Cara uji kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Cara uji kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan"

Transkripsi

1 Standar Nasional Indonesia ICS Cara uji tekan dan geser bantalan karet jembatan Badan Standardisasi Nasional Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan

2 BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin, menggandakan dan mengumumkan sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp Fax Diterbitkan di Jakarta Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan

3 Daftar isi Daftar isi...i Prakata... iii Prakata... iii Pendahuluan...iv 1 Ruang lingkup Acuan normatif Istilah dan definisi Penandaan Bahan Karet Baja Bahan-bahan lain Peralatan Ukuran dan toleransi ukuran Ukuran Toleransi ukuran Karakteristik kinerja Cara uji Umum Pengujian tekan Pengujian geser Pengujian hancur Pemeriksaan kerusakan secara visual Perhitungan Perhitungan tekan Perhitungan geser Laporan... 7 Lampiran A (normatif) Kinerja karakterisistik bantalan karet... 7 Lampiran B (informatif) Lampiran C (informatif) Daftar penyimpangan teknis dan penjelasannya Lampiran D (informatif) Contoh pengisian formulir pengujian Tabel 1 - Kategori-kategori pengujian... 2 Tabel 2 - Toleransi ukuran... 4 BSN 2012 i Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan

4 Gambar 1 - Potongan melintang bantalan elastomer... 4 Tabel A.1 - Bantalan karet ukuran 230 mm X 150 mm... 7 Tabel A.2 - Bantalan karet ukuran 230 mm X 200 mm... 8 Tabel A.3 - Bantalan karet ukuran 350 mm X 170 mm... 9 Tabel A.4 - Bantalan karet ukuran 350 mm X 280 mm Tabel A.5 - Bantalan karet ukuran 480 mm X 250 mm Tabel A.6 - Bantalan karet ukuran 480 mm X 300 mm Tabel A.7 - Bantalan karet ukuran 480 mm X 380 mm Tabel A.8 - Bantalan karet ukuran 600 mm X 330 mm Tabel A.9 - Bantalan karet ukuran 600 mm X 450 mm Tabel A.10 - Bantalan karet ukuran 600 mm X 600 mm Tabel A.11 - Bantalan karet diameter 240 mm Tabel A.12 - Bantalan karet diameter 330 mm Tabel A.13 - Bantalan karet diameter 400 mm Tabel A.14 - Bantalan karet diameter 480 mm Tabel A.15 - Bantalan karet diameter 530 mm Tabel A.16 - Bantalan karet diameter 590 mm Tabel A.17 - Bantalan karet diameter 650 mm Tabel A.18 - Bantalan karet diameter 750 mm Tabel A.19 - Bantalan karet diameter 810 mm Tabel A.20 - Bantalan karet diameter 880 mm Tabel A.21 - Beban dasar untuk semua bantalan standar Gambar B Denah pengujian tekan bantalan karet Gambar B Tampak depan pengujian tekan bantalan karet Gambar B Denah pengujian geser bantalan karet Gambar B Tampak depan pengujian geser bantalan karet Gambar B Tampak samping pengujian geser bantalan karet BSN 2012 ii Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan

5 Prakata BSN 2012 iii Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Cara uji tekan dan geser bantalan karet jembatan adalah revisi dari SNI , Metode pengujian tekan dan geser bantalan karet jembatan yang mengacu dari AS , Elastomeric Bearings for use in Structures, yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. SNI ini dipersiapkan oleh Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan melalui Gugus Kerja Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan. Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) Nomor 8 Tahun 2007 dan dibahas dalam rapat konsensus tanggal 29 Oktober 2009 di Bandung, yang melibatkan para narasumber, pakar dan lembaga terkait. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan

6 Pendahuluan Bantalan karet merupakan salah satu komponen yang pada saat ini banyak digunakan dalam struktur jembatan yang berfungsi sebagai media penyalur beban antara bangunan atas dengan bangunan bawah jembatan. Berdasarkan fungsinya tersebut, maka kualitas dari bantalan karet yang akan digunakan dalam struktur jembatan harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan sehingga perlu dilakukan pengujian-pengujian di laboratorium untuk menguji kualitas dari bantalan karet tersebut, salah satu cara pengujian yang dilakukan adalah pengujian tekan dan geser. Cara uji ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan bagi pelaksana, teknisi laboratorium atau produsen dalam melakukan uji tekan dan geser bantalan karet jembatan untuk digunakan pada suatu struktur jembatan. Secara garis besar cara uji ini mencakup persyaratan-persyaratan mengenai bantalan karet, cara kerja pengujian serta perhitungan tekan dan geser bantalan karet. BSN 2012 iv Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan

7 BSN dari 34 Cara uji tekan dan geser bantalan karet jembatan 1 Ruang lingkup Standar ini menjelaskan ukuran, karakteristik kinerja dan uji kelayakan untuk suatu susunan lapisan bantalan elastomer berbentuk persegi dan bundar yang terbuat dari karet alam untuk digunakan pada struktur jembatan. 2 Acuan normatif Dokumen referensi di bawah ini harus digunakan untuk melaksanakan standar ini. AS 1180, Methods of tests for hose made from elastomeric materials Accelerated ageing F - Resistance of lining and cover to ozone. AS 1204, Structural steel - Ordinary weldable grades. AS 1683, Methods of test for rubber Tension testing of vulcanized rubber Tear resistance of vulcanized rubber B -Compression set of vulcanized rubber under constant deflection. BS 1154, Specification of natural rubber compounds (high quality). ASTM D 3182, Recommended practice for rubber Materials, equipment, and procedures for mixing standard compounds and preparing standard vulcanized sheets. 3 Istilah dan definisi Istilah dan definisi yang digunakan dalam standar ini adalah sebagai berikut: 3.1 bantalan elastomer suatu bantalan karet yang terdiri dari satu atau lebih lapisan karet internal yang ditempelkan pada pelat-pelat baja selama vulkanisasi membentuk suatu susunan teratur secara berlapis. 3.2 beban dasar (diizinkan) pembebanan maksimum yang diizinkan yang ditentukan tegak lurus terhadap permukaan bantalan pada saat dilakukan pengujian geser. 3.3 geser yang dihitung saat penurunan vertikal nol yang dihitung pada saat dicapai gerakan geser mendatar maksimum 20% dan 100%. 3.4 tekan tegak lurus terhadap permukaan bantalan yang dibebani dan diukur sebagai suatu gaya pada setiap penurunan pada pergeseran horizontal nol. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan

8 3.5 pabrikan perusahaan dengan pengetahuan dan pengalaman yang khusus dalam pembuatan bantalan-bantalan elastomer. 3.6 tenaga ahli seseorang yang mempunyai keahlian dan tanggung jawab dalam perencanaan struktur jembatan yang relevan. 4 Penandaan Setiap bantalan harus diberikan tanda penomoran SAA seperti yang diberikan dalam Tabel A.1 sampai dengan Tabel A.20, Lampiran A. CATATAN - Penomoran SAA terdiri atas 2 angka acuan, diikuti dengan 2 digit angka yang menandakan tebal lapisan dalam karet, diikuti dengan 2 digit yang menandakan jumlah lapisan dalam karet, diikuti dengan huruf-huruf R dan C yang menandakan perletakan persegi dan perletakan bundar. 5 Bahan 5.1 Karet Formulasi bahan harus berdasarkan pada karet alam secara umum seperti yang dijelaskan dalam BS 1154 untuk grup Z50 tetapi mempunyai nilai perpanjangan pada saat putus tidak kurang dari 575 persen seperti yang tercantum dalam Tabel.1. Tabel 1 - Kategori-kategori pengujian Jenis pengujian Persyaratan Jumlah contoh uji AS Regangan tarik maksimum > 575% 3 AS Kuat tarik > 17 Mpa 3 AS Ketahanan putus > 40 kn/m 3 AS B Kekuatan terhadap < 25% 2 penekanan (22 jam, pada suhu 70 C) AS F Ketahanan terhadap ozon (1 ppm pada regangan 20% pada suhu 40 C) AS Percepatan pelapukan (168 jam pada suhu 70 C) BSN dari 34 Tidak terlihat retak secara visual setelah 100 jam Perubahan sifat maksimum yang diijinkan : - Kekerasan : + 4 durometer - Kuat tarik : + 10% - Regangan tarik maksimum : - 15% CATATAN 1 - Pabrikan dapat memilih sifat-sifat dari bahan elastomerik yang bervariasi, seperti yang terdapat dalam Lampiran A, untuk mencapai performa yang diprediksikan dalam Tabel A.1 sampai dengan Tabel A.20 atau untuk memenuhi persyaratan perencanaan pada pekerjaan khusus yang dipersyaratkan oleh tenaga ahli. 3 3 Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan

9 5.2 Baja BSN dari 34 Pelat baja yang digunakan tidak boleh mempunyai sisi-sisi yang tajam dan semua bagian sudut harus dibulatkan atau dibuat tumpul, Pelat harus benar-benar dibersihkan dan disikat, harus bebas dari cairan, dan bahan pencemar lainnya sebelum diberikan bahan pengikat. 5.3 Bahan-bahan lain Penggunaan bahan-bahan selain yang disebutkan dalam 5.1 dan 5.2 harus melalui persetujuan tenaga ahli. Pabrikan harus menunjukan data hasil uji kepada tenaga ahli bahwa bahan-bahan yang diajukan akan memberikan kepuasan selama masa layan, terutama dalam hal ketahanan terhadap rayap (creep), pengerasan akibat umur, dan bahwa bahanbahan tersebut akan menunjukkan performa yang sesuai dengan yang dipersyaratkan di dalam Tabel A.1 sampai dengan Tabel A Peralatan Peralatan yang digunakan harus memenuhi ketentuan berikut: a) Mesin uji tekan dengan kemampuan gaya tekan yang sesuai dengan benda uji dengan ketelitian 10 N; b) Alat uji geser ( misalnya dongkrak hidrolis yang dilengkapi pelat) yang dilengkapi dengan manometer dengan ketelitian 10 N; c) Alat penunjuk perubahan bentuk (arloji ukur) sebanyak 5 buah dan dilengkapi dengan perekat magnet, yaitu: 1) 4 buah dial indicator yang mempunyai minimum 25 mm + 0,01 mm untuk pengukuran tekan; 2) 1 buah dial indicator yang mempunyai minimum 75 mm + 0,01 mm untuk pengukuran geser. d) Alat pengukur panjang yaitu rol meter dengan ketelitian 0,1 cm; e) Alat pengukur waktu dengan ketelitian 0,1 detik; f) Pelat beton dengan ketebalan minimum 70 mm dan ukuran panjang ataupun lebar disesuaikan dengan ukuran bantalan karet. 7 Ukuran dan toleransi ukuran 7.1 Ukuran Ukuran bantalan karet harus dibuat sesuai dengan ukuran-ukuran yang terdapat dalam Tabel A.1 sampai dengan Tabel A.20. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan

10 7.2 Toleransi ukuran Toleransi ukuran bantalan karet disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2 - Toleransi ukuran Toleransi ukuran Uraian mm < (350 x 170) mm < Ø 330 mm Selimut sisi karet + 2,0 + 4,0 Tebal lapisan luar + 0,5 + 0,5 * Tebal lapisan dalam + 0,5 + 1,0 Ukuran area + 2,0 + 4,0 * Bagian luar antara permukaan atas dan bawah atau antara dua pelat yang tidak berdekatan > (350 x 170) mm > Ø 330 mm < 1,0 < 2,0 Variasi ketebalan bantalan : a) T < 100 mm + 1,0 + 1,0 b) T > 100 mm + 2,0 + 2,0 * Catatan : Untuk memverifikasi toleransi pada item-item tersebut, dapat dilakukan uji hancur. f a Keterangan gambar : a. Tebal selimut sisi luar (mm) b. Tebal selimut bagian atas (mm) c. Tebal selimut bagian bawah (mm) d. Tebal lapisan karet bagian dalam diantara dua pelat (mm) e. Area pelat baja (mm 2 ) f. Tebal keseluruhan bantalan elastomer (mm) g. Lebar keseluruhan bantalan elastomer (mm) 8 Karakteristik kinerja e Gambar 1 - Potongan melintang bantalan elastomer Karakteristik kinerja yang diprediksikan dalam metode perencanaan untuk kisaran yang direkomendasikan terhadap bantalan-bantalan karet pada persen dan lima puluh persen diberikan di dalam Tabel A.1 sampai dengan Tabel A.20, Lampiran A. Semua bantalan harus menunjukkan geser yang sesuai untuk setiap bantalan. Nilai - nilai pembebanan dasar untuk geser di antara batas - batas yang diberikan di dalam tabel dapat ditentukan dengan cara interpolasi. BSN dari 34 g d a b c Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan

11 9 Cara uji 9.1 Umum BSN dari 34 Pengujian harus dilakukan di laboratorium pengujian yang kompeten disetujui oleh tenaga ahli sesuai bidang dan kelas pengujian yang terkait. 9.2 Pengujian tekan Untuk mengukur tekan, langkah-langkah pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) Setiap bantalan karet dibebani sampai dengan 1,5 kali dari beban dasarnya pada pergeseran nol; b) Beban yang diberikan lalu dikurangi sampai 0,1 kali dari beban dasarnya; c) Langkah-langkah a) dan b) diulangi, dan dipertahankan selama 1 menit pada beban 0,1 kali dari beban dasarnya; d) Empat buah dial indicator dipasangkan dan diatur pada posisi pembacaan nol; e) Pembebanan dilanjutkan dengan laju pembebanan yang konstan sampai mencapai 1,1 kali dari beban dasarnya, lalu dipertahankan selama 1 menit; f) Penurunan pada dial indicator dibaca dan dihitung serta dicatat tekan dari bantalan karet tersebut berdasarkan rumus perhitungan (1). 9.3 Pengujian geser Setelah selesai dilakukan pengujian tekan, semua bantalan harus diuji gesernya secara berpasangan. Untuk mengukur geser, langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: a) Sepasang bantalan karet yang mempunyai nilai tekan yang berdekatan dipilih untuk pengujian geser; b) Sebuah pelat geser ditempatkan di tengah di antara dua bantalan karet tersebut; c) Terhadap sepasang bantalan tersebut diberikan beban tekan sebesar beban dasarnya untuk mencapai geser maksimum seperti yang diberikan dalam Tabel A.1 sampai Tabel A.20; d) Pada saat bantalan-bantalan tersebut ditekan, berikan beban geser dengan arah horizontal yang sejajar terhadap ukuran terpendek dari bantalan karet, dimana terjadi defleksi geser yang sama pada kedua bantalan tersebut. Selanjutnya, beban geser ditingkatkan hingga mencapai 1,25 kalinya dari defleksi geser seperti yang diberikan dalam Tabel A.1 sampai dengan Tabel A.20, lalu beban geser tersebut dipertahankan selama 1 menit; e) Selanjutnya, beban geser dan beban tekan yang diberikan diturunkan sampai pembacaan nol, kemudian diberikan kembali beban tekan; f) Satu buah dial indicator ditempatkan dengan posisi horizontal di tengah-tengah pelat dan diatur pada pembacaan nol; g) Beban geser diberikan kembali, lalu dibaca beban geser yang terjadi pada pergeseran 20 persen dan 100 persen dari geser; h) Modulus geser nominal dicatat dan dihitung dari geser efektif pada pergeseran nol berdasarkan rumus perhitungan 2,3,4 dan 5. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan

12 9.4 Pengujian hancur Apabila pengujian bantalan secara menyeluruh tidak disaksikan oleh tenaga ahli, pengujian tekan dan geser sesuai permintaan tenaga ahli atau yang mewakilinya harus dilakukan dan dicatat hasilnya. Selanjutnya, semua pengujian pembebanan atas permintaan tenaga ahli harus dilakukan dan hasilnya dicatat. Untuk pengujian hancur, selimut sisi luar dari bantalan karet dilepaskan dan diperiksa toleransi ukurannya, seperti yang diberikan dalam Tabel 1. bantalan tersebut selanjutnya dipotong secara hati-hati untuk menghindari terjadinya panas yang berlebihan pada saat pemotongan. Benda uji yang akan diuji sedikitnya harus terdiri dari satu lapisan internal dan satu lapisan atas atau lapisan bawah, dan selanjutnya dilakukan pengujian-pengujian sesuai dengan permintaan tenaga ahli. 9.5 Pemeriksaan kerusakan secara visual Selama pemeriksaan/pengujian tekan dan geser, harus dilakukan pemeriksaan secara seksama terhadap bantalan untuk mendeteksi beberapa perubahan, misalnya: lepasnya ikatan antara elastomer dengan pelat baja, pergeseran pelat-pelat baja atau perawatan elastomer yang tidak cukup. Beberapa bantalan yang menunjukkan tanda-tanda perbaikan yang tidak sempurna atau beberapa tanda kerusakan, seperti: pecah, perubahan bentuk permanen atau penggembungan permukaan yang tidak beraturan secara nyata, harus ditolak kecuali jika pabrikan dapat menerangkan/menunjukkan terhadap tenaga ahli/ engineer bahwa kerusakan tersebut dapat diperbaiki/ditangani, bantalan-bantalan tersebut harus ditolak. 10 Perhitungan 10.1 Perhitungan tekan Kekakuan tekan dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut: S c = w h (1) Keterangan: S c adalah tekan (kn / mm) ; w adalah beban dasar (kn) ; h adalah penurunan rata-rata (mm), 10.2 Perhitungan geser Kekakuan geser dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut: F K 20 =,, (2) Sd 20 F K 20 =,, (3) Sd 100 BSN dari 34 Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan

13 K K E K 20 K100 = K 20 +,,. (4) 4 e = K 2 E,,. (5) Keterangan: K 20 adalah geser pada 20% dari gerakan geser mendatar maksimum (kn / mm); K 100 adalah geser pada 100% dari gerakan geser mendatar maksimum (kn / mm); Sd 20 adalah gerakan geser 20% dari gerakan geser mendatar maksimum (mm); Sd 100 adalah gerakan geser 100% dari gerakan geser mendatar maksimum (mm); F adalah gaya horizontal yang terjadi saat mencapai 20% atau 100% dari gerakan geser mendatar maksimum (mm); K E adalah geser efektif untuk pasangan bantalan karet; adalah geser efektif setiap bantalan karet (kn / mm), K e 11 Laporan Laporan harus meliputi hal-hal sebagai berikut : a) Ukuran bantalan karet (panjang [mm], lebar [mm], tebal [mm]) atau diameter [mm]; b) Tebal efektif (mm); c) Kondisi beban berlebih (1,5 x beban dasar); d) Kekakuan tekan yang diizinkan(kn/mm); e) Kekakuan tekan (kn/mm); f) Rata-rata penurunan (mm); g) Nomor contoh uji; h) Jenis contoh uji; i) Tanggal pengujian; j) Nama teknisi penguji; k) Nama penanggung jawab pengujian; l) Kelainan dan kegagalan selama pengujian; m) Foto kegiatan jika (dipandang perlu). BSN dari 34 Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan

14 Lampiran A (normatif) Kinerja karakterisistik bantalan karet Tabel A.1 - Bantalan karet ukuran 230 mm X 150 mm ketebalan pelat baja : 5 mm ketebalan selimut samping : 6 mm ketebalan geser atas dan bawah : 4 mm (faktor bentuk efektif : 7,17) tekan lapisan selimut tekan lapisan selimut atas dan bawah : x 10³ kn/m atas dan bawah : 6,64 x 10³ kn/m jumlah lapisan dalam karet tinggi keseluruhan tekan pada yang direncanakan geser ratarata (toleransi + 20 %) penyimpangan geser beban dasar (diizinkan) geser maks. putar pada satuan pembebanan dimensi terpendek dimensi terpanjang mm 10³ kn/m 10³ kn/m mm kn kn 10-6 rad, kn 10-6 rad, kn Penomoran SAA ketebalan lapisan karet dalam: 6 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 1,04 lapisan dalam karet : 924 x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 4,43 x 10³ kn/m , ,9 18,8 01:06:02R , ,7 37,6 01:06:04R , ,6 56,5 01:06:06R ,2 0,474 27,6 * 160 * ,5 75,3 01:06:08R-5 ketebalan lapisan dalam karet : 9 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 4,69 lapisan dalam karet : 294 x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 2,95 x 10 3 kn/m ,56 8, ,4 29,6 01:09:01R , ,8 59,2 01:09:02R ,2 0, ,5 118,4 01:09:04R ,7 0,428 27,6 * 120 * ,3 177,6 01:09:06R-5 * nilai tersebut berdasarkan pada pengurangan maksimum yang diizinkan dari luas bidang yang diproyeksikan = 20% geser sejajar terhadap dimensi terpendek BSN dari Des. 2009

15 Tabel A.2 - Bantalan karet ukuran 230 mm X 200 mm ketebalan pelat baja : 5 mm ketebalan selimut samping : 6 mm ketebalan lapisan selimut atas dan bawah : 4 mm (faktor bentuk efektif : 8,31) tekan lapisan selimut geser lapisan selimut atas dan bawah : x 10³ kn/m atas dan bawah : 8,85 x 10³ kn/m jumlah lapisan dalam karet tinggi keseluruhan tekan pada yang direncanakan geser ratarata (toleransi + 20 %) penyimpangan geser beban dasar (diizinkan) geser maks. putar pada satuan pembebanan dimensi terpendek dimensi terpanjang mm 10³ kn/m 10³ kn/m mm kn kn 10-6 rad, kn 10-6 rad, kn Penomoran SAA ketebalan lapisan dalam karet : 6 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 8,41 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 5,9 x 10³ kn/m , ,6 10,1 02:06:02R , ,2 20,2 02:06:04R , ,9 30,3 02:06:06R , ,3 45,5 02:06:09R-5 ketebalan lapisan dalam karet : 9 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 5,61 Lapisan dalam karet : 555 x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 3,94 x 10 3 kn/m ,08 8, ,7 02:09:01R , ,3 02:09:02R , ,6 02:09:04R ,9 0, , :09:06R ,5 0,443 37,6 * 180 * ,1 125,3 02:09:08R-5 BSN dari Des. 2009

16 Tabel A.3 - Bantalan karet ukuran 350 mm X 170 mm ketebalan pelat baja : 5 mm ketebalan selimut samping : 10 mm ketebalan geser atas dan bawah : 4 mm (faktor bentuk efektif : 8,78) tekan lapisan selimut tekan lapisan selimut atas dan bawah : x 10³ kn/m atas dan bawah :11,5 x 10³ kn/m jumlah lapisan dalam karet tinggi keseluruhan tekan pada yang direncanakan geser ratarata (toleransi + 20 %) penyimpangan geser beban dasar (diizinkan) geser maks. putar pada satuan pembebanan dimensi terpendek dimensi terpanjang mm 10³ kn/m 10³ kn/m mm kn kn 10-6 rad, kn 10-6 rad, kn Penomoran SAA ketebalan lapisan dalam karet : 6 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 8,97 lapisan dalam karet : x 10³3 kn/m lapisan dalam karet : 7,64 x 10³ kn/m , ,4 4,6 03:06:02R , ,8 9,1 03:06:04R , ,2 13,7 03:06:06R , ,3 20,5 03:06:09R-5 ketebalan lapisan dalam karet : 9 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 5,98 lapisan dalam karet : 814 x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 5,09 x 10 3 kn/m , , :09:02R , ,8 28,1 03:09:04R , ,7 42,1 03:09:06R-5 BSN dari 34 1 Des. 2009

17 Tabel A.4 - Bantalan karet ukuran 350 mm X 280 mm ketebalan pelat baja : 5 mm ketebalan selimut samping : 10 mm ketebalan geser atas dan bawah : 6 mm (faktor bentuk efektif : 8,03) tekan lapisan selimut tekan lapisan selimut atas dan bawah : x 10³ kn/m atas dan bawah :12,6 x 10³ kn/m jumlah lapisan dalam karet tinggi keseluruhan tekan pada yang direncanakan geser ratarata (toleransi + 20 %) penyimpangan geser beban dasar (diizinkan) geser maks, putar pada satuan pembebanan dimensi terpendek dimensi terpanjang Penomoran SAA mm 10³ kn/m 10³ kn/m mm kn kn 10-6 rad, kn 10-6 rad, kn ketebalan lapisan dalam karet : 9 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 8,08 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 8,38 x 10³ kn/m , ,4 5,1 04:09:02R , ,8 10,2 04:09:04R , ,1 15,3 04:09:06R , ,5 20,4 04:09:08R , ,9 25,5 04:09:10R-5 ketebalan lapisan dalam karet : 12 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 6,06 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 6,29 x 10³ kn/m , ,2 11,4 04:12:02R , ,5 22,8 04:12:04R , ,7 34,1 04:12:06R , * 410 * ,9 45,5 04:12:08R-5 ketebalan lapisan dalam karet : 15 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 4,85 lapisan dalam karet : 533 x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 5,03 x 10³ kn/m , ,8 21,4 04:15:02R , ,6 42,9 04:15:04R ,7 0, ,4 64,3 04:15:06R-5 BSN dari 34 1 Des. 2009

18 Tabel A.5 - Bantalan karet ukuran 480 mm X 250 mm ketebalan pelat baja : 5 mm ketebalan selimut samping : 10 mm ketebalan geser atas dan bawah : 6 mm (faktor bentuk efektif : 8,40) tekan lapisan selimut tekan lapisan selimut atas dan bawah : x 10³ kn/m atas dan bawah :15,4 x 10³ kn/m jumlah lapisan dalam karet tinggi keseluruhan tekan pada yang direncanakan geser ratarata (toleransi + 20 %) penyimpangan geser beban dasar (diizinkan) geser maks. putar pada satuan pembebanan dimensi terpendek dimensi terpanjang mm 10³ kn/m 10³ kn/m mm kn kn 10-6 rad, kn 10-6 rad, kn Penomoran SAA ketebalan lapisan dalam karet : 9 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 8,52 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 10,3 x 10³ kn/m , ,3 2,8 05:09:02R , ,6 5,5 05:09:04R , ,9 8,3 05:09:06R , , :09:08R-5 ketebalan lapisan dalam karet : 12 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 6,39 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 7,7 x 10³ kn/m , ,7 6,1 05:12:02R , ,5 12,2 05:12:04R , ,2 18,3 05:12:06R-5 ketebalan lapisan dalam karet : 15 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 5,11 lapisan dalam karet : 725 x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 6,16 x 10³ kn/m , ,1 11,5 05:15:02R , , :15:04R , * 440 * ,2 34,5 05:15:06R-5 BSN dari 34 1 Des dari 34

19 Tabel A.6 - Bantalan karet ukuran 480 mm X 300 mm ketebalan pelat baja : 5 mm ketebalan selimut samping : 10 mm ketebalan geser atas dan bawah : 6 mm (faktor bentuk efektif : 9,36) tekan lapisan selimut tekan lapisan selimut atas dan bawah : x 10³ kn/m atas dan bawah :18,5 x 10³ kn/m jumlah lapisan dalam karet tinggi keseluruhan tekan pada yang direncanakan geser ratarata (toleransi + penyimpangan geser 20 %) geser maks. beban dasar (diizinkan) putar pada satuan pembebanan dimensi terpendek dimensi terpanjang -6 mm 10³ kn/m 10³ kn/m mm kn kn 10 rad, kn 10-6 rad, kn Penomoran SAA ketebalan lapisan dalam karet : 9 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 9,67 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 12,3 x 10³ kn/m ,84 19, ,4 2,7 06:09:03R ,95 28, ,3 4,6 06:09:05R ,48 37, ,2 6,4 06:09:07R ,19 46, ,1 8,2 06:09:09R-5 ketebalan lapisan dalam karet : 12 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 7,25 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 9,24 x 10³ kn/m , ,4 4 06:12:02R , ,8 8 06:12:04R , , :12:06R , , :12:08R-5 ketebalan lapisan dalam karet : 15 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 5,8 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 7,39 x 10³ kn/m , ,5 06:15:02R , , :15:04R , ,9 22,4 06:15:06R-5 BSN dari 34 1 Des. 2009

20 Tabel A.7 - Bantalan karet ukuran 480 mm X 380 mm ketebalan pelat baja : 5 mm ketebalan selimut samping : 10 mm ketebalan geser atas dan bawah : 6 mm faktor bentuk efektif : 10,65 tekan lapisan selimut tekan lapisan selimut atas dan bawah : x 10³ kn/m atas dan bawah : 23,4 x 10³ kn/m jumlah lapisan dalam karet tinggi keseluruhan tekan pada yang direncanakan geser ratarata (toleransi + penyimpangan geser 20 %) geser maks. beban dasar (diizinkan) putar pada satuan pembebanan dimensi terpendek dimensi terpanjang -6 mm 10³ kn/m 10³ kn/m mm kn kn 10 rad, kn 10-6 rad, kn Penomoran SAA ketebalan lapisan dalam karet : 9 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 11,22 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 15,6 x 10³ kn/m , ,8 2,2 07:09:04R , ,2 3,3 07:09:06R , ,6 4,5 07:09:08R , ,6 07:09:10R-5 ketebalan lapisan dalam karet : 12 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 8,41 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 11,7 x 10³ kn/m , ,5 3,6 07:12:03R , ,6 6 07:12:05R , ,6 8,4 07:12:07R , , :12:10R-5 ketebalan lapisan dalam karet : 15 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 6,73 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 9,36 x 10³ kn/m ,46 28, ,4 6,7 07:15:03R ,61 43, ,1 07:15:05R ,2 58, ,6 15,5 07:15:07R , * 870 * , :15:09R-5 14 dari 34 BSN dari 34 1 Des. 2009

21 Tabel A.8 - Bantalan karet ukuran 600 mm X 330 mm ketebalan pelat baja : 5 mm ketebalan selimut samping : 10 mm ketebalan geser atas dan bawah : 6 mm faktor bentuk efektif : 10,65 tekan lapisan selimut tekan lapisan selimut atas dan bawah : x 10³ kn/m atas dan bawah : 25,4 x 10³ kn/m jumlah lapisan dalam karet tinggi keseluruhan tekan pada yang direncanakan geser ratarata (toleransi + penyimpangan geser 20 %) geser maks. beban dasar (diizinkan) putar pada satuan pembebanan dimensi terpendek dimensi terpanjang Penomoran SAA mm 10³ kn/m 10³ kn/m mm kn kn rad, kn 10-6 rad, kn ketebalan lapisan dalam karet : 9 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 14,22 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 16,9 x 10³ kn/m ,67 28, ,7 2,1 08:09:05R ,03 37, ,2 2,9 08:09:07R ,64 46, ,7 3,7 08:09:09R ,37 55, ,2 4,5 08:09:11R-5 ketebalan lapisan dalam karet : 12 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 8,42 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 12,7 x 10³ kn/m , ,8 2,6 08:12:03R , ,4 08:12:05R , ,2 6,2 08:12:07R , ,4 7,9 08:12:09R-5 ketebalan lapisan dalam karet : 15 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 6,73 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 10,2 x 10³ kn/m , ,9 3,3 08:15:02R , ,9 6,5 08:15:04R , ,8 9,8 08:15:06R ,15 62 * 960 * ,8 13,1 08:15:08R-5 BSN dari 34 1 Des. 2009

22 Tabel A.9 - Bantalan karet ukuran 600 mm X 450 mm ketebalan pelat baja : 5 mm ketebalan selimut samping : 10 mm ketebalan geser atas dan bawah : 6 mm faktor bentuk efektif : 12,73 tekan lapisan selimut tekan lapisan selimut atas dan bawah : x 10³ kn/m atas dan bawah : 34,6 x 10³ kn/m jumlah lapisan dalam karet tinggi keseluruhan tekan pada yang direncanakan geser ratarata (toleransi + penyimpangan geser 20 %) geser maks. beban dasar (diizinkan) putar pada satuan pembebanan dimensi terpendek dimensi terpanjang Penomoran SAA mm 10³ kn/m 10³ kn/m mm kn kn rad, kn 10-6 rad, kn ketebalan lapisan dalam karet : 12 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 10,29 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 17,3 x 10³ kn/m , ,8 1,4 09:12:03R , ,3 09:12:05R , ,2 3,2 09:12:07R , ,4 4,1 09:12:09R , ,7 5 09:12:11R-5 ketebalan lapisan dalam karet : 15 mm Kekakuan tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 8,23 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 13,9 x 10³ kn/m ,65 28, ,3 2,5 09:15:03R ,39 43, ,5 4,1 09:15:05R ,78 58, ,7 5,8 09:15:07R ,41 73, ,9 7,4 09:15:09R ,17 86 * * ,1 9,1 09:15:11R-5 ketebalan lapisan dalam karet : 18 mm Kekakuan tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 6,86 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 11,5 x 10³ kn/m , ,5 4,1 09:18:03R , ,1 6,8 09:18:05R , ,8 9,6 09:18:07R ,19 86 * * ,4 12,3 09:18:09R-5 BSN dari 34 1 Des. 2009

23 Tabel A.10 - Bantalan karet ukuran 600 mm X 600 mm ketebalan pelat baja : 5 mm ketebalan selimut samping : 10 mm ketebalan geser atas dan bawah : 6 mm faktor bentuk efektif : 14,73 tekan lapisan selimut tekan lapisan selimut atas dan bawah : x 10³ kn/m atas dan bawah : 46,2 x 10³ kn/m jumlah lapisan dalam karet tinggi keseluruhan tekan pada yang direncanakan geser ratarata (toleransi + penyimpangan geser 20 %) geser maks. beban dasar (diizinkan) putar pada satuan pembebanan dimensi terpendek dimensi terpanjang -6 mm 10³ kn/m 10³ kn/m mm kn kn 10 rad, kn 10-6 rad, kn Penomoran SAA ketebalan lapisan dalam karet : 15 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 9,67 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 18,5 x 10³ kn/m , ,9 1,9 10:15:04R , ,8 2,8 10:15:06R , ,7 3,7 10:15:08R , ,7 4,7 10:15:10R ,34 103, ,1 6,1 10:15:13R-5 ketebalan lapisan dalam karet : 18 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 8,06 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 15,4 x 10³ kn/m , ,1 3,1 10:18:04R , ,6 4,6 10:18:06R , ,1 6,1 10:18:08R , ,6 7,6 10:18:10R , ,2 9,2 10:18:12R-5 BSN dari 34 1 Des. 2009

24 Tabel A.11 - Bantalan karet diameter 240 mm ketebalan pelat baja : 5 mm ketebalan selimut samping : 6 mm ketebalan geser atas dan bawah : 4 mm faktor bentuk efektif : 9,22 tekan lapisan selimut tekan lapisan selimut atas dan bawah : x 10³ kn/m atas dan bawah : 8,71 x 10³ kn/m jumlah lapisan dalam karet tinggi keseluruhan tekan pada yang direncanakan geser ratarata (toleransi + penyimpangan geser 20 %) geser maks. beban dasar (diizinkan) putar pada satuan pembebanan Penomoran SAA mm 10³ kn/m 10³ kn/m mm kn kn rad, kn ketebalan lapisan dalam karet : 6 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 9,50 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 5,81 x 10³ kn/m , ,9 31:06:02C , ,8 31:06:04C , ,7 31:06:06C , ,6 31:06:08C , ,5 31:06:10C-5 ketebalan lapisan dalam karet : 9 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 6,33 lapisan dalam karet : 690 x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 3,87 x 10³ kn/m , ,1 31:09:02C , ,3 31:09:04C , ,4 31:09:06C ,8 0,435 35,8 * 210 * ,5 31:09:08C ,8 0,355 35,8 * 220 * ,7 31:09:10C-5 ketebalan lapisan dalam karet : 12 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 4,75 lapisan dalam karet : 306 x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 2,9 x 10³ kn/m , ,5 31:12:02C ,4 0, ,1 31:12:04C ,7 0,435 35,8 * 160 * ,6 31:12:06C ,9 0,335 35,8 * 170 * ,2 31:12:08C-5 BSN dari 34 1 Des. 2009

25 Tabel A.12 - Bantalan karet diameter 330 mm ketebalan pelat baja : 5 mm ketebalan selimut samping : 6 mm ketebalan geser atas dan bawah : 4 mm faktor bentuk efektif : 8,66 tekan lapisan selimut tekan lapisan selimut atas dan bawah : x 10³ kn/m atas dan bawah : 11 x 10³ kn/m jumlah lapisan dalam karet tinggi keseluruhan tekan pada yang direncanakan geser ratarata (toleransi + penyimpangan geser 20 %) geser maks, beban dasar (diizinkan) putar pada satuan pembebanan -6 mm 10³ kn/m 10³ kn/m mm kn kn 10 rad, kn Penomoran SAA ketebalan lapisan dalam karet : 9 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 8,33 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 7,32 x 10³ kn/m ,69 19, ,5 12:09:03R ,16 28, ,5 12:09:05R ,878 37, ,5 12:09:07R , ,1 12:09:10R-5 ketebalan lapisan dalam karet : 12 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 6,62 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 5,49 x 10³ kn/m , ,1 12:12:02C , ,2 12:12:04C , ,3 12:12:06C , ,4 12:12:08C-5 ketebalan lapisan dalam karet : 15 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 5,2 lapisan dalam karet : 582 x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 4,39 x 10³ kn/m , ,8 12:15:02C , ,7 12:15:04C , * 330 * ,5 12:15:06C-5 BSN dari 34 1 Des. 2009

26 Tabel A.13 - Bantalan karet diameter 400 mm ketebalan pelat baja : 5 mm ketebalan selimut samping : 10 mm ketebalan geser atas dan bawah : 6 mm faktor bentuk efektif : 10,10 tekan lapisan selimut tekan lapisan selimut atas dan bawah : x 10³ kn/m atas dan bawah : 16,1 x 10³ kn/m jumlah lapisan dalam karet tinggi keseluruhan tekan pada yang direncanakan geser ratarata (toleransi + penyimpangan geser 20 %) geser maks. beban dasar (diizinkan) putar pada satuan pembebanan -6 mm 10³ kn/m 10³ kn/m mm kn kn 10 rad, kn Penomoran SAA ketebalan lapisan dalam karet : 9 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 10,65 lapisan dalam karet : x 1010³ kn/m lapisan dalam karet : 10,8 x 10³ kn/m , ,3 13:09:04R ,29 37, ,5 13:09:07R , ,8 13:09:10R-5 ketebalan lapisan dalam karet : 12 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 7,92 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 3,06 x 10³ kn/m , ,7 13:12:02C , ,3 13:12:04C , :12:06C , ,7 13:12:08C ,806 59,7 * 690 * :12:09C-5 BSN dari 34 1 Des. 2009

27 Tabel A.13 - Bantalan karet diameter 400 mm (lanjutan) ketebalan lapisan dalam karet : 15 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 6,33 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 6,45 x 10³ kn/m , ,7 13:15:02C , ,4 13:15:04C , ,1 13:15:06C ,733 59, ,8 13:15:08C-5 ketebalan lapisan dalam karet : 18 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 5,28 lapisan dalam karet : 687 x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 5,38 x 10³ kn/m , ,6 13:18:02C , ,1 13:18:04C ,806 59,7 * 470 * ,7 13:18:06C-5 BSN dari 34 1 Des. 2009

28 Tabel A.14 - Bantalan karet diameter 480 mm ketebalan pelat baja : 5 mm ketebalan selimut samping : 10 mm ketebalan geser atas dan bawah : 4 mm faktor bentuk efektif : 11,95 tekan lapisan selimut tekan lapisan selimut atas dan bawah : x 10³ kn/m atas dan bawah : 23,2 x 10³ kn/m jumlah lapisan dalam karet tinggi keseluruhan tekan pada yang direncanakan geser ratarata (toleransi + penyimpangan geser 20 %) geser maks. beban dasar (diizinkan) putar pada satuan pembebanan Penomoran SAA mm 10³ kn/m 10³ kn/m mm kn kn rad, kn ketebalan lapisan dalam karet : 12 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 9,58 lapisan dalam karet : x 1010³ kn/m lapisan dalam karet : 11,6 x 10³ kn/m , ,8 14:12:04C , ,7 14:12:06C , ,7 14:12:08C , ,6 14:12:10R-5 ketebalan lapisan dalam karet : 15 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 7,67 lapisan dalam karet : x 1010³ kn/m lapisan dalam karet : 9,29 x 10³ kn/m ,44 28, ,3 14:15:03C ,6 43, ,8 14:15:05C ,19 58, ,3 14:15:07C ,948 72,3 * 990 * ,8 14:15:09C-5 ketebalan lapisan dalam karet : 18 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 6,39 lapisan dalam karet : x 1010³ kn/m lapisan dalam karet : 7,74 x 10³ kn/m , ,8 14:18:02C , ,7 14:18:04C , ,5 14:18:06C ,893 72,3 * 850 * ,3 14:18:08C-5 BSN dari 34 1 Des. 2009

29 Tabel A.15 - Bantalan karet diameter 530 mm ketebalan pelat baja : 5 mm ketebalan selimut samping : 10 mm ketebalan geser atas dan bawah : 4 mm faktor bentuk efektif : 13,11 tekan lapisan selimut tekan lapisan selimut atas dan bawah : x 10³ kn/m atas dan bawah : 28,3 x 10³ kn/m jumlah lapisan dalam karet tinggi keseluruhan tekan pada yang direncanakan geser ratarata (toleransi + penyimpangan geser 20 %) geser maks. beban dasar (diizinkan) putar pada satuan pembebanan Penomoran SAA mm 10³ kn/m 10³ kn/m mm kn kn 10-6 rad, kn ketebalan lapisan dalam karet : 12 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 10,62 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 14,2 x 10³ kn/m , ,8 15:12:03C , ,6 15:12:06C , ,4 15:12:09C , ,1 15:12:12R-5 ketebalan lapisan dalam karet : 15 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 8,5 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 11,3 x 10³ kn/m ,98 28, ,2 15:15:03C ,95 43, ,4 15:15:05C ,45 58, ,6 15:15:07C ,16 73, ,7 15:15:09C ,96 80,1 * * ,9 15:15:11C-5 ketebalan lapisan dalam karet : 18 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 7,08 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 9,44 x 10³ kn/m , ,6 15:18:02C , ,1 15:18:04C , ,7 15:18:06C , ,3 15:18:08C-5 BSN dari 34 1 Des. 2009

30 Tabel A.16 - Bantalan karet diameter 590 mm ketebalan pelat baja : 5 mm ketebalan selimut samping : 10 mm ketebalan geser atas dan bawah : 4 mm faktor bentuk efektif : 14,49 tekan lapisan selimut tekan lapisan selimut atas dan bawah : x 10³ kn/m atas dan bawah : 35,1 x 10³ kn/m jumlah lapisan dalam karet tinggi keseluruhan tekan pada yang direncanakan geser ratarata (toleransi + penyimpangan geser 20 %) geser maks. beban dasar (diizinkan) putar pada satuan pembebanan Penomoran SAA mm 10³ kn/m 10³ kn/m mm kn kn 10-6 rad, kn ketebalan lapisan dalam karet : 12 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 11,87 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 17,5 x 10³ kn/m , ,1 16:12:03C , ,2 16:12:06C , ,2 16:12:09C , ,3 16:12:12R-5 ketebalan lapisan dalam karet : 15 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 9,50 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 14 x 10³ kn/m ,69 28, ,9 16:15:03C ,42 43, ,2 16:15:05C ,8 58, ,5 16:15:07C ,43 73, ,8 16:15:09C-5 ketebalan lapisan dalam karet : 18 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 7,92 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 11,7 x 10³ kn/m , ,1 16:18:02C , ,2 16:18:04C , ,3 16:18:06C , ,4 16:18:08C ,1 89,5 * * ,5 16:18:10C-5 BSN dari 34 1 Des. 2009

31 Tabel A.17 - Bantalan karet diameter 650 mm ketebalan pelat baja : 5 mm ketebalan selimut samping : 10 mm ketebalan geser atas dan bawah : 4 mm faktor bentuk efektif : 15,88 tekan lapisan selimut tekan lapisan selimut atas dan bawah : x 10³ kn/m atas dan bawah : 42,6 x 10³ kn/m jumlah lapisan dalam karet tinggi keseluruhan tekan pada yang direncanakan geser ratarata (toleransi + 20 %) penyimpangan geser beban dasar (diizinkan) geser maks. putar pada satuan pembebanan -6 mm 10³ kn/m 10³ kn/m mm kn kn 10 rad, kn Penomoran SAA ketebalan lapisan dalam karet : 15 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 10,50 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 17 x 10³ kn/m ,48 28, ,2 17:15:03C ,94 43, :15:05C ,18 58, ,8 17:15:07C ,74 73, ,6 17:15:09C ,44 88, ,5 17:15:11C-5 ketebalan lapisan dalam karet : 18 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 5,75 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 14,2 x 10³ kn/m , :18:03C , ,3 17:18:05C , ,6 17:18:07C , ,9 17:18:09C-5 BSN dari 34 1 Des. 2009

32 Tabel A.18 - Bantalan karet diameter 750 mm ketebalan pelat baja : 5 mm ketebalan selimut samping : 10 mm ketebalan geser atas dan bawah : 4 mm faktor bentuk efektif : 12,57 tekan lapisan selimut tekan lapisan selimut atas dan bawah : x 10³ kn/m atas dan bawah : 37,8 x 10³ kn/m jumlah lapisan dalam karet tinggi keseluruhan tekan pada yang direncanakan geser ratarata (toleransi + 20 %) penyimpangan geser beban dasar (diizinkan) geser maks. putar pada satuan pembebanan -6 mm 10³ kn/m 10³ kn/m mm kn kn 10 rad, kn Penomoran SAA ketebalan lapisan dalam karet : 18 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 10,14 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 18,9 x 10³ kn/m , :18:03C , ,7 18:18:05C , ,3 18:18:07C , :18:09C , ,7 18:18:11C-5 ketebalan lapisan dalam karet : 21 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 8,69 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 16,2 x 10³ kn/m ,2 40, ,5 18:21:03C ,77 61, ,5 18:21:05C ,06 82, ,5 18:21:07C ,64 103, ,5 18:21:09C-5 BSN dari 34 1 Des. 2009

33 Tabel A.19 - Bantalan karet diameter 810 mm ketebalan pelat baja : 5 mm ketebalan selimut samping : 10 mm ketebalan geser atas dan bawah : 4 mm faktor bentuk efektif : 13,49 tekan lapisan selimut tekan lapisan selimut atas dan bawah : x 10³ kn/m atas dan bawah : 44,1 x 10³ kn/m jumlah lapisan dalam karet tinggi keseluruhan tekan pada yang direncanakan geser ratarata (toleransi + 20 %) penyimpangan geser beban dasar (diizinkan) geser maks. putar pada satuan pembebanan -6 mm 10³ kn/m 10³ kn/m mm kn kn 10 rad, kn Penomoran SAA ketebalan lapisan dalam karet : 18 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 10,97 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 22 x 10³ kn/m , ,7 19:18:03C , ,2 19:18:05C , ,6 19:18:07C , ,1 19:18:09C , ,5 19:18:11C-5 ketebalan lapisan dalam karet : 21 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 9,40 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet :18,9 x 10³ kn/m ,9 40, :21:03C ,23 61, ,7 19:21:05C ,4 82, ,4 19:21:07C ,92 103, ,1 19:21:09C-5 BSN dari 34 1 Des. 2009

34 Tabel A.20 - Bantalan karet diameter 880 mm ketebalan pelat baja : 5 mm ketebalan selimut samping : 10 mm ketebalan geser atas dan bawah : 4 mm faktor bentuk efektif : 14,57 tekan lapisan selimut tekan lapisan selimut atas dan bawah : x 10³ kn/m atas dan bawah : 52 x 10³ kn/m jumlah lapisan dalam karet tinggi keseluruhan tekan pada yang direncanakan geser ratarata (toleransi + 20 %) penyimpangan geser beban dasar (diizinkan) geser maks. putar pada satuan pembebanan -6 mm 10³ kn/m 10³ kn/m mm kn kn 10 rad, kn Penomoran SAA ketebalan lapisan dalam karet : 18 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 11,94 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 26,0 x 10³ kn/m , ,6 20:18:04C , ,1 20:18:07C , ,6 20:18:10C ,9 20:18:12C-5 ketebalan lapisan dalam karet : 21 mm tekan setiap geser setiap faktor bentuk : 10,24 lapisan dalam karet : x 10³ kn/m lapisan dalam karet : 22,3 x 10³ kn/m ,78 40, ,7 20:21:03C ,81 61, ,2 20:21:05C ,84 82, ,6 20:21:07C ,26 103, ,1 20:21:09C ,88 124, ,6 20:21:11C-5 BSN dari dari 34 1 Des. 2009

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan Standar Nasional Indonesia Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian

Lebih terperinci

Cara uji daktilitas aspal

Cara uji daktilitas aspal Standar Nasional Indonesia Cara uji daktilitas aspal ICS 93.080.20; 75.140 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi

Lebih terperinci

Cara uji geser langsung batu

Cara uji geser langsung batu Standar Nasional Indonesia Cara uji geser langsung batu ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi dokumen

Lebih terperinci

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar Standar Nasional Indonesia ICS 91.100.30 SNI 7619:2012 Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium Standar Nasional Indonesia Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian

Lebih terperinci

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP ) Standar Nasional Indonesia Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP ) ICS 77.140.65 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau

Lebih terperinci

Cara uji sifat tahan lekang batu

Cara uji sifat tahan lekang batu Standar Nasional Indonesia Cara uji sifat tahan lekang batu ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

Cara uji penetrasi aspal

Cara uji penetrasi aspal SNI 2432:2011 Standar Nasional Indonesia Cara uji penetrasi aspal ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron Standar Nasional Indonesia ICS 93.080.20 SNI 3643:2012 Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan Standar Nasional Indonesia ICS 93.010 Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan

Lebih terperinci

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball) Standar Nasional Indonesia Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball) ICS 93.080.20; 75.140 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin

Lebih terperinci

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT) Standar Nasional Indonesia SNI ASTM D6934:2012 Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D 6934 04, IDT) ICS 93.080.20 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat Standar Nasional Indonesia SNI 4137:2012 Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat ICS 91.100.15 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta

Lebih terperinci

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan Standar Nasional Indonesia ICS 91.100.30 Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan

Lebih terperinci

Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C , IDT)

Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C , IDT) Standar Nasional Indonesia ICS 91.100.30 Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C 136-06, IDT) Badan Standardisasi Nasional SNI ASTM C136:2012 BSN 2012 Hak cipta dilindungi

Lebih terperinci

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi Standar Nasional Indonesia Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi Standard atmospheres for conditioning and/or testing Specifications ICS 19.020 (ISO 554 1976, IDT) Badan

Lebih terperinci

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal Standar Nasional Indonesia SNI 6890:2014 Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal ICS 93.080.20 (ASTM D 979-01 (2006), IDT) Badan Standardisasi Nasional ASTM 2006 All rights reserved BSN 2014

Lebih terperinci

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan Standar Nasional Indonesia Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian

Lebih terperinci

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT) Standar Nasional Indonesia Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C117 2004, IDT) ICS 91.100.15 Badan Standardisasi Nasional ASTM 2004

Lebih terperinci

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT) Standar Nasional Indonesia ICS 93.080.20 Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D 6935 04, IDT) Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin,

Lebih terperinci

Cara uji berat jenis aspal keras

Cara uji berat jenis aspal keras Standar Nasional Indonesia Cara uji berat jenis aspal keras ICS 93.080.20; 75.140 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles Standar Nasional Indonesia Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air Standar Nasional Indonesia Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air ICS 75.140; 93.080.20 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

Cara uji slump beton SNI 1972:2008

Cara uji slump beton SNI 1972:2008 Standar Nasional Indonesia Cara uji slump beton ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah

Lebih terperinci

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.) Standar Nasional Indonesia ICS 93.080.20 Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D 6930-04, MOD.) Badan Standardisasi Nasional SNI 6828:2012 BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian Standar Nasional Indonesia SNI 1975:2012 Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian ICS 13.080.20; 91.100.15 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta

Lebih terperinci

Metode penentuan karakteristik gesek (indeks) geosintetik dengan uji geser langsung

Metode penentuan karakteristik gesek (indeks) geosintetik dengan uji geser langsung Badan Standardisasi Nasional Badan Standardisasi Nasional SNI ISO 12957-1:2012 Metode penentuan karakteristik gesek (indeks) geosintetik dengan uji geser langsung ICS 59.080.70 Geosynthetics Determination

Lebih terperinci

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap Standar Nasional Indonesia SNI 7711.2:2012 Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap ICS 91.060.20 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan SNI 7537.3:2011 Standar Nasional Indonesia Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan ICS 79.040.20 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan

Lebih terperinci

Bambu lamina penggunaan umum

Bambu lamina penggunaan umum Standar Nasional Indonesia Bambu lamina penggunaan umum ICS 79.060.01 Badan Standardisasi Nasional BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Spesifikasi aspal emulsi kationik Standar Nasional Indonesia Spesifikasi aspal emulsi kationik ICS 75.140; 93.080.20 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian

Lebih terperinci

Baja tulangan beton SNI 2052:2014

Baja tulangan beton SNI 2052:2014 Standar Nasional Indonesia Baja tulangan beton ICS 77.140.15 Badan Standardisasi Nasional BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen

Lebih terperinci

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang Standar Nasional Indonesia Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang ICS 91.100.30; 77.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... 1 Daftar tabel... Error!

Lebih terperinci

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles Standar Nasional Indonesia Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder

Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder Standar Nasional Indonesia ICS 91.100.30 Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan

Lebih terperinci

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia Papan nama sungai ICS 93.140 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen

Lebih terperinci

Cara uji kelarutan aspal

Cara uji kelarutan aspal Standar Nasional Indonesia Cara uji kelarutan aspal ICS 91.100.50 Badan Standardisasi Nasional SNI 2438:2015 BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian

Lebih terperinci

Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton

Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton SNI 03-6812-2002 Standar Nasional Indonesia Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton ICS 77.140.65; 91.100.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...

Lebih terperinci

Cara uji slump beton SNI 1972:2008. Standar Nasional Indonesia

Cara uji slump beton SNI 1972:2008. Standar Nasional Indonesia Standar Nasional Indonesia Cara uji slump beton ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah

Lebih terperinci

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki Standar Nasional Indonesia ICS 93.080.20 Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak

Lebih terperinci

Spesifikasi dan metode uji bantalan karet (elastomer) untuk perletakan jembatan

Spesifikasi dan metode uji bantalan karet (elastomer) untuk perletakan jembatan Standar Nasional Indonesia ICS 93.040 Spesifikasi dan metode uji bantalan karet (elastomer) untuk perletakan jembatan Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton Standar Nasional Indonesia Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang

Lebih terperinci

Spesifikasi bantalan elastomer tipe polos dan tipe berlapis untuk perletakan jembatan

Spesifikasi bantalan elastomer tipe polos dan tipe berlapis untuk perletakan jembatan Standar Nasional Indonesia Spesifikasi bantalan elastomer tipe polos dan tipe berlapis untuk perletakan jembatan ICS 93.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan...

Lebih terperinci

Cara uji penyulingan aspal cair

Cara uji penyulingan aspal cair Standar Nasional Indonesia Cara uji penyulingan aspal cair ICS 91.100.15; 93.080.20 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah

Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah SNI 4144 : 2012 Badan Standardisasi Nasional Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan

Lebih terperinci

Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji

Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji Standar Nasional Indonesia Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji ICS 65.060.50 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan

Lebih terperinci

Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P)

Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P) Standar Nasional Indonesia Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P) ICS 77.140.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

Metode pengujian kuat tarik belah beton

Metode pengujian kuat tarik belah beton SNI 03-2491-2002 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat tarik belah beton ICS Badan Standarisasi Nasional Prakata Standar Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton ini merupakan hasil revisi dari

Lebih terperinci

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan Standar Nasional Indonesia Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan ICS 79.040.20 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin

Lebih terperinci

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.) Standar Nasional Indonesia ICS 91.100.30 SNI ASTM C123:2012 Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C 123-03,IDT.) Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan Standar Nasional Indonesia Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan ICS 93.080.10 Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM

MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM PENGUJIAN BETON 4.1. Umum Beton adalah material struktur bangunan yang mempunyai kelebihan kuat menahan gaya desak, tetapi mempunyai kelebahan, yaitu kuat tariknya rendah hanya 9 15% dari kuat desaknya.

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A ICS 93.010 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin

Lebih terperinci

Metode uji CBR laboratorium

Metode uji CBR laboratorium Standar Nasional Indonesia Metode uji CBR laboratorium ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional SNI 1744:2012 BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau

Lebih terperinci

Baja profil kanal U proses canai panas (Bj P kanal U)

Baja profil kanal U proses canai panas (Bj P kanal U) Standar Nasional Indonesia Baja profil kanal U proses canai panas (Bj P kanal U) ICS 77.140.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton

Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton Standar Nasional Indonesia Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton ICS 91.200 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Tata cara pengukuran tekanan air pori tanah dengan pisometer pipa terbuka Casagrande

Tata cara pengukuran tekanan air pori tanah dengan pisometer pipa terbuka Casagrande Standar Nasional Indonesia Tata cara pengukuran tekanan air pori tanah dengan pisometer pipa terbuka Casagrande ICS 93.140 Badan Standardisasi Nasional i BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

Cara uji kepadatan tanah di lapangan dengan cara selongsong

Cara uji kepadatan tanah di lapangan dengan cara selongsong SNI 6792:2008 Standar Nasional Indonesia Cara uji kepadatan tanah di lapangan dengan cara selongsong ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional SNI 6792:2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan...

Lebih terperinci

Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang

Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang Standar Nasional Indonesia Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang ICS 27.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang Lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia SNI Standar Nasional Indonesia SNI 7614:2010 Baja batangan untuk keperluan umum (BjKU) ICS 77.140.99 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan

Lebih terperinci

Alat pemadam kebakaran hutan-pompa punggung (backpack pump)- Unjuk kerja

Alat pemadam kebakaran hutan-pompa punggung (backpack pump)- Unjuk kerja Standar Nasional Indonesia Alat pemadam kebakaran hutan-pompa punggung (backpack pump)- Unjuk kerja ICS 65.060.80 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan

Lebih terperinci

Metode uji kuat geser langsung tanah tidak terkonsolidasi dan tidak terdrainase

Metode uji kuat geser langsung tanah tidak terkonsolidasi dan tidak terdrainase Standar Nasional Indonesia ICS 93.020 Metode uji kuat geser langsung tanah tidak terkonsolidasi dan tidak terdrainase Badan Standardisasi Nasional SNI 3420:2016 BSN 2016 Hak cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan Standar Nasional Indonesia Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan ICS 75.140; 93.080.20 Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak

Lebih terperinci

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi Standar Nasional Indonesia Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi ICS 93.080.20 Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak

Lebih terperinci

Baja profil siku sama kaki proses canai panas (Bj P Siku sama kaki)

Baja profil siku sama kaki proses canai panas (Bj P Siku sama kaki) Standar Nasional Indonesia Baja profil siku sama kaki proses canai panas (Bj P Siku sama kaki) ICS 77.140.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1

Lebih terperinci

Baja lembaran lapis seng (Bj LS)

Baja lembaran lapis seng (Bj LS) Standar Nasional Indonesia Baja lembaran lapis seng (Bj LS) ICS 77.14.5 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

Analisis kadar abu contoh batubara

Analisis kadar abu contoh batubara Standar Nasional Indonesia Analisis kadar abu contoh batubara ICS 19.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling Standar Nasional Indonesia SNI 3408:2015 Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling ICS 93.160 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

Spesifikasi kompon cair pembentuk membran untuk perawatan beton

Spesifikasi kompon cair pembentuk membran untuk perawatan beton Badan Standardisasi Nasional Spesifikasi kompon cair pembentuk membran untuk perawatan beton (ASTM C 309-07) ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional ASTM 2007 All rights reserved BSN 2012 untuk kepentingan

Lebih terperinci

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar Standar Nasional Indonesia Tata cara pengambilan contoh uji beton segar ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan

Lebih terperinci

Kayu bundar Bagian 2: Pengukuran dan tabel isi

Kayu bundar Bagian 2: Pengukuran dan tabel isi Standar Nasional Indonesia Kayu bundar Bagian 2: Pengukuran dan tabel isi ICS 79.040.20 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau

Lebih terperinci

Metode uji CBR laboratorium

Metode uji CBR laboratorium Standar Nasional Indonesia Metode uji CBR laboratorium ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional SNI 1744:2012 BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin, menggandakan dan mengumumkan

Lebih terperinci

Cara uji abrasi beton di laboratorium

Cara uji abrasi beton di laboratorium Standar Nasional Indonesia Cara uji abrasi beton di laboratorium ICS 93.010 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

SNI. Baja Tulang beton SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional BSN

SNI. Baja Tulang beton SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional BSN SNI SNI 07-2052-2002 Standar Nasional Indonesia Baja Tulang beton ICS 27.180 Badan Standardisasi Nasional BSN Daftar Isi Halaman Daftar Isi...i Prakata...ii 1...Ruang Lingkup...1 2 Acuan Normatif...1 3

Lebih terperinci

Cara uji modulus elastisitas batu dengan tekanan sumbu tunggal

Cara uji modulus elastisitas batu dengan tekanan sumbu tunggal Standar Nasional Indonesia Cara uji modulus elastisitas batu dengan tekanan sumbu tunggal ICS 93.010 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Halaman Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2

Lebih terperinci

Kayu bundar jenis jati Bagian 3: Pengukuran dan tabel isi

Kayu bundar jenis jati Bagian 3: Pengukuran dan tabel isi Standar Nasional Indonesia Kayu bundar jenis jati Bagian 3: Pengukuran dan tabel isi ICS 79.040.20 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian

Lebih terperinci

Batang uji tarik untuk bahan logam

Batang uji tarik untuk bahan logam Standar Nasional Indonesia Batang uji tarik untuk bahan logam ICS 77.040.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... 1 Pendahuluan...ii 1 Ruang Iingkup... 1 2 Acuan... 1 3 Definisi... 1 4

Lebih terperinci

Baja profil I-beam proses canai panas (Bj.P I-beam)

Baja profil I-beam proses canai panas (Bj.P I-beam) Standar Nasional Indonesia Baja profil I-beam proses canai panas (Bj.P I-beam) ICS 77.140.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Metode uji angka pantul beton keras (ASTM C , IDT)

Metode uji angka pantul beton keras (ASTM C , IDT) Standar Nasional Indonesia ICS 91.100.30 Metode uji angka pantul beton keras (ASTM C 805-02, IDT) Badan Standardisasi Nasional SNI ASTM C805:2012 BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin,

Lebih terperinci

Spesifikasi kereb beton untuk jalan

Spesifikasi kereb beton untuk jalan Standar Nasional Indonesia Spesifikasi kereb beton untuk jalan ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata... iii Pendahuluan...iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1

Lebih terperinci

Metode pengujian lentur posisi tidur kayu dan bahan struktur bangunan berbasis kayu dengan pembebanan titik ke tiga

Metode pengujian lentur posisi tidur kayu dan bahan struktur bangunan berbasis kayu dengan pembebanan titik ke tiga Metode pengujian lentur posisi tidur kayu dan bahan struktur bangunan berbasis kayu dengan pembebanan titik ke tiga 1 Ruang lingkup Metode pengujian ini mencakup penurunan keteguhan lentur dan modulus

Lebih terperinci

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah Standar Nasional Indonesia Cara uji kepadatan ringan untuk tanah ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI Standar Nasional Indonesia Papan partikel ICS 79.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Klasifikasi...

Lebih terperinci

Metode pengujian lentur posisi tegak kayu dan bahan struktur. bangunan berbasis kayu

Metode pengujian lentur posisi tegak kayu dan bahan struktur. bangunan berbasis kayu Metode pengujian lentur posisi tegak kayu dan bahan struktur 1 Ruang lingkup bangunan berbasis kayu Metode pengujian ini menyediakan penurunan sifat lentur posisi tegak kayu dan bahan struktur bangunan

Lebih terperinci

Katup tabung baja LPG

Katup tabung baja LPG Standar Nasional Indonesia Katup tabung baja LPG ICS 23.020.30 Badan Standardisasi Nasional Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI), Katup tabung baja LPG merupakan revisi SNI 1591:2007 dengan pertimbangan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan beton dan bahan-bahan vulkanik sebagai pembentuknya (seperti abu pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga sebelum

Lebih terperinci

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Cara uji berat isi beton ringan struktural Standar Nasional Indonesia Cara uji berat isi beton ringan struktural ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1

Lebih terperinci

Rambu evakuasi tsunami

Rambu evakuasi tsunami Standar Nasional Indonesia Rambu evakuasi tsunami ICS 13.200 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi dokumen

Lebih terperinci

Biji kakao AMANDEMEN 1

Biji kakao AMANDEMEN 1 Standar Nasional Indonesia Biji kakao AMANDEMEN 1 ICS 67.140.30 Badan Standardisasi Nasional Copyright notice Hak cipta dilindungi undang undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan Standar Nasional Indonesia Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan ICS 67.050 Badan Standardisasi Nasional Copyright notice Hak cipta dilindungi undang undang. Dilarang menyalin

Lebih terperinci

Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung Standar Nasional Indonesia Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung ICS 13.220.50; 91.100.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...

Lebih terperinci

Selang karet untuk kompor gas LPG

Selang karet untuk kompor gas LPG Standar Nasional Indonesia Selang karet untuk kompor gas LPG ICS 83.140.40 Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1

Lebih terperinci

PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PEDOMAN Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil LAMPIRAN SURAT EDARAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 25/SE/M/2015 TENTANG PEDOMAN METODE UJI PENGUKURAN KEDALAMAN KARBONASI BETON

Lebih terperinci

Cara uji pengukuran potensi keruntuhan tanah di laboratorium

Cara uji pengukuran potensi keruntuhan tanah di laboratorium Standar Nasional Indonesia SNI 8072:2016 Cara uji pengukuran potensi keruntuhan tanah di laboratorium ICS 91.010 Badan Standardisasi Nasional BSN 2016 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan

Lebih terperinci

Metode uji kekuatan tusuk statis geotekstil dan produk sejenisnya dengan batang penekan berdiameter 50 mm

Metode uji kekuatan tusuk statis geotekstil dan produk sejenisnya dengan batang penekan berdiameter 50 mm Standar Nasional Indonesia SNI 8056:2014 Metode uji kekuatan tusuk statis geotekstil dan produk sejenisnya dengan batang penekan berdiameter 50 mm ICS 59.080.30 (ASTM D6241 04 (2009), IDT) Badan Standardisasi

Lebih terperinci

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS) Standar Nasional Indonesia Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS) ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian

Lebih terperinci

Pengukuran ketebalan selimut beton dengan covermeter elektromagnetik

Pengukuran ketebalan selimut beton dengan covermeter elektromagnetik LAMPIRAN SURAT EDARAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 21/SE/M/2015 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN KETEBALAN SELIMUT BETON DENGAN COVERMETER ELEKTROMAGNETIK PEDOMAN Bahan Konstruksi Bangunan

Lebih terperinci

Baja lembaran dan gulungan lapis paduan aluminium seng (Bj.L AS)

Baja lembaran dan gulungan lapis paduan aluminium seng (Bj.L AS) Standar Nasional Indonesia Baja lembaran dan gulungan lapis paduan aluminium seng (Bj.L AS) ICS 77.140.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia SNI 03-6448-2000 SNI Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat tarik panel kayu struktural ICS 79.060.01 Badan Standarisasi Nasional Daftar Isi Daftar Isi...i 1 Ruang Lingkup...1 2 Acuan...2 3 Kegunaan...2

Lebih terperinci

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron Standar Nasional Indonesia Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron ICS 13.080.40; 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci