Bangunan pengambilan air baku untuk instalasi pengolahan air minum

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bangunan pengambilan air baku untuk instalasi pengolahan air minum"

Transkripsi

1 SNI 7829: 2012 Badan Standardisasi Nasional Bangunan pengambilan air baku untuk instalasi pengolahan air minum ICS ; Badan Standardisasi Nasional

2 BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp Fax Diterbitkan di Jakarta

3 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup Acuan normatif Istilah dan definisi Persyaratan bangunan pengambilan air baku Pelaksanaan survei Penempatan dan persyaratan konstruksi Pemilihan bangunan pengambilan air baku... 6 Lampiran A Gambar kerja bangunan pengambilan Bibliografi BSN 2012 i

4 Prakata Standar bangunan pengambilan air baku untuk instalasi pengolahan air minum ini merupakan standar baru yang digunakan sebagai acuan dalam penempatan bangunan pengambilan air baku untuk instalasi penyediaan air minum di lapangan sehingga kualitas konstruksinya dapat tepat mutu. Standar ini dipersiapkan oleh Direktorat Pengembangan Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, bersama Subpanitia Teknis S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman pada Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil dan dibahas pada rapat konsensus pada tanggal November Standar ini mengacu pada standar nasional, serta pengalaman yang telah digunakan oleh masyarakat secara luas, baik dalam hal perencanaan, sistem, maupun metode pembangunan yang digunakan. Standar ini disusun berdasarkan Pedoman Standar Nasional BSN 2012 ii

5 Pendahuluan Bangunan pengambilan air baku untuk instalasi pengolahan air minum ini merupakan unit penting dalam satu sistem penyediaan air minum, sehingga perlu adanya jaminan penempatan bangunan pengambilan air baku ini agar terjamin baik kuantitas maupun kualitas air baku untuk air minum. Standar bangunan pengambilan air baku untuk instalasi pengolahan air minum ini berisi persyaratan penempatan dan konstruksi bangunan pengambilan air baku untuk instalasi pengolahan air minum. Bangunan pengambilan air baku yang diatur dalam standar ini adalah bangunan pengambilan air baku dari sumber mata air, air tanah, dan air permukaan. Standar ini tidak mengatur bangunan pengambilan air baku dari sumber air laut. Standar ini merupakan rujukan untuk para perencana, produsen, pelaksanan konstruksi, dan pengelola. Standar ini disusun dalam rangka melaksanakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, yaitu Bagian Kedua Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah, Pasal 38 hurufb. Menetapkan norma, standar, pedoman, dan manual. Substansi teknis diambil dari beberapa sumber berupa buku referensi (text book), dan pedoman-pedoman yang berlaku baik nasional maupun internasional. BSN 2012 iii

6 Bangunan pengambilan air baku untuk instalasi pengolahan air minum 1 Ruang lingkup Standar ini menguraikan persyaratan penempatan dan konstruksi bangunan pengambilan air baku dari sumber mata air, air tanah, dan air permukaan untuk instalasi pengolahan air minum, termasuk mengatur langkah-langkah persiapan dan pelaksanaan survei lapangan untuk pengumpulan data. 2 Acuan normatif SNI 1727, Tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung SNI 1724, Tata cara perencanaan hidrologi dan hidraulik untuk bangunan di sungai SNI 2415, Metode perhitungan debit banjir SNI 2400, Tata cara perencanaan umum krib di sungai SNI 2528, Metode eksplorasi awal air tanah dengan cara geolistrik Wenner SNI 2817, Metode pengujian akifer tertekan dengan pemompaan Papadopulos Cooper SNI 2818, Metode eksplorasi air tanah dengan geolistrik susunan Schlumberger SNI 2827, Metode pengujian lapangan dengan alat sondir SNI 2916, Spesifikasi sumur gali untuk sumber air bersih SNI 3441, Tata cara perencanaan teknik pelindung tebing sungai dari pasangan batu SNI 3970, Metode pengukuran tinggi muka air tanah bebas di sumur SNI 3969, Metode pemboran air tanah dengan alat bor putar sistem sirkulasi langsung SNI 6436, Metode pengujian sumur injeksi dan pemompaan untuk penentuan sifat hidraulik untuk sistem akuifer (prosedur lapangan) SNI 6469, Tata cara pembangunan sumur produksi SNI 6796, Metode pengujian untuk menentukan daya dukung tanah dengan beban statis pada pondasi dangkal 3 Istilah dan definisi 3.1 air baku air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut sebagai air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum 3.2 air minum air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum BSN dari 28

7 3.3 air permukaan semua air yang terdapat pada permukaan tanah 3.4 air tanah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah 3.5 bangunan pengambilanair baku (intake) bangunan atau konstruksi penangkap air yang dibangun pada suatu lokasi sumber air yaitu sungai, mata air, dan air tanah dengan segala perlengkapannya dan dipergunakan sebagai tempat untuk mengambil air tersebut guna penyediaan air minum 3.6 bangunan perlindungan mata air (broncaptering) bangunan atau konstruksi untuk melindungi sumber mata air terhadap pencemaran yang dilengkapi dengan bak penampung 3.7 bendung bangunan/konstruksi yang ditempatkan dengan arah melintang aliran air dengan maksud untuk meninggikan muka air dan menampung air dalam jumlah terbatas/kecil. 3.8 pipa fleksibel pipa dari bahan elastis yang berfungsi untuk meredam/mereduksi getaran 3.9 pipa pengumpul/pipa kolektor pipa yang dilengkapi dengan lubang-lubang pemasukan berlubang (perforated) yang berfungsi sebagai penangkap/pengumpul air pada lapisan bawah permukaan tanah 3.10 pipa resapan(infiltration galleries) jenis bangunan pengambilan air baku yang menggunakan pipa resapan untuk mendapatkan airnya 3.11 ponton bangunan terapung dapat berupa rakit atau perahu yang ditempatkan di permukaan sumber air (sungai, danau, waduk, rawa atau embung) sebagai tempat untuk meletakkan pompa air baku 3.12 sumuran bangunan/konstruksi berbentuk bulat atau segi empat yang ditempatkan di lokasi sumber air dimana dirancang dengan elevasi lebih rendah dari elevasi dasar sumber air 3.13 sumur dalam bangunan/konstruksi sumur dengan kedalaman muka air tanah lebih dari dua puluh lima meter BSN dari 28

8 3.14 sumur dangkal sumur dengan kedalaman muka air minimal tujuhmeter dari permukaan tanah dan kedalaman dasar umumnya berkisar antara dua belas meter sampai delapan belas meter 3.15 unit instalasi pengolahan air (unit IPA) suatu unit yang dapat mengolah air baku melalui proses fisika, dan/atau kimia, dan/atau biologi tertentu sehingga menghasilkan air minum 4 Persyaratan bangunan pengambilan air baku 4.1 Pelaksanaan survei Persyaratan umum Survei dilakukan untuk pengumpulan data yang berkaitan dengan sumber air baku. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memperoleh data yang tepat adalah: a. Pelaksanaan harus dilakukan oleh tenaga ahli bersertifikat dengan ketua tim memiliki pengalaman dalam bidang air minum sekurang-kurangnya 5 tahun atau sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku; b. Survei lapangan harus dilakukan secara seksama dan terkoordinasi dengan pihak-pihak terkait; c. Daftar inventarisasi data seperti tabel 1 perlu dipersiapkan sebagai berikut: 1) foto lokasi; 2) jenis sumber air baku; 3) perkiraan kapasitas air baku; 4) kepemilikan lokasi sumber air baku 5) kualitas, kuantitas dan kontinuitas; 6) fungsi saat ini; 7) kajian hidrologi, morfologi, hidrogeologi. Laporan berisi data di atas dan diserahkan kepada pemberi tugas instansi yang terkait. Tabel 1 -Inventori data untuk survei air baku Alternatif Jenis sumber air baku 1 Mata Air Data yang dikumpulkan a. Lokasi dan ketinggian b. Kualitas air (visual dan pemeriksaan laboratorium) c. Kuantitas dan kontinuitas air (hasil pengamatan dan pengukuran pada musim kemarau) d. Peruntukan saat ini e. Kepemilikan lahan di sekitar mata air f. Jarak ke daerah pelayanan g. Hal-hal yang mempengaruhi kualitas h. Jalan masuk ke mata air Keterangan a. Sumber layak dipilih jika tidak ada konflik kepentingan (musyawarah) b. Kualitas dan kuantitas memenuhi ketentuan yang berlaku BSN dari 28

9 Alternatif Jenis sumber air baku 2 Air tanah 3 Air Permukaan Tabel 1 (Lanjutan) Data yang dikumpulkan a. Lokasi b. Kualitas, kuantitas, dan kontinuitas c. Peruntukan saat ini d. Kepemilikan e. Jarak ke daerah pelayanan f. Jalan untuk masuk ke lokasi a. Lokasi dan ketinggian b. Kualitas air (visual dan pemeriksaan laboratorium) c. Kuantitas dan kontinuitas air (hasil pengamatan dan pengukuran pada musim kemarau) d. Peruntukan saat ini g. Jarak ke unit pengolahan dan ke daerah pelayanan Keterangan Untuk mengetahui kondisi air tanah dalam di lokasi, perlu dilakukan pemeriksaan geolistrik. Sedangkan untuk mengetahui kondisi air tanah dangkal dapat melihat peta kondisi air tanah yang dikeluarkan oleh Ditjen Geologi Tata Lingkungan Persyaratan teknis Dalam pelaksanaan survei lapangan bidang air baku,bangunan pengambilan dipilih dengan mempertimbangkan hal-hal berikut: a. Gambar-gambar sketsa lokasi, peta-peta dengan ukuran gambar sesuai ketentuan yang berlaku; b. Sumber air baku harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Debit sadap terjamin, baik kuantitas maupun kontinuitasnya, 2) Kualitas sumber air terjaga selama jangka waktu perencanaan serta memenuhi ketentuan baku mutu air baku yang berlaku, 3) Struktur bangunan pengambilan air baku dapat terjamin kestabilannya, 4) Fasilitas bangunan pengambilan air baku tidak berbatasan langsung dengan fasilitas lain, 5) Pelaksanaan rencana pengembangan sungai/sumber air diharapkan tidak mengganggu fasilitas bangunan pengambilan air baku, 6) Jarak sumber air baku ke daerah pelayanan maksimum sesuai dengan ketentuan untuk masing-masing sumber air baku. c. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah: 1) Rencana induk untuk pelaksanaan pekerjaan sungai, 2) Kondisi tata air (water use), 3) Topografi dan geologi, 4) Dampak lingkungan. BSN dari 28

10 4.2 Penempatan dan persyaratan konstruksi Mata air Penempatan dan konstruksi bangunan pengambilan untuk sumber air baku mata air harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Pengambilan air baku harus aman terhadap polusi yang disebabkan pengaruh luar; b. Penempatannya pada lokasi yang memudahkan dalam pelaksanaan dan aman terhadap daya dukung tanah, gaya geser, dan lain-lain melalui pengujian yang sesuai dengan SNI ; c. Dimensinya harus mempertimbangkan kebutuhan maksimum harian; d. Perletakan inlet dan outlet harus mempertimbangkan fluktuasi permukaan air; e. Penempatannya dapat memungkinkan pengoperasian secara gravitasi; f. Konstruksinya direncanakan dengan umur efektif atau lifetime minimal 25 tahun; g. Bahan atau material konstruksi yang digunakan diusahakan menggunakan material lokal atau disesuaikan dengan kondisi daerah yang bersangkutan Air tanah Bangunan pengambilan untuk air tanah dibedakan menjadi sumur dangkal dan sumur dalam, persyaratannya adalah: a. Sumur dangkal 1) Lokasi sumur harus aman terhadap polusi yang disebabkan pengaruh luar, dilengkapi dengan saluran drainase, dan pagar pengaman sekelilingnya; 2) Bangunan pengambilan air tanah dapat dikonstruksikan secara mudah dan ekonomis; 3) Dimensi sumur harus memperhatikan kebutuhan maksimum harian; 4) Ditempatkan pada lokasi dengan aquifer tebal dan bersifat permeable. Spesifikasi untuk sumur dangkal berupa sumur gali sesuai dengan SNI b. Sumur dalam 1) Lokasi sumur harus aman terhadap polusi yang disebabkan pengaruh luar, dilengkapi dengan saluran drainase, dan pagar pengaman sekelilingnya; 2) Bangunan pengambilan air tanah dapat dikonstruksikan secara mudah dan ekonomis; 3) Dimensi pipa pengaliran dalam sumur dihitung sesuai dengan kebutuhan maksimum harian; 4) Sumur dalam ini dimaksudkan untuk memompa air dari cekungan air tanah tertekan (confined aquifer) dengan menggunakan pompa benam (submersible pump); CATATAN: Tata cara, spesikasi, dan metode pengujian untuk penempatan dan konstruksi sumur dalam SNI , SNI , SNI , SNI , SNI , SNI , SNI Air permukaan Persyaratan lokasi penempatan dan konstruksi bangunan pengambilan: a. Penempatan bangunan pengambilan air baku (intake) harus aman terhadap polusi yang disebabkan pengaruh luar (pencemaran oleh manusia dan mahluk hidup lain); BSN dari 28

11 b. Penempatan bangunan pengambilan pada lokasi yang memudahkan dalam pelaksanaan dan aman terhadap daya dukung alam (terhadap longsor dan lain-lain); c. Konstruksi bangunan pengambilan harus aman terhadap banjir air sungaidan daya rusak air lainnya sesuai dengan SNI , SNI , SNI , SNI ; d. Penempatannya pada lokasi yang memudahkan dalam pelaksanaan dan aman terhadap daya dukung tanah, gaya geser, dan lain-lain melalui pengujian yang sesuai dengan SNI ; e. Konstruksi bangunan pengambilan harus aman terhadap gaya guling, gaya geser, rembesan, gempa dan gaya angkat air (up-lift); f. Penempatan bangunan pengambilan lebih diutamakan di lokasi yang memungkinkan digunakannya sistem gravitasi dalam pengoperasian serta terletak pada aliran/sumber air yang belum tercemar; g. Dimensi bangunan pengambilan harus mempertimbangkan kebutuhan maksimum harian; h. Dimensi inlet dan outlet dan letaknya harus memperhitungkan fluktuasi ketinggian muka air; i. Pemilihan lokasi bangunan pengambilan harus memperhatikan karakteristik sumber air baku; j. Konstruksi bangunan pengambilan direncanakan dengan umur pakai (lifetime) minimal 25 tahun; k. Bahan/material konstruksi agar diusahakan menggunakan material lokal/setempatatau disesuaikan dengan kondisi daerah sekitar; l. Lokasi penyadapan ditempatkan pada salah satu sisi tebing sungai yang relatif sejajar dengan tebing sungai lainnyadengan alur sungai lurus serta aliran stabil; m. Ditempatkan pada ketinggian muka air rata-rata atau lebih rendah, dengan tinggi muka air pada saat musim kering minimal 2 meter. Pada kondisi tinggi muka air pada saat musim kering kurang dari 2 meter, sebaiknya dibuat sumuran; n. Dasar sumber air pada titik penyadapan tidak berubah secara drastis akibat proses erosi/sedimentasi. 4.3 Pemilihan bangunan pengambilan air baku Sumber mata air Secara umum bangunan pengambilan mata air dibedakan menjadi bangunan penangkap dan bangunan pengumpul (sumuran atau bentuk bangunan lainnya). a. Bangunan penangkap 1) Pertimbangan pemilihan bangunan penangkap adalah pemunculan mata air cenderung arah horisontal dimana muka air semula tidak berubah, mata air yang muncul dari kaki perbukitan; apabila keluaran mata air melebar maka bangunan pengambilan perlu dilengkapi dengan konstruksi sayap yang membentang di outlet mata air, 2) Perlengkapan bangunan penangkap adalah outlet untuk konsumen air minum, outlet untuk konsumen lain (perikanan atau pertanian, dan lain-lain), peluap (overflow), penguras (drain), bangunan pengukur debit, konstruksi penahan erosi, lubang periksa (manhole), saluran drainase keliling, pipa ventilasi. b. Bangunan pengumpul (sumuran atau bentuk bangunan lainnya) 1) Pertimbangan pemilihan bangunan pengumpul adalah pemunculan mata air cenderung arah vertikal, mata air yang muncul pada daerah datar dan membentuk tampungan, apabila outlet mata air ada pada satu tempat maka digunakan tipe BSN dari 28

12 sumuran, apabila outlet mata air dari beberapa tempat dan tidak berjauhan (berdekatan) maka digunakan bangunan pengumpul atau dinding keliling, 2) Perlengkapan bangunan penangkap adalah outlet untuk konsumen air minum, outlet untuk konsumen lain (perikanan atau pertanian, dan lain-lain), peluap(overflow), penguras (drain), bangunan pengukur debit, konstruksi penahan erosi, lubang periksaan (manhole), saluran drainase keliling, pipa ventilasi Air tanah Pemilihan bangunan pengambilan air tanah dibedakan menjadi sumur dangkal dan sumur dalam. a. Sumur dangkal 1) Pertimbangan pemilihan sumur dangkal adalah secara umum kebutuhan air di daerah perencanaan kecil, potensi sumur dangkal dapat mencukupi kebutuhan air minum di daerah perencanaan (dalam kondisi akhir musim kemarau/kondisi kritis), 2) Perlengkapan bangunan sumur dangkal dengan sistem sumur gali berupa buis beton atau pasangan bata/batu kedap air, penyekat kontaminasi dengan air permukaan, tiang beton, ember/pompa tangan. Sedangkan perlengkapan sumur dangkal dengan sistem sumur pompa tangan (SPT) meliputi pipa tegak (pipa hisap), pipa selubung, saringan, shock reducer. b. Sumur dalam 1) Pertimbangan pemilihan sumur dalam adalah secara umum kebutuhan air di daerah perencanaan cukup besar, potensi sumur dalam di daerah perencanaan dapat mencukupi kebutuhan air minum sedangkan kapasitas sumur dangkal tidak memenuhi, 2) Sumur dalam berupa sumur pompa tangan (SPT dalam dengan kedalaman maksimal 30 meter), meliputi pipa tegak (pipa hisap), pipa selubung, saringan, shock reducer. Sumur pompa benam (submersible pump) meliputi pipa buta, pipa jambang, saringan, pipa observasi, reducer, dop socket, tutup sumur, batu kerikil Air permukaan Secara garis besar tipe bangunan pengambilan untuk air permukaan terdiri dari menjadi 5 (lima) macam, yaitu: a. Bangunan pengambilan bebas, b. Bangunan pengambilan dengan bendung, c. Bangunan pengambilan ponton, d. Bangunan pengambilan jembatan (Intake Bridge), e. Saluran resapan (Infiltration Galleries). Pemilihan bangunan pengambilan air permukaan: a. Bangunan pengambilan bebas (dapat dilihat di Gambar A.1 sampai dengan Gambar A.9) 1) Kelengkapan pada bangunan pengambilan bebas: a) Saringan sampah, b) Inlet, c) Bangunan pengendap, d) Bangunan sumur atau pemompaan, e) Pintu sorong. BSN dari 28

13 2) Pertimbangan pemilihan bangunan pengambilan bebas: a) Fluktuasi muka air tidak terlalu besar, b) Kedalaman air cukup untuk dapat masuk ke inlet, c) Harus ditempatkan pada sungai yang lurus, d) Alur sungai tidak berubah-rubah, e) Kestabilan lereng sungai cukup mantap. b. Bangunan pengambilan dengan bendung (Gambar A.10 sampai dengan Gambar A.19) 1) Kelengkapan pada bangunan pengambilan dengan bendung: a) Saringan sampah, b) Inlet, c) Bendung konvensional, d) Pintu bilas. 2) Pertimbangan pemilihan bangunan pengambilan dengan bendung: a) Kedalaman air tidak cukup untuk bangunan pengambilan bebas, b) Kandungan sedimen sungai tidak terlalu besar, c) Sungai tidak dimanfaatkan untuk transportasi, d) Palung sungai tidak terlalu lebar. c. Bangunan pengambilan ponton (Gambar A.20 sampai dengan Gambar 26) 1) Kelengkapan pada bangunan pengambilan ponton : a) Bangunan terapung (perahu atau rakit), b) Ruang pompa, c) Pengamanan benturan, d) Penambat, e) Tali penambat, f) Pipa fleksibel, g) Saringan atau strainer, h) Penerangan. 2) Pertimbangan pemilihan bangunan pengambilan ponton: a) Sungai mempunyai bantaran yang cukup lebar, b) Fluktuasi muka air cukup besar, c) Kedalaman air cukup untuk penempatan pompa. d. Bangunan pengambilan jembatan (Gambar A.27 sampai dengan Gambar A.29) 1) Kelengkapan pada bangunan pengambilan jembatan: a) Jembatan penambat, b) Jaringan sampah, c) Ruang pompa. 2) Pertimbangan pemilihan bangunan pengambilan jembatan: a) Fluktuasi muka air tidak terlalu besar, b) Hanyutan sampah tidak banyak, c) Bantaran sungai tidak cukup lebar. e. Saluran resapan (Gambar A.30) 1) Kelengkapan pada saluran resapan: a) Media infiltrasi, b) Pipa pengumpul (pipa kolektor), BSN dari 28

14 c) Sumuran. 2) Pertimbangan pemilihan saluran resapan: a) Kedalaman air sungai dangkal, b) Aliran air tanah cukup untuk dimanfaatkan, c) Sedimentasi dalam bentuk lumpur sedikit, d) Muka air tanah terletak maksimum 2 meter dari dasar sungai, e) Kondisi tanah dasar sungai cukup porous. BSN dari 28

15 Lampiran A (Informatif) Gambar kerja bangunan pengambilan Saluran Air Tanggul Batu Kali Pipa Dinding Ø Ø 100 Griil Plat Baja Pengatur Penstock Pompa Submersible Screen Bar Trusblock Valve Ø100 Check Valve Ø100 Reducer Ø Plange Adaftor Saluran Air Tanggul Batu Kali D E N A H skala 1 : 100 Gambar A.1 - Denah bangunan pengambilan bebas dengan pintu air BSN dari 28

16 Valve Ø100 Bend Ø Pipa Ø Thrustblock Check Valve Ø 100 Reducer Ø A Pipa Baja Ø75 Griil Plat Besi Rantai Pompa Submersible Beton Bertulang Lt. Kerja 5 Cm Pasir Urug Pengatur Penstock Penstock 100 x100 Screen Bar Tanggul Pas. Batu Kali Pas. Batu Kali 870 M.a.n M.a.s POTONGAN 1 skala 1 : 100 Gambar A.2 - Potongan 1 bangunan pengambilan bebas dengan pintu air dinding reservoir Ø PIPA wall pipe 56 VAR 56 D E T A I L Tanpa skala A Gambar A.3 Detail A bangunan pengambilan bebas dengan pintu air BSN dari 28

17 VARIABEL Pengatur Penstock M.A.N M.A.S Baja C Stang Penstock Ø2" Screen Bar Per 50 Cm Pas. Batu Kali 1 : POTONGAN 4 skala 1 : 100 Gambar A.4 - Potongan 4 bangunan pengambilan bebas dengan pintu air Pipa Steel Ø Pipa Steel Ø75 Pipa Steel Ø75 Pipa Steel Ø Ø M.A.N M.A.S Pompa Submersible PIPA DINDING Pasir Urug Lt. Kerja 5 Cm POTONGAN 2 skala 1 : 50 Gambar A.5 - Potongan 2 bangunan pengambilan bebas dengan pintu air BSN dari 28

18 Pengatur Penstock POTONGAN 3 skala 1 : Lubang x80 Cm Lt. Kerja 5 Cm Pasir Urug M.A.N M.A.S Baja C Stang Penstock Ø2" Di Las Penstock 100x80 Cm Plat Baja T= 8mm Gambar A.6 - Potongan 3bangunan pengambilan bebas dengan pintu air D E N A H Gambar A.7 - Denah bangunan pengambilan bebas tanpa pintu air BSN dari 28

19 Muka Air Banjir Muka Air Normal Muka Air Min. ± 0,00-1,40 + 0,90-1, ,40-2,20-0, ,40 POTONGAN 1 skala 1 : Gambar A.8 Potongan 1 bangunan pengambilan bebas tanpa pintu air , ± 0,00-1,40-1,20-2, POTONGAN 2 skala 1 : 100 Gambar A.9 Potongan 2 bangunan pengambilan bebas tanpa pintu air BSN dari 28

20 Pengatur Penstock BUIS BETON Ø 1000 Grill Baja Manhole 150x150 ( EXISTING ) JALAN INSPEKSI Engsel Tutup manhole Grill Baja Plat cekered Balok 20x Gembok 25 Pipa steel Ø250 Ke WTP D E N A H Skala 1 : 100 Gambar A.10 Denah bangunan pengambilan bendung Grill Baja Manhole 150x150 BUIS BETON Ø 1000 JALAN INSPEKSI ( EXISTING ) Manometer Check Valve Ø75 Pompa Submersible Gate Valve Ø75 Steel Ø Dop Manometer Gambar A.11 Denah detail bangunan pengambilan bendung BSN dari 28

21 Pengatur Penstock M A M A POTONGAN 1 Skala 1 : 100 Gambar A.12 Potongan 1 bangunan pengambilan bendung Pengatur Penstock MA. Max -0, ± 0, MA. Normal MA. Min Bar Screen 270 Lantai kerja 5 Cm Pasir Urug 10 Cm POTONGAN 3 Skala 1 : 100 Gambar A.13 Potongan 3 bangunan pengambilan bendung BSN dari 28

22 Grill 100 Ma. Max. -0,10 ± 0, tangga 4025 Pipa Steel Ø Ma. Normal -2,10 Ma. Min. -3, Pipa Steel Ø POTONGAN 4 Skala 1 : 100 Pompa Submersible Lantai Kerja 5 Cm Pasir Urug 10 Cm Gambar A.14 Potongan 4 bangunan pengambilan bendung Pengatur Penstock ,10-3,10 POTONGAN 5 Skala 1 : 100 Gambar A.15 Potongan 5 bangunan pengambilan bendung BSN dari 28

23 MA. Max. -0,10 Grill Besi Ø JALAN INSPEKSI Pengatur Penstock ± 0,00 +0,50 Grill Balok 20x30 MA. Max. -0,10 Manometer Check Valve Gate Valve Pipa Header Ø 100 ± 0, ,10-3, A Buis Beton Ø1000 L= 40 M Slope 1% POTONGAN 2 Skala 1 : 100 UNP Bar Screen Gambar A.16 Potongan 2 bangunan pengambilan bendung 2530 Lantai kerja 5 Cm Pasir Urug 10 Cm B -4,50 Penstock Pas.1/2 Bata Merah 1 : Ma. Normal -2, Ma. Min. -3,10 Pipa Ø 75 Tangga Dinding Ø 19 Pompa Submersible -4, Water Stop D Ø D Ø Water Stop DETAIL A Skala 1 : 50 Gambar A.17 Detail potongan A bangunan pengambilan bendung D Ø D Ø D Ø Water Proofing Water Stop DETAIL Skala 1 : 50 Gambar A.18 Detail potongan B bangunan pengambilan bendung B BSN dari 28

24 D D D D D D DENAH PEMBESIAN skala 1 : 20 Gambar A.19 Denah pembesian bangunan pengambilan bendung VARIABLE A LANTAI PAS. BATU KALI KLEM Drum 50cmx120cm Pompa Sumersible 215 GIP Ø 100 KE INSTALASI IPA 413 Flexible Joint Ø100 Flexible Joint Ø100 Drum 50cmx120cm 1.3 Drum 50cmx120cm Flexible Joint Ø D E N A H skala 1 : 100 Gambar A.20 Denah bangunan pengambilan ponton BSN dari 28

25 VARIABLE Atap seng gelombang GIP Ø 100 KE INSTALASI IPA 2.00 Flexible Joint Ø100 PAS. BATU KALI Drum 50cmx120cm MUKA AIR Flexible Joint Ø100 Check Valve Ø100 Gate Valve Ø100 Plat besi T-5mm Kerangka besi L mm Screen Pompa Sumersible INTAKE PONTON POTONGAN A skala 1 : 100 Gambar A.21 Potongan A bangunan pengambilan ponton 2 A Pompa Sumersible Lubang pemeriksa Dengan penutup Chek Valve Gate Valve Papan dudukan pompa Pipa Fleksible Kawat Seling Ø1/2" D E N A H skala 1 : 100 B Gambar A.22 Denah detail bangunan pengambilan ponton BSN dari 28

26 A B C D Muka air Plat besi T-5mm Kerangka besi L mm Dilas luar dalam POTONGAN 1 skala 1 : 100 Gambar A.23 Potongan 1 bangunan pengambilan pontoon Atap seng gelombang Plat besi T-5mm Kerangka besi L mm Pompa Sumersible POTONGAN 2 skala 1 : 100 Gambar A.24 Potongan 2 bangunan pengambilan ponton Muka Air T A M P A K skala 1 : 100 A Gambar A.25 Tampak A bangunan pengambilan ponton BSN dari 28

27 T A M P A K skala 1 : 100 Gambar A.26 Tampak B bangunan pengambilan ponton B 2 Bend Ø Tee Ø 75 x 100 Gate Valve Ø 75 Check Valve Ø 75 PAPAN KAYU 3/30 klem besi Air Valve GIP Ø 100 Ø 50 besi pengaman Thrust block PAPAN KAYU 3/30 Pompa submersible VARIABEL D E N A H skala 1 : 100 Gambar A.27 Denah bangunan pengambilan jembatan Atap seng +9,85 Gate Valve Check Valve Dinding Seng 12/12 Pagar / Reiling kayu T= 1 Meter KAYU 8/12 KAYU 6/12 GIP Ø 100 klem besi Air Valve Ø 50 +6,85 GIP Ø ,35 pompa GIP Ø 75 6/12 Thrust block /12 ±0, VARIABEL POTONGAN 1 skala 1 : 100 Gambar A.28 Potongan 1 bangunan pengambilan jembatan BSN dari 28

28 Atap seng Dinding Seng Dinding Seng Gate Valve +6,85 +5,35 6/ GIP Ø 75 GIP Ø 75 KAYU 12/12 pompa submersible ±0,00 1/3 TINGGI POTONGAN 2 skala 1 : 100 Gambar A.29 Potongan 2 bangunan pengambilan jembatan BSN dari 28

29 3 m Ke pompa SUNGAI TANAH DIPADATKAN 3 m 3 m TERPAL/PLASTIK PASIR HALUS PASIR KASAR KERIKIL JAGUNG BATU Ø (3-5) cm Ø 1010 No. Uraian komponen Diameterpipa lateral (mm) Panjang total pipa lateral (m) Kapasitas (L/s)* Jumlah luas bukaan lubang 3 mm (buah) Keterangan 1. Diametersumuran Luas lubang-lubang inlet Pipa PVC cm Diametersumuran minimum 150% lebih besar dari luas Pipa PVC cm Diametersumuran 80 cm penampang setiap batang pipa lateral Pipa PVC * Sesuaikan dengan uji pemompaan Gambar A.30 - Bangunan pengambilan infiltration galleries BSN dari 28

30 2 SUNGAI Manhole 80x80 pompa submersible 1 Saringan Trust Block Manometer Pipa Outlet GIP Ø 100 Gate Valve Ø100 Check Valve Ø D E N A H skala 1 : Gambar A.31 Denah bangunan pengambilan sumuran +1,40 manhole 80x80 vent GIPØ 50 Manhole ,00 Manometer Gate Valve Check Valve Thrust block Pipa Outlet GIP Ø ± 0,00 Saringan 250-1,00 GIPØ 250 Gt.Valve Ø 250 ± 0,00 PIPA GIP Ø100 Tangga Besi Ø16mm Pas. Batu Kali Ad. 1:2:3-2, ,00 Tanah Urug Di Padatkan 30 pompa submersible -3, lantai kerja 5 Cm pasir 10 Cm POTONGAN 1 skala 1 : 50 Gambar A.32 Potongan 1 bangunan pengambilan sumuran BSN dari 28

31 manhole 80x80 Gate Valve +1,00 ± 0,00 Tangga Besi Ø16mm Pipa Outlet GIP Ø 100 pompa submersible -3, lantai kerja 5 Cm pasir 10 Cm POTONGAN 2 skala 1 : 50 Gambar A.33 Potongan 2 bangunan pengambilan sumuran Manometer Gate Valve Ø100 Check Valve Ø100 pipa outlet GIP Ø100 Pipa Outlet Ø100 DETAIL ISOMETRI PIPA FLUSING Tanpa Skala Gambar A.34 Detail isometri pipa flushing bangunan pengambilan sumuran BSN dari 28

32 Bangunan pengambilan air baku Penangkap Mata Air 3 Hidran HU (Kap. Umum 3 m³) Pipa Pipa PVC PVCØ Æ 2" km km Gambar A.35 - Perlindungan mata air sistem gravitasi Perlindungan Mata Air Hidran 3 HU Umum (Kap. 3 m³) Bangunan Penangkap pengambilan Mata Air air baku Reservoar Bak penampung Pompa Pompa Pipa PVC Æ km PIPA PVC ø km Pipa PVC Ø 2" 1-3 km Gambar A.36 - Perlindungan mata air sistem pemompaan BSN dari 28

33 Bibliografi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2009 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan. Design Criteria for Waterworks Facilities, Japan Water Works Association, International Cooperation Agency, Japan BSN dari 28

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia Papan nama sungai ICS 93.140 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen

Lebih terperinci

BAB IV RANCANGAN RESERVOIR DAN PERLENGKAPAN PIPA

BAB IV RANCANGAN RESERVOIR DAN PERLENGKAPAN PIPA BAB IV RANCANGAN RESERVOIR DAN PERLENGKAPAN PIPA 4.1. Umum Pipa merupakan komponen utama dalam perencanaan sistem distribusi 60 sampai 80 % biaya adalah untuk belanja pipa. Komponen lain yang merupakan

Lebih terperinci

-1- KETENTUAN TEKNIS SPAM BJP

-1- KETENTUAN TEKNIS SPAM BJP -1- LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KETENTUAN TEKNIS SPAM BJP 1. JENIS SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

Lebih terperinci

Spesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air

Spesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air Standar Nasional Indonesia ICS 91.140.60 Spesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi.. i Prakata ii Pendahuluan.iii 1 Ruang lingkup..

Lebih terperinci

Tata cara analisis dan evaluasi data uji pemompaan dengan metode Papadopulos Cooper

Tata cara analisis dan evaluasi data uji pemompaan dengan metode Papadopulos Cooper Standar Nasional Indonesia Tata cara analisis dan evaluasi data uji pemompaan dengan metode Papadopulos Cooper ICS 13.060.10 Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

#% $ #% &# ' # (#&!"# '!") $## *! % +#&!"# $ %!&!!&!'!! " (!) "

#% $ #% &# ' # (#&!# '!) $## *! % +#&!# $ %!&!!&!'!!  (!) *!!" #"$ #% $ #% &# ' # (#&!"# '!") $## *!"$% *! % +#& (!) " + ( " " " # #) # #$ & " + * ' (!) "" "$ #, - ( $ "$ #& &./ 0$#$$1 /!&! $ & # $#$# $,# $ $!$$&# / )"!! #"# ' #! $ # (!$ $( $" $ #, #, / )"!!

Lebih terperinci

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman Standar Nasional Indonesia Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman ICS 91.060.40 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan...

Lebih terperinci

Tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap

Tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap Standar Nasional Indonesia Tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap ICS 93.025; 17.120.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang

Lebih terperinci

UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH di PULAU TERPENCIL (STUDI KASUS PULAU NAEN KABUPATEN MINAHASA UTARA)

UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH di PULAU TERPENCIL (STUDI KASUS PULAU NAEN KABUPATEN MINAHASA UTARA) UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH di PULAU TERPENCIL (STUDI KASUS PULAU NAEN KABUPATEN MINAHASA UTARA) Tiny Mananoma Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado tmananoma@yahoo.com Lambertus Tanudjaja

Lebih terperinci

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa air hujan merupakan sumber air yang dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan Standar Nasional Indonesia ICS 93.010 Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan

Lebih terperinci

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 12 Tahun 2009 Tanggal : 15 April 2009 TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN I. Pendahuluan Dalam siklus hidrologi, air hujan jatuh ke permukaan bumi,

Lebih terperinci

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan Standar Nasional Indonesia Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian

Lebih terperinci

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap Standar Nasional Indonesia SNI 7711.2:2012 Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap ICS 91.060.20 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

Spesifikasi material baja unit instalasi pengolahan air

Spesifikasi material baja unit instalasi pengolahan air Standar Nasional Indonesia Spesifikasi material baja unit instalasi pengolahan air ICS 91.140.60; 77.140.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi.. i Prakata ii Pendahuluan. iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Tata cara pengukuran tekanan air pori tanah dengan pisometer pipa terbuka Casagrande

Tata cara pengukuran tekanan air pori tanah dengan pisometer pipa terbuka Casagrande Standar Nasional Indonesia Tata cara pengukuran tekanan air pori tanah dengan pisometer pipa terbuka Casagrande ICS 93.140 Badan Standardisasi Nasional i BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN

1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN 1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN Topik kajian dalam modul ini hanya terbatas pada Instalasi Plambing Air Bersih, Air Panas, Uap, Air Kotor/Air Kotoran, Ven dan Air Hujan. Sebelum tahapan

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum

PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI Kementerian Pekerjaan Umum 1 KERUSAKAN 501 Pengendapan/Pendangkalan Pengendapan atau pendangkalan : Alur sungai menjadi sempit maka dapat mengakibatkan terjadinya afflux

Lebih terperinci

Pembuatan bendung beronjong dengan sekat semikedap air pada irigasi desa

Pembuatan bendung beronjong dengan sekat semikedap air pada irigasi desa Konstruksi dan Bangunan Pembuatan bendung beronjong dengan sekat semikedap air pada irigasi desa Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktober 2004 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

HASIL KOREKSI ARITMATIKA URAIAN PEKERJAAN SELISIH

HASIL KOREKSI ARITMATIKA URAIAN PEKERJAAN SELISIH HASIL KOREKSI ARITMATIKA PROGRAM : PERENCANAAN DAN SURVEY GEOLISTRIK SUMBER AIR TANAH YANG SIAP DIKONSUMSI MASYARAKAT PEKERJAAN : PERENCANAAN DAN SURVEY GEOLISTRIK SUMBER AIR TANAH LOKASI : DESA SURYA

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang lingkup Tatacara ini meliputi ketentuan-ketentuan, cara pengerjaan bangunan utama

Lebih terperinci

sasi Nasional Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di dan tidak untuk di komersialkan

sasi Nasional Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di  dan tidak untuk di komersialkan 2 Standar Nasional Indonesia Tataa cara penentuan tinggi muka air tanah pada lubang bor atau sumur pantau ICS 93.020 Badan Standardis sasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 7394:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 7394:2008 Daftar

Lebih terperinci

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI SUMUR GALI Cetakan 1-2014 Modul disusun oleh : Ir. Sri Darwati,

Lebih terperinci

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) Dalam merencanakan suatu proyek, adanya rencana anggaran biaya merupakan hal yang tidak dapat diabaikan. Rencana anggaran biaya disusun berdasarkan dimensi dari bangunan

Lebih terperinci

Alat pemadam kebakaran hutan-pompa punggung (backpack pump)- Unjuk kerja

Alat pemadam kebakaran hutan-pompa punggung (backpack pump)- Unjuk kerja Standar Nasional Indonesia Alat pemadam kebakaran hutan-pompa punggung (backpack pump)- Unjuk kerja ICS 65.060.80 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan

Lebih terperinci

Penyelidikan potensi air tanah skala 1: atau lebih besar

Penyelidikan potensi air tanah skala 1: atau lebih besar Standar Nasional Indonesia Penyelidikan potensi air tanah skala 1:100.000 atau lebih besar ICS 13.060.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang

Lebih terperinci

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron Standar Nasional Indonesia Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron ICS 13.080.40; 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

Spesifikasi material baja tahan karat unit instalasi pengolahan air

Spesifikasi material baja tahan karat unit instalasi pengolahan air Standar Nasional Indonesia Spesifikasi material baja tahan karat unit instalasi pengolahan air ICS 91.140.60; 77.140.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan...

Lebih terperinci

Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan Masyarakat 1 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan komponen sosial masyarakat, usaha dan ekonomi, serta lingkungan sebagai pendekatan pembangunan permukiman yang berkelanjutan KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB IV OLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV OLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV OLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Sungai Cisadane 4.1.1 Letak Geografis Sungai Cisadane yang berada di provinsi Banten secara geografis terletak antara 106 0 5 dan 106 0 9 Bujur Timur serta

Lebih terperinci

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan Standar Nasional Indonesia ICS 91.100.30 Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PEDESAAN DI DUSUN DURENAN DESA PETUNGSEWU KECAMATAN WAGIR KABUPATEN MALANG

PENINGKATAN KINERJA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PEDESAAN DI DUSUN DURENAN DESA PETUNGSEWU KECAMATAN WAGIR KABUPATEN MALANG PENINGKATAN KINERJA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PEDESAAN DI DUSUN DURENAN DESA PETUNGSEWU KECAMATAN WAGIR KABUPATEN MALANG Kustamar 1), I Wayan Mundra 2), Bambang Wedyantadji 3), I Nyoman Sudiasa 4) 1),2),3),4)

Lebih terperinci

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP ) Standar Nasional Indonesia Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP ) ICS 77.140.65 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau

Lebih terperinci

Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan

Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan Pt T-22-2000-C PETUNJUK TEKNIS Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH 1 KATA PENGANTAR Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air

Lebih terperinci

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL PERLINDUNGAN MATA AIR

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL PERLINDUNGAN MATA AIR MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL PERLINDUNGAN MATA AIR MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL PERLINDUNGAN MATA AIR PERLINDUNGAN MATA AIR Cetakan 1-2014

Lebih terperinci

Unit penghasil biogas dengan tangki pencerna (digester) tipe kubah tetap dari beton

Unit penghasil biogas dengan tangki pencerna (digester) tipe kubah tetap dari beton Standar Nasional Indonesia Unit penghasil biogas dengan tangki pencerna (digester) tipe kubah tetap dari beton ICS 27.190 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium Standar Nasional Indonesia Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 2836:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 2836:2008 Daftar

Lebih terperinci

Cara uji geser langsung batu

Cara uji geser langsung batu Standar Nasional Indonesia Cara uji geser langsung batu ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi dokumen

Lebih terperinci

KRITERIA PERENCANAAN BENDUNG KARET

KRITERIA PERENCANAAN BENDUNG KARET KRITERIA PERENCANAAN BENDUNG KARET Bendung karet adalah bendung gerak yang terbuat dari tabung karet yang mengembang sebagai sarana operasi pembendungan air. Berdasarkan media pengisi tabung karet, ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa

BAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia. Kebutuhan akan air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa air permukaan semakin

Lebih terperinci

Suatu kriteria yang dipakai Perancang sebagai pedoman untuk merancang

Suatu kriteria yang dipakai Perancang sebagai pedoman untuk merancang Kriteria Desain Kriteria Desain Suatu kriteria yang dipakai Perancang sebagai pedoman untuk merancang Perancang diharapkan mampu menggunakan kriteria secara tepat dengan melihat kondisi sebenarnya dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMUR BOR DI DAERAH RAWAN KERING

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMUR BOR DI DAERAH RAWAN KERING PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMUR BOR DI DAERAH RAWAN KERING DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

Lebih terperinci

Lampiran A...15 Bibliografi...16

Lampiran A...15 Bibliografi...16 Daftar isi Daftar isi...i Prakata...iii Pendahuluan...iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...2 6 Penetapan indeks harga satuan pekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Bendung Kaligending terletak melintang di Sungai Luk Ulo, dimana sungai ini merupakan salah satu sungai yang cukup besar potensinya dan perlu dikembangkan untuk dimanfaatkan

Lebih terperinci

Revisi SNI T C. Daftar isi

Revisi SNI T C. Daftar isi Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iii Pendahuluan... iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...2 6 Penetapan indeks harga satuan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM DRAINASE

PERANCANGAN SISTEM DRAINASE PERANCANGAN SISTEM DRAINASE Perencanaan saluran pembuang harus memberikan pemecahan dengan biaya pelak-sanaan dan pemeliharaan yang minimum. Ruas-ruas saluran harus stabil terhadap erosi dan sedimentasi

Lebih terperinci

INTAKE 6. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

INTAKE 6. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3 INTAKE 6 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah 1. Prof. Dr. Ir. Mary

Lebih terperinci

Pengembangan SPAM Sederhana KATA PENGANTAR

Pengembangan SPAM Sederhana KATA PENGANTAR Pengembangan SPAM Sederhana KATA PENGANTAR Pembangunan prasarana dan sarana Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) pada dekade ini semakin meningkat khususnya dalam era desentralisasi dan otonomi daerah. Penyelenggaraan

Lebih terperinci

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN KONSERVASI AIR TANAH MELALUI SUMUR RESAPAN DAN LUBANG RESAPAN BIOPORI Menimbang DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Cara uji kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan

Cara uji kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan Standar Nasional Indonesia ICS 93.020 Cara uji tekan dan geser bantalan karet jembatan Badan Standardisasi Nasional Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan

Lebih terperinci

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat Standar Nasional Indonesia SNI 4137:2012 Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat ICS 91.100.15 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1. Ruang Lingkup Acuan Normatif Istilah dan Definisi Ketentuan Umum KetentuanTeknis...2. Lampiran A...

DAFTAR ISI. 1. Ruang Lingkup Acuan Normatif Istilah dan Definisi Ketentuan Umum KetentuanTeknis...2. Lampiran A... DAFTAR ISI 1. Ruang Lingkup...1 2. Acuan Normatif...1 2.1 Produk Statuter...1 2.2 Produk Standar...1 3. Istilah dan Definisi...1 4. Ketentuan Umum...2 5. KetentuanTeknis...2 5.1 Sarana Pengambilan Air

Lebih terperinci

Semen portland komposit

Semen portland komposit Standar Nasional Indonesia Semen portland komposit ICS 91.100.10 Badan Standardisasi Nasional BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi

Lebih terperinci

Cara uji daktilitas aspal

Cara uji daktilitas aspal Standar Nasional Indonesia Cara uji daktilitas aspal ICS 93.080.20; 75.140 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan. Secara umum air yang terdapat di alam yang dapat dikonsumsi oleh manusia bersumber dari:

BAB 1 Pendahuluan. Secara umum air yang terdapat di alam yang dapat dikonsumsi oleh manusia bersumber dari: BAB 1 Pendahuluan 1.1. Umum Air merupakan karunia Tuhan yang secara secara alami ada diseluruh muka bumi. Manusia sebagai salah satu makluk yang ada di bumi juga sangat tergantung terhadap air dan untuk

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR

BAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR BAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR 6.1 SUMBER AIR EXISTING Sumber air existing yang digunakan oleh PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah Kecamatan Gunem berasal dari reservoir

Lebih terperinci

SDA RPT0. Konsep. Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Volume I : Umum Bagian 7 : Pekerjaan Dewatering

SDA RPT0. Konsep. Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Volume I : Umum Bagian 7 : Pekerjaan Dewatering RPT0 RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Volume I : Umum Bagian 7 : Pekerjaan Dewatering ICS 93.010 BIDANG SUMBER DAYA AIR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2016 Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dr. Ir. M Basuki Hadimoeljono, MSc

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2016 Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dr. Ir. M Basuki Hadimoeljono, MSc KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

Diantara hal mendasar yang menentukan kualitas hidup bangsa kita adalah bila kebutuhan air minum sebagian besar penduduk telah terpenuhi dalam jumlah

Diantara hal mendasar yang menentukan kualitas hidup bangsa kita adalah bila kebutuhan air minum sebagian besar penduduk telah terpenuhi dalam jumlah Diantara hal mendasar yang menentukan kualitas hidup bangsa kita adalah bila kebutuhan air minum sebagian besar penduduk telah terpenuhi dalam jumlah dan kualitas yang memadai KATA PENGANTAR Penyediaan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang lingkup Tata cara ini memuat pengertian dan ketentuan umum dan teknis dan cara

Lebih terperinci

Tata cara pencatatan akuifer dengan metode logging geolistrik tahanan jenis short normal (SN) dan long normal (LN) dalam rangka eksplorasi air tanah

Tata cara pencatatan akuifer dengan metode logging geolistrik tahanan jenis short normal (SN) dan long normal (LN) dalam rangka eksplorasi air tanah Badan Standardisasi Nasional Tata cara pencatatan akuifer dengan metode logging geolistrik tahanan jenis short normal (SN) dan long normal (LN) dalam rangka eksplorasi air tanah ICS 13.080.01; 93.020 Badan

Lebih terperinci

RESERVOIR 14. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

RESERVOIR 14. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3 RESERVOIR 14 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah 1. Prof. Dr. Ir.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komponen Jembatan Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : 1. Struktur jembatan atas Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang memindahkan

Lebih terperinci

Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji

Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji Standar Nasional Indonesia Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji ICS 65.060.50 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki Standar Nasional Indonesia ICS 93.080.20 Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak

Lebih terperinci

Tata cara perencanaan bangunan MCK umum

Tata cara perencanaan bangunan MCK umum Standar Nasional Indonesia Tata cara perencanaan bangunan MCK umum ICS 27.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Halaman Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3

Lebih terperinci

Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih. KABUPATEN LAN DAK PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK KANTOR LAYANAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Alamat: Jl. Ngabang-Pontianak Km.2 Pos 78357 email: klpbj.landak@gmail.com N G A B A N G Ngabang, 31 Mei

Lebih terperinci

Cara uji sifat tahan lekang batu

Cara uji sifat tahan lekang batu Standar Nasional Indonesia Cara uji sifat tahan lekang batu ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN

SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN Oleh: Rachmat Mulyana P 062030031 E-mail : rachmatm2003@yahoo.com Abstrak Banjir dan menurunnya permukaan air tanah banyak

Lebih terperinci

DESAIN BANGUNAN IRIGASI

DESAIN BANGUNAN IRIGASI DESAIN BANGUNAN IRIGASI 1. JENIS JENIS BANGUNAN IRIGASI Keberadaan bangunan irigasi diperlukan untuk menunjang pengambilan dan pengaturan air irigasi. Beberapa jenis bangunan irigasi yang sering dijumpai

Lebih terperinci

5- PEKERJAAN DEWATERING

5- PEKERJAAN DEWATERING 5- PEKERJAAN DEWATERING Pekerjaan galian untuk basement, seringkali terganggu oleh adanya air tanah. Oleh karena itu, sebelum galian tanah untuk basement dimulai sudah harus dipersiapkan pekerjaan pengeringan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu

Lebih terperinci

Bambu lamina penggunaan umum

Bambu lamina penggunaan umum Standar Nasional Indonesia Bambu lamina penggunaan umum ICS 79.060.01 Badan Standardisasi Nasional BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI

BAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI BAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI Perencanaan Sistem Suplai Air Baku 4.1 PERENCANAAN SALURAN PIPA Perencanaan saluran pipa yang dimaksud adalah perencanaan pipa dari pertemuan Sungai Cibeet dengan Saluran

Lebih terperinci

BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR

BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR Penyusunan RKS Perhitungan Analisa Harga Satuan dan RAB Selesai Gambar 3.1 Flowchart Penyusunan Tugas Akhir BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR 4.1 Data - Data Teknis Bentuk pintu air

Lebih terperinci

Rambu evakuasi tsunami

Rambu evakuasi tsunami Standar Nasional Indonesia Rambu evakuasi tsunami ICS 13.200 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi dokumen

Lebih terperinci

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan Standar Nasional Indonesia Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan ICS 79.040.20 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. fluida incompressible (fluida yang tidak mampu mampat) dari tempat yang rendah

BAB II PEMBAHASAN MATERI. fluida incompressible (fluida yang tidak mampu mampat) dari tempat yang rendah 11 BAB II PEMBAHASAN MATERI Pompa adalah suatu jenis mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida incompressible (fluida yang tidak mampu mampat) dari tempat yang rendah ke tempat lebih tinggi alau dari

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 2835:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 2835:2008 Daftar

Lebih terperinci

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA BILL OF QUANTITY (BOQ) DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA Kegiatan : Pembangunan Embung Teknis Lokasi : Desa Lookeu, Kecamatan Tasifeto Barat Kab. Belu Tahun Ang. : 2016 HARGA SATUAN PEKERJAAN ( Rp. ) JUMLAH HARGA

Lebih terperinci

Bab IV DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

Bab IV DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN Bab IV DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN Novitasari,ST.,MT. TIU & TIK TIU Memberikan pengetahuan mengenai berbagai metode dalam penanganan drainase, dan mampu menerapkannya dalam perencanaan drainase kota:

Lebih terperinci

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan Standar Nasional Indonesia Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian

Lebih terperinci

Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter

Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter 1 Ruang lingkup Tata cara ini mencakup persyaratan, kriteria perencanaan dan cara pemasangan

Lebih terperinci

pendahuluan Arti Pentingnya Air

pendahuluan Arti Pentingnya Air Ivon Pangarungan Harun Maanga T Stephen Setia Budi pendahuluan Arti Pentingnya Air Sumberdaya air merupakan bagian dari sumberdaya alam yang mempunyai sifat yang berbeda dengan sumberdaya alam lainnya.

Lebih terperinci

Gambar 2.1.Komponen Drainase Sistem Polder yang Ideal

Gambar 2.1.Komponen Drainase Sistem Polder yang Ideal DRAINASE POLDER Drainase sistem polder berfungsi untuk mengatasi banjir yang diakibatkan genangan yang ditimbulkan oleh besarnya kapasitas air yang masuk ke suatu daerah melebihi kapasitas keluar dari

Lebih terperinci

Cara uji penetrasi aspal

Cara uji penetrasi aspal SNI 2432:2011 Standar Nasional Indonesia Cara uji penetrasi aspal ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TETAP SEMARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR KHAIRUL RAHMAN HARKO DISAMPAIKAN OLEH :

PRESENTASI TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TETAP SEMARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR KHAIRUL RAHMAN HARKO DISAMPAIKAN OLEH : PRESENTASI TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TETAP SEMARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR DISAMPAIKAN OLEH : KHAIRUL RAHMAN HARKO PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kualitas Air Pengujian kualitas air dilakukan di Laboratorium Dinas Kesehatan Purwokerto terhadap sampel air yang diambil dari mata air Clikutuk Desa Sunyalangu Kecamatan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI KONSERVASI AIR TANAH DENGAN SUMUR RESAPAN

TEKNOLOGI KONSERVASI AIR TANAH DENGAN SUMUR RESAPAN TEKNOLOGI KONSERVASI AIR TANAH DENGAN SUMUR RESAPAN Oleh Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair Direktorat Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, Material dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Spesifikasi IPAL Biogas Komunal

Lampiran 1. Spesifikasi IPAL Biogas Komunal Lampiran 1. Spesifikasi IPAL Biogas Komunal No Nama Barang 1 IPAL Biogas Komunal Spesifikasi - 1 (buah) reaktor biogas model Tenari (Reaktor penampung gas dan bak limbah menjadi satu kesatuan) Bahan fiberglass,

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 2835:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 2835:2008 Daftar

Lebih terperinci

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan SNI 7537.3:2011 Standar Nasional Indonesia Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan ICS 79.040.20 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan

Lebih terperinci

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan RPT0 RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL Konsep Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Volume I: Umum Bagian 5. Pekerjaan Pasangan ICS 93.010 BIDANG SUMBER DAYA AIR S

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Pengelolaan sumber daya air adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Pengelolaan sumber daya air adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sungai Menurut Peraturan Pemerinah Republik Indonesia No.38 Tahun 2011, Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di

Lebih terperinci

Tata cara analisis data pengujian surutan bertahap pada sumur uji atau sumur produksi dengan metode Hantush-Bierschenk

Tata cara analisis data pengujian surutan bertahap pada sumur uji atau sumur produksi dengan metode Hantush-Bierschenk Standar Nasional Indonesia SNI 8061:2015 Tata cara analisis data pengujian surutan bertahap pada sumur uji atau sumur produksi dengan metode Hantush-Bierschenk ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN

Lebih terperinci

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball) Standar Nasional Indonesia Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball) ICS 93.080.20; 75.140 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin

Lebih terperinci