatan Pemberi Pemberi Pemberi aan Tim aan Pelayanan Pelayanan gawatdar Pelayanan Pelayanan Pelayanan penanggul Pelayanan Persalinan Persalinan urat yang rawat Persalinan unit angan Rawat dengan dengan bersertifik Inap Normal intensif bencana Inap Penyulit Tindakan at Operasi BCLS/PP Target 86 Realisasi 6,46 Indikator kinerja pada sasaran 3 yang memiliki 8 indikator, jika dibandingkan dengan 3 tahun terakhir dapat dilihat bahwa rata-rata capaian adalah %, Kendala : 1. Pada indikator persentase tenaga kesehatan gawatdarurat yang bersertifikat tahun 213 tidak mencapai target dikarenakan oleh penempatan tenaga yg bersetifikat belum sesuai standar yg telah ditentukan. 2. Masih kurangnya anggaran yang dialokasikan untuk pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan tenaga terampil /mahir. Solusi : 1. Melakukan regulasi berdasarkan bidang ilmu / kompetensi sesuai dengan kualifikasinya 2. Memberikan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas SDM 39

59 Grafik. 3.7 Trend Pencapaian IKU RSUD Polewali Tahun Ketersediaan Tim penanggulang an bencana Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap Pemberi Pelay. RI Pemberi Pelay. Persalinan Normal Pemberi Pelay. Persalinan dgn Penyulit % tenaga kes. IGD yang bersertifikat BCLS/PPGD/G ELS/ACLS , Pemberi Pelayanan unit intensif P% Pemberi Pelay. Persalinan dgn Tind. Operasi 73,4 6,46 45

60 Tujuan : Terselenggaranya pelayanan yang berkualitas standar Nasional, santun dan menyenangkan dalam rangka peningkatan daya saing rumah sakit dimasa yang akan datang memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada pasien, dan kelengkapan/peralatan pendukung serta fasilitas penunjang, dalam mencapai tujuan tersebut ditetapkan sasaran dan indikator sebagai berikut : Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan upaya kesehatan perorangan yang dilaksanakan selama 24 jam melalui pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat/rawat darurat dan Sasaran 4 : Terselenggaranya pelayanan sesuai standar Nasional, dengan perilaku SDM yang santun dan mampu menyenangkan pelanggan. pelayanan tindakan medik, rumah sakit juga merupakan salah satu sarana Dalam rangka upaya perbaikan dan peningkatan kualitas kesehatan yang berfungsi untuk dilakukan upaya kesehatan rujukan dan pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan sesuai standar merupakan uoaya kesehatan penunjang, dengan semakin kritisnya masyarakat saat ini hakikat rumah sakit yang harus dilaksanakan dalam mengukur pencapaian terhadap pelayanan kesehatan yang diterimanya dan semakin ketatnya kinerja, pelayanan standar yang digunakan mengacu pada standar persaingan diera pasar bebas, menuntut banyak hal dalam pelayanan pelayanan minimal (SPM), dengan didukung oleh tenaga kesehatan kesehatan di rumah sakit yang harus dipenuhi khususnya kualitas kualifikasi dan kompetensi yang handal, guna meningkatkan daya saing pelayanan, pelayanan di rumah sakit untuk mendukung persaingan sangat rumah sakit dimasa yang akan datang. Dalam sasaran tersebut, yang terdiri dipengaruhi oleh para profesional yang ada didalamnya, yaitu harus dari 19 Indikator yang rata-rata telah mencapai target yang telah memiliki sumber daya manusia yang profesional baik tenaga medis ditentukan, untuk menghitung capaian indikator digunakan dua asumsi maupun non medis, keramahan dan sopan santun petugas, kemampuan yaitu : petugas dalam memberikan pelayanan yang tepat dan cepat, dalam 41

61 1. Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, atau sebaliknya jika realisasi semakin rendah X % kecepatan dan ketepatan pertolongan yang diberikan pada pasien 2. Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin rendah, atau sebaliknya jika realisasi makin rendah pencapaian kinerja semakin baik, maka digunakan rumus sebagai berikut : Prosentase Pencapaian Rencana Tingkat = Capaian X % daya manusia sesuai dengan kompetensi, keterampilan dan profesional dibidangnya, Sebagai bagian integral kegawatdaruratan, pelayanan life saving mengutamakan akses pelayanan kesehatan bagi korban dengan kecacatan dan/atau penyelamatan jiwa. Untuk mendukung tercapainya peningkatan kualitas pelayanan life saving pada instalasi gawat darurat Untuk melihat capaian sasaran tersebut diatas dapat dilihat pada indikator kinerja sebagai berikut : memerlukan sarana dan prasarana sesuai standar pelayanan dan sumber tujuan untuk mencegah dan mengurangi angka kesakitan, kematian, Realisai (realisasi rencana) R encana Kegiatan pertama yang menjadi tanggung jawab Instalasi Gawat penanganan cepat dan tepat serta memiliki pelayanan medis 24 jam, Realisai Rencana tase life saving anak dan dewasa Darurat (IGD) adalah menyelenggarakan pelayanan gawat darurat dengan pencapian kinerja semakin rendah, adalah sebagai berikut : Prosentase Pencapaian Rencana Tingkat Capaian = maka rumah sakit umum daerah polewali telah menyediakan sarana dan prasarana serta peningkatan sumber daya manusia bagi petugas medis dan paramedis dengan memberikan pelatihan, yang pelaksanaan kegiatan terakomodir pada program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah, 42

62 pada sub kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan kapasitas Indikator 2 : Kematian Pasien < 24 Jam di Gawat Darurat dan keterampilan tenaga kesehatan sehingga pelayanan penanganan life Angka kematian pada instalasi gawat darurat merupakan saving di rumah sakit dapat optimal, dan pada tahun 216 ditargetkan indikator penting kinerja rumah sakit, kematian pasien < 24 jam % dan terealisasi %, digawat darurat adalah kematian yang terjadi dalam periode < 24 jam untuk melihat target dan capaian tahun sebelumnya dapat dilihat pada Grafik berikut : sejak pasien datang yang ditangani di gawat darurat, faktor yang Grafik 3.8 Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Presentase life saving anak dan dewasa Tahun mendukung tercapainya target adalah penangangan dilakukan secara tepat, akurat dan komprehensif dengan didukung oleh tenaga medik dan perawat yang profesional serta dukungan peralatan yang Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali 8 memadai, pada tahun 216 ditargetkan 1,56% dengan realisasi,32%, keberhasilan target pada indikator diatas disebabkan oleh Tahun Tahun Tahun 215 tenaga yang ditempatkan pada instalasi gawat darurat telah mempunyai sertifikat penanganan kegawat daruratan, peralatan untuk menunjang pelayanan telah optimal serta pelayanan menggunakan Presentase life saving anak dan dewasa standar prosedur operasional. pengukuran indikator tersebut menggunakan asumsi, semakin rendah pencapaian kinerja semakin baik atau berhasilnya suatu kinerja, pelaksanaan kegiatan indikator kinerja tersebut diatas, terakomodir pada program peningkatan sarana 43

63 dan prasarana aparatur, program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa, rumah sakit paruparu/rumah sakit mata dan program pelayanan kesehatan badan Indikator 3 : Cakupan pelayanan terhadap pasien Gakin yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya layanan umum daerah dengan kegiatan pembangunan gedung pembangunan nasional diarahkan untuk tercapainya kesadaran, kantor, pembangunan gedung rumah sakit, pengadaan alat-alat kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat rumah sakit dan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, program pelayanan untuk melihat target dan capaian tahun sebelumnya dapat dilihat pada kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi Grafik berikut : masyarakat kurang mampu/miskin diberikan bantuan dari pemerintah Grafik 3.9 Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Kematian Pasien < 24 Jam di Gawat Darurat Tahun ,5 melalui jamkesmas, pada tahun 216 ditargetkan % realisasi %, dari pasien gakin yang datang kerumah sakit umum daerah polewali, terdiri dari rawat jalan sebanyak pasien rawat inap Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali sebanyak pasien, yang seluruhnya telah mendapatkan pelayanan 2,51 2 sama dengan pasien umum dan pasien jaminan kesehatan lainnya, 1,5 Tahun 213 1,5,38,11 Kematian Pasien < 24 jam di Gawat Darurat Tahun 214 Tahun 215 namun pasien gakin khusus rawat inap menempati ruang kelas III, faktor yang mendukung tercapainya terget adalah di RSUD polewali tersedia ruang kelas III yang dilengkapi dengan peralatan yang khusus untuk pasien Gakin. Pelaksanaan kegiatan terakomodir pada program 44

64 peningkatan sarana dan prasarana aparatur, program pengadaan, Indikator 6 : Kejadian Infeksi Pasca Operasi peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa, rumah Infeksi sebagai salah satu komplikasi pasca operasi lebih sakit paru-paru/rumah sakit mata dan program pelayanan kesehatan dikenal dengan nama infeksi luka operasi (ILO), kejadian infeksi yang badan layanan umum daerah dengan kegiatan pembangunan gedung sering terjadi pada rumah sakit adalah infeksi nosokomial, dinama kantor, pembangunan gedung rumah sakit, pengadaan alat-alat rumah infeksi nosokomial ini berkaitan dengan beberapa faktor antara lain : sakit dan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. lama operasi, tempat operasi, penggunaan antibiotik profilaks, jumlah Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat pada pasien yang dirawat per ruangan, jumlah dan frekuensi kunjungan Grafik berikut : keluarga pasien, kejadian infeksi pasca operasi selain meningkatkan Grafik 3.1 Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Cakupan pelayanan terhadap pasien Gakin yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan, Tahun Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali 5 Cakupan pelayanan terhadapa pasien Gakin yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan lama perawatan yang tentukan akan menambah biaya perawatan, infeksi luka operasi juga merupakan masalah yang serius karena dapat mengakibatkan cacat dan bahkan kematian, Pada pasien pasca operasi terdapat beberapa kejadian yang menyongsong terhadap terjadinya infeksi nosokomial, antara lain : kontaminasi melalui alat-alat kesehatan Tahun 213 Tahun 214 Tahun 215 yang dipergunakan saat operasi ataupun setelah tindakan operasi, kontak dengan petugas kesehatan (medis dan paramedis) yang terkontaminasi dengan mikro organisme patogen, kondisi lingkungan yang kotor, serta penurunan daya tahan tubuh pasien secara drastis, 45

65 Grafik 3.11 Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Kejadian Infeksi Pasca Operasi Tahun khususnya pasca operasi besar dan berat, selain faktor lingkungan, status gizi yang cukup baik pada pasien sebelum dilakukannya bedah mayor merupakan hal yang sangat penting. Berdasarkan data yang Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali diperoleh dari Rekam Medik RSUD Polewali akhir tahun 216, total 2 kegiatan operasi sebanyak pasien dan yang mengalami infeksi sebanyak 5 pasien, indikator tersebut ditargetkan.5% dengan realisasi 1,2%, keberhasilan indikator tersebut disebabkan oleh penyediaan 1,7 Tahun 213 Tahun 214 Tahun 215 Kejadian Infeksi Pasca Operasi linen sudah memadai serta tersedianya peralatan untuk mensterilkan alat-alat medis, Pada indikator ini digunakan asumsi, semakin rendah pencapaian kinerja semakin baik atau berhasilnya suatu kinerja, Indikator 7 : Kematian Pasien > 48 Jam pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir terakomodir Kematian adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari oleh manusia, pada program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah namun demikian kematian juga merupakan salah satu indikator mutu dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. pelayanan kesehatan yang penting, kematian yang terjadi dibawah 48 Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat pada jam menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 25, Grafik berikut : NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap penderita keluar, indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan dirumah sakit. Rumus yang digunakan NDR = (jumlah pasien mati > 48 46

66 Grafik 3.12 Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Kematian Pasien > 48 Jam Tahun jam / jumlah pasien keluar (hidup+mati)) x %, pada tahun 216 ditargetkan,64% dengan realisasi 1,38%, ini menunjukkan bahwa dari jumlah pasien rawat inap dalam satu tahun, pasien yang 47 Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali meninggal > 48 jam adalah 2 dalam satu tahun, indikator ini 1,5 menunjukkan suatu keberhasilan kinerja, dengan asumsi semakin rendah 1 pencapaian kinerja semakin baik, pelaksanaan pelayanan untuk indikator 1,22,84,1,5 diatas terakomodir terakomodir pada program program pelayanan Tahun 213 Tahun 214 Tahun 215 Kematian Pasien > 48 Jam kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat pada Grafik berikut : Indikator 8 : Waktu Tunggu Elektif Waktu tunggu operasi elektif, adalah tenggang waktu mulai dokter memutuskan untuk operasi yang terencana sampai dengan operasi mulai dilaksanakan, faktor yang biasanya menyebabkan lamanya waktu tunggu operasi antara lain : akibat tidak stabilnya kondisi pasien, faktor pelaksana operasi yang terdiri dokter ahli selaku operator pembedahan, dokter ahli anastesi, asisten operator dan

67 Grafik 3.13 Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Waktu Tunggu Elektif, Tahun penata anastesi, faktor administrasi serta fasilitas, pada RSUD Polewali telah terpenuhi sumber daya manusia (dokter spesialis) serta didukung oleh sarana dan prasarana, sehingga waktu operasi 48 Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali elektif dapat tercapai sesuai dengan target yang direncanakan, dari 2 pasien 282 yang dioperasi akhir tahun 216, dengan jumlah kumulatif Tahun 213 waktu tunggu pasien yang terencana dibutuhkan 339 jam atau rata 1 rata waktu tunggu elektif adalah 1.2 jam, pelaksanaan pelayanan Tahun 214 Tahun 215 untuk indikator diatas terakomodir pada program pengadaan, Waktu Tunggu Elektif peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata, program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat pada Grafik berikut : Indikator 9 : Kejadian Kematian di Meja Operasi Kejadian kematian dimeja operasi adalah kematian yang terjadi dikamar operasi pada saat operasi berlangsung, atau selama pasien di ruang sadar pulih, yang diakibatkan oleh tindakan anastesi maupun tindakan pembedahan, pada tahun 216 dari 462 tindakan operasi belum ada kejadian kematian, atau ditargetkan 1 dengan realisasi %, hal ini dipengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan

68 Grafik 3.14 Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Kejadian Kematian di Meja Operasi, Tahun petugas (dokter spesialis dan perawat) serta tingkat kepatuhan terhadap standar prosedur operasional (SPO/SOP) dalam penanganan pembedahan oleh tim (spesialis bedah, spesialis 49 Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali anastesi, perawat), sehingga target tersebut dapat tercapai, 1 pelaksanaan kegiatan untuk indikator tersebut diatas terakomodir pada program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana Tahun 213,5 rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata, program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah Tahun 214 Tahun 215 Kejadian Kematian di Meja Operasi dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat pada Grafik berikut : Indikator 8 : tase Kejadian Salah Tindakan Pada Operasi Adalah kejadian pasien mengalami tindakan operasi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan, tindakan pembedahan wajib memperhatikan keselamatan pasien, kesiapan pasien, dan prosedur yang akan dilakukan, karena resiko terjadinya kecelakaan sangat tinggi, jika dalam pelaksanaannya tidak mengikuti standar prosedur operasional (SPO) yang sudah ditentukan, selain melakukan verifikasi

69 pra-operasi, untuk menghindari terjadinya salah tindakan pada badan layanan umum daerah. Perbandingan pencapaian IKU tahun operasi, biasanya dokter dan perawat meminta tambahan/penunjang sebelumnya dapat dilihat pada Grafik berikut : Grafik 3.15 Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) tase Kejadian Salah Tindakan Pada Operasi Tahun seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi, keterampilan dan kompetensi dibidangnya juga merupakan faktor pendukung dalam mengurangi terjadinya kesalahan dalam melakukan Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali tindakan, di RSUD Polewali tindakan operasi dilakukan oleh dokter 1 yang mempunyai kompetensi dan kewenangan yang dimiliki, tindakan dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP)/standar,5 pelayanan medik dan sarana dan prasarana yang digunakan sesuai standar suatu tindakan medik yang dilakukan. dan akhir tahun 216 Tahun 213 Tahun 214 Tahun 215 tase Kejadian Salah Tindakan Pada Operasi belum ada kejadian salah tindakan pada operasi, sehingga yang ditargetkan % realisasi %, pada indikator ini menggunakan asumsi bahwa semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin rendah, atau sebaliknya jika realisasi makin rendah pencapaian kinerja semakin baik, pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan Indikator 9 : Waktu Tunggu Obat Jadi Pelayanan jasa kesehatan dirumah tak terlepas dari pelayanan dibagian farmasi yang mengatur semua kebutuhan obat dan alat kesehatan untuk rawat jalan dan rawat inap, pelayanan farmasi rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan 5

70 kesehatan rumah sakit yang utuh dan beorientasi kepada pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan pasien. Dengan banyaknya permintaan obat oleh pasien rawat jalan kesehatan badan layanan umum daerah. Perbandingan pencapaian dan rawat inap dan dari poli-poli, akan meningkatkan waktu pelayanan, IKU tahun sebelumnya dapat dilihat pada Grafik berikut : Grafik 3.16 Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Waktu Tunggu Obat Jadi Tahun selain itu jika dikaitkan dengan pelayanan resep maka mutu pelayanan dianggap baik jika memenuhi kecepatan dan ketepatan pelayanan, yaitu kesesuaian antara resep yang diserahkan dengan sediaan yang Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali diterima oleh pasien, evaluasi pelayanan waktu tunggu pelayanan obat 3 dihitung mulai dari pasien menyerahkan resep sampai pasien mendapatkan obatnya, dilakukan untuk meningkatkan kepuasan pasien Tahun Tahun 215 terhadap pelayanan resep yang cepat dan tepat, untuk mengetahui Tahun 213 Waktu Tunggu Obat Jadi tingkat efektivitas dan efesiensi pelayanan instalasi farmasi RSUD Polewali dilakukan survey, berdasarkan laporan bahwa pada akhir tahun 216 dari 28 pasien yang disurvei, jumlah kumulatif waktu tunggu obat jadi pasien adalah 28, atau sama dengan 1 menit, Pada indikator ini digunakan asumsi, semakin rendah pencapaian kinerja semakin baik atau berhasilnya suatu kinerja. pelaksanaan Indikator 1 : Waktu Tunggu Obat Racikan Obat racikan adalah bahan atau paduan bahan dengan dosis tertentu dapat mengobati pasien dengan sekali pemberian, yang bertujuan untuk mempermudah pemberian kepada pasien pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program pelayanan 51

71 atau beberapa campuran yang tidak tersedian tetapi para dokter Di RSUD Polewali tahun 216 ditargetkan 45 menit mempunyai kombinasi yang dirasa pas untuk indikasi tertentu. dengan realisasi 13 menit, ini didapat dari jumlah komulatif rata- Resep racikan membutuhkan waktu pelayanan yang lebih lama rata waktu tunggu obat racik pada pasien dibagi dengan jumlah dibandingkan dengan resep obat paten, waktu tunggu obat pasien yang survei, sehingga hasil tersebut mencapai target yang telah racikan berdasarjan kepmenkes RI No. 129 tahun 28 tentang ditentukan, Pada indikator ini digunakan asumsi, Jika semakin tinggi standar pelayanan minimal (SPM) dari farmasi dalam hal waktu realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin rendah, atau tunggu obat racikan adalah < 6 menit. sebaliknya jika realisasi makin rendah pencapaiankinerja semakin baik atau berhasilnya suatu kinerja. pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat pada Grafik berikut : 52

72 Grafik 3.17 Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Waktu Tunggu Obat Racikan Tahun Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali Tahun Tahun Tahun 215 Waktu Tunggu Obat Racikan lamanya pelayanan pemberian obat kepada pasien sehingga ini menjadi penilaian keberhasilan suatu kinerja petugas dan tercapainya target kinerja, kesalahan dalam pemberian obat sering terjadi pada pasien yang disebabkan banyak faktor, antara lain beban kerja meningkat, kelelahan dan kesalahpahaman komunikasi, untuk mencegah kesalahan dalam pemberian obat diperlukan kepatuhan dalam melakukan pemberian obat yang sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), serta melakukan pelayanan sesuai dengan standar minimal, untuk indikator kinerja diatas pada tahun 216 RSUD Polewali menargetkan % dengan realisasi %, pencapaian target indikator dengan menggunakan asumsi, jika semakin Indikator 11 : tase Kejadian Kesalahan Pemberian Obat tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin rendah, atau Mutu pelayanan farmasi rumah sakit adalah pelayanan farmasi sebaliknya jika realisasi makin rendah pencapaian kinerja semakin baik yang menunjukkan pada peningkatan kesempurnaan pelayanan dalam atau berhasilnya suatu kinerja. pelaksanaan pelayanan untuk indikator menimbulkan kepuasan pasien sesuai dengan standar pelayanan profesi diatas terakomodir pada program pelayanan kesehatan badan layanan yang ditetapkan serta sesuai dengan kode etik profesi farmasi. ketelitian umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum dan keterampilan tenaga dalam memberikan pelayanan farmasi, akan daerah. Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat memberikan tingkat kepuasan kepada pasien dengan tidak adanya keluhan pada Grafik berikut : 53

73 Grafik 3.18 Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) tase Kejadian Kesalahan Pemberian Obat Tahun mulai dari penetapan peraturan pemberian makan rumah sakit, yang bertujuan untuk menyediakan makanan yang berkualitas baik dalam jumlah yang sesuai kebutuhan. Perencanaan menu sampai dengan Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali pendistribusian makanan pada pasien atau konsumsi. Sesuai surat 1,5 tase Kejadian Kesalahan Pemberian Obat Tahun 213 keputusan Menteri Kesehatan RI No. 129/Menkes/SK/II/28 tentang Tahun 214 standar pelayanan minimal rumah sakit yang menyatakan bahwa Tahun 215 ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien 8%. Indikator 12 : Ketepatan Waktu Pemberian Makanan Kepada Pasien Pelayanan Gizi Rumah Sakit adalah kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat baik rawat inap maupun rawat jalan, untuk meningkatkan kesehatan dalam rangka upaya preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Penyelenggaraan makanan rumah sakit dilakukan untuk mencapai pelayanan gizi optimal dalam pemenuhan gizi orang sakit dan pemenuhan metabolisme tubuh, Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan 54

74 Grafik 3.19 Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Ketepatan Waktu Pemberian Makanan Kepada Pasien Tahun Pada RSUD Polewali tahun 216 ditargetkan 9% realisasi 98.6%, keberhasilan pada indikator kinerja tersebut diatas, tidak terlepas kepatuhan dalam melakukan SOP pendistribuasian makanan yaitu makan 55 Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali pagi (pukul 6. 7.), distribusi makan siang (pukul ), 96 distribusi makan malam (pukul ), dan standar pelayanan minimal yang telah ditentukan. pencapaian target indikator dengan 8 menggunakan asumsi, semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian ,51 Tahun 214 Ketepatan Waktu Pemberian Makanan Kepada Pasien kinerja yang semakin baik, pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program pelayanan kesehatan badan layanan umum Tahun 213 Tahun 215 daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat pada Grafik berikut : Indikator 13 : Waktu Hasil Pelayanan Laboratorium Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, dan pengobatan, serta pemulihan kesehatan. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium adalah tenggang waktu mulai pasien diambil sampel sampai dengan menerima hasil yang sudah

75 Grafik 3.2 Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Waktu Hasil Pelayanan Laboratorium Tahun diekspertisi, tahun 216 jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium adalah dari 313 pasien laboratorium yang disurvei ditargetkan menit dengan realisasi menit, dan pada RSUD 56 Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali Polewali waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan darah sampai adanya hasil pemeriksaan sudah mencapai target yang telah ditentukan, ini 15 menunjukkan bahwa pelayanan laboratorium semakin meningkat, hal ini disebabkan adanya penambahan tenaga analis laboratorium, alat 5 15 laboratorium (alat dan bahan pakai habis). Pada indikator ini digunakan Waktu Hasil Pelayanan Laboratorium asumsi, semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja 12 Tahun 213 Tahun 214 Tahun 215 yang semakin baik, pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat pada Grafik berikut : Indikator 14 : Tidak Adanya Kesalahan Penyerahan Hasil Pemeriksaan Laboratorium Pelayanan pemeriksaan laboratorium di RSUD Polewali sudah dilengkapi dengan aplikasi laboratory information system dimana seluruh hasil pemeriksaan dikelola menggunakan sistem komputerisasi, selain efesiensi waktu pencatatan hasil, mencegah terjadinya kesalahan penyerahan hasil, pemeriksaan juga dapat tercapai secara optimal, standar

76 Grafik 3.21 Perbandingan Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tidak Adanya Kesalahan Penyerahan Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tahun Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali opersaional prosedur (SOP) juga dilaksanakan dalam pelayanan pemeriksaan laboratorium, dari hasil pelaporan dari rekam medik akhir tahun 216 adalah pasien yang diperiksa di laboratorium, belum ada ditemukan kejadian kekeliruan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium, sehingga tahun 216 ditargetkan % realisasi %, pada indikator Tahun tersebut diatas menggunakan asumsu, jika semakin tinggi realisasi Tahun 214 menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, pelaksanaan Tidak Adanya Kesalahan Penyerahan Hasil Pemeriksaan Laboratorium pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program pelayanan Tahun 215 kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat pada Grafik berikut : Indikator 15 : Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Thorax Foto pelayanan bidang radiologi yang merupakan pelayanan penunjang kesehatan juga perlu menjaga dan meningkatkan kualitas/mutu pelayanannya, Upaya peningkatan kualitas/mutu dibidang pelayanan radiologi harus dilakukan baik untuk kepentingan diagnostic maupun untuk pengobatan, ada dua aspek dalam system kualitas dalam pelayanan radiologi yaitu pengendalian kualitas (quality control) dan penjaminan 57

77 kualitas (quality assurance) pengendalian kualitas menyangkut pengujian Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat pada Grafik dan pengukuran yang memantau parameter-parameter teknis dari berikut Grafik 3.22 Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Thorax Foto Tahun pelayanan radiologi sementara penjaminan kualitas adalah usaha-usaha terkoordinasi menggunakan data untuk memberikan gambaran kualitas pelayanan dibidang radiologi, dengan demikian selain dapat memberikan mutu pelayanan yang tepat dan teliti, sekaligus dapat meminimalkan serta 5 2,3 dapat memberikan perlindungan maksimal terhadap keselamatan pasien, petugas dan lingkungan, pelayanan radiologi di RSUD Polewali semakin Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Thorax Foto pelayanan foto sampai pengambilan hasil foto sekitar 1 jam, angka tersebut Tahun 213 mencapai target yang telah ditentukan yaitu 1 jam 5 menit, dimana foto menjadi lebih cepat. Pada indikator ini digunakan asumsi, semakin rendah pencapaian kinerja semakin baik atau berhasilnya suatu kinerja. pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum 1,4 meningkat dengan rata-rata waktu yang dibutuhkan sejak dilakukan pelayanan radiologi menggunakan alat foto thorax CR sehingga proses 2,15 Tahun 214 Tahun 215 Indikator 16 : Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Tindakan Rehabilitasi Medik Pelayanan rehabilitasi medik adalah pelayanan kesehatan terhadap gangguan fisik dan fungsi yang diakibatkan oleh keadaan/ kondisi sakit, penyakit atau cedera melalui panduan intensif interfensi daerah. 58

78 medik, terapi fisik, atau rehabilitatif untuk mencapai kemampuan fungsi normal dan abnormal yang digunakan untuk memberikan terapi pada yang optimal, rehabilitasi medik bertujuan untuk mengupayakan penderita gangguan perilaku komunikasi yang meliputi, kemampuan, peningkatan kemampuan fungsional pasien sesuai dengan potensi yang bahasa, bicara, suara, irama kelancaran. upaya pelayanan pemulihan dimiliki untuk mengupayakan mempertahankan dan meningkatkan kepada pasien adalah indicator untuk mengukur keberhasilan suatu kinerja kualitas pelayanan dengan melakukan/memberikan tindakan rehabilitasi sesuai dengan pemeriksaan spesialis rehabilitasi medik yaitu pemeriksaan, menegakan pedoman/standar, data rekam medik RSUD polewali tahun 216, pasien diagnose dan menentukan program rehabilitasi medik. yang diprogram rehabilitasi medik sebanyak pasien belum ada hidup. Pelayanan yang diberikan meliputi, Rehabilitasi medik merupakan pelayanan kesehatan yang bersifat kejadian kesalahan rehabilitasi medik, sehingga target % realisasi medis, social,edukasional, dan fokasional dengan program fisioterapi %, kenyaman dan keinginan pasien untuk tetap melakukan program dengan beberapa program meliputi, 1) fisioterapi : mengupayakan rehabilitasi ini menggambarkan tercapainya target yang telah ditentukan, peningkatan kuaitas kesehatan dengan cara pencegahan, penyembuhan pada indikator ini digunakan asumsi semakin tinggi realisasi menunjukkan dan pemulihan gangguan system gerak dan fungsi. 2) Akupasi terapi : pencapaian kinerja yang semakin baik, pelaksanaan pelayanan untuk untuk melati keterampilan fisik yang berkaitan dengan aktifitas hidup sehari indikator diatas terakomodir pada program pelayanan kesehatan badan hari termasuk tumbuh kembang anak. 3) Orthotik prostetik : profesi yang layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan membidani tentang pelayanan rancang bangun serta pembuatan layanan umum daerah. Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya pemasangan alat bantu bagi pasien yang mengalami kelemahan dan dapat dilihat pada Grafik berikut : kelayuan. 4) Terapi wicara : ilmu yang mempelajari perilaku komunikasi 59

79 Grafik 3.23 Perbandingan Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Tindakan Rehabilitasi Medic Tahun Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali akhir tahun 215, jumlah penyediaan ambulance/kereta jenezah sebanyak Tahun 213 indikator diatas terakomodir pada program peningkatan sarana dan Tahun 214 prasarana aparatur dengan kegiatan pengadaan ambulance dan program Tahun 215 Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Tindakan Rehabilitasi Medic maupun non emergency (tdak terencana), berdasarkan data rekam medik 25 kali, sehingg target mencapai %, pelaksanaan pelayanan untuk kesehatan rumah sakit, dengan melayani kegiatan emergency (terencana) pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat pada Grafik berikut : Indikator 17 : Waktu Pelayanan Ambulance/Kereta Jenazah Kecepatan pemberian pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakit adalah waktu yang dibutuhkan mulai permintaan ambulance/kereta jenazah diajukan oleh pasien/keluarga pasien dirumah sakit sampai tersedianya ambulance/kereta jenazah Maksimal 3 menit, selain penyediaan ambulance juga tenaga yang ditugaskan harus selalu stand bay setiap saat yang siap pakai guna mendukung pelayanan 6

80 Grafik 3.24 Perbandingan Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Waktu Tunggu Pelayanan Ambulance Tahun Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Tindakan Rehabilitasi Medic Indikator 18 : Pemenuhan Kebutuhan Darah Bagi Setiap Pelayanan Transfusi Seiring dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan perlu distribusi darah yang aman dimulai dari pendonor hingga sampai ke Tahun 213 penerima untuk itu semua rumah sakit diwajibkan membentuk BDRS. Tahun 214 Pelayanan transfusi darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang Tahun 215 meliputi perencanaan, pengerahan dan pelestarian pendonor darah, penyediaan darah, pendistribusian darah, dan tindakanmedis pemberian darah kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan transfuse darah sebagai salah satu upaya kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan sangat membutuhkan ketersediaan darah atau komponen darah yang cukup, aman, mudah diakses dan terjangkau oleh masyarakat. Untuk mencegah timbulnya berbagai resiko, terjadinya penularan penyakit, baik bagi penerima pelayanan transfuse darah maupun bagi tenaga kesehatan sebagai pemberi pelayanan kesehatan maka pelayanan darah harus dilaksanakan pada setiap tahapan kegiatan mulai dari seleksi donor, proses 61

81 Grafik 3.25 Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemenuhan Kebutuhan Darah Bagi Setiap Pelayanan Transfusi Tahun pengambilan darah, uji saring penyakit yang dapat menular melalui transfuse darah, pemeriksaan serologi dan uji silang serasi, penyimpangan darah, pengolahan darah, pendistribusian darah, sampai pada tindakan Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali medis. Pada tahun 216 RSUD polewali telah memenuhi permintaan kebutuhan darah sebanyak 192 kantong dan semuanya dapat terpenuhi, 5 sehingga target yang ditentukan pada tahun 216 telah tercapai %. pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program Tahun 213 Tahun 214 Tahun 215 Pemenuhan Kebutuhan Darah Bagi Setiap Pelayanan Transfusi pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat pada Grafik berikut : Indikator 19 : Peresentase Layanan Rawat Jalan Spesifikasi Yang Tersedia Pelayanan rawat jalan merupakan salah satu unit kerja dirumah sakit yang melayani pasien berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk seluruh prosedur diagnostik dan terapiutik, pelayanan rawat jalan yang bermutu merupakan hal yang penting, dengan memberikan pelayanan yang baik/bermutu pada pelayanan rawat jalan akan meningkatkan jumlah kunjungan yang 62

82 pada akhirnya akan meningkatkan jumlah pendapatan. Pelayanan rawat jalan untuk tujuan observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, yang dilakukan oleh Grafik 3.26 Perbandingan Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) tase Layanan Rawat Jalan Spesialistik Yang Tersedia Tahun Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali petugas medis, perawat dan/atau non medis yang dilakukan di 15 intalasi rawat jalan (poliklinik), untuk indicator ini pada tahun telah melampaui target yang ditentukan yaitu 99,36% dengan target %, ini disebabkan oleh adanya penambahan dokter spesialis yang bertugas dipoliklinik sehingga pelayanan rawat jalan spesialistik telah 85 berjalan dengan baik/sudah optimal, Pada indikator ini digunakan asumsi, dengan menggunakan rumus : semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah, dan pemberian insentif pada dokter spesialis yang diberikan oleh pemerintah daerah. Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat pada Grafik berikut : 98,9 96,3 88,46,2,4,6,8 1 1,2 63

83 No Tabel 3.5 Analisis Pencapaian Sasaran 4 Terselenggaranya PelayananSesuai Standar Nasional, dengan Perilaku SDM yang Santun dan Mampu Menyenangkan Pelanggan Tahun 216 Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi tase life saving anak san dewasa Kematian pasien < 24 jam digawat darurat 1,55,32 Cakupan pelayanan terhadap pasien Gakin yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan Kejadian Infeksi Pasca Operasi,5,2 Kematian Pasien > 48 Jam, Waktu Tunggu Operasi Elektif Hari 2 1,2 Kejadian Kematian di Meja Operasi 1. tase Kejadian Salah Tindakan pada Operasi Waktu tunggu obat jadi Menit 15 1 Waktu tunggu obat racikan Menit tase kejadian kesalahan pemberian obat Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien Waktu hasil pelayanan laboratorium Menit 11 Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto Jam 1, Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medic Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah Jam Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfuse tase layanan rawat jalan spesialistik yang tersedia 98 99,36 64

84 Tujuan : Peran bantu aktif dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak di Kabupaten Polewali Mandar sebagai perwujudan dukungan terhadap program pemerintah sesuai dengan amanat RPJMD mendukung tercapainya tujuan tersebut, maka telah ditetapkan sasaran dan indikator sebagai berikut : Sasaran 5 Akselerasi Pelayanan PONEK dan Koordinasi Vertikal, Horisontal dan Diagonal Secara Efektif Angka kematian ibu (AKI) menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, keadaan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi Pelayanan obstetri neonatal emeregensi komprehensif di kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu laksanakan di rumah sakit dan menerima rujukan dari dan oleh hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas, Angka tenaga atau fasilitas kesehatan ditingkat desa dan masyarakat atau kematian ibu terkait dengan penyebab langsung (perdarahan, hipertensi, eklampsia dan infeksi), dan penyebab tidak langsung (3 terlambat dan 4 terlalu), selain hal tersebut diatas yang mendukung untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) dapat diwujudkan oleh berbagai fasilitas yang memadai diantaranya, peningkatan puskesmas menjadi puskesmas pelayanan obstetri neonatus essensial dasar (PONED), tersedianya ambulance untuk mobilitas pelayanan kesehatan untuk rumah sakit, kegiatannya memberikan pelayanan PONEK di rumah sakit untuk aspek obstetri ditambah dengan transfusi darah dan bedah cesaria dan untuk neonatal diberikan perawatan neonatal yang intensif, Rumah sakit PONEK memberikan pelayanan 24 jam, memiliki tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi dibidangnya, serta sarana dan prasarana penunjang yang memadai untuk melalukan rujukan ke Pelayanan Obstetri dan Neonatus Emergensi memberikan pelayanan pertolongan kegawatdaruratan obsetetri Komprehensif (PONEK), serta peralatan kesehatan yang memadai, untuk dan neonatal dasar maupun komprehansif untuk secara langsung 65

85 terhadap ibu hamil dan ibu bersalin dan ibu nifas. Akselerasi kesejahteraan ibu termasuk kesehatan dan keselamatan reproduksinya. pelayanan PONEK untuk menurunkan AKB dan AKI didukung Kematian ibu terjadi karena tidak mempunyai akses ke pelayanan dengan adanya koordinasi yang baik berdasarkan fungsinya yaitu kesehatan ibu yang berkualitas, terlambat mengenali tanda-tanda bahaya Pelayanan Obstetri dan Neonatus Emergensi Dasar (PONED) di puskesmas dan Pelayanan Obstetri dan Neonatus Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit, tersedianya tenaga kesehatan penolong persalinan yang terampil, sarana dan fasilitas, obat-obatan, serta peningkatan akses mobilisasi. Untuk melihat capaian sasaran tersebut diatas dapat dilihat pada indikator kinerja sebagai berikut : dan mengambil keputusan, terlambat mencapai pelayanan kesehatan serta terlambat mendapatkan pelayanan difasilitas kesehatan, namun yang sering terjadi disebabkan oleh 4T yaitu : terlalu tua (>35 thn), terlalu muda, (<2 thn), terlalu banyak anak (>4 anak), dan terlalu dekat jarak kehamilan/paritas (< 2 thn), kurangnya tenaga yang terampil, serta kurang sarana dan prasarana yang memadai. Berdasarkan data Rekam Medik RSUD Polewali, bahwa jumlah persalinan akhir tahun 216 sebanyak 22 persalinan, dengan ditargetkan 1, dan jumlah kematian sebanyak orang Indikator 1 : Kejadian Kematian Ibu Karena Persalinan atau dengan realisasi,%, angka tersebut diatas menujukkan Kematian ibu adalah kematian dari setiap wanita sewaktu dalam keberhasilan, ini didukung oleh adanya SDM kesehatan yaitu penambahan kehamilan, peralinan dan dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan tanpa dokter spesialis tenaga bidan terampil khusus PONEK serta didukung oleh mempertimbangkan lamanya serta dinama kehamilan tersebut berlangsung, sarana dan prasarana yang memadai untuk pelayanan kesehatan ibu dan upaya untuk meningkatkan kualitas manusia seyogyanya harus mulai sedini bayi di rumah sakit, pada indikator ini digunakan asumsi, Jika semakin mungkin sejak janin dalam kandungan dan sangat tergantung pada tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin rendah, atau 66

86 sebaliknya jika realisasi makin rendah pencapaian kinerja semakin baik, Indikator 4 : Pertolongan Persalinan Melalui Seksio Cesaria pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program Seksio cesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin peningkatan, pengadaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit lewat insisi pada dinding perut (abdomen) dan dinding rahim (uterus), jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata dan program pelayanan beberapa faktor kematian oleh resiko terlambat (tiga terlambat), diantaranya kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan terlambat dalam pemeriksaan kehamilan terlambat dalam memperoleh kesehatan badan layanan umum daerah, dan pemberian insentif pada pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan, dan terlambat sampai difasilitas dokter spesialis yang diberikan oleh pemerintah daerah. kesehatan karena termasuk emergency, emergecy dalam persalinan Grafik 3.27 Trend Pencapaian Indikator Kenerja Utama (IKU) RSUD Polewali Kejadian Kematina Ibu Karena Persalinan Tahun Kejadian Kematian Ibu Karena Persalinan % persalinan sectio cesaria (SC). Berdasarkan data rekam medik RSUD polewali tahun 216 jumlah persalinan dengan sectio cesaria 791 tindakan, dengan target 4% realisasi 69.3%, melihat angkat tersebut menunjukkan bahwa tingginya persalinan sectio cesaria atau melebihi target yang telah 8% 6%,8 4% 2% % merupakan tindakan persalinan buatan, salah satu tindakan tersebut adalah 213 ditentukan ini disebabkan oleh tingginya kasus rujukan komplikasi persalinan/adanya penyulit yang penanganannya harus melalui seksio cesaria serta disebabkan oleh beberapa indikasi antara lain panggul sempit 214 Kejadian Kematian Ibu Karena Persalinan 215 absolut, kurang kuatnya stimulasi, adanya tumor jalan rahim, plasenta pravia, perkembangan baik yang terlambat, riwayat sectio secaria sebelumnya, 67

87 preeklamsia berat, paritas penyulit persalinan, dll. Tindakan tersebut 68 dilakukan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi. pada indikator ini digunakan asumsi, semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program peningkatan, pengadaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata, program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. Grafik Trend Pencapaian Indikator Kenerja Utama (IKU) RSUD Polewali Pertolongan Persalinan Melalui Sectio Cesaria Tahun ,39 Indikator 5 : tase Tingkat Kemampuan Menangani BBLR 1.5 gr 2.5 gr Berat bayi lahir rendah (BBLR) telah menjadi masalah yang sangat serius di negara indonesia yang melibatkan keshatan ibu dan anak, Bayi 63,75 6,4 213 dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah neonatus dengan berat 214 badan lahir pada daat kelahiran kurang dari 2.5 gr (sampai gram), 215 BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat lahir rendah mempunyai lemak dibawah kulit yang sangat sedikit karena beratnya kurang dari 25 gr Pertolongan Persalinan Melalui Sectio Persalinan tanpa memandang masa kehamilan, BBLR dapat di ketahui dengan cara

88 penimbangan atau dengan tanda-tanda lingkar lengan atas bayi (diukur rumus : semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang pada pertengahan lengan atas) kurang dari 9.5 cm, tubuh kurang berisi semakin baik, pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir ototnya lembek dan kulitnya keriput dan tipis, bayi lebih kecil dari bayi pada program peningkatan, pengadaan sarana dan prasarana rumah normal, bayi berat lahir rendah, faktor yang menyebabkan terjadi BBLR sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata, program antara lain gizi kurang saat hamil, umur ibu (terlalu tua/terlalu muda), jarak pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan hamil terlalu dekat, paritas ibu (amak lebih dari 5), asma bronkiale, pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. Pencapaian target dan hipertensi, rokok dan tingkat pendidikan ibu, di RSUD polewali pelatihan capaian untuk 5 indikator kinerja pada sasaran ke 5 dapat dilhat pada manajemen penanganan asfiksia dan penanganan BBLR tebel berikut : untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan terlatih, sehingga kematian bayi karena BBLR dapat ditangani, Berdasarkan data rekam medik RSUD polewali tahun 216 dari 33 BBLR yang datang kerumah sakit yang berhasil ditangani sebnayak 351 BBLR, melihat angka tersebut menunjukkan masih ada BBLR yang belum ditangani sebanyak 21 BBLR, ini disebabkan karena keterlambatan pasien dirujuk kerumah sakit, tetapi bagi ibu melahirkan dirumah sakit dengan kasus BBLR langsung ditangani, namun pada tahun 216 RSUD polewali ditargetkan % realisasi 93,5%. pada indikator ini digunakan asumsi, dengan menggunakan Tabel.3.29 Trend Pencapaian Indikator Kenerja Utama (IKU) RSUD Polewali tase Kemampuan Menangani BBLR 1.5 gr 2.5 gr Tahun , , tase kemampuan menangani BBLR 1.5 gr gr 69

89 7 Tabel 3.6 Analisis Pencapaian Sasaran 5 Akselerasi Pelayanan PONEK dan Koordinasi Vertikal, Horisontal dan Diagonal Secara Efektif, Tahun Kejadian Kematian Ibu Karena Persalinan 1.8 Capaian Indikator (%) 8 2 Pertolongan Persalinan Melalui Sektio Cesaria tase Kemampuan Menangani BBLR 1.5 gr 2.5 gr No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi

90 Grafik. 3.3 Capaian Indikator pada Sasaran , Pencapaian indikator pada sasaran 5 : dilihat dari grafik ketiga indikator tersebut telah mencapai target yang ditentukan, dimana indkator kejadian kematian ibu kerena persalinan ditargetkan kecil dari 1 dengan realisasi.8% (mencapai) dengan menggunakan asuamsi semakin rendah capaian semakin baik, pertolongan persalinan melalui sektio cesaria ditargetkan 5% dengan realisasi 63,75, (mencapai) dengan menggunakan asumsi semakin tinggi semakin baik karena dengan pertolongan melalui sektio cesaria dapat menunrunkan angka kematian ibu melahirkan, sedangkan persentase kemampuan menangani BBLR 1.5 gr 2.5 gr ditargetkan 95% dengan realisasi 96,88% keberhasilan indikator tersebut disebabkan adanya tenaga yang telah terlatih/mahir dalam memberikan penanganan BBLR 96,88,8 Target Realisasi Grafik Trend Pencapaian Indikator pada Sasaran 5 Tahun Perbandingan Pencapaian IKU 5,8 6,4 63,75 65,39 96,88 93,33 89,39 Kejadian Kematian Ibu krn Persalinan Tahun 213 Pertolongan Persalinan Melalui Sektio tase Kemampuan Menangani BBLR 1.5 gr 2.5 gr Cesaria 6,4 89,39 Tahun ,39 93,33 Tahun 215,8 63,75 96,88 71

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Kabupaten Buleleng disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah secara periodik dalam mencapai

Lebih terperinci

G U B E R N U R J A M B I

G U B E R N U R J A M B I G U B E R N U R J A M B I PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MARDI WALUYO KOTA BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN STRATEGIS SKPD VISI DAN MISI 1. Pernyataan Visi Visi RSUD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka sampai saat ini memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka sampai saat ini memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini didasarkan pada dasar hukum yang telah ditetapkan sebagai berikut 1. Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyusunan Laporan Tahunan Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka merupakan bagian pertanggung jawaban Rumah Sakit sebagai SKPD dalam menyampaikan laporan hasil program

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEGIS

BAB II RENCANA STRATEGIS BAB II RENCANA STRATEGIS 2.1. INDIKATOR KINERJA UTAMA Dalam lampiran Keputusan Bupati Siak Nomor 378/HK/KPTS/2016 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Rumah Sakit Umum Daerah Siak disebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan reformasi administrasi publik makin nyata di berbagai negara termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting Government yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum RSUD Pasaman Barat merupakan Rumah sakit Kelas C yang berdiri berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2005 pada tanggal 1 April 2005 dalam bentuk Lembaga Teknis Daerah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 54 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN RUMAH

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG 2016 DAFTAR ISI Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1 B. Maksud

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT A. SEJARAH DAN KEDUDUKAN RUMAH SAKIT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rengat Kabupaten Indragiri Hulu pada awalnya berlokasi di Kota Rengat Kecamatan Rengat (sekarang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridhonya. Laporan Kinerja (LKj)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Latar belakang Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan peraturan tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Daerah) yaitu Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG -1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RSUD DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS DAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN IMANUDDIN PANGKALAN BUN DENGAN

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016 TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh Subhanahu Wa Ta ala, karena

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Umum... 2 Tujuan Khusus... 2 BAB II

Lebih terperinci

LAMPIRAN : JENIS PELAYANAN, INDIKATOR DAN STANDAR

LAMPIRAN : JENIS PELAYANAN, INDIKATOR DAN STANDAR LAMPIRAN : JENIS PELAYANAN, INDIKATOR DAN STANDAR Jenis 1 Gawat Darurat 2 Rawat Jalan Input 1. Kemampuan menangani life saving 2. Pemberi pelayanan kegawat-daruratan bersertifikat (ATLS/BTLS/ACLS/PPGD/

Lebih terperinci

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT 1. Mewujudkan kualitas pelayanan paripurna yang prima dengan mengutamakan keselamatan pasien dan berfokus pada kepuasan pelanggan. 2.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH JL.SUMBERGLAGAH PACET, MOJOKERTO Telp. (0321) 690441 Kode Pos. 61374 Fax

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG STADAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT H.L. MANAMBAI ABDULKADIR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.315, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. ORTA RS Kelas B dr. Suyoto. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT KELAS

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER ABDOER RAHEM KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung 45 BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Berdirinya RSUD Kota Bandung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota Bandung merupakan salah satu instansi pemerintah kota Bandung yang bergerak dibidang layanan

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 65 1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan Rumah Sakit Onderneming Pemerintahan hindia belanda yang

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Secara umum telah dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pelaksana pembangunan di Kabupaten Lamongan dan secara proporsional telah berjalan dengan baik, hal

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 RSUD KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar....... Daftar Isi....... i ii BAB

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 RSUD KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi.... Kata Pengantar.... i ii BAB I Pendahuluan...

Lebih terperinci

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut : BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN A. Sejarah Ringkas Rumah Sakit Martha Friska berdiri sejak tanggal 2 Maret 1981 beralamat di jalan Komodor Laut Yos Sudarso No. 91 Medan, Sumatera Utara.Dengan status

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.383, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHAN. Peralatan Kesehatan. Rumah Sakit. Tingkat III. Standardisasi. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI

Lebih terperinci

NAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI. a. Penyelenggaraan pelayanan medis

NAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI. a. Penyelenggaraan pelayanan medis NAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BA'A Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah Berkualitas Bertumpu Pada Semangat Melayani Dengan Memanfaatkan Sumber Daya Secara Optimal 1. Mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, RSUD dr Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo berpedoman pada dokumen perencanaan yang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR: 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum kebijakan yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Lawang dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan Rumah Sakit Rujukan Tingkat

Lebih terperinci

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA 1. SEJARAH RSUD TARAKAN JAKARTA Pada mulanya tahun 1953, rsud tarakan hanya berbentuk balai pengobatan. Kemudian pada tahun 1956, beralih menjadi puskesmas

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL Analisa kondisi internal RSUD Kabupaten Belitung Timur akan ditentukan terlebih dahulu Variabel internal, yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kecenderungan

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 103 TAHUN 2013 103 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH IDI KABUPATEN ACEH TIMUR ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA, BUPATI ACEH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENSTRA RSUD KOTA TANGERANG PERIODE 2014-2018 Latar belakang, maksud dan tujuan Sebagai salah satu SKPD Pemerintah Kota Tangerang, RSUD Kota Tangerang mepunyai kewajiban menyusun Renstra ( Rencana

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Program dan Kegiatan adalah cara untuk melaksanakan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan serta

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja RSUD dr Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi yang dibebankan kepada

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALINAU NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MALINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALINAU,

Lebih terperinci

Perbedaan jenis pelayanan pada:

Perbedaan jenis pelayanan pada: APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undangundang Nomor 25

Lebih terperinci

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 RSUD KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 DAFTAR ISI Halaman Penetapan Kinerja...... Kata Pengantar...... Daftar Isi...

Lebih terperinci

URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH POLEWALI

URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH POLEWALI LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 10 TAHUN 2014 TANGGAL : 3 FEBRUARI 2014 I. Pelayanan Gawat Darurat URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH POLEWALI a. Presentase life

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015

KABUPATEN BADUNG PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015 KABUPATEN BADUNG PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015 RSUD KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015 DAFTAR ISI Halaman Penetapan Kinerja... Kata Pengantar.... Daftar

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG JL. DARMO SUGONDO NO. 83 REJOAGUNG PLOSO TELP. (0321) 888615, FAX. (0321)

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

BUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

BUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 58/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PADA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 48 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. salah satu perangkat daerah yang harus akuntabel menyampaikan pertanggung jawaban

IKHTISAR EKSEKUTIF. salah satu perangkat daerah yang harus akuntabel menyampaikan pertanggung jawaban Page1 IKHTISAR EKSEKUTIF Rumah Sakit Umum Daerah Massenrempulu Kabupaten Enrekang merupakan salah satu perangkat daerah yang harus akuntabel menyampaikan pertanggung jawaban atau menjawab dan menerangkan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 173 TAHUN 2013

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 173 TAHUN 2013 BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 173 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SLAMET GARUT DENGAN STATUS POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN

Lebih terperinci

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 16 SERI D PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR : 10 TAHUN 2015 TANGGAL : 10 MARET 2015 TENTANG : STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

RSUD KOTA BANDUNG DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi...

RSUD KOTA BANDUNG DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... RSUD KOTA BANDUNG DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... Daftar Isi... i ii BAB I Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung... 2 1.3 Struktur

Lebih terperinci

INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2016 RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG JL. DARMO SUGONDO NO. 83 REJOAGUNG PLOSO TELP. (0321) 888615, FAX. (0321) 885311 KODE POS

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU 2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU A. DESAIN STRUKTUR ORGANISIASI Struktur organisasi RSUD Indrasari Rengat adalah Organisasi Staf B. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI 1) Direktur Sebagai

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF RSUD CIBINONG KABUPATEN BOGOR TAHUN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF RSUD CIBINONG KABUPATEN BOGOR TAHUN RENCANA,, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK PENAAN INDIKATIF RSUD CIBINONG KABUPATEN BOGOR TAHUN 2008- TUJUAN INDIKATOR KINERJA KERANGKA PENAAN (OUTCOME) PADA TAHUN AWAL PADA AKHIR PERIODE KERJA RENSTRA SKPD

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan. dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan. dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun 2015 yang penyusunannya masih berpedoman pada

Lebih terperinci

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA 2010-2015 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG JALAN RAYA KAPAL - MENGWI BADUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami

Lebih terperinci

STANDARD PELAYANAN MINIMAL (SPM) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR

STANDARD PELAYANAN MINIMAL (SPM) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR STANDARD PELAYANAN MINIMAL (SPM) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 30 Tahun 2001 Seri D ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa

prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa Penetapan Area Prioritas Pengelompokan Indikator Mutu Rumah Sakit Khusus Bedah SS Medika berdasarkan prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1 Unit

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal 18 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal 1. Nama RumahSakit : Rumah Sakit Umum Daerah Panyabungan 2. Alamat : Jl. Merdeka No. 40 Telp (0636) 20181

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.886, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Perubahan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30. p TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru telah berdiri pada tahun 1980 dan beroperasi pada tanggal 5 Juli 1984 melalui

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2016 i KATA PENGANTAR Alhamdulillah, akhirnya Kami

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. bagian selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di Jalan Dr.

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. bagian selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di Jalan Dr. BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN IV.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji terletak di bagian selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di Jalan Dr. Ratulangi

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI KAPUAS HULU NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU DENGAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 I. Pelayanan RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok Barat merupakan

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PADA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA KABUPATEN TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017 LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Jl. Diponegoro No. 125,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, 06 JANUARI 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 11 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 11 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALUYO JATI KRAKSAAN

Lebih terperinci