PERANCANGAN SISTEM INVENTORY BAHAN BAKAR MAIN FUEL OIL DAN BAHAN KIMIA DI PT. INDONESIA POWER UBP PERAK DAN GRATI UNIT PLTU PERAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN SISTEM INVENTORY BAHAN BAKAR MAIN FUEL OIL DAN BAHAN KIMIA DI PT. INDONESIA POWER UBP PERAK DAN GRATI UNIT PLTU PERAK"

Transkripsi

1 B-11-1 PERANCANGAN SISTEM INVENTORY BAHAN BAKAR MAIN FUE OI DAN BAHAN KIMIA DI PT. INDONESIA POWER UBP PERAK DAN GRATI UNIT PTU PERAK * Juli Winartiwi ** Patdono Soewignjo *Mahasiswa MMT-ITS, Program Manajemen Industri ** Dosen ITS, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Industri Surabaya tiwik2004@yahoo.com ABSTRAK PT. Indonesia Power khususnya PTU Perak, belum mempunyai sistem persediaan bahan bakar dan bahan kimia yang terstruktur dengan baik. Sehingga perlu dibuat rancangan sistem inventory-nya, meliputi: menentukan titik pemesanan kembali, jumlah setiap kali pembelian, besarnya safety stock untuk bahan bakar dan bahan kimia serta menentukan sistem pemilihan supplier bahan kimia. Kata-kata kunci: bahan bakar minyak, bahan kimia, perancangan, peramalan, model inventory, pemilihan supplier Pendahuluan PT. Indonesia Power adalah suatu pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas terpasang 50 MW memerlukan penyediaan bahan bakar (MFO) dan bahan kimia (HCl dan NaOH) yang layak karena merupakan komponen penting. Bahan bakar dan kimia ini perlu diperhatikan sebab menyerap biaya yang cukup besar, sehingga memerlukan efisiensi dalam penggunaannya. Persediaan bahan kimia cenderung berlebihan, oleh sebab itu sangat penting untuk dirancang sistem inventory bahan bakar dan kimia pada pembangkit tenaga listrik. Konsep Peramalan Suatu perusahaan perlu mengetahui tingkat perkembangan masyarakat, baik terhadap jenis kebutuhannya maupun tingkat permintaan produk dimasa yang akan datang. Hal ini merupakan dasar dari rencana kerja yang harus dilakukan oleh perusahaan, baik secara keseluruhan maupun untuk kepentingan perencanaan dan pengendalian produksi. Analisa mengenai perkembangan pasar suatu produk ini diwujudkan dalam bentuk peramalan permintaan (Andriyanto, 1999). Peramalan adalah prediksi, proyeksi atau estimasi terhadap kejadian di masa depan yang diluar kendali organisasi. Peramalan permintaan adalah hubungan antara faktor eksternal di lingkungan organisasi dan struktur internalnya (Tersine,1994). Klasifikasi peramalan menurut Tersine (1994), ditunjukkan pada gambar 1 berikut:

2 B-11-2 Model Peramalan Kuantitatif (statistical) Kualitatif (judgemental) Analisa Time Series Indikator Ekonomi Model Ekonometrik Opini Para Ahli Survai Pasar Metode Delphii Gambar 1. Klasifikasi peramalan menurut Tersine, 1994 Metode kuantitatif adalah metode peramalan yang didasarkan pada perhitungan matematis dan statistik dengna menggunakan data historis. Metode Kualitatif adalah metode peramalan yang pengembangannya berdasarkan estimasi subyektif atau opini para ahli. Peramalan permintaan dapat dilakukan pada dua sisi produksi yaitu level produk akhir dan level bahan baku yang dipakai. Analisa Time Series Menurut Hanke (1998), time series merupakan data yang dikumpulkan, dicatat dan diobservasi pada periode waktu tertentu di masa lalu. Data tersebut mungkin berisi beberapa komponen seperti trend, seasonal variatio dan lainnya. Eksplorasi Data Masa alu Pola data termasuk komponen seperti kecenderungan, musiman dan ketidak aturan. Analisa Kecenderungan Model dari kecenderungan yang terjadi dapat mengikuti antara lain: model kecenderungan linier, model kecenderungan kuadratik, model eksponensial dan model S Curve. Analisa Musiman Karakteristik permintaan musiman ditandai dengan berulang-ulangnya periode yang memiliki permintaan tinggi dan rendah. Beberapa model yang dapat digunakan untuk melakukan analisa adalah antara lain: model Dekomposisi dan model Winter. Analisa Ketidak Teraturan Teknik yang dapat digunakan untuk peramalan antara lain: moving average atau rata-rata bergerak, single exponential smoothing dan double exponential smoothing. Pemilihan Model-Model Yang Sesuai Setelah diketahui beberapa model untuk masing-masing pola data time series, maka harus dipilih salah satu model yang paling baik dan sesuai sebagai dasar untuk

3 B-11-3 peramalan. Dalam penentuan model yang akan digunakan, maka metode yang dipakai adalah analisis residual, pengukuran besarnya residual. a. Analisa residual Residual adalah perbedaan antara data yang diamati dan nilai taksiran. b. Pengukuran residual Setelah dilakukan analisis residual, akan diperoleh dua atau lebih model yang cocok dan akan dipakai untuk peramalan. Untuk memilih model yang dipakai, maka perlu diukur besarnya kesalahan residual. Besaran yang umum dipakai untuk menentukan kesalahan peramalan adalah MAD (Mean Absolute Deviation), MSE ( Mean Square Error) dan MAP ( Mean Absolute Procentage). MAPE menunjukkan persentase tingkat kesalahan secara absolut. MSE menunjukkan kuadrat dari kesalahan peramalan, kedua cara ini memberikan kesalahan ekstrim yang berat ketika membandingkan model-model peramalan. Pada saat tak ada kecocokan, maka nilai MSE menjadi sangat besar, sehingga ukuran yang paling banyak dipilih adalah MAD. Jika model memiliki kecocokan yang sempurna, maka MAD = 0, sedangkan jika model tidak memiliki kecocokan, maka MAD adalah besar. Dengan demikian pada saat membandingkan beberapa model peramalan, yang dipilih adalah model dengan MAD minimum (Hanke, 1998) Sistem Inventory Inventory atau persediaan adalah kuantitas atau jumlah yang disimpan dari setiap sumber daya yang akan digunakan oleh organisasi. Sistem persediaan adalah sekelompok kebijakan dan kontrol yang memonitor tingkat persediaan, menentukan level yang dipertahankan serta kapan persediaan harus diperbaharui dan seberapa banyak order yang harus dibuat. Untuk menentukan kebijakan persediaan yang optimal, maka parameter yang dibutuhkan adalah permintaan perkiraan biaya persediaan dan waktu tunggu. Tujuan utama dari analisis persediaan pada proses manufaktur adalah kapan sumber daya harus dipesan dan seberapa banyak order yang harus dibuat. Biaya Persediaan Tujuan dari manajemen persediaan adalah untuk mendapatkan jumlah yang pantas dari material pada tempat yang tepat, waktu yang tepat dan biaya yang rendah. Parameter ekonomi yang mempengaruhi biaya persediaan adalah: a. Biaya pembelian (purchase cost) adalah harga unit yang dibeli dan biasanya dihitung sebagai harga per unit. b. Biaya order ( order cost) adalah biaya yang timbul ketika perusahaan membeli dari supplier, antara lain: membuat permintaan, analisa vendor, membuat pesanan, menerima material, inspeksi material dan pelaksanaan semua proses yang dibutuhkan sampai transaksi selesai. c. Biaya penyimpanan ( holding cost) adalah biaya yang dikeluarkan akibat adanya persediaan antara lain: investasi untuk persediaan dalam gudang. Komponen biaya penyimpanan ini meliputi: modal ( capital cost), pajak, asuransi, penanganan, penyimpanan, penyusutan dan kerusakan (Tersine, 1994). Menurut Chase (1998), sistem persediaan adalah se perangkat kebijakan dan kontrol terhadap tingkat persediaan dan menentukan pada tingkat mana persediaan harus ada, serta kapan perlu ditambahkan dan berapa order yang harus dilakukan. Ada 2 model persediaan antara lain: model persediaan deterministik, yaitu volume permintaan sudah

4 B-11-4 diketahui dengan pasti dan model persediaan probabilistik, yaitu volume permintaan belum diketahui dengan pasti. Model Persediaan Deterministik Menurut Tersine (1994), model deterministik digunakan pada kondisi permintaan yang tetap untuk menentukan kebijakan persediaan yang optimal, maka parameter-parameter yang dibutuhkan adalah: a. Permintaan Biaya. b. Persediaan. c. Waktu tunggu. P e r s e d i a a n Q B a b c d e f Gambar 2. Model Persediaan Deterministik Pada model deterministik, semua parameter dan variabel diketahui atau bisa dihitung dengan pasti. Tingkat permintaan dan biaya persediaan diasumsikan bisa diketahui dengan past, sedangkan penambahan dan waktu tunggu dianggp konstan. Pada kenyataannya kondisi tersebut jarang terjadi, sehingga lebih baik menggunakan model probabilistik. Model ini digunakan sebagai awal untuk mengetahui lebih dalam tentang persediaan atau kondisi idealnya. Istilah-istilah yang dikenal pada model ini adalah: a. Jumlah pesanan optimal atau EOQ Jumlah pesanan yang meminimalkan biaya persediaan total. Total biaya persediaan pertahun = biaya pembelian + biaya pemesanan + biaya penyimpanan Hubungan antara biaya-biaya dan jumlah pesanan optimal digambarkan sebagai berikut: Waktu TC (Q) HQ/2 Beaya CR/Q PR Q* Order Quantity (Q) Gambar 3. Biaya persediaan/inventory pertahun. b. Titik pemesanan kembali (reorder point) Titik pemesanan kembali adalah tingkat persediaan bahan sewaktu dilaksanakan pemesanan kembali. Nilainya ditentukan berdasarkan 2 (dua) variabel yaitu: waktu tunggu () dan tingkat kebutuhan (R). Model Persediaan Probabilistik Model persediaan probabilistik digunakan apabila permintaan di masa datang tidak diketahui dengan pasti, tetapi dapat diketahui melalui masa lalu. Pada persediaan probabilistik seperti pada gambar 4, permintaan bahan dan waktu tunggu merupakan

5 B-11-5 variabel yang acak, sehingga faktor resiko dan ketidak pastian diperhitungkan dalam model-modelnya. Untuk itu perlu safety stock yang tujuannya untuk menghindari ketiadaan persediaan selama proses pemenuhan atau jumlah permintaan aktual lebih besar dari permintaan yang diperkirakan. Q-S Bj 0 Gambar 4. Model Persediaan Probabilistik Rumusan biaya yang diperlukan dengan model probabilistik adalah sebagai berikut: a. Jumlah pesanan optimal atau EOQ. b. Kemungkinan peluang terjadi kekurangan persediaan yang optimal ( Optimum probability of stock out). c. Titik pemesanan kembali (reorder point). d. Jumlah persediaan penyangga. e. Biaya pembelian barang. f. Biaya simpan barang. g. Biaya pemesanan barang. h. Biaya kekurangan barang. Model Inventory Ada 3 (tiga) macam model inventory (Tersine,1994), yaitu: a. EOQ ( Economic Order Quantity) adalah jumlah pemesanan barang dan waktu pemesanannya tertentu. Bila kecepatan penambahan barang tidak tak berhingga, maka digunakan EPQ (Economic Production Quantity). b. FOQ (Fixed Order Quantity) adalah jumlah pemesanan barang tetap dari waktu ke waktu. c. FOI (Fixed Order Interval) adalah tiap pemesanan barang mempunyai jarak waktu yang sama. EOQ (Economic Order Quantity) Pada model ini jumlah pemesanan barang serta waktu pesannya adalah tetap, diperhitungkan menurut kebutuhan ekonomisnya. Terlihat pada gambar 5. I max = Q Order placed Order arrive Maximum Inventory Q D l Q Order Quantity Reorder point Imin = 0 ead Time Time T t Reorder cycle Gambar 5. Fluktuasi inventory untuk sebuah model EOQ

6 B-11-6 Pada model ini barang dikonsumsi dalam jumlah yang tetap. Setelah stock barang mencapai Reorder point (ROP), maka pemesanan dilakukan sejumlah Q, lead time () diasumsikan juga tetap. Rumus-rumus yang digunakan adalah: ROP = X D.. (2) Q0 = 2CR D.. (3) CH T0 = Q0/D.. (4) dimana: = lead time ; CH = biaya penyimpanan per unit D = demand/kebutuhan rata-rata ; CR = biaya pemesanan per unit Q0= jumlah pemesanan awal ; T0 = waktu pemesanan awal EPQ (Economic Production Quantity) Model EPQ adalah model inventory seperti EOQ, tetapi kecepatan penambahan barang adalah tidak tak berhingga. Model EPQ (Economic Production Quantity), dapat digambarkan sebagai berikut: Inventory evel Q Production ends I max = (p-d) t p Production lot size Maximum Inventory I max R Production begins l p-d D l p-d Reorder point 0 Production period t p t p t ead Time Time T Replenishment cycle Gambar 6. Model EPQ Q0 = 2CR D.. (5) CH(1-D/p) FOQ (Fixed Order Quantity) Pada model ini jumlah pemesanan tetap, interval pemesanan berubah-ubah, seperti ditunjukkan oleh gambar 7. BFOQ M R Order placed Q Order received Average demand rate Q Q Maximum inventory Order quantity Reorder point Safety stock t Reorder point t Time T Gambar 7. Fluktuasi inventory untuk sebuah system FOQ

7 B-11-7 Pada kondisi ini: - Demand probabilistik - Pemesanan dilakukan dalam jumlah tetap - Pesan barang sejumlah Q jika ROP tercapai - Interval pemesanan berubah. Dimana rumus yang digunakan untuk perhitungan tersebut adalah: Q0 = 2CR D.. (6) CH ROP = ( X D) + SS.. (7) SS = Z D.. (8) dimana: SS = safety stock Z = nilai kisaran, 1,645 = nilai deviasi dari data D FOI (Fixed Order Interval) Pada model ini interval pemesanan tetap, jumlah pemesanan berubah-ubah, maka kita dapat mengikuti pola FOI seperti gambar berikut: M Order placed Order received Desired maximum inventory Q 1 Q 2 Q 3 Q 4 B FOI Safety stock 0 t t t Time T Gambar 8. Fluktuasi inventory untuk sebuah system FOI Pada kondisi ini: - Demand probabilistik - Pemesanan dilakukan dalam interval tetap - Besarnya pemesanan mengikuti persamaan berikut Qt = Imax It Imax = [(T + ) X D] + SS.. (9) SS = Z D T.. (10) dimana: Imax = inventory maksimal = inventory pada periode t It Analytical Hierarchy Process Menurut software Expert Choice, teori proses analisa hirarki disini merupakan struktur menyeluruh yang terdistribusi dari atas ke bawah. Hirarki ini dapat menyebabkan efisiensi kisi-kisi kerja dalam penyelesaian masalah, sehingga proses

8 B-11-8 analisa dapat diterapkan, yaitu: pertama diidentifikasikan kriteria kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi supplier. Kriteria ini didapat dengan cara wawancara dengan manajer terkait. Kemudian masing masing kriteria diberi bobot (W j) untuk menunjukkan tingkat kepentingan kriteria. Banyak metode yang bisa digunakan untuk melakukan pembobotan salah satunya adalah AHP (Analytical Hierarchy Process). angkah kedua dalam penilaian supplier adalah pemberian skor masing masing alternatif untuk masing masing kriteria (X ij). Scoring system yang digunakan akan didiskusikan dengan manajer terkait. Cara yang umum digunakan adalah menggunakan direct rating. angkah ketiga adalah menghitung nilai (value) dari masing masing supplier menggunakan rumus additive composition sbb: Nilai A = Wj.Xij.. (11) angkah terakhir adalah pemilihan supplier berdasarkan nilai (value) tertinggi. Bila nilai inconsistency lebih kecil atau sama dengan 0,10, maka dapat diterima. Bila nilainya lebih besar dari 0,10 perlu dianalisa lagi. Pemilihan Supplier Bahan Kimia Pemilihan supplier bahan kimia akan dilakukan dengan cara seperti ditunjukkan pada gambar 9. Kriteria j n J = 1 Nilai Supplier W 1 W 2 W 3 W 4 W 5 Harga Cara Pembayaran Kualitas Ketepatan Pengiriman Flexibilitas jumlah - jenis Xij Supplier Supplier A Supplier B Supplier C i Gambar 9. Pemilihan supplier bahan kimia Pada saat unit beroperasi, bahan kimia sebagai bahan penunjang tidak boleh terlambat keberadaannya, karena akan mengganggu proses. Penyediaan bahan kimia ini tergantung pada supplier bahan kimia. Adapun kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan tersebut antara lain: 1. Telah dipercaya banyak industri. 2. Memiliki produksi kualitas tinggi. 3. Adanya komitmen antara pelayanan pelanggan dan kenyamanan pelanggan. 4. Selalu inovasi dalam teknologi produk, proses pabrikasi dan proses bisnis. 5. Aktif dalam komunitas pelanggan.

9 B-11-9 Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan tahap tahapan seperti ditampilkan pada gambar 10. Mulai Observasi Awal Perumusan masalah dan tujuan penelitian Studi iteratur - Peramalan - Sistem inventory - Pemilihan supplier AHP Pengumpulan data - Pemakaian bahan bakar dan bahan kimia tahun lalu - Pemakaian bahan bakar dan bahan kimia tahun sekarang Peramalan permintaan bahan bakar dan bahan kimia Perancangan kebutuhan inventory bahan bakar dan bahan Pemilihan supplier Kesimpulan dan saran Selesai Gambar 10. Gambar tahap-tahap atau langkah dari penelitian Peramalan Data-data bahan bakar dan bahan kimia yang dipakai, disajikan dibawah ini. Tabel 1. Data pemakaian dan penerimaan MFO dari bulan Februari tahun 2003 sampai dengan bulan Agustus 2004 Pakai MFO (iter) No Bulan Total MFO (iter) Terima MFO (iter) Unit 3 Unit 4 1 Februari April Mei Juni Juli Agustus Maret April Mei Juni Juli Agustus TOTA Dengan memakai beberapa metode peramalan program MINITAB, antara lain: moving average, single exponential smoothing, double exponential smoothing dan winters mulitiplicative model, didapatkan keakuratan metode

10 B peramalan ditinjau dari MAPE, MAD dan MSD-nya. Bila nilai tersebut dibandingkan dan ada nilai yang mendekati sama satu sama lain, maka dicari harga MAD yang paling rendah atau kecil, dimana semakin kecil nilai tersebut menunjukkan semakin akurat. Hasil peramalan bahan bakar minyak dari beberapa metode dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Hasil peramalan bahan bakar minyak dengan beberapa metode NO METODE PERAMAAN MAPE MAD MSD 1. Moving Average ,81E Single Exponential Smoothing Double Exponential Smoothing Winters Mulitiplicative ,28E+12 1,63E+12 2,06E+12 Single Exponential Smoothing pakai bbm Actual Predicted Actual Predicted Smoothing Constant Alpha: 0, MAPE: MAD: MSD: ,28E Time Gambar 11. Grafik hubungan pemakaian bbm, iter/bulan dengan waktu

11 B Sedang data untuk HCl dan NaOH adalah sebagai berikut: Mgg Tabel 3. Data Pemakaian HCl Kebutuhan HCl, kg u/ 1 unit Mgg Kebutuhan HCl, kg u/ 1 unit Mgg Kebutuhan HCl, kg u/ 1 unit 1 745, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,13 Mgg Tabel 4.Data Pemakaian NaOH Kebutuhan NaOH, Kg u/ 1 unit Mgg Kebutuhan NaOH, Kg u/ 1 unit Mgg Kebutuhan NaOH, Kg u/ 1 unit 1 479, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,38 Hasil peramalan bahan kimia HCl dari beberapa metode dapat dilihat pada tabel 5.

12 B Tabel 5. Hasil peramalan bahan kimia HCl dengan beberapa metode. NO METODE PERAMAAN Moving Average Single Exponential Smoothing Double Exponential Smoothing Winters Mulitiplicative MAPE MAD MSD 2,61 35, ,24 1,6 21, ,98 2,35 32, , , ,1 Dari tabel diatas tampak bahwa peramalan bahan kimia HCl dengan metode Single Exponential Smoothing mempunyai keakuratan yang paling tinggi. Sedang hasil peramalan bahan kimia NaOH dengan beberapa metode, dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Hasil peramalan bahan kimia NaOH dengan beberapa metode. NO METODE PERAMAAN Moving Average Single Exponential Smoothing Double Exponential Smoothing Winters Mulitiplicative MAPE MAD MSD 6,5 63, ,4 4 38, ,8 5,4 51, ,2 11,4 109, ,2 Tabel diatas menunjukkan bahwa peramalan bahan kimia NaOH dengan metode Single Exponential Smoothing keakuratannya paling tinggi. Hasil Penelitian Bahan Bakar Diketahui kebutuhan rata-rata perbulan bahan bakar adalah K, menggunakan rumus-rumus diatas didapatkan setiap kali pesan adalah K, maka tiap bulan ada pemesanan sebanyak 13 kali. Reorder Point Reorder point dari bahan bakar harus mempertimbangkan dead stock dari bahan bakar dalam tangki. Sehingga rumus dari Reorder Point akan dimodifikasi menjadi : Reorder point = ( x D) + SS + Total Dead Stock, sehingga: Reorder Point = ( x D) + SS + Total Dead Stock = [{ 5/ (24 x 30) } x Kl/bulan ] = Kl

13 B Bahan kimia HCl dan NaOH Interval Pemesanan HCl dan NaOH Interval pemesanan dapat dihitung dengan persamaan T0 = Imax = { (T +) x D} + Z D T = { ( )/4 x Kg/bulan } + 1, = kg ~ kg (HCl) Imax = { (+T) x D } + Z D T = { ( )/4 x } + 1, = kg~ kg (NaOH) 2 CR CH D Sistem Pemilihan Supplier Bahan Kimia Berdasarkan studi pustaka yang telah dilakukan dan interview dengan wakil manajemen, ditetapkan 5 (lima) kriteria yang digunakan sebagai dasar pemilihan supplier. Kriteria tersebut adalah : a. Pembayaran bahan kimia. b. Harga beli bahan kimia. c. Kualitas bahan kimia. d. Waktu pengiriman barang. e. Fleksibel dalam jumlah pengiriman bahan kimia. Struktur Hierarkhi Pemilihan Supplier Supplier bahan kimia akan dipilih berdasarkan 5 kriteria yang telah ditetapkan. Metode yang digunakan untuk memilih supplier tersebut adalah Analytic Hierarchy Process (AHP). Seperti tercantum pada gambar 9. KESIMPUAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Metode peramalan yang digunakan adalah Single Exponential Smoothing. 2. Model inventory yang sebaiknya digunakan adalah: a. Bahan bakar minyak: Model EPQ ( Economic Production Quantity) dengan kecepatan penambahan barang tidak tak berhingga. Q0 ( )/ 4 ( 2 + 1) / 4 = Kl untuk tiap kali pemesanan, setiap bulan diperlukan 13 kali pemesanan dan ROP = Kl b. Bahan kimia HCl dan NaOH: Model FOI (Fixed Order Interval) dengan permintaan bervariasi. Interval pemesanan adalah 2 minggu untuk HCl dan 4 minggu untuk NaOH. Imax = Kg dengan Qt = Kg ---- > HCl. Imax = Kg dengan Qt = Kg ---- > NaOH. 3. Supplier bahan kimia yang dipilih, dinilai dari kinerja keseluruhan supplier adalah sebagai berikut: bahan kimia HCl dan NaOH: supplier B. Saran Beberapa saran yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam implementasi model inventory dan pemilihan supplier yaitu sebagai berikut: Model peramalan sebaiknya direvisi secara periodik dan kinerja supplier dievaluasi secara periodic.

14 B Daftar Pustaka Andriyanto,U.S. dan Basith, A. (1999) Metode dan Aplikasi Peramalan, PT. Gelora Aksara Pratama, Jakarta. Chase, Richard B., Nicholas J. Aquilano, and F. Robert J. (1998) Production and Operation Management: Manufacturing and Services, 8 th Edition, Irwin McGraw Hill, Inc., New York. Hanke, E. John, and Reitsch, Arthur G. (1998) Business Forecasting, Prentice- Hall International Inc., New Jersey. Tersine, R.J (1994) Principles of Inventory and Materials Management, Prentice-Hall International Inc., New Jersey.

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK Robby Hidayat, Moses L.Singih, Mahasiswa MMT ITS Manajemen Industri Email : Robbie_First@Yahoo.Com ABSTRAK PT. Siantar Top Tbk adalah

Lebih terperinci

Kata kunci: Analisis Pengendalian Persediaan, Metode Peramalan.

Kata kunci: Analisis Pengendalian Persediaan, Metode Peramalan. PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. X Indra Dwiharto, Moses L. Singgih Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PERSEDIAAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. UTOMO MOTOR DI SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM PERSEDIAAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. UTOMO MOTOR DI SURABAYA PERENCANAAN SISTEM PERSEDIAAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. UTOMO MOTOR DI SURABAYA Angela Utami Dewi Kristiana, Katjuk Astrowulan, Nurhadi Siswanto Program Studi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Mahadevan (2010 : 3) manajemen operasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi organisasi, apakah mereka berada di industri manufaktur

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan perencanaan kebutuhan material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 Exponential Smoothing w/ Trend and Seasonality Pemulusan level/keseluruhan Pemulusan Trend Pemulusan Seasonal Peramalan periode t : Contoh: Data kuartal untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Dan menurut Murti Sumarmi dan Salamah Wahyuni (2005, p47),

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) Oleh : Henny Wunas, I Nyoman Pujawan Wunas_henny@yahoo.com, pujawan@ie.its.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Persediaan merupakan penyimpanan dari setiap item atau sumber daya yang digunakan dalam sebuah organisasi 1. Dalam pengertian lain bahwa inventory merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 19 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN MULAI Pengajuan Surat Survei PT. Bangkit Sukses Mandiri (BSM) Diterima? Tidak Ya Observasi Perusahaan Wawancara dengan Direktur PT. BSM Pengamatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LADASA TEORI Pendistribusian merupakan salah satu bagian daripada manajemen logistik. Manajemen logistik dapat didefinisikan sebagai suatu bagian dari proses rantai penyediaan yang berupa rencana,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Kristanto (2003:2), sistem adalah kumpulan elemen elemen dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada sistem

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Teori Inventori Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN INGREDIENT DARI MARGARIN DAN SHORTENING DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERAMALAN DAN EOQ DI PT SMART TBK.

PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN INGREDIENT DARI MARGARIN DAN SHORTENING DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERAMALAN DAN EOQ DI PT SMART TBK. PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN INGREDIENT DARI MARGARIN DAN SHORTENING DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERAMALAN DAN EOQ DI PT SMART TBK. Hartono Santoso 1, Bobby Oedy P. Soepangkat 2, dan Sony Sunaryo

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data yang didapat dari bulan Mei 2007 sampai bulan Juli 2007 yaitu berupa data-data yang berkaitan dengan perencanaan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen BAB V PEMBAHASAN 5.1 Permintaan Konsumen Permintaan konsumen selama 12 periode (bulan) terakhir terhadap produk sandal kelom di Sagitria Collection adalah 6654 pasang dengan perincian 379 pasang pada periode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO PADA PT DELIJAYA GLOBAL PERKASA

ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO PADA PT DELIJAYA GLOBAL PERKASA ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO PADA PT DELIJAYA GLOBAL PERKASA Eriani Lestari Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK PT. Delijaya Global Perkasa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Heene dan Desmidt (2010:8), menyatakan bahwa manajemen adalah serangkaian aktivitas manusia yang berkesinambungan dalam mencapai suatu tujuan yang telat ditetapkannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT Dinamika Indonusa Prima terkait dengan jumlah permintaan akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Data penjualan grout tipe Fix pada PT.Graha Citra Mandiri mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan pada

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan BAB V ANALISA HASIL Bab ini berisikan mengenai analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan MRP Dolly pada satu tahun yang akan datang yang telah dibahas pada bab sebelumnya. 5.1 Analisa Peramalan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA

PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA Strategi Bisnis, Jurnal Management Strategic, Aug 2015 PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA Ardiz Sebastian ardiz.sebastian@gmail.com Mulyono,

Lebih terperinci

Kata Kunci : Peramalan (Forecasting), Perencanaan Persediaan Metode P dan Q. Sistemik Nomor. 4 Volume. 2, Desember

Kata Kunci : Peramalan (Forecasting), Perencanaan Persediaan Metode P dan Q. Sistemik Nomor. 4 Volume. 2, Desember USULAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TINTA JENIS BW NEWS PERFECTOR BLACK-G YANG OPTIMAL UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INVENTORI PROBABILISTIK STUDI KASUS DI PT REMAJA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Industri Kertas Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kertas yang besar. Sampai tahun 2011 terdapat 84 pabrik pulp dan kertas. Pabrik-pabrik tersebut

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN DI UD. ANUGERAH BERSAUDARA

ANALISA KEBUTUHAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN DI UD. ANUGERAH BERSAUDARA ANALISA KEBUTUHAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN DI UD. ANUGERAH BERSAUDARA Aris Setiawan Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 282A9294@gmail.com

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN M A N A J E M E N O P E R A S I O N A L M I N G G U K E S E P U L U H B Y. M U H A M M A D W A D U D, S E., M. S I. F A K U L T A S E K O N O M I U N I V.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu kerangka yang mengungkapkan suatu teori-teori yang sesuai dengan pokok permasalahan penelitian yang dibahas.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini membahas tentang analisis dan interpretasi hasil perancangan dalam penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Tujuan bab ini adalah memberikan

Lebih terperinci

Manajemen Operasional. Metode EOQ

Manajemen Operasional. Metode EOQ Manajemen Operasional Metode EOQ ECONOMIC ORDER QUANTITY METODE EOQ Pendekatan yang umum digunakan untuk manajemen persediaan dalam menganalisis inventory adalah dengan model EOQ (Economic Order Quantity).

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si Program Studi Manajemen Menghindari Kerusakan Menghindari Keterlambatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Pengendalian persediaan, bahan baku, Model pengendalian persediaan probabilistik. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Pengendalian persediaan, bahan baku, Model pengendalian persediaan probabilistik. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Matoa Indonesia Digdaya bergerak di bidang manufaktur dengan produk yang dihasilkan berupa jam tangan kayu. Bahan baku utama yang digunakan merupakan kayu sisa yang sudah tidak terpakai. Guna

Lebih terperinci

BAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory

BAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Pengumpulan Data Untuk EOQ Dalam melakukan penelitian untuk memecahkan permasalahan di PT. Primatama Konstruksi departemen PPIC

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis semakin lama semakin tinggi dan sulit. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat memberikan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP.

BAB V ANALISA HASIL. dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP. BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data data yang dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP. Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan Bahan Kimia di UBOH PLTU Banten 1 Suralaya PT. Indonesia Power

Pengendalian Persediaan Bahan Kimia di UBOH PLTU Banten 1 Suralaya PT. Indonesia Power Pengendalian Persediaan Bahan Kimia di UBOH PLTU Banten 1 Suralaya PT. Indonesia Power Dyah L.Trenggonowati Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Cilegon, Indonesia Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global sehingga setiap perusahaan berlomba untuk terus mencari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2011 sampai Mei 2011 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper di bagian Paper machine 12. Lokasi Industri

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah Adapun kerangka pemikiran pemecahan masalah dalam bentuk diagram, adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Flow Diagram Kerangka Pikir Pemecahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7 DAFTAR ISI Halaman Lembar Judul...i Lembar Pengesahan...ii Lembar Pernyataan...iii Kata Pengantar...iv Daftar Isi...vi Daftar Tabel...x Daftar Gambar...xii Daftar Persamaan...xiii Daftar Lampiran...xv

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut pendapat Dyck dan Neubert (2009:7), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan sumber daya manusia

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory controll), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada bab ini berisikan tentang analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan Forecasting dan MRP tepung terigu untuk 12 bulan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ Hanna Lestari, M.Eng 1 Masalah produksi merupakan hal penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan pencapaian laba perusahaan. Jika proses

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU FIBER UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN (STUDY KASUS PT. DJABES TUNAS UTAMA DI NGORO, MOJOKERTO)

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU FIBER UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN (STUDY KASUS PT. DJABES TUNAS UTAMA DI NGORO, MOJOKERTO) PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU FIBER UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN (STUDY KASUS PT. DJABES TUNAS UTAMA DI NGORO, MOJOKERTO) Denny Satrya Putra 1411406226 Program Studi Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalaian persediaan merupakan salah satu aspek penting dari beberapa aspek yang diuraikan diatas. Kebutuhan akan sistem pengendalian persediaan, pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam sistem manufaktur adanya persediaan merupakan faktor vital yang mempunyai dampak pengaruh besar terhadap biaya perusahaan. Meskipun demikian persediaan tetep di perlukan karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: peramalan, single exponential smoothing, single moving average, Economic Order Quantity (EOQ). ABSTRACT

ABSTRAK. Kata Kunci: peramalan, single exponential smoothing, single moving average, Economic Order Quantity (EOQ). ABSTRACT PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TINTA MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) (Studi Kasus Di PT Inktech Indahmulya) *M. Arif Rahman, *Yeni Kustiyahningsih,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi Distribusi merupakan suatu proses kegiatan aliran atau penyaluran barang dari produsen sampai ke tangan konsumen. Distribusi memerlukan perencanaan, dan pengendalian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian bahan baku kayu di perusahaan manufaktur Sagitria Collection yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 Manajemen Operasional 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information that is available now. (Peramalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Plotting Data Bahan baku komponen yang dipakai untuk membuat panel listrik jumlahnya cukup banyak dan beragam untuk masing-masing panel listrik yang dibuat. Jadi, penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali. Sebagai salah satu asset penting dalam sebuah perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali. Sebagai salah satu asset penting dalam sebuah perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan untuk digunakan memenuhi kebutuhan tertentu, misalnya digunakan dalam proses produksi atau untuk dijual kembali.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data aktual konsumsi bahan bakar minyak solar oleh alat-alat berat dan produksi yang dipergunakan PT. Pamapersada Nusantara adalah data konsumsi bahan bakar

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN Aldi Firmansyah Universitas Bina Nusantara, Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat

Lebih terperinci

Inventory Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017

Inventory Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017 Inventory Management Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017 Apa yang dimaksud inventory? Inventory adalah bahan baku. Suku cadang, barang setengah jadi, atau barang jadi yang disimpan

Lebih terperinci

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan merupakan faktor yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan, karena kekurangan/kelebihan persediaan akan

Lebih terperinci

V. ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Penentuan Pemesanan Biro Fajar Antang. sehingga mengakibatkan timbulnya return yang masih tinggi.

V. ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Penentuan Pemesanan Biro Fajar Antang. sehingga mengakibatkan timbulnya return yang masih tinggi. 77 V. ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Analisa Penentuan Pemesanan Biro Fajar Antang Dari hasil wawancara dengan manager Sirkulasi dan pimpinan Biro Fajar Antang, selama ini Biro Fajar Antang melakukan pemesanan

Lebih terperinci

Persediaan. Ruang Lingkup. Definisi. Menetapkan Persediaan. Keuntungan & Kerugian Persediaan

Persediaan. Ruang Lingkup. Definisi. Menetapkan Persediaan. Keuntungan & Kerugian Persediaan EMA402 - Manajemen Rantai Pasokan EMA-402 Manajemen Rantai Pasokan Materi #11 Manajemen Persediaan Definisi Persediaan Sekumpulan produk fisik pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL PERBAIKAN SISTE PERSEDIAAN GUDANG ENGGUNAKAN ECONOIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC ODEL Indri Hapsari, Yenny Sari, Lianny P. Rajimin Teknik Industri Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, 60293, Surabaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Variabel Penelitian di sini merupakan suatu atribut atau nilai atau sifat dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskriptif secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Pengendalian Persediaan Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan baku akan mengakibatkan adanya

Lebih terperinci

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan BAB I Persyaratan Produk I.1 Pendahuluan Perkembangan teknologi saat ini merupakan pemicu perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki perusahaan untuk dapat lebih meningkatkan performance perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan Petunjuk Sitasi: Fatimah, Syukriah, & Nurul, A. (2017). Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H137-142). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

Perencanaan Persediaan Bahan Baku dengan Metode Heuristik Silver Meal dan Part Period Balacing (Studi Kasus: PT. Mega Andalan Kalasan)

Perencanaan Persediaan Bahan Baku dengan Metode Heuristik Silver Meal dan Part Period Balacing (Studi Kasus: PT. Mega Andalan Kalasan) 65 Perencanaan Persediaan Bahan Baku dengan Metode Heuristik Silver Meal dan Part Period Balacing (Studi Kasus: PT. Mega Andalan Kalasan) Hafidh Munawir, Yusuf Bachtiar Jurusan Teknik Industri UMS Jl.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi terdapat perubahan kebutuhan harga Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen MENENTUKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah persediaan merupakan salah satu masalah penting yang harus diselesaikan oleh perusahaan. Salah satu upaya dalam mengantisipasi masalah persediaan ini adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan

Lebih terperinci