UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP

Transkripsi

1 BAB V PENUTUP 2. KESIMPULAN Batik Enhatiga adalah salah satu perusahaan yang telah lama bergerak dalam produksi dan perdagangan batik yang tidak hanya memproduksi batik motif tradisional saja, tetapi juga mengembangkan batik kontemporer dengan teknik tulis dan lukis tetapi tetap mengedepankan kekayaan motif-motif nusantara dalam desainnya. Batik Enhatiga memiliki disain yang unik dan eksklusif dari segi motif maupun warna, dan selalu terdepan untuk merepresentasikan trend fashion yang sedang berlangsung. Pada setiap desainnya, memiliki kombinasi warna yang berkesan eksklusif dan pembuatan batiknya sangat terbatas (limited edition). Jika dilihat lebih dalam, Batik Enhatiga memiliki nilai Unique Selling Proposition (USP) yang sangat bagus dan berkualitas. Tetapi nilai tersebut kurang di presentasikan terutama pada corporate identity Batik Enhatiga. Selain itu, untuk mengembangkan brand dan tetap mempertahankan ciri khas dan keunikan produk, Batik Enhatiga belum menemukan cara, langkah-langkah, dan strategi yang tepat untuk memasarkan produknya. Belum adanya kegiatan yang terintegrasi dan kurangnya interaksi dengan konsumen berdampak pada minimnya kesadaran terhadap merek. Batik Enhatiga membutuhkan aktivasi brand yang dapat memperkuat brand positioning, dengan menciptakan brand image dan brand awareness. Brand activation dengan mengubah logo sebagai langkah awal dalam pembentukan image, lalu diaktivasi melalui on-ground dan online activation. Perancangan brand activation yang membuat brand tersebut aktif di benak konsumen dan membawa brand seakan hidup. Brand activation yang kreatif dan interaktif baik secara online maupun on-ground activation sebagai wadah untuk mendekatkan brand dengan konsumen. Dengan terintegrasinya on- 91

2 ground dan online activation, maka akan tercipta multiple impact yang menghasilkan awareness yang baik. Tahap awal perancangan dengan redesign logo Batik Enhatiga sebagai awal pembentukan image. Redesign logo Batik Enhatiga memiliki katentuan khusus, yaitu dengan menjabarkan kata NH3 menjadi ENHATIGA, logo berjenis picture mark sekaligus letter mark, perancangan logo diberi simbol picture mark berbentuk motif kawung, untuk memperkuat image logo sebagai perusahaan yang memproduksi batik. Kegiatan Brand Activation secara khusus dilaksanakan pada acara JFW (Jogja Fashion Week) dalam bentuk stand pameran dengan memberikan kesempatan kepada pengunjung pameran untuk menambah pengalaman mewarna kain yang telah dibatik dengan motif khas Batik Enhatiga secara gratis. Dengan melibatkan konsumen dalam proses pembuatan produk, dapat meningkatkan awareness dan meyakinkan konsumen terhadap kualitas produk. Kegiatan tersebut bersifat positif karena dapat mengembangkan kreatifitas dan imajinasi, melatih kemampuan motorik dan otak agar lebih fokus, dan bersifat relaksasi. Selain itu juga bermanfaat sebagai penghias ruangan. Dengan menge-tag foto karya tersebut ke facebook Batik Enhatiga, dan mengajak teman untuk memberikan like pada foto tersebut, dapat menjadi strategi untuk memperkenalkan dan mempromosikan Batik Enhatiga kepada khalayak luas sehingga terciptanya brand awareness. Setelah acara tersebut berlangsung, Batik Enhatiga tetap update dalam memberikan informasi kegiatan dan koleksinya melalui website dan media sosial. Selain itu, Batik Enhatiga juga dapat melakukan direct mail kepada pengunjung yang telah berpartisipasi dalam acara mewarna batik. Direct mail meliputi katalog produk, promo, dan info kegiatan Batik Enhatiga. Sebagai agenda rutin, pada tiap tahunnya Batik Enhatiga dapat mengikuti pameran dan fashion show pada acara Jogja Fashion Week (JFW). 92

3 3. SARAN Sebagai pelaku bisnis dengan tingkat persaingan yang tajam, perusahaan harus tetap berusaha keras menancapkan image produknya di benak konsumen. Di sini peran corporate identity menjadi sangat penting. Terutama untuk keperluan sales promotion, public relation, publisitas, dan periklanan. Logo dalam hal ini dapat disebut sebagai salah satu identitas institusi yang berfungsi sebagai informasi visual. Selain berfungsi sebagai tanda atau ciri pembeda suatu perusahaan, logo juga dapat didayagunakan untuk media membangun citra (image) positif suatu perusahaan di mata publik. Logo haruslah sesuai dengan Untuk mengembangkan brand dan tetap mempertahankan ciri khas dan keunikan produk, perusahaan dituntut untuk cerdas dan hati-hati dalam menemukan cara, langkah-langkah, dan strategi yang tepat untuk memasarkan produknya. Salah satu bentuk strategi tersebut adalah menggunakan tren baru dengan mengaktivasi brand, yang disebut dengan Brand Activation. Brand Activation dapat menjadi strategi ampuh untuk membuat hubungan konsumen terhadap brand semakin erat, tidak hanya sekedar melibatkan, melainkan membangun keterlibatan pelanggan dengan pengalaman merek serta membuat brand tersebut aktif di benak konsumen dalam arti bahwa kegiatan tersebut membawa brand seakan hidup. Dalam suatu kampanye brand experience, onground menjadi media pemasaran paling lengkap untuk menyentuh seluruh panca indra, sehingga konsumen dapat merasakan, berpikir, turut melakukan kegiatan dan membuat relasi antara brand dengan gaya hidupnya. Namun, karena jangkauan on-ground terbatas, maka diperlukan online activation yang kreatif dan sebisa mungkin interaktif, dimana konsumen yang melihat secara online dapat turut merasakan apa yang terjadi pada on-ground activation. Sebaliknya, suatu kegiatan brand activation berbasis online, juga memerlukan on-ground activities untuk membuat brand activation tersebut menjadi hidup dan dapat dinikmati konsumen, sehingga kegiatan tersebut akan saling melengkapi. 93

4 DAFTAR PUSTAKA Chandra, Gregorius. (2002), Strategi dan Program Pemasaran, CV Andi Offset, Dewi, Ike Janita. (2009), Creating & Sustaining Brand Equity, Amara Books, Hahn Fred E, Kenneth G. Mangun. (2002), Do-it-Yourself Advertising & Promotion, PT Grasindo, Jakarta. Jefkins, Frank. (1997), Periklanan, Erlangga, Jakarta. Kertajaya, Hermawan. (2006), Hermawan Kertajaya on Brand, PT Mizan Pustaka, Bandung. Kusrianto, Adi. (2007), Pengantar Desain Komunikasi Visual, CV Andi Offset, Lip, Evelyn. (1996), Desain dan Feng Shui Logo, Merek Dagang & Signboards, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. M.A, Morisan. (2010), Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta. Musman, Arini. (2011), Kupas Batik : Warisan Adiluhung Nusantara, CV Andi Offset, Nugraha, Tuhu. (2014), Defening Your Digital Strategy, Upnormals Publishing, Jakarta. Permana Irvan. (2012), Brand Is Like a Donut, PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta. Sadat, Andi M. (2009), Brand Belief, Salemba Empat, Jakarta. 94

5 Situngkir, Dahlan. (2009), Fisika Batik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Suyanto. A.N. (2002), Sejarah Batik Yogyakarta, Rumah Penerbit Merapi, Suyanto, M. (2004), Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan, CV Andi Offset, Suyanto, M. (2005), Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, CV Andi Offset, Suyanto, M. (2007), Marketing Strategy Top Brand Indonesia, CV Andi Offset, Puspita Setiawati. (2004), Kupas Tuntas Proses Membatik Dilengkapi Teknik Menyablon, Absolut, Wibowo, Ibnu. (2013), Belajar Desain Grafis, Buku Pintar, Widyatama Rendra. (2005), Pengantar Periklanan, Buana Pustaka Indonesia, Jakarta. Wiryawan Mendiola. (2002), Kamus Brand A-Z, Red & White Publishing, Jakarta. Wulandari Ari. (2011), Makna Filosofis, Cara Pembuatan, dan Industri Batik, CV Andi Offset, Comunicationista. (2009), Branding Strategy [online]. Diakses pada 2 Desember 2015 di URL : branding-strategy/. M.A, Eddy. (2012), Logo, Brand, dan Branding [online]. Diakses pada 2 Desember 2015 di URL : 95

6 National Geographic Indonesia. (2014), Terapi Warna Untuk Efek Penyembuhan [online]. Diakses pada 20 Februari 2016 di URL : nationalgeographic.co.id/ berita/2014/07terapi-warna-untuk-efek-penyembuhan. Prawira, Aristana. (2014), Sekilas Tentang Brand Activation [online]. Diakses pada 16 November 2015 di URL : /03/03/sekilas-tentang-brand-activation/. 96