BAB II KAJIAN TEORI. A. Perancangan
|
|
- Verawati Yenny Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan Perancangan adalah fase pertama dalam pengembangan rekayasa produk atau sistem. Kata perancangan berasal dari kata kerja merancang yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti merencanakan, mengatur segala sesuatunya lebih dahulu. Sedangkan kata perancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu proses, cara, atau perbuatan merancang rencana desain, program, atau tulisan yang disusun melalui tahapan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kata perancangan memiliki arti suatu proses untuk menentukan langkah awal dalam mengembangkan suatu produk atau system yang disusun melalui tahapan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. B. Promosi Promosi adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang berusaha untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 1997 :219). Keunggulan dari sebuah produk dapat dikenalkan melalui promosi. Promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan dan kemudian 9
2 10 konsumen menjadi senang lalu membeli produk tersebut (Gitosudarmo, 2000:237) Menurut Sigit Santoso promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran memiliki empat bagian penting, yaitu : 1. Produk (Product) Produk di sini harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, diantaranya adalah atribut produk, desain kemasan, merek, logo dan antisipasi pasar terhadap produk tersebut. 2. Harga (Price) Harga produk harus ditentukan agar dapat diraih, dapat bersaing di pasar dengan produk sejenis dan yang paling penting harga tersebut tergantung oleh konsumen. 3. Tempat (Place) Penyebaran produk harus merata sesuai dengan pasar yang ingin dijangkau sehingga konsumen mudah memperolehnya. Maka dari itu para pelaku komunikasi harus pintar dalam pemilihan saluran distribusi produk yang tepat. 4. Promosi (Promotion) Suatu bentuk kegiatan yang mengenalkan suatu produk kepada para calon konsumen, dengan tujuan untuk memperoleh kesadaraan dari para calon konsumen akan produk tersebut, biasa disebut dengan istilah lainnya adalah Brand Awareness.
3 11 C. Candi 1. Pengertian Candi Candi adalah bangunan peninggalan sejarah dan purbakala dari zaman Hindu dan Budha ( Prof. Dr. I Made Bandem ). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, candi adalah sebuah bangunan kuno yang dibuat dari batu sebagai tempat pemujaan, penyimpanan abu jenazah raja raja atau pendeta pendeta Hindu atau Budha pada zaman dahulu. Candi merupakan salah satu dari sekian banyak benda cagar budaya peninggalan sejarah dan purbakala yang tersebar diseluruh Indonesia. Bangunan ini tersebar antara lain di pulau Sumatera, Jawa dan Bali yang didirikan pada masa pengaruh kebudayaan India dan Indonesia. Oleh karena itu tidak dapat diragukan lagi bahwa keberadaan candi tidak bisa lepas dari sejarah, seni budaya, serta konsep filosofi bangsa Indonesia dimasa lampau. 2. Latar Belakang Sejarah Candi merupakan peninggalan dari masa klasik Indonesia, hanya munculnya tidak pada awal perkembangan masa klasik tersebut, melainkan baru 3 abad kemudian. Pembangunan candi sejalan dengan perkembangan kekuasaan politik secara kronologis kerajaan kerajaan kuno dapat digolongkan menjadi dua kelompok periode, yaitu periode Jawa Tengah yang berkembang ada abad ke 8 sampai abad ke 10 dan periode Jawa Timur yang meliputikurun waktu abad ke 10 akhir sampai abad ke 15. Periodesasi ini juga berlaku terhadap gaya bangunan candi. Pada awalnya candi dibagi menjadi dua kelompok gaya bangunan, yaitu candi Jawa Tengah dan Candi
4 12 Jawa Timur. Walaupun demikian ada juga candi yang bergaya Jawa Tengah namun terletak di daerah Jawa Timur, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu Soekmono dalam bukunya menyarankan pemakaian istilah periode klasik awal untuk periode Jawa Tengah dan periode klasik akhir untuk periode Jawa Timur ( Soekmono 1990 : 70 ). 3. Candi Sebagai Kuil Candi sebenarnya didirikan untuk menempatkan arca Dewa yang dibuat sebagai sarana pemujaan. Oleh karena itu bisa dimengerti mengapa candi sangat penting dan pembuatannya harus memenuhi aturan aturan yang digariskan dalam kitab kitab Vastusastra. Kitab kitab tersebut antara lain Manasara, Silparakasa dan Visnudharmottaram. Aturan dalam Vastusastra tidak hanya berkaitan dengan konstruksi candi, tetapi juga meliputi pemilihan lahan, bukan hanya dilihat jenis tanahnya, tetapi juga lingkungannya. Kitab Manasara menyebutkan bahwa bangunan suci sebaiknya didirikan ditempat tempat yang digunakan dewa untuk bercengkrama, yaitu yang disebut tirtha. Tirtha sendiri bisa diwujudkan dalam bentuk danau, sungai, mata air, muara sungai, dan laut. Namun candi juga dapat didirikan di puncak bukit, di lereng gunung, di hutan, di lembah dan sebagainya ( Kramrisch 1946 I : 4 5 ) Suatu hal yang sangat penting dalam pendirian candi adalah penempatan titik pusat halaman candi serta pensucian seluruh area candi dengan pembuatan diagramyang digambarkan pada permukaan tanah, yang disebut dengan Vastupurusamandala, yaitu diagram suci yang menjadi tempat
5 13 Purusa. Titik pusat Vastupurusamandala yang disebut Brahmasthana meruakan pusat kekuatan Purusa ( Brahmana ) yang melindungi seluruh bangunan suci. Brahmasthana ini dikelilingi oleh 12 dewa dewa perbintangan ( Naksatra ), dan sekelompok dewa lainnya yang berjumlah 32 ( Kramrisch 1946 I : ). Disamping titik pusat halaman yang ditentukan berdasarkan pembuatan Vastupurusamandala masih ada titik lain yang merupakan pusat candi induk yang disebut garbhagrha. Di bawah garbhagrha terdapat garbhapatra, yang merupakan semacam peripih yang berisi benda benda sebagai lambing dewa dewa yang ada di Vastupurusamandala. 4. Aspek Arsitektural Secara arsitektural pengaruh India pada bangunan candi di Indonesia tampaknya hanya pada unsur unsur pokok, sedangkan untuk penyelesaian detailnya merupakan kreativitas masyarkat Indonesia sendiri. Candi candi dari masa klasik awal pada kesan pertama menunjukan persamaan dengan India, tapi jika dilihat dari detailnya akan tampak berbeda. Secara umum candi klasik awal mempunyai bentuk yang tambun karena memiliki bingkai bingkai mendatar dan adanya selasar lebar pada kaki candi. Pada tubuh candi terdapat relung relung dan hiasan, serta atapnya bertingkat- tingkat makin mengecil dan memiliki hiasan mercu yang berbentuk miniatur candi, sedangkan ruang garbhagrha terdapta dipusat bangunan maupun di halaman. Candi candi pada masa klasik akhir lebih mengesankan bentuk yang ramping karena memiliki atap yang menjulang tinggi, bahkan ada juga kaki
6 14 candi yang bertingkat. Garbhagrha tidak lagi berada di titik pusat bangunan melainkan bergeser ke belakang. Begitu juga dengan candi induk yang letaknya tidak berada di titik pusat halaman, melainkan juga bergeser ke belakang pada halaman ketiga yang terletak paling belakang dan juga paling tinggi. Perbedaan antara candi klasik awal dengan candi klasik akhir adalah dalam gaya seni hiasnya. Pada candi klasik awal memiliki gaya natural pada relief relief candi, sedangkan pada candi klasik akhir unsur unsur hiasannya menunjukan gaya dekoratif. Secara umum candi memiliki bagian bagian struktural yang terdiri dari kaki, tubuh, dan atap candi. Pada bagian kaki candi terdapat tangga pada pintu masuk serta badan candi terdapat ruangan yang diisi oleh arca dewa, dan atap candi biasanya terdiri dari lapisan yang makin mengecil ke atas. Biasanya suatu candi tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu kompleks yang terdiri dari candi induk dan candi candi perwara. Di antara candi candi ada yang secara arsitektural berbentuk khusus yaitu stupa. Stupa adalah bangunan yang khas dalam agama Budha. Pada dasarnya stupa terdiri dari lapik atau batu segi empat, yang kemudian di atasnya terdapat bagian setengah bulatan dan pada puncaknya berbentuk payung yang seringkali bertingkat tingkat. Seiring berkembangnya waktu bentuk setengah bulatan tersebut menjadi semakin tinggi hingga berbentuk silinder.
7 15 5. Aspek Simbolis Seperti telah disebutkan, candi adalah tempat bersemayamnya para dewa yang patungnya ada di dalam bilik candi. Meskipun pada hakekatnya dewa baru benar benar hadir dalam bilik candi sewaktu waktu pada saat ada upacara. Menurut kronologi India alam semesta ini dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu dunia bawah atau bhurloka yang merupakan dunia orang mati, kemudian dunia antara atau bhuwarloka yang meruakan dunia orang yang sudah disucikan, dan terakhir dunia atas atau svarloka yang meruakan dunia ara dewa. Akan tetapi data data percandian tampaknya tidak sepenuhnya mendukung pendapat ini. Contohnya pada Candi Prambanan pada bagian kakinya terdapat relief kalpataru yang sebenarnya ada di dunia atas. Perlambangan bagian candi sebagai tingkatan tingkatan dunia lebih tampak pada Candi Bororbudur. Tiga tingkatan pada kosmologi Budhis yaitu Kamadhatu (dunia yang masih dipenuhi keinginan, nafsu), Rupadhatu (dunia dimana jiwa manusia sudah membebaskan diri dari nafsu tapi belumterlepas dari ikatan keduniawian), dan Arupadhatu (dunia tanpa bentuk). Masing masing tingkatan dunia ini dilambangkan oleh bagian bagian Candi Bororbudur. Aspek simbolis lain dari bangunan candi juga tampak pada peripih. Peripih berupa kotak batu yang berlubang berbentuk kotak kotak kecil yang berjumlah 9 sampai 25 lubang. Selain itu peripih dapat pula berupa periuk tanah atau logam. Dulu peripih dianggap merupakan tempat sisa sisa abu jenazah tapi ternyata yang ada di dalam peripih merupakan abu tulang
8 16 binatang. Di dalam peripih terkadang terdapat lembaran emas berbentuk padma ( teratai mekar ), kura kura, atau lembaran emas dengan gambaran dewa. Pada dasarnya peripih dimaksudkan untuk memberi daya penghidupan candi sehinggan candi memiliki kekuatan gaib dan menjadikan candi sebagai rumah dewa. Berdasarkan data terakhir diduga periih tidak hanya ditenpatkan di candi candi Hindu melainkan juga ditempatkan di candi Budha. D. Desain Komunikasi Visual Pada awalnya istilah design atau desain mengandung pengertian yang terbatas pada aktvitas para arsitek, ahli hukum, ahli teknik dan para perancang bidang lain yang menghasilkan gambar yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pembuatan sebuah barang atau karya desain. (Jonathan Sarwono & Hary Lubis, 2007: 1). Melalui riset tentang masalah desain pada tahun 1987, Axel Von Saldem telah menemukan bahwa pada akhir abad 16 di Italia terdapat kata disegno interno yang berarti konsep karya yang akan dilaksnanakan. Dari sinilah asal kata design atau desain. Dalam pengertian awal, kata desain selalu mengandung penenekanan pada dihasilkannya gambar rencana atau drawing. dari sisi periklanan menjelaskan bahwa design atau desain adalah elemen visual pengiklan atau pengemasan. (Kamus Istilah Periklanan Indonesia, 1996: 52) yang dikembangkan dengan dalih tertentu dan diolah sesuai dengan keperluan Definisi dari komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga dipahami apa yang dimaksud (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 798). Sedangkan dari
9 17 pemahaman lain pengertian dari media komunikasi adalah sarana yang terdiri dari bauran kreatif yang digunakan untuk membawa pesan pengiklan sehingga pesan tersebut dapat sampai kepada khayalak sasaran, yaitu konsumen atau calon konsumen. (Kamus Istilah Periklanan Indonesia, 1996: 37). Jika menggabungkan definisi komunikasi dari keduanya maka komunikasi erat hubungannya dengan pemasaran dimana Prof. Martini Huseini yang merupakan Guru Besar Pemasaran Internasional Universitas Indonesia berpendapat bahwa pemasaran di era ini yang lebih dikenal dengan era knowledge based society telah mengubah posisi komunikasi sebagai jantungnya kegiatan pemasaran. Dalam Kamus Bahasa Indonesia kata visual memiliki makna dapat dilihat dengan indera penglihatan. Sedangkan dari sumber yang berkaitan dengan desain mengartikan bahwa desain visual adalah rancangan mengenai suatu gagasan yang dituangkan dalam bentuk gambar. (Kamus Istilah Periklanan Indonesia, 1996:40). Sedangkan dari ruang lingkup keahlian desain atau spesialisasinya menyimpulkan bahwa desain dalam pengertian visual atau kesenirupaan meliputi tiga bidang utama, yaitu Desain Produk, Desain Komunikasi Visual, dan Desain Interior.(Jonathan Sarwono & Hary Lubis,2007:4).Menurut acuan lain definisi dari Desain Komunikasi Visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf serta komposisi warna serta layout (tata letak atau perwajahan). Dengan demikian gagasan bisa diteima oleh orang
10 18 atau sekelompok yang menjadi sasaran penerima pesan.(adi Kusrianto,2007:2). E. Coffee Table Book Coffee table book merupakan buku hardcover yang biasanya ditempatkan di meja yang digunakan untuk bersantai dan minum kopi atau di tempat-tempat untuk tamu duduk yang akan bisa menjadi inspirasi percapakan, hiburan atau mengurangi kebosanan. Coffee table book biasanya cenderung berukuran besar dan berat, karena tidak menekankan pada sisi kemudahan untuk dibawanya. Muatan yang terkandung di dalamnya umumnya non-fiksi, dan biasanya lebih berorientasi pada visual. Karena pembacanya sangat umum, maka analisa yang disajikan lebih mendasar dan hanya menggunakan sedikit kata-kata asing. ( Jenis foto yang akan digunakan dalam Coffee Table Book adalah Landscape Photography, Human Interest dan Documentary Photography. 1. Landscape Photography Foto tentang pemandangan suatu area disebut Landscape Photography. Ladscape merupakan bagain scenery yang dilihat dari satu titik penglihatan. Landscape Photography selalu menjadi bagian dari outdoor photography yang mengetengahkan pemandangan pantai, laut, tebing karang, sugai, danau, kolam, gunung, hutan, maupun air terjun. Prioritas utama foto adalah pemandangan, dengan mempertajam view dan mengeksplorasi keindahan. Dalam foto landscape, kehadiran orang maupun satwa hanya berfungsi sebagai skala pembanding.
11 19 2. Documentary Photography Pada hakikatnya, semua foto adalah dokumentasi apapun spesialisasinya. Baik berupa foto still life, wedding, dan jurnalistik maupun street photography, hasil pemotretan akan menjadi foto dokumen atau arsip.
BAB 3 KAJIAN TIPOMORFOLOGI ARSITEKTUR PERCANDIAN BATUJAYA
BAB 3 KAJIAN TIPOMORFOLOGI ARSITEKTUR PERCANDIAN BATUJAYA 3.1. Tata letak Perletakan candi Batujaya menunjukkan adanya indikasi berkelompok-cluster dan berkomposisi secara solid void. Komposisi solid ditunjukkan
Lebih terperinciPerkembangan Arsitektur 1
Perkembangan Arsitektur 1 Minggu ke 5 Warisan Klasik Indonesia By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST, MT Material Arsitektur Klasik Indonesia Dimulai dengan berdirinya bangunan candi yang terbuat dari batu maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki beragam kebudayaan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya peninggalan peninggalan sejarah yang tersebar luas hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Candi merupakan istilah untuk menyebut bangunan monumental yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Candi merupakan istilah untuk menyebut bangunan monumental yang berlatar belakang Hindu atau Buddha di Indonesia, khususnya di Jawa. Orangorang di Jawa Timur menyebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Candi adalah bangunan yang menggunakan batu sebagai bahan utamanya. Bangunan ini merupakan peninggalan masa kejayaan Hindu Budha di Indonesia. Candi dibangun
Lebih terperinciTengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Propinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) Propinsi di Indonesia, memiliki keanekaragaman daya tarik wisata baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. BAB I
BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota besar di Pulau Jawa yang memiliki kekayaan akan peninggalan kebudayaan. Bentuk dari peninggalan kebudayaan dibagi menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara yang sejarah kebudayaannya
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara yang sejarah kebudayaannya dipengaruhi oleh kebudayaan India. Salah satu pengaruh kebudayaan India ialah dalam aspek religi, yakni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang sangat kaya akan peninggalan kebudayaan pada jaman Hindu Budha. Kebudayaan sendiri berasal dari bahasa sansekerta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat pesat secara
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN PENELITIAN
BAB 5 KESIMPULAN PENELITIAN Para ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai pembagian gaya seni candi masa Majapahit maupun Jawa Timur antara lain adalah: Pitono Hardjowardojo (1981), Hariani Santiko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dunia bisnis, kenaikan volume penjualan menjadi keinginan dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dunia bisnis, kenaikan volume penjualan menjadi keinginan dari para pelaku bisnis. Semua menuntut keahlian dan kemampuan dari masingmasing para pelaku bisnis. Tujuan
Lebih terperinciBAB 3 KEPURBAKALAAN PADANG LAWAS: TINJAUAN GAYA SENI BANGUN, SENI ARCA DAN LATAR KEAAGAMAAN
BAB 3 KEPURBAKALAAN PADANG LAWAS: TINJAUAN GAYA SENI BANGUN, SENI ARCA DAN LATAR KEAAGAMAAN Tinjauan seni bangun (arsitektur) kepurbakalaan di Padang Lawas dilakukan terhadap biaro yang masih berdiri dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan
Lebih terperinciBAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Candi Cetho
BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Candi Cetho 1. Lokasi Candi Cetho terletak di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di desa Cetho kelurahan Gumeng kecamatan Jenawi, kabupaten Karanganyar provinsi Jawa Tengah.
Lebih terperinciINTERAKSI KEBUDAYAAN
Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada sekitar abad IV sampai pada akhir abad XV M, telah meninggalkan begitu banyak peninggalan arkeologis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu tempat ke tempat yang lain. Selain itu tinggal secara tidak menetap. Semenjak itu pula
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Tinjauan Tema Berikut ini merupakan tinjauan dari tema yang akan diterapkan dalam desain perencanaan dan perancangan hotel dan konvensi. 3.1.1 Arsitektur Heritage Perencanaan
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Konsep Komunikasi 3.1.1. Target market Target market adalah para wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang sedang mencari informasi mengenai alternatif
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Perancangan
BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan Kata perancangan menurut ejaan Bahasa Indonesia berasal dari kata kerja merancang, yang kemudian mendapatkan awalan per- dan akhiran -an. Setelah itu, terjadi peleburan
Lebih terperincilebih cepat dan mudah dikenal oleh masyarakat luas daripada teks. Membaca teks
3 Relief menjadi media penyampaian pesan karena merupakan media yang lebih cepat dan mudah dikenal oleh masyarakat luas daripada teks. Membaca teks lebih sulit karena diperlukan pengetahuan tentang bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari. Segala interaksi yang terjadi merupakan hasil dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan salah satu kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Segala interaksi yang terjadi merupakan hasil dari komunikasi
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Nama matakuliah Kode/SKS Status mata kuliah Deskripsi Singkat : ARKEOLOGI HINDU-BUDDHA : BDP 1107/ 2 SKS : Wajib : Pengenalan tinggalan arkeologi
Lebih terperinciContoh lukisan daerah Bali. Contoh lukisan daerah kalimatan
Seni Rupa Murni Daerah Seni Rupa Murni Daerah adalah Gagasan manusia yang berisi nilai nilai budaya daerah tertentu yang diekspresikan melalui pola kelakuan tertentu dengan media titik, garis, bidang,
Lebih terperinciBab 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. seperti format teknis cover, grid system dan lainnya.
Bab 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Format Teknis Buku Pada bagian ini akan di jelaskan format teknis dari buku yang saya buat, seperti format teknis cover, grid system dan lainnya. 5.1.1 Cover Buku
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modern ini, bisnis cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan. Pada awalnya cafe hanya berfungsi sebagai kedai kopi, tetapi sesuai dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pada umumnya, setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau filosofi pemasaran, yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)
PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Lebih terperinciBahagian A. (40 markah) Jawab semua soalan
Bahagian A (40 markah) Jawab semua 1. Kerajaan yang muncul dalam tamadun awal Asia Tenggara boleh dibahagikan kepada kerajaan agraria dan kerajaan maritim. a) Apakah yang dimaksudkan dengan kerajaan agraria?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan industri jasa yang memiliki pertumbuhan paling pesat dan merupakan salah satu industri terbesar di dunia. Pariwisata merupakan ujung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Sejarah dan Budaya Lanskap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indra manusia. Semakin jelas harmonisasi dan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan
BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Objek Wisata Candi Muaro Jambi Candi Muaro Jambi terletak di Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di Kecamatan Muaro Sebo, Provinsi Jambi. Lokasi candi
Lebih terperinciABSTRAK PERANCANGAN MEDIA PROMOSI CANDI MUARA TAKUS PROVINSI RIAU. Oleh: Elvin Winardy
ABSTRAK PERANCANGAN MEDIA PROMOSI CANDI MUARA TAKUS PROVINSI RIAU Oleh: Elvin Winardy 1064086 Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak peninggalan sejarah. Salah satu peninggalan bersejarah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi di antara berbagai perusahaan yang sejenis. Oleh karena itu semua perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia bisnis sedang mengalami keterpurukan. Persaingan yang ketat terjadi di antara berbagai perusahaan yang sejenis. Oleh karena itu semua perusahaan baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia. Lebih dari 2,25 miliar cangkir kopi diminum setiap harinya dan lebih dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian KOPI adalah salah satu komoditi yang paling banyak diperdagangkan di dunia. Lebih dari 2,25 miliar cangkir kopi diminum setiap harinya dan lebih dari 90
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat. perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman membuat setiap pemilik atau pelaku usaha seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat bersaing dengan usaha pesaingnya.
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang
BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang muncul dalam mengembangkan relief candi menjadi sebuah motif. Pertama, permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tampilkan setiap harinya, baik melalui tayangan televisi dan media massa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan iklan di Indonesia sangat berkembang pesat, oleh karena itu banyak sekali perusahaan-perusahaan Indonesia berlombalomba meningkatkan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Tinggalan manusia masa lampau merupakan gambaran gagasan yang tercipta karena adanya jaringan ingatan, pengalaman, dan pengetahuan yang diaktualisasikan ke
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6. Ksatria. Waisya.
SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6 1. Berdasarkan letak geografis Indonesia yang berada dalam jalur perdagangan dunia, serta
Lebih terperinci(b) Senaraikan kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh masyarakat tersebut.
SEJARAH TINGKATAN 4 SOALAN DAN JAWAPAN BAB 3 : TAMADUN AWAL ASIA TENGGARA Tajuk : Kerajaan Agraria Salan Struktur Salah satu bentuk kerajaan yang muncul dalam tamadun awal di Asia Tenggara dikategrikan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa industri musik dapat memberikan pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas
121 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas penunjang bagi masyarakat itu sendiri. Fasilitas penunjang yang di maksud,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulau Jawa kaya akan peninggalan-peninggalan purbakala, di antaranya ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini tersebar di
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Produk Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan penyajiannya (Kotler, 2001:126). Produk adalah suatu sifat yang kompleks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan usaha dalam hal menjual produk semakin terlihat dari masa ke masa, seperti yang kita lihat akhir-akhir ini. Terlebih lagi di era industri yang semakin maju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak bangunan-bangunan megah yang sengaja dibangun oleh tangan-tangan manusia sebagai wujud berdiamnya Allah di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan semakin berkembang. Hal tersebut terjadi seiring dengan pengaruh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini, kondisi dunia bisnis telah berkembang menjadi semakin kompetitif, bergerak dengan cepat serta semakin sulit untuk diprediksi. Konsumsi masyarakat terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis yang prospektif dan semakin diminati para pengembang properti di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis real estate berjenis residensial atau perumahan merupakan salah satu bisnis yang prospektif dan semakin diminati para pengembang properti di Indonesia. Hal ini
Lebih terperinciVerifikasi dan Validasi Pembelajaran, Warisan Budaya Tak Benda dan Kelembagaan. Kab. Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Verifikasi dan Validasi Pembelajaran, Warisan Budaya Tak Benda dan Kelembagaan. Kab. Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah Foto tanggal 06 07 Agustus 2016 Pusat Data dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual beli barang di pasaran. Sebenarnya
Lebih terperinciCagar Budaya Candi Cangkuang
Cagar Budaya Candi Cangkuang 1. Keadaan Umum Desa Cangkuang Desa Cangkuang terletak di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Desa Cangkuang dikelilingi oleh empat gunung besar di Jawa Barat, yang antara lain
Lebih terperinciCAGAR BUDAYA. Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan CAGAR BUDAYA Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Boyolali, 29 Maret 2017 1 April 2017 Daftar
Lebih terperinciANALISIS BATU BATA. A. Keletakan
ANALISIS BATU BATA Berdasarkan pada hasil penelitian ini dapat dipastikan bahwa di Situs Sitinggil terdapat struktur bangunan berciri masa prasejarah, yaitu punden berundak. Namun, berdasarkan pada hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Bidang atau Objek KKP. dalam memilih produk yang akan digunakannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Bidang atau Objek KKP Pada era globalisasi yang sudah modern dan sudah berkembang seperti sekarang, pesatnya perkembangan dunia bisnis pada saat ini mengharuskan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion kini merambah begitu besar. Para pelaku bisnis dan perancang busana berlombalomba untuk menciptakan
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:
11 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pengertian Pemasaran pada mulanya difokuskan pada produk barang, kemudian pada lembaga-lembaga yang melaksanakan proses pemasaran dan terakhir yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Perancangan sign system dan media informasi pada Museum Geologi Bandung dibuat dengan dilatarbelakangi oleh data-data yang nyata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar dan konsumen. Perusahaan harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan. lain guna memperebutkan pasar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dimana pemerintah sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang perekonomian khususnya perdagangan, pemasaran merupakan falsafah
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat diskriptif kualitatif, sehingga dalam penelitian ini dilakukan dalam dua bagian, yang pertama adalah penelitian lapangan dan yang kedua adalah penelitian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini persaingan antara perusahaan semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini persaingan antara perusahaan semakin ketat. Masing masing perusahaan berusaha untuk merealisasikan tujuannya. Usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas pasar
Lebih terperinciPerkembangan arsitektur I
PERTEMUAN 3 MATA KULIAH Perkembangan arsitektur I DOSEN PENGAMPU : ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PERIODESASI INDO CINA Setidaknya menurut Groslier
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang (www.agro.kemenperin.go.id)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Para pelaku bisnis barang dan jasa yang jumlahnya meningkat dengan pesat akhir-akhir ini membawa dampak yang tinggi dalam tingkat pesaingan dunia bisnis. Sikap selektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi suatu negara biasanya ditentukan oleh kesuksesan dan keberhasilan perusahaan dan industri
Lebih terperincimanusia serta berkembangnya arus globalisasi menimbulkan adanya pergeseran nilai budaya dari masyarakat sosial menjadi cenderung lebih individual.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin majunya peradaban, kehidupan dan budaya manusia serta berkembangnya arus globalisasi menimbulkan adanya pergeseran nilai budaya dari
Lebih terperinciJurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
PENCIPTAAN COVER DIKSI, MAJALAH ILMIAH PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI Alamat Redaksi/ Tata Usaha: FPBS IKIP YOGYAKARTA Kampus Karang Malang Yogyakarta 55281 Oleh: Drs. Djoko Maruto NIP : 131411086 ( lama)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkatkan kebudayaan manusia. Keinginan manusia terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia semakin meningkat. Hal ini didasarkan pada bertambahnya jumlah penduduk, semakin maju ilmu pengetahuan serta teknologi yang semakin meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan terhadap dunia kepariwisataan di Indonesia menjadi salah satu komoditas dan sumber pendapatan devisa negara yang cukup besar dan usaha untuk mengembangkan
Lebih terperinciDASAR-DASAR FENG SHUI
DASAR-DASAR FENG SHUI Feng Shui adalah seni dan ilmu pengetahuan China tradisional tentang hidup harmonis dengan lingkungan. Berakar dalam kebudayaan China dan filosofi Tao, feng shui adalah cara melihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produsen harus pintar dan jeli dalam memasarkan produk yang dijualnya kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan pasar yang ketat pada era globalisasi saat ini membuat para produsen harus pintar dan jeli dalam memasarkan produk yang dijualnya kepada konsumen.
Lebih terperinciPERANCANGAN MEDIA KATALOG SEBAGAI PENUNJANG INFORMASI DAN PROMOSI PADA AMARTA GALLERY
PERANCANGAN MEDIA KATALOG SEBAGAI PENUNJANG INFORMASI DAN PROMOSI PADA AMARTA GALLERY Dadan Hermawan 1, Nur Sheira Sucihati 2 1 Multimedia dan Desain Grafis, 2 Manajemen Informatika, PKN LPKIA 3 Jln. Soekarno
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Pemasaran Home Industry Manik-manik Beads Flower. Pemasaran merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu industri
BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Pemasaran Home Industry Manik-manik Beads Flower Pemasaran merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu industri besar maupun kecil. Pemasaran bertujuan untuk mempromosikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Majapahit merupakan kerajaan terbesar yang pernah dimiliki Indonesia pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Majapahit merupakan kerajaan terbesar yang pernah dimiliki Indonesia pada tahun 1293-1500M. Permasalahannya peninggalan-peninggalan kerajaan Majapahit ada yang belum
Lebih terperinciHUBUNGAN PROMOSI PENJUALAN DENGAN MINAT PEMAKAIAN JASA TERHADAP PT. BROADCAST STUDIO DI BANDUNG
HUBUNGAN PROMOSI PENJUALAN DENGAN MINAT PEMAKAIAN JASA TERHADAP PT. BROADCAST STUDIO DI BANDUNG DRAFT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti Ujian Sidang Sarjana Dalam Rangka Untuk Memperoleh
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan
305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Media informasi dewasa ini berkembang amat pesat, baik media cetak, elektronik maupun media internet. Dalam hal ini peningkatan dalam penyampaian informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berbagai upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin membaik, mendorong timbulnya laju persaingan dunia usaha. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dan inovatif
Lebih terperinci@UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan zaman saat ini membuat orang- orang menyukai halhal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman saat ini membuat orang- orang menyukai halhal yang praktis, dan terkadang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan. Plastik menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial politik memberi perubahaan besar pada industri media masa di Indonesia. Fungsi media masa sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan. Judul yang saya angkat dalam rangka perancangan Tugas Akhir ini
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan 1. Penjelasan Judul Perancangan Judul yang saya angkat dalam rangka perancangan Tugas Akhir ini adalah KEMASAN PRODUK DODOL RUMPUT LAUT CHEWYDOL. Dodol rumput
Lebih terperinciDr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA. Referensi Utama: Utama, I Gusti Bagus Rai. (2015). Pengantar Industri Pariwisata. Penerbit Deepublish Yogyakarta CV. BUDI UTAMA. Url http://www.deepublish.co.id/penerbit/buku/547/pengantar-industri-pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Para pelaku industri telekomunikasi tak terelakan lagi akan menghadapi tantangan bisnis yang semakin ketat pada saat ini dan tahun-tahun mendatang. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat meningkatkan kinerja dan kualitas dari suatu bisnis sehingga mampu bertahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki beragam objek wisata, seperti pulau-pulau dengan pemandangan pantai yang indah, pegunungan, dan keindahan baharinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik merupakan kerajinan yang mempunyai nilai seni tinggi dan menjadi warisan budaya Indonesia. Batik di Indonesia merupakan produk kebanggaan dari sisi produk
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam era globalisasi saat ini perkembangan teknologi dan industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam era globalisasi saat ini perkembangan teknologi dan industri kian meningkat tiap tahunnya. Tidak menutup kemungkinan para produsen mengambil peluang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan pembangunan. Sedangkan manfaatnya, diklasifikasikan menjadi empat bagian,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, transportasi sudah menjadi kebutuhan umum bagi masyarakat, menurut Utomo (2002), transportasi adalah perpindahan barang dan manusia dari tempat asal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam mendongkrak pendapatan di sektor usaha atau pendapatan daerah. Dunia pariwisata saat ini sudah mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar maupun perusahaan kecil, bersama-sama berjuang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tantangan persaingan di dunia industri dewasa ini semakin berat, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil, bersama-sama berjuang mempertahankan produknya
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP PERENCANAAN
BAB IV: KONSEP PERENCANAAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan Seperti yang telah disinggung pada bab bab sebelumnya, dasar konsep perancangan bangunan Prambanan Heritage Hotel and Convention ini adalah heritage
Lebih terperinciBAB II KAJIAN LITERATUR
BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Pengertian Pelestarian Filosofi pelestarian didasarkan pada kecenderungan manusia untuk melestarikan nilai-nilai budaya pada masa yang telah lewat namun memiliki arti penting
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauran Pemasaran Jasa Pemasaran dalam suatu perusahaan akan menghasilkan kepuasan pelanggan serta kesejahteraan konsumen dalam jangka panjang sebagai kunci untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kepariwisataan nasional diharapkan mampu menggalakkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Penelitian Pembangunan kepariwisataan nasional diharapkan mampu menggalakkan kegiatan ekonomi sedangkan kenyataannya sektor pariwisata belum mendapatkan perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti sehingga memacu para pengelola perusahaan untuk dapat berpikir secara kreatif, inovatif
Lebih terperinci