BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Dalam gambaran umum perusahaan ini penulis akan menguraikannya dalam 3 bagian yaitu sejarah perkembangan dan profil perusahaan, struktur organisasi dalam manajemen dan bidang usahanya Sejarah Perkembangan dan Profil Perusahaan Perusahaan perseroan (Persero) PT Daido Indonesia Manufacturing merupakan merupakan suatu perusahaan ekspansi Daido Kogyo Co. Ltd, Jepang yang telah berdiri sejak tahun 1933 yang berlokasi di Kogyo, Japan. Produk utama Daido Kogyo Ltd. adalah suku cadang otomotif. Pada tahun 1997 Daido Kogyo co. Ltd. mengadakan ekspansi ke Indonesia dengan membuka perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dengan nama PT. Daido Indonesia Manufacturing dengan total modal US $ yang berdomisili di kawasan industri Indotaisei Kota Bukit Indah, Cikampek, Kab Karawang, Jawa barat. PT Daido Indonesia Manufacturing menempati lahan di sektor 1A Block P-2 dengan luas tanah m2 dan luas bangunan mm2. Adapun pendirian perusahaan dengan menggunakan izin Surat Persetujuan Pesiden nomor : 473/I/PMA/1997 tanggal 8 September 1997 yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). PT Daido Indonesia Manufacturing sebagai perusahaan Modal Asing terdiri dari pemegang saham: a. Daido Kogyo Co,.Ltd sebagai pemegang saham 75% b. Metal One Corporation sebagai pemegang saham 25% Adapun PT Daido Indonesia Manufacturing sejak berdirinya pada 8 September 1997 dan setelah pengembangan business, mempunyai 3 fokus bisnis yaitu : a. Velg (Rim) bagi kendaraan roda dua yang mulai beroperasi Komresial sejak Juni b. Perakitan dan Assembly (Wheel Assy Rim) untuk kendaraan bermotor roda dua yang mulai beroperasi sejak Desember c. Rantai Keteng (Silent Chain) untuk kendaraan bermotor roda empat serta roda dua yang mulai beroperasi sejak Februari Berdasarkan jangkauan global dan kapasitas produksi yang dihasilkan oleh perusahaan, PT Daido Indonesia Manufacturing, merupakan salah satu perusahaan penghasil velg mobil terbesar di Indonesia, ini juga didukung oleh pernyataan dari General Manager PT Daido Indonesia Manufacturing yang mengatakan bahwa PT Daido Indonesia Manufacturing memproduksi 50% dari total produksi velg di Indonesia. Sejak berdirinya sampai sekarang PT Daido Indonesia Manufacturing mempunyai pelanggan beberapa pabrikan kendaraan bermotor dibagi penjualan dalam negeri dan luar negeri : a. Penjualan dalam negeri: Untuk penjualan dalam negeri PT Daido Indonesia Manufacturing mempunyai pelanggan beberapa pabrikan kendaraan bermotor ternama seperti PT Yamaha Indonesia Motor 1

2 Manufacturing, PT Astra Honda motor, PT Kawasaki Motor Indonesia dan PT Suzuki Motor Indonesia sebagai penyedia velg serta perakitan dan wheel assembly. Sedangkan untuk penjualan rantai keteng PT Daido Indonesia manufacturing memiliki pelanggan seperti PT Toyota Astra Motor, PT Astra Daihatsu Motor Indonesia dan PT Honda Prospect Motor. b. Penjualan luar negeri : Serikat Untuk penjualan luar negeri Negara Jepang, Vietnam, Philipina, Pakistan, serta Amerika Penjualan Produk PT. Daido Indonesia Manufacturing 70% untuk kebutuhan dalam negeri dan 30% untuk Ekspor Struktur Jumlah Karyawan Karyawan yang bekerja di PT. Daido Indonesia Mfg. saat ini mencapai jumlah 344 karyawan yang bekerja terbagi atas: a. Karyawan Tetap berjumlah 222 Karyawan b. Karyawan Kontrak berjumlah 122 Karyawan Dengan pembagian Jam kerja secara bergilir 2 ( shift) Adapun pembagian Klasifikasi posisi terbagi dengan rincian seperti yang tercantum dalam tabel 1.1. Tabel 1.1 Tabel rincian karyawan Departement Total Pria Wanita Permanen kontrak Admin & div head Bidang Usaha Rim Fac WA Fac Chain Total Sumber: Data Internal PT Daido Indonesia Manufacturing (2012) PT Daido Indonesia Manufacturing mempunyai bidang usaha sesuai izin dari Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) memproduksi komponen kendaraan roda empat dan roda dua yang berupa velg (Rim), wheel assembly (WA) dan rantai keteng (silent chain). Kapasitas terpasang produksinya adalah: 2

3 Jenis Penjualan Tabel 1.2 Kapasitas Produksi jumlah a. Velg (rim) pcs/thn b. Wheel Assembly (WA) unit/thn c. Rantai keteng (silent chain) pcs/thn Sumber: Data Internal PT Daido Indonesia Manufacturing (2012) Khusus velg dan rantai mempunyai produksi yang berbeda-beda berdasarkan ukuran dan jenisnya yang beragam. 1.2 Latar Belakang Penelitian Manajemen Sumber Daya Manusia secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang diterapkan dalam masalah pengelolaan Sumber Daya Manusia. Sumber Daya Manusia sebagai unsur utama perusahaan memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen SDM ini kemudian berkembang mengikuti perkembangan organisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam hal ini SDM memegang peranan yang sangat vital dan menentukan, karena bagaimanapun hebat dan canggihnya teknologi, bila tidak diimbangi dengan SDM yang berkualitas tidak akan mampu menghasilkan output yang diinginkan dengan efisiensi serta produktivitas yang tinggi. Dalam peranannya sebagai unsur utama perusahaan yang merujuk pada kebijakan dan prosedur maka dapat disimpulkan bahwa Sumber Daya Manusia yang baik merupakan suatu asset berharga yang dapat dilihat sebagai suatu keunggulan dalam bersaing, Adapun untuk mengelola SDM perusahaan harus memiliki seperangkat kebijakan dan peraturan perusahaan menjadi suatu batasan dalam menjalankan kegiatannya. Merujuk kepada hal tersebut, maka pemerintah juga menetapkan kebijakan yaitu dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Peraturan Ketenaga kerjaan pasal 108 yang mengatur tentang Peraturan Perusahaan. Kebijakan tersebut harus diikuti oleh setiap karyawan perusahaan. Disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang dalam menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang belaku. Adapun arti kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan serta sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sedangkan arti kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun tidak (Hasibuan, 2005:193). Pada dasarnya setiap orang akan berusaha untuk mentaati peraturan yang ada agar diterima oleh lingkungannya, termasuk juga karyawan. Walaupun demikian kadang kala terjadi pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku sehingga mengganggu jalannya perusahaan. 3

4 Adapun seperti yang tertulis diatas, pada setiap perusahaan diberlakukan seperangkat peraturan yang wajib untuk ditaati oleh setiap karyawan dan terdapat sangsi yang akan didapat oleh karyawan bila melanggar, ini semua diperlukan untuk mengindari hal-hal yang tidak diinginkan sehingga dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Disiplin yang baik mencerminkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa apabila suatu organisasi mengusahakan agar kinerja meningkat maka salah satu usaha yang harus dilakukan adalah melakukan pembinaan disiplin secara efektif dan efisien secara berkesinambungan. PT. Daido Indonesia Manufacturing sangat mengharapkan setiap individu dapat menerapkan disiplin kerja yang tinggi demi kemajuan perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan yang efektif dan efisien. Disiplin dapat ditegakkan melalui kerjasama dan kesadaran tinggi dari setiap karyawan untuk mematuhi peraturan yang berlaku diperusahaan. Dalam menegakkan disiplin di lingkungan perusahaan, PT. Daido Indonesia Manufacturing telah menyusun aturan-aturan disiplin pegawai yang tertuang didalam Peraturan Kerja Bersama (PKB) antara manajemen PT. Daido Indonesia Manufacturing dengan serikat pekerja no : 568/3251/HI- Syaker/2011 tgl 14 oktober 2011, pasal 66, tentang tata tertib disiplin kerja, yang disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transportasi Kab Karawang yang setiap 3 tahun akan dirundingkan kembali serta disepakati bersama antara managemen dan serikat pekerja. Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan komponen penilaian disiplin pada PT. Daido Indonesia Manufacturing tertera dalam grafik monitoring absensi yang merupakan akumulasi dari beberapa komponen penilaian yang ditentukan oleh perusahaan yaitu sakit, tidak ada informasi (mangkir), izin dan beberapa komponen lainnya, seperti yang tertera pada tabel 1.3. Keterangan Tabel 1.3 Grafik Monitoring Absensi Tahun Sakit 1,49 1,36 1,53 Tidak ada informasi 0,01 0,01 0,02 Target 1,00 1,00 1,00 Total 1,50 1,37 1,55 Cuti 2,53 1,84 1,61 Izin 0,43 0,37 0,51 Cuti panjang 1,89 0,38 0,38 Cuti tahunan 0,65 1,21 1,23 Terlambat 0,30 0,49 0,69 Pulang cepat 0,26 0,36 0,50 Cuti Mendadak 0,37 0,29 0,25 Total Absent 4,83 3,87 3,92 Sumber: Data internal PT. Daido Indonesia Manufacturing (2012) 4

5 Berdasarkan tabel 1.3 dapat dilihat dari target yang ditetapkan oleh perusahaan sebesar 1 % tiap tahun untuk tingkat disiplin/ pelanggaran absensi yaitu melihat dari indikasi absensi sakit dikarenakan karyawan tidak bisa menerapkan pola hidup sehat dan tidak ada informasi serta pulang cepat dan datang terlambat. Karena ke empat komponen tersebut berfungsi sebagai pengurang dari penilaian kinerja akhir, sedangkan bila tidak masuk karena cuti tidak bisa dikategorikan pelanggaran disiplin karena cuti itu adalah hak setiap karyawan setelah karyawan bekerja lebih dari 1 tahun, adapun komponen izin/cuti merupakan hak setiap karyawan yang totalnya adalah 12 hari kerja dalam satu tahun dengan pengaturan penggunaan 6 hari yang diatur oleh perusahan dan 6 hari oleh karyawan. Berdasarkan wawancara penulis dengan kepala HRD, tingkat disiplin karyawan masih buruk dikarenakan belum tercapainya target 1% yang ditetapkan oleh perusahaan. Pernyataan itu pun terbukti melalui data yang tertera dalam tabel 1.3. Melihat tren tingkat pelanggaran disiplin dalam 3 tahun kebelakang, pelanggaran paling banyak terjadi pada tahun 2012 dimana tingkat pelanggaran absensi dari sakit dan tidak ada informasi mencapai 1,55% serta karyawan yang datang terlambat sebesar 0,69 % dan pulang cepat sebesar 0,50. Sedangkan untuk tingkat pelanggaran paling kecil terjadi pada tahun 2011 dimana total absen sakit dan tidak ada informasi berapa pada level 1,37% walaupun tingkat terlambat mencapai 0,49% dan pulang cepat sebesar 0,36%. Sedangkan pada tahun 2010 berapa ditengah-tengah dengan total sebesar 1,50% meskipun dengan tingkat terlambat paling kecil yaitu berada pada level 0,30% dan pulang duluan 0,26%, dikarenakan menurut kepala HRD, dengan datang terlambat dan pulang cepat, karyawan tetap masuk kerja, namun terjadi pelanggaran dalam hal kewajiban jam kerjanya. Berdasarkan kondisi seperti yang tertera di table 1.3 serta target perusahaan yang tidak tercapai maka perusahaan membuat kebijakan bahwa pelanggaran disiplin digunakan sebagai pengurang penilaian kinerja. Grafik monitoring pencapaian sasaran seperti yang terdapat pada tabel 1.3 merupakan akumulasi penilaian selama satu tahun penuh dari beberapa indikator absensi yang diterapkan perusahaan. Menurut wawancara yang penulis dengan pimpinan HRD perusahaan, selain pelanggaran yang ada didalam kriteria surat teguran dan surat peringatan serta tabel 1.3, masih ada beberapa pelanggaran yang dilakukan karyawan terjadi di perusahaan yang dapat dikenakan sanksi oleh perusahaan, seperti merokok tidak ditempat yang disediakan, menggunakan telepon genggam diwaktu kerja, berjalan diluar zebra cross, menggunakan kendaraan dengan kecepatan diatas 10 km/ jam dilingkungan perusahaan, menolak dilakukan pemeriksaan oleh security, dll. Kondisi seperti yang tertera dalam tabel 1.3 diatas akan sangat mempengaruhi terhadap penilaian kinerja karyawan dan produktivitas perusahaan. Di PT. Daido Indonesia Manufacturing seperti yang tertera dalam Peraturan Kerja Bersama (PKB) no : 568/3251/HI- Syaker/2011 tgl 14 oktober 2011 BAB XIV tentang sanksi-sanksi (tindakan indisipliner) bila terjadi pelanggaran sanksi yang diberikan secara bertahap, yaitu: 1. Peringatan secara lisan, dilakukan oleh atasannya langsung untuk pelanggaran yang bersifat umum. Apabila dalam waktu yang telah di tentukan masih melakukan pelanggaran tersebut, maka akan diberikan surat teguran. 5

6 2. Peringatan tertulis dilakukan oleh atasannya langsung untuk pelanggaran bersifat khusus. Adapun peringatan tertulis diberikan kepada pekerja dengan ketentuan sebagai berikut: a. Peringatan pertama, kertas warna putih, jangka waktu : 3 bulan b. Peringatan kedua, kertas warna kuning, jangka waktu : 6 bulan c. Peringatan ketiga, kertas warna merah, jangka waktu : 6 bulan 3. Sanksi pemberhentian sementara (skorsing) jika pekerja melakukan pelanggaran yang dianggap berat dan mengulangi kesalahan yang sama bobotnya dengan sanksi peringatan ketiga. 4. Sanksi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) diberikan bila pekerja melakukan kesalahan/pelanggaran berat yang bobot kesalahannya lebih besar dari SP tiga atau skorsing. 5. Adapun kriteria sanksi yang ada didalam PKB sebagai berikut: a. Surat teguran Surat Teguran dibuat oleh atasan langsung. Kesalahan/pelanggaran dilakukan Pekerja yang dapat di berikan Surat Teguran adalah sebagai berikut: 1. Selama melaksanakan tugas di lingkungan Perusahaan, Pekerja tidak menggunakan seragam, sepatu keselamatan dan tanda pengenal dengan benar. 2. Pekerja tidak menjaga kesopanan selama di lingkungan Perusahaan. 3. Makan pada saat bekerja. 4. Melanggar ketentuan-ketentuan yang telah di sepakati dalam Perjanjian Kerja Bersama ini. 5. Menolak memeriksakan kesehatan rutin atau pemeriksaan kesehatan lain yang di lakukan Perusahaan tanpa alasan yang dapat diterima. 6. Tidak mentaati standar kerja yang berlaku, intruksi atau perintah atasan dalam hubungan kerja baik secara sengaja ataupun karena ceroboh. 7. Melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya atau memasuki ruangan atau tempat yang bukan tempat tugasnya tanpa izin dari atasan yang berwenang. 8. Memaksa pengemudi bus jemputan untuk mempercepat/memperlambat keberangkatan bus atau tidak melalui rute yang telah ditentukan. 9. Mengadakan pertemuan, memasang pamflet, pengumuman, poster yang bersifat pribadi tanpa izin dari Perusahaan. 10. Tidak melaporkan kepada atasannya bahwa teman sekerja melakukan tindakan kesalahan terhadap tata tertib kerja Perusahaan. 11. Menerima tamu pribadi di dalam Perusahaan tanpa izin dari atasannya. 12. Untuk surat teguran tertulis di berikan kepada pekerja yang melakukan pelanggaran seperti tersebut diatas dengan ketentuan sebagai berikut : Diminta Disetujui Diserahkan Jangka waktu Atasan Dept Atasan 3 bulan langsung Head langsung b. Pelanggaran dengan surat peringatan I 1. Dengan sengaja tidak mencatatkan kartu hadir pada mesin pencatat waktu 2 (dua) kali berturut-turut atau 4 (empat) kali tidak berturut-turut selama 1 (satu) bulan. 2. Meninggalkan tempat kerja selama waktu kerja tanpa pemberitahuan kepada atasan. 3. Tidur di lingkungan Perusahaan pada jam kerja kecuali sakit atas sepengetahuan atasannya. 4. Keluar lingkungan Perusahaan tanpa izin dari atasan selama waktu kerja. 5. Dengan sengaja memalsukan atau menghapus data kartu hadir. 6. Mangkir 2 (hari) berturut-turut atau tidak berturut-turut dalam 1 (satu) bulan. 6

7 7. Menggunakan telepon, fax, computer, atau alat komunikasi lainnya milik Perusahaan untuk kepentingan pribadi tanpa izin dari atasannya. 8. Baik secara sengaja atau karena ceroboh tidak mentaati perintah atau instruksi yang diterima dari atasannya tentang prosedur kerja atau tentang standar kerja sekarang. 9. Merokok di area yang bertuliskan Dilarang Merokok 10. Mencatatkan kartu hadir Pekerja lain atau Pekerja dicatatkan kartu hadirnya oleh Pekerja lainnya. 11. Melakukan atau mengerjakan tugas yang bukan tanggung jawabnya, kecuali atas perintah atasannya. 12. Kedapatan mencorat coret di dalam lingkungan Perusahaan kecuali yang berhubungan dengan pekerjaan. 13. Dalam keadaan bagaimanapun merobek, mengotori, menghilangkan pengumuman/pesan yang masih berlaku dari papan pengumuman, atau mencabut pengumuman/pesan yang masih berlaku dari papan pengumuman tanpa izin dari atasan yang berwenang. 14. Tidak berusaha memperbaiki diri setelah mendapat Surat Teguran sebanyak 3 (tiga) kali. c. Pelanggaran dengan surat peringatan II 1. Merusak, menghilangkan atau merubah kartu absen Pekerja lain. 2. Mangkir 3 hari berturut turut dan atau tidak berturut-turut dalam 1 (satu) bulan. 3. Pulang lebih awal atau meninggalkan lingkungan perusahaan tanpa izin atasannya. 4. Melakukan kelalaian sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. 5. Memberikan penugasan/menyuruh bawahannya tanpa mengindahkan WI/Prosedur yang ada maupun bahaya yang akan terjadi pada bawahannya dan ataupun orang lain. 6. Membuka secara paksa atau mengganti kunci locker pekerja atau milik Pekerja lain kecuali mendapatkan izin dari HRD atau GA. 7. Dengan sengaja membuka, membaca dan/atau menyebarkan dokumen orang lain, baik berupa hard copy maupun soft copy, tanpa izin dari yang bersangkutan atau dari atasannya, sehingga menyebabkan kerugian bagi perusahaan dan yang bersangkutan. 8. Bukan menjadi tugasnya, memindahkan alat pemadam kebakaran dari tempatnya atau mempergunakan bukan untuk tujuan yang semestinya tanpa izin/alasan yang dapat dipertanggung jawabkan. 9. Menghalang-halangi anggota Satuan Pengamanan untuk melaksanakan tugas menjaga keamanan dan ketertiban Perusahaan. 10. Mengendarai kendaraan Perusahaan tanpa izin dari atasannya yang berwenang. 11. Tidak berusaha memperbaiki diri setelah mendapatkan atau selama masa berlaku Surat Peringatan I masih melakukan lagi kesalahan/pelanggaran yang dapat diberikan sanksi Surat Peringatan II. d. Pelanggaran dengan surat peringatan III 1. Mangkir selama 4 hari kerja berturut-turut dan atau tidak berturut-turut dalam 1 (satu) bulan meskipun telah diberikan surat peringatan I dan teguran secara lisan kepada Pekerja yang bersangkutan. 2. Menyebarkan berita dan atau melakukan tindakan menghasut yang tidak benar dilingkungan Perusahaan sehingga membuat atau menimbulkan keresahan di antara sesama Pekerja dan sehingga mengakibatkan pekerjaan mereka jadi terganggu. 3. Kedapatan berjudi, mabuk ataupun menggunakan obat-obatan terlarang yang dilarang oleh pemerintah maupun agama di lingkungan Perusahaan. 4. Melalaikan kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya sehingga menimbulkan kecelakaan bagi dirinya/orang lain atau kerugian besar bagi Perusahaan. 5. Membawa keluar rahasia/barang Perusahaan tanpa alasan yang jelas dan izin dari atasannya. 6. Masih tetap tidak cakap dalam melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya walaupun telah dicoba ditempatkan pada beberapa jenis pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya. 7. Melakukan tindakan mengambil barang milik orang lain ataupun milik perusahaan tanpa izin. 7

8 8. Dengan sengaja merusak barang-barang milik perusahaan sehingga dapat menimbulkan kerugian besar bagi Perusahaan. 9. Tidak berusaha memperbaiki diri setelah mendapatkan atau selama masa berlaku surat peringatan II masih melakukan lagi pelanggaran yang dapat diberikan sanksi surat peringatan I atau II. Penegakan displin kerja sangat berhubungan dengan meningkatkan kinerja karyawan. Seperti yang dikemukakan Robert Bacal dalam Fahmi (2010:29), disiplin adalah sebuah proses yang digunakan untuk menghadapi permasalahan kinerja, proses ini melibatkan manajer dalam mengidentifikasikan masalahmasalah kinerja pada karyawan. Sanksi dan ketegasan lainnya menjadi bagian yang harus dilihat sebagai konsekuensi menjadi pegawai dari suatu perusahaan. Bagi pihak perusahaan perlu menegakkan kebijakan peraturan dengan konsisten, karena seperti yang dikatakan oleh Robert L Mathis dan John H Jackson dalam Fahmi (2010:29) bahwa peraturan haruslah konsisten dengan kebijakan perusahaan, dan kebijakan haruslah konsisten dengan tujuan perusahaan. Untuk pegukuran kinerja pegawai di PT. Daido Indonesia Manufacturing menggunakan acuan sesuai dengan yang tertera didalam Peraturan Kerja Bersama (PKB) ) no : 568/3251/HI- Syaker/2011 tgl 14 oktober 2011 BAB III pasal 16 tentang penilaian prestasi kerja yang berisi: 1. Penilaian prestasi kerja dilaksanakan oleh atasan minimal 1 (satu) tahun sekali 2. Penyusunan tata cara serta prosedur penilaian pretasi kerja ditetapkan oleh pengusaha 3. Penialaian prestasi kerja setiap pekerja secara obyektif oleh atasannya yang didasarkan atas tujuan penilaian dengan menggunakan perhitungan prestasi kerja berdasarkan range penilaian dengan rincian: Prestasi A = 3,60 point s/d 4,00 point Tabel 1.4 Penilaian Prestaasi Kerja Prestasi C = 2,10 point s/d 3,09 point Prestasi B = 3,10 point s/d 3,59 point Prestasi D = 0 point s/d 2,09 point Sumber: Peraturan Kerja Bersama (PKB) no : 568/3251/HI- Syaker/ Hal-hal yang dinilai dalam penilaian prestasi kerja antara lain menyangkut kualitas kerja dan inisiatif kerja, hubungan kerja serta displin kerja. Seperti yang dapat dilihat diatas, berdasarkan seperti yang tertera dalam PKB BAB III Pasal 16 point keempat bahwa salah satu dasar penilaian kinerja dan prestasi kerja pada PT Daido Indonesia Manufacturing adalah disiplin kerja pegawai. 8

9 Standard Awal Tahun Tabel 1.5 Rekapitulasi Penilaian Kinerja Tahun Kategori Penilaian 9 3,6 A< 3,1 < B < 3,59 2,1 < C < 3,09 A B C D Total ,7 % 43,6 % 48,3 % 5,4 % 100% ,8 % 48,0 % 42,3 % 4,8 % 100% ,8 % 46,7 % 46,7 % 2,9 % 100% Sumber: Data Interna PT Daido Indonesia Manufacturing (2012) Seperti yang dapat dilihat dalam tabel 1.5 penilaian kinerja karyawan PT Daido Indonesia Manufacturing dibagi dalam 4 range penilaian dengan rician: nilai A yang menunjukkan kinerja karyawan sangat baik, B baik, C cukup, dan D buruk. Berdasarkan range penilaian diatas didapat dari hasil akumulasi penilaian yang ditentukan oleh perusahaan, yaitu: Tabel 1.6 Kriteria Indikator Penilaian Kinerja NO Kriteria Bobot 1 Indikator performa 60% 2 Keselamatan dan kesehatan 5% 3 5S 5% 4 Sikap 10% 5 Absensi 10% 6 Skill dan pengetahuan 10% Total Penilaian 100% Sumber: Data internal perusahaan (2012) Perusahaan memiliki target maksimal dalam setiap range penilaian dengan range penilaian A sebesar 12%, B sebesar 20%, C sebesar 60% dan D sebesar 8%. Adapun penilaian kinerja diatas berfungsi sebagai indikator yang mempengaruhi kenaikan gaji karyawan dan budget perusahaan. Berdasarkan wawancara penulis dengan bapak Heri pudji santoso selaku general manager di PT Daido Indonesia Manufacturing. Berdasarkan data yang tertera pada tabel 1.5 bahwa kinerja karyawan diperusahaan selama 3 tahun belakangan dapat tergolong cukup baik/ sedang. Dikarenakan karyawan yang mendapatkan nilai D tidak ada yang melebihi target yang ditetapkan oleh perusahaan. Walaupun demikian perusahaan menginginkan tidak ada karyawan yang mendapatkan nilai presentase kinerja D.

10 Adapun baik/ buruknya kinerja karyawan di perusahaan dilihat dari jumlah karyawan yang mendapat nilai A dan D. Berdasarkan data diatas hasil kinerja karyawan yang paling baik terjadi ditahun 2011 dan kinerja terburuk terjadi pada tahun Hal ini terjadi karena menurut Pimpinan HRD perusahaan secara kinerja bahwa di tahun 2012 itu kinerja karyawan jelek dikarenakan dengan data karyawan yang lebih kecil dari tahun 2010 tetapi karyawan yang mendapatkan nilai A tidak jauh berbeda karena hanya berselisih satu orang, bahkan bila dibandingkan performa kinerja pada 2011 terpaut sangat jauh. Berdasarkan data yang tertera pada tabel 1.3 dan tabel 1.5 dan rangkaian penjelasan mengenai teori disiplin kerja dan kinerja karyawan serta penjelasan keadaan praktis (fenomena dilapangan) di atas maka dapat disimpulkan terdapat kesenjangan yang terjadi antara teori dengan kenyataan yang terjadi di PT Daido Indonesia Manufacturing yaitu tingkat kedisiplinan yang diinginkan tidak tercapai dan terjadi penurunan tingkat kinerja dari tahun 2011 ke tahun Berdasarkan uraian data diatas maka kondisi tersebut layak untuk diteliti mengapa terjadi penurunan kinerja karyawan dan apakah fenomena itu dipengaruhi oleh tingkat disiplin kerja karyawan atau dipengaruhi oleh hal lain. Maka judul yang diajukan penulis adalah Pengaruh Displin Kerja terhadap Kinerja karyawan PT. Daido Indonesia Manufacturing (Persero). Hasil penelitian ini melihat seberapa besar pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT. Daido Indonesia Manufacturing. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas maka rumusan masalah yang timbul dapat penulis identifikasikan adalah : a. Bagaimana disiplin kerja PT. Daido Indonesia Manufacturing? b. Bagaimana kinerja karyawan PT. Daido Indonesia Manufacturing? c. Seberapa besar pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT. Daido Indonesia Manufacturing? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Mengetahui disiplin kerja PT. Daido Indonesia Manufacturing. b. Mengetahui kinerja karyawan PT. Daido Indonesia Manufacturing. c. Mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT. Daido Indonesia Manufacturing. 1.5 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna bagi pihak-pihak yang terkait yaitu: Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan manajemen pada PT Daido Indonesia Manufacturing, sebagai upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya sehingga dapat menghasilkan ouput yang maksimal bagi perusahaan. 10

11 1.5.2 Kegunaan Akademis Untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu dan teori manajemen sumber daya manusia yang selama ini yang didapat di perkuliahan serta membandingkannya dengan yang terjadi sebenarnya dilapangan dan diharapkan dapat berguna bagi puhak lain yang ingin menggunakannya sebagai bahan pertimbangan atau referensi dalam kegiatan penelitian atau karya ilmiah yang lain. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam memberikan arah serta gambaran materi yang tergantung dalam penulisan skripsi ini, maka penulis menyusun sistematika sebagai berikut : a. BAB I : Pendahuluan Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan objek studi, latar belakang masalah, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. b. BAB II : Tinjauan pustaka Pada bab ini dibahas mengenai teori-teori yang mendukung penelitian ini, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian dan ruang lingkup penelitian. c. BAB III : Metode penelitian Pada bab ini dibahas mengenai jenis penelitian, operasional variable, tahapan penelitian, populasi dan sample, pengumpulan data dan teknik analisis d. BAB IV : Analisis dan pembahasan Pada bab ini dibahas mengenai deskripsi dari hasil dari penelitian dan pembahasan terhadap hasil dari penelitian. e. BAB V : Kesimpulan dan saran Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian ini dan saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya serta untuk perusahaan. 11

SURAT PERJANJIAN KERJA

SURAT PERJANJIAN KERJA SURAT PERJANJIAN KERJA No. 168/SPK-01/AMARYAI/I/2017 Pada hari... tanggal... bulan... tahun... telah dibuat dan disepakati perjanjian kerja antara : Nama : PT.... Alamat : Jln.... Kemudian dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Donnelly, Gibson and Ivancevich: 2001) Kinerja merujuk kepada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Donnelly, Gibson and Ivancevich: 2001) Kinerja merujuk kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia atau SDM memiliki peranan penting baik secara perorangan ataupun kelompok, dan SDM merupakan salah satu dari penggerak utama atas kelancaran jalannya

Lebih terperinci

Penerapan Disiplin Kerja Karyawan Pada PT. Kusumahadi Santosa Alfinia Palupi Hidayah D

Penerapan Disiplin Kerja Karyawan Pada PT. Kusumahadi Santosa Alfinia Palupi Hidayah D Bab IV Pembahasan Hasil Pengamatan 65 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN A. Disiplin Kerja Karyawan PT. Kusumahadi Santosa merupakan perusahaan swasta yang bergerak dibidang industri khususnya dibidang

Lebih terperinci

Struktur Perusahaan PT. Astra Honda Motor

Struktur Perusahaan PT. Astra Honda Motor BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Astra Honda Motor merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT. Federal Motor yang sahamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Peraturan

Lebih terperinci

Tata Tertib setiap pekerja ISH yang berada di layanan mengacu kepada Standard Operationg Procedure (SOP) yang dibuat oleh Div. Operation & ER ISH.

Tata Tertib setiap pekerja ISH yang berada di layanan mengacu kepada Standard Operationg Procedure (SOP) yang dibuat oleh Div. Operation & ER ISH. A. Rujukan 1. Klausul 4.2.3 ISO 9001:2008 Pengendalian Dokumen 2. Klausul 4.2.4 ISO 9001:2008 Pengendalian Rekaman 3. Klausul 6.1 ISO 9001:2008 Pengelolaan Sumber Daya 4. Klausul 6.2 ISO 9001:2008 Sumber

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.700, 2014 BAWASLU. Tata Tertib. Pegawai. Kinerja. Disiplin Pegawai. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia kerja dewasa ini tenaga kerja atau pegawai senantiasa mempunyai kedudukan yang penting karena tanpa pegawai suatu lembaga atau instansi tak dapat melaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki perusahaan. Dalam usahanya memperoleh keuntungan

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki perusahaan. Dalam usahanya memperoleh keuntungan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan sebagai organisasi yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan finansial sangat dipengaruhi oleh karyawan sebagai salah satu sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Lebih terperinci

1. Peraturan Tata Tertib Kehidupan Kampus Dalam rangka menjaga ketertiban kampus, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan mahasiswa di lingkungan

1. Peraturan Tata Tertib Kehidupan Kampus Dalam rangka menjaga ketertiban kampus, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan mahasiswa di lingkungan TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS 1. Peraturan Tata Tertib Kehidupan Kampus Dalam rangka menjaga ketertiban kampus, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan mahasiswa di lingkungan kampus, yaitu : a. Merokok

Lebih terperinci

P T G l o b a l T i k e t N e t w o r k Jl. Kawi No. 45, Setiabudi Jakarta Selatan 12980, Indonesia

P T G l o b a l T i k e t N e t w o r k Jl. Kawi No. 45, Setiabudi Jakarta Selatan 12980, Indonesia P T G l o b a l T i k e t N e t w o r k Jl. Kawi No. 45, Setiabudi Jakarta Selatan 12980, Indonesia +622183782121 info@tiket.com http://www.tiket.com SURAT PERJANJIAN KERJA NO. 069/GTN/SPK-III/2013 Surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu PT. Indonensia Epson Industry, maka mulai tahun 2004, PT. Kiyokuni

BAB I PENDAHULUAN. yaitu PT. Indonensia Epson Industry, maka mulai tahun 2004, PT. Kiyokuni 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT. Kiyokuni Indonesia merupakan perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) Jepang yang awalnya bergerak dalam proses mesin press dan pembuatan dies. Seiring

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Disiplin Menurut Yani (2012:86) disiplin kerja adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia sedang menjadi perhatian yang serius akhir-akhir ini karena dianggap sebagai alternatif pemecahan utama dan pertama dari setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Disiplin Disiplin kerja sangatlah penting dalam mempengaruhi perkembangan diri suatu perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

Lebih terperinci

PROSEDUR MUTU SANKSI TINDAKAN INDISIPLINER

PROSEDUR MUTU SANKSI TINDAKAN INDISIPLINER PROSEDUR MUTU PROSEDUR 12 SANKSI TINDAKAN INDISIPLINER Revisi Tgl. Berlaku Kode Dokumen 01 15 Juli 2015 SCU/PM.12 1. TUJUAN Memastikan Sanksi tindakan indisipliner dapat diterapkan bagi karyawan perusahaan

Lebih terperinci

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Jalan Ampera Raya No. 7, JakartaSelatan12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN

Lebih terperinci

Pada hari ini, tanggal bulan tahun. Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN)

Pada hari ini, tanggal bulan tahun. Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN) PERJANJIAN KERJA KARYAWAN KONTRAK Pada hari ini, tanggal bulan tahun Telah diadakan perjanjian kerja antara: 1. Nama : Alamat : Jabatan : Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN) 2.

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Nama : PT. Kewalram Indonesia. Alamat : Jl. Raya Rancaekek KM 25 Desa Sukadana. Telp : /

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Nama : PT. Kewalram Indonesia. Alamat : Jl. Raya Rancaekek KM 25 Desa Sukadana. Telp : / 26 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Nama dan Alamat Perusahaan Nama : PT. Kewalram Indonesia Alamat : Jl. Raya Rancaekek KM 25 Desa Sukadana Kecamatan Cimanggung Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran sumber daya manusia (SDM) dalam organisasi adalah sangat dominan, karena merupakan motor penggerak paling utama di dalam suatu organisasi. Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan berupaya untuk menunjukan keunggulan-keunggulanya agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering menjadi kendala dalam kehidupan masyarakat. Dengan kemampuannya

BAB I PENDAHULUAN. sering menjadi kendala dalam kehidupan masyarakat. Dengan kemampuannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat yang disertai dengan berbagai jenis bentuk dan manfaatnya pada saat ini sangat menggembirakan. Banyak

Lebih terperinci

SURAT PERINGATAN. No. 001/HRD-SP/CV-PREBU/XII/2016

SURAT PERINGATAN. No. 001/HRD-SP/CV-PREBU/XII/2016 No. 001/HRD-SP/CV-PREBU/XII/2016 Kepada : : Anisa Keyla Putri Sehubungan kinerja Saudari sebagai karyawan yang harus mematuhi dan melaksanakan semua kewajiban dan tata tertib serta disiplin dalam bekerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat hidup manusia adalah berusaha untuk memehuhi kebutuhannya sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang dipakai sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaannya Oleh karena itu keberadaan suatu perusahaan yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaannya Oleh karena itu keberadaan suatu perusahaan yang berbentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang didirikan umumnya mempunyai harapan bahwa kelak di kemudian hari akan mengalami perkembangan yang pesat di dalam lingkup usaha dari perusahaannya

Lebih terperinci

Pemutusan Hubungan Kerja

Pemutusan Hubungan Kerja Pemutusan Hubungan Kerja Suatu langkah pengakhiran hubungan kerja antara pekerja dan pengusaha karena suatu hal tertentu. Pasal 1 angka 25 UU Ketenagakerjaan: Pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, jaringan fisik serta pelayanan sarana dan prasarana nasional

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, jaringan fisik serta pelayanan sarana dan prasarana nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini negara kita dihadapkan pada kemajuan zaman yang begitu pesat. Pembangunan disegala bidang mengakibatkan kehidupan masyarakat semakin modern, jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta kerangka berfikir.

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta kerangka berfikir. 1 BAB I PENDAHULUAN Pada Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta kerangka berfikir. A. Latar Belakang Masalah Setiap

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA 31 CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA SURAT PERJANJIAN KERJA Nomer: ---------------------------------- Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : Jabatan : Alamat : Dalam hal ini bertindak atas nama direksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II Sumber: www.angkasapura2.co.id 1.1.1 Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan setiap perusahaan berusaha meningkatkan serta mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan setiap perusahaan berusaha meningkatkan serta mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan dan perusahaan merupakan 2 (dua) hal yang tidak dapat dipisahkan, karyawan memegang peranan penting dalam menjalankan kegiatan perusahaan dan setiap perusahaan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. dengan kebutuhan perusahaan. Melalui peranan SDM pada perusahaan turut

I.PENDAHULUAN. dengan kebutuhan perusahaan. Melalui peranan SDM pada perusahaan turut I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal yang penting dalam agenda suatu perusahaan. Mereka yang berhasil adalah mereka yang mampu melihat

Lebih terperinci

2016, No Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

2016, No Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara No. 453, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Cuti. Jam Kerja. Disiplin. Pencabutan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG DISIPLIN JAM KERJA DAN CUTI PEGAWAI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen mempunyai arti penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Karena perusahaan merupakan suatu organisasi besar

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB KERJA PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB KERJA PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB KERJA PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI POLITEKNIK KOTA MALANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI POLITEKNIK KOTA MALANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI POLITEKNIK KOTA MALANG I. RUANG LINGKUP KEGIATAN A. TUJUAN Program Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Politeknik Kota Malang bertujuan untuk membina mahasiswa

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika L1 Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika No Pertanyaan. Ya 1 Apakah perusahaan memiliki petunjuk pelaksanaan mengenai: a. tata tertib dikomuni- b. disiplin kasikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada umumnya dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, permasalahan yang dihadapi manajemen bukan hanya terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja,

Lebih terperinci

Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC)

Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC) Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Anggota ZEC adalah seperti yang dimaksud dalam Pasal 11 Anggaran Dasar Daihatsu Zebra Club. Pasal 2 Ketentuan dan Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Sumber daya manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena unsur manusia dalam perusahaan sebagai perencana, pelaksana, dan pengendali

Lebih terperinci

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia merupakan faktor produksi yang tidak dapat diabaikan dan merupakan aset utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif

Lebih terperinci

BAB II URAIAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II URAIAN UMUM PERUSAHAAN BAB II URAIAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Agenda 1. Sejarah perkembangan perusahaan Fase awal pendirian perusahaan Fase pengembangan I Fase pengembangan II Fase pengembangan III 2. Visi dan Misi Perusahaan 3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia dalam organisasi atau perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia dalam organisasi atau perusahaan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan sumber daya manusia dalam organisasi atau perusahaan semakin penting seiring dengan semakin kompleksnya tugas, tanggung jawab dan tantangan yang dihadapi.

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu Perusahaan yang didirikan mempunyai beberapa tujuan, tujuan yang dimaksud adalah mencari laba, berkembang, memberi lapangan kerja, serta memenuhi kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 677 TAHUN 2016 TENTANG DISIPLIN KEHADIRAN APARATUR SIPIL NEGARA

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 677 TAHUN 2016 TENTANG DISIPLIN KEHADIRAN APARATUR SIPIL NEGARA WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 677 TAHUN 2016 TENTANG DISIPLIN KEHADIRAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG WALIKOTA BANDUNG, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan sebuah perkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang untuk bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk tujuan tertentu. Organisasi biasanya

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH PT. INDONESIA STANLEY ELECTRIC

BAB II SEJARAH PT. INDONESIA STANLEY ELECTRIC BAB II SEJARAH PT. INDONESIA STANLEY ELECTRIC 1.1 Sejarah Perusahaan PT. Indonesia Stanley Electric atau sering disingkat PT. ISE berdiri pada September 2001, dengan luas tanah 40.000 m, luas bangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian MSDM Menurut Hasibuan (2009:10) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya

Lebih terperinci

Peralihan Sanksi Larangan Mengemudi Menjadi Denda Tarif

Peralihan Sanksi Larangan Mengemudi Menjadi Denda Tarif Peralihan Sanksi Larangan Mengemudi Menjadi Denda Tarif Berlaku Mulai Dari 9 Mei 2016 Tujuan: Sebelum kode etik terbaru ini ditetapkan, sanksi yang diberlakukan untuk para mitra pengemudi yang melakukan

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ASRAMA MAHASISWA KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ASRAMA MAHASISWA KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ASRAMA MAHASISWA KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang terbagi menjadi karyawan direktorat, non- direktorat, proyek dan

BAB I PENDAHULUAN. orang yang terbagi menjadi karyawan direktorat, non- direktorat, proyek dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung adalah salah satu Badan Usaha Milik Nergara (BUMN) yang bergerak di bidang pos yang memberikan pelayanan jasa dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi setiap perusahaan berupaya untuk menunjukan keunggulan-keunggulannya agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yaitu dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintah maupun tugas

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yaitu dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintah maupun tugas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja atau karyawan merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena karyawan adalah modal utama bagi suatu perusahaan tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penandasan kembali terhadap falsafah Man behind the gun. Roda organisasi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penandasan kembali terhadap falsafah Man behind the gun. Roda organisasi sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia di dalam suatu organisasi dipandang sebagai sumber daya. Artinya, sumber daya atau penggerak dari suatu organisasi. Penggerak dari sumber daya yang lainnya,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 11 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 11 TAHUN 2010 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 11 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan,

Lebih terperinci

Peralihan Sanksi Larangan Mengemudi Menjadi Denda Tarif (Berlaku per 9 Mei 2016)

Peralihan Sanksi Larangan Mengemudi Menjadi Denda Tarif (Berlaku per 9 Mei 2016) Peralihan Sanksi Larangan Mengemudi Menjadi Denda Tarif (Berlaku per 9 Mei 2016) Tujuan: Sebelum kode etik terbaru ini ditetapkan, sanksi yang diberlakukan untuk para Mitra GrabCar yang melakukan pelanggaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Kerja Disiplin kerja sangat penting untuk pertumbuhan suatu perusahaan. Disiplin kerja digunakan untuk memotivasi karyawan agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada di daerahnya. Pembangunan daerah sebagai pembangunan yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. ada di daerahnya. Pembangunan daerah sebagai pembangunan yang dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan salah satu upaya yang diwujudkan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di daerahnya.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia) diresmikan pada tanggal 12 April 1971. Pada saat itu PT. TMMIN (Toyota Motor Manufacturing

Lebih terperinci

KETENTUAN DAN PROSEDUR MAGANG PT KOKOH SEMESTA DENGAN STT PLN No. 036/A.12/III 2013

KETENTUAN DAN PROSEDUR MAGANG PT KOKOH SEMESTA DENGAN STT PLN No. 036/A.12/III 2013 KETENTUAN DAN PROSEDUR MAGANG PT KOKOH SEMESTA DENGAN STT PLN No. 036/A.12/III 2013 1. Pengertian Magang Magang adalah kegiatan untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis mahasiswa, dalam hal ini bagi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, DRAFT 19 MEI 2015 PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG DISIPLIN JAM KERJA DAN CUTI PEGAWAI DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu beroperasi dengan baik tanpa bantuan manusia. kegiatannya membutuhkan pegawai yang ahli pada bidangnya.

BAB I PENDAHULUAN. mampu beroperasi dengan baik tanpa bantuan manusia. kegiatannya membutuhkan pegawai yang ahli pada bidangnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia saat ini semakin maju dan modern, banyak teknologi yang berhasil diciptakan untuk memudahkan pekerjaan manusia, tetapi secanggih apapun peralatan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1313, 2014 KEMEN KUKM. Hari Kerja. Jam Kerja. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PER/M.KUKM/IX/2014 TENTANG HARI KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN ANGKUTAN DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan,

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce No.1753, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Pengawasan Ketenagakerjaan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan atau lembaga pemerintahan memiliki budaya kerja, yaitu suatu sistem nilai yang merupakan kesepakatan bersama dari semua yang terlibat dalam perusahaan

Lebih terperinci

PERATURAN PERUSAHAAN CV.PLANET-WEBHOST

PERATURAN PERUSAHAAN CV.PLANET-WEBHOST PERATURAN PERUSAHAAN CV.PLANET-WEBHOST Nomor: 001/IT/PP-PWH/V/2016 BAB I HARI KERJA DAN WAKTU KERJA Pasal 1 HARI KERJA DAN WAKTU KERJA 1. Hari dan atau jam kerja pegawai berbeda satu dengan lainnya sesuai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keberhasilan dan pencapaian tujuan organisasi, dalam rangka pencapaian

I. PENDAHULUAN. keberhasilan dan pencapaian tujuan organisasi, dalam rangka pencapaian I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan organisasi, dalam rangka pencapaian tujuan tersebut, sumber daya selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan mengelola sumber daya manusia yang baik merupakan suatu langkah awal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan mengelola sumber daya manusia yang baik merupakan suatu langkah awal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia bukan merupakan sesuatu yang baru di lingkungan organisasi maupun perusahaan, karena pada hakekatnya sumber daya manusia adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat dan terbuka, perusahaan harus mampu memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. ketat dan terbuka, perusahaan harus mampu memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi dimana terjadi kompetisi di bidang ekonomi yang semakin ketat dan terbuka, perusahaan harus mampu memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu menumbuhkembangkan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu menumbuhkembangkan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dewasa ini yang semakin berkembang, disertai dengan terciptanya mesin dan peralatan canggih serta munculnya inovasi-inovasi

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 53 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 53 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 53 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (Termination of Employment Relationship) Amalia, MT

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (Termination of Employment Relationship) Amalia, MT PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (Termination of Employment Relationship) Amalia, MT SIKLUS MSDM Planning Siklus pengelolaan SDM pada umumnya merupakan tahapan dari: Attaining Developing Maintaining You can take

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi pengembangan sumber daya manusia. Sumber daya manusia atau yang sering

BAB I PENDAHULUAN. strategi pengembangan sumber daya manusia. Sumber daya manusia atau yang sering 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan, umumnya pengembangan level organisasi, disatukan dalam bagian strategi pengembangan sumber daya manusia. Sumber daya manusia atau yang sering disebut

Lebih terperinci

PEMBINAAN DISIPLIN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA

PEMBINAAN DISIPLIN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA PEMBINAAN DISIPLIN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA Wessy Rosesti Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The aim of this research is to information

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dan sangat menentukan bagi setiap organisasi atau perusahaan, sehingga tujuan dan gerak langkah sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat memanfaatkan dan mengoptimalkan faktor-faktor tersebut jika

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat memanfaatkan dan mengoptimalkan faktor-faktor tersebut jika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dapat mencapai tujuannya dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor antara lain sumber daya alam, modal, teknologi dan sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa melihat kondisi lalu lintas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan. Perusahaan pada

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan. Perusahaan pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manajemen Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi/perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam mengelola, mengatur dan memanfaatkan pegawai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan peranan karyawan dalam proses pencapaian target perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu menciptakan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berfikir untuk maju, cerdas, inovatif dan mampu berkarya dengan semangat tinggi

BAB I PENDAHULUAN. berfikir untuk maju, cerdas, inovatif dan mampu berkarya dengan semangat tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan global saat ini, dunia kerja sangat membutuhkan orang yang biasa berfikir untuk maju, cerdas, inovatif dan mampu berkarya dengan semangat tinggi

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PT. HOKLOKSIU SANJOYO (AJBS GROUP) DENGAN PT. SUKSESINDO Nomer: 638 / I / HRD.DX /L SS / IX / 2009

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PT. HOKLOKSIU SANJOYO (AJBS GROUP) DENGAN PT. SUKSESINDO Nomer: 638 / I / HRD.DX /L SS / IX / 2009 Yang bertanda tangan dibawah ini, masing-masing : I Nama : H. Faris Ardiansyah Jabatan : General Manager Alamat: Jl. Semarang 116 D-E Surabaya SURAT PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PT. HOKLOKSIU SANJOYO (AJBS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggihnya sumber-sumber daya non-manusia yang dimiliki oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. canggihnya sumber-sumber daya non-manusia yang dimiliki oleh suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia perkantoran, yang menjadi aset terpenting dari setiap perusahaan adalah sumber daya manusia (SDM). Bagaimanapun lengkap dan canggihnya sumber-sumber daya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, SALINAN BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya

BAB 1 PENDAHULUAN. disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan asset organisasi yang sangat vital, karena itu peran dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapapun modern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan menentukan maju tidaknya suatu bangsa (Rachmawati, 2008: 171). Oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan menentukan maju tidaknya suatu bangsa (Rachmawati, 2008: 171). Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi era pasar bebas sekarang ini, daya saing industrialisasi semakin ketat dan menentukan maju tidaknya suatu bangsa (Rachmawati, 2008: 171). Oleh karena itu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persaingan dalam arus globalisasi membuat setiap individu harus membekali diri dengan

I. PENDAHULUAN. Persaingan dalam arus globalisasi membuat setiap individu harus membekali diri dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam arus globalisasi membuat setiap individu harus membekali diri dengan kualitas yang baik untuk menghadapi persaingan terutama dalam hal pekerjaan. Sumberdaya

Lebih terperinci

1. Pelanggaran pertama dikenakan

1. Pelanggaran pertama dikenakan Tata Tertib Kehidupan Kampus: Tata Tertib Kehidupan Kampus disajikan dalam bentuk tabel Pelanggaran dan Sanksi seperti di bawah ini. Perbuatan / tindakan pelanggaran Tata Tertib Kehidupan Kampus akan diakumulasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal sehingga konsumen

Lebih terperinci

NO. Peralihan Sanksi Larangan Mengemudi Menjadi Denda Tarif (Berlaku per 9 Mei 2016)

NO. Peralihan Sanksi Larangan Mengemudi Menjadi Denda Tarif (Berlaku per 9 Mei 2016) NO. Peralihan Sanksi Larangan Mengemudi Menjadi Denda Tarif (Berlaku per 9 Mei 2016) Tujuan: Sebelum kode etik terbaru ini ditetapkan, sanksi yang diberlakukan untuk para Mitra GrabCar yang melakukan pelanggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang sangat dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia maupun di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang sangat dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia maupun di dunia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Surat kabar atau yang biasa disebut koran merupakan salah satu media informasi yang sangat dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia maupun di dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam suatu organisasi atau perusahaan tidak luput dari peranan manusia. Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat pada sebuah organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pegawai Negeri Sipil merupakan abdi negara yang diberikan kewenangan dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi daerah. Secara hukum,

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci