PENINGKATAN KUALITAS BAHAN NABATI (DEDAK PADI DAN DEDAK POLAR) MELALUI PROSES FERMENTASI
|
|
- Liana Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 689 Peningkatan kualitas bahan nabati... (Ningrum Suhenda) PENINGKATAN KUALITAS BAHAN NABATI (DEDAK PADI DAN DEDAK POLAR) MELALUI PROSES FERMENTASI (Rhyzopus oligosporus) DAN PENGGUNAANNYA DALAM PAKAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) ABSTRAK Ningrum Suhenda, Reza Samsudin, dan Irma Melati Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Jl. Raya Sempur No. 1, Bogor Penelitian ini dilakukan di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor dan terdiri atas dua tahap. Tahap pertama tujuannya adalah untuk menentukan lama inkubasi kapang R. oligosporus yang tepat dalam proses dedak padi dan dedak polar. Parameter yang diukur yaitu kadar nutriea dedak dan polar dengan uji proksimat. Pada tahap kedua dilakukan pengujian bahan hasil tersebut yang digunakan sebagai penyusun ransum pakan untuk melihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan ikan mas. Pada kegiatan tahap satu dilakukan penentuan lama inkubasi R. oligosporus yaitu 2, 4, dan 6 hari. Untuk kegiatan tahap 2 digunakan benih ikan mas dengan bobot rata-rata 5,47 g/ekor. Wadah percobaan yang digunakan yaitu akuarium volume 100 L, dengan padat penebaran ikan uji 30 ekor per akuarium. Sebagai perlakuan yaitu pakan uji berupa pakan buatan yang mengandung dedak padi, dedak padi, polar, dan polar. Kadar protein semua pakan uji sama yaitu 26% dan kadar lemak 7%. Parameter yang diuji meliputi bobot akhir rata-rata, pertambahan bobot relatif, retensi protein, retensi lemak, protein efisiensi rasio, dan sintasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisa proksimat ternyata kandungan nutriea tertinggi baik untuk dedak maupun polar setelah di dengan lama inkubasi 4 hari. Kandungan protein dedak padi naik 19,02% sedangkan kandungan lemaknya turun 13,33%. Kadar protein polar naik 38,14% dan kadar lemaknya turun sebesar 19,28%. Hasil pengujian tahap 2 mengenai pakan yang mengandung bahan yang di ternyata dedak polar memberikan hasil lebih baik daripada dedak padi. Bobot akhir rata-rata tertinggi diperoleh pada ikan yang diberi polar, dan selanjutnya polar dan dedak padi. Retensi protein dedak padi, polar, dan polar berbeda nyata (P<0,05) dengan dedak padi tanpa. Retensi lemak tertinggi (35,25%) diperoleh pada ikan mas yang diberi pakan mengandung polar dan berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan lainnya. Sintasan ikan uji berkisar antara 96,67% 100%. KATA KUNCI: R. oligosporus,, dedak padi, dedak polar, ikan mas PENDAHULUAN Ketersediaan pakan yang efektif, efisien, ramah lingkungan, dan dengan harga yang terjangkau perlu diperhatikan. Hal ini disebabkan peranan pakan cukup besar baik dilihat sebagai penentu pertumbuhan maupun dilihat dari sisi biaya. Pakan mempengaruhi aspek biologis seperti kehidupan, pertumbuhan, dan reproduski ikan yang dipelihara. Pada budidaya ikan biaya produksi terbesar (40% 60%) adalah biaya untuk pengadaan pakan. Pembudidaya mengharapkan dapat memperoleh pakan yang relatif murah sesuai dengan kemampuan daya belinya. Untuk mencapai hal ini perlu diusahakan penggunaan bahan baku lokal antara lain dedak padi yang harganya relatif murah. Dedak padi mengandung protein 12,9%; lemak 13%; dan serat kasar 11,4% (Anggorodi, 1995) serta merupakan sumber vitamin B dan E. Dedak gandum adalah hasil sampingan dari perusahaan tepung terigu. Menurut Lovell (1989), polar mengandung protein cukup tinggi (15,5%), lemak 4% dan serat kasar 10%. Kandungan pati kedua bahan tersebut cukup tinggi yaitu diatas 60% tetapi kecernaan pati pada ikan relatif rendah. Fermentasi merupakan proses yang relatif murah yang telah lama dilakukan. Proses dengan cara dan dosis yang sesuai mampu menghasilkan produk protein, menurunkan kadar lemak, dan membentuk (menyederhanakan) karbohidrat kompleks. Winarno et al. (1980) menyatakan bahwa nilai gizi bahan pakan yang di lebih tinggi daripada bahan asalnya.
2 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Fermentasi adalah segala macam proses metabolik dengan bantuan enzim dari mikroba (jasad renik) untuk melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisa, dan reaksi kimia lainnya sehingga terjadi perubahan kimia pada suatu substrat organik (Saono, 1976). Mikroba yang banyak digunakan sebagai inokulum adalah kapang, bakteri, khamir, dan ganggang. Pemilihan inokulum yang akan digunakan lebih berdasarkan pada komposisi media, teknik proses, aspek gizi, dan aspek ekonomi (Tannembeum & Wang, 1975). Penggunaan kapang sebagai inokulum sudah banyak dilakukan karena pertumbuhannya relatif mudah dan cepat, dan kadar asam nukleat rendah (Scherllat, 1975). Pertumbuhannya pun mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas berwarna putih (Fardiaz, 1989). Rhizopus oligosporus merupakan kapang dari genus Rhizopus, famili Mucoraceae, dan ordo Mucorales (Fardiaz, 1989). Kapang ini banyak digunakan dalam pembuatan tempe, banyak terdapat di alam karena hidupnya bersifat saprofit (Shurtleff & Aoyogi, 1979). Menurut Aunstrop (1979), kapang ini dikenal sebagai kapang yang mampu memproduksi enzim lipase untuk merombak lemak media. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka dilakukan penelitian mengenai penggunaan Rhizopus oligosporus untuk meningkatkan nilai gizi dedak padi dan dedak polar. Selanjutnya bahan yang telah di tersebut digunakan sebagai bahan baku pakan uji yang digunakan dalam pembuatan pakan ikan mas. Sebagai parameter yang diuji yaitu aspek pertumbuhan dan sintasan ikan yang dipelihara. BAHAN DAN METODE Pelaksanaan penelitian ini terdiri atas dua tahap. Tahap pertama adalah untuk menentukan lama inkubasi yang tepat dalam proses bahan baku pakan dedak padi dan dedak polar. Pada tahap kedua adalah pengujian bahan tersebut yang digunakan sebagai penyusun ransum untuk melihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan ikan mas. Tempat pelaksanaan penelitian baik untuk Tahap I maupun Tahap II yaitu Laboratorium Kimia dan Laboratorium Basah Nutrisi Ikan, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor. Kapang yang digunakan adalah Rhizopus oligosporus, produksi Laboratorium Mikrobiologi, Pusat Antar Universitas (PAU), Institut Pertanian Bogor. Pada pengujian Tahap I, dilakukan penentuan lama inkubasi kapang Rhizopus oligosporus yaitu 2, 4, dan 6 hari. Untuk tiap lama inkubasi dilakukan analisis proksimat bahan baku tersebut (dedak padi dan dedak polar hasil ) untuk melihat kandungan nutrieanya. Pembuatan Larutan Inokulum Bahan yang digunakan untuk pembuatan larutan inokulum adalah satu tabung biakan murni Rhizopus oligosporus berumur 3 hari. Kemudian biakan murni ini diperbanyak dengan membiakan kembali ke dalam beberapa tabung media Potatos Dextrosa Agar (PDA), dan diinkubasi selama 3 hari pada inkubator suhu 30 C. Rhizopus oligosporus umur 3 hari dipanen dengan menggunakan spatula dan pada masing-masing tabung reaksi ditambahkan akuades sebanyak 50 ml. Setelah itu, larutan dipindahkan ke dalam erlenmeyer 100 ml sehingga diperoleh larutan inokulum dengan kepadatan 10 7 spora Rhizopus oligosporus. Fermentasi Dedak Padi dan Dedak Polar Ke dalam 18 wadah tampah alumunium foil masing-masing dimasukkan sebanyak 100 g dedak padi dan dedak polar dan kadar airnya ditingkatkan menjadi sekitar 70% dengan cara menambahkan akuades sebanyak 53 ml untuk dedak padi dan 52 ml untuk dedak polar, kemudian dikukus selama 30 menit. Setelah dikukus, didinginkan dan kemudian diinokulasi dengan larutan inokulum sebanyak 9 ml untuk setiap wadah. Selanjutnya diinkubasikan selama 0, 2, 4, dan 6 hari pada suhu ruang dan dalam kondisi aerob. Setelah itu, dengan menggunakan 3 wadah tampah alumunium foil untuk setiap lama atau waktu inkubasi yang berbeda baik untuk dedak padi maupun untuk dedak polar. Setelah waktu inkubasi dicapai, diperoleh dedak padi dan dedak polar dan ditentukan nilai gizinya dengan melakukan analisis proksimat.
3 691 Peningkatan kualitas bahan nabati... (Ningrum Suhenda) Fermentasi Dedak Padi dan Dedak Polar Bahan Ransum Fermentasi dedak padi dan dedak polar sebagai bahan pakan digunakan kantong plastik tahan panas berukuran 4 kg. Ke dalam kantong plastik dimasukkan masing-masing 1 kg dedak padi dan dedak polar, kemudian ditambahkan air sebanyak 530 ml untuk dedak padi dan 520 ml untuk dedak polar (bobot air 70%), kemudian di kukus selama 30 menit. Setelah itu, bahan tersebut didinginkan, dan setelah dingin diinokulasi dengan 90 ml inokulum Rhizopus oligosporus per 1 kg bahan dan kemudian masing-masing kantong plastik tersebut ditusuk-tusuk atau dilubangi untuk menciptakan kondisi aerob, dan diinkubasi selama 4 hari. dan polar yang telah di dijemur sampai kering sehingga siap digunakan untuk campuran ransum. Pengujian Tahap 2 Ikan uji yang digunakan yaitu benih ikan mas (Cyprinus carpio) dengan bobot rata-rata 5,47 g/ekor yang dipelihara dalam akuarium volume 100 L dengan padat penebaran 30 ekor/akuarium. Setiap akuarium dilengkapi aerator dan sistem resirkulasi. Sebagai perlakuan yaitu pakan uji berupa pakan buatan yang mengandung dedak padi, dedak padi hasil, dedak polar, dan dedak polar hasil. Kadar protein semua pakan uji sama yaitu 26% dan kadar lemak 7%. Minyak ikan dan minyak jagung digunakan sebagai sumber lemak pakan. Komposisi dan hasil analisis proksimat pakan tertera pada Tabel 1 dan 2. Tabel 1. Formulasi pakan uji untuk ikan mas Pakan uji Bahan pakan Tepung ikan Bungkil kedelai Terigu Vitamin Mineral Minyak Tapioka Jumlah Tabel 2. Hasil analisis proksimat pakan uji ikan mas Bahan pakan Keterangan: Pakan uji * BETN = bahan ekstrak tanpa nitrogen Air 6,00 5,00 9,00 5,00 Protein 26,55 26,50 26,95 26,40 Lemak 7,51 7,38 7,75 7,30 Abu 12,88 12,80 11,92 12,25 Serat kasar 3,64 3,39 3,72 3,24 BETN* 49,42 49,93 49,66 50,75
4 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Pakan uji diberikan sebanyak 5% 7% (bobot kering) dari total bobot ikan. Pemberian pakan dilakukan 4 kali sehari yaitu pukul 8.00; 10.30;13.00; dan Sampling atau penimbangan ikan secara total dilakukan setiap 10 hari untuk menentukan atau penyesuaian jumlah pakan yang diberikan. Parameter yang diuji meliputi bobot akhir rata-rata, pertambahan bobot rata-rata relatif, retensi protein, retensi lemak, rasio efisiensi protein, dan sintasan. Parameter-parameter tersebut dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut: Pertumbuhan bobot rata-rata relatif a = bobot akhir (g) - bobot awal (g) bobot awal (g) x 100% Retensi protein (Viola & Rappaport, 1979) RP = Pertambahan bobot protein tubuh (g) Bobot protein pakan yang diberikan (g) x 100% Retensi lemak (Viola & Rappaport, 1979) RL = Pertambahan bobot lemak tubuh (g) Bobot lemak pakan yang diberikan (g) x 100% Rasio efisiensi protein (Castell & Tiews, 1980) REP = Pertambahan bobot tubuh (g) Bobot protein pakan yang diberikan(g) Tingkat sintasan HASIL DAN BAHASAN Hasil uji tahap 1: SR = Jumlah benih pada akhir penelitian (ekor) Jumlah awal benih yang dipelihara (ekor) Lama inkubasi R. oligosporus yang meningkatkan kandungan nutriea tertinggi untuk dedak padi dan dedak polar yaitu 4 hari seperti tertera pada Tabel 3 dan 4. Pada Tabel 3 terlihat bahwa setelah 4 hari proses kadar protein dedak padi meningkat dari 12,51% menjadi 14,89% kemudian menurun untuk hari ke-6. Peningkatan kadar protein dedak padi pada hari keempat setelah adalah sebesar 19,02% sedangkan kadar lemaknya menurun sebesar 13,33% yaitu dari 6,60% menjadi 5,72%. Hasil penelitian Ernie & Has (1986), menunjukkan bahwa ubi kayu menggunakan R. oligosporus setelah 2 hari kadar proteinnya naik sebesar 17,83% (dari 1,29% menjadi 1,52%). Hasil analisis proksimat untuk dedak polar hasil inokulum R. oligosporus selama 4 hari menunjukkan kenaikan kadar protein sebesar 38,14% yaitu dari 13,95% menjadi 19,27%. Kadar lemak polar hasil menurun sebesar 19,28% yaitu dari 1,66% menjadi 1,34% (Tabel 4). Pada pembuatan tempe dengan menggunakan R. oligosporus terjadi perubahan komponen kedelai selama. Lemak terurai menjadi asam lemak bebas seperti palmitat, stearat, oleat, linoleat, dan linolenat, dengan komposisi linolenat dominan. Linolenat paling banyak digunakan oleh kapang selama, yaitu sekitar 40%. Protein juga terurai menjadi komponen asam amino aromatik seperti treonin, valin, lisin, dan triptophan (Shurtleff & Aoyagi, 1979).
5 693 Peningkatan kualitas bahan nabati... (Ningrum Suhenda) Tabel 3. Hasil analisis ekstrak tanpa nitrogen Nutriea Keterangan D0 = hari ke-0 D2 = hari ke-2 D4 = hari ke-4 D6 = hari ke-6 Lama inkubasi (hari ke-) D0 D2 D4 D6 Air 46,43 44,52 33,15 17,95 Protein 12,51 13,54 14,89 14,51 Lemak 6,60 5,94 5,72 5,17 Abu 9,84 10,24 10,48 11,11 Serat kasar 7,18 7,98 8,03 7,85 BETN* 63,87 62,30 60,88 61,36 Perubahan lemak menjadi asam-asam lemak ditunjukkan dengan adanya penurunan kadar lemak dari dedak padi dan polar. Hal ini sangat menguntungkan terutama untuk asam lemak linoleat dan linolenat yang dibutuhkan ikan baik untuk kehidupan (kesehatan) maupun pertumbuhannya. Dedak padi maupun dedak polar hasil berbau spesifik, hal ini mungkin disebabkan terjadinya penguraian protein menjadi asam amino aromatik seperti dinyatakan oleh Shurtleff & Aoyagi (1979). Peningkatan kadar protein dedak polar hasil (38,14%) lebih tinggi daripada dedak padi (19,02%). Hal ini dibuktikan pada uji tahap kedua yang menunjukkan bahwa bobot rata-rata ikan mas yang diberi pakan dedak polar berbeda nyata (P<0,05) dengan yang diberi pakan dedak padi hasil. Hasil uji tahap 2: Tabel 4. Hasil analisis proksimat dedak polar pada berbagai waktu inkubasi Nutriea Keterangan: BETN*= Bahan ekstrak tanpa nitrogen D0 = hari ke-0 D2 = hari ke-2 D4 = hari ke-4 D6 = hari ke-6 Lama inkubasi (hari ke-) D0 D2 D4 D6 Air 49,27 45,11 36,64 22,56 Protein 13,95 19,18 19,27 18,92 Lemak 1,66 1,43 1,34 1,13 Abu 3,29 4,14 4,56 5,05 Serat kasar 4,09 4,54 4,12 4,12 BETN* 77,01 70,71 70,71 70,78 Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penggunaan dedak polar dalam pakan ikan mas memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan penggunaan dedak padi dalam pakan. yang di memberikan bobot akhir rata-rata tertinggi (P<0,05) yaitu 9,27 g atau naik sebesar 69,47%. Dari hasil yang diperoleh ternyata bahwa pakan yang mengandung baik dedak padi maupun dedak polar hasil memberikan hasil yang lebih baik daripada pakan yang mengandung
6 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Tabel 5. Bobot akhir (g) rata-rata dan pertambahan bobot relatif (%) ikan mas yang diberi pakan berbeda Jenis pakan Bobot akhir rata-rata Pertambahan bobot relatif rata-rata individu Formulasi dedak padi 7,87±0,84 a 43,88 Formulasi dedak padi 8,21±0,41 b 50,09 Formulasi dedak polar 8,60±0,31 b 57,22 Formulasi dedak polar 9,27±0,78 c 69,47 bahan aslinya. Hal ini disebabkan antara lain karena dari hasil uji proksimat ternyata bahwa terjadi peningkatan kadar nutriea bahan yang di atau berbeda dengan bahan aslinya (Tabel 3 dan 4). Bobot akhir rata-rata ikan yang diberi pakan polar tertinggi (9,27 g) dan berbeda nyata dengan ikan yang diberi pakan dedak padi. Data perhitungan retensi protein dan retensi lemak tercantum pada Tabel 6. Tabel 6. Retensi protein (%) dan retensi lemak (%) ikan mas yang diberi pakan berbeda Jenis pakan Retensi protein Retensi lemak Formulasi dedak padi 18,64±0,16 a 29,78±1,48 a Formulasi dedak padi 22,74±2,65 b 25,62±2,74 a Formulasi dedak polar 24,49±3,24 b 27,79±3,13 a Formulasi dedak polar 23,33±0,30 b 35,25±1,72 b Pada Tabel 6 terlihat bahwa nilai retensi protein dedak padi, polar, dan polar berbeda nyata (P<0,05) dengan dedak padi tanpa. Retensi lemak tertinggi (35,25%) diperoleh pada ikan mas yang diberi pakan mengandung polar dan berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan lainnya. Sintasan ikan uji berkisar antara 96,67% 100%. Informasi lain yang diperoleh yaitu: Pertumbuhan ikan yang diberi pakan yang mengandung dedak polar lebih baik daripada dedak padi Kadar dedak padi maupun dedak polar sebesar 40% (pada formulasi) terlalu tinggi untuk pakan ikan mas Pada formulasi pakan sebaiknya digunakan kombinasi antara dedak padi dan dedak polar KESIMPULAN Pengujian tahap 1: Lama inkubasi R. oligosporus yang meningkatkan kandungan nutriea tertinggi untuk dedak padi dan dedak polar yaitu 4 hari. Pengujian tahap 2: Bobot akhir rata-rata tertinggi diperoleh pada ikan yang diberi pakan dedak polar dan selanjutnya polar dan dedak. Retensi protein terendah diperoleh pada ikan yang diberi pakan dedak padi dan retensi lemak tertinggi diperoleh pada ikan yang diberi pakan mengandung polar (35,25%). Sintasan ikan uji berkisar antara 96,67% 100%. Saran Saran yang dapat diajukan yaitu perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai dosis inokulum yang tepat, suhu pada waktu, dan jenis mikroba (inokulum) lain yang diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik.
7 695 Peningkatan kualitas bahan nabati... (Ningrum Suhenda) DAFTAR ACUAN Anggorodi, H.R Nutrisi aneka ternak unggas. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm Aunstrop, K Production, isolation and economic of extracellular enzymes in: LE. Wingard, E.K. Katair and Goldstein (Eds. Applied Biochemistry Bioengineering Enzymes Technology Academic Press, New York. Castell, J.D. & Tiews, K Report of the EIFAC, IUNS and ICES working group on the standardization of methodology in fish nutrition research.hamburg. Germany, EIFAC Tech. Paper, 24 pp. Fardiaz, S Mikrobiologi Pangan. PAU IPB dengan LSI IPB. Bogor. Lovell, T Nutrition and feeding of fish. Van Nostrand Reinhold, New York, p NRC (National Research Council) Nutrient requirements of warmwater fishes. National Academy of Sciences. Washington, D.C., 71 pp. Saono, S Koleksi jasad renik suatu prasarana yang diperlukan bagi pengembangan mikrobiologi. Berita Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 22(4): Shurtleff, W. & Aoyogi, A The book of tempe: A Super soy food from Indonesia. Harper & Row. New York. Tannenbaum, S.R. & Wang, D.L.C Single cell protein. The Massachussets Institute of Technologi Press. London. Viola, S. & Rappaport, U The extra calorie effect of oil in nutrient of carp. Bamidgeh, 31(3): Winarno, F.G., Fardiaz, S., & Fardiaz, D Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia.
EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii)
697 Evaluasi penggunaan pakan dengan kadar protein berbeda... (Reza Samsudin) EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii) ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahu merupakan salah satu makanan yang digemari dan mudah dijumpai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahu merupakan salah satu makanan yang digemari dan mudah dijumpai di Indonesia selain tempe. Tahu juga sering dijadikan sebagai lauk-pauk karena rasanya yang enak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan taksonomi kapang Rhizopus oligosporus menurut Lendecker
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Kapang Rhizopus oligosporus Kedudukan taksonomi kapang Rhizopus oligosporus menurut Lendecker & Moore (1996) adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Kelas Ordo
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Pakan Uji Pakan yang digunakan adalah pelet kering berbasis sumber protein nabati yang berjenis tenggelam dengan campuran crude enzim dari rumen domba. Pakan uji yang diberikan
Lebih terperinciSUBSTITUSI TEPUNG BUNGKIL KEDELAI DENGAN TEPUNG BUNGKIL KOPRA DALAM PAKAN IKAN BERONANG, Siganus guttatus
737 Substitusi tepung bungkil kedelai... (Neltje Nobertine Palinggi) SUBSTITUSI TEPUNG BUNGKIL KEDELAI DENGAN TEPUNG BUNGKIL KOPRA DALAM PAKAN IKAN BERONANG, Siganus guttatus ABSTRAK Neltje Nobertine Palinggi
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume II No 1 Oktober 2013 ISSN: 2302-3600 PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ayam broiler merupakan salah satu ternak yang penting dalam memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Ransum merupakan faktor yang penting dalam peningkatan produksi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Kandungan (%) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produk Fermentasi Fermentasi merupakan teknik yang dapat mengubah senyawa kompleks seperti protein, serat kasar, karbohidrat, lemak dan bahan organik lainnya
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Selama fermentasi berlangsung terjadi perubahan terhadap komposisi kimia substrat yaitu asam amino, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral, selain itu juga
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50 hari di Balai Benih Ikan (BBI) Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Pembuatan pakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan unggas di Indonesia saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada tahun 2012 menjadi
Lebih terperinci3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Tahapan Penelitian Prosedur Penelitian a. Tahap I 1. Kultur bakteri Serratia marcescens
9 3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Agustus 2012, bertempat di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Laboratorium Nutrisi Ikan, serta di kolam percobaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan pakan yang cukup, berkualitas, dan berkesinambungan sangat menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan akan meningkat seiring
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peningkatan ketersediaan bahan pakan. Bahan-bahan pakan konvensional yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah populasi dan produksi unggas perlu diimbangi dengan peningkatan ketersediaan bahan pakan. Bahan-bahan pakan konvensional yang selalu ada di dalam ransum
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Pakan Penelitian Pakan penelitian terbagi menjadi dua yaitu pakan untuk pengujian kecernaan dan pakan untuk pengujian pertumbuhan. Pakan untuk pengujian kecernaan dibuat berdasarkan
Lebih terperinciHaris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN
Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN Berbagai jenis makanan dan minuman yang dibuat melalui proses fermentasi telah lama dikenal. Dalam prosesnya, inokulum atau starter berperan penting dalam fermentasi.
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal)
PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal) OLEH: DWI SEPTIANI PUTRI L221 07 004 Pembimbing Utama Pembimbing
Lebih terperinciPengumpulan daun apu-apu
58 Lampiran 1. Pembuatan Tepung Daun Apu-apu Pengumpulan daun apu-apu Pencucian daun apu-apu menggunakan air mengalir untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada daun Penyortiran, daun dipisahkan dari
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hatchery Gedung 4 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, Jatinangor- Sumedang, sedangkan proses
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pakan ternak. Produksi limbah perkebunan berlimpah, harganya murah, serta tidak
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya harga pakan untuk unggas merupakan masalah yang sering dihadapi peternak saat ini. Tidak sedikit peternak yang gulung tikar dikarenakan tidak mampu
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Pakan Uji Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan buatan yang di suplementasi selenium organik dengan dosis yang berbeda, sehingga pakan dibedakan menjadi 4 macam
Lebih terperinciEVALUASI PEMANFAATAN PAKAN DENGAN DOSIS TEPUNG JAGUNG HASIL FERMENTASI YANG BERBEDA UNTUK PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio)
EVALUASI PEMANFAATAN PAKAN DENGAN DOSIS TEPUNG JAGUNG HASIL FERMENTASI YANG BERBEDA UNTUK PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio) Reza Samsudin, Ningrum Suhenda, Irma Melati, dan Aditiya Nugraha Balai
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS DAN LAMA FERMENTASI BUAH KETAPANG (Ficus lyrata) OLEH Bacillus licheniformis TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR
PENGARUH DOSIS DAN LAMA FERMENTASI BUAH KETAPANG (Ficus lyrata) OLEH Bacillus licheniformis TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR AANG. R 1, ABUN 2, dan TJITJAH. A 3 Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan pakan, yang mana ketersedian pakan khususnya untuk unggas harganya dipasaran sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pakan sangat penting bagi kesuksesan peternakan unggas karena dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pakan sangat penting bagi kesuksesan peternakan unggas karena dalam budidaya ternak unggas secara intensif biaya pakan menduduki urutan pertama yaitu mencapai
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1. Prosedur Penelitian Penelitian ini meliputi tahap persiapan bahan baku, rancangan pakan perlakuan, dan tahap pemeliharaan ikan serta pengumpulan data. 2.1.1. Persiapan Bahan Baku
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pakan merupakan faktor utama penentu keberhasilan usaha peternakan, karena sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan biaya
Lebih terperinciTingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laju Pertumbuhan Harian Berdasarkan hasil pengamatan terhadap benih Lele Sangkuriang selama 42 hari masa pemeliharaan diketahui bahwa tingkat penggunaan limbah ikan tongkol
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume II No 2 Februari 2014 ISSN: 2302-3600 PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Domba Garut merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara oleh masyarakat, karena pemeliharaannya yang tidak begitu sulit, dan sudah turun temurun dipelihara
Lebih terperinciPengaruh Dosis Inokulum dan Lama Fermentasi Buah Ketapang (Ficus lyrata) oleh Aspergillus niger terhadap Bahan Kering, Serat Kasar, dan Energi Bruto
Pengaruh Dosis Inokulum dan Lama Fermentasi Buah Ketapang (Ficus lyrata) oleh Aspergillus niger terhadap Bahan Kering, Serat Kasar, dan Energi Bruto AZI MINGGUSTI LUNAR 1, HERY SUPRATMAN 2, dan ABUN 3
Lebih terperinciPEMANFAATAN FERMENTASI AMPAS TAHU DALAM PAKAN IKAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN GURAMI OSPHRONEMUS GOURAMY LAC
Prosiding Seminar Antarabangsa Ke 2 Ekologi, Habitat Manusia & Perubahan Persekitaran 53 PEMANFAATAN FERMENTASI AMPAS TAHU DALAM PAKAN IKAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN GURAMI OSPHRONEMUS GOURAMY LAC IDASARY
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan, lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan, oleh karena itu penyediaan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Maret sampai dengan 11 Mei 2013 di Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciPENGARUH SUMBER ASAM LEMAK PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN BOTIA Botia macracanthus Bleeker
Jurnal Akuakultur Indonesia, 7(2): 99 204 (2008) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 99 PENGARUH SUMBER ASAM LEMAK PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian Tahap 1: Uji Efektivitas Enzim Cairan Rumen Domba Terhadap Penurunan Kandungan Serat Kasar Bungkil Kelapa
17 METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam dua tahapan. Tahap 1 adalah uji efektivitas enzim cairan rumen domba terhadap penurunan kandungan serat kasar bungkil kelapa. Uji Tahap 2 adalah mengevaluasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lele (Clarias sp.) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersil oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Rasa dagingnya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah
TINJAUAN PUSTAKA Ampas Sagu Pemanfaatan limbah sebagai bahan pakan ternak merupakan alternatif dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah mempunyai proporsi pemanfaatan yang besar
Lebih terperinciBerkala Perikanan Terubuk, Juli 2016, hlm ISSN
Berkala Perikanan Terubuk, Juli 2016, hlm 109 118 ISSN 0126-4265 Vol. 44. No.2 EFFECTS OF SOYBEAN MEALSUBSTITUTION WITHFERMENTED LEUCENA(Leucaena leucocephala)leaves MEAL IN THE DIETS ON THE GROWTH ANDFEED
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan gurame (Osphronemus goramy Lac.) merupakan ikan air tawar yang memiliki gizi tinggi dan nilai ekonomis penting. Ikan gurame juga banyak digemari oleh masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciSUBSTITUSI TEPUNG ONGGOK SINGKONG SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN PADA BUDIDAYA NILA (Oreochromis niloticus) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume II No 2 Februari 2014 ISSN: 2302-3600 SUBSTITUSI TEPUNG ONGGOK SINGKONG SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN PADA BUDIDAYA NILA (Oreochromis niloticus) Dodi
Lebih terperinciMETODOLOGI Waktu dan Tempat Ikan Uji Persiapan Bahan Baku Biji Karet Komposisi TBBK Tidak Diolah TBBK Diolah
METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan Oktober sampai Desember 2010 yang bertempat di Laboratorium Lapangan dan Teaching Farm Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian
Lebih terperinciPEMANFAATAN AMPAS TAHU TERFERMENTASI SEBAGAI SUBSTITUSI TEPUNG KEDELAI DALAM FORMULASI PAKAN IKAN PATIN
713 Pemanfaatan ampas tahu terfermentasi... (Irma Melati) PEMANFAATAN AMPAS TAHU TERFERMENTASI SEBAGAI SUBSTITUSI TEPUNG KEDELAI DALAM FORMULASI PAKAN IKAN PATIN ABSTRAK Irma Melati, Zafril Imran Azwar,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Ransum Berdasarkan hasil analisa proksimat, kandungan zat makanan ransum perlakuan disajikan pada Tabel 10. Terdapat adanya keragaman kandungan nutrien protein, abu
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Bahan dan Alat
36 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu mulai 8 Maret sampai 21 Agustus 2007 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak puyuh mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan baik sebagai penghasil telur maupun penghasil daging. Menurut Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012)
Lebih terperinciFermentasi Lemna sp. Sebagai Bahan Pakan Ikan Untuk Meningkatkan Penyediaan Sumber Protein Hewani Bagi Masyarakat
1 Fermentasi Lemna sp. Sebagai Bahan Pakan Ikan Untuk Meningkatkan Penyediaan Sumber Protein Hewani Bagi Masyarakat Irfan Zidni 1, Iskandar 2, Yuli Andriani 2, 1 Staf Pengajar di Fakultas Perikanan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai beranekaragam biji-bijian kacang polong yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tempe seperti kacang merah, kacang hijau, kacang tanah, biji kecipir,
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil analisis proksimat bahan uji sebelum dan sesudah diinkubasi disajikan pada Tabel 2. Hasil analisis proksimat pakan uji ditunjukkan pada Tabel 3. Sementara kecernaan
Lebih terperinciLampiran 1. Proses Fermentasi Substrat Padat Tepung Kulit Ubi Kayu
LAMPIRAN 45 44 Lampiran 1. Proses Fermentasi Substrat Padat Tepung Kulit Ubi Kayu Tepung Kulit Ubi Kayu + air Dengan perbandingan 1 : 2 Dikukus ± 30 menit Didinginkan dan diinokulasi dengan menggunakan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)
Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi) Diambil 1 kg tepung onggok singkong yang telah lebih dulu dimasukkan dalam plastik transparan lalu dikukus selama 30 menit Disiapkan 1 liter
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Ubi Kayu Ubi kayu yang sering pula disebut singkong atau ketela pohon merupakan salah satu tanaman penghasil bahan makanan pokok di Indonesia. Tanaman ini tersebar
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Prosedur Penelitian Isolasi dan Seleksi Bakteri Proteolitik Isolasi Bakteri Proteolitik
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Kegiatan isolasi dan seleksi bakteri proteolitik dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Nutrisi, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar (BRPBAT) Bogor, kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Konsumsi tempe rata-rata per orang per
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Konsumsi tempe rata-rata per orang per tahun di Indonesia saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ikan merupakan salah satu hewan yang banyak dibudidayakan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hewan yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia karena memiliki potensi keuntungan yang menjanjikan. Seiring dengan meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan telah membudaya di semua lapisan masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Tempe mengandung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayam broiler mempunyai potensi yang besar dalam memberikan sumbangan terhadap pemenuhan kebutuhan konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia, karena sifat proses produksi
Lebih terperinciPENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA
825 Pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap... (Moch. Nurdin) PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA Mochamad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan penyuplai kebutuhan daging terbesar bagi kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan yang sedang mengalami peningkatan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil
TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan yang cepat,
Lebih terperinciPenggunaan Tepung Tempe, Tepung Kedelai dan Campurannya. sebagai Media Usar Tempe
Penggunaan Tepung Tempe, Tepung Kedelai dan Campurannya sebagai Media Usar Tempe (The Use of Tempe, Soybean Flour and Both as a media of Tempe Starter) Oleh, Fitriana Wahyu Nugraheni NIM : 412011003 SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk memulihkan dan memperbaiki jaringan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha peternakan pakan selalu menjadi permasalahan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan usaha peternakan pakan selalu menjadi permasalahan utama yang dialami oleh peternak. Hal tersebut dikarenakan harga pakan yang cukup mahal yang disebabkan
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan
17 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Lapang Pusat Studi Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (PSIK IPB) Ancol Jakarta Utara pada bulan Juli Oktober
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
21 III. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011-Juni 2012. Pemeliharaan ikan dilakukan di Pusat Studi Ilmu Kelautan (PSIK), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI)
III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI) Natar, Lampung Selatan. Analisis proksimat bahan dan pakan uji dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium dan Kandang Ilmu Nutrisi Ternak Unggas Laboratorium Lapang C, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor yang dilaksanakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Selama penelitian, ikan uji menunjukkan peningkatan bobot untuk semua perlakuan. Pada Gambar 1 berikut ini menyajikan pertumbuhan mutlak rata-rata ikan, sedangkan biomassa
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Nutrien dan Asam Fitat Pakan Pakan yang diberikan kepada ternak tidak hanya mengandung komponen nutrien yang dibutuhkan ternak, tetapi juga mengandung senyawa antinutrisi.
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang
17 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Pemberian Tepung Daun Ubi Jalar Fermentasi dalam Ransum terhadap Massa Kalsium dan Protein Daging pada Ayam Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan
16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan kadar protein dan energi berbeda pada kambing Peranakan Etawa bunting dilaksanakan pada bulan Mei sampai
Lebih terperinciUji Nilai Nutrisi Kulit Ubi Kayu yang Difermentasi dengan Aspergillus niger (Nutrient Value Test of Cassava Tuber Skin Fermented by Aspergillus niger)
Edhy Mirwandhono, Irawati Bachari, dan Darwanto Situmorang: Uji Nilai Nutrisi Kulit Ubi Kayu yang Uji Nilai Nutrisi Kulit Ubi Kayu yang Difermentasi dengan Aspergillus niger (Nutrient Value Test of Cassava
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dijumpai didaerah Indonesia terutama di daerah Sumatera Barat. Produksi kakao
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kakao merupakan salah satu tanaman yang paling banyak dijumpai didaerah Indonesia terutama di daerah Sumatera Barat. Produksi kakao didaerah Sumatera Barat pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Onggok Kering Terfermentasi Probiotik dalam Ransum Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan Ayam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian
Kandungan Nutrisi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Pakan Penelitian Kandungan nutrisi pakan tergantung pada bahan pakan yang digunakan dalam pakan tersebut. Kandungan nutrisi pakan penelitian dari analisis proksimat
Lebih terperinciKOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Salah satu jenis pakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peternak Indonesia pada umumnya sering mengalami permasalahan kekurangan atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai pakan
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEPUNG ECENG GONDOK TERFERMENTASI SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PEMBUATAN PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV
PEMANFAATAN TEPUNG ECENG GONDOK TERFERMENTASI SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PEMBUATAN PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV Indra Suharman 1, Nur Asiah 1, Helmy Syaripah Nasution 2 1 Staf Pengajar Jurusan Budidaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang kedelai merupakan salah satu tanaman multiguna, karena dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri. Kedelai adalah salah satu tanaman jenis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat makanan yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pakan adalah campuran berbagai macam bahan organik dan anorganik yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan,
Lebih terperinci1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.
1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Perubahan kandungan nutrisi daun mata lele Azolla sp. sebelum dan sesudah fermentasi dapat disajikan pada Gambar 1. Gambar1 Kandungan nutrisi daun mata lele Azolla
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya bioteknologi, terdapat kecenderungan bahwa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin berkembangnya bioteknologi, terdapat kecenderungan bahwa masyarakat lebih mengutamakan makanan yang bebas dari pencemaran bahan kimia sintetik dan antibiotik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perubahan Kualitas Gizi Kulit Kopi Keterbatasan pemanfaatan bahan baku yang berasal dari limbah agroindustri yaitu keberadaan serat kasar yang tinggi dan zat anti nutrisi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dilakukan dalam
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh PenambahanProbiotik Rhizopus oryzae
15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Pengaruh PenambahanProbiotik Rhizopus oryzae Dalam Ransum Terhadap Populasi Mikroba, Panjang serta Bobot Relatif Seka Ayam Kampung dilaksanakan pada bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali ditemukan tempe, makanan yang terbuat dari kedelai dengan cara fermentasi atau peragian dengan menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PAKAN BUATAN DENGAN KADAR LEMAK BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus)
743 Pengaruh pemberian pakan buatan... (Samuel Lante) PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BUATAN DENGAN KADAR LEMAK BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) ABSTRAK Samuel Lante
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Merah Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah atau kacang jogo ini mempunyai nama ilmiah yang sama dengan kacang buncis, yaitu Phaseolus vulgaris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kegiatan pemeliharaan ikan, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah pemberian pakan. Pakan merupakan faktor penting dalam usaha budidaya ikan intensif dan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Gambar 2 menunjukkan adanya penambahan biomass dari masing-masing ikan uji. Biomass rata-rata awal ikan uji perlakuan A (0 ml/kg) adalah sebesar 46,9 g sedangkan pada
Lebih terperinciPOTENSI AMPAS KECAP SEBAGAI ALTERNATIF SUBSTITUSI BUNGKIL KEDEL AI DAL AM PAKAN IKAN
831 Potensi ampas kecap sebagai alternatif... (Lusi Herawati Suryaningrum) POTENSI AMPAS KECAP SEBAGAI ALTERNATIF SUBSTITUSI BUNGKIL KEDEL AI DAL AM PAKAN IKAN ABSTRAK Lusi Herawati Suryaningrum dan Zafril
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
PENDAHULUAN Sektor perikanan budidaya ikan air tawar di Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi. Komoditas budidaya ikan air tawar seperti ikan lele, selain
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase
38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase Terfermentasi Terhadap Konsumsi Pakan, Konversi Pakan dan Pertambahan Bobot
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penyediaan Pakan Pemeliharaan Hewan Uji
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Kambing Perah milik Yayasan Pesantren Darul Falah Ciampea dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah dan Laboratorium Ilmu dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan. Oleh karena
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. nabati seperti bungkil kedelai, tepung jagung, tepung biji kapuk, tepung eceng
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Nila BEST Ikan nila adalah ikan omnivora yang cenderung herbivora sehingga lebih mudah beradaptasi dengan jenis pakan yang dicampur dengan sumber bahan nabati seperti
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking
TINJAUAN PUSTAKA Itik Peking Itik peking adalah itik yang berasal dari daerah China. Setelah mengalami perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking dapat dipelihara
Lebih terperinciAlumni Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal, 2) Dosen Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal,
PENGARUH PEMBERIAN PAKAN Azolla pinnata TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Orechromis niloticus) Oleh: Gita Rosyana 1),Nur Ilmiyati 2),Romdah Romansyah 3) 1) Alumni Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal, Email :
Lebih terperinci