KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN"

Transkripsi

1 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN MAKALAH ANALISIS DESENTRALISASI SEGMEN USAHA, KINERJA DIVISI, DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER PADA GEAR MOTORS Diajukan oleh: DWISAPTA FIRMANSASTRIYAWAN Kelas VII-B STAR NPM Maret 2015

2 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN PERNYATAAN KEASLIAN MAKALAH NAMA : DWISAPTA FIRMANSASTRIYAWAN NOMOR POKOK MAHASISWA : NO URUT MATA KULIAH : : 10 AKUNTANSI MANAJEMEN JUDUL MAKALAH : ANALISIS DESENTRALISASI SEGMEN USAHA, KINERJA DIVISI, DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER PADA GEAR MOTORS Dengan ini menyatakan makalah ini asli hasil karya sendiri dan jika terbukti contekan jiplakan (sebagian atau seluruhnya) siap dikenai sanksi tidak lulus. Tangerang Selatan, 2 Maret 2015 Yang memberi pernyataan, Dwisapta Firmansastriyawan ii

3 BAB I FAKTA DAN DATA Vehicle, sebuah perusahaan Perancis, adalah produsen mobil dan truk, bus dan mesin pertanian. Satu anak perusahaan Vehicle s adalah Gear Motors, perusahaan Belanda. Gear Motors memiliki lebih dari karyawan, karena itu merupakan segmen yang relatif kecil dari Vehicle. Namun, produk Gear penting, di dunia internasional Gear menjadi pemimpin dalam bidang produksi mesin. Posisi ini karena sebagian fakta bahwa Gear telah terlibat dalam pengembangan balap mesin mobil selama bertahun-tahun. Beberapa komponen untuk mesin Gear disediakan oleh perusahaan lain. Dalam beberapa kasus, mereka menyediakan komponen standar, di lain kasus, komponen yang diproduksi sesuai dengan spesifikasi dari Gear. Bersama dengan berbagai komponen esensial yang diproduksi oleh Gear itu sendiri, komponen yang disediakan oleh perusahaan lain digunakan oleh Gear untuk membuat berbagai jenis mesin. Tabel berikut berisi beberapa Informasi keuangan tentang Gear berkaitan dengan 2011 ( 1 juta, kecuali jumlah karyawan). Penjualan 361 Biaya eksternal * 204 Staf biaya 98 Penyusutan 20 Jumlah karyawan 2303 *) Biaya Eksternal: biaya bahan baku dan penolong bahan, komponen yang dibeli, kerja kontrak, dll Gear menghasilkan empat jenis mesin utama mobil. Tipe 1 adalah jenis yang cukup konvensional yang dipasok terutama untuk usaha di luar fokus Vehicle. Jenis yang lebih tinggi 2, 3, dan 4 disediakan hanya secara internal. Reputasi merek mobil Vehicle selalu dibentuk berdasarkan pada mesin yang kuat dan tak bersuara. Tidak semua model mobil Vehicle cocok dengan mesin Gear. Sebagian besar mesin dibeli eksternal. Setiap kali model mobil baru sedang dikembangkan untuk salah satu pembuatan mobil pada Vehicle, perusahaan harus memutuskan apakah akan memakai mesin Gear atau mesin yang dibeli dari pemasok eksternal. Mesin Gear jenis 2, 3, dan 4, yang sering dipilih untuk menciptakan model mobil Vehicle yang lebih eksklusif. Faktanya, produsen lain umumnya tidak dapat memasok harga mesin yang menarik yang memenuhi spesifikasi Vehicle. Gear telah berhasil menggabungkan teknologi baru yang utama ke dalam mesinnya setiap beberapa tahun, sehingga mereka secara teknis lebih unggul dari produsen mesin yang lain. Bahkan, mesin Gear begitu sukses karena hemat bahan bakar (efisien), kuat dan tak bersuara. Vehicle terdiri dari sejumlah divisi independen relatif yang telah dibagi menjadi unit bisnis. Gear adalah unit usaha dan profit center dalam divisi Make A ( divisi MA). Make A dipandang sebagai barang pameran dari Vehicle; divisi MA hanya memproduksi model eksklusif. Selain divisi ini, divisi Make B dan Make C (divisi MB dan MC) juga dipasok cukup banyak mesin oleh Gear. Mobil Make A mahal, namun mereka memegang posisi yang sangat kuat di pasar selama bertahuntahun pada akhir-akhir ini. Hal ini dikarenakan desain dan mesin mereka yang berkualitas tinggi. Seperti Make A, mobil penumpang Vehicle yang lain (Make B dan Make C) tidak ditujukan untuk pelanggan yang tertarik terutama dalam kehandalan, mobil yang aman yang tidak memerlukan biaya terlalu banyak. MB dan MC memproyeksikan citra mobil sporty, stylish dan menyenangkan. Meskipun divisi MB dan MC membeli banyak mesin dari eksternal, 'Glamour' mesin Gear meningkatkan citra mobil mereka. 1

4 Insentif Pada akhir tahun 2010, dewan Vehicle concern memutuskan untuk memberikan divisi dan unit bisnis insentif yang kuat. Akibatnya, pendapatan manajer di berbagai tingkatan dibuat lebih tergantung pada keuntungan yang dibuat oleh unit mereka. Hal ini diharapkan akan mendorong divisi dan unit bisnis untuk berusaha lebih kuat untuk efisiensi dan hasil penjualan yang lebih tinggi. Pada akhirnya, Vehicle perlu meningkatkan pendapatannya sebagai induk perusahaan selama rapat besar tahunan manajer divisi dan unit bisnis di Lyon. Pada awal 2012, dewan Gear melihat bahwa Manajemen beberapa segmen dari Vehicle berhak untuk bonus besar atas Dewan sangat menyesal bahwa Manajemen Gear tidak termasuk yang mendapatkan bonus tersebut. Dewan tidak akan mengambil unit bisnis yang sedang mengalami stagnasi ini dan mulai mencari kemungkinan peningkatan keuntungan dari unit bisnis mereka sendiri. Sayangnya, mereka menemukan bahwa hanya ada kemungkinan terbatas. Gear wajib untuk memasok mesin tertentu, yaitu jenis 2, 3, dan 4, secara internal dengan biaya per unit ditambah mark-up kecil untuk keuntungan, seperti yang ditetapkan oleh dewan divisi MA dan Vehicle beberapa tahun lalu. Tipe 1 menghasilkan keuntungan yang bagus, tapi Gear tidak dapat meningkatkan jumlah mesin yang dijual eksternal dan harga mereka selamanya. Bahkan pengurangan biaya jenis 2, 3, dan 4 tidak akan menghasilkan peningkatan laba Gear jika penurunan tersebut diperhitungkan ketika unit Biaya untuk jenis-jenis tersebut dihitung. Vehicle memiliki aturan ketat untuk menentukan biaya unit. Gear, juga harus menentukan biaya per unit (bcpu) dari dasar setiap jenis mesin pertama, sebagai berikut: bcpu = biaya eksternal per unit + (staf dan biaya penyusutan): kapasitas standar. Untuk sampai pada biaya per unit, biaya dasar per unit meningkat dengan mark-up untuk beberapa biaya langsung dan tidak langsung lainnya. Dalam rumus dasar untuk biaya per unit, biaya eksternal adalah biaya bahan dan komponen yang dibeli. Biaya ini pada prinsipnya variable proporsional. Biaya eksternal didasarkan pada biaya per unit untuk ukuran rata-rata pembelian pesanan. Membeli dalam jumlah besar atau kecil dapat menjadi keuntungan atau kerugian Gear. Kapasitas standar telah ditetapkan pada 90% dari kapasitas produksi maksimal. Aturan untuk menentukan biaya per unit sudah jelas. Namun, bahkan untuk aturan ketatpun harus ditafsirkan. Dewan Gear berpikir masih aman untuk mengasumsikannya, dalam prakteknya, dewan dari divisi MA dan Vehicle sendiri hampir tidak concern dengan tingkat biaya per unit. Gear bertanya-tanya apakah manajemen puncak divisi dan concern benar-benar mendapatkan informasi yang baik tentang proses dan biaya produksi Gear, dan apakah eksekutif senior benar-benar tertarik pada Gear selama itu dijalankan dengan cukup baik. Oleh karena itu Dewan Gear sedang mempertimbangkan mengurangi biaya dengan reorganisasi organisasi dan tidak mengurangi biaya unit dari jenis 2, 3, dan 4 sampai tingkat yang sama. Dengan pandangan ini, biaya reorganisasi sistem informasi Gear juga dipertimbangkan. Yang mungkin menghasilkan lebih banyak keuntungan untuk Gear. Selain itu, dewan berpikir tentang mengubah departemen Research and Product Development. Departemen ini merupakan sebuah departemen besar karena Gear ingin tetap menjadi pemimpin di bidang teknologi. Saat ini sebagian besar staf departemen dipekerjakan secara permanen. Namun, dewan Gear merenungkan untuk bekerja sama dengan universitas teknis dengan tujuan untuk menghemat biaya dan meningkatkan keuntungan. Selain melalui pengurangan biaya, keuntungan bisa juga meningkat jika hasil penjualan meningkat. Itulah sebabnya dewan Gear bertanya-tanya apakah perusahaan akan diuntungkan memasok jenis 2, 3, dan 4 secara eksternal juga. Saat ini Gear kadang-kadang beroperasi jauh di bawah kapasitas maksimum, misalnya pada saat pengembangan, produksi atau penjualan model mobil tertentu yang stagnan. Penjualan eksternal mungkin akan menghasilkan fluktuasi lebih sedikit dalam penggunaan kapasitas Gear dan peningkatan produksi, keuntungan dan profitabilitas. Melihat bahwa produsen mobil lainnya secara teratur mendekati 2

5 Gear, dewan yakin bahwa ada pasar yang cukup besar untuk gear di luar Vehicle. Tidak banyak mesin di pasar yang sebanding dengan kualitas Gear, kualitatif berbicara. Dewan Gear yakin bahwa harga jual eksternal akan jauh lebih tinggi daripada harga di mana Gear harus memasok mesin untuk Vehicle. Pesanan penting/khusus Bahkan dewan Gear tidak mampu untuk menghabiskan waktu melamun tentang Gear yang hampir tentu indah dan menguntungkan di masa depan. Meskipun Gear memegang posisi yang kuat dalam Vehicle, tidak ada order adalah suatu kepastian. Itu terbukti benar pada Maret 2012, ketika John Doe, seorang manajer senior dari divisi MB, menghubungi Dave Richard, yang bertanggung jawab atas Commercial Affair di Gear. Doe dan Richard membahas apakah Gear bisa memasok mesin untuk Model mobil ekslusif baru (model MB99) yang sedang dikembangkan oleh divisi MB. Lebih Jauh konsultasi menunjukkan bahwa Gear akan mampu memasok mesin untuk MB99 dan Divisi MB mungkin akan membutuhkan mesin per tahun. Gear harus mengubah/memodifikasi sedikit tipe 2 mesin, yaitu mengembangkan jenis 2a untuk MB99. Tipe 2a bukan merupakan sebuah mesin standar, tetapi bukan khas mesin Gear yang baik. Dengan kata lain, itu bukan mesin yang benar-benar canggih. Doe memberitahukan bahwa divisi MB juga menawarkannya dengan dua pemasok potensial lainnya, yaitu Perusahaan Inggris, Black dan perusahaan Italia, FER. Doe berharap kedua perusahaan tersebut akan mampu memasok mesin yang memenuhi sebagian besar persyaratannya. Selain kualitas teknis mesin, harga adalah kriteria penting untuk keputusan divisi MB. "Sekarang Vehicle ingin meningkatkan pendapatannya di seluruh dewan, divisi MB ingin meningkatkan angka laba juga, kata Doe. "Kami ingin mendapatkan mesin kami dari Gear, tetapi hanya jika mereka istimewa secara teknis, dan harga yang terjangkau. Cukup adil, Saya pikir sampai sekarang kami telah memiliki harga yang cukup tinggi untuk untuk membayar mesin Gear, Doe menambahkan. Selanjutnya Dave Richard memberikan catatan pembicaraan singkat dengan Doe ke dewan. "Yah, Dave, kata Bernhard Mahin, keuangan manajer Gear, Saya tidak suka pembicaraan itu. Kita selalu memperlakukan divisi MB secara baik dalam transaksi bisnis kami sehingga mereka dan kami akan menyepakatinya secara masuk akal. Tentu saja kita tidak membuat keuntungan dengan memasok mesin kepada mereka, tetapi biaya kami bisa tertutupi. Mereka tidak pernah mengeluh kepada kami tentang biaya unit kami. Tampaknya sekarang Mr Doe mencoba untuk menekan kami untuk meningkatkan angka keuntungann dan bonusnya. Tapi aku terkutuk jika aku akan melakukan bisnis dengan cara itu. Pesanan untuk mesin tidak bisa dianggap kecil, tetapi kelangsungan hidup Gear tidak benar-benar tergantung pada itu. "Tunggu sebentar, Bernhard, kata Raynold Rubin, general manager dari Gear. Saya setuju dengan Anda bahwa cara Doe melakukan bisnis dengan kita berbeda dari apa yang selama ini kita gunakan, tapi mungkin kita harus beradaptasi dengan situasi baru. Lagi pula, kita tidak harus menolak kemungkinan pesanan seperti itu. Itu benar bahwa mesin tidak berjumlah banyak, tapi berapa kontribusi masing-masing mesin itu? Bisakah kita agak meningkatkan derajat kapasitas pemanfaatan untuk mesin produksi kami saat ini? Jika model baru ini sukses, Angka tahunan dapat meningkat di tahun-tahun mendatang. Dan bagaimana dengan biaya spesifik kita? Mereka mungkin agak rendah, karena kita hanya perlu mengadaptasi jenis mesin yang sudah ada. Dan jika MB mengembangkan hubungan dengan pemasok mesin eksternal yang maju, apakah kita tidak punya risiko lebih kehilangan penjualan di masa depan? Saya pikir kita harus terus berbicara dengan Doe dan harus mencoba untuk melakukan kemungkinan kesepakatan terbaik. Jika perlu, Robert, saya akan bergabung dengan Anda untuk bernegosiasi dengan Doe pada saat-saat penting. "Nah, Anda mungkin benar, kata Bernhard," tapi kita harus selalu waspada terhadap pesanan yang tidak menguntungkan. Kami juga ingin meningkatkan keuntungan kami. Sebenarnya, kita tidak dapat menyediakan mesin dengan harga lebih murah sampai kita mendapatkan cut cost yang akan memakan waktu. Jika kita benar-benar ingin membuat uang, kita harus bertanya pada diri sendiri apakah kita seharusnya tidak menyediakan lebih banyak mesin kepada eksternal dan apakah kita tidak harus berhenti memasok mesin dari internal dengan harga biaya per unit ditambah mark-up kecil untuk keuntungan. Tapi pertanyaan-pertanyaan itu akan terjawab dalam jangka panjang. 3

6 Setelah itu, Dave Richard menghubungi Doe, yang kemudian dikirim rincian lebih lanjut tentang persyaratan divisi MB yang berkaitan dengan mesin tipe 2a. Selanjutnya, beberapa anggota staf departemen Gear dari Research and Product Development memeriksa konsekuensi teknis pesanan. Dan staf dari departemen Production Planning and Finance melihat konsekuensi untuk produksi mesin dan biaya yang terlibat. Setelah beberapa perhitungan, Gear menyimpulkan bahwa mesinnya memenuhi persyaratan teknis Doe lebih dari cukup. Selain itu, mesin pertama mungkin bisa diproduksi relatif mudah dengan mesin produksi yang tersedia. Namun, karena permintaan untuk mobil dan mesin diperkirakan akan meningkat tajam di tahun-tahun mendatang, Kapasitas mungkin menjadi masalah, terutama jika Gear diperbolehkan untuk memasok mesin jenis 2, 3, dan 4 untuk pelanggan eksternal. 1 Jika Gear diperbolehkan untuk menjual kepada eksternal, mungkin akan memasok pelanggan eksternal dengan mesin yang akan menghasilkan keuntungan minimal 750 per unit. Jika biaya penuh per unit untuk tipe 2a mesin dihitung dengan cara yang biasa, didapatkan angka Dalam hal ini, biaya penuh per unit termasuk bagian dari biaya pengembangan tipe 2 mesin, yaitu 200 per mesin. Faktanya, Biaya pengembangan ini juga tertutupi oleh pendapatan dari produksi tipe 2 mesin. Biaya tambahan untuk mengembangkan Jenis 2a (memodifikasi tipe 2) akan tertutupi jika beberapa komponen yang lebih murah untuk jenis 2a tidak diperhitungkan ketika biaya per unit dihitung. Biaya variable per mesin ditetapkan pada Gear belum tahu pasti harga mesin yang telah ditawarkan Black dan FER pada Doe, tetapi menduga bahwa harga mereka berkisar antara dan Secara teknis, mesin Black dan FER mungkin tidak sebagus Mesin Gear, tetapi mereka mungkin memenuhi persyaratan dari Doe. Sekarang mereka tahu semuanya, Dave Richard dan Raynald Rubin sedang mempersiapkan diri untuk pertemuan dengan John Doe, di mana mereka ingin mengajukan proposal untuk harga yang Gear bersedia untuk memasok tipe 2 mesin. Richard dan Dingman ingin mendapatkan transfer pricing yang akan memuaskan Gear jangka pendek serta jangka panjang. 1 Setiap mesin yang dihasilkan, yaitu tipe 2, 2a, 3 atau 4, memakan jumlah daya tampung yang sama produksi Gear 4

7 BAB II TEORI YANG RELEVAN Dalam membahas kasus internal Supplies by Gears Motors, maka penulis mengambil referensi dari buku Hansen and Mowen, Managerial Accounting 8 th edition (2007: ), bahasan yang relevan untuk kasus internal Supplies by Gears Motors adalah: A. Segmentasi dan Pusat Pertanggungjawaban Kasus pada internal Supplies by Gears Motors digambarkan bahwa perusahaan Vehicle terdesentralisasi melalui pembentukan unit-unit yang disebut divisi. Dalam latar desentralisasi, biasanya terdapat saling ketergantungan antar divisi. Setiap manajer pada divisi-divisi yang ada pada Vehicle memiliki pertanggungjawabannya sendiri. Alasan suatu perusahaan melakukan desentralisasi antara lain: 1. Mengumpulkan dan menggunakan informasi lokal Kualitas dari berbagai keputusan dipengaruhi oleh kualitas informasi yang tersedia. Sejalan dengan pertumbuhan perusahaan dan penambahan operasi di pasar dan area yang berbeda, manajemen pusat mungkin tidak memahami kondisi lokal. Tetapi para manajer tingkat rendah yang berhubungan dengan kondisi operasional langsung memiliki akses terhadap informasi ini. 2. Memfokuskan manajemen pusat Dengan mendesentralisasikan keputusan-keputusan operasional, manajemen pusat bebas menangani perencanaan dan pengambilan keputusan strategis. Keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang lebih penting bagi manajemen pusat daripada operasional seharihari. 3. Melatih dan memotivasi para manajer Perusahaan selalu membutuhkan manajer yang terlatih untuk menggantikan posisi manajer pada jenjang yang lebih tinggi. Desentralisasi adalah cara untuk mempersiapkan generasi penerus manajer pada jenjang yang lebih tinggi. 4. Meningkatkan daya saing Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kinerja suatu divisi adalah desentralisasi. Dengan desentralisasi diharapkan tiap unit bertindak sebagai suatu unit bisnis mandiri yang menentukan harga untuk pihak eksternal dan internal. B. Pengukuran Kinerja dan Pemberian Insentif Profit center dinilai berdasarkan laporan laba rugi, akan tetapi laporan laba rugi perusahaan secara keseluruhan tidak berguna untuk tujuan ini. Oleh sebab itu, mengembangkan laporan laba rugi segmen untuk setiap profit center adalah suatu hal yang penting. Dua metode penghitungan laba yang telah dikembangkan yaitu : 1. Variable costing; hanya membebankan biaya manufaktur variabel ke produk, biaya-biaya ini meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel. 2. Absorption costing; membebankan semua biaya manufaktur pada produk, biaya-biaya ini meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel dan overhead tetap. Evaluasi terhadap manajer profit center sering dikaitkan dengan profitabilitas unit-unit yang berada dalam kendali mereka. Bagaimana laba berubah dari satu periode ke periode berikutnyadan bagaimana laba aktual dibandingkan laba yang direncanakan sering digunakan sebagai petunjuk terhadap kemanpuan manajerial. Akan tetapi, laba harus mencerminkan usaha manajerial agar dapat menjadi petunjuk bermakna. 5

8 Investment center umumnya dievaluasi berdasarkan pengembalian atas investasi. Divisi-divisi yang merupakan investment center akan memiliki laporan laba rugi dan neraca sendiri. Menghubungkan laba operasi dengan aktiva yang digunakan untuk menghasilkannya merupakan suatu ukuran kinerja yang bermakna. Salah satu cara mengaitkan laba operasi dengan aktiva yang digunakan adalah dengan menghitung pengembalian atas investasi ( return on investment ROI), yaitu laba yang diperoleh untuk setiap dolar investasi. ROI adalah ukuran kinerja yang paling lazim bagi suatu investmen center. ROI = Laba operasi / Aktiva operasi rata-rata Laba operasi mengacu pada laba sebelum pajak dan bunga. Aktiva operasi adalah seluruhaktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi, termasuk kas, piutang, persediaan, tanah, gedung, dan peralatan. Gambaran aktiva operasi rata-rata dihitung sebagai berikut: Aktiva operasi rata-rata = (Nilai buku bersih awal + Nilai buku bersih akhir) / 2 ROI juga dapat dihitung melalui margin dan perputaran ROI = Margin X Perputaran =! Selain menggunakan ROI, terdapat beberapa alternatif pengukuran kinerja diantaranya menggunakan residual income dan economic value added EVA. Residual income adalah perbedaan antara laba operasi dan pengembalian dolar minimum yang disyaratkan atas aktiva operasi perusahaan. Residual income = Laba operasi (Tingkat pengembalian minimum X Aktiva operasi rata-rata) Economic value added adalah laba bersih (laba operasi dikurangi pajak) dikurangi total biaya modal tahunan. Pada dasarnya EVA adala residual income dengan biaya modal sama dengan biaya modal aktual dari perusahaan (sebagai ganti dari suatu tingkat pengembalian minimum yang diinginkan perusahaan karen a alasan lainnya. Jika EVA positif, maka perusahaan sedang menciptakan kekayaan. Jika negatif, maka perusahaan sedang menyia-nyiakan modal. C. Penetapan harga transfer Pada banyak perusahaan yang terdesentralisasi, ke;luaran dari salah satu divisi digunakan sebagai masukan pada divisi lainnya. Ketika divisi-divisi diperlakukan sebagai pusat pertanggungjawaban, divisi tersebut dievaluasi berdasarkan laba operasi, ROI, dan residual income atau EVA. Jadi, nilai barang yagn ditransfer merupakan pendapatan bagi divisi yang menjual dan biaya bagi divisi yang membeli. Nilai inilah yang kemudian disebut harga transfer. Harga transfer adalah harga yang dibebankan untuk suatu komponen oleh divisi penjual pada divisi pembeli di perusahaan yang sama. Penetapan harga transfer adalah masalah yang rumit. Berikut beberapa cara penetapan harga transfer: 1. Harga transfer minimum, harga transfer yang akan membuat keadaan divisi penjual tidak lebih buruk jika barang dijual pada divisi internal daripada dijual pada pihak luar, biasa disebut batas bawah (floor) dari rentang penawaran. 2. Harga transfer maksimum, harga transfer yang akan membuat keadaan divisi pembeli tidak menjadi lebih buruk jika suatu input dibeli dari divisi internal daripada dibeli dari pihak luar, biasa disebut batas atas (ceiling) dari rentang penawaran. 6

9 Beberapa kebijakan penetapan harga transfer yang digunakan dalam praktik antara lain: 1. Harga pasar Jika terdapat pasar luar dengan persaingan sempurna untuk produk yang ditransfer, maka harga transfer yang paling sesuai adalah harga pasar. 2. Harga transfer berdasarkan biaya Harga pasar luar kerap tidak tersedia. Dalam hal ini perusahaan dapat menggunakan pendekatan penetapan harga transfer berdasarkan biaya. 3. Harga transfer yang dinegosiasikan Secara khusus pendekatan ini berguna saat kondisi pasar tidak sempurna, seperti kemampuan divisi di dalam perusahaan untuk menghindari biaya penjualan dan distribusi. Dalam hal ini, biaya yang dihemat bisa dibagi diantara dua divisi. 7

10 BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Masalah yang Muncul Dalam kasus internal Supplies by Gears Motors terdapat beberapa masalah yang muncul diantaranya adalah: Vehicle merupakan perusahaan yang besar yang mempunyai anak perusahaan yang tersebar di negara lain. Salah satunya adalah Gear Motors yang merupakan perusahaan Belanda. Gear Motors hanya memiliki karyawan, sehingga merupapakan segmen yang relatif kecil dari Vehicle. Namun produk Gear di dunia internasional memimpin dalam bidang produksi mesin. Gear diwajibkan untuk memasok mesin tertentu, yaitu jenis 2, 3, dan 4 secara internal dengan biaya per unit ditambah mark-up kecil untuk keuntungan. Seperti yang ditetapkan oleh dewan divisi MA dan Vehicle beberapa tahun lalu. Sedangkan untuk mesin tipe 1 menghasilkan keuntungan yang bagus tetapi Gear tidak dapat meningkatkan penjualan mesin secara eksternal dan harga secara terus-menerus. Aturan penentuan biaya unit dari Vehicle yang ketat mengharuskan Gear menghitung biaya per unit (bcpu) dari dasar setiap jenis mesin pertama. Kapasitas standar Gear telah ditetapkan pada 90% dari kapasitas produksi maksimal. Gear berencana melakukan re-organisasi dan tidak mengurangi biaya unit dari jenis 2, 3, dan 4 sampai tingkat yang sama. Biaya re-organisasi sistem informasi Gear juga dipertimbangkan, yang mungkin menghasilkan lebih banyak keuntungan untuk Gear. Selain itu untuk tujuan menghemat biaya dan meningkatkan keuntungan, Gear berencana untuk bekerja sama dengan universitas teknis. Gear mendapat pesanan khusus dari divisi MB untuk memasok mesin tipe 2a yang dimodifikasi sedikit dari mesin tipe 2 yang kualitasnya tidak lebih baik dari mesin tipe 2. Mesin tipe 2 ini nantinya akan dipasang pada mobil eksklusif divisi MB yang baru yaitu model MB99. Divisi MB membutuhkan mesin setiap tahun. Dengan adanya idle capacity pada Gear, maka Gear akan mampu memasok mesin untuk MB99. Namun John Doe, manajer senior dari divisi MB menawarkan juga pesanan ini kepada perusahaan Inggris, Black dan perusahaan Italia, FER. Jadi MB akan memberikan penawaran ini kepada Gear jika mesin yang ditawarkan Gear lebih bagus dengan harga yang terjangkau dari pada penawaran dari Black dan FER. Setelah pembicaraan lebih lanjut, Gear menyimpulkan mesinnya memenuhi persyaratan Doe lebih dari cukup. Gear bisa memasok mesin pertama kepada MD karena adanya idle capacity, namun karena permintaan untuk mobil dan mesin diperkirakan akan meningkat tajam di tahun-tahun mendatang, kapasitas mungkin menjadi masalah. Terutama jika Gear diperbolehkan untuk memasok mesin jenis 2, 3, dan 4 untuk pelanggan eksternal yang mungkin akan menghasilkan keuntungan minimal 750 per unit. Penghitungan dengan cara biasa untuk tipe 2a diperoleh jika biaya penuh dalam hal ini termasuk biaya pengembangan mesin tipe 2 yaitu 200 yang juga tertutupi oleh pendapatan dari produksi mesin tipe 2. Biaya variabel per mesin ditetapkan Gear tidak mengetahui harga yang ditawarkan Black dan FER pada Doe, tetapi menduga berkisar antara dan mesin Black dan FER mungkin tidak sebagus mesin Gear tetapi mungkin memenuhi persyaratan Doe. B. Pembahasan Masalah Dengan adanya desentralisasi seharusnya Vehicle tidak terlibat dalam keputusan penentuan harga di tiap divisinya. Dengan begitu tiap divisi dalam Vehicle akan mandiri dan bertanggung jawab atas kinerja unitnya. Divisi bebas menentukan harga barangnya selama tidak merugikan perusahaan secara keseluruhan. Dengan demikian tiap manajer akan terpacu dalam meraih keuntungan yang maksimal. 8

11 Adanya desentralisasi juga seharusnya memperbolehkan divisi untuk menjual produknya ke pihak luar selama itu lebih menguntungkan dari pada dijual secara internal. Keharusan untuk menjual produk secara internal akan mengekang suatu divisi sehingga motivasi para pegawai akan menurun. Namun dengan adanya kebebasan menjual kepada pihak luar, selama itu lebih menguntungkan perusahaan secara keseluruhan akan memacu para manajer untuk bersaing dan terpacu untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Keputusan untuk memberikan insentif pada divisi dan unit bisnis mengakibatkan pendapatan manajer di berbagai tingkatan terbuat lebih tergantung pada keuntungan yang dibuat oleh unit mereka. Hal ini diharapkan dapat mendorong divisi dan unit bisnis untuk berusaha lebih efisien dan hasil penjualan yang lebih tinggi. Hal ini menjadi masalah ketika terjadi transaksi penjualan antar divisi. Penentuan harga transfer yang cocok sangat susah untuk disepakati. Transaksi bisa saja tidak terlaksana karena adanya masing-masing ego antar manajer divisi yang ingin mendapatkan profit yang lebih besar walaupun transaksi tersebut menguntungkan jika dilihat dari perusahaan secara keseluruhan. Pesanan khusus yang ditawarkan MB pada Gear yaitu mesin tipe 2a jika ditinjau dari perusahaan secara keseluruhan akan menguntungkan, namun jika harga transfer antara MB dan Gear tidak terjadi kesepakatan maka perusahaan secara keseluruhan akan mengalami kerugian. Untuk pesanan mesin pertama maka Gear bisa mengajukan harga sebesar biaya variabel yaitu lebih dari atau sama dengan karena Gear mempunyai idle capacity. Transfer price Namun untuk pesanan mesin selanjutnya maka Gear akan menambahkan biaya opportunity lost sebesar 750 pada biaya variabel karena pada tahun-tahun selanjutnya Gear dimungkinkan memasok pada pelanggan eksternal dan mungkin akan menghasilkan keuntungan 750 per unit. Transfer price Jika Richard dan Dingman ingin mendapatkan transfer pricing yang akan memuaskan Gear jangka pendek serta jangka panjang maka harga yang diajukan adalah Sedangkan Doe diperkirakan akan menerima penawaran sebesar atau lebih kecil dari penawaran Black dan FER yaitu Transfer price sampai Jadi jika dilihat dari harga yang ditawarkan Gear dan Doe maka akan terjadi kesepakatan berkisar antara: Transfer price sampai

12 BAB IV SIMPULAN A. Simpulan Dari analisis dan pembahasan pada BAB III dapat dibuat kesimpulan: 1. Meskipun Vehicle telah melakukan desentralisasi kewenangan pada tiap divisi namun untuk kebijakan penentuan harga masih diatur oleh Vehicle. 2. Adanya desentralisasi seharusnya memungkinkan divisi melakukan penjualan kepada pihak luar selama lebih menguntungkan dilihat dari perusahaan secara keseluruhan dari pada dijual secara internal. 3. Adanya pesanan khusus dari MB akan menguntungkan baik secara divisi maupun perusahaan secara keseluruhan. B. Saran 1. Vehicle mendesentralisasikan kebijakan penentuan harga pada masing-masing divisi. 2. Vehicle membebaskan divisi menjual produknya kepada pihak eksternal asalkan lebih menguntungkan jika dilihat dari perusahaan secara keseluruhan. 3. Menyepakati pesanan khusus yang diberikan MB karena akan menguntungkan baik dari pihak Gear, dari pihak MD, maupun dilihat dari perusahaan secara keseluruhan. 10

13 REFERENSI Higher Education Hansen, Don R., Mowen, Maryane M. Manajerial Accounting 8 th edition Oklahoma: Thomson 11

PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INVESTASI, DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER

PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INVESTASI, DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER Pert 9 PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INVESTASI, DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 DESENTRALISASI DAN PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN Sistem akuntasi pertanggung jawaban

Lebih terperinci

BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI

BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI 1 Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang mengukur hasil dari masing-masing pusat pertanggungjawaban

Lebih terperinci

ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut)

ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut) Dosen: Christian Ramos K ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut) DECENTRALIZATION AND SEGMENTED REPORTING (Desentralisasi dan Laporan Segmen ) REFERENSI: HANSEN & MOWEN, Managerial

Lebih terperinci

ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut)

ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut) Dosen: Christian Ramos K ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut) TRANSFER PRICING (Harga Transfer) REFERENSI: HANSEN & MOWEN, Managerial Acconting (BOOK) 1 15-2 Laba residu adalah perbedaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

Pusat Pertanggung Jawaban Pusat Laba dan Pusat Investasi

Pusat Pertanggung Jawaban Pusat Laba dan Pusat Investasi Pusat Pertanggung Jawaban Pusat Laba dan Pusat Investasi PUSAT LABA Ketika kinerja finansial suatu pusat tanggung jawab di ukur dalam rung lingkup laba (yaitu selisih antara pendapatan dan beban) maka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Kualitas Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya kualitas adalah sebagai berikut : Biaya

Lebih terperinci

BAB II TARGET COSTING

BAB II TARGET COSTING 9 BAB II TARGET COSTING 2.1 Konsep Biaya Hansen dan Mowen (2006) mendefinisikan biaya sebagai berikut: Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Pada dasarnya informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, baik pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS. terbatas yang dapat dilihat. Menerima pesanan khusus dengan harga yang

PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS. terbatas yang dapat dilihat. Menerima pesanan khusus dengan harga yang PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS A. Pengambilan Keputusan Taktis Pengambilan keputusan taktis (tactical decision making) terdiri dari pemilihan di antara berbagai alternatif dengan hasil yang langsung atau

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN 2.1 Jasa 2.1.1 Definisi Jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

SEGMENT REPORTING & DECENTRALIZATION

SEGMENT REPORTING & DECENTRALIZATION Segment Reporting & Decentralization Akmen-Chapter 12-Page 1 of 6 SEGMENT REPORTING & DECENTRALIZATION Desentralisasi Organisasi: suatu sistem dalam organisasi dimana pembuatan keputusannya tidak diserahkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci.

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Biaya dan Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan cabang akuntansi, yang berasal dari pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut

Lebih terperinci

AKUNTANSI MANAJEMEN. Biaya Transfer dan Analisis Cost Profit Volume

AKUNTANSI MANAJEMEN. Biaya Transfer dan Analisis Cost Profit Volume Dosen: Christian Ramos K AKUNTANSI MANAJEMEN Biaya Transfer dan Analisis Cost Profit Volume REFERENSI: Ray H. Garrison. Managerial Accounting : Concepts for Planning, Control, & Decision Making, Boston

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang telah go public di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang telah go public di Bursa Efek Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang telah go public di Bursa Efek Indonesia diwajibkan untuk mempublikasikan laporan keuangannya. Laporan keuangan tersebut menyajikan informasi

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN

PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN 1 PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN P usat pertanggungjawaban merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang pertanggungjawaban terhadap aktivitas yang dilakukan. Pada hakikatnya, perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

BAB II TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa BAB II TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 (revisi 2009) tentang Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apalagi memisahkan penggunaan keduanya. Oleh karenanya ada yang

BAB I PENDAHULUAN. apalagi memisahkan penggunaan keduanya. Oleh karenanya ada yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hampir sebagian besar orang mungkin pernah mendengar istilah akuntansi biaya dan akuntansi manajemen, tetapi belum tentu dapat memahami makna apalagi memisahkan

Lebih terperinci

INFORMASI AKUNTANSI PENUH

INFORMASI AKUNTANSI PENUH INFORMASI AKUNTANSI PENUH Oleh : Ani Hidayati DEFINISI INFORMASI AKUNTANSI PENUH Seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh, dan/atau seluruh sumber yang dikorbankan/biaya suatu objek informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan situs resmi Badan Usaha Milik Negara (BUMN),

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan situs resmi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan situs resmi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), http://www.bumn.go.id, yang didownload pada tanggal 2 Juli 2008 menyebutkan bahwa BUMN yang ada

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

Ali Ridho,SE. M.Si.

Ali Ridho,SE. M.Si. MODUL PERKULIAHAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN HARGA TRANFER PENGERTIAN DAN TUJUAN HARGA TRANSFER, METODE HARGA TRANSFER, PENETAPAN HARGA SERVICE DARI KANTOR PUSAT, DAN ADMINISTRASI HARGA TRANSFER Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Kegiatan manajemen suatu perusahaan pada dasarnya terpusat pada dua hal yaitu perencanaan dan pengawasan. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut manajemen dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management 13 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management Accounting Practices (MAP) Comittee adalah: proses identifikasi, pengukuran,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS A. Pentingnya Biaya per Unit Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan. Biaya per

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meraih keuntungan (profit). Dan keuntungan itu akan dapat diraih apabila perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. meraih keuntungan (profit). Dan keuntungan itu akan dapat diraih apabila perusahaan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Judul Pada umumnya tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan adalah bagaimana untuk meraih keuntungan (profit). Dan keuntungan itu akan dapat diraih apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin maju dan pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin maju dan pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin maju dan pesat. Hal ini ditunjang dengan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi yang sangat cepat. Setiap pelaku usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Pengendalian Manajemen 2.1.1 Sifat Sistem Pengendalian Manajemen Organisasi dapat dirumuskan sebagai suatu kerja sama berdasarkan suatu pembagian kerja yang

Lebih terperinci

Unit yang diproduksi Biaya bahan baku total ( Rp) Per unit ( Rp )

Unit yang diproduksi Biaya bahan baku total ( Rp) Per unit ( Rp ) KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA KLASIFIKASI BERDASARKAN TINGKAH LAKU BIAYA BIAYA VARIABEL adalah biaya yang bervariasi langsung (proporsional) dengan kuantitas (volume) produksi (penjualan) apabila kuantitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Akuntansi Diferensial 2.1.1 Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial Informasi diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian yang selalu menyangkut masa yang

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. M enurut Hansen. menggunakan produk atau fasilitas organisasi.

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. M enurut Hansen. menggunakan produk atau fasilitas organisasi. BAB II PENENTUAN HARGA JUAL 2.1 Jasa 2.1.1 Pengertian Jasa M enurut Kotler (2000:428), jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses 19 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Manajemen 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses identifikasi, pengukuran,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara penulis dengan pihak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara penulis dengan pihak BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara penulis dengan pihak manajemen PT X mengenai peranan penerapan analisis biaya relevan dalam pengambilan keputusan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Setiap usaha, baik usaha kecil maupun usaha besar membutuhkan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak manajemen. Informasi akuntansi dapat

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Activity Based Costing

Pertemuan 3 Activity Based Costing 1 Pertemuan 3 Activity Based Costing A. Pentingnya Biaya per Unit Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK ABSTRAK Vivi Parita Sari email: vivi.paritasari@yahoo.com Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-17 PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS

PERTEMUAN KE-17 PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS PERTEMUAN KE-17 PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. 17.1. Mahasiswa mampu memahami, dan menjelaskan tentang pengambilan keputusan taktis. 17.2. Mahasiswa mampu memahami, dan menjelaskan

Lebih terperinci

Implementasi Biaya Relevan Dalam Pengambilan Keputusan Taktis Pada Cv Makmur Jaya Bandung

Implementasi Biaya Relevan Dalam Pengambilan Keputusan Taktis Pada Cv Makmur Jaya Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-25 Implementasi Biaya Relevan Dalam Pengambilan

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H.

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H. Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-01-07 Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode

Lebih terperinci

MATERI 6 BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS

MATERI 6 BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS MATERI 6 BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS PENGAMBILAN KEPUTUSAN Salah satu tugas pokok manajer adalah membuat keputusan berdasarkan informasi akuntansi yang relevan. Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Keberadaan akuntansi manajemen sangat penting di dalam suatu organisasi untuk membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu investasi ditinjau dari sudut pandang manajemen keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu investasi ditinjau dari sudut pandang manajemen keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal

Lebih terperinci

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu.

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor dalam melakukan investasi tentu akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki kinerja yang baik. Kinerja yang baik menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Leverage 2.1.1 Pengertiang Leverage Perusahaan dalam beroperasi selain menggunakan modal kerja, juga menggunakan aktiva tetap seperti tanah, bangunan, pabrik, mesin dan kendaraan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap pendiri perusahaan atau pemilik perusahaan pasti mengharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap pendiri perusahaan atau pemilik perusahaan pasti mengharapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Setiap pendiri perusahaan atau pemilik perusahaan pasti mengharapkan perusahaannya mampu bertahan dan tumbuh dalam berbagai kondisi. Terutama dalam kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan secara maksimal baik pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan secara maksimal baik pada sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian pada masa sekarang ini mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan secara maksimal baik pada sektor produksi maupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Pokok Produksi 2.1.1 Pengertian harga pokok produksi Harga pokok produksi adalah harga pokok produk yang sudah selesai dan ditransfer ke produk dalam proses pada periode

Lebih terperinci

HARGA TRANSFER / TRANSFER PRICING

HARGA TRANSFER / TRANSFER PRICING AKUNTANSI MANAJEMEN Modul ke: HARGA TRANSFER / TRANSFER PRICING Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Desentralisasi Organisasi

Lebih terperinci

BAB 5 : PUSAT INVESTASI

BAB 5 : PUSAT INVESTASI BAB 5 : PUSAT INVESTASI Disajikan oleh : SUNARYO, SE. C.MM EMAIL : baduttumin@yahoo.com BLOG S:www.naryo1981.wordpress.com CHAPTER 5 PUSAT INVESTASI PENGERTIAN PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN YANG KINERJA PIMPINANNYA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Indayani (2004), melakukan penelitian pada perusahaan telekomunikasi yang go public di BursaEfek Jakarta.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen dapat dipandang dari dua sudut yaitu dari sudut akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe akuntansi dan dari sudut akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II INFORMASI AKUNTANSI PENUH

BAB II INFORMASI AKUNTANSI PENUH BAB II INFORMASI AKUNTANSI PENUH 1. Apa yang dimaksud dengan informasi akuntansi penuh? Informasi akuntansi penuh adalah informasi mengenai seluruh aktiva yang digunakan, seluruh pendapatan yang diperoleh

Lebih terperinci

PENJELASAN TENTANG ANGGARAN

PENJELASAN TENTANG ANGGARAN BAB 9 PENJELASAN TENTANG ANGGARAN Semua bisnis harus mempersiapkan anggaran. Anggaran membantu pemilik bisnis dan manajer untuk merencanakan ke depan, dan kemudian, melakukan pengendalian dengan membandingkan

Lebih terperinci

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 2 PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MODAL KERJA Terdapat dua konsep tentang modal kerja yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

KEPUTUSAN INVESTASI MODAL 1 Pertemuan 12 KEPUTUSAN INVESTASI MODAL Organisasi sering dihadapkan dengan peluang (atau kebutuhan) untuk melakukan investasi dalam aktiva atau proyek yang mencerminkan komitmen jangka panjang. A. Jenis-jenis

Lebih terperinci

Handout Akuntansi Manajemen

Handout Akuntansi Manajemen Handout Akuntansi Manajemen FULL ACCOUNTING INFORMATION (INFORMASI AKUNTASI PENUH) 1 DEFINISI FULL ACCOUNTING SYSTEM (Mulyadi) : Seluruh Aktiva dan Pendapatan Yang diperoleh dan/atau Seluruh Sumber yang

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA

STUDI KELAYAKAN USAHA STUDI KELAYAKAN USAHA 1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN USAHA Studi kelayakan usaha ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinyu.

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN (3 SKS)

MANAJEMEN KEUANGAN (3 SKS) MANAJEMEN KEUANGAN (3 SKS) DESKRIPSI Menyajikan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan perusahaan/organisasi terutama dalam raising of fund maupun allocation of fund. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta didik

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Manajemen 2.1.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Menurut Supriyono (1992; 8) memberikan pengertian akuntansi manajemen sebagai berikut : Akuntansi manajemen adalah proses

Lebih terperinci

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN I. FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN & ANALYSIS KEUANGAN I. PENGERTIAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PERUSAHAAN Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan mengubah strategi pemasarannya dengan meletakkan kepuasan konsumen sebagai prioritas pertama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Assets (ROA) Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

Lebih terperinci

Silabus. EKA 4040 Akuntansi Manajemen. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Silabus. EKA 4040 Akuntansi Manajemen. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Silabus EKA 4040 Akuntansi Manajemen Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Institut Keuangan Perbankan dan Informatika Asia Perbanas Jalan Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta )

PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta ) PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban oleh para ahli antara lain oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan struktur

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Akuntansi Biaya II.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Terdapat beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Rayburn yang diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

BEBERAPA KRITIK ATAS LABA AKUNTANSI DALAM BENTUK TRADISIONAL:

BEBERAPA KRITIK ATAS LABA AKUNTANSI DALAM BENTUK TRADISIONAL: KONSEP LABA PENDAHULUAN: Laba adalah kenaikan asset dalam satu periode akibat kegiatan produktif yang dapat di bagi atau di didistribusi kepada kreditor, pemerintah, pemegang saham (dalam bentuk bunga,

Lebih terperinci

Bab 6 Mengukur dan Mengendalikan Aset yang Dikelola Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si., Ak.

Bab 6 Mengukur dan Mengendalikan Aset yang Dikelola Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si., Ak. Management Control Systems Robert N. Anthony & Vijay Govindarajan Bab 6 Mengukur dan Mengendalikan Aset yang Dikelola Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si., Ak. 1 Tingkat pengembalian investasi (ROI)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakan Masalah Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentanoe Kertonegoro

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentanoe Kertonegoro 6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini, kemajuan teknologi dan perkembangan arus informasi yang begitu pesat menyebabkan perkembangan dunia usaha yang begitu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ISO 9000 ISO merupakan suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standarization (ISO) di Geneva,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan telekomunikasi, semakin dekat terwujudnya ramalan kampung dunia (global village). Produk dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Manajemen 2.1.1 Pengertian Akuntansi Ada beberapa pengertian mengenai akuntansi. Menurut S. Munawir (2002:5), pengertian akuntansi dari segi prosesnya adalah: Suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Jual Menurut Mulyadi (1993), Pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah Mark-up.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan laporan yang sesuai fakta ini sedikit dapat digerakkan (tuned) sehingga dapat mengubah angka laba yang dihasilkan.

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan laporan yang sesuai fakta ini sedikit dapat digerakkan (tuned) sehingga dapat mengubah angka laba yang dihasilkan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen laba merupakan fenomena yang sukar dihindari karena fenomena ini hanya dampak dari penggunaan dasar akrual dalam penyusunan laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Biaya Kualitas 2.1.1.1. Pengertian Biaya Kualitas Biaya kualitas merupakan kegiatan penting dalam produksi perusahaan.

Lebih terperinci

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Nurul Badriyah,SE,MPd ABSTRAK Direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang

Lebih terperinci