Makalah Statistika Dasar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Makalah Statistika Dasar"

Transkripsi

1 Makalah Statistika Dasar ANALISIS KORELASI Disusun Oleh : Kelompok: 7 Anggota : 1. Helsy Dinafitri ( ) 2. Nia Nopeliza ( ) 3. Amalia Ratnasari ( ) 4. Dwi Suseno Wati ( ) Dosen Pembimbing : Apit Faturahman, S.Pd, M.Si. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013

2 P a g e i KATA PENGANTAR Assalamualaikum, wr.wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt, karena atas berkat dan rahmat-nya lah penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis Korelasi dengan tepat waktu.tujuan utama penyusunan makalah ini adalah selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Statistika Dasar. Dalam penyusunan makalah ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengasuh Mata Kuliah Statistika Dasar Bapak Apit Faturahman, S.Pd, M.Si. Kedua orang tua kami yang senantiasa memberikan dukungan dan nasihatnya, serta sahabat-sahabat kami tercinta keluarga besar Dadifis 2012 yang selalu memberikan dukungan serta semangatnya dalam penyusunan makalah ini. Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun penyusun menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, segala tegur sapa, kritik, serta saran yang diberikan pembaca akan penyusun terima dengan kelapangan hati guna perbaikan pada masa yang akan datang. Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Wassalamualaikum, wr.wb. Indralaya, November 2013 Penyusun.

3 P a g e ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI...ii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penulisan Rumusan Masalah Metodelogi Penyusunan Manfaat Penulisan...2 BAB II PEMBAHASAN Pengertian Korelasi Arah Korelasi Peta Korelasi Angka Korelasi Teknik Analisis Korelasi Langkah-langkah Teknik Analisis Korelasi Rancangan Teknik Analisis Korelasi Kelebihan dan kelemahan teknik analisis kolerasi...40 BAB III PENUTUP KESIMPULAN SARAN LAMPIRAN...44 DAFTAR PUSTAKA...50

4 P a g e 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, pasti tergantung atau berhubungan dengan yang lain. Baik itu berhubungan dengan sesama manusia, maupun dengan alam sekitar. Misalnya: Kalau kita ingin hidup sehat banyak faktor yang berkaitan/ berpengaruh, antara lain: lingkungan rumah, jam istirahat, jam kerja, cuaca dll. Konsep pemikiran tentang hubungan adalah untuk menjawab pertanyaan tentang apakah kemunculan suatu gejala akan diikuti oleh gejala-gejala lain, atau lebih spesifik apakah perubahan suatu variabel akan diikuti oleh perubahan variabel lain. Perubahan suatu variabel diikuti oleh perubahan variabel lain menandakan adanya hubungan (korelasi) antar variabel Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisannya adalah : Pemelajar mampu: 1. Menjelaskan konsep korelasi 2. Menjelaskan macam-macam korelasi dan perbedaannya 3. Menjelaskan teknik-teknik korelasi. 4. Menjelaskan langkah - langkah teknik analisis korelasi 5. Menjelaskan rancangan teknik analisis korelasi 6. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan teknik korelasi 1.3. Rumusan Masalah - Bagaimana menjelaskan konsep korelasi? - Bagaimana menjelaskan macam-macam korelasi? - Apakah perbedaannya dari setiap macam-macam korelasi? - Bagaimana menjelaskan teknik-teknik korelasi?

5 P a g e 2 - Bagaimana menjelaskan langkah - langkah teknik analisis korelasi? - Bagaimana menjelaskan rancangan teknik analisis korelasi? - Bagaimana menjelaskan kelebihan dan kekurangan teknik korelasi? 1.4. Metodelogi Penyusunan Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah studi pustaka. Yakni dengan mengumpulkan sumber-sumber, baik dari buku ataupun internet tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, yang kemudian kami gabungkan menjadi satu dalam satu makalah Manfaat Penulisan Adapun setelah disusunnya makalah ini, kami berharap dapat bermanfaat bagi pembaca sebagaimana yang kami jadikan tujuan. Yakni memberikan informasi dan pengetahuan tentang Analisis Korelasi, mengetahui beberapa masalah terkait dengan penggolongan dan macam-macamnya, serta terpenuhinya tugas mandiri mata kuliah Statistika Dasar.

6 P a g e 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Korelasi Kata korelasi berasal dari bahasa inggris correlation. Dalam bahasa indonesia sering diterjemahkan dengan ; hubungan atau saling hubungan atau hubungan timbal balik. Dalam ilmu statistik istilah korelasi diberi pengertian sebagai hubungan antardua variabel atau lebih Selain itu, Korelasi juga dapat diartikan sebagai salah satu teknik statistik yang digunakan untuk untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yang sifatnya kuantitatif. Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi / hubungan (measures of association). 2.2 Arah Korelasi Hubungan antarvariabel itu jika ditilik dari segi arahnya, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hubungan yang sifatnya satu arah yang disebut korelasi positif dan hubungan yang sifatnya berlawanan arah yang disebut korelasi negatif. Disebut korelasi positif, jika dua variabel (atau lebih) yang berkorelasi, berjalan paralel; artinya bahwa hubungan antardua variabel (atau lebih) itu menunjukkan arah yang sama. Contoh : kenaikan harga BBm yang diikuti dengan kenaikan ongkos angkutan. Disebut korelasi negatif, jika dua variabel (atau lebih) yang berkorelasi itu berjalan dengan arah yang berlawanan, bertentangan, atau berkebalikan. Contoh : makin meningkatnya kesadaran hukum di kalangan masyarakat diikuti dengan makin menurunnya angka kejahatan atau angka pelanggaran.

7 P a g e 4 Bagan korelasi Korelasi Positif Korelasi Negatif Var X Var Y Var X Var Y 2.3 Peta Korelasi Arah hubungan variabel yang kita cari korelasinya, dapat kita amati melalui sebuah peta atau diagram yang dikenal dengan nama Peta Korelasi. Menurut Sudijono (1987), Ciri yang terkandung pada peta korelasi itu adalah: Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y merupakan korelasi positif maksimal, atau korelasi positif tertinggi, atau korelasi positif sempurna, maka pencarian titik yang terdapat pada peta korelasi apabila dihubungkan antara satu dengan yang lain, akan membentuk satu buah garis lurus yang condong ke arah kanan. Diagram Korelasi Positif Maksimal

8 P a g e 5 Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y merupakan korelasi negatif maksimal atau korelasi negatif tertinggi atau korelasi negatif sempurna maka pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi akan membentuk satu garis lurus dengan yang condong ke arah kiri. Diagram Korelasi Negatif Maksimal Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y termasuk korelasi positif yang tinggi atau kuat, maka pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi sedikit atau beberapa mulai menjauhi garis lurus, yaitu titik-titik tersebut terpencar atau berada di sekitar garis lurus tersebut dengan kecondongan ke arah kanan.

9 P a g e 6 Diagram Korelasi Positif Tinggi Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y termasuk korelasi negatif yang tinggi atau kuat, maka pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi itu sedikit menjauhi garis lurus dengan kecondongan ke arah kiri. Diagram Korelasi Negatif Tinggi Korelasi positif atau korelasi negatif yang menunjukkan korelasi yang rendah atau kecil, maka pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi akan semakin jauh tersebar atau menjauhi dari garis lurus

10 P a g e 7 Diagram Korelasi Positif Lemah Diagram Korelasi negatif Lemah 2.4 Angka Korelasi 1. Pengertian Sejauhmana tinggi-rendah, kuat-lemah, atau besar-kecilnya suatu korelasi dapat diketahui dengan melihat angka korelasi hasil perhitungan yang dinamakan Angka Indeks Korelasi atau Koefisien Korelasi. Angka Indeks Korelasi adalah suatu angka yang dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui seberapa besar kekuatan korelasi di antara variabel yang sedang dikorelasikan. 2. Lambangnya Angka indeks korelasi biasanya diberi lambang dengan huruf tertentu. Misalnya rxy sebagai lambang koefisien korelasi pada teknik korelasi Product Moment. Lambang (Rho) sebagai simbol koefisien korelasi pada teknik korelasi Tata Jenjang. Lambang (Phi) sebagai simbol koefisien korelasi Phi untuk variabel diskirt murni, Lambang C atau KK sebagai koefisien korelasi pada teknik korelasi Kontigensi, dan lain lain.

11 P a g e 8 3. Besarnya Besarnya angka indeks korelasi berkisar antara 1,00 sampai dengan 1,00. Hasil korelasi yang sempurna sebesar - 1,00 dan 1,00. Bila tidak ada korelasi maka angka indeks korelasi menunjukkan angka 0. Apabila hasil perhitungan korelasi lebih dari ± 1,00, maka hal ini menunjukkan telah terjadi kesalahan dalam perhitungan. Untuk memudahkan melakukan interpretasi, mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel, penulis memberikan kriteria sebagai berikut.(sarwono : 2006) 0 : tidak ada korelasi antara dua variabel 0 0,25 : korelasi sangat lemah 0,25 0,5 : korelasi cukup 0,5 0,75 : korelasi kuat 0,75 0,99 : korelasi sangat kuat 1 : korelasi sempurna 4. Tandanya Bila angka indeks korelasi bertanda minus (-) berarti korelasi tersebut mempunyai arah korelasi negatif. Tanda yang terdapat di depan angka indeks korelasi tidak dapat diartikan bahwa korelasi antara variabel itu besarnya kurang dari nol, karena angka indeks korelasi yang paling kecil adalah nol. Bila angka indeks korelasi diberi tanda plus (+) atau tidak diberi tanda apapun menunjukkan arah korelasi tersebut adalah korelasi positif. Hal yang perlu diingat bahwa tanda + dan di depan angka indeks korelasi itu bukanlah tanda aritmatika. 5.Fungsi dan Sifat hubungan Hubungan antara dua variabel dapat dinyatakan dalam dua fungsi yaitu fungsi matematis dan fungsi statistic. Dalam fungsi matematis, bila terjadi perubahan pada suatu variabel selalu diikuti perubahan pada variabel lainnya.

12 P a g e 9 Variabel Y adalah fungsi variabel X (Y = f (X)). Fungsi matematis menggambarkan korelasi sempurna. Bila nilai variabel X diketahui maka nilai variabel Y dapat ditentukan dengan pasti dan berlaku universal. Korelasi dalam fungsi statistik menggambarkan korelasi yang tidak sempurna. Nilai variabel Y diperkirakan bila nilai variabel X diketahui dan tidak berlaku universal. Hubungan dalam fungsi statistik adalah suatu kecenderungan yang tidak berlaku bagi setiap individu dalam kelompok, berlaku bagi sebagian besar kelompok. Hubungan antara kedua variabel yang berkorelasi tidak boleh langsung disimpulkan adanya hubungan kausal. Sifat hubungan tersebut bukan hubungan sebab akibat di antara kedua variabel tersebut. Variabel X bukan penyebab dari variabel Y atau variabel Y belum dapat diartikan sebagai akibat dari variabel X. Angka indeks korelasi yang diperoleh dari proses perhitungan itu bersifat relatif, yaitu angka yang fungsinya melambangkan indeks hubungan antar variabel yang dicari korelasinya. Jadi, angka indeks korelasi itu bukanlah angka yang bersifat eksak atau angka yang merupakan ukuran pada skala linier yang memiliki unit-unit yang sama besar. Misalkan angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y sebesar 0,80 (rxy = 0,80), dan angka indeks korelasi antara variabel Y dan variabel Z sebesar 0,20 (ryz = 0,20). Hal ini tidak dapat dikatakan bahwa rxy sebesar 4 kali ryz. 2.5 Teknik Analisis Koresional 1. Pengertian Teknik analisis korelasi ialah teknik analisis statistik mengenai hubungan antardua variabel atau lebih. 2. Tujuannya Teknik analisis korelasional memiliki tiga macam tujuan, yaitu : Ingin mencari bukti (berlandasan pada data yang ada), apakah memang benar antara variabel yang satu dan variabel yang lain terdapat hubungan atau korelasi.

13 P a g e 10 Ingin menjawab pertanyaan apakah hubungan antar variabel itu ( jika memang ada ubungannya ) termasuk hubungan yang kuat, cukupan, ataukah lemah. Ingin memperoleh kejelasan dan kepastian ( secara matematik ) apakah hubungan antar variabel itu merupakan hubungan yang berarti atau menyakinkan ( signifikan ) ataukah hubungan yang tidak berarti atau tidk meyakinkan. 3. Penggolongannya Teknik analisis korelasional dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu teknik analisis korelasional bivariat dan teknik analisis korelasional multivariat. Teknik Analisis Koresional Bivariat ialah teknik analisis korelasi yang mendasarkan diri pada dua buah variabel. Contoh : Korelasi antara prestasi belajar dalam bidang studi Agama Islam (Variabel X) dan sikap keagaman siswa (Variabel Y). Teknik Analisis Koresional Multivariat ialah teknik analisis korelasi yang mendasarkan diri pada lebih dari dua variabel. Contoh : Korelasi antara sikap Keagaman Siswa (Variabel X1) dengan Suasana Keagaman di lingkungan Keluarga (Variabel X2), Lingkungan Keagamaan Siswa di Masyarakat (Variabel X3), Tingkat Pengetahuan Agama Orang Tua Siswa (Variabel X4, dan Prestasi Belajar Siswa dalam bidang studi Agama Islam (Variabel X5). 4. Cara mencari korelasi pada teknik analisis korelasional bivariat Sebagaimana dikemukakan oleh borg dan gall dalam bukunya educational research terdapat 10 macam teknik perhitungan korelasi yang termasuk dalam teknik analisis korelasional bivariat yaitu : 1. Teknik Korelasional Produk Momen (Product Moment Correlation) 2. Teknik Korelasional Tata Jenjang (Rank Different Correlation atau Rank Order Correlation) 3. Teknik korelasional Koefisien Phi (Phi Coeffisient Correlation)

14 P a g e Teknik Korelasional Kontingensi (Contingency Coefficient Correlation) 5. Teknik Korelasional Poin Biserial (Point Biserial Correlation) 6. Teknik Korelasinal Biserial (Biserial Correlation) 7. Teknik Korelasional Kendall Tau (Kendall s Tau Correlation) 8. Teknik Korelasional Rasio (Correlation Ratio) 9. Teknik The Widespread Correlation 10. Teknik Korelasional Tetrakorik (Tetrachoric Correlation) Penggunaan teknik korelasi tersebut di atas akan sangat tergantung kepada jenis data statistik yang akan dicari korelasinya, di samping pertimbangan atau alasan tertentu yang harus dipenuhi Teknik Korelasi Product Moment 1. Pengertiannya Product moment correlation atau lengkapnya product of the moment correlation adalah salah satu teknik untuk mencari korelasi antar dua variabel yang kerap kali digunakan. 2. Penggunaannya Teknik korelasi product moment kita pergunakan apabila kita berhadapan dengan keyataan berikut ini : 1. Variabel yang kita korelasikan berbentuk gejala atau data yang bersifat kontinu. 2. Sampel yang diteliti mempunyai sifat homogen, atau setidak tidaknya mendekati homogenya. 3. Regresinya merupakan regresi linear 3. Lambangnya Kuat lemah atau tinggi rendahnya korelasi antardua variabel yang sudah kita teliti dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya angka indeks korelasi, yang pada teknik korelasi product moment diberi lambang r ( sering disebut r

15 P a g e 12 product moment). Angka indeks korelasi Product Moment ini diberi indeks dengan huruf kecil dari huruf huruf yang dipergunakan untuk dua buah variabel yang sedang dicari korelasinya. Jadi apabila variabel pertama diberi lambang x dan variabel kedua diberi lambang y, maka angka indeks korelasinya dinyatakan dengan lambang. 4. Cara Mencari Angka Indeks Korelasi Product Moment Ada berapa macam cara yang dapat dipergunakan untuk mencari angka indeks korelasi produk moment yaitu : Apabila data yang dihadapi adalah data tunggal yamg number of casesnya < 30 : 1. Dengan cara menghitung deviasi standarnya lebih dahulu 2. Dengan cara yang lebih tingkat, yaitu tanpa menghitung deviasi standarnya 3. Dengan cara memperhitungkan skor skor aslinya atau ukuran ukuran kasarnya 4. Dengan cara memperhitung mean 9 yaitu mencari nalia rata rata hitung dari variabel yang dicari korelasinya ) 5. Dengan cara memperhitungkan selisih dviasi dan variabel yan dikerolesasikan, terhadap meannya 6. Dengan cara memperhitungkan selisih dari masing masing skor aslinya atau angka kasarnya. Apabila data yang dihadapi adalah data tunggal yang number of casesnya = 30 atau > 30 dan untuk data kelompokkan, angka indeks korelasi dapat dapat diperoleh dengan bantuan peta korelasi atau diagram korelasi. 5. Cara Memberikan Interprestasi terhadap Angka Indeks Korelasi r Product Moment Terhadap angka indeks korelasi yang telah diperoleh dari perhitungan (proses komputasi ) kita dapat memberikan interpretasi atau penafsiran tertentu. Dalam hubungan ini ada dua macam cara dapat kita tempuh yaitu :

16 P a g e 13 Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi r product moment secara kasar atau dengan sederhana. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi r product moment dengan jalan berkorealitasi ( berkonsultasi ) pada tabel nilai r product moment. Prosedur yang kita lalui, yakni : a. Merumuskan (membuat) hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil atau hipotesis nol (H₀). b. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang telah kita ajukan di atas tadi. (maksudnya : manakah yang benar Ha atau H₀). 6. Contoh Cara Mencari (Menghitung) dan Memberikan Interpretasi terhadap Angka Indeks Korelasi r Product Moment A.Cara Mencari (menghitung) dan memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi r product moment untuk data tunggal dimana N < 30 dengan terlebih dahulu memperhitungkan Deviasi Standarnya 1. Rumus Dimana : = angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y = jumlah dari hasil perkalian antara deviasi skor skor variabel x dari skor skor variabel = deviasi standar dari variabel x = deviasi standar dari variabel y N = number of cases 2. Langkahnya

17 P a g e 14 a. Menyiapkan tabel kerja atau tabel perhitungan yang terdiri dari 8 kolom. Kolom 1 : Subjek penelitian, kolom 2 : skor variabel x, kolom 3 : skor variabel y, kolom 4 : deviasi skor x terhadap mean grupnya (Mx), kolom 5 : deviasi skor y terhadap mean grupnya (My), kolom 6 : hasil perkalian deviasi x dan deviasi y, kolom 7 : hasil pengkuadratan deviasi x, kolom 8 : hasil pengkuadratan deviasi y. b. Menghitung mean dari variabel x dan y dengan rumus : c. Menghitung deviasi standar variabel x dan y dengan rumus : d. Menghitung angka indeks korelasi dengan rumus pada nomor 1. B.Cara mencari (menghitung dan memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi r product moment untuk data tunggal dimana N < 30, dengan tidak mencari deviasi standarnya 1. Rumus Dimana : = angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y = jumlah deviasi skor x setelah terlebih dahulu dikuadratkan jumlah deviasi skor y setelah terlebih dahulu dikuadratkan 2.Langkahnya a. Menyiapkan tabel kerja atau tabel perhitungan seperti pada A sub 2a, b. Mencari deviasi skor x terhadp Mx dan skor y terhadap My dengan rumus : x = X Mx, y = Y My c. Menghitung angka indeks korelasi dengan rumus pada nomor 1.

18 P a g e 15 C. Cara mencari (menghitung) angka indeks korelasi r product moment di mana N < 30, dengan mendasarkan diri pada skor aslinya atau angka kasarnya 1. Rumus Dimana : : = angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y N = number of cases jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y 2. Langkah a. Menyiapkan tabel kerja atau tabel perhitungan yang terdiri dari 6 kolom. Kolom 1, 2 dn 3 sama seperti sebelumnya sedangkan kolom 4 : hasil perkalian deviasi x dan deviasi y, kolom 5 : hasil pengkuadratan deviasi x, kolom 6 : hasil pengkuadratan deviasi y. b. Menghitung angka indeks korelasi dengan rumus pada nomor 1. D. Cara mencari (menghitung) Angka Indeks Korelasi r Product Moment di mana N < 30, dengan memperhitungkan Meannya 1. Rumus Dimana : = angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y N = number of cases

19 P a g e 16 = jumlah deviasi skor x setelah terlebih dahulu dikuadratkan jumlah deviasi skor y setelah terlebih dahulu dikuadratkan Mx = mean dari skor variabel x My = mean dari variabel y 2.Langkah a. Menyiapkan tabel kerja atau tabel perhitungan seperti pada C sub 2a. b. Menghitung mean dari variabel x dan y dengan rumus : c.menghitung angka indeks korelasi dengan rumus pada nomor 1. E. Cara mencari (menghitung) angka indeks korelasi r Product Moment, dimana N < 30, dengan didasarkan pada selisih deviasinya 1. Rumus Dimana : = angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y = jumlah deviasi skor x setelah terlebih dahulu dikuadratkan jumlah deviasi skor y setelah terlebih dahulu dikuadratkan d = selisih antara deviasi skor variabel x dan deviasi variabel y, atau d = x y

20 P a g e 17 2 = bilangan konstan ( tidak dapat diubah ubah) = jumlah selisih antara deviasi skor variabel x dan deviasi variabel y setelah dikuadratkan terlebih dahulu 2.Langkah a. Menjumlahkan seluruh skor variabel x dan y, diperoleh b. Menghitung mean dari variabel x dan y dengan rumus : c. Mencari deviasi skor x terhadp Mx dan skor y terhadap My dengan rumus : x = X Mx, y = Y My d. Mencari d dengan rumus d = (x y) e. Mengkuadratkan d, setelah itu jumlahkan, hingga diperoleh f. Menghitung angka indeks korelasi dengan rumus pada nomor 1. F. Cara mencari (menghitung) angka indeks korelasi r Product Moment di mana N < 30 dengan menadasarkan pada selisih skornya (selisih skor kasarnya) 1. Rumus Dimana : = angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y N = number of cases = jumlah deviasi skor x setelah terlebih dahulu dikuadratkan jumlah deviasi skor y setelah terlebih dahulu dikuadratkan (X Y) = selisih antara skor variabel X dan skor variabel Y 2 = bilangan konstan ( tidak dapat diubah ubah)

21 P a g e 18 ( = jumlah dari seluruh skor variabel X, setelah itu lalu dikuadratkan ( = jumlah dari seluruh skor variabel Y, setelah itu lalu dikuadratkan 2.Langkah a. Menyiapkan tabel kerja atau tabel perhitungan seperti pada C sub 2a, lalu tambahkan 2 kolom yang berisi selisih skor x dan y, serta kolom kuadrat x y. b. Menghitung angka indeks korelasi dengan rumus pada nomor 1 G. Cara mencari (menghitung) angka indeks korelasi r Product Moment untuk data tunggal, di mana N = 30 atau N > Rumus Dimana : = angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y N = number of cases = jumlah hasil perkalian silang (product of the moment) antara frekuensi sel (f) dengan x dan y Cx = nilai koreksi pada variabel X yang dapat diperoleh dengan rumus : Cy = nilai koreksi pada variabel Y yang dapat diperoleh dengan rumus :

22 P a g e 19 SDx = deviasi standar skor X dalam arti tiap skor sebagai 1 unit dimana i 1 SDy = deviasi standar skor Y dalam arti tiap skor sebagai 1 unit dimana i 1 2.Langkah a. Menyiapkan Peta Korelasi ( Scatter Diagram) b. Mencari Cx dan Cy dengan rumus : c. Mencari SDx dan SDy dengan rumus : SDx = i, SDy = i d.menghitung angka indeks korelasi dengan rumus pada nomor 1 H. Cara mencari (menghitung) angka indeks korelasi r Product Moment untuk data kelompokkan 1. Rumus Dimana : = angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y N = number of cases = jumlah hasil perkalian silang (product of the moment) antara frekuensi sel (f) dengan x dan y Cx = nilai koreksi pada variabel X yang dapat diperoleh dengan rumus : Cy = nilai koreksi pada variabel Y yang dapat diperoleh dengan rumus :

23 P a g e 20 SDx = deviasi standar skor X dalam arti tiap skor sebagai 1 unit dimana i = 1 SDy = deviasi standar skor Y dalam arti tiap skor sebagai 1 unit dimana i = 1 2.Langkah a. Merumuskan (membuat) hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil atau hipotesis nol (H₀). b. Menyiapkan Peta Korelasi ( Scatter Diagram) c. Mencari Cx dan Cy dengan rumus : d. Mencari SDx dan SDy dengan rumus : SDx = i, i = 1, SDy = i, i = 1 e.menghitung angka indeks korelasi dengan rumus pada nomor Teknik Korelasi Tata Jenjang (= Teknik korelasi Rank Order = Rank Order Correlation = Rank Difference Correlation) 1. Pengertian Teknik korelasi tata jenjang dalam dunia statistik dikenal sebagai teknik analisis koelasional yag paling sederhana jika dibandingkan dengan teknik analisis korelasinal lainnya. 2. Penggunaanya Teknik ini akan efektif digunakan apabila subjek yang dijadikan sampel dalam penelitian N antara Selain itu, teknik ini juga digunakan untuk mencari koefisien korelasi antara data ordinal dan data ordinal lainnya. Teknik ini dapat digunakan untuk data interval, tetapi sebelumnya telah diubah menjadi data ordinal. 3.Lambangnya

24 P a g e 21 Pada teknik ini, angka indeks korelasi dilambangkan dengan huruf ρ (baca: rho) dengan angka indeks korelasi berkisar antara 0,00 sampai dengan +1, Rumusnya Rumus korelasi ini dikembangkan oleh Charles Spearman. ρ atau ρ Keterangan: = angka indeks korelasi tata jenjang 1dan 6 = bilangan konstan D = perbedaan antara pasangan jenjang, D = R1 R2 N = Jumlah individu dalam sampel Langkah penggunaan rumus ini sama dengan yang ditempuh oleh rumusrumus korelasi poduct moment. Namun penggunaannya, rumus ini dibedakan antara penggunaan untuk data ordinal dan untuk data interval yang telah berubah menjadi data ordinal, akan tetapi bentuk rumusnya tetap seperti itu, perbedaannya adalah pada tabel kerja yang digunakan. 5.Cara memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi tata jenjang Untuk memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi tata jenjang, terlebih dahulu kita rumuskan hipotesis alternatif dan hipotesis nol nya 6.Contoh cara mencari menghitung dan memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi tata jenjang Ada tiga macam cara mencari ( menghitung ) Rho,yaitu : a. Cara mencari ( menghitung ) dan memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi tata jenjang, yang tidak terdapat urutan yang kembar.

25 P a g e 22 b. Cara mencari ( menghitung ) dan memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi tata jenjang, yang tidak terdapat urutan yang kembar dua. c. Cara mencari ( menghitung ) dan memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi tata jenjang, yang tidak terdapat urutan yang kembar tiga atau lebih dari tiga. Dengan menggunakan rumus : Dimana : urutan kedudukan = mean dari urutan kedudukan skor kembar n = banyaknya skor yang kembar 1 dan 12 = bilangan konstan (tidak dapat diubah ubah) Teknik Korelasi Phi (Phi Coefficient Correlation) 1. Pengertiannya Teknik korelasi phi adalah salah satu teknik analisis korelasional yang dipergunakan apabila data yang dikorelasikan adalah data yang benar benar dikotomik ( terpisah atau dipisahkan secara tajam ) dengan istilah lain ; variabel yang dikorelasikan itu adalah variabel diskrit murni ; misalnya : laki laki perempuan, hidup mati, lulus tidak lulus, menjadi pengurus organisasi tidak menjadi pengurus organisasi mengikuti bimbingan tes tidak mengikuti bimbingan tes, dan seterusnya. Apabila variabelnya bukan merupakan variabel diskrit, maka variabel tersebut terlebih dahulu harus diubah menjadi variabel diskrit. 2. Lambangya Besar kecil, kuat lemahnya, atau tingi rendahnya, korelasi antar dua variabel yang kita selidiki korelasinya, pada teknik korelasi phi ini, ditunjukkan oleh besar

26 P a g e 23 kecilnya angka indeks korelasi yang dilambangkan dengan huruf φ ( phi ) yang besarnya berkisar antara 0,00 samapai dengan + 1, Rumusnya Rumus pertama : Rumus ini kita pergunakan apabila dalam menghitung atau mencari kita mendasarkan diri pada frekuensi dari masing masing sel yang terdapat dalam tabel kerja (tabel perhitungan). Rumus kedua : Rumus ini kita pergunakan apabila dalam menghitung kita mendasarkan diri pada nilai proporsinya. Rumus ketiga : Rumus ini kita pergunakan apabila dalam mencari menghitung kai kuadrat ( ; kai kuadrat itu diperoleh dengan rumus : kita terlebih dahulu dengan : = frekuensi yang diperoleh dalam penelitian = frekuensi secara teoritik 4. Cara memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi phi ( ) Pada dasarnya, phi merupakan product momen correlation. Oleh karena itu, dapat diinterpretasikan dengan cara yang sama dengan r Product Moment dari Pearson.

27 P a g e 24 5.Contoh cara mencari (menghitung) angka indeks korelasi Phi a. Cara mencari angka indeks korelasi phi dengan mendasarkan diri pada frekuensi dari masing masing sel yang terdapat dalam tabel kerja (tabel perhitungan). b. Cara mencari angka indeks korelasi phi dengan mendasarkan diri pada nilai proporsinya. c. Cara mencari (menghitung) angka indeks korelasi phi dengan memperhitungkan kai kuadradat. d. Cara mencari ( menghitung ) angka indeks korelasi phi dalam keadaan khusus Teknik Korelasi Koefisien Kontingensi 1. Pengertiannya Teknik korelasi koefisien kontingensi adalah salah satu teknik analisis korelasional bivariat, yang dua buah variabel yang dikorelasikan adalah berbentuk kategori atau merupakan gejala ordinal. Misalnya : tingkat pendidikan, tinggi, menengah, rendah : pemahaman terhadap ajaran Agama Islam: baik, cukup, kurang, dan sebagainya. 2. Lambangnya Kuat lemah, tinggi rendah, atau besar kecilnya korelasi antar dua variabel yang sedang kita selidiki korelasinya, dapat diketahui dari besar kecilnya angka indeks korelasi yang disebut coefficient contingency, yang umumnya diberi lambang dengan huruf C atau KK ( singkatan dari koefisien kontingensi).

28 P a g e Rumusnya dapat diperoleh dengan menggunakan rumus : 4. Cara memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi kontingensi Pemberian interpretasi terhadap angka indeks korelasi kontingensi C atau KK itu adalah dengan jalan terlebih dahulu menubah harga C menjadi phi, dengan mempergunakan rumus : Setelah harga diperoleh, selanjutnya kita konsultasikan dengan tabel nilai r Product Moment dengan df sebesar N nr. Jika angka indeks korelasi yang kita peroleh dalam perhitungan (dalam hal ini adalah C yang telah diubah menjadi phi dan dianggap ) itu sama dengan atau lebih besar daripada, maka hipotesis nihil ditolak dan apabila lebih kecil daripada, maka hipotesis nihil diterima atau disetujui. 5. Contoh cara mencari ( menghitung ) angka indeks korelasi kontingensi Misalkan akan diteliti, apakah terdapat korelasi positif yang signifikan antara semangat berolah raga dan kegairahan belajar. Sejumlah 200 orang subjek ditetapkan sebagai sampel penelitian. Hasil pengumpulan data menunjukan angka sebagaimana tertera pada tabel dibawah ini.

29 P a g e Teknik Korelasi Poin Biseral 1. Pegertian Dan Penggunanya Teknik korelasi point biserial ( point biserial correlation ) adalah salah satu teknik analisis korelasional bivariat yang biasa dipergunakan untuk mencari korelasi antara dua variabel : Variabel 1 berbentuk variabel kontinum ( misalnya : skor hasil tes ) sedangkan Variabel 2 berbentuk variabel diskrit murni ( misalnya betul atau salahnyacalon dalam menjawab butir butir soal tes ). Teknik analisis koresional poin biseral ini juga dapat dipergunakan untuk menguji validity item (validitas soal) yang telah diajukan dalam tes, dimana skor hasil tes untuk tiap butir soal dikorelasikan dengan skor hasil tes secara totalitas. 2. Lambangnya Angka indeks korelasi yang menunjukan keeratan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain, pada teknik korelasi ini dilambangkan dengan : 3.Rumusnya Dimana : = angka indeks korelasi poin biseral = mean skor yang dicapai oleh peserta tes yang menjawab betul, yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan. = mean skor total, yang berhasil dicapai oleh seluruh peserta tes. = deviasi standar total (dari skor total)

30 P a g e 27 P = proporsi peserta tes yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan. 4.Cara memberikan interpretasi terhadap angka indeks poin beserial Untuk memberikan interpretasi terhadap kita pergunakan tabel nilai r product moment, dengan terlebih dahulu mencari df-nya ( df = N nr ). Jika yang kita peroleh dalam perhitungan ternyata sama dengan atau lebih besar daripada maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kedua variabel yang sedang kita cari korelasinya, ternyata secara signifikan memang berkorelasi. Jika lebih kecil daripada berarti tidak ada korelasi yang signifikan 5.Contoh cara mencari ( menhitung ) angka indeks korelasi poin biserial Sebagai salah satu contoh, misalnya dalam suatu penelitian yang antara lain bertujuan untuk menuji validitas soal yang telah dikeluarkan dalam tes ( bila soal yang dikeluarkan dalam tes tersebut berbentuk tes obkjektif ) sejumlah 10 orang calon (testee) dihadapakan kepada 10 butir soal ; skor yang berhasil dicapai testee adalah sebagai berikut : (catatan : pada contoh ini testee yang menjawab butir soal dengan betul diberi skor 1, sedangkan tastee yang menjawab salah diberi skor nol Teknik Korelasinal Biserial (Biserial Correlation) 1. Pengertian dan Penggunaannya Korelasi biserial merupakan alat yang paling sering digunakan dalam dunia pendidikan, dimana korelasi ini melihat hubungan antara skor atau hasil jawaban pada masing-masing item pertanyaan yang diberikan dalam tes.korelasi biserial efektif diberikan pada tipe tes multiple choice atau pilihan berganda tetapi bisa juga untuk tipe tes lainnya.hasilnya para pendidik dapat mengetahui karaktristik siswa dalam memberikan jawaban terhadap soal tes yang kita berikan. Korelasi biserial dapat digunakan untuk melihat fenomena dalam pola jawaban siswa, seringkali pengajar dihadapkan pada kenyataan bahwa siswa tertentu

31 P a g e 28 akanmemberikan jawaban yang benar terhadap pertanyaan yang sulit dan sebaliknya pada pertanyaan mudah ia akan memberikan jawaban yang salah. Seperti halnya pada pengujian korelasi tentunya kita mengenal istilah koefisien korelasi dan nilai signifikansi atau p-value. Prinsipnya sama saja, pada korelasi biserial nilai koefisien yang besar dan positif akan mengindikasikan bahwa siswa dapat menjawab dengan baik item pertanyaan tersebut, sebaliknya poin biserial yang kecil mengindikasikan bahwa item pertanyaan tidak dapat dijawab dengan baik oleh siswa Teknik Korelasional Kendall Tau (Kendall s Tau Correlation) 1. Pengertian dan Penggunaanya Korelasi Kendall Tau merupakan statistik nonparametrik. Korelasi ini digunakan pada data sama seperti data yang digunakan pada korelasi spearman yaitu sekurang-kurangnya data ordinal. 2.Lambangnya Simbol yang biasa digunakan pada ukuran populasinya adalah ukuran sampelnya adalah T. (tau) dan 3.Rumusnya Formula T adalah sebagai berikut: dimana: S adalah total skor seluruhnya (grand total), yang merupakan jumlah skor urutan kewajaran pasangan data pada salah satu variabel. Jika urutan ranking wajar diberi skor +1, jika urutan ranking tdk wajar diberi skor 1.N adalah banyaknya pasangan ranking.

32 P a g e 29 Pada contoh ini, ranking pada variabel X yang diurutkan sehingga ranking pada variabel Y mengikuti dan akan dicari nilai skor sebenarnya (S). Mencari nilai S (lihat ranking Y): Penggunaan formula korelasi kendall T dapat dikoreksi jika data yang digunakan banyak terdapat angka sama yang berarti juga mempunyai ranking yang sama (untuk angka sama, ranking dirata-ratakan). Formula dikoreksi menjadi:

33 P a g e 30 Nilai dari T dan rs tidak sama, walaupun dihitung dari pasangan ranking yang sama, sehingga kedekatan hubungan (aso

34 P a g e 31 siasi) variabel tidak bisa dibandingkan antara nilai T dan rs.nilai rs biasanya lebih besar dari nilai T. namun demikian ada hubungan antara dua ukuran tersebut, yaitu:

35 contoh 3: (lihat data pada contoh korelasi spearman) P a g e 32

36 P a g e Teknik Korelasional Rasio (Correlation Ratio) Interval/Rasio 1. Product Momen 2. Korelasi Parsial 3. Korelasi Ganda

37 P a g e 34 Rumusnya korelasi ganda Angka yang menggambarkan arah dan kuatnya hubungan antara dua (lebih) variabel secara bersama-sama dengan variabel lainnya R yx1x2 = r 2 yx1 r 2 yx2 1 r 2r yx1 2 x1x2 yx2 x1x2 Di mana : R yx1x2 : korelasi antara X1 dan X2 bersama-sama dengan Y r yx1 : korelasi product moment Y dengan X1 r yx2 : korelasi product moment Y dengan X2 r x1x2 : korelasi product meoment X1 dengan X2 r r 36 Korelasi Parsial Mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, dengan salah satu variabel independen dianggap tetap (dikendalikan) Rumusnya r r r R y.x1x2 = yx r x x 1 r yx 1 2 yx 2 x x Korelasi parsial antara X 1 dengan Y; dengan X 2 dianggap tetap Teknik The Widespread Correlation

38 P a g e 35 Sering terjadi dalam penelitian yang membutuhkan pengamatan seperti cenderung memberikan nilai rata-rata dari pada menilai sangat baik atau sangat buruk.sehingga digunakan teknik the widespread correlation. Dengan Rumus : Teknik Korelasional Tetrakorik (Tetrachoric Correlation) Teknik korelasi tetrakorik digunakan apabila dua variabel yang dikorelasikan sama-sama merupakan variabel dikotomi.bedanya, pada korelasi tetrakorik data bersifat dikotomi buatan, sedangkan pada korelasi phi data bersifat dikotomi murni.mula-mula datanya merupakan data kontenum yang sebenarnya dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu: a. Subjek yang menguasai materi b. Subjek yang tidak menuasai materi dengan rumus sebagai berikut : 1. Mencari nilai phi dengan rumus : Ø = 2. Menentukan besarnya korelasi tetrakorik dengan rumus : rt : Sinus (Ø 90º) 3. Menentukan korelasi dan menguji korelasi tetrakorik dengan rumus : r = korelasi tetrakorik x faktor koreksi x faktor koreksi 4. Tes signifikan dari koreksi tetrakorik digunakan teknik Chi kuadrat

39 P a g e 36 diperoleh dari rumus X² = ز.N dengan derajat bebas (db) = 1. Rumus chi kuadrat : X² = Keterangan : X² : Chi kuadrat N : Jumlah Sampel A,b,c,d : Frekuensi tiap-tiap sampel tabel 2 x 2 5. Untuk menentukan diterima atau tidaknya hipotesa yang diajukan, diuji dengan taraf signifikasi 5%. Untuk mengetahui tingkat korelasi yang terjadi didasarkan pada koefisien korelasi sebagai berikut : a. 0,80-1,00 = korelasi yang sempurna b. 0,60-0,80 = korelasi yang tinggi c. 0,40-0,60 = korelasi yang sedang d. 0,20-0,40 = korelasi yang rendah tapi ada e. 0,00-0,20 = korelasi yang sangat rendah (Winarno Surachman,1995:302) 2.6 Langkah-langkah Teknik Analisis Korelasi Pada dasarnya, penelitian korelasi baik relasional, prediktif, maupun multivariat, melibatkan perhitungan korelasii antara variabel yang kompleks (variabel kriteria) dengan variabel lain yang dianggap mempuyai hubungan (variabel prediktor). Untuk menguji hubungan tersebut, langkah-langkah yang ditempuh sama meski detail masing-masing langkah untuk keduanya berbeda, terutama dalam pengumpulan dan analisis data.

40 P a g e Penentuan masalah Sebagaimana dalam setiap penelitian, langkah awal yang harus dilakukan peneliti adalahmenentukan masalah penelitian yang akan menjadi fokus studinya. Dalam penelitian korelasional, masalah yang dipilih harus mempunyai nilai yang berarti dalam pola perilaku fenomena yang kompleks yang memrlukan pemahaman.disamping itu, variabel yang dimasukkan dalam penelitian harus didasarkan pada pertimbangan, baik secara teoritis maupun nalar, bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan tertentu.hal ini biasanya dapat diperoleh berdasarkan hasil penelitian yang terdahulu atau terdahulu. 2. Penentuan subyek Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini harus dapat diukur dalam variabelvariabel yang menjadi fokus penelitian.subyek tersebut harus relatif homogen dalam faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang mungkin dapat mempengaruhi variabel terikat.bila subyek yang dilibatkan mempunyai perbedaan yang berarti dalam faktor-faktor tersebut, korelasi antar variabel yang diteliti menjadi kabur. Untuk mengurangi heterogenitas tersebut, peneliti dapat mengklasifikasikan subyek menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat faktor tertentu dan, kemudian menguji hubungan antar variabel penelitian untuk masing-masing kelompok. 3. Pengumpulan data Berbagai jenis instrumen dapat digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data masing-masing variabel, seperti angket, tes, pedoman interview dan pedoman observasi, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan.data yang dikumpulkan dengan instrumen-instrumen tersebut harus dalam bentuk angka. Dalam penelitian relasional, pengukuran variabel dapat dilakukan dalam waktu yang relatif sama. 4. Analisis data

41 P a g e 38 Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel lain. Dalam penelitian relasional, teknik korelasi bivariat, sesuai dengan jenis datanya, digunakan untuk menghitung tingkat hubungan antara vaiabel yang satu dngan yang lain. Namun demikian, dapat pula digunakan analisis korelasi biasa bila hanya melibatkan dua variabel.bila melibatkan lebih dari dua variabel, misalnya untuk menentukan apakah dua variabel prediktor atau lebih dapat digunakan untuk memprediksi variabel kriteria lebih baik daripada bila digunakan secara sendirisendiri, teknik analisis regresi ganda, multiple regresion atau analisis kanonik dapat digunakan.hasil analisis tersebut biasanya dilaporkan dalam bentuk nilai koefisien korelasi atau koefisien regresi serta tingkat signifikansinya, disamping proporsi variansi yang disumbangkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat. 2.7 Rancangan Teknik Analisis Korelasi Teknik analisi korelasional mempunyai berbagai jenis rancangan, yaitu: 1. Korelasi Bivariat Rancangan teknik analisis penelitian korelasi bivariat adalah suatu rancangan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua variabel.hubungan antara dua variabel diukur.hubungan tersebut mempunyai tingkatan dan arah. Tingkat hubungan (bagaimana kuatnya hubungan) biasanya diungkapkan dalam angka antar -1,00 dan +1,00, yang dinamakan foefisien korelasi. Korelasi zero (0) mengindikasikan tidak ada hubungan. Koefisien korelasi yang bergerak ke arah - 1,00 atau +1,00, merupakan korelasi sempurna pada kedua ekstrem.

42 P a g e 39 Arah hubungan diindikasikan olh simbol - dan +. Suatu korelasi negatif berarti bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin rendah pula skor pada variabel lain atau sebaliknya. Korelasi positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin tinggi pula skor pada variabel lain atau sebaliknya. 2. Regresi dan Prediksi Jika terdapat korelasi antara dua variabel dan kita mengetahui skor pada salah satu variabel, skor pada variabel kedua dapat diprediksikan.regresi merujuk pada seberapa baik kita dapat membuat prediksi ini. Sebagaimana pendekatan koefisien korelasi baik -1,00 maupun +1,00, prediksi kita dapat lebih baik. 3. Regresi Jamak (Multiple Regresion) Regresi jamak merupakan perluasan regresi dan prediksi sederhana dengan penambahan beberapa variabel.kombinasi beberapa variabel ini memberikan lebih banyak kekuatan kepada kita untuk membuat prediksi yang akurat.apa yang kita prediksikan disebut variabel kriteria (criterion variable). Apa yang kita gunakan untuk membuat prediksi, variabel-variabel yang sudah diketahui disebut variabel prediktor (predictor variables). 4. Analisis Faktor Prosedur statistik ini mengidentifikasi pola variabel yang ada.sejumlah besar variabel dikorelasikan dan terdapatnya antarkorelasi yang tinggi mengindikasikan suatu faktor penting yang umum. 5. Rancangan korelasional yang digunakan untuk menarik kesimpulan kausal Terdapat dua rancangan yang dapat digunakan untuk membuat pernyataanpernyataan tentang sebab dan akibat menggunakan metode korelasional.rancangan tersebut adalah rancangan analisis jalur (path analysis design) dan rancangan panel lintas-akhir (cross-lagged panel design).

43 P a g e 40 Analisis jalur digunakan untuk menentukan mana dari sejumlah jalur yang menghubungkan satu variabel dengan variabel lainnya.sedangkan desain panel lintas akhir mengukur dua variabel pada dua titik sekaligus. 6. Analisis sistem (System Analysis) Desain ini melibatkan penggunaan prosedur matematik yang kompleks/rumit untuk menentukan proses dinamik, seperti perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik serta unsur dan aliran hubungan. 2.8 Kelebihan dan kelemahan teknik analisis kolerasi Sebelum melihat kelebihan dan kelemahan dari teknik jenis korelasi, ada beberapa hal yang kita perhatikan. Hal tersebut adalah kesalahan-kesalahan yang kadangkadang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian menggunakan teknik korelasi, antara lain : 1. Peneliti berasumsi bahwa korelasi merupakan bukti sebab akibat 2. Peneliti bertumpu pada pendekatan sekali tembak (shotgun approach) 3. Peneliti memilih statistik yang salah 4. Peneliti menggunakan analisis bivariat ketika multivariat yang lebih tepat 5. Peneliti tidak melakukan studi vasilitas silang 6. Peneliti menggunakan analisis jalur tanpa peninjauan asumsi-asumsi (teori) 7. Peneliti gagal menentukan suatu variabel kausal penting dalam 8. Perencanaan suatu analisis jalur 9. Peneliti salah tafsir terhadapsignifikansi praktis atau statistik dalam suatu studi. Penelitian korelasional, mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain:

44 P a g e Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal 2. Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu kurang tertib-ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas. 3. Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur 4. Sering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna. Penelitian korelasional juga mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain: 1. Kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama (simultan) 2. Mampu memberikan informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.

45 P a g e 42 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Korelasi merupakan hubungan antara dua kejadian dimana kejadian yang satu dapat mempengaruhi eksistensi kejadian yang lain. Adapun tujuannya adalah mengolah data hasil dari penelitian korelasional untuk menguji ada tidaknya hubungan itu dan mengungkapkan seberapa besar kekuatan hubungan antarvariabel yang dimaksud. Terdapat 10 macam teknik perhitungan korelasi yang termasuk dalam teknik analisis korelasional bivariat yaitu : 1. Teknik Korelasional Produk Momen (Product Moment Correlation) 2. Teknik Korelasional Tata Jenjang (Rank Different Correlation atau Rank Order Correlation) 3. Teknik korelasional Koefisien Phi (Phi Coeffisient Correlation) 4. Teknik Korelasional Kontingensi (Contingency Coefficient Correlation) 5. Teknik Korelasional Poin Biserial (Point Biserial Correlation) 6. Teknik Korelasinal Biserial (Biserial Correlation) 7. Teknik Korelasional Kendall Tau (Kendall s Tau Correlation) 8. Teknik Korelasional Rasio (Correlation Ratio) 9. Teknik The Widespread Correlation 10. Teknik Korelasional Tetrakorik (Tetrachoric Correlation Teknik analisis Korelasi memiliki kelemahan dan kelebihan yakni, Penelitian korelasional, mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain:

46 P a g e Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal 2. Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu kurang tertib-ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas. 3. Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur 4. Sering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna. Penelitian korelasional juga mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain: 1. Kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama (simultan) 2. Mampu memberikan informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. 3.2 Saran Makalah ini kami susun agar memberikan manfaat yang besar bagi para pembaca. Kami berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian sehingga dapat memberikan lebih kejelasan bagi para pembaca tentang sub bab yang telah kami bahas. Kemudian menurut hemat kami, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami berharap kesedian bagi para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun, penulis harapkan semoga menjadi hasil yang terbaik dan lebih sempurna di kemudian hari.

47 P a g e LAMPIRAN TES FORMATIF ESSAY 1. Bagaimana cara mengubah data interval menjadi data ordinal bila ada data yang sama dari beberapa siswa? 2. Bagaimana cara menginter pretasikan indeks korelasi tata jenjang? 3. Berikan contoh dua variabel (selain bentuk butir tes) yang dapat dianalisis dengan korelasi point biserial? 4. Seorang peneliti mempunyai data tentang skor kemandirian. Skor tersebut diperoleh dari 40 siswa yang terdiri dari 22 anak sulung dan 18 anak bungsu.menurut Anda bagaimana menganalisis data tersebut bila akan diketahui keterkaitan dua variable tersebut? 5. Bila Anda ingin menggunakan teknik korelasi point biserial, bagaimana data yang akan dipersiapkan agar dapatdianalisis dengan tepat? 6. Jelaskan persyaratan yang harus dipenuhi bila akan menggunakan teknik korelasi Product Moment? 7. Bagaimana mengetahui peranan atau sumbangan dari hasil korelasi? 8. Mengapa hasil korelasi tidak selalu menunjukkan hubungan kausal? 9. Bandingkan antara korelasi positif dan korelasi negatif? 10. Berikan contoh dua variabel yang dapat dikorelasikan dengan teknik korelasi Product Moment?

48 P a g e 45 TES FORMATIF PILIHAN GANDA 1. Bila Anda akan menguji hubungan dua variabel maka analisis yang Anda lakukan termasuk... A. hubungan searah B. hubungan dua arah C. korelasi bivariat D. korelasi Product Moment 2. Salah satu persyaratan penggunaan statistik parametrik adalah... A. distribusi data mendekati kurve normal B. sampel diambil dari populasi tertentu C. keadaan kelompok sampel homogen D. pengujian persyaratan asumsi 3. Contoh arah korelasi yang positif berikut ini... A. Semakin tinggi kemandirian siswa semakin rendah persentase ketidakhadiran. B. Semakin tinggi kemandirian siswa semakin rendah tingkat kecemasannya. C. Semakin rendah kemandirian siswa semakin tinggi kedisiplinannya. D. Semakin rendah kemandirian siswa semakin rendah ketergantungan pada guru. 4. Diagram pencar yang menunjukkan arah garis lurus condong ke arah kiri menunjukkan arah korelasi yang... A. positif sempurna B. negatif sempurna C. positif tinggi D. negatif tinggi

49 P a g e Bila pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi semakin menjauh dari garis lurus menunjukkan... A. korelasi positif yang rendah B. korelasi negatif yang rendah C. korelasi yang rendah dan kecil D. korelasi yang tidak signifikan 6. Angka indeks korelasi berkisar antara... A. 0 sampai dengan 1 B. 0 sampai dengan 1 C. 1 sampai dengan 0 D. < 1 7. Angka perhitungan korelasi bersifat relatif, maksud pernyataan ini bahwa... A. hubungan korelasi bukan hubungan kausal B. berfungsi sebagai lambang indeks hubungan antar variabel C. korelasi bukanlah angka yang eksak D. berlaku bagi sebagian subjek dalam kelompok 8. Semakin tinggi kecerdasan emosional, semakin rendah penyesuaian sosial siswa. Hal ini menunjukkan arah korelasi yang... A. positif tinggi B. negatif tinggi C. positif D. negatif 9. Pencaran titik yang berada di sekitar garis lurus ke arah kanan menunjukkan korelasi A. negatif tertinggi

Unit 3. Hubungan Antara Dua Variabel Dengan Statistik Parametrik. Dr. Laura F. N. Sudarnoto. Pendahuluan

Unit 3. Hubungan Antara Dua Variabel Dengan Statistik Parametrik. Dr. Laura F. N. Sudarnoto. Pendahuluan Unit 3 Hubungan Antara Dua Variabel Dengan Statistik Parametrik Dr. Laura F. N. Sudarnoto Pendahuluan M ateri ajar unit 3 akan membantu Anda untuk menguasai prinsip-prinsip korelasi antara dua variabel

Lebih terperinci

Unit 4. Hubungan Antara Dua Variabel Dengan Statistik Nonparametrik. Dr. Laura F. N. Sudarnoto. Pendahuluan

Unit 4. Hubungan Antara Dua Variabel Dengan Statistik Nonparametrik. Dr. Laura F. N. Sudarnoto. Pendahuluan Unit 4 Hubungan Antara Dua Variabel Dengan Statistik Nonparametrik Pendahuluan M Dr. Laura F. N. Sudarnoto ateri ajar unit 4 mempunyai fungsi yang sama dengan materi ajar unit 3 yaitu akan membantu Anda

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISIS KORELASI. Pertemuan 9. Teknik Analisis Korelasi_M. Jainuri, M.Pd 1

TEKNIK ANALISIS KORELASI. Pertemuan 9. Teknik Analisis Korelasi_M. Jainuri, M.Pd 1 TEKNIK ANALISIS KORELASI Pertemuan 9 1 Korelasi merupakan teknik pengukuran asosiasi/hubungan (measures of association). Pengukuran asosiasi adalah teknik dalam statistik bivariat/ multivariat yang digunakan

Lebih terperinci

10Ilmu. Penelitian Korelasi. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Pengertian Penelitian korelasional, Jenis Penelitian Korelasional dan Uji Hipotesis.

10Ilmu. Penelitian Korelasi. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Pengertian Penelitian korelasional, Jenis Penelitian Korelasional dan Uji Hipotesis. Modul ke: Penelitian Korelasi Pengertian Penelitian korelasional, Jenis Penelitian Korelasional dan Uji Hipotesis. Fakultas 10Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. yang dalam hal ini yaitu siswa SMP Quraniah kelas VIII. Adapun teknik yang

BAB IV ANALISIS DATA. yang dalam hal ini yaitu siswa SMP Quraniah kelas VIII. Adapun teknik yang BAB IV ANALISIS DATA Pada bab ini peneliti akan mengumumkan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan. Adapun data yang di maksud yaitu data yang berkaitan dengan hubungan antara kecerdasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU TERHADAP MOTIVASI EKSTRINSIK SISWA DI MTS AL ITTIFAQIAH INDRALAYA OGAN ILIR

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU TERHADAP MOTIVASI EKSTRINSIK SISWA DI MTS AL ITTIFAQIAH INDRALAYA OGAN ILIR BAB IV ANALISIS HUBUNGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU TERHADAP MOTIVASI EKSTRINSIK SISWA DI MTS AL ITTIFAQIAH INDRALAYA OGAN ILIR Pada bab ini penulis akan mengumumkan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian

Lebih terperinci

STATISTIK PENDIDIKAN

STATISTIK PENDIDIKAN STATISTIK PENDIDIKAN Tim Dosen Mata Kuliah Statistika Pendidikan 1. Rudi Susilana, M.Si. 2. Riche Cynthia Johan, S.Pd., M.Si. 3. Dian Andayani, S.Pd. REGRESI LINIER Analisis regresi adalah suatu metode

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Metodologi Penelitian Kuantitatif Modul ke: Metodologi Penelitian Kuantitatif Penelitian Korelasional Fakultas ILMU KOMUNIKASI Finy F. Basarah, M.Si Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Penelitian Korelasional Metodologi Penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistik Non Parametrik Penelitian di bidang ilmu sosial seringkali menjumpai kesulitan untuk memperoleh data kontinu yang menyebar mengikuti distribusi normal. Data penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya (Arikunto, 2006 :160). Metode penelitian yang dipakai dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Metode statistik non parametrik atau sering juga disebut metode bebas sebaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Metode statistik non parametrik atau sering juga disebut metode bebas sebaran BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Statistik non Parametrik Metode statistik non parametrik atau sering juga disebut metode bebas sebaran (distribution free) adalah test yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat

Lebih terperinci

Resume Regresi Linear dan Korelasi

Resume Regresi Linear dan Korelasi Rendy Dwi Ardiansyah Putra 7410040018 / 2 D4 IT A Statistika Resume Regresi Linear dan Korelasi 1. Regresi Linear Regresi linear merupakan suatu metode analisis statistik yang mempelajari pola hubungan

Lebih terperinci

BAB IV. Pada bab ini merupakan analisis data yang berisikan beberapa masalah yang

BAB IV. Pada bab ini merupakan analisis data yang berisikan beberapa masalah yang BAB IV ANALISIS PENGARUH KREATIVITAS GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS III PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH HIDAYATUL ISLAMIYAH PALEMBANG Pada bab ini merupakan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan data yang dikualifikasikan/dikelompokkan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menjawab suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu penelitian agar tercapai suatu tujuan yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen 47 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan penerapan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

Nanparametrik_Korelasi_M.Jain uri, M.Pd 1

Nanparametrik_Korelasi_M.Jain uri, M.Pd 1 Nanparametrik_Korelasi_MJain uri, MPd 1 Pengertian Pada penelitian yang ingin mengetahui ada tidaknya hubungan di antara variabel yang diamati, atau ingin mengetahui seberapa besar derajat keeratan hubungan

Lebih terperinci

Wahyu Setyawan. Pendahuluan. Lisensi Dokumen: Abstrak. Wahyu.gtx21@gmail.com http://wahyu-setyawan.blogspot.com

Wahyu Setyawan. Pendahuluan. Lisensi Dokumen: Abstrak. Wahyu.gtx21@gmail.com http://wahyu-setyawan.blogspot.com Uji Korelasi Wahyu Setyawan Wahyu.gtx1@gmail.com http://wahyu-setyawan.blogspot.com Lisensi Dokumen: m Seluruh dokumen di StatistikaPendidikan.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas

Lebih terperinci

Statistik Nonparametrik:

Statistik Nonparametrik: ANALISIS KORELASI B Ali Muhson, M.Pd. Jenis Analisis Korelasi Statistik parametrik: Korelasi Product Moment (Pearson) Korelasi Parsial Korelasi Semi Parsial Korelasi Ganda, dsb Statistik Nonparametrik:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 006;160). Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data valid yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Metode deskriptif

Lebih terperinci

Spesifikasi: Ukuran: 14x21 cm Tebal: 279 hlm Harga: Rp Terbit pertama: November 2004 Sinopsis singkat:

Spesifikasi: Ukuran: 14x21 cm Tebal: 279 hlm Harga: Rp Terbit pertama: November 2004 Sinopsis singkat: Spesifikasi: Ukuran: 14x21 cm Tebal: 279 hlm Harga: Rp 47.800 Terbit pertama: November 2004 Sinopsis singkat: Statistik telah terbukti sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia. Banyak keputusan yang diambil

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2008:11), penelitian asosiatif/ hubungan adalah penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

Singaraja, April 2010 Penulis

Singaraja, April 2010 Penulis 1 KATA PENGANTAR Penerapan analisis multivariat untuk menganalisis data penelitian, baik secara manual maupun dengan bantuan komputer, merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh mahasiswa program Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar Bangunan Gedung II terhadap Kesiapan Siswa SMK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian, secara umum menggambarkan bagaimana sutu proses penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang mengenai parameter-parameter populasi yang merupakan induk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang mengenai parameter-parameter populasi yang merupakan induk BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 21 Statistik Non Parametrik Tes statistik non parametrik adalah test yang modelnya tidak menetapakan syaratsyaratnya yang mengenai parameter-parameter populasi yang merupakan induk

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang penulis gunakan adalah bentuk penelitian regresi yaitu penelitian yang tujuanya adalah melihat pengaruh dua atau lebih variable,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, serta menuangkannya dalam bentuk skripsi.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, serta menuangkannya dalam bentuk skripsi. 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan selama 2 bulan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

ANALISIS dan INTERPRETASI DATA

ANALISIS dan INTERPRETASI DATA Pertemuan kelima ANALISIS dan INTERPRETASI DATA Salah satu tugas utama statistika inferensia adalah melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan sebagai upaya memperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode apa yang akan dipakai karena menyangkut langkah-langkah yang harus dilakukan

Lebih terperinci

5. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. (Edisi keempat 2009, edisi pertama cetakan pertama 2000). Yogyakarta: Gadjah Mada University

5. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. (Edisi keempat 2009, edisi pertama cetakan pertama 2000). Yogyakarta: Gadjah Mada University 5. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. (Edisi keempat 2009, edisi pertama cetakan pertama 2000). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. STATISTIK TERAPAN UNTUK PENELITIAN SOSIAL Burhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Kecerdasan Emosional Guru di Madrasah Ibtidaiyah Al-Masri Pangkalan Balai

BAB IV ANALISIS DATA. A. Kecerdasan Emosional Guru di Madrasah Ibtidaiyah Al-Masri Pangkalan Balai 58 BAB IV ANALISIS DATA A. Kecerdasan Emosional Guru di Madrasah Ibtidaiyah Al-Masri Pangkalan Balai Banyuasin III Anak didik MI Al-Masri Pangkalan Balai berjumlah 10. Dari seluruh jumlah tersebut semuanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data, teknik pengolahan data dan tahap-tahap penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. data, teknik pengolahan data dan tahap-tahap penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini penulis akan mengkaji metode penelitian, teknik penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan

Lebih terperinci

BAB II PENELITIAN KORELASIONAL

BAB II PENELITIAN KORELASIONAL M E T O D E P E N E L I T I A N & A N A L I S I S D A T A d g S P S S 1 BAB II PENELITIAN KORELASIONAL A. PENGERTIAN Kata korelasi berasal dari bahasa Inggris correlation. Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TAS /TABS disyaratkan bagi calon ilmuwan Sasaran: pembentukan pola pikir ilmiah (logis, sistimatis, dan didukung data), sikap ilmiah (obye

PENDAHULUAN TAS /TABS disyaratkan bagi calon ilmuwan Sasaran: pembentukan pola pikir ilmiah (logis, sistimatis, dan didukung data), sikap ilmiah (obye KELEMAHAN DAN SOLUSI ANALISIS DATA PADA SKRIPSI BM.Wara Kushartanti FIK UNY PENDAHULUAN TAS /TABS disyaratkan bagi calon ilmuwan Sasaran: pembentukan pola pikir ilmiah (logis, sistimatis, dan didukung

Lebih terperinci

Siklus Pengambilan Keputusan

Siklus Pengambilan Keputusan Siklus Pengambilan Keputusan Masalah ROI Metode Analisis Kebijakan / Strategi Sample Data Validasi P-Value / Parameter Output SPSS Hipotesa Uji Hipotesis Teori Keputusan Definisi-Definisi Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Regresi Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton. Beliau memperkenalkan model peramalan, penaksiran, atau pendugaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu metode yang bertujuan membuat deskriptif gambaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden. Hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden. Hasil 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Dalam bab ini dibahas mengenai hasil penelitian yang dilaksanakan, yaitu berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengenai pengaruh keragaman tenaga kerja (workforce diversity) terhadap kinerja karyawan bagian pemeliharaan (maintenance section)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 33 Metode penelitian juga merupakan suatu proses pemecahan masalah

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi, karena data penelitian ini berupa angka-angka. Hal ini sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi, karena data penelitian ini berupa angka-angka. Hal ini sesuai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif korelasi, karena data penelitian ini berupa angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat

Lebih terperinci

Uji Korelasi Kendal Tau dan Uji Korelasi Spearman Rank

Uji Korelasi Kendal Tau dan Uji Korelasi Spearman Rank Uji Korelasi Kendal Tau dan Uji Korelasi Spearman Rank KORELASI KENDAL TAU Korelasi Kendal tau digunakan untuk mengukur kekuatan atau hubungan dua variable. Data yang digunakan berskala ordinal dan tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Mengklarifikasi Nilai (Value Clarification Technique-VCT). Sebagaimana telah

BAB IV ANALISIS DATA. Mengklarifikasi Nilai (Value Clarification Technique-VCT). Sebagaimana telah 65 BAB IV ANALISIS DATA Pada bab ini akan dibahas mengenai aktivitas belajar siswa kelas X pada mata pelajaran PAI sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran Teknik Mengklarifikasi Nilai (Value

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di sekretariat MGP SMPN se-kota Pekanbaru yang bertempat di SMPN 10 Pekanbaru. Penelitian ini akan dilakukan dari bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu dari tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah menurut Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D (2014). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu suatu metode dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental, kelompok yang akan terlibat dalam penelitian ini yaitu kelompok eksperimen. Kelompok ini akan mendapatkan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan suatu cara dalam melaksanakan suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan suatu cara dalam melaksanakan suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode Penelitian merupakan suatu cara dalam melaksanakan suatu penelitian yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian dan menjawab masalah yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan mutlak harus disertakan. Metode atau metodologi penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan mutlak harus disertakan. Metode atau metodologi penelitian ini akan BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dalam menyusun penelitian skripsi, metode atau metodologi penelitian yang digunakan mutlak harus disertakan. Metode atau metodologi penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lebih (independent) berdasarkan indikator-indikator dari variable yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. lebih (independent) berdasarkan indikator-indikator dari variable yang diteliti 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif karena penelitian ini bertujuan memberikan uraian atau gambaran mengenai fenomena atau gejala social yang diteliti

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Tes Statistik Non Parametrik adalah test yang modelnya tidak menetapkan syaratsyaratnya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Tes Statistik Non Parametrik adalah test yang modelnya tidak menetapkan syaratsyaratnya BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 21 Statistik Non Parametrik Tes Statistik Non Parametrik adalah test yang modelnya tidak menetapkan syaratsyaratnya mengenai parameter-parameter populasi yang merupakan induk sampel

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-7. Uji Persyaratan Instrumen : Validitas

Pertemuan Ke-7. Uji Persyaratan Instrumen : Validitas Pertemuan Ke-7 Uji Persyaratan Instrumen : Validitas M. Jainuri, S.Pd Pendidikan Matematika-STKIP YPM Bangko 1 Uji Persyaratan Instrumen Validitas Instrumen Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan hal penting yang diperlukan dalam penelitian, serta salah satu cara sistematik yang digunakan dalam penelitian. Berhasil tidaknya penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti. Sehubungan dengan hal ini, Suharsimi Arikunto (00:136)

Lebih terperinci

TEORI ANALISIS KORELASI

TEORI ANALISIS KORELASI TEORI ANALISIS KORELASI 1.1 Pengertian Sepanjang sejarah umat manusia, orang melakukan penelitian mengenai ada dan tidaknya hubungan antara dua hal, fenomena, kejadian atau lainnya. Usaha-usaha untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian korelasional. Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai:

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai: Suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian itu sendiri diartikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan.

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode dalam penelitian mempunyai peranan yang sangat penting karena metode penelitian berisi pegangan yang harus digunakan selama melakukan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III Metode Penelitian

BAB III Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian A. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2013, h. 3) Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah preferensi konsumen smartphone merek Blackberry. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini, yaitu konsumen smartphone

Lebih terperinci

Pertemuan 11 KORELASI

Pertemuan 11 KORELASI Pertemuan 11 KORELASI Definisi Korelasi didefinisikan hubungan antara dua peubah atau lebih. Pada analisis korelasi tidak didasarkan pada definisi yang tegas tentang peubah bebas (X) peubah terikat (Y),

Lebih terperinci

BAB III. Objek dan Metode Penelitian

BAB III. Objek dan Metode Penelitian 46 BAB III Objek dan Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan proses yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan penafsiran semua data dan keterangan yang berkaitan dengan apa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (survei) dengan pendekatan kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

Hubungan antara variabel-variabel dalam contoh tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis yang disebut persamaan regresi.

Hubungan antara variabel-variabel dalam contoh tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis yang disebut persamaan regresi. KORELASI LINIER ANTARA 2 VARIABEL Korelasi Hubungan antara beberapa variabel Contoh 1. Apakah siswa yang pandai dalam matematika pandai pula dalam físika 2.Apakah tes masuk suatu sekolah menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan), yang hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENLITIAN

BAB III METODE PENLITIAN BAB III METODE PENLITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat

Lebih terperinci

K O R E L A S I. Referensi :

K O R E L A S I. Referensi : K O R E L A S I Referensi : Korelasi ANALISIS KORELASI: Merupakan suatu analisis untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara dua variabel. Tingkat hubungan tersebut dapat dibagi menjadi tiga kriteria,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum penelitian ini diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian dalam pendidikan diartikan sebagai cara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian menurut Sukmadinata (2011:52) merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,

Lebih terperinci

Analisis Korelasional

Analisis Korelasional Analisis Korelasional Tim Dosen Mata Kuliah Statistika Pendidikan 1. Rudi Susilana, M.Si. 2. Riche Cynthia Johan, S.Pd., M.Si. 3. Dian Andayani, S.Pd. KORELASI Korelasi adalah hubungan antara beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian adalah usaha-usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran, dimana usaha-usaha itu dilakukan dengan metode ilmiah. Secara umum metode penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Yang Digunakan Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut Sugiyono (008 : ), yaitu : Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Pengujian Instrumen Penelitian Pengujian instrumen penelitian dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari instrumen penelitian yang digunakan agar menghasilkan

Lebih terperinci

K O R E L A S I. Imam Gunawan. Untuk menguji hipotesis hub. dua variabel nominal, diskrit, dan kategorik

K O R E L A S I. Imam Gunawan. Untuk menguji hipotesis hub. dua variabel nominal, diskrit, dan kategorik K O R E L A S I Imam Gunawan KORELASI KONTINGENSI Teknik analisis nonparametrik Analisis bivariat Untuk menguji hipotesis hub. dua variabel nominal, diskrit, dan kategorik Memiliki kaitan dengan chi square

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab empat ini dilakukan perhitungan untuk mengetahui tentang pengaruh metode Meaningful Instructional Design (MID) terhadap kemampuan Kognitif Siswa pada mata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 9 Garut, Jl. Raya Bayongbong Km.7 Desa Panembong Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasilnya, secara umum data yang di peroleh dari penelitian dapat di gunakan

BAB III METODE PENELITIAN. hasilnya, secara umum data yang di peroleh dari penelitian dapat di gunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang di gunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan penelitiannya. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang akan menganalisis korelasi antara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang akan menganalisis korelasi antara 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang akan menganalisis korelasi antara kemampuan kognitif matematika dengan kemampuan kognitif IPA dan bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang akan dipakai pakai, karena dengan hal itu akan mepermudah penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang akan dipakai pakai, karena dengan hal itu akan mepermudah penelitian, 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penyusunan penelitian seorang peneliti harus menentukan metode apa yang akan dipakai pakai, karena dengan hal itu akan mepermudah penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Melong Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Sasaran dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kelas X di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Dumai pada semester genap tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tujuan tertentu. 1 Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada suatu penelitian terdapat berbagai macam metode penelitian yang digunakan, pemilihannya sangat tergantung pada prosedur, alat serta desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

Skala pengukuran dan Ukuran Pemusatan. Ukuran Pemusatan

Skala pengukuran dan Ukuran Pemusatan. Ukuran Pemusatan Skala Pengukuran Nominal (dapat dikelompokkan, tidak punya urutan) Ordinal (dapat dikelompokkan, dapat diurutkan, jarak antar nilai tidak tetap sehingga tidak dapat dijumlahkan) Interval (dapat dikelompokkan,

Lebih terperinci

KORELASI (LINIER SEDERHANA) Seri Materi Kuliah statistic Bisnis) Oleh : agus sukoco, ST, MM.

KORELASI (LINIER SEDERHANA) Seri Materi Kuliah statistic Bisnis) Oleh : agus sukoco, ST, MM. KORELASI (LINIER SEDERHANA) Seri Materi Kuliah statistic Bisnis) Oleh : agus sukoco, ST, MM. KORELASI LINIER KURVILINIER NON LINIER Korelasi atau hubungan antara dua peubah dapat berupa hubungan garis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam suatu penelitian, turut menentukan keberhasilan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang berjudul : Pengaruh Ekuitas Merek Dan Motivasi Pembelian Terhadap

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang berjudul : Pengaruh Ekuitas Merek Dan Motivasi Pembelian Terhadap BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci