UNSUR-UNSUR BIAYA. Suatu perkiraan biaya akan lengkap bila mengandung unsur berikut:
|
|
- Hendri Hadiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 UNSUR-UNSUR BIAYA Suatu perkiraan biaya akan lengkap bila mengandung unsur berikut: 1. Biaya pembelian material dan peralatan Untuk memperkirakan biaya pembelian material, dapat dilakukan dengan menentukan spesifikasi, membuat daftar supplier/pemasok, memilih supplier/pemasok (pelelangan), dan membayar harga material yang dibeli. Material dan peralatan terdiri dari material curah, peralatan utama yang akan menjadi bagian dari bangunan secara fisik, dan material untuk pekerjaan sementara, dan lain-lain. 2. Biaya penyewaan dann pembelian peralatan konstruksi Biaya ini akan meliputi biaya peralatan penunjang, yang tidak akan menjadi bagian tetap dari pabrik atau instalasinya. Biaya dump truck, forklift, crane, motor grader, stamper, dan beberapa peralatan konstruksi lain, termasuk dalam biaya ini. 3. Upah Tenaga Kerja Umumnya upah tenaga kerja mencapai % dari total biaya proyek. Terdiri dari tenaga kerja kantor pusat, yang terdiri dari tenaga ahli bidang engineering, tenaga konstruksi, dan pengawas lapangan. Memperkirakan biaya tenaga kerja/jam orang dapat dilakukan dengan mengkaji lingkup proyek. Semua terkait dengan produktivitas tenaga kerja, beban kerja tenaga kerja, tingkat gaji dan kompensasi, dan lain- lain. 4. Biaya Subkontrak Pekerjaan subkontrak adalah paket kerja yang terdiri dari jasa dan material yang disediakan oleh subkontraktor, dan belum termasuk di dalam klasifikasi di atas. 5. Biaya Transportasi
2 Termasuk seluruh biaya transportasi ma terial, peralatan, tenaga kerja yang berkaitan dengan penyelenggaraan proyek. 6. Overhead dan Admlnlstrasi Komponen ini meliputi pengeluaran operasi perusahaan yang dibebankan kepada proyek (menyewa kantor, membayar listrik, telepon, biaya pemasaran) dan pengeluaran untuk pajak, asuransi, royalti, uang jaminan, dan lain-lain. 7. Fee/Laba dan Kontigensi Setelah semua komponen biaya ter kumpul, kemudian diperhitungkan jumlah kontigensi dan fee atau laba. AKURASI PERKIRAAN BIAYA Akurasi dari suatu perkiraan biaya yang berkaitan dengan kelengkapan unsurunsurnya, dan tergantung pada hal-hal ber ikut. a. Tersedianya data dan informasi b. Teknik atau metode yang digunakan c. Kecakapan dan pengalaman estimator d. Tujuan pemakaian perkiraan biaya Data dan informasi sangat menentukan kualitas perkiraan biaya yang dihasilkan. Bila data dan informasi kurang lengkap atau belum tersedia, maka perkiraan biaya yang dihasilkan baru merupakan perkiraan kasar saja. Didasarkan atas tersedianya data dan in - formasi, akurasi, dan tujuan pemakaiannya. Hal-hal tersebut akan dibahas lebih jauh pada Bab 10. Untuk menghitung biaya total proyek, hal yang harus dilakukan pertama kali adalah mengidentifikasi lingkup kegiatan yang akan dikerjakan, kemudian mengkalikannya dengan biaya masing-masing lingkup yang dimaksud- Hal ini memerlukan kecakapan, pengalaman serta judgment dari estimator. Pada masa awal proyek itulah di mana segala sesuatu masih dalam bentuk konseptual, kecakapan dan pengalaman estimator untuk mengambil judgment yang tepat amat menentukan hasil akhir suatu perkiraan biaya.
3 METODA PERKIRAAN BIAYA Dikenal beberapa metode perkiraan biaya di antaranya yang sering dipakai adalah sebagai berikut ini. 1. Metode parametrik 2. Memakai daftar indeks harga dan infor masi proyek terdahulu 3. Metode menganalisis unsur-unsurnya 4. Menggunakan metode faktor 5. Quantity take-off 6. Unit price 7. Memakai data dan informasi proyek yang bersangkutan A. METODA PARAMETRIK Metoda ini menggunakan hubungan matematis antara biaya atau jam-orang dengan karakteristik fisik tertentu, misalnya dengan volume, berat, luas, daya atau watt, panjang, dan besaran-besaran fisik lainnya. Sebagai contoh, hubungan yang sering digunakan adalah: jumlah murid per kelas untuk bangunan sekolah, meter persegi luas lantai untuk bangunan rumah, volume kapasitas penyimpanan untuk pergudangan, kapasitas produksi untuk pabrik, atau jumlah pasien untuk rumah sakit, dan sebagainya. Hubungan dinyatakan secara matematis dalam bentuk kurva linier maupun kurva pangkat. Untuk kurva linier umumnya dinyatakan dengan rumus dimana y = ax y = px + q atau y = Biaya x = Variabel bebas yang berupa karakter fisik tertentu a, p, q = Parameter yang menunjukkan hubungan antara y dan x
4 Contoh: Bila y adalah perkiraan biaya untuk membangun rumah sakit (dalam rupiah), dan x adalah jumlah pasien atau kapasitas rumah sakit (dalam orang), dan a adalah biaya pembangunan rumah sakit per pasien, misalnya Rp 4 juta,-; maka hubungan antara harga atau biaya rumah sakit dan jumlah pasien dapat dinyatakan dalam rumus: y = (Rp 4 juta) x Bila kurva pangkat yang dipakai, maka bentuk persamaannya adalah : Dimana Y 1 = Biaya pembangunan instalasi A Y 2 = Biaya pembangunan instalasi B X 1 = Kapasitas instalasi A X 2 = Kapasitas instalasi B n = Indeks harga yang lazimnya = 0,6
5 Contoh: Akan dibangun suatu pabrik pakaian jadi (konveksi, garment), dengan kapasitas produksi sekitar 1000 lusin pakaian jadi per tahun. Biaya untuk membangun pabrik sejenis dengan kapasitas produksi 300 lusin pakaian jadi per tahun adalah Rp ,-. Perkiraan biaya yang harus disiapkan untuk membangun pabrik yang baru tersebut! Jawab: Dengan menggunakan rumus kurva pangkat, akan diperoleh: = Rp Maka, perkiraan harga pabrik yang baru = Rp B. DAFTAR INDEKS HARGA DAN INFORMASI PROYEK TERDAHULU Indeks harga adalah angka perbandingan antara harga pada suatu waktu {tahun tertentu) terhadap harga pada waktu (tahun) yang digunakan sebagai dasar. Terdapat banyak jenis indeks harga, seperti untuk harga-harga peralatan industri, upah tenaga kerja, bahan bangunan, dan komoditi yang lain. Salah satu yang erat berkaitan dengan proyek
6 dan memiliki perincian (komposit) adalah Chemical dan Process Engineering Cost Index yang diterbitkan di Inggris, dengan rumus sebagai berikut. I = 0,37 Im + 0,081 Ie + 0,10 Ic + 0,19 Is + 0,26 Io di mana: I = total/komposit indeks Im = indeks engineering mekanik Ie = indeks engineering listrik Ic = indeks engineering civil/sipil Is = indeks engineering lapangan (site) Io = indeks overhead Daftar indeks harga dari berbagai penerbitan. Tahun Engineering News Record (indeks konstruksi) 1967 = 100 Marshall & Swift Installed Equipment (Industri) Chemical Engineering Plant Cost Index 1959 =
7 Contoh Soal: Harga pembelian sebuah kompresor multi stage adalah US$ , pada tahun Perkirakan harga tahun Jawaban: Indeks harga peralatan tersebut pada tahun 1985 = 790 dan indeks harga peralatan yang sama/ sejenis tahun 1990 = 904, maka perkiraan harga tahun 1990 adalah: Harga tahun 1990 = US$ (904/790) x = US$ Angka indeks dapat digunakan untuk membuat perkiraan kasar, hanya saja perlu diingat bahwa tidak semua faktor tercakup di dalamnya, misalnya adanya terobosan kemajuan teknologi yang besar dampaknya terhadap biaya produksi dan harga barang yang bersangkutan. Penggunaan metode di atas dianggap paling baik untuk menyiapkan perkiraan biaya pendahuluan karena menghasilkan angka-angka yang masih dalam usaha yang banyak mengeluarkan biaya dan tenaga. batas kewajaran, tanpa C. METODA MENGANALISIS UNSUR-UNSURNYA (ELEMENTAL ANALYSIS OF COST ESTIMATING) Dalam metoda ini, proyek diuraikan menjadi unsure-unsur menurut fungsinya. Klasifikasi fungsi menghasilkan bagian atau komponen lingkup proyek yang berfungsi sama. Misalnya kolom dapat dibuat dari kayu, besi, atau beton, tetapi fungsinya adalah sama sebagai tiang penyangga. Pemilihan fungsi umumnya didasarkan pada: a. Ada hubungan yang jelas antar komponen-komponen proyek, dan bila telah diberi beban biaya menunjukkan komponen biaya proyek b. Dapat dibandingkan dengan komponen biaya proyek lain sejenis c. Mudah diukur atau diperhitungkan dan dinilai perbandingan (rasio) terhadap data standar.
8 Contoh pengelompokan berdasarkan fungsi dari proyek gedung Menurut Means Menurut Engineering News Record Substruktur Pekerjaan lahan (site) Dinding interior Super struktur Pondasi Pintu Eksterior Lantai Pemipaan Interior Kolom interior Listrik Sistem conveying Atap Sistem HVAC Sistem pemipaan Dinding eksterior Sistem conveying Sistem HVAC Glazed opening Mark-up Listrik Pondasi Fixed equipment Persiapan site Kontingensi Bila pengelompokan fungsi telah tersusun, dapat dihitung perkiraan biaya mulai dari awal proyek (taksiran kasar), sampai anggaran definitif. D. METODA FAKTOR Metode lain untuk memperkirakan biaya proyek adalah dengan memakai asumsi bahwa terdapat angka korelasi (faktor) di antara harga peralatan utama dengan komponen-kom- ponen yang terkait. Di sini biaya komponen tersebut dihitung dengan cara memakai faktor perkalian terhadap harga peralatan utama. Peralatan utama proyek E-MK adalah reaktor, regenerator, kolom destilasi, dapur (kiln), separator, penukar panas, dan lain-lain. Untuk maksud ini perlu dikerjakan desain engineer ing sampai tahap tertentu, sampai diperoleh data dan informasi mengenai jumlah, ukuran dan spesifikasi peralatan utama sehingga dapat diperhitungkan perkiraan harganya. Karena merupakan unsur penentu maka harga peralatan utama hendaknya telah diper hitungkan atau diperoleh secara mantap, misalnya penawaran dari pabrik atau manufacturer. Sistematika metode faktor terlihat di gambar di bawah, yang garis besarnya adalah sebagai berikut. Tentukan harga pasti dari peralatan utama sampai ke lokasi proyek. Hitung biaya pemasangan sampai peralatan utama berfungsi. Perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan berbagai faktor yang tergantung dari jenis proses dan material yang
9 dikerjakan. Hitung biaya engineering (fe), biaya kontigensi (fc), dan fee untuk kontraktor (ff) maka akan diperoleh modal tetap proyek. Total biaya proyek = modal tetap + modal kerja. Sedangkan modal kerja diperkirakan sebesar 5-10% dari modal tetap. Dengan demikian dapat dihitung jumlah total biaya proyek. Langkah-langkah perkiraan biaya dengan metoda Lang 1 PCE = Harga pengadaan peralatan utama (sampai di site) 2 Peralatan terpasang PPC = PCE ( 1 + f 1 + f f n ) Diperhitungkan faktor pemakaian material dan jam orang sampai peralatan berfungsi 3 Modal tetap = PPC ( 1 + fe + fc + ff ) Diperhitungkan faktor biaya engineering, kontingensi, dan fee 4 Modal kerja = (5 10 %) x Modal tetap 5 Total biaya proyek = Modal tetap + Modal kerja a. Rumus Lang Rumus Lang menyederhanakan pen dekatan di atas dengan menggunakan angka disebut faktor Lang yaitu: Modal Tetap = FL x PCE yang
10 di mana, PCE = harga pembelian peralatan FL = Faktor Lang Berbagai angka untuk metode faktor. No. Komponen Biaya Proses Fluida Fluida-padat Padat f 1 Memasang peralatan 0,40 0,45 0,50 f 2 Pipa terpasang 0,70 0,45 0,20 f 3 Instrum en terpasang 0,20 0,15 0,10 f 4 Alatat listrik 0,10 0,10 0,10 f 5 Bangunan 0,30 0,20 0,15 f 6 Utiliti 0,50 0,45 0,25 f 7 Tem pat penam pungan 0,15 0,20 0,25 f 8 Pekerjaan tanah 0,05 0,05 0,05 fe D esain engineering 0,30 0,25 0,20 f c Kontigensi 0,10 0,10 0,10 ff Fee kontraktor 0,05 0,05 0,15 Angka faktor Lang adalah sebagai berikut: FL = 3,1 untuk instalasi yang memproses material yang sebagian besar padat FL = 4,7 untuk instalasi yang memproses material yang sebagian besar cair FL = 3,6 untuk instalasi yang memproses material campuran padat dan cair Dengan didapatkan angka jumlah modal tetap, angka untuk modal kerja dapat diperkirakan yaitu sebesar 5-10% dari modal tetap. Dengan demikian, total perkiraan biaya proyek dapat diketahui yaitu modal tetap plus modal kerja. Contoh: Hitunglah total biaya proyek industry yang memproses bahan cair bila biaya peralatan utama terpasang berjumlah Rp 1000 juta,-. Jawab:
11 PCE = Rp 1000 juta f 1 + f f 8 = 2,4 PPC = (Rp 1000 juta) x ( 1 + 2,4 ) = Rp juta fe + fc + ff = 0,45 Modal tetap = (Rp juta)x ( 1 + 0,45 ) = Rp juta Total biaya proyek = Rp juta + (10% x Rp juta) = Rp juta b. Faktor Tenaga Kerja Pengelompokan lain dari metode faktor adalah dengan memisahkan tenaga kerja, seperti terlihat di tabel berikut: Metode faktor dengan rentang rendah, menengah, dan tinggi. Komponen Biaya Faktor Faktor Rendah Menengah Tinggi 1. Pembelian peralatan utam a Material curah Tenaga kerja yang berkaitan dengan peralatan Tenaga kerja yang berkaitan dengan material Kepenyeliaan konstruksi Biaya konstruksi tidak langsung Biaya kantor pusat (term asuk engineering) Total c. Rumus Hirsch dan Glazier Rumus tersebut amat kompleks, sesuai untuk dikerjakan dengan komputer. I = E [A(1 + F l + Fp + Fm + ) B + C ] di mana: I = Total investasi A = Total biaya pembelian-fob
12 B = Total biaya terpasang C = Biaya material alloy untuk mencegah korosi E = Biaya tidak langsung (overhead, engineering, pengendalian kontigensi dan laba). Dipakai angka 1,4 Fl = Faktor biaya tenaga kerja lapangan Fm = Faktor biaya untuk bermacam- macam butir (instrumen, isolasi, pondasi, bangunan sipil, dan lain-lain tidak termasuk pipa) Fp = Faktor biaya untuk pipa Hubungan Fl, Fm, dan Fp ditunjukkan dengan persamaan berikut. Log Fl = 0,635-0,154 log Ao - 0,992 (e/a) + 0,506 ( I/A) Log Fm = - 0,266-0,014 log Ao - 0,156(e/A) + 0,566 (p/a) Log Fp = 0, ,033 log Ao + 1,194 (t/a) Dimana: Ao = Harga alat penukar panas f = Harga kolom yang difabrikasi di lokasi proyek p = Harga pompa plus motor peng geraknya t = Harga menara (tower) E. QUANTITY TAKE-OFF Teknik menyusun perkiraan biaya yang lain adalah quantity take-off, yaitu membuat perkiraan biaya dengan mengukur kuantitas komponen-komponen proyek dari gambar, spesifikasi, dan perencanaan. Untuk maksud tersebut, prosedur yang ditempuh adalah klasifikasi komponen pekerjaan; diskripsi dari butir-butir komponen pekerjaan; dimensi dari butir-butir pekerjaan; memberi beban jam-orang; memberi beban biaya. Teknik di atas bila dikerjakan dengan benar akan mendukung hal-hal berikut. Perencana dan penyelia lebih memahami struktur proyek yang akan ditangani; meminimalkan kemungkinan adanya butir-butir yang terlewatkan; memudahkan meneliti dan mengkonfir- masikan hasil-hasilnya maupun proses
13 membuatnya. Urutan komponen-komponennya dise- suaikan dengan macam proyek, misalnya untuk pembangunan gedung dimulai dari menyiapkan lahan, membuat pondasi, slope, struktur penyangga, lantai, dinding, plumbing, listrik, atap, interior, finishing dan selanjutnya. Setelah daftar quantity take-off selesai di kerjakan, kemudian memberi perkiraan jam - orang dan pembebanan biaya yang di- perlukan. Pendekatan dengan teknik quantity take-off harus menunggu sampai berbagai spesifikasi dan gambar-gambar yang diper- lukan tersedia, demikian pula perkiraan jam- orang dan harga-harga material yang bersangkutan. F. METODA MEMAKAI HARGA SATUAN (UNIT PRICE ) Memperkirakan biaya berdasarkan harga satuan, dilakukan bilamana angka yang menunjukkan volume total pekerjaan belum dapat ditentukan dengan pasti, tetapi biaya per unitnya (per meter persegi, per meter kubik) telah dapat dihitung. Hal ini sering dijumpai pada pekerjaan civil seperti membuat jalan, membangun kanal, pekerjaan tanah, memasang pipa, dan lain-lain. Praktek yang dipersiapkan di sini adalah membuat paket kerja dan memberikan beban biaya kepada paket kerja tersebut sehingga dapat diserahkan kepada pelaksana. Paket kerja dengan harga satuan. No. Komponen Keglatan 1 Menggali tanah tempat pipa material Pekerjaan Memasang Pipa Perkiraan Jumlah Harga satuan (Proposal) (Rp) Total Harga Proposal (Rp Ribu) m
14 jam - orang 2 Meletakkan pipa dan memasang isolasi m material jam - orang 3 Menimbun kembali m material jam - orang T o ta l Sebagai contoh adalah paket kerja memasang pipa dengan unit price- nya yang rinciannya terdapat pada tabel di atas. Pada contoh tersebut, satuan harga pekerjaan memasang pipa per satuan panjang (m) = (Rp200 juta) (1/5.000) = Rp40.000,-. Misalnya pekerjaan sesungguhnya adalah m maka biayanya adalah (5.500) (Rp40.000) = Rp22 juta. Persyaratan menyusun unit price suatu paket adalah pekerjaan desain engineering sudah sampai pada tahap tertentu, sehingga dapat dilakukan penjumlahan mate rial (quantity take-off) dan jam-orar\g sebaik- baiknya. G. MEMAKAI DATA DAN INFORMASI PROYEK YANG BERSANGKUTAN Metode ini memakai masukan dari proyek yang sedang ditangani. Dengan demikian angkaangka yang diperoleh mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Hanya saja metode ini memerlukan waktu cukup lama, sampai kemajuan desain engineering dan pembelian mencapai taraf tertentu, sehingga perhitungan biaya dapat dilakukan secara akurat Misalnya telah diselesaikan rancangan peralatan utama, jumlah dan satuan harga sebagian besar material curah, telah masuk data mengenai produktivitas tenaga kerja, bahkan telah pula masuk berbagai angka penawaran lelang peralatan utama dan sub kontrak yang bernilai besar. RANGKUMAN Total biaya proyek dapat diuraikan menjadi modal tetap dan modal kerja. Modal kerja untuk proyek industri umumnya sekitar 10% dari modal tetap. Modal tetap diperinci lebih lanjut menjadi keperluan untuk biaya langsung dan tidak langsung.
15 Agar diperoleh angka yang realistis, dalam menyusun perkiraan biaya hendaknya didahului dengan survei untuk mengkaji kondisi lokasi, keperluan akomodasi, jalur logistik, sarana komunikasi, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan rencana implementasi. Suatu perkiraan biaya yang lengkap akan meliputi unsur-unsur yang terdiri dari biaya untuk material dan peralatan, peralatan konstruksi, tenaga kerja, subkontrak, h-ansportasi, overhead dan administrasi, kontigensi, dan fee. Faktor utama yang menentukan kualitas suatu perkiraan biaya adalah data dan informasi yang tersedia, teknik dan metode, serta kecakapan estimator. Dalam pada itu, tujuan penggunaan perkiraan biaya juga mempengaruhi sejauh mana kualitas atau akurasi yang diperlukan. Dikenal berbagai metode dan teknik memperkirakan biaya, di antaranya yang terpenting adalah metode parametriks, memakai indeks harga, metode faktor, analisis unsur-unsur nya, quantity take-off, dan penggunaan data serta informasi proyek yang bersangkutan.
PERKIRAAN BIAYA PROYEK
Halaman 1 dari Pertemuan 5 Pertemuan 5 PERKIRAAN BIAYA PROYEK 5.1 KEGUNAAN a. Bagi Pemilik, menjadi salah satu patokan untuk menentukan kelanjutan investasi. b. Bagi Konsultan, diajukan kepada pemilik
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN ESTIMASI BIAYA DENGAN METODE FAKTOR TERHADAP PENGGUNAAN ALAT DAN TENAGA KERJA
Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 2007 ANALISA PERBANDINGAN ESTIMASI BIAYA DENGAN METODE FAKTOR TERHADAP PENGGUNAAN ALAT DAN TENAGA KERJA
Lebih terperinciKajian Teori Biaya Konstruksi
18 BAB II Kajian Teori Biaya Konstruksi II. 1 Pengertian Konstruksi Dalam tahapan suatu pelaksanaan proyek, terdapat suatu tahapan yang disebut proses konstruksi. Tahapan ini adalah suatu proses dimana
Lebih terperinciEstimasi biaya konstruksi dikerjakan sebelum pelaksanaan fisik dilakukan dan memerlukan analisis detail dan kompilasi dokumen penawaran dan lainnya. E
BAB II BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PRINSIP DASAR TEORI Estimasi Biaya adalah seni memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang tersedia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterlambatan Pengertian penundaan (delay) adalah sebagian waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa kegiatan yang
Lebih terperinciTujuan Instruksional khusus
Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mengetahui berbagai tujuan dari kegunaan estimasi biaya konstruksi, sehingga dapat memperkirakan biaya suatu konstruksi secara tepat sesuai dengan tujuan dan sasarsn
Lebih terperinciESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI
ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI 1. Pendahuluan adalah seni memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang tersedia pada waktu itu (Iman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perencanaan biaya untuk suatu proyek adalah prakiraan keuangan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Biaya Perencanaan biaya untuk suatu proyek adalah prakiraan keuangan yang merupakan dasar untuk pengendalian biaya proyek serta aliran kas proyek tersebut. Pengembangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Produktivitas Produktivitas memiliki pengertian yang beraneka ragam berkaitan dengan aspek ekonomi, kesejahteraan, teknologi, dan sumber daya. Pembahasan mengenai
Lebih terperinci\\ \upi\Direktori\E - FPTK\JUR. PEND.TEKNIK SIPIL\ ROCHANY NATAWIDJANA\25 FILE UNTUK UPI\BID PRICE.
Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami tahapan biaya konstruksi yang dibuat oleh kontraktor, mampu mengintegrasikan komponen komponen biaya sehingga menjadi biaya penawaran dan menguraikan
Lebih terperinciESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI. Estimasi dalam arti luas pada hakekatnya adalah upaya untuk menilai atau memperkirakan suatu nilai melalui
ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI Estimasi dalam arti luas pada hakekatnya adalah upaya untuk menilai atau memperkirakan suatu nilai melalui analisis perhitungan dan berlandaskan pada pengalaman Estimasi Dalam
Lebih terperinciSTUDI ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PADA KONSTRUKSI GEDUNG DENGAN METODE BOW, SNI DAN LAPANGAN
TUGAS AKHIR STUDI ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PADA KONSTRUKSI GEDUNG DENGAN METODE BOW, SNI DAN LAPANGAN (Studi kasus pekerjaan beton bertulang pada proyek pembangunan Gedung Olah Raga Kabupaten Wajo)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum merupakan suatu struktur dalam jembatan atau fly over yang berfungsi sebagai penghubung antara struktur bawah dan atas, dengan kata lain girder berfungsi sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek Dan Manajemen Proyek Proyek adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan, dan dilaksanakan sampai benar-benar memberikan hasil atau keluaran-keluaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PROYEK. didasarkan pada karakteristik dan kondisi proyek itu sendiri. Ditinjau dari sudut
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 LATAR BELAKANG KONTRAK Pemilihan kontrak yang sesuai untuk suatu proyek konstruksi lebih didasarkan pada karakteristik dan kondisi proyek itu sendiri. Ditinjau dari sudut
Lebih terperinciDATA PROYEK BAB II DATA PROYEK
BAB II DATA PROYEK 2.1 Latar Belakang Proyek Di daerah cengkareng jakarta barat pada saat ini sudah banyak dibangun perumahan dan bangunan gedung lainnya sebagai infrasuktur yang baru serta pertumbuhan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Manajemen Konstruksi Dalam sebuah proyek konstruksi, terdapat sangat banyak perilaku dan fenomena kegiatan proyek yang mungkin dapat terjadi. Untuk mengantisipasi perilaku
Lebih terperinciAKURASI DAN MACAM ANGGARAN
Pertemuan 6 AKURASI DAN MACAM ANGGARAN Halaman 1 dari Pertemuan 6 6.1 Ciri ciri dan Penyebab Perkiraan Biaya yang Kurang Akurat Anggaran pryek dihasilkan dari perkiraan biaya kmpnen-kmpnennya dengan memperhatikan
Lebih terperinciBAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK
BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah
Lebih terperinciBAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU
BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU Analisis yang dilakukan berdasarkan data dari bab 3 untuk proyek konstruksi tradisional dan bab 4 untuk proyek EPC diperoleh bahwa setiap proyek konstruksi mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunannya masih dilaksanakan dengan metode konvensional (cast in situ),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan gedung bertingkat saat ini semakin pesat dan dalam pembangunannya masih dilaksanakan dengan metode konvensional (cast in situ), sehingga dalam pengerjaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Layanan Pengadaan Secara Elektronik. sistem e-procurement (pengadaan secara elektronik) yang dikembangkan oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Layanan Pengadaan Secara Elektronik Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) pada awalnya merupakan sistem e-procurement (pengadaan secara elektronik) yang dikembangkan oleh
Lebih terperinciAnalisa Time Cost-Trade Off Pada Pembangunan Perluasan Rumah Sakit Petrokimia Gresik
1 Analisa Time Cost-Trade Off Pada Pembangunan Perluasan Rumah Sakit Petrokimia Gresik Hendrawan Martha Pradikta, Yusroniya Eka Putri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Efisiensi Tata Letak Fasilitas dan Sarana Proyek dalam Mendukung Metode Pekerjaan Konstruksi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bangunan gedung merupakan wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas / di dalam tanah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gane, V (2004) dalam tulisannya Parametrik Design a Paradigm
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Desain Parameter Gane, V (2004) dalam tulisannya Parametrik Design a Paradigm Shift? menjelaskan bahwa parameter berasal dari hubungan antar hasil rancangan manusia
Lebih terperinciBAB IV Analisis Data
BAB IV Analisis Data IV.1. Studi Kasus Studi kasus penelitian ini dilakukan pada proyek pengembangan perumahan kelas menengah di wilayah Bandung. Pemilihan perumahan kelas menengah didasarkan pada pertimbangan
Lebih terperinciESTIMASI BIAYA PROYEK ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) 1. Estimasi Biaya Proyek : Macam-macam estimasi biaya Jenis-jenis biaya proyek konstruksi 2. RAB Susunan RAB Tahap-tahap penyusunan RAB Contoh RAB ESTIMASI
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN KOEFISIEN MATERIAL DAN EVALUASI INDEKS PRODUKTIFITAS PADA PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA, PLESTERAN DAN ACIAN
STUDI PERBANDINGAN KOEFISIEN MATERIAL DAN EVALUASI INDEKS PRODUKTIFITAS PADA PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA, PLESTERAN DAN ACIAN Nama : Handy Nrp : 0021123 Pembimbing : Maksum Tanubrata,Ir., MT. FAKULTAS
Lebih terperinciSkema harga satuan pekerjaan, yang dipengaruhi oleh faktor bahan/material, upah tenaga kerja dan peralatan dapat dirangkum sebagai berikut :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Harga Satuan Pekerjaan 2.1.1 Pengertian Analisa Harga Satuan Pekerjaan Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi
Lebih terperinciSelamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1
Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN SEKRETARIAT DPRD Jl. Bhayangkara No. 3 Telp. (0292) PURWODADI
PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN SEKRETARIAT DPRD Jl. Bhayangkara No. 3 Telp. (0292) 421145 PURWODADI ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN No : 027/1295 / IV / 2013 Pekerjaan : Pemilihan Langsung Penataan Kantor Pimpinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gedung kampus merupakan salah satu kontruksi gedung negara yang termasuk dalam kategori bangunan tidak sederhana. Adanya kebijakan pemerintah terkait otonomi daerah
Lebih terperinciSURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Henry Pascal Magaline 1, Alvin Januar Haryono 2, Andi 3 ABSTRAK : Biaya overhead sebuah proyek merupakan salah satu unsur harga pokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik itu BUMN, BUMD, dan Swasta, untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan infrastruktur yang tumbuh pesat baik dipulau Jawa ataupun diluar pulau Jawa di Indonesia berkembang pesat juga perusahaan jasa konstruksi baik itu BUMN,
Lebih terperinciSTUDI MENGENAI MODEL ESTIMASI DURASI KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG
Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 2007 STUDI MENGENAI MODEL ESTIMASI DURASI KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Peter F. Kaming 1, F.. Junaedi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri
BAB II LANDASAN TEORI Untuk dapat menentukan suatu nilai dari harga satuan dalam suatu pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri merupakan suatu tugas yang tidak mudah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan tender suatu proyek diukur dari memenangkan tender suatu proyek, biaya yang rendah serta jadwal yang lebih cepat mempengaruhi keberhasilan tender. Keduanya
Lebih terperinciDAFTAR UPAH TENAGA KERJA
DAFTAR UPAH TENAGA KERJA No Uraian Kode Keterangan 1. Kepala Tukang (L10) /Jam 14,000 2. M a n d o r (L03) /Jam 13,500 3. Pekerja (L01) /Jam 11,000 4. Tukang (L02) /Jam 13,000 DAFTAR HARGA SATUAN BAHAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.2 Objek Penelitian Obyek studi dari penelitian ini adalah proyek pembangunan X
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah langkah-langkah atau cara-cara penelitian suatu masalah, kasus, gejala atau fenomena dengan jalan ilmiah untuk menghasilkan jawaban
Lebih terperinciMATA PELAJARAN. Dasar-dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik Pengukuran Tanah
STRUKTUR KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa Program Keahlian : Teknik Konstruksi dan Properti Kompetensi Keahlian : Bisnis Konstruksi
Lebih terperinciPEMODELAN PROPORSI SUMBER DAYA PROYEK KONSTRUKSI
PEMODELAN PROPORSI SUMBER DAA PROEK KONSTRUKSI Kevinnoka Adi Prasanda 1), Sugiyarto 2), Setiono 3) 1)Mahasiswa Program S1 Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret 2) 3)Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciPERENCANAAN ANGGARAN BIAYA PADA PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN BLANG KUTA KECAMATAN SAMALANGA KABUPATEN BIREUEN
PERENCANAAN ANGGARAN BIAYA PADA PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN BLANG KUTA KECAMATAN SAMALANGA KABUPATEN BIREUEN Suandriski Eka Putra 1, Bakhtiar A Wahab 2, Munardy 3 1) Mahasiswa, Diploma 4 Perancangan
Lebih terperinciPENENTUAN KOEFISIEN PRODUKTIFITAS PEKERJAAN BEKISTING DAN PEMBESIAN PADA PROYEK GRHA WIDYA MARANATHA
PENENTUAN KOEFISIEN PRODUKTIFITAS PEKERJAAN BEKISTING DAN PEMBESIAN PADA PROYEK GRHA WIDYA MARANATHA Nama : Asep Dian Heryadiana Nrp : 0221109 Pembimbing : Maksum Tanubrata,Ir., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN
Lebih terperinciSPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN
SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN 1. Nama Kegiatan : Penataan Listrik Perkotaan 2. Nama pekerjaan : Penambahan Lampu Taman (65 Batang) 3. Lokasi : Pasir Pengaraian Pasal 2 PEKERJAAN
Lebih terperinciSTUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA PENAWARAN KONTRAKTOR PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI
STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA PENAWARAN KONTRAKTOR PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI Mansye Ronal NRP : 0221013 Pembimbing : Maksum Tanubrata, Ir., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciBAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN
BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN 2.1 Jasa 2.1.1 Definisi Jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak
Lebih terperinciBAB II PENENTUAN HARGA JUAL. berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. M enurut Hansen. menggunakan produk atau fasilitas organisasi.
BAB II PENENTUAN HARGA JUAL 2.1 Jasa 2.1.1 Pengertian Jasa M enurut Kotler (2000:428), jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengendalian proyek yaitu Suatu kegiatan pengawasan/monitoring suatu Proyek
BAB VI PENGENDALIAN PROYEK Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai Pengendalian proyek. Pengendalian proyek yaitu Suatu kegiatan pengawasan/monitoring suatu Proyek agar proyek bisa berjalan dengan lancar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perancangan suatu proyek konstruksi, harga merupakan hal yang sangat penting. Perhitungan harga proyek diperlukan oleh pengguna jasa untuk membuat Owner Estimate
Lebih terperinciPertemuan ke - 4 SUMBERDAYA MANUSIA
Pertemuan ke - 4 SUMBERDAYA MANUSIA Halaman 1 dari Pertemuan keempat Untuk menyelenggarakan proyek, salah satu sumber daya yang menjadi faktor penentu keberhasilannya adalah tenaga kerja. Jenis dan intensitas
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGAH UNIT LAYANAN PENGDAAN POKJA I
PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGAH UNIT LAYANAN PENGDAAN POKJA I Lantai III Kantor Bupati Jl. Geser Masohi 97511 Tlp./Fax. (0914) 21685 E-mail : ulp.malukutengah@gmail.com BERITA ACARA ADENDUM DOKUMEN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Lembaga Pengadaan barang dan jasa secara elektronik (LPSE) mulai
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Lembaga Pengadaan barang dan jasa secara elektronik (LPSE) mulai dipersiapkan sejak tahun 2008. Sistem pengadaan barang dan jasa
Lebih terperinciBILL OF QUANTITTY. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah)
BILL OF QUANTITTY Kegiatan : REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN Pekerjaan : PEMELIHARAAN JALAN Nama Paket : REHAB/PEMELIHARAAN JALAN NGATABARU - TOMPU Kabupaten : SIGI Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kontrak Kontrak merupakan kesepakatan antara pihak pengguna jasa dan pihak penyedia jasa untuk melakukan transaksi berupa kesanggupan antara pihak penyedia jasa
Lebih terperinciANALISIS CASH FLOW OPTIMAL PADA KONTRAKTOR PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN
ANALISIS CASH FLOW OPTIMAL PADA KONTRAKTOR PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN Martho F. Tolangi J.P. Rantung, J.E.Ch. Langi, M. Sibi Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi email: martho_toex@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan suatu proyek terdapat tiga aspek pokok yang merupakan indiaktor keberhasilan proyek yaitu biaya, jadwal, dan mutu. Jika biaya, waktu pelaksanaan
Lebih terperinciADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN
ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN POKJA ULP PENGADAAN PEKERJAAN JASA KONSTRUKSI LANJUTAN PENGEMBANGAN GEDUNG PUSDIKLAT KKBPK TAHUN ANGGARAN 2016 Nomor : 1841/KU.804/B3/ULP/2016 Tanggal : 23 Agustus 2016 PENGADAAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan mendasar yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan merupakan hal yang pokok dan mendasar yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Perencanaan merupakan
Lebih terperinciKANTOR LAYANAN PENGADAAN BARANG DAN JASA ( KLPBJ) POKJA DISDIKBUD 73
KANTOR LAYANAN PENGADAAN BARANG DAN JASA ( KLPBJ) KAWASAN PUSAT PERKANTORAN BUKIT PELANGI SANGATTA POKJA DISDIKBUD 73 ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN NOMOR : 027/002/ RKB SDN 002 KONGBENG/POKJA DISDIKBUD 73/IV/2016
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PRODUKTIVITAS 2.1.1. PENDAHULUAN Produktivitas pekerja hanyalah salah satu dari sekitar banyak faktor yang terkait di dalam produktivitas secara keseluruhan, disamping itu
Lebih terperinciBAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) A. LINGKUP PEKERJAAN 1. Pokja ULP: POKJA IV ULP Kabupaten Dharmasraya 2. Alamat Pokja ULP: BP2MPBJ Jl. Lintas Sumatera Km.5 Sikabau 3. Website: www.dharmasrayakab.go.id
Lebih terperinciSTUDI MEDAN POLITEK. Oleh
STUDI PERBANDINGAN ANALISIS HARGAA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTUL LANG OLEH KONTRAKTOR DENGAN METODE LAPANGANN TERHADAP METODE SNI 2008 PADA BEBERAPA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI KOTAA MEDAN TUGAS AKHIR Ditulis
Lebih terperinciAPLIKASI SNI PRACETAK
APLIKASI SNI PRACETAK SNI 7832-2012 2012 (Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton Pracetak untuk Konstruksi Bangunan Gedung) Dr. Ir. Dwi Dinariana, MT SNI 7832-2012 (Tata Cara Perhitungan Harga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam melakukan pekerjaan, seorang Engineer diharapkan dapat menentukan solusi terbaik dari masalah yang dihadapinya. Solusi tersebut harus sesuai dengan ketersediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang masih banyak melakukan pembangunan di berbagai sektor. Dengan kekayaan alam dan penduduk yang besar sehingga sangat
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA KUPANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KOTA KUPANG Kelompok Kerja Pengadaan Konstruksi
PEMERINTAH KOTA KUPANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KOTA KUPANG Kelompok Kerja Pengadaan Konstruksi ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI PASCA KUALIFIKASI KONTRAK HARGA SATUAN UNTUK KONTRAK
Lebih terperinciCONTROLLING IDENTIFIKASI VARIANS
CONTROLLING Ada dua macam teknik dan metode untuk pengendalian biaya dan jadual yaitu : 1. Identifikasi varians 2. Konsep nilai hasil (Earned Value Concept) IDENTIFIKASI VARIANS Identifikasi varians digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknik sipil mengalami kemajuan, baik ditinjau dari segi mutu, bahan, struktur
BAB 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini dilakukan untuk melaksanakan analisis factor penyebab terjadinya pembengkakan biaya upah tenaga kerja pada proyek, dalam bab pertama ini akan dibahas
Lebih terperinciANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DENGAN ANALISA BOW, HSPK DAN LAPANGAN
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DENGAN ANALISA BOW, HSPK DAN LAPANGAN (STUDY KASUS PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG SERBA GUNA AKADEMI TEKNIK KESELAMATAN DAN PENERBANGAN SURABAYA) TUGAS
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek
BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi merupakan rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut,
Lebih terperinciPENENTUAN SUPPLY MATERIAL MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN PERUMAHAN CITRA LAND TIPE ASCOT)
PENENTUAN SUPPLY MATERIAL MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN PERUMAHAN CITRA LAND TIPE ASCOT) Jolan Juliana Sumajow G. Y. Malingkas, B. F. Sompie,
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMUR BOR DI DAERAH RAWAN KERING
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMUR BOR DI DAERAH RAWAN KERING DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL
ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL (Studi Kasus : Proyek Apartemen GCC Tower B Jl. Gajah Mada Jakarta Barat) Heny Purwanti ABSTRAK Dalam merencanakan atau
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Strategi Penawaran. bergantung pada tujuan perusahaan diantaranya adalah memaksimumkan
BAB III LANDASAN TEORI A. Strategi Penawaran Strategi penawaran (bidding Strategy) bagi suatu perusahaan sangat bergantung pada tujuan perusahaan diantaranya adalah memaksimumkan keuntungan (profit). Penawaran
Lebih terperinciINSPEKSI PROSES PELAKSANAAN DAN CACAT PADA DINDING PANEL PRACETAK SUATU PROYEK APARTEMEN
INSPEKSI PROSES PELAKSANAAN DAN CACAT PADA DINDING PANEL PRACETAK SUATU PROYEK APARTEMEN Kurniawan Jaya Santoso 1, Yosep Hartono 2, Andi 3 ABSTRAK : Untuk menjaga kualitas dinding panel maka diperlukan
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengendalian Proyek Suatu kegiatan pengawasan/monitoring suatu Proyek supaya proyek bisa berjalan dengan lancar dan mendapatkan mutu yang baik, penggunaan biaya dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PROYEK. salah satu alternative tempat tinggal bagi para penduduk Kota Jakarta khusunya,
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Latar Belakang Proyek Suatu hunian yang terletak di sekitar daerah Ibu Kota Jakarta tentunya masih sangat diharapkan oleh penduduk yang bekerja di Jakarta, semakin menyempitnya
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek
BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Strategi Penawaran. disepakati bersama (Nugraha, 1985). Dalam melakukan penawaran, kontraktor
BAB III LANDASAN TEORI A. Strategi Penawaran Penawaran adalah suatu usulan oleh satu pihak untuk mengerjakan sesuatu bagi kepentingan pihak yang lain menurut persyaratan yang telah ditentukan dan disepakati
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arti Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang terbatas dengan sumber daya tertentu untuk mendapatkan hasil konstruksi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. estimasi terhadap biaya proyek adalah biaya peralatan dan juga material.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya tujuan dari mendirikan sebuah perusahaan kontraktor adalah memperoleh keuntungan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sekaligus memberikan pelayanan
Lebih terperinciBAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK
BAB III SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu parameter yang digunakan dalam upaya melaksanakan sebuah proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah satu komponen
Lebih terperinciSTUDI PENERAPAN METODE REKAYASA NILAI PADA PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG
STUDI PENERAPAN METODE REKAYASA NILAI PADA PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG Disusun oleh : WEALTHY GIVEOFESA NRP : 9721025 NIRM : 41077011970261 Pembimbing : SONNY S. SONDARI, Ir. MT UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Lebih terperinciBAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA
BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA VIII.1 Umum Rencana anggaran biaya merupakan perkiraan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk membangun sistem penyaluran dan pengolahan air buangan mulai dari perencanaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab sebelumnya telah dibahas mengenai latar belakang, tujuan, manfaat, pembatasan masalah dan sistematika dalam penulisan Tugas Akhir ini. Dalam bab ini akan dibahas mengenai
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.4 No.10 Oktober 2016 ( ) ISSN:
PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN BETON BERTULANG (STUDI KASUS : PEMBANGUNAN GEDUNG RUANG KANTOR DAN RUANG KELAS YAYASAN EBEN HEAZER JALAN 14 FEBRUARI TELING ATAS, MANADO) Indra Prasetyo Talimbo
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL
14 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1 Metode Material Handling 4.1.1 Faktor Peralatan Material Handling yang digunakan Metode yang di gunakan untuk mengirim part dari part preparation ke Line Assembling Engine
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita berada dalam bangunan baik rumah tinggal, kantor, pabrik, hotel, rumah sakit dll.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangunan sangat memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan individu. Hampir sebahagian dari kehidupan kita berada
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.3 No.2, Februari 2015 ( ) ISSN:
ANALISA PENGARUH PERCEPATAN DURASI PADA BIAYA PROYEK MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2013 (Studi Kasus : PEMBANGUNAN GEREJA GMIM SYALOOM KAROMBASAN) Fransisko Yeremia Wohon Robert J.M. Mandagi, Pingkan
Lebih terperinciHARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)
HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan : PENINGKATAN JALAN Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase
Lebih terperinci4- PEKERJAAN PERSIAPAN
4- PEKERJAAN PERSIAPAN Ketika sebuah proyek sudah memasuki tahap pelaksanaan, maka pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan adalah persiapan yang terdiri dari : 4.1 Main Schedule atau Jadwal Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek
BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian, dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk
Lebih terperinciDAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA SKPA : Nama Pekerjaan : Lokasi : Kegiatan : Tahun Anggaran : No. Uraian Pekerjaan Satuan Volume Analisa Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) I. PEKERJAAN PERSIAPAN 1 Pembersihan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts
53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu diharapkan hasil dengan kualitas yang baik dan memuaskan, yaitu : 1. Memenuhi spesifikasi
Lebih terperinciBAB IV LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
BAB IV LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) A. Lingkup Pekerjaan 1. a. Pokja I (satu) ULP Kabupaten Dharmasraya b. Alamat Pokja I (satu) ULP : Kantor BP2MPBJ Jl. Lintas Sumatera Km.2 Sikabau 2. Website LPSE : lpse.dharmasrayakab.go.id
Lebih terperinci