Fermentasi Lemna sp. Sebagai Bahan Pakan Ikan Untuk Meningkatkan Penyediaan Sumber Protein Hewani Bagi Masyarakat
|
|
- Ida Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 Fermentasi Lemna sp. Sebagai Bahan Pakan Ikan Untuk Meningkatkan Penyediaan Sumber Protein Hewani Bagi Masyarakat Irfan Zidni 1, Iskandar 2, Yuli Andriani 2, 1 Staf Pengajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Alamat irfan.zidni12@gmail.com 2 Staf Pengajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Alamat nday_iskandar@yahoo.co.id 3 Staf Pengajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Alamat yuliyusep@yahoo.com ABSTRAK Saat ini kontribusi sektor perikanan terhadap ketahanan pangan nasional cukup besar. Bahkan potensi produk perikanan di kawasan Samudra Pasifik akan menjadi alternatif ketahanan pangan dunia. Menurut FAO (2014), produksi perikanan budidaya dunia telah mencapai 66 juta ton, melebihi produksi daging sapi yang hanya 63 juta ton. Faktor yang mendukung produksi budidaya adalah ketersediaan pakan. Penggunaan bahan baku pakan ikan secara impor merupakan masalah besar yang berakibat pada tingginya harga pakan ikan. Hal ini menyebabkan peralihan pemilihan bahan baku pakan dari hewani ke nabati. Lemna (Duckweed) adalah tanaman air yang berpotensi sebagai pakan segar ataupun bahan pakan karena memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Bahan pakan nabati memiliki serat kasar yang tinggi sehingga diperlukan perlakuan fermetasi terhadap Lemna sp agar serat kasar menurun dan protein meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pemberian probiotik terhadap peningkatan nilai gizi Lemna sp. sebagai bahan pakan ikan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2016 di Laboratorium Nutrisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Keempat perlakuan tersebut adalah Perlakuan A 0% (Probiotik/bobot lemna), Perlakuan B (1%), Perlakuan C (3%), dan Perlakuan D (5%). Parameter yang diamati adalah perubahan nilai gizi Lemna sp. sebagai bahan pakan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pemberian probiotik berpengaruh terhadap peningkatan nilai gizi Lemna sp. Pemberian Probiotik sebesar 5% memberikan hasil terbaik terhadap peningkatan nilai gizi Lemna sp. sebesar 18,64% protein kasar. Kata Kunci : Bahan Pakan, Fermentasi, Lemna sp, Probiotik,
2 2 I. PENDAHULUAN Sektor perikanan memiliki arti penting dalam mendukung rantai ketahanan pangan, dimana kebutuhan protein dunia dapat dipenuhi oleh sumber daya perikanan, baik dari perikanan tangkap maupun budidaya (KKP, 2014). Saat ini kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap ketahanan pangan nasional cukup besar. Bahkan potensi produk perikanan di kawasan Samudra Pasifik akan menjadi alternatif ketahanan pangan dunia. Food and Agriculture Organization (FAO) dalam laporannya menyatakan produk perikanan merupakan sumber protein hewani yang universal, tidak menimbulkan penyakit, mencerdaskan dan menyehatkan. Menurut FAO (2014), produksi perikanan budidaya dunia telah mencapai 66 juta ton, melebihi produksi daging sapi yang hanya 63 juta ton. Ini membuktikan bahwa sektor kelautan dan perikanan semakin dapat diandalkan untuk mendukung ketahanan pangan, termasuk Indonesia. Ikan merupakan sumber protein yang sangat potensial dan sangat diperlukan oleh manusia, oleh karena itu produksi perikanan harus ditingkatkan dalam memenuhi kebutuhan protein bagi masyarakat. Salah satu faktor yang diperlukan dalam budidaya perikanan adalah ketersediaan pakan ikan yang melimpah dengan kandungan protein yang tinggi untuk mendukung pertumbuhan ikan. Pakan buatan adalah salah satu faktor penting dalam usaha budidaya ikan intensif karena merupakan biaya variabel terbesar dalam proses produksi yakni 40% 60% (Webster & Liem, 2002). Penggunaan bahan baku pakan ikan secara impor merupakan masalah besar yang berakibat pada tingginya harga pakan ikan. Hal ini menyebabkan peralihan pemilihan bahan baku pakan dari hewani ke nabati dengan memanfaatkan tanaman yang terdapat di alam. Lemna (Duckweed) adalah tanaman air yang berukuran kecil yang mengapung di atas air dan berpotensi sebagai pakan segar ataupun bahan pakan karena memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Bahan pakan nabati memiliki serat kasar yang tinggi sehingga diperlukan perlakuan fermetasi terhadap Lemna sp agar serat kasar menurun dan protein meningkat. Kandungan protein berkisar 10 45% (Landesman et al. 2005, Iqbal 1999), serat 7-14%, karbohidrat 35%, lemak 3-7%, dan kandungan vitamin dan mineral yang cukup tinggi (Iqbal 1999). Tanaman air ini memiliki produktivitas yang tinggi. Dalam kondisi optimal jenis tumbuhan ini dapat menggandakan biomassanya hanya dalam waktu dua hari (Landesman et al. 2005). Leng et al. (1995) menyatakan produksi Lemna sp. dapat mencapai hingga 30 ton berat kering/ha. Kendala utama dalam pemanfaatan bahan nabati termasuk Lemna sp. sebagai bahan baku pakan ikan adalah tingginya kandungan serat kasar dan adanya kandungan zat antinutrisi serta komposisi asam amino yang berbeda dengan bahan baku protein hewani. Kandungan serat kasar yang terdapat dalam Lemna sp adalah sebesar 20,08 % (Andriani, 2016). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan teknologi fermentasi. Probiotik dapat digunakan sebagai suplemen, sehingga dapat meningkatkan kecernaan pakan khususnya pada ikan. Jenis probiotik komersial yang dijual bebas di pasar, umumnya dominan mengandung bakteri Lactobacillus. Salah satu jenis kapang fermentor yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar serat kasar pada Lemna sp. adalah Lactobacillus sp. yang merupakan bakteri yang mampu menghasilkan senyawa selulase yang dapat menghidrolisis selulosa menjadi senyawa yang lebih sederhana (Alexander, 1977). Bakteri ini merupakan salah satu mikroorganisme fermentasi, yang apabila terdapat dalam bahan makanan atau pakan, akan dapat meningkatkan kecernaan pakan dan pertumbuhan ikan membantu salah satu jenis probiotik yang tersedia di pasaran adalah EM-4, probiotik ini mengandung bakteri Lactobacillus sp., Acetobacter sp., Streptomycetes sp., dan Yeast. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis fermentasi Lemna sp. menggunakan probiotik EM-4. terhadap peningkatan nilai Gizi Lemna sp. sebagai bahan pakan ikan.
3 3 II. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2016 di Laboratorium Nutrisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Sedangkan pengujian Proksimat dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Persiapan Bahan Baku Lemna sp yang digunakan berasal dari kolam percobaan Ciparanje Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penelitian tahap ini dilakukan untuk mengetahui dosis probiotik terbaik pada fermentasi yang dapat menurunkan kandungan serat kasar Lemna sp secara maksimum dan meningkatkan nilai gizi. Pada tahap ini perlakuan dosis probiotik yang digunakan pada fermentasi Lemna adalah 0%, 1%, 3%, dan 5%. Gambar 1. Pemanenan Lemna sp. di kolam Gambar 2. Penirisan Lemna sp. Fermentasi Lemna sp. Lemna yang sudah dikultur di media pemeliharaan selanjutnya dipanen dan dicuci bersih untuk dilakukan fermentasi di Laboratorium. Lemna yang sudah bersih kemudian ditiriskan dan dilakukan penimbangan untuk menenetukan probiotik yang diberikan. Lemna yang sudah ditimbang selanjutnya dimasukan ke dalam kantong plastik yang telah ditusuk dengan jarum steril untuk mendapatkan kondisi aerob. Tahap selanjutnya, masukan dosis probiotik sesuai dengan perlakuan kemudian inkubasi pada suhu 34 C selama tujuh hari (Mangunwidjaja et al. 2011). Hasil fermentasi dikeringkan kemudian, dianalisis proksimat sebanyak 5 g - 10 g meliputi kadar protein kasar, serat kasar, lemak kasar, kadar air, kadar abu dan energi bruto untuk mengetahui perubahan kandungan gizi. Gambar 3. Penimbangan Lemna sp. Gambar 4. Pengukuran Dosis Probiotik
4 4 Gambar 5. Fermentasi Lemna Perlakuan Pemberian Dosis Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan III. Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 kali pengulangan. Perlakuan penelitian yang diberikan antara lain : Perlakuan A 0% (Probiotik/bobot lemna), Perlakuan B (1%), Perlakuan C (3%), dan Perlakuan D (5%). Pengaruh setiap perlakuan diuji dengan analisis sidik ragam (uji F) pada selang uji 5%, apabila terdapat perbedaan yang nyata maka Gambar 6. Inkubasi Lemna sp. pengujian dilakukan dengan uji jarak berganda Duncan dan regresi. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji proksimat menunjukkan bahwa penurunan serat kasar dan peningkatan nilai protien terbaik terdapat pada perlakuan 5% probitotik dengan penurunan serat kasar sebesar 7,15% dan peningkatan protein sebesar 5,12. Berikut ini merupakan hasil uji proksimat Lemna sp pada masing-masing perlakuan (Tabel 1). Tabel 1. Kandungan Nutrisi Lemna sp setelah pemberian probiotik No. Elemen Konsentrasi Probiotik 0% 1 % 3 % 5 % A. PROKSIMAT 1. Air 91,32 53,23 41,74 35,16 2. Abu 11,19 23,75 22,15 21,23 3. Protein Kasar 13,22 15,90 15,96 18,34 4. Serat Kasar 20,08 15,53 15,36 12,93 5. Lemak Kasar 2,98 3,90 2,92 2,86 6. Energi Bruto Kalsium (Ca) 0,15 0,33 0,29 0,37 (%) 8. Phosfor (P) (%) 0,075 0,11 0,14 0,19 Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan UNPAD Pembahasan Fermentasi merupakan teknik yang dapat mengubah senyawa kompleks seperti protein, serat kasar, karbohidrat, lemak dan bahan organik lainnya menjadi senyawa yang lebih sederhana. Hasil fermentasi dapat menyebabkan terjadinya perbaikan nilai gizi pada produk dan sifat-sifat bahan dasar seperti meningkatkan kecernaan, menimbulkan rasa dan aroma yang disukai (Supriyati et al. 1998). Penelitian ini melakukan rekayasa bahan baku dengan teknologi sederhana fermentasi menggunakan probiotik EM-4 dengan kandungan bakteri Lactobacillus sp., Acetobacter sp., Streptomycetes sp. dan Yeast.
5 5 Hasil fermentasi Lemna sp menggunakan probiotik EM-4 menunjukkan penurunan serat kasar dan peningkatan protein yang cukup berarti, masing-masing sebesar 12,93% dan 18,34%. Hal tersebut mengacu pada pernyataan Winarno (1997), bahwa enzim yang dihasilkan dalam proses fermentasi bersifat menguntungkan, sehingga dapat memperbaiki nilai nutrisi dan meningkatkan pertumbuhan serta daya cerna nutrisi pakan. Kandungan protein kasar pada Lemna sp setelah difermentasi probiotik 5% yaitu sebesar 18,34% sehingga Lemna sp mampu dijadikan sebagai bahan penyusun pakan sumber protein nabati. Protein dalam jumlah yang optimal dapat dijadikan sebagai sumber energi utama, untuk perbaikan jaringan yang rusak, dan untuk pertumbuhan sehingga kandungan protein sangat dibutuhkan dalam pakan. Selain itu kenaikan protein bersumber dari biomassa kapang yang semakin bertambah dan merupakan single cell protein (SCP). Penurunan serat kasar disebabkan oleh perombakan zat-zat kompleks dalam daun menjadi senyawa yang lebih sederhana yang dilakukan oleh bakteri Lactobacillus sp., Acetobacter sp., Streptomycetes sp., dan Yeast. Peningkatan kadar abu sebesar 12,56% (dari 11,19% menjadi 23,75%) yang terjadi pada Lemna setelah fermentasi diduga karena proses fermentasi yang dilakukan, meningkatkan ketersediaan mineral pada substrat. Sisi lain dapat pula dikarenakan, terjadinya penurunan bahan organik selama fermentasi yang meliputi serat kasar, lemak kasar dan BETN (Tabel 1). Kadar abu pada pakan menunjukan indikator besarnya kandungan untuk mineral yang terdapat dalam pakan (Dani et al. 2005). Penurunan kadar lemak kasar sebesar dari 2,98% menjadi 2,86%, dikarenakan adanya enzim lipase yang dihasilkan oleh bakteri pada probiotik saat proses fermentasi pada substrat yang merombak lemak untuk digunakan sebagai energi pertumbuhan kapang. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Kusumaningrum et al. (2012) yaitu terjadi penurunan kadar lemak kasar pada ransum hasil fermentasi dikarenakan, substrat yang digunakan mengandung glukosa sehingga dapat memacu pertumbuhan biomasa kapang yang mengakibatkan produksi enzim lipase juga semakin banyak untuk merombak lemak kasar. Pakan yang banyak mengandung lemak tidak baik bagi kesehatan ikan karena akan lebih mudah teroksidasi dan menghasilkan bau yang tidak enak (Mahyuddin 2008). Teknologi rekayasa bahan baku pakan melalui proses fermentasi merupakan salah satu cara dalam mendukung ketahanan pangan perikanan. Dalam hal ini lemna sebagai sumber protein berkontribusi dalam menjaga ketersediaan pakan untuk mendukung kegiatan budidaya perikanan. Lemna segar sebagai sumber pakan yang berasal dari alam sangat cocok dijadikan pakan untuk ikan herbivora. Ikan herbivora adalah ikan yang memakan tumbuh-tumbuhan (nabati). Ikan herbivora pada pada umumnya mudah menerima makanan tambahan maupun pakan buatan. Beberapa contoh ikan herbivora yaitu ikan nila, ikan grass carp, ikan bandeng, ikan nilem dan ikan tawes (Asriyana dan Yuliana 2012). Gambar 7. Aplikasi Lemna sp sebagai pakan ikan
6 6 IV. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi menggunakan probiotik EM-4 selama tujuh hari dengan dosis 5% dapat meningkatkan kualitas nutrisi Lemna sp. berupa penurunan serat kasar dari 20,08% menjadi 12,93 dan peningkatan kandungan protein dari 13,22% menjadi 18,34%. Lemna sp. dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku pakan ikan atau langsung digunakan sebagai pakan segar untuk ikan herbivora. DAFTAR PUSTAKA Alexander M Introduction to Soil Microbiology, 2nd edition. New York, USA: John Willey and Sons. Asriyana dan Yuliana Produktivitas Perairan. Bumi Askara : Jakarta. Dani, N. P., A. Budiharjo dan S. Listyawati Komposisi Pakan Buatan untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kandungan Protein Ikan Tawes (Puntius javanicus Blkr.). BioSmart, 7 (2): Mangunwidjaja, D., T. E. Sukmaratri dan C. Setiyarto Peningkatan Kadar Protein Kasar Ampas Kulit Nanas Melalui Fermentasi Media Padat. Laporan Penelitian IPB. Bogor. 12 hlm. Supriyati, T. Pasaribu, H. Hamid dan A. P. Sinurat Fermentasi Bungkil Inti Sawit Secara Substrat Padat dengan Menggunakan Aspergillus niger. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, 3 (3): Webster, C. D., Liem Nutrient Requirements and Feeding of Finfish for Aquaculture. Aquaculture Research Center, Kentucky State University. CABI. New York. 418 p. Winarno, F. G Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 253 hlm. Food and Agriculture Organization (FAO). Statistic of fisheries and marine science. Kementrian Kelautan dan Perikanan Data Statistik Perikanan Budidaya. Dirjen Perikanan Budidaya. Kusumaningrum, M., C. I. Sutrisno dan B.W.H. E. Prasetiyono Kualitas Kimia Ransum Sapi Potong Berbasis Limbah Pertanian dan Hasil Samping Pertanian yang difermentasi dengan Aspergillus niger. Animal Agriculture Journal, 1(2): Landesman, L, N. C. Parker, C. B. Fedler, and M. Konikof Modeling duckweed growth in wastewater treatment systems. Livestock Research for Rural Development, 17 (6) Mahyuddin, K Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya, Jakarta.171 hlm.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Kandungan (%) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produk Fermentasi Fermentasi merupakan teknik yang dapat mengubah senyawa kompleks seperti protein, serat kasar, karbohidrat, lemak dan bahan organik lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kegiatan pemeliharaan ikan, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah pemberian pakan. Pakan merupakan faktor penting dalam usaha budidaya ikan intensif dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Selama fermentasi berlangsung terjadi perubahan terhadap komposisi kimia substrat yaitu asam amino, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral, selain itu juga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ayam broiler merupakan salah satu ternak yang penting dalam memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Ransum merupakan faktor yang penting dalam peningkatan produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan budidaya air tawar di Indonesia memiliki prospek yang cerah, terutama setelah terjadinya penurunan produksi perikanan tangkap. Permintaan produk akuakultur
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Perubahan kandungan nutrisi daun mata lele Azolla sp. sebelum dan sesudah fermentasi dapat disajikan pada Gambar 1. Gambar1 Kandungan nutrisi daun mata lele Azolla
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong. Pemanfaatan limbah industri gula tebu sebagai pakan alternatif merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan pakan yang cukup, berkualitas, dan berkesinambungan sangat menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan akan meningkat seiring
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan. Oleh karena
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah
TINJAUAN PUSTAKA Ampas Sagu Pemanfaatan limbah sebagai bahan pakan ternak merupakan alternatif dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah mempunyai proporsi pemanfaatan yang besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan gurame (Osphronemus goramy Lac.) merupakan ikan air tawar yang memiliki gizi tinggi dan nilai ekonomis penting. Ikan gurame juga banyak digemari oleh masyarakat
Lebih terperinciKAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG
KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG (Study on Molasses as Additive at Organoleptic and Nutrition Quality of Banana Shell Silage) S. Sumarsih,
Lebih terperinciPengaruh Dosis Inokulum dan Lama Fermentasi Buah Ketapang (Ficus lyrata) oleh Aspergillus niger terhadap Bahan Kering, Serat Kasar, dan Energi Bruto
Pengaruh Dosis Inokulum dan Lama Fermentasi Buah Ketapang (Ficus lyrata) oleh Aspergillus niger terhadap Bahan Kering, Serat Kasar, dan Energi Bruto AZI MINGGUSTI LUNAR 1, HERY SUPRATMAN 2, dan ABUN 3
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu sumber pangan yang bergizi. Selain sebagai sumber protein juga sebagai sumber asam lemak esensial yang menunjang perbaikan kualitas sumberdaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu utama yang mempengaruhi produksi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakan merupakan salah satu faktor penentu utama yang mempengaruhi produksi ternak ruminansia. Pakan ruminansia sebagian besar berupa hijauan, namun persediaan hijauan semakin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan, lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan, oleh karena itu penyediaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayam broiler mempunyai potensi yang besar dalam memberikan sumbangan terhadap pemenuhan kebutuhan konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia, karena sifat proses produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan unggas di Indonesia saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada tahun 2012 menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan pakan, yang mana ketersedian pakan khususnya untuk unggas harganya dipasaran sering
Lebih terperinciPemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)
Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas) PENDAHULUAN Sebagaimana kita ketahui, di negara Indonesia banyak ditumbuhi pohon nanas yang tersebar di berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lele (Clarias sp.) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersil oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Rasa dagingnya
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS DAN LAMA FERMENTASI BUAH KETAPANG (Ficus lyrata) OLEH Bacillus licheniformis TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR
PENGARUH DOSIS DAN LAMA FERMENTASI BUAH KETAPANG (Ficus lyrata) OLEH Bacillus licheniformis TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR AANG. R 1, ABUN 2, dan TJITJAH. A 3 Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciPENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan menjadi salah satu faktor penentu dalam usaha peternakan, baik terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan tercapai bila mendapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. seluas seluas hektar dan perairan kolam seluas hektar (Cahyono,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki perairan tawar yang sangat luas dan potensial besar untuk usaha budidaya yang meliputi perairan umum seluas 141.690 hektar, sawah seluas seluas 88.500
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pakan sangat penting bagi kesuksesan peternakan unggas karena dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pakan sangat penting bagi kesuksesan peternakan unggas karena dalam budidaya ternak unggas secara intensif biaya pakan menduduki urutan pertama yaitu mencapai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peningkatan ketersediaan bahan pakan. Bahan-bahan pakan konvensional yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah populasi dan produksi unggas perlu diimbangi dengan peningkatan ketersediaan bahan pakan. Bahan-bahan pakan konvensional yang selalu ada di dalam ransum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dijumpai didaerah Indonesia terutama di daerah Sumatera Barat. Produksi kakao
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kakao merupakan salah satu tanaman yang paling banyak dijumpai didaerah Indonesia terutama di daerah Sumatera Barat. Produksi kakao didaerah Sumatera Barat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat menunjang kegiatan usaha budidaya perikanan, sehingga pakan yang tersedia harus memadai dan memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ayam kampung merupakan salah satu jenis unggas lokal yang berpotensi sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh masyarakat terutama yang bertempat
Lebih terperinciPengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol. 4, No. 2, Desember 2015, pp. 41-47 ISSN 2303 1093 Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower F.N.L. Lubis 1*, S. Sandi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ikan merupakan salah satu hewan yang banyak dibudidayakan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hewan yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia karena memiliki potensi keuntungan yang menjanjikan. Seiring dengan meningkatnya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perubahan Kualitas Gizi Kulit Kopi Keterbatasan pemanfaatan bahan baku yang berasal dari limbah agroindustri yaitu keberadaan serat kasar yang tinggi dan zat anti nutrisi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produktivitas ternak dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah pakan. Davendra, (1993) mengungkapkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan berat badan maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pakan merupakan faktor utama penentu keberhasilan usaha peternakan, karena sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan biaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hasil produksi pengembangan ayam broiler akan semakin tinggi.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan di Indonesia dewasa ini sudah berkembang sangat pesat, seiring dengan kesadaran dari masyarakat akan pentingnya kebutuhan gizi terutama protein yang berasal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pakan ternak. Produksi limbah perkebunan berlimpah, harganya murah, serta tidak
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya harga pakan untuk unggas merupakan masalah yang sering dihadapi peternak saat ini. Tidak sedikit peternak yang gulung tikar dikarenakan tidak mampu
Lebih terperinciSUHU FERMENTOR TERHADAP NILAI GIZI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PRODUK FERMENTASI BUNGKIL KELAPA SAWIT
PENGARUH TAKARAN INOKULUM (Trichoderma viridae) DAN SUHU FERMENTOR TERHADAP NILAI GIZI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PRODUK FERMENTASI BUNGKIL KELAPA SAWIT Tjitjah Aisjah Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan hewan ternak perah lainnya. Keunggulan yang dimiliki sapi perah tersebut membuat banyak pengusaha-pengusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang gurih. Selain itu ikan lele dumbo
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ransum merupakan campuran bahan pakan yang disusun untuk memenuhi kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting dalam pemeliharaan ternak,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas maupun kontinuitasnya merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan usaha peternakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak puyuh mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan baik sebagai penghasil telur maupun penghasil daging. Menurut Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012)
Lebih terperinciTingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laju Pertumbuhan Harian Berdasarkan hasil pengamatan terhadap benih Lele Sangkuriang selama 42 hari masa pemeliharaan diketahui bahwa tingkat penggunaan limbah ikan tongkol
Lebih terperinciJURNAL. THE EFFECT OF GIVEN SKIN SEED IN GREEN BEANS ON GROWTH RATE OF CATFISH (Clarias sp)
JURNAL PENGARUH PEMBERIAN KULIT KECAMBAH KACANG HIJAU PADA PAKAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp) THE EFFECT OF GIVEN SKIN SEED IN GREEN BEANS ON GROWTH RATE OF CATFISH (Clarias sp) Oleh:
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha peternakan pakan selalu menjadi permasalahan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan usaha peternakan pakan selalu menjadi permasalahan utama yang dialami oleh peternak. Hal tersebut dikarenakan harga pakan yang cukup mahal yang disebabkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protein hewani merupakan zat makanan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat makanan yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pakan adalah campuran berbagai macam bahan organik dan anorganik yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan,
Lebih terperinciPENGARUH LAMA FERMENTASI KULIT PISANG KEPOK. (Musa paradisiaca normalis) TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN, LEMAK, DAN KARBOHIDRAT ARTIKEL SKRIPSI
PENGARUH LAMA FERMENTASI KULIT PISANG KEPOK (Musa paradisiaca normalis) TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN, LEMAK, DAN KARBOHIDRAT ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume II No 2 Februari 2014 ISSN: 2302-3600 PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi tanaman singkong di Indonesia sangat tinggi, menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia mencapai 24.044.025 ton
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan produksi protein hewani untuk masyarakat Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh peningkatan penduduk, maupun tingkat kesejahteraan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peternak Indonesia pada umumnya sering mengalami permasalahan kekurangan atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai pakan
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan NDF. dengan konsumsi (Parakkasi,1999). Rataan nilai kecernaan NDF pada domba
33 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan NDF NDF adalah bagian dari serat kasar yang biasanya berhubungan erat dengan konsumsi (Parakkasi,1999). Rataan nilai kecernaan NDF pada
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. kelapa sawit terbesar di dunia. Luas perkebunan sawit di Indonesia dari tahun ke
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bungkil inti sawit (BIS) merupakan salah satu hasil samping agroindustri dari pembuatan minyak inti sawit. Perkebunan sawit berkembang pesat di Asia Tenggara, termasuk
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil analisis proksimat bahan uji sebelum dan sesudah diinkubasi disajikan pada Tabel 2. Hasil analisis proksimat pakan uji ditunjukkan pada Tabel 3. Sementara kecernaan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN Lemna sp. SEBAGAI PAKAN DALAM BUDIDAYA IKAN NILEM ORGANIK
PENGARUH PEMBERIAN Lemna sp. SEBAGAI PAKAN DALAM BUDIDAYA IKAN NILEM ORGANIK Novel Firdaus, Iskandar, dan Herman Hamdani Universitas Padjadjaran Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan
TINJAUAN PUSTAKA Sumberdaya Pakan Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup, berproduksi, dan berkembang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Bahan dan Alat
36 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu mulai 8 Maret sampai 21 Agustus 2007 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal)
PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal) OLEH: DWI SEPTIANI PUTRI L221 07 004 Pembimbing Utama Pembimbing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan merupakan komoditas penting dalam bisnis ikan air tawar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pemanfaatan gulma tanaman pangan sebagai pakan ternak. peternakan. Gulma tanaman pangan mempunyai potensi untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Optimalisasi pemanfaatan gulma tanaman pangan sebagai pakan ternak merupakan suatu cara untuk menekan biaya produksi dalam pengembangan usaha peternakan. Gulma tanaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti daging, telur dan susu, semakin meningkat seiring meningkatnya pengetahuan dan pendapatan.
Lebih terperinciFERMENTASI LIMBAH KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN Aspergillus niger TERHADAP KANDUNGAN BAHAN KERING DAN ABU
FERMENTASI LIMBAH KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN Aspergillus niger TERHADAP KANDUNGAN BAHAN KERING DAN ABU Syarifah Merdekawani dan Ariani Kasmiran Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Nutrien dan Asam Fitat Pakan Pakan yang diberikan kepada ternak tidak hanya mengandung komponen nutrien yang dibutuhkan ternak, tetapi juga mengandung senyawa antinutrisi.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering
30 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering Kecernaan adalah banyaknya zat makanan yang tidak dieksresikan di dalam feses. Bahan pakan dikatakan berkualitas apabila
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Ransum Berdasarkan hasil analisa proksimat, kandungan zat makanan ransum perlakuan disajikan pada Tabel 10. Terdapat adanya keragaman kandungan nutrien protein, abu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Onggok Kering Terfermentasi Probiotik dalam Ransum Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan Ayam
Lebih terperinciAfriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**
PENGARUH PENAMBAHAN KIJING TAIWAN (Anadonta woodiana, Lea) DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar yang terus meningkat. Menurut Trubus (2012), permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada abad ke 21 perkembangan masyarakat di dunia menunjukkan adanya perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad ke 21 perkembangan masyarakat di dunia menunjukkan adanya perubahan perilaku dan gaya hidup serta pola konsumsi ke produk perikanan. Adanya keterbatasan kemampuan
Lebih terperinciKOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Salah satu jenis pakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL. Pertumbuhan. Perlakuan A (0%) B (5%) C (10%) D (15%) E (20%) gurame. Pertambahan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pertumbuhan Bobot Mutlak dan Laju Pertumbuhan Bobot Harian Pertumbuhan adalah perubahan bentuk akibat pertambahan panjang, berat, dan volume dalam periode tertentu (Effendi
Lebih terperinciBAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Rataan hasil penelitian pengaruh pemberian bakteri asam laktat dalam air minum terhadap konsumsi air minum dan ransum dan rataan pengaruh pemberian bakteri asam laktat dalam
Lebih terperinciPEMBUATAN BIOPLUS DARI ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si
PEMBUATAN BIOPLUS DARI ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isi rumen merupakan limbah rumah potong hewan ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba) yang masih belum optimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya. ayam sebagai salah satu sumber protein hewani.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2010 berdasarkan sensus penduduk 2010 tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya (BPS, 2010). Peningkatan
Lebih terperinciGambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laju Pertumbuhan Harian Laju Pertumbuhan adalah perubahan bentuk akibat pertambahan panjang, berat, dan volume dalam periode tertentu (Effendi, 1997). Berdasarkan hasil
Lebih terperinciPENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia, dikarenakan kebutuhan akan susu domestik dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Nutrien Biskuit Rumput Lapang dan Daun Jagung Komposisi nutrien diperlukan untuk mengetahui kandungan zat makanan yang terkandung di dalam biskuit daun jagung dan rumput
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Salah satu jenis ternak pengahasil daging dan susu yang dapat dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing adalah
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. pertanian atau sisa hasil pertanian yang bernilai gizi rendah sebagai bahan pakan
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan utama makanan ternak ruminansia adalah hijauan pada umumnya, yang terdiri dari rumput dan leguminosa yang mana pada saat sekarang ketersediaannya mulai terbatas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk memulihkan dan memperbaiki jaringan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN.. Kulit pisangmerupakan limbah dari industri pengolahan pisang yang belum
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Kulit pisangmerupakan limbah dari industri pengolahan pisang yang belum banyak diminati masyarakat untuk dijadikan sebagai pakan alternatif. Produksi pisang di Sumatera
Lebih terperinciMairizal 1. Intisari. Kata Kunci : Fermentasi, Kulit Ari Biji Kedelai, Aspergillus Niger, Ayam Pedaging.
Pengaruh Pemberian Kulit Ari Biji Kedelai Hasil Fermentasi dengan Aspergillus niger sebagai Pengganti Jagung dan Bungkil Kedelai dalam Ransum terhadap Retensi Bahan Kering, Bahan Organik dan Serat Mairizal
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang tinggi, serta memiliki wilayah kepulauan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam broiler adalah bahan pangan sumber protein hewani yang berkualitas tinggi karena mengandung asam amino esensial yang lengkap, lemak, vitamin, dan mineral serta
Lebih terperinciPengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif. Oleh : Sri Purwanti *)
Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif Oleh : Sri Purwanti *) Pendahuluan Pangan produk peternakan terutama daging, telur dan susu merupakan komoditas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahu merupakan salah satu makanan yang digemari dan mudah dijumpai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahu merupakan salah satu makanan yang digemari dan mudah dijumpai di Indonesia selain tempe. Tahu juga sering dijadikan sebagai lauk-pauk karena rasanya yang enak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekatul tidak banyak dikenal di masyarakat perkotaan, khususnya anak muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari beras yang terlepas saat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHSAN. 4.1 Pengaruh Tingkat Peggunaan Probiotik terhadap ph
IV HASIL DAN PEMBAHSAN 4.1 Pengaruh Tingkat Peggunaan Probiotik terhadap ph Derajat keasaman (ph) merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan pada saat proses fermentasi. ph produk fermentasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai 60%-80% dari biaya produksi (Rasyaf, 2003). Tinggi rendahnya
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Dalam membangun suatu usaha peternakan terdapat tiga manajemen penting agar usaha tersebut berhasil yaitu manajemen bibit, manajemen tatalaksana dan manajemen pakan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan lele Masamo (Clarias sp.) merupakan salah satu ikan yang saat ini
I. PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Masalah Ikan lele Masamo (Clarias sp.) merupakan salah satu ikan yang saat ini banyak dibudidayakan, karena ikan ini dapat tumbuh dalam sistem yang terkontrol, resisten
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG BUAH MENGKUDU (Morinda Citrifolia L.) DALAM RANSUM TERHADAP RETENSI KALSIUM DAN FOSFOR PADA PUYUH PETELUR (Coturnix Coturnix Japonica) Trisno Marojahan Aruan*, Handi Burhanuddin,
Lebih terperinciFERMENTASI KULIT KAKAO (Theobroma cacao ) SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume III No 2 Februari 2015 ISSN: 2302-3600 FERMENTASI KULIT KAKAO (Theobroma cacao ) SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus)
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data rata-rata parameter uji hasil penelitian, yaitu laju pertumbuhan spesifik (LPS), efisiensi pemberian pakan (EP), jumlah konsumsi pakan (JKP), retensi protein
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pemecahan masalah biaya tinggi pada industri peternakan. Kelayakan limbah pertanian
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak merupakan salah satu cara pemecahan masalah biaya tinggi pada industri peternakan. Kelayakan limbah pertanian dijadikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan sumber protein dan mineral yang baik, dengan kandungan kalium,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu spesies jamur yang dapat dikonsumsi. Selain rasanya yang lezat, ternyata jamur merang juga merupakan sumber protein dan mineral yang
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. digemari masyarakat Indonesia dan luar negeri. Rasa daging yang enak dan
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan nila merah Oreochromis niloticus merupakan ikan konsumsi yang digemari masyarakat Indonesia dan luar negeri. Rasa daging yang enak dan pertumbuhan yang relatif cepat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dengan lingkungan maupun kultur masyarakat Indonesia. Beberapa kelebihan. banyak mengkonsumsi jenis pakan hijauan.
TINJAUAN PUSTAKA Ternak Domba dan Potensinya Ternak domba menyebar rata diseluruh wilayah Nusantara. Hal ini menunjukkan bahwa domba mempunyai potensi cepat menyesuaikan diri baik dengan lingkungan maupun
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume II No 1 Oktober 2013 ISSN: 2302-3600 PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia. Buah nenas merupakan produk terpenting kedua setelah pisang. Produksi nenas mencapai 20%
Lebih terperinci